Takshew4 Avert

10
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN AVERTEBRATA Oleh : Nama : Nungki Ayuningtyas NIM : B1J007017 Rombongan : I Kelompok : 1 Asisten : Rondang Lestari DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2008

Transcript of Takshew4 Avert

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN AVERTEBRATA

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Nungki Ayuningtyas : B1J007017 :I :1 : Rondang Lestari

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2008

I. PENDAHULUAN A. Dasar Teori Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal cirri-ciri taksonsomi individu yang beraneka ragam dan memasukkannya kedalam suatu takson. Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Seringkali kedua pengartian ini dicampur-adukkan, padaaaaahal prosedur klasifikasi bersifat induktif. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomi dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen kedalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh cirri-ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang di dasarkan atas kesamaan dan hubungan mereka (Mayr, 1969). Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari segi ilmiahnya, sebab seluruh urutan pekerjaan berikutnya sangat tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi, peranan buku kunci identifikasi adalah mutklak diperlukan. Hewan avertebrata pertama kali dikelompokan berdasarkan banyaknya sel penyusun tubuh. Hewan avertebrata bersel satu dikelompokkan ke dalam hewan uniseluler, sedangkan yang tersusun dari banyak sel di kelompokkan kedalam hewan multiseluler. Hewan uniseluler atau protozoa dibedakan atas cara dan lokomosinya yaitu menggunakan silia, flagella atau pseudopodia. Pembedaan ewan yang lainnya dilakukan berdasarkan kesimetrian tubuhnya, yaitu simetri radial atau bilateral, berdasarkan bentuk tubuh (bulat, memanjang dan elips), ada tidaknya insang, segmen, cangkang, antenna dan ciri-ciri pembeda lainnya. Kondisi yang dimiliki tersebut dapat dirunut dan ditelusuri untuk melakukan identifikasi dan determinasi hewan avertebrata.

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah mengenali ciri-ciri hewan avertebrata yang dapat dilihat denga mata telanjang atau menggunakan alat bantu, melakukan identifikasi dan determinasi hewan avertebrata..

II. MATERI

Materi yang diamati adalah hewan avertebrata yang telah dikoleksi dari hasil praktikum sebelumnya (acara I, II, dan III) seperti udang yang telah dikoleksi atau dalam keadaan segar. Alat yang digunakan adalah buku pedoman untuk identifikasi dan determinasi hewan avertebrata, bak preparat, pinset, jarum preparat, kaca pembesar, mikroskop, buku gambar, dan alat tulis.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Gambar. Udang

B. Pembahasan Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood). Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan. Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap postlarvae: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan terkadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut. Menurut Jasin (1989), klasifikasi udang adalah sebagai berikut : Phylum Classis Ordo Family Genus Spesies : Arthropada : Crustacea : Decapoda : Plaemonidea : Macrobachium : Macrobachium rosenbergi

Determinasi udang (Macrobachium rosenbergi) adalah sebagai berikut : 1.b Hewan bersel banyak (makroskopis), berukuran makroskopis.......................8 8.b Kelompok sel menyusun jaringan...................................................................9 9.b Tubuh asimetri atau asimetri bilateral...........................................................11 11.a Tidak memiliki celah insang atau bukaan lateral di daerah faring, jika memiliki anggota tubuh biasanya 3 pasang atau lebih..............................................12

12.b Anggota tubuh bersendi .....................(Phylum Arthropada) Mempunyai rangka luar yang keras ..................(Kelas Crustacea) Bekaki sepuluh...................................................(Ordo Decapoda) Cara berpindah tempat lebih banyak berenang...........(Supersectio Natantia) Pleura segmen abdomen ke-2 menutupi sebagian dari pleura segmen pertama dan ke-3. Teriopod ke-3 tidak bersela. Insang Phyllobranch............(Sectio caridea) 1. Pasangan periopod pertama bersela atau tidak 2. Tepi pemotong pada jari-jari pada sela tidak semuanya berbentuk sisir 3. Carpus pasangan periopod ke-2 utuh. Pasangan periopod pertama selalu dengan celah yang baik pertumbuhannya 4. Ke-2 ruas maxiliped kedua terakhir tidak terletak berdampingan pada akhir ruas ke-3 dari yang terakhir. Jari-jari tidak terlalu panjang 5. Chela periopod pertama dengan hanya satu jari yang dapat digerakkan 6. Pasangan periopod pertama biasanya lebih langsing dari, jarang hampir sama yang kedua 7. Periopod tanpa exopod, chela tanpa silat ujung yang terdiri dari rambut panjang......................(Superfamilia palaemonoida) 1. Periopod tanpa Arthrobranch atau epipod 2. Flagella antenula atas bercabang dua, mandibula biasanya dengan tonjolan incisore, jika tidadk maxilipod ketiga tidak melebar seperti daun.........(Famili palaemonidae). 1. Flagellum antenula atas dengan dua ruas yang bersatu pada bagian basal. Pleopod kedua pada yang jantan umumnya dengan suatu apendiks masculina, yang betina suatu apendiks interna pada pleupod kedua. 2. Permukaan lateral karapak tanpa garis sutura 3. Terdapat suatu pleurobranch pada pangkal maxiliped ketiga, tepi posterior telson dengan dua pasang duri atau lebih setae.................(Subfamili Palaemoninae) 1. Tidak ada duri supraorbital 2. Tidak ada duri branchiostegal 3. Ada duri hepatik 4. Mandibula dengan palpus

5. Dactylus ketiga periopod terakhir tidak berchella.............( Genus Macrobachium) 1. Carpus lebih panjang dari merus..............................................................2 2. Rostrium dengan suatu pangkal tajuk yang terangkat dengan jelas, biasanya panjang sekali atau dengan suatu bagian yang jelas telanjang pada tengah distal pada garis tepi atas........................................................................................................3 3. Garis tepi bawah rostrum dengan 8-14 gigi. Rostrum panjang dan membelok ke atas. Ujung telson melebihi ujung duri-duri posterior ujung panjang.......................................(Spesies Macrobachium rosenbergii)

IV. KESIMPULAN 1. Udang (Macrobachium rosenbergi) Menurut Jasin (1989), klasifikasi udang adalah sebagai berikut : Phylum Classis Ordo Family Genus Spesies atau danau. : Arthropada : Crustacea : Decapoda : Plaemonidea : Macrobachium : Macrobachium rosenbergi

2. Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut

DAFTAR REFERENSI Anonymous. 2008. Udang. http://www.wikipedia.org. Diakses tanggal 11 Desember 2008. Campbell, A. Neil, et all. 2004. Biology Edisi Kelima Jilid Kedua. Erlangga, Jakarta. Clifford dan Stephenson. 1975. An Introduction To Numerical Classification. New York, Academic Press. Darbohoesodo, R.B. 1976. Penuntun Praktikum Taksonomi Avertebrata. Purwokerto. Fakultas Biologi.Universitas Jenderal Soedirman. Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematik Hewan (Avertebrata dan Vertebrata) untuk universitas. Surabaya, Sinar Jaya. Mayr, Ernest. 1982. Principles Of Systematic Zoologi. New Delhi, Tata McGrawHill Publishing Company.