Tafsir al-fatihah

14
TAFSIR AL-FATIHAH MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Tafsir Dosen Pengampu : Nadhifah, M.S.I Disusun oleh : Dina Ayu K 113411001 Istianatus Sa’diyah 113411004 Mufrihah Huwaidah 113411007 Novi. A 113411032 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014

Transcript of Tafsir al-fatihah

Page 1: Tafsir al-fatihah

TAFSIR AL-FATIHAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir

Dosen Pengampu : Nadhifah, M.S.I

Disusun oleh :

Dina Ayu K 113411001

Istianatus Sa’diyah 113411004

Mufrihah Huwaidah 113411007

Novi. A 113411032

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2014

Page 2: Tafsir al-fatihah

I. PENDAHULUAN

Al-qur’an merupakan wahyu Allah yang di sampaikan kepada Nabi Muhammad

melalui Jibril a.s yang berfungsi sebagai hidayah atau petunjuk bagi segenap manusia.

Dari 114 surat di dalam al-qur’an, surat al-fatihah termasuk surat yang populer, di

kenal dari semua kalangan dari anak-anak maupun orang tua.

Al-fatihah artinya ialah pembukaan. Surat ini pun dinamai fatihatul kitab1, yang

berarti pembukaan kitab karena kitab suci al-qur’an dimulai atau dibuka dengan surat

ini. Dia yang dimulai ditulis di dalam Mushhaf, dan dia yang mulai dibaca ketika

tilawatil qur’an, meskipun bukan dia surat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Kedudukan surat al-fatihah dalam al-qur’an

2. Pokok-pokok ajaran tentang keimanan

3. Pokok-pokok ajaran tentang ibadah

4. Pokok-pokok ajaran tentang hukum agama

5. Pokok-pokok ajaran tentang kisah

6. Asbabun nuzul surat al-fatihah

7. Munasabah surat al-fatihah

8. Tafsir surat al-fatihah

III. PEMBAHASAN

1. Kedudukan Surat Al-Fatihah

Surat al-fatihah memiliki kedudukan yang tinggi dalam ajaran islam, diman

dia di sebut surat paling mulia di dalam al-qur’an. Dari Abu Said Bin Al Mu’alla

dia berkata : Rasullah bersabda kepadanya “ saya akan beritahukan kepadamu

surat yang paling mulia di dalam al-qur’an sebelum engkau keluar dari masjid.

Kemudian beliau memegang kedua tangan ku. ketika beliau hedak keluar dari

masjid, aku berkata : Ya Rasullah, tadi engkau katakan akan memberitahukan

surat yang paling mulia di al-qur’an. Beliau bersabda : baik….. Al-

1 Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta, Pustaka Panjimas 1982) hlm.67

Page 3: Tafsir al-fatihah

Hamdulillahirobbil ‘aalamin ( surat al-fatihah) adalah As Sab’ul Matsani dan

surat yang paling mulia yang diberikan kepada ku.” 2

Dari 114 surat yang ada dalam Al-Qur’an al-fatihah merupakan salah satu

surat yang paling populer. Mengapa demikian?

Pertama, karena surat Al-Fatihah berada pada urutan pertama dalam susunan Al-

Qur’an. Dengan demikian, bagi setiap orang yang membuka dan membaca Al-

Qur’an walaupun tidak sampai tamat, sudah tentu akan membaca surat Al-Fatihah

terlebih dahulu.

Kedua, karena surat Al-Fatihah termasuk bacaan wajib dalam shalat. Jadi,

minimalnya seorang muslim akan membaca surat Al-Fatihah sebanyak tujuh belas

kali dalam sehari semalam dalam shalat wajib, belum lagi kalau ditambah dengan

shalat sunnah lainya.

Ketiga, karena surat Al-Fatihah mengandung pokok-pokok ajaran Al-Qur’an.

Berbagai ajaran yang terdapat pada surat selanjutnya yang ada dalam Al-Qur’an

sudah disinggung secara singkat di dalam surat Al-Fatihah.

Keempat, karena surat Al-Fatihah digunakan sebagai do’a yang dipanjatkan untuk

seorang yang telah meninggal dunia atau dalam keadaan terkena musibah.

Kalimat dalam Al-Fatihah yang menunjukan do’a, seperti:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus,” ( QS. Al-Fatihah:6)3

Kedudukan yang tinggi ini tentu memiliki makna yang sangat dalam, sebab

jika dikatakn al-qur’an secara menyeluruh adalah mulia, maka bagaimakah hal

nya surat yang dikatan paling mulia dalam al-qur’an??

Hal ini secara tidak langsung menuntut seorang muslim untuk menempatkan

surat ini sesuai kedudukan yang telah Allah tetapkan, baik dari segi bacaan,

pemahaman maupun pengamalan.

2 Abdullah Haidir, Pelajaran dan Hikmah yang terdapat dalam tafsir al-fatihah ( Indonesia, kantor kerjasama

da’wah, bimbingan dan penyuluhan bagi pendatang, Al-sulay 2004)

3 Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al Ayat at tarbawi), (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2002),

hlm.11-13

Page 4: Tafsir al-fatihah

2. Pokok-Pokok Ajaran Tentang Keimanan

Keimanan yang terkandung di dalam al-qur’an meliputi keimanan kepada

Allah, para Rasul Nya, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabyang telah di turunkan

Nya, hari ahir serta qodo’ dan qodar.

Bangsa Arab, baik yang telah pernah menganut ajaran-ajaran Nabi Ibrahim,

maupun tidak, sebagian besar telah menjadi penganut kepercayaan wasani,

penyembah patung dan dewa-dewa, sehingga menurut riwayat, di sekitar ka’bah

terdapat 360 buah patung. Maka, datanglah Al-Qur’an untuk mensucikan akidah

manusia dari berbagai kotoran syirik, dengan membawa akidah tauhid yang

murni. Di dalam surat Al-Fatihah, akidah tauhid ini terdapat dalam ayat-ayat:

“segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”

Maksud ayat tersebut adalah bahwa yang berhak dipuji hanyalah Allah, maka

pujian haruslah dihadapkan kepada-Nya.

3. Pokok-Pokok Ajaran Tentang Ibadah

Ibadah adalah buah dari keimanan kepada adanya Allah, dengan segala sifat

kesempurnaan-Nya. Orang yang meyakini adanya segala sifat kesempurnaan-Nya

akan menyembah Allah. Ajaran ibadah ini dipaparkan di dalam surah al-fatihah

dengan firmanya :

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami

meminta pertolongan.”

Di dalam ayat ini Allah mengajari hamba-Nya agar meyembah hanya kepada

Allah semata. Maka ayat ini selain mengandung ajaran tentang tauhid, juga

mengandung ajaran ibadah kepada Yang Maha Esa itu.

“Tunjukilah Kami jalan yang lurus,”

Page 5: Tafsir al-fatihah

Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat, Allah mengadakan

peraturan-peraturan, hukum-hukum, menjelaskan kepercayaan, memberi pelajaran

dan contoh-contoh. Ini semua adalah laksana jalan lurus yang dibentangkan Allah

yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaannya di dunia dan di akhirat.

Maka berbahagialah mereka yang menjalaninya dan sengsaralah orang yang

menghindari diri dari jalan itu.

Mengikuti jalan yang lurus ini artinya ialah beribadah kepada Allah,dengan

mematuhi peraturan-peraturan, hukum-hukum, dan berpegang kepada akidah

yang benar, mengambil pelajaran dari contoh-contoh yang telah diberikan Allah.

Hal ini diterangkan dalam ayat-ayat lain, yang menjadi uraian dari surat al-

fatihah.

Ibadah tidak dapat di pisahkan dengan tauhid, sebagaiman tauhid pun tidak

dapat dipisahkan dari ibadah, karena ibadah adalah buah dari tauhid, dan ia tak

mempunyai nilai dan harga kalau timbulnya tidak dari perasaan tauhid. Demikian

pula dengan tauhid, yakni tauhid tidak akan subur hidupnya kalau tidak selalu

dipupuk dengan ibadah.

Sebab itu, di dalam surah al-fatihah ini, disamping disebut tauhid, di sebut

juga ibadah. Kedua-duanya secara ringkas akan diikuti dengam penjelasan-

penjelasan pada ayat-ayat lain di dalam surah-surah yang lain.4

4. Pokok-pokok ajaran tentang hukum agama

Pokok ajaran syari’at dalam surat Al-Ftihah terdapat pada ayat keenam

“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” Jalan kebahagiaan dan bagaimana

seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh jalan itu untuk memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud “Hidayah” disini adalah hidayah yang

menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang

mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.5

5. Pokok-Pokok Ajaran Tentang Kisah

Untuk menjadi contoh dan teladan, pelajaran dan iktibar, al-qur’an telah

menceritakan keadaan bangsa-bangsa dan kaum-kaum yang telah lalu dan bahwa

4 Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsirnya,(Jakarta;lentera abadi, 2010) jilid 1,hlm 3-4 5 http://tarbiyaha11uinujpr.blogspot.com/2012/06/makalah-tafsir-surat-al-fatihah-t-2a.html Di unduh pada tgl 16

september 2014 pada pukul 10.30

Page 6: Tafsir al-fatihah

Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi kepada mereka dan telah membuat

peraturan, hukum dan syariat untuk kebahagiaan hidup mereka. Diantara mereka

ada yang menerima dan ada yang menolak, dan Allah menerangkan apa akibat

dari penerimaan atau penolakan itu, untuk di jadikan iktibar dan pelajaran.

Lebih kurang dari tiga perempat dari isi al-qur’an adalah cerita tentang

bangsa-bangsa dan umat yang lalu, serta anjuran dari Allah untuk mengambil

iktibar dan pelajaran dari keadaan mereka. Di dalam surah al-Fatihah ini keadaan

bangsa-bangsa dan umat-umat yang telah lalu itu dipaparkan oleh Allah dalam

firman-Nya:6

“ (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;

bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Menurut Prof,DR. Teungku Muhammad Hasbi Ash-shiddieqy ayat tersebut

menjelaskan bahwa masa lampau telah hidup beberapa umat yang diberi syariat

Allah yang benar, lalu mereka mengikuti dan menjalankan. Maka seharusnya kita

juga harus meneladani kehidupan mereka.7

Dengan keterangan yang disebutkan di atas, jelaslah bahwa surah al-Fatihah

mengandung isi al-qur’an dalam surah-surah yang berikutnya.

6. Asbabun Nuzul Surat Al-fatihah

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, mantu Rasulullah

Muhammad saw. “surah Al-Fatihah turun di Mekkah dari perbendaharaan di

bawah ‘arsy”. Riwayat lain menyatakan, Amir bin Shalih bertutur kepada kami;

“Ayahku bertutur kepadaku, dari Al-Kalbi, dari Ibnu Abbas, ia berkata; Nabi

berdiri di Makkah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut nama Allah yang

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta

Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga Allah

menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada)”

6 Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsirnya ( Jakarta, lentera abadi, 2010 ) jilid 1, hlm 9 7 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nurr (Semarang,: Pustaka Rizki Putra,

2000) hlm 7.

Page 7: Tafsir al-fatihah

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda saat Ubai bin

Ka’ab membacakan Ummul Qur’an pada beliau, ‘Demi dzat yang jiwaku ada di

tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil,

Zabur dan Al-Qur’an. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani (tujjuh

kalimat pujian) dan Al-Qur’an Al-Adzim yang diberikan kepadaku.”

Surat Al-Fatihah yang merupakan surat pertama dalam Al-Qur’an dan

teerdiri dari tujuh ayat adalah masuk kelompok surat Makkiyah, yakni surat yang

diturunkan saat Nabi Muhammad di kota Mekkah. Dinamakan Al-Fatihah,

lantaran letaknya berada pada urutan pertama dari 114 surat dalam Al-Qur’an.

Para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan

intisari dari seluruh kandungan Al-Qur’an yang kemudian dirinci oleh surat-surat

sesudahnya

Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di

Mekkah sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah.surat ini berada di urutan

pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Tema-tema

besar Al-Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan kabar gembira bagi

orang yang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku

kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada

Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya, semata itu tercermin dalam ekstrak

surat Al-Fatihah.8

7. Munasabah surat Al-Fatihah

Munasbah disini hanya munasabah untuk surat Al-Fatihah dengan surat Al-

Baqarah, dan dapat beberapa hubungan diantaranya:9

a. Surat Al-Fatihah merupakan pokok-pokok pembahasan yang akan di rinci

dalam surat Al-Baqarah.

b. Di bagian akhir surat Al-Fatihah disebutkan permohonan hamba kepada

Allah, agar diberi petunjuk kearah jalan yang lurus, sedangkan di surat Al-

Baqarah dimulai dengan ayat yang menerangkan bahwasannya Al-Qur’an

merupakan kitab yang menunjukkan jalan yang dimaksudkan tersebut.

8 Belajar-islamic.blogspot.com diunduh pada tgl 16 september 2014 pada pukul 10.30 9 http://duniacemoro.wordpress.com/2012/09/20/tentang-surah-alfatihah diunduh pada tgl 16 september 2014 pada

pukul 10.30

Page 8: Tafsir al-fatihah

c. Di akhir surat Al-Fatihah disebutkan tiga kelompok menusia, yaitu manusia

yang diberi nikmat, manusia yang dimurkai oleh Allah, dan manusia yang

sesat. Sedangkan dalam surat Al-Baqarah juga disebutkan tiga kelompok

manusia, aitu manusia yang bertakwa, manusia yang kafir, dan manusia yang

munafiq.

8. Tafsir Surat Al-Fatihah

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Ayat pertama ini terlebih dahulu perlu di jelaskan pengertian “ba” yang

dibaca “bi” pada awal ayat.

Pertama, “ba” atau yang dibaca “bi” yang di terjemahkan dengan kata

“dengan” menyimpan satu kata “memulai”. Sehingga “bismillah” berarti “saya

atau kami memulai dengan nama Allah”. Dengan demikian menjadi semacam

do’a atau pernyataan dari pengucap.

Kedua, “bi” yang diterjemahkan dengan kata “dengan”, dikaitkan dalam kata

“kekuasaan dan pertolongan”. Mengucap “basmallah” seakan-akan berkata,

“dengan kekuasaan Allah dan pertolonganya, pekerjaan yang sedang dilakukan ini

dapat terlaksana.10

Kata “ismi” terambil dari kata “as summuw” yang berarti tinggi, atau “as

simmah” yang berarti tanda.

Lafal Allah khusus ditujukan kepada yang wajib disembah secara benar. Nama ini

tidak boleh digunakan untuk selain Allah.

Lafal “ar rahman ar rahim” berarti suatu gejolak jiwa yang penuh dengan

perasaan kasih sayang terhadap lainnya. Kemudian kata ini dipakai untuk Allah.

Berarti Allah bersifat “Rahman dan Rahim”.

Maksudnya setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut

asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah

ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya,

10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),

hlm.12-13

Page 9: Tafsir al-fatihah

yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya.

Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian

bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim

(Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah

yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”

Al Hamdulillah merupakan kalimat berita dimaksud sebagai ungkapan pujian

kepada Allah, yaitu: bahwa Allah SWT adalah yang memiliki semua pujian yang

di ungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang di maksud adalah Allah

SWT Dzat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Dzat yang

berhak untuk di sembah.

Lafal Rabbil’alamin berarti Allah adalah yang memiliki pujian semua

makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan

lain-lainya. Masing-masing daripada mereka disebut alam, oleh karenanya ada

alam manusia, alam jin dan sebagainya. Alam semesta merupakan pertanda

mengingat Ia adalah pertanda bagi adanya yang menciptakannya.11

“ Maha Pemurah lagi Maha Penyayang “.

Pemeliharaan tidak dapat terlaksana dengan baik dan sempurna kecuali bila di

sertai oleh rahmat dan kasih sayang. Oleh karena itu, ayat ini menggaris bawahi

kedua sifat Allah ini setelah sebelumnya menegaskan bahwa Allah adalah

pemelihara seluruh alam. Pemeliharaanya diliputi oleh rahmat dan kasih sayang.

Ayat ke tiga ini, tidak dapat dianggap sebagai pengulangan sebagian

kandungan ayat pertama (basmalah) kalimat Ar-Rohman dan Ar-Rahim dalam

ayat ketiga ini bertujuan menjelaskan bahwa pendidikan dan pemeliharaan Allah

11 Imam Jalaludin Al Mahali dan Imam Jalaludin Assuyuti , Tarjamah Tafsir Jalalain, Terj. Mahyudin Syaf dan

Bahrun Abu Bakar, ( Bandung: Sinar Baru, 1990), hlm. 1-2

Page 10: Tafsir al-fatihah

sebagaimana disebutkan pada ayat kedua, sama sekali bukan untuk kepentingan

Allah untuk sesuatu pamrih.12

Pendidikan dan pemeliharaan dilakukan semata-mata karena rahmat dan kasih

sayang Tuhan yang dicurahkan kepada makhluk-makhluknya. Demikian pendapat

Muhammad Abduh.

“yang menguasai di hari pembalasan”.

Ayat ini menggambarkan keseluruhan besar yang mendalam pengaruhnya

bagi kehidupan manusia, yaitu kepercayaan global terhadap akhirat. “Malik”

adalah puncak tingkat kekuasaan, dan “Yaumiddin” adalah hari pembalasan di

akhirat.

Banyak manusia yang mengakui uluhiyah ‘ketuhanan’ Allah dan penciptanya

terhadap alam, tetapi mereka tidak percaya kepada hari pembalasan.

Percaya kepada hari kiamat merupakan salah satu dari keseluruhan aqidah

islam yang bernilai di dalam menghubungkan pandangan dan hati manusia

dengan alam lain di luar alam dunia. Karena itu, mereka tidak di kekang oleh

kepentingan duniawi dan pada waktu itu mereka memiliki kedudukan yang tinggi

di atas kepentingan.13 Mereka juga tidak di kekang oleh kegoncangan hati untuk

mendapatkan pembalasan atas usahanya pada masa hidupnya yang pendek dan

terbatas di belahan bumi yang terbatas pula. Pada waktu itu, ia menguasai amal

untuk mencari ridlo Allah dan menantikan pembalasan yang di tentukan oleh

Allah di dunia dan akhirat.

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami

meminta pertolongan”.

Iyya Ka Na’budu terdiri dari dua kata yaitu iyyaka dan na’budu. Kata

na’budu biasa di terjemahkan dengan “menyembah, mengabdi dan taat. Na’budu

di ambil dari kata ibadah. Kepatuhan dan ketundukan yang di timbulkan oleh

12 M. Quroish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),,

hlm. 24-25 13 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Ter. As’ad Yasin dkk., (Jakarta: Gema Insani, 2000),. hlm. 35-36

Page 11: Tafsir al-fatihah

perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai tuhan yang di sembah karena

berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.14

Artinya kami beribadah hanya pada Allah, karena tugas manusia dimuka bumi

ini hanyalah untuk beribadah kepada-Nya, dengan menjalankan perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya dan kami senantiasa memohon pertolongan hanya

kepada Allah.15

Wa iyya Ka Nasta’in mengandung dua konsekuensi pokok:

Bahwa si pemohon harus berperan aktif bersama dengan siapa ia bermohon

demi tercapainya yang dimohonkan.

Bahwa si pemohon berjanji untuk tidak meminta bantuan kecuali kepada

Allah SWT semata-mata.

“ Tunjukilah kami jalan yang lurus”

Ihdinash Shiratal al Mustaqim adalah permohonan pada Allah agar

ditunjukan ke jalan yang lurus. Hidayah yang dimohonkan dalam surat Al-Fatihah

ini tertuang dalam “tunjukilah kami ke jalan yang lurus lagi luas”.16 Menurut

sebagian Ulama merupakan hidayah, karena pada hakekatnya hidayah adalah

ajaran yang telah disampaikan para Nabi kepada seluruh manusia.17

Hidayah Allah kepada manusia terdapat bermacam-macam bentuk,

diantaranya yaitu18:

1. Hidayah dalam bentu Ilham

2. Hidayah kepada panca indera

3. Hidayah kepada akal

4. Hidayah berupa agama dan syari’at

14 T. Mustofa dan Samiludin, Tafsirn Al-Jami’ah Sebuah Kajian 6 Tafsir Surat Al-Fatihah (Bandung : pustaka,

1990) hlm 54-55 15 Imam Jalaludin Al Mahali dan Imam Jalaludin Assuyuti , Tarjamah Tafsir Jalalain, Terj. Mahyudin Syaf dan

Bahrun Abu Bakar, ( Bandung: Sinar Baru, 1990), hlm. 3 16 M. Quroish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),,

hlm. 46 17 Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim(Jakarta: PT Hida Karya agung, 2004), hlm.2 18 Ahmad Mustofa al Maraghi, Terjemah Tafsir al Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992), hlm. 49-50

Page 12: Tafsir al-fatihah

“(yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepada mereka;

bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

Firman-Nya:”Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat

kepada mereka”. Adalah sebagai tafsir dari firman-Nya, jalan yang lurus. Dan

merupakan Badal menurut para ahli nahwu dan boleh pula sebagai athof bayan.

Wallahu a’lam.

Orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah itu adalah orang-orang yang

tersebut dalam surat An-Nisa, Dia berfirman: “Dan barangsiapa yang mentaati

Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang

dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin orang-orang

yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-

baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup

Mengetahui.”(QS. An-Nisaa’: 69-70).

Dan firman-Nya: “bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula

jalan) mereka yang sesat.”. jumhur ulama membaca Ghaira dengan memberikan

kasroh pada huruf ra’ dan kedudukanya sebagai na’at. Artinya, tunjukanlah

kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau berikan

nikmat kepadanya. Yaitu mereka yang memperoleh hidayah, istiqomah dan

ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Bukan

jalan orang yang mendapat murka, yang kehendak mereka telah rusak meskipun

mereka mengetahui kebenaran, namun menyimpang dari-Nya.19Selanjutnya

diteruskan dengan lafadz Amiin yang menjadi penyempurna dari surat al fatihah.

19 M. ‘Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu katsir(,(Jakarta: Pustaka imam Asyafi’I, 2003), hlm. 34-35

Page 13: Tafsir al-fatihah

Lafadz Amin adalah kalimat isim yang berarti istijab. Ada beberapa pendapat

mengenai kata Amin:20

1. Ya Allah perkenankanlah (mayoritas ulama)

2. Ya Allah lakukanlah

3. Demikian itu ya Allah, maka semoga engkau mengabulkanya

4. Jangan kecewakan kami ya Allah

5. Nama Allah (Arkeolog Mesir)

IV. ANALISIS

Berdasarkan pemaparan di atas secara panjang mengenai tafsir surat Al-Fatihah

dari berbagai sumber referensi dan dari berbagai mufassir yang menafsirkan surat Al-

Fatihah, sedikitnya kita dapat menganalisis bahwa, Al-Fatihah merupakan salahsatu

dari beribu-ribu ayat Al-Qur’an yang sekaligus menjadi induk dari surat Al-Qur’an

yang mempunyai beribu-ribu kandungan makna yang tersirat di dalamnya.

Surat Al-Fatihah mempunyai kekuatan do’a maha dahsyat yang diyakini

mayoritas umat islam. Terbukti dengan diamalkannya surat Al-Fatihah diberbagai

kesempatan. Walaupun demikian, apabila seorang muslim tidak meyakini

kedahsyatan surat Al-Fatihah akan menjadi biasa-biasa saja atau sama dengan surat-

surat lain. Apabila kita sudah meyakini betapa mulianya ayat tersebut semoga kita

dapat mendapatkan keberkahan dan dapat menambah keimanan kita. Amin.

V. PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami buat, sebgai manusia biasa kita menyadari

dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

DAFTAR PUSTTAKA

20 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an ( Jakarta : Lentera Hati, 2002)

hlm. 79

Page 14: Tafsir al-fatihah

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta:Lentera Hati. 2010

Hamka, Tafsir Al-Azhar .Jakarta, Pustaka Panjimas 1982

Haidir ,Abdullah, Pelajaran dan Hikmah yang terdapat dalam tafsir al-fatihah.

Indonesia: kantor kerjasama da’wah, bimbingan dan penyuluhan bagi pendatang, Al-sulay 2004

Nata ,Abudin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al Ayat at tarbawi), Jakarta; Raja

Grafindo Persada, 2002

‘Abdul Ghoffar, M, Tafsir Ibnu katsir.Jakarta: Pustaka imam Asyafi’I, 2003.

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku. Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nurr

Semarang,: Pustaka Rizki Putra, 2000.

Quraish Shihab, M. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:

Lentera Hati, 2002.

Jalaludin Al Mahali, Imam, dan Imam Jalaludin Assuyuti , Tarjamah Tafsir Jalalain,

Terj. Mahyudin Syaf dan Bahrun Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru, 1990.

Qutb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Ter. As’ad Yasin dkk., Jakarta: Gema Insani,

2000

Mustofa, T. dan Samiludin, Tafsirn Al-Jami’ah Sebuah Kajian 6 Tafsir Surat Al-Fatihah

Bandung : pustaka, 1990

Mahmud, Yunus, Tafsir Qur’an Karim.Jakarta: PT Hida Karya agung, 2004.

Mustofa al Maraghi, Ahmad. Terjemah Tafsir al Maraghi, Semarang: PT Karya Toha

Putra, 1992.

http://tarbiyaha11uinujpr.blogspot.com/2012/06/makalah-tafsir-surat-al- fatihah-t-2a.html.

http://duniacemoro.wordpress.com/2012/09/20/tentang-surah-alfatihah.

Belajar-islamic.blogspot.com.