TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

30
1. GAMETOGENESIS Dalam persiapan untuk pembuahan, baik sel benih pria maupun wanita mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma. Sejumlah perubahan ini mempunyai tujuan, yaitu: 1. Mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid 46, yang ditemukan pada sel somatic, menjadi jumlah ha[loid 23 yang kita temukan pada gamet. Hal ini terlaksana dari pembelahan meiosis atau pembelahan pematangan dan pengurangan jumlah kromosom ini perlu, karena jika tidak demikian penyatuan sel benih pria dan wanita akan menghasilkan individu jumlah kromosom sebanyak dua kali dari sel induknya. 2. Mengubah bentuk sel benih sebagai persiapan untuk pembuahan. Sel benih pria yang mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua sitoplasmanya dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sebaliknya, sel benih wanita berangsur-angsur menjadi lebih besar akibat dari penambahan jumlah sitoplasmaa Pada sat itumencapai kematangan, oosit memiliki garis tengah kira-kira 120 µm. Sel somatic pria mengandung 23 pasang atau jumlah kromosom yang diploid. Ada 22 pasang kromosom yang tepat sama, autosom dan 1 pasang kromosom seks. Kalau pasangan hormone seks tersebut adalah XX, individu itu

description

merupakan tahapan proses ovulasi hingga implantasi pada proses konsepsi manusia

Transcript of TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Page 1: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

1. GAMETOGENESIS

Dalam persiapan untuk pembuahan, baik sel benih pria maupun wanita

mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma.

Sejumlah perubahan ini mempunyai tujuan, yaitu:

1. Mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid 46, yang ditemukan pada

sel somatic, menjadi jumlah ha[loid 23 yang kita temukan pada gamet. Hal

ini terlaksana dari pembelahan meiosis atau pembelahan pematangan dan

pengurangan jumlah kromosom ini perlu, karena jika tidak demikian

penyatuan sel benih pria dan wanita akan menghasilkan individu jumlah

kromosom sebanyak dua kali dari sel induknya.

2. Mengubah bentuk sel benih sebagai persiapan untuk pembuahan. Sel benih

pria yang mula-mula besar dan bulat, praktis kehilangan semua

sitoplasmanya dan membentuk kepala, leher dan ekor. Sebaliknya, sel benih

wanita berangsur-angsur menjadi lebih besar akibat dari penambahan jumlah

sitoplasmaa Pada sat itumencapai kematangan, oosit memiliki garis tengah

kira-kira 120 µm.

Sel somatic pria mengandung 23 pasang atau jumlah kromosom yang

diploid. Ada 22 pasang kromosom yang tepat sama, autosom dan 1 pasang

kromosom seks. Kalau pasangan hormone seks tersebut adalah XX, individu itu

secara genetika adalah wanita; kalau pasangan tersebut adalah XY, individu itu

secara genetika adlah laki-laki. Salah satu pasangan pada setiap pasangan berasal

dari ibu da yang lain berasal dari ayah. Anggota dari sebuah pasangan kromosom

pada umumnya tidak terlalu rapat letaknya satu dengan yang lain baik pada sel

yang sedang istirahat maupun selama pembelahan mitosis. Satu-satunya saat

dimana mereka sangat rapat bersentuhan satu sama lain adalah pada saat

pembelahan meiosis atau pembelahan pematangan pembelahan sel benih.

Agar terjadinya peristiwa selama pembelahan meiosis lebih mudah

dipahami, cirri-ciri yang terpenting dalam pada pembelahan ini dibandingkan

dengan ciri-ciri yang terdapat pada pembelahan mitosis. Demikian pula halnya,

walaupun pengurangan jumlah kromosom dan perubahan pada sitoplasma

Page 2: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

merupakan satu kesatuan dari pematangan sel benih, masing-masing proses

tersebut akan dibicarakan secara terpisah.

Gambar 1. Bentuk- bentuk sperma

1.1 Kromosom Selama Pembelahan Mitosis

Sebelum sebuah sel memasuki mitosis, masing-masing sel

melipatgandakan (replikasi) DNA-nya yang dengan demikian menjadi rangkap

dua. Selama fase replikasi DNA ini, kromosom menjadi sangat panjang,

menyebar secara difus ke seluruh inti sel, dan tidak dapat dikenali dengan

mikroskop cahaya. Dengan bermulanya mitosis, kromosom mulai bergelung,

memendek dan menebal, dan peristiwa ini menandai mulainya profase. Setiap

kromosom terdiri dari dua sub unit sejajar (kromatid) yang saling menyatu pada

sebuah daerah menyempit milik bersama, yang disebut sentromer. Sepanjang

masa profase, kromosom terus menebal, menjadi lebih pendek dan lebih tebal

tetapi baru pada tahap prometafase kromatid menjadi mudah dibedakan. Selama

metaphase, kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan bentuk rangkapnya

jelas terlihat. Masing-masing dihubungkan oleh mikrotubulus (gelendong mitosis)

yang keluar dari sentromer ke sentriol. Setelah itu sentromer pada setipa

kromosom membelah, yang menandai tahap anaphase, yang diikuti dengan

migrasi kromatid ke kutub-kutub gelendong. Akhirnya pada tahap telofase,

kromosom mengendorkan gelungannya dan menjadi panjang, selubung inti

terbentuk kembali dan terjadi pembagian sitoplasma. Setiap sel anak menerima

Page 3: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

separuh dari semua materi kromosom yang telah berlipat dua tersebut dan dengan

demikian mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel induknya.

Gambar 2. Pembelahan Mitosis

Page 4: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

1.2 Kromosom Selama Pembelahan Meiosis

Gambar 3. Pembelahan Meiosis

a. Pembelahan Meiosis Pertama

Sebagaimana pada pembelahan mitosis, sel-sel benih primitive wanita

maupun pria (oosit primer dan spermatosit primer) melipatgandakan DNA-nya

sesaat sebelum pembelahan meiosis pertama dimulai. Karena itu, pada permulaan

pembelahan pematangan, sel benih mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA

yang normal, dan tiap-tiap dari 46 kromosomnya merupakan suatu bentuk

rangkap dua.

Sifat khas pertama pembelahan meiosis ini adalah berpasangannya

(sinapsis) kromosom-kromosom homolog, yang disebut sebagai bivalen.

Perpasangan ini tepat sekali titik per titik kecuali kombinasi X-Y. daerah-daerah

sentromer pada kromosom homolog tidak berpasangan. Oleh karena setipa

masing-masing kromosom memiliki susunan rangkap dan mengandung dua

kromatid, setiap pasangan homolog terdiri atas empat kromatid. Pada pembelahan

mitosis, kromosom-kromosom homolog tidak pernah berpasangan.

Sifat khas kedua pembelahan meiosis pertama disebut pertukaran silang

dan meliputi saling tukar menukar segmen-segmen kromatid diantara kedua

kromosom homolog yang berpasangan (bivalen) tersebut. Jika selanjutnya setiap

Page 5: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

anggota (yang bersusun ganda) dari pasangan homolog membelah secara

memanjang, terjadilah satu atau lebih pemotongan kromatid melintang dan

terjadilah pertukaran segmen-segmen kromatid diantara kedua kromosom yang

homolog tersebut. Selama pemisahan kromosm homolog, titik-titik pertukaran

untuk sementara tetap menyatu dan susunan kromosom tersebut akan menyerupai

huruf X, yang dikenal sebagai kiasma. Selama tingkat kiasma ini, sekelompok gen

dipertukarkan diantara kromosom-kromosom homolog. Pada saat yang sama,

pemisahan terus berlangsung, dan kedua anggota dari setiap pasangan tersebut

mengarah ke kumparan. Pada tahap-tahap selanjutnya setiap anggota tersebut

bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan.

Setelah pembelahan meiosis pertama selesai, setiap sel anak mengandung

satu anggota dari tiap-tiap pasangan kromosom dan dengan demikian memiliki 23

kromosom bersusun ganda. Oleh karena setiap kromosom masih bersusun dua,

kecuali pada sentromer, jumlah DNA pada setiap sel anak sama dengan jumlah

DNA pada sel somatik normal.

b. Pembelahan Meiosis Kedua

Setelah pembelahan meiosis pertama selesai, sel mulai dengan pembelahan

pematangan kedua. Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, tidak terjadi

sinetsa DNA pada tahap pembelahan selanjutnya. Keduapuluh tiga kromosom

bersusun ganda tersebut membelah pada sentromer, dan masing-masing sel anak

yang baru terbentuk menerima 23 kromosom tunggal. Jumlah DNA pada sel yang

baru terbentukkini adalah setengah jumlah DNA sel somatic normal. Oleh karena

itu, tujuan kedua pembelahan meiosis atau pembelahan pematangan tersebut ada

dua :

a. Memungkinkan keanekaragaman (variabilitas) genetic melalui proses

tukar silang, yang menciptakan kromosom-kromosom baru, dan

melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel-sel anak.

b. Memberikan pada setiap sel benih jumlah kromosom haploid dan

jumlah DNA separuh dari sel somatic normal (pembelahan meiosis

kedua)

Page 6: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Sebagai akibat pembelahan meiosis, sebuah oosit primer akan

menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing mempunyai kromosom

22+1X. Hanya satu diantara keempat sel tersebut berkembang menjadi oosit

matang; ketiga sel lainnya, badan-badan kutub, hamper tidak mendapatkan

sitoplasma dan mengaami degenerasi dalam perkembangan selanjutnya.

Spermatosit primer menghasilkan empat sel anak; dua sel anak

mempunyai kromosom 22+1X dan dua mempunyai dengan kromosom 22+1Y.

Keempat sel anak ini berkembang menjadi gamet matang.

Gambar 4. Perbedaaan pembelahan mitosis dan meiosis

1.3 Perubahan Morfologi Selama Pematangan

1. Sel Benih Primordial

Sel benih pria dan wanita matang adalah turunan langsung dri sel benih

primordial, yang pada mudigah manusia mulai nampak di dinding kantung kuning

telur pada akhir minggu ketiga perkembangan. Sel-sel ini berpindah dengan

pergerakan menyerupai amuba dari kantung kuning telur menuju ke gonad yang

sedang berkembang (kelenjar kelamin primitif). Mereka tiba disana pada akhir

minggu keempat atau permulaan minggu kelima.

Page 7: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

2. Oogenesis

a. Pematangan prenatal

Begitu sel benih primordial tiba dikelenjar kelamin yang secara genetic

wanita, mereka berdiferensiasi menjadi oogonia. Sel ini mengalami sejumlah

pembelahan mitosis dan menjelang akhir bulan ketiga, mereka tersusun dalam

kelompok-kelompok yang dikelilingi sel selapis epitel gepeng. Semua oogonia

didalam satu kelompok mungkin berasal dari satu sel benih primordial, sedangkan

sel epitel gepeng yang dikenal sebagai folikel, berasal dari epitel permukaan yang

membungkus ovarium.

Sebagian besar oogonia membelah terus dengan mitosis, tetapi beberapa

diantaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer yang jauh lebih besar. Segera

setelah terbentuk, sel ini melipatgandakan DNA-nya dan memasuki tahap profase

pembelahan meiosis pertama. Dalam bulan-bulan berikutnya, jumlah oogonia

meningkat dengan cepat, dan pada bulan kelima perkembangan jumlah

keseluruhan sel benih didalam ovarium mencapai puncaknya, diperkirakan 7 juta.

Mulai saat ini, mulai terjadi kematian sel, dan benyak oogonia maupun oosit

primer menjadi atretik. Menjelang bulan ketujuh, sebagian besar oogonia

berdegenerasi, kecuali beberapa yang letaknya dekat dengan permukaan. Akan

tetapi, semua oosit primer yang masih bertahan hidup masih sudah memasuki

pembelahan meiosis pertama, dan kini sebagian besar diantaranya dikelilingi oleh

selapis sel epitel gepeng. Sebuah oosit primer, bersama dengan sel epitel gepeng

yang mengelilinya dikenala sebagai folikel primordial.

b. Pematangan pasca pranatal

Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase

pembelahan meiosis pertama, tetapi tidak memasuki metaphase melainkan beralih

ke tahap diploten, suatu masa istirahat selama profase yang ditandai oleh adanya

jalinan halus kromatin. Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak

menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai masa

pubertas, rupanya disebabkan oleh penghambat pematangan oosit (PPO), suatu zat

Page 8: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

yang dikeluarkan oleh folikuler. Jumlah seluruh oosit primer pada waktu lahir

diperkirakan berkisar antara 700.000 sampai 2 juta.

Memasuki pubertas, 5-15 folikel primordial mulai mencapai kematangan

pada setiap daur ovarium. Oosit primer mulia membesar, sementara sel folikuler

yang mengelilinginya berubah bentuk dari gepeng menjadi kubid dan

berproliferasi membentuk epitel bertingkat sel granulose. Folikel ini disebut

folikel primer. Sel granulose terletak diatas suatu membrane basalis yang

memisahkan mereka dari sle stroma di sekelilingnya yang membenntuk teka

folikuli. Disamping itu, sel-sel granulose dan oosit mengeluarkan suatu lapisan

pada permukaan oosit tersebut, sehingga membentuk zona pelusida. Karena

folikel terus berkembang, sel-sel teka folikuli tersusun menjadi satu lapisan dalam

sel sekretorik, teka interna dan satu lapisan luar jaringan inkat yang mengandung

sel-sel mirip fibroblast,teka eksterna. Juga tonjol-tonjol kecil sel folikuler yang

menyerupai jari-jari menjulur melintasi zona pelusida dan saling terjalin dengan

mikrovilli membrane plasma oosit tersebut. Tonjol-tonjol ini diperkirakan penting

untuk pengangkutan zat-zat dari sel folikuler menuju ke oosit.

Karena perkembangan berlanjut terus, ruang-ruang yang terisi cairan

tampak diantara sel-sel granulose, dan ruang-ruang ini saling bergabung,

terbentuklah antrum, dan folikel ini disebut folikel sekunder. Pada mulanya

antrum berbentuk bulan sabit, tetapi makin lama makin membesar. Sel granulose

di sekitar oosit tetap utuh dan membentuk kumulus oofurus. Sesuai dengan

pematangannya, folikel yang diameternya bisa 10 mm atau lebih, dikenal sebagai

folikel tersier, vesikuler, atau folikel de graaf. Folikel ini dikelilingi oleh teka

interna, yang disusun oleh sel-sel yang mempunyai ciri khas sekresi steroid, yang

kaya pembuluh darah dan teka eksterna, yang berangsur-angsur menyatu dengan

stroma ovarium.

Bersamaan dengan setiap daur ovarium, sejumlah folikel mulai

berkembang, tetapi biasanya hanya satu saja yang mencapai kematangan penuh.

Yang lainnya berdegenerasi. Setelah folikel tersebut matang, oosit primer

melanjutkan pembelahan meiosis pertamanya, dan menghasilkan dua sel anak

yang tidak sama besarnya, tetapi masing-masing membawa 23 kromosom

Page 9: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

bersusun ganda. Satu sel oosit sekunder menerima seluruh sitoplasma dan yang

lain yaitu badan kutub pertama, praktis tidak memperoleh sitoplasma. Yang

terakhir ini terletak diantara zona pelusida dan selaput sel oosit sekunder di ruang

perivitelina. Pembelahan meiosis pertama berlangsung sesaat sebelum ovulasi.

Setelah pembelahan pematangan pertama selesai dan sebelum inti oosit

sekunder kembali dalam stadium istirahatnya, sel memasuki pembelahan

pematangan kedua tanpa replikasi DNA. Pada saat oosit sekunder memperlihatkan

pembentukan kumparan dengan kromosom berjajar lurus pada sediaan metaphase,

terjadilah ovulasi dan oosit dilontarkan dari ovarium. Pembelahan pematangan

kedua hanya akan diselesaikan apabila oosit dibuahi. Jika tidak, sel akan

berdegenerasi kurang lebih 24 jam setelah ovulasi. Tidak diketahui dengan pasti

apakah badan kutub pertama selalu mengalami pembelahan kedua atau tidak,

tetapi pernah ditemukan sel telur yang telah dibuahi disertai oleh tiga buah badan

kutub.

Gambar 5. Oogenesis

3. Spermatogenesis

Spermatogenesis mencakup semua peristiwa yang berlangsung pada saat

spermatogonia berubah menjadi spermatozoa. Pada pria, diferensiasi sel benih

primordial mulai pada masa pubertas. Tetapi pada wanita, proses ini mulai in

Page 10: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

utero pada bualn ketiga perkembangan. Pada saat lahir, sel benih pada laki-laki

dapat dikenali di dalam tali benih testis sebagai sel yang besar, pucat, dikelilingi

sel penunjang. Sel penunjang ini berasal dari epitel permukaan kelenjar testis

seperti halnya sel folikuler dan menjadi sel sustentakuler atau sel sertoli.

Sesaat sebelum masa pubertas, tali benih menjadi berongga dan menjadi

tubuli seminiferi. Kira-kira pada saat yang sama sel benih primordial berkembang

menjadi spermatogonia, yang terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Spermatogonia jenis A, yang membelah secara mitosis untuk terus-

menerus menyediakan sel induk.

b. Spermatogonia jenis B, yang berkembang menjdi spermatosit primer.

Setelah pembelahan terakhir sel jenis A selesai, spermatogonia jenis B

terbentuk. Kalau sel-sel ini selanjutnya mengalami mitosis, terbentuklah

spermatosit primer. Spermatosit primer kemudian memasuki masa profase yang

panjang (22 hari), diikuti dengan selesainya meiosis I dengan cepat dan

pembentukan spermatosit sekunder. Sel-sel ini segera membentuk spermatid pada

pembelahan meiosis kedua, yang mengandung jumlah haploid 23 kromosom.

Sepanjang rangkaian peristiwa ini, dari saat sel jenis A meninggalkan populasi sel

induk sampai ke pembentukan spermatid, sitokenesis tidak selesai sehingga

generasi-generasi sel berikutnya saling dihubugkan leh jembatan-jembatan

sitoplasma. Dengan demikian, progeny dari satu spermatogenium jenis A

membentuk sebuah kelompok sel benih yang tetap saling menyatu disepanjang

diferensiasi. Selanjutnya, spermatogonia dan spermatid tetap tertanam di lekukan-

lekukan sel sertroli yang dalam disepanjang masa perkembangan mereka. Dengan

cara ini, sel sertroli memberikan sokongan dan perlindungan begi sel-sel benih

tersebut, ikut menunjang nutrisi mereka, dan membantu dalam pelepasan

spermatozoa matang.

Page 11: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Gambar 6. Spermatogenesis

4. Spermiogenesis

Serangkaian perubahan yang menimbulkan serangkaian spermatid

menjadi spermatozoa dikenal sebagai spermiogenesis. Perubahan ini adalah:

a. Pembentukan akrosom, yang menutupi lebih dari permukaan inti

b. Kondensasi inti

c. Pembentukan leher, bagian tengah dan ekor

d. Meluruhkan sebagian besar sitoplasma

Pada manusia, waktu yang diperlukan oleh spermatogonium untuk

berkembang menjadi spermatozoon matang adalah sekitar 64 hari. Setelah

terbentuk sempurna, spermatozoa memasuki lumen tubuli sseminiferi. Dari

sini, spermatozoa di dorong kearah epididimis ke bagian dinding tubuli

seminiferi yang berkontraksi. Walaupun pada mulanya gerakan lambat,

spermatozoa mendapatkan kemampuan gerak penuhnya di dalam epididimis.

2. DAUR OVARIUM

Pada masa pubertas, wanita mulai mengalami daur bulanan yang

teratur. Daur yang dikenal sebagai daur seksual, ini diatur oleh hipotalamus.

Page 12: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Hormone pelepas gonadrotopin (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus

bekerja pada sel kelenjar hipofisis anterior, yang selanjutnya akan

mengeluarkan hormone gonadrotopin, hormone-hormon ini, hormone

perangsang folikel (FSH) dan hormone luteinisasi (LH) , merangsang dan

mengatur perubahan berkala dalam satu ovarium.

Pada awal setiap daur ovarium, 5-15 folikel primordial mulai tumbuh

dibawah pengaruh FSH.

Gambar 6. Folikel primordial.

Dalam keadaan normal, hanya satu dari folikel-folikel ini yang

mencapai kematangan sempurna dan hanya satu oosit saja yang dikeluarkan,

yang lainnya mengalami degenerasi dan menjadi atretik. Akibatnya, sebagian

besar folikel mengalami degenerasi tanpa pernah mencapai kematangan. Bila

sebuah folikel menjadi atretik, oosit dan sel folikuler disekelilingnya

berdegenerasi dan diganti oleh jaringan ikat, dan membentuk sebuah korpus

atretikum. Selama pertumbuhan folikel, banyak sel folikuler dan sel teka

terbentuk. Sel-sel ini saling bekerjasama menghasilkan esterogen yang

menyebabkan endometrium uteri masuk ke fase folikuler atau fase proliferatif

dan merangsang kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan LH. Lonjakan

hormone ini dibutuhklan untuk tahap-tahap terakhir pematangan folikel dan

untuk merangsang ovulasi.

Page 13: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

2.1 Ovulasi

Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang tersebut

dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi.

Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau

14 hari sebelum haid berikutnya.

Seorang wanita dikatakan sedang subur, jika ia melepaskan sel telur

yang telah matang agar dapat dibuahi oleh sperma. Masa subur wanita hanya

berlangsung selama 24 - 48 Jam, sedangkan kemampuan sperma untuk

membuahi sel telur diperkirakan sekitar 48 - 72 jam.. Kemampuan terbaik sel

telur untuk dibuahi oleh sperma adalah pada saat jam-jam pertama setelah

pelepasan, begitu pula sebaliknya.

Proses ovulasi dimulai dari dilepaskannya sebuah hormon dari dalam

otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Kadar hormon ini

meningkat secara drastic di dalam darah dan urin sesaat sebelum ovulasi.

Itulah sebabnya ovatel berperan penting dalam mendeteksi kenaikan LH untuk

menentukan kapan anda berovulasi.

LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam

ovarium yang kemudian bergerak menuju tuba falopi untuk dibuahi. Jika sel

telur tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh

bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.

Gambar 7. Ovulasi

Page 14: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Pada hari-hari terakhir menjelang ovulasi, folikel Graaf dengan cepat

bertambah besar dibawah FSH dan LH, dan membesar hingga mencapai garis

tengah 15 mm. Bertepatan dengan perkembangan terakhir folikel Graaf

tersebut, oosit primer yang hingga saat ini masih tetap dalam tahap diploten,

melanjutkan dan menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya. Sementara

itu, permukaan ovarium mulai menonjol setempat dan pada aspeknya tampak

suatu titik vaskuler, stigma. Sebagai akibat kelemahan setempat dan

degenerasi permukaan ovarium, meningkatnya tekanan intrafolikuler, dan

kontraksi otot di dinding ovarium, oosit didorong keluar. Dengan demikian,

oosit bersama dengan sel granulose disekelilingnya dari daerah cumulus

oofurus, terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa sel cumulus

oofurus kemudian menyusun diri disekeliling zona pelusida dan membentuk

korona radiata. Pada saat oosit bersama sel komulus oofurusnya dari ovarium

(ovulasi), pembelahan meiosis pertama selesai dan oosit sekunder mulai

dengan pembelahan meiosis kedua.

Gambar 8. Folikel graaf.

2.2 Korpus Luteum

Setelah ovulasi, sel granulose yang tertinggal di dinding folikel yang

sudah pecah, bersama dengan sel-sel dari teka interna, mendapatkan

pendarahan (vaskularisasi) dari pembuluh-pembuluh darah disekitarnya dan

Page 15: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

menjadi berbentuk polyhedral. Dibawah pengaruh LH, sel-sel ini

menghasilkan suatu pigmen berwarna kekuningan dan berubah menjadi sel

luteal, yang membentuk korpus luteum dan menghasilkan progesterone.

Hormone ini, bersama hormone-hormon esterogen, menyebabkan mukosa

uteri memasuki teha progestasi atau tahap sekretorik, sebagai persiapan untuk

implantasi mudigah.

Gambar 9. Sel granulose yang tertinggal di dinding folikel yang sudah

pecah, bersama dengan sel-sel dari teka interna, mendapatkan pendarahan.

2.3 Perjalanan Oosit

Sesaat menjelang ovulasi, fimbriae saluran telur (tuba falopi) mulai

menutupi permukaan ovarium, dan saluran telurnya sendiri mulai berkontraksi

secara ritmik. Diyakini bahwa oosit yang dikelilingi oleh beberapa sel

granulose. Dibawa masuk kedalam saluran telur oleh gerakan usapan fimbriae

saluran telur dan oleh pergerakan bulu-bulu getar pada lapisan epitel. Begitu

berada didalam saluran telur, sel-sel cumulus kehilangan hubungan dengan

oosit dengan menarik tonjol-tonjol sitoplasmanya dari zona pelusida.

Begitu oosit berada dalam saluran telur rahim, ia didorong kearah

rongga rahim oleh kontraksi dinding otot. Kecepatan pengangkutan ini sedikit

dipengaruhi oleh status endokrin pada saat dan setelah ovulasi, tetapi pada

manusia oosit yang sudah dibuahi mencapai rongga rahim dalam waktu kira-

kira 3-4 hari.

Page 16: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

3. TAHAP-TAHAP FERTILISASI

3.1 Bertemunya ovum dan sperma (Pembuahan)

Pelepasan sel telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar

hari ke 14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi

pada setiap orang. Bila pada masa subur terjadi hubungan seks, sperma akan

ditampung di liang senggama bagian dalam. Setiap milliliter sperma

mengandung 35-40 juta spermatozoa, sehingga setiap hubungan seks terdapat

sekitar 110-120 juta spermatozoa. Setiap spermatozoa membawa kromosom

pembawa tanda 22 buah kromosom seks Y untuk laki-laki dan kromosom seks

X untuk perempuan. Pada telur ovum yang dilepaskan selalu membawa 22

pasang pembawa tanda dan kromosom seks X. Pertemuan spermatozoa Y

dengan telur X menjadi zigot laki-laki, sedangkan bila spermatozoa X bertemu

X maka terbentuk zigot perempuan. Pertemuan terlaksana setelah telur lepas

sekitar 12 jam dan spermatozoa melalui kapasitasi disebut fertilisasi,

pembuahan konsepsi atau impregnancy.

Setelah masuknya spermatozoa ke dalam telur (ovum) dengan

kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadi pembelahan menjadi dua

dan seterusnya sehingga seluruh ruangan telur (ovum) penuh dengan hasil

pembelahan sel dan disebut morula. Pembelahan berlangsung terus sehingga

bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan, disebut blastokist.

Sementara itu bagian luar dinding telur (ovum) timbul rumbai-rumbai yang

disebut vili yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam

rahim yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi desidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai rumbai atau

vili korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim melalui proses

proteolitik-enzimatik dan disebut nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadinya

konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai mampu menanamkan diri

diperlukan waktu sekitar 6-7 hari.

Page 17: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Gambar 10. Pembuahan.

3.2. Ovum menjadi aktif dan berkembang

Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani serangkaian

pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat.

Sel yang menjadi semakin kecil pada setiap pembelahan dikanal sebagai

blastomer. Dan sampai tingkat delapan sel, sel-selnya membentuk sebuah

gumpalan bersusun longgar. Tetapi setelah pembelahan ketiga, hubungan

antar blastomer semakin rapat, sehingga membentuk sebuah pola sel yang

padat yang disatukan oleh persambungan yang kuat. Proses ini dikenal sebagai

pemadatan, memisahkan sel-sel bagian dalam, yang saling berkomunikasi

secara ekstensif dengan gap junction, dari sel-sel bagian luar. Kira-kira 3 hari

setelah pembuahan, sel-sel embrio yang termampatkan tersebut membelah lagi

membentuk morula dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam morola merupakan

massa sel dalam, sedangkan sel-sel sekitar membentuk massa sel luar. Massa

sel dalam akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya,

sementara massa sel luar membentuk trofoblas, yang kemudian ikut

membentuk plasenta.

Pembentukan Blastokista

Page 18: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai

menembus zona pelusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa

sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya

terbentuklah sebuah rongga, blastokel. Pada saat ini mudigah dikenal sebagai

blastokista. Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut

embrioblas, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel-sel di massa sel luar

atau trofoblas, menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista. Zona

pelusida kini sekarang sudah menghilang sehingga implantasi bisa dimulai.

Pada manusia, sel trofoblas diatas kutub embrioblas mulai

menyusup diantara sel epitel mukosa rahim kira-kira pada hari keenam.

Penembusan dan selanjutnya pengikisan oleh sel epitel terhadap selaput lender

tersebut mungkin disebabkan oleh enzim proteolitik yang dihasilkan oleh

trofoblas. Tetapi, selaput lender rahim menunjang kegiatan proteolitik

blastokista tersebut, sehingga implantasi merupakan hasil kerjasama trofoblas

dan endometrium. Dengan demikian menjelang akhir minggu pertama

perkembangan, zigot manusia telah melewati tingkat morula dan blastokista

dan sudah mulai berimplantasi di selaput lendir rahim.

Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil

konsepsi ke dalam endometrium. Berikut ini gambar proses perkembangan

dan perjalanan ovum dari ovarium sampai kavum uteri.

Page 19: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

Gambar 11. Proses Perjalanan dan Perkembangan Ovum

Keterangan :

A : Oosit tidak bersegmen

B : Fertilisasi

C : Terbentuk pro-nuklei

D : Pembelahan kumparan pertama

E : Stadium 2 sel (hari 2)

F : Stadium 4 sel (akhir hari 2)

G : Stadium 8 sel

H : Morula (hari 3-4)

I dan J : Pembentukan blastokista (hari 5)

K : Implantasi zigot dalam cavum uteri (hari 6-7)

(Lili, Yunita., 2009).

Rahim Pada Saat Implantasi

Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan yaitu:

a. Endometrium atau selaput lendir yang melapisi dinding bagian

dalam.

b. Miometrium, lapisan tebal otot polos.

Page 20: TAHAP OVULASI HINGGA IMPLANTASI.doc

c. Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.

Dari saat masa puberta (11-13 tahun) hingga menopause (45-50 tahun),

endometrium mengalami perubahan-perubahan berdaur yang berlangsung

kira-kira setiap 28 hari dan berada dibawah kendali hormonal ovarium.

Selama daur menstruasi ini, endometrium uteri melewati tiga tahap yaitu: fase

folikuler atau proliferative, fase sekretorik atau progestasional, dan fase

menstuasi. Fase proliferative mulai pada akhir fase menstruasi, dibawah

pengaruh esterogen dan sejalan dengan pertumbuhan folikel ovarium, fase

sekretorik mulai kira-kira 2-3 hari setelah ovulasi sebagai respon terhadap

progesterone yang dihasilkan oleh korpus luteum. Kalau pembuahan tidak

terjadi, endometrium mulai mengelupas dan menandai mulainya fase

menstruasi. Kalau terjadi pembuahan, endometrium mendukung implantasi

dan ikut serta membentuk plasenta.

Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada dalam fase

sekretorik. Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok-

kelok dan jaringan ini mengandung banyak cairan. Sebagai akibatnya, dapat

dikenali tiga lapisan yang terpisah pada endometrium, yitu:

a. Lapisan kompakta pada ermukaan

b. Lapisan sponiosa di tengah

c. Lapisan dasar yang tipis