Tak Stimulasi Sensori Klp 1

21
PROPOSAL PROGRAM TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI DI RUANG SEDAP MALAM RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG Oleh: Kelompok 2: Ahmad F Abdurrakhman Winda Dwi Saputro Sri Winarsih Oktiva Kusfari Farida Maemunah

Transcript of Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Page 1: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

PROPOSAL

PROGRAM TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI

DI RUANG SEDAP MALAM

RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Oleh:

Kelompok 2:

Ahmad F

Abdurrakhman

Winda Dwi Saputro

Sri Winarsih

Oktiva Kusfari

Farida Maemunah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

P R O P O S A L

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Dasar Pemikiran

Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan

tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran, mengganggu

orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama

sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari – hari perawatan

dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri

mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di rumah sakit namun ada diantara mereka

yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan

diri kemudian dimasukan lagi ke dalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan

klien??

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien

gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab

penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawaat jiwa

haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar.

Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi

aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi

sensori dan orientasi realitas.

2. Tujuan

Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis

terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan

hubungan interpersonal antar anggota.

Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji

realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan

sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau

perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

Secara khusus tujuannya adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara

konstruktif, meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan ketrampilan ekspresi diri,

sosial, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan pemecahan masalah.

Page 3: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

3. Karakteristik Pasien

Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien yang

dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah keperawatan

seperti resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan, defisit

perawatan diri, isolasi sosial : menarik diri, dan perubahan persepsi sensori.

4. Landasan Teori

a. Model Terapi Aktivitas Kelompok

Focal conflic model

Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada kelompok

individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami konflik dan

membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan pendapat antar

anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggotadan leader mengarahkan alternatif

penyelesaian masalah.

Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya

komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu

meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social anggota kelompok. Tugas leader

adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada

kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung

jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non

verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang

lain.

Model interpersonal

Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan

interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat

tingkah laku anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist

bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota

dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan

dipelajari.

Model psikodrama

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai

dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang

diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang

pernah dialami.

b. Metoda

Page 4: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Kelompok didaktik

Kelompok sosial terapeutik

Kelompok insipirasi represif

Psikodrama

Kelompok interaksi bebas

c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok

Orientasi realitas

Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang mengalami gangguan

orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan adalah klien mampu

mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan stimulus

eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara

lamunan dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu mengenal

diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik

klien : gangguan orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan

depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif,

dapat berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

Sosialisasi

Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan meningkatkan

hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan

iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus eksternal yang berasal dari

lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,

berkomunikasi, saling memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,

mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik klien : kurang

berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di

tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah ,curiga,

takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,

jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat

fisik.

Stimulasi persepsi

Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, stimulasi

persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi

perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan kemampuan orientasi realita,

memusatkan perhatian, intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima

pendapat orang lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien :

gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita,

Page 5: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

inisiasi atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal,

kooperatif dan mengikuti kegiatan.

Stimulasi sensori

Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami kemunduran

sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori, memusatkan perhatian,

kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.

Penyaluran energy

Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan

menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan perasaan

dan meningkatkan hubungan interpersonal.

d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi

aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

1. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,

anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi

pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan

kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.

Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik

atau kebersamaan.

Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai

menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa

yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling

ketergantungan yang akan terjadi.

Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan

siapa dirinya.

2. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi

dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan

Page 6: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok,

dan penyelesaian masalah yang kreatif.

3. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok.

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

2. Sebagai leader dan co leader

3. Sebagai fasilitator

4. Sebagai observer

5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan dan uraian kegiatan sesuai macam terapi aktivitas kelompok dapat

dilihat pada lampiran – lampiran.

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK : STIMULASI SENSORI

Page 7: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulus Sensori

Terapi aktifitas kelompok (TAK): stimulasi sensoris adalah upaya menstimulasi semua

pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat.

Tujuan

Tujuan umum klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra yang diberi9kan dan

tujuan khususnya adalah :

1. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

2. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar.

3. Klien mampu berespons terhadap tontonan melalui tv/video.

Aktifitas dan indikasi

Aktifitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan

lain-lain, seperti gambar, video, tarian dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-

Stimulasi Sensoris adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai

dengan kurang komunikasi verbal.

TAK STIMULASI SENSORI

Page 8: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

SESI 1: MENCERITAKAN MAKNA GAMBAR

Tujuan

1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar.

2. Klien dapat member makna gambar.

Setting

1. Terapi dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran

2. Ruangan nyaman dan terang

Alat

Gambar - Gambar

Metode

1. Dinamika kelompok.

2. Diskusi.

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1.

b. Mempersiapakn alat dan tem/pat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

- Salam dari terapi kepada klien

- Terapis dan klien memakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi data

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

- Terapi menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menceritakan gambar yang didapat

kepada orang lain.

- Terapi menjelaskan aturan main berikut:

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis.

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Terapis membagikan gambar, untuk tiap klien.

c. Terapis minta klien menceritakan makna gambar yang didapat sesuai dengan

persepsinya pada klien lain.

d. Setiap klien menceritakan makna gambar yang diterima dari terapis kepada klien

lain.

Page 9: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

e. Kegiatan poin d. dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.

c. Kontrak yang akan dating

- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu sensori mendengarkan musik dan

menonton tv/video.

- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK

stimulasi gambar, kemampuan klien yang diharapkan adalah menceritakan makna gambar.

Sesi 1: TAK

Stimulasi sensoris menggambar

Kemampuan memberikan respons terhadap menggambar

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

2 Menyebutkan gambar

3 Menceritakan makna gambar

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampun klien mengikuti, menyebutkan nama

gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan

melalui gambar.

Dokumentasi

Page 10: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi sensori gambar. Klien

mengikuti kegiatan sampai akhir menyebutkan nama gambar,dan menceritakan makna

gambar.

TAK STIMULASI SENSORI

Page 11: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Sesi 2 : Mendengar musik

Tujuan

1. Klien mampu mengenali musik yang didengar.

2. Klien mampu memberi respons terhadap musik.

3. Klien mampu menceritakan perasaannya setalah mendengarkan musik.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna atau lagu-lagu

yang bermakna religius).

Metode

1. Diskusi

2. Sharing persepsi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Membuat kontark dengan klien yang sesuia dengan indikasi: menarik diri,

harga diri rendah dan tidak mau bicara.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien pada saat ini.

c. Kontrak

- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan musik.

- Terapis menjelaskan aturan main berikut.

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada

terapis.

Lama kegiatan 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 12: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

3. Tahap kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama dan nama

panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak

semua klien untuk bertepuk tangan.

c. Terapis dan klien memakai papan nama.

d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau

berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta

menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar

lagu.

e. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan

(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis

mengobservasi respons klien terhadap musik.

f. Secara bergiliran klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.

Sampai semua klien mendapat giliran.

g. Terapis memberikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya, dan

mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan

bermakna dalam kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar.

Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi

sensoris mendengar musik, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,

respons terhadap musik, memberi pendapat tentang musik yang didengar, dan perasaan

saat mendengarkan musik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 2 : TAK

Page 13: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Stimulasi sensoris mendengarkan musik

Kemampuan memberikan respons pada musik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir

2 Member respons (ikut

bernyanyi/menari/joget/menggerakan

tangan-kaki-dagu sesuai irama)

3 Memberikan pendapat tentang music

yang didengar

4 Mengemukakan perasaan setelah

mendengar music

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampun klien mengikuti, merespons, memberi

pendapat, menyampikan perasaan tentang musik yang didengar. Beri tanda (v) jika klien

mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi sensori mendengar

musik. Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama

musik, namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien

untuk mendengarkan musik di ruang rawat.

Sesi 3 : TAK

Page 14: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Stimulasi sensoris menonton tv/video

Tujuan

1. Klien dapat memberi respons terhadap tontonan tv/video (jika menonton tv, acara

tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi untuk klien)

2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.

Setting

1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran di depan televise

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Video/CD Player dan Video Tape/CD

2. Televisi

Metode

Diskusi

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Terapis dan klien memakai papan nama.

b. Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV/Video dan

menceritakannya

- Terapis menjelaskan aturan main berikut

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada

terapis

Lama kegiatan 30 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

Page 15: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menonton

TV/Video dan menceritakan makna yang telah ditonton

b. Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan

c. Terapis mengobservasi klien selama menointon TV/Video

d. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan

menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien. Berurutan

searah jarum jam, dimulai dari klien sebelah kiri terapis sampai semua klien

mendapat giliran.

e. Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak klien yang lain

bertepuk tangan dan memberikan pujian.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut

- Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang

c. Kontrak yang akan datang

- Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien

- Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK untuk stimulasi

sensoris menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan berespon

terhadap tontonan, menceritakan isi tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat

menonton. Formulir Evaluasi sebagai berikut :

Sesi 3 : TAK

Page 16: Tak Stimulasi Sensori Klp 1

Stimulasi sensoris menonton tv/video

Kemampuan member respon pada tontonan

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan

dari awal sampai

akhir TAK

2 Member respon

pada saat

menonton

(senyum, sedih,

dan gembira)

3 Menceritakan

cerita dalam

TV/Video

4 Menceritakan

perasaan setelah

menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengikuti, berespons, menceritakan,

danm menyampaikan perasaan saat menonton. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda

(X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contohnya: klien mengikuti sesi 3, TAK, stimulasi sensoris

menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, san tanpa respon, klien

tidak dapat menceritkan isi tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan,

ulang kembali dengan stimulus yang berbeda.