Tanda Vital

8
I. DESKRIPSI MODUL Latar Belakang Tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran tentang keadaan umum pasien. Memeriksa tanda-tanda vital meliputi pengukuran suhu aksiler, nadi, tekanan darah, dan frekuensi nafas merupakan ketrampilan klinik yang wajib dimiliki oleh setiap dokter untuk menentukan kondisi pasien, dan harus dilakukan setiapkali memeriksa pasien. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan : 1. Pengukuran suhu aksiler 2. Pengukuran nadi 3. Pengukuran tekanan darah 4. Pengukuran frekuensi nafas Metoda Pembelajaran - Video session - Demonstrasi dengan model anatomik - Berlatih mandiri dengan sesama teman Alat Bantu - Sphygmomanometer air raksa 5 buah - Sphygmomanometer anaeroid 5 buah - Manset dewasa normal 5 buah - Manset dewasa gemuk 5 buah - Termometer air raksa 5 buah - Stopwatch atau arloji - Stetoskop 5 buah - Audio visual 1 set Waktu 5 menit Daftar Instruktur - dr. BP Putra Suryana, SpPD-KR - dr. Supriono, SpPD - dr. Wisnubroto, SpBOnk - dr. Djoko Heri, SpPD Evaluasi Check list Referensi TANDA-TANDA VITAL II.1.2.

description

tanda vitaal pemfiss

Transcript of Tanda Vital

I. DESKRIPSI MODUL

Latar BelakangTanda-tanda vital dapat memberikan gambaran tentang keadaan umum pasien. Memeriksa tanda-tanda vital meliputi pengukuran suhu aksiler, nadi, tekanan darah, dan frekuensi nafas merupakan ketrampilan klinik yang wajib dimiliki oleh setiap dokter untuk menentukan kondisi pasien, dan harus dilakukan setiapkali memeriksa pasien.

Tujuan PembelajaranSetelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan :

1. Pengukuran suhu aksiler2. Pengukuran nadi3. Pengukuran tekanan darah4. Pengukuran frekuensi nafas

Metoda Pembelajaran- Video session

- Demonstrasi dengan model anatomik

- Berlatih mandiri dengan sesama teman

Alat Bantu- Sphygmomanometer air raksa 5 buah

- Sphygmomanometer anaeroid 5 buah

- Manset dewasa normal 5 buah

- Manset dewasa gemuk 5 buah- Termometer air raksa 5 buah

- Stopwatch atau arloji

- Stetoskop 5 buah

- Audio visual 1 set

Waktu5 menit

Daftar Instruktur

- dr. BP Putra Suryana, SpPD-KR

- dr. Supriono, SpPD

- dr. Wisnubroto, SpBOnk

- dr. Djoko Heri, SpPD

EvaluasiCheck list

Referensi

II. PROSEDUR

II.1.2.1. Pengukuran Suhu Aksiler

Latar belakang

Pendahuluan

Posisi pasien & persiapanPasien dalam posisi berbaring atau duduk dengan nyaman, dan diminta membuka pakaian di daerah ketiak kiri.

Pencegahan infeksiPemeriksa mencuci tangan dan membersihkan termometer.

Prosedur teknikKibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5C, kemudian ujung termometer yang berisi air raksa ditempatkan pada apex fossa axilaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal. Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan.

PencatatanCatat hasil pengukuran suhu dengan skala Celcius (0C).

II.1.2.2. Pengukuran Nadi

Latar belakang

Pendahuluan

Posisi pasien & persiapanPasien dalam keadaan duduk atau berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian.

Pencegahan infeksiPemeriksa mencuci tangan.

Prosedur teknikLakukan perabaan pada arteri radialis dengan menggunakan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis), kemudian hitunglah frekuensi denyut nadi minimal 15 detik.

PencatatanCatat hasil frekuensi nadi selama satu menit.

II.1.2.3. Pengukuran Tekanan Darah

Latar belakangMengukur tekanan darah merupakan ketrampilan klinik yang wajib dimiliki oleh setiap dokter oleh karena tekanan darah merupakan salah satu tanda vital dan harus dilakukan setiapkali memeriksa pasien. Ada 2 parameter yang diukur, yaitu Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah Diastolik (TDD). TDS ialah tekanan darah yang diperoleh ketika ventrikel jantung berkontraksi memompa darah secara aktif; sedangkan TDD ialah tekanan darah yang diperoleh ketika otot-otot ventrikel jantung relaksasi dan terisi darah lagi.

Pada umumnya Tekanan Darah diukur dengan menggunakan shygmomanometer air raksa. Walau demikian harus diingat bahwa alat tersebut terakhir akurasinya akan berkurang dengan perjalanan waktu, sehingga perlu dilakukan kalibrasi secara regular.

Pendahuluan Dokter yang akan melakukan pengukuran tekanan darah harus menjelaskan kepada pasien tentang prosedur pengukuran tekanan darah serta kegunaannya. Penting disampaikan bahwa pasien akan tidak nyaman saat dilakukan pemompaan cuff dan mungkin akan terasa agak sakit pada lengan yang diukur tekanan darahnya. Idealnya pasien sudah istirahat lebih kurang 5 menit, dan tidak minum kopi, makan, merokok, exercise 30 menit sebelumnya. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah cuci tangan lebih dahulu sebelum mengukur tekanan darah.

Posisi pasien & PersiapanPasien dalam posisi duduk atau supine dengan posisi lengan terletak setinggi jantung. Pastikan pasien tidak memakai baju yang ketat yang mungkin dapat menekan pembuluh darah lengan.

Palpasi nadi pada A. brachialisPalpasi nadi A. brachialis pada fossa antecubiti. Biasanya ada di bagian medial. Cari yang pulsasinya paling kuat.

Memasang mansetPilih manset dengan cuff yang cocok untuk pasien, yaitu yang panjangnya lebih kurang melingkupi 80% lingkar lengan atas. Pasang manset yg sesuai lengan pasien tadi, dengan bagian yang ada tanda / gambar arteri tepat berada diatas A. brachialis dan tepi bagian bawahnya ( 2 cm dari fossa antecubiti. Pemasangan tidak boleh terlalu longgar atau terlalu ketat.

Jika memakai sphygmomanometer mercuri, pastikan posisi manometer terletak setinggi mata pemeriksa.

Estimasi Tekanan Darah SistolikPemeriksa tekanan darah harus selalu melakukan estimasi TDS. Untuk melakukannya, lakukan palpasi A. radialis pasien dengan dua atau tiga jari tengah, kemudian pompa kantung udara sambil jari pemeriksa meraba A. radialis sampai nadi tidak teraba. Catat pada tekanan berapa nadi tersebut tidak teraba lagi (sebagai perkiraan TDS) kemudian naikkan 20 mmHg. Kempeskan kantung udara perlahan-lahan, dengan jari pemeriksa tetap meraba A. radialis. Sekali lagi catat pada tekanan berapa nadi tersebut mulai teraba lagi (sebagai konfirmasi perkiraan TDS). Kempeskan kantung udara sampai sempurna.

Mengukur TDS dan TDDUkur tekanan darah secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop tepat diatas A. brachialis. Pompa kantung udara sampai batas 20 mmHg diatas perkiraan TDS (tekanan dimana nadi sudah tidak teraba tadi).

Kempeskan kantung udara secara perlahan-lahan (2 mmHg/denyut nadi), dan dengarkan suara nadi yang timbul (Korotkoff 1-5)Jika masih ragu-ragu dapat dilakukan pengukuran tekanan darah seperti tersebut diatas sekali lagi, lalu diambil reratanya.

PenutupLepas manset dan ucapkan terima kasih kepada pasien

PencatatanCatat hasil pengukuran tekanan darah yang telah dilakukan tadi dengan pembulatan mendekati 5 mmHg (Alat elektronik/ digital, bisa pembulatan mendekati 2 mmHg).

Cara mencatat : Tgl. 13 Agustus 2007 Nama Pasien : Tn. H, 50 Tahun Tekanan Darah: 125/80 mmHg posisi duduk

II.1.2.4. Pengukuran Frekuensi Nafas

Latar belakang

Pendahuluan

III. CHECK LIST

Nama:

NIM:

Kelompok:

Tanggal:

JENIS KEGIATANPenilaian

IIIIII

Pengukuran suhu

1.Mencuci tangan

2.Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5C

3.Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa axilaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal

4.Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian lakukan pembacaan

Pengukuran nadi

1.Mencuci tangan

2.Meletakkan lengan yang akan diperiksa dengan keadaan rileks

3.Menggunakan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) untuk meraba a. Radialis

4.Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik

5.Melaporkan hasil frekuensi nadi minimal satu menit

Pengukuran tekanan darah

1.Mencuci tangan

2.Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien

3.Memberikan penjelasan tentang pemeriksaan ini

4.Menempatkan pasien dalam keadaan duduk, berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian

5.Menempatkan tensimeter setinggi jantung, membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa, dan meletakkan manometer secara vertikal

6.Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka

7.Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2cm di atas siku) dan sejajar jantung (tidak terhalang pakaian)

8.Dapat meraba palpasi a.brachialis di fossa cubiti sebelah medial

9.Dengan tiga jari meraba a. Brachialis dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi dan melaporkan hasilnya

10.Menurunkan tekanan manset secara perlahan-lahan sampai pulsasi arteria teraba kembali dan melaoprkan hasilnya sebagai tekanan sistolik palpatoir

11.Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat peraba pulsasi

12.Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir

13.Mendengarkan melalui stetoskop sambil menurunkan perlahan-lahan /3mmHg perdetik dan melaporkan saat terdengar bising pertama sebagai tekanan sistolik

14.Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar suara bising lagi, sebagai tekanan disatolik

15.Melaoprkan hasil tekanan sistolik dan diastolik

16.Melepaskan manset dan mengembalikan pada tempatnya

Pengukuran frekuensi nafas

1.Meletakkan pasien dalam posisi berbaring atau duduk dengan tenang dan dibuka bajunya di bagian dada

2.Menghitung fekuensi gerakan pernafasan dengan inspeksi atau palpasi, atau suara nafas inspirasi dengan stetoskop selama 1 menit

3.Melaporkan hasil frekuensi nafas selama 1 menit

Keterangan penilaian :

= dikerjakan dengan benar/sesuai urutan prosedur

X = dikerjakan tetapi kurang benar/tidak sesuai urutan prosedur

- = tidak dikerjakan

II.1.2.

TANDA-TANDA VITAL

II.1.2

KETRAMPILAN

PEMERIKSAAN TANDA VITAL