TAHUN 2015 (PERUBAHAN) -...
Embed Size (px)
Transcript of TAHUN 2015 (PERUBAHAN) -...

DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT
Jl. Surapati No. 67 Bandung
2015
RENCANA KERJA
Organisasi Perangkat Daerah
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015(PERUBAHAN)

i
KATA PENGANTAR
Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun
2015 ini adalah dokumen rencana operasional tahunan pembangunan sub sektor
perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang merupakan fase kedua dari penjabaran Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018; sekaligus
merupakan turunan dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Untuk selanjutnya dokumen Renja ini
akan menjadi acuan pelaksanaan pembangunan bagi segenap pemangku kepentingan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat selama Tahun 2015.
Renja ini memuat substansi pokok tentang Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja
OPD tahun lalu, meliputi: Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan, Analisis Kinerja
Pelayanan OPD, Isu-isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi OPD, Review
terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2014, serta Penelaahan Usulan Program dan
Kegiatan Masyarakat. Disamping itu Renja ini juga memuat rumusan pokok Rencana
Kerja Tahun 2015, mencakup: Uraian telaahan kebijakan Nasional, rumusan Tujuan dan
Sasaran Renja OPD, serta uraian Program dan Kegiatan Murni dan Perubahan Tahun
2015.
Dengan tersusunnya Renja Perubahan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 ini diharapkan seluruh proses pelaksanaan kebijakan pembangunan sub
sektor perkebunan di Jawa Barat akan menjadi lebih berkualitas, berdaya guna dan
berhasil guna, serta berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa
Barat secara berkesinambungan.
Bandung, Agustus 2015
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Utama Muda
NIP. 19580516 198603 1 003

ii
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... I-1 1.1. Latar Belakang ................................................................ I-1
1.1.1. Pendekatan Penyusunan Renja ............................ I-5 1.1.2. Proses Penyusunan Renja .................................... I-6
1.1.3. Prinsip Penyusunan Renja .................................... I-8 1.2. Landasan Hukum ............................................................ I-8 1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................... I-13
1.4. Sistematika Penulisan ...................................................... I-13
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA OPD TAHUN LALU ..... II-1
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD tahun lalu dan Capaian Renstra OPD ……………………………………………………………….
II-1
2.1.1. Indikator Capaian Kinerja..................................... II-1 2.1.2. Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan (2013-
2018) .............................................................…
II-11
2.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD tahun berjalan
(Tahun 2014)…………………………………………………...
II-14
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD ....................................... II-15 2.2.1. Penyelenggaraan Administrasi, Pembinaan SDM
Aparatur, Peningkatan/Pemeliharaan Sarana-Prasarana, dan Perumusan dan Penetapan
Kebijakan Teknis Urusan Perkebunan …………………
II-16 2.2.2. Penyelenggaraan Urusan Perkebunan ................ II-17 2.3. Isu Strategis Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD ...... II-29
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD ......................... II-30 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ...... II-31
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN .......................... III-1
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional ............................. III-1 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD ....................................... III-2 3.3. Program dan Kegiatan ..................................................... III-5
3.3.1. Program/Kegiatan APBD ……………………………………. III-5 3.3.2. Program dan Kegiatan APBN ……………………………… III-8

iii
BAB IV PENUTUP ................................................................................ IV-1 4.1. Kesimpulan .................................................................... IV-1
4.2. Kaidah-kaidah Pelaksanaan .............................................. IV-2 4.3. Rekomendasi ................................................................. IV-3
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel – 2.1 : Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013 – 2018
II-5
Tabel – 2.2 : Rincian Fasilitasi APBD dan APBN untuk Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat
Tahun 2013 – 2018
II-11
Tabel – 2.3 : Analisis Pencapaian Sasaran Stratejik Pembangunan
Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013
II-12
Tabel – 2.4 : Hasil Pelaksanaan Program / Kegiatan BPBTP selama tahun 2009 – 2012
II-18
Tabel – 2.5 : Permohonan Penggunaan Benih Tanaman
Perkebunan Tahun 2008 – 2012
II-19
Tabel – 2.6 : Isu Strategis Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat dan Respon terhadap Isu Strategis
II-30
Tabel – 3.1 : Komparasi Target dan Capaian Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Barat
III-1

v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja OPD 2014 dan Pencapaian
Renstra OPD s.d Tahun 2014
2. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD
3. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2015
4. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan OPD Tahun 2015 dan Prakiraan
Maju Tahun 2016
5. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 –
2018
6. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
7. Daftar Usulan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2015 Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat
8. Rekapitulasi Program/Kegiatan Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2015

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkebunan sesuai dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2004 pasal
4, memiliki multifungsi: (1) Fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; (2)
fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon,
penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan (3) fungsi sosial budaya,
yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Gambaran dari fungsi ekonomi keberadaan sub sektor perkebunan
sebagaimana tersebut diatas, ditunjukkan dengan kondisi peran penting sub
sektor perkebunan di tingkat nasional, yang berdasarkan data statistik memberi
gambaran kondisi yang cukup baik, sebagaimana diuraikan dalam data capaian
indikator-indikator sebagai berikut:
- Nilai realisasi PDB sub sektor perkebunan (berdasar harga berlaku), pada
Tahun 2008 adalah sebesar Rp 105,9 Trilyun, Tahun 2012 sebesar Rp 159,7
Triliun, dan Tahun 2013 data prediksi sementara sekitar Rp. 170 triliun.
- Nilai Ekspor komoditas perkebunan pada Tahun 2008 adalah sebesar US$
27.369.363 ribu, menjadi sebesar US $ 40.689.768 ribu pada Tahun 2012.
- Nilai Impor komoditas perkebunan pada Tahun 2008 adalah sebesar US$
4.535.918 ribu, menjadi US $ 8.843.792 ribu pada Tahun 2013.
- Neraca perdagangan komoditas perkebunan pada Tahun 2008 adalah
sebesar US $ 22,8 miliar, Tahun 2012 sebesar US $ 27,5 Miliar, dan Tahun
2013 diperkirakan surplus Rp 19,5 trilyun dibanding tahun 2012.
- Nilai ekspor komoditi perkebunan Tahun 2012 sekitar 97,7 % dari total nilai
ekspor produk pertanian, sedangkan volume ekspornya sekitar 96,3 % dari
Total volume ekspor produk pertanian.
- Jumlah tenaga kerja sub sektor perkebunan secara nasional Tahun 2008
adalah sebesar 12,077 juta Jiwa, menjadi sekitar 21,4 juta jiwa pada Tahun
2013.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 2 -
- Investasi sektor perkebunan pada Tahun 2010 sekitar Rp 48,7 Triliun dan
pada Tahun 2012 sudah mencapai sekitar Rp 79,4 Triliun.
Keberadaan sub sektor perkebunan di Provinsi Jawa Barat, hakekatnya
tidak dapat dipisahkan dari sejarah pertumbuhan Jawa Barat sejak masa kolonial
sampai sekarang, karena sub sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan
menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial
masyarakat Jawa Barat. Bahkan dalam konteks masa lalu sejarah keberadaan
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia termasuk di Jawa Barat dipandang
sebagai sejarah perkebunan itu sendiri. Dalam kondisi saat ini, peran penting sub
sektor perkebunan di tingkat regional Jawa Barat juga menunjukan peran yang
cukup besar. Hal tersebut ditunjukan oleh capaian indikator-indikator sebagai
berikut:
- PDRB sub sektor perkebunan Jawa Barat menurut harga berlaku Tahun 2008
sebesar Rp 4.338.444 juta, menjadi sebesar Rp 6.393.011,00 juta Tahun
2012.
- LPE Sub Sektor Perkebunan Tahun 2008 adalah sebesar 11,23, Tahun 2009
sebesar 13,92, Tahun 2010 sebesar 15,84, Tahun 2011 sebesar 7,02, dan
Tahun 2012 sebesar 4,33.
- Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat menunjukan
perkembangan yang terus meningkat, hal tersebut ditunjukan dengan
perolehan NTP rata-rata pada Tahun 2008 sebesar 105,71, Tahun 2009
sebesar 107,73, Tahun 2010 sebesar 112,23, Tahun 2011 sebesar 116,62,
Tahun 2012 sebesar 117,41, dan Tahun 2013 sebesar 107,89. Nilai rata-rata
NTP sub sektor perkebunan tersebut setiap tahunnya selalu lebih tinggi dari
nilai rata-rata NTP sub Sektor lainnya. Hal tersebut terlihat dari perbandingan
nilai rata-rata NTP tahun 2012: NTP Perkebunan 117,41, NTP Hortikultura
117,15, NTP Perikanan 112,50, NTP Pangan 106,30 dan NTP Peternakan
98,26.
- Perkiraan tenaga kerja yang terlibat pada Sub Sektor perkebunan Jawa Barat
pada tahun Tahun 2011 adalah sebesar 496.174 jiwa, Tahun 2012 mencapai
542.094 orang atau + 2,48% dari total angkatan kerja penduduk Jawa Barat.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 3 -
Sedangkan jumlah petani yang menangani perkebunan Tahun 2014 tercatat
sebanyak 1.517.457 KK.
Jawa Barat yang dikaruniai dengan kesuburan lahan serta limpahan
potensi sumberdaya alam lainnya, menyebabkan tumbuhnya aneka macam
komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Dari luas areal perkebunan
Jawa Barat Tahun 2014 adalah seluas 492.901 Ha, terbagi menjadi Perkebunan
Rakyat sebesar 365.491 Ha (74,15%), Perkebunan Besar Negara sebesar 54.764
Ha (11,11%) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 72.646 Ha (14,74%).
Kondisi tersebut pada Tahun 2008 adalah seluas 501.006 Ha, terdiri dari
Perkebunan Rakyat seluas 373.012 Ha (74,45%), Perkebunan Besar Negara
seluas 76.420 Ha (15,25), dan Perkebunan Besar Swasta seluas 51.574 Ha
(10,29%).
Dari seluruh areal perkebunan tersebut di atas, Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat memiliki komoditas binaan sebanyak 30 jenis. Adapun
beberapa komoditas yang dianggap sebagai komoditas strategis yang menjadi
prioritas untuk terus didorong perkembangannya di Jawa Barat, adalah: Teh,
Kopi, Kakao, Cengkeh, Kelapa dan Tebu. Disamping itu terdapat beberapa
komoditas Prospektif yang mulai menunjukan kecenderungan perkembangan
positif, yaitu: Karet, Kelapa Sawit, Tembakau, Kelapa Hibrida, Aren, Pala, Lada,
Nilam, Jambu Mete, Kemiri, Kemiri Sunan, Panili, Pinang, Kapok, Kayu Manis dan
Jarak. Sedangkan beberapa komoditas lain yang dipandang sebagai komoditas
unggulan spesifik lokal adalah: Akar Wangi, Sereh Wangi, Kina, Kenanga,
Mendong, Pandan, Guttapercha dan Kumis Kucing. Namun demikian dari ke-30
komoditas binaan tersebut berdasarkan data statistik perkebunan tidak dipungkiri
adanya beberapa komoditas yang secara ekonomis mulai kurang diminati, antara
lain: Jarak Pagar, Pinang, Kapok, Guttapercha dan Kumis Kucing.
Diluar ke-30 komoditas binaan yang selama ini dikelola oleh Dinas
Perkebunan Jawa Barat, berdasarkan infomasi dan identifikasi lapangan di
beberapa wilayah Kabupaten/Kota mulai terdapat pembudidayaan komoditas
perkebunan lainnya yang bersifat prospektif di pasaran dalam negeri, antara lain

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 4 -
adalah: Haramay dan Stevia. Komoditas-komoditas baru ini perlu terus dikawal
prospek pengembangannya di masa depan
Kondisi sumber daya perkebunan Jawa Barat yang cukup melimpah
tersebut dalam pengembangan/pemanfaatannya tentu saja perlu direncanakan
secara benar melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah, dengan
menggunakan kaidah-kaidah perencanaan yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan pemahaman teoritis
adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan pembangunan, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumberdayayang ada secara efektif dan efisien, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial untuk jangka waktu tertentu.
Dalam mekanisme kepemerintahan, perencanaan pembangunan
tersebut telah lama dijalankan melalui suatu sistem perencanaan pembangunan
yang terkoordinasi dan terintegrasi. Pemahaman Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah itu sendiri adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara pemerintah daerah dan masyarakat di Daerah, Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
Sistem perencanaan pembangunan Daerah dimaksudkan untuk
memberikan landasan hukum dalam menyusun, menetapkan, melaksanakan
perencanaan, dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan Daerah yang berkelanjutan dan membentuk suatu siklus
perencanaan yang utuh.
Sistem perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana tersebut diatas
bertujuan untuk :
a. Mewujudkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas perencanaan
pembangunan, baik antarpemangku kepentingan pembangunan,
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah dan
antarsusunan pemerintahan;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 5 -
b. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
c. Menjamin tercapainya pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasarkan pemahaman-pemahaman perencanaan tersebut diatas,
maka Rencana Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini perlu
disusun.
1.1.1 Pendekatan Penyusunan Renja
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 6 tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
Jawa Barat, berikut Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6
Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, bahwa
pendekatan yang digunakan dalam penyusunan Renja Provinsi Jawa Barat yaitu:
1) Pendekatan teknokratik, pendekatan yang menggunakan metode dan
kerangka berfikir ilmiah yang dilaksanakan secara fungsional, kewilayahan,
lintas sektor, dan lintas pelaku;
2) Pendekatan partisifatif, pendekatan perencanaan dengan melibatkan semua
pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki;
3) Pendekatan politik, merupakan penjabaran agenda-agenda pembangunan
yang berdasarkan kebijakan kepala daerah maupun aspirasi masyarakat
melalui DPRD;
4) Pendekatan atas-bawah (top down), dan bawah-atas (bottom-up) yang
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan melalui musyawarah baik di
tingkat nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan maupun di tingkat
Desa;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 6 -
5) Pendekatan Kompetitif, dilaksanakan dengan metode seleksi proposal usulan
program dan kegiatan dengan kriteria tertentu dan melalui beberapa tahapan
seleksi;
6) Pendekatan Sosio-kultural, dilaksanakan dengan melalui pendekatan budaya
dan nilai-nilai kearifan lokal.
1.1.2 Proses Penyusunan Renja
Proses penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2015 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membentuk Tim Penyusun Renja Dinas Perkebunan Tahun 2015, yang
melibatkan seluruh unsur personal Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,
yang didukung oleh Nara Sumber yang berkompeten dibidangnya;
2) Konsolidasi tim penyusun Renja dan pembagian tugas;
3) Mengumpulkan bahan penyusunan Renja, termasuk data/informasi internal
dan eksternal yang terkait;
4) Proses penyusunan Draft Awal Renja, meliputi:
a) Penelaahan tugas dan fungsi organisasi;
b) Menghimpun dan memahami semua kebijakan yang terkait dan relevan
dengan Rencana Kerja Tahunan yang disusun;
c) Mempedomani seluruh dokumen perencanaan terkait, diantaranya:
RPJPN, RPJPD, RTRWN, RTRWP, RPJMN, RPJMD, RKP, RKPD, Renja K/L,
dan dokumen perencanaan Kabupaten/Kota;
d) Mempedomani analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities
dan Threats) dan menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan yang
termuat pada Rencana Stratejik;
e) Menganalisis Data/Informasi tentang kondisi dan perkembangan potensi
perkebunan Jawa Barat;
f) Memformulasikan potensi, kendala, tantangan dan rancangan
pengembangan pembangunan sub sektor perkebunan;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 7 -
g) Memilih/menentukan sasaran prioritas yang ada pada rencana stratejik
untuk dilaksanaan pada tahun rencana kerja yang disusun. Setiap
sasaran dibuat indikator keberhasilan sasaran (outputs dan outcomes);
h) Menentukan rencana kinerja tingkat capaian (target) sasaran;
i) Memilih/menentukan program prioritas yang ada pada rencana stratejik
untuk dilaksanakan pada tahun rencana kinerja yang disusun;
j) Dalam satu program, memilih dan menentukan kegiatan apa yang
menjadi prioritas pada tahun rencana kerja yang disusun;
k) Setiap kegiatan yang telah ditentukan tersebut disusun indikator
keberhasilan kegiatan (inputs, outputs, outcomes, benefits, dan
impacts);
l) Menentukan satuan setiap indikator;
m) Menyusun rencana tingkat capaian (target) setiap indikator keberhasilan
kegiatan;
n) Mengkonsolidasikan seluruh konsep rumusan rencana dalam satu
kesatuan Draft Awal Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
5) Melaksanakan pembahasan Draft Awal Renja dalam forum internal Dinas
Perkebunan;
6) Melaksanakan Forum OPD untuk membahas Draft Awal Renja Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, dengan melibatkan segenap
unsur pemangku kepentingan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa
Barat dengan konsep “Jabar Masagi”, yaitu: Unsur Pemerintah Pusat (Ditjen
Perkebunan), Unsur Pemerintah Daerah (Bappeda dan OPD terkait), Unsur
Pemerintah Kabupaten/Kota (Bappeda dan OPD yang membidangi
perkebunan), Unsur Akademisi (Perguruan Tinggi), Unsur Pelaku Usaha
(Kelembagaan Pekebun, Poktan/Gapoktan, Asosiasi, dlsb) serta Unsur
Lembaga Swadaya Masyarakat maupun pemerhati dunia perkebunan Jawa
Barat.
7) Melakukan proses Verifikasi Renja hasil pembahasan kepada Bappeda
Provinsi Jawa Barat, yang dikaitkan dengan substansi Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 8 -
8) Finalisasi Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015.
1.1.3 Prinsip Penyusunan Renja
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA), serta Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah, maka penyusunan Rencana Kerja Dinas Perkebunan
Tahun 2015 ini dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Renja Dinas Perkebunan merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat;
2) Renja Dinas Perkebunan dilakukan berdasarkan peran dan kewenangan
Dinas Perkebunan;
3) Renja Dinas Perkebunan mengintegrasikan substansi dokumen perencanaan
pembangunan daerah (RPJPD, RTRWP, RPJMD dan RKPD), substansi
perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RTRWN, RPJMN, RKP dan
Renstra K/L), serta substansi dokumen perencanaan pembangunan Kab/Kota
yang terkait dengan kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa
Barat;
4) Perencanaan pembangunan perkebunan yang dituangkan dalam Renja Dinas
Perkebunan dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi daerah yang
dimiliki, sesuai dinamika perkembangan di tingkat Kabupaten/Kota;
5) Renja Dinas Perkebunan dirumuskan secara transparan, responsif, efisien,
efektif, akuntable, partisipatif, berkeadilan dan berkelanjutan;
6) Renja Dinas Perkebunan dirumuskan dengan spesifik (Specific), terukur
(Measurable), dapat dilaksanakan (Achievable), memperhatikan ketersediaan
sumberdaya (Resources Availability) dan memperhatikan fungsi waktu
(Times), yang disingkat dengan SMART.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 9 -
1.2 Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi Rancangan Awal
Rencana Kerja (Renja) OPD adalah sebagai berikut :
1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4010);
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
3) Undang-undang Nomor: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara No 3851);
4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
6) Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
7) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
9) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 10 -
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
10) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
11) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995
tentang Pembenihan Tanaman;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4816);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar;
17) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 Tentang Usaha Budidaya
Tanaman;
18) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional tahun 2010 - 2014;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 11 -
19) Peraturan Menteri Pertanian No.03/Kpts/HK.060/1/2005 Pedoman Penyiapan
dan Penerapan Teknologi Pertanian;
20) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.1408/2006 Tentang
Pemasukan dan Pengeluaran Benih;
21) Peraturan Menteri Pertanian No. 39/Permentan/OT.1408/2006 tgl 31 agustus
2006 tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina;
22) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
23) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/KPVS/OT/GO/4/2007 tentang
Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani;
24) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
25) Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran
pendapatan dan Belanja Daerah:
26) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 83.1/Permentan/RC.110/12/2011
Tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014;
27) Keputusan Menteri Pertanian No.511/Kpts/ PD.310/9/2006 tanggal 22
September 2006 dan No.3399/Kpts/PD.310/10/2009 tgl 19 Oktober 2009
tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen
Horti dan Ditjen Perkebunan;
28) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat;
29) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9
Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 12 -
30) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (lembaran Daerah
Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
31) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (Sisrenbangda) Provinsi Jawa Barat (Lembaran
Daerah Nomor Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 64);
32) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
33) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2005-2025;
34) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan Tahun 2010-2029;
35) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Perkebunan;
36) Peraturan Daerah No 25 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
(Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
37) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat;
38) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok,
Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di
Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D);

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 13 -
39) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;
40) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2011 Tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawab dan
Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan
Sosial yang Bersumber dari APBD.
1.3 Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun
2015 dimaksudkan sebagai rujukan pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan perkebunan di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2015 mendatang.
Adapun tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini adalah :
1) Mengoptimalkan peran dan fungsi perencanaan perkebunan dalam
pembangunan daerah;
2) Mewujudkan perencanaan pembangunan perkebunan yang akuntabel,
partisipatif, bermanfaat, tepat sasaran dan berkesinambungan;
3) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih berdaya guna dan
berhasil guna sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi
dan tujuan pembangunan daerah, khususnya bidang perkebunan;
4) Mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan perkebunan
antara Pemerintah, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;
5) Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
6) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha;
7) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 14 -
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menjelaskan pengertian ringkas tentang rancangan awal
Rencana Kerja (Renja), visi dan misi pembangunan jangka
menengah daerah serta pendekatan, proses dan prinsip
penyusunan renja.
1.2. Landasan Hukum
Memuat tentang undang – undang, peraturan pemerintah,
peraturan daerah dan peraturan gubernur yang berkaitan
tentang pedoman dalam penyusunan perencanaan dan
pengganggaran OPD.
1.3. Maksud dan Tujuan
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan
Renja OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
1.4. Sistematika Penulisan
Mengemukakan kerangka penulisan dokumen Renja sesuai
dengan kebutuhan uraian substansi secara terstruktur.
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA OPD TAHUN
LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian
Renstra OPD, yaitu menjelaskan hasil evaluasi pelaksanaan
Renja OPD tahun lalu (n-2) dan perkiraan capaian tahun
berjalan (n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan dan
pencapaian target Renstra OPD berdasarkan realisasi
program dan kegiatan pelaksanaan Renja OPD tahun –
tahun sebelumnya, dengan dilengkapi tabel (Formulir J-1).
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD, yaitu menjelaskan capaian
kinerja pelayanan OPD berdasarkan indikator kinerja yang

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 15 -
sudah ditentukan dalam Renstra OPD, dengan dilengkapi
tabel (Formulir J-2).
2.3. Isu – Isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi OPD
Menjelaskan tingkat kinerja pelayanan OPD, permasalahan
dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsi OPD, dampak terhadap pencapaian visi
dan misi kepala daerah, terhadap capaian program
nasional/ internasional seperti SPM dan MDGs (Millenium
Development Goals), serta tantangan dan peluang dalam
meningkatkan pelayanan OPD.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD, yaitu
menjelaskan hasil review terhadap rancangan awal RKPD
dengan hasil analisis kebutuhan pada OPD.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat,
yaitu menjelaskan hasil kajian terhadap program/ kegiatan
yang diusulkan para pemangku kepentingan dengan
dilengkapi tabel usulan program dan kegiatan para
pemangku kepentingan (Formulir J-3).
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional, yaitu menjelaskan
hasil telaahan terhadap arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas
pokok dan fungsi OPD.
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD, yaitu menjelaskan tujuan
dan sasaran isu – isu penting penyelenggaraan tugas dan
fungsi OPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja
Renstra OPD.
3.3. Program dan Kegiatan, yaitu menjelaskan program dan
kegiatan OPD pada tahun rencana yang dilengkapi dengan
lokasi dan indikasi pendanaan yang dibutuhkan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab I - 16 -
berdasarkan sumber dana APBD Provinsi dan APBN/ PHLN
(Formulir J-4).
BAB IV. PENUTUP
Menjelaskan kaidah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Renja
OPD, penegasan komitmen OPD terhadap terhadap pelaksanaan
Renstra OPD dan RJPMD, serta penegasan Renja OPD sebagai
acuan penyusunan RKA OPD pada tahun rencana.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 1 -
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA OPD
TAHUN LALU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD tahun lalu dan Capaian
Renstra OPD
Evaluasi pembangunan daerah adalah suatu proses penilaian terhadap:
(1) aspek pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, (2) aspek
pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dan (3) aspek hasil rencana
pembangunan daerah. Adapun tolok ukur dari suatu proses evaluasi adalah
capaian kinerja. Arti ‘kinerja’ itu sendiri adalah keluaran/hasil dari
program/kegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan
anggaran berdasarkan kuantitas dan kualitas yang terukur. Sedangkan evaluasi
kinerja adalah proses penilaian terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan
hasil implementasi menurut kriteria yang telah disepakati.
Sebagaimana tahapan proses pelaksanaan pembangunan pada
umumnya, maka dalam proses pelaksanaan pembangunan sub sektor
perkebunan pun memiliki siklus yang sama, yaitu meliputi: tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pengendalian dan tahap evaluasi. Adapun terkait
dengan tahap evaluasi hasil perencanaan pembangunan sub sektor perkebunan
periode yang lalu, maka tolok ukur yang digunakan adalah indikator kinerja yang
tercantum dalam Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013 dan Tahun 2013-
2018, serta dokumen Renja Dinas Perkebunan Tahun 2013 dan 2014.
2.1.1. Indikator Capaian Kinerja
Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu
2013-2018, yaitu “Jawa Barat Maju untuk Semua”, maka Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Renstra Tahun
2008–2013 yaitu “Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat
yang Maju, sejahtera dan Berdaya Saing”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah
ditetapkan 3 (tiga) Misi dengan 3 (tiga) Tujuan, dengan uraian sebagai berikut:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 2 -
Misi I: Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan, dengan tujuan:
1. Meningkatnya Ketersediaan Produk Perkebunan secara Optimal dan
Berkualitas.
Misi II: Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara
Berkelanjutan, dengan tujuan:
2. Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan.
Misi III: Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha
Perkebunan, dengan tujuan:
3. Meningkatnya Daya Saing Produk Usaha Perkebunan.
Selanjutnya Ke-tiga Tujuan dari Misi tersebut, didalam Renstra Dinas
Perkebunan Tahun 2013-2018 telah dijabarkan lagi kedalam 7 (tujuh) sasaran,
sebagaimana tercantum sebagai berikut ini:
1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas perkebunan (2,1% -
2,5%);
2. Meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat (2,1% - 2,5%)
3. Terkendalinya sumber daya lahan perkebunan (13 %);
4. Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan (1%);
5. Menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan (1%);
6. Meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai
SNI (2,1% – 2,5%); 7. Meningkatnya volume ekspor produk perkebunan (2,1% - 2,5%);
Untuk mewujudkan indikator sasaran pembangunan sub sektor
perkebunan sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan berdasarkan strategi
sebagai berikut:
1) Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan
komoditas perkebunan;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 3 -
2) Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah
lingkungan;
3) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan
tanaman perkebunan;
4) Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih
tanaman perkebunan;
5) Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta
pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara
berkelanjutan;
6) Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan
kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan;
7) Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT;
8) Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI;
9) Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha
perkebunan
Adapun arah kebijakan yang akan dijalankan dalam pelaksanaan
pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi melalui intensifikasi,
rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis
2) Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan
sarana produksi secara berkelanjutan;
3) Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih
tanaman perkebunan;
4) Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan
pengawasan jaringan peredaran benih;
5) Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan
pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan
gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan;

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 4 -
6) Peningkatan kompetensi pekebun, kelembagaan dan akses permodalan
usaha perkebunan;
7) Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif,
efisien serta ramah lingkungan;
8) Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI;
9) Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha
perkebunan;
Secara diagramatis keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun
2013-2018 tersebut di atas adalah sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah
ini:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 5 -
Tabel 2.1.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
VISI : Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing
MISI I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1 Meningkatnya
Ketersediaan Produk
Perkebunan secara
optimal dan
berkualitas
1 Meningkatnya
Produksi dan
Produktivitas
Komoditas
Perkebunan
1 Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor
produksi dan fokus pengembangan komoditas
perkebunan
1 Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi
melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan
komoditas strategis
2 Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya
adaptif yang ramah lingkungan
2 Pengembangan kaji terap teknologi budidaya
dan peningkatan dukungan sarana produksi
secara berkelanjutan
2 Meningkatnya
Ketersediaan
Benih Unggul
Bersertifikat
3 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan
kelembagaan perbenihan tanaman
Perkebunan
3 Peningkatan produktivitas balai benih dan
pembinaan penangkar benih tanaman
perkebunan
4 Optimalisasi Pelayanan Sertifikasi Benih dan
Pengawasan Peredaran Benih Tanaman
Perkebunan
4 Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi
yang efektif dan Peningkatan Pengawasan
Jaringan Peredaran Benih

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 6 -
MISI II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara Berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
2 Meningkatnya
Kinerja Sumber
Daya Perkebunan
secara berkelanjutan
3 Terkendalinya
Sumber Daya
Lahan
Perkebunan;
5 Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan
dan alih komoditas serta pengendalian
degradasi sumber daya lahan perkebunan
secara berkelanjutan
5 Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan
lahan perkebunan dan Pengembangan teknik
konservasi sumber daya lahan serta penanganan
gangguan usaha perkebunan secara
berkelanjutan
4 Meningkatnya
Kesejahteraan
Petani
Perkebunan;
6 Meningkatkan indeks NTP Perkebunan sebagai
refleksi dari peningkatan Kinerja pelaku dan
kelembagaan usaha Perkebunan
6 Peningkatan Kompetensi Pekebun, Kelembagaan
dan akses Permodalan Usaha Perkebunan.
5 Menurunnya
intensitas
serangan OPT
Perkebunan;
7 Menurunkan luas wilayah perkebunan yang
terindikasi serangan OPT
7 Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian
hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah
lingkungan
MISI III : Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
3 Meningkatnya Daya
Saing Produk
Perkebunan
6 Meningkatnya
Penerapan
Sistem Jaminan
Mutu produk
perkebunan
sesuai SNI
8 Meningkatkan Jumlah Pelaku penerapan
sistem jaminan mutu produk perkebunan
sesuai SNI.
8 Peningkatan kemampuan dalam Penerapan
Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai
SNI

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 7 -
7 Meningkatnya
Volume Ekspor
Produk
Perkebunan
9 Meningkatkan penguasaan pasar Ekspor dan
pembinaan kemitraan usaha Perkebunan
9 Peningkatan promosi dan pemasaran serta
pembinaan kemitraan usaha perkebunan.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 8 -
Seluruh dasar kebijakan sebagaimana diuraikan tersebut diatas,
selanjutnya diimplementasikan kedalam Program/Kegiatan yang akan difasilitasi
oleh sumber anggaran APBD Provinsi Jawa Barat maupun sumber anggaran APBN
Kementerian Pertanian, sebagai berikut:
1. Program/Kegiatan yang difasilitasi APBD:
Program/Kegiatan yang difasilitasi oleh APBD Provinsi Jawa Barat adalah
terdiri dari Program/Kegiatan pokok dan penunjang, yaitu:
a. Program/Kegiatan Pokok:
1) Program Peningkatan Produksi Pertanian (APBD), dengan
indikasi kegiatan meliputi pelaksanaan: Peningkatan produksi
benih unggul komoditas tanaman perkebunan, Pengawasan
Mutu dan Peredaran Benih Komoditas Tanaman Perkebunan,
pengelolaan areal budidaya tanaman perkebunan melalui
intensifikasi, rehabilitasi, perluasan dan peremajaan komoditas
tanaman perkebunan, peningkatan teknologi budidaya
komoditas tanaman perkebunan melalui bimtek dan adopsi
teknologi, pelayanan pengawasan dan pembinaan usaha
agribisnis perkebunan.
2) Program Pemberdayaan Sumber daya Pertanian (APBD), dengan
indikasi kegiatan meliputi pelaksanaan: Pembinaan/peningkatan
kompetensi SDM perkebunan, pembinaan kelembagaan usaha
tani perkebunan, serta fasilitasi akses permodalan usaha
perkebunan.
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman,
Ternak dan Ikan (APBD), dengan indikasi kegiatan meliputi
pelaksanaan: identifikasi, pengawasan serta penanganan
Pencegahan Hama Terpadu, serta pengembangan sarana dan
teknologi terapan perlindungan tanaman perkebunan.
4) Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (APBD),

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 9 -
dengan indikasi kegiatan meliputi: Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Perkebunan, Peningkatan Mutu dan
fasilitasi sarana penanganan Pasca Panen Produk Perkebunan,
Promosi Produk Komoditas Perkebunan.
b. Program/Kegiatan Penunjang:
1) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur;
4) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan;
6) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;
7) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah.
2. Program/Kegiatan yang difasilitasi APBN:
a. Dana Tugas Pembantuan:
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari
sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan
atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa,
untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang
disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
Adapun pelaksanaan Tugas Pembantuan tersebut dijabarkan kedalam
Program/Kegiatan sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (APBN), dengan indikasi kegiatan
meliputi: meliputi pelaksanaan: Peningkatan produksi benih
unggul komoditas tanaman perkebunan, Pengawasan Mutu dan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 10 -
Peredaran Benih Komoditas Tanaman Perkebunan, pengelolaan
areal budidaya tanaman perkebunan melalui intensifikasi,
rehabilitasi, perluasan dan peremajaan komoditas tanaman
perkebunan, peningkatan teknologi budidaya komoditas anaman
perkebunan melalui bimtek dan adopsi teknologi, pelayanan
pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan.
2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian (APBN), dengan indikasi
kegiatan meliputi: Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Perkebunan, Peningkatan Mutu dan fasilitasi sarana penanganan
Pasca Panen Produk Perkebunan, Promosi Produk Komoditas
Perkebunan.
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian (APBN), dengan indikasi kegiatan meliputi: Fasilitasi
Prasarana usaha budidaya tanaman perkebunan, penanganan
gangguan usaha perkebunan, pengendalian pemanfaatan
sumber daya lahan dan lingkungan.
b. Dana Dekonsentrasi:
Dana Dekonsentrasi ini merupakan dana penunjang dalam rangka
fasilitasi pelaksanaan Tugas Pembantuan dengan judul program yang
sama, sedangkan indikasi kegiatannya meliputi: fasilitasi koordinasi,
konsultasi, pengendalian, monitoring, evaluasi, pelaporan, dan
perencanaan.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK):
Dana ini baru terealisasi pada TA. 2013, yang diperuntukan bagi
fasilitasi pembangunan/penyediaan sarana-prasarana yang bersifat
teknis, khususnya untuk pendukungan pelaksanaan tupoksi UPTD
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, Balai Proteksi

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 11 -
Tanaman Perkebunan serta Balai Pengawasan Peredaran Mutu Benih
Tanaman Perkebunan.
2.1.2. Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan (2008 -2013)
Selama kurun waktu 2008-2013, proses pencapaian target indikator
sasaran kinerja sebagaimana yang telah diuraikan tersebut diatas, dalam
pelaksanaannya difasilitasi oleh APBD maupun APBN melalui Program/Kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Rincian Fasilitasi APBD dan APBN untuk Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2008-2013
No. PROGRAM/KEGIATAN Jumlah Anggaran (Rp)
2009 2010 2011 2012 2013
I APBD PROVINSI JAWA BARAT 30,673,299,379 25,080,570,982 36,547,994,731 42,291,776,821 55,704,710,279
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 9,098,201,379 14,581,491,270 15,544,686,231 15,810,941,886 16,107,167,944
B BELANJA LANGSUNG 21,575,098,000 10,499,079,712 21,003,308,500 26,480,834,935 39,597,542,335
1 Program Perencanaan
Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah
149,876,000 220,500,000 - - 398,500,000
2 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
630,000,000 261,700,000 261,700,000 685,750,000 771,550,000
3 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2,722,390,000 2,842,016,712 3,191,768,300 2,688,137,000 2,933,000,000
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
- 219,998,000 1,336,500,000 2,199,370,000 7,518,403,000
5 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
2,053,100,000 1,488,025,000 969,452,500 3,238,760,000 3,481,300,000
6 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
321,070,000 - 50,000,000 100,000,000 100,000,000
7 Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah
300,000,000 251,990,000 - 240,000,000 295,150,000
8 Program Peningkatan Produksi
Pertanian
7,977,553,875 1,544,500,000 6,750,000,000 8,520,075,000 11,351,634,335
9 Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
3,555,000,000 1,550,000,000 2,566,409,200 2,405,750,000 2,926,990,000
10 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tanaman, Ternak dan Ikan
1,624,668,125 570,350,000 250,000,000 1,152,521,100 750,000,000
11 Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan
2,241,440,000 1,550,000,000 5,627,478,500 5,250,471,835 9,071,015,000
II TOTAL APBN 7,345,080,000 14,561,594,000 20,620,542,000 26,414,715,000 24,512,195,000
A DANA TUGAS PEMBANTUAN 2,793,337,000 12,010,730,000 17,920,372,000 22,040,735,000 19,725,182,000
1 Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan (Satkerbun – 05)
2,793,337,000 5,240,730,000 16,268,372,000 17,065,735,000 16,415,182,000
2 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
- 350,000,000 1,652,000,000 1,275,000,000 2,500,000,000

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 12 -
No. PROGRAM/KEGIATAN Jumlah Anggaran (Rp)
2009 2010 2011 2012 2013
3 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
- 6,420,000,000 - 3,700,000,000 810,000,000
B DANA DEKONSENTRASI 4,551,743,000 2,550,864,000 2,700,170,000 4,373,980,000 4,787,013,000
1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
3,396,743,000 760,864,000 976,610,000 2,196,105,000 3,295,663,000
2 Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
555,000,000 1,290,000,000 1,023,560,000 1,375,100,000 991,350,000
3 Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (2 Keg)
600,000,000 500,000,000 700,000,000 802,775,000 500,000,000
TOTAL ANGGARAN DISBUN (APBD + APBN)
38,018,379,379 39,642,164,982 57,168,536,731 68,706,491,821 80,216,905,279
Sumber: Dokumen DPPA dan Laporan LKPJ Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pencapaian target Indikator Sasaran
Stratejik dari Tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, maka persentase capaian
kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat terhadap target capaian indikator
kinerja Renstra 2008–2013 secara kesuluruhan adalah sebesar 105,72%, dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel. 2.3. Analisis Pencapaian Sasaran Stratejik Pembangunan Sub Sektor
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
No Sasaran Indikator Sasaran
Realisasi Realisasi
s/d Tahun 2013
Target RPJMD
% Capaian Kinerja Tahun
2013 terhadap RPJMD
sd Tahun 2012
Tahun 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan
1) Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan (pohon/batang);
65.110
746.900
812.010
392.860
206,69
2 Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
2) Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi (pohon)
188.085.398
62.316.268
250.401.666
140.000.000
178,86
3 Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi
3) Luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan:
6.582
1.090
7.672
6.900
111,19

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 13 -
No Sasaran Indikator Sasaran
Realisasi Realisasi
s/d Tahun 2013
Target RPJMD
% Capaian Kinerja Tahun
2013 terhadap RPJMD
sd Tahun 2012
Tahun 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
unggulan perkebunan
4) Jumlah bintek dan pembinaan budidaya
500
105
605
460
131,52
5) Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan Usaha Agribisnis perkebunan di Kab/Kota
14
17
31
16
193,75
6) Pengembangan Multiaktivitas Agribisnis Perkebunan (Lokasi)
15
-
15
15
100,00
4 Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan
7) Jumlah lokasi penanganan Serangan OPT (Kab/Kota)
17
15
32
22
145,45
8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (paket)
5
6
11
5
220,00
9) Jumlah Kelembagaan Perlindungan Tanaman (SL-PHT)
240
-
240
240
100,00
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan
10) Lokasi Pencegahan kerugian akibat gangguan usaha perkebunan (kab/Kota)
40
3
43
20
215,00
6 Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis
11) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi standar teknis (komoditi)
13
5
18
18
100,00
7 Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau
12) Pengolahan Tembakau (komoditi)
4
1
5
5
100,00

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 14 -
No Sasaran Indikator Sasaran
Realisasi Realisasi
s/d Tahun 2013
Target RPJMD
% Capaian Kinerja Tahun
2013 terhadap RPJMD
sd Tahun 2012
Tahun 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
8 Meningkatnya Fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk unggulan perkebunan
13) Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan pola kemitraan (kali)
28
11
39
29
134,48
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan
14) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang berkualitas (org)
4.160
2.474
6.634
4.970
133,48
15) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang memahami rendemen tebu meningkat (org)
24
-
24
90
26,67
10 Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan
16) Kelompok Tani/Asosiasi petani perkebunan meningkat (lembaga)
71
10
81
70
115,71
11 Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan
17) Lahan potensial untuk komoditi perkebunan (Kab/Kota)
45
5
50
18
277,78
Rata-rata
146,51 Sumber: LAKIP Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2013
2.1.3. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD tahun berjalan (Tahun 2014)
Tahun Anggaran 2014 merupakan tahun awal dari periode pelaksanaan
Rencana Stratejik Tahun 2013-2018, dimana pelaksanaan pencapaian target
kinerja pada Tahun 2014 ini sebagaimana pelaksanaan pada tahun-tahun
sebelumnya, difasilitasi oleh sumber anggaran APBD maupun APBN.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 15 -
Fokus peningkatan capaian target sasaran stratejik tahun 2014 tentunya
diarahkan pada beberapa target sasaran stratejik Renstra 2013-2018 yang
sampai tahun 2014 baru diperkirakan mencapai ..... %, antara lain adalah target:
- Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan 0,1 % per-
tahun;
- Peningkatan ketersediaan benih unggul bersertifikat 0,1 % per tahun;
- Proporsi Luas Lahan Eksisting Minimum Perkebunan 13% (2013-2018);
- Peningkatan kinerja usaha tani perkebunan (1%)
- Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan pada Wilayah Perkebunan
1 % per-tahun;
- Peningkatan penerapan system jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI
0,1 % per-tahun;
- Peningkatan volume ekspor produk perkebunan 0,1 % per tahun.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009,
tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, bahwa Dinas Perkebunan mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah bidang perkebunan berdasarkan
asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM
kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian
perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
2. Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan
pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 16 -
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran
dan usaha perkebunan.
Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat selama kurun waktu 2008-2013 secara umum dapat dijelaskan berdasarkan
hasil evaluasi sebagai berikut:
2.2.1. Penyelenggaraan Administrasi, Pembinaan SDM Aparatur,
Peningkatan/Pemeliharaan Sarana-Prasarana Aparatur, Dan
Perumusan Kebijakan Pembangunan Perkebunan
Selama kurun waktu Tahun 2008-2013, Penyelenggaraan Administrasi,
Pembinaan SDM Aparatur, Peningkatan/Pemeliharaan Sarana-Prasarana
Aparatur, Dan Perumusan Kebijakan Pembangunan Perkebunan adalah sebagai
berikut:
1. Penyelenggaraan administrasi, Pembinaan SDM Aparatur,
Peningkatan/Pemeliharaan Sarana-Prasarana Aparatur, dengan output
sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan administrasi: terlaksananya pelayanan administrasi
kantor Dinas Perkebunan serta tiga UPTD selama tahun 2008-2013;
b. Pembinaan SDM Aparatur: terlaksananya peningkatan kualitas SDM
Aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berikut peningkatan
kesejahteraannya selama 2008-2013;
c. Peningkatan/Pemeliharaan Sarana-Prasarana Aparatur: terlaksananya
pemeliharaan aset Dinas Perkebunan berikut aset UPTD lingkup Dinas
Perkebunan selama tahun 2008-2013.
2. Perumusan Kebijakan Pembangunan Perkebunan dengan output sebagai
berikut:
a. Tersusunnya Dokumen Perencanaan Pembangunan: Renstra 2008-2013
dan Renstra 2013-2018, Renja (2008-2013), RKA-DPA (2009, 2010,
2011, 2012, 2013 dan 2014); Bahan penyusunan RKPD & KU-PPAS DPA

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 17 -
(2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014), RKPD On Line (2011, 2012,
2013, 2014), RKAKL-DIPA APBN Satkerbun, Satker PPHP, Satker PSP
(2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014);
b. Tersusunnya Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan: LAKIP, LKPJ-AMJ,
LPPD, RKT, TAPKIN, Laporan Keuangan, Laporan Tahunan (2009, 2010,
2011, 2012, 2013 dan 2014), Laporan UKP4 (2010, 2011, 2012, 2013),
Laporan Bulanan Januari-Desember (2009, 2009, 2010, 2011, 2012, dan
2013);
c. Tersusunnya Buku Data Statistik Perkebunan (2009, 2010, 2011, 2012
dan 2013). Terlaksananya Pengelolaan dan Pemutakhiran Informasi
Website Dinas Perkebunan (2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013);
Tersusunnya bahan Informasi Pembangunan Perkebunan: Informasi
harga, Buku Saku, leaflet, booklet, brosur dan Profil Dinas Perkebunan.
d. Tersusunnya pedoman teknis pelaksanaan kebijakan pembangunan sub
sektor perkebunan; Tersusunnya SOP Dinas Perkebunan. Tersusunnya
buku teknis budidaya perkebunan, teknik pembenihan, prosedur
pelayanan sertifikasi benih dan pengendalian hama terpadu; serta
tersusunnya Indikator Kepuasan Masyarakat (IKM) pada 3 (tiga) UPTD
lingkup Dinas Perkebunan (Tahun 2012, 2013).
2.2.2. Penyelenggaraan Urusan Perkebunan
Selama kurun waktu Tahun 2008-2013, penyelenggaraan urusan
perkebunan telah dilaksanakan melalui program/kegiatan tahunan, dengan
gambaran capaian kinerja sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Peningkatan Produksi Perkebunan
a. Penyediaan Benih Tanaman Perkebunan
Dalam rangka peningkatan penggunaan benih unggul pada usaha
budidaya perkebunan, telah banyak dilakukan berbagai upaya yang
terkait dengan peningkatan produksi benih sebagaimana dijelaskan
berikut ini:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 18 -
1) Melaksanakan pembenihan tanaman perkebunan di Kebun Dinas,
yaitu berupa rehabilitasi dan pengutuhan populasi Kebun Dinas serta
untuk memenuhi kebutuhan petani/kelompok dalam bentuk
pemberian stimulan.
2) Melaksanakan pembinaan pembenihan di penangkar dalam rangka
penyediaan benih unggul bermutu untuk kebutuhan petani/
kelompok sendiri.
3) Melaksanakan kegiatan penetapan Blok Penghasil Tinggi
(BPT)/Pohon Induk Terpilih (PIT) di Kebun Petani dan pembangunan
Sumber Benih/Kebun Induk di Kebun Dinas agar tersedia sumber
benih tanaman perkebunan yang unggul dan melaksanakan
pembinaan penangkar.
Tabel: 2.4
Hasil Pelaksanaan Pengembangan Teknologi Pembenihan Tanaman Perkebunan di Jawa Barat Selama Tahun 2009-2013
No Tahun
Anggaran Uraian Capaian
1 2009 Pembenihan Tanaman Perkebunan di
Penangkar Kabupaten
12 Penangkar, 5 Komoditas
Perkebunan (109.500) benih
Pendataan Calon PIT Cengkeh di Kab. Sukabumi
1750 pohon
Pendataan Calon PIT Kemiri Sunan di Kab. Majalengka
360 pohon di 4 Blok
2 2010 Pembenihan Tanaman Perkebunan di Kebun Dinas
87.500 Benih
Media Informasi Pembenihan 7 Komoditas/ @100 buku
Rehabilitasi dan Pengutuhan Populasi di
Kebun Dinas
4 Komoditas (12,8 Ha)
Penetapan PIT KEmiri Sunan 2 Blok
Penetapan BPT Kemiri Sunan 14 Blok
3 2011 Pembenihan di Kebun Dinas 3 Komoditas (Aren; 13.000, Kemiri Sunan 13.6800, Kakao 7.500)
Rehabilitasi/ Pemenuhan Populasi di Kebun Dinas
44.75 Ha
Penetapan Kebun Sumber benih Kopi 1 Ha
Pembenihan di Penangkar 31.250 pohon
4 2012 Pembenihan di Kebun Dinas dan Penangkar
21.000 pohon
Pembinaan Penangkar Perkebunan di Jawa Barat
20 Kab/Kota
Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan
47 Ha
Pengutuhan Populasi dan Rehabilitas Kebun Dinas
13 Kebun Dinas
Penetapan PIT Kelapa, Pala dan Cengkeh
6 Keg
5 2013 Pembenihan di Kebun Dinas dan Penangkar
21.000 pohon
Pembinaan Penangkar Perkebunan di Jawa Barat
20 Kab/Kota

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 19 -
No Tahun
Anggaran Uraian Capaian
Pembangunan Kebun Induk Kemiri
Sunan
47 Ha
Pengutuhan Populasi dan Rehabilitas
Kebun Dinas
13 Kebun Dinas
Penetapan PIT Kelapa, Pala dan
Cengkeh
6 Keg
Sumber: BPBTP Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat Tahun 2013
4) Kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan benih tanaman
perkebunan antara lain adalah: Sumber Benih Tanaman Perkebunan
masih sangat terbatas, sehingga belum bisa memenuhi permintaan
kebutuhan penangkar/petani, serta masih adanya petani yang
menggunaan benih asalan
b. Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Perkebunan
Dalam hal pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan telah
dilakukan beberapa kegiatan penting, antara lain adalah:
1) Melakukan pengawasan benih beredar untuk menekan penggunaan
benih asalan
2) Melaksanakan sosialisasi mengenai benih unggul, bermutu dan
bersertifikat
3) Melaksanakan pelayanan sertifikasi kepada Penangkar Benih, dengan
data hasil pelayanan sebagai berikut:
Tabel 2.5
Permohonan Penggunaan Benih Tanaman Perkebunan Tahun 2008 – 2013
Tahun Pemohon
Jumlah Benih
Ket Pengajuan Layak
Tidak Layak
1 2 3 4 5 6
2008 58 63.676.800 41.558.400 22.118.400
2009 56 78.152.962 22.118.400 56.034.562
2010 96 58.323.690 55.154.742 3.168.948
2011 154 85.386.532 7.803.361 77.583.171
2012 143 75.650.885 35.509.627 40.141.258
2013 Sumber : UPTD BP2MB Disbun Jabar Tahun 2013
4) Kendala yang dihadapi antara lain adalah semakin meningkatnya
kesadaran pengguna benih tanaman perkebunan dalam
menggunakan benih unggul, bermutu dan bersertifikat menuntut

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 20 -
pelayanan sertifikasi benih lebih meningkat, Namun keterbatasan
SDM Fungsional Pengawas Benih Tanaman (PBT) Perkebunan masih
kurang yang merupakan kendala sertifikasi benih tanaman
perkebunan ke depan. Upaya yang dilakukan terhadap kendala
tersebut adalah memperbanyak Pelaksana Teknis untuk diarahkan
menjadi PBT dan menambah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
perbenihan, baik yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian
maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
c. Pembinaan Agribisnis dan Produksi Komoditi Unggulan
Perkebunan
1) Komoditas Tanaman Perkebunan yang diusahakan di Jawa Barat
adalah sebanyak 30 jenis, dengan fokus pada 9 komoditas unggulan
Jawa Barat (yaitu Teh, Tebu, Cengkeh, Kelapa, Tembakau, Karet,
Kopi, Kakao dan Akar wangi). Dalam rangka peningkatan produksi
dan produktivitas tanaman perkebunan tersebut telah dilakukan
berbagai upaya, antara lain adalah: Intensifikasi komoditas unggulan
(Kelapa, Kopi, Teh, Kakao); Rehabilitasi (Kelapa, Kakao), Diversifikasi
tanaman (jarak), Perluasan/Peremajaan (Kopi, Karet, Tebu),
Demplot kebun bibit tebu, fasilitasi perangkat produksi tembakau,
Bimbingan teknis pengelolaan usaha tani kopi, Pelayanan,
pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan di
kab/kota, Pengembangan multi aktivitas agribisnis perkebunan,
Inventarisasi lahan potensial untuk komoditi perkebunan.
2) Dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas komoditas
tanaman perkebunan, sejauh ini juga telah dilakukan upaya
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman Perkebunan,
mencakup upaya: Penanganan serangan OPT pada tanaman
perkebunan, pengembangan teknologi terapan perlindungan
perkebunan, serta pengembangan kelembagaan perlindungan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 21 -
tanaman. Beberapa kegiatan penting yang telah dilaukan dalam
rangka proteksi tanaman perkebunan adalah:
Pengembangan agens hayati jenis jamur di BPTP sebanyak
10.423 kg
Pengembangan pestisida nabati(nimba) sebanyak 29.349 pohon
Pengembangan agens hayati jenis Trichoderma sp., Beauveria
sp., Spicaria sp., Metarhizium sp., Paecilomyces sp., di tk.petani
(46 kelompok tersebar di 14 kab/kota)
Pengembangan isolat lemah sebanyak 2.500 test tube
Informasi teknologi PHT sebanyak 1.000 buku
Uji coba agens hayati sebanyak 8 unit
Pengembangan bibit vanila asal biji sehat tahan Fusarium sp.
sebanyak 15.847 pohon dan perbanyak isolat lemah sebanyak
2500 testube
Pengendalian OPT menurunkan tingkat serangan hama penyakit
tanaman perkebunan sampai dibawah ambang toleransi
(dibawah 10 %).
Identifikasi data musuh alami, dengan hasil tersedianya data
musuh alami tersebar di 14 Kab/ Kota.
Penerapan teknologi PHT di 13 lokasi (13 Kabupaten)
Pembinaan dan pelaporan simakit di 14 Kab/ Kota
Adopsi teknologi ke BBPPTP Medan dan Surabaya sebanyak 16
orang
Tersosialisasikannya keg BPTP melalui media tv. 2 kali
Pengendalian OPT eksplosif di 4 Kabupaten.
2. Pengembangan SDM, Kelembagaan dan Permodalan
Gambaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dalam hal
pengembangan SDM, Kelembagaan dan Permodalan Usaha Perkebunan
antara lain adalah sebagai berikut:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 22 -
a. Pembinaan Kompetensi SDM Perkebunan:
1) Jumlah petani pemilik pada Perkebunan Rakyat pada tahun 2014
tercatat sebesar 1.517.457 KK, dengan perkiraan serapan tenaga
kerja di bidang perkebunan berdasarkan ratio adalah sebanyak
507.079 orang. Dari sejumlah SDM Perkebunan tersebut telah
dilakukan berbagai pembinaan untuk peningkatan kompetansi SDM
tersebut, antara lain melalui: Adopsi Teknologi, Bimtek Budidaya
Tanaman Perkebunan (SL-PTT), Bimtek Penangkaran Benih
Perkebunan, Bimtek Pengendalian Hama/Penyakit Tanaman
Perkebunan (SL-PHT), Bimtek Pengelolaan Usaha Perkebunan,
Bimtek Pengolahan dan Peningkatan Mutu Produk Perkebunan, serta
Bimtek pengembangan kelembagaan kelompok tani dan akses
permodalan.
2) Selama Kurun Waktu Tahun 2008 s.d. 2013 jumlah SDM perkebunan
yang sudah terlatih sebanyak 3.098 orang (Tahun 2008
sebanyak 255 orang Tahun 2009 sebanyak 1.806 orang, Tahun 2010
sebanyak 62 orang, Tahun 2011 sebanyak 450 orang, Tahun 2012
sebanyak 780 Orang, dan Tahun 2013 diperkirakan sebanyak 2.474
Orang) atau 0,16% dari jumlah SDM Perkebunan yang tercatat yaitu
sebanyak 1.472.674 KK. Umumnya setelah pelatihan pemahaman
petani terhadap penguatan kelembagaan meningkat sehingga
menjadi lebih dinamis dalam melaksanakan usahanya.
3) Beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan pengembangan SDM Perkebunan antara lain
keterampilan, wawasan dan kemampuan SDM perkebunan dalam
mengelola usaha taninya dari mulai hulu sampai kehilir belum
optimal, umumnya memiliki banyak kelemahan dalam hal
penguasaan teknologi, keterampilan, pendidikan, informasi,
permodalan, pemasaran dan komunikasi. Pemberdayaan SDM
pertanian petani hanya sebagai objek yang menerima bukan sebagai
pelaksana kegiatan sehingga kurang terlibat dalam penyusunan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 23 -
perencanaan. Petani masih sulit mengakses dana/kredit berbunga
rendah terutama modal kerja/usaha tani. Posisi tawar para petani
sampai saat ini masih rendah dan kurang diperhitungkan. Rantai
pemasaran masih relatif panjang. Masih terbatasnya kelompok
kelompok/koperasi petani perkebunan.
b. Peningkatan Kelembagaan Petani
1) Dalam upaya memberdayakan kelembagaan petani perkebunan,
telah dilakukan pembinaan dalam rangka menumbuhkembangkan
kelembagaan, yaitu sebanyak: 3.693 kelompok Tani tersebar di 21
Kab/Kota, 85 Koperasi Perkebunan, pembinaan terhadap 9 Asosiasi
komoditas perkebunan, yaitu: APTI Jabar (Tembakau), APCI Jabar
(Cengkeh), APTEH Jabar (Teh), APKI Indonesia (Kelapa), APTRI
Jabar (Tebu), APKAI Jabar (Kakao), APEKI Jabar (Kopi), APMA
(Minyak Atsiri), serta APKAR (Karet).
2) Pembentukan Pusat Kerja sama Pengembangan Komoditas
(Cooperative Commodity Development Center/CCDC sebagai wadah
kerja sama antara instansi terkait, petani, dunia usaha, koperasi,
lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam menangani
komoditas yang dikembangkan. Untuk pengembangan komoditi teh
telah terbentuk Bandung Tea Center (BTC yang berfungsi sebagai
pusat promosi teh, pusat informasi teh dan Bandung tea auction,
penyelenggara lelang teh hijau dan hitam satu bulan sekali di
Bandung.
3) Pengembangan corporate farming, yaitu bentuk pengelolaan kebun
dalam satu manajemen kelembagaan, sebagai upaya pemberdayaan
petani dalam pengelolaan usaha tani yang lebih efisien terutama bagi
petani yang memiliki lahan sempit.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 24 -
c. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Permodalan Perkebunan
1) Dalam rangka peningkatan kemampuan pengelolaan permodalan
perkebunan, telah dilakukan pembinaan akses permodalan kepada
kelompok tani dengan mendatangkan pihak-pihak lembaga
keuangan.
2) Sebagai tindak lanjut dari upaya pembinaan Pemerintah Provins Jawa
Barat, selanjutnya telah direalisasikan tentang fasilitasi akses
permodalan dari Gubernur Jawa Barat kepada Gapoktan Petani
Perkebunan melalui Bantuan Keuangan untuk pelaksanaan Gerakan
Multi Aktivitas Agribisnis (GEMAR) paket B sebesar Rp.
16.686.838.900,- untuk 14 Gapoktan (1.420 orang) di 10 Kabupaten
(Sukabumi, Cianjur, Subang, Cirebon, Majalengka, Bandung,
Tasikmalaya, Ciamis, Bandung Barat, dan Garut). Disamping itu
terdapat pula Fasilitasi akses permodalan di luar petani GEMAR yaitu
sebanyak 450 pelaku usaha melalui Bank Rakyat Indonesia (KUR)
dan Bank Jabar Banten (KCR).
3) Kendala yang masih dihadapi para petani perkebunan dalam
mengakses permodalan adalah masih adanya ketentuan teknis yang
sulit dipenuhi pihak petani, terutama persoalan agunan serta
permasalahan administrasi lainnya. Sedangkan untuk para Gapoktan
GEMAR mengalami kesulitan dalam hal perguliran dikarenakan masih
terdapat pemahaman yang berbeda tentang status permodalan
GEMAR yang dianggap sebagai Bansos/Hibah.
3. Pengembangan dan Pengendalian Perkebunan
a. Pelaksanaan Program/Kegiatan:
Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Pengembangan dan
Pengendalian Perkebunan telah dilakukan beberapa kegiatan penting
sebagai berikut:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 25 -
1) Pada Tahun 2009 Identifikasi potensi kesesuaian lahan di 7 Kab
(Garut, Tasik, Ciamis, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor), total
2.000 Ha.
2) Pada Tahun 2012 Identifikasi potensi kesesuaian lahan di 10 Kab
(Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, ciamis,
Subang, Purwakarta, Kuningan, Majalengka, Total 155.570 Ha.
3) Fasilitasi antisipasi perubahan iklim pada tanaman kopi di Kabupaten
Sumedang, Garut, Cianjur, Bandung, Kuningan, sebanyak 16.000
pohon, seluas 10 Ha.
4) Fasilitasi antisipasi perubahan iklim pada tanaman Kakao di
Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya,
Sukabumi, sebanyak 11.000 pohon, seluas 10 Ha.
5) Pemberdayaan masyarakat di sekitar DAS Citarum, Cimanuk, melalui
Demplot penanaman kopi: di Kabupaten Purwakarta, Garut,
Bandung Tahun 2010 sebanyak 15.000 pohon pada lahan seluas 6
Ha; di Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Garut, Sumedang,
Purwakarta, Bandung, Majalengka Tahun 2012 sebanyak 28.000
pohon pada lahan seluas 28 Ha
6) Bantuan Prasarana Perkebunan dari tahun 2008 s.d. 2012, antara
lain berupa: jalan produksi, embung, sumur resapan, alat pengolah
pupuk organic (APPO)
b. Kendala Yang Dihadapi
1) Masih banyak ditemukan budidaya tanaman perkebunan yang
dilakukan pada lahan rakyat yang kurang sesuai dengan agroklimat
setempat. Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah
pembinaan dan pengarahan teknis terhadap petani secara
berkelanjutan dalam penanaman perkebunan sesuai agroklimat.
2) Kesadaran dan tingkat pengetahuan petani dalam pengendalian dan
pencegahan kebun kakao dan kopi terhadap kekeringan masih dirasa
kurang. Solusi yang telah dilakukan adalah diadakan peningkatan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 26 -
pengetahuan dan keterampilan petani tentang teknologi
penanggulangan kekeringan terhadap tanaman perkebunan secara
berkelanjutan, melalui sosialisasi, dan penerapan teknologi
sederhana tentang penanggulangan kekeringan.
3) Masih tingginya laju erosi, sedimentasi, banjir dan kekeringan,
kekurangan air bersih, pencemaran air sungai, serta pengelolaan
lahan di wilayah DAS tidak mengindahkan kaidah konservasi. Solusi
yang telah dilakukan adalah sosialisasi dan pembangunan demplot
komoditi kopi dilokasi sekitar wilayah DAS Cimanuk, Citarum sebagai
model/ percontohan.
4. Pengolahan Pemasaran dan Usaha Perkebunan.
a. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perkebunan
1) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan usaha perkebunan
besar secara berkala (setiap tiga tahun) dilakukan evaluasi melalui
kegiatan reklasifikasi kebun, dimana klasifikasi kebun terakhir
dilaksanakan pada tahun 2009. Dalam hal penilaian kelas kebun
ditentukan dari hasil penilaian terhadap pengelolaan Kebun yang
meliputi; Sub Sistem legalitas, Sub Sistem Manajeman, Sub Sistem
Kebun, Sub Sistem Pengolahan Hasil, Sub Sistem Sosial Ekonomi dan
Lingkungan, serta Sub Sistem Pelaporan.
2) Penilaian usaha perkebunan pada 197 Perkebunan Besar di Jawa
Barat dari tahun 2008 s/d 2012 sudah dua kali dilakukan penilaian
dengan periode penilaian 3 tahun sekali.
3) Pemberian rekomendasi teknis untuk ijin perpanjangan HGU telah
dikeluarkan sebanyak 18 Kebun dan sudah keluar HGU nya 3 kebun.
4) Pemberian rekomendasi teknis untuk ijin tebang di perkebunan besar
yang telah dikeluarkan sebanyak 40 kebun
5) Kemitraaan usaha yang telah dilaksanakan ada pada 8 perkebunan
besar.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 27 -
6) Dari hasil klasifikasi kebun yang dilaksanakan terhadap 200 Kebun
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Kelas I : 46 Kebun (23,00 %)
Kelas II : 54 Kebun (27,00 %)
Kelas III : 72 Kebun (36,00 %)
Kelas IV : 16 Kebun (8,00 %)
Kelas V : 12 Kebun (6,00 %)
Berdasarkan pada hasil klasifikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan Perkebunan Besar yang dikelola secara baik sebesar
50,00 %, sedang 36,00 % dan kurang 14,00 %.
b. Pengembangan dan Fasilitasi pengolahan dan mutu hasil
produk perkebunan
1) Melaksanakan bantuan unit pengolah hasil atau alat pengolahan hasil
komoditi perkebunan antara lain berupa :
Alat pasca panen Tembakau lokal berupa alat perajang 276 set,
alat penjemuran 36.800 buah, kain 368 meter
Alat pasca panen tembakau Burley berupa gudang 14 unit, Prees
Ball 14 unit, Gelantang Bambu 56.000 buah
Alat Pasca panen Tembakau Virginia berupa Bangunan dan
tungku pengeringan sebanyak 1 unit.
2) Alat Pasca Panen Tembakau lokal berupa alat perajang 540 set, alat
penjemuran atau sasag sebanyak 72.000 buah.
3) Untuk lebih meningkatkan nilai tambah serta makin berkembangnya
sarana transaksi penjualan produk perkebunan sampai dengan tahun
2009 telah difasilitasi berupa: Alat pengolahan hasil sebanyak 152
Unit Pengolahan Hasil (UPH meliputi ; 4 Unit Nilam, 3 Unit Kopi, 23
Unit VCO Kelapa, 4 Unit gula kelapa, 4 Unit pengering Kakao, 10 Unit
alat tenun Mendong, 2 Unit pengolah Nata De Coco. Sub terminal
Agribisnis, 2 Unit (1 Unit Pasar tembakau Tanjungsari Sumedang, 1
Unit Pasar Kelapa Parigi Ciamis, 1 unit pengolahan teh hijau.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 28 -
4) Peningkatan mutu hasil yang memenuhi standar dan berdaya saing,
berupa:
Sosialisasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk 4 (empat)
komoditi yaitu kopi, teh, kakao dan karet di 8 (delapan)
Kabupaten yaitu kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung,
Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar.
Pengujian kesesuaian mutu 1 (satu) produk perkebunan yaitu biji
kakao petani dan pedagang terhadap persyaratan SNI yang
diambil berupa sample dari 9 (sembilan) lokasi yaitu Kelompok
tani Ikhlas Kota banjar, Kelompok tani Cikalong Kab. Cianjur,
Bayabang Kab. Bandung Barat, Kelompok tani Mekartani-
Kabandungan Kab. Sukabumi, Kelompok tani Damarraja Kab.
Sukabumi, Kelompok tani Alam Lestari Kab. Ciamis, Kelompok
tani Waluya, Kec. Cisaga, Desa Sidamulya Kab. Ciamis,
Kelompok tani Kujangsari I Kab. Tasikmalaya, Kelompok tani
Mekarjaya Kab. Tasikmalaya.
Penyiapan 40 (empat puluh) gapoktan kakao yang berasal dari
10 (sepuluh) kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi,
Cianjur, Subang, Purwakarta, Karawang, tasikmalaya, ciamis,
Bandung barat dan Kota Banjar untuk menghadapi
pemberlakuan secara wajib SNI biji kakao.
Sosialisasi rencana pemberlakuan peredaran biji kakao
fermentasi terhadap 50 orang pelaku usaha kakao
c. Fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha perkebunan
1) Promosi/misi dagang ke Luar negeri (wilayah Eropa, Asia, Timur
Tengah, Amerika, Australia) untuk pemanfaatan peluang pasar
global yang dilakukan setiap tahun.
2) Memfasilitasi para pelaku usaha untuk bertemu secara langsung
dengan buyer dalam negeri dan luar negeri melalui pameran:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 29 -
Agrinex expo, Agro and Food expo, Indonesia Business expo,
Batam expo, untuk pemanfaatan peluang pasar regional yang
masing-masing expo telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali
pameran.
Promosi/misi dagang ke Luar negeri (wilayah Eropa, Asia, Timur
Tengah, Amerika, Australia) untuk pemanfaatan peluang pasar
global yang masing-masing event telah dilakukan sebanyak 5
(lima) kali.
3) Menghadiri IGG on Tea dalam rangka membuka peluang pasar global
telah dilakukan sebanyak 2 (dua) kali.
4) Merintis legalitas kekayaan cita rasa dan aroma 1 (satu) produk
perkebunan yaitu kopi arabika untuk memperoleh sertifikat Indikasi
Geografis kopi Arabika Java Preanger dalam rangka meningkatkan
daya saing dan nilai jual ekspor.
2.3 Isu Strategis Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD
Gambaran capaian kinerja pelaksanaan pembangunan Sub Sektor
Perkebunan Jawa Barat selama periode 2008-2013 secara umum telah diuraikan
pada sub bab 2.2. diatas. Dimana berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja
pembangunan tersebut kiranya dapat disimpulkan tentang adanya beberapa isu
strategis terkait pelaksaan Tupoksi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang
masih harus terus dikawal penyelenggaraannya pada periode pembangunan
tahun 2013-2018 yang baru dimulai. Disamping itu, gambaran umum tentang
Visi-Misi Gubernur Jawa Barat terpilih, ditambah beberapa janji kampanye
Gubernur terpilih untuk sektor pertanian pada umumnya, harus dikawal sebagai
bagian dari isu penting pembangunan sub sektor perkebunan.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka rumusan isu-isu strategis
dalam penyelenggaraan Tugas dan Fungsi serta Kewenangan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat, termasuk respon yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi
Isu-isu strategis tersebut, adalah sebagai berikut:

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 30 -
Tabel: 2.6 Isu Strategis Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat
dan Respon Terhadap Isu Strategis
No. ISU-ISU STRATEGIS RESPON TERHADAP ISU
1 Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perkebunan berwawasan lingkungan (Kesuaian Lahan, Daya Dukung Lahan, Degradasi Sumber Daya Perkebunan, Okuvasi Lahan, Kebakaran, Alih Fungsi Lahan, Alih Komoditas dan Dampak Anomali Iklim)
Penataan kesesuaian lahan, bimtek dan pendampingan pemanfataan sumber daya berwawasan lingkungan, serta penegakan
Hukum dan penerapan sanksi pelanggaran
2 Produksi dan Produktivitas Komoditas Tanaman Perkebunan
Intensifikasi, Rehabilitasi, Perluasan, Peremajaan, Pengembangan Teknologi Pembenihan, Sertifikasi Benih dan
pengawasan peredaran benih.
3 Intensitas Serangan OPT dan Budidaya Ramah Lingkungan
Pengendalian Hama Terpadu, serta Pengembangan Agent Hayati dan Pestisida Nabati
4 Sarana dan Prasarana agribisnis perkebunan
Peningkatan fasilitasi sarana-prasarana, serta mendorong partisipasi/peran dunia
usaha dan swadaya masyarakat
5 Produktivitas dan kesejahteraan pelaku usaha Perkebunan
Peningkatan: kompetensi pelaku usaha, kualitas kelembagaan, akses permodalan, kewirausahaan dan diversifikasi usaha
6 Mutu hasil, nilai tambah, daya saing
produk dan jaringan pemasaran
Pembinaan pasca panen, fasilitasi unit
pengolahan hasil, standarisasi mutu dan sertifikasi produk, pengembangan sistem distribusi dan pemasaran dalam/luar
negeri
7 Kualitas aparatur, kelembagaan dan
sarana prasarana penunjang akselerator pembangunan perkebunan
Peningkatan fungsi dan peran
kelembagaan pembangunan perkebunan
Sumber: Hasil Analisis Dinas Perkebunan, Th 2014
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Pada rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, urusan
pembangunan Sub Sektor Perkebunan termasuk kedalam Urusan Wajib dan
Urusan Pilihan.
Berdasarkan mekanisme perencanaan yang mengacu kepada
pelaksanaan RKPD on-line, bahwa program dan kegiatan pembangunan sub
sektor perkebunan yang termuat dalam RKPD tersebut adalah sebanyak 11
program dan 23 kegiatan, dengan rincian untuk Urusan Wajib sebanyak 7

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 31 -
program dan 16 kegiatan, sedangkan untuk Urusan Pilihan sebanyak 4 program
dan 7 kegiatan. Adapun secara substansial penempatan posisi rancangan
program/kegiatan pembangunan sub sektor perkebunan dalam rancangan awal
RKPD tersebut secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok/fungsi dan
kewenangan Dinas Perkebunan, khususnya terkait dengan penempatan posisi
usulan program/kegiatan menurut struktur substansi RKPD yang dikaitkan
dengan: Isu Strategis, Prioritas Pembangunan, Common Goals (Meningkatkan
Ekonomi Pertanian), serta arah kebijakan pembangunan Bidang Perekonomian.
Dikaitkan dengan Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2013-2018, yang
penyusunannya telah mengacu kepada RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018, bahwa indikator kinerja program/kegiatan yang sudah termuat dalam
Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 tersebut perlu dilakukan
penyesuaian-penyesuaian pada aspek indikator sasaran program/kegiatan
maupun volume/proporsi anggaran yang diusulkan. Adapun hasil review
terhadap rancangan awal RKPD tersebut disajikan pada lampiran (Formulir J–3.).
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Tahun 2015 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga memuat usulan
Program/Kegiatan dari masyarakat perkebunan Jawa Barat. Adapun mekanisme
penyampaian usulan tersebut dilakukan melalui saluran sebagai berikut :
1. Usulan Program/Kegiatan yang disampaikan melalui mekanisme Forum
Perencanaan, yaitu sejak Musrenbang Desa/Kelurahan, Musrenbang
Kecamatan, Forum OPD Kabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota,
Musrenbang Kewilayahan, Forum OPD Provinsi, dan Musrenbang
Provinsi Jawa Barat.
2. Usulan Program/Kegiatan dari masyarakat melalui mekanisme pola
Hibah/Bansos, yang ketentuannya sudah diatur berdasarkan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab II - 32 -
Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 63 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa
Barat Nomor 55 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran,
Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan
serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dimana sampai dengan bulan Maret tahun 2014 jumlah usulan program
dan kegiatan dari masyarakat melalui mekanisme ini adalah
sebagaimana disajikan dalam Lampiran 5.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 1 -
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014 (Edisi
Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target
utama, yaitu :
1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
2) Peningkatan diversifikasi pangan;
3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor;
4) Peningkatan kesejahteraan petani.
Untuk alokasi sasaran produksi sub sektor perkebunan berdasarkan
komoditi unggulan Jawa Barat sebagai target Kementerian Pertanian untuk tahun
2014 sebagai berikut :
Tabel : 3.1.
Komparasi Target dan Capaian Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Barat
No. Komoditi Unggulan Target 2014 *) Statistik 2014 **)
(Ribu Ton) (Ribu Ton)
1. Akarwangi - 0,071
2. Cengkeh 2,730 6,714
3. Kakao 7,380 2,721
4. Karet 59,360 31,691
5. Kelapa 147,020 123,013
6. Kopi 8,480 22,556
7. Tebu (Gula) 212,291 79,321
8. Teh 132,670 107,005
9. Tembakau 7,360 8,126 Sumber: Statistik Perkebunan Jawa Barat Tahun 2014 Ket: *) Target Nasional ; **) Capaian Sementara Jawa Barat
Pada tabel 3.1. di atas, terdapat 4 (empat) komoditi unggulan
perkebunan Jawa Barat yaitu akarwangi, cengkeh, kopi dan tembakau, yang
berdasarkan Statistik Perkebunan Jawa Barat Tahun 2014 telah melampaui target

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 2 -
yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Sedangkan 5 (lima) komoditi
lainnya yaitu kakao, karet, kelapa dalam, tebu dan teh belum mencapai target.
Berdasarkan hal tersebut untuk pencapaian target seperti yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Pertanian maupun seperti yang tertuang dalam
Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2013–2018, dukungan anggaran
khususnya dari sumber anggaran APBN Kementerian Pertanian yang diakomodir
melalui Satuan Kerja Ditjenbun, PPHP dan PSP perlu ditingkatkan. Adapun bentuk
optimalisasi dukungan ini dilaksanakan untuk proses akselerasi pencapaian
peningkatan produksi dan produktivitas serta mewujudkan nilai tambah dan daya
saing pada komoditas-komoditas perkebunan yang telah ditetapkan.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja OPD
Dengan memperhatikan dokumen RJPMD Transisi Jawa Barat tahun
2013–2018, serta memperhatikan Visi Gubernur terpilih, yaitu: Jawa Barat
Maju dan Sejahtera Untuk Semua, dengan Misi yang ke-2 yaitu :
Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan, maka rumusan
visi dari Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 adalah:
Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat Yang
Maju, Sejahtera Dan Berdaya Saing.
Rumusan Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
tersebut di atas, selanjutnya dijabarkan ke dalam Misi dan Tujuan sebagai berikut
:
Misi I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan
Tujuan : meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara
optimal dan berkualitas, dengan indikator yaitu :
1) prosentase peningkatan produksi rata-rata komoditas strategis
perkebunan (2,1% - 2,5%)
2) prosentase peningkatan produktivitas rata-rata komoditas
strategis perkebunan (2,1% - 2,5%)

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 3 -
3) Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul
komoditas strategis (2,1% - 2,5%)
4) Prosentase Peningkatan benih tanaman perkebunan yang
tersertifikasi (2,1% - 2,5%)
Misi II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara
Berkelanjutan
Tujuan : meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara
berkelanjutan, dengan indikator yaitu :
1) Prosentase luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap
luas Jawa Barat (13%)
2) Prosentase peningkatan indeks nilai tukar petani perkebunan
rakyat (1%)
3) Prosentase penurunan intensitas serangan OPT perkebunan
(-1%)
Misi III : Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha
Perkebunan
Tujuan : Meningkatnya Daya Saing Produk Usaha Perkebunan
dengan indikator yaitu :
1) Prosentase peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan
mutu sesuai SNI (2,1% - 2,5%)
2) Prosentase peningkatan volume ekspor produk perkebunan
(2,1% - 2,5%)

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 4 -
Setiap tujuan tersebut di atas kemudian dijabarkan lagi ke dalam sasaran
sebagai berikut:
1) Meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara optimal dan
berkualitas
Sasaran : 1.1) meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas
perkebunan, dengan indikator kinerja sasaran pada tahun
2015 yaitu :
a. Prosentase peningkatan produksi rata-rata komoditas
strategis perkebunan (2,2 %)
b. Prosentase peningkatan produktivitas rata-rata
komoditas strategis perkebunan (2,2%)
1.2) meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat,
dengan indikator kinerja sasaran pada tahun 2015 yaitu:
a. Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih
unggul komoditas strategis (2,2%)
b. Prosentase Peningkatan benih tanaman perkebunan
yang tersertifikasi (2,2%)
2) Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan
Sasaran : 2.1) terkendalinya sumber daya lahan perkebunan, dengan
indikator kinerja sasaran pada tahun 2015 yaitu
prosentase luas minimum eksisting lahan perkebunan
terhadap luas Jawa Barat (13%).
2.2) meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan, dengan
indikator kinerja sasaran pada tahun 2015 yaitu
prosentase peningkatan indeks nilai tukar petani
perkebunan rakyat (1%).
2.3) menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan,
dengan indikator kinerja sasaran pada tahun 2015 yaitu
prosentase penurunan intensitas serangan OPT
perkebunan (1%).

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 5 -
3) Meningkatnya Daya Saing Produk Usaha Perkebunan
Sasaran : 3.1) meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI, dengan indikator kinerja sasaran
pada tahun 2015 yaitu prosentase peningkatan jumlah
penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,2%).
3.2) meningkatnya volume ekspor produk perkebunan, dengan
indikator kinerja sasaran pada tahun 2015 yaitu
prosentase peningkatan volume ekspor produk
perkebunan (2,2%)
3.3 Program dan Kegiatan
Upaya pencapaian indikator sasaran yang telah diuraikan tersebut di atas,
selanjutnya dijabarkan ke dalam Program dan Kegiatan yang akan difasilitasi
melalui sumber APBD dan APBN Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :
3.3.1. Program/Kegiatan APBD :
a. Program/Kegiatan Penunjang :
1) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah
1.1) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2.1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur
3) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3.1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
3.2) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
3.3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 6 -
3.4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
(BP2MBTP)
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
4.1) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
4.2) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
(BPTP)
4.3) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih
Tanaman Perkebunan (BPBTP)
4.4) Kegiatan Revitalisasi Kantor UPTD Balai Pengawasan dan Pengujian
Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BP2MBTP)
4.5) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
4.6) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
4.7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
(BP2MBTP)
5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
5.1) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
5.2) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
5.3) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
5.4) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
(BP2MBTP)
6) Program Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6.1) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 7 -
7) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
7.1) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
b. Program/Kegiatan Pokok :
1) Program Peningkatan Produksi Pertanian
1.1) Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
1.2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih
Tanaman Perkebunan
1.3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan
1.4) Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan
1.5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP)
1.6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan
1.7) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman
Perkebunan
1.8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau
1.9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Tembakau
1.10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman
Tembakau
2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
2.1) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan
2.2) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan
2.3) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan
2.4) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM
IP)
2.5) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan
Perkebunan
2.6) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan
2.7) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan
Gangguan Usaha Perkebunan

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 8 -
2.8) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau
2.9) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan
Ikan
3.1) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT
3.2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
3.3) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau
3) Program Pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan
4.1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman
Perkebunan
4.2) Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan
4.3) Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan
4.4) Kegiatan Pengembangan Mutu Hasil Tanaman Tembakau
3.3.2. Program dan Kegiatan APBN :
Program dan Kegiatan Pembangunan Pertanian yang diarahkan pada sub
sektor perkebunan, meliputi :
1) Program Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan berlanjutan, dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
rempah dan penyegar,
b) Kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
semusim,
c) Kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
tahunan,
d) Kegiatan dukungan penanganan pascapanen dan pembinaan usaha

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab III - 9 -
e) Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan,
f) Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya
Direktorat Jenderal Perkebunan.
2) Program Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian,
dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Pengelolaan air irigasi untuk pertanian,
b) Kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian,
c) Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin
pertanian,
d) Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
e) Kegiatan fasilitas pupuk dan pestisida
f) Kegiatan pelayanan pembiayaan pertanian dan pengembangan usaha
agribisnis perdesaan (PUAP),
3) Program Peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan
ekspor hasil pertanian, dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan pengembangan pemasaran domestik,
b) Kegiatan pengembangan pemasaran internasional,
c) Kegiatan pengembangan usaha dan investasi,
d) Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian,
e) Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Rincian dari program dan kegiatan perkebunan tersebut diatas, baik yang
akan difasilitasi dari sumber APBN maupun APBD Provinsi Jawa Barat Tahun
2015, disajikan pada tabel 5 seperti terlampir (Formulir J-4).

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab IV - 1 -
BAB IV P E N U T U P
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai
dengan tujuan dan fungsinya, Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat ini merupakan dokumen rencana operasional (tahunan)
pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Jawa Barat, yang akan menjadi
acuan pelaksanaan pembangunan bagi segenap pemangku kepentingan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat selama Tahun 2015.
Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 merupakan
fase kedua dari penjabaran Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018. Dengan demikian Renja ini secara
substansial bersifat sinergis dengan ketentuan-ketentuan pokok yang termuat
dalam kedua dokumen payung hukum tersebut.
Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ini secara substansial
memuat uraian tentang upaya pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, serta target indikator kinerja program/kegiatan prioritas
pembangunan perkebunan Jawa Barat tahun 2015. Renja ini juga mengacu pada
isu-isu strategis serta difokuskan pada pencapaian Common Goals dan Non
Common Goals yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
Dari aspek penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi setiap unit kerja pada
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, maka Renja ini secara substansial lebih
fokus terhadap implementasi seluruh substansi tupoksi unit kerja, dengan
prioritas pada penguatan basis data dan penguraian permasalahan pada aspek
on–farm maupun off–farm untuk lima tahun mendatang (2013-2018), serta
adanya peningkatan dukungan fasilitasi terhadap tuntutan kebutuhan stimulasi
pada tingkat kelompok tani atau pelaku usaha perkebunan.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab IV - 2 -
4.2. Kaidah-kaidah Pelaksanaan
Dalam rangka menjamin terlaksananya pencapaian arah, tujuan, sasaran
dan target prioritas yang telah dirumuskan dalam Renja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini, serta untuk terwujudnya sinergitas
pencapaian target kinerja program/kegiatan pembangunan sub sektor
perkebunan Jawa Barat dengan semua pihak terkait, maka ditetapkan kaidah-
kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini merupakan
dokumen rencana jangka pendek (tahunan) untuk pembangunan sub sektor
perkebunan di Jawa Barat. Oleh karena itu dokumen ini harus menjadi
acuan bagi semua pemangku kepentingan terkait, termasuk setiap unit
kerja pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang akan terlibat atau
ikut serta dalam proses pelaksanaan program/kegiatan pembangunan sub
sektor perkebunan di Jawa Barat selama Tahun Anggaran 2015.
2. Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini dalam
pelaksanaannya diarahkan secara sinergis untuk dapat dibiayai oleh
berbagai sumber anggaran, baik dana APBN pada Kementerian Pertanian,
dana APBD Provinsi Jawa Barat, dana pendampingan APBD
Kabupaten/Kota, serta sumber dana dari peran dunia usaha (CSR/PKBL).
3. Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi dan integrasi
pelaksanaan program/kegiatan pembangunan yang telah dirumuskan,
maka tahapan selanjutnya Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 ini harus dijabarkan dalam proses penyusunan perencanaan
teknis, yaitu : Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA-APBD), Rencana
Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), atau perencanaan
anggaran dari sumber-sumber dana lainnya yang sah.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015
Bab IV - 3 -
4.3. Rekomendasi
Renja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 ini diberlakukan
sejak tanggal ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2015, dan dalam
pelaksanaannya dapat diperbaiki sesuai dengan ketentuan yang berlaku, jika
terdapat hal-hal pokok yang perlu disesuaikan.
Untuk menjamin pencapaian target kinerja secara optimal, maka
diperlukan adanya langkah-langkah awal persiapan, yang dapat dimulai sejak
tanggal ditetapkan hingga proses pelaksanaannya, dengan memperhatikan dan
menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi,
efektivitas serta efesiensi dari semua pihak pemangku kepentingan terkait.
Ditetapkan di : Bandung Tanggal : Agustus 2015
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Utama Muda NIP. 19580516 198603 1 003