Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

download Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

of 115

Transcript of Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    1/115

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG

    NOMOR 4 TAHUN 2015

     TENTANG

    DESA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI SUBANG,

    Menimbang :a.bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisionaldalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

    setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan

     berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 sehingga perlu dilakukan pengaturan

    guna mengoptimalkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

    pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan

    kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat

    Desa;

     b.bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31 ayat (2),

    Pasal 33 huruf m, Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal

    65 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

    Desa serta Pasal 65 ayat (1) huruf d, Pasal 72 ayat (4)

    Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

    2014 tentang Desa perlu diatur dalam Peraturan Daerah;

    c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan

    Daerah tentang Desa;

    Mengingat :1.Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan

    Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan

    Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

    Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 2851);

    2.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

    - 1 -

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    2/115

    - 2 -

     Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    5234);

    3.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,

     Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    5495);

    4.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

    telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

     Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    5.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

     Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

    6.Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

    2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5539);

    7.Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang

    Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

     Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5558);

    8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

    9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014

    tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    3/115

    - 3 -

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun

    2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

    2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun

    2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094).

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

    dan

    BUPATI SUBANG

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan:PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG TENTANG DESA

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

    1.Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan

    nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan

    masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

     berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

    pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

     berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

    dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

    dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.2.Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

    pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

    dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    4/115

    - 4 -

    3.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut

    dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur

    penyelenggara Pemerintahan Desa.

    4.Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan

    nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi

    pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari

    penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan

    ditetapkan secara demokratis.

    5.Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain

    adalah musyawarah antara Badan PermusyawaratanDesa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang

    diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa

    untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

    6.Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan

     yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan

    disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

    7.Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa

     yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu

     berupa uang dan barang yang berhubungan dengan

    pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

    8.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya

    disebut APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan

    Pemerintahan Desa.

    9.Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi

    Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah kabupaten dan digunakan untuk

    membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

    pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat.

    10.Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah

    dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam

     Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten

    setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

    11.Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari

    kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban

     Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan

    hak lainnya yang sah.

    12.Barang Milik Desa adalah kekayaan milik Desa berupa

     barang bergerak dan barang tidak bergerak.

    13.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas

    hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya

    kesejahteraan masyarakat Desa.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    5/115

    - 5 -

    14.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa,

    selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana

    Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6

    (enam) tahun.

    15.Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP

    Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka

     waktu 1 (satu) tahun.

    16.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya

    mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan

    masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta

    memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan,

    program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan

    esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat

    Desa.

    17.Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM

    Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

     besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan

    secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang

    dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

    usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

    masyarakat Desa.

    18.Daerah adalah Daerah Kabupaten Subang.

    19.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten

    Subang.

    20.Bupati adalah Bupati Subang.

    Pasal 2

    Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaanPembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

    pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan Pancasila,

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka

     Tunggal Ika.

    Pasal 3

    Pengaturan Desa berasaskan:

    a.rekognisi;

     b.subsidiaritas;c.keberagaman;

    d.kebersamaan;

    e.kegotongroyongan;

    f.kekeluargaan;

    g.musyawarah;

    h.demokrasi;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    6/115

    - 6 -

    i.kemandirian;

     j.partisipasi;

    k.kesetaraan;

    l.pemberdayaan; dan

    m.keberlanjutan.

    Pasal 4

    Pengaturan Desa bertujuan:

    a.memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan

    sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik

    Indonesia;

     b.memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas

    Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia

    demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;

    c.melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya

    masyarakat Desa;

    d.mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat

    Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna

    kesejahteraan bersama;

    e.membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien

    dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;

    f.meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat

    Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan

    umum;

    g.meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa

    guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu

    memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dariketahanan nasional;

    h.memajukan perekonomian masyarakat Desa serta

    mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan

    i.memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek

    pembangunan.

    BAB II

    KEDUDUKAN DAN JENIS DESA

    Bagian Kesatu

    Kedudukan

    Pasal 5

    Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten Subang.

    Bagian Kedua

     Jenis Desa

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    7/115

    - 7 -

    Pasal 6

    Desa terdiri atas Desa dan Desa Adat.

    Pasal 7

    Penetapan Desa Adat dan pengaturan penyelenggaraan

    Pemerintahan Desa Adat diatur dengan Peraturan Daerah

    tersendiri.

    BAB III

    PENATAAN DESA

    Pasal 8

    (1)Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

    Pemerintah Daerah Kabupaten dapat melakukan

    penataan Desa.

    (2)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

     berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan

    Pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    (3)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:

    a.mewujudkan efektivitas penyelenggaraan

    Pemerintahan Desa;

     b.mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat

    Desa;

    c.mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;

    d.meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan

    Desa; dan

    e.meningkatkan daya saing Desa.

    (4)Penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.pembentukan;

     b.penghapusan;

    c.penggabungan;

    d.perubahan status; dan

    e.penetapan Desa.

    Bagian Kesatu

    Pembentukan Desa

    Pasal 9

    (1)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

    ayat (4) huruf a merupakan tindakan mengadakan Desa

     baru di luar Desa yang ada.

    (2)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten dengan

    mempertimbangkan prakarsa masyarakat Desa, asal usul,

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    8/115

    - 8 -

    adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat Desa,

    serta kemampuan dan potensi Desa.

    (3)Pembentukan Desa dapat berupa :

    a.Pemekaran dari 1 (satu) Desa menjadi 2 (dua) Desa

    atau lebih; atau

     b.Penggabungan bagian Desa dari Desa yang bersanding

    menjadi 1 (satu) Desa atau penggabungan beberapa

    Desa menjadi 1 (satu) Desa baru.

    (4)Pembentukan Desa diprakarsai oleh :

    a.Pemerintah; atau b.Pemerintah daerah kabupaten.

    (5)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    harus memenuhi syarat:

    a. batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun

    terhitung sejak pembentukan;

     b. jumlah penduduk paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa

    atau 1.200 (seribu dua ratus) kepala keluarga;

    c. wilayah kerja yang memiliki akses transportasi

    antarwilayah;

    d.sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup

     bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat Desa;

    e.memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam,

    sumber daya manusia, dan sumber daya ekonomi

    pendukung;

    f. batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk

    peta Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan

    Bupati;

    g.sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan

    pelayanan publik; danh.tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan

    tunjangan lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    (6)Dalam wilayah Desa dibentuk dusun atau yang disebut

    dengan nama lain yang disesuaikan dengan asal usul,

    adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa.

    (7)Pembentukan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan melalui Desa persiapan.

    (8)Desa persiapan merupakan bagian dari wilayah Desa

    induk.

    (9)Desa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

    dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka

     waktu 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    9/115

    - 9 -

    (10) Peningkatan status sebagaimana dimaksud pada

    ayat (7) dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi.

    Paragraf 1

    Pembentukan Desa oleh Pemerintah

    Pasal 10

    (1)Pemerintah dapat memprakarsai pembentukan Desa di

    kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi

    kepentingan nasional yang ditetapkan dengan keputusan

    Menteri.(2)Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

     wajib ditindaklanjuti oleh pemerintahan daerah

    kabupaten dengan menetapkannya dalam peraturan

    daerah kabupaten tentang pembentukan Desa.

    (3)Peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) harus sudah ditetapkan oleh bupati dalam jangka

     waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya

    Keputusan Menteri.

    Paragraf 2Pembentukan Desa oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

    Pasal 11

    (1)Pemerintah daerah kabupaten dalam memprakarsai

    pembentukan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

    ayat (3) huruf b berdasarkan atas hasil evaluasi tingkat

    perkembangan Pemerintahan Desa di wilayahnya.

    (2)Pemerintah daerah kabupaten dalam memprakarsai

    pembentukan Desa harus mempertimbangkan prakarsa

    masyarakat Desa, asal usul, adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat Desa, serta kemampuan dan potensi

    Desa.

    Pasal 12

    Pemerintah daerah kabupaten dalam melakukan

    pembentukan Desa melalui pemekaran Desa sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a wajib

    menyosialisasikan rencana pemekaran Desa kepada

    Pemerintah Desa induk dan masyarakat Desa yang

     bersangkutan.

    Pasal 13

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    10/115

    - 10 -

    (1)Rencana pemekaran Desa sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 12 dibahas oleh Badan Permusyawaratan Desa

    induk dalam musyawarah Desa untuk mendapatkan

    kesepakatan.

    (2)Hasil kesepakatan musyawarah Desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan pertimbangan dan

    masukan bagi bupati dalam melakukan pemekaran Desa.

    (3)Hasil kesepakatan musyawarah Desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis

    kepada bupati.

    Pasal 14

    (1)Bupati setelah menerima hasil kesepakatan musyawarah

    Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3)

    membentuk tim pembentukan Desa persiapan.

    (2)Tim pembentukan Desa persiapan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:

    a.unsur pemerintah daerah kabupaten yang

    membidangi Pemerintahan Desa, pemberdayaan

    masyarakat, perencanaan pembangunan daerah, danperaturan perundang-undangan;

     b.camat atau sebutan lain; dan

    c.unsur akademisi di bidang pemerintahan,

    perencanaan pengembangan wilayah, pembangunan,

    dan sosial kemasyarakatan.

    (3)Tim pembentukan Desa persiapan mempunyai tugas

    melakukan verifikasi persyaratan pembentukan Desa

    persiapan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.(4)Hasil tim pembentukan Desa persiapan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam bentuk

    rekomendasi yang menyatakan layak-tidaknya dibentuk

    Desa persiapan.

    (5)Dalam hal rekomendasi Desa persiapan dinyatakan layak,

     bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang

    pembentukan Desa persiapan.

    Pasal 15

    Desa persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat(5) dapat ditingkatkan statusnya menjadi Desa dalam jangka

     waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan sebagai

    Desa persiapan.

    Pasal 16

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    11/115

    - 11 -

    (1)Bupati menyampaikan Peraturan Bupati sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5) kepada gubernur untuk

    mendapatkan penetapan kode register Desa Persiapan.

    (2)Penetapan kode register Desa Persiapan dari gubernur

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan sebagai

    dasar bagi bupati untuk mengangkat penjabat kepala

    Desa Persiapan.

    (3)Penjabat kepala Desa persiapan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) berasal dari unsur pegawai negeri sipil

    pemerintah daerah kabupaten untuk masa jabatan palinglama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling

     banyak 2 (dua) kali dalam masa jabatan yang sama.

    (4)Penjabat kepala Desa persiapan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) bertanggung jawab kepada bupati melalui

    kepala Desa induknya.

    (5)Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

    (4) mempunyai tugas melaksanakan pembentukan Desa

    persiapan meliputi:

    a.penetapan batas wilayah Desa sesuai dengan kaidah

    kartografis;

     b.pengelolaan anggaran operasional Desa persiapan yang

     bersumber dari APB Desa induk;

    c.pembentukan struktur organisasi;

    d.pengangkatan perangkat Desa;

    e.penyiapan fasilitas dasar bagi penduduk Desa;

    f.pembangunan sarana dan prasarana Pemerintahan

    Desa;

    g.pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi,

    inventarisasi pertanahan serta pengembangan saranaekonomi, pendidikan, dan kesehatan; dan

    h.pembukaan akses perhubungan antar-Desa.

    (6)Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud

    pada ayat (5), Penjabat kepala Desa mengikutsertakan

    partisipasi masyarakat Desa.

    Pasal 17

    (1)Penjabat kepala Desa persiapan melaporkan

    perkembangan pelaksanaan Desa persiapan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5) kepada:a.kepala Desa induk; dan

     b.bupati melalui camat.

    (2)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    12/115

    - 12 -

    (3)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi

     bahan pertimbangan dan masukan bagi bupati.

    (4)Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    disampaikan oleh bupati kepada tim untuk dikaji dan

    diverifikasi.

    (5)Apabila hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (4) dinyatakan Desa persiapan tersebut layak

    menjadi Desa, bupati menyusun rancangan peraturan

    daerah kabupaten tentang pembentukan Desa persiapan

    menjadi Desa.(6)Rancangan peraturan daerah kabupaten sebagaimana

    dimaksud pada ayat (5) dibahas bersama dengan dewan

    perwakilan rakyat daerah kabupaten.

    (7)Apabila rancangan peraturan daerah kabupaten

    sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disetujui bersama

    oleh bupati dan dewan perwakilan rakyat daerah

    kabupaten, bupati menyampaikan rancangan peraturan

    daerah kabupaten kepada gubernur untuk dievaluasi.

    Pasal 18(1)Dalam hal gubernur memberikan persetujuan atas

    rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 17 ayat (7), pemerintah daerah kabupaten

    melakukan penyempurnaan dan penetapan menjadi

    peraturan daerah dalam jangka waktu paling lama 20

    (dua puluh) Hari.

    (2)Dalam hal gubernur menolak memberikan persetujuan

    terhadap rancangan peraturan daerah sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 17 ayat (7), rancangan peraturandaerah tersebut tidak dapat disahkan dan tidak dapat

    diajukan kembali dalam jangka waktu 5 (lima) tahun

    setelah penolakan oleh gubernur.

    (3)Dalam hal gubernur tidak memberikan persetujuan atau

    tidak memberikan penolakan terhadap rancangan

    peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

     bupati dapat mengesahkan rancangan peraturan daerah

    tersebut serta sekretaris daerah mengundangkannya

    dalam lembaran daerah.

    (4)Dalam hal bupati tidak menetapkan rancangan peraturandaerah yang telah disetujui oleh gubernur, rancangan

    peraturan daerah tersebut dalam jangka waktu 20 (dua

    puluh) Hari setelah tanggal persetujuan gubernur

    dinyatakan berlaku dengan sendirinya.

    Pasal 19

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    13/115

    - 13 -

    (1)Peraturan daerah kabupaten tentang pembentukan Desa

    diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari

    gubernur dan kode Desa dari Menteri.

    (2)Peraturan daerah kabupaten sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) disertai lampiran peta batas wilayah Desa.

    Pasal 20

    (1)Apabila hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 17 ayat (4) menyatakan Desa persiapan

    tersebut tidak layak menjadi Desa, Desa persiapandihapus dan wilayahnya kembali ke Desa induk.

    (2)Penghapusan dan pengembalian Desa persiapan ke Desa

    induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

    dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 21

    Ketentuan mengenai pembentukan Desa melalui pemekaran

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal

    20 berlaku secara mutatis mutandis terhadap pembentukan

    Desa melalui penggabungan bagian Desa dari 2 (dua) Desaatau lebih yang bersanding menjadi 1 (satu) Desa baru.

    Pasal 22

    (1)Pembentukan Desa melalui penggabungan beberapa Desa

    menjadi 1 (satu) Desa baru sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 9 ayat (2) huruf b dilakukan berdasarkan

    kesepakatan Desa yang bersangkutan.

    (2)Kesepakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dihasilkan melalui mekanisme:

    a.Badan Permusyawaratan Desa yang bersangkutanmenyelenggarakan musyawarah Desa;

     b.hasil musyawarah Desa dari setiap Desa menjadi

     bahan kesepakatan penggabungan Desa;

    c.hasil kesepakatan musyawarah Desa ditetapkan dalam

    keputusan bersama Badan Permusyawaratan Desa;

    d.keputusan bersama Badan Permusyawaratan Desa

    ditandatangani oleh para kepala Desa yang

     bersangkutan; dan

    e.para kepala Desa secara bersama-sama mengusulkanpenggabungan Desa kepada bupati dalam 1 (satu)

    usulan tertulis dengan melampirkan kesepakatan

     bersama.

    (3)Penggabungan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    14/115

    - 14 -

    Bagian Kedua

    Penghapusan Desa

    Pasal 23

    (1)Penghapusan Desa dilakukan dalam hal terdapat

    kepentingan program nasional yang strategis atau karena

     bencana alam.

    (2)Penghapusan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    menjadi wewenang Pemerintah.

    Bagian KetigaPerubahan Status Desa

    Pasal 24

    Perubahan status Desa meliputi:

    a. Desa menjadi kelurahan;

     b. kelurahan menjadi Desa; dan

    c.Desa menjadi Desa Adat.

    Paragraf 1

    Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPasal 25

    Perubahan status Desa menjadi kelurahan harus memenuhi

    syarat:

    a. luas wilayah tidak berubah;

     b. jumlah penduduk paling sedikit 8.000 (delapan

    ribu) jiwa atau 1.600 (seribu enam ratus) kepala keluarga;

    c.sarana dan prasarana pemerintahan bagi

    terselenggaranya pemerintahan kelurahan;

    d. potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasadan produksi, serta keanekaragaman mata pencaharian;

    e.kondisi sosial budaya masyarakat berupa

    keanekaragaman status penduduk dan perubahan dari

    masyarakat agraris ke masyarakat industri dan jasa; dan

    f.meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan.

    Pasal 26

    (1)Perubahan status Desa menjadi kelurahan dilakukan

     berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama Badan

    Permusyawaratan Desa dengan memperhatikan saran danpendapat masyarakat Desa setempat.

    (2)Prakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas

    dan disepakati dalam musyawarah Desa.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    15/115

    - 15 -

    (3)Kesepakatan hasil musyawarah Desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) dituangkan ke dalam bentuk

    keputusan.

    (4)Keputusan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) disampaikan oleh kepala Desa kepada bupati

    sebagai usulan perubahan status Desa menjadi

    kelurahan.

    (5)Bupati membentuk tim untuk melakukan kajian dan

     verifikasi usulan kepala Desa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (4).(6)Hasil kajian dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (5) menjadi masukan bagi bupati untuk menyetujui

    atau tidak menyetujui usulan perubahan status Desa

    menjadi kelurahan.

    (7)Dalam hal bupati menyetujui usulan perubahan status

    Desa menjadi kelurahan, bupati menyampaikan

    rancangan peraturan daerah kabupaten mengenai

    perubahan status Desa menjadi kelurahan kepada dewan

    perwakilan rakyat daerah kabupaten untuk dibahas dan

    disetujui bersama.

    (8)Pembahasan dan penetapan rancangan peraturan daerah

    kabupaten mengenai perubahan status Desa menjadi

    kelurahan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Pasal 27

    (1)Kepala Desa, perangkat Desa, dan anggota Badan

    Permusyawaratan Desa dari Desa yang diubah statusnya

    menjadi kelurahan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya.

    (2)Kepala Desa, perangkat Desa, dan anggota Badan

    Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) diberi penghargaan dan/atau pesangon sesuai dengan

    kemampuan keuangan pemerintah daerah kabupaten.

    (3)Pengisian jabatan lurah dan perangkat kelurahan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari pegawai

    negeri sipil dari pemerintah daerah kabupaten

     bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Pasal 28

    Seluruh barang milik Desa dan sumber pendapatan Desa

     yang berubah menjadi kelurahan menjadi kekayaan/aset

    Pemerintah Daerah Kabupaten yang digunakan untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kelurahan

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    16/115

    - 16 -

    tersebut dan pendanaan kelurahan dibebankan pada

     Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Paragraf 2

    Perubahan Status Kelurahan Menjadi Desa

    Pasal 29

    (1)Pemerintah Daerah Kabupaten dapat mengubah status

    kelurahan menjadi Desa berdasarkan prakarsa

    masyarakat dan memenuhi persyaratan yang ditentukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2)Kelurahan yang berubah status menjadi Desa, sarana dan

    prasarana menjadi milik Desa dan dikelola oleh Desa yang

     bersangkutan untuk kepentingan masyarakat Desa.

    (3)Pendanaan perubahan status kelurahan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.

    Pasal 30

    (1)Perubahan status kelurahan menjadi Desa hanya dapat

    dilakukan bagi kelurahan yang kehidupan masyarakatnya

    masih bersifat perdesaan.

    (2)Perubahan status kelurahan menjadi Desa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dapat seluruhnya menjadi Desa

    atau sebagian menjadi Desa dan sebagian menjadi

    kelurahan.

    Paragraf 3

    Perubahan Status Desa Menjadi Desa Adat

    Pasal 31

    (1)Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

    daerah kabupaten dapat mengubah status desa menjadi

    desa adat.

    (2)Ketentuan mengenai tata cara pengubahan status desa

    menjadi desa adat berpedoman pada peraturan

    perundang-undangan.

    BAB IV

    KEWENANGAN DESAPasal 32

    Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang

    penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan

    Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    17/115

    - 17 -

    pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa

    masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.

    Pasal 33

    Kewenangan Desa meliputi:

    a.kewenangan berdasarkan hak asal usul;

     b.kewenangan lokal berskala Desa;

    c.kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,

    Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah

    Kabupaten; dand.kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,

    Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah

    Kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    Pasal 34

    Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan

    kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 33 huruf a dan huruf b diatur dan diurus oleh

    Desa.

    Pasal 35

    Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 33 huruf a paling sedikit terdiri atas:

    a. sistem organisasi masyarakat adat;

     b. pembinaan kelembagaan masyarakat;

    c.pembinaan lembaga dan hukum adat;d. pengelolaan tanah kas Desa; dan

    e.pengembangan peran masyarakat Desa.

    Pasal 36

    Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 33 huruf b paling sedikit terdiri atas

    kewenangan:

    a. pengelolaan tambatan perahu;

     b. pengelolaan pasar Desa;

    c.pengelolaan tempat pemandian umum;d. pengelolaan jaringan irigasi;

    e.pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;

    f.pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos

    pelayanan terpadu;

    g.pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    18/115

    - 18 -

    h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;

    i.pengelolaan embung Desa;

     j.pengelolaan air minum berskala Desa; dan

    k. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke

     wilayah pertanian.

    Pasal 37

    Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan

    kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah

    Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Pasal 33 huruf c dan huruf d diurus oleh

    Desa.

    Pasal 38

    (1)Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

    kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan

    Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan

    kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat

    Desa.

    (2)Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai biaya.

    Pasal 39

    Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah dan

    pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    BAB V

    PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

    Pasal 40

    Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.

    Pasal 41

    Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas:

    a.kepastian hukum;

     b.tertib penyelenggaraan pemerintahan;

    c.tertib kepentingan umum;

    d.keterbukaan;

    e.proporsionalitas;f.profesionalitas;

    g.akuntabilitas;

    h.efektivitas dan efisiensi;

    i.kearifan lokal;

     j.keberagaman; dan

    k.partisipatif.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    19/115

    - 19 -

    Bagian Kesatu

    Pemerintah Desa

    Pasal 42

    Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

    adalah Kepala Desa dan yang dibantu oleh perangkat Desa.

    Paragraf 1

    Kepala Desa

    Pasal 43

    (1)Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan

    Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan

    kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat

    Desa.

    (2)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), Kepala Desa berwenang:

    a.memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

     b.mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;

    c.memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset

    Desa;

    d.menetapkan Peraturan Desa;

    e.menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

    f.membina kehidupan masyarakat Desa;

    g.membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat

    Desa;

    h.membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta

    mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala

    produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran

    masyarakat Desa;i.mengembangkan sumber pendapatan Desa;

     j.mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian

    kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat Desa;

    k.mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat

    Desa;

    l.memanfaatkan teknologi tepat guna;

    m.mengoordinasikan Pembangunan Desa secara

    partisipatif;

    n.mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau

    menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    o.melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    20/115

    - 20 -

    (3)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), Kepala Desa berhak:

    a.mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja

    Pemerintah Desa;

     b.mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan

    Desa;

    c.menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,

    dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat

     jaminan kesehatan;

    d.mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yangdilaksanakan; dan

    e.memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban

    lainnya kepada perangkat Desa.

    (4)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), Kepala Desa berkewajiban:

    a.memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,

    melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan

    memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;

     b.meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

    c.memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat

    Desa;

    d.menaati dan menegakkan peraturan perundang-

    undangan;

    e.melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan

    gender;

    f.melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang

    akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan

    nepotisme;

    g.menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh

    pemangku kepentingan di Desa;

    h.menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa

     yang baik;

    i.mengelola Keuangan dan Aset Desa;

     j.melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi

    kewenangan Desa;

    k.menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;

    l.mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;

    m.membina dan melestarikan nilai sosial budaya

    masyarakat Desa;

    n.memberdayakan masyarakat dan lembaga

    kemasyarakatan di Desa;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    21/115

    - 21 -

    o.mengembangkan potensi sumber daya alam dan

    melestarikan lingkungan hidup; dan

    p.memberikan informasi kepada masyarakat Desa.

    Pasal 44

    Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Kepala Desa wajib:

    a.menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan

    Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati;

     b.menyampaikan laporan penyelenggaraan PemerintahanDesa pada akhir masa jabatan kepada Bupati;

    c.memberikan laporan keterangan penyelenggaraan

    pemerintahan secara tertulis kepada Badan

    Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran; dan

    d.memberikan dan/atau menyebarkan informasi

    penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada

    masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran.

    Pasal 45

    (1)Kepala Desa yang tidak melaksanakan kewajibansebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4) dan Pasal

    44 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan

    dan/atau teguran tertulis.

    (2)Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan

    pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan

    pemberhentian.

    Pasal 46

    Mekanisme pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 45 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 47

    Kepala Desa dilarang:

    a.merugikan kepentingan umum;

     b.membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri,

    anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu;

    c.menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau

    kewajibannya;

    d.melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga

    dan/atau golongan masyarakat tertentu;

    e.melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat

    Desa;

    f.melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima

    uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    22/115

    - 22 -

    memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan

    dilakukannya;

    g.menjadi pengurus partai politik;

    h.menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;

    i.merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan

    Permusyawaratan Desa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat

    Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik

    Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan

     jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan;

     j.ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan

    umum dan/atau pemilihan kepala daerah;

    k.melanggar sumpah/janji jabatan; dan

    l.meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja

     berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat

    dipertanggungjawabkan.

    Pasal 48

    (1)Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 47 dikenai sanksi administratif

     berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis.

    (2)Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan tindakan

    pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan dengan

    pemberhentian.

    Pasal 49

    Mekanisme pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 48 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Paragraf 2

    Pemilihan Kepala Desa

    Pasal 50

    (1)Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di

    seluruh wilayah Kabupaten.

    (2)Pemilihan Kepala Desa secara serentak sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan tiap 2 (dua) tahun

    sekali.(3)Pemilihan Kepala Desa secara serentak dilaksanakan

    pertama kali pada Tahun 2015.

    (4)Penentuan tanggal pelaksanaan dan Desa yang

    melaksanakan Pemilihan Kepala Desa secara serentak

    ditetapkan oleh Bupati.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    23/115

    - 23 -

    (5)Desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa serentak

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah desa yang

    masa jabatan Kepala Desanya habis sebelum pelaksanaan

    Pemilihan Kepala Desa serentak ditambah desa yang masa

     jabatan Kepala Desanya habis 2 (dua) bulan setelah

    tanggal pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak.

    (6)Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada :

    a.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

    secara proporsional.

     b.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

    Pasal 51

    (1)Dalam hal terjadi kekosongan jabatan kepala Desa dalam

    penyelenggaraan pemilihan kepala Desa serentak, bupati

    menunjuk penjabat kepala Desa.

    (2)Penjabat kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) berasal dari pegawai negeri sipil di lingkungan

    pemerintah daerah kabupaten.

    Pasal 52

    (1)Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa.

    (2)Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas,

    rahasia, jujur, dan adil.

    Pasal 53

    (1)Bupati membentuk panitia pemilihan Kepala Desa Tingkat

    Kabupaten.

    (2)Panitia pemilihan di Kabupaten sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) mempunyai tugas meliputi:

    a. merencanakan, mengkoordinasikan dan

    menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan

    pemilihan tingkat kabupaten;

     b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan

    kepala desa terhadap panitia pemilihan kepala desa

    tingkat desa;

    c. menfasilitasi penetapan jumlah surat suara dan kotak

    suara;

    d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan

    kotak suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;

    e. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan

    kepala desa tingkat kabupaten;

    f. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

    pemilihan; dan

    g. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    24/115

    - 24 -

    ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    Pasal 54

    Pemilihan kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan:

    a. persiapan;

     b. pencalonan;

    c.pemungutan suara; dan

    d. penetapan.

    Pasal 55

     Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

    huruf a meliputi :

    a. Pemberitahuan akhir masa jabatan;

     b. Pembentukan panitia;

    c. Perencanaan biaya pemilihan;

    d. Penetapan biaya pemilihan.

    Pasal 56

    (1)Badan Permusyawaratan Desa memberitahukan kepada

    Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatanKepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum masa

     jabatannya berakhir.

    (2)Pemberitahuan akan berakhirnya masa jabatan Kepala

    Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga

    disampaikan kepada Bupati melalui Camat.

    (3) Atas pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

    Bupati melakukan audit khusus yang dilaksanakan oleh

    Inspektorat Daerah.

    (4)Laporan akhir masa jabatan kepala Desa kepada bupati

    disampaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Harisetelah pemberitahuan akhir masa jabatan.

    (5)Pelaksanaan audit khusus sebagaimana dimaksud pada

    ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 57

    (1)Badan Permusyawaratan Desa membentuk panitia

    pemilihan Kepala Desa dalam jangka waktu 10 (sepuluh)

    Hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan.

    (2)Pembentukan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) memperhatikan waktu pelaksanaan pemilihan Kepala

    Desa serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50

    ayat (4).

    (3)Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) bersifat mandiri dan tidak memihak.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    25/115

    - 25 -

    (4)Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) terdiri atas unsur perangkat Desa, lembaga

    kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat Desa.

    (5)Badan Permusyawaratan Desa menetapkan panitia

    pemilihan Kepala Desa setelah dikonsultasikan kepada

    Camat.

    (6)Panitia pemilihan terdiri atas panitia inti dan panitia

    tambahan.

    (7) Jumlah anggota panitia inti sebagaimana dimaksud pada

    ayat (6) ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 7(tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.

    (8) Jumlah anggota panitia tambahan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (6) ditetapkan dengan jumlah sesuai kebutuhan.

    (9)Pembentukan dan penetapan panitia pemilihan kepala

    Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

    disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati

    melalui camat.

    (10) Ketentuan lebih lanjut tentang panitia inti dan

    panitia tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

    diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 58

    Susunan kelengkapan panitia pemilihan terdiri atas :

    a. Ketua;

     b. Wakil Ketua;

    c. Sekretaris;

    d. Bendahara;

    e. Seksi-seksi yang diperlukan.

    Pasal 59

    Sebelum memangku jabatan sebagai anggota Panitia

    Pemilihan, terlebih dahulu diambil sumpah oleh pimpinan

    BPD, dengan kata-kata sumpah sebagai berikut:

    ”Demi Allah, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan

    memenuhi kewajiban saya selaku anggota Panitia Pemilihan

    Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan

    seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam

    mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar

    Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupandemokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta

    melaksanakan segala peraturan perundang - undangan

    dengan selurus- lurusnya yang berlaku bagi desa,

    daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan

    bahwa saya demi tegaknya proses pemilihan Kepala Desa

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    26/115

    - 26 -

    akan menjunjung tinggi semangat netralitas dalam mengemban

    tugas sebagai panitia pemilihan”.

    Pasal 60

    Panitia pemilihan kepala desa mempunyai tugas:

    a.merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,

    mengawasi dan mengendalikan semua tahapan

    pelaksanaan pemilihan;

     b.merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada

    Bupati melalui camat;c.melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;

    d.mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;

    e.menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;

    f.menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;

    g.menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;

    h.memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan

    tempat pemungutan suara;

    i.melaksanakan pemungutan suara;

     j.menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan

    mengumumkan hasil pemilihan;

    k. menetapkan calon Kepala Desa terpilih; dan

    l. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

    pemilihan kepada BPD dan Bupati melalui Camat.

    Pasal 61

    (1) Panitia Pemilihan Kepala Desa mengajukan

    perencanaan biaya pemilihan kepada Bupati melalui

    Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari setelah

    terbentuknya panitia pemilihan.

    (2) Persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam

     jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh

    panitia.

    Pasal 62

     Tahap pencalonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

    huruf b meliputi :

    a.pengumuman dan pendaftaran bakal calon;

     b.penelitian kelengkapan persyaratan administrasi,

    klarifikasi, serta penetapan dan pengumuman namacalon;

    c.penetapan daftar pemilih tetap untuk pelaksanaan

    pemilihan kepala Desa;

    d.pelaksanaan kampanye calon kepala; dan

    e.masa tenang.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    27/115

    - 27 -

    Pasal 63

    (1)Panitia Pemilihan mengumumkan masa penjaringan dan

    atau pendaftaran bakal calon kepada penduduk desa

    secara terbuka dan seluas-luasnya melalui berbagai media

    informasi yang ada di desa.

    (2)Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum waktu

    penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon dimulai.

    (3)Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    sekurang-kurangnya memuat, tata cara  dan waktu

    penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon. serta

    syarat-syarat pencalonan Kepala Desa.

    (4)Penjaringan dan atau pendaftaran bakal calon dilakukan

    dalam kurun waktu 9 (sembilan) hari.

    (5)Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada

    ayat (4) tidak terdapat  bakal calon yang mendaftarkan

    diri, maka dilakukan penjaringan dan atau pendaftaran

     yang ke dua, dengan waktu selama-lamanya 5 (lima) hari.

    (6)Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud padaayat (5) ternyata tidak terdapat bakal calon yang

    mendaftarkan diri, maka dilakukan penjaringan dan atau

    pendaftaran yang ke tiga, dengan waktu selama-lamanya

    5 (lima) hari.

    Pasal 64

    (1) Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 63 ayat (6) tidak terdapat sama sekali bakal

    calon yang mendaftarkan diri, dilakukan penjaringan dan

    atau pendaftaran kembali sebagaimana dimaksud dalamPasal 63 ayat (4) sampai dengan ayat (6).

    (2) Apabila dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) masih tidak terdapat bakal calon yang

    mendaftarkan diri, ketua panitia pemilihan membuat

    laporan kepada BPD

    Pasal 65

    (1)Dalam hal tidak terdapat bakal calon yang mendaftarkan

    diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2), BPD

    mengambil keputusan untuk menunda Pemilihan sampai

    dengan masa pemilihan Kepala Desa serentak periode

     berikutnya sebagimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2).

    (2)Keputusan penundaan pemilihan sebagaimana dimaksud

    ayat (1) dilakukan dalam rapat lengkap BPD dan

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    28/115

    - 28 -

    disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk

    mendapat persetujuan.

    (3)Dalam kurun waktu penundaan sebagaimana dimaksud

    ayat (1), BPD melakukan penjajagan dan atau

    mensosialisasikan kembali tentang rencana Pemilihan.

    Pasal 66

    (1) Penduduk desa yang mendaftarkan diri atau

    didaftarkan sebagai bakal calon, mengisi formulir

    pendaftaran yang disediakan panitia.(2) Bakal calon Kepala Desa melengkapi serta

    memenuhi persyaratan calon Kepala Desa, selambat-

    lambatnya 3 (tiga) hari setelah masa penjaringan dan atau

    pendaftaran bakal calon ditutup.

    Pasal 67

    (1)Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:

    a.warga negara Republik Indonesia;

     b.bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

    c.memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan

    memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

    d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah

    pertama atau sederajat;

    e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan

    paling tinggi 60 tahun pada saat mendaftar ;

    f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

    g.terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di

    Desa setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum

    pendaftaran;

    h.tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

    i.tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

    diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)

    tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah

    selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkansecara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang

     bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai

    pelaku kejahatan berulang-ulang;

     j.tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan

    putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    29/115

    - 29 -

    k. berbadan sehat;

    l.tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali

    masa jabatan;

    m.Berkelakuan Baik; dan

    n.Keluarga inti (istri, anak, orang tua) dari kepala desa

     yang diberhentikan periode sebelumnya tanpa

     berselang tidak dapat mencalonkan diri dalam

    pemilihan kepala desa.

    (2)Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) meliputi :a. surat keterangan bukti sebagai warga negara

    Indonesia dari pejabat tingkat kabupaten;

     b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas

    kertas segel atau bermeterai cukup;

    c. surat pernyataan memegang teguh dan

    mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar

    Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

    mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara

    Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal

    Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas

    segel atau bermeterai cukup;

    d. ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar

    sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh

    pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat

     yang berwenang, dan bagi lulusan paket B atau ujian

    persamaan memiliki yang dikeluarkan 3 bulan

    sebelum pendaftaran;

    e. akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir;f. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi

    kepala Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di

    atas kertas segel atau bermeterai cukup;

    g. kartu tanda penduduk dan surat keterangan

     bertempat tinggal paling kurang 1 (satu) tahun

    sebelum pendaftaran dari rukun tetangga/rukun

     warga dan kepala Desa setempat;

    h. surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa

    tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

    i. surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa

    tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

    diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)

    tahun atau lebih;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    30/115

    - 30 -

     j. surat keterangan dari ketua pengadilan negeri

     bahwa tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai

    dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai

    hukum tetap;

    k. surat keterangan berbadan sehat dari rumah

    sakit umum daerah berdasarkan uji medis paket 5;

    dan

    l. surat keterangan dari pemerintah daerah

    kabupaten dan surat pernyataan dari yang

     bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi kepalaDesa selama 3 (tiga) kali masa jabatan.

    m. surat keterangan dari Kepolisian setempat

    sebagai bukti berkelakuan baik; dan

    n. surat keterangan hubungan keluarga dari Kepala

    Desa yang disahkan oleh camat.

    Pasal 68

    (1)Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi

    cuti sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan

    selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.(2)Dalam hal kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), sekretaris Desa melaksanakan tugas dan

    kewajiban kepala Desa.

    Pasal 69

    (1)Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan

    kepala Desa diberi cuti terhitung sejak yang bersangkutan

    terdaftar sebagai bakal calon kepala Desa sampai dengan

    selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.

    (2)Tugas perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dirangkap oleh perangkat Desa lainnya yang ditetapkan

    dengan keputusan kepala Desa.

    Pasal 70

    (1)Pegawai negeri sipil yang mencalonkan diri dalam

    pemilihan kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis

    dari pejabat pembina kepegawaian.

    (2)Dalam hal pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya

    selama menjadi kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai

    pegawai negeri sipil.

    Pasal 71

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    31/115

    - 31 -

    (1)Anggota TNI/POLRI yang mencalonkan diri dalam

    pemilihan kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis

    dari komandan/kepala satuan minimal tingkat

    kabupaten.

    (2)Dalam hal anggota TNI/POLRI sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi kepala Desa,

    kedudukan yang bersangkutan sebagai anggota

     TNI/POLRI menyesuaikan kepada ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang mengatur TNI/POLRI.

    Pasal 72

    (1) Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap surat

    pendaftaran bakal calon beserta lampirannya

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66.

    (2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari.

    (3) Tata cara penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Pasal 73

    (1) Panitia pemilihan mengadakan rapat lengkap panitia

    pemilihan yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota

    panitia pemilihan untuk membahas hasil penelitian

    terhadap berkas persyaratan bakal calon yang dapat

    ditetapkan menjadi calon kepala Desa untuk

    dikonsultasikan kepada BPD.

    (2) Panitia pemilihan menetapkan bakal calon menjadi

    Calon Kepala Desa dalam rapat lengkap panitia pemilihan

     yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota panitia

    pemilihan.

    (3) Keputusan panitia tentang penetapan bakal calon

    menjadi Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) sekurang-kurangnya harus didukung oleh 2/3

    (dua per tiga ) dari anggota panitia yang hadir

    (4) Bakal calon yang ditetapkan menjadi calon Kepala Desa

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sekurang-

    kurangnya berjumlah 2 (dua) orang dan sebanyak-

     banyaknya 5 (lima) orang.

    (5) Keputusan panitia tentang penetapan bakal calonmenjadi Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) disampaikan kepada seluruh bakal calon

    dan/atau calon Kepala Desa dilengkapi dengan bukti

    penerimaan selambat-lambatnya 1 (satu) hari sejak

    ditetapkan.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    32/115

    - 32 -

    Pasal 74

    (1) Dalam hal bakal calon yang dapat ditetapkan menjadi

    calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73

    ayat (1) kurang dari 2 (dua) orang, panitia menunda

    penetapan bakal calon menjadi calon Kepala Desa dan

    membuka kembali penjaringan dan atau pendaftaran

     bakal calon selama 20 (dua puluh) hari.

    (2) Selama Bakal calon yang sudah mendaftar tidak

    menyampaikan pengunduran diri, bakal calon tersebut

    dianggap sudah mendaftar.

    (3) Apabila sampai akhir masa penjaringan dan atau

    pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

    terdapat tambahan bakal calon yang memenuhi

    persyaratan, panitia melakukan rapat lengkap panitia

     yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)

    anggota panitia untuk dilaporkan kepada bupati.

    (4) Bupati menunda pelaksanaan pemilihan kepala Desa

    sampai dengan batas waktu yang ditetapkan kemudian.

    Pasal 75

    Dalam hal bakal calon yang dapat ditetapkan menjadi calon

    Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1)

    lebih dari 5 (lima) orang, panitia menunda penetapan bakal

    calon menjadi calon Kepala Desa dan dan melakukan seleksi

    tambahan dengan menggunakan kriteria pengalaman bekerja

    di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, usia, dan

    peryaratan lain yang ditetapkan bupati.

    Pasal 76

    (1)Selambat-lambatnya 2 hari setelah penetapan calon

    Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat

    (2), panitia melakukan rapat lengkap untuk menentukan

    nomor urut dan tanda gambar calon Kepala Desa.

    (2)Tanda gambar sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak

    diperkenankan menggunakan gambar/lambang dan

     warna yang mirip organisasi peserta pemilu, dan atau

    simbol sesuatu organisasi kemasyarakatan/lembagapemerintah/agama.

    (3)Rapat panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) harus

    dihadiri calon Kepala Desa dan atau saksi yang mendapat

    mandat dari calon Kepala Desa.

    (4)Nomor Urut, Nama Calon, tanda Gambar dan atau Photo

    Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    33/115

    - 33 -

    (1), disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam

     berita acara oleh Panitia Pemilihan.

    (5)Panitia Pemilihan Kepala Desa mengumumkan nama

    calon Kepala Desa dan tanda gambar calon Kepala Desa

     yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud ayat (1),

    paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditetapkannya tanda

    gambar calon Kepala Desa.

    Pasal 77

    (1)Setelah penetapan bakal calon menjadi calon Kepala Desa,calon Kepala Desa dilarang mengundurkan diri.

    (2)Apabila terjadi pengunduran diri dari salah satu calon

    atau salah satu calon meninggal dunia setelah penetapan

     bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa, maka

    posisi dan kedudukan Nomor Urut, Nama, Gambar dan

    Photo calon Kepala Desa yang berhak dipilih serta

    terpampang dalam papan pengumuman dan dicetak

    dalam surat suara, dinyatakan tetap dan tidak ada

    perubahan.

    Pasal 78

    (1)Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar

    sebagai pemilih.

    (2)Panitia pemilihan mengumumkan waktu pendaftaran

    calon pemilih selambat-lambatnya 7 hari sebelum

    pendaftaran calon pemilih dilaksanakan.

    (3)Panitia pemilihan menerima pendaftaran calon pemilih

    dari penduduk desa WNI yang memenuhi syarat sebagai

     berikut :

    a.Sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau

    sudah/pernah menikah pada hari pemungutan suara

    pemilihan Kepala Desa;

     b.Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;

    c.Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan

    putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap;

    d.Terdaftar sebagai penduduk desa, sekurang-kurangnya

    6 (enam) bulan sebelum disahkannya daftar pemilih

    sementara dan dibuktikan dengan Kartu TandaPenduduk (KTP) dan atau kartu KK yang syah.

    (4)Hak Pilih anggota TNI/POLRI warga setempat mengacu

    kepada peraturan perundang-undangan yang mengatur

     TNI/POLRI.

    (5)Pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud ayat (1)

    dapat dibantu oleh Ketua RT/RW.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    34/115

    - 34 -

    Pasal 79

    (1) Daftar pemilih dimutakhirkan dan divalidasi dari

    Daftar Penduduk Potensial Pemilih sesuai data penduduk

    di desa sesuai syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    78 ayat (2) dan ayat (3).

    (2) Berdasarkan daftar pemilih yang telah

    dimutahirkan dan divalidasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1), Panitia pemilihan menyusun dan menetapkan

    daftar pemilih sementara.

    (3) Daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) disusun secara alphabetis per wilayah RT.

    Pasal 80

    (1)Panitia Pemilihan mengumumkan daftar pemilih

    sementara secara luas dan terbuka di setiap wilayah RT

    dan memberikan salinan daftar pemilih sementara kepada

    Calon Kepala Desa untuk diteliti.

    (2)Pengumuman daftar pemilih sementara dilakukan selama

    3 (tiga) hari terhitung sejak ditetapkannya daftar pemilih

    sementara.

    (3)Selama kurun waktu pengumuman daftar pemilih

    sementara, pemilih dapat mengajukan usul perbaikan

    mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya.

    (4)Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3), pemilih atau anggota keluarga dapat memberikan

    informasi yang meliputi:

    a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;

     b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;

    c. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 tahun;atau

    d. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak

    memenuhi syarat sebagai pemilih.

    (5) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diterima, panitia

    pemilihan segera mengadakan perbaikan daftar pemilih

    sementara.

    Pasal 81

    (1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan

    kepada Panitia Pemilihan melalui pengurus Rukun

     Tetangga/Rukun Warga.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    35/115

    - 35 -

    (2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar

    sebagai pemilih tambahan.

    (3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat 3

    (tiga) hari.

    Pasal 82

    (1)Daftar pemilih tambahan diumumkan oleh Panitia

    Pemilihan pada tempat-tempat yang mudah dijangkau

    oleh masyarakat.(2) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tambahan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

    selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka

     waktu penyusunan tambahan.

    Pasal 83

    (1)Panitia menetapkan daftar pemilih sementara dan daftar

    pemilih tambahan menjadi daftar pemilih tetap dalam

    Rapat Panitia dan dapat dihadiri oleh Calon Kepala Desa

    atau saksi yang ditunjuk oleh Calon Kepala Desa yang bersangkutan.

    (2)Hasil Rapat Penetapan daftar pemilih sementara menjadi

    daftar pemilih tetap dituangkan dalam Berita Acara yang

    ditanda tangani oleh Panitia Pemilihan dan dapat ditanda

    tangani pula oleh Calon Kepala Desa atau saksi yang

    ditunjuk Calon Kepala Desa yang bersangkutan.

    (3)Apabila Calon Kepala Desa atau saksi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) tidak menandatangani, Berita

     Acara tetap dinyatakan sah.

    Pasal 84

    (1)Kampanye Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan sebagai

     bagian dari penyelenggaraan Pemilihan.

    (2)Kampanye dilakukan selama 3 (tiga) hari dan berakhir 3

    (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

    (3)Tata tertib dan jadwal pelaksanaan kampanye

    sebagaimana dimaksud ayat (1), ditetapkan oleh panitia

    pemilihan dengan memperhatikan nomor urut calon

    Kepala Desa.(4)Calon Kepala Desa dapat menyampaikan materi

    kampanyenya kepada masyarakat, berupa visi, misi dan

    program kerjanya secara lisan maupun tertulis;

    (5)Penanggung jawab utama kampanye adalah calon Kepala

    Desa.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    36/115

    - 36 -

    (6)Rakyat mempunyai kebebasan untuk hadir dalam

    kampanye sebagaimana dimaksud ayat (1).

    (7)Ketentuan mengenai bentuk, tata cara, mekanisme dan

    sanksi kampanye diatur dalam Peraturan Bupati.

    Pasal 85

    (1)Waktu 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan

    suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)

    merupakan masa tenang.

    (2)Selama masa tenang sebagaimana pada ayat (1), berbagai bentuk kampanye dinyatakan telah selesai dan segala

    atribut kampanye yang terpasang harus dibersihkan.

    Pasal 86

     Tahap pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 54 huruf c meliputi :

    a.pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;

     b.penetapan calon yang memperoleh suara terbanyak

    sebagai calon terpilih;

    Pasal 87

    (1)Pengadaan perlengkapan pemungutan suara dilaksanakan

    oleh panitia pemilihan melalui penunjukan langsung

    kepada pengusaha yang bergerak dibidang dan atau

    mampu melaksanakan pengadaan perlengkapan

    pemungutan suara dalam wilayah Kabupaten Subang.

    (2)Perlengkapan Pemungutan Suara meliputi :a. Surat undangan Pemungutan Suara;

     b. Surat Suara;

    c. Kotak Suara;

    d. Bilik Suara dan kelengkapan lainnya.

    (3)Pengadaan perlengkapan pemungutan suara dimaksud

    pada ayat (1), dituangkan dalam Surat Perjanjian

    Pengadaan Perlengkapan Pemungutan Suara.

    (4)Jumlah Surat Suara dan surat undangan dimaksud pada

    ayat (2), dipesan sebanyak jumlah pemilih tetap yang telah

    disyahkan oleh panitia pemilihan serta ditambah 5% dari

     jumlah pemilih tersebut sebagai cadangan.

    (5)Bahan, bentuk, format dan ukuran surat suara dan surat

    undangan pemungutan suara diatur lebih lanjut dengan

    Peraturan Bupati.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    37/115

    - 37 -

    (6)Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana

    dimaksud pada ayat (4) dibuatkan berita acara.

    Pasal 88

    (1)Panitia Pemilihan menyampaikan surat undangan kepada

    Penduduk Desa yang telah didaftar dalam daftar pemilih

    tetap sebagai pemberitahuan pelaksanaan pemungutan

    suara.

    (2)Apabila pada saat penyampaian Surat Undangan

    sebagaimana dimakud pada ayat (1), pemilih yang bersangkutan tidak berada ditempat, surat undangan

    disampaikan kepada anggota keluarga pemilih yang

     bersangkutan.

    (3)Surat Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    selambat-lambatnya harus sudah disampaikan 2 (dua)

    hari sebelum hari pemungutan suara.

    (4)Surat Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    sekurang-kurangnnya memuat waktu dan tempat

    pemungutan suara dan ditandatangani oleh Ketua dan

    Sekretaris Panitia Pemilihan.(5)Penyerahan Surat Undangan sebagaimana dimaksud ayat

    (1), dilengkapi dengan bukti penerimaan yang harus

    dibubuhi nama dan tandatangan atau cap jempol

    penerima undangan.

    (6)Penyalahgunaan surat undangan dalam pemungutan

    suara menjadi tanggung jawab sepenuhnya penerima

    undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dengan

    segala akibat hukumnya.

    Pasal 89

    (1)Tempat Pemungutan Suara (TPS) ditetapkan oleh panitia

    Pemilihan Kepala Desa bersama BPD dan Pemerintah

    Desa sejumlah dusun yang ada di desa bersangkutan

    dengan lokasi di satu tempat.

    (2)Lokasi Tempat Pemungutan Suara diutamakan pada

    tempat yang strategis, seperti antara lain luas dan mudah

    dijangkau oleh para pemilih.

    (3)Tempat pemungutan suara bisa dilakukan di balai desa,

    halaman balai desa, lapang atau tempat lainnya.

    Pasal 90

    (1)Pemungutan suara diselenggarakan pada hari dan tanggal

     yang ditetapkan oleh Bupati.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    38/115

    - 38 -

    (2)Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan cara memberikan suara melalui surat

    suara.yang disediakan panitia pemilihan.

    (3)Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pukul 07.00 dan

     berakhir pukul 13.00 waktu setempat dan atau

     berdasarkan kesepakatan panitia pemilihan, pimpinan

    BPD dan Kepala Desa yang bersangkutan, dengan tidak

    menutup kemungkinan atas kesepakatan calon Kepala

    Desa untuk mengakhiri pemungutan suara sebelum atau

    melebihi batas waktu yang telah ditetapkan, yangdikuatkan dengan berita acara.

    Pasal 91

    (1)Pemberian suara untuk Pemilihan dilakukan dengan

    mencoblos salah satu tanda gambar pada surat suara di

    dalam bilik suara.

    (2)Panitia menjamin setiap pemilih dapat memberikan

    suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

    dan adil.

    (3)Panitia pemilihan menjaga dan atau menjamin agar setiappemilih hanya memberikan satu suara dan menolak

    pemberian suara yang diwakili dengan alasan apapun.

    (4)Dalam hal seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih

    dari 1 (satu) kali atau seseorang yang tidak berhak

    memilih menggunakan hak pilih, maka setiap orang yang

    mengetahuinya wajib melaporkan kepada panitia

    pemilihan sebelum surat suara dimasukan ke dalam

    kotak suara.

    (5)Pada saat pemungutan suara, panitia pemilihan berkewajiban untuk tetap menjamin agar tata demokrasi

    Pancasila berjalan dengan lancar, tertib dan aman.

    Pasal 92

    (1)Dalam pelaksanaan pemungutan suara, Calon Kepala

    Desa harus hadir di Tempat Pemungutan Suara, untuk

    menyaksikan jalannya pemungutan Suara.

    (2)Apabila karena sesuatu hal yang dapat

    dipertanggungjawabkan Calon Kepala Desa tidak dapat

    hadir sebagaimana diatur ayat (1), kehadirannya dapatdigantikan dengan photo yang bersangkuan.

    (3)Apabila tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,

    calon Kepala Desa tidak hadir dan atau meninggalkan

    tempat pemungutan suara sebelum berakhirnya

    pelaksanaan pemungtan suara, yang bersangkutan

    dianggap mengundurkan diri.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    39/115

    - 39 -

    Pasal 93

    (1)Pemberian Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90

    ayat (2) dilakukan di dalam bilik suara.

    (2)Bilik suara sebagaimana dimaksud ayat (1) harus

    menjamin keamanan dan kerahasiaan dalam pemberian

    suara.

    Pasal 94

    (1)Untuk keperluan pemungutan suara dalam Pemilihan

    Kepala Desa disediakan kotak suara sebagai tempat surat

    suara yang digunakan oleh pemilih.

    (2)Jumlah, bahan, bentuk dan ukuran kotak suara

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

    panitia pemilihan.

    Pasal 95

    (1)Pemilih Tuna Netra, Tuna Daksa atau yang mempunyai

    halangan atau keterbatasan fisik lainnya pada saatmemberikan suaranya di TPS dapat dibantu panitia

    pemilihan atau orang lain atas permintaan pemilih.

    (2)Anggota panitia Pemilihan atau orang lain yang membantu

    pemilih tuna netra, tuna daksa atau yang mempunyai

    halangan fisik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

     wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan.

    Pasal 96

    Ketua Panitia pemilihan membuka rapat pemungutan suara,

    dilanjutkan dengan sambutan Camat atau pejabat yangmewakilinya dan kemudian panitia memberikan penjelasan

    mengenai tata cara pemungutan suara.

    Pasal 97

    (1)Sebelum melaksanakan pemungutan suara, panitia

    Pemilihan melakukan hal-hal sebagai berikut :

    a. Menerima para saksi, yang

    dilengkapi surat mandat dari calon Kepala Desa

    masing-masing;

     b. Membuka kotak suara;c. Mengeluarkan dan

    Memperlihatkan isi seluruh kotak suara;

    d. Mengidentifikasi jenis dokumen

    dan peralatan serta menghitung jumlahnya;

    e. Menandatangani surat suara;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    40/115

    - 40 -

    (2)Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dapat dihadiri dan atau disaksikan oleh para

    saksi dari calon Kepala Desa, BPD, Tim Pengawas, dan

     warga masyarakat.

    (3)Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh

    panitia pemilihan serta dapat ditandatangani para saksi

    dari calon Kepala Desa.

    Pasal 98

    (1)Dalam pemberian suara, pemilih diberi kesempatan oleh

    panitia pemilihan berdasarkan urutan kehadiran pemilih.

    (2)Pemilih yang hadir menyerahkan surat undangannya

    kepada panitia pemilihan dan kemudian panitia pemilihan

    memberikan selembar surat suara yang sudah

    ditandatangani oleh panitia pemilihan.

    (3)Apabila surat suara yang diterima sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) ternyata dalam keadaan rusak, pemilih

    dapat meminta surat suara pengganti kepada panitia

    pemilihan.(4)Apabila pemilih melakukan kekeliruan dalam cara

    memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara

    pengganti kepada panitia pemilihan, hanya satu kali.

    (5)Pemilih memasukan surat suara yang telah dicoblos

    kedalam kotak suara, dalam keadaan terlipat.

    Pasal 99

    (1)Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda

    khusus oleh Panitia Pemilihan.

    (2)Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

     berupa tinta pada salah satu jari tangan.

    Pasal 100

    (1) Penghitungan suara Pemilihan dilaksanakan

    pada tempat pemungutan suara dan dilakukan oleh

    Panitia Pemilihan setelah pemungutan suara dinyatakan

     berakhir.

    (2) Sebelum penghitungan suara dimulai

    sebagaimana dimaksud ayat (1), Panitia Pemilihanmenghitung :

    a. jumlah pemilih

     yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar

    pemilih tetap untuk TPS

     b. Jumlah sisa

    surat suara yang tidak terpakai;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    41/115

    - 41 -

    c. Jumlah surat

    suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak

    atau keliru dicoblos.

    (3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dihadiri dan atau disaksikan oleh para Calon

    Kepala Desa atau para saksi calon Kepala Desa, Tim

    Pengawas, Petugas lainnya, dan warga masyarakat.

    (4) Dalam hal tidak seorangpun saksi calon Kepala

    Desa dapat hadir, penghitungan suara tetap berjalan terus

    dan penghitungan suara dinyatakan sah.(5) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dilakukan pada posisi yang memungkinkan para

    Saksi Calon Kepala Desa, Tim Pengawas, Petugas lainnya

    dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan

    secara jelas proses penghitungan suara.

    (6) Setiap lembar surat suara diteliti satu demi satu

    untuk mengetahui suara yang diberikan kepada calon

    Kepala Desa dan kemudian panitia pemilihan

    menyebutkan gambar yang dicoblos serta mencatatnya di

    papan perolehan suara.

    (7) Saksi calon Kepala Desa yang hadir sebagaimana

    dimaksud ayat (5) dapat mengajukan keberatan terhadap

     jalannya penghitungan suara apabila ternyata terdapat

    hal-hal yang perlu dikoreksi dan atau yang tidak sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku.

    (8) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh para

    Saksi calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada

    ayat (6) dapat diterima, panitia Pemilihan seketika itu juga

    mengadakan pembetulan.(9) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai

    sah atau tidak sahnya surat suara antara panitia

    pemilihan dengan calon Kepala Desa atau saksi maka

    panitia pemilihan berkewajiban untuk menentukan

    keputusan dan bersifat mengikat.

    Pasal 101

    Surat suara dalam pemungutan suara dinyatakan sah apabila

    ;

    a. Surat suaraditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa ;

     b. Menggunakan alat coblos

     yang disediakan didalam bilik suara ;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    42/115

    - 42 -

    c. Tanda coblos hanya

    terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat atau garis yang

    memuat tanda gambar dan nomor calon Kepala Desa ;

    d. Tanda coblos lebih dari

    satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat

    atau garis yang memuat tanda gambar dan nomor calon

    Kepala Desa ;

    e. Surat suara tidak

    ditandatangani pemilih ;

    f. Surat suara tidak diberiidentitas pemilih ;

    g. Surat suara tidak rusak.

    Pasal 102

    (1) Segera setelah selesai penghitungan suara,

    panitia Pemilihan Kepala Desa membuat Berita Acara dan

    sertifikat hasil penghitungan suara yang ditandatangani

    oleh Ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota

    panitia Pemilihan dan dapat ditanda tangani pula oleh

    para saksi calon Kepala Desa.(2) Dalam hal para saksi tidak menandatangani

    Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Berita

     Acara dinyatakan sah.

    (3) Panitia Pemilihan memberikan salinan Berita

     Acara dan sertifikat hasil penghitungan suara

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masing-

    masing saksi calon Kepala Desa yang hadir.

    (4) Berita acara beserta kelengkapannya

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimasukkan dalamsampul khusus yang disediakan dan dimasukkan ke

    dalam kotak suara yang pada bagian luar ditempel label

    atau segel.

    (5) Panitia menyerahkan berita acara hasil

    penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan

    administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada

    BPD segera setelah selesai penghitungan suara.

    Pasal 103

    (1) Panitia Pemilihan menetapkan Calon Kepala Desaterpilih berdasarkan Berita Acara dan Sertifikat hasil

    penghitungan suara.

    (2) Calon Kepala Desa Terpilih adalah adalah calon

    Kepala Desa yang memperoleh suara sah terbanyak.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    43/115

    - 43 -

    (3) Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak

    lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan

     berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

    (4) Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak

    adalah calon yang mengundurkan diri atau meninggal

    dunia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2) dan

    Pasal 92 ayat (3), maka calon terpilih adalah calon yang

    memperoleh suara terbanyak kedua.

    Pasal 104

     Tahap penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54

    huruf d meliputi :

    a. laporan panitia pemilihan mengenai calon terpilih

    kepada Badan Permusyawaratan Desa paling lambat 7

    (tujuh) Hari setelah pemungutan suara;

     b. laporan Badan Permusyawaratan Desa mengenai

    calon terpilih kepada bupati paling lambat 7 (tujuh) Hari

    setelah menerima laporan panitia;

    c.bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan

    pengangkatan kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh)Hari sejak diterima laporan dari Badan Permusyawaratan

    Desa; dan

    d. bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik

    calon kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)

    Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan dan

    pengangkatan kepala Desa.

    Pasal 105

    (1) Penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala

    Desa dilakukan oleh Bupati dalam jangka waktu

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 huruf c

    (2) Mekanisme penyelesaian perselisihan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan

    Bupati.

    Pasal 106

    (1)Dalam hal terjadi kejadian luar biasa dalam kegiatan

    pemungutan dan/atau penghitungan suara, panitia

    pemilihan dapat menunda pelaksanaan kegiatanpemungutan dan/atau penghitungan suara.

    (2)Kejadian luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    meliputi :

    a. kondisi cuaca yang ekstrim;

     b. kejadian bencana;

    c. kerusuhan masa yang tidak terkendali; dan

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    44/115

    - 44 -

    d. kejadian lain yang mengakibatkan kegiatan

    pemungutan dan/atau penghitungan suara tidak

    dapat dilaksanakan.

    (3)Penundaan dalam waktu dibawah 5 (lima) jam ditetapkan

    oleh panitia pemilihan dan BPD dengan

    mempertimbangkan masukan dari calon dan disetujui

    oleh camat.

    (4)Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    dituangkan dalam berita acara.

    (5)Dalam hal setelah penundaan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) kegiatan pemungutan dan/atau

    penghitungan suara tidak dapat dilaksanakan dan/atau

    dilanjutkan, panitia pemilihan melaporkan kepada panitia

    tingkat kabupaten melalui camat untuk meminta

    persetujuan penghentian sementara dan rencana

    pelaksanaan kegiatan pemungutan dan/atau

    penghitungan suara.

    (6)Panitia tingkat kabupaten memberikan persetujuan

    penghentian sementara dan rencana pelaksanaan

    kegiatan pemungutan dan/atau penghitungan suara

    sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan

    memperhatikan masukan dari camat.

    Pasal 107

    Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk

    pelaksanaan pemilihan kepala Desa antarwaktu dilaksanakan

    paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung

    sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai

     berikut:a. sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa,

    dilakukan kegiatan yang meliputi:

    1.pembentukan panitia pemilihan kepala Desa

    antarwaktu oleh Badan Permusyawaratan Desa paling

    lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari

    terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;

    2.pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa

    oleh panitia pemilihan kepada penjabat kepala Desa

    paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari

    terhitung sejak panitia terbentuk;3.pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat

    kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga

    puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia

    pemilihan;

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    45/115

    - 45 -

    4.pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala

    Desa oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15

    (lima belas) Hari;

    5.penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal

    calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7

    (tujuh) Hari; dan

    6.penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia

    pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling

     banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan

    pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkansebagai calon yang berhak dipilih dalam musyawarah

    Desa.

     b. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan

    musyawarah Desa yang meliputi kegiatan:

    1.penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh

    Ketua Badan Permusyawaratan Desa yang teknis

    pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia

    pemilihan;

    2.pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh

    musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau

    melalui pemungutan suara;

    3.pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia

    pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat

    atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati

    oleh musyawarah Desa;

    4.pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh

    panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;

    5.pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;

    6.pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melaluimusyawarah Desa kepada Badan Permusyawaratan

    Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah

    musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa

    terpilih;

    7.pelaporan calon kepala Desa terpilih hasil musyawarah

    Desa oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa kepada

     bupati paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah menerima

    laporan dari panitia pemilihan;

    8.penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan

    pengangkatan calon kepala Desa terpilih paling lambat

    30 (tiga puluh) Hari sejak diterimanya laporan dari

    Badan Permusyawaratan Desa; dan

    9.pelantikan kepala Desa oleh bupati paling lama 30

    (tiga puluh) Hari sejak diterbitkan keputusan

    pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih.

  • 8/16/2019 Tahun 2015-Perda No.4 ttg Desa.docx

    46/115

    - 46 -

    Pasal 108

    Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Kepala Desa

    antarwaktu melalui musyawarah Desa d