TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA...

139

Click here to load reader

Transcript of TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA...

Page 1: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA IMÂM AL-GHAZÂLÎ

(sebuah kajian analisis sanad hadis dalam bab ‘Aqabah al-Bawâ’its)

Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh Dewi Komalasari

NIM: 1112034000035

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/2017 M

Page 2: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern
Page 3: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern
Page 4: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern
Page 5: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat dalam “Buku Pedoman

Akademik Program Strata 1 tahun 2013-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan

b be

t te

ts te dan es

j je

h h dengan garis di bawah

kh ka dan ha

d de

dz de dan zet

r er

z zet

s es

sy es dan ye

s es dengan garis di bawah

d de dengan garis di bawah

t te dengan garis di bawah

z zet dengan garis di bawah

´ koma terbalik di atas hadap kanan

gh ge dan ha

f ef

q ki

k ka

l el

m em

Page 6: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

vi

n en

w we

h ha

apostrof

y ye

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal dalam bahasa Indonesia,

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau

diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasrah

u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i

au a dan u

Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Page 7: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

vii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas

û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan

dengan huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi hurup /l/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-

rijâl, al-diwân bukan ad-diwân.

Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda (), dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima

tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-

huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat

pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan

menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku

Page 8: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

viii

jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No Tanda Vokal Latin Keterangan

1 tarîqah

2 al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah

3 Wahdat al-wujûd

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf capital tidak dikenal,

dalam alih aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan

mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan

(EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat,

huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting

diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan

Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak

miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku itu

ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya.

Demikian seterusnya.

Page 9: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

ix

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin

al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânirî.

Page 10: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

x

ABSTRAK

DEWI KOMALASARI

Takhrîj al-Hadîts dalam Kitab Minhâj al-‘Âbidîn Karya Imâm al-Ghazâlî

(sebuah kajian analisis sanad hadis dalam bab ‘Aqabah al-Bawâ’its)

Skripsi ini meneliti tentang hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Minhâj

al-‘Âbidîn yang bercorak tasawuf karya Imam al-Ghazâlî, dalam kitab ini terdapat

tujuh bab, sama dengan tujuh tanjakan atau dalam kitab ini disebut aqabah.

Menurut Imam al Ghazali ada tujuh tanjakan yang harus ditempuh dalam

perjalanan ibadah seseorang untuk meningkatkan kualitas ibadahnya kepada Allah

swt. Kitab ini ditulis menjelang wafatnya Imam al Ghazali, dengan kata lain

ditulis setelah kitab ‘ihyâ ‘ulûm al-dîn.

Skripsi ini adalah sebuah penelitian sanad hadis yang dilakukan hanya

pada bab ke-5 yakni bab ‘aqabah al-bawâ’its yang artinya tanjakan pendorong,

bab ini berisi tentang dorongan-dorongan atau motivasi-motivasi seorang hamba

Allah untuk mencapai kesempurnaan ibadah kepada Allah swt. Kitab ini dibentuk

dalam konsep yang ringan dan praktis, sehingga lebih mudah untuk dijadikan

bahan ajar di majelis-majelis dan di pesantren-pesantren.

Penelitian skripsi ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library

research). Untuk itu, digunakan bahan-bahan kepustakaan dengan sumber primer

Kitab Minhâj al-Âbidîn, dan sumber sekunder yakni kitab-kitab Rijâl al-Hadîts,

kitab-kitab takhrîj hadis, kitab-kitab hadis serta buku-buku yang berkaitan dengan

judul skripsi. Dalam mengolah data, langkah pertama yang dilakukan adalah

mentakhrîj hadis-hadis dengan dua metode, yaitu metode takhrij dengan

mengetahui lafadz pertama dari matan hadis dan metode takhrij dengan

mengetahui kata-kata yang jarang digunakan dari suatu bagian matan hadis.

Kemudian langkah kedua menyusun keseluruhan sanad dalam bentuk skema, dan

langkah ketiga adalah melakukan kritik sanad hadis, dengan lima syarat yaitu

kebersambungan sanad, ‘adil, dabt, tidak syâdz dan tidak ada ‘illat.

Karena di kitab tersebut hanya tercantum matannya saja, tidak terdapat

keterangan rangkaian sanad ataupun keterangan terkait kualitas hadis-hadisnya.

Dengan mengkaji dan meneliti hadis-hadis dalam kitab ini, dapat diketahui

keberadaan suatu hadis dalam kitab-kitab rujukan hadis, nilai dan kualitas hadis

khususnya dari segi sanad. Hadis yang dimuat dalam kitab ini ada 67 hadis, 6 di

antaranya merupakan hadis yang dicantumkan dalam bab ‘aqabah al bawâ’its.

Maka dari 6 hadis yang diteliti, sebanyak 3 hadis berkualitas sahih, 2 hadis

berkualitas da’îf dari segi sanad dan 1 hadis tidak ditemukan informasi mengenai

hadis yang berkaitan.

Page 11: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xi

KATA PENGANTAR

ٱلرحيم ٱلرحمن ٱلله بسم

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah Swt. atas segala

rahmat dan kehendak-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Solawat dan salam semoga selalu tercurah-limpahkan kepada manusia

pembimbing ummat dari dunia kemarau dihari lampau hingga kembali terbebat

pekat saat kiamat, yakni Baginda Rasulullah Saw. beserta keluarga, sahabat dan

para pengikutnya. Semoga kita selalu mendapat syafaat darinya baik ketika hidup

di dunia maupun di akhirat kelak dan kita semua berada dalam lindungan Allah

Swt.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bimbingan, bantuan, arahan, motivasi dan kontribusi banyak pihak. Ucapan terima

kasih yang tulus dan tak terbilang penulis haturkan kepada para dosen, keluarga,

para guru kehidupan, para sahabat dan teman-teman, sehingga penulis mampu

mengatasi segala hambatan yang menerpa. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih seluas-luasnya kepada:

1. Segenap civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta: Bapak Prof. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya dan Bapak Prof.

Dr. Masri Mansoer, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Ibu Dr.

Lilik Ummi Kaltsum, MA. selaku Ketua Program Studi Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd. selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

Page 12: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xii

2. Bapak Harun Rasyid, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi, yang

selama ini dengan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing dan

dengan penuh kesabaran mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi

ini hingga selesai.

3. Ibu Faizah Ali Syibromalisi, MA. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis dari semester satu hingga selesai.

Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, MA. selaku dosen dalam bidang hadis

yang telah banyak menginspirasi penulis.

4. Seluruh dosen pada Fakultas Ushuluddin khususnya di Program Studi

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir atas segala motivasi, ilmu pengetahuan,

bimbingan, wawasan dan pengalaman yang telah diberikan. Kepada

seluruh staf dan karyawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama, Perpustakaan

Fakultas Ushuluddin, dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua terkasih, Bapak H. Domat dan Ibu Hj. Renih yang

selalu merangkaikan doa-doa indah, memotivasi, menginspirasi,

membiayai, mendidik, mendukung, memberi semangat dan nasehat-

nasehat istimewa untuk penulis. Tak lupa terima kasih untuk adik-

kakak tersayang, Trisnawati Dewi, Rohayati Fitriyani dan Beben yang

telah memberikan senyuman semangat kepada penulis. serta

keponakan kecil terkasih Yusuf As Syatibi yang selalu membuat

penulis semangat ketika merindunya.

Page 13: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xiii

7. Seluruh keluarga, Kakek H. Jaelani (alm.), Nenek Hj. Ra’amah, Mbah

kaler, Uwa Hj. Ija, Uwa Hj. Omah, Uwa Hj. Kiran, Uwa Hj. Anton,

Uwa Ciman, Uwa anyil, Uwa Ndung, Uwa Aman, Aka Ija, Mang

Kosasih, Ustz. Hj. Omay Komariah S.Pd, dan Humaidi Syahri S.H

yang telah memberikan dukungan dan motivasi kehidupan untuk

penulis.

8. Guru-guru penulis, KH. Ahmad Dimyati (alm.), KH. Yazid Dimyati,

S.Thi, Lc, Bapak Ustad Azhari Muchtar S.Ag, Ustad Ujang Musa

Tauhid, dan seluruh guru di Pondok Pesantren Modern Daarul Ulum

Lido Bogor yang telah menjadi bagian terpenting dalam perjalanan

keilmuan penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis, Hilda lisdianti, S.Ag., Lili Siwidyaningsih,

Ririn Rindiana Dewi, Annisa Nurul Khasanah, S.Ag., Lc., Hilmy

Firdausy, Lc., ‘Aliyah. A., Chandra D.N.I., Dhia M.H., yang telah

memotivasi dan sangat banyak membantu penulis khususnya dalam

proses penulisan skripsi ini.

10. Keluarga besar Mahasiswa Bekasi (PERMASI), Ikatan Keluarga

Alumni Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido (IKADA), Keluarga

Eleventh Ciputat, Teman-teman Komunitas Saung,

KOMFUSPERTUM, Tafsir Hadis (TH) A Angkatan 2012, Darus

Sunnah International of Hadith, dan KKN LOGIC yang telah

memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

Page 14: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xiv

Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan yang telah dilakukan

dengan pahala yang berlipat ganda, di dunia dan di akhirat. Âmîn yâ Rabb al-

‘Âlamîn

Jakarta, 27 Maret 2017

Penulis

Page 15: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xv

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................ 7

1. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

2. Perumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 8

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

E. Metodologi Penelitian ....................................................................... 10

1. Metode Penelitian........................................................................ 10

a. Jenis Penelitian ...................................................................... 10

b. Metode Pembahasan.............................................................. 11

c. Metode Pengumpulan Data ................................................... 11

d. Pengolahan dan Analisa Data................................................ 12

2. Teknik Penulisan ......................................................................... 14

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14

BAB II SEKILAS TENTANG IMÂM AL-GHAZÂLÎ ........................... 16

A. Riwayat hidup Imâm al-GhazâlÎ ....................................................... 16

1. Sketsa Kehidupan dan Wafatnya ............................................... 16

2. Masa Pendidikannya ................................................................... 18

A. Karya-Karya Imâm al Ghazâli ......................................................... 21

B. Tinjauan Kitab Minhâj al-Âbidîn ...................................................... 24

BAB III KRITIK SANAD HADIS-HADIS DALAM KITAB

MINHÂJ AL ÂBIDÎN (dalam bab ‘aqabah al Bawâ‛its) ......................... 28

B. Hadis ke-1 ......................................................................................... 32

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 32

2. Skema Sanad ............................................................................... 35

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 36

C. Hadis ke-2 ........................................................................................ 47

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 47

2. Skema Sanad ............................................................................... 50

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 51

D. Hadis ke-3 ......................................................................................... 59

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 59

Page 16: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

xvi

2. Skema Sanad ............................................................................... 62

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 63

E. Hadis ke-4 ......................................................................................... 74

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 74

2. Skema Sanad ............................................................................... 77

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 78

F. Hadis ke-5 ......................................................................................... 92

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 92

2. Skema Sanad ............................................................................... 93

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 93

G. Hadis ke-6 ......................................................................................... 94

1. Teks dan Takhrij Hadis ............................................................... 94

2. Skema Sanad ............................................................................... 97

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis ............................................... 98

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 118

A. Kesimpulan ....................................................................................... 118

B. Saran-saran ........................................................................................ 119

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 120

Page 17: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur‟an,

kedudukan hadis sebagai salah stau pokok dari syari‟at Islam, ditegaskan

oleh ayat-ayat al-Qur‟an yang menyatakan bahwa hadis merupakaan salah

satu pokok dari Syari‟at Islam yang wajib diikuti dan diamalkan,

sebagaimana mengikuti sumber pertama yaitu al-Qur‟an. Dalam surat al-

Ahzab: 36 Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman:

الله

الله يعص

"dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula)

bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah

menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)

tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-

Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata."

Dalam ayat ini Allah SWT telah menetapkan kewajiban bagi hamba-

Nya untuk ta‟at kepada Rasulullah SAW dan dilarang untuk mendurhakainya,

dalam masalah apapun, Allah SWT juga mengancam orang-orang yang

menyelisihi Rasulullah SAW dan memberikan pujian terhadap orang-orang

yang ta‟at kepada-Nya.

Hanya saja dalam beberapa hal kualitas hadis berbeda dengan al-

Qur‟an seperti tentang periwayatan. Untuk al-Qur‟an, semua periwayatan

ayat-ayatnya berlangsung secara mutawâtir, sedang untuk hadis Nabi,

Page 18: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

2

sebagian periwayatannya berlangsung Secara mutawâtir dan sebagian lagi

berlangsung secara ahad. Dengan demikian dilihat dari segi periwayatannya,

seluruh ayat al-Qur‟an tidak perlu dilakukan penelitian, sedangkan hadis Nabi

dalam hal ini yang berkategori ahad diperlukan penelitian.1

Menurut Mahmûd Thahhân Takhrîj adalah usaha menunjukkan letak

asal hadis pada sumber-sumbernya yang asli yang di dalamnya telah

dicantumkan sanad hadis tersebut secara lengkap, serta menjelaskan kualitas

hadis tersebut jika pengumpul hadis memandang perlu.2 Kajian ilmu takhrîj

hadits sangat penting bagi orang yang menggeluti ilmu-ilmu syar‟i.

Memperlajari kaidah-kaidahnya dan metodenya, agar ia mengetahui

bagaimana sampai kepada hadis tersebut pada sumbernya yang orisinil.

Manfaat takhrij amat besar terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam

hadis sebab dengan perantaranya seseorang mendapat petunjuk kepada salah

satu sumber hadis pertama yang disusun oleh para tokoh/imam yang

merupakan petunjuk jalan ke tempat/letak hadis pada sumber-sumber yang

orisinil yang takhrijnya berikut sanadnya kemudian menjelaskan

kedudukannya.3

Kitab Minhâj al-„Âbidîn karya al-Ghazâlî merupakan kitab tasawuf

yang sering dipelajari di pesantren-pesantren, dari pesantren salaf hingga

pesantren modern, juga banyak dikaji oleh masyarakat intelek hingga

masyarakat umum. Kitab ini berisi tentang tingkatan-tingkatan yang harus

1 Syuhudi Isma‟il, Metodologi Penelitian HadisNabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 4

2 Jon Pamil, “ “, Takhrij Hadis: Langkah Awal Penelitian Hadis,” Jurnal Pemikiran Islam

XXXVII, no. 1 (Januari 2012): h. 53 3 Mahmud Thahan, Dasar-Dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad, ter. Mahmud Thahhan

(Semarang: Dina Utama, 1995), j. 21

Page 19: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

3

dilalui oleh seorang hamba Allah dalam beribadah, seperti harusnya seimbang

dalam hal ilmu dan ibadah, karena sebelum melakukan hal terkait ibadah, kita

diwajibkan mengetahui terlebih dahulu ilmu ibadah tersebut. Kitab ini pun

menyertakan tingkatan hal taubat dalam tingkatan yang kedua yang diartikan

taubat adalah ternmasuk syarat untuk melakukan ibadah yang baik kemudian

banyak juga menjelaskan rahasia-rahasia lain dalam menyempurnakan

ibadah. Al-Ghazâlî juga dalam kitab ini mencantumkan beberapa tingkatan

mengenai penghalang-penghalang dan godaan-godaan yang dialami

kebanyakan manusia dalam melaksanakan ibadah, seperti rizki, tuntutan

nafsu, kekhawatiran dan ketakutan. Namun di dalam kitab ini Imam al-

Ghazali dengan lengkap menyempurnakan semua masalah yang ada beserta

solusi nya.

Imâm al-Ghazâlî yang di zamannya terkenal sebagai tokoh yang

menjadi panutan masyarakat saat itu menjadi sandaran umat, menjadi hujjah,

yang tentunya dalam perjalanan hidupnya beliau tidaklah akan dengan

beraninya mempertaruhkan dirinya dalam sebuah kebatilan dengan cara

mengutip kata-kata sembarangan yang kemudian diklaim sebagai kata-kata

Nabi saw. Namun, di dalam kitab Minhâj al-„Âbidîn ini al-Ghazâli banyak

mengutip hadis-hadis Nabi dan sama sekali tidak menyertakan sanad-sanad

secara lengkap dan juga tidak mencantumkan kualitas sanadnya.

Bukan berarti meragukan hadis Nabi saw. tetapi melihat keterbatasan

perawi hadis sebagai manusia yang adakalanya melakukan kesalahan, baik

karena lupa maupun karena didorong oleh kepentingan tertentu. Keberadaan

perawi hadis sangat menentukan kualitas hadis, baik kualitas sanad maupun

Page 20: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

4

kualitas matan hadis.4 Namun bagaimana kita sebagai pembaca atau

pendengar hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Imâm al-Ghazâlî bisa yakin

bahwa hadis-hadis tersebut adalah sahih adanya sehingga bisa kita jadikan

sebagai hujjah jika dalam redaksi hadis-hadis yang tertulis dalam kitab

tersebut tidak tercantumkan sanad lengkap dan rawinya.

Ibnu al-Jauzi salah satu ulama yang kontra terhadap al-Ghazâlî. Beliau

mengkritik al-Ghazâlî dalam masalah hadis dengan memberikan julukan

kepada al-Ghazâlî sebagai “pencari kayu di malam hari”, maksudnya

mengambil setiap yang ditemuinya tanpa ada penyeleksian atau penyaringan

terlebih dahulu.5

Tidak dapat kita nafikan bahwa dalam melakukan ibadah, hamba akan

tidak mampu menolak adanya halangan-halangan berikut godaan-godaan

yang selalu datang. Maka rasa takut akan siksa Allah adalah harus ada pada

diri seorang hamba sepanjang jalan ibadah yang ditempuh, karena rasa takut

dapat mencegah seorang hamba dari perbuatan maksiat. Dengan demikian ia

akan tetap khusyu dalam menjalani ibadah, sebab kalau tidak dibarengi rasa

takut akan siksa Allah SWT, besar kemungkinan hawa nafsu seorang hamba

akan senantiasa memerintahkan agar berbuat kejahatan dan selalu menggoda.

Rasa takut atas siksa Allah yang pedih juga harus selalu dimiliki

dalam jiwa si hamba. Sifat ini memiliki peranan dalam ibadah guna

memberikan motivasi atau dorongan (bâ‟its) pada jiwa seorang hamba untuk

4 Faturahman, ikhtishar Musthalah al-Hadis, (Bandung: PT. Ma‟arif), 1974, h. 118.

5 Ahmad Satori Ismail, Pro Kontra Pemikiran Imam al-Ghazali, (Surabaya : Risalah

Gusti), h. 149.

Page 21: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

5

tidak melakukan perbuatan dosa. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah

Ali-Imran ayat 175:

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-

nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy),

karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu,

jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Menurut al-Ghâzâlî rasa takut akan siksa Allah harus selalu terpatri

pada diri si hamba agar ia tidak malas beribadah, karena malas beribadah

akan mendatangkan siksa Allah. Dengan demikian adanya rasa takut atas

siksa Allah ini akan memacu semangat si hamba untuk rajin beribadah jadi

sifat Khauf ini akan membangkitkan semangat si hamba untuk beribadah.6

Untuk menjadikan ibadah kita sempurna adalah juga harus dengan

menyertakan harapan (al raja) yang mendalam terhadap Allah SWT.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al Anbiya ayat 90:

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan

kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam

(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada

Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang

khusyu' kepada kami.

6 Ghazali, Imam. Wasiat Imam Ghazali Minhajul Abidin, ter. Zakaria Adham (Jakarta:

Darul Ulum Press, 1986) h.282

Page 22: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

6

Menurut al-Ghazali berharap (al-raja) adalah juga harus dimiliki

seorang hamba dalam menempuh jalan ibadahnya, karena akan memberikan

dampak positif berupa motivasi atau dorongan bagi seorang hamba untuk

selalu ta‟at beribadah. Menurutnya, ketika seseornag akan melakukan suatu

kebaikan maka selalu ada perlawanan dari setan dan hawa nafsu yang

berupaya agar perbuatan baik tersebut tidak terlaksana. Dalam keadaan

seperti ini, maka seorang hamba harus menggantungkan harapan adanya

pertolongan dari Allah SWT. Agar ia selalu dapat melaksanan kebaikan

berupa ibadah dengan sempurna. Kedua, harapan diperlukan seorang hamba

agar ia tidak merasa kesusahan di dalam menghadapi macam-maccam

kesulitan ketika ia menjalani ibadah. Menurut al-Ghazâlî, seorang yang

mengerti betul akan baiknya pahala ibadah yang akan diterimanya kelak, ia

tidak akan terganggu oleh macam-macam kesulitan yang menghadangnya

ketika menjalani ibadah.7

Kalau diperhatikan dengan cermat persoalan ibadah berkisar pada dua

persoalan pokok yaitu: melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Kedua hal tersebut tidak akan berjalan lancar selama nafsu yang mendorong

kepada kejahatan masih bercokol dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, maka

takut (al-Khauf) dan harapan (al-Raja‟) harus selalu melekat dalam diri

seorang hamba yang sedang menempuh jalan ibadah.8

7 Ghazâlî, Imâm, Wasiat Imam Ghazali Minhajul Abidin, h. 283

8 Purwanto, Yedi. “Konsep Aqabah Dalam Tasawwuf al-Ghazali Telaah atas Kitab

Minhajal-Abidin,” (Disertasi S3 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.

175.

Page 23: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

7

Dari latar belakang di atas, penulis merasa penting untuk meneliti ke

sahîhan hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Minhâj al-„Âbidîn pada bab

„Aqabah al „Bawâ‟its dari segi sanad. Oleh karena itu, judul yang diangkat

untuk penelitian ini adalah Takhrij Hadis Kitab Minhaj al ‘Abidin Karya

Imam al-Ghazali (sebuah kajian analisis sanad dalam bab ‘Aqabah al

Bawâ’its)

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengkaji dan meneliti kitab Minhâj al-„Âbidîn berarti tidak lepas

dari pentakhrijan hadis-hadis yang terdapat di dalam kitab tersebut.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, agar terhindar dari

kekeliruan dan kerancuan pembahasan maka penulis hanya membatasi

pada bab ke-5 yakni bab „Aqabah al-Bawâ‟its. Secara keseluruhan kitab

Minhâj al „Âbidîn terdiri dari 7 Bab yang terdapat sekitar 67 hadis. Tetapi

jika penulis melakukan penelaahan secara keseluruhan akan memakan

waktu dan halaman yan amat banyak maka dalam penelitian ini penulis

hanya akan menelaah hadis-hadis dalam bab „Aqabah al Bawâ‟its. maka

penelitian ini dibatasi pada kajian kritik sanad hadis-hadis dalam Kitab

Minhâj al-„Âbidîn dan hadis yang akan ditelusuri adalah hanya yang

termasuk dalam pembahasan dalam bab „Aqabah al Bawâ‟its.

Adapun kitab rujukan hadis yang diutamakan adalah Kutub al-

Sittah yakni Sahih al Bukhâri, Sahih Muslim, Sunan Abû Dâwud, Sunan

al-Tirmidzî, Sunan al-Nasâ‟I dan Sunan Ibnu Mâjah. Jika hadis yang

dimaksud tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut, maka merujuk pada

Page 24: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

8

Kutub al-Tis‟ah yaitu Kutub al-Sittah ditambah Kitab Muwatta‟, Musnad

Imâm Ahmad dan Sunan al-Dârimî. Kutub a-tis‟ah, yaitu Sahih al-Bukhâri

dan Sahih Muslim, Sunan Abû Dâwud, Sunan al-Tirmidzî, Sunan al-

Nasâ‟I, Sunan Ibnu Mâjah, Muwatta‟ Imâm Mâlik, Musnad Ahmad bin

Hanbal dan Sunan al Dârimî dan satu kitab tambahan yakni kitab Sahih

Ibnu Hibbân.

Pembatasan masalah hanya pada kritik sanad ini berdasarkan

argumentasi bahwa jika para pembawa berita itu adalah orang-orang yang

dipercaya, berita tersebut dinyatakan sah dan sebaliknya, jika pembawa

berita bukan orang-orang tepercaya, maka berita itu tidak dapat dijadikan

hujjah agama. Dengan kata lain, kebenaran berita sangat tergantung pada

kebenaran pembawa berita itu. Ahmad Amin dan „Abd al-Mun‟im al-Bahi

berpendapat bahwa ulama hadis ketika melakukan penelitian (kritik) hadis

lebih banyak memfokuskan pada kritik sanad daripada kritik matan.9

2. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, dalam meneliti hadis-

hadis pada bab „Aqabah al Bawâ‟its yang terdapat dalam kitab Minhâj al

„Âbidîn Karya Imam al-Ghazâlî. Rumusan masalahnya yaitu Bagaimana

kualitas sanad hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Minhâj al „Âbidîn

pada bab „Aqabah al-Bawaits?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

9 Idri, Studi Hadis, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 277.

Page 25: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

9

Adapun tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menguji kualitas

sanad hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Minhâj al „Âbidîn Khusus

pada bab „Aqabah al Bawâ‟its.

2. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini turut mengembangkan khazanah

keilmuan dalam bidang hadis, terutama dalam kajian kritik kualitas

sanad hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Minhâj al-„Âbidîn khusus

dalam pada bab „Aqabah al-Bawâ‟its.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat dan tambahan pengetahuan terhadap pengkajian Kitab Minhâj

al-„Âbidîn khususnya bab „Aqabah al-Bawâ‟its .

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada skripsi ini

dengan dengan buku-buku atau skripsi yang lain, penulis menelusuri kajian-

kajian yang pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Selanjutnya hasil

penelusuran ini akan menjadi acuan penulis untuk tidak mengangkat

permasalahan yang sama, sehingga diharapkan kajian ini tidak plagiat dari

kajian yang telah ada.

Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai buku-buku, skripsi,

maupun semua yan berkaitan dengan judul ini, penulis menemukan satu

penelitian ndividual oleh Drs. Harun Rasyid, MA dengan judul “Kualitas

Hadis-Hadis Dalam Kitab Minhaj Al-„Abidin Karya Imam Ghazali (1058-

1111 M)” Tahun akademik 2013, isi penelitian individu ini adalah membahas

mengenai penelitian kualitas keshahihan hadis-hadis dalam segi matan dan

Page 26: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

10

sanad yang hanya dikhususkan pada bab ke dua dari kitab Minhaj al-Abidin

yakni bab Taubat.10

„Kualitas Hadis-Hadis menuntut ilmu dalam kitab Minhaj al Abidin‟

adalah judul skripsi yang ditulis oleh Marullah pada tahun 2010, yang meneliti

tentang kualitas sanad hadis Kitab Minhaj al-Abidin terfokus hanya dalam bab

Ilmu dan ma‟rifat. 11

Yedi Purwanto, pada tahun 2006 juga menulis penelitian berbentuk

disertasi yang menggunakan sumber primernya kitab Minhâj al-Âbidîn,

dengan judul „Konsep Aqabah Dalam Tasawwuf al-Ghazâlî Telaah atas Kitab

Minhâj al-Âbidîn‟ Disertasi ini menjelaskan dengan panjang lebar mengenai

seluruh konsep „Aqabah dalam kitab Minhâj al-Âbidîn.12

Dari tinjauan di atas, dapat penulis katakan bahwa pembahasan skripsi

ini berbeda dengan karya-karya di atas, karena penulis memfokuskan untuk

meneliti kualitas sanad hadis dalam bab ke lima dalam kitab Minhâj al-

„Âbidîn yakni bab „Aqabah al-Bawâ‟its atau tingkatan pendorong yang

kemudian akan diambil kesimpulan berdasarkan data-data yang terkumpul.

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

10

Harun Rasyid, “Kualitas Hadis-Hadis Dalam Kitab Minhaj Al-„Abidin Karya Imam

Ghazali (1058-1111 M),” (Penelitian Individual Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2013) 11

Marullah, “Kualitas Hadis-Hadis menuntut ilmu dalam kitab Minhaj al Abidin,”

(Skripsi SI Fakultas Ushuluddin,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010)

12

Yedi Purwanto, “Konsep Aqabah Dalam Tasawwuf al-Ghazali Telaah atas Kitab

Minhajal-Abidin,” (Disertasi S3 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006)

Page 27: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

11

Dalam melakukan pengkajian dan penelitian hadis-hadis yang

terdapat dalam Kitab Minhâj al „Âbidîn karya Imam al-Ghazâlî, penulis

sepenuhnya menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library

research).

b. Metode Pembahasan

Pembahasan ini bersifat deskriptif analitis yaitu melalui

pengumpulan data dan beberapa pendapat ulama dan pakar untuk

kemudian diteliti dan dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan.

c. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data berdasarkan dua sumber, yaitu Sumber primer

yang dalam penelitian ini adalah Kitab Minhâj al-„Âbidîn Karangan

Imâm al-Ghazâlî yang di dalamnya terdapat sejumlah hadis yakni

sebanyak 67 hadis, 6 di antaranya adalah khusus menerangkan bab

„Aqabah al Bawâ‟its. Hadis-hadis yang tercantum tidak ada keterangan

terkait rangkaian periwayat dan keterangan sahîh atau tidaknya hadis

tersebut. Dalam hal ini perlu ada penelitian terkait rangkaian dan

kualitas sanad dari setiap hadis yang dicantumkan, agar diketahui

apakah hadis-hadis tersebut sahîh ataukah tidak. Adapun jumlah hadis

yang akan diteliti adalah berjumlah 6 hadis.

Sumber kedua yaitu sumber sekunder yakni kitab-kitab Rijâl al-

Hadîts, kitab-kitab takhrîj hadis, kitab-kitab hadis serta buku-buku yang

berkaitan dengan judul skripsi.

Page 28: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

12

d. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam pengolahan data, langkah pertama yang ditempuh adalah

men takhrîj hadis-hadis yang terdapat dalam bab Aqabah al-Bawâ‟its

dari kitab Minhâj al-„Âbidîn untuk menunjukkan sumber dari hadis

yang bersangkutan. Adapun metode takhrîj hadîts yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

1) Metode takhrij dengan mengetahui lafadz pertama dari matan

hadis, menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabâwî al-

Syarîf karya Muhammad Sa‟id ibn Basyuni. 13

2) Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang

digunakan dari suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab

Mu‟jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî karya A.J.

Wensinck.14

3) Jika tidak di temukan pada dua metode takhrij di atas, akan saya

lakukan pencarian melalui Maktabah Syamilah.

Setelah melalui proses dari kedua metode takhrij di atas, langkah

kedua yaitu menyusun keseluruhan sanad dalam sebuah skema sanad

(dengan tujuan memudahkan pembacaan jaringan sanad hadis yang

sedang diteliti).15

Langkah ketiga yaitu melakukan kritik sanad hadis, yakni segala

syarat atau kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu sanad hadis yang

13

Mohamad Fattah, dkk., “Memahami Sunnah Rasulullah S.A.W menerusi gabungan

metodologi Takhrij Hadis & Mukhtalif Hadis”, Jurnal Hadhari V, no. 1. (Januari 2013): h. 190 14

Mahmud al-Thahhan, Ushl al-Takhrij wa Dirasat al-Asaanid, (Riyadh: Maktabah al

Ma‟arif, 1991), h. 35. 15

Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw.: Cara Cepat Mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang: RaSAIL, 2006), h. 25.

Page 29: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

13

berkualitas sahîh.16

Adapun dalam melakukan kritik kesahîhan hadis,

menurut al-Nawawi, bahwa yang disebut sebagai hadis sahîh adalah

hadis yang bersambung sanadnya oleh rawi-rawi yang „adil dan dâbit

serta terhindar dari syâdz dan „illat.17

Tiga syarat pertama lebih

ditekankan pada sanad berikut para perawi hadis, sementara yang dua

terakhir untuk sanad, rawi dan matan hadis.18

Dalam kritik sanad hadis, berikut beberapa hal yang akan ditelusuri

terkait periwayat hadis:

1) Mencatat semua nama lengkap periwayat dalam sanad yang diteliti,

mencatat biografi masing-masing periwayat (tahun lahir/wafat,

guru dan murid), dan sighat (kata-kata) dalam proses tahammul wa

al-ada‟ al-hadîts (menerima dan menyampaikan hadis). Hal ini

dilakukan dalam rangka mengetahui persambungan sanad hadis.

2) Pendapat para ulama hadis berupa penerapan kaidah al-jarh wa al-

ta‟dil. Hal ini dilakukan dalam rangka mengetahui ke‟adilan dan

kedâbitan para periwayat hadis.19

3) Terkait syarat terhindar dari syâdz dan „illat, sekiranya unsur sanad

bersambung dan rawi dabt telah dilaksanakan dengan semestinya,

niscaya unsur terhindar dari syadz dan „illat telah terpenuhi juga.20

2. Teknik Penulisan

16

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2014), h. 123. 17

Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw, h. 26-30, dan lihat Syuhudi Ismail,

Kaidah Kesahihan Sanad, h. 128. 18

M. Abdurrahman dan Elan Sumarna, Metode Kritik Hadis, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 15. 19

A. Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw. Cara Cepat Mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang: RaSAIL, 2006), h. 26-30. 20

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 177-178.

Page 30: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

14

Dalam penyusunan skripsi ini, digunakan teknik penulisan karya

ilmiah yang berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang

terdapat dalam Buku Pedoman Akademik Program Strata 1 tahun 2012 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami gambaran secara

menyeluruh dari skripsi ini, maka akan diuraikan sistematika beserta

penjelasan secara garis besar. Skripsi ini akan dibagi menjadi empat bab yang

terdiri dari beberapa sub-bab. Adapun sistematika penulisannya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, Bab Pendahuluan yang merupakan gambaran secara global

tentang pembahasan-pembahasan pada bab-bab selanjutnya. Di dalamnya

diuraikan latar belakang atau alasan terkait tema dan judul yang diangkat.

Setelah menguraikan latar belakang tersebut, masalah dibatasi dan

dirumuskan untuk dijawab dalam karya tulis ini. Penjelasan terkait tujuan

dan manfaat penelitian juga menjadi poin dalam bab ini. Selanjutnya adalah

tinjauan pustaka, metode penelitian dan terakhir sistematika penulisan yang

akan disajikan dalam skripsi ini.

Kedua, berisi tentang biografi pengarang kitab Minhâj al „Âbidîn

yakni Imam al-Ghazali. Selain itu, dibahas pula gambaran seputar Kitab

Minhâj al „Âbidîn yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini.

Ketiga, merupakan bab inti dalam skripsi ini, yaitu pembahasan

kualitas sanad hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Minhâj al „Âbidîn,

meliputi: takhrîj hadis, skema sanad dan kritik sanad.

Page 31: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

15

Keempat, adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran terkait kualitas sanad hadis-hadis dalam Kitab

Minhâj al „Âbidîn pada bab „Aqabah al Bawâ‟its.

Kelima, dicantumkan daftar pustaka yang menjadi sumber referensi

dalam penelitian karya tulis ini.

Page 32: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

16

BAB II

SEKILAS TENTANG IMÂM AL-GHAZÂLÎ

A. Riwayat Hidup Imâm al Ghazâlî

1. Sketsa Kehidupan dan Wafatnya

Nama lengkap Al-Ghazâlî adalah Muîammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Ahmad Abû Hâmid Al-Ghazâlî. Lahir pada tahun 450

Hijriyah (1058 Masehi), di Desa Taberan, Distrik Thus dalah satu daerah

di Khurasan, Persia, yang ketika itu merupakan salah satu pusat ilmu

pengetahuan di dunia Islam. dia adalah pemikir Islam yang menyandang

gelar Pembela Islam (Hujjah al-Islâm), Hiasan Agama (zain al-dîn),

Samudera yang menghanyutkan (Bahrun mughrîq), dan lain-lain.1 Nama

Imâm al-Ghazâlî dan Thus dinisbahkan kepada tempat kelahirannya. Dia

dikenal sebagai seorang pemikir Islam sepanjang sejarah Islam, seorang

theolog, seorang filosof dan sufi termasyhur. Imam Al-Ghazâlî adalah

keturunan asli Persia dan mempunyai hubungan keluarga dengan Raja-raja

Bani Saljuk yang memerintah daerah Khurasan, Jibal, Irak, Jazirah, Persia,

dan Ahwas.

Zainal Abidin Ahmad mengungkapkan bahwa sejak kecil, beliau

memiliki nama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin

Muhammad bin Ahmad. Kemudian sesudah ia berumah tangga dan

memilki putra bernama Hâmid, maka ia dipanggil Abû Hamid.2 Dalam

1 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazâlî Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 1998), Cet-1, h. 9 2 Zainal abidin ahmad, Riwayat Hidup Imam Al-Ghazâlî, (Surabaya: Bulan Bintang,

1999), h. 27.

Page 33: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

17

dunia barat ia dikenal dengan nama latin “ Algazel”. Ada dua macam

penulisan mengenai nama sebutan Imam Al-Ghazâlî. Pertama sebutan itu

ditulis dengan satu huruf “z” yaitu Al-Ghazâlî. Sedangkan yang kedua

ditulis dengan dua huruf “z” atau dengan tasydid yaitu Al Ghazzali.

Tentang hal ini, Ali al Jumbulati Abdul Futuh Al Tuwanisi berpendapat

bahwa sebutan Al Ghazzali (dengan dua huruf “z”) dinisbatkan atau

dikaitkan kepada pekerjaan ayahnya sebagai pemintal wool. Sepertinya

keluarga Imam Al-Ghazâlî adalah keluarga yang menekuni sebagai

pemintal wool, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Maulana Syibli

Nu‟mani, bahwa nenek moyang Abu Hamid Muhammad adalah pemilik

sebuah usaha penenun (ghazzal), dan oleh karena itu dia meletakkan nama

Famnya “Ghazali” (penenun).

Imam Al-Ghazâlî meninggal dunia dalam usia 55 tahun pada hari

senin tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 505 H (1111 M) di Thus. Dan beliau

meninggalkan tiga orang anak perempuan dan satu anak laki-laki yang

bernama Hamid, yang telah meninggal dunia sejak kecil sebelum wafatnya

Imam Al-Ghazâlî. Karena anak laki-lakinya inilah kemudian imam Al-

Ghazâlî diberi gelar “ Abu Hamid” (Bapaknya si Hamid).3

Ibn al-Jauzi menceritakan tentang kisah kematian Imam Al-

Ghazâlî, bahwa hari Senin dini hari menjelang subuh, beliau bangkit dari

tempat tidurnya lalu menunaikan shalat subuh, setelah itu menyuruh

seorang pria untuk membawakan kain kafan. Setelah kain kafan itu

diberikan kepadanya, beliau mengangkatnya hingga ke mata lalu beliau

3 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

h. 10.

Page 34: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

18

berkata,“perintah Tuhan dititahkan untuk dita‟ati”. Setelah itu, beliau

meluruskan kakinya dan bernafas untuk yang terakhir kalinya.

2. Masa pendidikan Imâm Al-Ghazâlî

Pendidikan pertama yang didapat oleh Imam Al-Ghazâlî adalah

dari keluarga yang ta‟at beragama dan bersahaja. Dari keluarga itulah

imam Al-Ghazâlî memulai belajar Al Qur‟an. Sang ayah selalu

mananamkan nilai-nilai keagamaan terhadap Imam Al-Ghazâlî sebab

beliau bercita-cita agar putranya itu kelak menjadi Ulama‟ yang pandai

dan suka memberi nasehat. Setelah mengenyam pendidikan dari keluarga,

pada saat umur 7 tahun Imam Al-Ghazâlî melanjutkan pendidikannya ke

Madrasah di Thus untuk belajar fiqh, riwayat para wali dan kehidupan

spiritual mereka, menghafal syair-syair mahabbah (cinta) kepada Allah,

tafsir Al qur‟an dan Sunnah. Sedangkan guru fiqhnya di Madrasah tersebut

adalah Ahmad bin Muhammad al Razikani seorang sufi besar.

Kemudian pada usia 15 tahun Imam Al-Ghazâlî pergi ke Jurjan dan

berguru kepada Abu Nasr al Isma‟ily. Disini ia mendapat pelajaran agama

Islam seperti di Thus, tetapi sudah mulai mempelajari pelajaran bahasa

Arab dan bahasa Persia. Setelah menamatkan studinya di Jurjan, pada usia

19 atau 20 tahun Imam Al-Ghazâlî melanjutkan pendidikannya ke

madrasah Nizamiyah Nizabur, ia berguru kepada Yusuf Al Nassaj seorang

pemuka agama yang terkenal dengan sebutan Imâm al-Haramain atau Al

Juwayni al-Haramain (seorang ulama‟ Syafi‟iyah beraliran Asy‟Ariyah)

Hingga berusia 28 tahun. Tempat Pendidikan ini yang paling berjasa

dalam mengembangkan bakat dan kecerdasannya. Selama di madrasah Al

Page 35: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

19

Nizabur ini Imam Al-Ghazâlî mempelajari teologi, hukum dan filsafat.

Dalam bimbingan gurunya itu ia sungguh-sungguh belajar dan berijtihad

sampai benar-benar menguasai berbagai persoalan madzhab-madzhab.

Perbedaan pendapatnya, perbantahannya, teologinya, usul fiqhnya,

logikanya dan membaca filsafat maupun hal-hal lain yang berkaitan

dengannya, serta menguasai berbagai pendapat semua cabang ilmu

tersebut.

Setelah Al Juwayni wafat, pengembaraan intelektual Imam al-

Ghazali dilanjutkan ke Muaskar. Di sini beliau sering mengikuti

pertemuan-pertemuan ilmiah yang diadakan oleh Wazir, seorang

negarawan Baghdad. Keikutsertaan Imam Al-Ghazâlî mengikuti diskusi

bersama para ulama‟ dihadapan Nizam Al Mulk membuat wazir Baghdad

tertarik dengan ketinggian ilmu yang dimiliki oleh Imam Al-Ghazâlî.

Sehingga pada 484 H/1091 M. Saat Imam Al-Ghazâlî baru berusia 34

Tahun diangkat menjadi guru besar (professor) di perguruan tinggi

Nizamiyah. Ketika aktif mengajar di Nizamiyah Baghdad, Imam al-

Ghazali menghasilkan beberapa buku fiqh dan ilmu kalam, diantaranya Al

Mustazhiri (kaum eskateris zahiriyah), dan Al Iqtisâd fi Al I’tiqâd (jalan

tengah keyakinan). Dalam kesempatan tersebut beliau juga tetap aktif

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan tentang filsafat Yunani dan

berbagai aliran yang berkembang saat itu dengan tujuan untuk dapat

membantu dalam mencari pengetahuan yang benar.

Hanya 4 tahun ia menjadi rektor, kemudian pada tahun 1095, Imam

Al Ghazali meninggalkan segala popularitas yang menyertainya, keluarga

Page 36: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

20

dan kemewahan menuju Damaskus untuk menempuh sebuah kehidupan

sebagai seorang sufi yang fakir dan zuhud terhadap dunia. Setelah

beberapa tahun beliau kembali lagi ke Baghdad dan menjadi imam agama

yang sufi serta penasehat spesialis dalam bidang agama.4

Kitab pertama yang disusun Imam Al-Ghazâlî sekembalinya ke

Baghdad yaitu kitab Al Munqiz min Al Dalâlah (penyelamat dari

kesesatan). Kira-kira sepuluh tahun sesudahnya beliau pergi ke Nizabur

karena permintaan pemerintah untuk mengajar di Madrasah Nizabur dalam

kedudukan sebagai guru. Akan tetapi dalam waktu yang tidak lama, beliau

meninggalkan tugasnya dan kembali ke Thus di mana di tempat tersebut

beliau membangun madrasah (pesantren) dan mengajar di sana hingga

beliau wafat. Pada masa itulah beliau menulis kitabnya yang berjudul

ihya’ Ulum al Din (menghidupkan kembali ilmu agama).5

Itulah latar belakang singkat pendidikan seorang filosof Imam Al-

Ghazâlî yang penuh lika liku di dalam menuntut ilmu pengetahuan, dari

belum mengerti apapun hingga menjadi seorang ilmuwan, ahli dalam

berbagai ilmu pengetahuan karena ketekunannya menuntut ilmu sampai

menghasilkan dan mewariskan buku-buku berkualitas tinggi kepada

generasi pemikir sesudahnya.

4 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, h.8.

5 Zainuddin Alawi, Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan Pertengahan,

(Bandung: Angkasa, 2003), h. 55.

Page 37: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

21

B. Karya-karya Imâm Al-Ghazâlî

Imâm Al-Ghazâlî adalah seorang ulama‟ yang tekun belajar,

mengajar, mengarang dan tekun dalam beribadah. Karena luas

pengetahuannya, maka sangat sulit untuk menentukan bidang spesialis apa

yang digeluti, hampir semua aspek keagamaan dikaji sewaktu di perguruan

tinggi Nizamiyah Baghdad, al-Ghazâlî banyak mengajar tentang ilmu fiqih

versi imam Syâfi‟î, tetapi imam Al-Ghazâlî juga mendalami bidang lain

seperti filsafat, kalam, dan tasawuf. Karena itu menempatkan al-Ghazâli

dalam satu segi tentulah tidak adil. Sangat tepat bila gelar “Hujjah al

Islam” karena beliau mampu mematahkan semua aliran filsafat dalam

bukunya yang berjudul “ Tahâf al-Falâsifah (kekacauan pemikiran para

filosof)”, sebagaimana ia mampu mematahkan semua pendapat yang

berlawanan dengan ajaran islam pada umumnya.6

Kesemuanya itu dapat diteliti melalui karya-karyanya sebagai

ulama‟ besar yang ilmunya sangat luas dan beraneka ragam bidang. Dia

menulis dengan penuh percaya diri, sehingga tampak dari tulisannya itu

mampu mewakili masalah yang ia kemukakan. Menurut Muhammad bin

al Hasan bin „Abdullah al Husaini al Wâsitî didalam Al-Tabaqât Al-

Aliyyah fî Manâqib Al-Syâfi’iyyah menyebutkan 98 Karangan. Ash Subki

didalam Thabaqat Al-Syâfi’iyyah menyebutkan 58 Karangan. Thasy Kubra

Zadeh didalam Miftâh Al-Sa’adah wa Misbah Al Siyadah menyebutkan

bahwa karya-karyanya mencapai 80 Buah. Ia berkata, “Buku-buku dan

6 Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazâlî, (Bandung: PT. Al

Ma‟arif: 1993), h. 19.

Page 38: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

22

risalah-risalahnya tidak terhitung jumlahnya, dan tidak mudah bagi

seseorang mengetahui judul-judul seluruh karyanya. Hingga dikatakan

bahwa ia memiliki 999 buah tulisan. Ini memang sulit dipercaya Tetapi,

siapa yang mengenal dirinya, kemungkinan ia akan percaya”. Sedangkan

Dr. Abdurrahman Badawi didalam bukunya, Muallafât Al-Ghazâlî,

menyebutkan bahwa karya-karyanya mencapai 457 buah.7

Adapun karya-karya Al-Ghazâlî di antaranya adalah:

1) Ihyâ ‘Ulûmuddîn

2) Al Adab fi Al Dîn

3) Al Arba’în fî Usûl Al Dîn

4) Al Imlâ ‘alâ Musykil Al Ihyâ

5) Ayyuha Al Walad

6) Al Basîṭ fî Al Furû’

7) Bidâyah Al Hidâyah

8) Ghâyah Al Ghaur fî Al Dirâyah Al Daur.

9) Talbîs Iblîs

10) Tahsîn Al Ma’akhid

11) Tahzîb al Usûl

12) Hujjah Al Haqq

13) Haqîqah Al Qur’ân

14) Haqîqah Al Qaulayn

15) Qawâsim Al Batîniyyah

7 Al-Ghazâlî, Mutiara Ihya’ Ulumuddin : Ringkasan yang ditulis Sendiri Oleh sang

Hujjatul Islam.(mukhtasharihya’ ulumuddin), terj Irwan Kurniawan.(Bandung: Mizan

Pustaka, 2008), h.11.

Page 39: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

23

16) Kîmiyâ Al Sa’âdah

17) Lubâb Al Nazâr

18) Mahk Al Nazar fî Al Fiqh

19) Al Mustasyfâ fî ‘Ilmi Usûl Al Fiqh

20) Al Mustazar fî Al Radd ‘alâ Al Bâtîniyyah

21) Al Maqsad Al Asnâ fî Syarh Asmâ Allâh AL Husnâ

22) Al Munqiz min Al Dalâl

23) Al Wajîz

24) Al Wasît

25) Faisal Al Tafrîqah baina Al Islam wa Al Zandaqah

26) Syifâ al Ghalîl Al Qiyâs wa Al Ta’lîl

27) Zâd Âkhirat

28) Al Risâlah Al Wa’ziyyah

29) Al Durratu Al Fâkhirah fî Kasyf ‘Ulûm Al Âkhirah

30) Al Durj Al Marqûm bi Al Jadâwil

31) Khulâsah Al Mukhtasar wa Naqâwah Al Mu’tasir

32) Al Jawâhir Al La’âlî fî Mutsallats Al Ghazâli

33) Al Hikmah fî Makhlûqâtillah ‘Azza wa Jalla

34) Tahâfat Al Falâsifah

35) Tafsîr Al Qur’ân Al ‘Azîm

36) Al Tafrîqah baina Al Islâm wa Al Zandaqah

37) Al Tibr Al Masbûk fî Nasâ’ih Al Mulûk

38) Al Bâb Muntahal fî ‘Ilm Al Jidâl

39) ‘Iljâm Al Awwâm ‘an ‘Ilm Al Kalâm

Page 40: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

24

40) Asrâr Mu’âmalat Al Dîn

C. Tinjauan Kitab Minhâj al ‘Âbidîn

Minhajul Abidin (secara harfiah berarti Pedoman Dasar bagi para

Ahli Ibadah) adalah kitab tasawuf karangan Imam Al-Ghazali. Kitab ini ditulis

menjelang wafatnya Imam Al-Ghazali.

Di dalam kitab ini termuat hadis-hadis dan ayat-ayat al Qur‟an terkait

masalah ibadah serta penjelasannya. kitab ini terbit di kota Jedah, Singapura,

dan Indonesia penerbitnya al haramain dan tanpa tahun. Cover kitab ini

berwarna hitam, kertas kuning dan memiliki 108 halaman yang terdiri dari

tujuh bab atau judul, yaitu ‘Aqabah al ‘Ilmi, ‘Aqabah al Taubah, ‘Aqabah al

‘Awâ’iq, ‘Aqabah al ‘Awârid, ‘Aqabah al Bawâ’its, ‘Aqabah al Qawâdih,

‘Aqabah al Hamdu wa al Syukru. Tanpa muqaddimah, kitab ini langsung

menjelaskan ketujuh tahapan dengan bertuliskan Syarah dan Nazam dalam

bahasa arab seperti kitab-kitab kuning yang lainnya dan hampir keseluruhan

hadis yang tercantum di dalam kitab Minhâj al ‘Âbidîn tidak dilengkapi

keterangan rangkaian perawi/sanad.

Dalam kitab ini Imam Al-Ghazali menggunakan istilah 'aqabah yang

artinya jalan mendaki yang sukar ditempuh. Menurut Imam Al-Ghazali ada

tujuh 'aqobah yang dapat menghambat kualitas ibadah serta faktor-faktor yang

menghambat komunikasi personal seorang hamba dengan Tuhan. Dalam teks

indonesia 'aqobah diterjemahkan sebagai tanjakan. Namun, ada juga yang

menafsirkan kata 'aqobah dalam kitab ini sebagai metode atau juga rintangan.

Tujuh tanjakan tersebut harus ditempuh oleh setiap hamba untuk

Page 41: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

25

meningkatkan kualitas ibadahnya kepada Allah. Dengan demikian, tema

pokok dalam kitab Minhâj al Âbidîn ini lebih fokus dan lebih bersifat praktis

jika dibandingkan dengan kitab Ihya Ulumuddin. 8

Sesuai dengan nama atau judul buku yaitu Minhâj al Âbidîn di dalam

buku ini al-Ghazâlî menjelaskan secara rinci tentang berbagai „aqabah yang

harus ditempuh oleh seorang „abid jika ia ingin mencapai kesempurnaan

dalam ibadah. Berbagai ‘aqabah yang dimaksud meliputi 7 (tujuh) tahapan

yaitu:

1. ‘aqabah ilmu dan ma’rifah, Menurut al-Ghazâlî, tahapan pertama untuk

mencapai kesempurnaan ibadah adalah ilmu dan ma‟rifat. Tidak akan

mampu seseorang melakukan ibadah dengan baik tanpa mengetahui

ilmunya.9

2. ‘aqabah taubat, Dalam dunia ini, tidak ada satu manusia pun luput dari

kesalahan, ketika seseorang telah mengetahui ilmu ibadah namun

melakukan kesalahan, seorang hamba membutuhkan jalan untuk

membersihkan diri mereka dari dosa-dosa mereka yakni taubat.10

3. ‘aqabah al-Awâ’iq, dalam tahapan ketiga al-Ghazâlî mengkategorikan

empat hal yang termasuk dalam godaan dalam ibadah, yakni: dunia,

manusia, setan, dan hawa nafsu. Hal ini bisa membuat manusia lalai dalam

ibadahnya, maka manusia harus kuat iman dalam melawan godaan itu.11

8 Wikipedia, “Minhajul Abidin”, artikel di akses pada 29 Oktober 2016 pukul 21.20 WIB

dari https://id.wikipedia.org/wiki/Minhajul_Abidin 9 Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq (Yogyakarta : DIVA press,

2016), h. 31. 10

Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 46. 11

Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 62.

Page 42: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

26

4. ‘aqabah al-‘awârid, selain itu seseorang akan menghadapi berbagai

rintangan dalam ibadahnya. Diantaranya adalah keinginan untuk mencari

rizki dan memilikinya, adanya dorongan untuk mencapai tujuan, adanya

qadha Allah dan berbagai persoalannya, serta adanya macam-macam

musibah. Untuk menghadapi semua itu, seseorang harus melatih dirinya

agar dapat ridho terhadap qadhaNya dan sabar menghadapi musibah yang

menimpanya.12

5. ‘aqabah al-Bawa’ith, Aqabah bawaits ini adalah mengenai hal-hal yang

menjadikan pendorong positif dalam melakukan ibadah. Diantara

pendorong-pendorong ibadah tersebut adalah ada dua macam yaitu Khawf

(rasa takut) dan raja’ (harapan). Rasa takut dapat mendorong seseorang

untuk mengingat dosa yang diperbuatnya, dan siksaan Allah sangat pedih.

Dengan demikian ia akan dapat menjaga perbuatan maksiat. Adapun

harapan, akan mendorong seseorang untuk selalu meningkatkan ketaatan,

tanpa merasa kelelahan ataupun kepayahan dalam beribadah.13

6. ‘aqabah al –Qawadih, dalam aqabah ini, al-Ghazâlî menawarkan Sikap

ikhlas dalam menjalani ibadah dengan tujuan hanya mengharap ridha

Allah SWT untuk melawan sifat perusak amal seperti riya‟ atau ingin

dilihat orang lain kemudian sifat ujub atau menyombongkan diri, karena

sifat-sifat ini suangat sulit dihindari bahkan sulit disadari.14

7. ‘aqabah al-hamd wa al-Syukr, setelah melewati tahapan-tahapan di atas,

maka tahapan terakhir yang harus ditempuh oleh seseorang adalah tahapan

puji dan syukur maksudnya ketika seseorang sudah mampu melewati

12

Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 201. 13

Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 265. 14

Imâm al-Ghazâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 302.

Page 43: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

27

keenam macam tahapan dalam ibadah maka dia harus mewujudkan rasa

syukur bahwa kemampuan untuk melalui keenam macam rintangan itu

pada hakekatnya datang dari Allah bukan semata-mata karena

kemampuan diri pribadi oleh sebab itu sewajarnya dia mengembalikan

segala urusan yang berkaitan dengan kesuksesan dia dalam beribadah

karena pertolongan dari Allah.15

konsep aqabah yang ditawarkan al-Ghazâlî dalam Minhâj al

Âbidîn, merupakan salah satu solusi untuk menghindari kesalahpahaman

umat islam tentang jalan tasawwuf yang ditawarkan al-Ghazâlî bagi umat

Islam. Dalam kitab minhaj al-‘Abidin, penjabaran mengenai cara hidup

seorang muslim disederhanakan hanya dalam beberapa kajian singkat.

Tidak seperti pada kitab ihya ‘ulum al-din yang sangat rumit dan panjang

lebar. Hal ini sesuai dengan alasan mengapa ia tulis Minhâj, yang antara

lain supaya dapat dibaca oleh orang awam, yang saat itu merupakan

mayoritas umat Islam.

15

Imâm al-Ghâzâlî, Terjemah Minhajul Abidin, ter. M. Rofiq, h. 347.

Page 44: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

28

BAB III

KRITIK SANAD HADIS-HADIS DALAM KITAB MINHÂJ AL-„ÂBIDÎN

Dalam Kitab Minhâj al-„Âbidîn karya Imâm al Ghazali, secara

keseluruhan terdapat 67 buah hadis. Di antara hadis-hadis tersebut, sebanyak 6

hadis dicantumkan pada bab ke-5 yakni bab „aqabah al bawâ‟its yang artinya

tahapan pendorong. Dalam penelitian ini, hadis yang akan ditelusuri dan diteliti

kesahihan sanadnya yaitu sebanyak 6 hadis.

Adapun metode yang digunakan dalam menelusuri keberadaan hadis yaitu

menggunakan metode takhrij hadis. Pengertian takhrîj yang diperlukan untuk

maksud kegiatan penelitian hadis lebih lanjut ialah penelusuran atau pencarian

hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang

di dalam sumber itu dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang

bersangkutan.1 Metode takhrîj hadîts yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode takhrij dengan mengetahui lafaz pertama dari matan hadis,

menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabâwî al-Syarîf karya

Muhammad Sa‟id ibn Basyuni. Kitab ini memuat indeks lafaz pertama

matan hadis yang terdapat dalam 150 kitab2. Berikut ini salah satu contoh

cara membaca rumus yang terdapat di dalam kitab ini, yaitu:

اف 555: 6اتح (dibaca: hadis dengan lafaz tersebut terdapat dalam Kitab

Ittihâf Sâdat al Mutqîn, juz atau jilid ke-6, halaman 550).3

1 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h.

41. 2 Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul, Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf, Juz 1, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.), h. 16-21. 3 Keterangan nama-nama kitab yang dimaksud di dalam rumus terdapat dalam bagian

Muqaddimah Kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf pada juz ke-1 halaman 16-21.

Page 45: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

29

2. Metode takhrij dengan mengetahui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis, menggunakan kitab Mu‟jam al-Mufahras li

Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî karya A.J. Wensinck.4 Kitab ini memuat indeks

kata yang terdapat dalam sembilan sumber hadis atau Kutub al-Tis‟ah.

Berikut ini salah satu contoh cara membaca rumus yang terdapat di dalam

kitab ini, yaitu:

dibaca: hadis dengan lafaz tersebut terdapat dalam Kitab Sahîh) 81ادب ر :

al-Bukhârî, Kitab Adab, nomor urut bab 18). Hal ini berlaku untuk selain

Kitab Sahîh Muslim, karena untuk kitab ini, nomor urut bab dibaca sebagai

nomor urut hadis.

3. Jika tidak di temukan pada dua metode takhrij di atas, akan saya lakukan

pencarian melalui Maktabah al-Syamilah. Seperti hanya pada hadis

pertama.

Setelah semua hadis terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menyusun

skema sanad hadis dan dilanjutkan dengan kritik sanad hadis. Dalam melakukan

kritik sanad hadis, menurut al-Nawawi, bahwa yang disebut sebagai hadis sahîh

adalah hadis yang bersambung sanadnya oleh rawi-rawi yang „adil dan dâbit serta

terhindar dari syâz dan „illat.5 Berikut ini kriteria dari kelima syarat tersebut:

4 Mahmud al-Thahhan, Usl al-Takhrîj wa Dirâsah al-Asânid, (Riyadh: Maktabah al-

Ma‟arif, 1991), h. 35. 5 Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw., h. 26-30, dan lihat Syuhudi Ismail,

Kaidah Kesahihan Sanad, h. 128.

Page 46: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

30

1. Sanad bersambung. Yaitu tiap-tiap periwayat dalam sanad hadis menerima

riwayat hadis dari periwayat terdekat sebelumnya; keadaan itu

berlangsung demikian sampai akhir sanad dari hadis itu. Jadi, seluruh

rangkaian periwayat dalam sanad, mulai dari periwayat yang disandari

oleh al-mukharrij (penghimpun riwayat hadis dalam karya tulisnya)

sampai kepada periwayat tingkat sahabat yang menerima hadis yang

bersangkutan dari Nabi Saw., bersambung dalam periwayatan.6

2. Rawi „adil. Yaitu orang yang lurus agamanya, baik pekertinya dan bebas

dari kefasikan dan hal-hal yang menjatuhkan keperwiraannya.7 Menurut

Ibnu al-Sam‟anî, harus memenuhi syarat: selalu memelihara perbuatan taat

dan menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi dosa-dosa kecil yang dapat

menodai agama dan sopan santun, tidak melakukan perkara-perkara

mubah yang dapat menggugurkan iman kepada kadar dan mengakibatkan

penyesalan, dan tidak mengikuti pendapat salah satu mazhab yang

bertentangan dengan dasar syara‟.8

3. Rawi dâbit. Yaitu orang yang kuat ingatannya.9 Orang yang benar-benar

sadar ketika menerima hadis, paham ketika mendengarnya dan

menghafalnya sejak menerima sampai menyampaikannya. Perawi harus

hafal dan mengerti apa yang diriwayatkannya (bila ia meriwayatkan dari

hafalannya) serta memahaminya (bila meriwayatkannya secara makna).10

6 Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2014), h. 131.

7 Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits: Pokok-pokok Ilmu Hadits, (Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2013), h. 276. 8 Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 119.

9 Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 121.

10 Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits: Pokok-pokok Ilmu Hadits, h. 276-277.

Page 47: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

31

4. Terhindar dari syâz. Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh orang tsiqah

(orang adil dan teliti), namun riwayatnya itu berbeda dengan yang

diriwayatkan oleh orang yang lebih tsiqah darinya.11

Menurut al-Syafi‟I,

suatu hadis tidak dinyatakan sebagai hadis yang mengandung syâz bila

hadis itu hanya diriwayatkan oleh seorang periwayat yang tsiqah, sedang

periwayat tsiqah lainnya tidak meriwayatkan hadis itu. Barulah suatu hadis

dinyatakan mengandung syâz, bila hadis yang diriwayatkan oleh seorang

periwayat yang tsiqah tersebut bertentangan dengan hadis yang

diriwayatkan oleh banyak periwayat yang juga bersifat tsiqah.12

Jika

periwayatan seorang yang da‟îf bertentangan dengan periwayatan orang

tsiqah, maka tidak dinamakan syâz.13

5. Terhindar dari „illat. Yaitu hadis yang mengandung cacat tersembunyi

yang mencemari validitas hadis tersebut, misalnya meriwayatkan hadis

secara muttasil (bersambung) terhadap hadis yang mursal (yang gugur

seorang sahabat yang meriwayatkannya) atau terhadap hadis munqati‟

(yang gugur salah seorang rawinya) dan sebaliknya.14

Menurut Ibnu al-

Salah dan al-Nawawî yaitu sebab yang tersembunyi yang merusakkan

kualitas hadis. Keberadaannya menyebabkan hadis yang pada lahirnya

tampak berkualitas sohih menjadi tidak sahih, karena hadis yang ber‟illat

tampak berkualitas sahih.15

11

M. Abduh Almanar, Pengantar Studi Hadis, (Jakarta: Referensi, 2012), h. 156. 12

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 144. 13

Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, h. 171. 14

M. Abduh Almanar, Pengantar Studi Hadis, h. 157 dan Fatchur Rahman, Ikhtisar

Mushthalahul Hadits, h. 122-123. 15

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 152-153.

Page 48: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

32

Berikut beberapa hal yang akan ditelusuri terkait periwayat hadis:

1. Mencatat semua nama lengkap periwayat dalam sanad yang diteliti,

mencatat biografi masing-masing periwayat (tahun lahir/wafat, guru dan

murid), dan sighat (kata-kata) dalam proses tahammul wa al-ada‟ al-

hadîts (menerima dan menyampaikan hadis). Hal ini dilakukan dalam

rangka mengetahui persambungan sanad hadis; dan

2. Pendapat para ulama hadis berupa penerapan kaidah al-jarh wa al-ta‟dil16

.

Hal ini dilakukan dalam rangka mengetahui ke‟adilan dan kedâbitan para

periwayat hadis.17

3. Terkait syarat terhindar dari syâz dan „illat, sekiranya unsur sanad

bersambung, rawi dabt telah dilaksanakan dengan semestinya, niscaya

unsur terhindar dari syâz dan „illat telah terpenuhi juga.18

A. Hadis ke -1

1. Teks dan Takhrij Hadis

ر اش ا و ي م ال ع ال ن م د ح ا و ب ذ ع ي ل ا اب ذ ع ا ن ب ذ ع ل ان ا ت ى ت ب س ت ك ا اا ب ن ذ خ ي ا س ي ع و ن ا و ل و ي ع ب اص ا ب

19 Seandainya aku dan Nabi Isa dihukum Allah lantaran dua dosa yang

kami lakukan,niscaya kami disiksa dengan siksaan yang belum pernah

dirasakan oleh seorang pun di dunia ini.

16

Jika di dalam penilaian al-jarh wa al-ta‟dîl, terdapat perlawanan antara jarh dan ta‟dîl

(ta‟arud) dalam seorang rawi, yakni sebagian ulama menta‟dilkan dan sebagian lain menjarhkan,

maka di dalam karya tulis ini, penulis mendahulukan jarh secara mutlak, walaupun jumlah

mu‟addilnya lebih banyak daripada jarhnya. Sebab bagi jarh tentu mempunyai kelebihan ilmu

yang tidak diketahui oleh mu‟addil, dan kalau jarrih dapat membenarkan mu‟addil tentang apa

yang diberitakan menurut lahirnya saja, sedang jarrih memberitakan urusan batiniyah yang tidak

diketahui oleh mu‟addil. Pendapat ini dipegang oleh jumhur ulama. Lihat: Fatchur Rahman,

Ikhtisar Mushthalahul Hadits, h. 312-313 dan Muhammad „Ajaj al-Khathib, Ushul al-Hadits:

Pokok-pokok Ilmu Hadits, h. 241. 17

A. Hasan Asy‟ari Ulama‟I, Melacak Hadis Nabi Saw. Cara Cepat Mencari Hadis dari

Manual hingga Digital, (Semarang: RaSAIL, 2006), h. 26-30. 18

Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan Sanad Hadis, h. 177-178. 19

Al-Ghazali. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah : al-haramain, tt), h. 70.

Page 49: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

33

a. Penelusuran dengan metode awal matan.

Setelah ditelusuri melalui awal kata نى اي yang terdapat dalam

matan hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-

Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf, tidak ditemukan data terkait hadis

tersebut.

b. Penelusuran dengan metode lafaz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-

Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî, yaitu lafaz اخذا ,عيسي ,نى ,

اصثعي , اشا ر, ادذ تا عذا,ها جا , اكحسثث ي tidak ditemukan data terkait

hadis tersebut.

Penelitian lanjutan saya lakukan melalui Maktabah Syamilah dari kata نى يؤاخذي

dan و ات يزيى , data yang di hasilkan adalah :

1058كشانعال :

8181عية اإليا : ش

706صذيخ ات دثا :

8886يسذ انثشار :

Namun yang saya teliti hanya dari Sahih Ibnu Hibbân, sesuai dengan

pembatasan masalah yang saya cantumkan.

Redaksi hadis dari kitab Sahih Ibnu Hibbân :

Page 50: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

34

ثقيف , حدثنا عبد اهلل بن عمر بن ابان , حدثنا . اخربنا زلمد بن اسحاق بن ابراىيم موىل 1فيح , عن فضيل بن عياض , عن ىشام , عن زلمد , عن ايب ىريرة , قال : عحسي بن علي اجل

ات ان _ ي , ب ا ج ن ت اهلل , و ابن مرم ن ذ اخ ؤ ي و : )) ل صلى اهلل علية و سلم قال رسول اهلل ن ع ى ب ه ام و ن ا ش ي ئ ا اإل ب ن ا ث ل ي ظ ل م 20.ال ت ت ل ي ه ا _ ل ع ذ

س ي ب بن اسحاق , قال : حدثنا موسى بن عبد الرمحان ادلسروقي , قال : 2. اخربنا زلمد بن ادل

بن حسان , عن ابن سريين, , عن فضيل بن عياض , عن ىشامحدثنا حسي بن علي اجلعفيح ذ ن و ع يس ى ب ذ ن وب ن ا صلى اهلل علية و سلم قال رسول اهلل عن ايب ىريرة , قال : :)) ل و ان اهلل ي ؤاخ

ب ن ا 21 ((. قال : واشار بالسبابة و الت تليها.ن ا ش ي ئ اي ظ ل م و ل ل ع ذ

20

Ibnu Hibbân. Al Ihsan fî taqrîbi Sahih ibnu Hibbân, jil. 2, (Beirut : Mu‟assasah al

Risalah, 1988), h. 432-433. 21

Ibnu Hibbân. Al Ihsan fî taqrîbi Sahîh ibnu Hibbân, jil. 2, (Beirut : Mu‟assasah al

Risalah, 1988), h. 435.

Page 51: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

35

2. Skema sanad

رسول هللا

زلمد / ابن سريينه ( 115)

ه( 148ىشام بن حسان )

ه ( 187فضيل بن عياض )

ه ( 253حسي بن علي اجلعفي )

(ه 258موسى بن عبد الرمحان ادلسروقي ) ه( 239ىبد اهلل بن عمر بن ابان )

ه( 315زلمد بن اسحاق ادلسيحب ) ه ( 313موىل ثقيف ) بن ابراىيم زلمد بن اسحاق

ه ( 354-275ابن حبان )

ه ( 58ايب ىريرة )

عن

اخبرنا

قال

حدثنا حدثنا

حدثنا حدثنا

عن عن

عن عن

عن

قال

عن عن

اخبرنا

Page 52: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

36

3. Kritik sanad dan penilaian hadis

Dalam penelitian hadis ke-1 ini, yang akan diteliti adalah jalur selain dari

jalur Kanzu al „Ummal. Musnad al Bazzâr dan Syu‟aib al Îmân, yakni hanya

dari Sahih Ibnu Hibbân. Berikut data periwayat jalur tersebut:

Jalur Ibnu Hibbân

1. Ibnu Hibbân Muhammad bin Hibbân bin Ahmad al Tamîmî22

a. Nama lengkap : al Imâm, al „Allâmah, al Hâfiz, al Mujawwid,

Syaikhu Khurasân, Abû Hâtim, Muhammad bin Hibbân bin Ahmad

bin Hibbân bin Mu‟âdz bin Ma‟bad bin Sahîd bin Hadiyyah bin

Murrah bin Sa‟di bin Yazîd bin Yazîd bin Murrah bin Zaid bin

„Abdillah bin Dârim bin Hanzalah bin Mâlik bin Zaid Manâh bin

Tamîm al Tamîmî al Dârimî al Bustî, Sâhibu al Kutub al Masyhûrah.

(Wulida sanah bid‟i wa sab‟îna wa mi‟atain. (270 - W 354 H

Syawwal).

b. Guru-guru :

„Abdu al Rahmân al Nasâ‟î, Ishâq bin Yûnus al Minjanîqî, Abî Ya‟lâ

bin „Alî, Hasan bin Sufyân, „Imrân bin Mûsâ bin Mujâsyi‟in al

Sajtiyânî, Ja‟far bin Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Muhammad bin Hasan

bin Qutaibah.

c. Murid-murid :

22

Syams al-Dîn Abû „Abdillâh Muhammad bin Ahmad bin „Utsmân bin Qaymâz al-

Zahabî, Siyar A‟lâm al-Nubalâ‟I, (T.tp.: Muassasah al-Risalah, 1985), juz 3, h. 3379-3381.

Page 53: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

37

Abû „Abdullah bin Mandah, Abû „Abdullah al Hâkim, Mansûr bin

„Abdullah al Khâlidî, Abû Mu‟âdz „Abdu al Rahmân bin Muhammad

bin Rizqillah al Sijistânî, Abu al Hasan Muhammad bin Ahmad.

d. Sighât Tauhammu wa al adâ‟ : Akhbaranâ.

e. Pendapat ulama :

Abû Bakar al Khatîb : Tsiqatan Nabîlan Fahman.

Al Hâkim : Ibnu Hibban adalah salah satu kapal ilmu pengetahuan

dalam fiqh, bahasa, hadis, berkhotbah, dan di antara orang-orang

bijak.

2. Muhammad bin Ishâq maulâ tsaqîf. 23

a. Nama lengkap : Muhammad bin Ishâq bin Ibrâhîm bin Mihrân al

khurâsânî. Al sarrâj Muhammad bin Ishâq bin Ibrâhîm bin Mihrân, al

Imâm al Hâfiz : al Tsiqah, Syaikhu al Islâm, Muhadditsu Khurâsân,

Abû al „Abbâs al Tsaqafî Maulâhum al Khurâsânî al Naisâbûrî,

Sâhibu al Musnad al Kabîr „ala al abwâb wa al Târîkh wa ghairu

dzâlik, wa akhû Ibrâhîm al Muhaddits wa Ismâ‟îl. (216 – W. 313 H. di

Naisabur)

b. Murid-murid :

Abû Hâtim al Bustî, Al Bukhârî, Muslim, Abû Hâtim al Râzî, Abû

Bakar bin Abî al Duniâ, „Utsmân bin al Samâk, Abû Ahmad bin „Adî,

Abû Ishâq al Muzakkî, Abû al „Abbâs bin „Uqdah.

c. Sighât Tauhammu wa al adâ‟ : Haddatsanâ.

d. Pendapat ulama :

23

Syams al-Dîn Abû „Abdillâh Muhammad bin Ahmad bin „Utsmân bin Qaymâz al-

Zahabî, Siyar A‟lâm al-Nubalâ‟I, (T.tp.: Muassasah al-Risalah, 1985), juz. 3, h. 3302-3305.

Page 54: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

38

Al Khatîb : Kâna min al Tsiqât al Atsbât, „Sannafa Kitaban

Katsîratan, wa hiya Ma‟rûfah.

„Abdu al Rahmân bin Abî Hâtim : Sadûq, Tsiqah.

Abû Ishâq al Muzakkî : Mujâbu al Da‟wah.

3. „Abdullah bin „Umar bin Abân : 24

a. Nama lengkap :„Abdullah bin „Umar bin Muhammad bin Abân bin

Sâlih bin „Umair al Qursyî al Umwî, Abû „Abdu al Rahmân al Kûfî

Musykudânah, Maulâ „Utsmân bin „Affân, wa yuqâlu lahu al Ju‟fî :

li‟annahu jaddahu Muhammad bin Abân tazawwaja fî al Ju‟fayayni

fanusiba llaihim. wa qâla „Abdân al ahwâzî : huwa ibnu ukhtu husain

bin „Alî al Ju‟fî. (W 239 H)

b. Guru-guru:

Husian bin „Alî al Ju‟fî, Asbât bin Muhammad al Qurasyî, Ishâq bin

Sulaimân al Râzî, Abî Zubaid „Abtsar bin al Qâsim, „Abdullah bin al

Mubârak, „Abdullah bin Numair, „Abdu al Rahîm bin Sulaimân,

„Abdah bin Sulaimân.

c. Murid-murid :

Muhammad bin Ishâq al Tsaqafî al Sarrâj, Muslim, Abû Dâwud,

Ahmad bin Basyîr al Tayâlisî, Zakariyâ bin Yahyâ al Sijzî, „Abdullah

bin Muhammad al Baghawî, Muhammad bin Ibrâhîm bin Abân al

Sarrâj, Abû Hâtim Muhammad bin Idrîs al Râzî.

d. Sighât Tauhammu wa al adâ‟ : Haddatsanâ.

e. Pendapat ulama :

24

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 15 h. 345-347.

Page 55: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

39

Abû Hâtim : Sadûq.

4. Husain bin „Alî al Ju‟fî. 25

a. Nama Lengkap : Husain bin „Alî bin al Walîd al Ju‟fî, Maulâhum Abû

„Abdulla, disebut juga Abû Muhammad, al Kûfî al Maqra‟u Akhû al

Walîd bin „Alî wa ibnu Ukhtu al Hasan bin al Hur. (119 - 203 H)

b. Guru-guru:

Fudaili bin Marzûq, Ja‟far bin Burqân, Hamzah bin Habîb al Ziyyât,

Zâ‟idah bin Qudâmah, Sulaimân al a‟masy,‟Adbu al Rahmân bin

„Abdu al Malik bin Abjar, „Abdu al „Azîz bin Rawâd, „Amr bin

„Abdullah bin Wahb al nakha‟î.

c. Murid-murid :

Mûsâ bin „Abdu al Rahmân al Masrûqî, Ibrâhîm bin Ya‟qûb al

Jûzajânî, Ahmad bin Sulaimân al Ruhâwî, Ahmad bin „Abdullah bin

Sâlih al „Ijlî, Ahmad bin „Umar al Waqi‟î, Ahmad bin Muhammad bin

Hanbal, Ishâq bin Mansûr al Kawsij, Hajjâj bin Hammzah al

Khusyâbî.

d. Sighât Tahammu wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Yahyâ bin Ma‟în : Tsiqah.

Ahmad bin „Abdullah al „Ijlî : Tsiqah, Rajulan Salihan.

5. Fudaili bin „Iyâd :26

a. Nama lengkap :

25

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 6, h. 449-454. 26

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl. Juz 23,

h. 281-300.

Page 56: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

40

Fudail bin „Iyâd bin Mas‟ûd bin Bisyr al Tamîmî al Yarbû‟î, Abû „Alî

al Zâhid. (W. 187 H)

b. Guru-guru:

Hisyâm bin Hassân, Yahyâ bin Sa‟îd al Ansârî, Mujâlid bin Sa‟îd,

Muhammad bin Ishâq, al „Alâ‟ bin al Musayyab, „Ubaid bin Mihrâm al

Muktib, „Atâ‟ bin al Sâ‟ib, Muttarih bin Yazîd, Abî Ishâq al Syaibânî.

c. Murid-murid:

Husain bin „alî al Ju‟fî, Ibrâhîm bin Nasr, Ahmad bin „Abdullah bin

Yûnus, Ahmad bin „Abdah al Dabî, Ishâq bin Ibrâhîm al Tabarî,

Khâlid bin Khidâsy al Muhallabî, Dâwud bin ‘Amr al Dabbî, Tsâbit bin

Muhammad al ‘Âbid.

d. Sighat Tahammu wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat Ulama :

Sufyân bin „Uyaynah : Tsiqah.

„Abdu al Rahmân bin Mahdî : Rajulun Sâlihun.

Al „Ijlî : Tsiqah, Muta‟abbid, Rajulun Sâlihun.

Abû Hâtim : Sadûq.

Al Nasâ‟î : Tsiqah ma‟mûn, Rajulun Sâlihun.

Al Dâruqutnî : Tsiqah.

Muhammad bin Sa‟ad : Tsiqatan, Fâdîlan, „Âbidan, wari‟an, Katsîr al

Hadîts.

„Abdullah bin al Mubârak , Ibrâhîm bin Syammâs: Awra‟u al Nâs.

„Ubaidullah bin „Umar al Qawârîrî : salah satu Afdalu min al

Masyâyîkh.

Page 57: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

41

6. Hisyâm bin Hassân :27

a. Nama lengkap : Hisyâm bin Hassân al Azdî al Qurdûsî , Abû

„Abdullah al Basrî. (W. 148 H)

b. Guru-guru :

Muhammad bin Sîrîn, Anas bin Sîrîn, Hafs binti Sîrîn, Ayyûb bin

Mûsâ al Qurasyî, Hasan al Basrî, Humaid bin Hilâl, Suhail bin Abî

Sâlih, „Abdullah bin Dihqân, „Abdullah bin Suhaib, „Atâ‟ bin Abî

Rabâh.

c. Murid-murid:

Fudaili bin „Iyâd, „Ikrimah bin „Ammâr, Muhammad bin Salamah,

Qurrân bin Tammâm al Asadî, Muhâdir al Muwarri‟, „Abdu al

Wahhâb al Tsaqafî, Ibrâhîm bin Tahmân, Asbât bin Muhammad al

Qurasyî, Ismâ‟îl bin „Ulayyah.

d. Sighat Tahammu wa al adâ‟ : „an.

e. Pendapat Ulama :

„Alî al Madînî : Tsabtun.

Ahmad bin Hanbal : Sâlih.

Abû Bakar al Atsram : Lâ ba‟sa bih.

Yahyâ bin Ma‟în : Lâ ba‟sa bih, tsiqah.

Yahyâ bin Yahyâ bin „Atîq : Tsiqah.

Al „Ijlî : Tsiqah, Hasan al Hadîts.

Abû Hâtim : Sadûqan, yuktabu Hadîtsuhu.

7. Ibnu Sîrîn:28

27

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz. 30,

h 181-193

Page 58: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

42

a. Nama lengkap : Muhammad bin Sîrîn al Ansârî, Abû Bakar bin Abî

„Amrah al Basrî, Akhû Anas bin Sîrîn, wa Hafsah binti Sîrîn, wa

Karîmah binti Sîrîn, Maulâ Anas bin Mâlik.(W. 110 H. Syawwal)

b. Guru-guru:

Abî Hurairah, Abî Bakrah al Tsaqafî, Abî al Dardâ‟, Abî al „Ajfâ‟ al

Sulamî, Katsîr bin Aflah, Ka‟ab bin „Ujrah, Qais bin „Ubâd, „Amr bin

Aus al Tsaqafî, Maulu Anas bin Mâlik, Hudzaifah bin al Yamân, al

Hasan bin „Alî bin Abî Tâlib.

c. Murid-murid:

Hisyâm bin Hassân, Qatâdah bin Di‟âmah, Qurrah bin Khâlid al

Sadûsî, Katsîr bin Syinzîr, Laits bin Anas bin Zunaim al Laitsî, Mâlik

bin Dînâr, Mansûr bin Zâdzân, Yahyâ bin „Atîq, Asy‟ats bin Sawwâr,

Bistâm bin Muslim, Khâlid bin al Hadzdzâ‟.

d. Sighat Tahammu wa al adâ‟ : an

e. Pendapat Ulama :

Ahmad bin Hanbal : Muhammad bin Sîrîn min al Tsiqât.

Yahyâ bin Ma‟în : Tsiqah.

Al „Ijlî : Tâbi‟î, Tsiqah.

Muhammad bin Sa‟ad : Tsiqatan Ma‟mûnan, „Âliyan, Rafî‟ân,

Faqîhan, Imâman, Katsîr al „Ilmi, wari‟an, wa kâna bihi samamun.

Ibnu Hibbân : Wara‟an, Faqîhan, Fâdilan, Hâfizan, Mutqinan.

8. Abi Hurairah: 29

28

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz 25,

h. 344-355. 29

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâ., juz. 34,

h. 366-379.

Page 59: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

43

a. Nama lengkap : Abû Hurairah al Dausî al Yamânî, Sahabat Rasulullah

SAW., Banyak sekali perbedaan pendapat mengenai namanya, dan

nama ayahnya, ada yang mengatakan : „Abdu al Rahmân bin Sukhar,

„Abdu al Rahmân bin Ghanam, „Abdullah bin „â`iz, „Abdullah bin

„âmir, dan masih banyak lagi pendapat ulama mengenai namanya dan

ayahnya. (W. 58 H)

b. Guru-guru :

Nabi SAW, Ubay bin Ka‟ab, Usâmah bin Zaid bin Hâritsah, „Umar

bin al Khaththâb, Bashrah bin Abî Bashrah al Ghifârî, Abî Bakar al

Shiddîq.

c. Murid-murid:

Muhammad bin Sîrîn, Humaid bin „Abdu al Rahmân bin

„Auf,„Abdullah bin Tsa‟labah, Ibrâhîm bin Ismâ‟îl, Ibrâhîm bin

„Abdullah bin Hunain, Basyîr bin Nahîk, Aus bin Khâlid, Anas bin

Malik, Bukair bin Fairûz al Ruhâwî, „Aṯhâʼ bin Abî Rabâh, „Aṯâʼ bin

Abî Muslim al Khurâsanî, „Utsmân bin Syammâm.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : qâla

e. Pendapat ulama :

Abû Hurairah adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak

diragukan lagi keadilannya.

)ح( .9 Muhammad bin al Musayyab bin Ishâq bin Idrîs al Naisâbûrî, Abû

„Abdullah al Ar Ghiyânî.30

( 223 – W. 315 H )

30

Syams al-Dîn Abû „Abdillâh Muhammad bin Ahmad bin „Utsmân bin Qaymâz al-

Zahabî, Siyar A‟lâm al-Nubalâ‟I, (T.tp.: Muassasah al-Risalah, 1985), juz 3, h. 3711-3712.

Page 60: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

44

a. Nama lengkap :Ibnu „Abdillah bin Ismâ‟îl bin Idrîs, al Hâfiz, al Imâm,

Syaîkhu al Islâm, Abû „Abdillah al Naisâbûrî, tsumma al Arghiyânî, al

Isfanjî, al „Âbid.

b. Murid-murid:

Imâm al A‟immah Abû Bakar bin Khuzaimah, Abû Hâmid bin al Syarqî,

Muhammad bin Ya‟qûb bin al Akhram, al Hâfiz al Naisâbûrî, Abû Ishâq al

Muzakkî, Abû Ahmad al Hâkim, Abû „Amr bin Hamdân, Abû Husain al

Hajjâjî.

c. Sighat Tahammu wa al adâ‟ : Haddatsanâ

d. Pendapat ulama :

Abû „Abdullah al Hâkim : Kâna min al Jawwâlîn fî talab al hadîts „alâ al

sidqi wa al wara‟i, wa kâna min al „ubbâd al mujtahidîn.

10. Musa bin „Abdu al Rahman al Masrûqî.31

a. Nama lengkap : Musa bin „Abdu al Rahman bin Sa‟id bin Masrûq bin

Ma‟dân bin al Marzubân al Kindî al Masrûqî, Abî „Îsâ al Kûfî. (W.

258. H)

b. Guru-guru :

Husain bin „Alî al Ju‟fî, Ja‟far bin „Aun, Zaîd bin al Hubbâb, Sufyân

bin „Uqbah al Suwâ‟î, Tallâb bin Hawsyab, „Amr bin Muhammad al

„Anqazî, Muhammad bin Bisyr al „Abdi, Muhammad bin Sa‟îd bin

Zâ‟idah al asadî.

c. Murid-murid :

31

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 29, h. 98 – 100.

Page 61: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

45

al Tirmizî, al Nasâ‟î, Ibnu Mâjah, Zakariyâ ibnu Yahyâ al Sâjî,

„Abdullah bin Muhammad bin Zakariyâ, „Alî bin Hasan al Fâmî, al

Qâsim bin Zakariyâ al Mutarrif, Ya‟qûb bin Sufyân, Abû Hâtim al

Râzî.

d. Sighat Tahammu wa al adâ‟ : Haddatsanâ.

e. Pendapat Ulama :

Al Nasâ‟î : Tsiqah, Lâ ba‟sa bih.

„Abdu al Rahmân bin Abî Hâtim : Sadûq, Tsiqah.

Ibnu Hibbân : Tsiqah.

11. Husain bin „Alî al Ju‟fî. 32

12. Fudaili bin „Iyâd :33

13. Hisyâm bin Hassân :34

14. Ibnu Sîrîn:35

15. Abi Hurairah: 36

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Hibbân, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak ada yang

dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.

32

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 6, h. 449-454. 33

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz 23,

h. 281-300. 34

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz. 30,

h 181-193 35

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz 25,

h. 344-355. 36

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 34,

h. 366-379.

Page 62: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

46

Ibnu Hibbân (270 – W. 354 H. Syawwal), menerima hadis dari

Muhammad bin Ishâq maulâ tsaqîf . (216 – W. 313 H. di Naisabur) dan

Muhammad bin al Musayyab bin Ishâq ( 223 – W. 315 H ) dengan cara

“akhbaranâ”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka

pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Muhammad bin Ishâq maulâ tsaqîf . (216 – W. 313 H. di Naisabur)

menerima hadis dari „Abdullah bin „Umar bin Abân (W. 239 H) dengan cara

Haddatsanâ, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka pernah

bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Muhammad bin al Musayyab bin Ishâq ( 223 – W. 315 H ) menerima

hadis dari Musa bin „Abdu al Rahman al Masrûqî (W. 258. H) dengan cara

Haddatsanâ, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka pernah

bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

„Abdullah bin „Umar bin Abân (W. 239 H) dan Musa bin „Abdu al

Rahman al Masrûqî (W. 258. H) menerima hadis dari Husain bin „Alî al Ju‟fî

(119 - W. 203 H) dengan cara haddatsanâ, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan

dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Husain bin „Alî al Ju‟fî (119 - W. 203 H) menerima hadis dari Fudaili bin

„Iyâd (W. 187 H) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif (ta‟dil)

dan dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

Fudaili bin „Iyâd (W. 187 H) menerima hadis dari Hisyâm bin Hassân (W.

148 H) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan

Page 63: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

47

dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Hisyâm bin Hassân (W. 148 H) menerima hadis dari Ibnu Sîrîn .(W. 110

H. Syawwal) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan

dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima

Ibnu Sîrîn .(W. 110 H. Syawwal) menerima hadis dari Abi Hurairah

(W.58 H) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan

dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Abû Hurairah menerima hadis dari Rasulullah saw dengan cara “qâla” dan

para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka pernah bertemu,

sehingga sanadnya bersambung dan dpat diterima.

Berdasarkan penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang

diteliti semuanya bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh al Nasâ‟î

berkualitas sahîh.

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

B. Hadis ke -2

1. Teks dan Takhrij Hadis

37.شيحبتن ىود وأخواهتا

37

Al-Ghazali. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt), h. 74.

Page 64: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

48

Surat Hud dan saudari-saudarinya telah membuat saya beruban.

a. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata شيبتن yang terdapat dalam

matan hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-

Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf, berdasarkan data kitab tersebut,

informasi yang didapat adalah sebagai berikut:

38 بتن ىود وأخواهتا :شي

اف – 358: 1, نبوة 287 :17طب 3منثور – 27مشائل – 226: 9, 555: 6اتح, 138: 2: 1سعد – 43ىامش ادلواىب – 265 : 3بغوي – 153: 6, 319:

, 2586كنز – 669: 6بداية – 87 – 128ختذير اخلواص – 5997عب – 139: 17طب – 679, 678: 2صحيحة – 4592, 2592, 2591, 2589, 2587

اف – 358: 1نبوة – 287 153: 6منثور – 27مشائل – 226: 9, 555: 6إتح – 355: 4حلية – 241: 2شيخ – 157, 1: 9قرطيب – 236: 4كثري 3بغوي –

.37: 7رلمع – 167: 4, 293: 2, 346: 1عر

شيحبتن ىود وأخواهتا الواقعة واحلاقحة :

37: 7رلمع

شيحبتن ىود وإخواهتا

373: 14سنة

شيحبتن ىود والواقعة وادلرسالت و عم يتساءلون

14سنة – 138: 2: 1سعد – 554: 15ش – 358: 2نبوة –: 2ك – 3297ت :372 –

38

Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul, Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts, Juz 5,

h. 302.

Page 65: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

49

– 319: 3منثور – 5354مشكاة – 461: 15, 555: 6اتاف – 37: 7رلمع صحيحة – 2588كنز – 3655مطالب – 265: 3بغوي – 87كشاف – 27مشائ ل مسند ايب بكر – 487: 7, 236: 4كثري – 1: 9قرطيب – 43ىامش ادلواىب – 955 82تذكرة –69: 6بداية –555: 4عر – 181

b. Penelusuran dengan metode lafaz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari suatu bagian

matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-

Nabâwî, yaitu lafaz ىا تان ,القران , اشكاذلا , انح , أخواهتا, د شيحبتن ىو data yang ditemukan

hanya dari lafaz شيحبتن yakni sebagai berikut:

Penelitian dilakukan melalui kata شيحبتن :

39: 65يا رسول اهلل قد شبت قال : شيحبتن ىود و الواقعة - 6, 56سري سورة تف : ت

Dari hasil takhrij hadis di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil

ditemukan di dalam kitab-kitab rujukan (tidak semua informasi dari rumus takhrij

terdapat hadis yang dimaksud di dalam kitab rujukan):

Redaksi hadis dari kitab Sunan al Tirmidzî :

ث ثنا معاوية بن ىشام , عن شيبان, عن أيب إسحاق , عن عكرمة , عن ا ابنحدح و كريب, قال : حدحابن عبحاس , قال: قال أبو بكر : يا رسول اهلل قد شبت , قال : ))شيحبتن ىود , و الواقعة ,

40وادلرسالت, و )) عمح يتساءلون (( و )) إذا الشحمس كورت((

39

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, Juz 3, (Leiden: Beril,

1936), h. 224. 40Abî „Îsâ Muhammad bin „Îsâ Al-Tirmizî. Sunan al-Tirmidzî. Juz. 5, (Beirut: Dar al-

Gharby al-Islamy, 1998), h. 325.

Page 66: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

50

2. Skema Hadis

keterangan:

sanad yang diteiti hanya

dari jalur al Tirmidzî karena

berdasarkan pada hasil pencarian,

hanya dari jalur ini hadis ini

diriwayatkan dan hanya teridiri

dari satu jalur.

رسول اهلل

ه( 13) أبو بكر

ه( 68) ابن عبحاس

ه( 156) عكرمة

ه( 129) أيب إسحاق

ه ( 164) شيبان

ه( 255) معاوية بن ىشام

ه( 248) ابو كريب

ه( 279الرتمذي )

قال

قال

عن

حدثنا

عن

عن

عن

حدثنا

Page 67: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

51

3. Kritik sanad hadis dan penilaian hadis.

Setelah hadis ini ditelusuri, dari informasi yang dihasilkan oleh kitab

kamus rujukan, hadis tersebut berada di banyak kitab, namun hanya satu yang

diteliti yakni dari kitab Imâm al Tirmidzî. Dalam penelitian sanad hadis kedua ini,

Berikut data periwayat hadis tersebut:

Jalur tirmidzî

1. Imam al-Tirmizî: 41

2. Nama lengkap : Muhammad bin „Îsâ bin Saurah bin Mûsâ bin al-Dahhâk,

Muhammad bin „Îsâ bin Yazîd bin Sawrah bin al-Sakan al-Sulamî, Abû

„Îsâ al- al-Darîr al-Hâfiz. Wafat di Tirmiz pada Rajab tahun 279 H.

a. Guru-guru : Qutaibah, Hannâd, Mahmûd bin Ghaylân, Muhammad

bin Basyâr, Sufyân bin Wakî‟.

b. Murid-murid : Abû Bakr Ahmad bin Ismâ‟îl bin „Âmir al-Samarqondî,

Abû Hâmid Ahmad bin „Abdillâh bin Dâwud al-Marwazî al-Tâjir,

Ahmad bin Yûsuf al-Nasafî dan Mahmûd bin „Anbar al-Nasafî.

c. Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsanâ

d. Pendapat ulama hadis :

Al Dzahabî : al Hâfiz

Ibn Hajar :ahad al-aimmah

3. Abu kuraib :42

a. Nama lengkap : Muhammad bin al „Alâ bin Kuraib al hamdânî,

AbûKuraib al Kûfî. (W. 248 H)

b. Guru-guru

41

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), h. 250-252. 42

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 26,

h. 243-248.

Page 68: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

52

Ibrâhim bin Ismâ‟îl al Yasykurî, Ishâq bin Sulaimân al Râzî, Ismâ‟îl

bin „Ulayyah, Mu‟âwiyah bin Hisyâm, Mus‟ab bin al Miqdâm,

Muzâhim bin Zawwâd bin „Ulbah, Marwân bin „Mu‟âwiyah al Fazârî

c. Murid-murid :

Al Tirmizî, Ibrâhîm bin Ma‟qil al Nasafî, AbûJa‟far ahmad bin Ishâq,

Syu‟aib bin Muhammad al Zâri‟, „Utsmân bin Khurrozâz al ʼAnṯâkî,

Zakaria bin Yahyâal Sijzî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsanâ

e. Pendapat ulama :

Al Nasa‟i : La ba‟sa bih, Tsiqah.

Ibnu Hibbân : Tsiqah.

4. Mu‟âwiyah bin Hisyâm :43

a. Mu‟âwiyah bin Hisyâm al Qashshâr, Abû al Hasan Kûfî, Maulâ Banî

Asad. (W. 205 H)

b. Guru-guru :

Ayyûb bin „Utbah al Yamâmî, Syaybân bin „Abdu al Rahmân al

Nahawî, „Ammâr bin Zuraiq, „Îsâ bin Râsyid, Walîd bin „Abdullah

bin Jumai‟, Yûnus bin al Hârits al Ṯâʼifî.

c. Murid-murid:

Abû Kuraib Muhammad bin „Alâ, Muhammad bin Fuḏail al Bazzâz

al Makî, „Utsmân bin Muhammad bin Abî Syaybah, Ahmad bin

Hanbal, Hasan bin „Alî al Khallâl, Qâsim bin Zakariâ bin Dînâr al

Kûfî.

43

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 28,

h. 218-222.

Page 69: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

53

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat Ulama:

Yahyâ bin Ma‟în : Sâlih, Laisa Bizâka, Sadûq

Abî Dâwud : Tsiqah

5. Syaibân : 44

a. Syaibân bin „Abdu al Rahmân al Tamîmî, Maulâhum al Nahâwî, Abû

Mu‟âwiyah al Basrî al Muʽaddib. (W. 164 H)

b. Guru-guru:

Ismâ‟îl bin Abî Khâlid, Asy‟ats bin Abî Sya‟tsâ, Jâbir al Ju‟fî, Hasan

al Basrî, Hakam bin „Utaibah, Jâbir al Ju‟fî, Sulaimân al A‟masy,

Simâk bin Harb, „Abdu al Malik bin „Umair, Qatâdah bin Di‟âmah.

c. Murid-murid :

Mu‟âwiyah bin Hisyâm, „Abdu al Rahmân bin Mahdî, „Abdu al

Samad bin Nu‟mân, Muhammad bin Syu‟aib bin Syâbûr, Mu‟âz bin

Mu‟âz al „Anbarî, Abû Dâwud bin Sulaimân bin Dâwud al Tayâlisî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama

Ahmad bin Hanbal : Sâlih al Hadîts, Lâ ba‟sa bih, Tsabtun.

Abû al Qâsim : Atsbat.

Yahyâ bin Ma‟în, Ahmad bin „Abdullah al „Ijlî, Al Nasâʽî,

Muhammad bin Sa‟d: Tsiqah.

Abû Hâtim : Hasan al Hadîts, Sâlih al Hadîts, Yaktubu Hadîtsuhu.

„Abdu al Rahmân bin Yûsuf bin Khirâsy : Sadûq.

44

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 12,

h. 592-598.

Page 70: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

54

6. Abî Ishâq:45

a. Nama lengkap : „Amr bin „Abdullah bin „Ubaid, di katakan „Amr bin

„Abdullah bin „Alî, „Amr bin „Abdullah bin Abî Sya‟îrah, Abû Ishâq

al Sabî‟î al Kûfî. (W. 129 H )

b. Guru-guru :

„Ikrimah Maulâ ibnu „Abbâs, „Alî bin Abî Ṯâlib, „Amr bin Abî

Jundab, „Adî bin Tsâbit al Ansârî, „Aṯâ, bin Abî Rabâh, Abî Ja‟far bin

Muhammad bin „Alî bin al Husain, Muslim al Baṯîn.

c. Murid-murid :

Abâni bin Taghlib, Ismâ‟îl bin Abî Khâlid, Asy‟ab bin Sawwâr, Jarîr

bin Hâzim, H Hudaij bin Mu‟âwiyah, al Ajlah bin „Abdullah al Kindî,

Zâʼidah bin Qudâmah, Khalaf bin Hawsyab, Zuhair bin Mu‟âwiyah.

d. Sighat Tahammul wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma‟in, Al „Ijli, Al Nasâ‟i, Abu Hâtim :

Tsiqah.

7. „Ikrimah:46

a. Nama lengkap : „Ikrimah al Qurasyî al Hâsyimî, Abû „Abdullah al

Madanî, Maulâ „Abdullah bin „Abbâs. (W. 106 H. Madimah)

b. Guru-guru :

Jâbir bin „Abdullah, Hajjâj bin „umar bin Ghaziyyah al Ansarî, „Alî

bin Abî Ṯâlib, Abî Sa‟îd al Khudrî, Abî Hurairah, Maulâhu

45

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 22,

h. 102-113. 46

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 20,

h. 264-292.

Page 71: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

55

„Abdullah bin „Abbâs, Yahyâ bin Ya‟mar, Safwan bin Umayyâh,

„Uqbah bin „Amir al Juhanî.

c. Murid-murid:

Abû Ishâq al Sabî‟î. Abû Zubair al Maki, Abû Yazîd al Yamâmî,

Yazîd bin Abî Sa‟îd al Nahawî, Abâni bin Sam‟ah, Ibrâhîm al

Nakha‟î, Taubah al „Anbarî, Ayyûb al Sakhtiyânî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Abâ Umâmah bin Sahl bin Hunaif : Sadûq.

Abî Bakar al Huzalî : Sadaqan.

Ayyûb : Tsiqatun

Sa‟îd bin Jubair, Yahyâ bin Sa‟îd al Ansârî, Muhammad bin Sîrîn,

„Abdullah bin „Utsmân bin Khutsaim : Kazaba.

Ibnu Abî Dzi‟b : Ghairu Tsiqah.

Syâfi‟î : Sîʽi al Raʽyu, Lâ Arâ‛ Liʽahadin An Yuqbala Hadîtsahu

Ahmad bin Hanbal : Mudtarib al Hadîts.

Abû „Attâb min Ahli al Basrah, Abî Majlaz : Sadaqa.

Ahmad bin Zuhair : Atsbat al Nâs.

Ahmad bin Hanbal : Yuhtajju Bihi.

Yahyâ bin Ma‟în : Tsiqah wa Tsiqah .

Al „Ijlî.Al Nasâʽî, Abî Hâtim : Tsiqah.

8. Ibnu „Abbâs:47

47

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 15,

h. 154-162.

Page 72: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

56

a. Nama lengkap : „Abdullah bin „Abbâs bin „Abdu al Muṯallib al

Qurasyî al Hâsyimî, Abû al „Abbâs al Madanî, Ibnu „Ammi

Rasûlullah SAW. (w. 68 H)

b. Guru-guru :

Nabî SAW, Abî Bakar al Siddîq, „Alî bin Abî Ṯâlib, Abî Zar al

Ghifârî, Mu‟âwiyah bin Abî Sufyân, „Utsmân bin „Affân, „Umar bin

al Khaṯṯâ, Ka‟ab al Ahbar.

c. Murid-murid :

„Ikrimah bin Khâlid al Makhzûmî, „Ikrimah maulâ ibnu „Abbâs,

„Alqamah bin Waqqâs al Laitsî, „Alî bin al Husain bin „Alî bin Abî

Ṯâlib, „Ubaid bin al Sabâq.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : qâla

e. Pendapat ulama :

Ibnu „Abbâs adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak

diragukan lagi keadilannya.

9. Abu Bakar:48

a. „Abdullah bin „Utsmân wa Huwa Abû Quhâfah, bin „Âmir bin „Amr

bin Ka‟ab bin Sa‟ad bin Tayyim bin Murrah al Qurasyî al Taymî, Abû

Bakar al Siddîq Khalîfah Radlullah SAW, wa Sâhibuhu fi al Ghâr. (w.

13 H)

b. Ada juga yang mengatakan: namanya adalah „Aṯîq, Ibunya yakni

ʼUmmu al Khair, namanya Salmâ binti Sakhra bin „Âmir bin Ka‟ab

bin Sa‟ad bin Taim bin Murrah.

48

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 15,

h. 282-285.

Page 73: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

57

c. Guru : Nabî SAW.

d. Murid-murid :

„Abdullah bin „Abbâs, „Abdullah bin „Amr bin „Âs, „Alî bin ʼAbî

Ṯâlib, „Umar bin Khaṯṯâb, Zaid bin Arqam, „Abdullah bin Mas‟ûd,

Fâ‟ah bin Râfi‟ al Zuraqî, Sa‟îd al Musayyab.

e. Tahammul wa al adâ‟ : Qâla.

f. Pendapat ulama :

Abû Bakar adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak diragukan

lagi keadilannya.

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Imâm al Tirmidzî, terdapat satu orang periwayat yang dinilai negatif (jarh)

oleh para ulama yaitu „Abdu al Malik.

Al Tirmidzî (w. 279 H) hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan

gurunya yaitu Abû Kuraib (W. 248 H) para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara haddatsanâ, dengan demikian sanadnya

bersambung dan dapat diterima.

Abû Kuraib hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan gurunya yakni

Mu‟âwiyah bin Hisyâm (w. 205 H), para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara haddatsanâ, dengan demikian sanadnya

bersambung dan dapat diterima.

Mu‟âwiyah bin Hisyâm hidup sezaman dengan gurunya, dan telah terjadi

pertemuan dengan Syaibân (W. 164 H), Para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, karena mereka

Page 74: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

58

hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan antara keduanya

sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Syaibân menerima riwayat hadis dari Abî Ishâq (w. 129 H), para ulama

menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara

“mu‟an‟an” “‟an”, namun dari sumber yang diteliti pada biografi Syaibân dan

Abî Ishâq adalah tidak disebutkannya satu sama slain dalam “guru-guru dan

murid-muridnya”. dengan demikian dimungkinkan sanadnya terputus dan tidak

dapat diterima

Abî Ishâq menerima riwayat hadis dari „Ikrimah (w. 106 H) dengan cara

“mu‟an‟an” “‟an”, Para ulama menilai negatif (jarh), beberapa diantaranya

adalah Ahmad bin Hanbal “Mudtarib al Hadîts”, Ibnu Abî Dzi‟b “Ghairu

Tsiqah” dan Yahyâ bin Sa‟îd “Kadzdzâb” dan Syâfi‟î “Sî‛i al Ra‛yu”, Lâ arâ‛

Li‛ahadin An Yuqbala Hadîtsahu”. beliau menerima hadis dari gurunya dengan

cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

„Ikrimah hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan gurunya yakni

Ibnu „Abbâs (w. 68 H), para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis

dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian sanadnya

bersambung dan dapat diterima.

Ibnu „Abbâs hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan gurunya yakni

Abû Bakar (w. 13 H), para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis

dari gurunya dengan cara “qâla”, dengan demikian sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

Page 75: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

59

Abû Bakar menerima riwayat hadis langsung dari Rasulullah SAW, dengan

cara qaala karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi

pertemuan antara keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Tirmidzî, periwayatan dalam

keadaan bersambung antara murid dengan guru selain Syaibân dengan Abî Ishâq.

Dari sekian periwayat yang ada, satu dantaranya yaitu „Ikrimah berstatus

periwayat yang da‟îf. Dikarenakan ada periwayat yang tidak tsiqah, maka

penilaian syâdz, dan „illat tidak dilakukan, sehingga sanad hadis dari jalur ini

berkualitas da‟îf. Dapat disimpulkan bahwa dari segi sanad, hadis kedua ini

berstatus da‟îf,

C. Hadis ke-3

1. Teks dan Takhrij

د ب ع ال ب م ح أر اهلل .49ه د ل و ب ة ق ي ف الش ة د ال و ال ن م ن م ؤ ادل

Allah swt lebih menyayangi hamba yang beriman melebihi kasih

sayang ibu kepada anaknya.

a. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata yang terdapat dalam matan هللا

hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf, berdasarkan data kitab tersebut, informasi yang

didapat adalah sebagai berikut:

Mausuah :50

اف : : اهلل أرحم بعباده من ىذه بولدىا 571: 15اتح

49

Al-Ghazâlî. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt), h. 75. 50

Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul. Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf. Juz. 2, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.), h. 148.

Page 76: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

60

اف : اهلل أرحم بادلؤمن من ىذه بولدىا : 571: 15اتحb. Penelusuran dengan metode lafaz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-

Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî, yaitu lafaz انؤي , أردى , هللا

ونذ , انشفيقة data yang ditemukan yakni dari lafaz ونذ, هللا أردى yakni

sebagai berikut:

Penelitian dilakukan dari kata هللا :

51 اهلل ارحم بعباده من ىذه بولدىا

18 خPenelitian dilakukan dari kata اردى :

52 اهلل ارحم بعباده من ىذه بولدىا: - 18ادب : خ 22توبة : م

1جنائز : د 35 زىد : وج

Penelusuran di lakukan dari kata ونذ :

53 اهلل ارحم بعباده من ىذه بولدىا : - 18ادب : خ 22توبة : م

1جنائز : د 35زىد : وج

51

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, Juz 1, (Leiden: Beril,

1936), h. 81. 52

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 2, h. 240. 53

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 7, h. 313.

Page 77: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

61

Redaksi hadis dari kitab Sahih Bukhârî :

بن عمر عن, ابيو عن, اسلم بن زيد حدحثن: قال غسحان ابو ثناʼحدثنا ابن ايب مرم : حد إذا, تسقي ثديها لبت قد السحيب من امرأة فإذا, سيب . م. ص النحيب على قدم: اخلطابصلى اهلل عليو وسلم : النحيب لنا فقال, وارضعتو ببطنها فألصقتو, أخذتو, السحيب يف صبيحا وجدت

) اترون ىذه طارحة ولدىا يف النحار ؟ ( فقلنا : ل, و ىي تقدر على ان ل تطرحو , فقال : اهلل 54ارحم بعباده من ىذه بولدىا (

Redaksi hadis dari kitab Sahih Muslim :

ثنا ابن ايب مرم حدحثن احلسن بن عليح احللوان و زلمحد بن سهل التحميميح ) و اللفظ حلسن ( . حدحثنا ابو غسحان . حدحثن زيد بن اسلم عن ابيو , عن عمر بن اخلطحاب : انو قال : قدم على . حدح

من السحيب , تبتغي , إذا وجدت صبيحا يف السحيب , رسول هلل صلى اهلل عليو وسلم بسيب. فإذا إمرأة اخذتو فأ لصقتو ببطنها وارضعتو . فقال لنا رسول هلل صلى اهلل عليو وسلم ) اترون ىذه ادلرأة طارحة ولدىا يف النحار ؟ ( قلنا : ل, و ىي تقدر على ان ل تطرح و , فقال رسول هلل صلى اهلل

55ده من ىذه بولدىا(. عليو وسلم : اهلل ارحم بعبا

54Abî „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah al-Ju‟fî Al-Bukhârî.

Sahîh al-Bukhârî. Juz. 1, (Riyad: Maktabah al-Rasyid, 2006), h. 838-839. 55

Abî al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyayrî Al-Naysâbûrî. Sahîh Muslim. Juz. 4,

(Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1991), H. 2109.

Page 78: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

62

2. Skema Sanad

انثخاري

يسهى

رسول هللا

ه( 256البخاري) ه( 261مسلم )

ه( 165ابو غسان )

ه( 224ايب مرم )ابن

ه( 136زيد بن اسالم )

ه( 85ابيو )

ه ( 73عمر بن اخلطاب )

و ه( 242احللوان )حسن بن علي

ه( 251زلمد بن سهل التميمي )

قال

حدثنا حدثنا

حدثنا

حدثنا حدثنا

حدثني حدثني

عن عن

عن عن

قال

Page 79: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

63

c. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis Setelah ditelusuri, hadis ke-3 ini terdapat di dalam Kitab Sahîh al-

Bukhârî dan Sahîh Muslim, Berikut data lengkap periwayat hadis tersebut:

Jalur bukhari

1. Bukhârî :56

a. Nama lengkap : Muhammad bin Ismâ‟îl bin Ibrâhîm bin al Mughîrah

ibnu Bazdizbah, dan disebut : Bardizbah, juga di sebut : Ibnu al Ahnaf

al Ju‟fî Maulâhum, Abû‟Abdullah bin Abî al Hasan al Bukhârî al

Hâfiz, Sâhibu (Sahîh). (W. 256 H)

b. Guru-guru :

„Abdullah bin Muhammad al Ju‟fî ak Musnadî, „Ubaidullah bin

Mûsâ, „Abdân bin „Utsmân al Marwazî, „Alî bin al Madînî, „Affân bin

Muslim, Abî Nu‟aim al Fadl bin Dakîn, Qabîsah bin „Uqbah,

Qutaybah bin Sa‟îd, Qays bin Hafs al Dârimî.

c. Murid-murid :

Al Tirmidzî, Ibrâhîm bin Ishâq al Harbî, Ibrâhîm bin Mu‟qal al Nasafî,

Ahmad bin Sahl bin Mâlik, Abû Bakar Ahmad bin „Amr bin

Abî‟Âsim,‛Âdam bin Mûsâ al Khawârî, Ishâq bin Ahmad bon Khalaf

al Bukhârî, Hâtim bin Khajîm al Afrânî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsanâ

e. Pendapat Ulama :

56

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 24, h. 430-469.

Page 80: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

64

Salih Ibnu Muhammad al Asadi : Muhammad bin Ismâ‟îl adalah orang

yang paling Pandai dalam ilmu Hadis. 57

Muhammad ibnu al Salâm : Tidak ada orang yang seperti dia.

„Amar ibnu „Alî : Hadis yang tidak diketahui Muhammad bin Ismâ‟il

itu, maka bukan hadis.

2. Ibnu Abî Maryam: 58

a. Nama lengkap : Sa‟îd bin al Hakam bin Muhammad bin Sâlim,

dikenal dengan Ibnu Ibî Maryam, al Jumahî, Abû Muhammad, al

Mishrî. (W. 224 H)

b. Guru-guru :

Ibrâhîm bin Ismâ‟îl bin Abî Habîbah, Ibrâhîm bin Suwaid, Sulaimân

bin Bilâl, „Abdullah Lahî‟ah, „Abdullah bin Wahhâb, Abî Ghassân

Muhammad bin Muṯarrif, Yahyâ bin Ayyûb al Mishrî.

c. Murid-murid:

Al Bukhârî, Ishâq bin Manshûr al Kausaj, Hamzah al Nushair al

Mushrî, Hazan bin „Alî al Khallâl, „Umar bin al Khaṯṯâb al Sijistânî,

Muhammad bin Sahal bin „Askar al Tamîmî al Bukhârî, Maymûn bin

al „Abbâs al Râfiqî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat ulama :

Abû Dâwud : Hujjatun.

Ahmad bin „Andullah al „Ijlî: Tsiqatun.

Abû Hâtim : Tsiqah.

57

Al asqalânî al Syâfi‟î, Tahdzîb al Tahdzîb, Juz : 7, h.44. 58

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 10, h. 391-395.

Page 81: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

65

3. Abû Ghassân:59

b. Muhammad bin Muṯarrif bin Dâwud bin Muṯarrif bin „Abdullah bin

Siyârah al Laitsî, Abû Ghassân al Madanî, dan di katakan:

Muhammad bin Ṯarîf. (W. 160 H)

c. Guru-guru:

Zaid bin Aslam, Abî Hâzim bin Dînâr al Madanî, Suhail bin Hassân

al Kalbî, Suhail bin Abî Shâlih, Abî Bakar bin Hafs al Zuhrî, Abî al

Husain al Filasṯînî, Muhammad bin al Munkadir.

d. Murid:

Sa‟îd bin Abî Maryam al Misrî, Ibrâhîm bin Abî „Ablah, Âdam bin

Abî Iyâs, „Abdullah bin Wahhâb, „Abdu al Rahmân bin Al Ziyâd al

Rasâsî, „Abdu al Samad bin al Hasan.

e. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

f. Pendapat ulama:

Yazîd bin Hârûn : Tsiqah

Ahmad bin Hanbal : Tsiqah

Abû Hâtim : Tsiqah.

Ibrâhîm bin Ya‟qûb : Tsiqah.

Ya‟qûb bin Syaibah : Tsiqah.

Yahyâ bin Ma‟în : Tsiqah.

Ibnu al Ghallâbî : Tsabtun.

Abû Dâwud : Lâ Ba‟sa Bih.

Al Nasâʽî : Lâ Ba‟sa Bih,

59

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz 26,

h. 470-472.

Page 82: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

66

4. Zaid bin Aslam:60

a. Nama lengkap : Zaid bin Aslam al Qurasyî, al „Adawî, Abû Usâmah,

dan di latakan : Abû „Abdullah, al Madanî, al Faqîh, Maulâ „Umar

bin al Kaṯṯâb. (W. 136 H)

b. Guru-guru :

Ibrâhîm bin „Abdullah bin Hunain, Abîhi Aslam, Bisyri bin Sa‟îd,

„Abdullah bin „Umar bin al Kaṯṯâb, „Abdu al Rahmân bin Wa‟lah,

„Ubaid bin Juraij, Humrân bin Abân.

c. Murid-murid :

Abû Ghassân, Ibnuhu Usâmah bin Zayd bin Aslam, Ismâ‟îl bin

„Ayyâsy, Ayyûb al Sakhtiyânî, Jarîr bin Hâzim, Hârits bin Ya‟qûb,

Rauhun bin al Qâsim, Ziyâd bin Sa‟d, Sufyân al Tsaurî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama:

„Abdullah bin Ahmad bin Hanbal : Tsiqah.

Ahmad bin Hanbal : Tsiqah.

Abû Zur‟ah : Tsiqah.

Abû Hâtim : Tsiqah.

Muhammad bin Sa‟din : Tsiqah.

Al Nasâʽî : Tsiqah.

Ibnu Khirâsy : Tsiqah.

Ya‟qûb bin Syaibah : Tsiqah.

5. Abîhi: 61

60

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 10, H. 12-18.

Page 83: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

67

a. Nama lengkap : Aslam al Qurâsy al „Adawî, Abû Khâlid, dan di

katakan : Abû Zaid al Madanî, Maulâ „Umar bin al Khaṯṯâb, ayah dari

Zaid bin Aslam dan Khâlid bin Aslam (W. 80 H. Madinah ).

b. Guru-guru :

Abî Bakar al Shiddîq „Abdullah bin Abî Quhâfah, „Abdullah bin

„Umar bin al Khaṯṯâb, Mughîrah bin Syu‟bah, Mu‟âz bin Jabal,

„Utsmân bin „Affân, Mu‟âwiyah bin Abî Sufyân.

c. Murid-murid :

Zaid bin Aslam, Qâsim bin Muhammad bin Abî Bakar al Siddîq,

Muslim Jundab al Huzalî, Nâfi‟ Maulâ ibnu „Umar.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Al „Ijlî : Tsiqah.

Abû Zur‟ah : Tsiqah.

6. „Umar bin al Khattâb62

a. Nama lengkap : „Abdullah bin „Umar al Khaṯṯâb al Qurasyî al „Adawî,

Abû „Abdu al Rahmân al Makî Tsumma al Madanî. (W. 73 H)

b. Guru-guru:

Al Nabî Sallallâhu „Alaihi Wasallam, Râfi‟ bin Khâdîj. Zaid bin

Tsâbit, Abî Lubâbah, „Utsmân bin „Affân, Abî Bakar al Shiddîq.

c. Murid-murid :

61

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, Juz.. 2,

h. 529-531. 62

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

15, h. 332-340

Page 84: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

68

Aslam Maulâ „Umar bin al Khaṯṯâb, Anas bin Sîrîn, Tamîm bin

„Iyâḏ, Tsâbit bin „Ubaid, Hakîm bin Abî Hurrâh al Aslâmî, Harmalah

Maulâ Usâmah bin Ziyâd, Habîb bin Abî Tsâbit, Harîz atau Abû

Harîz.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Umar bin Khattâb adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak

diragukan lagi keadilannya.

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Bukhârî, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak ada yang

dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.

Bukhârî (194 – w. 256 H) menerima hadis dari Ibnu abi maryam (W. 224

H) dengan cara “haddatsanâ”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan

dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Ibnu abi maryam (W. 224 H) menerima hadis dari Abû Ghassân (w. 160

H) dengan cara Haddatsanâ, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan

mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Abû Ghassân (w. 160 H) menerima hadis dari Zaid bin Aslam (w. 136 H)

dengan cara Haddatsanâ, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan

mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Zaid bin Aslam (w. 136 H) menerima hadis dari Abîhî Aslam al Qurâsy al

„Adawî (W. 80 H.) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif

Page 85: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

69

(ta‟dil) dan dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya

bersambung dan dapat diterima.

Aslam al Qurâsy al „Adawî (W. 80 H.) menerima hadis dari „Umar bin al

Khattâb (W. 73 H) dengan cara „an‟anah “‟an”, para ulama menilai positif (ta‟dil)

dan dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

Berdasarkan penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang

diteliti semuanya bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Bukhârî berkualitas

sahîh.

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis ketiga ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

Jalur muslim

1. Muslim :63

a. Muslim bin al Hajjâj bin al Muslim al Qussyairî, Abû Husain al

Naisâbûrî al Hâfiz Sâhibu (Sahîh). (w. 261 H)

b. Guru-guru:

Muhammad bin Marzûq al Bâhilî, „Alî bin Nasr bin „Alî al

Jahdamî, „Umar bin Hafs bin Ghiyâts, „Amr bin „Alî al Sîrifî, „Aun

bin Salâm al Hâsyimî, „Îsâ bin Zaghabah, al Fadl bin Sahl al A‟raj, al

Qâsim bin Zakariyâ bin Dînâr al Kûfî.

c. Murid-murid :

63

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 27,

h. 499-507.

Page 86: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

70

Tirmizî, Ibrâhîm bin Abî Tâlib, Ibrâhîm bin Muhammad bin Hamzah,

Abû al Fadl Ahmad bin Salamah al Hâfiz, Husaim bin Muhammad bin

Ziyâd al Qubbânî, Abû Hâmid „Amr Ahmad bin al Mubârak al

Mustamlâ.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama :

Abû Bakar al Khâtib : Qâri, Faqîh, Tsiqah.

Abû Sâdah dan Abû Hâtim senantiasa mengistimewakan dan

mendahulukan Muslim di bidang pengetahuan hadis Sahîh dan atas

guru-guru mereka pada masanya.

Muhammad bin „Abdullah Wahab al Fara‟ : beliau termasuk ulama

besar diantara manusia paling memahami ilmu dan aku tidak

mengetahui apapun dari dirinya kecuali kebaikan.64

Ibnu Hajar dan al Dzahabi : Hâfîz, Sahib “Sahîh”

Ibnu Hâtim : mereka adalah yang Tsiqah dari pada kata-kata mereka

dan mereka banyak tahu tentang hadis.65

2. Hasan bin „Alî al Halwânî66

:

a. Nama lengkap : Hasan bin „Alî bin Muhammad al Huzalî al

Khallâl Abû „Alî, di sebut Abû Muhammad, al Hulwânî al Raihânî,

lahir di Makkah. ( W. 242 H. Makkah)

b. Guru-guru :

64

Abû Syuhbah, Fî Rihab al Sunnah al Kutub al Sittah (Kairo : Majma‟ al Buhuts al

Islâmiyyah 1969), h. 83. 65

Abû al Fadl Ahmad bin „Alî bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al Asqalânî. Tahdzîb

al Tahdzîb, Juz : 1, (T.tp : T.pn, 1326 H), h. 529. 66

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 6 h. 259-264.

Page 87: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

71

Ibrâhîm bin al San‟ânî, Ja‟far bin „Aun, Zaid bin al Hubbâb, Rouhun

bin „ûbâdah, Sa‟îd bin al Hakam bin Abî Maryam, Safwân bin Sâlih

al Dimasyqî, „Abdullah bin Numair, Sulaimân bin Harb.

c. Murid-murid:

Yahyâ bin Hasan bin Ja‟far bin „Ubaidillah , Muhammad bin

Muhammad bin „Uqbah al Syaibânî al Kûfî, Ibrâhîm bin Ishâq, Abû

Bakar bin Ahmad bin „Amr bin Abî „Âsim al Nabîl, Ishâq bin al

Sabâh, „Abdullah bin Zaidân, Muslim.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama :

Ya‟qûb bin Syaibah : Tsiqah, Tsabtan, Mutqinan

Al Nasâʽî : Tsiqah.

Abû Bakar al Khatîb : Tsiqah, Hâfizan.

7. Muhammad bin Sahal al Tamîmî 67

a. Muhammad bin Sahal bin „Askar bin „Umârah ibnu Duwaid, di sebut ;

ibnu „Askar, Ibnu Mastûr al Tamîmî, beliau tinggal di Baghdad. (W.

251 H)

b. Guru-guru:

Âdam bin Abî Iyâs, Abî al Yamân al Hakam bin Nâfi‟,‟Utsmân bin

Shâlih al Sahmî, „Ubaidillah bin Mûsâ, Sa‟îd ibnu Abî Maryam,

„Abdu al Razzâq ibnu Hammâm, Wahab bin Jarîr bin Hâzim.

c. Murid-murid :

67

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 25,

h. 325-327.

Page 88: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

72

Muslim, al Tirmizî, al Nasâʼî, Ibrâhîm bin ishâq al Harbî, Muhammad

bin Jarîr al Ṯabarî, Muhammad bin Yahyâ al Zuhalî, Yahyâ bin

Muhammad bin Shâ‟id, Abû Hâmid Muhammad bin Hârûn al

Haḏrâmî.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat ulama :

Al Nasâʽî : Tsiqah.

Abû Ahmad bin „Adî : Tsiqah

8. Ibnu abi maryam: 68

9. Abû Ghassân:69

10. Zaid bin Aslam:70

11. Abîhi:71

12. „Umar bin al Khattâb72

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Muslim, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak ada yang

dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.

Muslim menerima hadis dari Hasan bin „Alî al Halwânî (W. 242 H) dan

Muhammad bin Sahal al Tamîmî (W. 251 H) dengan cara “haddatsanâ”, para

68

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

10, h. 391-395. 69

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 26,

h. 470-472. 70

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 10,

h. 12-18. 71

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 2

h. 529-531. 72

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 15,

h. 332-340.

Page 89: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

73

ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka pernah bertemu, sehingga

sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Hasan bin „Alî al Halwânî (W. 242 H) dan Muhammad bin Sahal al

Tamîmî (W. 251 H) menerima hadis dari Ibnu abi maryam (W. 224 H) dengan

cara “haddatsanâ”, para ulama menilai positif (ta‟dil) dan dimungkinkan mereka

pernah bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Urutan penilaian sanad berikutnya adalah sama dengan urutan sanad pada

hadis dari al Bukhârî sebelumnya yakni dari Ibnu Abî Maryam, Abû Ghassân,

Zaid bin Aslam, Aslam al Qurâsy al „Adawî, „Umar bin al KhaThâb Berdasarkan

penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang diteliti semuanya

bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga dapat disimpulkan

bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Muslim berkualitas sahîh.

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis ketiga ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

Page 90: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

74

D. Hadis ke-4

1. Teks dan takhrij Hadis

ن و ف اط ع ت ي و ب ف م ائ ه لب ا و س ن اإل و ن اجل ي ا ب ه م س ا ق ه ن ة م د اح و ة ف مح ر ة ائ م اىل ع ت لو لح ل إنح

73.ة ام ي الق م و ي ه اد ب ا ع ب م ح ر ي ل و س ف ن ل ي ع س ت ة و ع س ا ت ه ن م ر خ واد و ن امح ر ت ي اب و Allah SWT menyediakan seratus nikmat, yang satu

diturunkan ke dunia dunikmati seluruh makhluk, termasuk jin, burung

dan binatang kecil. Dengan nikmat yang satu itu mereka saling

mengasihi, sehingga tenteram hidupnya. Sedangkan yang sembilan

puluh sembilan disimpan guna diberikan hanya kepada hamba-hamba-

Nya yang Mu‟min, di hari kemudian.

a. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata هلل إنح yang terdapat dalam

matan hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-

Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf, berdasarkan data kitab tersebut, tidak

ditemukan informasi terkait hadis di atas :

b. Penelusuran dengan metode lafadz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-

Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî, yaitu lafadz , عثذ, يائة, جسعة

قسى data yang ditemukan , عطف-: يىو , وجسعي, وادخز, انثهائى, اإلس, انج

yakni dari lafad, :yakni sebagai berikut عطف, عثذ, يائة, جسعة

Penelusuran melalui kata عطف ditemukan data sebagai berikut :

74 : فبها يتعاطفون و با يرتامحون

73

Al-Ghazali. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt), h. 75. 74

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, Juz 4, (Leiden: Beril,

1936), h. 262.

Page 91: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

75

19 .توبة : م

35 ,زىد : وج

434 , 2 : حمPenelusuran melalui kata يائة ditemukan data sebagai berikut :

75 إن اهلل عز و جل مائة رحمة

26, 5, 6 : حم

Penelusuran melalui kata جسعة ditemukan data sebagai berikut :

76 اخرج من كلح مائة تسعة و تسعي

46, 45 : رقاق خ

Penelusuran melalui kata عثذ ditemukan data sebagai berikut :

77لريحم با عباده

35 .زىد : جو

434 ,2 : حمDari hasil takhrij hadis di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil

ditemukan di dalam kitab-kitab rujukan (tidak semua informasi dari rumus takhrij

terdapat hadis yang dimaksud di dalam kitab rujukan):

Redaksi hadis Muslim :

ثنا ع ثنا ايب . حدح ثنا زلمحد بن عبداهلل بن منري . حدح بدادللك عن عطاء, عن ايب ىريرة,حدح

واحدة بي اجلن عن النحيب صلىاهلل غليو وسلم قال )انح ل لو ماءة رمحة . انزل منها رمة

75

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 6, h. 164. 76

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 1, h. 272. 77

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 4, h. 116.

Page 92: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

76

ون. وبا تعطف احلوش على ولدىابا يرتامح ئ مواذلوامح . فبها يتعاطفون و واإلنس والبها

78يرحم با عباده يومالقيامةواخحر اهلل تسعا وتسعي رمحة

Redaksi hadis Ibnu Mâjah :

ثنا ابو بكر بن ايب شيبة . ثنا يزيد بن ىارون انبأنا ع بد ادللك عن عطاء عن ايب ىريرة,حدح

دة منها قسم منها رمحة بي مجيعة رمحة فواحإنح هلل مائ عن النحيب صلىاهلل غليو وسلم قال:

ف احلوش على ولدىا. واخحر تسعة خلالئق فبها يرتامحون. وبا يتعاطفون وبا تعطا

79وتسعي رمحة يرحم با عباده يومالقيامةRedaksi hadis Musnad Ahmad bin Hanbal :

ثنا حيىي, عن عبد ادللك , عن عطاء عن ايب ىريرة, ع نحيب صلىاهلل غليو وسلم قال:ن الحدح

وامح, فبها وبا يتعاطفون, وبا ل لو مائة رمحة, انزل منها رمحة واحدة بي اجلنح واإلنس واذل

يومالقيامة , يرحم بايرتامحون. وبا تعط ف احلوش علىا ولدىا. واخحر تسعة وتسعي اىل

80عباده

78

Abî al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyayrî Al-Naysâbûrî. Sahîh Muslim. Juz. 4,

(Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1991), h. 2108. 79

Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwiwi. Sunan Ibnu Mâjah. Juz. 2,

Daar Ahya al-Kutub al-„Arabiyyah, t.t.), h. 1435. 80

Abû „Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin Asad Al-Syaybânî.

Musnad Ahmad bin Hanbal. Juz. 2, (Beirut: Alam Kutb, 1998), h. 694.

Page 93: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

77

2. Skema Sanad

penjelasan: مسلم

ابن ماجة

امحد بن حنبل ه( 59) ايب ىريرة

ه( 114) عطاء

ه( 145) عبد ادللك

ه( 184) حيي ه( 256)يزيد بن ىارون

ه( 241) د بن حنبلامح

ه( 235) ابو بكر بن اىب شيبة

ه( 275ابن ماجة )

ملسو هيلع هللا ىلصرسول اهلل

ثنا حدح

ثنا

انبأنا

ثنا حدح

عن

عن

عن

عن

عن

عن

عن

ه( 199ايب )

ه ( 234زلمد بن عبد اهلل بن منري) ثنا حدح

ثنا حدح

ه( 261مسلم ) ثنا حدح

Page 94: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

78

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis

Setelah hadis ini ditelusuri, hadis tersebut berada di empat kitab, yaitu

Sahîh Muslim, Sunan Ibnu Mâjah, Musnad Ahmad bin Hanbal. Berikut data

periwayat hadis tersebut:

Jalur Muslim

1. Muslim :81

a. Nama lengkap : Muslim bin al Hajjâj bin al Muslim al Qussyairî, Abû

Husain al Naisâbûrî al Hâfiz Sâhibu (Sahîh). (204 – w. 261 H)

b. Guru-guru:

Muhammad bin Abdullah bin Numair, Muhammad bin Marzûq al

Bâhilî, „Alî bin Nasr bin „Alî al Jahdamî, „Umar bin Hafs bin Ghiyâts,

„Amr bin „Alî al Sîrifî, „Aun bin Salâm al Hâsyimî, „Îsâ bin Zaghabah,

al Fadl bin Sahl al A‟raj, al Qâsim bin Zakariyâ bin Dînâr al Kûfî.

c. Murid-murid :

Tirmidzî, Ibrâhîm bin Abî Tâlib, Ibrâhîm bin Muhammad bin Hamzah,

Abû al Fadl Ahmad bin Salamah al Hâfiz, Husaim bin Muhammad bin

Ziyâd al Qubbânî, Abû Hâmid „Amr Ahmad bin al Mubârak al

Mustamlâ.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama :

Abû Bakar al Khâtib : Qâri, Faqîh, Tsiqah.

81

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 27 h. 499-507.

Page 95: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

79

Abû Sâdah dan Abû Hâtim senantiasa mengistimewakan dan

mendahulukan Muslim di bidang pengetahuan hadis Sahîh dan atas

guru-guru mereka pada masanya.

Muhammad bin „Abdullah Wahab al Fara‟ : beliau termasuk ulama

besar diantara manusia paling memahami ilmu dan aku tidak

mengetahui apapun dari dirinya kecuali kebaikan.82

Ibnu Hajar dan al Dzahabi : Hâfîz, Sahib “Sahîh”

Ibnu Hâtim : mereka adalah yang Tsiqah dari pada kata-kata mereka

dan mereka banyak tahu tentang hadis.83

2. Muhammad bin Abdullah bin Numair 84

a. Nama lengkap : Muhammad bin „Abdullah bin Numair al Hamdâniyu

al Khârifiyu, Abû „Abdu al Rahmân al Kûfî al Hâfiz, wa Khârif Qobîl

min Hamdân (W.234 H)

b. Guru-guru :

Abîhi „Abdullah bin Numair, abdullah bin Idrîs, Ahmâd bin Basyîr

al Kûfî, Abî al Jawwâb al Ahwâsh bin Jawwâb, Asbâth bin

Muhammad al Qurâsyî.

c. Murid-murid :

Muslim, Abû Hurairah, Abû Dâwud, Ibnu Mâjah, Abû Ya‟lâ Ahmad

bin „Alî bin al Mutsannâ al Mawsuliyu, „Alî bin al Husain bin Junaidi,

Ya‟qûb bin Syaibah.

82

Abû Syuhbah, Fî Rihab al Sunnah al Kutub al Sittah (Kairo : Majma‟ al Buhuts al

Islâmiyyah 1969), h. 83 83

Abû al Fadl Ahmad bin „Alî bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al Asqalânî. Tahdzîb

al Tahdzîb, Juz : 1, (T.tp : T.pn, 1326 H), h. 529 84

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), juz. 25, h. 566-570.

Page 96: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

80

d. Sighât Tahammul wal adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat para ulama :

Al „ijlî : Tsiqah, Ashabul Hadîts

Al Hâtim : Tsiqah

Abû Dâud : Atsbat

Al Nasâ‟i : Tsiqah Ma‟mûn.

Ibnu Hibbân : Huffaz Mutqin, wara‟.

3. Abî: 85

a. „Abdullâh bin Numair al Hamdâniyiu al Khârifiyuu, Abû Hisyâm al

Kûfî, wâladun Muhammad bin „Abdullah bin Numair (W.199 H)

b. Guru-guru:

„Abdu al Malik bin Abî Sulaimân, Ibrâhîm bin al Makhzûmiyi, al

Ajlah bin „Abdullah al Kindî,Ismâ‟îl bin Ibrâhîm bin Muhâjir, Basyîr

bin Muhâjir, Hitsah bin Abî al Rijâl.

c. Murid:

Ibnuhu Muhammad bin „Abdullah bin Numair, Muhammad bin

Sulaimân al Anbârî, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Budail al Iyâmî,

Ahmad bin Abî al Hawârî, Sufyân bin Wakî‟ bin al Harâj, „Ubaid bin

Ya‟îsy.

d. Sighât Tahammul wal adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama:

Yahya bin Ma‟în : Tsiqah

Abû Hâtim : Mustaqîmu al Amri.

85

85

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

116, h. 225.

Page 97: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

81

4. Abdu al malik : 86

a. Nama lengkap :„Abdul malik bin Abî Sulaimân dan namamanya

Maysaroh al Arzamiy, dikatakan Abû Ahmad, dan dikatakan :

„Abdullah al Kûfî, beliau bertempat tinggal di Kufah (W. 145 H).

b. Guru-guru:

„Ata bin Abî Rabâh, Anas bin Sîrîn, Zubaid al Yâmî, „Abdullah bin

„Ata al Maki, Abî al Zubair al Maki.

c. Murid-murid :

„Abdullah bin Numair, „Abdu al Razzâq bin Hammâm, Ishâq bin

Yûsûf al Azraq, Khâlid bin al Hârits, „Abdullah bin al Mubârak.

d. Sighât Tahammalu wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat para ulama:

Sufyân : Huffazu al Nâs.

Ahmad : Tsiqah.

„Alî bin Husain bin Hibbân : Tsiqah, Sadûq.

Ahmad bin Muhammad bin Hanbal : Tsiqah, Atsbat.

Ahmad dan Yahya : Tsiqah

Yahya bin Ma‟în : Tsiqah.

Muhamad bin „Abdullah bin „Amar al Mausilin: Tsiqah Hujjah

Ahmad bin „Abdullah al‟ijlî : Tsiqah tsabtun

Sufyân : Tsiqah mutqin

Al Nasâ‟i : Tsiqah

Abû al Zur‟ah al Râzi : Lâ Ba‟sa bih

86

86

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

18, h. 322.

Page 98: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

82

5. „Atâ‟ 87

a. „Atâ` bin Abî Rabâh, dan namanya Aslam al Qurasyi al Fahrî, Abû

Muhammad al Maki Maulâ âli Abî Khutsaim, „Âmil „Umar bin al

Khattâb „Alâ Makkah, dan dikatakan Maulâ Banî Jumah. (W. 114 H)

b. Guru-guru:

Usâmah bin Yazîd bin Hârits al Kalbî, Aus bin al Shâmit,Jâbir bin

„Abdullah, Abû Hurairah, Abû Muslim al Khaulânî, Ummu

Salamah, Abî al „Abbâs al Syâ‟ir al A‟mâ.

c. Murid-murid:

„Abdul malik bin Abî Sulaimân, Ibrâhîm bin Maysarah al Thâ`ifî,

Ibrâhîm bin Maymûn al Shâ`igh, „Abdullâh bin Malik bin Sulaimân

al „Arzamî, „Utsmân bin al Maki, al Matsnâ bin al Shabbâh, Laits bin

Sa‟ad al Mishrî, Qatâdah bin Di‟âmah.

d. Sighat Tahammul wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat para ulama:

Muhammad bin Sa‟din : Tsiqah Fâqihan

Yahyâ bin Ma‟în : Mu‟allimun Kuttabun

6. Abi Hurairah: 88

a. Nama lengkap: Abû Hurairah al Dausî al Yamânî, Sahabat Rasulullah

SAW. Banyak sekali perbedaan pendapat mengenai namanya, dan

nama ayahnya, ada yang mengatakan : „Abdu al Rahmân bin Sukhar,

„Abdu al Rahmân bin Ghanam, „Abdullah bin „â`iz, „Abdullah bin

87

87

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

20, h. 69. 88

88

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

34, h. 366.

Page 99: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

83

„âmir, dan masih banyak lagi pendapat ulama mengenai namanya dan

ayahnya. (W. 59 H)

b. Guru-guru :

Nabi SAW, Ubay bin Ka‟ab, Usâmah bin Zaid bin Hâritsah, „Umar

bin al Khattâb, Basrah bin Abî Basrah al Ghifârî, Abî Bakar al Siddîq.

c. Murid-murid:

„Aṯâʼ bin Abî Rabâh, Ibrâhîm bin Ismâ‟îl, Ibrâhîm bin „Abdullah bin

Hunain, Basyîr bin Nahîk, Aus bin Khâlid, Anas bin Malik, Bukair

bin Fairûz al Ruhâwî, „Aṯâʼ bin Abî Muslim al Khurâsanî, „Utsmân

bin Syammâm.

d. Sighât Tahammul wal „adâ : „an

e. Pendapat ulama :

Abû Hurairah adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak

diragukan lagi keadilannya.

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Muslim, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak ada yang

dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah

Muslim (w. 261 H) adalah periawayat hadis dan dibukukan oleh putranya

yakni Muhammad bin „Abdullah bin Numair (W. 234 H) para ulama menilai

positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara haddatsanâ,

dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Page 100: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

84

„Abdullah bin Numair hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan

ayahnya sekaligus gurunya yakni „Abdullâh bin Numair (w. 199 H), para ulama

menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara

haddatsanâ, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat diterima.

„Abdullâh bin Numair hidup sezaman dengan gurunya, dan telah terjadi

pertemuan dengan „Abdul malik (W. 145 H), Para ulama menilai positif (ta‟dîl),

beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan

demikian sanadnya bersambung dan dapat diterima.

„Abdul malik menerima riwayat hadis dari „Atâ` bin Abî Rabâh (w. 114 H),

para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan

cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

„Atâ` bin Abî Rabâh menerima riwayat hadis dari Abi Hurairah (w. 59 H)

dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, Para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian

sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Abi Hurairah menerima riwayat hadis langsung dari Rasulullah SAW, dengan

cara “mu‟an‟an” “‟an”, karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah

terjadi pertemuan antara keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Berdasarkan penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang

diteliti semuanya bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah

berkualitas sahîh.

Page 101: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

85

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis Muslim ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

Jalur Ibnu Mâjah

1. Ibnu Mâjah.

a. Nama lengkap : Muhammad bin Yazîd al Raba‟î, Maulâhum , Abû

„Abdullah bin Mâjah al Qazwînî al Hâfiz, Sâhibu Kitâb al Sunan Zû al

Tasânîf al Nâfi‟ah al Rihlah al Wâsi‟ah. (209 - 275 H)

b. Guru-guru : -

c. Murid :

Ishâq bin Muhammad al Qazwînî, Ja‟far bin Idrîs, al Husain bin „Alî

bin Yazdâniyâr, Sulaimân Bin Yazîd al Qazwînî, Abû Hasan „Alî bin

Ibrâhîm bun Salamah al Qazwînî al Qattân

d. Sighat tahammul wa al ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat ulama :

Abû Ya‟lâ al Khalîl bin „Abdullah al Khalîlî : Tsiqatun Kabîrun,

Muttafaqun „Alaih, Muhtajjun Bih, Lahû Ma‟rifah bi al Hadîts wa

Hifzun, wa Lahû Musannifâ fi al Sunanm wa al Tafsîr, wa al Târîkh.

„Abdullah bin Muhammad bin Yazîd : Lahû Sunan wa Tafsîr, Wa

Târîkh, Kna „Ârifan bi Hâzâ al Sya‟n.

2. Abu Bakar bin Abî Syaibah :89

89

89

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

16, h. 34- 41.

Page 102: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

86

a. Nama lengkap : „Abdullah bin Muhammad bin Ibrâhîm bin „Utsmân

bin Khawâsiṯî al „Absî, Maulâhum, Abû Bakar bin Abî Syaybah (W,

235 H)

b. Guru-guru:

Yazîd bin Hârûn, Ahmad bin Ishâq al Haḏramî, Ahmad bin

„Abdullah bin Yûnus, Isma‟îl bin „Ayyâs, Abî Usâmah Hammâd bin

Usâmah, Ya‟lâ bin „Ubaid al Ṯanâfisî, Yahyâ bin Yamân.

c. Murid-murid:

Ibnu Mâjah, Al Bukhârî, Muslim, Abû Dâud, Muhammad bin Ishâq

al Sâghinî, Muhammad bin „Ubaidillah bin al Munâdî, Mûsâ bin Ishâq

bin Mûsâ al Anshârî.

d. Sighât Tahammalu wa al adâ‟ : Tsanâ

e. Pendapat ulama:

Yahya Al Himmani : Ahlu al‟Ilmi

Ahmad bin Hanbal : Saduq

Al‟ijlî : Tsiqah, Hâfizun li al Hadîts

Abû Hâtim dan ibnu Khirâsyî : Tsiqah

Abû Bakar : Sâdûq

3. Yazîd bin Hârûn :90

a. Yazîd bin Hârûn bin Zâzî, dan di katakan , ibnu Zâzân, ibnu Tsâbit al

Sulamî, Abû Khâlid al Wâsiṯî (W. 206 H)

b. Guru-guru :

.90

90

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

32, h. 261-269.

Page 103: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

87

„Abdu al Malik bin Abî Sulaimân, Ibrâhîm bin Sa‟ad al Zuhrî,

Azhâr bin Sunan al Qurasyî, al Aswad bin Syaybân, Syu‟bah bin

Hajjâj, „Awwâm bin Hawsyâb, „Îsâ bin Maymûn, Mâlik bin ʼAnas.

c. Murid-murid :

Abû Bakar „Abdullah bin Muhammad bin Abî Syaybah, Ibrâhîm

bin Ya‟Qûb, Ahmad bin Hanbâl, Ishâq bin Abî „Îsâ, „Abdu al Rahmân

bin Khâlid al Qaṯṯân, „Amr bin Muhammad al Nâqid, „Alî ibnu

Madînî, Muhammad bin „Abdullah bin Numair.

d. Sighât Tahammalu wa al adâ‟ : Anba‟anâ

e. Pendapat ulama :

Ahmad bin Hanbal : Hâfizan Mutqinan

Muhammad bin Sa‟din, Yahya bin ma‟în, Ali ibnu al Madini, Al‟ijlî

Abû Hâtim : Tsiqah

Abû Bakar bin Abi Syaibah : Hâfizan Mutqinan

2. Abdu al malik : 91

3. „Atâ 92

4. Abi Hurairah: 93

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Mâjah, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak ada yang

dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah

91

91

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

18, h. 322. 92

92

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

20, h. 69. 93

93

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

34, h. 366.

Page 104: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

88

Ibnu Mâjah (w. 235 H) menerima hadis dari gurunya Yazîd bin Hârûn (W.

234 H) para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya

dengan cara haddatsanâ, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Yazîd bin Hârûn hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan „Abdul

malik (W. 145 H), Para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari

gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian sanadnya bersambung

dan dapat diterima.

„Abdul malik menerima riwayat hadis dari „Atâ` bin Abî Rabâh (w. 114 H),

para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan

cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

„Atâ` bin Abî Rabâh menerima riwayat hadis dari Abi Hurairah (w. 59 H)

dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, Para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian

sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Abi Hurairah menerima riwayat hadis langsung dari Rasulullah SAW,

dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan

telah terjadi pertemuan antara keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Berdasarkan penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang

diteliti semuanya bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah

berkualitas sahîh.

Page 105: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

89

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

Jalur dari Musnad Ahmad bin Hanbal

5. Ahmad bin Hanbal 94

a. Nama lengkap : Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin

Asad al Syaibânî, Abû „Abdullah al Marûzî Tsumma al Baghdâdî. (W.

241. H di Baghdad )

b. Guru-guru:

Yahyâ bin Zakariâ Wakî‟ bin al Jarrâh, „Abdu al Rahmân bin Mahdî,

Ibrâhîm bin Khâlid al San‟ânî, Tsâbit bin al Walîd bin „Abdullah bin

Jamî‟, Isma‟îl bin „Aliyah, „Abdu al Razzâq bin Hamâm, „Abdu al

„Azîz bin „Abdu al Samad.

c. Murid-murid :

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (ibnuhu), „Abbâs bin „Abdu al Azîm,

Abû Zur‟ah „Abdu al Rahmân bin „Amr al Dimasyqî, „Utsmân bin

Sa‟îd al Dârimî,‟al Qâsim bin Muhammad al Marûzî.

d. Sighât Tahammalu wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Yahyâ bin Mâ‟in : Afqahu.

Syâfii‟î : Afqahu, Zuhd, Wara‟.

Al „Ijlî : Tsiqah, Tsabtun, Faqîh fi al Hadîts.

Mihnâ bin Yahyâ al Syâmî : Faqîh, Zuhud, Wara‟.

94

94

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

1, h. 437-470.

Page 106: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

90

Abû „Ubaid : Sadûq.

Ahmad bin Salamah al Naisabûrî : Faqîh.

Hubaisy bin al Warad : Sâdiqan, Siddîqîn.

6. Yahyâ : 95

a. Yahyâ bin Zakariâ bin Abî Zâʼidah, dan namanya Maymûn bin Fairûz

al Hamdânî al Wâ‟îdî, Abû Sa‟îd al Kûfî (W. 184 H)

b. Guru-guru:

„Abdul Malik bin Abî Sulaimân, Abî Ya‟Qûb Ishâq bin Ibrâhîm al

Tsaqafî, Isrâʼîl bin Yûnus, Ismâ‟îl bin Abî Khâlid, Dâwud bin Abî

Hindun, Syu‟bah bin Hajjâj, Muhammad bin Ishâq.

c. Murid-murid:

Ahmad bin Hanbal, Ibrâhîm bin Mûsâ al Farraʼi, Ziyâd bin Ayyûb al

Ṯûsî, Suraih bin Yûnus, Ismâ‟îl bin Taubah al Qazwînî, Sahal bin

„Utsmân al „Askarî, Ahmad bin Manîd, Syujâ‟ bin Makhald.

d. Sighât Tahammalu wa al adâ‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Yahyâ bin Ma‟în, Al‟ijlî,„Alî ibnu al Madînî : Tsiqat

Abû Hâtim : Mustaqîm al Hadîts, Sadûqun Tsiqatun

Al Nasâ‛i : Tsiqatun Tsabtun

7. „Abdu al Malik : 96

8. „Atâ 97

:

95

95

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

31, h. 305-312. 96

96

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

18, h. 322. 97

97

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

20, hal. 69.

Page 107: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

91

9. Abi Hurairah: 98

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Ahmad bin Hanbal, dapat disimpulkan bahwa periwayat yang diteliti tidak

ada yang dinilai negatif, semuanya berkualitas tsiqah.

Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) menerima hadis dari gurunya Yahyâ bin

Zakariâ (W. 184 H) para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari

gurunya dengan cara haddatsanâ, dengan demikian sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

Yahyâ bin Zakariâ hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan „Abdul

malik (W. 145 H), Para ulama para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau

menerima hadis dari gurunya dengan cara “mu‟an‟an” “‟an”, dengan demikian

sanadnya bersambung dan dapat diterima..

Periwayat selanjutnya sama seperti jalur Ibnu Mâjah yakni „Abdu al Malik,

„Atâ‛, dan Abû Hurairah (Sighat Tahammul wa al adâ‛ : „an).

Berdasarkan penelitian dan pendapat para ulama di atas, sanad yang

diteliti semuanya bersambung, tsiqah, tidak syâdz dan tidak ada „illat, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal

berkualitas sahîh.

Oleh karena alasan di atas, maka kualitas hadis ini dilihat dari segi

sanadnya adalah sahîh.

98

98

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

34, h. 366.

Page 108: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

92

E. Hadis ke-5

1. Teks dan Takhrij Hadis

رصاتالقيامة إذا كان يوم القيامة خيرج قوم من قبور ىم ذلم ن ب يركب وهنا اجنحة خضر فتطري بم ع ن ىؤلء فيقولون ما ندري حتح إذا أتوا على حيطان اجلنحة فإذا رأهتم ادلالئكة قال بعض هم لبعض م

أمحة زلمد ص.م فيأ تيهم بعض ادلالئكة فيقولون م ن انتم وم ن اي األ م م انتم فيقولون لعلهم منون ل فتقول ادلالئكة ىل وز نت م فيقولون م ن أ محة زلمد ص.م فنقول ذلم دلالئكة ىل حوسبتم فيقول

ل ل فتقول ادلالئكة ىل قرأب كت ب ك م فيقولون ل فتقول ادلالئكة ار جع وا فكلح ذالك وراءكم فيقولون ى .99أعطيتمونا شيأ ف ن ح اسب عليو

Saat hari kiamat tiba, orang-orang keluar dari dalam kubur. Mereka

menaiki kendaraaan yang memiliki sayap berwarna hijau, kemudian kendaraan

itu menerbangkan mereka menuju padang mahsyar. Ketika sampai di pintu surge,

para malaikat melihat mereka, dan saling bertanya satu sama lain,‟siapakah

mereka?‟Malaikat yang lain menjawab, „Kami tidak tahu, mungkin saja mereka

umat Muhammad. Tidak lama kemudian, sebagian malaikat mendatangi mereka

dan bertanya, „apakah kalian telah dihisab?‟ secara serempak, mereka

menjawab. „Belum‟. Malaikat yang lain bertanya lagi, „ Apakah amal-amal kalian

telah ditimbang?‟, mereka menjawab serempak, „Belum‟. Malaikat yang lain

bertanya lagi,‟Apakah kalian telah membaca buku catatan amal kalian?‟ Mereka

tetap menjawab,„Belum‟. Lantas Malaikat itu berkata,„ Kembali kalian! Kalian

harus berbaris dengan rapi. Mereka bertanya kepada para malaikat, „apakah

kalian akan memberikan sesuatu kepada kami, sehingga kami dapat

memperhitungkannya?‟

a. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata إذاكان yang terdapat dalam matan hadis

di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-Nabawwî al-

Syarîf, berdasarkan data kitab tersebut, informasi yang didapat adalah sebagai

berikut :

99

Al-Ghazali. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt), h. 77.

Page 109: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

93

100إذا كان يوم القيامة خيرج الصوحام

2379 : جوامع

101ذا كان يوم القيامة خيرج الصوحامونإ

2558 : جوامعb. Penelusuran dengan metode lafaz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-

Mufahras li Alfâz al-Hadîts Nabâwî, yaitu lafadz قثىر, انقياية , جة ,

و فحطيز تهى , خضز , اجذة , ركثىها , أعطيحىى , دىسثح, ديطا , وسث , فذاسة

dari banyak kata yang di cari dalam kitab Mu‟jam al-Mufahras li Alfâz

al-Hadîts Nabâwî, adalah tidak ditemukan informasi hadis terkait.

Sehubungan dengan batasan masalah yakni batasan objek penelitian hanya

yang tertera dalam Kutub al Tis‟ah, maka dari hasil takhrij hadis di atas, tidak

adanya penelitian lebih lanjut karena kitab rujukan adalah tidak ada yang

termasuk dalam kitab objek penelitian yang di maksud.

2. Skema sanad

3. Kritik dan penelitian hadis

Pada hadis ke-5 tidak dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

kesahihan hadis, karena setelah dilakukan pencarian menggunakan dua metode

yakni pencarian dari awal matan menggunakan kitab Mausû‟ah al Atraf dan

100

Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul. Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf. Juz. 1, (Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.), h. 392. 101

Abu Hajar Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni Zaghlul. Mausû‟ah Atrâf al-Hadîts al-

Nabawwî al-Syarîf. Juz. 1 h. 392..

Page 110: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

94

pencarian melalui lafaz pada kitab Mu‟jam al Mufahrasy, tidak ditemukan

informasi mengenai hadis tersebut.

F. Hadis ke-6

1. Teks dan Takhrij

ن ت ا و اى و ى و س ف ن ع ب ن أت م ز اج الع و ت و م ال د ع ا ب م ل م ل ع و و س ف د ان ن ن م س ي الك

.102مانح األ ل ج و ز ع اهلل يل ع Orang yang cerdas adalah orang yang merendahkan dirinya, dan

beramal untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang yang lemah

adalah orang yang sering mengikuti hawa nafsu, dan meminta

keinginan yang muluk-muluk kepada Allah swt.

a. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata الكيحس yang terdapat dalam

matan hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausû‟ah Atrâf al-

Hadîts al-Nabawwî al-Syarîf, berdasarkan data kitab tersebut, tidak

ditemukan informasi terkait hadis di atas:

b. Penelusuran dengan metode lafadz

Setelah ditelusuri melalui kata-kata yang jarang digunakan dari

suatu bagian matan hadis di atas menggunakan kitab Mu‟jam al-

Mufahras li Alfâz al-Hadîts al-Nabâwî, yaitu lafadz م, انكيس , يىت, ع

دا, اجثع, انعاجش data yang ditemukan hanya dari lafadz, اجثع, انعاجش, يىت

yakni sebagai berikut دا, :

Hasil dari penelusuran dari kata يىت :

102

Al-Ghazali. Minhâj al-„Âbidîn. (Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt), h. 78.

Page 111: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

95

103 الكيحس من د ان نفسو و عم ل دلا بعد ادلوت

25قيامة : : ت

31زىد: : وج

.124 , 4: حم Hasil dari penelusuran dari kata انعاجش :

104 والعاجز من أتبع نفسو ىواىا

25قيامة : : ت

31زىد: : وج

.124 4 , : حم Hasil dari penelusuran dari kata اجثع :

105 العاجز من أتبع نفسو ىواىا وتنح علي اهلل عزحوجلح

25 , قيامة : ت

31 , زىد : وج

.4124 , : حم Hasil dari penelusuran dari kata دا :

106 دان :

نفسو و عمل دلا بعد ادلوت : الكيحس من دان

25ت : قيامة :

103

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, Juz 6, (Leiden: Beril,

1936), h. 188. 104

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 4, h. 137. 105

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 1, h. 261. 106

Winsink, Al-Mu‟jam al-Mufahras Lialfâz al-Hadîts al-Nabawwî, juz. 2, h. 163.

Page 112: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

96

31: زىد: وج

.124: 4حم: Dari hasil takhrij hadis di atas, berikut ini adalah teks hadis yang berhasil

ditemukan di dalam kitab-kitab rujukan:

Redaksi hadis dari kitab al Tirmidzî :

ثنا عيسى بن يونس, عن ايب ثنا سفيان بن وكيع, قال : حدح بكر بن ايب مرم. )ح( وحدح

ثنا عبد اهلل بن عبد الرمحن , قال : اخربنا عمرو بن عون, قال اخربنا ابن ادلبارك, عنحدح

اد بن اوس, عن النحيب ص.و, قال: بكر بن ايب مرم, عن ضمرة بن حبيب, عن شدح ايب

تىن على، و العاجز من اتبع نفسو ىواىا و نفسو و عمل دلا بعد ادلوت الكيحس من دان

107ىذا حديث حسن اهللRedaksi hadis dari kitab ibnu Mâjah :

. ثنا بقيحة ثنا ىشام بن غبد ادللك احلمصي ابن ايب مرم عن ابو بكر يد. حدحثىنبن الول حدح

اد بن اوس : قال : ق ضمرة ال رسول اهلل ص.م ))الكيحس منبن حبيب, عن ايب يعلى شدح

108(( ، و العاجز من اتبع نفسو ىواىا, و تىن على اهللنفسو و عمل دلا بعد ادلوتن دا Redaksi hadis dari kitab Musnad Ahmad bin Hanbal :

هلل يعن بن ادلبارك قال انا أبونا عبد اهلل حدثن أيب ثنا علي بن إسحاق قال انا عبد احدث

اهلل بكر بن أيب مرم عن ضمرة بن حبيب عن شداد بن أوس قال قال رسول اهلل صلى

دلوت والعاجز من اتبع نفسو ىواىانفسو وعمل دلا بعد ا: الكيس من دان عليو و سلم

107 Abî „Îsâ Muhammad bin „Îsâ Al-Tirmizî. Sunan al-Tirmidzî. Juz. 5, (Beirut: Dar al-

Gharby al-Islamy, 1998), h. 246-247. 108

Al-Hafidz Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwiwi. Sunan Ibnu Mâjah. Daar

Ahya al-Kutub al-„Arabiyyah, t.t.), h. 1423.

Page 113: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

97

109وتىن على اهلل

109

Abû „Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin Asad Al-Syaybânî.

Juz. 4, Musnad Ahmad bin Hanbal. (Beirut: Alam Kutb, 1998), h. 124.

Page 114: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

98

2. SkemaSanad

Penjelasan:

امحد بن حنبل

الرتمذي

ةابن ماج

رسول اهلل

ه( 135)ضمرة بن حبيب

ه( 156) ابو بكر بن اىب مرم

ه(181) عبد اهلل بن ادلباركه( 197) بقية بن الوليد ه( 191) عيسى بن يونس

ىشام بن عبد

ه( 275ة )ابن ماج

ه( 225)ونععمرو بن سفيان بن وكيع 213) على بن اسحاق

(ه255عبد اهلل بن عبد الرمحن) ه( 295) عبد اهلل

ه( 241امحد بن حنبل ) ه( 279الرتمذي )

ه( 65) وسعشداد بن

حدثنا

حدثنا

عن

حدثنا

اخربنا

اخربنا

عن

احدثن

ثنا

حدحثىن

عن قال

عن عن

عن عن

انا

انا

قال

عن

عن

حدثن

Page 115: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

99

3. Kritik Sanad dan Penilaian Hadis

Setelah hadis ini ditelusuri, hadis tersebut berada di tiga kitab, yaitu Sunan

al Tirmidzî, Ibnu Mâjah, dan Musnad Ahmad bin Hanbal. Dalam penelitian

sanad, akan dilakukan pada ketiganya, karena kandungan hadisnya semakna dan

jalur ini memiliki rangkaian sanad yang lengkap dan hampir mirip. Berikut data

periwayat jalur tersebut:

Jalur Tirmidzî :

1. Imam al-Tirmizî110

f. Nama lengkap : Muhammad bin „Îsâ bin Sawrah bin Mûsâ bin al-

Dahâk, Muhammad bin „Îsâ bin Yazîd bin Sawrah bin al-Sakan al-

Sulamî, Abû „Îsâ al-Tirmizî al-Darîr al-Hâfiz. Wafat di Tirmiz pada

Rajab tahun 279 H.

g. Guru-guru : Qutaybah, Hannâd, Mahmûd bin Ghaylân, Muhammad

bin Basyâr, Sufyân bin Wakî‟.

h. Murid-murid : Abû Bakr Ahmad bin Ismâ‟îl bin „Âmir al-Samarqondî,

Abû Hâmid Ahmad bin „Abdillâh bin Dâwud al-Marwazî al-Tâjir,

Ahmad bin Yûsuf al-Nasafî dan Mahmûd bin „Anbar al-Nasafî.

i. Sighat tahammul wa al-ada‟ : haddatsanâ

j. Pendapat ulama hadis :

Al-Zahabî : al-Hâfiz

Ibn Hajar :ahad al-aimmah

2. Sufyân bin Wakî‟: 111

110

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl.Juz. 26,

(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), h. 250-252.

Page 116: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

100

a. Nama lengkap : Sufyân bin Wakî‟ bin al Jarrâh al Ruʼasî, Abû

Muhammad al Kûfî.

b. Guru-guru :

„Îsâ bin Yunus, Yahyâ bin Yamân, Abîhi Wakî‟ bin al Jarrâh, Yahyâ

bin Sa‟îd al Qaṯṯân, Yûnus bin Bukair, Mu‟âz bin Mu‟âz al Anbarî

c. Murid-murid :

Al Tirimizî, Ibnu Mâjah, Abû Ja‟far bin Ahmad bin al Hasan, Abû

„Alî Ahmad ibnu Muhammad bin „Alîbin Razîn, „Imrân bin Mûsâ al

Firyâbî, Yahyâ bin Muhammad bin Sâ‟id.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat ulama :

Ibnu Hajar : Sadûq.

Abâ Zur‟ah : Yatahammu bi al Kadzib

Al Zahabî : Da‟îf.

3. „Isâ bin Yûnus: 112

a. Nama lengkap : „îsâ bin Yûnus bin Abî ishâq al Sabî‟î, Abû „Amr, dan

di sebut : Abû Muhammad al Kûfî, Saudara Isrânîl bin Yûnus (W.191

H di Syam)

b. Guru-guru:

Abû Bakar bin „Abdullah bin Abî Maryam, Akhdâr bin Ajlân,

Hisyâm bin Hasân Mûsâ bin „Ubaidah al Zabîdî, „Utsmân bin Hakî al

Ansârî.

111

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

11, h. 200-203. 112

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

23, h. 62-76.

Page 117: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

101

c. Murid-murid:

Sufyan bin Waki‟, „Alî bin al Hasan al Nasa`î, Muhammad bin al

Mubârak, Dâud bin „Amr al Dabî, al Hakam bin Mûsâ.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat ulama:

Abû Hâtim, Ya‟qûb bin Syaibah, al Nasâ‟î, ibnu Khirâsyî : Tsiqah

Ahmad bin Hanbal : Tsiqatun Tsabtun

Yahya bin Ma‟in : Tsiqah

„Alî ibnu al Madinî : Tsiqatun Ma‟mûnun.

Ahmad bin „Abdullah al‟ijlî : Tsiqatun

Abû Hammam al Walîd bin Syuja‟ : Tsiqah.

Abû Zur‟ah : Hâfizan

Ahmad bin Hanbal: tsiqah.

Abî Hâtim : tsiqah.

Ya‟qub bin Syayabah : tsiqah.

Al Nasâ‟î: tsiqah.

Ibnu Khirâsyî : tsiqah.

4. Abi bakar bin Abi Maryam : 113

a. Nama lengkap : Abu Bakar bin „Abdullah bin Abî Maryam al

Ghassânî al Syâmî, ibnu Walid bin Sufyân bin Abî Maryam, dan telah

di nasabkan kepada kakeknya, namanya Bukair, dan di sebut : „Abdu

al Salâm (W. 156 H)

b. Guru-guru :

113

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

33, h. 108-111.

Page 118: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

102

Damrah bin habib, bapaknya abdullah bin abi masryam al ghassani,

yaahya bin yahya al ghassaniy, yazid bin „Ubaydah al Sukkûnî, habîb

bin „Ubaydî al Rahabî.

c. Murid-muridnya :

Îsâ bin Yûnus, Baqiyyah bin Walid, Walid bi Muslim, Ismâ‟îl bin

„Ayyas, „Abdullah bin al Mubârak.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama :

Ahmad bin Hanbal : Dâ‟if

Abû Daud : Fankarahu „Aqluhu

Yahya bin Ma‟in : Dâ‟if

Abû Zur‟ah al Râzi : Dâ‟if, Munkar al Hadits

Abû Hâtim : Dâ‟îifu al Hadîts

Ibrâhim bin Ya‟qûb al Jûzajâni : laisa bi al Qawî

Al Nasa‟I; Da‟îf

Al Dâruqutnî : Da‟îf

5. Damrah bin Habib:114

a. Nama lengkap : Damrah bin Habîb bin Suhaib al Zubaidî, Abû „Utbah

al Syâmî al Himsî, anak dari „Utbah bin Damrah bin Habîb, dan

saudara al Muhâjir bin Habîb. (w. 130 H)

b. Guru-guru:

114

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

13, h. 314-316.

Page 119: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

103

Syaddâd bin Aus al Ansâri, Salamah bin Nufail al Tarâghimi, Abî

Muslim al Khaulânî, Abî Umâmah Sudai bin „Ajlân al Bâhilî, Abû

Bakar bin „Abdullah bin Abî Maryam al Ghassânî.

c. Murid-murid:

Abû Bakar bin „Abdullah bin Abî Maryam al Ghassânî, „Abdu al

Rahmân bin Yazîd bin Jâbir, Hilâl bin Yasâf, Mu‟âwiyah bin Shâlih al

Hadrami.

d. Sighat tahammul wa al-ada‟ : „an

e. Pendapat ulama hadis :

Yahya bin Ma‟în : Tsiqah

Muhammad bin Sa‟d : Tsiqah Insyâ Allah.

Abû Hâtim : Lâ ba‟sa bih.

Ibnu Hibbân : Tsiqah

6. Syaddâd bin ‛Aus :

a. Nama lengkap : Syaddâd bin ‛Aus bin Tsâbit al Ansârî al Najjârî, Abû

Ya‟lû, dikatakan : Abû „Abdu al Rahmân, al Madanî, Ibnu Akhî

Hassân bin Tsâbit Syâ‟ir al Nabi Shallallâhu „Alaihi wasallam. (w. 60

H)

b. Guru-guru:

Nabi SAW., Ka‟ab al Ahbâr.

c. Murid:

Damrah bin Habîb, Usâmah bin ' KhâLid bin Ma‟dân, „Utsmân bin

Rabî‟ah bin al Hudair, Mahmûd bin Labîd, Mughîrah bin Sa‟îd bin

Naufal, Abû Idrîs al Khaulânî, Abû Musbih al Maqrâ‛î.

Page 120: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

104

d. Pendapat ulama:

Syaddâd bin Aus adalah seorang sahabat dan sahabat sudah tidak

diragukan lagi keadilannya.

.Abdullah bin „Abdu al Rahmân (ح) .7115

a. Nama lengkap : „Abdullah bin „Abdu al Rahmân bin al Fadl bin Bahr

âm bin „Abdu al Samad al Dârimî al Tamîmî, Abû Muhammad al

Samarqandî al Hâfiz. (181 H – 255 H)

b. Guru-guru :

„Amr bin „Aun, Ahmad bin Ishâq al Hadramî, Ahmad bin Hajjâj al

Marwazî, Ahmad bin Hamîd al Kûfî, Âdam bin Abî Iyyâs, Ismâ‟îl bin

Abî Uwais, al Aswad bin „Âmir Syâzân, Abrâhîm bin al Munzir al

Hazâmî.

c. Murid-murid :

Tirmidzî, Abû Dâud, Ibrâhîm bin Abî Tâlib al Naysâbûrî, Ahmad bin

Muhammad al Fadl, Ja‟far bin Muhammad al Firyâbî, Dâud bin

Sulaimân Al Qattân, Hasan bin al Sabâh al Bazâr, Ishâq bin Ibrâhîm

Abû Ya‟qûb.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama:

Muhammad bin „Abdullah Numair : Hâfiz, Wara‟.

Muhammad bin Basysyâr al Bundâr : Huffâz al Dunyâ.

Abî Hâtim Al Râzî : Atsbat, Imâm Ahli Zamânihi.

115

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

15, h. 210-217.

Page 121: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

105

Muhammad bin Ibrâhîm bin Mansûr al Syayrâzî : Mufassiran

Kâmilan, Faqîhan „Âliman.

Abû Hâtim bin Hibbân : Huffâz Mutqinîn, Ahlu al Wara‟ fi al Dîn,

Tafaqqahu, Azharu al Sunnah fî Baldihi

Hâfiz Abû Bakar Al Khatîb : Hâfiz, Itqân Lahu, Tsiqah, Wara, Sidqi,

Zuhd.

8. „Amr bin „Aun:116

a. Nama lengkap : „Amr bin „Aun bin ‛Aus bin al Ja‟d al Sulamî, Abû

„Utsmân al Wâsiṯî al Bazzâz, Maulâ abî al „Ajfâ al Sulamî, tinggal di

Basrah (W. 225 H)

b. Guru-guru:

„Abdullah bin Mubarak, „Abdu al Salâm bin Harb, Husyaim bin

Basyîr, Syarîk bin „Abdullah, Syu‟aib bin Ishâq, Wakî‟ bin Jarrâh,

Katsîr bin Sulaim al Madanî.

c. Murid-murid :

al Bukhârî, Abu Dâwud, Ibrâhîm bin Abî Dâwud al Burullusî,

„Abdullah bin „Abdu al Rahman, „Abdullah bin Ibrâhîm al Sûsî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Akhbaranâ

e. Pendapat Ulama :

Al‟ijlî : Tsiqah, Rajulan sâlihan

Abû Hâtim : Tsiqatun Hujatun

9. Ibnu al Mubârak :117

116

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

22, h. 177-180. 117

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

16, h. 5-25.

Page 122: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

106

a. Nama lengkap : „Abdullah bin al Mubârak bin Wâdih al Hanzalî , Abû

„Abdu al Rahmân al Marwazî. (118 - W 181 H)

b. Guru-guru:

Abu Bakar bin „Abdullah bin Abî Maryam, Abu Bakar bin „Alî bin

Miqdâm, Abu Bakar binbin „Ayyâsy, Ya‟qûb bin al Qa‟qâ‟, Abî Bisyr

al Basrî, Yûnus bin yazîd, Yahyâ bin Sa‟îd al Ansârî.

c. Murid-murid :

„Amr bin „Aun al Wâsitî, „Alî bin Hasan al Nasâ‛î, „Alî bin Sa‟îd bin

Masrûq, Sahal bin Ziyâd al Qattân, „Abbâs bin Walîd al Qurasyî,

„Abdullah bin Muhammad bin Asmâ‛, Abû Ja‟far bin „Abdullah bin

Muhammad.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ :‟an

e. Pendapat Ulama:

Ishâq bin Muhammad bin Ibrâhîm al Marwazî : Rahimahu Allah,

Faqîhan, „Âliman, „Âbidan, Zâhidan, Sakhiyyan, Syujâ‟an, Syâ‟iran.

„Abdu al Rahmân bin Mahdî : Ansahu al A‛immah.

Yahyâ bin Ma‟în : Kayyisan, Mustatsbitan, Tsiqatan, „Âliman Sahîh al

Hadîts.

Hibbân bin Mûsâ : Sidq.

Muhammad bin Sa‟din : Tsiqah, Ma‛mûnan, Hujjatun

10. Abî bakar bin abi Maryam : 118

11. Damrah bin Habib:119

118

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

33,h h. 108, 111. 119

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

13, h. 314-316.

Page 123: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

107

12. Syaddâd bin ‛Aus :

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh al-Tirmidzî, terdapat dua orang periwayat yang dinilai negatif (jarh) oleh

para ulama yaitu Abû Bakar bin Abî Maryam dan Sufyân bin Wakî‟.

Imâm al-Tirmidzî (w. 279 H) hidup sezaman dengan gurunya, dan telah

terjadi pertemuan dengan Sufyân bin Wakî‟. Para ulama menilai negatif (jarh)

diantaranya, al Dzahabi menyatakan da‟if dan Abû Zur‟ah menyatakan

Yatahammu bi al kadzib. Di jalur lain al-Tirmidzî berguru kepada Abdullah bin

„Abdu al Rahmân (w. 255 H), dan telah terjadi peremuan dengannya. Para ulama

menilai positif (ta‟dil) Imâm al-Tirmidzî menerima hadis dari guru-gurunya

dengan cara “haddatsanâ”, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Sufyân bin Wakî‟ hidup sezaman dengan gurunya, dan telah terjadi

pertemuan dengan „Isâ bin Yûnus (w. 191 H) dengan cara “haddatsanâ”, para

ulama menilai positif (ta‟dîl), dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

„Isâ bin Yûnus (w. 191 H) menerima riwayat hadis dari Abû Bakar bin

Abî Maryam (W. 156 H) dengan “haddatsanâ”, para ulama menilai negatif (jarh),

dua diantaranya al Nasâ‛î “da‟if” dan Abû Zur‟ah al Râzî “Munkar al Hadîts”.

karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan antara

keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Abdullah bin „Abdu al Rahmân (W. 255 H) menerima riwayat dari„ (ح)

gurunya bernama „Amr bin „Aun (w. 225 H) dan dimungkinkan telah terjadi

Page 124: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

108

pertemuan antara keduanya. Para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima

hadis dengan cara “haddatsanâ”, dengan demikian sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

„Amr bin „Aun (w. 225 H) menerima riwayat hadis dari Ibnu al Mubârak

(w. 181 H) dengan cara “akhbaranâ” para ulama menilai positif (ta‟dîl), karena

mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan antara

keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

dari Ibnu al Mubârak (w. 181 H) menerima riwayat dari Abî bakar bin abi

Maryam (w. 156 H) dengan cara „an‟anah (“‟an”). dalam hal penilaian beberapa

ulama menilai negatif (jarh), karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan

telah terjadi pertemuan antara keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima.

Abû Bakar bin Abî Maryam (W. 156 H) hidup sezaman dengan gurunya,

Damrah bin Habîb (w. 130 H) dengan cara „an‟anah (“‟an”). dalam hal penilaian

beberapa ulama menilai positif (ta‟dil), dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan

antara keduanya, dengan demikian sanadnya bersambung.

Damrah bin Habîb menerima hadis dari Syaddâd bin ‛Aus (w. 60 H)

dengan dengan cara „an‟anah (“‟an”), para ulama menilai positif (ta‟dîl), karena

mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan antara

keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Syaddâd bin ‛Aus (w. 60 H) menerima hadis dari Nabi Muhammad Saw.

langsung, Syaddâd bin ‛Aus adalah seorang sahabat yang tidak diragukan lagi

ke‟adilannya, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Page 125: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

109

Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat al-Tirmidzî, periwayatan dalam

keadaan bersambung antara murid dengan guru. Dari sekian periwayat yang ada,

dua di antaranya yaitu Sufyân bin Wakî‟ dan Abû Bakar bin Abî Maryam

berstatus periwayat yang da‟îf. Dikarenakan ada periwayat yang tidak tsiqah,

maka penilaian syâdz, dan „illat tidak dilakukan, sehingga sanad hadis dari jalur

ini berkualitas da‟îf.

Jalur dari kitab ibnu majah :

1. Ibnu Mâjah.

a. Nama lengkap : Muhammad bin Yazîd al Raba‟î, Maulâhum , Abû

„Abdullah bin Mâjah al Qazwînî al Hâfiz, Sâhibu Kitâb al Sunan Zû al

Tasânîf al Nâfi‟ah al Rihlah al Wâsi‟ah. (209 - 275 H)

b. Guru-guru : -

c. Murid :

Ishâq bin Muhammad al Qazwînî, Ja‟far bin Idrîs, al Husain bin „Alî

bin Yazdâniyâr, Sulaimân Bin Yazîd al Qazwînî, Abû Hasan „Alî bin

Ibrâhîm bun Salamah al Qazwînî al Qattân, „Alî bin Sa‟îd bin „Abdullah al

„Askarî, Muhammad bin „Îsâ al Safâr, Ibrâhîm bin Dînâr al Hausyabî al

Hamzânî, Ahmad bin Ibrâhîm al Qazwînî, Abû Tayyib Ahmad bin Raûhun al

Baghdâdî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ.

e. Pendapat ulama :

Page 126: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

110

Abû Ya‟lâ al Khalîl bin „Abdullah al Khalîlî : Tsiqatun Kabîrun,

Muttafaqun „Alaih, Muhtajjun Bih, Lahû Ma‟rifah bi al Hadîts wa

Hifzun, wa Lahû Musannifâ fi al Sunanm wa al Tafsîr, wa al Târîkh.

„Abdullah bin Muhammad bin Yazîd : Lahû Sunan wa Tafsîr, Wa

Târîkh, Kâna „Ârifan bi Hâzâ al Sya‟n.

2. Hisyâm bin „Abdu al Malik al Hamasî. 120

a. Nama lengkap : Hisyâm bin „Abdu al Malik bin „Imrân al Yazanî, Abû

Taqî al Himsî.

b. Guru-guru :

Baqiyyah bin al Walîd, Ismâ‟îl bin „Ayyâsy, Suwaid bin „Abdu al

„Azîz, „Abdu al Salâm bin „Abdu al Quddûs, Marwân bin Mu‟âwiyah

al Fazârî, Wahab bin Dâwud, Muhammad bin Yûsuf al Firyâbî, „Utbah

bin al Sakan al Fazârî.

c. Murid-murid:

Ibnu Mâjah, Abû Dâwud al Nasâ‟î, Ya‟qûb bin Sufyân al Fârisî,

Mûsâ bin Jumhûr al Tinnîsî, Abû „Imrân Mûsâ bin Sahal, Abû Bakar

Muhammad bin Muhammad bin Sulaimân al Bâghandî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Tsanâ

e. Pendapat ulama :

Abû Hâtim : Mutqinan.

Abû Dâwud : Da‟îf.

Al Nasâʽî : Lâ Ba‟sa Bih, Tsiqah.

Ibnu Hibbân : Tsiqah.

120

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

30, h. 223-226.

Page 127: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

111

3. Baqiyyah bin al Waliid:121

a. Nama lengkap : Baqiyyah bin al walîd bin Shâ`id bin Ka‟ab bin Harîz

al Kalâ‟iyyu al Himîriyyu al Mîtamiyyu, Abû Yuhmid al Himshiyyu

(W. 197 H)

b. Guru-guru:

Abî Bakar bin „Abdiilah bin abî Maryam al Ghassânî, Abî Halbas,

Muslim bin „Abdullah, marwân bin Sâlim, Ishâq bin Tsa‟labah bin

„Ayyâsy, Bahîr bin Sa‟ad.

c. Murid-murid:

Hisyâm ibnu „Abdu al Malik, Ibrâhîm bin Syammâs, Hammâd bin

Zayd, Dâwud bin Rusyd, Yazîd bin Hârûn.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat para ulama :

Ibnu al Mubârak : Sadûq

Yahya bin Ma‟în : Sâlih

Ya‟qub : Tsiqah

Muhammad bin sa‟din : Tsiqah.

Ahmad bin „Abdullah al‟Ijlî : Tsiqah.

Abû zur‟ah : Tsiqah

Abû hatim : Yuktabu Hadîtsuhu

Al Nasâ‟I : Tsiqah

4. Ibnu Abî Maryam : 122

121

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 4,

h. 192-200. 122

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

33,h h. 108, 111.

Page 128: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

112

5. Dhamrah bin Habib:123

6. Abî Ya‟lâ Syaddâd bin Aus : 124

Penilaian Hadis

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Mâjah, terdapat dua orang periwayat yang dinilai negatif (jarh) oleh

para ulama yaitu Hisyâm bin „Abdu al Malik al Hamasî dan Abî Bakar bin Abî

Maryam.

Ibnu Mâjah (w. 275 H) hidup sezaman dengan gurunya, dan telah terjadi

pertemuan dengan Hisyâm bin „Abdu al Malik al Hamasî , diantara ulama ada

yang mencacatkan (jarh), yaitu Abû Dawud dengan penilaian “da‟îf”. Ibnu Mâjah

menerima hadis dari gurunya dengan cara “haddatsanâ”.

Hisyâm bin „Abdu al Malik al Hamasî hidup sezaman dengan gurunya,

dan telah terjadi pertemuan dengan Baqiyyah bin al walîd (W. 197 H), para ulama

menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara

haddatsanâ, dengan demikian sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Baqiyyah bin al Walîd (W. 197 H) menerima riwayat hadis dari Abu

Bakar bin Abî Maryam dengan cara “haddatsanâ” para ulama menilai negatif

(jarh), dua diantaranya al Nasâ‛î “da‟if” dan Abû Zur‟ah al Râzî “Munkar al

Hadîts”. karena mereka hidup sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan

antara keduanya sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

123

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

13, h. 314-316. 124

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

12, h. 390-392.

Page 129: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

113

Urutan penjelasan mengenai Abû Bakar bin Abî Maryam hingga

Rasulullah telah di jelaskan di jalur sebelumnya.

Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat ibnu Majah, periwayatan dalam

keadaan bersambung antara murid dengan guru. Dari sekian periwayat yang ada,

dua di antaranya yaitu Hisyâm bin „Abdu al Malik dan Abû Bakar bin Abî

Maryam berstatus periwayat yang da‟îf. Dikarenakan ada periwayat yang tidak

tsiqah, maka penilaian syâdz, dan „illat tidak dilakukan, sehingga sanad hadis dari

jalur ini berkualitas da‟îf.

Jalur dari ahmad bin Hanbal

1. Abdullah :125

a. Nama lengkap : „Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin

Hilâl bin Asad al Syaibânî. (W. 290. H)

b. Guru-guru :

Ahmad bin Muhammad bin bin Hanbal, Ishâq bin Mûsâ al Ansârî,

Zakariâ bin Yahyâ, Dâwud bin „Amr al Ḏabî, Hakam bin Mûsâ al

Qanṯarî, Hajjâj bin Syâ‟ir, Ja‟far bin Muhammad bin Fuḏail.

c. Murid-murid :

Sulaimân bin Ahmad bin Ayyûb al Ṯabrânî, Ishâq bin Ahmad al Kâzî,

al Nasâʼî, Yahyâ bin Muhammad bin Sâ‟id, „Abdullah bin Ishâq al

Fâmî, „Abdullah bin Ishâq al Madâʼinî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Haddatsanâ

e. Pendapat Ulama :

125

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

14, h. 285-292.

Page 130: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

114

Abû Bakar al Khatîb : Tsiqah, Tsabtan, Fâhiman.

2. Abi : 126

a. Nama lengkap : Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin Asad

al Syaibânî, Abû „Abdullah al Marûzî Tsumma al Baghdâdî. (W. 241.

H di Baghdad )

b. Guru-guru :

Wakî‟ bin al Jarrâh, „Abdu al Rahmân bin Mahdî, Ibrâhîm bin

Khâlid al San‟ânî, Tsâbit bin al Walîd bin „Abdullah bin Jamî‟, Isma‟îl

bin „Aliyah, „Abdu al Razzâq bin Hamâm, „Abdu al „Azîz bin „Abdu al

Samad.

c. Murid :

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (ibnuhu), „Abbâs bin „Abdu al

Azîm, Abû Zur‟ah „Abdu al Rahmân bin „Amr al Dimasyqî, „Utsmân

bin Sa‟îd al Dârimî,‟al Qâsim bin Muhammad al Marûzî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : Tsanâ

e. Pendapat ulama :

Yahyâ bin Mâ‟in : Afqahu.

Syâfii‟î : Afqahu, Zuhd, Wara‟.

Al „Ijlî : Tsiqah, Tsabtun, Faqîh fi al Hadîts,

Mihnâ bin Yahyâ al Syâmî : Faqîh, Zuhud, Wara‟.

Abû „Ubaid : Sadûq.

Ahmad bin Salamah al Naisabûrî : Faqîh.

Hubaisy bin al Warad : Sâdiqan, Siddîqîn.

126

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz. 1,

h. 437-470.

Page 131: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

115

3. „Alî bin Ishâq :127

a. Nama lengkap : „Alî bin Ishâq al Sulamî Maulâhum al Marwazî al

Dârâkânî, di sebut juga al Dârâkânî , asalnya dari Tirmiz. (W. 213 H.

Di Marw)

b. Guru-guru :

‟Abdullah bin al Mubârak, Sakhra bin Râsyid, Al Fadl bin Mûsâ al

Sînânî, al Nadr bin Muhammad al Syaybânî, Abî Hamzah al Sukrî.

c. Murid-murid :

Ahmad bin Habnbal, Ibrâhîm bin Mûsâ al Râzî, Abû Mas‟ûd Ahmad

bin Khalîlal Burjalânî, Ishâq bin Abî Isrâ‛îl, „Abbâs bin Muhammad al

Daurî, Mahdî bin Hâriits, „Abdullah bin „Umar al Marwazî.

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : anâ

e. Pendapat Ulama :

„Alî bin Ishâq al Marwazî : Tsiqah, Sadûq.

Muhammad bin Sa‟din : Tsiqah.

Al Nasâ‛î : Tsiqah.

Ibnu Hibbân : Tsiqât.

„Alî bin Ishâq : Tsiqah.

4. Ibnu al Mubârak : 128

a. Nama lengkap : „Abdullah bin al Mubârak bin Wâdih al Hanzaliy al

Taymî, Maulâhum, Abu Abdu al rahmân al marwaziyyu. Ahadul

aimmah al a‟lâm wa huffâz islam.

127

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

20, h. 318-320.

128 Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

16, h. 5-25.

Page 132: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

116

b. Guru-guru :

Abu bakar bin abdullah bin abi Maryam, abân bin Taghlib, Ibrâhîm

bin abî „Ablah, Usâmah bin Zayd al Laytsi, Ismâ‟îl bin Muslim.

c. Murid-murid :

„Ali bin Ishâq, Ibrâhim bin Syammâs al Samarqandî, ahmad bin

Muhammad bin Syibawaih, Hibbân bin Mûsâ al Marwazî, Talîd bin

Sulaimân

d. Sighât Tahammul wa al adâ‟ : anâ

e. Pendapat Ulama :

Ishâq bin Muhammad bin Ibrâhîm al Marwazî : Rahimahu Allah,

Faqîhan, „Âliman, „Âbidan, Zâhidan, Sakhiyyan, Syujâ‟an, Syâ‟iran.

„Abdu al Rahmân bin Mahdî : Ansahu al A‛immah.

Yahyâ bin Ma‟în : Kayyisan, Mustatsbitan, Tsiqatan, „Âliman Sahîh al

Hadîts.

Hibbân bin Mûsâ : Sidq.

Muhammad bin Sa‟din : Tsiqah, Ma‛mûnan, Hujjatun

5. Abu bakar bin abi Maryam:129

6. Damrah bin Habib:130

7. Syaddâd bin ‛Aus :131

Penilaian Hadis

129

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

33,h h. 108, 111. 130

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

13, h. 314-316. 131

Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf Al-Mizî. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ‟ al-Rijâl, juz.

12, h. 390-392.

Page 133: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

117

Setelah melakukan penelitian sanad melalui jalur hadis yang diriwayatkan

oleh Ahmad bin Hanbal, terdapat satu orang periwayat yang dinilai negatif (jarh)

oleh para ulama yaitu Abî Bakar bin Abî Maryam.

Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) adalah periawayat hadis dan dibukukan oleh

putranya yakni „Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan banyak hadis yang

„Abdullah terima dari Ayahya langsung, sehingga di dalam penulisan hadis terjadi

dua kali penyebutan Ahmad bin Hanbal, namun hakikatnya adalah „Abdullah

yang mendapatkan Hadis dari gurunya yakni Ayahanya sendiri.

„Abdullah (w. 290 H) hidup sezaman dan telah terjadi pertemuan dengan

gurunya yakni ayahnya Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), para ulama menilai positif

(ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara haddatsanâ, dengan

demikian sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) hidup sezaman dengan gurunya, dan telah

terjadi pertemuan dengan „Alî bin Ishâq (W. 213 H), para ulama menilai positif

(ta‟dîl), beliau menerima hadis dari gurunya dengan cara tsanâ, dengan demikian

sanadnya bersambung dan dapat diterima.

„Alî bin Ishâq (W. 213 H) menerima riwayat hadis dari Ibnu al Mubârak

dengan cara “anâ”, para ulama menilai positif (ta‟dîl), beliau menerima hadis

dari gurunya dengan cara tsanâ, dengan demikian sanadnya bersambung dan

dapat diterima.

Ibnu al Mubârak menerima riwayat hadis dari Abû Bakar bin Abî Maryam

dengan cara “anâ”. Para ulama mencacatkannya, dua diantaranya al Nasâ‛î

“da‟if” dan Abû Zur‟ah al Râzî “Munkar al Hadîts”. karena mereka hidup

Page 134: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

118

sezaman dan dimungkinkan telah terjadi pertemuan antara keduanya sehingga

sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Urutan penjelasan mengenai Abû Bakar bin Abî Maryam hingga Rasulullah

telah di jelaskan di jalur sebelumnya.

Dari hasil penelitian sanad, yaitu riwayat Ahmad bin Hanbal, periwayatan

dalam keadaan bersambung antara murid dengan guru. Dari sekian periwayat

yang ada, satu dantaranya yaitu Abû Bakar bin Abî Maryam berstatus periwayat

yang da‟îf. Dikarenakan ada periwayat yang tidak tsiqah, maka penilaian syâdz,

dan „illat tidak dilakukan, sehingga sanad hadis dari jalur ini berkualitas da‟îf.

Dapat disimpulkan bahwa dari segi sanad, hadis keenam ini berstatus da‟îf,

meskipun memiliki lebih dari satu jalur periwayatan, dikarenakan keda‟îfannya

tidak bisa meningkat menjadi hasan li ghairihi yaitu terdapat lafad jarh : munkar

al-hadîts (Abû Bakar bin Abî Maryam) yang tidak bisa menjadikan hadis menjadi

hasan atau sahîh.132

132

Hadis hasan li ghairihi adalah hadis da‟îf yang karena terdapat hadis lain yang sohih

dengan matan yang sama, naik menjadi hasan. Hadis da‟îf yang naik peringkatnya menjadi hadis

hasan hanyalah hadis-hadis da‟îf yang tidak terlalu da‟îf seperti hadis mu‟allaq, mursal, mubham,

mastûr, majhûl, munqathî‟, mu‟dal dan sebagainya. Adapun hadis-hadis yang sangat lemah tidak

dapat naik peringkatnya menjadi hadis hasan seperti hadis mawdû‟, matruk, dan hadis munkar,

meskipun terdapat hadis dengan matan yang sama yang berkwalitas sohih. Lihat: Idri, Studi Hadis,

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 174. Dalam kasus ini, keda‟îfan rawi yakni Ibn „Aqil ada yang

menilai munkar al-hadîts dan rawi Ibn Sufyan Tariq al-Sa‟di ada yang menilai matruk al-hadîts.

Page 135: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

118

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap 6 hadis yang terdapat dalam Kitab Minhâj

al-‘Âbidîn karya Imâm al Ghazâlî, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebanyak 2 hadis (hadis ke-2, dan ke-6) berkualitas da’îf dari segi sanad.

Hadis ini berkualitas da’îf dengan beberapa alasan yaitu di antara para

periwayat hadis ada yang dinilai negatif (jarh); ketika sudah dinilai jarh

hanya terdapat satu jalur periwayatan sehingga tidak ada jalur lain yang

dapat menguatkan (hadis ke-2); dan ada ketidakbersambungan sanad

antara guru dengan murid (hadis ke-2) ; ketika terdapat lebih dari satu jalur

periwayatan (hadis ke-6), bentuk penilaian jarh penyebab keda’îfan sanad

hadis tidak bisa meningkat menjadi hasan li ghairihi yaitu terdapat lafadz

munkar al-hadîts yang tidak bisa menjadikan hadis menjadi hasan atau

sahîh (hadis ke-6);

2. Sebanyak 3 hadis (hadis ke-1, ke-3, ke-4) berkualitas sahîh dari segi

sanad, dan alasan utama hadis sahîh lainnya adalah seluruh periwayat

hadis bersambung, berkualitas tsiqah (‘adl dan dabt), tidak syâdz dan tidak

ada ‘illat.

3. Sebanyak 1 hadis yang tidak diteliti, karena tidak didapatkan informasi

yang memadai untuk dilakukan penelitian.

Page 136: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

119

B. Saran-saran

1. Terdapat dua hadis dalam bab ‘Aqabah al-Bawâ’its pada Kitab Minhâj al

‘Âbidîn yang berkualitas da’îf dari segi sanad. Oleh karena itu, tanpa

mengurangi ketakdziman kepada penyusun kitab, perlu penelitian lebih

lanjut mengenai kehujjahan hadis-hadis tersebut dalam rangka

perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Hendaknya dilakukan juga penelitian terkait kualitas matan hadis-hadis

dalam Kitab Minhâj al-‘Âbidîn.

3. Penelitian ini hanya dalam rangka menambah pengetahuan, sehingga

pengajaran dan pengamalan hadis-hadis tersebut di majlis-majlis atau

pesantren-pesantren tetap berjalan sebagaimana biasanya.

Page 137: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

120

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. dan Sumarna, Elan. Metode Kritik Hadis. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Ahmad, Zainal abidin. Riwayat Hidup Imam Al Ghazali, (Surabaya: Bulan

Bintang, 1999.

Al-„Atsqalânî, Abû al-Fadhl Ahmad bin „Âlî bin Muhammad bin Ahmad bin

Hajar. Tahdzîb al-Tahdzîb. T.tp: T.pn., 1326 H.

Alawi, Zainuddin. Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan

Pertengahan. Bandung: Angkasa, 2003.

al-Bukhârî, Abî „Abdillâh Muhammad bin Ismâ‟îl bin Ibrâhîm bin al-Mughîrah

al-Ju‟fî. Sahîh al-Bukhârî. Riyad: Maktabah al-Rasyid, 2006.

al-Dzahabî, Syams al-Dîn Abû „Abdillâh Muhammad bin Ahmad bin „Utsmân bin

Qaymâz. Siyar A’lâm al-Nubalâ’I, T.tp.: Muassasah al-Risalah, 1985, juz.

14

Fattah, Mohamad, dkk. “Memahami Sunnah Rasulullah S.A.W Menerusi

Gabungan Metodologi Takhrij Hadis & Mukhtalif Hadis”, Jurnal Hadhari

V, no. 1. (Januari 2013): h. 190

al-Ghaâalî. Minhâj al-‘Âbidîn. Jedah, Singapura, Indonesia : al-haramain, tt.

al-Ghazâlî. Mutiara Ihya’ Ulumuddin : Ringkasan yang ditulis Sendiri Oleh sang

Hujjatul Islam.(mukhtashar Ihya’ ulumuddin), ter. Irwan Kurniawan.

Bandung: Mizan Pustaka, 2008.

al-Ghazâlî. Wasiat Imam Ghazali Minhajul Abidin, ter. Zakaria Adham. Jakarta:

Darul Ulum Press, 1986.

Hasan, Asy‟ari Ulama‟I. Melacak Hadis Nabi Saw.: Cara Cepat Mencari Hadis

dari Manual hingga Digital. Semarang: RaSAIL, 2006.

Idri. Studi Hadis. Jakarta:Kencana. Cet.1. th. 2010.

Ismail, Ahmad Satori. Pro Kontra Pemikiran Imam al-Ghazali, (Surabaya :

Risalah Gusti).

Ismail, Syuhudi. Kaidah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan

dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. Jakarta: Bulan Bintang. 2014.

Ismail, Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang, 2007.

Page 138: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

121

al-Khatib, Muhammad „Ajaj. Ushul al-Hadits: Pokok-pokok Ilmu Hadits. Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2013.

Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis. Jakarta: Amzah, 2012.

al-Manar, M. Abduh. Pengantar Studi Hadis. Jakarta: Referensi, 2012.

Marullah. “Kualitas Hadis-Hadis menuntut ilmu dalam kitab Minhaj al Abidin,”

(Skripsi SI Fakultas Ushuluddin,Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010)

al-Mizî, Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf. Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl.

Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983.

al-Nasa‟î, Abi Abdirrahman Ahmad bin Syu‟aib bin „Ali. Sunan Al-Nasâî. Riyad:

Maktabah al-Ma‟arif Linnasyri wa al-Tawzi‟, 1988.

al-Nasâ‟î, Ahmad bin Syu‟aib Abû „Abdirrahmân. Sunan al-Nasâ’î al-Kubrâ.

Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1991.

al-Naysâbûrî, Abî al-Husain Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyayrî. Sahîh Muslim.

Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1991.

Pamil, Jon. “Takhrij Hadis: Langkah Awal Penelitian Hadis”, Jurnal Pemikiran

Islam XXXVII, no. 1. (Januari 2012): h. 53

Purwanto, Yedi. “Konsep Aqabah Dalam Tasawwuf al-Ghazali Telaah atas Kitab

Minhaj al-Abidin,” (Disertasi S3 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006)

al-Qazwînî, al-Hâfiz Abî „Abdillah Muhammad bin Yazîd. Sunan Ibnu Mâjah.

Daar Ahya al-Kutub al-„Arabiyyah, t.t.

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadits. Bandung: PT Alma‟arif. 1974.

Rasyid, Harun. “Kualitas Hadis-Hadis Dalam Kitab Minhaj Al-„Abidin Karya

Imam Ghazali (1058-1111 M),”. Penelitian Individual Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013.

Rusn, Abidin Ibnu Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka pelajar, 1998.

Sulaiman, Fathiyah Hasan. Al Ghazali dan Plato dalam aspek Pendidikan.

Surabaya: Bina Ilmu,1991.

Sulaiman, Fathiyah Hasan. Sistem Pendidikan Versi Al Ghazali. Bandung: PT. Al

Ma‟arif, 1993.

Page 139: TAKHRÎJ AL-HADÎTS KITAB MINHÂJ AL- ‘ÂBIDÎN KARYA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34686/1/DEWI... · Menurut Imam al Ghazali ada tujuh ... Pesantren Modern

122

al-Syaybânî, Abû „Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin

Asad. Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Alam Kutb, 1998.

al-Syuhbah, Muhammad Muhammad Abû. Fî Rihâb al Sunnah al Kutub al Sihah

Sittah. Kairo : Majma‟ al -Buhuts al Islâmiyyah 1969.

al-Tahhân, Mahmûd. Dasar-Dasar Ilmu Takhrij dan Studi Sanad, ter. Mahmûd

Tahhân. Semarang: Dina Utama, 1995.

al-Tahhân, Mahmûd. Usûl al-Takhrij wa Dirasat al-Asaanid. Riyadh: Maktabah

al-Ma‟arif, 1991.

al-Tirmidzî, Abî „Îsâ Muhammad bin „Îsâ. Sunan al-Tirmidzî. Beirut: Dâr al-

„Arabî al-Islamî, 1998.

Wikipedia. Minhajul Abidin. Artikel diakses pada 29 okt 2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Minhajul_Abidin

Winsink. Al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfāz al-Hâdîts al-Nabawiyyah. Leiden:

Maktabah Baril, 1936.

Zaghlul, Abu Hajar Muhammad al-Sa‟îd bin Basyûnî. Mausû’ah Atrâf al-Hadîts

al-Nabawwî al-Syarîf. Beirut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, t.t.

Zainuddin dkk. Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara,

1991.