Tabloid skor edisi ke-25

24

description

solusi komunikasi regional

Transcript of Tabloid skor edisi ke-25

Page 1: Tabloid skor edisi ke-25
Page 2: Tabloid skor edisi ke-25
Page 3: Tabloid skor edisi ke-25

SUSUNANREDAKSI

03Edisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014 www.skornews.com

Pelindung/Penasehat:Mayjen (Purn) Salim S. Mengga

Pembina:H. Syahrir Hamdani

H. Thamrin P.Abd Kadir

Dewan redaksi :Arman B.

RD. DarwisNuhroji

Pemimpin Umum/RedaksiRD. Darwis, S.Par, SHI

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan:

Arman B, SS

Wakil Pemimpin RedaksiIskandar Sulthoni

Pemimpin Produksi:Nuhroji

Redaktur Pelaksana:Noe Nemen

Redaktur:Zulkifli Sunusi, S.Ip

Zubair, S.Ag

Sekretaris:Yudi Kerta

Koordinator Liputan:Rossa

Design Grafis:Romi Prasetia

Staf Redaksi:Reni Anggraeni, M. Alfi Yasin

Haryadi, Abdullah G, Hari SetiawanYusuf Dj, Andika, Arief

Bendahara:Sri Winingsih

Tata Usaha:Taswin

Marketing:Yuli

Photografer/Sirkulasi: Joko Kartono

Penasehat Hukum:DR. H. Eggi Sudjana, SH. M.Si

Abdi Segara, SH. MHAndi Azis Maskur, SH

Alamat Redaksi/Tata Usaha:Jl. SMA 14 No. 16B Cawang

Jakarta TimurKomp. Afi Bekasi, Jawa Barat

Telp: (021) 2409 5520Bank BRI: 6169.01006897.536An. Sri Winingsih (Bendahara)

Mandiri: 1240004590361 An. ArmanBCA: 0844372503 An. Arman

(Pimpinan Perusahaan)Mobile: 0853 1116 6156

email: [email protected]: www.skornews.com

Penerbit:PT Sulawesi Utama Persada

Notaris, Harapan Kanna, SH. M.KnSK Menkumham;

Nomor: AHU-23232.AH.01.01.Tahun 2013

Percetakan :CV Surya Djaya

Jl Bungur Besar 139-A, Jakarta Pusat

ransparansi Internasional merilis data tentang indeks persepsi korupsi tahun 2013, ternyata Indonesia berada pada peringkat ke-114 dengan indeks persepsi 32 sebagai negara terkorup di dunia.

Akankah korupsi di Indonesia tidak bisa diberantas? Pertanyaan ini akan sulit dijawab jika kita dan element bangsa tidak mencoba berperan aktif untuk memulai usaha melawan korupsi ini.

Salah satu agenda besar yang diusung Gerakan Reformasi tahun 1998, pemberantasan korupsi. Na-mun sudah hampir 16 tahun, korupsi tidak cenderung berkurang, malah kian menjadi-jadi dengan modus yang lebih canggih bahkan dilakukan secara terang-terangan dan bersama-sama.

Padahal, semangat reformasi telah melahirkan lem-baga anti Korupsi (KPK) yang berdiri di jaman pemer-intahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Sejak berdi-rinya hingga kini, KPK telah gencar melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap korupsi yang seakan menjadi penyakit yang susah disembuhkan.

Hingga September 2014, tercatat sudah 331 Kepala Daerah yang tersangkut dalam dugaan korupsi. Dari jumlah tersebut, sebagian sudah menjalani eksekusi hukuman dan sebagian lain masih dalam proses hu-kum. Selain kepala daerah, banyak anggota Dewan Perwakilan Rakyat baik tingkat pusat maupun daerah yang juga tersangkut dalam dugaan kasus korupsi, bahkan jumlahnya cukup fantastik, yakni mencapai 3.169 orang, dari periode 2005 hingga Agustus 2014.

Sungguh hal yang menyedihkan, kepala daerah, anggota dewan yang tersandung masalah korupsi ini, memberi teladan dan contoh yang sangat buruk dan jauh dari sumpah jabatan yang dulu mereka lakukan.

Gagalkah agenda reformasi dalam pemberantasan Korupsi? Masih adakah harapan dan optimisme untuk mengurangi atau menghilangkan korupsi dari republik ini? Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya sangat meng-ganggu kita bila melihat kondisi bangsa akhir-akhir ini. Namun marilah kita tetap kuatkan semangat untuk selalu mengatakan TIDAK pada KORUPSI, harapan itu setidaknya masih pada anak-anak bangsa yang bertu-gas di KPK atau institusi-institusi hukum lainya.

Selain itu, pembangunan karakter manusia Indo-nesia menjadi pribadi yang antikorupsi akan mempu-nyai peranan sangat penting. Dimulai dari diri sendiri,

lalu keluarga, tetangga dan teman kerja, marilah mulai sekarang kita jadikan diri kita seorang “patriot”, patriot pejuang yang akan melawan korupsi dengan cara tidak melakukan korupsi.

Patriot artinya adalah: pecinta dan pembela tanah air. Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cin-ta tanah air. Pengertian Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air dan sudi men-gorbankan segala-galanya, bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.

Hal ini bisa menjadi sebuah gerakan positif untuk membangun pribadi yang akan melahirkan generasi anti-korupsi. Pada orangtua, tanamkan semangat hero-isme pada anak-anaknya, serta semangat dan budaya pada keluarganya untuk menjadi patriot, pejuang yang akan melawan segala macam bentuk korupsi. Pemimpin pemerintah, pemimpin agama mulai hari ini mari tana-mkan gerakan pada warganya, rakyatnya dan umatnya untuk menjadi patriot, menjadi pejuang, menjadi agen yang akan melawan segala macam bentuk korupsi.

Kepada semua warga negara Indonesia, marilah kita mengkondisikan dan menanamkan jika diri kita adalah patriot pejuang yang akan melawan korupsi. Bila tinda-kan nyata yang sederhana ini konsisten kita tanamkan dan konsisten kita lakukan, maka akan menjadi sebuah gerakan budaya yang bisa menjadi karakter bangsa.

Apalagi sejak dahulu kala nenek moyang kita telah

Masalah korupsi di Indonesia yang sudah sekian lama menghinggapi bangsa ini, masih menjadi satu persoalan serius yang berdampak sangat

besar bagi kemajuan bangsa. Korupsi membuat banyak negara termasuk di Indonesia terjebak dan sulit keluar dari kemiskinan, masalah ketidakadilan

sosial dan beberapa persoalan bangsa lainnya.

membuktikan, kita adalah bangsa pejuang, kita adalah patriot-patriot yang pantang menyerah. Mari kita men-jadi “patriot antikorupsi” yang akan menularkan virus-virus ini ke segala penjuru pelosok tanah air, hingga menjadi gera-kan yang efektif untuk mencegah terjadinya ko-rupsi. ***

DKI: M. Alfi Yasin¦Nur Ashari¦Ratis¦Torman¦Herman Adiardhana, SE¦Irwan ¦ Sitor SiringoringoJawa Timur: Agus Budianto¦Adien¦Wito¦Sunaryo¦Yudi. Jawa Barat: Yandi Arifiandi¦Sigit Hermawan. Bekasi: Saskia¦Erwin Bogor: Yakub. Sukabumi: Endang Raes¦Dicky. Kab. Tangerang: Rusadin Idjam (Kabiro)¦Maryopi (Biro)¦Fidly Fadillah¦ Arif Nurhadi¦ Muhamad Rohili¦ Cecep Apendi¦ Eeerwin Ahmad Sarifudin¦ Ahmnad Rifai¦ Supardi ¦Nursiah. Kota Tangerang: Arsyad ¦ Achmad Chandra. Serang: Wahyudi (Kabiro)¦Lili Sumantri ¦Hermanto. Jawa Tengah: A Zamroni¦Ridhol Maulana (Tegal)¦Budi S (Brebes) Sumatera Utara: Hotman Toruan (Korwil)¦Asman Simaremare (Medan)¦Dedi Gayo (Batubara). Sumsel: Irawan (Korwil) Riau: Rahman Lampung: Alex Kosasi¦Suhendry Zulkarnaen¦ M. Rizky Jambi: Agusman Batam: Yusuf¦Dian.Sulsel/Sulteng: Sudirman Umar¦Ashal Amin¦Heriyanto,SE¦Jasman¦Cemmang¦Sulawesi Barat: H. Muh Hasan, SH (Korwil)¦Dewan Lembah (Majene)¦Arifuddin Haroen, SH (Polman)¦Sulawesi Utara/Gorontalo: Hais Eki¦Arham LicinSulawesi Tenggara: Abdul Rahim (Kepala Biro)¦Asdar (Korlip)¦Masjidin¦Suparman¦M.Bahris¦M. Rizal.¦Yulin Antonie¦Azhar¦Andi Baso, SH¦JM Irwandar.Kalimantan Timur: Herman¦Widya. Kalimantan Barat: Samsul¦Indri¦SuryadiMaluku/Maluku Utara: Dodi Tulewu¦Zakarias Waatwahan¦NellyPapua Barat: Soleman Mate¦Zaidi Rafideso¦Adelina Kondologit¦Selvina Sawor. Papua: Decky¦Hasanuddin

Page 4: Tabloid skor edisi ke-25

04Edisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

anggahan pihak Kementan melalui surat nomor 886/HM.130/A.3/08/2014 tertann-gal 28 Agustus 2014 yang ditandatangani oleh Kepala

Biro Hukum, Suharyanto, SH selaku PPID Utama mengatakan, “Pemuatan berita pada halaman 04 SKOR Edisi ke-23/Tahun III/20 Juli-15 Agustus 2014 merupakan berita yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, dan SKOR tidak menjalankan fungsi sebagaimana yang diamanatkan pasal 3 UU Nomor 40 Tahun 1999”, demikian bunyi sang-gahan Kementan pada poin C.

Investigasi SKOR lebih lanjut bek-erjasama dengan salah satu LSM yang telah sukses membongkar sejumlah skandal korupsi, menemukan bahwa ternyata Laporan Hasil Pemerikasaan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2013 pun menemukan sejumlah in-dikasi kerugian negara pada proyek

pengadaan 85 unit handtraktor di KLN kementan RI tahun 2013.

Terbukti, Atas temuan itu, Sekretaris Jenderal Kementan sependapat dengan temuan BPK dan mengakui kesalahan dalam perhitungan HPS. BPK mereko-mendasikan kepada Menteri Pertanian untuk menegur PPK atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas dan segera menyetorkan kerugian negara sebesar Rp 253.446.500 ke kas negara serta menyetorkan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sebesar Rp 69.337.125.

Berdasarkan hasil investigasi terse-but, sanggahan Kepala Biro Hukum Ke-mentan tidak terbukti dan diduga sen-gaja berlindung dibawah Pementan Nomor 32/Permentan/OT.140/5/2011, Permentan Nomor 77/Permenten/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pen-gelolaan informasi dan Pengaduan Masyarakat serta Peraturan Komisi In-

formasi Nomor 1 Tahun 2013. Terkait hal tersebut, Ketua Umum

Lembaga Informant Korupsi, Maskur Husain, SH mengatakan “kita akan segera melaporkan hal ini ke aparat penegak hukum dan akan terus men-gawal kasusnya. Diharapkan jadi pembelajaran bagi oknum-oknum di pemerintahan agar tidak seenaknya memanipulasi realisasi pelaksanaan

pekerjaan untuk mencuri uang nega-ra”. tegasnya

“Saat ini saja kondisi keuangan neg-ara terancam devisit akibatnya subsidi BBM pun terancam ditarik untuk me-nyelamatkan perekonomian negara, kenapa bukan uang negara yang “di-curi” para koruptor itu yang diselamat-kan” katanya saat berkunjung di kan-tor redaksi SKOR (4/9). Red.S01

SKOR, JakartaPemberitaan dua edisi sebelumnya terkait dugaan kerugian

negara pada proyek pengadaan 85 Unit Hand Traktor pada Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian, sebagai bantuan dari pemerintah Indonesia untuk 9 negara sahabat di Afrika (Ke-nya, Zimbabwe, Zenegal, Ethiopia, Fiji, Vanuatu, Tanzania, Gam-bia, Vanuatu, Mozambique), disanggah pihak Kementan.

Page 5: Tabloid skor edisi ke-25

05 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

usat Kerjasama Luar Negeri (KLN) Kementerian Pertanian pada tahun 2013 mengadakan 85 unit alat mesin pertanian berupa hand tractor untuk di-

distribusikan ke 9 negara (Fiji, Vanuatu, dan 7 negara di Afrika) sebagai bantuan dari pemerintah Indonesia. Pengadaan dan pendistribusian hand traktor ini di-laksanakan oleh PT. Multiss melalui Kon-trak No. 947/KL.420.A.6.4/PPK/10/2013 tanggal 7 Oktober 2013 senilai Rp4.050.915.000,00 dengan jangka waktu selama 85 hari, dari tanggal 7 Oktober s.d 30 Desember 2013.

PT. Multiss belum menyelesai-kan pekerjaannya, namun telah diba-yar lunas sesuai SP2D terakhir nomor 320048H/139/110 tanggal 27 Desember 2013 dengan didukung Bank garansi No. 0339.17.13.0315.

Hasil pemeriksaan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

Penyusunan HPS tidak sesuai keten-tuan dan nilainya tidak dapat dipertang-gungjawabkan - Nilai HPS adalah sebesar Rp4.070.363.000,00 yang terdiri dari kom-ponen harga traktor, biaya distribusi, dan biaya pelatihan operasional traktor. PPK tidak dapat menunjukkan dokumen pen-dukung penyusunan HPS dan tidak dapat menjelaskan metode perhitungannya. Selain itu dalam penyusunan HPS, PPK tidak menggunakan hasil survey harga hand traktor yang telah dilakukan oleh tim teknis pelelangan.

PPK memaksakan pengadaan mela-lui e-procurement mengakibatkan in-dikasi kerugian negara sebesar Rp 253.446.500,00 - Pengadaan dan pendis-tribusian 85 unit hand traktor ini dilaku-kan dengan pelelangan secara e-procure-ment yang dimenangkan oleh PT. Multiss. Kontrak menetapkan bahwa hand trak-tor yang diadakan adalah produksi PT. Rutan. Berdasarkan pemeriksaan diketa-hui bahwa LKPP a.n pemerintah dengan PT. Rutan telah menandatangani kontrak payung No. 84 tanggal 1 April 2013 ten-tang pengadaan alat-alat dan mesin per-tanian, diantaranya hand traktor dengan

1. Perihal surat yang dikirimkan kepada Pihak Kementan, PPID hanya menanggapi permintaan informasi dengan meminta untuk melengkapi persyaratan berdasar-kan Permenten 32/Permenten/OT.140/5/2011, Permenten Nomor 77/Permenten/OT.140/8/2013, Hal tersebut pun telah dipenuhi oleh redaksi dengan langsung mendaftar di fortal PPID dan dikirimkan via online di fortal tersebut sehingga aneh jika dikatakan bahwa SKOR tidak pernah melengkapi persyaratan seba-gaimana yang ditetapkan.

Pihak Kementan menyepelekan perihal konfirmasi/permintaan klarifikasi yang dimaksudkan untuk menghindari pemberitaan sepihak atau memenuhi azas per-imbangan berita sebagaimana diatur dalam kode etik jurnalistik.

terkait hal tersebut, wartawan SKOR pun memiliki payung hukum yakni UU. No. 40 Tahun 1999 Tentang PERS, pada pasal 4 ayat (3) dan pasal 6 huruf (d).

merek dan tipe yang sama dengan yang diadakan oleh PT. Multiss. Dengan de-mikian hand traktor tersebut telah terse-dia dalam e-katalog LKPP dan PPK hanya tinggal melaksanakan e-purchasing ke-pada PT. Rutan, tidak perlu melakukan e-procurement.

Berdasarkan dokumen harga alsin-tan PT. Rutan tanggal 15 dan 20 Agustus 2013, diketahui bahwa harga untuk 85 unit hand traktor dengan spesifikasi ses-uai kontrak termasuk biaya distribusi ke 9 negara, perakitan, uji coba, training, oli, solar, sparepart dan PPN adalah sebesar Rp 3.797.468.500,00. (Tabel Rencana)

Pelaksanaan pekerjaan berpotensi terlambat - Hasil pengecekan fisik tang-gal 10 Desember 2013 ternyata 85 unit hand traktor masih berada di gudang produsen (PT. Rutan). Informasi terakhir diketahui bahwa 85 unit hand traktor tersebut telah dikirim oleh PT Rutan pada tanggal 14 Desember 2013 dan BPK belum memperoleh dokumen pengang-kutannya dari pelabuhan Indonesia ke 9 negara tujuan.

Mengacu pada dokumen pengiri-man oleh PT Rutan, maka diperkirakan 85 unit hand traktor tersebut akan tiba di negara tujuan paling cepat tangga 4

Februari 2014 sehingga kepada PT Mul-tiss harus dikenakan denda sebesar Rp 69.337.125,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir den-gan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012: a. Pasal 5 yang menyatakan pengadaan

barang/jasa menerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel;

b. Pasal 66 tentang HPS, Angka 7 yang menyatakan bahwa Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar se-tempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakan-nya Pengadaan, dengan mempertim-bangkan informasi yang meliputi di antaranya:

1) informasi biaya satuan yang dipub-likasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;

2) daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distribu-tor tunggal;

3) informasi lain yang dapat dipertang-gungjawabkan.

Kondisi tersebut mengakibatkan: a. Indikasi kerugian negara sebesar Rp

253.446.500,. b. Penerimaan negara dari denda keter-

lambatan sebesar Rp 69.337.125,00 belum diterima oleh negara

Kondisi tersebut disebabkan PPK la-lai dalam melaksanakan tugas dan ke-wajibannya.

Atas temuan tersebut Sekretaris Jen-deral sependapat dengan temuan BPK dan mengakui kesalahan dalam perhi-tungan HPS dan tidak ada niat atau ke-inginan untuk mark up.

BPK merekomendasikan kepada Menteri Pertanian untuk menegur PPK atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas dan segera menyetorkan keru-gian negara sebesar Rp 253.446.500,00 ke kas negara. Red.01S

2. Jika mendukung implementasi UU No. 40 Tahun 1999 tentang PERS, UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik serta tidak bermak-sud mempersulit wartawan dalam melaksanakan tugas juralistik, seharusnya pihak kementan menjawab surat tersebut yang pada intinya adalah meminta klarifikasi

3. Pihak kementan menyanggah pemberitaan Tabloid SKOR pada halaman 04, edisi ke-23, padahal edisi ke-24 (halaman 05) pun memuat berita sambungan edisi ke – 23.

Terkait sanggahan pihak Kementan yang disampaikan oleh Kepala Biro Hu-kum dan Informasi Publik, Suharyanto, SH selaku PPID utama “bahwa pemberi-taan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada”. Redaksi SKOR akan meri-lis hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan dugaan kerugian negara sebesar Rp 253.446.500 serta denda keterlambatan pekerjaan sebesar Rp 69.337.125,00 yang seharusnya disetorkan ke kas negara.

Tmna

iim

OTmanga

Pidiim

Page 6: Tabloid skor edisi ke-25

06www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

WAKIL Ketua KPK, Busyro Muqoddas menjelaskan, dugaan keterlibatan lain itu mengemuka lantaran praktek korupsi di Indo-nesia bersifat struktural. Terlebih banyaknya pihak memiliki kepent-ingan.

Busyro mengatakan, KPK akan berupaya masuk ke penyelidikan adanya dugaan mafia Migas dari ka-sus Jero. Menurut dia, keterlibatan pihak lain dalam kasus Jero akan terus dikembangkan hingga KPK dapat masuk ke area mafia Migas yang diduga tumbuh dan bekem-bang selama ini di Indonesia.

“Sejak dulu sudah menjadi isu di publik soal mafia Migas ini, untuk itu sesuai standar , KPK akan kem-bangkan setiap hasil penyelidikan dan penyidikan yang ditemukan,” ujarnya.

Adapun menurutnya, terkait

upaya KPK membongkar mafia Mi-gas di Kementerian ESDM, sejum-lah langkah akan dilakukan. Satu diantaranya, ialah dengan melaku-kan audit dari dokumen-dokume yang ada di kementrian tersebut.

“Akan ditelusuri, kalau ditemu-kan kami minta supaya dibenahi agar juga tidak terulang,” kata pria yang pernah meraih penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award ini, Minggu (7/9/2014).

Sebelumnya, KPK menetapkan Jero Wacik sebagai tersangka du-gaan penyalahgunaan kewenan-gan untuk melakukan pemerasan terkait jabatan sebagai menteri, da-lam kurun waktu tahun 2011-2013. Mantan Menteri Pariwisata itu di-duga mendapatkan dana pemeras-an hingga mencapai Rp 9,9 miliar dari hasil perbuatannya tersebut.

Rep/S-10

SKOR, JakartaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan

tak akan berhenti di Jero Wacik ikhwal penyelidikan kasus dugaan pemerasan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Meski delik yang diduga dilaku-kan Jero adalah pemerasan untuk keuntungan pribadi, namun penyelidikan tetap akan melebar.

SKOR, JakartaSKORSS , JakarrtSKOKOKOOOOOOOOORRSS , , JaJJJJJJJJJJJJJ karJJJJJaat ini sedang bergulir pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Dewan Per-

wakilan Rakyat (DPR) RI, bahkan sesuai agenda RUU Pilkada itu akan disahkan pada 25 September mendatang.

Jelang pengesahan RUU Pilkada itu, eskalasi pro dan kontra kian memanas, baik dari fraksi partai politik yang ada di DPR maupun dari kalangan masyarakat sipil diluar lembaga legislatif itu.

Beberapa isu krusial yang dibahas dalam RUU Pilkada itu di antaranya, mekanisme pilkada (gubernur, wali kota dan bupati) dengan serentak dan lang-sung atau tidak langsung (DPRD) dan cara menentukan wakil kepala daerah yakni sistem paket seperti sekarang ini atau tidak paket, yakni kepala daerah

memilih sendiri wak-ilnya dari kalangan birokrat (PNS).

Isu krusial lainnya di RUU Pilkada, yakni tentang pembiayaan pilkada berasal dari APBD atau APBN dan tempat penyelesaian

sengketa pilkada di Mahkamah Konsi-tusi atau Mahkamah

Agung untuk seng-keta pemilihan gubernur

dan Pengadilan Tinggi untuk sengketa pemilihan bupati/wali kota.

Dari beberapa isu krusial itu, saat ini pembahasan yang banyak mendapat perhatian masyarakat luas dan menjadi pro kontra adalah tentang opsi meka-nisme Pemilihan langsung oleh rakyat atau pemilihan lewat DPRD.

Dari berbagai sumber yang dihim-pun Skor terkait peta fraksi di DPR terkait RUU Pilkada itu, diketahui, sebe-lum pelaksanaan Pilpres 2014 semua fraksi menyetujui mekanisme pelaksa-naan Pilkada tetap dilaksanakan secara langsung oleh rakyat, seperti yang di-laksanakan saat ini.

Namun, setelah Pilpres 2014, ter-dapat perkembangan atau perubahan peta yang sangat drastis, Partai yang tergabung dalam koalisi merah putih yakni Golkar, Demokrat, PAN, PKS, PPP dan Gerindra menginginkan pilkada dilakukan secara tidak langsung atau melalui DPRD. Sementara PDIP, Hanura,

dan PKB tetap mendukung mekanisme pemilihan secara langsung oleh rakyat.

Apabila peta politik pembahasan RUU Pilkada itu tidak berubah, hing-ga tanggal 25 September mendatang, maka dapat dipastikan mekanisme Pilkada yang akan ditetapkan adalah melalui DPRD.

Salah satu pihak yang menolak opsi Pilkada dilakukan DPRD yaitu Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indone-sia (Apkasi) karena dinilai tidak sesuai dengan amanat reformasi.

"Pilkada langsung yang melibatkan partisipasi rakyat secara langsung ada-lah salah satu hasil perjuangan refor-masi tahun 1998. Karena itu, pilkada langsung yang lebih transaparan ini, jangan sampai dikembalikan ke DPRD," kata Ketua Apkasi Isran Noor di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Menurut isran, mengembalikan pilkada langsung ke DPRD berarti sama dengan "perampokan" terhadap hak-hak politik rakyat.

Selain itu, lanjut Isran apabila kepala daerah dipilih oleh DPRD, nantinya para bupati dan wali kota akan sibuk hanya mengurusi DPRD, bukan memperhati-kan rakyat, karena kepala daerah itu merasa berhutang budi kepada DPRD yang telah memilihnya.

Isran menyarankan agar partai poli-tik dan DPR RI yang saat ini sedang membahas RUU Pilkada tidak melaku-kan langkah mundur. Bahkan Isran mengancam akan melakukan gugatan uji materi ke Mahkamah Konstitusi

apabila DPR RI mengembalikan pilkada ke DPRD.

"Saya beserta seluruh pengurus Apkasi dan APPSI akan mengggugat ke MK, dan saya meyakini MK akan mengabulkannya karena RUU itu telah mencederai dan merampok hak-hak politik rakyat” pungkasnya. skor-02

memilnyabirok

Isdi RUtentapilkaAPBDtem

senMtu

Aguketa pe

dan Pengadilan Tingilih b i/

Beberapa isu yang dibahas dalam RUU Pilkada.

1. Pemilihan Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD, atau dipilih langsung oleh rakyat.

2. Paket calon kepala daerah yang termasuk wakil kepala daerah, atau hanya kepala daerah saja serta wakilnya dari PNS atau non PNS.

3. Calon kepala daerah tidak dalam satu keturunan “politik dinasti”, dalam artian tidak punya ikatan perkawinan untuk garis ke atas dan ke bawah, juga ke samping kecuali ada jeda satu periode.

4. Pembagian tugas dan kewenan-gan yang jelas antara kepala daerah dan wakil kepala daerah.

5. Penyelesaian sengketa pilkada6. Pilkada serentak7. Pendanaan Pilkada dengan opsi

APBD atau APBN atau memg-gabungkan keduanya.

Page 7: Tabloid skor edisi ke-25

SKOR,Tangerang.SKOR,TangeerSKOROROROROROORORRRRRR,T,T,T,T,T,TTTTTTTTTT, annnnnnnnnnnnge,ugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) diantaranya penegakan Per-aturan Daerah (Perda). Namun tugas itu tidak dilakukan Satpol PP di Kabu-paten Tangerang, khususnya di Keca-

matan Sepatan Induk. Hal itu dibuktikan masih banyaknya “bangunan

liar” yang diduga tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang ada di Kecamatan Sepatan Induk Kabupaten Tangerang, bahkan beberapa ban-gunan itu justru tidak jauh dari kantor kecamatan Sepatan Induk.

Saat Skor mengkonfirmasi keberadaan bangunan tanpa IMB itu kepada Satpol PP kecamatan Sepatan Induk, justru melempar tanggung jawab kepada Seksi Pembangunan Kecamatan Sepatan Induk.

“Semua itu adalah kewenangan Kasi Pembangu-

nan silahkan tanya kepada beliau” kilah Kepala Sat-pol PP, H.Abdul gani.Msi kepada Skor saat ditemui diruang kerjanya, rabu,10/9.

Mendapat alasan kepala Satpol PP terkait pen-anganan bangunan tanpa IMB itu, Skor langsung mengkonfirmasi Kepala Seksi Pembangunan Keca-matan Sepatan Induk, Murtadi, S.Sos.

Murtadi justru balik melempar masalah itu ke-pada Satpol PP “ itu adalah kewenangan satpol pp bukan saya itu salah” ujarnya kepada Skor saat ditemui di ruang kerjanya.

Meski mengatakan masalah bangunan tanpa IMB itu urusan Satpol PP, Murtadi tetap bersedia membantu penyelesaian masalah itu.

''saya siap membantu baik untuk operasional-nya maupun diminta untuk konsultasi, saya merasa orang kecamatan tidak ada nyalinya kalo begini” ujar murtadi dengan nada menggebu-gebu. Arsyad

07 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SKOR, Jakarta, Jarimau Sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan ter-masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).

Karena populasinya di alam bebas kepulauan Sumatera saat ini hanya sekitar 40 ekor. Padahal tahun 2013, masih tersisa 100 ekor.

Sebagai predator utama dalam rantai makanan, ha-rimau mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga.

Dari tingginya ancaman hidup, kepunahan Harimau Sumatera semakin bertambah setiap harinya, akibat pemburuan liar. Saat ini, para Harimau Sumatera kehi-langan habitatnya yang kerap kali dimanfaatkan oleh para pemburu liar hutan untuk menjadikan bagian-bagian tubuh Harimau Sumatera sebagai hiasan antik, atau dekorasi rumah dan diperjual-belikan di pasar ge-lap untuk dijadikan obatan-obatan tradisional.

Melihat fenomena yang terjadi tersebut, para seni-man yang bergabung dengan Gerakan Peduli Anak Indo-nesia (GAPAI), yang didirikan oleh Doharni Triatina serta sekaligus sebagai panasehat menggelar pameran lukisan Harimau Sumatera “Save The Tiger” yang di adakan, di Jl. Dipenegoro 74, Gedung LBH Jakarta, Jakarta Pusat. Acara tersebut telah berlangsung 25-30/08/2014, dibuka oleh Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta, Moch. Tauchid Tjakra Amidjaja.

Saat ditemui di depan Kantor Gedung LBH, terkait aksi melukis Harimau Sumatera, Doharni Triatina atau akrab disapa mbak Anita selaku Ketua Gabungan Para Pelukis dan Seniman mengatakan, sangat perihatin akan kehidupan Harimau Sumatera tidak lagi diperhatikan oleh pemerintah.

Anita sebelumnya juga pernah melakukan kunjun-gan ke Kementerian Kehutanan untuk menemui Dirjen Konservasi Alam, namun tanggapan yang diterimanya hanya pengacungan jempol saja. Padahal yang diharap-kan Anita perhatian pemerintah atas habitat dari spesies Harimau Sumatera yang tinggal 40 Ekor keberadaannya

saat ini.“Mengingat UU Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

1992 tentang Karantina Hewan, Ikan Dan Tumbuhan, seharusnya memiliki peran penting akan hal ini yaitu Kementerian Kehutanan, bukan rakyat yang memiliki keterbatasan hidup untuk mengurus Sumber Kekayaan Alam Indonesia seperti Hewan-hewan langka. Apalagi ini Hewan yang dilindungi loh!” Seru Anita dengan nada prihatin.

Kegiatan ini, ungkap Anita, langkah awal mereka yang berkerjasama dengan LBH dan WALHI. Sedang gebrakan-gebrakan selanjutnya akan mengunjungi Jawa Barat yang juga terkenal Harimau Jawanya.

Selain itu, tambah salah seorang seniman, kegiatan tersebut adalah bentuk rasa kepedulian seniman terh-adap kepunahan Harimau Sumatera akibat hilangannya habitat Harimau Sumatera. “Karena ulah tangan-tangan manusia yang memanfaatkan keberadaan spesies hewan yang dilindungi ini,” tandas Novandi, sang Pelukis.

Lebih lanjut Novandi menuturkan, dari pameran ini kami akan menyumbangkan hasil karya kami untuk membuktikan rasa kepudulian kami terhadap lingkun-gan dan berharap kepada pemerintahan yang baru nan-ti, akan lebih peduli terhadap lingkungan dan hewan-hewan langka yang hampir punah di Indonesia.

Alfi/S-10

Page 8: Tabloid skor edisi ke-25

08 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

Menanggapi berita Tabloid Berita Nasional SKOR, “Berjudul Kadisdik Tilep Bantuan Peringatan Korban 40.000 Jiwa”, perlu kami jelaskan, sesungguhnya tidak ada bantuan berupa uang tunai untuk peringatan korban 40.000 jiwa, karena aturan tidak membolehkan menganggarkan kegiatan peringatan-per-ingatan, termasuk memperingati korban 40.000 jiwa.

Adapun kegiatan yang dianggarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui APBD Tahun 2014 adalah kegiatan Seminar Sejarah Lokal dalam rangka memperingati korban 40.000 jiwa dengan anggaran Rp.177.400.000. Itu pun tidak dicairkan seluruhnya, karena kita hanya boleh mencairkan dana ses-uai peruntukannya yang bisa dipertanggungjawabkan oleh Dinas Pendidikan melalui Bidang Kebudayaan sebagai penanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan. Jadi bukan sebesar Rp.200.000.000 sebagaimana yang ditulis di Me-dia SKOR Edisi ke-24/Tahun III/15 Agustus-10 September 2014.

Dengan demikian, jika Pak Thalib Banru melaporkan, dia hanya menerima uang sebesar Rp.48.000.000, itu memang benar. Karena pos anggaran yang boleh diberikan kepadanya hanyalah untuk pembelanjaan di lapangan sesuai yang tertera di DPA.

Demikian Hak Jawab yang kami buat agar dapat dimuat di Edisi 25 2014.Dan kami jelaskan sesuai di DPA sbb:

Adapun untuk belanja jasa tenaga ahli sebesar Rp.13.950.000, yaitu beru-pa honor teaterikal, telah diterimakan lansung kepada yang bersangkutan, masing-masing: 1) Pak Abduh: Rp.4.700.000; dan 2) Pak Aslan (Selaku Ketua Teaterikal): Rp.9.250.000.

Demikian pula untuk biaya akomodasinya sebesar Rp.5.400.000, ATK Rp.500.000 dan SPPD sebesar Rp.5.400.000 telah dibayarkan secara langsung sesuai peruntukannya, tanpa melalui panitia lapangan (Thalib Banru dkk).

Selanjutnya untuk biaya makan minum sebesar Rp.52.500.000, seharusnya di-LS-kan (dibayar langsung ke rekening panitia pihak ke tiga/warung penye-dia makan), namun karena panitia lapangan memesan sendiri nasi kotak se-nilai Rp.33.000.000 tanpa didahului proses administrasi rekanan, maka dana tersebut terpaksa di-GU-kan (Ganti Uang), jadi hanya boleh dicairkan peng-ganti uang dari Kas Daerah sebanyak Rp.33.000.000, selebihnya tidak dicair-kan (akan menjadi silpa kegiatan) dan uang tersebut ditransfer ke rekening bendahara LAK.

Dan ini yang dikatakan terlambat, karena seolah-olah tak mengerti pros-es administrasi keuangan yang tidak mungkin mencairkan secara terpisah sedikit-sedikit, melainkan harus menunggu pertanggungjawaban lainnya.

Mengenai pengadaan baju kaos sebanyak 1.500 lembar ditambah paka-ian teaterikal, seluruhnya senilai Rp.55.000.000, sesuai aturan harus dipihak-ketigakan kepada pengusaha konfeksi, baju tersebut telah diterima dan di-distribusikan langsung oleh panitia lapangan (Pak Thalib Banru) kepada para peserta seminar.

Memang diakui, tulisan di belakang baju tersebut ada kesalahan satu huruf. Yakni semestinya, “GALUNG LOMBO” ternyata yang tertulis “GALANG LOMBO”, namun tidak ada lagi kesempatan bagi rekanan untuk menggantinya karena baru ketahuan sehari sebelum acara berlangsung. Namun baju tersebut tetap saja dikenakan oleh para peserta seminar tanpa ada protes. Jadi tidak benar, jika ada yang mengatakan, baju itu tidak jadi dipakai karena salah.

Demikian penjelasan kami dan untuk selengkapnya dapat dipelajari per-tanggungjawaban keuangan yang ada pada Bidang Kebudayaan, karena hal itu telah diaudit oleh Inspektorat Daerah pada pemeriksaan pertama tahun 2014.

Dana makan dan minum yang ada di RKA sebesar Rp.52.500.000, namun yang dicairkan hanya Rp.33.000.000, sesuai dengan penggunaannya saja dan sisanya tidak dicairkan.

Adapun kata-kata Galung Lombo menjadi Galang Lombo itu kesalahan dari pihak penyedia dan percetakan, sebagaimana Manusia biasa kita tak luput dari kesalahan dan itu juga tidak dapat lagi dikembalikan, karena waktunya sudah sangat mendesak.

Sebenarnya kejadian ini tak perlu terjadi, dan seharusnya kita patut ber-syukur acaranya sudah terlaksana dengan baik dan sukses, kalau pun ada kendala-kendala itu tidak disengaja. Karena itu semua butuh proses dan saya bisa maklum, mungkin akibat mereka tidak mengerti dengan semua proses yang ada di perkantoran.

Untuk pembayarannya sudah cocok, kalaupun panitia mengatakan masih banyak utang itu di luar tanggung jawab kami (Pihak Dikbud). Karena kami hanya dapat membayarkan sesuai dengan belanja yang ada di RKA. ***

NO U R A I A N JUMLAH1 Belanja Spanduk Rp. 2.450.000 2 Belanja Dokumentasi Rp. 5.350.0003 Belanja Transportasi Rp. 14.500.0004 Belanja Jasa Tenaga Ahli Untuk

Pak Abdu (Bendahara Pani a)Rp. 4.700.000

5 Cetak Undangan Rp. 4.000.0006 Belanja Sewa Sarana Mobilisasi Rp. 5.000.0007 Belanja Sewa Perlengkapan & Peralatan Rp. 12.000.000

J U M L A H Rp. 48.000.000

IRONISNYA, peringatan tersebut masih menyisakan utang pada pani-tia kegiatan namun pihak Disdik se-bagai leading sector kegiatan tidak mencairkan anggaran yang notabene masih tersisa. “kita hanya bisa men-cairkan anggaran yang sesuai dengan peruntukannya” kata Kadisdik dan ke-budayaan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia lapangan, Thalib Banru men-gatakan “utang panitia timbul karena membiayai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan peringatan 40.000 jiwa, kenapa sisa anggaran tidak dic-airkan untuk membayarnya” katanya saat dihubungi skor via telepon.

Ketua Umum Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) yang juga menghadiri undangan peringa-tan tersebut mengatakan “tidak ada itu silva kegiatan, berarti Kepala Di-nas Pendidikan itu gagal mengguna-kan anggaran yang telah dialokasi-kan” kata Pak Salim Mengga.

Ketua tim investigasi Lembaga If-ormant Korupsi (LIK) di jakarta yang juga putra Mandar Sulbar, Rd. Darwis yang akrab disapa Bang Awi berjanji akan mengusut realisasi penggunaan anggaran peringatan itu “aneh jika anggaran sekecil itu ada Silva, saya akan pulang kampung untuk men-

SKOR, JakartaDinas Pendidikan dan Kebudayaan

Prov. Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan

Seminar Sejarah Lokal dalam rangka

memperingati korban 40.000 jiwa pada (1/2/14)

lalu dengan anggaran sebesar Rp 177.400.000 (Koreksi dari berita skor edisi sebelumnya yang

menulis Rp 200 Juta Rupiah) melalui APBD Tahun 2014

menyisakan Silva kegiatan.

gusut kebenaran pengguanaan ang-garannya, saya yakin ada manipulasi dan markup. Sekalian menyelidiki realisasi penggunaan anggaran kegia-tan lainnya yang saya dengar sering menjadi bahan bancakan oknum peja-bat di sulbar” Kata bang awi. Doel

Kepala Dinas (kanan) bersama PPK

Page 9: Tabloid skor edisi ke-25

09 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

"Ada dua hal masalah dalam ka-sus ini. Pertama, jajaran PD Pasar Jaya terang-terangan membangkang Ingub. Sudah selayaknya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya keberanian tegas kepada Dirut PD Pasar Jaya yang telah melecehkan Instruksi Kepala Daerah dan mengabai-kan UU Ombudsman," ujar Danang ke-pada wartawan di Jakarta, Kamis (4/9).

Masalah kedua, kata Danang, PD Pasar Jaya terindikasi kuat adanya kongkalikong dengan pihak developer yang merugikan pedagang pasar. Pada-hal, kerugian tersebut juga berdampak pada pendapatan asli daerah. Untuk itu, lanjut dia, Ombudsman meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa kasus tersebut.

Danang melanjutkan, apabila mer-unut pada kerja sama yang telah di-lakukan antara pihaknya dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga antikorupsi itu berhak ikut menangani laporan pengaduan masyarakat di Om-budsman, yang mana dalam perkem-bangannya ternyata dalam laporan tersebut ada potensi terjadinya keru-gian negara.

SKOR, JakartaSKOR, JakartaJpaya memberantas praktek mafia migas, termasuk BBM dan minyak mentah di Indonesia oleh banyak ka-langan buka suatu perkejaan yang mudah. Karena itu, Komisi Pember-

antasan Korupsi (KPK) diharapkan tidak cukup hanya menetapkan Menteri ESDM Jero Wacik sebagai ter-sangka.

Masyarakat sangat mengharapkan KPK melakukan upaya yang lebih dari itu. KPK dituntut mengungkap jaringan mafia migas di tubuh kementerian ESDM j g g

SKOR J k"Kalau sekarang ada wacana Petral dibubarkan

saya rasa soal pembubaran itu tidak soal sulit atau soal mudah. Yang paling penting adalah audit inves-tigatif yang dilakukan selama puluhan tahun Petral melakukan pekerjaan sebagai trader sebagai anak usaha Pertamina harus diungkap," ujar Dewi di ka-wasan Cikini, Jakarta, Sabtu (6/9/2014) lalu.

Berdasarkan audit tersebut, akan diketahui Petral selama ini melakukan transaksi dengan siapa saja berikut data rinciannya baik itu barang mentah atau barang jadi.

Dewi sendiri menilai keberadaan Petral adalah makelar. Indonesia pun telah mengambil langkah ke-liru karena melakukan deal melalui Petral yang no-tabene adalah pemerintah. Seharusnya, kata Dewi, pemerintah deal atau negosiasi dengan pemerintah.

"Menurut saya Petral itu perannya ya makelar. Harusnya yang melakukan deal itu g to g. Tapi ini kan tidak. Pemerintah mewakilkan kepada Pertamina, Pertamina meneruskan kepada Petral sebagai anak usahanya. Makelar itu ya si Petral ini," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Dewi menjelaskan, bagaimana berbahayanya makelar atau trader dalam usaha migas. Indonesia hanya mampu memproduksi 700 ribu barel per hari sementara kebutuhan adalah 1.200.000 barel per hari.

Itu artinya, Indonesia mengimpor sekitar 500 ribu barel per hari. Jumlah yang sedemikian besar berpe-luang besar dimanfaatkan trader dan makelar untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Rawan Penyelewengan Pendapat senada juga disampaikan Pengamat

Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy. Mantan anggota DPR RI ini juga menyetujui wacana pembubaran anak perusahaan Pertamina, yaitu Pertamina Energy Trad-

ing Limited (Petral).Menurutnya, banyak pihak-pihak yang bermain

dan menikmati keuntungan pengadaan impor BBM oleh Pertamina melalui Petral.

"Ini kan begini, kasus hari ini perubahan 46 juta kiloliter dan pemerintah menjamin tentang kekuran-gannya, itu memberi dampak anda kalau pergi ke pasar internasional, harga di pasar internasional itu sangat fluktuatif, artinya ada orang yang menikmati pengadaan (impor BBM) ini," ujar Ichsanddin Noorsy di Jakarta.

Dia menjelaskan, pembubaran Petral merupakan sebuah keharusan karena rawan penyelewengan im-por BBM seperti yang terjadi sampai hari ini. Namun, kata Noorsy, sebelum Petral dibubarkan, pemerintah harus terlebih dahulu membentuk semacam perusa-haan investasi khusus di bidang energi.

Dengan begitu, menurut dia, Pertamina bisa mem-beli BBM impor secara mandiri tanpa melalui trader-trader seperti saat ini. Jika pembentukan invesment company di bidang energi tadi sudah selesai, maka pembubaran Petral harus segera dilakukan.

"Oh harus itu (Petral dibubarkan), harus harus harus," kata Noorsy.

Ichsanuddin juga mempertanyakan pernyataan VP Coorporate Communication Pertamina Ali Mudakir yang mengatakan bahwa Pertamina sejak 2012 sudah tidak membeli BBM impor dari para trader. Dia pun meminta Ali untuk memberikan bukti nyata dari pe-nyataannya tersebut.

"Mana buktinya pembubaran Petral (Pertamina Energy Trading Limited)? Mana buktinya kalau me-mang Pertamina tidak lagi melakukan itu (membeli dari trader)?" Tanya dia.

Menurut Noorsy, Petral masih melakukan membeli minyak impor dari para trader-trader. Trbn/S-10

dan jaringannya seperti Pertamina.Terkait dengan hal ini,

anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Aryani, mengatakan untuk memberantas ma-fia migas di Indonesia adalah dengan memutus mata rantai para mafia

yang terdiri dari trader dan makelar.

Secara spesifik, Dewi pun menyebut PT Per-tamina Energy Trad-

ing Ltd (Petral), anak perusahaan Pertamina, harus

dibubarkan.

"Berdasarkan MOU Ombudsman dengan KPK yang sudah ditandatangani tahun lalu, Ombudsman akan minta KPK untuk masuk memeriksa perkara ini, supaya tidak terjadi lagi di pengelo-laan pasar di tempat lain," kata dia.

Sebelumnya, PD Pasar Jaya enggan menjalankan Ingub Nomor 66 Tahun 2014. Karena sesuai Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2014, PD Pasar Jaya diharuskan mencabut Pen-etapan Perpanjangan Hak Pemakaian (PHP) dan Besarnya Harga Pemakaian. Tak hanya itu, PD Pasar Jaya juga di-minta mencabut keputusan direksi PD Pasar Jaya tentang PHP dan meminta pengembang mengembalikan denda yang dipungut dari pedagang.

Sayangnya, PD Pasar Jaya justru menagih sewa kios kepada pedagang. Bahkan pedagang juga dipaksa untuk membayar sewa kios dan akan dike-nakan denda bila pedagang terlambat membayar.

"PD Pasar bukannya menjalankan Ingub tersebut, malah kami kena den-da, dan kami diancam disegel bila tidak membayar sesuai harga. Pedagang tidak dilibatkan saat awal penetapan

harga, yang telah bayar kena denda dua persen," kata Ketua Asosiasi Peda-gang Area Barat Pasar HWI Lindeteves, Willy Retanzil.

Para pedagang, ungkap Willy, ke-beratan dengan tingginya harga kios yang ditetapkan PD Pasar Jaya, di area barat Pasar Hayam Wuruk Lindeteves. "Untuk kios di lantai dasar, PD Pasar Jaya menetapkan harga Rp 50 juta per meter. Sementara untuk kios di lantai 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar Rp 30 juta, Rp 25 juta dan Rp 15 juta setiap meternya." tambahnya.

Sementara itu, Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengaku memang belum melaksanakan Ingub terkait kebijakan

PHP di Pasar HWI karena masih ada waktu 60 hari merespon Ingub itu. Un-tuk harga sewa yang diajukan pihaknya pun, diklaim Djangga tergolong murah dibandingkan kios swasta yang ada di samping gedung Lindeteves.

"Kami punya waktu kurang dari 60 hari untuk menjawab instruksi terse-but. Kami siap untuk mempertang-gungjawabkan harga yang kami buat kepada pimpinan kami," kata Djangga.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pun meminta para pedagang untuk melakukan gu-gatan hukum kepada PD Pasar Jaya. "Pedagang silakan saja gugat PD Pasar Jaya," kata Ahok. Mdkc/S-10

SKOR, JakartaKetua Ombudsman Danang Girindrawadana menganggap PD Pasar Jaya

telah membangkang terhadap Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2014, karena tidak melaksanakan perintah atasannya tersebut. Dia menduga ada dugaan kolusi antara PD Pasar Jaya dan pengembang PT Graha Agung Karya Hutama terkait harga sewa yang ada di Pasar Hayam Wuruk Indah (HWI) Lindeteves, Jakarta Barat.

Page 10: Tabloid skor edisi ke-25

10 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

PROYEK kerjasama antara Kemen-terian PDT dari dana APBN tahun 2009 menghabiskan dana seban-yak Rp 1,3 miliar dan dana APBD Rp 777.129.000, dan kontraktor yang ditunjuk oleh Kementerian PDT ada-lah PT. Abaditra Buana Suprindo, PT. Yudha Nusantara Indah dan PT. Pupli. Sedangkan Pemda Bantaeng melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Energi menunjuk PT. Malis seba-gai kontraktor lokal.

Saat ditemui, Sapiuddin sebagai PPTK proyek PLTMH mengatakan, proyek tersebut pelaksanaannya dimulai tanggal 7 September s/d 15 Desember 2009 dinilai gagal dan tidak bisa dievaluasi. Karena bend-ungan serta saluran penyadap sudah roboh, bagaiman bisa berfungsi?

Bahkan power house yang diban-gun sudah lapuk serta mesin turbin belum dipasang dan masih mangkrak dan sudah lapuk di kantor Dinas Per-dagangan, Perindustrian dan Energi. “Sekiranya proyek ini berjalan, maka energi yang bisa dihasilkan oleh PLT-

SKOR, SulselPembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

(PLTMH) yang bertempat di Kampung Jambi Kecamatan

Ermerasa Kabupaten Bantaeng mangkrak. Bahkan

masyarakat menggantikan dengan listrik swadaya yang

bisa menerangi sepuluh kelompok keluarga.

MH ini sebanyak 25 Kwt yang bisa menerangi 160-170 KK,” imbuhnya.

Sampai berita ini dibuat, Penang-gungjawab Proyek, Drs Abdul Gani MBA selaku Kepala Dinas Deperindag dan Energi tahun 2009 yang juga Sek-da Kabupaten Bantaeng, belum bisa ditemui untuk meminta konfirmasi langsung.

Sedang dari sumber yang lain proyek dengan No Kontrak 13/SPK-ENG/P2IP-DEP/PDT/IX/2009 merupak-an proyek satu paket Kementrian PDT dengan Pemda Kabupaten Bantaeng,

Bulukumba dan Luwu Utara yang to-tal anggaran berkisar Rp 7 miliar dan kontraktor yang sama.

Sudirman/S-10

orupsi, Kolusi dan Nepotisme bukanlah kegiatan sepihak, melainkan terjadi karena adanya ok-

num yang berkerjasama dengan pihak dalam, seperti yang terjadi di kecamatan sepatan timur Kabupat-en Tangerang yang diduga adanya biaya administrasi untuk beli tinta, kertas dan yang lain, yang dikena-kan sebesar 50.000 rupiah. Kasus Pungli ini diduga berjalan sejak adanya pergantian jabatan Kasie Kesos Kecamatan Sepatan. Menu-rut sumber yang SKOR temukan di-lapangan, bahwa sejak H. Abdul Mutolib menjabat sebagai Kasie Ke-sos yang baru, biaya administrasi diwilayah Kecamatan Sepatan ber-

tambah menjadi 50.000, hal itu su-dah merupakan ketetapan yang harus di jalankan dalam setiap pen-gurusan surat.

“Sejak kasie Kesos dijabat oleh H.Abdul Mutolib, biaya adminstrasi yang sangat memberatkan kami khususnya para Amil (Penghulu-red) yang berada di wilayah keca-matan Sepatan Timur untuk mem-berikan uang sebesar Rp 50.000 bukan kebijakan dari kami, tetapi kami harus membayar Administrasi yang sudah di tetapkan oleh Mer-eka” Ungkap Amil yang enggan di sebutkan Namaya.

Sebelumnya juga salah satu Amil pernah mengalami hal yang sama, saat ingin melakukan pengurusan surat di bagian kesos, salah satu

staf kasie kesos langsung mengan-jurkan agar langsung menemui kasie kesos. Saat dimintai keteran-ganya oleh SKOR, Amil yang tidak ingin disebutkan namanya men-erangakan, bahwa dirinya saat itu di arahkan untuk ketemu Kasie Ke-sos oleh Staf Kasie yang bernama Ibu Ida.

Sementara H.Abdul Mutolib Se-laku Kasie Kesos saat di konfirmasi oleh SKOR, Nampak terlihat arogan

dan enggan memberikan komen-tarnya tentang adanya biaya ad-ministrasi sebesar Rp 50.000, “No coment, itu bukan urusan saya dan bayarnya kesiapa,” dengan nada yang keras, “ ke ibu ida, ya tanya ke ibu ida, dan saya tidak tau me-nahu kalau ada pungutan sebesar itu.” Tandasnya.

Lempar tanggung jawab pun terjadi antara Kasie Kesos dengan Stafnya, Ketika ditemui diruangan-nya, Ida salah satu staf Kasie Kesos mengatakan, hal ini bukan pungli, Tapi biaya Administrasi untuk biaya Print seperti, untuk beli tinta ker-tas dan keperluan yang lain, dan itu juga atas wewenang kasie.” Un-gkapnya kepada wartawan SKOR.

Ketika ditanyakan adanya pung-li di sekitar wilayah kerjanya oleh wartawan dan rekan LSM Camat Sepatan Timur, Hendrajat,SE Men-gatakan, dirinya tidak tahu menau tentang hal itu “Saya tidak tahu menau tentang adanya pungutan itu, karena ada tupoksinya mas-ing-masing dan saya akan segera mungkin untuk merapatkan para kasi untuk menidak lanjuti hal ini dan menindak tegas segala bentuk pungutan yang berada di wilayah kecamatan sepetan timur ini” Un-gkapnya.

Ladien/A.Rifai

SKOR, TangerangSektor pelayanan publik yang dikelola pemerintah

pusat, kabupaten, baik departemen, lembaga pemerin-tah non departemen, maupun, seperti pelayanan pajak, perizinan, investasi, pembuatan KTP, SIM, STNK, IMB, transportasi, akta, sertifikat tanah, listrik, air, telepon, pos, pembuatan surat pengantar nikah dari kecama-tan dan sebagainya merupakan sektor yang rentan terjadinya korupsi, karena berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat. Di sektor pelayanan publik terjadi hubungan antar domain, yakni pemerintah atau birokrasi sebagai penyelenggara pemerintahan, sektor usaha, dan masyarakat umum.

Page 11: Tabloid skor edisi ke-25

11 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SKOR, Kolaka-Sultra SERING kali ada beberapa pelajar

SD 2 Lalombaa yang tidak bisa disebut namanya, memilih buang air besar di celana, daripada harus menggunakan WC di sekolahnya yang tidak layak pakai, jorok, dan bau menyengat. Pa-dahal, tampilan gedung sekolah yang berada di Jln Perumnas Kelurahan La-lombaa, cukup lumayan bagus.

Berita ini terungkap ketika Awak Media Skor News mendapat kabar dari seorang warga bernama Rahman. Ia mengatakan, anaknya terpaksa buang air besar di celana, karena WC di seko-lah tersebut tidak layak pakai.

Anak saya sering buang air besar di celana, gara-gara menahan sakit pe-rut. Nsmun sewaktu hendak buang air besar, WC tak bisa difungsikan, karena Bak WC-nya kering tidak ada airnya dan bau yang sangat menyengat,” kata rahman (40), Rabu lalu.

Guna mencari tahu kebenaran ber-ita itu, wartawan Skor mendatangi SD

arena data yang dikirim ke pusat adalah data siswa mis-kin, herannya yang datang

bantuannya bukan untuk orang miskin, namun justru orang kaya, kata salah satu Kepala Sekolah SD di Tammangalle Kecamatan Balanipa.

Belum puasnya kepala sekolah, khususnya sekolah tingkat SLTA karena masih sangat kurang, sebab terbentur banyaknya guru honorer, seperti seko-lah SMA YPPP Wonomulyo. Berdasarkan informasi H Jamaluddin yang mengeluh-kan merasa belum cukup. Belum ditam-bah keterlambatan proses pencairan, sebab sampai kini dana BOS belum cair.

Terkait hal itulah, H Jamaluddin terpaksa cari pinjaman dana agar bisa menutupi kekurangan yang ada. “Wah, bahaya pak kalau tidak dibayarkan gaji mereka. Pegawai honor bisa lari tidak mau mengajar lagi di sekolah ini,” te-gasnya.

Keluhan yang sama juga dialami sekolah lain, dan yang lebih menyedih-kan lagi bahkan data-data siswa miskin hangus tidak bisa dicairkan, padahal orangtua murid sudah tanda tangan semua. Hal ini justru menimbulkan prasangka buruk orangtua murid yang merasa dipermainkan. Ada apa di balik semua ini, jelas Kepala Sekolah SD 019 Tammangalle, Tasman Ibrahim SPd.

Lebih parahnya lagi kejadian sangat mengherankan terjadi di SD 005 Pam-busuang, Kecamatan Balanipa tahun 2014. Di mana dana BOS termin per-tama belum melaporkan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban), kenapa dana termin ke dua bisa dicairkan. “LPJ ter-min pertama tidak ada, loh kok, bisa dicairkan,” kata bendahara kegiatan, Rahmatia SPd.

Rahmatia merasa takut dan khawat-ir, karena dianggapnya sudah keluar dari petunjuk teknis yang dilakukan oleh Diknas Kabupaten. “Walau saya merasa terbantu cepat proses pencairannya, namun saya takut dikait-kaitkan. Apa jadinya kalau Ispektorat tahu hal ini. Jangan sampai saya dianggap ada kong-kalikong,” jelas Rahmatia.

Hingga kini, saya belum bisa men-emui Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Polman untuk minta tang-gapannya. Karena pak Kadis sibuk se-lalu tidak ada di tempat. Bagaimana menyikapi masalah yang terjadi di seko-lah SD 005 Pambusuang, apakah diang-gap melanggar secara adminitrasi atau tidak?

Karena kata Diknas di kabupaten, ada panduan dari K1, jadi tidak ada masalah, menurut mantan bendahara dana BOS tahun 2013 yang digantikan Rahmatia tahun 2014.

Butuh Perhatian PemerintahSementara pihak sekolah pada ting-

kat SLTP dan sejenisnya sangat mem-butuhkan perhatian pemerintah terkait peningkatan akses mutu pendidikan di sekolah agar menjadi lebih baik.

Seperti disampaikan Kepala Seko-lah SMP Negeri 2 Tinambung, Muhktar, Kepala Sekolah SMPN 1 Wonomulyo, Yahya Syamsi, Kepala Sekolah SMPN 5 Wonomulyo, Kepala Sekolah SMPN 2 Campalagian, Kepala Sekolah SMPN 2 Wonomulyo, Andi Aco Rivai, pada prin-sipnya harapan kita sama semua, yakni butuh perhatian pemerintah.

Hal senada juga disampaikan ben-

SKOR, Polewali Mandar-Sulbar Dana BOS (Biaya Operasional

Sekolah) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Berdasarkan

hasil investigasi Tabloid Skor di beberapa sekolah, di Polman

alokasi dana BOS (Biaya Opera-sional Sekolah) normatif saja. Hanya ada beberapa sekolah

yang mengeluarkan unek-uneknya, karena bantuan BSM

(Bantuan Siswa Miskin) tidak tepat sasaran.

dahara dana Bos Hasir Madrasah Tsan-awiyah yang beralamat di Pambusuang. Menurutnya, harapan saya semoga kami lebih mendapatkan perhatian dari Kementerian Agama Kabupaten Pole-wali Mandar, agar peningkatan akses mutu pendidikan kami di sekolah lebih baik. Begitu juga yang dikatakan Ilham, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah di Pam-busuang, kami ingin sekali mendapat-kan perhatian Kementrian Agama.

Hal berbeda disampaikan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri berala-mat Lampa Kecamatan Mapilli, Marsuki yang baru memimpin Madrasyah Aliyah Negeri ini sekitar setahun mengatakan, dana BOS kami dalam bentuk DIPA, kar-ena kami di bawah naungan istansi ver-tikal, yakni Kementerian Agama kami tidak pernah mengalami masalah. Kami

baik-baik saja. “Saya tidak tahu kenapa selalu ada masalah sekolah di tingkat SLTA lainnya, khususnya SMA,” tukas-nya.

Di sisi lain, ternyata masih ada masyarakat yang punya pengertian ber-beda terkait dana BOS anaknya. Mereka menganggap akan mendapat secara tu-nai dari sekolah. Apakah karena kurang-nya sosialisasi yang dilakukan oleh pe-merintah kepada masyarakat?

Bahkan beberapa sumber dari pihak sekolah sangat menginginkan mudah-mudahan saja pengambil kebijakan yang ada di pusat dapat tergugah hat-inya, agar bisa me-review kembali dana BOS sehingga ada tingkatan limit rupi-ahnya menyangkut bantuan dana BOS.

Ariefuddin Haroen/S-10

SKOR, Kolaka Timur SKORSS , Kolaka Tiurangnya tenaga guru hingga sarana pendidi-kan yang mempri-hatinkan masih banyak dijumpai di sejumlah

daerah. Salah satunya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Satap Tinondo Kecamatan Tinondo Kabupaten Kolaka Timur. Kondisi fasilitas pendidi-kan di sekolah tersebut sangat mempri-hatinkan, hingga kurang memberikan kenyamanan bagi murid dalam kegiatan belajar mengajar.

Pasalnya, sekolah SMP Negeri Satap Tinondo yang terdiri tiga Ruang Kelas Belajar (RKB) tersebut, hanya dua ru-angan dijadikan kelas dan satu kelas terpaksa dijadikan kantor untuk kepala sekolah, guru dan staf.

Kondisi dua ruang kelas tersebut, ter-paksa harus ditempati siswa yang aktif berjumlah 53 orang, terdiri dari kelas 1 sebanyak 24 orang, kelas 2 sebanyak 18 orang dan kelas 3 ada 11 orang. Semen-tara masih terdapat beberapa siswa

yang tidak belajar, karena ruang kelas yang terbatas.

Saat wartawan Skornews hen-dak konfirmasi dengan pihak sekolah, Kepala Sekolah sangat sulit ditemui. Salah seorang guru di SMPN Satap Ti-nondo, Rosmini yang bersedia dikonfir-masi. menjelaskan, untuk menampung semua jumlah siswa yang ada, maka kami masih membutuhkan 3 RKB demi kelancaran proses belajar mengajar.

“Yang penting ruang kelas sudah cukup. Kalau masalah kami (kepala sekolah, guru dan staf, Red), untuk se-mentara satu ruangan sudah cukup,” jelasnya.

Karena kondisi seperti itu, maka tak mengherankan jika beberapa orangtua siswa mengakui lebih memilih me-nyekolahkan anak-anak mereka di luar Kec. Tinondo yang jaraknya puluhan kilo. Meski ada sekolah yang dekat, na-mun fasilitas yang lengkap tetap men-jadi pertimbangan bagi para orangtua, hingga anak-anaknya menuntut ilmu di tempat yang jauh.

Hal yang serupa juga dirasakan di SDN 1 Tawarobadaka, sekolah terse-but membutuhkan kucuran dana un-tuk perbaikan lantai, flapon dan pagar untuk halaman sekolah. Berhubung di lingkungan sekolah tersebut, selalu berkeliaran hewan-hewan ternak, sep-erti sapi.

Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Ta-warobadaka, Arsidin, tak hanya rehab kecil itu yang kami butuhkan dari jum-lah siswa 90 orang, karena kami hanya punya tenaga pengajar 10 orang, terdiri dari 4 guru PNS dan 6 Giri Tidak Tetap (GTT). “Karena itu, kami mengharapkan adanya penambahan guru-guru PNS agar dapat meningkatkan kualitas pen-didikan di Kec. Tinondo ini,” tambah-nya.

Kondisi ini sangat berbanding terba-lik dengan keadaan di kota-kota besar, seperti gedung sekolah yang megah, fasilitas yang lengkap dan tenaga pen-gajar yang melimpah. Padahal, kurang kondusifnya sarana belajar mengajar tersebut, dapat mempengaruhi mun-

durnya mutu pendidikan di Indonesia. Guna meningkatkan mutu pendidi-

kan, salah satunya dibutuhkan peranan pemerintah yang lebih tentunya den-gan senantiasa berusaha meningkatkan anggaran untuk pendidikan. Dengan de-mikian diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati pendidikan yang bermutu dengan kondisi yang mendukung seperti perbaikan gedung sekolah dan dipenuhinya fasilitas yang lengkap. Sehingga tidak ada ketimpan-gan antara sekolah di kota dan di daer-ah terpencil.

Azhar/S-10

2 Lalombaa. Ternyata benar. WC yang diperuntukkan untuk pelajar tersebut sudah tak layak dipakai. Bau kotoran tinja menyengat hidung dan memual-kan perut. Hingga para pelajar di sana tidak sudi mengunakan WC tersebut untuk buang hajat.

WC dengan ukuran standar itu, ada tiga pintu. Tepat berada di Samp-ing Kantor sekolah, para murid pun enggan memasuki WC yang mengum-bar aroma bau menyengat tersebut.

Kepsek SD 2 Lalombaa, yang hen-dak dikonfirmasi tidak berada di seko-lah. Sementara itu, Rusdin AM Spd, selaku Guru Wali Kelas V1 mengakui, sejak lama kondisi WC sekolahnya memang sudah seperti itu adanya. Saya secara peribadi sangat periha-tin dan sayapun telah beberapa kali mengusulkan hal ini kepada Kepala Sekolah. Namun sampai saat ini be-lum ada tanggapannya.

Y.Anthonie/S-10

Page 12: Tabloid skor edisi ke-25

www.skornews.comwwww12Edisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

ama Jokowi mendunia dan jadi pem-bicaraan di seantero nusantara sete-lah menjadi Gubernur DKI Jakarta. Gaya memimpin yang selenge’an (terkesan norak, red) serta karakter

yang tanpa kompromi itu menimbulkan simpatik di kalangan masyarakat, khususnya rakyat kecil yang masih akrab dengan kemiskinan. Jokowi dengan gaya blusukannya langsung mengunjungi masyarakatnya, sedangkan Ahok dikenal akan ketegasannya yang tidak segan-segan memecat dan “mempermalukan” pejabat struktural yang ketahuan menyimpang dari aturan.

Dibalik ketenaran Jokowi - Ahok, ternyata Tim skor menemukan seorang kandidat DOKTOR muda yang memiliki perpaduan gaya kepemimpinan Jokowi–Ahok tersebut. Sosok berkarakter dan berintegritas tinggi dengan segudang prestasi itu, kini mengabdi pada pemerintahan pusat di Kementerian Perenca-naan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

Selain fasih berbahasa Inggris, ternyata tokoh muda ini juga piawai berbahasa Jepang dan Cina. Pria yang sehari-harinya berpenampilan sederhana itu adalah Dr. (c) Ir. Hasudungan Sihombing, M.Si yang akrab disapa Bang Has dan belakangan diketahui ada-lah salah satu kandidat Menteri untuk Kabinet Jokowi usulan pembaca versi detik.com

Bang Has, putra daerah Kabupaten Batubara, Prov. Sumatera Utara kelahiran 3 Agustus 1971 ini, meru-pakan aset bangsa yang belum banyak dikenal pub-lik. Dari penelusuran Tim Skor, segudang prestasi dan penghargaan telah disabetnya, di antaranya adalah Dosen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Terbaik, Juara I tingkat Nasional Diklat Fungsional Perencana Madya tahun 2007. Namun bukan apresiasi ataupun promosi jabatan yang didapatkan, justru “cekalan” ke-naikan pangkat serta ruang kerja yang diskriminasi yang diperoleh.

Namun karakter, dedikasi dan keikhlasan peng-abdian yang telah tertanam kuat dalam jiwa mantan aktivis kampus era tahun 90-an itu, tidaklah men-gendorkan semangat ayah tiga anak ini dalam men-jalankan tugas demi bangsa dan negara.

SKOR, Jakarta , Jasus yang menimpa Men-teri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, yang telah ditetap-kan sebagai tersangka oleh

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan penyalahgunaan we-wenang Dana Operasional Menteri (DOM) di Kementerian ESDM, mestin-ya menjadi perhatian serius aparat penegak hukum.

Kasus itu, ditengarai tidak hanya terjadi di Kementerian ESDM, tetapi juga terjadi di sejumlah lembaga ke-menterian lainnya. Oleh karena itu diharapkan KPK menjadikan kasus ini sebagai titik awal untuk menelisik juga penggunaan Dana Operasional Menteri di kementerian lainnya.

Untuk mengungkap dugaan ter-jadinya penyalahgunaan DOM di se-jumlah lembaga kementerian itu, saat ini Skor sedang mengumpulkan data

dan informasi penggunaan DOM di beberapa kementerian termasuk Ke-menterian Perencanaan Pembangu-nan Nasional (PPN)/Bappenas.

Kementerian PPN/Bappenas di-anggap penting karena kementerian tersebut merupakan Sekretariat Na-sional bahkan merupakan lembaga percontohan pelaksanaan Good Gov-ernance di Indonesia.

Kasus DOM itu juga diharapkan menjadi pelajaran bagi pemerintahan mendatang untuk membangun sistem dan strategi pencegahan agar peny-alahgunaan DOM tidak terulang lagi pada kabinet Jokowi-JK mendatang.

Sehubungan dengan itu, Skor akan menggali informasi ke Rumah Transisi presiden terpilih Jokowi-JK untuk mengetahui strategi apa yang telah disusun untuk mengantisipasi penyalahgunaan DOM pada kabinet Jokowi-JK mendatang. Team

SKOR, Jakarta Popularitas Joko Widodo

yang kini Presiden terpilih hasil pilpres 2014, tidak bisa dilepaskan dari gaya kepemimpinannya yang

sederhana, pekerja keras, tegas, berani dan suka blusukan.

Relawan Jokowi Dari BatubaraKemenangan pasangan nomor urut 2, Jokowi-

JK pada Pilpres 2014 lalu, di Kabupaten Batubara dan Asahan Provinsi Sumatera Utara tidak terlepas dari peran besar, Dr. © Ir. Hasudungan Sihombing MSi yang begitu gencar memperkenalkan sosok Jokowi kepada keluarga besar, kawan dan seluruh masyarakat di dua kabupaten tersebut.

Menariknya, sosialisasi yang dilakukan kandidat Doktor muda itu sejak tahun 2013, jauh hari sebe-lum pencalonan Jokowi sebagai Presiden, hal terse-but dapat dilihat dari puluhan rekaman audio visual yang sebagian telah di share di youtube.

Yang lebih menarik lagi, semua itu dilakukan dengan sukarela dan tanpa sepengetahuan Jokowi. Tokoh muda yang berkarakter mirip Jokowi itupun dijuluki sebagai Jokowi Batubara oleh masyarakat di Kabupaten Batubara dan Asahan.

“Lebih gila lagi”, Jokowi Batubara ini menyata-kan maju sebagai kandidat Calon Bupati jalur inde-penden dengan menyebarkan ribuan atribut kampa-nye berupa baliho, spanduk dan stiker saat Pilkada Kab. Batubara, tahun 2013 lalu. Puluhan Ribu warga dengan sukarela memberikan KTP dan KK sebagai tanda dukungan pada sang “Jokowi” Batubara (lihat youtube, Jokowi Batubara Baleg Kampong). Namun akhirnya mengundurkan diri sebagai kandidat, pa-dahal semua persyaratan telah terpenuhi.

Hasil penelusuran skor, ternyata tujuan utama sang Jokowi Batubara adalah semata-mata untuk memperkenalkan Joko Widodo (Jokowi yang sebe-narnya, red) agar karakter, ketegasan, kejujuran, pekerja keras dan kesederhanaan Sang Idola dapat ditiru dan diimplementasikan oleh para pemimpin di tanah kelahirannya, Batubara yang masih terbilang daerah tertinggal sebagai Daerah Otonomi Baru.

Sejumlah komentar diterima redaksi skor setelah merilis berita Jokowi Batubara di www.skornews.com tersebut, diantaranya via pesan singkat dari 089880xxxx… nah orang2 sprti ini ne yg dibutuh-kan bangsa kita, 085242xxxxxx..klo ada 10 org sj pemimpin kyak gne maju negara kt, 081316xxxx…tp jgn cm janji, ksian rkyat dikibulin truzz, brani ttd hitam diatas putih gak.? Team

Page 13: Tabloid skor edisi ke-25

www.skornews.comwwww13Edisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

ebelumnya terjadi gese-kan antara pengelola pasar dengan para pada-gang di blok sayur pasar induk Kramat Jati, Rabu

(27/08) akibat adanya pembuatan fasil-itas umum MCK yang tidak pada tem-patnya, penutupan akses tangga jalan kantor pengelola menuju masjid Al-Mu-nawaroh dan kurangnya sosialisasi atas kebijakan pengelola, keharmonisan pengelola dan para elemen yang ada di pasar induk Kramat Jati kian tidak kon-dusif.

Menurut Holil, Jumat (29/08) lalu, para pedagang tidak bisa melaksana-kan ibadah sholat Jumat di Masjid Al-Munawaroh, karena akses jalan menuju ke masjid ditutup oleh pihak pengelola pasar induk Kramat Jati.

Margono, Ketua Forkabi di wilayah pasar induk Kramat Jati menambah-kan, keberatannya tentang para PKL yang terganggu tempat bongkar muat

(loading) jalan dan pungutan liar yang diduga keberadaannya akan dibersih-kan oleh pihak pengelola pasar induk Kramat Jati.

Menanggapi keluhan itu, HM Salam ST, selaku Manager UPB PD Pasar Jaya di wilayah pasar induk Kramat Jati men-jelaskan, karena adanya renovasi masjid Al-Munawaroh, akses jalan menuju masjid ditutup para pekerja bangu-nan. Dan sebelumnya, keberadaan para pedagang kaki lima (PKL) yang berada loading-loading wilayah Pasar Induk Kramat Jati juga sudah mau kita tert-ibkan.

Saat itu, ungkapnya, dari Senin hingga Rabu saya berada di luar kantor. Kebetulan hari minggu, saya menyuruh sekuriti untuk pindah ke atas supaya mengawasi tukang. Ternyata hal itu ke-bablasan hingga Jumat. Saya juga tidak

tahu, karena rapat di luar kantor. “Me-mang sebelumnya ada beberapa pipa dan alat potongnya yang baru kita beli, hilang,” tambahnya.

Sebelumnya PKL yang berada di loading jalan sudah pernah ingin diber-sihkan pihak pengelola pasar, namun tenyata ditolak oleh para pedagang tersebut. Sebabnya kerapkali bongkar barang, para pedagang sulit untuk membeli minum yang jauh dari tempat bongkar. Para pedagang berharap agar PKL yang berada di loading jalan untuk ditertibkan keadaannya.

Nah, kalau ini saya tertibkan, nanti pihak pusat akan mempertanyakan ke-pada saya, itu PKL siapa yg tertibkan? Memang boleh ditertibkan, karena ada aturannya. “Namun pemungatan harus ada kwitansi yang nantinya diberikan kepada PD Pasar Jaya, hingga nantinya jika pusat menanyakan sudah ada buk-tinya,” jelas Salam.

Terkait pembangunan MCK, Salam kepada Tabloid Skor menjelaskan, pem-

bangunan itu akan dilakukan melalui prosedur lelang. Pelelangan akan dilak-sanakan di UPB Wilayah Pasar Kramat Jati, namun masih menunggu hasil per-tujuan dari pusat terlebih dahulu. “Itu dilelang, nanti juga ada pengelolanya sendiri, dan penyetorannya itu satu tempat sekitar Rp 10 juta perbulannya,” katanya.

“Saya siap dicopot jabatannya, jika saya melakukan kesalahan. Karena ja-batan ini adalah amanah. Saya datang ke sini ingin menata dan menjadikan pasar ini menjadi pasar wisata nantin-ya. Saya tidak pernah takut untuk dico-pot dari jabatan saya. Saya akan puas, jika pasar ini lebih baik lagi ke depan-nya,” jelas Salam.

Melihat dari kesemrawutan yang terjadi di pasar induk tersebut, Salam berharap agar pedagang dan para to-koh dapat bekerjasama dengan pen-gelola untuk menciptakan situasi pasar yang lebih kondusif lagi.

Alex K/@lfi/Skor-10

SKOR, JakartaTerkait kondisi pasar yang

terlihat semakin kurang kon-dusif keamanan dan kebersi-

hannya, sejumlah pedagang dan tokoh pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur yang diket-uai oleh H. Holil sebagai Ketua

Masjid Al-Munawaroh Pasar Kramat Jati dan beberapa to-koh lainnya, Rabu (10/09) lalu melakukan pertemuan dengan pihak pengelola UPB PD Pasar

Jaya Kramat Jati.

SKOR, Muba-Sumsel,ekurangan pekerjaan fisik (menyalahi RAB-red), kelebihan pemba-yaran ataupun keterlam-batan penyelesaian

pekerjaan, adalah hal yang paling mu-dah ditemui pada sejumlah proyek pekerjaan di instansi pemerintah yang menggunakan APBD ataupun APBN. Hal itu jelas merugikan keuangan Daerah.

Sebagaimana halnya yang terjadi pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Mar-ga (PU-BM) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kepala Dinas selaku Pengguna anggaran (PA), KPA, PPTK dan pengawas lapangan tidak maksimal dalam melaku-kan pengawasan atas sejumlah peker-jaan fisik.

“Pelaksana pekerjaan (Kontrak-tor, red) sering “pura-pura lalai” dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kontrak, demikian juga dengan pemberi peker-jaan sering “pura-pura” tidak mengeta-hui kelalaian tersebut,” Kata aktivis LSM di Muba, Alex kosasih kepada SKOR (8/9) lalu.

Ditambahkan, Ratusan Miliar ang-garan belanja modal Dinas PU-BM Kab. Muba tahun 2013 untuk sejumlah paket

pekerjaan diduga merugikan keuangan daerah hingga Ratusan Juta rupiah aki-bat kuranganya volume fisik pekerjaan.

Hal itu jelas melanggar Perpres No.54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No.70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 6 (f), yang menyata-kan bahwa para pihak yang terkait da-lam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pen-gadaan barang/jasa. Kemudian, Pasal 89 ayat (4) yang menyatakan bahwa pem-bayaran bulanan/termin untuk peker-jaan konstruksi dilakukan senilai peker-jaan yang telah terpasang.

Alex Kosasih menguraikan sejumlah kekurangan volume fisik pekerjaan pada Dinas PU BM Kab. Muba tahun angga-ran 2013 yakni: Pembangunan Jembatan Musi Jurusan Muara Rawas Desa Terusan - Desa Mancang Sakti (Tahap II) sebesar Rp 24.5 Miliar lebih, Peningkatan Ruas Jalan Mancang Sakti menuju Mangunjaya sebesar Rp 39.3 Miliar lebih, Peningkatan Ruas Jalan Babat - Sungai Angit sebesar Rp1.9 Miliar, Peningkatan Jalan Ling-kar Kelurahan Babat Rp1.906.360.000, Pekerjaan Peningkatan Ruas Sukarami -

Simpang Sari - Tanah Abang - Saut - Sp. Selabu dengan Aspal Hotmix sebesar Rp 5.8 Miliar lebih, Peningkatan ruas jalan talang Sungai Harapan - Talang Jenedah dengan Aspal Hotmix sebesar Rp 2.8 miliar lebih, Pekerjaan Lapis Ulang Jalan dalam Kelurahan Ngulak I dan Ngulak III (Jalan Laut) sebesar Rp1.9 M, Pekerjaan Peningkatan pada Ruas Jalan Muara Te-ladan - Sp. Supat dengan Aspal Hotmix (30 Mei 2013) dengan anggaran lebih dari Rp17 Miliar.

“dalam waktu dekat ini, kami akan

turun ke Muba melakukan pengawalan dan melaporkan ke pihak berwajib jika terbukti terdapat kekurangan volume fisik di sejumlah pekerjaan tersebut” kata Alex Kosasih saat berkunjung di kantor redaksi SKOR (10/9).

Hingga berita ini ditulis, Redaksi SKOR belum berhasil menghubungi pihak Dinas PU Bina Marga Kab, Musi Banyuasin untuk dimintai tanggapan-nya. Klarifikasi dari Dinas PU BM akan dimuat pada terbitan edisi ke-27 menda-tang. Irawan/IS.10S

Page 14: Tabloid skor edisi ke-25

14 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SEPERTI disampaikan Ketua Lem-baga LSM Lingkar Demokrasi Rakyat (LIDER) SULTRA, Herman Syahrud-din. Menurutnya, sejauh ini pihak Kejaksaan Negeri Kolaka terkesan lambat menyelesaikan perkara yang ada. "Bayangkan! Dari tahun 2009 lalu, ada sejumlah kasus besar yang diusut Kejaksaan, namun sampai saat ini belum terselesaikan dengan baik. Bahkan, boleh dibilang Nihil ," katanya, Jumat lalu.

Herman juga membeberkan, terhadap kasus yang diduga disele-saikan di bawah tangan. Pertama, sewa tenda tahun 2009 yang di-duga merugikan keuangan negara sebesar Rp. 1, 3 miliar. Dana DAK di

SKOR, Kolaka Timur-Sultra,una melakukan evaluasi sekaligus pengecekan buk-ti fisik anggaran Blok

Grand dan ADD Desa, Kepala Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kab Kolaka Timur, ber-sama Kasubid Peningkatan Sarana/Prasana Desa melakukan kegiatan evaluasi ke Desa-Desa di Kolaka Timur, beberapa waktu lalu.

Kabid BPMD Kolaka Timur, Aris-man SE didampingi Kabid Sarana dan Prasarana, Irwan SSos kepada war-tawan Tabloid Skor, di Kantor Desa Tutuwi Kec Tinondo menerangkan, kami lakukan sidak ke semua Desa di Koltim agar kepala desa dapat lebih proaktif dalam pelayanan di masing-masing wilayah mereka.

Diknas tahun anggaran 2007, yang diduga merugikan negara sebesar Rp. 560 juta.

"Ini suatu kenyataan. Contohnya, seperti dua kasus, yakni sewa tenda dan DAK Diknas, belum lagi kasus Hasmaul Husna yang diduga rugikan negara Rp.800 juta. Kasus tong sampah yang sampai saat ini juga tidak tuntas, di Badan Lingkun-gan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Kolaka,” tegasnya.

Belum lagi Kasus Talub, ungkap-nya, meski sampai ini sudah ada yang ditetapkan tiga tersangka bah-kan sudah sampai ke proses sidang di Pengadilan. Padahal, seharusnya masih ada yang seharusnya turut

bertanggung jawab dalam keru-gian Negara tersebut, di antaranya Konsultan Tehknis, Konsultan pen-gawas, dan Sub Kontraktornya. “Na-mun hingga kini, mereka belum di apa-apa kan,” tandasnya.

Herman juga menilai, seharus-nya pihak Kejaksaan lebih transpar-an dalam menyidik sebuah perkara, agar masyarakat mengetahui persis perkembangan kasusnya. Dan jika memang ada kasus yang tidak me-menuhi unsur dipublikasikan, to-long dong berikan alasannya.

Lebih lanjut Herman menegas-kan, jangan sampai kasusnya hanya dijadikan kepentingan ekonomi bagi oknum atau institusi kejaksaan saja. Wajar saja jika kita curiga. “Coba ka-lau berani seluruh kasus yang tidak jelas arahnya itu, dibuka kembali dan dijelaskan pada masyarakat apa masalah sesungguhnya," tegas Her-man.

Secara terpisah Kasintel Kejari

SKOR, Kolaka-Sultra Kinerja Kejaksaan Negeri Kolaka mendapat sorotan

sejumlah elemen masyarakat, karena diduga tebang pi-lih dalam menuntaskan kasus besar di Kolaka. Pihak Ke-jaksaan Negeri Kolaka ada main mata dengan oknum pejabat yang diduga terlibat dalam sejumlah kasus, mu-lai dari korupsi hingga penyalahgunaan jabatan.

Kolaka, Arif Suhartono saat dikon-firmasi lewat telepon seluler men-gatakan, akan memeriksa berkas kasus-kasus tersebut. Dokumennya akan dibuka untuk dipelajari kem-bali. "Karena Kajari sekarang masih baru, jadi saya lihat berkas Doku-men dulu, untuk dipelajari kem-bali," katanya. Abdul Rahim/S-10

“Dan inti sidak yang kami laku-kan ini, untuk melihat langsung Kon-disi kantor Desa termasuk kelengka-pannya, seperti Peta Desa, struktur pemerintahan, dan kelembangaan di desa, utamanya Desa pemekaran di Koltim,” tambahnya.

Selain itu, ungkapnya, juga saya mencek sasaran pengunaan dana Block grand dan ADD Desa,

sekaligus ke semua Desa di kol-tim.

Hal berbeda yang sifatnya sedikit menekan dikatakan Irwan, sidak ini bertujuan agar Desa-Desa di Ko-laka Timur dihimbau masing-masing kepala desa memasukkan laporan pertanggung jawaban tepat pada waktunya.

Saya juga menghimbau kepada setiap kepala Desa, agar dapat mem-berikan apa yang telah menjadi hak para stafnya, juga Lembaga yang ada di desa tersebut sesuai pos anggaran

yang sudah ditetapkan pemerintah. “Agar tercipta tertib administrasi di seluruh desa yang ada di Wilayah Kab. Kolaka Timur (Koltim),” tegas-nya. Azhar/S-10

Page 15: Tabloid skor edisi ke-25

15 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SKOR, Sekayu-SumselSKOR, Sekayidak terima dilempar kades dengan kursi, di kantor Kepala Desa Sukarami Ke-camatan Sekayu Muba be-berapa waktu lalu. Aka (38)

memilih melaporkan Sabar Budi Utomo Kades Sukarami. Laporan diterima pihak kepolisian dengan nomor: LP/708/VIII/2014/Polres Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Menurut Aka yang mantan perang-kat Desa Sukarami ini, kejadiannya terjadi ketika dirinya menanyakan Ban-tuan Gubernur (Bangub) Tahun 2013 lalu yang tercantum ada tunjangan bagi perangkat desa. Pasalnya, ketika bantuan itu turun dirinya masih men-jabat selaku KAUR Pemerintahan Desa Sukarami. Hingga dirinya masih berhak menerima bantuan/ honor tunjangan tersebut.

Sedang keterangan saksi yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, sebelum kejadian Aka datang ke kantor desa, kemudian menanyakan kepada kades mengenai tunjangan perangkat desa yang bersumberkan dana Bantuan Gubernur tahun 2013 serta dana lelang Lebak Lebung di tahun yang sama. Na-

mun kades tidak memberikan honor/tunjangan tersebut dengan alasan Aka (korban) sudah diberhentikan dari jaba-tannya selaku KAUR Pemerintahan.

Kemudian kades menerangkan, honor/tunjangan sudah diberikan den-gan KAUR yang baru, yaitu Ahmad Yani. Jika ingin minta, datangi saja kaur itu, kata Kades. “Lalu suasana menjadi tegang, keduanya sama sama men-gangkat kursi untuk dijadikan senjata. Maka terjadilah hal itu,” Ungkapnya.

Ketika dimintai keterangan Tab-loid SKOR, Aka menjelaskan, ”Kejadian itu ketika dirinya menanyakan honor/tunjangan yang bersumberkan dana bantuan Gubernur tahun 2013, namun kades tidak mau memberikan tunjan-gan tersebut. Dengan alasan saya su-dah diganti selaku Kaur Pemerintahan, maka honor/ tunjangan diberikan ke-pada Ahmad Yani Kaur baru.

Padahal ketika bantuan itu turun dirinya masih menjabat KAUR Desa Sukarami, berarti dirinya masih ber-hak menerima honor/tunjangan terse-but. “Ketika bantuan turun, saya masih menjabat selaku Kaur, berarti saya masih berhak menerima honor/tunjan-

gan itu,” tegasnya.Aka menambahkan, selanjutnya

Kades menyuruh, agar saya minta honor/tunjangan tersebut kepada ke-pada Ahmad Yani (Kaur baru). Jelas saya menolak, karena itu urusan Kades, tidak ada kaitannya permasalahan itu dengan Ahmad Yani.

Tiba tiba kades mengangkat kursih lalu berkata,” Apa mau mu, katanya sembil mengangkat kursi, kemudian melemparkan kursi itu, yang menge-nai muka korban. Merasa tidak senang

akhirnya korban melaporkan kejadian itu ke polres Musi Banyuasin.

Aka berharap pihak Kepolisian menindaklanjuti kasus itu secara adil, karena menurutnya sangat menyakit-kan honor/tunjangan tidak diberikan sementara dirinya dilempar dengan kursi.” Menyakitkan pak honor/tunjan-gan tidak diberikan, sementara saya dilempar dengan kursi,” keluhnya.

Ketika dikonfirmasi kepala Desa Su-karami Sabar Budi Utomo belum berha-sil ditemui. Irawan/S-10

i ”

DARI penulusuran wartawan Tab-loid Skor di lokasi tempat ditemukan-nya emas tersebut, untuk mencapai di lokasi ini butuh waktu 3-4 jam per-jalanan di musim kemarau. Namun, kata seorang warga, kalau musim hu-jan terkadang bisa sampai bermalam untuk bisa sampaik ke lokasi tersebut. Karena jalan yang dilewati rusak parah. Selain itu, harus melalalui tanjakan yang tinggi serta licin.

Salah seorang tokoh masyarakat Ke-camatan Aere yang juga mantan Kepala Desa Aere, H. Muh. Jufri yang dimintai keterangannya mengatakan, sebe-narnya ini sudah lama, bahkan sudah ada yang pernah mendulang mencapai puluhan gram.

Banyak isu yang beredar di luar, ujarnya, emas di sini kadarnya masih muda, hingga dibutuhkan beberapa tahun lagi untuk bisa diambil. Namun kenyataannya di lokasi, terbukti emas-

nya sudah sama kadar emas yang ada di Bombana.

Menurutnya, ada investor dari Cina yang pernah meninjau lokasi tambang emas tersebut, bahkan melakukan tes di lokasi ini. Hasilnya luar biasa, karena kadarnya tinggi. Merekapun tertarik un-tuk bisa mengelola, namun dari pihak masyarakat bersama pemerintah di sini belum bisa menerima. Karena ada be-berapa faktor yang harus kami pertim-bangkan, antara lain lahan yang terda-pat emasnya adalah lahan masyarakat yang pajaknya selalu dibayar tiap ta-hun. Kemudian faktor keamanan, jan-gan sampai seperti di Bombana terjadi kekacauan antar penambang.

Sementara itu Camat Aere, Sawal SIp serta tokoh masyarakat Desa Pekorea, Kamaruddin yang juga suami Kepala Desa Pekorea dalam diskusi bersama Skor menjelaskan, hal ini belum bisa kami expos terlalu jauh karena harus lebih dulu mendapat respon dari Pem-da Koltim.

ketika ditanya mengenai tanggapan pemda, dia menuturkan, responnya dari pemerintah sangat positip. Namun ada banyak faktor yang harus dipertim-bangkan oleh pemerintah, yang lebih utama kita perlu penelitian lebih rinci lagi dari Dinas Pertambangan dan Ling-kungan Hidup Koltim mengenai kadar emasnya. Dan wilayah-wilayah mana saja yang masuk kategori tambang emas. Jika selama ini santer diisukan tentang adanya emas, memang benar adanya dan bahkan sudah ada yang mendulang dan berhasil. Kami bersama

masyarakat yakin, karena kami sudah melihat faktanya.

Lebih lanjut dikatakannya, ada be-berapa investor yang tertarik untuk mengelola, karena menurut mereka dari hasil sampel yang diambil para in-vestor, kadarnya tinggi.

Menurut Camat Aere, kami bersyu-kur adanya tambang emas di sini, sebab ada beberapa manfaat yang bisa dira-sakan masyarakat. Antara lain, tingkat mobilisasi ekonomi warga tinggi, se-lain coklat, cengkeh dan kelapa sawit yang menjadi sumber mata pencahar-ian mereka. Ttentu akan lebih sejahtera lagi dengan adanya tambang emas.

Namun selaku camat, ujarnya, yang lebih penting adalah bagaimana emas di sini bisa dikelola dengan baik, PAD akan meningkat yang nantinya juga akan digunakan untuk membangun daerah, khususnya Kec. Aere dan um-umnya Kab. Koltim.

“Kita tidak ingin ada investor datang yang hanya mengambil keuntungan sendiri, sementara daerah kami tidak terbangun. Intinya adalah ke depannya nanti libatkan masyarakat di sini dalam pengelolaan tambang emas,” ungkap-nya.

Kita berharap dengan terungkap-nya misteri tambang emas ini, bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama dalam pemban-gunan daerah. Inilah kekayaan alam Kabupaten Koltim yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, demi terciptanya masyarakat Koltim yang se-jahtera. Irwandar/S-10

SKOR, Kolaka Timur-SultraSelama ini tidak

pernah terpikirkan oleh sebagian masyarakat di Sulawesi Tenggara,

di kabupaten Kolaka Timur tepatnya di desa Pekore Kecamatan Aere

tersimpan kekayaan alam yang sangat besar,

yaitu tambang emas. Luas tambang emas ini

diperkirakan ratusan Hektar yang terdapat di lahan masyarakat

sendiri.

Page 16: Tabloid skor edisi ke-25

16 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

da pemandangan menarik dalam pelantikan Anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar tersebut, yakni tampilnya beberapa wajah muda. Ke-beradaan mereka di dewan, selain

mendapat perhatian juga keraguan masyarakat banyak akan kemampuan mereka bekerja untuk rakyat.

Semula masyarakat meyakini putra Andi Ali-bal Masdar, mantan Bupati Polewali Mandar yang menahkodai Polman dua periode, yakni Andi Muh. Ian Rusali, dari daerah pemilihan (Dapil) satu, seba-gai anggota dewan termuda. Namun ternyata ada yang lebih mudah, yakni Rusnaedi dari Dapil dua, yang baru berumur 22 tahun.

Rusnaedi selaku anggota dewan termuda kela-hiran 21 April 1992 ini, merupakan putra petani pasangan Muhammad Nur dan Arfah masih ter-catat sebagai mahasiswa di jurusan Perbankan, Sekolah Tingggi Agama Islam (STAI) Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) Polman.

Masyarakat MeragukanBerdasarkan hasil investigasi di lapangan, ban-

yak masyarakat meragukan kinerja wakil-wakil rakyat termuda ini. Karena mereka tidak pernah terjun ke dunia politik, bahkan mungkin berorgan-isasipun tak pernah.

Bahkan salah satu anggota DPRD terpilih muda tersebut, ketika masih caleg kalau melakukan kampanye atau sosialisasi ke masyarakat yang tampil justru orangtuanya yang berdialog den-gan masyarakat. Menurut penuturan masyarakat, pernah sang pemuda itu keceplosan bicara sama masyarakat, “Saya ini menjadi Calon Legislatif (ca-leg), karena keinginan orangtua, bukan kemauan saya.”

Namun apa mau dikata, masyarakat akhirnya menyaksikan mereka dilantik sebagai Anggota

SKOR, Polewali Mandar-Sulbar Pelantikan empat puluh

lima Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Polewali Mandar

Periode 2014-2019 yang telah diambil sumpahnya dalam

Sidang Paripurna pada, Rabu (27/8/2014) lalu, di Aula

Gedung Baru DPRD Kabupaten Polewali Mandar, berjalan

lancar dan sukses.

DPRD. Hanya diharapkan partai yang mengusung mereka tidak boleh tinggal diam dan harus mem-beri bekal yang memadai kepada wakil rakyat muda ini, agar mereka mampu mengemban amanah rakyat. Karena jika ini tidak dilakukan, akan jadi bomerang dan preseden bagi partasi pengusung, jika anggotanya di DPRD tidak bisa berbuat apa-apa bagi masyarakat.

Di sela-sela acara pelantikan, wartawan Skor berhasil mewawancarai mantan Ketua DPRD Ab-dullah Tato. Dirinya menaruh harapan agar ang-gota DPRD terpilih betul-betul bekerja semaksimal mungkin, terutama fungsi pengawasan anggaran dan legislasi, khususnya di sektor pembangunan. “Jangan sampai ada uang negara yang tercecer. Selain itu, kinerja mereka harus jauh lebih baik dibanding anggota DPRD lalu,” tegasnya.

Lebih lanjut Abdullah Tato menuturkan, fungsi pengawasan anggaran periode tahun 2009-2014 berjalan dengan baik. “Bahkan ada beberapa SKPD yang nakal kami sudah giring ke Kejaksaan,” tam-bahnya.

kuti bintek. Hanya diakui sekwan, belum mengetahui di-

mana pelaksanaan bintek anggota DPRD terpilih tersebut. Namun wartawan Skor jauh-jauh hari su-dah mendapatkan bocoran informasi, kalau pem-bekalannya di Jakarta.

Mengenai rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Balanipa, Andi Muh. Rusali MP kepada Skor mengatakan, tidak bisa pastikan kalau peme-karan Balanipa akan segera terealisasi. “Namun itulah tugas kami sebagai anggota DPRD yang terpilih untuk berjuang sesegera mungkin, karena masyarakat sudah lama menunggu,” tambahnya.

Setelah disinggung tentang kabar burung dari anggota parlemen yang terpilih, agenda pal-ing utama untuk memperjuangkan dimekarkannya Balanipa dan apakah tahun 2015 mendatang pem-bentukan Karateker dapat terealisasi? Andi tidak bisa memastikan. “Insya Allah kami akan berupaya semaksimal mungkin,” katanya.

Di sisi lain, masyarakat juga menuntut janji Andi tentang niat baiknya yang disampaikan ketika kampanye lalu. “Jika saya terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar, maka seluruh gaji saya selama lima tahun akan disumbangkan ke masjid,” janjinya. Ariefuddin Haroen/S-10

Sementara hasil kegiatan Dewan masa jabatan 2009-2014, yang dibacakan oleh Sekwan DPRD, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya telah menghasilkan, Keputusan DPRD sebanyak 49 macam, Keputusan Pimpinan sebanyak 41 macam, Peraturan Daerah Sebanyak 90 macam, Perda Inisi-atif 2 macam.

Setelah penyematan logo Anggota DPRD lang-sung dilakukan Serah Terima Pimpinan DPRD 2009-2014 kepada Pimpinan sementara DPRD Kabupaten Polewali Mandar 2014-2019 kepada Drs. Hamzah Haya.

Sekwan juga menambahkan, Anggota DPRD Ter-pilih lebih meningkatkan kinerja, dan dalam waktu dekat ini seluruh anggota DPRD yang baru dilan-tik segera mempersiapkan diri berangkat untuk pembekalan di Mamuju, Ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Setelah pembekalan anggota DPRD selang waktu beberapa hari berangkat lagi untuk mengi-

Page 17: Tabloid skor edisi ke-25

17 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

ari hasil penulusuran war-tawan Skor di hampir se-mua wilayah di Koltim,

yang terparah adalah ada di wilayah Uluimowewe, Kec. Ladongi dan Kec. Aere. Seperti di kec. Aere ketika Skor menelusuri perjalanan dari ibu kota Kecamatan Aere sampai ke ujung wilayah, terdapat beberapa jembatan yang rusak akibat banjir, jalan usaha tani menjadi parah dan ketika musim hujan air membanjiri kebun petani, yang dampaknya tanaman Kakao petani menjadi mati.

Begitu parahnya ketika musim hujan banjir menggenagi hampir se-luruh wilayah kecamatan Lambandia, Aere, Ladongi bahkan sampai ke Tir-wuta.

Camat Aere Sawal, S.ip ketika dikonfirmasi mengatakan, kami se-laku camat tak bisa berbuat banyak. Kami melarang masyarakat untuk merambah, sementara mereka butuh makan juga. Hasil dari rambahanya dijual ke pengusaha kayu. Begitupun dengan para pengusaha kayu, kami mau melarang, sementara mereka punya ijin yang di keluarkan Dinas Kehutanan Koltim. “Jadi saya selaku camat dan masyarakat di sini serbah

SKOR, Majene-Sulbar , jabupaten Majene dalam tiga bulan terakhir meneri-ma dua penghar-gaan berbeda

dari Pemerintah Pusat (Kementrian dan BUMN). Yang terbaru, Bupati Ma-jene Kalma Katta mendapatkan peng-hargaan Perumnas Award kategori Strategic Parnership dari salah satu

SKOR Kolaka Timur-Sultra Masyarakat Kabupaten Kolaka Timur sangat resah dengan ru-

saknya ekosistem yang ada di Koltim akibat banyaknya hutan yang dirambah, baik oleh masyarakat maupun oleh para pengusaha kayu. Siapa yang sangka di era tahun 80-an daerah ini sangat sejuk serta hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah ruah, namun kini menjadi gersang dan terkikis erosi, akibat tidak adanya lagi pepohonan kayu untuk menahan arus air. Belum lagi di musim kemarau sawah menjadi kering serta lahan Kakao rakyat menjadi kurang produksi, bahkan tidak produksi akibat kekeringan.

salah. Lihat saja, kondisi wlayah kami yang semakin hari makin parah, teru-tama infrastruktur jalan rusak,” jelas-nya.

Salah seorang tokoh masyarakat yang tidak ingin disebut identitas di-rinya mengatakan, selama ini tidak ada sosialisasi mengenai perundang-undangan, tentang perijinan di masyarakat dari dinas terkait. Har-usnya Pemda Koltim memberikan sosialisasi agar kerusakan hutan ini tidak tambah parah.

“Kami pernah menanyakan di di-nas terkait mengenai ijin pengusaha kayu ini apakah sudah ada amdalnya dari Linkungan Hidup atau tidak. Na-mun tidak ada respon. Jika begini, mau jadi apa daerah koltim. Pengu-saha semakin kaya mengambil ha-sil alam, namun masyarakat Koltim dirugikan,” tambahnya.

Begitu banyak perambahan yang terjadi selama ini, katanya, sekalipun mereka ditangkap oleh petugas kehu-tanan, namun tidak lama dilepas lagi. Tentu masyarakat dalam melakukan perambahan dengan alasan membu-ka lahan untuk pertanian mendapat ijin dari Kepala Desa.

Para pengusaha kayu yang sudah

mendapat ijin dari Dinas Kehutanan selalu mengaku, kami melakukan tebang pilih. Namun kenyataanya mereka melakukan tebang habis. Ter-bukti hampir seluruh hutan yang ada di Koltim menjadi habis dipangkas oleh para raja rimba yang nota bene-nya mendapat ijin dari Dinas Kehu-tanan Koltim. Ketika Wartawan Skor meminta konfirmasi di Dinas Pertam-bangan dan Lingkungan Hidup mela-lui Kabid Lingkungan hidupya, belum bisa memberikan penjelasan dengan alasan harus melalui persetujuan Kepala Dinas, karena sedang berada di Jakarta untuk urusan dinas.

Namun dirinya berjanji, setelah mendapat ijin dari Kadis akan mem-berikan semua data-data yang me-nyangkut perijinan yang harus mela-lui amdal serta beberapa data tentang wilayah-wilayah yang mengalami

kerusakan akibat pengrusakan hutan. Kami warga masyarakat berharap

pemerintah, khususnya Pjs Bupati Koltim untuk segera menindak tegas para perambah serta para pengusaha kayu yang tidak mempunyai ijin, dan menindak tegas para aparat terkait yang mengeluarkan ijin pengolalaan kayu tanpa melalui Amdal dari Ling-kungan Hidup.

Hal ini agar menjadi perhatian dari pemerintah pusat untuk segera memberikan solusi, agar kabupaten pemekaran di Koltim tidak lagi men-jadi tempat perahan dari para kon-glomerat kayu, yang selama ini meru-sak ekosistem yang ada. Selain itu, para aktivis lingkungan hidup tidak tinggal diam melihat kerusakan ling-kungan hidup di daerah ini, katanya penuh harap.

Irwandar/S-10

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perumahan dan pemukiman, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas), Minggu, 20 Juli lalu, di Jakarta.

Prestasi tersebut sangat mem-banggakan, sebab dari 414 Kabupat-en dan 92 Kota, hanya ada enam Ka-bupaten dan 12 Kota yang menyabet

penghargaan tersebut. Selain itu, Ka-lma Katta juga menjadi satu-satunya Bupati di Provinsi Sulbar yang men-erima penghargaan tersebut.

Penghargaan Strategic Parnership diserahkan kepada Bupati dan Wa-likota yang dianggap berhasil dalam melaksanakan pembangunan peru-mahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di daerah masing-masing.

Kalma Katta berharap, agar kerja sama dengan Perum Perumnas da-lam membangun tempat tinggal bagi para pegawai negeri di Majene dapat terus terjalin dan lebih ditingkatkan. Bupati juga mengakui, penghargaan tersebut tidak lepas dari dukungan seluruh steakholder yang ada di Ma-jene. ”Saya berharap agar para PNS yang akan menikmati perumahan tersebut juga harus menunjukkan ki-nerjanya yang libih baik khususnya dalam melayani Masyarakat,“ jelas-

nya usai menerima Award.Sementara pada bulan Mei lalu,

Majene juga berhasil meraih piagam Adupura untuk kategori Kota besar dan kecil dari Kementerian Lingkun-gan Hidup (KLH). Dari 28 Kabupaten/Kota, Majene berada di posisi ke-6. Penghargaan tersebut diberikan kar-ena dianggap mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kawasan perkotaan.

Untuk itu, melalui penghargaan tersebut BUpati Kalma Katta ber-harap, agar warga terus mening-katkan kesadaran menjaga kebersi-han dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. “Peran serta Masyarakat untuk menjaga kebersi-han lingkungan dapat ditunjukkan, minimal dengan menjaga lingkungan di sekitar rumah masing-masing,” pungkasnya.

Korwil Skor Sulbar/S-10

Page 18: Tabloid skor edisi ke-25

18 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SKOR, Kolaka Timur-SultraSKORSS , Keberhasilan Kepala Desa memimpin daerahnya tentu-nya tidak lepas dari peran para

isterinya. Paling tidak sang isteri juga turut berperan dalam melakukan sosial-isasi program-program PKK di desanya. Rupanya kemampuan para isteri Kades menyampaikan sosialisasi dengan berp-idato mendapat perhatian Ketua Tim Penggerak PKK Kec. Dangia, Kecamatan Danengea Kabupaten Kolaka Timur.

Hal itu ditandai dengan pada Perin-gatan Kemerdekaan RI yang Ke-69 Ta-hun 2014 pemerintah Kecamatan Dan-gia di Kecamatan Danengea Kabupaten Kolaka Timur, beberapa waktu lalu, Ket-ua Tim Pengerak PKK Kec. Dangia men-gadakan kegiatan Lomba Pidato antar istri para kepala desa. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Camat Dangia, Marsalim,S.Pd. M.Pd

Kegiatan tersebut mendapat perha-tian masyarakat Kec.Dangia yang sangat antusias menyaksikan langsung pidato yang dibawakan para ibu-ibu Ketua Tim Pengerak PKK Desa dengan tema “Peran PKK dalam Pembangunan”.

Hal yang paling menarik dalam per-lombaan tersebut, para isri-istri Kepala Desa ini harus mempersiapka secara matang mulai dari penampilan, gaya ba-

SKOR, SulselPEMBANGUNAN Smelter Nikel di

Bantaeng Industiral Park (BIP) mengala-mi hambatan, karena PT. Titan Mineral Utama melalui PT. Pusaka Jaya Luhur Abadi (PT.Puja)sebagai kontraktornya

SKOR, Sulsel,emberian tunjangan gaji 13 PNS di Pemda Bantaeng bulan Juli lalu, menyisakan masalah.

Karena daftar gaji yang dipakai adalah daftar gaji lama, yang seharusnya me-makai daftar gaji tahun 2014, yang merujuk ke PP No 34 tahun 2014 besa-ran sampai 6%.

PNS di lingkup Pemda Bantaeng juga bertanya-tanya, kenapa gaji tahun lalu yang dipakai? Sedangkan kita harusnya penerima tunjangan gaji 13 memakai daftar gaji pokok tahun 2014.

Saat ditemui Kepala DPPKAD (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Abd. Wahab SE MSi men-gungkapkan, kami melakukan pemba-yaran sesuai dengan pembayaran gaji bulan Juni yang masih menggunakan

SKOR SulselSKOR S l lstandar gaji pokok lama, karena pada bulan Juni rapelan gaji belum dibayar-kan. “Makanya kami membayarkan gaji 13 dengan standar gaji pokok lama,” katanya.

Berbeda dengan KPPN Bantaeng yang memakai standar gaji yang ter-baru, saat ditemui Tabloid Skor, Ka-bag Umum KPPN Bantaeng Mariana mengungkapkan, pembayaran gaji 13 di lingkup kami membayarkan gaji 13 dengan standar gaji yang terbaru dengan mendahulukan pembayaran rapelan gaji. Setelah itu, kami memba-yarkan gaji ke-13, imbuhnya.

“Kalau ada satker yang membayar gaji 13 dengan standar gaji pokok lama, seharusnya mereka melakukan pen-gusulan kekurangan gaji,” tambahnya.

Jika merujuk Peraturan Menteri Keuangan No 144/PMK.05/2014 ten-tang Juknis Pemberian Tunjangan 13 kepada PNS Pasal 3, besarnya gaji/pen-siun/tunjangan ketiga belas adalah be-sar penghasilan sebulan yang diterima pada bulan Juni 2014, harusnya yang dipakai adalah daftar gaji 2014 yang sudah dinaikkan menjadi 6%, yang ilus-trasinya golongan III A masa kerja em-pat tahun yang dibayarkan DKAAP gaji pokok Rp.2.326.300, yang seharusnya jika memakai daftar gaji tahun 2014 maka pembayarannya Rp.2.465.900. Berarti ada kekurangan yang tidak dibayarkan untuk satu orang PNS se-banyak Rp.139.600 dikalikan sekian banyak PNS di lingkup Pemda Bantaeng. Sudirman/S-10

hasa, busana yang digunakan menjadi sorotan para warga yang menyaksikan. Ketua tim juri, Marzuki Kepala Sekolah SMK Dangia dibantu guru lain.

Ketua Tim Pengerak PKK Kec.Dangia, Ira Sriwahyuni Spd yang di wawanca-rai Tabloid Skor mengatakan, berbagai kegiatan lomba antar Tim Pengerak PKK Desa se-Kec.Dangia diharapkan dapat membangkitkan kreatifitas ibu-ibu sebagai bagian dari upaya pember-dayaan perempuan dalam membangun keluarga serta membangun bangsa dan negara.

Lomba pidato ini, ungkapnya, baru kali ini dilaksanakan, khususnya di Kab.Koltim, itupun inisiatif dari kami karna ini adalah moment yang sangat penting untuk meningkatkan kreatifitas para ibu-ibu, selain lomba pidato yang di laksanakan pada malam harinya, pada siang harinya di adakan lomba masa-kan tradisional antar Tim Pengerak PKK se-Ke.Dangia. Kalau selama ini, lomba masak itu secara umum, namun kami melakukan secara khusus, yaitu masa-kan tradisional masing-masing desa.

Hasil perlombaan pidato menem-patkan Ketua tim Pengerak PKK Desa Dangia, Hj. Kartini Spd sebagai juara 1, disusul ibu Ephi Forsi, istri Kepala Desa

Lalokateba juara 2, dan ibu Istinganah, isteri Kepala Desa Gunung Jaya sebagai juara 3.

Sedang lomba masakan tradisional menempatkan Tim Pengerak PKK Desa Dangia juara 1, Tim Pengerak PKK Desa Mekar Jaya juara 2, Tim Pengerak PKK Desa Lembah Subur juara 3, serta hara-pan satu diraih Tim Pengerak PKK Desa Gunung Jaya, disusul Desa Lamosila ser-ta Desa Tetembuta.

Masyarakat mengharapkan agar se-tiap tahunnya perlombaan semacam ini terus dilakukan. “Karena selama ini perlombaan pidato dan masakan tradis-

ional jarang dilombakan di even-even tertentu. Bahkan bisa dibilang tidak pernah dilakukan di kecamatan lainya,” kata salah seorang warga.

Camat Dangia Marsalim kepada Skor mengatakan, yang terpenting bagi kami selaku pemerintah adalah kekompakan serta kerjasama yang baik antar aparat kecamatan dan desa serta masyarakat yang selama ini terbangun sejak saya menjadi camat, akan tetap dijaga dan dibina agar ke depannya pembangunan di Kec. Dangia bisa lebih berkembang dari tahun-tahun sebelumnya.

Irwandar/S-10

belum melakukan pembayaran kepada sub kontraktor. Bahkan masyarakat di areal pembangunan Smelter menutup akses masuk ke dalam areal pembangu-nan pabrik.

Ditemui di tempatnya, H. Sila se-bagai Sub kontraktor mengatakan, ketidakpuasan terhadap PT. Titan Min-eral Utama karena mulai bulan Desem-ber 2013 kami belum dibayarkan sedan-gkan kami sudah melakukan pekerjaan cut dan fill di areal pabrik, total tagihan sekitar Rp 13 miliar.

PT. Titan Mineral Utama itu bukan investor, tapi broker atau mediator, katanya punya uang Rp 23 triliun, ke-napa kami minta hak kami hanya Rp 13 miliar belum dibayar. Bahkan dia telah

membohongi Nurdin Abdullah selaku Bupati Bantaeng, karena sudah melaku-kan MOU dan kami akan tetap menu-tup akses masuk ke pabrik, sampai hak kami dibayarkan. “Ketika kami meminta Bupati Bantaeng untuk mediasi pemba-yaran tagihan pekerjaan kami, hasilnya belum ada sampai sekarang,” tegasnya.

Beberapa sub kontraktor sudah melakukan negosiasi pembayaran den-gan pihak PT. Titan melalui PT Puja yang berkantor di Komp. Perkantoran Grogol Permai Jakarta ini, pada Kamis, 09 Mei 2014 disepakati tagihan bulan Desem-ber s/d Februari dibayarkan pada tang-gal 16-30 Mei 2014 dan tagihan bulan Maret s/d April akan dibayarkan bulan Juni 2014. Namun hingga kini belum

ada pembayaran dan PT. Puja memberi-kan cek bilyed giro melalui bank BCA syariah, ternyata berupa cek kosong.

Ditemui di kantor Disperindag dan Energi Kab. Banteng, Ifa Rafida yang membidangi Smelter mengatakan, kalau PT. Titan Mineral Utama masih terikat MOU dengan PEMDA Kab. Bantaeng dan gonjang-ganjing masalah tidak adanya pembayaran, itu bukan domain kami dan hubungan kami dengan PT. Titan masih baik, imbuhnya.

Bahkan Ifa Rafida menampik, ang-gapan kalau kelima investor di smelter tersebut hanya broker atau mediator yang hanya akan menjoint operation-kan ke pihak lain.

Sudirman/S-10

Page 19: Tabloid skor edisi ke-25

19 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

SKOR, JakartaSKOR, JakJJJJJJJJJJnspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono, res-mi bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya, meng-gantikan Irjen Pol Dwi Priyatno. Dalam upaya mengamankan Ibu Kota, Unggung memfokus-kan jajarannya untuk memberantas 3 jenis

kriminalitas yakni narkotika, kejahatan jalanan dan perju-dian.

"Hal-hal yang tentu kita antisipasi yang tinggi disini yang pertama adalah yang berkaitan dengan narkotika, terus yang kedua adalah yang berkaitan dengan masalah kejahatan jalanan, dan yang ketiga yaitu masalah judi," ujar Unggung kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/9/2014).

Unggung mengungkapkan, dirinya menitikberatkan pemberantasan 3 jenis kriminalitas tersebut karena diang-gap menduduki rekor angka kejahatan yang tinggi.

Selain kriminalitas, mantan Kapolda Jawa Timur ini juga akan berupaya mengatasi masalah kemacetan Jakarta yang sudah kronis. Guna mengatasi masalah kemacetan ini, Ung-gung akan berkerjasama dengan instansi terkait dan Pemda DKI.

"Yang menjadi atensi tapi tidak bisa polisi menyelesaikan sendiri, masalah apa, kemacetan. Nanti kita akan lakukan kooordinasi dengan jajaran yang lain untuk atasi masalah kemacetan, jadi ini yang menjadi atensi," imbuhnya.

Sebagai polisi yang berpengalaman di Brimob, Unggung mengatakan pihaknya tetap akan mengedepankan upaya persuasif dan simpatik dalam pelanggaran lalulintas.

"Pendekatan saya tetap persuasif dan simpa-tik kepada masyarakat, walaupun saya ini dari Brimob, saya tidak senang dengan kekerasan. Saya lebih senang pendekatan yang humanis. Di Jawa Timur juga demikian, saya lebih senang pendekatan yang persuasif dan simpatik," jelasnya.

Unggung merupakan alumni Akademi Kepolisian tahun 1985. Sebelum menjadi orang nomor satu di Jawa Timur, Unggung pernah dipercaya sebagai Kepala Korps Brimob Polri pada 2012.

Pria kelahiran 9 April 1961 itu mengawali kiprahnya sebagai perwira pertama Polri di Kesatuan Brimob. Tahun 1985 Unggung ditunjuk menjadi Wadantonki 5111 Brimob Malang.

Pangkat Jenderal diperolehnya pada 2010 setelah menjabat Wakapolda Papua. Sebelumnya dia menjabat Karo Ops Polda Metro Jaya, Kapolwil Bogor, Kasat Brimob Polda Jabar, dan pernah bertugas di wilayah Polda Jawa Timur sebagai Kapolres Malang dan Kapolres Sidoarjo.

Namun, Unggung paling lama mengha-biskan kariernya di Brimob. Jenderal Bintang Dua kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Se-latan itu juga pernah menjadi Kapolda Kali-mantan Barat. Dtkn/kmp/S-10

TERKAIT dengan kenyataan ini-lah, maka sangat dibutuhkan sin-ergitas antara TNI dan Polri dalam upaya bersama-sama menangani permasalahan Kamtibmas yang kian merebak di negara ini.

Salah satu contoh baik dalam jalinan kerjasama antara jajaran TNI dan Polri di daerah, dapat di-jumpai di Kabupaten Maluku Teng-gara Barat (MTB). Kapolres MTB, AKBP Abner Richard Tatuh dan Dandim 1507 Saumlaki, Letkol Inf Muzmulyadi senantiasa melaku-kan koordinasi untuk menugas-kan anggotanya masing-masing dalam melaksanakan tugas op-erasi gabungan atau bersama di kawasan Kabupaten MTB.

Ditandai adanya kegiatan rutin pada pelaksanaan tugas bersama pada daerah Maluku Tenggara Ba-rat, Saumlaki yang kini sudah san-gat berjalan baik dan terpimpin sesuai dengan mekanisme.

Kondisi keamanan yang lebih baik tersebut bisa terjadi akibat Kapolres MTB, AKBP AR Tatuh dan Dandim 1507 Saumlaki, Letkol Inf Muzmulyadi selalu memupuk per-

TERKAIT dengan kenyataan iniTTERKAIT d k t i iT satuan maupun kesatuan yang utuh dalam setiap pelaksanaan tugas di masing-masing kesatuan atau anggotanya di lapangan.

Dari sejumlah operasi rahasia yang dilaksanakan bersama antara aparat Polres MTB dan Kodim 1507 Saumlaki berhasil menangani dan menyita antara lain: 1) Alat Tajam; 2) Narkoba; 3. SIM dan STNK kend-araan roda 2 dan roda 4; 4) Pencar-ian orang yang berkasus; 5) Miras.

Terciptanya kondisi keaman-an yang baik tersebut, pada dasarnya selalu menjadi dambaan masyarakat di MTB dalam mena-paki kehidupannya, guna mencari nafkah bagi hidup menunjang masa depan keluarganya dalam bentuk apa saja, yang penting ha-lal.

Kondisi aman dan nyaman di MTB/Saumalaki ini, mendapat acungan dua jari jempol dari selu-ruh masyarakat, atas keberhasilan pelaksanaan tugas yang mulia ini kepada Kapolres MTB, AKBP Abner Richard Tatuh dan Dandim 1507 Saumlaki, Letkol Inf Muzmulyadi.

045/S-10

SKOR, Saumlaki-MTBPerkembangan sosial, budaya, ekonomi dan poli-

tik yang sangat pesat serta berbagai dampak dari era globalisasi pada masyarakat menimbulkan berbagai permasalahan Kamtibmas yang semakin kompleks dan meluas, yang mana hal ini sangat mungkin terjadi kapan saja dan dimana saja.

Page 20: Tabloid skor edisi ke-25

20 www.skornews.comEdisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

alah satu pihak yang mestinya ikut bertang-gung jawab adalah Kepala Dinas (Kadis) Ko-perasi UMKM Provinsi

DKI Jakarta sebagai kepala SKPD Pem-bina UPK PPUMKMP.

Sebagaimana diberitakan SKOR pada edisi sebelumnya, terdapat penggunaan dana operasional sebesar Rp. 16 miliar lebih pada masa transisi perubahan status kelembagaan dari Badan Pengelola Lingkungan Industri

Dugaan adanya penyelewengan dana operasional pada masa transisi perubahan

status kelembagaan dari BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung menjadi salah satu unit pelaksana teknis pada Dinas Ko-perasi, UMKM, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, harus dipertanggungjawabkan oleh pihak terkait.

Pengembangan UMKM dan Pemuki-man (UPK PPUMKMP) Pulogadung,

Atas penggunaan dana opera-sional itu, tidak didukung bukti per-tanggungjawaban sesuai standar pengelolaan keuangan yang berlaku, sehingga kuat dugaan adanya praktik korupsi penyelewengan uang negara.

Realisasi dana operasional itu mer-upakan akumulasi dana operasional yang digunakan pada kurun waktu tahun anggaran 2010-2012 yang di-duga masih dilakukan oleh manaje-men lama warisan BP LIP.

Kuat dugaan timbulnya masalah pada masa peralihan status kelem-bagaan dari BP LIP menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung pada tahun 2009 itu karena perubahan status kelembagaan tidak disertai dengan pergantian pejabat dan pegawai eks BP LIP Pulogadung.

Perubahan status kelembagaan BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUM-KMP Pulogadung sendiri berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Ja-karta Nomor 91 Tahun 2009 tertang-

gal 3 Juni 2009 tentang Pemben-tukan Organisasi dan Tata Kerja UPK PPUMKMP Pulogadung.

Berdasarkan Pergub tersebut, UPK PPUMKMP Pulogadung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kopera-

si, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP) yang mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan kawasan pusat pengembangan UMKM serta

pemukiman Pulogadung. UPK PPUMKMP Pulogadung men-

erapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD secara penuh berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Ja-karta Nomor 959/2009 tanggal 11 Juni 2009 tentang Penerapan PPK BLUD pada UPK PPUMKMP Pulogadung.

Sementara pengangkatan peja-bat UPK PPUMKMP baru dilakukan di tahun 2011 berdasarkan Keputu-san Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 170/2011 tanggal 8 Februari 2011 tentang pengangkatan pejabat baru sebagai Kepala UPK PPUMKMP Pulogadung.

Namun Keputusan Gubernur terse-but, lagi lagi menimbulkan masalah karena tidak diikuti dengan pember-hentian pejabat eks BP LIP sehingga terjadi dualisme kepemimpinan.

Atas masalah dualisme kepepimpi-nan itu, kemudian terbit Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 40 Tahun 2011 tanggal 6 April 2011 tentang Pelaksanaan Masa Transisi peralihan BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung menetap-kan penyelesaian status kepegawa-ian, keuangan, aset dan dokumen ser-ta ikatan hukum dan permasalahan hukum dengan pihak ketiga, paling

lambat tanggal 31 Agustus 2011. Operasional UPK PPUMKMP Pu-

logadung masih dilakukan oleh peja-bat dan pegawai eks BP LIP, termasuk pengelolaan keuangan, sampai den-gan dilakukan serah terima pengelo-laan dari Eks Kepala BP LIP Puloga-dung kepada Kepala Dinas KUMKMP tanggal 20 April 2012.

Terkait hal itu, Skor telah men-girim surat permintaan klarifikasi ke-pada dinas koperasi UMKM Provinsi DKI Jakarta, namun hingga berita ini ditulis,skor belum menerima konfir-mas dari pihak dinas koperasi UMKM Provinsi DKI Jakarta.

Kepala dinas koperasi UMKM Provinsi DKI Jakarta, merupakan salah satu pihak yang bertangung jawab terkait dugaan penyelewengan dana operasional itu sebagai kepala SKPD Pembina UPK PPUMKMP. Skor-02

men lamKuat

pada mabagaanPPUMKM2009 itukelembagpergantiBP LIP Pu

PerubLIP PulogKMP PuloPeraturakarta No

gal tukUPK

B

s(KUM

melaksanpusat p

dan Pemukiman (BP LIP) Puloga-

dung menjadi Unit Pengelo-la Kawasan P u s a t

Page 21: Tabloid skor edisi ke-25

www.skornews.comwwww21Edisi ke-23/Tahun III/20 Juli - 15 Agust 2014

Page 22: Tabloid skor edisi ke-25

22 www.skornews.com

Nama : ..................................................................Alamat Pengiriman : ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Telepon : ..................................................................................Email : ..................................................................................

Saya berminat untuk berlangganan

Untuk berlangganan atau memesan Tabloid SKOR dapat meng hubungi kami di :

Kantor RedaksiJalan SMA 14, No. 16 Cawang, Jakarta Timur 13630Phone : 021 - 2409 - 5520 Phone/sms : 0853-1116-6156Pin : 75a131acEmail : [email protected]

Segala bentuk pembayaran atau dana kepada Redaksi SKOR dapat di transfer ke nomor rekening Bank dibawah ini :

Bank BRI Rek No. 6769.01006897.536A/n Sri Winingsih (Bendahara)

Ket :* harga tersebut untuk 6 edisi @1 Eksemplar* harga sudah termasuk ongkos kirim* Bukti Pembayaran/Transfer kirim via Email atau sms (Nama) spasi (jumlah) Spasi (Alamat)

HARGA LANGGANAN :- Jakarta Rp. 150.000,-/6 Edisi- Bodetabek Rp. 200.000,-/6 Edisi- Jawa-Madura-Bali-Lampung Rp. 300.000,-/6 Edisi- Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi Rp. 350.000,-/6 Edisi- Maluku, NTB-NTT, dan Papua Rp. 450.000,-/6 Edisi

Edisi ke-25/Tahun III/10 Sept-10 Okt 2014

Page 23: Tabloid skor edisi ke-25
Page 24: Tabloid skor edisi ke-25