Tafsir qs at tiin 'pahala yang tak pernah terputus'
-
Upload
agungagustian1406 -
Category
Spiritual
-
view
841 -
download
6
description
Transcript of Tafsir qs at tiin 'pahala yang tak pernah terputus'
Pahala yang Tak Pernah TerputusTafsir Quran Surat At-Tiin
Oleh: Agung Agustian(Aktivis Bakti DKM Unpad)
Quran Surat at-Tiin
و#ه#ذ#ا ، *ين# ين س* و#ط/ور* ، /ون* 3ت ي و#الز5 8ين* و#التف*ي ان# 3س# اإلن #ا #ق3ن ل خ# #ق#د3 ل ، األم*ين* #د* #ل 3ب ال
ف#ل# س3# أ #اه/ د#د3ن ر# /م5 ث ،M #ق3و*يم ت ن* #ح3س# أ
/وا و#ع#م*ل /وا آم#ن 5ذ*ين# ال *ال إ ، *ين# اف*ل س#ف#م#ا ، Mون/ م#م3ن 3ر/ غ#ي Wج3ر# أ #ه/م3 ف#ل *ح#ات* الص5ال * #م ح3ك
# *أ ب 5ه/ الل 3س# #ي #ل أ ، *الد8ين* ب #ع3د/ ب /ك# #ذ8ب /ك ي*م*ين# 3ح#اك ال
TerjemahDemi (buah) Tin dan (buah) Zaitun; dan demi
bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman. Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya; kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya;
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka
pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu
mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?
Makiyyah az-Zamakhsyari, ar-Razi, al-Baghawi,
Ibnu Juzyi al-Kalbi, as-Samarqandi, al-Jazairi, dan lain-ain, bahwa surat ini turun di Mekkah
Adapun Ibnu Abbas dan Qatadah (al-Qurtubi), bahwa surat ini turun di Madinah
Ibnu Dhurais, an-Nahas, Ibnu Mardawih, dan al-Baihaqi dari Ibnu ‘Abbas yang berkata, “Surat at-Tin diturunkan di Makkah
Ayat ke-1
/ون* 3ت ي و#الز5 8ين* و#التNama buah yang biasa dimakan
dan Nama buah yang biasa diperas ( Ibnu ‘Abbas, al-Hasan, Ikrimah, Mujahid, Ibrahim an-Nakha’i, Atha’ bin Rabah, Jabir bin Zaid, Muqatil dan a-Kalbi)
Masjid di Damaskus dan Baitul Maqdis (Kaab dan Ibnu Zaid)
Gunung di Damaskus dan Gunung di Baitul Maqdis (Qatadah)
Ayat ke-1
*) ath-Thabari dan al-Qurthubi menguatkan pendapat pertama
Pengertian tersebut bermakna hakiki. Makna hakiki itu tidak
boleh dipalingkan menjadi majazi kecuali ada dalil
yang memalingkannya
Ayat ke-1
Adapun tentang buah zaitun, Rasulullah saw. bersabda:
Mة# ك #ار# م/ب Mة ج#ر# ش# م*ن3 5ه/ *ن ف#إ *ه* ب /و3ا و#اد5ه*ن 3ت# ي الز5 /و3ا /ل كMakanlah buah Zaitun dan
berminyaklah dengannya. Sebab, itu adalah pohon yang diberkati
(HR al-Tirmidzi).
Ayat ke-2
*ين# ين س* و#ط/ور*Gunung tersebut adalah gunung
yang menjadi tempat Musa ketika diseru Allah SWT.
(Ibnu Katsir, al-Baghawi, asy-Syaukani, al-Baidhawi)
Ayat ke-3
األم*ين* #د* #ل 3ب ال و#ه#ذ#اMakkah al-Mukarramah; negeri yang
aman, baik di masa Jahiliah maupun Islam. ( Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, ath-Thabari, asy-Syaukani, as-Suyuthi, al-Baghawi, Abu Hayyan, al-Baidhawi, dan lain-lain)
Tidak ada perbedaan pendapat tentang hal ini ( Ibnu ‘Athiyah, al-Alusi dan Ibnu Juzyi al-Kalbi)
Ayat ke-4
M #ق3و*يم ت ن* #ح3س# أ ف*ي ان# 3س# اإلن #ا #ق3ن ل خ# #ق#د3 لal-insân di sini adalah Adam dan
anak-cucunya (Al-Qurthubi) ahsan at-taqwîm yakni fî khalq
wa shûrah (dalam aspek badan dan bentuknya), (Ibnu Abbas, Ibrahim, Abu al-‘Aliyah, Mujahid dan Qatadah)
Ayat ke-4ahsan at-taqwîm yakni husni
shûrah wa syakl muntashib al-qâmah sawiyy al-a’dhâ` (bagus penampilan dan bentuknya, tegak posturnya, dan serasi anggota badannya), (Ibnu Katsir)
ahsan at-taqwîm yakni a’dal qâmah wa ahsan shûrah (yang paling serasi posturnya dan paling bagus bentuknya), (al-Baghawi)
Ayat ke-5
*ين# اف*ل س# ف#ل# س3# أ #اه/ د#د3ن ر# /م5 ث
asfala sâfilîn yakni ardzal al-‘umur (usia sangat tua yang paling lemah), (adh-Dhahhak dan al-Kalbi, Ibnu ‘Abbas, Ikrimah, Ibrahim al-Baghawi, asy-Syaukani, dan al-Wahidi)
asfala sâfilîn yakni neraka (Abu al-‘Aliyah, Mujahid, al-Hasan, dan Ibnu Zaid)
Ayat ke-6
Wر #ج3 أ #ه/م3 ف#ل *ح#ات* الص5ال /وا و#ع#م*ل /وا آم#ن 5ذ*ين# ال *ال إ Mون/ م#م3ن 3ر/ غ#ي
Kata illâ memberikan makna ististnâ (pengecualian)
Menafsirkan asfal sâfilîn sebagai ardzal al-‘umur maka istitsna` dalam ayat ini bersifat munqathi’
Menafsirkan asfal al-sâlîn adalah neraka, maka istitsnâ‘ dalam ayat ini muttashil
Ayat ke-7
*الد8ين* ب #ع3د/ ب /ك# #ذ8ب /ك ي ف#م#اKalimat istifhâm di
sini bermakna li al-taqrî‘ wa at-tawbîkh wa ilzâm al-hujjah
Kata al-dîn disini bermakna pembalasan pada Hari Kiamat
Ayat ke-8*م*ين# 3ح#اك ال * #م ح3ك
# *أ ب 5ه/ الل 3س# #ي #ل أKalimat istifhâm, jika masuk
kepada nafiyy, menghasilkan makna îjâb (positif)
Kalimat istifhâm ayat ini bermakna at-taqrîrî (mengukuhkan), bahwa Allah SWT benar-benar Hakim yang Mahaadil dan dan Mahabijaksana
Mengandung ancaman keras bagi orang kafir (az-Zamakhsyari dan an-Nasafi)
Ayat ke-8
Rasulullah saw.: ] *ل#ى ] إ #ه#ى 3ت ف#ان /و3ن# 3ت ي و#الز5 3ن* 8ي #لت ا ب* /م3 3ك م*ن # أ ق#ر# م#ن3 : ] #ق/ل3 ] 3ي ف#ل 3ن# *م*ي 3ح#اك ال * #م ح3ك
# *أ ب الله/ 3س# #ي #ل أ آخ*ر*ه#ا3ن# اه*د*ي الش5 م*ن# ذ#ل*ك# ع#ل#ى #ا #ن و#أ #ل#ى، ب
Siapa saja yang membaca “At-Tîn wa az-Zaytûn” hingga akhirnya “Alaysa bi ahkam al-Hâkimîn”,
hendaklah berkata, “Balâ, wa ana ‘alâ dzalika min asy-syâhidîn.”
(HR al-Tirmidzi dari Abu Hurairah ra).
PelajaranBesarnya kenikmatan Allah SWT
kepada manusia dan kewajiban mensyukuri nikmat itu
Memahami kenikmatan duniawi secara benar; bahwa semua kenikmatan duniawi itu bersifat fana dan tidak abadi
Pahala bagi orang Mukmin yang bertakwa
Keadilan hukum Allah SWT
WalLâh a’lam bi ash-shawâb