TAHUN AJARAN 2015/2016
Transcript of TAHUN AJARAN 2015/2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT
UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA
KELAS VII A SMP NEGERI 2 MOJOLABAN
PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT
TAHUN AJARAN 2015/2016
Sutarmi , Ikrar Pramudya , Henny Ekana C
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS
Alamat Korespondensi [email protected], [email protected]
Jl. Ir. Sutami No 36A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa kelas VIIA
SMPN 2 Mojolaban tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran Missouri
Mathematic Project.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam
dua siklus dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMPN 2 Mojolaban yang berjumlah 32 siswa. Data
dan sumber data berasal dari siswa, guru, dan proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data
adalah dengan cara observasi, tes, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan teknik
triangulasi, yaitu triangulasi penyidik. Analisis data menggunakan analisis data hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran dan analisis data hasil observasi komunikasi matematika siswa.
Model penelitian yang digunakan adalah model Missouri Mathematics Project.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa. Penerapan model pembelajaran Missouri Mathematic
Project dapat meningkatkan komunikasi matematika di kelas VIIA SMPN 2 Mojolaban tahun
ajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari (1) hasil tes komunikasi matematika tertulis pada
prasiklus sebesar 48,39% meningkat menjadi 67,74% pada siklus I dan II meningkat menjadi
77,42%, perolehan ini telah melampaui target yang ditetapkan yaitu 75% dan (2) hasil skor rata-
rata observasi komunikasi lisan sebesar 1,75 meningkat menjadi 2,32 pada siklus I dan
meningkat menjadi 3,05 pada siklus II. Perolehan ini telah mencapai target yang ditetapkan yaitu
2,51. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes tertulis dan lembar observasi komunikasi matematika
lisan.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Missouri Mathematic
Project dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa kelas VIIA SMPN 2 Mojolaban
Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata kunci : model pembelajaran missouri mathematic project, komunikasi matematika, segitiga
dan segiempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas diperlukan
strategi pembelajaran yang tepat sehingga
mampu memperbaiki sistem pendidikan
yang telah berlangsung selama ini. Salah
satu tolok ukur keberhasilan guru adalah
bila dalam pembelajaran mencapai hasil
yang optimal. Keberhasilan ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan guru untuk
mengelola proses belajar mengajar.
Tujuan pembelajaran matematika di
sekolah adalah agar siswa memiliki
kompetensi untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan
untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Kompetensi atau
kecakapan matematika yang diharapkan
dapat tercapai melalui pembelajaran
matematika tertuang dalam Permendiknas
No. 22 tahun 2006 tentang standar isi. Di
sini dinyatakan bahwa tujuan pelajaran
matematika di SD/MI SMP/MTs, SMA
/MA, dan SMK/MA, diantaranya adalah
agar peserta didik: 1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah; 2)
menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika; 3) memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh; 4)
mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika nomor empat, komunikasi
matematis merupakan salah satu
kemampuan penting yang harus
dikembangkan dalam diri peserta didik.
Dalam pembelajaran matematika, seorang
siswa yang sudah mempunyai pemahaman
matematika dituntut juga untuk bisa
mengomunikasikannya agar pemahaman-
nya tersebut bisa dimengerti oleh orang
lain. Dengan mengomunikasikan pikiran,
gagasan, dan ide-ide matematikanya
kepada orang lain, seorang siswa bisa
meningkatkan pemahaman dan prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
belajar matematikanya. Kemampuan yang
tergolong pada kemampuan komunikasi
matematis adalah sebagai berikut: (1) me-
nyatakan ide-ide matematis secara lisan,
tulisan, dan mendemontrasikannya serta
menggambarkannya secara visual dengan
berbagai cara yang berbeda; (2) me-
mahami, menginterpretasikan, dan menilai
ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan
maupun dalam bentuk visual lainnya; (3)
menyusun dan mengkonsolidasikan ber-
pikir matematis siswa melalui komunikasi;
(4) menggunakan istilah, notasi, dan
struktur matematis untuk menyajikan ide
dan pembuatan model; (5) mengamati,
membuat konjektur, mengajukan per-
tanyaan, mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi, dan membuat generalisasi; (6)
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran
matematis dan strategi yang dimiliki siswa,
(7) menghasilkan dan menyajikan argumen
yang meyakinkan.
Dari uraian di atas, komunikasi
matematis sangatlah penting tetapi ke-
nyataannya kemampuan siswa dalam
komunikasi matematis masih jauh dari
yang diharapkan. Salah satu penyebabnya
adalah gaya guru dalam mengajar. Guru
lebih memfokuskan pada konsep-konsep
matematika. Di dalam kelas, guru biasanya
memulai proses pembelajaran dengan
menjelaskan konsep matematika, mem-
berikan contoh bagaimana mengerjakan
suatu soal, kemudian meminta siswa untuk
mengerjakan soal yang sejenis dengan soal
yang sudah diterangkan oleh guru. Ketika
pembelajaran dilaksanakan dengan cara
memberi permasalahan matematika yang
kemudian diselesaikan secara mandiri oleh
siswa. Setelah itu, siswa mempresentasikan
jawaban dari permasalahan tersebut. Guru
dan siswa mengevaluasi jawaban yang
dipresentasikan. Guru memperbaiki jawab-
an yang salah dan siswa menuliskan
kembali jawaban yang sudah benar. Setelah
itu meminta siwa mengerjakan soal sejenis
dengan soal yang sudah diterangkan
sebelumnya namun hasilnya kurang
memuaskan. Siswa terlihat mengalami
kesulitan dalam mengomunikasikan sim-
bol-simbol, gambar, grafik, diagram dan
kurva kedalam model matematika. Siswa
hanya bisa menemukan model matematika
setelah adanya contoh yang sejenis dengan
permasalahan yang dikerjakan oleh siswa
pada proses pembelajaran berlangsung.
Terlihat bahwa siswa tidak bisa me-
nyelesaikan masalah matematika dengan
tanpa adanya bantuan guru. Jadi, proses
pembelajarannya masih didominasi model
pembelajaran yang hanya berpusat pada
guru. Selain itu, siswa saat melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ulangan harian terdapat beberapa masalah
dalam penyelesaian soal ulangan harian,
antara lain siswa tidak dapat menuliskan
langkah-langkah penyelesaian dengan sis-
tematis, hanya menuliskan jawaban tetapi
tidak menuliskan langkah penyelesaian,
dan tidak bisa mengaitkan beberapa konsep
matematika untuk mengerjakan soal
ulangan harian.
Dampak dari proses pembelajaran
seperti ini adalah siswa cenderung me-
nyelesaikan suatu masalah dengan meniru
penyelesaian masalah yang diperagakan oleh
guru ketika membahas contoh dan soal
matematika. Siswa tidak menggali dan
mengembangkan ide-ide atau gagasan
matematiknya. Siswa tidak dapat membuat
konjektur, menyusun argumen, merumuskan
definisi, dan menyatakan generalisasi. Siswa
menjadi tidak mempunyai pengalaman
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan
matematika. Selain itu, siswa nantinya akan
kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep
untuk menyelesaikan permasalahan yang
tidak rutin maupun permasalahan nyata yang
berkaitan dengan konsep yang sudah
dipelajari tersebut. Hal inilah yang
menyebabkan rendahnya kemampuan ko-
munikasi matematis siswa dalam pem-
belajaran matematika.
Mengatasi persoalan tersebut, ke-
mampuan komunikasi matematis perlu
dibiasakan dan ditingkatkan oleh siswa
dengan tidak terlepas dari peran serta guru
dalam pembelajaran. Kemampuan ini
diperlukan oleh siswa sebagai bekal dalam
pembelajaran matematika. Penekanan pada
penerapan konsep matematika dalam pem-
belajaran matematika harus diperhatikan
oleh guru. Seorang guru seharusnya mampu
memotivasi siswa untuk menerapkan atau
membuat hubungan atau relasi antara
pengetahuan yang telah diperolehnya deng-
an situasi yang ada.
Untuk membantu siswa dalam me-
nguasai matematika perlu usaha maksimal
agar tujuan pembelajaran matematika dapat
tercapai sesuai yang diharapkan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran matematika adalah guru
seharusnya dapat memilih dan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat sehingga
siswa dapat memahami konsep matematika
dengan baik dan mampu mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan pikiran, gagasan, dan
ide dari konsep matematika tersebut. Jurnal
internasional yang ditulis oleh Sharif As-
Saber, Glenda Crosling, Nira Rahman
(2013) memperkenalkan kerangka kerja
untuk lebih memahami sifat belajar mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dan cara di mana hal itu berdampak pada
pengalaman belajar keseluruhan siswa
internasional [1]. Belajar mandiri (seatwork)
merupakan salah satu tahapan dalam
Missouri Mathematic Project.
Model pembelajaran Missouri Ma-
thematic Project memberikan kesempatan
kepada siswa dan guru secara bersama-
sama proaktif di dalam proses pem-
belajaran. Dalam penerapan model pem-
belajaran MMP, guru hanya sebagai
fasilitator, sedangkan siswa aktif me-
nemukan sendiri suatu konsep pada tahap
MMP yaitu pengembangan. Konsep ter-
sebut mudah dipahami, bertahan lama
dalam ingatan siswa dan siswa akan lebih
mampu mentransfer pengetahuaannya ke
dalam pemecahan masalah. Setelah itu,
secara kooperatif (langkah MMP yaitu
latihan terkontrol), latihan-latihan dikerja-
kan oleh siswa dimana di dalamnya siswa
saling membantu dalam menguasai bahan
ajar. Siswa akan lebih banyak ber-
komunikasi matematika menuliskan jawab-
an dan berusaha mencari jawaban yang te-
pat.
Model Missouri Mathematic Project
digunakan pada penelitian sebelumnya,
yaitu untuk meningkatkan hasil belajar,
pemahaman konsep, aktivitas, dan prestasi
belajar. M Zainal Arifin (2011) menunjuk-
kan adanya peningkatan hasil belajar siswa
yaitu 71,04% pada siklus I meningkat
menjadi 92,86% pada siklus II [2]. Hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa
penggunaan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada materi pokok
fungsi pada peserta didik kelas VIII MTs
Yasi Kronggen Brati tahun pelajaran 2010/
2011. Jurnal internasional yang ditulis oleh
Reynolds & Muijs menyatakan bahwa
Missouri Mathematics Project membuat
siswa mempunyai peluang tinggi untuk
belajar, pembelajaran tidak berorientasi pada
guru, dan merupakan model pembelajaran
yang efektif dalam manajemen kelas [3].
Dalam Jurnal Internasional yang ditulis oleh
Ira J Papick, John K Beem, Barbarra J Reys,
dan Robert E Reys (2006) menyatakan
bahwa seorang guru harus mampu
mengombinasikan dan mengembangkan
konten dalam menyiapkan pembelajaran
matematika [4]. Dengan Missouri Mathema-
tics Project, siswa disiapkan untuk berpikir
secara kreatif dengan memanfaatkan penge-
tahuan yang diperoleh sebelumnya. Jurnal
internasional yang ditulis oleh FM. Alba, M.
Chotim, dan I. Junaedi (2014) menyatakan
bahwa pembelajaran model generatif dan
MMP efektif terhadap ke-mampuan
pemecahan masalah pada materi jarak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
bangun ruang dan pembelajaran mengguna-
kan model pembelajaran generatif sama
efektifnya dengan pembelajaran meng-
gunakan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project terhadap kemampuan
pemecahan masalah [5]. Dalam Jurnal Inter-
nasional yang ditulis oleh Arifa Rahmi dan
Depriwana Rahmi (2015) menyatakan
bahwa terdapat pengaruh penerapan model
Missouri Mathematics Project terhadap
kemampuan komunikasi matematika siswa
SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru [6].
Melalui kemampuan komunikasi
yang dimilikinya peserta didik diharapkan
mampu mencari informasi dan meng-
konstruksi pengetahuan sesuai dengan
minat dan kemampuan masing-masing.
Salah satu penguasaan komunikasi oleh
peserta didik dapat dilihat melalui
kemampuan komunikasinya secara tertulis.
Kemampuan komunikasi tertulis berupa
kemampuan peserta didik dalam segala
kegiatan menyampaikan ide atau pemikir-
an matematik melalui langkah pende-
skripsian ide atau pemikiran tersebut dalam
bentuk simbol, diagram, gambar maupun
dalam bentuk ekspresi matematik, dan
kemampuan menuliskan jawaban dengan
bahasa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, model
pembelajaran Missouri Mathematics Pro-
ject akan diterapkan oleh peneliti untuk
meningkatkan komunikasi matematika
siswa kelas VII A SMPN 2 Mojolaban
tahun ajaran 2015/2016 pada materi
segitiga dan segiempat.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
meningkatkan komunikasi matematika
siswa kelas VII A SMPN 2 Mojolaban
pada materi segitiga dan segiempat pada
tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan
model pembelajaran Missouri Mathematics
Project.
KAJIAN PUSTAKA
Belajar menurut Gagne (Warsita,
2008: 87) adalah suatu kumpulan proses
yang bersifat individu yang mengubah
stimulasi yang datang dari lingkungan
seseorang ke dalam sejumlah informasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil
belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang
[7]. Dalam teori kognitivisme (Anitah, 2009:
7) belajar adalah perubahan persepsi dan
pemahaman[8]. Berdasarkan beberapa defi-
nisi belajar tersebut dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses untuk
memperoleh pengetahuan dan penanaman
konsep serta keterampilan yang ditandai
dengan perubahan persepsi dan pemahaman
serta hasil dari konstruksi arti dari suatu
teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
melalui asimilasi pengalaman baru dengan
pengertian yang telah dimiliki seseorang.
Menurut Sadiman (Warsita, 2008: 85)
pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu
kegiatan untuk membelajarkan peserta didik
atau dengan kata lain pembelajaran
merupakan upaya menciptakan kondisi agar
terjadi kegiatan belajar[7] . Menurut Miarso
(Warsita, 2008: 85) pembelajaran adalah
usaha mengelola lingkungan dengan sengaja
agar seseorang membentuk diri secara
positif dalam kondisi tertentu [7]. Berdasar-
kan definisi dari beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
interaksi antara pendidik dengan peserta
didik, interaksi antar sesama peserta didik,
interaksi peserta didik dengan narasumber,
interaksi peserta didik bersama pendidik
dengan sumber belajar yang sengaja
dikembangkan, dan interaksi peserta didik
bersama pendidik dengan lingkungan sosial
dan alam agar terjadi proses belajar pada
peserta didik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antara
bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan. Menurut Russeffendi
(Wati, 2011: 11), matematika adalah ilmu
tentang struktur yang terorganisasi[9].
Misalnya, pada Geometri bidang terdapat
unsur-unsur tertentu, antara lain titik, garis,
lengkungan, dan bidang. Dari definisi yang
berbeda tersebut dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang bersifat
rasional yang kebenarannya dibuktikan
secara deduktif, memiliki objek kajian
abstrak, bertumpu pada kesepakatan,
memiliki simbol yang kosong dari arti,
memperhatikan semesta pembicaraan, dan
konsisten dalam sistem.
Berdasarkan berbagai pandangan
tentang komunikasi matematis, maka
secara umum kemampuan yang tergolong
pada komunikasi matematis adalah sebagai
berikut: (1) menyatakan ide-ide matematis
secara lisan, tulisan, dan men-
demontrasikannya serta menggambarkan-
nya secara visual dengan berbagai cara
yang berbeda; (2) memahami, meng-
interpretasikan, dan menilai ide-ide mate-
matis baik secara lisan, tulisan maupun
dalam bentuk visual lainnya; (3) menyusun
dan mengonsolidasikan berpikir matematis
siswa melalui komunikasi; (4) meng-
gunakan istilah, notasi, dan struktur
matematis untuk menyajikan ide dan
pembuatan model; (5) mengamati, mem-
buat konjektur, mengajukan pertanyaan,
mengumpulkan dan mengevaluasi infor-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
masi, dan membuat generalisasi; (6) meng-
analisis dan mengevaluasi pemikiran
matematis dan strategi yang dimiliki siswa,
(7) menghasilkan dan menyajikan argumen
yang meyakinkan.
Missouri Mathematics Project
adalah salah satu model tersrtuktur seperti
halnya struktur pembelajaran matematika.
Menurut Al. Krismanto dalam Wati (2011:
18) struktur tersebut dikemas dalam langkah
– langkah sebagai berikut :
Langkah I: Review
Guru dan siswa meninjau ulang apa yang
telah tercakup pada pelajaran yang telah lalu
dengan alokasi waktu sekitar 10 menit.
Yang ditinjau adalah PR, mencongak, atau
membuat perkiraan.
Langkah 2: Pengembangan
Guru menyajikan ide baru dan perluasan
konsep terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan
pelajaran yang memiliki “antisipasi” tentang
sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi
interaktif antara guru dan siswa harus disajikan
termasuk demonstrasi konkrit yang sifatnya
piktorial atau simbolik. Guru merekomendasikan
sekitar 50% waktu pelajaran untuk
pengembangan. Pengembangan akan lebih
bijaksana bila dikombinasikan dengan
kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa
siswa mengikuti materi baru tersebut.
Langkah 3: Kerja Kooperatif (Latihan
Terkontrol)
Siswa diminta merespon satu rangakaian
soal sambil guru mengamati kalau-kalau
terjadi miskonsepsi. Pada latihan
terkontrol ini respon setiap siswa sangat
menguntungkan bagi guru dan siswa.
Pengembangan dan latihan terkontrol
dapat saling mengisi dengan total waktu
sekitar 20 menit. Guru harus memasuk-
kan rincian khusus tanggung jawab
kelompok dan ganjaran individual ber-
dasarkan pencapaian materi yang di-
pelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam
kelompok belajar kooperatif.
Langkah 4: Seatwork
Untuk latihan atau perluasan mempelajari
konsep yang disajikan pada langkah 2
(pengembangan). Alokasi waktunya ada-
lah 15 menit.
Langkah 5: PR
Guru memberikan penugasan / PR
kepada siswa agar siswa juga belajar di
rumah. Pemberian PR di akhir proses
belajar mengajar dan isi/soal dari PR
beberapa soal yang sejalan dengan materi
pelajaran yang baru saja diajarkan [9].
Mencermati model pembelajaran tersebut
di atas dapat disebutkan di sini beberapa
kelebihannya, antara lain :
a. Banyak materi yang bisa disampaikan
kepada siswa karena tidak terlalu
memakan banyak waktu. Artinya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
penggunaan waktu relatif dapat diatur
agar lebih tertata.
b. Banyak latihan sehingga siswa lebih
terampil dengan beragam soal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
Missouri Mathematics Project adalah model
pembelajaran yang didesain untuk mem-
bantu guru dalam hal efektivitas penggunaan
latihan-latihan agar siswa mencapai pe-
ningkatan prestasi yang luar biasa. Missouri
Mathematics Project terdiri dari beberapa
langkah yang terstruktur dan sistematis yaitu
review, pengembangan, latihan terkontrol,
seatwork, dan PR.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan
penelitian tindakan kelas karena peneliti
bertindak secara langsung dalam penelitian
mulai dari awal sampai dengan akhir
tindakan. Berdasarkan sumber data yang
digunakan, metode yang digunakan untuk
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah metode pengamatan (observasi) dan
tes tertulis. Dalam penelitian ini, metode
observasi dilakukan selama proses pem-
belajaran berlangsung dan tes tertulis
dilakukan di akhir siklus. Observasi ber-
tujuan untuk mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project dan me-
ngumpulkan data komunikasi matematika
siswa lisan selama proses pembelajaran.
Instrumen yang digunakan adalah lembar
observasi. Lembar observasi yang diguna-
kan dalam penelitian ini terdiri dari: lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran ma-
tematika dan lembar observasi komunikasi
matematika siswa. Tes tertulis bertujuan
untuk mengumpulkan data komunikasi ma-
tematika siswa tertulis. Instrumen yang
digunakan adalah lembar soal tes tertulis
uraian.
Dalam penelitian ini, validitas data di-
lakukan dengan triangulasi penyidik. Tri-
angulasi penyidik dilakukan dengan cara
membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
dengan jalan memanfaatkan peneliti dan
pengamat lainnya. Selain validitas data
diperlukan juga validitas instrumen agar
hasil analisis data dapat dipertanggung-
jawabkan dan dijadikan dasar yang kuat
dalam menarik simpulan. Hasil analisis
terhadap pertimbangan validator menunjuk-
kan bahwa instrumen yang disusun peneliti
telah memiliki kesesuaian isi untuk meng-
ukur komunikasi matematika siswa dengan
beberapa perbaikan. Setelah dilakukan per-
baikan instrument, dinyatakan valid dan
layak untuk digunakan. Data yang diperoleh
dikatakan tidak valid apabila beberapa pe-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ngamat memberikan hasil pengamatan yang
tidak sama atau pengamat tidak mengambil
data yang sama. Data yang diperoleh
dikatakan valid apabila beberapa pengamat
yang terlibat memberikan hasil pengamatan
yang sama.
Analisis dilaksanakan dengan meng-
gunakan data hasil observasi dan data hasil
tes komunikasi matematika tertulis. Obser-
vasi pelaksanaan proses pembelajaran dan
komunikasi matematika siswa sebagai pro-
ses dilakukan untuk mengetahui bagaimana
guru dalam melaksanakan proses pembelaja-
ran dengan menerapkan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project serta kegiatan
siswa dalam pembelajaran yang berkaitan
dengan komunikasi matematika lisan siswa.
Kemudian data hasil tes komunikasi mate-
matika tertulis untuk mengetahui kemam-
puan komunikasi matematika tertulis siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEM-
BAHASAN
Hasil Penelitian
Dari komunikasi matematika siswa
secara lisan yang diamati saat pembelajaran
matematika tanggal 8 April 2016 diperoleh
skor rata-rata komunikasi matematika lisan
siswa dari pengamat 1 sebesar 1,78, dari
pengamat 2 sebesar 1,72 dan dari pengamat
3 sebesar 1,74. Jadi, rata-rata skor komu-
nikasi matematika lisan siswa prasiklus se-
besar 1,75 termasuk dalam kategori tidak
baik. Sehingga perlu diadakan tindakan agar
kategori komunikasi matematika lisan siswa
terhadap matematika meningkat menjadi
baik. Selain dari pengamatan, guru juga
memberikan tes pras siklus untuk menge-
tahui kemampuan komunikasi mate-matika
siswa tertulis. Diperoleh persentase ke-
tuntasan kemampuan komunikasi mate-
matis siswa secara tertulis dalam satu kelas
48,39%. Pengamatan kegiatan belajar
mengajar dilakukan oleh tiga pengamat tiap
kali tatap muka untuk mengamati kemampu-
an guru dalam menerapkan pembelajaran
Missouri Mathematic Project. Data peng-
amatan kegiatan belajar mengajar diperoleh
dari lembar pengamatan kegiatan belajar
mengajar. Dari lembar pengamatan tersebut,
pengamat menilai tiap aspek yang diamati
yang telah dibuat peneliti sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran Missouri
Mathematic Project. Pada pertemuan
pertama masih banyak langkah-langkah
MMP yang belum terlihat, seperti guru
belum meninjau ulang pelajaran yang lalu
(langsung masuk materi baru), guru tidak
membahas PR, guru tidak memberikan
motivasi, guru tidak menyampaikan manfaat
materi pembelajaran, guru tidak mem-
berikan penjelasan langkah-langkah MMP.
Pada pertemuan kedua sudah lebih terlihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
MMP nya tetapi masih ada yang kurang
yaitu guru tidak membahas PR, guru tidak
menyampaikan manfaat materi pembelajar-
an dan guru tidak memberikan penjelasan
langkah-langkah MMP. Kekurangan-ke-
kurangan tersebut perlu diperbaiki pada
siklus II.
Kemampuan komunikasi matematis
siswa secara lisan pada pertemuan 1 mem-
punyai skor rata-rata sebesar 2,09 dan pada
pertemuan 2 mempunyai skor rata-rata se-
besar 2,54. Dengan demikian, dapat di-
ketahui skor rata-rata total pada siklus I
yaitu sebesar 2,32 dengan kategori cukup
baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
hasil observasi kemampuan komunikasi
matematis siswa secara lisan pada siklus I
belum mencapai kriteria yang diharapkan
yaitu siswa berada minimum berada pada
kategori baik sehingga perlu diadakan siklus
II. Hal tersebut terjadi karena siswa masih
belum bisa kerjasama dalam diskusi, belum
mendiskusikan hasil penyelidikan, belum
mengemukakan pendapat sendiri tentang
matematika dalam diskusi, belum bisa
mengungkapkan dan menjelaskan ide,
situasi, dan relasi yang dimilikinya dalam
diskusi secara lisan, tidak saling sharing
strategi solusi matematika, tidak menyusun
dan mendefinisikan bersama tentang mate-
matika, serta siswa tidak menjelaskan dan
membuat pertanyaan tentang matematika.
Kekurangan-kekurangan ini perlu diperbaiki
pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang
berada pada kategori baik untuk tes
kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis sebesar 67.74 %. Selain itu
nilai akhir tertinggi kemampuan komunikasi
matematis siswa secara tertulis adalah 88,89
termasuk kategori baik sedangkan nilai akhir
terendah adalah 44,44 dengan kategori
kurang baik. Untuk rata-rata nilai akhir
kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas VII A SMPN 2 Mojolaban pada siklus
I mencapai 70,61 dengan kategori baik.
Jumlah siswa tidak tuntas sebanyak 10
siswa, jumlah siswa tuntas sebanyak 21
siswa, dan jumlah siswa yang tidak
mengikuti tes siklus I sebanyak 1 siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa indikator hasil tes
kemampuan komunikasi matematis siswa
pada siklus I belum mencapai kriteria yang
diharapkan. persentase jumlah siswa yang
minimum berada pada kategori baik belum
mencapai lebih dari 75% dari jumlah
seluruh siswa sehingga perlu diadakan siklus
II.
Pada Siklus 2 pertemuan pertama
pelaksanaan pembelajaran MMP masih ada
langkah-langkah yang belum terlihat yaitu
guru tidak menyampaikan manfaat materi
pembelajaran. Pada pertemuan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kegiatan belajar mengajarnya sudah sesuai
MMP. Kemampuan komunikasi matematis
siswa secara lisan pada pertemuan 1
mempunyai skor rata-rata sebesar 2,93 dan
pada pertemuan 2 mempunyai skor rata-rata
sebesar 3,18. Dengan demikian dapat
diketahui skor rata-rata total pada siklus II
yaitu sebesar 3,05 termasuk kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa indikator hasil
observasi kemampuan komunikasi mate-
matis siswa secara lisan pada siklus II sudah
mencapai kriteria yang diharapkan yaitu
minimum berada pada kategori baik
sehingga siklus sudah berhenti. Jumlah
persentase ketuntasan tes kemampuan
komunikasi matematis siswa secara lisan
siklus II sebesar 77,42%. Selain itu, nilai
akhir tertinggi tes kemampuan komunikasi
matematis siswa secara tertulis adalah 88,89
dengan kategori sangat baik sedangkan nilai
akhir terendah adalah 55,56 dengan kategori
cukup baik. Untuk rata-rata nilai akhir tes
kemampuan komunikasi matematis siswa
secara tertulis kelas 7A SMPN 2 Mojolaban
pada siklus II mencapai 74,91 dengan
kategori baik. Jumlah siswa tidak tuntas
sebanyak 7 siswa, jumlah siswa tuntas
sebanyak 24 siswa, dan jumlah siswa yang
tidak mengikuti tes siklus II sebanyak 1
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
hasil tes kemampuan komunikasi matematis
siswa pada siklus 2 sudah mencapai kriteria
yang diharapkan yaitu persentase jumlah
siswa yang minimal berada pada kategori
baik mencapai lebih dari 75% dari jumlah
seluruh siswa yang tuntas sehingga tidak
perlu diadakan siklus III.
Pembahasan
Pada kegiatan pra siklus, rata-rata nilai
tes pra siklus komunikasi matematika
tertulis siswa adalah 67,03 dengan siswa
yang memiliki kategori nilai baik sebanyak
15 orang atau persentase mencapai 48,39%
dan siswa yang kategori nilainya masih
belum baik sebanyak 16 orang atau
mencapai 51,61%, sedangkan komunikasi
matematika siswa lisan memperoleh skor
1,75 yang artinya masih termasuk dalam
kategori kurang baik. Dari hasil observasi
kegiatan pra siklus dilaksanakan tindakan I
dengan menerapakan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project. Hasil
tindakan I yakni rata-rata nilai tes siklus I
komunikasi matematika tertulis siswa adalah
70,61 dengan siswa yang memiliki kategori
nilai baik sebanyak 21 orang atau persentase
mencapai 67,74% dan siswa yang kategori
nilainya masih belum baik sebanyak 10
orang atau persentase mencapai 32,26% dan
komunikasi matematika siswa lisan mem-
peroleh skor 2,32 yang artinya masih
termasuk dalam kategori cukup baik. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dibandingkan dengan hasil kegiatan pra-
siklus, nilai rata-rata komunikasi mate-
matika siswa tertulis, dan banyaknya siswa
yang memperoleh kategori nilai baik me-
ningkat dan komunikasi matematika siswa
lisan pun telah meningkat menjadi kategori
cukup baik. Persentase siswa yang mem-
peroleh nilai komunikasi matematika tertulis
siswa kategori baik belum mencapai lebih
dari 75 %. PTK siklus I komunikasi mate-
matika lisan siswa belum mencapai kategori
baik maka dilanjutkan siklus II dengan
melihat refleksi dari beberapa hambatan
dari siklus I dan menindaklanjuti hasil
refleksi dengan perbaikan dari tindakan
siklus I. Tindakan siklus II ini dilakukan
untuk memastikan bahwa model pem-
belajaran pada siklus I adalah model
pembelajaran yang mampu meningkatkan
komunikasi matematika baik komunikasi
matematika tertulis maupun lisan. Oleh
karena itu, pada siklus II dilaksanakan
kembali model pembelajaran Missouri
Mathematics Project. Setelah adanya
tindakan pada siklus II dengan model
pembelajaran Missouri Mathematics Project
didapatkan hasil siklus II yakni rata-rata
nilai komunikasi matematika tertulis adalah
74,91 dengan siswa yang memiliki kate-
gori nilai baik sebanyak 24 orang atau
persentase mencapai 77,42% dan siswa yang
kategori nilainya masih belum baik
sebanyak 7 orang atau persentase men-
capai 22,58%. Skor komunikasi matematika
siswa lisan dari ketiga observer adalah 3,05.
Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan
siklus I, nilai rata-rata komunikasi mate-
matika tertulis siswa dan banyaknya siswa
yang memperoleh kategori nilai baik me-
ningkat. Skor komunikasi matematika siswa
lisan pada siklus II mengalami peningkatan.
Berdasarkan perubahan hasil tes akhir
siklus dari setiap tindakan dapat disimpul-
kan penerapan model pembelajaran Mis-
souri Mathematics Project yang diterapkan
dapat meningkatkan komunikasi matematika
tertulis siswa. Berdasarkan observasi
komunikasi matematika lisan siswa dari
ketiga observer selama pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project dapat disimpulkan
penerapan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project mampu meningkatkan
komunikasi matematika siswa. Jadi,
Penerapan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project mampu me-ningkatkan
komunikasi matematika siswa.
Temuan penting dalam penelitian ini
yaitu di dalam model Missouri Mathematics
Project ini bisa menggunakan metode
ceramah, lalu siswa di kelompokkan untuk
mengerjakan latihan soal terkontrol atau bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
juga langsung diskusi dalam kelompok dan
ternyata siswa banyak yang lebih menyukai
metode ceramah tetapi sedikit saja lalu
diskusi untuk menyelesaikan persoalan.
Berdasarkan pengamatan yaitu pengamat
melihat antusiasme siswa pada saat
menggunakan model Missouri Mathematics
Project dengan sedikit ceramah dilanjutkan
diskusi, siswa mampu mengeksplorasi,
menyusun konjektur dan memberikan alasan
logis, mampu untuk menyelesaikan masalah,
dan mengomunikasikan ide. Artinya, siswa
menggabungkan kemandirian dan kerja
sama antar kelompok saat diskusi. Model
Missouri Mathematics Project mengulas
pembelajaran yang lalu, mengembangkan
pembelajaran, lalu pada latihan terkontrol
bisa saling bekerja sama. Kerja sama antar
kelompok dapat berupa mengerjakan lembar
kerja secara berkelompok yang akan
membuat siswa saling membantu kesulitan
masing-masing dan saling bertukar pikiran,
kemudian siswa diberi latihan soal mandiri
untuk mengetahui kemampuan setiap
individu setelah kerja secara berkelompok.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Arifa
Rahmi dan Depriwana Rahmi (2015) yang
menunjukkan bahwa model Missouri
Mathematics Project merupakan suatu
model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran matematika dengan menerap-
kan rencana kerja yang memiliki sasaran
dalam mencapai tujuan pembelajaran
matematika[6]. Dirancang untuk meng-
gabungkan kemandirian dan kerja sama
antar kelompok. Melalui pembelajaran
kooperatif dilakukan secara efektif penilaian
yang cermat terhadap setiap komunikasi
yang terjadi pada setiap aktivitas siswa baik
individu maupun kelompok dalam me-
ngembangkan kemampuan komunikasi ma-
tematika. Pembelajaran kooperatif dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi
matematika karena pada pembelajaran ini
terjadi aktivitas komunikasi siswa baik
individu maupun dalam kelompok. Model
Missouri Mathematics Project merupakan
bagian dari pembelajaran Cooperative Lear-
ning. Dengan demikian, model Missouri
Mathematics Project dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa,
baik itu dalam kegiatan diskusi ataupun
dalam efektivitas penggunaan latihan.
Menurut Rosani (2004) penggunaan latihan-
latihan yang diberikan dapat memperbaiki
komunikasi matematika, penalaran, hubung-
an interpersonal, keterampilan membuat
keputusan dan keterampilan menyelesaikan
masalah[10]. Siswa memiliki ke-mampuan
untuk mengeksplorasi, menyusun konjektur
dan memberikan alasan logis, kemampuan
untuk menyelesaikan masalah, mengomuni-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kasikan ide dan menggunakan matematika
sebagai alat komunikasi, serta menghubung-
kan ide-ide tersebut. Ini sesuai dengan salah
tahap model Missouri Mathe-matics Project
pada tahapan latihan terkontrol. Dengan
demikian, model Missouri Mathematics
Project dapat meningkatkan komunikasi
matematika siswa. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifa
Rahmi dan Depriwana Rahmi (2015)
menunjukkan bahwa penerapan model
Missouri Mathematics Project ber-pengaruh
positif terhadap kemampuan komunikasi
matematika siswa SMK Dwi Sejahtera
Pekanbaru kelas XI semester ganjil tahun
ajaran 2014/2015 [6]. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa model Missouri
Mathematics Project merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkat-kan
kemampuan komunikasi matematika siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil tes, observasi
dan analisis data serta pembahasan dalam
penelitian dapat disimpulkan bahwa ke-
mampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran Missouri Mathematic Pro-
ject mengalami peningkatan dan sudah
mencapai indikator yang ditentukan ber-
dasarkan hasil pengamatan dari ketiga
pengamat. Nilai rata-rata skor komuni-
kasi matematika siswa tertulis pada
siklus I sebesar 70,61 dan siklus II
sebesar 74,91. Persentase ketuntasan ko-
munikasi matematika siswa tertulis kelas
pada siklus I sebesar 67,74% dan siklus II
sebesar 77,42%. Skor rata-rata total ke-
mampuan komunikasi matematis siswa
secara lisan pada siklus I sebesar 2,32
dengan kategori cukup baik dan siklus II
sebesar 3,05 dengan kategori baik. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa secara ter-
tulis dan lisan mengalami peningkatan
dan sudah mencapai indikator yang di-
tentukan. Jadi, Pembelajaran tipe Mis-
souri Mathematic Project mampu me-
ningkatkan kemampuan komunikasi ma-
tematis siswa baik komunikasi matema-
tika siswa tertulis maupun lisan.
Saran
Berdasarkan uraian pada hasil
penelitian, pembahasan, dan simpulan
mengenai penerapan model pembelajaran
Missouri Mathematic Project, maka ada
beberapa hal yang disarankan antara lain:
a. Peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian melalui pembelajaran koo-
peratif tipe Missouri Mathematic Pro-
ject agar lebih memperhatikan alokasi
waktu yang digunakan untuk setiap
tahap agar kegiatan belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dengan pembelajaran kooperatif tipe
Missouri Mathematic Project dapat
berjalan lebih baik.
b. Model pembelajaran Missouri Mathe-
matic Project dilaksanakan secara ke-
lompok dan klasikal serta dilengkapi
dengan LKS layak dipertimbangkan
untuk menjadi bentuk pembelajaran
alternatif.
c. Pada model pembelajaran Missouri
Mathematic Project sangat banyak
latihan yang diberikan dari awal hing-
ga akhir pembelajaran dengan soal-
soal yang bervariasi hendaknya soal-
soal disesuaikan dengan tingkat ke-
mampuan siswa.
d. Pemberian soal latihan pada model
pembelajaran Missouri Mathematic
Project yang diberikan disesuaikan
dengan contoh soal yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] As-Saber, SN Crosling G, dan Rahman,
N. (2013). International Student and
Independent Learning: Towards an
Electric Framework. Journal of indian
Research. Dipeoleh 14 Agustus 2016,
dari http://indianresearchjournals.co-
m/pdf/IJSSIR/2013/February/3.pdf
[2] Arifin, Zainal. (2010). Profesionalisme
Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :
Insan Cendekia.
[3] Reynold & Muijis. The Effective
Teaching of Mathematics : A Review
of Research. Journal of Mathematic
Teacher Education, 19(3), pp. 273-
288. Diperoleh pada tanggal 31
Januari 2016 dari www.highreliability-
schools.co.uk/_.../drdm1999a...
[4] Papick, I. J., Beem, K. B., Reys, B. J.,
dan Reys, R. E. (2006). Impact of the
Missouri Middle Mathematics Project
on the Preparation of Prospective
Middle School Teachers. Journal of
Mathematic Teacher Education, 2(3),
302. Diperoleh pada tanggal 30
Januari 2016 dari
http://link.springer.com/article/10.102
3%2FA%3A1009969917074.
[5] FM. Alba, M. Chotim, dan I. Junaedi.
(2014). Keefektifan Model Pem-
belajaran Generatif dan Missouri
Mathematics Project terhadap Ke-
mampuan Pemecahan Masalah. Unnes
Journal of Mathematics Education 3
(2) (2014) Diperoleh pada tanggal 31
Januari 2016 dari http://jour-
nal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme.
[6] Rahmi, Arifa, Depriwana Rahmi.
(2015). Pengaruh Penerapan Model
Missouri Mathematics Project
terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa SMK Dwi
Sejahtera Pekanbaru. Jurnal
Pendidikan Matematika solusi Vol. 1
No 1. Diperoleh 30 Agustus dari
http://download.portalgaruda.org/articl
e.php?article=387712&val=8536&title
=Pengaruh%20Penerapan%20Model%
20Missouri%20Mathematics%20Proje
ct%20terhadap%20Kemampuan%20K
omunikasi%20Matematika%20Siswa
%20SMK%20Dwi%20Sejahtera%20P
ekanbaru.
[7] Warsita, Bambang. (2008). Teknologi
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
[8] Anitah, Lie. (2009). Teknologi
Pembelajaran . Surakarta : Inti Media
Surakarta.
[9] Wati, Septika. (2011). Eksperimentasi
Mo-del Pembelajaran Missouri
Mathe-matic Project (MMP) Ber-
bantuan Kartu Masalah pada Materi
Faktori-sasi Suku Aljabar ditinjau
dari Motivasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII. Skripsi Tidak
Dipublikasi-kan, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
[10] Rosani. 2004. Penerapan Model
Missouri Mathematics Project (MMP)
pada Pembelajaran Program Linear
dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas
Siswa. Skipsi pada FPMIPA UPI.
Bandung: tidak diterbitkan.