TALAWANG - ASDI

24
©Canthing Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020 Jurnal Online – Akademi Seni dan Desain Indonesia 51 TALAWANG Mangundhining Siwi Syahbani Ruth Ambarsari Amin Sulistiyowati ABSTRAK Perancangan busana bertujuan untuk menciptakan rancangan busana pesta malam yang memadukan antara sumber ide dan fashion style yang telah dipilih. Sumber ide dari rancangan ini yaitu Talawang. Talawang adalah sebuah perisai dari suku dayak kalimantan. Talawang sendiri dituangkan untuk memberikan aplikasi dengan tehnik batik tulis. Untuk hiasannya sendiri memakai bordir dan payet. Sedangkan fashion style nya adalah Busana adat Kalimantan timur yaitu baju Ta’a. Jenis busana yang dipilih adalah busana pesta malam. Jadi, rancangan ini dikemas dengan warna dan mode eclectic style merupakan salah satu bagian dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi dari aplikasi interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi. Bahan yang digunakan pada rancangan ini yaitu bahan satin bridal, furing SPTI. ABSTRACT The design of clothes in this Final Project aims to create a night party fashion design that combines the source of ideas and fashion styles that have been chosen. The source of the idea for this design is Talawang. Talawang is a shield from the Dayak tribe of Kalimantan. Talawang itself was poured to provide applications with batik techniques. For the decoration itself, use embroidery and sequins. While the fashion style is the traditional clothing of East Kalimantan, namely Ta'a clothes. The type of clothing chosen is evening party dress. So, this design is packed with color and an eclectic fashion style is one part of the 2019 forecast trend issued by BE KRAF. Inspired by its interior application is a composition of modern designs with heritage. The material used in this design is satin bridal material, furing SPTI.

Transcript of TALAWANG - ASDI

Page 1: TALAWANG - ASDI

©Canthing Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

Jurnal Online – Akademi Seni dan Desain Indonesia

51

TALAWANG

Mangundhining Siwi Syahbani

Ruth Ambarsari

Amin Sulistiyowati

ABSTRAK

Perancangan busana bertujuan untuk menciptakan rancangan busana pesta malam yang memadukan

antara sumber ide dan fashion style yang telah dipilih. Sumber ide dari rancangan ini yaitu Talawang.

Talawang adalah sebuah perisai dari suku dayak kalimantan. Talawang sendiri dituangkan untuk

memberikan aplikasi dengan tehnik batik tulis. Untuk hiasannya sendiri memakai bordir dan payet.

Sedangkan fashion style nya adalah Busana adat Kalimantan timur yaitu baju Ta’a. Jenis busana yang

dipilih adalah busana pesta malam. Jadi, rancangan ini dikemas dengan warna dan mode eclectic style

merupakan salah satu bagian dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi

dari aplikasi interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi. Bahan yang

digunakan pada rancangan ini yaitu bahan satin bridal, furing SPTI.

ABSTRACT

The design of clothes in this Final Project aims to create a night party fashion design that combines the

source of ideas and fashion styles that have been chosen. The source of the idea for this design is

Talawang. Talawang is a shield from the Dayak tribe of Kalimantan. Talawang itself was poured to

provide applications with batik techniques. For the decoration itself, use embroidery and sequins.

While the fashion style is the traditional clothing of East Kalimantan, namely Ta'a clothes. The type of

clothing chosen is evening party dress. So, this design is packed with color and an eclectic fashion style

is one part of the 2019 forecast trend issued by BE KRAF. Inspired by its interior application is a

composition of modern designs with heritage. The material used in this design is satin bridal

material, furing SPTI.

Page 2: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

52

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak sekali suku, adat, dan budaya. Salah satunya yaitu Suku Dayak yang

mendiami wilayah pedalaman Kalimantan. Kehidupan yang primitif dan jauhnya dari akses

informasi global menjadi ciri khas mereka. Namun berawal dari situ, ada sesuatu yang menarik

untuk diketahui. Salah satu hal yang menarik untuk dipelajari adalah kebudayaan mereka.

Pemilihan sumber ide Tentang keberadaan nilai spiritual suku Dayak, yang mempunyai alat

pertahanan ketika berperang yaitu perisai “Talawang”, konon senjata ini mempunyai nilai

magis pada motifnya, “Talawang” sebagai sumber ide dalam pembuatan karya ini karena dari

segi keunikan, warna, motif, dan manik-manik yang menjadi pelengkap busananya. Dengan

meaplikasikan kebusana untuk mengangkat budaya serta kearifan lokal suku Kalimantan.

Talawang menimbulkan inspirasi pada aplikasi motif kain menggunakan teknik Batik tulis.

Teknik pembuatan motif pada kain dengan menggunakan media malam dan pewarna tekstil.

Berdasarkan pengamatan yang dikemukakan penulis diatas, penulis mengangkat unsur karakter

“Talawang” sebagai sumber ide rancangan busana wanita berupa busana pesta malam yang

ditujukan untuk wanita dewasa serta dapat dipakai di waktu tertentu seperti costume MC.

Dengan pertimbangan beberapa aspek mode, seperti aspek tren\l d, aspek fungsional, aspek

inovasi, aspek desain, dan aspek bahan. Berdasarkan fashion trend forecasting 2019-2020

SVARGA –SUPRANATURAL rancangan yang dibuat Aplikasi interiornya merupakan

komposisi desain modern dengan warisan tradisi, seperti tenun, anyaman, dan ikat dalam rupa

polapada wallpaper, karpet, kain penutupsofa, tirai, dan bantal dekoratif denganciri

penggunaan manik-manik, brokat,bordir, mozaik, dan ukiran. Warna warna alamnya, yang

merupakan ekspresi cerita rakyat, legenda, dan dongeng gaib, memberi kesan gelap dan

misterius.

Kesan bentuk pola flora dan fauna bersusun, digambarkan pada detail cutting pada

rancangan busana malam berupa A-line. Trend warna yang menjadi acuan pada rancangan ini

disesuaikan dengan fashion trend forecasting 2019-2020 yaitu eclectic style berarti

mencampurkan satu gaya dengan gaya lainnya dari zaman yang berbeda, untuk

membentuk satu kesatuan utuh. Mencampurkan lebih dari satu gaya, bukan berarti kesan

dari eclectic style adalah serba berantakan. Melainkan tujuan dari gaya ini adalah

menggabungkan beberapa furnitur yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan utuh yang akan

menciptakan keindahan.

B. Batasan Masalah

Rancangan busana bertemakan “Talawang” yang mengangkat alat pertahanan diri Suku

Dayak Kalimantan dengan perpaduan warna soga yang dibuat dengan teknik canting.

C. Rumusan Masalah

Menjelaskan maksud dan tujuan dari Tugas Akhir agar tidak menyimpang dari tujuan, maka

penulis merumuskan rancangan busana sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat busana pesta malam sumber ide “Talawang” dengan

menerapkan fashion eclectic style berupa menggabungkan beberapa furnitur yang

berbeda-beda menjadi satu kesatuan utuh yang akan menciptakan keindahan yang

ditujukan untuk wanita dewasa? 2. Bagaimana membuat inovasi yang menyerupai atau menggambarkan struktur “Talawang”

dan motifnya menggunakan Batik tulis pada busana pesta malam ?

Page 3: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

53

D. Tujuan Penciptaan

1. Merancang busana pesta malam dengan menerapkan sumber ide “Talawang”.

2. Merancang busana pesta malam dengan menerapkan style eclectic.

3. Mengaplikasikan teknik Batik tulis pada kain primissima.

4. Mengaplikasikan kain beludru yang di tempel lalu di bordir pada bahan bridal 5. Mengaplikasikan payet pada busana.

BAB II

LANDASAN PERANCANGAN

SUMBER IDE

A. Sumber Ide

1. Sumber ide perisai “Talawang”

Gambar 1. Perisai Talawang

Masyarakat Suku Dayak menggunakan Jimat Perisai Talawang dalam berperang.

Perisai ini biasanya terbuat dari kayu Ulin, Kayu Ulin (Eusideroxylon zwagweri)

merupakan kayu yang kuat dan tahan terhadap serangan rayap dan serangga, dapat

menyesuaikan diri dari perubahan kelembaban suhu udara serta air laut, sehingga sering

disebut sebagai kayu besi.

Page 4: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

54

Gambar 2. Pohon dan daun Ulin

Kayu tersebut dipilih karena memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan

kayu jenis lain sehingga mampu menangkal serangan apapun. Kekuatan dan keringanan

merupakan hal penting untuk sebuah Perisai karena dinilai mampu memberikan

perlindungan yang maksimal kepada prajurit ketika berperang.

Dari segi bentuk, senjata ini berbentuk persegi panjang yang dibuat meruncing pada

bagian atas dan bawahnya. Panjang Talawang sekitar 1 sampai 2 m dengan lebar

maksimal 50 cm. Sisi luar Talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan

Dayak kemudian bagian dalamnya diberi pegangan. Keseluruhan bidang depan

Talawang biasanya diukir berbentuk topeng (Hudo).

Gambar 3. Topeng Hudo

Ukiran pada Talawang ini memiliki daya magis yang mampu membangkitkan

semangat hingga menjadikan kuat orang yang menyandangnya. Ukiran Talawang

memiliki motif lain seperti burung Enggang, Dalam budaya Kalimantan, burung

enggang dianggap sebagai hewan “suci” dalam kehidupan sosial mereka. Konon,

burung enggang adalah penjelmaan dari Panglima Burung, sosok yang tinggal di

gunung pedalaman Kalimantan dan berwujud gaib dan cuma muncul saat perang. Ada

yang menyebutnya pemimpin spiritual, guru, sampai tetua yang diagungkan. Orang

Dayak pedalaman menyebut Panglima Burung sebagai Pangkalima, atau panglima

Page 5: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

55

perang Dayak. Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga dikenal kalem, tenang,

penyabar, Burung ini dianggap sakral dan dilarang untuk diburu apalagi

dimakan,.Mereka punya kebiasaan hidup berpasang-pasangan.Hal lain yang menarik

dari burung ini adalah Burung Enggang ini setia.

Selain motif burung enggang, motif lain yang sering digunakan adalah ukiran

Kamang.

Gamabar 4. Motif Kamang

Kamang merupakan perwujudan dari roh leluhur Suku Dayak.Motif Kamang

digambarkan dengan seseorang yang sedang duduk dan wajahnya berwarna merah.

Motif ukiran pada senjata ini juga yang kemudian banyak dijumpai sebagai desain

interior rumah serta bagian-bagian arsitektur dari kriya seni ukir Dayak.Selain itu,

Talawang ini bisa dijadikan sebagai simbol sosial, hal ini terlihat bahwa terdapat ukiran

yang menggambarkan flora dan fauna.Ini menggambarkan bahwa kehidupan masyarkat

Dayak sangat penting untuk menjalin hubungan yang harmonis antara alam dan

manusia.

B. Referensi

1. Referensi busana adat Kalimantan Timur

Page 6: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

56

Gambar 5. Baju Ta’a adat suku Dayak

Busana adat bernama baju Ta’a untuk pakain wanita suku Dayak, Kalimantan. Yang

terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan berbagai macam hiasan berupa manik-

manik yang dijahit. Baju Ta’a terdiri dari atasan dengan model yang menyerupai rompi

(tanpa lengan), penutup kepala, bawahan berupa rok dengan warna dan motif yang

sama, dan aksesorisnya berupa kalung dan gelang dari manik-manik.

Motif hiasan rompi dan rok sangat kental akan perpaduan warna-warna mencolok

seperti warna putih, hijau, merah, biru, dan warna lainnya yang sangat kontras dengan

warna kain rompi.

2. Referensi busana pesta malam

Gaun Pesta Malam atau Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada

kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan

lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang .digunakan

lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. Gaun yang dipakai dalam

keadaan gelap ini sebaiknya glamour, frminim, dan anggun.Untuk menimbulkan kesan

glamour, gunakan berbagai asesoris berkilau sebagai pelengkap.Pemilihan warnanya

direkomendasikan untuk warna-warna terang.

Gambar 6. Busana pesta malam

(https://id.pinterest.com)

Page 7: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

57

Gambar 7. Busana pesta malam

C. Desain Motif dan desain Hiasan

1. Desain Motif

Menurut Oxford Dictionaries, desain adalah sebuah rencana atau gambar yang dibuat

untuk menunjukkan tampilan dan fungsi atau cara kerja suatu bangunan, pakaian, atau benda

lain sebelum dibuat.

Motif merupakan ornamen Ornamen berasal dari kata yunani yaitu dari kata 0rnare yang

artinya hiasan atau perhiasan (Soepratno,1984:11). Motif merupakan desain yang dibuat dari

bagian-bagian bentuk garis atau elemen-elemen yang terkadang sangat dipengaruhi oleh

bentuk-bentuk stilasi benda dengan gaya dan irama yang khas. Setiap motif dibuat dengan

bentuk-bentuk dasar sebagai garis seperti garis ikal atau spiral, garis vertikal, garis

horizontal, garis tegak,garis lengkung, dan garis miring.

Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat

secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai sesuatu yang dapat

memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari masa ke masa. Ornamen tradisonal

mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-

pengolahan tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya

dalam hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan

pembauran dari seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut

tergantung dari sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih

dominan. Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta, Pekalongan beberapa

daerah lainnya lebih dominan bersumber pada corak motif klasik, sedangkan motif

tradisional Irian jaya, toraja, motif suku dayak dan motif Kalimantan corak primitifnya

lebih menonjol. Ornamen tradisonal bersifat kolektif.

(https://sen1budaya.blogspot.com/2012/10/blog-post.html)

Penerapan desain motif yang merupakan bahan utama dari ketiga busana menggambarkan

karakteristik“Talawang”. Terinspirasi dari teknik Batik tulis yang menggunakan malam

sebagai media pembuatan motif yang diinginkan dengan cara mencanting kain primissima

yang akan diwarna diatas permukaan air yang telah dibubuhi pewarna dan dibentuk sesuai

dengan pola yang diinginkan.

Page 8: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

58

2. Desain Hiasan

Desain hiasan adalah suatu desain yang dirancang khusus untuk memberikan hiasan

terhadap desain struktur suatu objek. Adapun tujuan desain hiasan adalah untuk menambah

keindahan dan mutu dari desain struktur objek tersebut.

Teknik pecah pola “Pattern Magic”

Desain Hiasan yang diterapkan dalam rancangan Art Building adalah aplikasi

Pattern Magic yang merupakan inovasi dalam bidang pola, yaitu sebuah ketrampilan

dalam membuat pola dengan pendekatan kreatif yang mengeksplor bentuk. Pattern

Magic ditemukan oleh Tomoko Nakamichi, seorang professor ahli dalam bidang

fashion dari jepang. Tomoko Nakamichi telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya di

Bunka College, Tokyo. Beliau menemukan teknik pecah pola yang membesarkan dari

patokan pecah pola konvensional dengan pendekatan kreatif dan dengan ide bebas.

Laurenceking (2010,https://www.laurenceking.com/us/product/pattern-magic/)

Teknik Hiasan “Beading”

Beading itu adalah seni merangkai manik manik. Manik manik yang digunakan

bisa merupakan mutiara air tawat, mutiara gelas, payet pasir, kristal dll. Intinya selama

ada lubang yang tembus bisa diartikan sebagai beads.

(https://studiomanik.wordpress.com/2010/08/15/hello-world/)

Teknik Bordir Mesin

Yaitu sulam (Bordir) yang proses pembuatannya di kerjakan dengan mesin. Sulam

(bordir) yang dikerjakan dengan mesin jenis tusuknya lebih sedikit, hal tersebut tidak

akan membatasi kita untuk berkreativitas. Karena untuk membuat hiasan sulam yang

lebih bervariasi tidak hanya ditentukan oleh jenis tusuk saja.

(https://apaitubordir.blogspot.com/2016/10/penjelasan-bordir.html)

Page 9: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

59

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Desain

1. Aspek Trend

a. Trend fashion “SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE’’

Gambar 8: SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE

(trend forecasting 2019)

SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE merupakan salah satu bagian

dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi dari aplikasi

interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi, seperti

tenun,anyaman, dan ikat dalam rupa pola pada wallpaper, karpet, kain penutup sofa,

tirai, dan bantal dekoratif dengan ciri penggunaan manik-manik, brokat,bordir, mozaik,

dan ukiran. Warna – warna alamnya, yang merupakan ekspresi cerita rakyat, legenda,

dan dongeng gaib, memberi kesan gelap dan misterius.

b. Warna-warna yang digunakan dalam tren Trend fashion “SVARGA –

SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE’’ sebagai berikut :

Gambar 9 : Palet warna

2. Aspek Fungsi

Target usia pemakai yang ingin dicapai usia wanita dewasa terhitung mulai usia 25

tahun, karena di usia itu wanita telah masuk tahap dewasa dan matang. Biasanya usia

25 ke atas orang dewasa sudah mempunyai pemikiran dan prinsip sendiri, tidak senang

diatur dan tidak mudah goyah pendiriannya. Berkaitan dengan pemilihan fashion dari

pemilihan warna, warna yang cerah agar terlihat awet muda, menyesuaikan ukuran

pakaian dengan bentuk badan.

Pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta,

dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta

Page 10: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

60

malam (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Gaun pesta tentu didesain istimewa,

karena pemakaiannya pun pada acara istimewa. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati

(1998: 3) busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi

hari, siang hari dan malam hari. Busana yang satu ini memiliki warna, ukuran, dan

desain yang beragam, Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) busana pesta malam adalah

busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai

waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Gaun Pesta Malam

atau Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam

hari.

Pemilihan bahan yaitu bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan

mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode

ataupun hiasannya lebih mewah. Gaun yang dipakai dalam keadaan gelap ini sebaiknya

glamour, frminim, dan anggun.Untuk menimbulkan kesan glamour, gunakan berbagai

asesoris berkilau sebagai pelengkap. Pemilihan warnanya direkomendasikan untuk

warna-wavrna terang.

3. Aspek Desain

Desain 1

Gambar 10 : Aspek Desain 1

a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun

berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.

Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :

Desain 1

Keselarasan dalam garis dan bentuk simetris yang terletak pada potongan pattern

magic di bagian badan depan yang simetris.

Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,

warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.

Page 11: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

61

b) Perbandingan

Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan

adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.

Desain 1

Pada rancangan desain pertama berupa setelan rompi a-line dan bagian bawah

panjang dengan pola rok lingkar.

c) Irama

Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu

bagian ke bagian yang lain.

Desain 1

Peralihan ukuran

Peralihan ukuran terdapat pada potongan badan yang bagian atas

(bahu) mengecil dan bagian bawah (Pinggang) membesar.

d) Pusat perhatian

Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang

menarik dalam suatu rancangan.

Desain 1

Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan pattern magic yang

diletakkan pada badan depan.

Desain 2

Gambar 11 : Aspek Desain 2

a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun

berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.

Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :

Page 12: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

62

Desain 2

Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :

Keselarasan dalam garis dan bentuk simetris yang terletak pada potongan rok

setengah lingkar di bagian sisi.

Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,

warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.

b) Perbandingan

Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan

adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.

Desain 2

Pada rancangan desain kedua berupa setelan rompi dan rok setengah lingkar yang

bagian bawah mengembang.

c) Irama

Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu

bagian ke bagian yang lain.

Desain 2

Peralihan ukuran

Peralihan ukuran terdapat pada pptongan rok yang bagian atas pas dan membesar

pada bagian bawah.

Pertentangan

pertemuan antara garis satu sengan garis yang lain.

d) Pusat perhatian

Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang

menarik dalam suatu rancangan.

Desain 2

Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan rok setengah lingkaran

yang terdapat motif Talawang bagian depannya.

Desain 3

Gambar 12 : Aspek Desain 3

Page 13: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

63

a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun

berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.

Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :

Desain 3

Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :

Keselarasan dalam garis dan bentuk asimetris yang terletak pada potongan rok

draping sisi kanan dan sisi kiri lurus.

Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,

warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.

b) Perbandingan

Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan

adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.

Desain 3

Pada rancangan desain ketiga berupa setelan rompi dan rok asimetris potongan

busana dibagian rok sisi kanan terdapat draping sedikit bervolume sementara

dibagian kiri lurus.

c) Irama

Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu

bagian ke bagian yang lain.

Desain 3

Peralihan ukuran

Peralihan ukuran terdapat pada potongan rok yang berada di bagian sisi kanan

sisi kanan bervolume draping.

Pertentangan

Pertemuan antara garis satu sengan garis yang lain.

d) Pusat perhatian

Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang

menarik dalam suatu rancangan.

Desain 3

Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan asimetris rok draping

dengan kombinasi motif Talawang bagian kiri.

Page 14: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

64

B. Realisasi Rancangan

1. Desain I

a.Sketsa desain I

Gambar 21 : Gambar desain 1

Page 15: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

65

Gambar 27 : Hasil foto model tampak depan

Page 16: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

66

Gambar 28 : Hasil foto model tampak belakang

Page 17: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

67

2. Desain II

a. Sketsa desain II

Gambar 29 : Gambar desain 2

Page 18: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

68

Gambar 36 : Hasil foto model tampak depan

Page 19: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

69

Gambar 37 : Hasil foto model tampak belakang

Page 20: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

70

a. Desain III

a. Skets

Gambar 38 : Gambar desain 3

Page 21: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

71

a desain III

Gambar 45 : Hasil foto model tampak depan

Page 22: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

72

Gambar 46 : Hasil foto model tampak belakang

Page 23: TALAWANG - ASDI

Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang

73

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep sebagai dasar penciptaan karya busana khususnya busana pesta. Konsep desain

disesuaikan dengan sumber ide yaitu perisai Talawang yang mengangkat budaya suku Dayak,

Kalimantan. Talawang Memiliki filosofi, fungsi, simbol soaial, dan identitas budaya. Talawang

Menggunakan kayu ulin sebagai bahan pembuatannya. Untuk motif penulis memilih topeng

Sababuka yang memiliki motif gigi taring dan bola mata, dengan mengambil style eclectic

menggabungkan 2 gaya culture dan modern, menggunakan referensi busana adat Kalimantan

timur dan busana pesta malam, dari pemilihan trend Svarga – Supranatural in Eclectic Style.

Membuat desain yang sesuai konsep, untuk wanita dewasa terhitung mulai usia 25 tahun.

Dengan mempertimbangkan aspek fungsi untuk busana pesta malam, aspek bahan dari satin

bridal, dengan aplikasi motif menggunakan teknik batik tulis, aspek hiasan menggunakan

pattern magic dan bordir dan aspek proses mulai dari mengukur badan, sampai finishing.

Menggunakan tata rias dan tata rambut untuk menunjang penampilan dan memperkuat konsep

dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menghitung estimasi harga untuk menentukan harga jual.

B. Saran

Untuk pembuatan karya Tugas akhir sebaiknya dibuat dengan matang mulai dari konsep,

desain, dan pola. Pemilihan jenis busana perlu dipertimbangkan untuk pengerjaan karya masih

banyak kekurangan seperti jahitan yang kurang rapi, kenyamanan busana saat di pakai. Dari

awal membuat pastikan mengambil ukuran model secara tepat, konsultasi pola dasar sampai

pecah pola. Melakukan refisi pada pola, melakukan fiting model untuk mengetahui kenyaman

saat dipakai.

Page 24: TALAWANG - ASDI

Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020

74

DAFTAR PUSTAKA

Andriani S. Kusni, Kusni Sulang.2013.Senjata Tradisional & Pakaian Adat Dayak Kalimantan

Tengah.Kalimantan Tengah: Badan Perpustakaan & Arsip Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah

Mirza.Pameran Temporer Senjata Tradisional.1992. Kalimantan Barat: Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan

https://ahlimesinjahit.blogspot.com/2013/04/membordir-secara-manual.html

https://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/08/pemasangan-payet.html

https://ronnyarmeilla.blogspot.com/2013/04/budaya-kalimantan.html

https://sen1budaya.blogspot.com/2012/10/blog-post.html 2010,https://www.laurenceking.com/us/product/pattern-magic/

https://studiomanik.wordpress.com/2010/08/15/hello-world/

https://apaitubordir.blogspot.com/2016/10/penjelasan-bordir.html