Tanda Tanda Vital

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Teori Tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi teknik dasar (Patricia, 2005). Pengukuran tanda-tanda vital dilakukan untuk melakukan suatu pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar dari tubuh. Tanda-tanda vital utama terdiri dari lima tanda utama, yaitu Tekanan Darah, Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), Pernafasan (kecepatan, kedalaman, dan irama), Suhu Tubuh, dan Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB). 1. Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah dan kelenturan dinding arteri. Tekanan darah mempunyai dua komponen: sitolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik menggambarkan tekanan maksimum pada arteri ketika kontraksi ventrikel kiri (atau sistol), dan 1

description

sistem tubuh 2

Transcript of Tanda Tanda Vital

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Dasar TeoriTanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi teknik dasar (Patricia, 2005). Pengukuran tanda-tanda vital dilakukan untuk melakukan suatu pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar dari tubuh. Tanda-tanda vital utama terdiri dari lima tanda utama, yaitu Tekanan Darah, Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), Pernafasan (kecepatan, kedalaman, dan irama), Suhu Tubuh, dan Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB).

1. Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah dan kelenturan dinding arteri.

Tekanan darah mempunyai dua komponen: sitolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik menggambarkan tekanan maksimum pada arteri ketika kontraksi ventrikel kiri (atau sistol), dan diatur oleh volume stroke (atau volume darah yang dipompa keluar pada setiap denyut janutng). Tekanan darah diastolik adalah tekanan saat istirahat yaitu tekanan dari darah antar kontraksi ventrikel. Cara pengukuran tekanan darah ada dua, yaitu :

a. Cara langsung

Merupakan cara pengukuran paling tepat untuk menentukan tekanan darah dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer.

b. Cara Tak Langsung

Menggunakan alat tensimeter, yang terdiri dari manset hawa, pompa karet, skrup, klep, dan manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid (manometer tertutp). Selain dengan manometer, bisa juga dilakukan pengukuran dengan tensimeter digital.

Teknik pengukuran dengan manometer ada dua cara, yaitu :

Palpasi yang mengukur tekanan sistolik tanpa menggunakan stetoskop

Auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan stetoskop.

2. Pengukuran Denyut Nadi

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri saat darah dipompa keluar jantung. Denyut nadi juga dikatakan sebagai jumlah kontraksi jantung per menit. Pemeriksaan denyut nadi meliputi irama dan kekuatan kontraksinya. Denyut nadi pada dewasa muda normal adalah 60-100 kali permenit.Lokasi untuk merasakan denyut nadi adalah :

1. Carotid : dibagian medial leher, dibawah angulus mandibularis, hindari pemeriksaan dua sisi sekaligus pada waktu bersamaan.

2. Brakial : diatas siku dan medial dari tendo bisep.

3. Radial : bagian distal dan ventral dari pergelangan tangan.

4. Femoral : disebelah inferomedial ligamentum inguinalis.

5. Popliteal : dibelakang lutut, sedikit ke lateral dari garis tengah.

6. Tibia posterior : dibelakang dan sedikit ke arah inferior dari malleolus medialis.

7. Pedis dorsalis : lateral dari tendon m. extensor halluces longus.

Hal yang dinilai saat pemeriksaan denyut nadi adalah kecepatan, irama, dan volume nadi. Pengukuran denyut nadi yang paling tepat adalah di A. Karotis atau A. Brachialis karena lebih dekat dengan aorta. Denyut nadi dapat meningkat saat berolahraga, sakit, trauma, dan emosi. Kecepatan denyut nadi dalam keadaan sehat dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, usia, dan emosi.

3. Pengukuran Frekuensi NafasFrekuensi nafas adalah jumlah pernafasan per menit. Selain frekuensi nafas, pada pemeriksaan pernafasan perlu juga dipertikan pola pernafasan (dada, perut, mulut, hidung), usaha nafas, penggunaan otot-otot tambahan, dan volume nafas (pendek, panjang). Pengukuran dilakukan ketika dalam keadaan istirahat dengan menhitung berapa kali jumlah dada terangkat per menit.

Frekuensi nafas pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Frekuensi nafas dapat meningkat pada kondisi demam, sakit, atau kondisi kesehatan lain.Tabel 3.1 Frekuensi nafas normal per menit

JenjangFrekuensi nafas (per menit)

Bayi baru lahir30 40

Umur 1 tahun30

Umur 2 5 tahun24

Dewasa10 20

4. Pengukuran Suhu Tubuh

Suhu setiap bagian tubuh berbeda-beda. Suhu pada bagian dalam adalah yang paling tinggi dan semakin ke daerah yang di luar, suhu semakin rendah. Suhu seseorang dapat bervariasi bergantung pada jenis kelamin, aktivitas, makanan, siklus menstruasi, dan lain-lain. Secara normal, suhu tubuh manusia adalah 36,50C 37,20C (97,80F 990F) sesuai dengan The American Medical Association.Tujuan tindakan pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1. Melalui Oral (mulut)

2. Melalui Rektal (anus)

3. Melalui Aksial (ketiak)

4. Melalui Telinga

5. Pengukuran Berat Badan (BB) Serta Tinggi Badan (TB)

Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan tinggi badan harus dilakukan dengan posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan Berat Badan Ideal.

Berat Badan Ideal Wanita

BB ideal maks wanita = Tinggi Badan (TB) - 110

BB ideal min wanita = BB ideal maks - (BB ideal maks x 10%)

Berat Badan Pria Ideal

BB ideal maks pria = Tinggi Badan (TB) 110

BB ideal min pria = BB ideal maks (BB ideal maks x 10%)

Pengukuran TB dan BB juga digunakan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh = IMT yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita .

IMT = BB (kg) / TB2 (m2)1.2. Alat dan Bahan

1. Stetoskop

2. Metronome

3. Stopwatch

4. Bangku step-test

5. Bak untuk tempat es

6. Sphygmanometer/tensimeter air raksa,aneroid dan digital

7. Thermometer air raksa (suhu tubuh) dan thermometer digital

8. Timbangan BB, dan pengukur TB

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1. Data Hasil Pengamatan2.1.1. Pengukuran Sikap TubuhorangPara-meterBerbaringDudukBerdiri

IIIIIIRerataIIIIIIrerataIIIIIIrerata

Ke-1Tangan kanan120/

70125/

70120/

70122/70110/

70120/

80110/

70113/73100/

70100/

70100/

70100/70

Tangan kiri120/70115/70110/70115/70114/

70119/

70111/

70115/70100/

70100/

70110/

70103/70

Ke-2Tangan kanan99/66100/61101/59100/62109/67105/70101/68105/68109/66107/69102/73106/69

Tangan kiri100/58102/

59104/65102/61101/6798/66100/68100/67111/74100/69113/99108/81

2.1.2. Pengaruh Latihan

OrangParameterNadi (kali/menit)Systole (kali/menit)Diastole (kali/menit)

Ke-1Sebelum lat.

Sesudah lat.10815974

3 menit pertama7213671

6 menit8112663

9 menit8113165

12 menit7411462

Ke-2Sebelum lat.11373

Sesudah lat.11513343

3 menit pertama8011462

6 menit7810863

9 menit7911065

12 menit8111562

2.1.3. Pengaruh Stress : Cold Pressure TestorangparameterSystole (mmHg)Diastole (mmHg)

Ke-1Pra-stress11366

120 menit11266

240 menit10670

2.1.4. Pengukuran denyut nadi

Orang cobaJenis kelaminDenyut nadi ( pada tiga tempat arteri)

EkaperempuanRadialis = 104

Brachialis = 87

Karotis = 81

PipitPerempuanRadialis = 99

Brachialis = 79

Karotis = 87

WawanLaki-lakiRadialis = 72

Brachialis = 58

Karotis = 88

KalvinLaki-lakiRadialis = 80

Brachialis = 52

Karotis = 72

2.1.5. Pengukuran frekuensi nafas

Orang cobaJenis kelaminFrekuensi nafas

Puti Perempuan 16

EkaPerempuan26

KalvinLaki-laki28

2.1.6. Pengukuran suhu tubuh

Orang cobaLokasiSuhu tubuh

Wawan Mulut (bawah lidah)37oc

Ketiak 37,1oc

2.1.7. Pengukuran berat badan dan tinggi badanOrang cobaJenis kelaminBerat badan & tinggi badanBB Ideal (maksimal & minimal)IMT (Indeks Massa Tubuh)klasifikasi

PutiPerempuan60 kg

156,5 cm46,5 kg41,9 kg24,5BB normal

KalvinLaki-laki58 kg

172,4 cm62,4 kg56,16 kg19,5BB normal

PipitPerempuan44 kg

148,2 cm38,2 kg34,38 kg20,03BB normal

NicoLaki-laki82 kg

161,5 cm51,5 kg46,35 kg31,4Obesitas klas 1 (gemuk)

WawanLaki-laki52 kg

172 cm62 kg55,8 kg17,6BB kurang (kurus)

EkaPerempuan50 kg

156,7 cm46,7 kg42,03 kg20,36BB normal

DianitaPerempuan44 kg

148 cm38 kg34,2 kg20,08BB normal

2.2. Menjawab pertanyaan

A. Tekanan Darah1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital?

Jawab : Ada.

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri?

Jawab : Ada.

3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dan digital?Jawab : Ada

4. Apakah ada perbedaaan hasil pengukuran A.Radialis, A.Karotis, dan A. Brakialis?

Jawab : Ya, terdapat perbedaan hasil pengukuran pada A. Radialis, A. Karotis, A. Bracialis.5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? jelaskan mengapa?

Jawab : Ada. Hal ini terjadi karena jantung harus memompa darah lebih banyak ketika berdiri maupun berbaring untuk memenuhi kebutuhan organ.

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!

Jawab : banyaknya darah yang beredar, viskositas darah, elastisitas dinding pembuluh darah, resistensi perifer, kekuatan memompa jantung.

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang keokteran gigi jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu!

Jawab : Tanda-tanda vital yang tidak diukur pada pasien sebelum dilakukan tindakan sangat berbahaya. Kemungkinan yang terjadi, misal apabila pengukuran tekanan darah tidak dilakukan, apabila pasien memiliki penyakit hipertensi, ketika dilakukan pencabutan akan berakibat fatal, yaitu terjadi pendarahan hebat.

B. Denyut Nadi1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif?

Jawab : Denyut nadi perlu diketahui untuk mengetahui keadaan umum pasien, mengetahui keadaan jantung, dan mengikuti perkembangan jalannya penyakit pada penderita, serta membantu pengambilan diagnose untuk tindakan perawatan selanjutnya.2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?Jawab : Usia, Jenis kelamin, rima jantung, bentuk tubuh, aktivitas dan latihan, stress dan emosi, suhu tubuh, volume darah, obat-obatan.3. Apakah ada perbedaaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan!

Jawab : Ada. Posisi tubuh akan berpengaruh pada denyut nadi seseorang, dimana pada posisi berdiri denyut nadi seseorang akan lebih cepat karena kerja jantung lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan pada posisi berbaring kerja jantung tidak terlalu berat.4. Mengapa saat bekerja denyut meningkat?

Jawab : Karena saat bekerja otot berkontraksi, jantung bekerja lebih dari saat istirahat karena tubuh membutuhkan suplai O2 lebih banyak daripada saat istirahat, ini membuat denyut nadi meningkat seiring meningkatnya kerja jantung.5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?

Jawab : Cara menentukan Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 umur. Kemudian hasilnya dikalikan dengan intensitas membakar lemak 6070% DNM. Misal, orang berusia 40 tahun DNMnya adalah DNM = 220 40 = 180. 180 dikalikan 60% untuk batas minimal dan 70% untuk batas maksimal yang hasilnya 108 126. Artinya, orang tersebut harus berhenti beraktivitas ketika denyut nadinya telah melampui 126. Jika dipaksakan akan terjadi kram jantung. Jadi, orang tersebut DNM optimumnya berkisar 108 126.C. Suhu Tubuh1. Mengapa pengukuran suhu tubuh diketiak berbeda? Berapa perbedaannya? Jelaskan!

Jawab : Suhu tubuh di setiap bagian-bagian tubuh adalah berbeda. Seperti suhu tubuh di mulut dan di ketiak. Suhu tubuh di ketiak cenderung lebih rendah daripada suhu di mulut. Hal tersebut dikarenakan di ketiak terdapat kelenjar apokrin yang berfungsi untuk mengatur kelembaban serta suhu tubuh manusia (kelenjar apokrin di ketiak adalah yang paling aktif). Semakin lembab bagian tubuh maka akan semakin rendah suhu tubuh di bagian tersebut. Adapun perbedaan suhu di mulut dan di ketiak adalah sekitar 0,60C.2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran suhu tubuh di bagian tubuh yang lain?

Jawab : Pengukuran suhu per oral dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Pengukuran suhu pada ketiak dan per rectal ditujukanan pada bayi, Pengukuran pada ketiak juga dilakukan kepada pasien dewasa ketika pasien kurang kooperatif.D. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa.

Jawab : Perlu. Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan BB dapat diperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis. Selain itu BB seseorang biasanya digunakan sebagai acuan dalam memberikan dosis obat-obatan.2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan.

Jawab : jika seseorang termasuk kurus beresiko, maka akan berpeluang terkena penyakit kurang gizi, bahkan dapat mengalami keguguran pada wanita hamil.

Seseorang yang berat badannya berlebih atau obes mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, diabetes tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit kandung empedu, osteoarthritis, masalah respirasi, dan beberapa jenis kanker (misalnya: endometrium, payudara, prostat, dan kolon).BAB III

PEMBAHASAN

Pada percobaan pengukuran sikap tubuh, didapatkan hasil pada orang pertama pada posisi berdiri tekanan darahnya paling rendah diantara posisi yang lain dan ketika berbaring, tekanan darahnya paling tinggi dibandingkan posisi lain. Pada orang kedua, didapatkan hasil pada posisi berdiri tekanan darahnya paling tinggi diantara posisi lain dan ketika berbaring tekanan darahnya paling rendah diantara yang lain. Pada orang pertama tidak sesuai dengan teori, sedangkan pada orang kedua sudah sesuai dengan teori. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam pengukuran.Pada percobaan pengaruh latihan, didapatkan hasil semakin lama melakukan latihan, tekanan darah orang coba menjadi cenderung naik. Hal ini dikarenakan jantung memompa darah lebih banyak keseluruh tubuh Karena kebutuhan O2 meningkat.

Pada pengukuran denyut nadi pada tiga tempat arteri yaitu arteri radialis, arteri brachialis dan arteri karotis, didapatkan hasil yang berbeda di ketiga tempat tersebut. Pengukuran pada A.Brachialis lebih tepat karena posisinya yang lebih dekat dengan aorta. Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung seseorang. Denyut nadi seseorang akan berbeda tergantung pada aktivitas, posisi tubuh, umur, dan jenis kelamin.Frekuensi pernafasan manusia normalnya adalah 15-18 kali per menit. Sedangkan cepat lambatnya seseorang dalam bernapas berbeda-beda. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya bernapas, yaitu usia, jenis kelamin, aktivitas, posisi tubuh, suhu tubuh, dan lain-lain.Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian rutin pada amper semua penilaian klinis, karena dapat menggambarkan tingkat keparahan penyakit (misalnya, infeksi). Suhu tubuh dapat diukur dengan berbagai alat thermometer (thermometer gelas, elektronik, timpani) dan berbagai rute (per oral, rectal, axilla, tympani).

Pengukuran TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) sangat diperlukan dalam suatu pemeriksaan. Selain itu, pengukuran berat badan dan tinggi badan juga digunakan untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh adalah pengukuran yang membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang untuk memperkirakan berat badan ideal dengan tinggi badan tertentu. Indeks massa tubuh juga dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya.

Berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh, seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh yang tidak normal akan lebih beresiko terserang penyakit tertentu. Misalnya, seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh tinggi (obesitas) lebih rentan terkena hipertensi (nilai tekanan darah diatas normal). Jadi, pengukuran tinggi badan dan berat badan mempengaruhi tekanan darah seseorang.

BAB IV

PENUTUP

4.1. KesimpulanTanda-tanda vital merupakan indikator dari status kesehatan yang menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural, dan endokrin tubuh. Pengukuran tanda tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, tinggi dan berat badan serta frekuensi pernapasan. Tanda tanda vital ini dapat memberikan data dasar untuk mengetahui respon terhadap stress fisiologi/psikologi, terapi medis dan keperawatan, dan perubahan fisiologis. Pengukuran tanda vital harus dibandingkan dengan rentang normal sesuai usia pasien dan hasil pengukuran sebelumnya pada setiap pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Suhartini, dkk. 2014. Modul Tanda-Tanda Vital dan Kelelahan Otot Blok Sistem Tubuh II Edisi II. Jember: Bagian Fisiologi-Biomedik FKG Universitas Jember.

8