tanaman KeSemek

4
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Reproduksi Tanaman Secara Vegetatif Alami “Kesemek” Disusun Oleh Nama : IBNU ALFIAN NIM : 125040201111148 Kelas : M Dosen : Sisca Fajriani, SP. MP. PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

tanaman kesemek

Transcript of tanaman KeSemek

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

Reproduksi Tanaman Secara Vegetatif Alami

Kesemek

Disusun Oleh

Nama

: IBNU ALFIANNIM

: 125040201111148Kelas : MDosen

: Sisca Fajriani, SP. MP.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014Perbanyakan vegetative alami tanaman kesemek

Perbanyakan (reproduksi) tanaman kesemek tipe Astrinjen ini dilakukan dengan menggunakan tunas akar yang keluar dari bagian bawah tanaman induknya. Cara petani setempat dalam perbanyakan tanaman kesemek ini dilakukan dengan dua cara, yakni: (1) langsung dan (2) tidak langsung. Cara langsung dilakukan dengan penanaman kembali tunas akar yang dipotong dari induknya sesegera mungkin setelah pemotongan. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan memindahkan terlebih dahulu tunas akar yang telah dipotong ke dalam kantong plastik berisi tanah (polybeg) dan setelah bibit agak besar baru ditanamkan. Tanaman kesemek mulai berbuah pada umur 8-12 tahun. Oleh sebab itu tanaman ini dikatakan tergolong ke dalam tanaman yang pertumbuhannya lambat. Pada daerah subtropics umumnya perbanyakan tanaman kesemekdilakukan dengan menggunakan system pencangkokan maupun pengentenan (grafting) pada batang yang cukup tua.Pada saat tanaman kesemek memasuki fase gugur daun sekitar akhir bulan Juli sampai dengan bulan September (selama 1-2 bulan), umumnya petani memanfaatkan lahan dibawahnya yang terbuka untuk ditanami oleh tanaman sayuran berumur pendek, seperti selada dan jagung manis. Namun kadangkadang juga ditanami sayuran berumur agak panjang, seperti kentang, kubis atau buncis. Sistem penanaman tanaman sayuran diantara tanaman kesemek dapat dilakukan secara monokultur maupun tumpangsari dengan jenis tanaman sayuran lainnya.

Jarak tanam populasi tanaman kesemek beragam, yakni pada lahan dengan kelerengan landai (0-10%) antara 6-8 x 2-5 meter, sedangkan pada lahan dengan kelerengan agak curam sampai dengan curam (15-40%) antara 6-10 x 4-6 meter. Pada lahan sekitar pemukiman, tanaman kesemek hanya dipertahankan di tepi lahan yang berfungsi pula sebagai pagar pembatas pekarangan. Populasi pohon kesemek terjadi penurunan dari tahun ke tahun seiring dengan pembukaan lahan baru yang digunakan sebagai lahan usahatani tanaman sayuran. Laju penurunan populasi tanaman kesemek tertinggi terjadi pada decade 1980-an, saat terjadi penebangan secara besarbesaran yang mencapai sekitar 7.000-an batang pohon (BPP KECAMATAN CIKAJANG; BPP KECAMATAN CISURUPAN, Komunikasi pribadi, 2002).

Berdasarkan beberapa sifat morfologi pembeda diketahui bahwa, terdapat dua kultivar tanaman kesemek yang berkembang di daerah penelitian, yakni Kultivar Reundeu dan Kapas (berdasarkan sebutan daerah setempat). Sedangkan menurut CRFG (1996), kultivar Reundeu disebut kultivar Eureka, sedangkan kultivar Kapas disebut juga kultivar Hachiya. Karakteristik kultivar Reundeu atau Eureka, antara lain: umumnya memiliki bentuk buah sedang-besar dengan bentuk persegi; terdapat kerutan di sekitar kaliks/pangkal buah; warna kulit buah oranye; tekstur daging buah agak padat dan kering; warna daging buah kuning-oranye; fase pemasakan buah agak lama dibandingkan dengan kultivar Kapas atau Hachiya; pertumbuhan tanaman lambat; daun gugur hampir sekaligus/serentak. Karakteristik kultivar Kapas atau Hachiya antara lain: umumnya memiliki ukuran buah besar dengan bentuk conical; kulit buah halus dan mengkilap berwarna oranye-tua sampai merah; warna daging buah kuning-tua; tekstur daging buah lunak (basah); rasa lebih manis dari kultivar Reundeu atau Eureka.

DAFTAR PUSTAKA

Ishaq, I. 2012. Buah Kesemek: Potensi Sumberdaya Genetik Kabupaten Garut Jawa Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat