TAMBANG UMUMm.pdf

25
GAMBARAN UM PERTAMBANG KAITANNY PR FAKULTAS MA UMUM MENGENAI EKSPLOITASI DAN GAN SERTA SIFAT SIFAT FISIK BAHA YA DALAM PENENTUAN DESAIN TAM OLEH ERICK SYARIFUDIN F1G1 12 064 ROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI ATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014 INDUSTRI AN GALIAN MBANG UAN ALAM Tugas : TAMBANG UMUM Tugas : TAMBANG UMUM Tugas : TAMBANG UMUM

Transcript of TAMBANG UMUMm.pdf

Page 1: TAMBANG UMUMm.pdf

GAMBARAN UMUM MENGENAI EKSPLOITASI DAN INDUSTRIPERTAMBANGAN SERTA SIFAT – SIFAT FISIK BAHAN GALIAN

KAITANNYA DALAM PENENTUAN DESAIN TAMBANG

OLEH

ERICK SYARIFUDIN

F1G1 12 064

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

GAMBARAN UMUM MENGENAI EKSPLOITASI DAN INDUSTRIPERTAMBANGAN SERTA SIFAT – SIFAT FISIK BAHAN GALIAN

KAITANNYA DALAM PENENTUAN DESAIN TAMBANG

OLEH

ERICK SYARIFUDIN

F1G1 12 064

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

GAMBARAN UMUM MENGENAI EKSPLOITASI DAN INDUSTRIPERTAMBANGAN SERTA SIFAT – SIFAT FISIK BAHAN GALIAN

KAITANNYA DALAM PENENTUAN DESAIN TAMBANG

OLEH

ERICK SYARIFUDIN

F1G1 12 064

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Tugas : TAMBANG UMUMTugas : TAMBANG UMUMTugas : TAMBANG UMUM

Page 2: TAMBANG UMUMm.pdf

A. INDUSTRI PERTAMBANGAN

Kegiatan eksplorasi yang meluas selarna masa Repelita I, baik

untuk minyak dan gas bumi, maupun untuk mineral lain, telah menga-

kibatkan beberapa proyek pertambangan baru telah berhasil dibangun

selama periode Repelita II. Meskipun kemudian, sebagai akibat dari-

pada resesi ekonomi dunia laju pembangunan tersebut mengalami ke-

merosotan, namun pembangunan sektor pertambangan secara kese-

luruhan telah berhasil mencapai sasaran pokok Repelita II bidang

pertambangan yaitu melaksanakan diversifikasi usaha, di samping me-

ningkatkan usaha pengolahan hasii tambang di dalam negeri.

Apabila pada akhir masa Repelita I sektor pertambangan baru

menghasilkan kurang lebih 55% dari seluruh penghasilan devisa

Indonesia, maka selama masa Repelita II angka tersebut telah

meningkat menjadi lebih kurang 72%. Sampai saat ini berbagai hasil

tambang utama Indonesia semata-mata dihasilkan untuk keperluan

pasaran luar negeri, seperti misalnya bijih nikel dan feronikel,

konsentrat tembaga serta bauksit. Dari produksi minyak bumi yang

berjumlah rata – rata 1,5 juta barrel perhari, keperluan bahan bakar

minyak untuk dalam negeri berjumlah kurang dari seperlimanya dan

selebihnya adalah untuk ekspor. Demikian pula halnya dengan timah,

dari produksi tahunan sebesar lebih kurang 25.000 ton, keperluan

untuk pasaran dalam negeri rata-rata hanya sekitar 500 ton setahun.

Gas bumi yang semula ba-nyak terbuang, dalam beberapa tahun

terakhir ini sudah semakin banyak dimanfaatkan untuk keperluan

produksi, baik sebagai bahan mentah, antara lain untuk pembuatan

pupuk urea maupun sebagai bahan bakar yang bernilai tinggi. Dalam

pada itu gas bumi yang tidak berasosiasi dengan minyak, telah

berhasil diekspor sejak tahun 1977 dalam bentuk "liquefied natural

gas" atau gas alam yang dicairkan.

Bahan tambang non logam, seperti kaolin, batu gamping, pasir

kwarsa, dolomit dan lain sebagainya merupakan bahan baku untuk

Page 3: TAMBANG UMUMm.pdf

berbagai jenis industri di dalam negeri. Karenanya perkembangan

bahan tambang non-logam ini tergantung pada tingkat industrialisasi,

khususnya industri bahan bangunan dan industri kimia.

Bahan galian batubara yang selama dua dekade merupakan

sumber energi yang tersisihkan oleh minyak bumi, dapat diharapkan

akan kembali merupakan sumber energi yang akan banyak

dipergunakan dengan meningkatnya harga minyak dan gas bumi.

Selama masa Repelita II kegiatan-kegiatan inventarisasi dan

pe-nyelidikan mineral masih terus dilaksanakan sebagai kelanjutan ke-

giatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Repelita I.

Inventarisasi dan penyelidikan tersebut di atas meliputi kegiatan-

kegiatan pemetaan geologi, penyelidikan geologi dan penyelidikan

eksplorasi guna menentukan daerah-daerah mineralisasi serta mencari

cadangan – cadangan baru mineral.

Penelitian terapan dan pengembangan teknologi telah pula dila-

kukan dalam usaha mendapatkan cara-cara pemanfaatan, pengolahan

mineral dan penggaliannya untuk mendorong pengembangan usaha-

usaha pertambangan di dalam negeri. Sejalan dengan itu telah pula

dilakukan penyempurnaan pengaturan, pengawasan, pembinaan dan

penyuluhan pada usaha-usaha pertambangan.

Inventarisasi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh

kegiatan pertambangan terus dilakukan, dan hasilnya perlu dilakukan

peneli- tian-penelitian lebih lanjut guna menentukan pengaturan

langkah-langkah pencegahan akibat-akibat yang merugikan.

Dalam usaha meningkatkan kernampuan perusahaan untuk mela-

kukan pencegahan kecelakaan kerja dan pemeliharaan lingkungan

kerja yang aman maka telah dilakukan pengadaan pendidikan dan la-

tihan keterampilan di bidang keselamatan kerja pertambangan.

Dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha

pertambang-an adalah sangat besar. Dengan terbatasnya modal dan

dan dalam negeri, maka di bidang pertambangan masih tetap dibuka

Page 4: TAMBANG UMUMm.pdf

kesempatan modal asing untuk ikut mengembangkan pertambangan di

Indonesia. Sejalan dengan itu penyempurnaan pengaturan dan

pengawasan penanaman modal asing baik yang dewasa ini telah

beroperasi maupun yang akan datang terus ditingkatkan.

B. PENGERTIAN EKSPLOITASI

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk

menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat

dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan

bahan galian cair serta gas.

Eksploitasi berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah politik

pemanfaatan, eksploitasi adalah untuk kepentingan ekonomi atau

kesejahteraan. Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan

menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan

hidup manusia.

Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan

mengancam keberlajutan dan ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33

ayat (3) Undang - undang Dasar 1945 menggariskan bahwa “Bumi danair dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negaradan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam

pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan sumber daya

alam yang dapat diperbarui. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat

berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus

disertai dengan tindakan perlindungan.

Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus

dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui

denganhati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.

Page 5: TAMBANG UMUMm.pdf

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi

(campuran).

c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang

efisien,serta pendaur-ulangan (recycling).

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara

damai dengan alam.

C. FAKTOR PENDORONG EKSPLOITASI

Eksploitasi alam terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak

terbatas.dimasa modern seperti saat ini kebutuhan manusia akan sumber

daya alam sangatlah tinggi. Padahal tanpa mereka sadari eksploitasi yang

mereka lakukan itu telah merusak lingkungan tempat mereka hidup

sendiri. Salah satu faktor yang mendorong eksploitasi ini terjadi adalah

kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Selain itu faktor ekonomi

sangatlah berpengaruh penting dalam usaha eksploitasi alam ini.

Eksploitasi alam seperti pertambangan batu kapur di daerah padalarang

adalah salah satunya, kebutuhan akan bahan mentah odol, semen dll.

Menjadikan gunung kapur itu sebagai lahan pengeruk rupiah yang cukup

menjanjikan, selain karena faktor masyarakat sekitar yang

menggantungkan kehidupan mereka dari hasil pengolahan tambang batu

kapur tersebut.

D. PERTAMBANGAN & KARAKTERISTIK DESA PERTAMBANGAN

Pada umumnya jika kita berbicara masalah desa, maka secara

tidak langsung kita akan membahas masyarakat pertanian. Hal ini karena

mayoritas masyarakat desa bekerja dalam sektor pertanian. Sebagaimana

diungkapkan oleh Wibberly dalam Tjondronegoro (1999 : 59) yang

mendefinisikan desa sebagai suatu negeri yang memperlihatkan

penggunaan tanah yang luas sebagai ciri penentu, baik pada waktu

sekarang maupun beberapa waktu yang lampau. Jadi pedesaan

merupakan kesatuan wilayah yang diorganisir dengan wewenang otonomi

Page 6: TAMBANG UMUMm.pdf

untuk mengatur masyarakat dan wilayah yang dibatasi serta

menggambarkan penggunaan tanahnya untuk kehidupan pertanian,

peternakan dan perikanan.

Selain identik dengan pertanian kita juga bisa melihat desa dari

segi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dan dikategorikan

sebagai masyarakat yang masih hidup dalam suasana dan arah pemikiran

pedesaan. Biasanya mereka pekerja, berbicara, berpikir dan melakukan

kegiatan apapun selalu mendasarkan diri pada apa-apa yang biasanya

berlaku di daerah pedesaan (Siswopangripto dan Sastrosupono, 1984:20).

Pada umumnya desa-desa di Indonesia dikelompokkan menjadi

beberapa jenis. Berdasarkan pengertian administratif, kita dapat

menjumpai berbagai jenis desa, misalnya bila dilihat dari jenis tofografi

ada desa pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi dan pantai.

Berdasarkan usahanya, ada desa petani sawah menetap, kampung

peladang berpindah-pindah, desa perkebunan rakyat dan desa nelayan.

Namun ada juga desa yang mengadakan usaha spesifik misalnya desa

penghasil buah-buahan, desa industri kapur, genting, desa kerajinan

tangan dan sebagainya. Tetapi satu ciri yang mereka memiliki banyak

biasanya masih ada (Tjondronegoro, 1999:19).

Desa-desa yang memiliki usaha spesifik sebagaimana disebutkan

diatas jumlahnya sangat sedikit, karena pada umumnya desa-desa di

Indonesia berada dalam sektor pertanian. Salah satu desa yang tergolong

dalam desa pemilik usaha spesifik adalah desa pertambangan. Jumlah

desa yang bergerak dalam bidang pertambangan di Indonesia memang

sangat sedikit, hal ini karena potensi sumber daya alam berupa bahan

galian tambang hanya tersebar pada daerah-daerah tertentu saja.

Sehingga tidak semua daerah sumber daya alamnya dapat dijadikan

sebagai bahan galian tambang.

Page 7: TAMBANG UMUMm.pdf

Pertambangan pada hakikatnya merupakan upaya pengembangan

sumber daya alam mineral dan energi yang potensisal untuk dimanfaatkan

secara hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat,

melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, pengusahaan, dan pemanfaatan

hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada pendayagunaan berbagai

sumber daya, tertutama sumber daya alam mineral dan energi, didukung

oleh sumber daya manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen (Ruchiyat,

1980: 162).

Pengolahan dalam bidang pertambangan berbeda halnya dengan

pertanian yang ditentukan oleh musim. Selama sumber bahan galian

masih tersedia di alam maka eksploitasi terhadap sumber daya alam

tersebut terus dilakukan. Oleh karena itu etika lingkungan sangat

diperlukan sebagai pengendali dalam pelaksanaan kegiatan

pertambangan. Etika lingkungan merupakan petunjuk atau perilaku praktis

manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Melalui

etika lingkungan, kita tidak saja mengimbngi hak dengan kewajiban

terhadap lingkungan tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku

dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada

dalam bata kepentingan hidup kita (Soerjani, 1987 : 15).

Page 8: TAMBANG UMUMm.pdf

E. KETERKAITAN EKSPLOITASI DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL

Dari penjelasan diatas bahwa eksploitasi ada keterkaitanya dengan

penyimpangan sosial. Kegiatan penambangan ini disatu sisi menjadi

penghasilan utama masyarakat/para penambang batu kapur tetapi di lain

sisi aktifitas penambangan yang berlebihan ini tanpa disadari telah

mengakibatkan kerusakan alam yang berakibat pada kelangkaan sumber

daya alam seperti: berdasarkan penuturan masyarakat sekitar daerah

penambangan batu kapur di sana sering terjadi kesulitas mendapatkan air

tanah ketika musim kemarau, polusi udara akibar dari aktifitas

pembakaran dan pengolahan batu kapur, hilangnya daerah resanpan air,

dan menyebabkan dearah tersebut menjadi rawan bencana alam.

Akhirnya dari kerusakan alam ini akan berdampak kembali kepada

masyarakat itu sendiri. Dan tanpa disadari masyarakat penambang

tersebut telah melakukan penyimpangan sosial karena merugikan

masyarakat banyak akibat dari rusaknya lingkungan, padahal pemerintah

daerah telah mengatur sebagaimana dalam perda no 10 tahun 2010Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara Poin a:”Bahwa mineral dan batu bara merupakan potensi sumber daya alam

yang tidak dapat diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan

secara beryada guna, bertanggung jawab, berwawasan lingkungan,

berkelanjutan, berdaya saing, efesien, guna menjamin pembangunan

daerah yang berkelanjutan, serta pemanfaatanya ditunjukan bagi sebesar-

besarnya kesejahteraan rakyat.” Namun dalam implemantasinya,

penambangan yang dilakukan di daerah padalarang tidak

mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Para penambang lebih

mengutamakan hasil tambang yang optimal dan terkesan berlebih karena

tidak ada regulasi pembatasan penambangan batu kapur yang jelas.

Page 9: TAMBANG UMUMm.pdf

F. ISTILAH TAMBANG DALAM EKSPLOITASI

Penyiapan Tambang ( Mine Development )

Tahap kegiatan untuk menyiapkan prasarana dan sarana yang akan

diperlukan pada tahap kegiatan penambangan.

Eksploitasi ( Exploitation )

Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis

dengan menggunakan sistem penambangan tertentu.

Batuan Samping ( Country Rock )

1. Batuan yang mengelilingi massa intrusi batuan beku atau urat bijih;

2. batuan yang tidak mengandung mineral berharga (berkadar

rendah) yang mengelilingi tubuh bijih.

Mineral Ikutan ( Accessory Mineral; Gangue Mineral )

Mineral pembentuk batuan hasil kristalisasi magma, terdapat dalam

jumlah relatif sedikit (kurang dari 5%), ada tidaknya mineral tersebut

dalam batuan tidak berpengaruh dalam penentuan nama batuan, msl.

apatit, zirkon, magnetit, rutil, dan sebagainya.

Limbah ( Waste )

Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada

lingkungan hidup dalam jumlah tertentu yang dapat menyebabkan

perubahan kualitas lingkungan hidup.

Mineral Urat ( Vein Mineral )

Mineral-mineral yang mengisi atau membentuk urat.

Urat Bernas ( Oreshoot )

Bagian dari urat bijih yang memiliki konsentrasi bijih lebih kaya dari

sekelilingnya.

Page 10: TAMBANG UMUMm.pdf

Endapan Berlapis ( Bedded Deposit )

Endapan bijih yang letaknya relatif datar dan sejajar dengan

perlapisan batuan induknya.

Singkapan ( Out Crops )

Bagian dari satuan batuan atau bahan galian berharga yang

tersingkap di permukaan bumi.

Apungan ( Float )

Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada

atau dekat permukaan tanah, atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai

petunjuk adanya mineralisasi; sin. Serpihan.

Lapisan Penutup ( Overburden )

Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung

menutupi lapisan bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan

terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian berharga itu.

Batuan Berlapis ( Bedded Rock )

Batuan sedimen yang terdiri dari beberapa lapisan batuan.

Batuan Dasar ( Bedrock; Base Rock )

Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang

ekonomis untuk ditambang; sin. batuan landas.

Dinding Atas ( Hanging Wall )

Batuan yang terletak di atas endapan bijih atau urat bijih yang miring.

Dinding Bawah ( Foot Wall )

Batuan yang terletak di bawah endapan bijih atau urat bijih yang

miring.

Miring,Kemiringan ( Dip; Grade; Slope )

Page 11: TAMBANG UMUMm.pdf

1. sudut yang dibentuk antara bidang perlapisan batuan dengan

bidang horizontal;

2. Besarnya kenaikan atau penurunan jalan/lereng untuk setiap jarak

horizontal 100 m (ft), dinyatakan dalam %;

3. Sudut yang dibuat antara bidang horizontal dengan bidang aliran

material pada suatu alat pengolahan bahan galian, dinyatakan

dalam derajat.

Jurus ( Strike )

Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal

yang dinyatakan dalam arah azimut dan tegak lurus terhadap arah

kemiringan (dip).

Terowongan ( Tunnel )

1. Lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus

kedua lereng bukit;

2. Lubang bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua

ujungnya berhubungan langsung dengan udara luar.

Terowongan Buntu ( Adit, )

Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan

buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah

dengan udara luar atau permukaan bumi; sin. terowongan buntu.

Terowongan Silang ( Cross Cut )

Terowongan atau jalan dalam tambang bawah tanah yang menyilang

jurus cebakan atau urat.

Lorong Angkut ( Haulage Drift )

Lubang bukaan yang relatif mendatar pada tambang bawah tanah

yang dipergunakan untuk pengangkutan bijih berai.

Lorong Angkut Utama ( Main Haulage Way )

Page 12: TAMBANG UMUMm.pdf

Jalan utama pada tambang bawah tanah yang berfungsi untuk

pengangkutan bijih berai.

Lorong Naik ( Raise )

Lubang bukaan miring atau tegak di tambang bawah tanah yang digali

dari paras (level) bawah menuju ke paras diatasnya (lihat juga lorong

turun).

Lorong Turun ( Winze )

Lubang bukaan tegak atau miring di tambang bawah tanah yang digali

dari paras (level) atas menuju ke paras dibawahnya.

Sumuran Buntu ( Blind Shaft )

Sumuran pada tambang bawah tanah yang tidak berhubungan

langsung dengan udara luar lihat juga sumuran tegak; sin. sumuran buta.

Lombong ( Stope )

Lubang bukaan dalam tambang bawah tanah tempat penambangan

berlangsung.

Lopak ( Sump )

Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat

sementara di dalam tambang sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan;

ceruk.

Pelombongan Terbuka ( Open Stope )

Cara pelombongan pada cebakan bijih dan batuan samping yang kuat

sehingga tidak memerlukan penyangga buatan; hanya bila diperlukan

dapat ditinggalkan sebagian kecil bijih sebagai pilar-pilar.

Kribing ( Cribbing )

Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi

panjang yang yang dipasang secara beraturan menutupi dinding sumuran.

Page 13: TAMBANG UMUMm.pdf

Muka,Permuka Kerja ( Face; Front, )

Permukaan batuan atau bahan galian yang sedang digali (ditambang);

sin. medan kerja.

Sumuran Kombinasi ( Combination Shaft )

Lenis sumuran yang merupakan kombinasi sumuran tegak dan

sumuran miring, berfungsi sebagai jalan keluar masuk utama ke tambang

bawah tanah.

Batuan Tudung ( Cap Rock )

Batuan kurang telap berstruktur cembung yang menutupi batuan

waduk atau akuifer

Pasca Tambang ( Post Mining )

Pasca tambang adalah masa setelah berhentinya kegiatan tambang

pada seluruh atau sebagian wilayah usaha pertambangan

eksploitasi/operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha

pertambangan dan atau karena dikembalikannya seluruh atau sebagian

wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi.

Tiang ( Posts )

Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak

miring pada tambang bawah tanah.

Penyanggaan Tunggal ( One Piece Set )

Sebutan untuk sebatang balok kayu yang digunakan untuk

penyanggaan tambang bawah tanah ditempat yang rawan ambruk; sin.

Prop.

G. DESAIN TAMBANG BERDASARKAN SIFAT FISIK BAHAN GALIAN

Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk

memproduksi mineral, batubara, dan mineral ikutannya (UU No. 4 Tahun

Page 14: TAMBANG UMUMm.pdf

2009). Kegiatan penambangan membutuhkan perencanaan tambang

yang baik dan detail, sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Mine Design atau desain tambang adalah upaya yang dilakukan

untuk memvisualisasikan model model rencana tambang ke dalam bentuk

visual/gambar yang terperinci.

Berdasarkan metodanya, tambang terbagi atas 2 jenis yaitu

Tambang Permukaan (Surface Mining) dan Tambang Bawah Permukaan

(Underground Mining).

Pada dasarnya cara berpikir ketika membuat desain tambang baik

itu tambang permukaan ataupun bawah permukaan sama saja.

Bagaimana mengambil bahan galian secara efektif dan efisienlah

yang menjadi tujuan dalam pembuatan desain tambang, oleh karena itu

hal hal detail tersebut harus tercantum di dalam bentuk visual desain

tambang.

Secara umum dalam desain tambang dimuat ;

1. Surface Mininga. Garis kontur topografi, yaitu garis garis yang menunjukan

elevasi yang sama di suatu daerah

b. Desain bukaan tambang, yang terdiri atas ; bench (toe and

crest), coal bedding, overburden, hauling road, sump

c. Disposal area

d. Topsoil Stockpile

e. ROM stockpile

f. Settling Pond

2. Underground Mininga. Garis kontur topografi, yaitu garis garis yang menunjukan elevasi

yang sama di suatu daerah

b. Desain bukaan tambang, yang terdiri atas ; shaft, tunnel, channel,

pit area, sump

c. Support model

d. ROM stockpile

Page 15: TAMBANG UMUMm.pdf

e. Processing unit

f. Settling pond

3. Data Data Yang Dibutuhkan :a. Data Teknis ; singkapan, pemboran, pola aliran air, pemetaan

topografi, struktur geologi, geologi teknik, lab. sample analisis, alat

berat yang akan digunakan, dll

b. Production scheduled untuk pembuatan mine scheduling

4. Tahapan Pembuatan Desain Tambanga. Collecting semua data teknis dan analisisnya

Perhatikan data data tersebut mulai dari sejarah

pengambilan data hingga analisisnya di bagian eksplorasi. Penting

untuk memahaminya agar kecendrungan simpangan data akibat

'kesalahan' pengambilan dan analisis bisa ditemukan sejak awal

pekerjaan sehingga kesalahan pada desain bisa diminimalisir.

b. Mendapatkan informasi dari managemen berkenaan denganrencana produksi, umur tambang, penggunaan alat berat, dll

Berkaitan dengan model visualisasi desain tambang

nantinya dan juga rencana kemajuan tambang yang dikehendaki.

c. Dapatkan rencana pengolahan bahan galianBerkaitan dengan rencana kapasitas pengolahan, fasilitas

fasilitas pendukungnya, bentuk end produk yang diinginkan,

analisis lokasi yang cocok untuk semua fasilitas tadi seperti

stockpile, pabrik, smelter dll

d. Dapatkan rencana pengelolaan lingkunganBerkaitan dengan dokumen AMDAL/ANDAL/RKL/UPL dll

yang telah disepakati dengan pemerintah dan masyarakat

setempat.

e. Breakdown-kan semua data data tadi plus rencana produksidan penggunaan alat berat kedalam bentuk visual.

Page 16: TAMBANG UMUMm.pdf

Hal yang sangat penting adalah menentukan area pit

berdasarkan target produksi harian-bulanan-triwulan-tahunan

sehingga tahapan tahapan penambangan nantinya tidak saling

tumpang tindih. Perhatikan pula rencana penggunaan alat berat

harus disesuaikan dengan akses keluar-masuknya seperti di jalan

angkut, shaft atau tunnel. Perhatikan pula jarak buang tanah

penutup ataupun lokasi bahan galian harus disesuaikan dengan

produktifitas maksimal dari semua unit alat berat yang digunakan.

TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG

Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)

Model geologi à (Geological Resources, Bentuk Cadangan,

Kualitas dsb.)

Cut of Grade/Optimum Pit Limit

Penentuan metoda Penambangan

Pembuatan Layout tambang & Design

Perhitungan Blok Cadangan

Pembuatan Schedule Produksi

Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”

Penentuan Urutan (sequence) Tambang

Penentuan System Drainase

Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

DATA DAN MODEL GEOLOGI

Page 17: TAMBANG UMUMm.pdf

I. Data Geologi

Topography Lapangan

Data Bor

Struktur Geology

II. Model Geologi

Penampang Geologi (Section)

Peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)

Model Kualitas (3 Dimensi)

III. Data Geoteknik

Densitas Batuan (Wet And Dry)

Sudut Geser Dalam

Kohesi

Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)

PENENTUAN BATAS PENAMBANGAN

Optimum stripping ratio

Batas tambang

Batas waste dump

Batas lain : sungai , jalan, dll

Contoh batas S/R dibeberapa job site PAMA :

Page 18: TAMBANG UMUMm.pdf

Indominco 7.8 bcm Tanah : 1 ton Batubara

Adaro 2.8 bcm Tanah : 1 ton Batubara

Petangis 6.5 bcm Tanah : 1 ton Batubara

KPC 6.7 bcm Tanah : 1 ton Batubara

PEMILIHAN ALAT & METODE PENAMBANGAN

I. Parameter pemilihan alat :

Kondisi tanah dan bantuan

Target produksi

Karakteristik material

Tebalan dan kemiringan coal / ore

Jarak angkut

Topography

Cuaca

II. Parameter metode penambangan :

Dimensi lokasi kerja

Urutan penambangan ( Mine sequencing )

Rencana produksi ( Production scheduling )

Lebar jalan / Ramp

Grade jalan

Lokasi awal penambangan

Page 19: TAMBANG UMUMm.pdf

Management disposal ( In and Out Pit dumping system )

LAYOUT & DESIGN TAMBANG

Desain pit

Desain ramp

Desain disposal

Desain jalan

Drainase

Dll

PERENCANAAN TAMBANG

1.Produksi :

Target produksi

Produktivitas

Jumlah alat

2.Jam Kerja :

Kalender kerja

Shift kerja

Total jam kerja setahun

DRAINASE TAMBANG

Drainase bench dan sump

Pemilihan pompa

Pengolahan aliran air

Pembuangan lumpur

Page 20: TAMBANG UMUMm.pdf

DAMPAK LINGKUNGAN DAN REHABILITASI

Top soil stockpiling

Rencana rehabilitasi

Penanganan air limbah

SURFACE MODEL INTERPRETATION FROM DRILL HOLE DATA

STRUCTURE CONTOUR & SECTION FROM GEOLOGICAL MODEL

ASH ISOPACH FROM GEOLOGICAL MODEL

Page 21: TAMBANG UMUMm.pdf

MINING SEQUENCE AND CUTTING PLAN SCHEDULE

Perencanaan tambang (mine planning) merupakan suatu tahapan

penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi penambangan.

Perencanaan suatu tambang terbuka yang moderen memerlukan model

komputer dari sumberdaya yang akan ditambang. Model perencanaan

tambang dapat berupa block model untuk tambang mineral bijih dan

kuari, atau gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara.

Tiga aspek penting dalam perencanaan tambang adalah

perancangan pit limit atau penentuan batas akhir penambangan, tahapan

penambangan, dan penjadwalan produksi. Hasil yang diperoleh adalah

jumlah cadangan serta distribusi ton batubara yang harus direncanakan

besar produksi dan tahap-tahap penambangannya. Tingkat produksi yang

direncanakan akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang

dibutuhkan. Perencanaan tambang dapat mencakup kegiatan-kegiatan

Page 22: TAMBANG UMUMm.pdf

prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasiblty study) yang dilengkapi

dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), persiapan

penambangan dan konstruksi prasarana (infrastruktur), serta sarana

(fasilitas) penambangan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), dan

pemantauan lingkungan hidup.

Ada berbagai macam perencanaan, antara lain:

i. Perencanaan jangka panjang

Perencanaan jangka panjang yaitu suatu perencanaan kegiatan

yang jangka waktunya lebih dari lima tahun secara berkelanjutan.

ii. Perencanaan jangka menengah

Perencanaan jangka menengah yaitu suatu perencanaan kerja

untuk jangka waktu antara satu sampai lima tahun.

iii. Perencanaan jangka pendek

Perencanaan jangka pendek yaitu suatu perencanaan aktivitas

untuk jangka waktu kurang dari setahun demi kelancaran perencanaan

jangka menengah dan jangka panjang.

iv. Perencanaan penyangga atau alternative

Perencanaan penyangga atau alternatif merupakan perencanaan

sampingan jika kemudian hari terjadi hal-hal tak terduga atau ada

perubahan data dan informasi sehingga dapat menyebabkan kegagalan.

Tahapan dalam perencanaan dapat terbagi tiga tahap (Lee,1984),

yaitu:

1. Studi konseptual

Studi konseptual merupakan suatu ide proyek yang diwujudkan

kedalam usulan investasi. Studi ini mencakup ruang dan estimasi biaya

untuk mengidentifikasikan suatu kesempatan investasi yang potensial.

Biaya modal dan biaya operasi biasanya didekati dengan perkiraan nisbah

yang menggunakan data historik. Persiapan studi ini pada umumnya

adalah pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan

sebagai evaluasi awal.

2. Pra studi kelayakan

Page 23: TAMBANG UMUMm.pdf

Studi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah dan

secara normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini menentukan

apakah konsep proyek harus dilakukan studi kelayakan atau proyek

tersebut memerlukan suatu investigasi yang mendalam melalui suatu studi

pendukung.

3. Studi kelayakan

Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya

merupakan suatu dokumen yang hampir selalu ditujukan untuk mencari

modal untuk membiayai proyek tersebut. Oleh sebab itu, dokumen yang

dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar perusahaan.

Agar perencanaan tambang dapat dilakukan dengan lebih mudah,

masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut:

1. Penentuan batas dari pit

Batas akhir penambangan (pit limit) merupakan batas wilayah layak

tambang dari cadangan batubara. Pit limit penambangan menentukan

berapa besar cadangan batubara yang akan ditambang yang akan

memaksimalkan nilai bersih total dari batubara tersebut. Penentuan batas

akhir dari pit penambangan belum memperhitungkan waktu dan biaya.

2. Perancangan sequence

Perancangan sequence penambangan batubara merupakan

tahapan penting dalam suatu perancangan geometri penambangan.

Rancangan sequence penambangan menentukan lokasi awal

penambangan hingga batas akhir dari kegiatan penambangan.

Perancangan sequence atau tahap-tahap penambangan ini membagi pit

limit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah

dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang tiga

dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.

3. Penjadwalan produksi

Rancangan sequence penambangan batubara yang telah rancang,

selanjutnya diestimasi berdasarkan urutan waktu dan target produksi.

Page 24: TAMBANG UMUMm.pdf

Penjadwalan produksi akan menyajikan jumlah tanah penutup dan

batubara yang akan ditambang berdasarkan periode tertentu.

4. Pemilihan alat

Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan

lapisan penutup dari tahap empat (4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk

setiap periode waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan

armada alat angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode

(setiap tahun). Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu

lainnya ikut diperhitungkan.

5. Perhitungan biaya-biaya operasi dan kapital

Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang

dipilih, dapat dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan

untuk mencapai sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil

yang dibutuhkan untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat

ditentukan.

Page 25: TAMBANG UMUMm.pdf

Filename: TAMBANG UMUMDirectory: C:\Users\User\DocumentsTemplate:

C:\Users\User\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm

Title:Subject:Author: UserKeywords:Comments:Creation Date: 17-10-2014 21:33:00Change Number: 12Last Saved On: 18-10-2014 6:56:00Last Saved By: UserTotal Editing Time: 61 MinutesLast Printed On: 28-10-2014 7:27:00As of Last Complete Printing

Number of Pages: 24Number of Words: 3.942Number of Characters: 24.730