Tahapan Membuat Peta Geologi

35
NAMA : RIDHO RIZKILLAH NIM : 14080067 EMAIL : ridhorizkillah1408@gma il.com BAB 5 TAHAPAN MEMBUAT PETA GEOLOGI Seorang geologist harus akrab dengan alam, oleh sebab itu geologist harus sering ke lapangan tidak terkecuali geologist junior. Pengalaman kerja di lapangan membuktikan banyak data geologi yang “tidak terbaca oleh geologist junior”,namun berhasil di baca oleh geologist senior. Hal ini benar adanya, karena data geologi “tidak pernah berbicara dan tidak pernah berbisik atau berteriak serta tidak pernah menonjlkan diri”. Data geologi harus anda baca, cari tahu dan perhatikan dengan cermat manfaatkan indra anda. Seoran geologist junior harus memanfaatkan semua indra yang dimiliki, tidak terkecuali indra penglihatan. Daya cermat indra penglihatan dapat dilatih dengan banyak pergi ke lapangan bersama-sama dengan geologist senior. Melihat dan bertanya, melihat dan bertanya lagi. Oleh sebab itu geologist di tuntut memiliki daya ingat tinggi, tidak pelupa, dan titenan. Dalam kasus khusus indra penciuman juga perlu difungsikan, sedang indra perasaan merupakan salah satu sinyal untuk hal-hal yang sifatnya lebih khusus lagi, dalam kasus yang bernuansa pada hal-hal yang tidak terlihat oleh mata “biasa”. Ini adalah suatu kenyataan, yang kadang sulit dijelaskan secara ilmiah namun sungguh-sungguh terjadi di lapangan. “Ketajaman indra dimiliki oleh semua geologist, dengan tingkat sensitivitas yang berbeda, namun semuanya itu dapat dilatih dengan banyak pergi kelapangan. Apabila anda termasuk orang yang senang membaca buku atau senang bergaul dengan “orang-orang tua”, dan pemuka masyarakat,anda pasti mendengar cerita, “seorang masuk di pekarangan orang lain tanpa permisi”, atau dengan kata-kata yang singkat “akan berbuat jahat masuk di wilayah orang lain”,

description

ooooooooooooooooo

Transcript of Tahapan Membuat Peta Geologi

Page 1: Tahapan Membuat Peta Geologi

NAMA : RIDHO RIZKILLAHNIM : 14080067EMAIL : [email protected]

BAB 5

TAHAPAN MEMBUAT PETA GEOLOGI

Seorang geologist harus akrab dengan alam, oleh sebab itu geologist harus sering ke lapangan tidak terkecuali geologist junior. Pengalaman kerja di lapangan membuktikan banyak data geologi yang “tidak terbaca oleh geologist junior”,namun berhasil di baca oleh geologist senior. Hal ini benar adanya, karena data geologi “tidak pernah berbicara dan tidak pernah berbisik atau berteriak serta tidak pernah menonjlkan diri”. Data geologi harus anda baca, cari tahu dan perhatikan dengan cermat manfaatkan indra anda. Seoran geologist junior harus memanfaatkan semua indra yang dimiliki, tidak terkecuali indra penglihatan. Daya cermat indra penglihatan dapat dilatih dengan banyak pergi ke lapangan bersama-sama dengan geologist senior. Melihat dan bertanya, melihat dan bertanya lagi. Oleh sebab itu geologist di tuntut memiliki daya ingat tinggi, tidak pelupa, dan titenan. Dalam kasus khusus indra penciuman juga perlu difungsikan, sedang indra perasaan merupakan salah satu sinyal untuk hal-hal yang sifatnya lebih khusus lagi, dalam kasus yang bernuansa pada hal-hal yang tidak terlihat oleh mata “biasa”. Ini adalah suatu kenyataan, yang kadang sulit dijelaskan secara ilmiah namun sungguh-sungguh terjadi di lapangan. “Ketajaman indra dimiliki oleh semua geologist, dengan tingkat sensitivitas yang berbeda, namun semuanya itu dapat dilatih dengan banyak pergi kelapangan.

Apabila anda termasuk orang yang senang membaca buku atau senang bergaul dengan “orang-orang tua”, dan pemuka masyarakat,anda pasti mendengar cerita, “seorang masuk di pekarangan orang lain tanpa permisi”, atau dengan kata-kata yang singkat “akan berbuat jahat masuk di wilayah orang lain”, tidak dapat keluar dari lingkungan itu, padahal tidak ada pagar yang dapat dilihat secara fisik. Kejadian ini, sulit dimengerti oleh logika, tetapi ini merupakan suatu kenyataan “di dunia nyata”. Disarankan , bagi geologist junior sewaktu bertugas di lapangan. Juga jangan pelit bertegur sapa dengan masyarakat setempat. Disamping memanfaatkan kemampuan melihat singkapan, kadang-kadang anda juga akan terbantu dengan indra penciuman. Memanfaatkan indra penciuman akan dapat membantu dalam mengenal data geologi yang belum sampai terlihat. Kadang-kadang indra penciuman bermanfaat dan dapat membantu dalam mengantisipasi kemungkinan adanya bahaya.

5.1 MELATIH KETAJAMAN INDRA

Dalam melakukan observasi geologi di lapangan di perlurkan ketajaman indra, baik indra penglihatan, penciuman atau indra rasa. Tentu saja ketajaman indra tersebut wajib di

Page 2: Tahapan Membuat Peta Geologi

bekali dengan penguasaan konsep-konsep dasar geologi dan aplikasinya. Uraian di bawah ini akan mampu memperjelas pernyataan tersebut di atas.

(1). Indra penglihatan yang terlatih dapat dengan mudah melihat:

Singkapan batuan yang di lihat itu masih insitu atau sudah berpindah tempat atau merupakan hasil longsoran di tempat lain.

Perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen ataupun batuan metamorf. Perbedaan pelapukan batuan beku, batuan sedimen atau batuan metamorf Perbedaan antara hasil pelapukan batuan beku jenis diorite dan batuan beku jenis

andesite. Perbedaan antara batuan intrusi dan ekstrusi. Perbedaan antara batuan lempung dan batu pasir berutir halus. Perbedaan batu gamping dan marmer. Perbedaan antara batuan gamping klastik dan non klastik. Mengenal bintik-bintik warna hijau kebiruan, menunjukan batuan yang mengandung

mineral logam tembaga. Gejala baking effect akibat intrusi batuan beku. Perbedaan struktur silang siur dengan gejala patahan. Kenampakan breksiasi akibat patahan pada batuan breksi. Perbedaan antara oilseepage dalam mata air. Perbedaan antara fosil foraminifera kecil plantonik dan benthonik. Perbedaan antara fosil mollusca, coelentarata, brachiopoda. Perbedaan antara fosil discocyclina dan nummulites. Perbedaan antara fosil tulang dan fosil gading. Perbedaan antara kayu dan silicified wood. Perbedaan antara fosil flora dan fauna Perbedaan antara lignit dan bituminous. Perbedaan antara mineral kalsit dan mineral gypsum. Perbedaan antara mineral gypsum dan mineral barite. Perbedaan antara mineral hartz dan kalsit. Perbedaan antara mineral kalsit dan barite. Perbedaan antara mineral kuarsa dan kuarsit. Perbedaan antara mineral hornblende dan piroksen. Mengenal mineral asbes di lapangan. Mengenal batuan meta sedimen dalam bentuk batuan karbonat. Membedakan dengan mineral pyrite dengan mineral logam emas di lapangan. Melihat imprint tulang daun pada batu lempung di daerah endapan batubara. Perbedaan antara perlapisan batuan sedimen dan sheeting joint. Perbedaan antara triangle facet dan kenampakan seperti tiangle facet sebagai akibat

erosi. Melihat struktur sedimen cross bed (silang siur) skala mega pada peta geologi. Lapisan minyak yang bewarna kebiru-biruan pada oil seepages. Mengenal daerah karst dari pandangan mata burung.

Page 3: Tahapan Membuat Peta Geologi

Pernah dan sering terjadi mahasiswa semester pertama yang kuliah di Teknik geologi, Teknik pertambangan, maupun teknik perminyakan, di ajak “berjalan-jalan di lapangan”, selalu berkomentar “wah panoramanya baik sekali, pemandanganya sangat indah dan udaranya segar belum terkena polusi”, namun terjadi terbengong-bengong apabila diajak berjalan- jalan “menaiki bukit melewati jalan setapak, menyusuri sungai-sungai kecil, untuk mencari singkapan batuan, menyebrangi sungai dengan kaki tetap memakai sepatu, tidak boleh duduk bila sedang “melihat singkapan”. Keadaan yang demikian adalah suatu hal yang wajar, karena para mahasiswa itu belum mengetahui dan mempelajari konsep-konsep ilmu geologi. Belum lagi selama dalam perjalanan lebih banyak berhentinya untuk minum air, berjalan kaki sambil makan makanan kecil, berjalan santai dengan nafas tersenggal-senggal, keluar banyak keringat, beberapa mahasiswa mukanya tampak pucat. Hal-hal tersebut merupakan “kejadian biasa” karena para mahasiswa belum mempunnyai pengalaman bekerja sebagai seorang geologist.

(2). Indra penciuman juga dapat menuntun anda untuk mencermati pada gejala:

Bau belerang sebagai akibat proses mineralisasi yang membentuk mineral pyrite. Bau belerang dari endapan batubara. Bau belerang yang mengindikasikan adanya intrusi batuan beku. Keberadaan endapan phospat di dalam gua. Bau endapan bahan galian mangan. Bau belerang pada mata air panas. Bau belerang akibat meningkatnya kegiatan vulkanisme. Mengenal suber air panas, membedakan dengan mata air biasa. Mengenal gas alam (methane) di lapangan. Mengenal bau gas H2S dari endapan gambut. Keberadaan daerah gambut dengan bau yang khas. Bau seperti bangkai sebagai indikasi daerah berbahaya.

(3). Indra rasa juga dapat membantu anda dalam mengenal gejala geologi:

Menentukan arah gerakan struktur patahan geologi dengan meraba slicken side (gores garis) pada bidang permukaan patahan.

Membedakan antara mineral barite dan mineral kalsit berdasar pada perbedaan berat.

Membedakan antara mineral kuarsit dengan mineral kalsit berdasarkan atas perbedaan tingkat kekerasan.

Membedakan antara kaolin dan talk. Membedakan antara pumice dan tuff. Membedakan antara silicified wood dengan batang kayu berdasarkan atas

perbedaan berat. Membedakan antara batu lempung dan napal dengan jilatan lidah. Membedakan mineral talk dan napal. Rasa pahit pada air yang mengandung belerang. Rasa asin pada mata air yang merupakan seepages.

(4). Perasaan heran berkaitan dengan informasi masyarakat

Page 4: Tahapan Membuat Peta Geologi

Sering kali perasaan heran disertai informasi dari masyarakat dapat menuntun keinginan anda untuk mengetahui lebih lanjut gejala-gejala geologi yang terdapat di daerah tersebut. Beberapa contoh pengalaman lapangan adalah sebagai berikut:

Di daerah aliran sungai grindulu di daerah kabupaten wonogiri, jawa tengah di arah hulu sungai masyarakat selalu memandikan ternak sapinya, tetapi arah hilir kebiasaan masyarakat seperti itu tidak pernah di lakukan, dengan alasan ternak sapinya tidak mau minum. Kejadian itu “dimata” seorang geologist sangat menarik perhatian. Sesudah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata di tempat ke arah hilir di sepanjang tebing sungai terjadi proses alterasi hydrotermal yang menghasilkan mineral pyrite dengan bau khas yaitu bau belerang. Air sungai yang mengandung belerang pasti dihindari oleh ternak.

Tokoh masyarakat “mengatakan orang usia dewasa di wilayah saya, selalu mengidap kencing batu”. Bagi seorang geologist senior segera dapat mengambil kesimpulan, masyarakat di daerah tersebut memanfaatkan air minum yang diambil dari air sumur di daerah batu gamping.

Seorang guide lapangan mengatakan, di daerah bukit A banyak orang mengambil tanah dari dalam gua untuk pupuk tanaman dan ternyata tanamanya menjadi subur dan bebrbuah lebat. Bagi geologist senior, berita itu langsung dapat di tangkap bahwa di tempat itu merupakan daerah penyebaran batu gamping dengan endapan phospat.

Seorang peternak sapi mengatakan “saya selalu mencampur makanaan ternak saya dengan tepung. Tepung tersebut saya buat dengan menumbuk batu yang bewarna abu-abu kehijauan. Ternak saya selalu senang makan, cepat menjadi gemuk, kotoranya tidak berbau dan tidak cair”, kata peternak lebih lanjut. Bagi geologist senior, dari informasi tersebut segera dapat emnyimpulkan bahwa “tepug tersebut” berasal dari zeolite. Selanjutnya anda tinggal menanyakan dimana zeolit itu di ambil.

Informasi dari penduduk, yang mengatakan “bila masyarakat mencuci pakaian dengan ar sungai disini, walaupun sudah memakai sabun, namun sabun cukup sulit berbusa”. Bagi seorang geologist senior, informasi tersebut dapat segera ditangkap bahwa air tersebut mempunyai sifat seperti air asam “tambang batubara” yang pH-nya relatif rendah(antara 4-6). Air yang mempunyai sifat demikian antara lain berasal dari daerah gambut atau daerah batubara.

Seorang guide mengatakan: “bapak di lereng bukit x, pak lurah pernah mendapatkan logam bewarna “kuning seperti emas”. Logam itu terdapat di daerah penambangan batu kapur”. Ditempat itu juga didapatka mineral batu kaca yang relatif lunak, bentuknya persegi memanjang. Warnanya putih, seperti gula batu, tetapi tidak manis”. Bagi geologist senior, informasi seperti itu dapat di tangkap bahwa “mineral logam yang warnanya kuning seperti emas “itu tidak lain adalah mineral pyrite.

Tidak jarang di lapangan anda “mengenal” tempat-tempat yang angker atau berbahaya yang seyogyanya tidak anda datangi dengan petunjuk:

Page 5: Tahapan Membuat Peta Geologi

Bulu kuduk terasa berdiri. Membedakan antara kucing hutan dan harimau akar. Mengenal jejak perjalan ular di hutan. Mengenal jejak perjalanan harimau di hutan. Mengenal aum harimau dan membedakan dengan gonggongan anjing. Mengenal suara gerombolan monyet pada saat di hutan. Mengenal tempat-tempat di sungai yang dalam pada saat akan menyebrang. Mengenali tempat-tempat yang gembur di daerah meander sungai.

5.2. BERBAGAI MACAM PETA

Pada dasarnya di kenal 2 macam peta, yaitu peta situasi dan peta thematik. Masing-masing peta mempunyai ciri khas, di samping penggunaanya yang berbeda pula.

(1). Peta situasi

Peta ini sering di manfaatkan sebagai peta dasar untuk membuat peta thematik. Peta ini relatif sangat sederhana, merupakan gambaran permukaan bentang alam pada selembar kertas yang padanya di cantumkan informasi alami dan non alami (hasil rekayasa manusia).

Informasi alami antara lain: keberadaan sungai, rawa atau danau, laut dan gunung. Sungai di gambarkan dengan garis lurus ataupun berkelok-kelok non skala. Non skala di maksudkan tebal garis tidak mengikuti skala peta yang tercantum pada lembar peta. Sungai mitten digambarkan dengan garis putus-putus,non skala sedangkan sungai permanent di lambangkan dengan garis menerus. Sungai kecil digambar sebagai satu garis yang semakin mengecil ke arah hulu. Sungai besar di gambarkan dengan dua garis yang searah, yang jaraknya makin melebar ke arah hilir, dan makin menyempit ke arah hulu, dan akhirnya menyatu menjadi satu garis yang makin lama garis tersebut makin kecil dan di gambarkan semakin menipis. Rawa atau danau, kadang-kadang di sebut sebagai situ (dalam bahasa luasaanya. Semuanya itu di gambarkan non skala. Garis pantai di lukiskan sebagai garis yang membatasi luasan darat dan bentang laut. Gunung di gambarkan sebagai segitiga sama kaki, non skala disertai dengan besaran nilai angka ketinggianya.

Informasi non alami, antara lain jaringan jalan, jalan kereta api, desa, batas wilayah, titik triangulasi, tempat makam, dan sejenisnya, semuanya non skala. Jalan digambarkan sebagai dengan garis lurus, jalan setapak digambarkan dengan titik-titik menerus , dan desa digambarkan sebagai polygon tertutup dilukis dengan garis tegas yang membatasi luasanya. Batas-batas wilayah kecamatan atau distrik, kabupaten atau provinsi digambarkan dengan garis putus-putus agak panjang, non skala.

Peta tersebut di gambarkan pada selembar kertas dalam besaran nilai skala tertentu, misal skala 1:10.000; 1:25.000; 1:50.000; 1:100.000; 1:250.000 dan seterusnya.

(2). Peta thematik

Page 6: Tahapan Membuat Peta Geologi

Merupakan peta dengan tema tertentu, misal peta thematik dengan tea geologi (disebut sebagai peta geologi), peta thematik dengan penyebaran penduduk (disebut sebagai peta demografi), peta thematik dengan tema intesitas curah hujan (disebut sebagai peta intesitas curah hujan), peta thematik lokasi stasiun kereta api ( disebut peta lokasi stasiun kereta api), peta thematik dengan tema geohidrologi (disebut sebagai peta geohidrologi), peta thematik dengan tema garis kontur (disebut sebagai peta peta topografi). Peta dasar untuk membuat peta thematik di pilih peta situasi.

Peta-peta thematik tersebut di tampilkan denga simbol-simbol tertentu yang sudah disepakati bersama dan digambarkan pada peta dasar dalam bentuk peta situasi dengan besaran nilai tertentu. Tentang skala peta sudah ada kesepakatan bersama bahwa:

Makin besar angka perbandingan skalanya misal 1:1.000.0000, disebut dengan jenis peta skala kecil

Makin kecil angka perbandingan skalanya, misal 1:5.000, disebut dengan jenis peta skala besar

Standar luasan peta yang diterbitkan di indonesia pada saat ini masih merujuk standar luasan peta yang di ternitkan oleh US. Army, yaitu antara lain, satu sheet atau lebar topografi skala 1:50.000 dan skala 1:25.000 yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Bandung (sekarang berubah nama menjadi pusat penelitian dan pengembangan geologi [P3G]) yang beralamat di jalan diponegoro no. 57, bandung, mempunyai ukuran 18 km x 18 km untukk peta skala 1:50.000, dan mempunyai ukuran 9 km x 9km untuk peta skala 1:25.000. Dengan demikian 1 sheet peta topografi skala 1:50.000, akan menjadi 4 sheets peta topografi skala 1;25.000. Peta dengan ukuran panjang dan lebar masing-masing 9 km, bila dikonversi menjadi derajat: 9 km=5’ (dibaca 5 menit). Dengan demikian secara umum dapat dimengerti besara 1o (dibaca 1 derajat)=108 km. Saat ini pemerintah indonesia memperbarui peta topografi wilayah indonesia. Peta-peta tersebut diterbitkan oleh badan koordinasi survey dan pemetaan nasional (Bakosurtanal) yang berkantor di jalan raya jakarta-bogor km. 46 telp (021) 8752062, fax (021) 8763067 jakarta, dengan menambahkan tampilan pada bentang alam khusunya hasil rekayasa manusia yang paling mutakhir. Peta geologi yang merupakan data dasar dalam eksplorasi geologi tidak lain merupakan salah satu dari jenis peta thematik dengan penekanan pada aspek geologi, yaitu peta dengan tema geologi, lebih di kenal dengan nama singkat peta geologi.

5.3 PETA GEOLOGI

Peta geologi merupakan salah satu bentuk peta thematik yang lebih dikenal dengan sebutan dengan sebutan pada peta thematik geologi (yang kemudian lebih umum disebut sebagai peta geologi). Peta geologi merupakan peta yang menggambarkan penyebaran dan variasi lithologi, keadaan stratigrafi dan struktur geologi meliputi perliputan, patahan dan kekar serta potensi sumber daya alam suatu daerah.

Keadaan bentang alam permukaan, yang memberikan gambaran keadaan geologi setempat, dapat dilihat dan dicermati lewat program google earth dengan memakai piranti komputer, atau dapat dilihat dan dicermati pada foto udara dengan piranti

Page 7: Tahapan Membuat Peta Geologi

stereoscop. Kedua hal tersebut hanya mampu memberikan gambaran secara garis besar kenampakan pada permukaan dan masih diperlukan ground check (pengecekan di lapangan).

Google Earth mampu menunjukan kenampakan bentang alam permukaan, relief atau topografi, kenampakan rona batuan dan kenampakan striktur geologi. Google Earth sesuai untuk pendataan awal dalam pembuatan peta geologi tinjau melalui Google Earth anda dapat membuat peta geologi tinjau dengan lingkup satu pulau, lingkup satu proinsi, atau lingkup satu kabupaten. Kenampakan yang dapat dilihat adalah struktur geologi mayor (bentuk perlipatan, dan patahan), kenampakan topografi dan rona batuan. Kemampuan melihat dan menginterprestasi kenampakan pada google earth tersebut sangat tergantung pada pengalaman masing-masing geologist. Pada umumnya geologist senior yang memiliki jumlah “jam terbang” akan lebih jeli di bandingkan geologist junior. Teknik menampilkan atau mengoperasikan program google earth, dapat dicermati dengan memanfaatkan piranti yang tersedia pada komputer.

Foto udara dapat juga di manfaatkan sebagai foto geologi suatu daerah, dibuat atas dasar pesanan pemakai (stakeholder) pada suatu lajur daerah tertentu. Lajur-lajur foto udara ini dibuat dalam posisi yang overlap agar dapat dilihat dalam bentuk tiga dimensi dengan pertolongan stereoscope. Pemotretan dilakukan dengan pesawat terbang yang di ubah fungsi menjadi pesawat pemotret. Hambatan yang sering di jumpai, kadang-kadang pada foto udara terdapat tutupan bewarna putih yang menggerobol. Tutupan putih tersebut adalah cerminan awan yang ikut terpotret pada saat pesawat terbang melaksanakan tugasnya. Foto udara akan mempunyai arti geologi apabila singkapan batuanya tampak jelas tidak tertutup oleh vegetasi.

Saat ini telah dikembangkan teknologi dengan remote sensing. Pengambilan gambar bentang alam suatu daerah dilakukan via satelit atas dasar pesanan untuk lajur tertentu sesuai dengan keinginan pemakai. Seperti hanya pada foto udara, pada permukaan foto remote sensing atau foto satelit, sering di dapatkan warna putih menggerombol, yang merupakan manifetasi keberadaan awan yang ikut terekam pada saat pemotretan. Keberadaan awan yang terekam ini akan dapat mengganggu interprestasi kenampakan permukaan pada foto yang dibuat.

Dengan melihat pada foto udara hasil remote sensing, anda sebagai geologist mampu membuat deliniasi batas lithologi, struktur geologi mayor berdasarkan pada kenampakan relief dan rona lithologi yang tampak pada permukaan. Tingkat kebenaran interpretasi harus di uji dengan mengunjungi (ground check) ke tempat-tempat terpilih. Berbagai teknik interpretasi foto satelit dapat dipelajari pada berbagai buku yang membahas tentang remote sensing. Foto geologi ini akan memiliki fungsi guna apabila rona lithologi dapat dilihat dengan jelas, sedikit tertutup oleh vegetasi. Untuk daerah seperti indonesia pemotretan dalam rangka membuat foto geologi

Page 8: Tahapan Membuat Peta Geologi

Keterangan Sumber bagley,1959Penyebaran lithologi dinyatakan dengan simbol gambar

Gambar 5.1. Peta geologi freeland-Lamartine Distict, Central City, Colorando(Perhatikan tampilan simbol lithologi)

Dilakukan pada musim kemarau dengan pertimbangan tutupan vegetasi banyak berkurang, dan tutupan awan pada musim kemarau relatif sedikit. Google Earth dan foto geologi dapat dimanfaatkan untuk mendeliniasi kenampakan geologi sampai pada batas-batas tertentu sesuai dengan skala peta dan keperluan serta tingkat ketelitian interpretasi yang diinginkan. Google Earth yang selalu di update akan dapat menampakan bangunan fisik yang dibuat oleh manusia, misal lapangan terbang, jalan rel kereta api, pelabuhan laut dan lain sebagainya. Dengan demikian kata “rahasia” pada bangunan-bangunan strategis militer, dengan teknik Google Earth tidak sepenuhnya berlaku lagi.

5.4. MACAM PETA GEOLOGI BERDASARKAN ATAS TINGKAT KETELITIAN

Secara garis besar dikenal empat macam peta geologi, yaitu peta geologi tinjau dan peta geologi recognise (recognition) dan peta geologi semi detail serta peta geologi detail. Uraian berikut akan mampu memperjelas hal tersebut.

(1). Peta geologi tinjau

Jenis peta geologi yang merupakan hasil pengamatan sepintas. Peta geologi tinjau dibuat untuk mengetahui sebanyak mungkin perihal geologi suatu daerah yang masih belum banyak dikenal dengan memanfaatkan waktu yang sangat singkat. Peta tersebut dibuat pada skala 1:50.000 atau kurang, kadang-kadang dengan skala yang lebih kecil lagi. Peta dasar yang dipergunakan merupakan peta situasi. Beberapa peta geologi tinjau dibuat dengan memanfaatkan google earth dan foto geologi, (dengan melalui pengenalan rona lithologi pada foto udara). Ketelitian membuat peta geologi tinjau sangat ditentukan oleh tingkat ketelitian dalam melakukan interpretasi foto geologi atau foto udara. Kegiatan groud check diperlukan. Peta geologi tinjau dapat dibuat pula dibuat dengan penge-plot-an jenis lithologi dan struktur geologi pada peta dasar dengan memanfaatkan pesawat terbang kecil. Peta geologi tinjau sering disebut sebagai peta geologi pandangan burung (eye bird geological map). Peta ini dapat di manfaatkan untuk mengetahui penyebaran batuan [(misal penyebaran batu gamping sebagai bahan baku untuk industri semen, penyebaran batuan beku untuk rencana penyediaan bahan bangunan, untuk membangun kawasan industri dan permukiman baru, untuk mengetahui pola aliran sungai pada suatu daerah aliran sungai (dalam rangka perencanaan waduk).

Perlu diperhatikan, apabila di daerah tersebut sudah tersedia peta geologinya, maka pembuatan peta geologi tinjau tidak diperlukan lagi. Perlu dicatat, peta geologi tinjau di

Page 9: Tahapan Membuat Peta Geologi

buat untuk daerah yang tidak banyak tersedia informasi geologinya atau merupakan daerah baru yang belum banyak dikenal. Pada peta geologi tinjau keberadaan sayatan geologi sebagai penyerta belum diwajibkan. Pada geologi tinjau dasar pemetaan dapat dilakukan dengan satuan stratigrafi ormal (formasi) ataupun dengan satuan stratigrafi non formal (satuan batuan) tergantung pada kepentinganya.

(2) Peta geologi recognize (recognition)

Merupakan tindak lanjut penyempurnaan peta geologi tinjau. Peta geologi ini dibuat pada peta dasar, dianjurkan memakai peta dasar dalam bentuk topografi. Pada peta topografi ini dapat diketahui lebih detail tentang morfologi daerah, pola aliran sungai (drainage pattern). Pembuatan peta geologi recognize ini dilaksanakan dengan melakukan penjelajahan secara teristris (didarat) dengan mendatangi singkapan batuan yang terlihat dilapangan. Pengamatan akan lebih cepat apabila ditunjang dengan hasil interpretasi foto geologi. Pelu disadari, kenampakan geologi pada foto geologi dipastikan dapat ditemukan di lapangan, namun apa yang ditemukan di lapangan belum tentu tampak terekam pada foto geologi. Pola penyebaran satuan lithologi, dan pola penyebaran struktur geologi dapat dengan mudah dicermati dan ditelusuri melalui foto geologi dibandingkan dengan pada apa yang tampak di lapangan.

Berbagai cara penelitian atau pengamatan di lapangan dapat diterapkan misal, dengan membuat parit uji, pemboran dangkal, test pit, dan metode lainya, dalam usaha untuk menghasilkan peta geologi recognize yang siap disempurnakan. Peta geologi ini dibuat pada peta dasar pradaan sayatan peta topografi dengan skala 1:50.000. Pada peta geologi recognize keberadaan sayatan geologi perlu dipertimbangkan. Pada peta geologi recognize dasar pemetaan dapat dilakukan dengan satuan stratigrafi formal (formasi) ataupun dengan satuan sratigrafi non formal (satuan batuan) tergantung pada kepentinganya.

(3) Peta geologi semi rinci (semi detail)

Dibuat untuk memperdalam penelitian yang bersifat khusus dari hasil akhir pada pembuatan peta geologi recognize. Peta geologi ini dibuat dengan skala yang lebih besar , misal skala 1:25.000. Beberapa contoh penggunaan peta geologi semi rinci antara lain untuk mencermati lebih detail variasi lithologi termasuk penyebaranya, tentang struktur geologi, dan kemungkinan terdapatnya bahan galian dan bencana alam geologi. Pada peta geologi semi rinci, keberadaan sayatan geologi sebagai penyerta peta sudah diwajibkan. Jenis peta ini yang sebaiknya dipergunakan sebagai tugas akhir mahasiswa.

Pada peta geologi semi rinci dasar pemetaan disarankan dilakukan dengan satauan stratigrafi non formal. Saran ini diberikan dengan mempetimbangkan peta geologi semi detail menekankan pada aspek keberadaan nialai geologi ekonomi suatu wilayah. Namun demikian untuk keperluan yang sifatnya khusus yang berkaitan degan korelasi antar cekungan sedimentasi dan tektonik kadang-kadang dipergunakan dasar pemetaan geologi dengan satuan stratigrafi formal (formasi), misalnya dalam eksplorasi minyak dan gas bumi.

(4) Peta geologi rinci

Page 10: Tahapan Membuat Peta Geologi

Merupakan tindak lanjut dari proses pembuatan peta geologi semi rinci untuk kepentingan khusus, antara lain melokalisir proses mineralisasi suatu bahan galian tertentu, menghitung jumlah cadangan bahan tambang. Peta ini sudah lebih operasional dibandingkan dengan peta geologi rinci, dan dibuat dengan skala 1:10.000 atau lebih besar lagi. Pembuatan sayatan geologi merukan persyaratan mutlak yang tidak boleh di tawar lagi sebagai penyerta peta geologi. Pada peta geologi detail dasar pemetaan disarankan dilakukan dengan satuan stratigrafi non formal. Saran ini diberikan dengan mempertimbankan peta geologi detail menekankan pada aspek keberadaan nilai geologi ekonomi suatu wilayah. Namun demikian untuk keperluan yang bersifat khusus, yang berkaitan dengan korelasi antar cekungan sedimentasi dan tektonik kadang-kadang dipergunakan dasar pemetaan geologi dengan satuan stratigrfi formal, misalnya dalam eksplorasi minyak dan gas bumi.

Di samping itu, ada juga peta geologi yang sifatnya lebih khusus (dikenal sebagai peta geologi khusus) misalnya untuk membuat rekaman data geofisika, data geokimia, mekanika batuan, pola dan distribusi kekar, penambangan bawah tanah. Umumnya peta ini dimanfaatkan lebih pada kepentingan penilaian ekonomi, teknik penambangan suatu bahan tambang, atau untuk kepentingan penilaian teknik, dan dibuat pada skala 1:500; 1:1.000, atau dengan skala yang lebih besar lagi.

Disamping itu, juga di kenal peta geologi permukaan (surface geological map) dan peta geologi bawah permukaan (subsurface geological map).

Peta geologi permukaan (surface geological map), disusun berdasarkan pada kenampakan singkapan di permukaan bentang alam secara langsung.

Peta ggeologi bawah permukaan (subsurface geological map), ini disusun berdasarkan pada data-data dibawah permukaan, baik yang diperoleh dengan pengeboran, rekaman ataupun metode penelitian geologi lainya. Peta ini biasanya dibuat untuk keperluan yang sifatnya khusus. Peta ini lebih banyak diterapkan pada eksplorasi minyak dan gas bumi.

5.5 PERSIAPAN AWAL PEMBUATAN PETA GEOLOGI

Yakinkan pada diri anda, bahwa kondisi kesehatah badan anda dalam keadaan prima. Hal-hal yang perlu ditindak lanjuti dalam rangka persiapan awal pembuatan peta geologi antara lain:

Persiapksn dengan baik surat-surat izin yang berkaitan dengan tugas penelitian. Surat itu nantinya diserahkan kepada pemerintah daerah setempat maupun pada instasi terkait.

Pelajari rute perjalanan mulai dari kampus atau kantor tempat anda kuliah atau bekerja sampai ke lokasi penelitian. Apabila harus mempergunakan pesawat terbang atau kapal laut yakinkan tanggal keberangkatan dan segera pesan tiket untuk keperluan tersebut. Jangan mengambil resiko anda datang ke bandara udara atau pelabuhan dalam keadaan tanpa ticket. Besar kemungkinan anda tidak akan mendapatkan ticket pesawat atau kapal. Pikirkan seribu kali bila anda harus

Page 11: Tahapan Membuat Peta Geologi

menyebrang laut dengan perahu atau speedboat. Apabila tidak terpaksa, lakukan perjalanan pada siang hari. Selama dalam perjalanan kenakan jaket pelampung, dan jangan terlalu berani mengambil resiko.

Apabila anda melalui jalan darat dengan kendaraan sendiri, yakinkan bahwa kondisi kendaraan mobil anda cukup baik. Berhentilah mengemudi apabila anda terasa mengantuk dan jangan memaksakan diri. Pelajari dengan teliti tempat-tempat dimana anda memerlukan transit, rencakan rute singkat tapi aman. Apabila kepergian anda kelapangan bersama dengan pengemudi, perhatikan baik-baik kesehatan pengemudi serta keperluan pokok. Berilah istirahat yang cukup padanya. Jangan izinkan pengumudi berpergian sendiri tanpa kebdali. Keselamatan anda berada di tangan pengemudi.

Jangan dilupakan membawa perbekalan pribadi dan obat-obatan ringan, uang cash secukupnys. Rencanakan uang dengan cermat. Belun tentu di tiap kota kecamatan ada bank (misal BRI, BNI dsb), tempat dimana anda dapat menarik uang melalui ATM atau BANK. Bila penelitian dilakukan pada saat musim hujan, jangan lupa mebawa jas hujan dan topi lapangan. Pilih tas lapangan yang praktis dan mudah dibawa.

Persiapkan dengan teliti alat-alat lapangan sesuai dengan misi penelitian geologi yang akan anda lakukan. Teliti satu persatu dan buat daftar bahan dengan check list. Misal, bila anda akan melakukan eksplorasi endapan emas dalam bentuk placer, maka anda memerlukan alat pendulang. Apabila anda memerlukan membuat test pit atau parit uji, masyarakat setempat mempunyai peralatan yang dapat dipinjam sekaligus mereka dapat difungsikan sebagai tenaga kerja, namun apabila anda ada rencana membuat pemboran dangkal, alat bor sudah seharusnya dipersiapkan dan dibawa serta pada saat berangkat kelapangan.

Persiapkan kantong untuk contoh batua secukupnya, apabila mungki dalam bentuk kain katun yang sudah dibuat khusus untuk tempat sampel atau kantong plastik ukuran minimal 15 cm x 30 cm, yang transparan, dan agak tebal dan spidol waterprof secukupnya, serta karet pengikat dan staples.

Persiapkan alat tulis menulis secara rangkap, alat tulis menulis harganya memang relatif murah namun belum tentu alat-alat tersebut dapat diperoleh disetiap toko.

Persiapkan peta topografi skala 1:25.000 sebagai peta dasar untuk bekerja, masing-masing sheet daerah paling sedikit empat lembar, satu lembar untuk peta basecamp, satu lembar untuk peta lapangan , satu lembar untuk membuat peta geologi kompilasi harian, dan satu lembar untuk cadangan. Peta base camp dipergunakan untuk memindahkan hasil kerja tiap harinya dari peta kerja lokasi pengamatan. Pilih peta topografi dengan garis-garis kontur.

Peta-peta tersebut disimpan pada tempat peta yang tahan air dan mudah di bawa, sedang peta kerja disimpan dalam kantong peta (kantong plastik) yang dipersiapkan khusus untuk kepentingan itu. Jangan dilupakan membawa clipboard sebagai “meja kerja dilapangan”. Perlu diingat, geologist tanpa peta dasar, sama halnya seorang militer yang membawa senjata api tanpa cadangan amunisi. Peta base camp sangat menolong, apabila peta kerja-peta lokasi Pengamatan geologi hilang atau rusak. Dengan demikian semua data geologi dapat “diselamatkan”.

Page 12: Tahapan Membuat Peta Geologi

Jangan dilupakan membawa alat Global Positioning System [(GPS)(bila ada)], karena alat ini pada saat sekarang dirasa sangat membantu untuk menentukan lokasi pengamatan geologi atau lokasi pengambilan contoh batuan secara akurat.

Jangan lupa membawa alat komunikasi. Biala anda bekerja dalam suatu team, untuk meringankan pekerjaan dalam membuat laporan nantinya, bawa serta komputer laptop. Pada waktu malam atau waktu senggang dapat dimanfaatkan untuk memulai membuat laporan. Pengamatan lapangan, menunjukkan salah satu hiburan pada saat waktu senggang di base camp adalah membuat laporan.

Saat ini alat foto atau kamera atau tustel bukan lagi merupakan peralaytan yang mewah (lux) dan sudah dianggap sebagai pelengkap yang tidak boleh di tinggalkan dalam tugas pekerjaan geologi.

Sebagai alat komunikasi bawalah handphone, atau handy talky dan manfaatkan handphone atau handy talky pada saat di perlukan jangan dilupakan membawa serta charge kabel untuk handphone

Apabila anda sudah sampai di lokasi atau tempat di mana penelitian akan dilakukan, serta melaporkan diri pada yang berwajib, sampaikan surat izin, kemudian maksud dan tujuan melakukan penelitian, dan diberitahukan tempat tinggal sementara selama anda berada di lokasi penelitian.

Di waktu senggang, coba sosialisi dengan masyarakat setempat dalam usaha untuk “melindungi diri dan mencari perlindungan”. Anda “jangan pelit” dengan dalam kata pada semua anggota masyarakat yang anda temui di lapangan. Selalu menggunakan identitas diri, agar mudah dikenal orang. Ingat, anda adalah orang asing yang belum dikenal oleh masyarakat setempat, bertindaklah sopan dan hormati budaya setempat.

Bila anda bekerja dalam sebuah team, pilih tempat pemondokan yang tidak terisolir atau tidak jauh dari rumah warga masyarakat sekitar. Perlu di ingat, anda belum mengenal keadaan keamanan lingkungan setempat. Keamanan lingkungan meruapak salah satu faktor penentu pada keberhasilan tugas anda. Jangan dilupakan, pada saat anda akan meninggalkan tempat pemondokan (base camp) di lapangan. Anda wajib pamit diri dengan baik-baik pada tokoh masyarakat dan tetangga dekat base camp, yang suda anda kenal sebelumnya.

5.6 PELAKSANAAN PEMBUATAN PETA GEOLOGI

Dalam geologi diperoleh dengan cara melakukan observasi di lapangan. Ketelitian dan kecermatan seorang geologist dalam membaca data geologi sangat ditentukan dalam pengamatan lapangan. Oleh sebab itu geologist senior dalam melaksanakan pekerjaan geologist di lapangan relatif lebih cepat dan lebih cermat bila di bandingkan dengan geologist junior. Dalam melakukan observasi di lapangan geologist selalu hunting singkapan (outcrop), yaitu segala kenampakan fisik di lapangan yang dapat memberikan informasi geologi. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam hunting pada geologi antara lain:

Page 13: Tahapan Membuat Peta Geologi

Cari singkapan yang segar, sebagai objek obserbasi. Singkapan yang segar akan dapat di jumpai di alur-alur erosi, di tebing sungai, di dasar sungai, di tebing bukit.

Dalam hal singkapan di jumpai di tebing sungai atau di tebing bukit, perhatikan sekitar lokasi, apakah terdapat massa batuan yang mudah longsor. Apabila di temui keadaan yang demikian, hindari tempat-tempat tersebut agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Perlu di ingat, kecelakaan kecil di lapangan dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan, yang semestinya tidak boleh terjadi.

Seringkali singkapan untuk observasi yang baik dapat dijumai di gua. Sebelum anda memutuskan untuk memasuki gua, pergunakan indra penciuman dan bawa serta lampu senter (flash light). Ular atau binatang buas sering ditemui di dalam gua.

Apabila terjadi hal yang demikian, lebih bai urungkan niat untuk memasuki gua. Spelegeologist menguasai betul “membaca gua” yang berbahaya atau yang aman untuk dimasuki.

Selama pekerjaan dari lokasi pengamatan satu ke lokasi pengamatan yang lain perhatikan kemungkinan terjadi perbedaan warna pelapukan batuan, atau kemungkinan terjadi pencampuran detrital material dari dua jenis batuan yang berbeda. Jangan “pelit” dengan melakukan pengukuran jurus dan kemiringan perlapisan batuan. Pengamatan di suatu singkapan batuan harus segera dicatat di dalam buku catatan lapangan. Jangan sekali-kali anda menunda mencatat. Menunda pekerjaan sama saja dengan menghilangkan data.

Pada saat anda melewati kebun atau pekarangan atau ladang, usahakan jangan merusak atau menginjak-injak tanaman atau mengambil sesuatu atau buah tanpa izin.

Bila anda akan mengambil sebuah contoh batuan, anda wajib memberitahu dan jujur melakukanya.

Selama anda melakukan pengamatan geologi di suatu daerah sangat dianjurkan, anda untuk didampingi oleh anggota masyarakat setempat sebagai guide dan pengawal.

5.7 CARA PENOMORAN LOKASI PENGAMATAN DAN CONTOH BATUAN

Pada saat anda melakukan pengamatan atau obrsevasi geologi di lapangan, anda wajib membawa peta kerja. Pada saat anda mendapatkan suatu singkapan yang perlu diamati, sesudah diketahui dengan pasti kedudukannya pada peta kerja. Beberapa cara dalam memberikan nomor stasiun pengamatan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) cara yaitu :

(1). Cara pertama

Pada peta keja, nomor stasiun pengamatan ditandai dengan lingkaran kecil, di dalam lingkaran tersebut dituliskan mulai angka romawi dan huruf abjad), berlanjut ke nomor 2 dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya, bila pada hari pertama kerja di lapangan nomor stasiun dimulai dimulai angka 1 dan selama seharian berhasil melakukan pengamatan hingga stasiun 25, maka pada hari ke-2 kerja nomor stasiun dilanjutkan dengan angka 26.

Page 14: Tahapan Membuat Peta Geologi

Bila pada kerja hari ke-2 berhasil melakukan pengamatan hingga stasiun 61, maka pada kerja hari ke-3, nomor stasiun dilanjutkan dengan nomor 62, dan seterusnya hingga tugas keja di lapangan selesei.

Bila anda bekerja di lapangan hingga ke-50 (lima puluh hari), dapat dibayangkan berapa ratus jumlah stasiun pengamatn yang harus anda tuliskan pada peta kerja. Oleh sebab itu, model ini secara teoritis mudah dilaksanakan, tetapi di dalam praktek banyak mengalami kendala, yaitu anda akan mengalami kesulitan dalam mencari urutan nomor lokasi, membuat bundaran (lingkaran kecil) menjadi makin besar karena di dalamnya dituliskan angka hingga lebih dari tiga digit.

Untuk stasiun pengamatan dengan pengambilan contoh batuan, nomor contoh disebutkanb sesuai dengan nomor lokasi, dimulai dengan inisial diri, misan dengan nomor SR – 150 (SR adalah singkatan nama geologist yang melakukan kerja atau tugas di lapangan, SR=Sukandarrumidi). Hal ini di kandung maksud jangan sampai terjadi kekeliruan, dengan nomornya orang lain, khusunya pada saat proses analisa laboratorium dilakukan. Stasiun dengan pengambilancontoh batuan, diberi warna, misalnya warna merah, sedang stasiun pengamatan tanpa contoh batuan tetap hanya berbentuk lingkaran kecil saja. Untuk mempermudah kontrol, dari stasiun ke-1, ke-2, dan seterusnya dihubungkan dengan garis rute perjalanan. Bila pada stasiun tertentu dilakukan pengukuran strike dan dip lapisan batuan, maka di tempat nomor tersebut segera digambarkan notasi strike dan dip, dan

tulisan besaran strike dan dip dengan angka, misal 30/15, artinya besaran strike N E dan

besaran dip .

(2). Cara kedua

Pada saat kerja, nomor stasiun pengamatan ditandai dengan lingkaran kecil, diluar lingkaran tersebut dituliskan mulai angka 1-1 (dituliskan dengan angka arab, bukan angka romawi dan huruf abjad), berlanjut ke nomor 1-2 dan sterusnya. Angka 1-1, artinya kerja hari ke-1 dengan stasiun pengamatan nomor 1. Untuk kerja hari ke-2 dimulai lagi dengan nomor stasiun 1, dan dituliskan dengan 2-1, untuk lebih jelasnya, bila pada hari pertama kerja di lapangan nomor stasiun dimulai angka 1 dan selama seharian berhasil melakukan pengamatan hingga stasiun 25, makan penomoran stasiun di tulis 1-1, 1-2, 1-3, dan seterusnya hingga nomor 1-25. Pada hari kerja ke-2 nomor stasiun dituliskan dengan angka 2-1, 2-2, 2-3, dan seterusnya hingga stasiun terakhir. Bila pada kerja hari ke-2 berhasil melakukan pengamatan hingga stasiun 20, maka nomor stasiun ditulis 2-20. Pada hari kerja ke-3 nomor stasiun di mulai dengan nomor 1 dan di tuliskan sebagai 3-1, 3-2, 3-3, 3-4, dan seterusnya. Tata cara penomoran stasiun pengamatan untuk kerja selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama hingga tugas kerja di lapangan selesei. Model ini lebih praktis dan implementatif. Oleh sebab itu anda disarankan untuk mengadopsinya.

Untuk stasiun pengamatan dengan pengambilan contoh batuan, nomor contoh disebutkan sesuai nomor lokasi, dimulai dengan inisial diri, misal dengan nomor SR.1-10 (SR singkatan nama geologist yang melakukan kerja dilapangan, SR=Sukandarrumidi). Hal ini dikandung maksud jangan sampai terjadi kekeliruan, dengan nomornya orang lain,

Page 15: Tahapan Membuat Peta Geologi

khususnya pada saat proses analisa laboratorium dilakukan. Stasiun dengan pengamatan contoh batuan, diberi warna, misalnya warna merah, sedang stasiun pengamatan tanpa contoh batuan tetap hanya berbentuk lingkaran kecil saja. Untuk mempermudah kontrol, dari stasiun ke-1-1, ke-2-2, dan seterusnya di hubungkan dengan garis rute perjalan. Bila pada stasiun tertentu dilakukan pengukuran strike dan dip lapisan batuan, maka ditempat nomor lokasi tersebut segera digambarkan notasi strike dan dip, dan tuliskan besaran strike

dan dip dengan angka,misal 30/15, artinya besaran strike N E dan besaran dip .

------------O.(1)-------------O.(2).------------dst

O= stasiun pengamatan;------------=rute(1)=lokasi pengamatan

---------O.(1-1)---------O.(1-2).------------dst

Model 1. Penomoran lokasi Model 2. Penomoran lokasi

5.8 PADA SAAT ANDA MELAKUKAN OBSERVASI DI LAPANGAN

Secara ideal terdapat dua cara dalam menentukan rute kegiatan observasi geologi di lapangan yaitu dengan cara poligon (lintasan) tertutup dan poligon (lintasan) terbuka.

(1) Poligon tertutup

Artinya pada saat melakukan observasi geologi pada lokasi pertama >>> ke lokasi kedua >>> ke lokasi ketiga dan seterusnya, selama pelaksanaan kerja satu hari, lokasi ke satu akan tetapi didalam praktek sulit dilkasanakan. Satu dan lain hal berkaitan dengan keadaan topografi daerah penelitian, mungkin tidak datar dan anda belum mengenal medan, berkaitan dengan jenis lithologi, struktur geologi dan kenampakan geologi lainya. Usahakan jalur pengamatan tegak lurus pada jarak (strike). Dengan demikian anda dapat mengetahui secara sepintas variasi lithologi (dari yang berumur stratigrafis muda ke stratigrafis tua, atau sebaliknya).

Pada hari pertama, berbekal pada geologi regional (apabila ada) daerah penelitian, anda diwajibkan untuk melakukan penelitian geologi tingkat recognise (sepintas), artinya anda terlebih dahulu diwajibkan untuk mengenal secara garis besar tentang berbagai jenis lithologi, stratigrafi, struktur geologi dan kenampakan geologi yang lain. Apabila hasil recognise pada hari ke-dua dan pada hari ke-tiga dapat diprogramkan bila masih perlu dilakukan. Untuk efisinsi kerja selama mmelakukan recognize anda diwajibkan melakukan pengamatan dari lokasi yang lain (namun jaraknya belum rapat), mencatat (pada buku catatan lapangan) jenis lithologi, mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip) perlapisan batuan, dan melakukan plotting lokasi pada peta kerja. Tata cara menempatkan lokasi pengamatan di lapangan pada peta dasar, lihat pada sub bab terdahulu.

Hasil pengamatan tersubut di atas, dimanfaatkan untuk menentukan rencana rute perjalanan pada penelitian lapangan secara detail. Secara umum,

Page 16: Tahapan Membuat Peta Geologi

sistematika penelitian geologi di daerah batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf berbeda.

Apabila anda menjumpai singkapan geologi, awal pertama yang wajib anda lakukan adalah melakukan penelitian secara cermat, apakah jenis lithologi yang anda dapatkan itu masih di tempat (in situ) atau merupan pindahan atau longsoran dari tempat lain. Apabila masih merupakan lithologi yang in situ, lakukan tata cara pengamatan seperti berikut ini.

Pada tiap-tiap lokasi pengamatan, perhatikan, cermati dan catat pada buku lapangan, keadaan singkapan [(dimensi, jenis batuan, warna lapuk dan warna segar, tebal perlapisan (kalau ada), arah strike dan dip kekar (bila ada), jenis stuktur sedimen (kalau ada), dan kenampakan geologi lainya]. Buat sketsa kolom lithologi singkapan.

Untuk meingkatkan keyakinandiri dalam menghadapi tugas pemetaan geolgi anda di anjurkan untuk membaca buku A Field Guide Rocks and Minerals (Pough, 1976) sebuah buku yang praktis untuk dibawa serta dalam tugas geologi di lapangan. Apabila anda menjumpai jenis singkapan batuan, cermati dan catat hal-hal sebagai berikut:

Untuk batuan beku, periksa jenis batuan beku, dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, bentuk intrusi atau ekstrusi, struktur sheeting joint, struktur columnar joint , kemungkinan adanya mineralisasi, kemungkinan terdapat mineral logam, baking effect. Warna pada daerah baking effect, sentuhan dengan batuan sekitar, akibat terjadinya sentuhan tersebut, amati dan ukur kekar (bila ada), ambil coontoh batuan dan amati dengan lensa, ambil contoh, dan tulis nomor kode contoh pada kantong dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dangan kode nomor lokasi pengamatan, di tambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-10 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 10. Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal intial SR.1-10, tuliskan yang sama dicantumkan juga pada kantong contoh. Buat sketsa kolom lithologi singkapan.

Contoh batuan diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu di perhatikan bahwa nomor contoh batuan jangan sampai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh batuan hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memotret jangan lupa meletekkan palu geologi atau penggaris atau spidol sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Untuk batuan sedimen, periksa jenis batuan sedimen, dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, ketebalan lapisan, struktur sedimen, kontak dengan lapisan batuan dibawahnya, jurus dan kemiringan

Page 17: Tahapan Membuat Peta Geologi

lapisan batuan, ukur arah kekar (joint), buat sketsa pola kekar (bila ada), ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, periksa foraminifera besar perhatikan apakah terlihat liniasi, teteskan larutan HCL untuk mengetahui sifat batuan apakah calcareous atau tidak, ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh pada kantong dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Buat sketsa kolom lithologi singkapan.Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-10 (artinya pengamatan hati pertama pada lokasi pengamatan nomor 10) tuliskan SR.1-10. Pada contoh batuan tuliskan intial tertentu misal initial SR.1-10, tuliskan yang sama dicantumkan juga pada kantong contoh. Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu di perhatikan betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan sampai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Untuk batuan metamorf, periksa jenis batuan metamorf, dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, ketebalan lapisan, struktur metamorfik, kontak dengan lapisan batuan dibawahnya, foliasi dan schistose, liniasi mineral tertentu (misal mineral kuarsite), ukur arah kekar (joint), buat sketsa pola kekar (bila ada), ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, periksa kemungkinan masih terlihat adanya fosil, teteskan larutan HCL untuk mengetahui sifat batuan apakah calcareous atau tidak. Buat sketsa kolom lithologi singkapan. Ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh pada kantong dan pada permukaan batuan (bila mungkin), lagi dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-20 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 10), tulis SR 1-20. Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR. 1-20, tuliskan yang sama dicantumkan juga pada kantong contoh.Contoh di ambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan betul bahawa tulisan pada nomor contoh jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.Singkapan batuan intrusi, periksa jenis batuan yang diintrusi dan batuan yang menginstrusi, dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar,

Page 18: Tahapan Membuat Peta Geologi

kenampakan tercirikan, ketebalan batuan yang menginstrusi, efek intrusi terhadap batuan yang diinstrusi, kemungkinan terjadinya mineralisasi bahan galian logam, bahan galian non logam, efek metamorfosa kontak dengan lapisan batuan disekitarnya, ukur arah instrusi, bentuk tubuh instrusi (dike, sill, apophyse), buat sketsa pola instrusi (bila ada), dan buat sketsa kolom lithologi singkapan. Ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 2-30 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 2-30). Tulis SR, 2-30. Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR.2-30, tulisan yang sama dicantumkan juga ada kantong contoh. Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Singkapan batuan ekstrusi, periksa jenis batuan yang dektrusi dan dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, kenampakan struktur aliran, kemungkinan terdapat lubang-lubang keluarnya gas. buat sketsa pola instrusi (bila ada), dan buat sketsa kolom lithologi singkapan. Ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 2-35 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 2-35). Tulis SR, 2-35. Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR.2-35, tulisan yang sama dicantumkan juga ada kantong contoh. Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Untuk bahan tambang bahan galian, periksa jenis batuan bahan tambang (logam atau non logam), tentukan nama bahan galian dimensi singkapan , warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, kenampakan struktur aliran, buat sketsa pola instrusi (bila ada), ambil contoh batuan dan amati

Page 19: Tahapan Membuat Peta Geologi

dengan lensa, ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 2-30 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 2-30). Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR.2-30 Tulis SR, 2-30, tulisan yang sama dicantumkan juga pada kantong contoh.Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.Pada saat anda memotret jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.Agar anda tidak ragu-ragu dalam mngenal singkapan bahan galian logam anda di anjurkan untuk membekali diri sebelum ke lapangan salah satu dengan mencermati buku Geologi Mineral Logam (Sukandar-rumidi, 2007), sedang untuk bahan galian non logam anda dianjurkan untuk membekali diri dengan membaca buku Bahan Galian Industri (Sukarandarrumidi, 2004). Apabila anda memerlukan membuat test pit atau parit uji rencanakan dengan saksam untuk dilakukan pada hari berikutnya.

Untuk batubara, umumnya dijumpai didaerah yang relatif datar sehingga singkapan yang di dapatkan di lapangan juga sangat jarang. Singkapan umumnya dijumpai pada alur-alur kecil, itupun singkapan batubara yang didapatkan sangat terbatas. Di lapangan, batubara didapatkan berasosiasi dengan batulempung yang padanya kadang-kadang ditemukan cetakan tulang daun, atau di dapatkan mineral harzt (damar selo). Harzt adalah getah tumbuhan yang telah menjadi fosil. Harzt ini berwarna kuning kotor hingga coklat, dan bila dibakar dapat menyala. Dijumpainya cetakan tulang daun pada batulempung dan mineral harzt, sebagai petunjuk bahwa barubara ditempat itu terbentuk secara authochtonousUntuk meyakinkan keberadaan batubara lebih lanjut di tempat itu anda dianjurkan untuk membuat test pit, dan apabila telah meyakinkan keberadaannya, test pit dapat dilanjutkan dengam membuat parit uji. Pada saat membuat parit uji anda harus memperhatikan arah “larinya” perlapisan batubara. Dari beberapa test pit atau parit uji anda dapat mengetahui secara sepintas keberadaan batu bara yang ada dipermukaan. Untuk meyakinkan lebih lanjut keberadaan perlapisan batubara pada kedalaman yang lebih besar anda dapat merencanakan dan melakukan pemboran ini dangkal dan mengambil sampel dengan mata bor berbentuk tabung. Pengintian boleh dikatakan berhasil bila 95% dari panjang tabung penginti terisi dengan batuan

Page 20: Tahapan Membuat Peta Geologi

atau batubara dan batuan atau batubara seluruhnya. Dari hasil pemboran ini ini, rekonstruksi dalam bentuk log bore. Dari beberapa log bore akhirnya diperoleh gambaran keadaan perlapisan batubara di bawah permukaan dalam penyebaran berbentuk tiga dimensi. Untuk mengetahui kualitas dan jenis batubara anda wajib mengambil contoh paling sedikit 5 kg untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Terdapat berbagai jenis batubara dari hasil kulaitasnya rendah hingga kualitas tinggi mulai dari gambut, lignit, subbituminus, bituminous, anthrasite dan grafit. Di laboratorium dengan contoh ini akan dilakukan analisa proksimat (analisa sifat fisik batubara) dan analisa ultimat (macam kandungan unsur pembentuk batubara). Dalam suatu cekungan sedimentasi bila tidak ada anomali geologi (struktur geologi dan instrusi batuan beku) pada umumnya mempunyai jenis batubara yang sama.Agar anda tidak ragu-ragu dalam melakukan penelitian tentang batubara dan turunanya anda dianjurkan untuk membekali diri dengan membaca buku Batubara dan Gambut (Sukarandarrumidi, 2004), dan buku berjudul Batubara dan pemanfaatanya (Sukarandarrumidi, 2006).

Untuk singkapan struktur patahan, perhatikan pada peta kerja apakah tampak terjadi pelurusan sungai, amati kemungkinan terdapat slicken side, cermin sesar, milonite, breksiasi, breksiasi pada breksi, drag fault, munculnya mata air, terjadi tanah longsor lokal, pengeseran perlapisan pada batuan yang terpatahkan (off set), kenampakan boudinage, pola kekar akibat patahan, buat sketsa singkapan, buat fotonya, jangan lupa meletakkan benda lain sebagai pembanding ukuran. Perlu diperhatikan bahwa kenampakan patahan di lapangan merupakan jalur daerah yang mengalami gangguan, namun pada peta geologi digambarkan sebagai suatu garis. Jalur daerah patahan merupakan daerah yang labil, oleh sebab itu di tempat tersebut banyak dicirikan oleh kenampakan tanah longsor. Perlu dicatat, jalur tanah longsor meruapakan salah satu indikasi terjadinya patahan yang cukup besar, namun tidak semua tahah longsor sebagai ciri terjadinya patahan. Daerah jalur patahan yang cukup besar, sering memberikan kenampakan morfologi dalam bentuk triangular facet . kenampakan ini hanya dapat dilihat dan diperhatikan dari jarak jauh.

Untuk mata air (spring), biasanya muncul pada alur-alur yang agak dalam. Mata air muncul apabila muka air tanah (water table) terpotong oleh permukaan topografi. Pola penyebaran muka air tanah akan relatif serupa dengan pola permukaan topografi. Mata air muncil diantara batuan yang permeable (topografi berada di bagian atas) dan batuan impermeable (biasanya batulempung/ berbutir halus) di bagian bawah.Di daerah hutan, air dari mata air dimanfaatkan oleh binatang buas sebagai sumber air minum (terutama pada musim kemarau). Oleh sebab itu sebelum mencoba untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mata air tersebut, cermati daerha sekitar apakah dalam keadaan aman. Binatang buas akan mendatangi sumber mata air pada menjelang sore hari untuk minum. Bila anda akan melakukan pengamatan lebih lanjut tentang

Page 21: Tahapan Membuat Peta Geologi

keberadaan mata air, celupkan jari anda ke dalam air dan rasakan dengan lidah, atau ukur pH air dengan kertas lakmus. Perubahan warna pada kertas lakmus yang sudah dibasahi dengan air akan dapat menunjukkan besaran nilai pH. Besaran nila pH = 6 hingga 7, menunjukkan pH yang netral dan air dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.Buat dan pasang V weir pada outlet sumber mata air, dengan cara ini besarnya debit mata air dapat diukur. Plot keberadaan mata air pada peta kerja anda, dan diberi tanda lingkaran dengan tanda panah menghadap ke atas (simbol mata air). Bila anda mendapatkan beberapa buah mata air dalam suatu daerah yang berada pada satu garis lurus, hal tersebut merupakan salah satu tanda keberadaan patahan.Perlu di perhatikan, bila tidak terpaksa jangan sekali-kali anda meminum air dari mata air yang diambil langsung dari mata air tanpa dimasak terlebih dahulu. Keberadaan bakteri e-colli sangat besar dan bakteri ini dapat menyebabkan sakit perut dan diare. Gara-gara diare, beberapa hari anda mungkin tidak dapat melakukan tugas di lapangan. Apabila diperlkukan unutk analisa laboratorium, di ambil air minimum 5 liter dan di tempatkan pada “jirigen” yang steril dan tidak berbau. Untuk menghidari terjadinya kontaminasi pada air, cucilah “jirigen” tersebut dengan air yang diambil dari mata air yang akan diambil sebagai contoh. Lebih aman apabila air contoh ditempatkan pada botol bekas air minum dalam kemasan (AMDK), dapat dijamin botolnya steril. Pada anda tidak disarankan untuk menyimpan air dengan “jirigen” bekas minyak goreng, karena diyakini “jirigen” tersebut terbebas dari minyak goreng.

Untuk mata air panas (hot spring), berkaitan dengan penelitian potensi panas bumi. Kenampakan di lapangan mata air panas akan muncul disertai dengan gelembung-gelembung uap air, dan berbau belerang. Ukur suhu air dengan termometer. Ambil contoh air panas dan tempatkan pada botol yang terbuat dari gelas (jangan yang terbuat dari plastik), selanjutnya di kirim ke laboratorium untuk di analisa. Di beberapa tempat munculnya air panas telah dimanfaatkan sebagai daerah wisata, termaksud wisata medis yaitu untuk penyembuhan penyakit kulit. Hindarkan anda jangan menghirup uap belerang yang keluar dari mata air panas. Bila ini terjadi, pernafasan anda menjadi “sesek” dan timbul rasa pusing.

Untuk oil seepage, atau rembesan minyak bumi, sering ditemukan di lapangan di daerah penyebaran batuan sedimen. Rembesan minyak ini seperti air yang permukaannya berminyak dengan warna kebiruan, dan bila ranting kayu sering dicelupkan pada rembesan minyak kemudian didekatkan pada nyala api, maka kayu tersebut akan mudah terbakar. Rembesan minyak bumi biasanya muncul di daerah patahan yang berada pada salah satu sayap antiklin. Plot tempat ditemukan oil seepage pada peta kerja, ambil contoh dan masukkan ke dalam botol yang terbuat dari gelas. Contoh ini kemudian dikirim ke laboratorium minyak bumi untuk dianalisa.

Page 22: Tahapan Membuat Peta Geologi

Dalam melakukan pemetaan geologi permukaan semua geologist memakai konsep geologi yang sama, yaitu konsep lithostratigrafi, karena dengan konsep ini semua data yang dipakai untuk menyusun peta geologi bersifat observable (dapat dilihat dan diamati di lapangan). Oleh sebab itu siapapun yang melakukan tugas pembuatan peta geologi dengan konsep yang sama (lithostratigrafi) di pastikan akan menghasilkan peta geologi yang serupa. Sebuah peta geologi di anggap lengkap dan dapat diterima oleh pengguna, apabila disusun dengan kaidah-kaidah geologi yang sudah disepakati bersama, mencantumkan keterangan tentang variasi lithologi secara stratigrafis, struktur geologi dan keterangan-keterangan lain yang berkaitan, serta satu buah sayatan geologi atau lebih sesuai dengan keperluan. Tata cara memilih arah sayatan geologi, dan melakukan rekonstruksi struktur geologi dapat dicermati pada sub bab berikutnya.

Tiap kali anda melakukan pengamatan geologi pada tiap-tiap loasi pengamatan, hal hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Untuk singkapan dalam bentuk batuan, disamping hal-hal tersebut di atas, perlu dibuat sketsa kolom lithologi singkapan, agar dilakukan seteliti mungkin. Susun kolom lithologi lokal dari dua lokasi yang berdekatan. Hal yang sama kerjakan untuk lokasi yang lain. Dengan cara demikian akan diperoleh urutan kolom lithologi lokal yang lengkap. Jangan dilupakan membuat gamabr sketsanya.

Untuk singkapan struktur patahan, buat sketsa atau diambil fotonya. Buat deksripsi singkapan selengkap mungkin. Hindarkan anda untuk datang kedua kalinya di tempat yang sama hanya sekedar untuk melengkapi deksripsi yang telah dibuat pada pengamatan sebelumnya.

Bebera hal yang perlu mendapat perhatian pada saat anda bekerja di lapangan antara lain :

Semua lokasi pengamatan harus di-plot di peta kerja, termaksud nomor lokasinya.

Jangan lupa, lokasi pengamatan dengan contoh batuan di beri warna merah. Bila ada pengukuran jurus (strike) dan kemiringan lapisan (dip) perlapisan

batuan, segera di-plot, dan tulis besaran nilai strike dan dip-nya. Gambarkan pada masing-masing lokasi, kolom lithologi singkapan. Makin rapat lokasi pengamatan di lakukan, akan makin baik. Lakukan kolerasi lithologi antar singkapan atau antar lokasi. Beri warna yang sama untuk lithologi yang sama. Rekonstruksi dari gabungan kolom lithologi singkapan, menjadi kolom

lithologi satuan, dan selanjutnya kelompokan menjadi satuan batuan-satuan batuan.

Tentukan batas-batas antar satuan batuan Beri warna masing-masing satuan batuan

Page 23: Tahapan Membuat Peta Geologi

Hasil akhir terbentuklah peta geologi lapangan, yang merupakan master draft peta geologi. Tugas selanjutnya, anda menghaluskan peta geologi lapangan, menjadi peta geologi sementara dengan mempertimbangkan data-data yang anda dimiliki. Dalam rangka menyusun peta geologi yang merupakan produk akhir, sekarang anda memindahkan hasil pengukuran strike dan dip, batas satuan dan struktur geologi yang terdapat di daerah penelitian. Untuk menentukan kedudukan sumbu antiklin atau sinklin, buatlah dua sayatan geologi atau lebih dengan arah sayatan tegak lurus pada jurus perlapisan batuan. Dari masing-masing rekonstruksi struktur tentukan di peta geologi lokasi titik-titik yang dilalui oleh sumbu perlipatan. Plot-kan lokasi titik-titik itu pada peta geologinya, hubungkan lokasi titik-titik tersebut dengan garis. Garis itu merupakan ekspresi sumbu perlipatan, yang selanjutnya dapat di gambarkan pada peta geologi yang merupakan produk terakhir. Dalam membuat rekonstruksi struktur geologi usahakan memakai model rekonstruksi mathematis teknis, dan usahakan hindarkan dengan metode free-hand. Model yang terakhir ini dapat diterapkan apabila model rekonstruksi struktur matematis teknis tidak dapat diaplikasikan.

Catatan

Di antara geologist telah ada semacam konvensi tata cara memberi dan memilih warna sebagai notasi atau simbol lithologi. Untuk menghindari penggunaan warna yang berlebihan, telah disepakati antara lain bahwa untuk:

Warna merah untuk simbol batuan beku. Apabila di suatu daerah yang dipetakan terdapat lebih dari satu jenis batuan beku, untuk membedakan jenis tersebut pada warna yang merupakan simbol batuan beku dibenarkan untuk di tambahkan notasi yang lain, misal dapat ditambahkan tulisan diorite. Tulisan yang sama ditambahkan pada kolom litologi, kolom stratigrafi dan pada keterangan simbol lithologi peta. Hal serupa dapat diberlakukan, dan tambahkan tulisan andesite, basalt dan sebagainya. Tata cara yang lain dapat dilakukan dengan membuat gradasi warna.

Warna biru untuk simbol batugamping. Dapat dibedakan batugamping klastik (dengan ditambah tulisan klastik), dan batugamping non klastik (dengan ditambah tulisan tulisan non klastik).

Warna kuning untuk simbol batupasir. Hal yang serupa dapat dituliskan seperti pada batuan beku.

Warna hijau untik simbol batu lempung. Hal yang serupa dapat dituliskan seperti pada batugamping.

Warna ungu untuk simbol batuan metamorf. Hal yang serupa dapat dituliskan seperti batuan beku.

Warna muda untuk simbol endapan baru.

Page 24: Tahapan Membuat Peta Geologi