TAHUN_1988

20
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 4 1988 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 2 TAHUN 1988 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan tertib di Kabupaten Daerah Tingkat II Garut telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1962 tentang Pembinaan Ketertiban Keindahan dan Kesehatan Umum di Dalam Ibu Kota Daerah Tingkat II Garut; 1

description

UNDANG

Transcript of TAHUN_1988

  • LEMBARAN DAERAH

    KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

    NOMOR 4 1988 SERI D

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

    NOMOR 2 TAHUN 1988

    TENTANG

    KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GARUT,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan lingkungan yang

    bersih, indah dan tertib di Kabupaten Daerah Tingkat II Garut telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1962 tentang Pembinaan Ketertiban Keindahan dan Kesehatan Umum di Dalam Ibu Kota Daerah Tingkat II Garut;

    1

  • NO. 4 1988 SERI D

    2

    b. bahwa sesuai dengan arah pertumbuhan pembangunan Daerah yang semakin meningkat, maka upaya kearah terwujudnya lingkungan yang sehat, tertib, bersih dan indah perlu lebih disebarluaskan dan ditingkatkan secara terarah dan terpadu;

    c. bahwa sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam menunjang terwujudnya wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang Tertib Aman dan Sejahtera (TIBMANTRA) serta Wilayah Garut yang Tata Tengtrem Kerta Raharja, maka Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1962 tersebut sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu diganti;

    d. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud butir a, b dan c di atas dipandang perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban di Kabupaten Daerah Tingkat II Garut.

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

    Pokok-pokok Pemerintah Di Daerah;

    2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat;

    3. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah;

    4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya;

    5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Lingkungan Hidup;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisa Dampak Lingkungan;

  • NO. 4 1988 SERI D

    7. Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor

    1976Tahun811976///168. PHBIKm

    tentang Pengelolaan

    Terminal Angkutan Jalan Raya;

    8. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1969 tentang Penertiban Pungutan Daerah;

    9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor 5 Tahun 1974 tentang Retribusi Angkutan Sampah dan Kotoran Dalam Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Jo Nomor 11 Tahun 1984;

    10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor 7 Tahun 1986 tentang Pembuatan dan Pengundangan Peraturan Daerah;

    11. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Nomor 1 Tahun 1986 tentang Penunjukan dan Pengangkatan Penyidik, Pegawai Negeri Sipil Yang Melaksanakan Penyidikan Terhadap Pelanggaraan Peraturan Daerah Yang Memuat Ketentuan Pidana.

    Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut.

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT TENTANG KEBERSIHAN KEINDAHAN DAN KETERTIBAN DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT.

    3

  • NO. 4 1988 SERI D

    4

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

    a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Garut;

    d. Dinas, Badan dan Unit Kerja Lainnya adalah Dinas, Badan dan Unit Kerja yang berada di Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    e. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    f. Sampah /Kotoran barang /benda buangan adalah sisa-sisa, bekas-bekas yang tidak terpakai lagi menurut fungsinya semula atau kotoran yang harus dibuang baik yang berasal dari perorangan, rumah-rumah, kantor bangunan perusahaan, Industri, perdagangan yang berada dalam Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    g. Tempat /Bak Sampah adalah tempat atau kotak yang dibuat dari kayu plastik, kaleng /seng atau tembok dan atau bahan lainnya yang diperuntukan dan dipergunakan untuk penyimpanan sampah;

    h. Gerobak Sampah adalah angkutan sampah /kotoran dari rumah, toko, perusahaan atau kantor yang di dekatnya tidak disediakan bak sampah;

    i. Mobil Sampah adalah kendaran bermotor beroda tiga atau lebih untuk untuk mengangkut sampah dari bak atau gerobak sampah ke tempat pembuangan sampah;

    j. Penampungan Sampah adalah tempat penampungan sementara yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    k. Lokasi Pembuangan Sampah adalah tempat pembuangan sampah yang terakhir;

  • NO. 4 1988 SERI D

    5

    l. Jalan adalah prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas;

    m. Jalur Hijau adalah tanah yang terbuka (tanpa bangunan) yang pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan menurut rencana kota ditetapkan sebagai daerah yang tidak dibangun;

    n. Trotoar adalah batas pinggiran jalan yang dibangun dan dipergunakan untuk pejalan kaki;

    o. Taman adalah jalur hijau yang dipergunakan dan diolah untuk pertamanan;

    p. Pusat Perbelanjaan adalah tempat kegiatan jual beli umum baik yang berupa bangunan pertokoan maupun pasar;

    q. Saluran adalah setiap jalur galian telah meliputi selokan, sungai, saluran terbuka, saluran tertutup berikut gorong-gorong tanggul tembok dan pintu air;

    r. Bangunan adalah bangunan yang berbentuk ruangan tertutup seluruh atau sebagian beserta bangunan-bangunan lain yang berhubungan dengan bangunan itu;

    s. Penghuni adalah pemilik bangunan atau pekarangan atau siapapun yang menguasai, mendiami atau memakainya jika bangunan atau pekarangan tidak didiami atau dipakai oleh pemilik sendiri;

    t. Tempat parkir adalah tempat khusus yang dipergunakan untuk memarkirkan kendaran bermotor (jalan lingkungan parkir, gedung parkir, taman parkir, peralatan parkir dan lain-lain);

    u. Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor umum yang memuat dan menurunkan orang dan lain-lain;

    v. Tempat Umum adalah tempat kegiatan berkumpulnya orang-orang di tempat terbuka untuk umum;

    w. Kendaran adalah alat angkut yang dipergunakan untuk angkutan orang /barang di jalan umum;

  • NO. 4 1988 SERI D

    6

    x. Parkir adalah menempatkan dengan memberhentikan kendaran dalam suatu waktu tertentu di tempat parkir;

    y. Petak Parkir adalah bagian dari tempat untuk memarkir sesuatu kendaran yang ditandai dengan garis atau tanda-tanda tertentu;

    z. Penanggung Jawab adalah petugas yang diberi wewenang dan tanggung jawab atas tugas-tugas yang telah diberikan oleh pejabat yang bersangkutan;

    zi. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan ketentuan yang berlaku;

    zii. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang dan kewajiban untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan Daerah yang memuat ketentuan Pidana.

    BAB II KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN

    Bagian Pertama Kebersihan dan Keindahan Bangunan

    Pasal 2

    Setiap Penghuni berkewajiban untuk :

    1. memlihara kebersihan dan keindahan bangunan dan halaman sekitarnya dengan baik dan rapih termasuk halaman di luar pagar yang bertepi dengan jalan umum serta sedikitnya setahun sekali mencat bangunan atau rumah bagian luar pagar;

    2. Memelihara saluran air yang berada di sekitarnya;

    3. Menyediakan dan mempergunakan tempat sampah /bak sampah bentuk dan ukuran tempat /bak sampah yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah serta meletakannya di pekarangan bagian depan yang mudah dilihat dan diangkut oleh petugas pengangkut sampah;

  • NO. 4 1988 SERI D

    7

    4. Membuang dan menghilangkan segala benda yang dapat menggangu

    tetangga sekelilingnya dan atau dapat menimbulkan penyakit termasuk benda limbah domestik dan industri;

    5. Memelihara pagar halaman dan memotong pagar hidup yang berbatasan dengan jalan sehingga menjadi paling tinggi 1 meter dan jika bukan merupakan pagar hidup, maka tinggi maksimal 1,5 meter dengan 0,5 meter bagian atasnya tidak tertutup pandangan dari luar;

    6. Memelihara atau memotong rumput antara batas pekarangan rumah dengan jalan secara berkala;

    7. Mengusahakan di pekarangan tidak terdapat genangan-genangan air yang terbuka yang bisa mengakibatkan timbulnya sumber-sumber penyakit;

    8. Menjemur kain atau barang-barang jemuran lainnya pada tempatnya.

    Bagian Kedua Kebersihan, Keindahan Jalan, Jalur Hijau,

    Trotoar dan Taman

    Pasal 3 (1) Penanggung jawab jalan, jalur hijau, trotoar dan taman serta

    masyarakat diwajibkan menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban sehingga tetap indah dan menarik;

    (2) Pada setiap jalan, jalur hijau, trotoar dan taman disediakan tempat pembuangan sampah yang penempatannya secara teratur;

    (3) Setiap penumpang kendaran baik bermotor maupun tidak bermotor dilarang membuang sampah ke jalan;

    (4) Kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih diwajibkan menyediakan tempat sampah dalam kendaraanya dan untuk kendaraan tidak bermotor (delaman pedati) disamping menyediakan tempat sampah juga menyediakan tempat penampungan /alat pembuang kotoran ternak penarik;

  • NO. 4 1988 SERI D

    8

    (5) Setiap pedagang keliling, kaki lima, penjual makanan yang menimbulkan sampah diwajibkan menyediakan tempat sampah sendiri dan atau membuang sampah pada bak sampah yang telah tersedia dan melarang membuang sampah ke kali atau selokan.

    Bagian Ketiga

    Kebersihan, Keindahan Pusat Perbelanjaan dan Pasar

    Pasar 4 (1) Setiap pedagang baik pusat perbelanjaan maupun pasar yang

    mempergunakan kios, los dan kaki lima diwajibkan menyediakan tempat sampah;

    (2) Di dalam pasar tidak dipergunakan bertempat tinggal;

    (3) Setiap pedagang di haruskan menjual barang dagangannya pada Los yang ditetapkan sesuai dengan jenis daganganya;

    (4) Setiap pedagang diwajibkan memlihara saluran pembuangan air supaya tidak terjadi genangan air yang menimbulkan bau busuk;

    (5) Penanggung jawab pengunjung pusat perbelanjaan dan pasar, diwajibkan menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban.

    Bagian Keempat

    Kebersihan dan Keindahan Terminal

    Pasal 5 (1) Penanggung jawab terminal, pemilik kois, pedagang asong dan

    penumpang yang memasuki dan atau keluar dari terminal harus menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban;

    (2) Setiap kendaraan penumpang umum diwajibkan menyediakan tempat Sampah di dalam kendaraannya;

    (3) Setiap pemakai kios yang ada di dalam dan di luar sekitar terminal diwajibkan menyediakan tempat sampah;

  • NO. 4 1988 SERI D

    9

    (4) Pemakai kios dilarang mempergunakan kios dan terminal untuk tempat tinggal;

    (5) Rambu-rambu lalu lintas dan sarana pendukung lainnya yang ada di dalam dan sekitar terminal harus tetap dipelihara dan dijaga kebersihan dan keindahan.

    BAB III KETERTIBAN

    Bagian Pertama Tertib Bangunan

    Pasal 6

    Setiap penghuni diwajibkan :

    a. Menanam pohon pelindung, tanaman hias atau tumbuh-tumbuhan yang menarik lainnya di halaman pekarangan bangunan yang memungkinkan;

    b. Untuk mengijinkan memotong pohon-pohon yang mengganggu kawat-kawat listrik, telepon dan keselamatan umum atau dapat menimbulkan bahaya bagi sekelilingnya;

    c. Menebang pohon-pohon di atas pekarangan yang menurut pertimbangan mungkin akan rubuh dan atau menimbulkan bahaya atau merugikan orang lain;

    d. Memelihara jalan masuk pekarangan;

    e. Memagari atau memberi tembok keliling pada sumur air yang terdapat di pekarangan dengan tinggi 80 cm dihitung dari permukaan tanah;

    f. Untuk tidak menyimpan atau menimbun benda-benda yang dapat membahayakan lingkungan sekitarnya, menimbulkan polusi dan mengganggu keindahan;

    g. Memelihara dan mencegah kerusakan trotoar yang disebabkan oleh penghuni bangunan rumah;

  • NO. 4 1988 SERI D

    10

    h. Memelihara bangunan-bangunan, tembok-tembok, pagar-pagar

    dengan mencegah pihak lain untuk tidak memasang, menempelkan surat-surat selembaran tanpa seizin dari penghuni kecuali jika pemasangan/ penempelan itu diharuskan menurut peraturan atau perintah pejabat tertentu.

    Bagian Kedua

    Tertib Jalan, Jalur Hijau, Trotoar dan Taman

    Pasal 7

    Pada jalan, jalur hijau, trotoar dan taman dilarang untuk :

    a. Mengotori dan merusak jalan, jalur hijau, trotoar dan taman dan tempat umum lainnya kecuali untuk kepentingan dinas;

    b. Membuang atau menumpuk dan membakar kotoran/sampah di jalan, jalur hijau trotoar dan taman dan tempat umum kecuali di tempat-tempat yang telah diizinkan oleh Bupati Kepala Daerah;

    c. Buang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat kecil) di jalan, jalur hijau, trotoar dan taman dan tempat umum kecuali di tempat- tempat yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah;

    d. Menjemur, memasang menempelkan mencoreti atau menggantungkan benda-benda di jalan, jalur hijau, trotoar dan taman dan tempat umum kecuali tempat-tempat yang telah diizinkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;

    e. Menginjak, berjalan, duduk dan merusak pohon taman /bunga yang ditanam di taman atau di jalan umum;

    f. Menyapu sampah /kotoran dari trotoar ke jalan;

    g. Melepaskan menambatkan atau mengembalakan ternak di sepanjang jalan, jalur hijau, trotoar dan taman;

    h. Dipergunakan sebagai tempat untuk mencuci /memperbaiki kendaraan bermotor /tidak bermotor;

    i. Bertempat tinggal atau tidur di jalan, jalur hijau, trotoar tempat umum dan tempat-tempat lain yang mengganggu ketertiban.

  • NO. 4 1988 SERI D

    11

    Pasal 8

    (1) Bagi pemilik persil dan atau rumah yang berada di pinggir jalan dikenakan izin penggunaan trotoar sebagai jalan keluar masuk kehalaman rumah /persil dari Bupati Kepala Daerah cq. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Garut;

    (2) Izin termakusd ayat (1) pasal ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali;

    (3) Sebagai akibat diberlakukannya izin keluar masuk termaksud ayat (2) pasal Ini dikenakan retribusi sebagai berikut : a. Truk /Bus Rp. 3.000,-/buah/bulan; b. Kendaraan roda empat lainnya Rp. 1.000,- /buah/bulan.

    Pasal 9

    (1) Dengan seizin dari Bupati Kepala Daerah cq. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Garut, pemilik /pengemudi kendaraan bermotor roda 4 (empat) atau lebih dapat melaksanakan bongkar muatan di jalur-jalur terlarang pada jalan-jalan tertentu;

    (2) Terhadap izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dikenakan Retribusi sebagai berikut : a. Truk Rp.40.000,00 /buah/bulan b. Kendaraan roda empat lainnya Rp.20.000,00 /buah/bulan

    Pasal 10

    (1) Pedagang yang berada di pusat perbelanjaan dan pasar diwajibkan mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran dan menyediakan alat pemadam kebakaran;

    (2) Dilarang membuang, menumpuk dan membakar kotoran /sampah di pusat perbelenjaan dan pasar.

  • NO. 4 1988 SERI D

    12

    Bagian Ketiga Tertib Pemberangkatan Kendaraan

    Terminal dan Penumpang Paragraf 1

    Tertib Pemberangkatan Kendaraan

    Pasal 11 (1) Sebelum jadwal waktu yang telah ditetapkan, kendaraan yang akan

    berangkat dari terminal diwajibkan menunggu di tempat yang telah disediakan paling lama 15 menit sebelumnya;

    (2) Kendaraan yang akan berangkat oleh petugas terminal di panggil untuk masuk jalur pemberangkatan dengan menyerahkan tanda pembayaraan retribusi pada petugas;

    (3) Bagi kendaraan yang datang dan memasuki terminal diwajibkan menurunkan penumpang pada tempat yang telah disediakan dan kemudian memarkirkan secara teratur sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan kendaraanya;

    (4) Bagi kendaraan yang melebihi jadwal waktu yang harus terlebih dahulu mendapat izin dari pejabat yang berwenang;

    (5) Pengaturan tempat parkir kendaraan, tempat menurunkan dan menaikan penumpang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah;

    (6) Setiap terminal dilengkapi dengan tenaga pembantu sesuai dengan kebutuhan yang terdaftar dan disahkan oleh pejabat yang berwenang serta menggunakan tanda pengenal;

    (7) Setiap kendaraan yang baru memasuki terminal dilarang berhenti di jalur jalan masuk terminal.

  • NO. 4 1988 SERI D

    13

    Paragraf 2

    Tertib Terminal

    Pasal 12 (1) Dilarang membuat keonaran /gaduh yang dapat mengganggu

    ketentraman di lingkungan terminal;

    (2) Dilarang mencuci, memperbaiki kendaraan dan bengkel di lingkungan terminal;

    (3) Kendaraan dilarang berpangkal di lingkungan terminal lebih dari (1) satu jam sebelum jam pemberangkatan;

    (4) Para petugas keamanan diwajibkan mengawasi orang-orang yang ada di lingkungan terminal dan mengamankan orang-orang tertentu yang dianggap mengganggu ketertiban, keamanan dan keselamatan umum;

    (5) Alat pemadam kebakaran agar ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh para petugas;

    (6) Petugas keamanan mempunyai kewajiban untuk menjaga semua peralatan dan sarana terminal dari gangguan orang-orang yang sengaja merusak dan atau menggangu kelancaraan pekerjaan petugas terminal.

    Paragraf 3

    Tertib Penumpang

    Pasal 13 (1) Bagi setiap orang yang akan memasuki dan atau keluar terminal harus

    melalui jalan yang telah ditentukan;

    (2) Dilarang berdiri dan atau menunggu kendaraan di jalur pemberangkatan;

    (3) Penumpang dilarang naik /turun kendaraan di luar tempat yang telah disediakan dan atau menunggu kendaraan di luar lokasi terminal dalam radius 100 meter;

  • NO. 4 1988 SERI D

    14

    (4) Bagi penumpang yang membawa barang di luar kemampuannya disediakan tenaga pembantu yang menggunakan tanda pengenal yang terdaftar dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

    Paragraf 4

    Tertib Usaha

    Pasal 14 (1) diusahakan tersedianya untuk kantor sebagai tempat perwakilan dari

    agen-agen bis malam kilat;

    (2) Pada setiap kantor dilarang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang kiriman (paket);

    (3) Barang-barang kiriman (paket) yang dikirimkan ataupun diterima oleh agen bis malam kilat segera diangkut dengan mempergunakan sarana angkutan masing-masing;

    (4) Dikecualikan dari ketentuan ayat (2) dan (3) pasal ini jika ditinjau dari segi keamanan atas barang-barang titipan tersebut dengan seizin pejabat yang berwenang, agen bis malam Kilat dapat menyimpan barang-barang berharga sampai pada kesempatan pertama untuk diangkut sepanjang barang-barang tersebut tidak menyimpang dari daftar /catatan yang ada;

    (5) Para pengusaha bis mengirimkan daftar nama orang-orang yang ditempatkan sebagai wakil pengusaha kepada pejabat yang berwenang;

    (6) Pejabat yang berwenang mengkoordinir petugas-petugas dari perwakilan para pengusaha tersebut guna memudahkan di dalam penyelesaian masalah yang menyangkut pada perwakilan kendaraan tersebut.

  • NO. 4 1988 SERI D

    15

    Paragraf 5

    Tertib Jualan /Penggunaan Kios

    Pasal 15 (1) Bagi pedagang yang akan menggunakan kios harus mempunyai Surat

    Izin Penggunaan Kios yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah;

    (2) Selain Surat Izin seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini, maka usaha untuk dagangannya harus mendapat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    (3) Para pedagang di larang menjajakan dagangannya dengan cara memasuki kendaraan yang sedang menunggu /menurunkan penumpang;

    (4) Para pemakai kios dilarang mempergunakan kiosnya sebagai tempat tinggal;

    (5) Di dalam kios dilarang ada nyala api /kompor sebagai tempat atau alat untuk memasak makanan dan minuman kecuali rumah makan, setelah mendapat izin khusus dari Bupati Kepala Daerah;

    (6) Di dalam kios dilarang bermain judi, minuman keras dan perbuatan yang melanggar susila;

    (7) Dilarang menjual barang-barang dagangan yang melebihi batas kios yang tersedia;

    (8) Setiap orang dilarang untuk berjualan selain pada lokasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;

    (9) Setiap orang dilarang berjualan di atas trotoar;

  • NO. 4 1988 SERI D

    16

    BAB IV

    KETERTIBAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN Bagian Pertama

    Tertib Lingkungan

    Pasal 16 (1) Dilarang membuat keonaran /kegaduhan di sekitar tempat tinggal atau

    membuat sesuatu yang dapat mengganggu ketentraman orang lain;

    (2) Dilarang mengangkut barang beracun, berbau busuk atau yang mudah menimbulkan kebakaran dengan menggunakan alat terbuka;

    (3) Pengangkutan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini harus dilakukan dengan mempergunakan alat yang tertutup rapat dengan ketentuan bahwa tempat tersebut harus segera dibersihkan atau dimusnahkan setelah selesai pemakaiannya;

    (4) Dilarang menembak dengan alat menembak atau alat-alat yang sejenis kecuali tempat-tempat yang telah diizinkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;

    (5) Dilarang menangkap, menembak atau membunuh binatang tertentu yang sejenis yang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat yang berwenang;

    (6) Dilarang membawa senjata tajam, alat pemukul atau senjata api di jalur hijau, trotoar, taman dan tempat umum dimana sedang diselenggarakan perayaan atau pesta, tontonan atau keramian;

    (7) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) pasal ini tidak berlaku bagi pejabat pemerintah yang diberi wewenang membawa senjata untuk keperluan menjalankan tugas, golongan penduduk yang menurut adat istiadatnya senjata tersebut dianggap sebagai kelengkapan pakaiannya dan juga bagi mereka yang untuk keperluan menjalankan pekerjaan atau pengusahaannya ditempat mana harus pula membawa senjata.

  • NO. 4 1988 SERI D

    17

    Bagian Kedua Tertib Susila

    Pasal 17

    (1) Apabila sebuah rumah yang menurut keyakinannya merupakan tempat untuk melakukan perbuatan a susila dan atau bangunan yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan ataupun perjanjian untuk melakukan perbuatan a susila, Bupati Kepala Daerah atau pejabat, yang ditunjuk berwenang untuk mengadakan penutupan terhadap rumah /bangunan tersebut;

    (2) Surat penutupan tersebut ayat (1) pasal ini ditempelkan pada rumah /bangunan sehingga terlihat jelas oleh umum;

    (3) Dilarang mengunjungi rumah bangunan dan tempat tertutup berdasarkan ketentuan pada ayat (1) pasal ini;

    (4) Penghuni bangunannya yang telah tertutup berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini dilarang menerima pengunjung;

    (5) Tidak dianggap pengunjung sebagaimana ayat (3) dan (4) pasal ini adalah :

    a. mereka yang tinggal dan menetap bersama-sama di dalam bangunannya itu demikian pula keluarganya;

    b. Mereka yang berada di tempat tersebut untuk kepentingan dinas.

    Pasal 18 (1) Dilarang bagi setiap orang yang tingkah lakunya menimbulkan

    persangkaan akan a susila untuk berada di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum;

    (2) Dilarang bagi setiap orang melakukan, menyuruh, menganjurkan atau dengan cara lain untuk melakukan perbuatan a susila di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum.

  • NO. 4 1988 SERI D

    18

    BAB V

    CARA PENGAMBILAN, PENGANGKUTAN /PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAAN SAMPAH

    Pasal 19

    Untuk memperlancar dan memudahkan pengambilan, pemusnahaan sampah, Bupati Kepala Daerah menetapkan pembagiaan wilayah pengambilan, pengangkutan /pembuangan dan pemusnahan sampah yang disesuaikan dengan luas daerah serta sarana pelayanan kebersihan yang diatur dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah.

    Pasal 20 (1) Untuk keperluan pemberian pelayanan /pemberian jasa pengambilan,

    pengangkutan, pembuangan dan pemusnahaan sampah dimaksud dalam Pasal 18 Peraturan Daerah ini dikenakan retribusi angkutan sampah;

    (2) Retribusi angkutan sampah dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilaksanakan terhadap : a. pengusaha Industri dan pabrik-pabrik; b. pemilik Hotel, penginapan, losmen, toko, tempat usaha dan kantor; c. penghuni /pemilik rumah tinggal; d. pedagang-pedagang.

    (3) Untuk keperluan pengambilan sampah dimaksud setiap bulannya dapat dipungut retribusi dengan ketentuan yang berlaku.

    Pasal 21

    (1) Tata cara pungutan dan penyetoran ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;

    (2) Hasil pungutan retribusi disetorkan langsung ke Kas Daerah melalui bendaharawan penerima.

  • NO. 4 1988 SERI D

    Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan ditetapkan kemudian dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah.

    19

    BAB VI

    PENGAWASAN

    Pasal 22 Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan fungsinya.

    BAB VII KETENTUAN PIDANA

    Pasal 23

    (1) Barang siapa melanggar Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)

    (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pidana pelanggaran;

    (3) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilaksanakan oleh penyidik dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkunan Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB VIII KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP

    Pasal 24

    Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1962 dan segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Pasal 25

  • NO. 4 1988 SERI D

    20

    Pasal 26

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Garut, 3 Maret 1988 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bupati Kepala Daerah Kabupaten Dati II Garut Tingkat II Garut ttd ttd S U W A R N A TAUFIK HIDAYAT Peraturan Daerah tersebut di atas disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan Nomor 188.342/Kep.1098-Huk/88 tanggal 19 Juli 1988.

    Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat

    ttd

    H.R.MOH. YOGIE S.M

    Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut tanggal 23 Agustus 1988 Nomor 4 Seri D

    Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Garut t t d Drs. H. PUPUH TANDIA NIP. 010 054 149