Tanda Bahaya Kehamilan Per Trimester

29
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III a. Pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil. b. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.

description

Penjelasan mengenai tanda bahaya selama kehamilan yang perlu diwaspadai

Transcript of Tanda Bahaya Kehamilan Per Trimester

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester IIIa. PengertianTanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil.b. Deteksi Dini Tanda Bahaya KehamilanPada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur.Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.c.Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III1) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 12 minggu)a) Perdarahan Pada Kehamilan MudaSalah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2008).(1) AbortusAbortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008).Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatinidkk (2009) menyebutkan abortus dibagi menjadi:(a) Abortus Imminens (threatened)Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks.Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat janin utuh.(b) Abortus Insipien (inevitable)Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.(c) Abortus Incompletus (incomplete)Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.(d) Abortus Completus (complete)Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukanperdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.(e) Missed AbortionAdalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)Adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.(2) Kehamilan ektopikAdalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri.(3) Mola hidatidosaAdalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada pula kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit.Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilanMual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.Mual dan muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejalagejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.

Mual muntah dapat diatasi dengan:

Makan sedikit tapi seringHindari makanan yang sulit dicerna dan berlemakJaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mualHindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyiIstirahat cukupHindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mualKomplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.

c) Selaput kelopak mata pucatMerupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002, p.281).d) Demam TinggiIbu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

e) Hipertensi Gravidarum

Hipertensi dalam kehamilanGejala dan tanda yang selalu adaGejala dan tanda yang kadang-kadang adaDiagnosis kemungkinan

Tekana diastolik 90 mmHg pada kehamilan < 20 mingguHipertensi kronik

Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 mingguProtein urin < ++Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia ringan

Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 mingguProteinurin -Hipertensi dalam kehamilan

Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 mingguProteinurin ++Pre-eklamsi ringan

Tekana diastolok 110 mmhg pada kehamilan > 20 mingguProteinurin +++Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa)Penglihatan kaburOliguria (< 400ml/24 jam)Nyeri abdomen atas (epigastrium)Edema paruPre-eklamsi berat

KejangTekanan diastolik 90 mmHg pada kehamilan > 20 mingguProteinurin ++KomaSama seperti pre-eklamsi beratEklamsia

f) Nyeri Perut Bagian BawahNyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.

Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini.- Kista Ovarium+ Nyeri perut+ Tumor adneksa pada periksa dalam+ Massa tumor di perut bawah+ Perdarahan vaginal ringan- Apendisitis+ Nyeri perut bawah+ Demam+ Nyeri lepas+ Perut membengkak+ Anoreksia+ Mual/muntah+ Ileus paralitik+ Lekositosis- Sistitis+ Disuria+ Sering berkemih+ Nyeri perut+ Nyeri retro/suprapubik- Pielonefritis akut+ Disuria+ Demam tinggi/menggigil+ Sering berkemih+ Nyeri perut+ Nyeri retro/suprapubik+ Nyeri pinggang+ Sakit di dada+ Anoreksia+ Mual/muntah- Peritonitis+ Demam+ Nyeri perut bawah+ Bising usus (-)+ Nyeri lepas+ Perut kembung+ Anoreksia+ Mual/muntah+ Syok

2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 28 minggu)a) Demam TinggiIbu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).b) Bayi kurang bergerak seperti biasaGerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).c) Selaput kelopak mata pucatMerupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 22 mingguDarah segar atau kehitaman dengan bekuanPerdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi koitusGrande multiparaSyokAperdarhan setelah koitusTidak ada kontraksi uterusBagian terndah janin tidak masuk PAPKondisi janin normal atau terjadi gawat janinPlasenta previa

Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetapWarna darah kehitaman dan cair tetapi mungkin ada bekuan jika solisio relatif baruJika ostium terbuka terjadi perdarahan warna merah segarHipertensiVersi luarTrauma abdomenPoligidramnionGemelliDefisiensi giziSyok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluarAnemia beratMelemah atau hilangnya gerakan janinGawat janin atau hilangnya denyut jantung janinUterus tegang dan nyeriSolusio plasenta

1. Solusio PlasentaSolusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Kehamilan dapat lepas sebagian atau seluruhnya. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis.Perdarahan yang terjadi karena lepasnya plasenta ini dapat mengalir keluar yaitu pada solusio plasenta dengan perdarahan keluar. Sedangkan pada solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta. Dapat pula terjadi kedua-duanya atau perdarahanya menembus selaput ketuban masuk kedalam kantung ketuban.2. Plasenta PreviaPlasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterusPlasenta dapat menutupi seluruhnya pembukaan jalan lahir yang disebut plasenta previa totalis, apabila sebagian jalan lahir yang tertutup jaringan plasenta maka disebut plasenta previa parsialis. Sedangkan apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan disebut plasenta previa marginalis.Penyebab utama pada perdarahan antepartum adalah solusio plasenta dan plasenta previa. Selain kedua penyebab utama tersebut, perdarahan pada kehamilan lanjut dapat pula disebabkan oleh hal lain misalnya ruptur uteri atau gangguan pembekuan darah.

Gejala dan tanda utamaFaktor predisposisiPenyulit lainDiagnosis

Perdarahan intra abdominal dan atau vaginalNyeri hebat sebelum perdarahan dan syok yang kemudian hilang setelah terjadi regangan hebat pada perut bawahRiwayat SCPartus lama atau kasepDisproporsi kepalaKelainan letak/presentasiPersalinan traumatikSyok atau takhikardiaAdanya cairan bebas intra abdominalHilangnya gerak dan DJJBentuk uterus abnormal atau kontumnya tidak jelasNyeri raba atau tekan diding perut dan bagian janin mudah dipalpasiRupture uteri

Perdarahan berwarna merah segarUji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah 7 menitRendahnya faktor pembekuan darah, fibrinogen, trombosit, fragmentasi sel darah merahSolusio plasentaJanin mati dalam rahimEklampsiaEmboli air ketubanPerdarahan gusiGambaran memar bawah kulitPerdarahan dari tempat suntikan dan jarum infuseGangguan penbekuan darah

b) Sakit Kepala Yang HebatSakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).c) Penglihatan KaburPenglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang.Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).d) Bengkak di muka atau tanganHampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.e) Janin Kurang Bergerak Seperti BiasaGerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.

Menurut Sadovsky jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu adalah 50-950 gerakan. Variasi hariannya yang paling rendah adalah 4-10 per 12 jam pada kehamilan normal.

Gejala dan tanda yang selalu adaGejala dan tanda yang kadang adaDiagnosis kemungkinan

Gerakan janin berkurang atau hilangNyeri perut hilang timbul atau menetapPerdarahan pervaginam sesudah 22 mingguSyokUterus tegang atau kakuGawat janin atau DJJ tidak terdengarSolusio placenta

Gerakan janin berkurang atau hilangDJJ abnormal (180/menit)Cairan ketuban bercampur dengan mekoniumGawat janin

Gerakan janin/DJJ hilangTanda-tanda kehamilan berhentiTinggi fundus uteri berkurangPembesaran uterus berkurangKematian janin

Gerakan janin dan DJJ tidak adaPerdarahanNyeri perut hebatSyokPerut kembung atau cairan bebas intra abdominalKontur uterus abdominalAbdomen nyeriBagian-bagian janin terabaDenyut nadi ibu cepatRupture uteri

f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini.Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).g) KejangMenurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)h) Selaput kelopak mata pucatMerupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500gram) (Saifuddin, 2002).i) Demam TinggiIbu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).j) Nyeri perut yang hebatNyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.d.Tujuan Mengenali Tanda Bahaya KehamilanTujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003) yaitu :1) Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak dini.2) Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera.

DAFTAR PUSTAKAChandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGCCunningham, F G, dkk. 2006. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGCDepartemen Kesehatan RI. 1994. Pedoman pelayanan antenatal di tingkatpelayaan dasar JakartaDjamhoer, dkk, 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGChttp://www.depkes.go.id/downloads/ profil/kesehatankotasemarang 2010. Pdfhttp://www.depkes.go.id/downloads/profil/provjateng 2009. pdfhttp://www.depkes.go.id/downloads/ publikasi/profilkesehatanindonesia 2008.pdfMachfoedz, Ircham. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian dari PromosiKesehatan: FitramayaMochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta: EGCNorwitz, E. dan Schorge. 2007. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:Erlangga dan Pusat Perbukuan DepdiknasNotoadmodjo, Soekiijo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.2000. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan: Rineka cipta.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku: Rineka ciptaNursalam, 2008. Konsep dan penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatandan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba MedikaPrawirohadjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSPPusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003. Buku 2 Asuhan Antenatal. Jakarta : DepkesRIRiwidikdo, H. 2008. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Datadalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra CendekiaRiyanto, Agus. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: NuhaMedikaSastroasmoro, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:Sagung SetoSetiawan, A dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:Nuha MedikaSetyowati, Agustin 2010. Hubungan karakteristik ibu hamil primigravida dengantingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di RB YKWPMranggen kabupaten Demak . Semarang, Universitas MuhammadiyahSemarang.Siswosudarmo, R. dan Emilia, O. Obstetric Fisiologi. Yogyakarta: PustakaCendekia PressSugiono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: AlfabetaUndang-undang Tentang Perkawinan No 1. Tahun 1974Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGCWikjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP