Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

32
100 FAKTA TENTANG PERS MAHASISWA SUARA USU HALAMAN PERSEMBAHAN Rp 3000 ISSN 1410-7384 SUARAUSU.CO EDISI 100 XIX/NOVEMBER 2014 INI USU, KAWAN! POMUT

description

Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100. Terbit 18 November 2014. Pers Mahasiswa SUARA USU.

Transcript of Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Page 1: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

100 FAKTA TENTANGPERS MAHASISWA SUARA USU

HALAMAN PERSEMBAHAN

Rp 3000ISSN 1410-7384SUARAUSU.CO

EDISI 100

XIX/NOVEMBER 2014

INI USU, KAWAN!POMUT

Page 2: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

vv

suara pembacasuara sumbang

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 20142 suara kitalepas suara redaksi

PRACETAKEDISI

KHUSUS

Suasana pracetak Tabloid SUARA USU Edisi Khusus 100, Senin (17/11) dini hari. Hal ini dilakukan oleh Dewan Redaksi SUARA USU untuk mengecek kembali konten yang ada di setiap tabloid sehari sebelum terbit.

AULIA ADAM | SUARA USU

Redaksi

Ia memimpin USU sejak 2009 silam. Tapi, hitungan bulan lagi, Prof Syahril Pasaribu akan menanggalkan gelar rektornya. Bukan karena apa-apa, tapi memang masa baktinya untuk

mengabdi akan segera habis. Melihat kapan ia dilantik, harusnya Maret tahun depan su-dah selesai. Tapi kalau ditengok Statuta USU termutakhir, harusnya 10 Februari nanti saat usianya genap 65 tahun, Prof Syahril akan diberhentikan terhormat sebagai Rek-tor USU.

Intinya, USU akan dipindahtangankan kepada pemimpin yang baru.

USU seperti apa yang selama ini dirawat Prof Syahril dan akan diserahkan pada rek-tor berikutnya? Mari kita bahas.

Program kerja Rektor Syahril yang pa-ling terkenal adalah USU ASRI. Program ini menyumbang banyak hal: tiap fakultas disumbang satu gedung baru, drainase di-perbaiki supaya USU tak banjir lagi, kanopi dibangun di beberapa titik, supaya pejalan kaki tak kepanasan. Bahkan USU ASRI me-nyumbang beberapa hal baru yang belum pernah ada di USU: bus kampus yang dibi-lang Prof Syahril sebagai, “program favorit mahasiswa”. Dengan bus, waktu dan jarak mahasiswa menuju kampusnya memang terpangkas hemat.

Tak ada yang salah memang dengan kehadiran program USU ASRI ini. Hasilnya terpampang nyata, bisa dinikmati bersama.

Tapi di balik pembangunan yang dilaku-kan USU ASRI, ada cerita miris dari akredi-tasi USU. Oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi masih dicap B. Belum meningkat. Padahal ia sudah memohon un-tuk dinaikkan statusnya menjadi Perguru-an Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH). Karena hanya beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang baru berstatus itu, tentu hal ini jadi prestise sendiri bagi USU. Tapi, kalau tak bisa kejar akreditasi A, USU akan dikelu-arkan dari status tersebut.

Untuk bisa sampai ke sana tampaknya bakal jadi pekerjaan paling berat. Sebab, penelitian, sebagai salah satu darma pergu-ruan tinggi, masih sedikit sekali di USU ini. Kepemimpinan Rektor Syahril tak banyak memproduksi dosen-dosen ataupun maha-siswa-mahasiswa yang kreatif meneliti.

Di masa Rektor Syahril pula USU masih belum bisa membuktikan diri transparan dalam keuangan. Dari aksi hingga audiensi sudah dilakukan mahasiswa untuk lihat do-kumen publik ini. Tapi rektor dan jajaran-nya punya ragam alasan untuk menolak. Padahal jelas, dokumen publik harus di-publikasi.

Program kerja turunan dari Rektor Chairuddin Panusunan Lubis, seperti pe-ngelolaan Rumah Sakit USU belum juga berbuah peresmian. Kegiatan medis belum berjalan selain di Poliklinik USU. Faktor belum resminya saja simpang siur. Bahkan program pembangunan Kampus II USU di Kwala Bekala diberhentikan.

Hal-hal di ataslah yang akan diting-galkan Rektor Syahril kepada penerusnya. Lebih banyak plus atau minusnya?

Baru lepas dua minggu kami sajikan Tabloid Ma-hasiswa SUARA USU Edisi 99 ke hadapan Anda. Kini

kami kembali menghadirkan Ta-bloid Mahasiswa SUARA USU Edisi 100. Edisi khusus yang mengge-napkan seratus edisi SUARA USU dan menjadi tabloid penutup ta-hun ini. Edisi ini kami hadirkan secara khusus dengan menambah jumlah halaman dan konten. Ber-siaplah dengan rubrik-rubrik is-timewa ini.

SUARA USU edisi spesial kami hadirkan secara kesatuan dengan tema besar USU. Pun pengemasan yang berbeda dengan biasanya. Menggabungkan isu dalam 99 ta-bloid yang pernah terbit.

Akan ada lima main story dalam Laporan Utama kali ini, dibung-kus dalam satu isu: warisan Rek-tor Prof Syahril Pasaribu. Dibuka dengan perjalanan Pemerintahan Mahasiswa (Pema) USU dari masa ke masa hingga pema sekarang di bawah kepemimpinan Brillian

Amial Rasyid. Dilanjutkan dengan Rumah Sakit (RS) USU yang tak kun-jung diresmikan hingga kini.

Tak lupa permasalahan kecil yang sering luput namun memba-wa dampak besar kami hadirkan secara eksklusif: liputan mengenai penggunaan dan sistem perawatan toilet di USU. Serta ribetnya ak-ses untuk dapat melihat Laporan Keuangan USU yang misterius itu.

Jumlah lima Laporan Utama ini saja sudah tak biasa! Jadi jangan sampai terlewat untuk dilahap!

Simak juga enam berita sepu-tar USU mulai dari kabar terbaru Tim Horas yang kesulitan dana, keamanan USU, Perpustakaan USU yang punya ‘catatan’ sendiri, pin-dahnya Politeknik Negeri Medan dari area USU, audit internal Lapo-ran Keuangan USU, hingga kabar pemilihan rektor baru nanti. Simak di Ragam.

Sementara dalam Potret Bu-daya, inaugurasi kita angkat seba-gai salah satu budaya di USU yang eksistensinya jadi kontroversi. Akan kami kupas di halaman 28.

Simak kisahnya. Podjok Sumut

Rebutan Ruang KelasJurusan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pe-ngetahuan Alam (FMIPA) yang banyak enggak sebanding dengan ruang kelas yang ada. Jadi-nya sering rebutan ruang kelas antarjurusan. Apalagi kalau masuk tahun ajaran baru, jadwal penggunaan ruang kelas sering bentrok dengan jurusan lain. Melani MarbunFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 2013

Buang Sampah SembaranganDi USU banyak tumpukan sampah, salah satunya di dekat selokan Fakultas Kedokteran (FK). Pun enggak satu dua mahasiwa yang turut buang sam-pah di sana. Harusnya masyarakat USU sama-sama menjaga kebersihan. Evelin Silvana Carolina SinagaFakultasIlmu Komputer dan Teknologi Informasi 2012

Rencana mahasiswa aksi tolak BBM batal sejak kamis. Maju... mundur... maju... mundur... aksi... aksi...

Jelang kenaikan harga BBM.Kalau naik, naik harga, kalau turun, habis duit negara. Sakitnya tuh di sini.

Plus-Minus Warisan Rektor Syahril

Salam Jurnalistik! hadir dengan ragam cerita tempat-tempat di USU. Mulai Taman Biro Rektor hingga Warung Netral USU akan dibahas tuntas di sini.

Tak lupa, kami haturkan Halaman Persembahan sebagai persembahan SUARA USU kepada pembaca setia. Seratus fakta ten-tang SUARA USU!

Terakhir, ada Ketua Tim Pelak-sana USU ASRI, Defin Defriza Haris-dani sebagai Profil. Penggunaan setiap kesempatan menjadikannya sosok yang sekarang. Menjadi Ke-tua Tim Pelaksana USU ASRI juga bermodal pemanfaatan kesempa-tan. Semoga menginspirasi!

Sekian kata pengantar dari Redaksi SUARA USU. Terima kasih sudah menjadi pembaca setia SU-ARA USU hingga edisi yang spesial ini, Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100.

Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat dan membawa perubahan bagi diri sendiri maupun Kampus USU. Akhir kata, selamat membaca dan sampai bertemu tahun depan! (Redaksi)

RalatCaption foto pada rubrik suara redaksi seha-rusnya Prof Irmawati bukan Prof Irmawaty.

AULIA ADAM | SUARA USU

Page 3: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

suara kita 2-3laporan utama 4-11riset 12dialog 13ragam 14-15

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 3suara kita

­

DESAIN SAMPUL: AUDIRA AININDYA

FOTO:WENTY TAMBUNAN

konten

Diterbitkan Oleh: Pers Mahasiswa SUARA USU

Pelindung: Rektor Universitas Sumatera Utara

Penasehat: Wakil Rektor III Universitas Sumatera Utara

Pemimpin Umum: Gio Ovanny PratamaSekretaris Umum:

Guster CP SihombingBendahara Umum: Mezbah SimanjuntakPemimpin Redaksi:

Aulia AdamSekretaris Redaksi:

Erista Marito Oktavia SiregarRedaktur Pelaksana:

Apriani NovitasariKoordinator Online:

Lazuardi PratamaRedaktur Cetak:

Ridho Nopriansyah, Sri Wahyuni Fatmawati PRedaktur Foto Cetak:

Wenty TambunanRedaktur Artistik:

Audira AinindyaRedaktur Online:

Rati HandayaniReporter:

Febri Rahmania, Tantry Ika Adriati, Arman Maulana

Fotografer: Yulien Lovenny Ester G

Desainer Grafis: Yanti Nuraya Situmorang, Anggun Dwi Nursitha

Ilustrator:Yulien Lovenny Ester G, Arman Maulana

Pemimpin Perusahaan: Ferdiansyah

Sekretaris Perusahaan: Maya Anggraini S

Manajer Iklan dan Promosi: Ika Putri Agustini Saragih

Desainer Grafis Perusahaan: Amelia RamadhaniStaf Perusahaan: Indra P NasutionKepala Litbang: Renti Rosmalis

Sekretaris Litbang:Fredick BE Ginting

Koordinator Pengembangan SDM: Shella Rafiqah Ully

Koordinator Kepustakaan: Mutia Aisa Rahmi

Koordinator Riset: Santi Herlina

Staf Pengembangan SDM:Amanda Hidayat

Staf Kepustakaan:Sofiah

Staf Ahli: Tikwan Raya Siregar, Liston Aqurat Damanik,

Shahnaz A Yusuf, Bania Cahya Dewi

ISSN: No. 1410-7384 Alamat Redaksi, Promosi dan Sirkulasi:

Jl. Universitas No 32B Kampus USU, Padang Bulan, Medan-Sumatera Utara 20155

E-mail: [email protected]

Situs: www.suarausu.co

Percetakan: PT Medan Media Grafika (Isi di luar tanggung jawab

percetakan) Tarif Iklan:

Rubrik Ragam (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Opini (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Potret Budaya (FC) Rp 1200/

mm kolom, Rubrik Dialog (BW) Rp 800/mm kolom, Rubrik Riset (FC) Rp 1200/mm kolom, Rubrik Momentum (BW) Rp

800/mm kolom, Halaman Iklan (BW) Rp 500/mm kolom, Rubrik Profil (FC) Rp 1500/mm kolom

Informasi Pemasangan Iklan dan Berlangganan, Hubungi:

085762303896, 085763407464Redaksi menerima tulisan berupa opini, puisi, dan cerpen.

Untuk opini dan cerpen, tulisan maksimal 5000-6000 karak-ter. Tulisan harus disertai foto dan identitas penulis berupa fotokopi KTM atau KTP. Tulisan yang telah masuk menjadi milik redaksi dan apabila dimuat akan mendapat imbalan.

Tulisan dapat dikirim ke email [email protected]

kata kitaKata Mereka Tentang Tabloid Suara USU

SUARA USU cukup eksis, karena sumber beritanya cukup informatif. Saya sendiri mengandalkan SUARA USU sebagai media cetak. Lebih sering saja terbitkan berita berupa media cetak. Pun, isi berita juga lebih divalidkan. Tetap tingkatkan profesionalitas dan tetap berpe-gang teguh. Jangan berhenti mengritisi rektorat dan lainnya. Sosial-isasi tetap dijalankan, agar banyak yang kenal.

Eka Gandara Putra — Fakultas Kedokteran Gigi 2010

TEKS DAn FoTo: AnGGUn DwI nURSITHA

Pers Mahasiswa SUARA USU kini genap berumur 19 tahun. SUARA USU adalah satu-satunya unit kegiatan mahasiswa (UKM) tingkat universitas yang berada langsung di bawah pengawasan rektorat bidang jurnalistik. Sudah 99 edisi tabloid yang dihadirkan, pemberitaannya konsisten membahas seputar kampus USU dan Kota Medan. Tak sedikit isu pemberitaan yang diangkat menjadikan pihak rektorat semakin sensitif. Namun, SUARA USU tetap mempertahankan

motonya Realitas Perspektif Mahasiswa. Simak tanggapan mahasiswa USU mengenai Pers Mahasiswa SUARA USU.

Sebagai pers mahasiswa, SUARA USU sudah bagus karena memberi ke-butuhan informasi pada mahasiswa. Informasinya menonjol, mulai hal kecil hingga besar. Detail lah! Setahu saya SUARA USU mengutamakan kualitas. Namun, desain, dan fotonya sering buram. Pun, untuk pendis-tribusiannya harusnya dibuat spot karena kalau cuma keliling saja ter-kadang susah untuk mau beli tabloidnya.

Nurul Ikhwan Siregar — Fakultas Teknik 2013

Anggis Tiyana Situngkir — Fakultas Hukum 2012

SUARA USU beritanya update dan hangat. Saya pikir Tabloid SUARA USU cukup murah, tetapi entah kenapa banyak mahasiswa yang enggan membelinya. Coba dipikirkan lagi bagaimana cara meningkatkan minat baca mahasiswa. Mungkin dari segi isi dan konten tabloid coba lebih ditingkatkan lagi.

Syafrizal — Fakultas Pertanian 2009

SUARA USU sangat berperan pada kemajuan pers di USU. Mahasiswa jadi tahu informasi apa yang sedang berkembang dari rektorat maupun mahasiswa. Rubriknya juga cukup menarik seperti Profil dan Podjok Sumut yang sesuai selera mahasiswa. Saya harap SUARA USU mandiri, mendanai dirinya sendiri, apalagi sudah cukup lama berdiri. Pun saat sedang meliput berita harus lebih kritis lagi.

Wyne Putradana — Fakultas Kedokteran 2011

Ibaratnya pers, SUARA USU bersifat independen. Rubriknya juga se-tara dengan koran-koran nasional. Beritanya update. Tapi, ditambah rubrik tentang kesehatan, karena belum ada. Rubrik yang saya suka ialah Laporan Utama. Juga rajin-rajin di-share di media sosial, biar jadi terkenal. Tetaplah menginformasikan berita yang benar dan ja-ngan jadi media mainstream seperti di luar sana.

halaman persembahan 16-17 ragam 18-19opini 20galeri foto 21podjok sumut 22-23mozaik ` 24-25

resensi 26 iklan 27potret budaya 28iklan 29-30momentum 31profil 32

Page 4: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

4 laporan utama Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

5laporan utama

Shella Rafiqah Ully

Koordinasi kabur hingga dualisme pemerintahan jadi

masalah Pema USU sebelum-nya. Kini, setelah Presma baru terpilih masihkah masalah ini

akan terulang?

Sore itu, Jumat (31/11) sekretariat Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam (Ge-mapala) Fakultas

Ilmu Budaya ramai seperti biasa. Beberapa anggota sedang duduk berkumpul sambil cakap-cakap di depan meja bulat yang terbuat dari kayu. Salah satunya ialah He-rianto Sihotang. Ia sempat duduk di singga sana Pemer-intahan Mahasiswa (Pema) USU tahun 2006 walau hanya tiga hari. Katanya, kala itu

Alotnya Perjalanan Pema USUKoordinator Liputan : Shella Rafiqah Ully

Reporter : Gio ovanny Pratama, Audira Ainindya, Mutia Aisa Rahmi dan Shella Rafiqah Ully

ada dualisme kepemimpinan yang muncul di tubuh Pema USU.

“Masalah legalitas,” ke-nangnya.

Otang—sapaannya, bi-lang ia dan pasangannya mendapatkan suara terba-nyak saat penghitungan su-ara pemilihan raya (pemira) kala itu. Sebab yakin menang ia langsung duduki Pema USU. Tapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan kemenangan Paidi, saingan-nya sesama kandidat calon presiden mahasiswa (pres-ma). Hingga akhirnya Otang mengalah pada Paidi, namun setelah-nya tim sukses Otang sempat brutal. “Kami serang Pema USU yang diduduki Paidi,” ujarnya.

Rezim baru berganti, Mu-hammad Mitra Nasution res-mi dilantik 2011 lalu, ia ber-tahan sebagai presma hingga pertengahan 2014. Padahal,

dalam Tata Laksana Ormawa (TLO) USU masa kepenguru-san pema hanya satu tahun dalam satu periode. Masalah muncul satu-persatu, pema tak pernah rapat kerja se-bab tak kunjung kuorum, tak punya program kerja jelas selama menjabat. Bahkan hingga akhirnya Mitra ber-tahan sendiri menggawangi pema setelah ditinggal wakil, sekretaris jendral, bendahara umum dan tujuh menterinya di tengah jalan.

Koordinasi Pema USU dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (MPMU) punya andil dalam daftar masalah pema. “MPMU ada tapi enggak fungsi,” te-gas Mitra. Sedang Ibnu Sina Lubis, Ketua MPMU kala itu berujar, “Udah mahasiswa masak minta diatur kayak anak dua tahun.” Hingga masa jabatannya lewat, Mi-tra beralasan, “kami merasa

terlena”. (Tabloid SUARA USU edisi 96).

Presma USU pertama Syafrizal Helmi sesalkan ba-nyak kerikil tajam dalam per-jalanan Pema USU. Padahal tugas terbesar pema adalah pihak yang berdiri paling de-pan membangun koordinasi antar-mahasiswa dari bela-san fakultas di USU.

Syafrizal sayangkan gaung pema kini sangat jauh terdengar. Ini karena maha-siswa merasa tak membu-tuhkan pema. “Ini pekerjaan rumah terbesar pema,” kata Syafrizal kecewa. Pun laman-ya masa konsolidasi pema setelah terpilih, yaitu lam-bannya pembentukan pema baru pasca pemira. Konsoli-dasi internal serta koordi-nasi pema dan MPMU juga harusnya tak boleh jadi ma-salah. “Sudah ada TLO yang mengatur mengenai hal itu.” Hanya butuh aplikasi yang

maksimal.Meski TLO sudah dapat

menjadi pedoman pema, menurutnya tetap saja be-berapa ketentuan harus lebih jelas dicantumkan. Misal ke-tentuan saat memilih MPMF. Di awal ketika dipilih harus-nya sudah ada syarat yang di-tentukan oleh KPU, sehingga tak sembarang orang bisa jadi anggota MPMF. “Syarat itu juga harus ada dalam TLO,” tegasnya. Terakhir, ia menuntut keseriusan untuk semua penerapannya.

Menjawab ini ternyata Pema USU punya pilihan sendiri. Brilian janjikan ada-kan kongres perbaiki TLO pada masa kepengurusannya tapi tak di awal kepenguru-san. “Riskan dibikin di awal,” sanggahnya. Meski merasa amandemen TLO penting, namun ia sendiri belum pu-nya tanggal pasti. “Enggak bisa pasang target tanggal,

Presiden Mahasiswa Brilian Amial Rasyid beserta kabinetnya saat rapat membahas Standar operasional dan prosedur Pema USU di gedung sekretariat Pema USU, Sabtu 8 november.

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

RAPAT

Page 5: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

4 laporan utama Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

5laporan utamasikan rencana kepergiannya dalam waktu dekat.

Brilian benarkan hal itu. Namun, loyalitas dan kapa-sitas serta pengalaman yang dimiliki Riki jadi alasan Bril-ian untuk tetap menjadikan Riki menteri. “Pokoknya enggak boleh wisuda sebe-lum dua progja nasionalnya selesai,” jawab Brilian. Ia tak pula mau menjadikan ka-sus Riki sebagai pembena-ran karena telah menyalahi TLO, namun untuk saat ini ia hanya meminta komitmen dari Riki. “Selanjutnya kita evaluasi lagi.” Brilian enggan berkomentar banyak ketika dimintai keterangan tentang evaluasi yang dimaksudkan-nya.

Otang coba berikan pendapat. Ia menyayangkan hal tersebut. Menurutnya Brilian harus selektif me-milih orang-orang yang akan berjuang dengannya hingga akhir. “Diskusi dengan bebe-rapa mantan presma atau Mi-tra,” Otang coba memberikan solusi. Ia bilang mantan-man-tan presma nanti diharapkan menjadi pembina Pema USU agar tak mengulang kesalah-an yang sama. “Atau sekadar sharing menghadapi bebera-pa kendala yang dihadapi.”

Sengkarut masalah koor-dinasi antara pema dan MPMU agaknya berpeluang besar terulang pada kepen-gurusan Pema USU yang baru. MPMU yang tak terima undangan pelantikan hingga berujung pada tak hadirnya MPMU salah satu alasannya.

Brilian katakan masih be-lum rasakan peran MPMU. Menurut Brilian harusnya pema bekerja efektif juga didorong MPMU. “Hingga saat ini kita belum ada dia-jak kumpul,” ungkapnya ke-cewa. Hadi mengangguk saat dikonfirmasi perihal ini. Ia benarkan belum bisa jalan-kan sepenuhnya fungsi-fung-si MPMU dalam TLO. “Belum sempat buat rapat koordina-si,” sanggahnya. Hadi bilang harusnya rapat koordinasi dilaksanakan sebelum rapat kerja pema namun terkenda-la masa ujian tengah semes-ter. “Bukan mau mengkam-bing hitamkan tapi memang agak sulit,” jelasnya.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Andalas (Unand) Muham-mad Taufik berkomentar. Di Unand fungsi pengawasan dijalankan Dewan Legisla-tif Mahasiswa biasa disebut DLM. Taufik bilang sekali tiga bulan BEM KM dan DLM duduk bersama untuk den-garkan laporan pertanggung-jawaban (lpj) tiga bulanan BEM KM.

Jika ada gubernur yang

yang penting udah ada niat dulu.”

MPMU satu suara dengan pema. Ketua MPMU USU Hadi Mansur Peranginangin bi-lang TLO masih belum terla-lu genting untuk dibahas se-bab pema dan MPMU tengah dalam masa merintis. TLO masih tetap bisa dijalankan, hanya saja kekurangannya tak punya sanksi sehingga tak bisa mengikat.

Keputusan ini disayang-kan Syafrizal selaku presma pertama USU. Langkah per-baikan kongres di akhir ia ni-lai kurang tepat. Seandainya dilaksanakan di awal akan sangat membantu berjalan-nya kepengurusan.

Mitra punya pendapat serupa. Tak ada yang salah dalam TLO. Hanya saja be-berapa aturan perlu penyem-purnaan misal terkait sanksi. Sebab itu pula kongres harus segera dilaksanakan untuk membahasnya. Pilihan men-jalankan kongres di awal periode juga penting agar semua yang sudah diperbaiki dapat dilaksanakan sepan-jang pemerintahan. Jika di-laksanakan di akhir, “siapa yang akan jelaskan TLO baru ke kepengurusan pema yang baru,” ujarnya.

Brilian mulai pilah-pi-lah apa saja yang akan di-perbaiki dari TLO. Masalah koordinasi antara Pema USU dan pema sekawasan yang harus dipertegas. Sebab, ko-munikasi yang baik penting untuk menciptakan pelaya-nan maksimal kepada maha-siswa. Juga masalah sanksi

untuk mengikat dan mem-pertegas setiap peraturan yang ada dalam TLO.

Ia berencana menambah-kan poin keputusan presiden (keppres) pada TLO. Brilian bilang penting bagi presiden sekali waktu mengeluarkan keppres untuk dipatuhi pema sekawasan. Misal pada kasus vakumnya pema fakultas yang sedang terjadi saat ini, pre-siden bisa langsung keluarkan keppres untuk pembentukan KPU. Ia juga berniat memben-tuk semacam badan pengawas pemilu (bawaslu) pada petun-juk pemira. Katanya, “untuk menghindari kisruh setiap pemira.”

“Tapi amandemen TLO, kan bukan hasil diktenya Pema USU, semua itu as-pirasinya yang ada di USU,” papar Brilian. Ia bilang itu hanya sebatas harapannya.

***Brilian Amial Rasyid dan

Abdul Rahim resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden 1 Juli lalu. Namun, pelantinkan kabinet baru dilakukan 11 Oktober lalu karena panjangnya libur Ra-madhan dan pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru di USU. Saat pelantikan, dari dua belas kementerian yang dicanangkan, salah satunya dihapus sehari jelang pelan-tikan. Bendum dan Menteri Pemberdayaan Perempuan (MKPP) dan Kesehatan pun tak ikut baca sumpah.

“Saya kebetulan sedang ujian, jadi enggak bisa meng-

hadiri,” ungkap Bendum Pa-tria Fajar Wibowo.

Sedangkan Menteri KPP Jeni Nursaadah mengatakan ia sedang menjadi panitia pelantikan dan panitia yang berhadir sedikit sehingga tak ikut baca sumpah. Ia baru nyatakan bersedia jadi men-teri pada hari H pelantikan.

Brilian katakan Jeni ditetapkan sebagai MKPP sehari sebelum pelantikan. Brilian akui awalnya kemen-terian ini direncanakan ada di bawah naungan Kemen-terian PSDM. Namun setelah ditinjau tujuan pokok dan fungsinya berbeda dengan PSDM maka Kementerian KPP dibentuk. “Sejak kapan PSDM ngurusin pemberda-yaan perempuan,” jelasnya.

Masalah lain muncul. Men-teri Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Riki Efendi akan selesaikan sidang meja hijau November mendatang. Artinya status mahasiswanya akan ia lepas. Padahal Novem-ber mendatang pema barulah benar-benar memulai peker-jaannya dari awal.

Merujuk TLO, harusnya Riki tak boleh lagi menjabat sebagai menteri sebab tak lagi sandang status maha-siswa. Tapi Riki tetap beren-cana lanjutkan program kerja yang telah disusunnya. “Sela-gi belum ada pengganti, saya akan tetap kerja,” ungkapnya. Riki katakan ia belum ada bicarakan masalah peng-gantinya dan rencana wisuda Februari mendatang pada presma. Namun, sejak awal dipinang ia sudah komunika-

akan mengundurkan diri karena wisuda tetap dim-intai lpj-nya untuk dibacakan dihadapan DLM. Jika lpj dito-lak, kepengurusan harus di-lanjutkan. Jika tetap wisuda, ia akan diberhentikan tidak hormat. “Mundurnya akan dipublikasikan ke seluruh e-lemen mahasiswa.”

Terkait masalah yang di-hadapi Pema USU era Mitra, Taufik pun tahu. Menurut-nya, masalah itu kembali pada personal dan aturan yang berlaku pada pema yang bersangkutan. Regulasi dan pengawasan dari legisla-tif harus berjalan. “Makanya fungsi kontrol dari maha-siswa sendiri harus berjalan,” solusinya.

Janji Baru Pema USUBrilian akui lambannya

gerak Pema USU pasca di-rinya dilantik. Ia harus mulai kem-bali merintis pema dari awal. Baik dari segi fasilitas seperti listrik gedung sekretariat yang padam ataupun bimbingan dari pema sebe-lumnya. Tapi dirinya tetap pasang target tinggi untuk periode kepengu-rusannya. Dua belas progja nasional dicanangkan. Ma-sing-masing kementerian pu-nya satu andalan progja skala nasional. “Semuanya coba berinovasi,” papar Brilian.

Kementerian Pendidikan, Penelitian dan Pengembang-an misalnya. Debut pertama kementerian ini sudah dimu-lai bahkan sebelum pelanti-kan dilaksanakan. Ada lomba karya tulis ilmiah dan simpo-sium nasional. Selaku menteri, Riki bilang progja akan dilak-sanakan Januari tahun depan. Kepanitiaan sudah dibentuk.

Dengan sisa waktu dela-pan bulan terakhir, Brilian sendiri cukup optimis. “Mei nanti Insya Allah semuanya sudah terlaksana.”

Menjadikan Pema USU lebih bergengsi di Sumatera Utara merupakan salah satu target Brilian. Juga melaku-kan fungsi pelayanan ad-vokasi kepada mahasiswa. “Pema tahun ini harus punya posisi tawar di tengah civitas akademika kampus.”

Wakil Rektor III Raja Bongsu Hutagalung sepakat dengan janji Brilian. Menu-rutnya, kini pema harus berperan sebagai penggali kreativitas mahasiswa dan berperan ganda sebagai penampungnya. Namun yang dikhawatirkan Bongsu adalah masa kepenguru-san pema hanya satu tahun. Menurutnya waktu terse-but tak cukup untuk pema jalankan perannya. “Untuk susun menteri saja butuh waktu lebih dari satu bulan, jadinya jalankan pemerin-tahan semakin singkat.”

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Dua Mahasiswa saat melintas dari depan sekretariat PEMA USU, Selasa (11/11). Masa pemerintahan Brilian-Abdul Rahim menjanjikan akan perbaiki sistem TLo hingga koordinasi bersama Pema sekawasan.

MELINTAS

Page 6: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

6 laporan utama

Koordinator Liputan : Mezbah SimanjuntakReporter : Maya Anggraini S, Lazuardi Pratama, Amanda Hidayat, dan

Mezbah Simanjuntak

Simpang Siur Masalah RS USUKabar pertama, ia akan diresmikan 2011 silam, sesaat setelah pembangunan selesai. Kendala silih

berganti, akibatkan peresmian ditunda hingga sekarang. Kabar terakhir, ia akan diresmikan 19 Januari 2015 mendatang.

Mezbah Simanjuntak

Awal September lalu, suasana di Rumah Sakit (RS) USU cukup ramai. Beberapa orang

melintas di area seluas 3,5 hektar itu. Tiba-tiba suara si-rene mobil ambulans berbunyi lantang. Lampu peringatan memancarkan warna merah keoranye-ora-nyean, mobil melesat cepat dan berhenti di sisi kanan rumah sakit. Tepat di depan ruangan Unit Gawat Darurat (UGD).

Dari dalam UGD keluar empat perawat, masing-ma sing dua wanita dan pria. Mer-eka mendorong sebuah ranjang pasien, membuka pintu be-lakang ambulans dan mengang-kat keluar ibu hamil dengan pe-rut besar. Tampaknya hendak melahirkan. Terlihat percikan darah di baju dasternya.

Selain ibu itu tampak juga kegiatan di meja administrasi. Ada empat orang mengenakan seragam hijau toska duduk di sana. Menanggapi pertanyaan seorang lelaki berumur sekitar 45-50 tahun. Katanya, ia sakit diabetes. Resepsionis menga-rahkannya ke poli umum.

Rupanya hanya simulasi. Simulasi UGD dan pelayanan RS USU yang kerap dilakukan tiap satu hingga dua bulan sekali.

Sejak 23 September tahun lalu, Poliklinik USU yang awal-nya berada di Jalan Universitas Pintu I USU telah dipindah ke RS. Dimaksudkan agar RS tak kosong pergerakannya. Hingga kini, kegiatan Poliklinik tetap berjalan seperti biasa.

Walau RS belum diresmikan, telah dilakukan tiga kali pere krutan pegawai sejak 2011, akhir 2012 dan awal tahun 2014. Prof Chairul Yoel, Direktur Utama RS USU bilang sekarang ada 205 orang pegawai. Di anta-ranya dokter spesialis 43 orang semua berasal dari Fakultas Kedokteran, 29 orang dokter umum, dua orang dokter gigi, empat belas orang ners, lima orang bidan, 81 orang perawat, sebelas orang tenaga adminis-trasi dan sembilan orang teknisi. Sebanyak 23 orang di antaranya honorer sisanya pegawai negeri sipil (PNS).

Prof Yoel menambahkan bahwa selama ini pegawai yang ada masih membantu aktivitas poliklinik. “Gaji mereka diberi-kan tiap bulan, tapi saya tak ing- at besarannya,” tambahnya.

Prof Yoel bilang sebe-narnya RS butuh penambah-an pegawai lagi. Jumlah pega-wai yang ada belum cukup. Namun karena tak cukup dana, USU tak buka perekrut an pegawai lagi.

Kurangnya pegawai ber-dampak pada klasifikasi

RS—pengelompokan RS ber-dasarkan fasilitas dan kemam-puan pelayanan yang saat ini berklasifikasi C. Padahal Prof Yoel bilang untuk menjadi RS Pendidikan (RSP) harus me-miliki klasifikasi B. Dan untuk mempelajari sistem RSP, RS USU berencana belajar dari RS Adam Malik selaku RSP terbe-sar dan berklasifikasi A di Me dan. “Butuh beberapa tahun berjalan dulu supaya bisa dapat B, tapi ini saja belum beropera-si,” jelasnya.

Faktor lain adalah pera-latan. “Peralatan sudah ada namun hanya peralatan standar,” sahutnya. Namun Prof Yoel bilang tak ma-salah dengan ketersediaan peralatan ini. Yang penting beroperasi dulu.

Tunda PeresmianTahun 2011 pembangunan

RS rampung, rencana awalnya akan langsung diresmikan oleh Presiden SBY. Rencana awal tak terwujud, peralatan medis yang dibutuhkan tak lengkap. Hing-ga 2012, masalah yang sama menghantui. Mujur, di pengu-jung 2012 Islamic Development Bank (IDB) berikan bantuan dalam pengadaan peralatan dan pembangunan fisik RS.

Januari 2013, izin operasi sementara sudah dikantongi. Pun begitu, hingga akhir 2013 RS tak kunjung diresmikan. Lagi, awal 2014, dengan hara-pan RS segera diresmikan untuk beroperasi, surat izin operasi kembali diurus. Hing-ga kini, tak ada tanda-tanda

RS akan diresmikan.Penambahan tataran kursi

direksi RS dilakukan 25 Februari lalu. Dengan tujuan agar peng-operasian bisa disegerakan. “Pembagian tugas dan tang-gung jawab dibuat sespesifik mungkin,” lanjut Prof Yoel.

Empat direksi baru yakni Nazaruddin Umar sebagai Di-rektur Akademik dan Pelayan-an Medik; Syarief Fauzi sebagai Direktur Umum, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia; Murniati Manik sebagai Direk-tur Keperawatan dan Penun-jang Medik serta Achmad Delianur Nasution sebagai Di-rektur Teknik, Pemelihara dan Pengelolaan Lingkungan.

Lalu, mengapa RS USU be-lum diresmikan hingga hari ini? “Tak ada masalah, kita cuma butuh dana awal opera-sional saja,” jawab Prof Yoel.

Lanjutnya, USU tak punya cukup dana untuk alokasi dana awal operasional. Bagaimana-pun, Prof Yoel bilang, ini tang-gung jawab USU, tak bisa kerja sama dengan pihak luar.

Diperkirakan sebesar Rp 20 miliar dibutuhkan RS USU untuk satu tahun operasional. Namun karena beberapa bulan lagi tahun 2014 akan berakhir, yang dibutuhkan kira-kira se-perempatnya. Prof Yoel bilang ini bukan dana yang cukup be-sar, karena biasanya USU juga mengeluarkan Rp 2 miliar untuk biaya listrik per bulan serta perawatan seperti mobil ambulans ataupun barang-ba-rang habis pakai seperti pera-latan perawatan gedung.

Dana awal operasional akan digunakan untuk mem-beli obat, seprai, pispot, peng-harum ruangan, tirai tempat tidur pasien, serta bahan habis pakai. “Kan enggak mungkin ada pasien rawat inap, tak ada pispot, atau karena tak ada screen jadi bisa lihat-lihatan antar-pasien,” jelas Prof Yoel. Hal ini sudah dibicarakan ke-pada rektor, menurutnya be-lum ada tindakan lebih lanjut.

Prof Yoel bilang dana yang dibutuhkan sulit terpenuhi karena sistem sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang menjadi uang kuliah tunggal (UKT). Dengan UKT, perincian yang dibayarkan ma-hasiswa telah dikalkulasikan untuk keperluan akademik, maka pihak rektorat sulit untuk mengolah uang USU. Padahal pendapatan utama USU dari SPP mahasiswa. “Susah bagi-baginya sekarang,” sahutnya.

Berbeda, Wakil Rektor II Prof Armansyah Ginting bilang, se-suai peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Ke-menterian Kesehatan (Ke-menkes) tentang Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negara (PTN) mengatakan uang yang didapat dari uang kuliah mahasiswa tak boleh dipakai buat pelayanan kesehatan, termasuk RS.

Jadi, segala dana yang diper-lukan RS, sumber daya manusia seperti pegawai dan aset harus didapat dari Kemendikbud dan perizinannya dari Kemenkes. “Pemerintah belum ngasih apa pun,” kata Prof Arman.

Akibat peraturan tersebut, pihak USU tak bisa berbuat banyak untuk menyokong dana operasional RS. “Univer-sitas bagaimana mau ngasih? MWA saja tak berani memu-tuskan karena ada peraturan-nya,” katanya.

Rektor Prof Syahril tak sepakat terkait masalah dana seperti disampaikan Prof Yoel dan Prof Arman. Yang jadi ma-salah adalah tak ada dana untuk mengundang presiden agar res-mikan RS. Akhirnya dibuatlah rencana mengundang menteri pendidikan sebagai gantinya.

Meskipun dana yang dibutuhkan tak sedikit, Prof Syahril katakan bulan No-vember ialah target dires-mikannya RS. Hanya tanggal pastinya saja yang belum ada. “Kan sudah ganti men-teri baru,” ungkapnya.

“Kalau dana operasional yang dibutuhkan sudah lama dimasukkan ke draf BOPTN (Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri –red), tinggal cairnya saja,” jelas Prof Syahril.

Prof Yoel cerita, Senin, 20 Oktober lalu direksi RS USU bersama Rektor Prof Syahril Pasaribu dan Wakil Rektor IV Ningrum Natasya Sirait ber-temu untuk membicarakan RS ke depan. Kelima direksi berharap November nanti RS diresmikan. Dan secara tak langsung mendesak agar dana yang dibutuhkan segera diada-kan. “Harus November, kalau Desember enggak mungkin. Kalau lewat tahun ini enggak tahu mau gimana,” jelas Prof Yoel sambil angkat tangan.

Pun Desember nanti surat izin operasional RS akan be-rakhir. Penundaan peresmian akan berakibat pada perma-salahan baru, pengurusan surat izin operasional. “Susah dapat izinnya,” sahut Prof Yoel.

Dalam pertemuan dibi-carakan juga perihal pembua-tan draf kerja sama opera-sional (KSO) RS USU dengan pihak luar. Draf KSO baru bisa digunakan saat RS mulai beroperasi, cerita Prof Yoel.

Terakhir, Prof Yoel bilang tak penting siapa yang akan meres-mikan RS ini nantinya, yang penting ada dana operasional dan RS bisa berjalan segera.

Perihal tanggal peresmian pun terjadi perbedaan. Dilan-sir dari website resmi usu.ac.id bahwa RS USU akan diresmi-kan 19 Januari 2015. Hal ini diamini oleh Humas RS USU M Zeini Zen, alasannya pun sama karena menunggu dana opera-sional cair.

Namun, Prof Yoel tak tahu berita itu. “Saya enggak tahu tanggal pasti itu muncul dari mana,” sambungnya. Hingga kini, Prof Yoel masih usahakan RS diresmikan November ini. Izin RS yang akan habis De-sember ini tetap jadi alasan.

Ruang rawat inap di lantai II RS USU yang akan digunakan oleh pasien setelah dioperasikan , Jumat (31/10). Di bawah ruang rawat inap juga akan di rancang taman untuk pasien penyakit jantung.

BANGUNAN

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

7laporan utama

Page 7: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

7laporan utama

Koordinator Liputan: Fredick BE GintingReporter: Ferdiansyah, Sri wahyuni Fatmawati P, Yulien Lovenny Ester G dan Fredick BE Ginting

Fredick BE Ginting

Masalah klasik masih meng-hantui kebersihan toilet di USU. Fasilitas ada upaya

ditingkatkan, sayangnya tak diikuti kesadaran untuk men-jaganya. Pun dalam anggaran, masih terkesan enggan untuk

serius.

Lantai bangunan se-luas dua kali satu setengah meter itu bermarmer kuning. Di dalamnya ada se-

buah kloset jongkok, bak plas-tik, dan sebuah gayung plastik tanpa tangkai. Pintunya ter-buat dari plastik tanpa engsel pengunci. Untuk menjaga agar tertutup ketika orang berada di dalam, ada kayu kecil yang dipakukan di atas pintu.

Inilah salah satu toilet yang berada di Fakultas Ilmu Bu-daya (FIB), di Gedung A lantai satu. Ada dua toilet di gedung itu. Yang satu lagi, toilet khu-sus untuk dosen dan terkunci bagi mahasiswa.

Mahasiswa mengeluhkan kondisi toilet tersebut. “Pintu-nya jebol-jebol. Kalau pagi aja bersih, udah siang kotor lagi,” ujar Liza Amelia, mahasiswa FIB 2013 sambil mengernyit.

Sebenarnya, FIB punya toilet lebih baik di Gedung D. Gayung, bak, dan kloset di toilet ini lebih baik dari toilet yang kerap digu-nakan Liza. Sayang, mahasiswa tak bisa akses karena hanya dikhususkan untuk dosen.

Kondisi ini juga dirasa Mu-hammad Fahruza, mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2012. Se-lama berada di kampus ia kerap gunakan toilet laki-laki yang ada di seberang Gedung A. Aroma kelat amoniak khas air seni me-nyambutnya ketika berkunjung. “Bau kali,” keluhnya.

Suasana berbeda terlihat

di toilet Pusat Bahasa (Pusba). Lima toilet di Pusba bersih dan tak bermasalah dengan ketersediaan air, sabun cair, tisu, dan keset kaki.

Di dinding-dinding toilet terpajang kartu kontrol beru-kuran setengah kertas A4. Di kartu itu tertera tanggal, wak-tu, dan kondisi toilet setelah dibersihkan. Andri Nasution, Staf Keuangan dan Umum Pusba cerita memang ada per-lakuan khusus yang diterap-kan untuk toilet di Pusba.

Dulu kondisi toilet di Pusba sama dengan toilet yang ada di fakultas-fakultas. Mulai 2013,

Pusba mengalami perbaikan gedung dan fasilitas. Tak ket-inggalan, Pusba juga meminta rektorat keluarkan anggaran khusus perbaikan toilet.

Andri cerita, awalnya Pus-ba meniru perawatan toilet dari PT ISS, jasa pelayanan ke-bersihan yang dipakai Fakultas Kedokteran (FK). “Kita tiru FK, mereka punya pegawai khu-sus. Kita tiru (Fakultas –red) Farmasi, mereka punya toilet yang bagus.”

Perlahan sistem pe rawatan toilet dibuat. Toilet dibersihkan pagi, siang, dan sore setiap hari. Setelah pukul

lima sore toilet dikunci. “Biar besok mau dipakai enggak jorok lagi,” jelas Andri. Hanya satu toilet dibiarkan untuk dipakai satpam yang berjaga.

Toilet di FK memang mirip toilet di Pusba. FK memang memperkerjakan petugas khusus dalam perawatan toilet. Lisa Kusuma Rahayu contohnya. Katanya, ia meme riksa kebersihan di toilet dua sampai tiga kali dalam sejam. Selain Lisa, ada lima petugas lain yang bertanggung jawab dalam perawatan toilet lantai 1, 2, 3, gedung Abdul Hakim, dan gedung-gedung lain.

kloset, dan urinoir, serta mem-bersihkan dinding kamar

CORETAN DINDING Mahasiswa Ilmu Budaya saat ingin memakai toilet di gedung I, Rabu (5/10). Kondisi pintu toilet yang rusak masih dipergunakan oleh mahasiswa.

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

Pintunya jebol-jebol. Ka-lau pagi aja bersih, udah

siang kotor lagi

Liza AmeliaMahasiswa FIB 2013

Pembersihan toilet dimulai dengan memeriksa ada sarang laba-laba atau tidak, wastafel,

Masalah Toilet, Masih Masalah Klasik

Page 8: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

8 laporan utamamandi. Juga mengisi sabun

cuci tangan apabila kosong.Namun, bukan tak berarti

toilet di FK selalu dalam kondisi baik. Kata Lisa, mahasiswa kerap buang sampah sembarangan, tak bersihkan kloset dengan benar, membiarkan air tergenang di wastafel, bahkan buang air di lantai. Masalah ini umumnya terjadi di fakultas lain.

Anwar, Kepala Subbagian Perlengkapan (Kasubag) FI-SIP bilang toilet tidak bersih di FISIP akibat ulah mahasiswa. Ia dan kawan-kawan kerap menempelkan selebaran ten-tang menjaga kebersihan toilet dan keberadaan benda-benda yang ada. Namun tak digubris mahasiswa. “Tapi bukan be-rarti berhenti sampai di sini. Tetap dikerjain semua perbai-kan dan pemeliharaan, sambil mahasiswanya diimbau juga,” tegasnya.

Hal sama terjadi di FKM, FKep, dan Fasilkom-TI. Ke sadaran pengguna toilet untuk membersihkan setelah me-makai belum terbangun.

Pihak dekanat mengaku telah berusaha menjaga keber-sihan toilet. Di FIB setiap pagi toilet dibersihkan oleh cleaning service. Namun, mereka bukan petugas khusus toilet. “Makan-ya kalau siang sudah kotor lagi, jadi pakainya juga enggak nya-man,” sahut Rasmadi, Kasubag Perlengkapan FIB. Pengadaan peralatan juga sudah diupa yakan. Mulai pintu, gayung, bak. Namun, penjagaan yang kurang maksimal.

Air menjadi salah satu hal paling penting untuk toilet. Ini menjadi salah satu perhatian khusus di fakultas-fakultas, termasuk FIB. Tahun lalu su-dah dibangun dua tabung be-sar untuk menampung air.

Kala itu, ini menjadi solusi agar air di toilet-toilet FIB se-lalu tersedia. Air dalam tabung dibagi pada empat tabung lebih kecil yang tersebar di Gedung K, dua di Gedung M, dan satu di dekat musala. “Kalau air di bak besar kosong, ya kosong lah air di toilet,” ujar Rasmadi.

Berbeda dengan FISIP yang tak punya tabung besar penampung air. “Nanti rencana akan dibangun, dua di dekat kantin itu,” sebut Anwar. Di Fasilkom-TI tersedia tiga buah bak penampung air untuk menjamin ketersediaan air.

Mengenai air, Ketua Tim Pelaksana USU ASRI Devin Defriza Harisdani mengatakan tengah rencanakan menambah reservoir besar-sebutan untuk tempat air di dua titik. Satu rencananya diletakkan di tem-pat publik, yaitu perpustakaan. “Dia akan suplai apakah ke (fakultas –red) Ekonomi atau Pertanian,” ujarnya. Sementara satu lagi mungkin akan ditem-patkan di dekat auditorium. “Sehingga FKG (Fakultas Ke-

salah satu hal penting dalam perawatan toilet. Sayang be-lum semua fakultas punya anggaran khusus toilet, mis-alnya untuk petugas khusus. Padahal, sebut Sawaluddin, fakultas punya hak tentu-kan anggaran pemeliharaan dan perawatan toilet dengan menganggarkannya di Ren-cana Kerja Anggaran.

FKep, FKM, Fakultas Teknik, Fasilkom-TI, dan FIB contohnya. Anggaran hanya disediakan untuk petugas ke-bersihan secara umum dan pengadaan alat.

Di FKM, Razali, kasubag perlengkapan mengatakan pemeliharaan toilet diang-garkan di awal tahun dan pembelian perlengkapannya dilakukan dua kali setahun. FKM anggarkan lima juta per enam bulan untuk perleng-kapan toilet.

Sedangkan di Pusba, anggaran Rp 500 ribu dise-diakan setiap bulan untuk pe rawatan toilet seperti sabun cair, tisu, dan perlengkapan lain. Untuk honor petugas khusus dikeluarkan Rp1,35 juta masing-masing untuk tiga pegawai.

Keterbatasan pengang-garan mengakibatkan toilet-toilet di USU masih belum di-katakan memenuhi beberapa standar toilet sebagai fasilitas publik.

Taufik menyebut selain air ada beberapa hal yang harus terpenuhi dalam se-buah toilet, yaitu sabun cair, ventilasi yang sesuai, tempat sampah tertutup, dan alat

lain seperti gayung dan pintu dalam kondisi baik.

“Sabun cair yang sangat kurang bahkan enggak ada di beberapa fakultas,” ujar Taufik. Sabun cair harus tersedia untuk menghindarkan pengguna toilet dari bakteri penyakit.Sementara ventilasi berfungsi sebagai me-dia sirkulasi udara. Jika toilet ter-letak di tengah-tengah bangunan sangat riskan tidak punya venti-lasi yang memadai.

Untuk menjaga kebersihan dan perawatan toilet memang butuh anggaran lebih besar. Contoh, FK yang gunakan jasa PT ISS dalam mengelola empat puluh toilet di fakultasnya. Enni Susianti, Kasubag perlengka-pan FK bilang standar kamar mandi FK mengikuti standar kamar mandi yang digunakan PT ISS.

“Mereka kan yang mengu-rusi Hermes, JW Marriot, jadi kita juga mau kamar mandi di sini seperti itu. Toh kita bayar juga dengan besaran yang sama,” ujarnya. Enni tak tahu pasti berapa jumlah anggaran untuk penyediaan jasa keber-sihan tapi menurutnya tiap tahun memang dana tersebut diajukan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran FK.

Devin bilang untuk men-gatasi masalah ini kedepan-nya sudah disiapkan sistem yang lebih baik, ialah bengkel universitas (university work-shop) yangnanti berada pada level eksekutor sebagai penge-lola pemeliharaan. Rencananya dibagi dalam enam divisi: ge-dung dan bangunan, jalan dan drainase, lingkungan dan lan-

dokteran Gigi –red) kebagian,” lanjutnya. Menurut Devin, re servoir merupakan hal penting untuk menjaga ketersediaan air tetap lancar di toilet-toilet se-USU.

Pentingnya ketersediaan air juga dituturkan Taufik Azhar, dosen bidang kesehatan lingkungan FKM. Disebutnya air bersih yang terus mengalir menjadi syarat mutlak dalam sebuah toilet. Ia menilai USU cukup baik dalam hal ini.

“Mereka kan yang mengurusi Hermes, Jw Marriot, jadi kita juga

mau kamar mandi di sini seperti itu. Toh kita bayar

juga dengan besaran yang sama,

Enni Susianti Kasubbag Perlengkapan FK

sekap, kelistrikan dan mobil dinas, sistem teknologi infor-masi, dan tempat pembuan-gan sampah.

Pemeliharaan toilet berada dibawah divisi gedung dan bangunan. “Jadi ketika ada toi-let yang rusak, tim dari bengkel universitas ini akan langsung bergerak,” terangnya.

Bengkel universitas nanti-nya akan menyusun sistem pemeliharaan rutin, berkala, dan aksidental. Caranya den-gan menerapkan kartu kontrol di toilet.

“Di dinding toilet harus-nya ada kartu kontrol yang isinya sudah dibersihkan atau belum, bagaimana wastafel-nya, sampai tong sampahnya pun ada,” ungkapnya. Kebi-jakan ini sejalan dengan salah satu poin program kerja USU ke depan yang tercantum dalam Rencana Strategis dan Rencana Jangka Panjang yang memastikan bahwa toilet ha-rus bersih dan terawat.

Menurut Taufik lembar atau kartu kontrol menjadi salah satu solusi dalam penig-katan perawatan toilet. Na-mun harus dibarengi penye-diaan petugas khusus untuk membersihkan toilet.

Mengenai pihak yang pal-ing bertanggung jawab men-jaga kebersihan toilet, Taufik menegaskan pihak tersebut adalah pengguna, baik maha-siswa, pegawai, atau dosen. “Siapapun yang menggu-nakan, setelah selesai harus membersihkan. Mereka harus sadar dan punya kepedulian” tegas Taufik.

TOILET FK Toilet di Fakultas Kedokteran, Selasa (11/11). Toilet FK memiliki fasilitas yang lengkapi dengan menggunakan Jasa PT ISS.

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Wakil Rektor V Yusuf Husni menuturkan fasilitas toilet di fakultas menjadi tanggung ja wab masing-masing dalam hal pemeliharaan dan perawatan. Tugas rektorat menerima lapo-ran berkala setiap enam bulan mengenai kondisi setiap sara-na prasarana, termasuk toilet. Dari situ rektorat mengontrol fasilitas-fasilitas yang ada di seluruh USU. Dari laporan itu pula ia biasanya pertimbang-kan lakukan perbaikan atau peningkatan perawatan.

***Taufik jelaskan masalah

penganggaran merupakan

Page 9: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

8 laporan utama Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

9laporan utamaKetika Laporan Keuangan

Tak Boleh Dipertanyakan Koordinator Liputan : Erista Marito oktavia Siregar

Reporter : Renti Rosmalis, Ridho nopriansyah, Arman Maulana Manurung dan Erista Marito oktavia Siregar

Bak permata dalam bragkas, password-nya tak diketahui orang. Begitulah USU sim-

pan laporan keuangannya. Ini dokumen publik, tapi aksesnya

susah minta ampun.

FoTo ILUSTRASI: wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

Desember 2013 lalu, ruang sidang Senat Akademik (SA) di-padati mahasiswa. Siang itu, Peme-

rintahan Mahasiswa (Pema) Sekawasan bersama organisasi mahasiswa lain melakukan au-diensi dengan pihak rektorat. Isunya, transparansi laporan keuangan. Janter Ronaldo Pur-ba, Ketua Front Mahasiswa Na-sional (FMN) Ranting USU turut hadir saat itu.

Ini bukan kali pertama per-juangan mereka. Sebelumnya, aksi serupa juga dilakukan, tapi bukan audiensi. Audiensi dilakukan, karena menurut Janter, perlu diadakan jalur formal terhadap rektorat.

Tak sekadar audiensi, Pema Sekawasan punya target agar memorandum of under-standing (MoU) ditandatan-

gani oleh rektorat. Isinya, agar rektorat membuka akses lapo-ran keuangan untuk publik.

“Diam kamu, itu bukan urusan mahasiswa,” ucap Jan-ter meniru ucapan Rektor Prof Syahril Pasaribu kala itu.

Audiensi berlangsung alot. Ucapan rektor menjadi kli-maks. Peserta audiensi merasa ada yang salah dengan laporan keuangan. Akhir kata, audiensi mereka tak buahkan hasil. “Itu kan dokumen publik, bebas dong diakses. Kok malah ditu-tup-tutupi,” tegas Janter.

Tak sepakat, Kepala Unit Akuntansi Rasdianto bilang hasil laporan keuangan sudah dipublikasi di media cetak dan website. Nurzaima, Ke-pala Unit Audit Internal (UAI) juga katakan hal yang sama. Laporan keuangan USU su-dah dipublikasikan. Nurzaima bilang, publikasi menjadi uru-san hubungan masyarakat (humas) dan rektorat (rektor dan wakil rektor –red).

Bisru Hafi, Kepala Divisi Humas bilang tak pernah publikasikan laporan keua-ngan melalui humas. “Mung-kin saja dipublikasi langsung oleh rektorat melalui unit keuangan,” sahutnya.

Saat ditemui lagi, Nurza-ima tetap bilang tak miliki

laporan keuangan. Datanya ada di rektorat. “Kalau pun ada di UAI, izin aksesnya ha-rus dari rektorat,” sahutnya.

Menurutnya, mahasiswa cukup tahu hasil opini lapo-ran keuangan. Contohnya, publikasi hasil laporan keuangan Kementrian Pendi-dikan dan Kebudayaan hanya berupa berita. Ia menunjuk guntingan surat kabar berisi berita Hasil Laporan Keua-ngan Kemendikbud WTP di-tempel di pintu tengah.

Prof Moenaf Siregar, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bilang tak mungkin tak ada data lapo-ran keuangan di UAI. “Saya sejak 2010 minta datanya, tak diberi,” terangnya sambil ter-tawa.

Prof Moenaf bilang be-berapa tahun terakhir sa-ngat sulit mengakses laporan keuangan. Terakhir kali lapo-ran keuangan yang bisa diak-sesnya adalah tahun 2009. Ia sayangkan laporan keuangan yang tak berhasil didapat. “Hanya melihatnya, saya ya-kin banyak yang harus diper-tanyakan,” sahutnya.

Prof Moenaf bilang lapo-ran keuangan adalah doku-men publik. Seperti tercantum dalam Undang-undang Ke-terbukaan Informasi Publik (KIP). Karena, menurut Prof Moenaf, bagaimanapun 70 persen keuangan USU berasal dari mahasiswa. Mahasiswa berhak tahu ke mana aliran uangnya. “Mahasiswa seha-rusnya lebih peduli dan berani saja,” sahutnya.

Senada, Rektor Prof Syah-ril sadar laporan keuangan memang penting untuk di-publikasi. “Laporan keuangan itu pasti dipublikasi, mung-kin Januari nanti kita (USU-red) akan publikasi laporan keuangan,” terangnya.

Wakil Rektor (WR) II USU, Prof Armansyah Ginting katakan USU tak diberi mandat atau tugas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mem-publikasikan laporan keuangan universitas. “Kalau ditugaskan pasti dipublikasi,” sahutnya.

Prof Arman bilang lapo-ran keuangan adalah benar dokumen publik. Pun USU telah buka transparansi pada publik, yaitu dengan mem-berikannya ke Kemendikbud

lalu dilaporkan ke DPR. “Silah kan baca di statuta USU. DPR juga publik,” tambah-nya.

Uang USU adalah uang negara bernama Ang-garan Pendapatan Belanja Negara(APBN). Itu berar-ti, laporan keuangan USU adalah bagian dari laporan keuangan negara. “Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) USU tertera, publikasi laporan keuangan bukan tu-gas institusi,” tambahnya.

Berbeda, Universitas Indo-nesia (UI) dengan jelas publika-sikan laporan keuangannya di website UI dalam bentuk pdf.

Menanggapi hal ini, Prof Arman katakan tiap institusi berbeda. UI punya inisiatif sendiri, karena tak ada in-struksi Kemendikbud untuk publikasi laporan keuangan. “Intinya sudah di-laporan ke Kemendikbud,” katanya.

Dikatakan Prof Arman, USU peroleh predikat nomor satu untuk laporan keuangan dua tahun berturut, yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP). Hasil opini laporan keuangan berdasarkan pen-gelolaan laporan keuangan dengan standar akuntansi. Artinya, yang diperiksa adalah standar akuntansi. “Yang penting kita cari hasil pengelolaannya, bukan men-ganalisis.”

Proses Panjang Laporan Keuangan

Sebelum diberikan pada Kantor Akuntan Publik (KAP), lapoan keuangan diperiksa terlebih dahulu. Mulai pe-nyusunan laporan keuangan fakultas, verifikasi, pemerik-saan standar di unit akuntan hingga audit internal, lelang auditor, serta pemeriksaan KAP.

Sebelum terbit laporan keuangan tahunan, ada lapo-ran keuangan interim. Ini merupakan laporan keuangan setiap dua bulan sekali, tiga bulan sekali, dan enam bulan sekali.

Laporan keuangan disusun berdasarkan data dari unit kerja dan fakultas di USU. Lalu diperiksa di unit akuntansi.Unit akuntansi mengoreksi laporan keuangan hanya ber-dasarkan kewajaran secara standar akuntansi.

Rasdianto, Kepala Unit Akuntansi ceritakan proses

keuangan dari unit-unit yang ada di USU dilakukan secara computering oleh masing-ma-sing unit. Sistem pengelolaan keuangan dibuatkan program-nya oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

“Kita unit akuntansi hanya terima bersih, bukan meme-riksa lagi kewajaran keua-ngannya,” kata Rasdianto.

Rasdianto bilang, setelah diproses dari masing-masing unit akan dilaporkan ke Unit Verifikasi untuk dilihat kewa-jaran belanja, dan pemerik-saan kewajaran pengeluaran terhadap kegiatan.

Setelah lolos verifikasi, laporan keuangan dimasuk-kan ke UAI. Semua laporan diaudit di UAI dan dilaporkan ke pusat. “Laporan keuangan interim juga pengaruhi lapo-ran keuangan tahunan USU,” ungkapnya.

USU, dalam penyusu-nan laporan keuangan ada dua versi, yaitu versi lapo-ran Standar Akuntan Peme-rintahan (SAP) dan versi Standar Akuntan Keuangan (SAK). SAP diperiksa oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK), sedangkan SAK di-periksa oleh KAP. Laporan keuangan USU yang diperiksa oleh KAP sudah berlangsung sejak 2005 lalu, dan untuk opini dari tahun 2005–2010 adalah wajar dengan penge-cualian (WDP), pada 2011 adalah WTP dengan bahasa penjelas dan pada tahun 2012 adalah WTP.

Opini pembentukan hasil laporan keuangan ada lima. Opini-opini tersebut adalah, WTP, WTP dengan bahasa penjelas, WDP, Dis Clemour (Pendapat tidak wajar) dan Adverst (tidak memberikan pendapat).

Hasil laporan Keuangan USU 2012 adalah peringkat pertama, WTP. Ini kali per-tama sejak laporan keuangan USU diaudit pada tahun 2005.

Indikator penentuan opini laporan keuangan itu ada banyak, semuanya diatur berdasarkan SAK. SAK ter-susun dalam satu buku yang terdiri dari berbagai indika-tor yang menentukan hasil laporan keuangan.Beberapa indikator tersebut yaitu, pe-nyajian laporan keuangan, laporan arus kas dan laporan keuangan interim.

Erista Marito Oktavia Siregar

Page 10: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

10 laporan utama

Bak lari estafet, kepemimpi-nan Rektor Prof Syahril Pasa ribu hampir tiba di garis akhir. Tongkat yang memuat kinerja selama lima tahun akan dise

rahkan pada rektor berikutnya. Isinya: Warisan Sang Rektor.

Dahinya meng-kerut, bibirnya melengkung ke bawah. Novzel Ridho A Hasugian

sedang mengira-ngira berapa kali ia bertemu Rektor–Prof

Syahril Pasaribu.“Entah tiga atau lima kali,”

ujarnya. “Itu sejak jadi maha-siswa baru.”

Padahal sekarang ia se-dang masuki semester tujuh di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Di antara yang paling sedikit itu, pertemuannya dengan Prof Syahril dalam sebuah aksi demonstrasi di depan biro

Lima Tahun Bersama Prof Syahril Pasaribu

Koordinator Liputan: Tantry Ika AdriatiReporter: Aulia Adam, Guster CP Sihombing, Rati Handayani, dan Tantry Ika Adriati

rektorat adalah yang paling diingatnya.

Siang itu, akhir Oktober tahun lalu. Kurang lebih sera-tus mahasiswa dari berbagai elemen berkumpul di depan biro rektorat. Novzel yang bergabung dengan Front Ma-hasiswa Nasional (FMN) Ran ting USU, salah satu organ-isasi ekstra di USU, ingat ka-lau Ketua dewan perwakilan rakyat (DPR-RI) Marzuki Alie tengah melawat USU hari itu.

Banyak tuntutan yang ing in disampaikan demonstran. Paling utama ialah transparan si keuangan.

Novzel ingat, Thariq Tsa-qib salah seorang temannya sekaligus Ketua FMN Ranting USU kala itu menjadi penyam-bung lidah antara demon-stran dengan rektor. Thariq sibuk menjelaskan maksud mereka. Intinya menuntut transparansi laporan keua ngan USU yang dianggap tak mudah diakses.

“Tapi waktu itu dia (rektor –red) malah teriak, ‘kamu ma-sih mahasiswa! Enggak usah

sok tahu’!” ungkap Novzel.Lagi, menurut Novzel, rek-

tor sekarang jarang langsung turun ke mahasiswa. Masih banyak mahasiswa yang tidak kenal dengan rektornya.

Padahal, menurut Novzel, rektor harusnya lebih sering berinteraksi dengan maha-siswa. Misalnya dengan hadir dalam kuliah-kuliah umum yang bisa menginspirasi ma-hasiswa USU.

Sebenarnya rektor se sekali hadir di beberapa acara, seperti wisuda, dies natalis fakultas, dan kuliah umum. Paling diingat Wakil Rektor II Prof Armansyah Ginting adalah ketika rektor menghadiri acara Dies Natalis Fakultas Kesehatan Masyara-kat (FKM) dan Fakultas Hu-kum (FH).

Bahkan saat Prof Arman masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik, Prof Syahril sering mengajak ia dan pimpinan fakultas lain-nya untuk mengunjungi ma-hasiswa. Pun setelah ia dipilih menjadi Wakil Rektor II USU.

Namun, belakangan rek-tor merasa mengunjungi mahasiswa bukan satu-satu-nya cara untuk dekat dengan mahasiswa. Di dalam rapat pimpinanlah rektor mende ngar masukan-masukan dari dekan. Sebab salah satu cara meninjau mahasiswa dengan sering mengadakan rapat bersama pimpinan fakultas.

Lanjut Prof Arman, un-tuk apa wakil rektor kalau malah rektor sendiri yang, lebih sering turun ke bawah. “Makanya yang sering ter-lihat itu WR I atau WR III,” cerita Prof Arman. Toh di tiap fakultas ada dekan yang lebih tahu keadaan mahasiswanya.

Kadang-kadang rek-tor yang datang sendiri ke fakultas. Seperti dulu, ketika Prof Syahril meninjau pem-bangunan gedung baru FISIP atau mengunjungi mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Pertanian (FP) yang saat itu sedang kisruh. “Tetapi memang tak sesering dekan atau wakilnya,” kata Prof Ar-man.

Prof Arman merasakan dukungan yang baik dari Rek-tor Prof Syahril selama empat tahun ini. “Beliau orang yang bijaksana,” ucapnya. Baik dalam menjaga keseimban-gan di USU maupun menjalan kan tugasnya sebagai rektor. Bagaimanapun, menurutnya, Prof Syahril terbuka dengan ide-ide baru yang digagas un-tuk kemajuan USU.

Salah satu usulan yang diterima Prof Syahril ialah pengadaan bus kampus USU. “Bus kampus kan sekarang banyak digemari mahasiswa,” ujar Prof Syahril. Bus kampus adalah salah satu program kerja (progja) di bawah naun-gan USU ASRI (Akademik, Sinambung, Relevan dan In-tegral).

Ialah Project Management Unit (PMU) yang dibentuk Prof Syahril untuk mewu-judkan cita-cita USU yakni National Achievement with Global Reach. Kegiatan priori-tas USU ASRI berkisar pada ruang kelas, laboratorium, fasilitas umum mahasiswa,

Rektor Syahril Pasaribu saat ditemui di ruang kerjanya setelah Uji Sidang, Kamis (13/11). Masa jabatan Rektor Syahril Pasaribu akan segera berakhir pada Maret 2015.REKTOR USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Tantry Ika Adriati

Page 11: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Warisan Sang RektorSUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

11laporan utamadan lingkungan USU, seperti dilansir dari Tabloid SUARA USU Edisi 93, Mei 2013.

Dalam kata sambutannya saat Dies Natalis USU Agus-tus silam, Prof Syahril me-nyatakan sudah ada sebelas pembangunan gedung baru di enam fakultas 2012 lalu, dan lima fakultas di tahun 2013. Pun tahun ini ada pem-bangunan gedung untuk FT dan FKM.

Tak hanya pembangunan gedung kuliah baru. Dilaku-kan juga perbaikan drainase, pemeliharaan laboratorium, pemeliharaan rumah dinas rektor, gedung olah raga ser-ta pengembangan fasilitas umum untuk mahasiswa. Per-baikan sama juga dilakukan di biro rektorat, taman di de-pan biro rektorat, auditorium, dan gelanggang mahasiswa. “Sekarang kan juga akan ada sepeda kampus,” tambah Prof Syahril.

FH misalnya. Dekan FH Prof Runtung Sitepu cerita akhir tahun lalu selain pem-bangunan gedung baru, ditam bahkan juga parkiran, serta pengecatan ulang semua ge-dung di FH. “Ada perbaikan toilet juga,” lanjutnya.

Laboratorium juga men-jadi perhatian. Seperti pem-bangunan Laboratorium Ilmu Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Prof Runtung bilang, laboratorium berpengaruh pada penelitian dosen dan mahasiswa. Aspek yang me-megang peranan dalam akre-ditasi USU.

Menurut Prof Syahril se-benarnya ada peningkatan akreditasi USU. Tahun ini, ada 28 program studi (prodi) yang memiliki akreditasi B. Jumlah ini meningkat dibanding ta-hun 2009, hanya ada dua be-las prodi berakreditasi B.

Pun begitu dengan pene-litian dosen. Ada peningkatan dibanding tahun-tahun sebe lumnya. Tahun ini ada 215 dari 346 usulan judul penelitian yang disetujui Direktorat Jen-deral Pendidikan Tinggi (Dikti). Meningkat dari 114 judul yang diterima tahun lalu.

“Enggak turun, cuma na iknya pelan. Sementara orang naiknya cepat sekali,” ujar Prof Syahril.

Berdasarkan data Lem-baga Penilitian (LP) USU, ta-hun 2010 hanya ada sepuluh persen dosen yang melaku-kan penelitian. Tak banyak proposal yang masuk ke LP, hanya sekitar 160 proposal yang berhasil lolos dan dida-nai Dikti.

“Mungkin dosennya si-buk mencari uang,” kata Prof Syahril sambil tertawa.

Tak hanya itu, banyaknya prodi dengan akreditasi C juga jadi alasan lain. Prof Zulkifli,

WR I bilang akreditasi C ba nyak terdapat di prodi D-III. Pasalnya, tak ada ada dosen tetap untuk D-III, yang ada hanya dosen tidak tetap.

Sedangkan dalam pe-nilaiannya, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tak memperhi-tungkan dosen tak tetap. Ter-lebih lagi Prof Zulkifli bilang USU tak punya kuasa. Sebab masalah dosen bukan dita ngani USU langsung, namun oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara.

Upaya menjadikan USU akreditasi A, kata Prof Zulki-fli sebenarnya perlu dilaku-kan seluruh civitas akademi-ka. Sebab penilaian terhadap akreditasi sangatlah kom-pleks, baik mahasiswa mau-pun dosen sama-sama punya peran penting.

Terlebih dosen, yang tugasnya jelas terpapar di dalam tri darma perguru-an tinggi yakni: mengajar, meneliti, dan mengabdi. “Kita di sini sebagai pengajar, kalau enggak, bukan di sini tempat kita, kan?” sambung Prof Syahril. Inilah yang menurut-nya perlu ditingkatkan.

Kini status USU berubah dari Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Ke depannya, menurut Prof Arman, USU tak bisa main-main lagi.

Sebab salah satu indika-tor utama pencapaian PTN-BH dengan mencapai nilai tertinggi, yakni akreditasi A. Ditambah lagi, penilaian pola audit bukan hanya de ngan hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) saja, melainkan juga melihat hasil yang dicapai USU.

“Penelitian dosen sudah ada belum?” katanya. Prof Arman pikir tak ada guna nya dua tahun ini hasil audit laporan keuangan mendapat nilai tinggi, tetapi, “tak ada output pada akreditasi USU.” Hal ini yang harus dikejar ke depannya.

Pun, menurut Prof Arman ia selalu sediakan anggaran untuk penelitian dosen. Teta-pi tetap tak ada peningkatan. “Buktinya akreditasi USU masih B,” sahutnya.

Prof Syahril tuturkan USU kini sudah mewajibkan setiap prodi membuat dua penelitian per tahun. Pene-litian akan dibiayai oleh uni-versitas. “Mudah-mudahan akan membantu,” ucap Prof Syahril.

Harus BerbenahKini, masa Rektor Prof

Syahril tak lama lagi. Maret tahun depan, masa kepe-mimpinan Prof Syahril akan resmi berakhir. Lima tahun

lalu, saat dinyatakan resmi menjadi Rektor USU periode 2009-2014, ada tujuh program kerja yang digadang-gadang.

Yakni: tata kelola yang an-dal dan sumber daya manusia yang berkomitmen; peningka-tan reputasi universitas menu-ju achievement with global reach; peningkatan relevansi dan daya saing disertai pemer-taan dan penelusuran akses; peningkatan kemandirian melalui wirausaha (enterpere-neurship); pengembangan perilaku kecendikiawanan yang beretika; peningkatan

Sejumlah mahasiswa yang akan menaiki bus kampus di zona lintas USU depan Fakultas Ilmu Budaya, Jumat (14/11). Bus kampus merupakan salah satu program kerja Rektor Prof Syahril Pasaribu yang tercapai selama menjabat.

BUS KAMPUS

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

income generating dan pena-taan infrastruktur dan fasilitas kampus.

Namun, setelah lima tahun tak semua diselesaikan den-gan baik oleh Prof Syahril.

Prof Syahril mengamini. Menurutnya yang paling belum maksimal adalah keamananan dan akademik. Prof Syahril tak bicara banyak terkait ke-amanan. Namun, mengenai akademik, menurutnya USU sudah punya fasilitas penun-jang akademik yang maksimal, hanya peningkatan nilai aka-demik yang kurang.

Contohnya, riset dan pene-litian yang dilakukan dosen dan mahasiswa. Menurut-nya, USU akan dengan mudah mencapai akreditasi A di ta-hun 2017 nanti kalau riset dan penelitian ini ditingkatkan.

Erwin Nasution, alumni sekaligus Ketua Ikatan Ke-luarga Alumni (IKA) Fakultas Pertanian (FP) setuju. Menu-rutnya, akreditasi universitas berpengaruh pada peluang kerja tamatan USU nanti. “Ka-lau masih B, perusahaan ng-gak akan langsung terima,” terangnya.

Akreditasi tentu menjadi salah satu evaluasi di masa kepemimpinan Rektor Prof

Syahril, kata Erwin.Lanjut Erwin, ada evaluasi

lain di masa kepemimpinan Prof Syahril. Kampus II USU Kwala Bekala. Kampus kedua USU yang sudah dimulai sejak kepemimpinan Rektor Prof Chairuddin Panusunan Lubis hingga kini tak menujukkan perkemajuan yang signifikan. Pembangunan di sana ma-sih berupa pendopo, asrama mahasiswa, pos-pos jaga, gudang, beberapa kantor ad-ministrasi, pagar pembatas, bengkel dan gapura “Sayang sekali, padahal sudah lama,”

sahutnya.Pun Erwin sepakat masih

ada prioritas lain yang ha-rus dikejar ketimbang Kwala Bekala, yaitu perumahan dosen. Bagaimanapun, pe-rumahan dosen adalah milik USU. Seharusnya rektorat leb-ih tegas kepada dosen-dosen yang sudah pensiun, agar tak menggunakannya menjadi rumah pribadi. Apalagi sam-pai dijadikan lahan bisnis untuk kontrakan mahasiswa. “Padahal lahan rumah-rumah dosen itu bisa digunakan un-tuk pembangunan USU juga.”

WR V Yusuf Husni sampai-kan kesulitan utama dalam pembangunan Kwala Bekala adalah keterbatasan keter sediaan dana yang dimiliki USU. Sebab dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Neg-ara (APBN) untuk USU tak cu-kup untuk membangun lahan seluas 300 hektare tersebut. “Pun susah jalin kerja sama dengan pihak luar,” sahutnya.

Namun Yusuf bilang pemeliharaan tetap dilaku-kan di sana. Gedung untuk Fakultas Kehutanan (Fahuta) juga baru tahun depan akan mulai dibangun di sana.

Terkait rumah dosen, jauh hari sebelumnya rek-

torat layangkan surat kepada dosen yang sudah pensiun agar meninggalkan peruma-han dosen. Namun, berbagai alasan diterima pihak rek-torat. Yusuf bilang, beberapa dosen beralasan tidak memi-liki rumah selain di USU. Pun untuk penggunaan rumah sebagai kontrakan, malah mahasiswanya mengaku se-bagai kerabat dosen. ”Jadi susah untuk bersikap tegas,” sahutnya.

Keduanya menjadi pe-kerjaan rumah yang diting-galkan Rektor USU Periode

2005-2010 Prof CPL lima ta-hun lalu. Ada satu lagi yang ditinggalkan Prof CPL un-tuk diteruskan Prof Syahril. Rumah Sakit (RS) USU. Sejak rampung 2011 lalu, RS USU tak kunjung diresmikan. Ke tersediaan fasilitas menjadi masalah saat itu. Hingga kini, saat bangunan fisik, fasilitas, tenaga kepegawaian sudah lengkap, RS USU masih belum diresmikan.

Prof Syahril bilang tak ada masalah apa-apa tentang RS ini. Yang jadi kendala ialah tak ada dana untuk mengun-dang presiden agar resmikan RS. Akhirnya dibuatlah ren-cana mengundang menteri pendidikan sebagai gantinya.

Kini, November adalah bu-lan peresmian RS USU, meski-pun belum ada tanggal pasti-nya. “Kan sudah ganti menteri baru,” sahutnya.

Masa Prof Syahril tak lama lagi. Empat bulan waktu yang tersisa belum tentu cukup perbaiki kinerja yang menu-rut Prof Syahril belum maksi-mal. Bagaimanapun akredi-tasi tetap menjadi pekerjaan rumah utama untuk rektor selanjutnya. “Mudah-mudah an lebih baik ke depannya,” pesan Prof Syahril.

Page 12: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201412 riset

Apa Kabar Jumlah Penelitian Mahasiswa Sekarang?

Penelitian mahasiswa menjadi salah satu indikator dalam penentuan akreditasi. Pun dalam pengajuan tugas akhir. Juga digunakan dalam pengajuan beasiswa. Sebenarnya seberapa tinggi tingkat penelitian yang dilakukan mahasiswa USU? Juga

seberapa pentingkah penelitian mahasiswa ini dilakukan?Jajak pendapat ini dilakukan dengan melibatkan 387

mahasiswa USU, sampel diambil secara accidental dengan mempertimbangkan proporsionalitas di setiap fakultas. Kuisioner disebar dalam rentang waktu 11-18 Oktober 2014. Dengan tingkat kepercayaan 94 persen dan sampling error enam persen, jajak pendapat ini tidak dimaksudkan untuk mewakili pendapat seluruh mahasiswa USU. (Litbang)

1. Apakah Anda pernah atau tidak pernah membuat penelitian?

2. Jika pernah untuk keperluan apa Anda membuat penelitian?

3. Jika tidak pernah apa yang menjadi hambatan Anda untuk membuat penelitian?

AUDIRA AInInDYA | SUARA USU

5. Jika tidak pernah apa alasan Anda tidak membuat penelitian?

4. Berapa kali anda sudah membuat penelitian?

6. Apakah di fakultas Anda ada pengharusan membuat penelitian?

Page 13: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 13dialog

Persyaratan umum untuk menjadi Rektor USU tercantum dalam Statuta USU dan persyaratan khusus menjadi Rektor USU tercantum dalam Peraturan MWA No 3 Tahun 2014. Secara umum, calon rektor memenuhi persyaratan yakni belum berusia 60 tahun pada saat dilantik menjadi rektor; mampu melaksanakan perbuatan hukum; berkewarganegaraan Indonesia; sehat jas-mani dan rohani; memiliki integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi; berwawasan luas mengenai pendidikan tinggi; tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana keja-hatan dengan ancaman pidana penjara paling singkat 4 tahun; serta berpendidikan doktor (S3). Untuk persyaratan khusus yaitu: tidak pernah melanggar etika dan moral; memiliki pengalaman manajerial terutama di lingkungan pendidikan tinggi; mampu menerjemahkan visi dan misi USU serta bersedia dan berkomitmen melaksanakan renstra universitas dalam program kerjanya; memiliki jiwa kewirausahaan; tidak mengikuti pendidikan formal atau nonformal lebih dari enam bulan berturut-turut dalam masa jabatan. Selanjutnya, tatacara pemilihan Rek-tor USU sebagaimana diatur dalam Peraturan MWA No 3 Tahun 2014, dilaksanakan melalui be-berapa tahapan, yaitu penjaringan, penyaringan dan pemilihan.

Beberapa penambahan persyaratan tersebut, berpengaruh terhadap aturan pelaksana Statuta USU dalam hal ini Peraturan MWA. Peraturan MWA tidak boleh bertentangan dan harus sejalan dengan Statuta USU.

Ketentutan pelaksanaan pemilihan Rektor di aturan pada Pasal 5 sampai Pasal 8 Peraturan MWA No. 3 Tahun 2014, tidak banyak perbedaan dengan tatacara pemilihan yang lalu, per-bedaannya hanya terdapat pada tahap penjaringan, yaitu:Pemilihan rektor diselenggarakan paling lama lima bulan sebelum masa jabatan rektor bera-khir melalui tahapan penjaringan, penyaringan dan pemilihan. Untuk tahapan penjaringan, Senat Akademik (SA) membentuk panitia penjaringan calon rektor, yang terdiri dari 4 dari untur MWA, 3 orang dari unsur SA, 3 orang perwakilan Dewan Guru Besar dan 1 orang dari perwakilan Rektorat. Ketuanya berasal dari unsur MWA dan sekretarisnya berasal dari unsur SA. Pada tahap ini pula panitia melakukan penjaringan terhadap calon rektor yang memenuhi persyaratan administratif untuk mengikuti audisi, yang dihadiri oleh civitas Aka-demika, tokoh masyarakat, dan unsur lain yang akan ditetapkan panitia. Calon rektor yang telah mengikuti audisi diajukan oleh panitia kepada SA untuk mengikuti tahapan penyarin-gan. Tahapan penjaringan dilaksanakan dalam rapat SA melalui pemberian skor/nilai un-tuk mendapat lima nama calon rektor. Tata pemberian skor/nilai diatur lebih lanjut dalam peraturan SA. Terhadap lima nama calon rektor tersebut, dilakukan pemilihan oleh SA un-tuk mendapat dua nama calon rektor. Pemilihan dilaksanakan secara langsung, bebas dan rahasia. Setiap anggota SA memiliki satu suara. Kemudian, dua nama itu diajukan SA kepada MWA untuk mengikuti tahapan pemilihan rektor. Tahapan pemilihan rektor dilaksanakan dalam rapat MWA dengan acara tunggal pemilihan rektor. Menteri memiliki 35 persen hak suara, sisanya 65 persen suara untuk setiap anggota MWA yang hadir.

Sebenarnya, MWA sudah membuat rencana terkait jadwal pemilihan rektor, yaitu: panitia pe-milihan rektor selambat-lambatnya tanggal 30 September 2014 telah menyelesaikan tugasnya serta menyampaikan dua nama calon rektor kepada SA. Selambat-lambatnya, tanggal 3 Oktober, SA sudah ditetapkan dua nama rektor dan diserahkan pada MWA. Selambat-lambatnya tanggal 10 Februari 2015 anggota MWA yang baru telah melakukan pemilihan rektor sehingga rektor baru segera dilantik, karena Rektor USU Prof Syahril Pasaribu pada tanggal tersebut genap beru-sia 65 tahun. Untuk tidak terjadinya kekosongan jabatan rektor, perlu dipercepat pemilihannya.

Calon rektor nanti harus lebih memahami apa itu PTN-BH, visi dan misi USU serta program kerja USU kedepannya seperti yang tertulis dalam Rencana Strategi dan Rencana Jangka Panjang USU. Selain itu, Rektor USU nantinya membuat rencana untuk menghadapi masa depan USU sesuai visi, misi dan tujuan dengan langkah-langkah strategis, serta segera melaksanakan langkah-langkah tersebut. Rektor USU ke depan hendak mempunyai motto “berdampingan dalam satu tujuan”. Mantan rektor tetap menjadi mitra dan memberikan masukan pemikiran bagi rektor baru.

Mengenal Pemilihan Rektor Pascastatuta Baru USUUSU resmi menyandang status Perguruan Tinggi

Negeri Badan Hukum (PTN-BH) pada Maret lalu saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No 16 Tahun 2014, dengan berubahnya statuta USU menjadi PTN-BH maka level USU naik satu

tingkat dari universitas yang masih menyandang Pergu-ruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) dengan tujuan menjadi universitas yang berkualitas. Persyaratan pemilihan rektor tak jauh berbeda dari statuta USU saat masih PT-BHMN, namun ada beberapa penambahan ter-kait syarat-syarat pemilihan rektor.

Salah satunya yaitu belum berusia 60 tahun pada saat dilantik menjadi rektor seperti yang tercantum di PP No 16 Tahun 2014 Pasal 29 No 2a. Hal ini secara oto-matis juga memengaruhi peraturan Majelis Wali Amanat (MWA) terkait syarat-syarat pemilihan rektor yang men-gacu pada PP No 16 tahun 2014. Lalu, bagaimana syarat-syarat pemilihan rektor pascastatuta baru USU? Seperti apa teknis pelaksanaan pemilihan rektor pascastatuta baru USU? Berikut adalah wawancara reporter SUARA USU Apriani Novitasari dengan Prof Alvi Syahrin, Sekretaris MWA periode 2009-2014.

Bagaimana syarat-syarat pemilihan Rek-tor USU setelah terjadi perubahan statuta USU menjadi PTN-BH?

Apakah penambahan syarat-syarat rektor pada statuta PTN-BH meme-ngaruhi peraturan MWA tentang syarat-syarat pemilihan rektor?

Bagaimana ketentuan mengenai teknis pelak-sanaan pemilihan rek-tor, apakah ada yang berbeda?

Sebelumnya, sudah adakah waktu yang ditetapkan MWA ter-kait jadwal pemilihan rektor?

Apa harapan Anda untuk calon rektor nanti?

YULIEn LoVEnnY ESTER | SUARA USU

BiodataNama:

Prof Alvi Syahrin

Tempat dan Tanggal Lahir:

Medan, 31 Maret 1963

Pendidikan:SD Negeri No 4 Titi Papan

Medan Deli (1970-1973)

SMP Negeri 9 Medan (1973-1976)

SMA Negeri 2 Medan (1976-1980)

S1 Fakultas Hukum USU (1980-1985)

S2 Fakultas Hukum Uni-versitas Airlangga (1990-

1992)S3 Fakultas Hukum USU

(1998-2001)

Jabatan:Guru Besar Hukum Pidana/Lingkungan

Fakultas Hukum Universi-tas Sumatera Utara (2003)

Sekretaris Majelis Wali Amanat USU

(2004-2009, 2009-2014)

Sekretaris Program Magis-ter Ilmu Hukum Sekolah

Pascasarjana USU (2002 -2005)

Ketua Program Doktor (S3) dan Magister (S2) Penge-lolaan Sumber Daya Alam

dan Lingkungan Hidup (PSL) Sekolah

Pascasarjana USU (2004 -2010);

Wakil Direktur II Sekolah Pascasarjana USU

(2010 - 2015);

Page 14: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

14 ragam

Ancang-ancang Polmed, Pindah dari USU Lazuardi Pratama

Politeknik Negeri Medan alias Polmed mulai ambil posisi

untuk relokasi lahan kampus. Peralihan aset antara USU-Pol-

med belum jelas.

Puluhan pekerja m e n g e l i l i n g i gedung yang sedang dibangun itu dari berbagai

sisi. Ada yang mengecor, memaku kayu-kayu penyangga juga mengangkut semen. Gedung itu baru terbangun dua lantai dari rencana lima lantai. Nantinya, itu akan jadi laboratorium teknik mesin. Di sisi lain, Polmed yang menaungi gedung itu sudah ambil posisi untuk segera relokasi.

Rencana relokasi Polmed sudah sejak dulu. Bahkan, Pembantu Direktur IV Bidang Aset dan Kerja Sama Cipta Darma lupa kapan tepatnya. Sejak awal, direktorat berpikir lahan seluas delapan hektare sekarang tidak potensial untuk dikembangkan. Jadilah rencana relokasi mulai digagas.

Rencana awalnya adalah mencari lokasi yang pas dengan karakteristik politeknik. “Kita upayakan yang bekas lahan pabrik biar mudah untuk praktik,” kata Cipta. Sampai sekarang, sudah banyak lokasi yang dikira-kira cocok, seperti beberapa lahan di Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang. Kini pilihan mengerucut menjadi dua: lahan perkebunan antara Medan-Tanjung Morawa kilometer 12 dan 13. Kedua lahan tersebut sama-sama

seluas empat puluh hektare dan berada pada lahan perkebunan. “Kita juga cari lahan kebun, nanti mau buat program studi pertanian,” katanya.

Kedua lahan itu milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV yang sudah tidak digunakan untuk perkebunan lagi. Untuk mendapatkannya, Polmed perlu membayar. Anggaran sudah diusulkan ke pemerintah tahun lalu.

Seharusnya sudah cair pertengahan tahun ini, tapi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) yang sahkan anggaran diganti, sehingga sampai saat ini ditunda. “Itu tinggal ketuk palu,” kata Cipta. Anggaran itu harus cair sebelum akhir tahun. Bila tidak cair, duit dikembalikan ke negara dan rencana relokasi jadi tertunda.

Maklum, Cipta yang juga ketua relokasi ini sudah memasang timeline. Setelah pembelian lahan, pihaknya menganggarkan pembangunan gedung administrasi di sana. Lalu auditorium atau gedung serbaguna. Kemudian gedung kuliah yang dimulai dari program studi yang afiliasinya niaga hingga teknik. “Mesin-mesin itu, kan, berat. Kalau dipindah-pindah nanti dia mudah rusak,” katanya.

Sempat terjadi konflik untuk membujuk DPR-RI dan pemerintah mencairkan dananya, untuk itu perlu adanya rekomendasi dari pihak-pihak terkait. Rekomendasi didapat Polmed dari DPRD Sumatera Utara, Bupati Deli Serdang hingga USU. “Kemendikbud sempat

panggil kita (Polmed dan USU—red). Mereka kira kita ada masalah karena kita ngotot minta pindah dari sini,” kata Cipta. Hal itu juga dikonfirmasi USU lewat Wakil Rektor V Yusuf Husni. “Saya yang dipanggil (mewakili USU—red) kemarin,” katanya.

Rencana Pindah dan Gedung Baru

Muhammad Zuhri Maulana Nasution m e n y a y a n g k a n pembangunan gedung baru dekat gedung direktorat. Sementara rencana relokasi sudah mulai berjalan. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Polmed ini berujar gedung itu harusnya masih bisa dipakai lebih lama dari rencana relokasi. “Saya sih memandang relokasi bakal lebih lama lagi,” katanya.

Di sisi yang sama, Cipta sepakat. Tapi fungsi gedung

jauh lebih mendesak. Laboratorium teknik mesin yang ada selama ini sudah tidak layak pakai. Mesin-mesin yang masih digunakan sudah sangat kuno. “Peralatannya sudah dari tahun 1982, sudah out of date,” katanya. Jadi, selagi relokasi berjalan, laboratorium lima lantai ini akan dipakai lebih dulu.

Peralihan Aset Belum JelasSampai kini, belum ada

pembicaraan lebih lanjut ihwal peralihan aset Polmed pascapindah ke USU. Cipta mengakui belum ingin membicarakannya dengan USU sebab menunggu kejelasan anggaran pembelian lahan lebih dulu. “Tapi biasanya ada proses ganti rugi,” katanya.

Soal pembicaraan lebih lanjut, Yusuf membenarkan. Tapi ia berbeda pandangan

soal peralihan aset. Aset Polmed berupa lahan dan gedung sekarang adalah milik USU. Ini disebabkan Polmed adalah bagian dari USU sebelum berdiri sendiri tahun 1998. “Itu izin-izin (terkait aset—red) sampai sekarang masih lewat USU,” kata Yusuf.

Yusuf beralasan peralihan aset itu sudah diatur dalam statuta USU Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) yang memungkinkan perguruan tinggi PTN-BH berhak mengelola asetnya sendiri. Aset yang menjadi milik USU tidak termasuk barang seperti komputer dan kursi. “Kalau gedungnya bisa dibawa, bawalah itu,” ujarnya.

Namun Cipta berkata lain. Keputusan itu harusnya dibahas dulu di meja runding agar tidak terjadi hal-hal yang secara sepihak dan melawan hukum.

Gedung Politeknik negeri Medan (Polmed) dari ketinggian di Jalan Al-mamater, Kamis (7/11). Rencananya Polmed akan direlokasi ke Tanjung Morawa.

BINGKAI

Pemililihan Rektor USU Tersandung Teken Menteri Yulien Lovenny Ester G AKHIR tahun 2009 silam,

Sutomo Kasiman, Ketua Senat Akademik (SA) saat itu menunjuk Prof Runtung Sitepu, Dekan Fakultas Hukum sebagai Panitia Penyelenggara Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P4CR) USU Periode 2010-2015. Jadilah Prof Runtung menunjuk Prof Armansyah Ginting, Dekan Fakultas Teknik, sebagai sekretaris, Dedi Dinarta, sebagai anggota dan enam orang lain untuk turut serta menemaninya.

Kepanitiaan dimulai sejak akhir tahun 2009 setelah masa Rektor Prof Chairuddin Panusunan Lubis berakhir. Tahap pertama adalah pendaftaran nama bakal calon rektor pada panitia. Selanjutnya, nama-nama yang ada diberikan pada SA untuk diseleksi, disebut proses penjaringan. Setelah proses penjaringan SA, nama-nama yang terjaring diberikan pada MWA untuk disaring. “Proses penyaringan di SA dan di MWA selisih satu hari,” ujar

Prof Runtung.Tersebutlah dua nama,

Prof Syahril Pasaribu, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ismeth Danial Nasution, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi. Dilakukan pengambilan suara di MWA. Keluarlah Prof Syahril menjadi Rektor USU periode 2009-2014 dengan perolehan suara tertinggi.

Begitu gambaran yang dapat diingat Prof Runtung. Maklum, kejadiannya sudah lima tahun lalu. “Saya tak ingat betul,” sahutnya.

Kini, masa Rektor Prof Syahril akan berakhir Maret 2015 nanti. Dalam Peraturan MWA No 3 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, serta Pemberhentian Rektor dan Wakil Rektor Pasal 5 Ayat 1 menyebutkan pemilihan rektor baru dilakukan paling lama lima bulan sebelum masa jabatan rektor berakhir.

Pun, dalam peraturan yang sama disebutkan proses yang akan dilalui dalam pemilihan rektor.

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Masa kepemimpinan Rek-tor Prof Syahril Pasaribu akan berakhir. Harusnya

ada kepanitiaan dibentuk untuk pemilihan rek-

tor baru. Namun, hingga kini masih tunggu surat

Kemendikbud terkait ang-gota Majelis Wali Amanat

(MWA) USU yang baru.

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

Page 15: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

15ragam

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

bilang uangnya kandas untuk pembuatan mobil dan ongkos kirim nanti.

Untuk itulah tim ajukan proposal untuk pengadaan dana. Kini, tim sedang menunggu cairnya dana dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi, PT Telkom, Perseroan Terbatas Perkebunan Negara (PTPN) I, II, III, dan IV, serta Deli Tire—PT Industri Karet Deli.

Tim juga ajukan proposal ke rektorat tiga bulan sebelum keberangkatan. Namun dananya tak bisa dikeluarkan sebelum kejuaraan dimulai. “Sejak pertama kali ikuti kejuaraan 2012 silam memang seperti itu,” kata Himsar.

Wakil Rektor III Raja

Diesel Tim Horas cerita, Desember 2012 lalu saat tim tak jadi pemenang SEM Asia 2012, USU adakan acara, apresiasi karena mobil yang diperlombakan berhasil melaju hingga 90km/liter. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho, turut hadir. Dalam kata sambutannya, ia bilang akan beri bantuan senilai Rp 750 juta untuk pengembangan mobil hemat energi tim menuju SEM Asia 2013. Dananya akan dianggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013. SEM Asia 2013 berakhir, dananya tak kunjung diterima.

Kepala Subbagian Badan

Panitia Pemilihan rektor periode 2015-2020 diisi oleh empat orang perwakilan MWA, tiga orang perwakilan SA, tiga orang perwakilan Dewan Guru Besar (DGB) dan satu orang mewakili rektorat.

Prosesnya tak beda dibandingkan lima tahun lalu, kata Prof Runtung. Dimulai dari penyaringan secara tunggal oleh SA. Selanjutnya, proses pemilihan oleh MWA. Pemilihan dilakukan setelah wawancara panel terhadap calon yang diajukan SA. Saat inilah para calon rektor akan sampaikan visi misi untuk USU. Calon rektor dengan suara tertinggi ditetapkan

oleh MWA sebagai rektor terpilih.

Prof Runtung bilang ada hal berbeda yang kemungkinan akan diterapkan dalam pemilihan rektor periode ini. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 16 Tahun 2014 Tentang Statuta USU Pasal 29 Ayat 2a menyatakan rektor periode mendatang harus dilantik sebelum berusia 60 tahun. “Lima tahun lalu tak ada syarat seperti itu, tapi MWA menetapkan saja kalau itu bukan masalah,” lanjutnya.

Prof Alvi Syahrin, Sekretaris MWA periode 2009-2014 bilang sebelumnya tak ada peraturan menteri terkait usia

rektor. Tapi Prof Alvi setuju dengan peraturan ini. Prof Alvi bilang pembatasan umur ini untuk regenerasi. “Misal saya pimpinan saudara, hormat enggak Anda sama saya? Kalau seandainya saya naik lagi padahal seharusnya itu generasi saudara bagaimana?” ujar Prof Alvi.

Masih Tunggu Teken Menteri

Pemilihan rektor harus sudah dilakukan lima bulan sebelum masa rektor berakhir. Kini susunan panitia pun belum ada. Hal ini berkaitan dengan status keanggotaan MWA yang belum pasti.

Status keanggotaan MWA masih menunggu surat keputusan (SK) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Nanti, setelah SK diterima, MWA yang lama dan MWA periode sekarang bersama memilih ketua dan sekretaris MWA. Ketua MWA terpilih yang akan membentuk panitia pemilihan rektor.

Hal ini diamini Prof Chairul Yoel, Ketua SA periode 2015-2020. Ia bilang kemungkinan proses pemilihan rektor akan diundur. “Belum ada perkembangan karena ada re-strukturisasi di Dikti (Dirjen Pedidikan dan Perguruan Tinggi –red), sehingga belum

Tim Horas, Masih Dijerat Kekurangan Dana

Amelia Ramadhani

Tim Horas USU tetap ikuti kejuaraan Shell Eco-marathon

(SEM) Asia 2014 meski tak ada jaminan dana. Untuk 2015, itu

terulang lagi.

Tahun ini Tim Horas ikuti SEM Asia 2014 di Manila, Filipina. Digawangi Himsar Ambarita,

Pembimbing Tim Horas, mereka cari sponsor untuk penuhi kebutuhan dana. Kini, Tim Horas sedang persiapkan diri untuk SEM Asia 2015. Diadakan pada 25 Februari hingga 1 Maret mendatang di sirkuit yang sama. Himsar cerita saat ini tim sedang lakukan pengujian emisi dan pencapaian jarak tempuh per liter bahan bakar.

Tim Horas kembali ikuti klasemen urban etanol dan diesel. Himsar bilang tim perlu merombak desain mobil. Massa mobil dikurangi hingga lebih ringan dan aerodinamik. Tim juga perbarui target jarak tempuh per liter. Ditingkatkan menjadi 150 km/liter diesel dan 250 km/liter etanol setelah sebelumnya hanya 100 km/liter diesel dan 200 km/ liter etanol.

Namun kini, Tim Horas hadapi masalah yang sama, kekurangan dana Rp 500 juta. Rinciannya, pembuatan mobil, biaya pengiriman mobil, serta tansportasi dan akomodasi selama kejuaraan.

Dana yang ada berkisar Rp 150 juta. Berasal dari uang hasil menang kejuaraan tahun ini, iuran anggota dan sumbangan alumni. Himsar

Bongsu Hutagalung tak berikan banyak solusi terkait dana. Ia sarankan agar tim mencari sponsor berpeluang besar. Juga, “manfaatkan alumni yang sudah besar,” sahutnya.

Kemungkinan terburuk, tim harus ambil tindakan tegas. Tahun lalu anggota tim mengeluarkan uang pribadi untuk transportasi dan akomodasi. Untuk minimalisir pengeluaran mereka memesan tiket pesawat saat promo. Jika memungkinkan biayanya akan diganti setengah. Jika tidak, “kita harus berkorban demi nama USU,” sahut Himsar.

Janji GubernurArie M Bangun, Manajer

Perencaaan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Henry Pohan bilang 2013 lalu keuangan Sumut tak mampu penuhi hibah yang dijanjikan.

Oktober 2013, Arie memasukkan proposal ke Pemerintah Provinsi Sumut sebagai persyaratan pemprosesan hibah yang dijanjikan gubsu. Angka Rp 1,01 miliar diajukan.

Henry bilang dana yang diberikan tak sebanyak itu, hanya Rp 500 juta yang diberikan. Pencairan dana dilakukan paling lambat Oktober tahun ini. Kini, Dokumen Pelaksana Perubahan Anggaran-Surat Ketetapan Pajak Daerah (DPPA-SKPD) berisi proposal permintaan dana Tim Horas sudah di tangan Gubsu. Akan dibahas oleh Gubsu bersama sekretaris daerah (sekda) Provinsi Sumut. Namun, “belum bisa, Pak Sekda lagi di Jakarta,” sahut Henry. Henry tegaskan, dananya pasti cair tahun ini.

Henry bilang sebaiknya tim segera menyurati Dinas Pendidikan Kota Medan untuk permohonan pencairan sebab perintahnya dari Dinas Pendidikan. Menanggapi hal ini, Arie bilang mereka akan segera ke kantor Gubsu ketika sekda kembali dari Jakarta. Ia berencana tanyakan bagaimana proses pencairan dana yang dimaksud. “Kita belum tahu kontennya apa saja, jadi mau ditanya dulu,” tambahnya.

Lanjutnya, “kalau enggak cair juga sampai akhir November ini, konferensi pers juga kami.”

diproses,” sahutnya.Tapi Prof Runtung

optimis pemilihan rektor akan berlangsung tepat waktu yakni bulan Januari. “Tarok-lah akhir November ini disahkan, masih ada dua bulan waktu persiapkan,” ujar Prof Runtung.

Selain itu Prof Alvi bilang jika sudah ada keputusan dari Dikti maka tahap penjaringan dan penyaringan serta pemilihan dapat diselesaikan dengan cepat. “Misalnya tahap penjaringan dua minggu, tahap penyaringan seminggu. Tiga minggu setelah itu pemilihan,” ujar Prof Alvi.

KERANGKA Bentuk pola mobil yang belum selesai pengerjaanya di Laboratorium Departe-men Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Jumat (3/10). Tahun 2014 Tim Horas akan mengikuti kejuaraan SEM di Filipina, namun masih terkendala dana.

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014

Page 16: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201416 halaman persembahan

Fakta tentangPers Mahasiswa SUARA USU

1 SUARA USU berdiri pada 1 Juli 1995, tepat 19

tahun lalu.

2. SUARA USU punya Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga (AD/ART) sebagai pedoman

mengambil keputusan. AD/ART bisa diubah pada RUA atau Rapat Istimewa dan

harus dihadiri oleh anggota muda, anggota biasa, dan

anggota luar biasa.

3. SUARA USU telah dipimpin oleh 19 orang pemimpin umum sejak

1995.

4. SUARA USU adalah satu-satunya unit kegiatan mahasiswa (UKM) tingkat universitas yang bergerak

di bidang jurnalistik, karenanya surat keputusan

(SK) kepengurusan dikeluarkan oleh rektor.

5. Dalam strukturalnya, SUARA USU dilindungi

Rektor USU dengan penasihat Wakil Rektor III.

6. Motto SUARA USU adalah realitas perspektif

mahasiswa, artinya semua pemberitaan yang dihasilkan berdasarkan fakta dari sudut

pandang mahasiswa.

7. Pengurus harian SUARA USU ada enam orang, yakni

pemimpin umum, sekretaris umum, bendahara umum, kepala litbang, pemimpin

perusahaan, dan pemimpin redaksi.

8. SUARA USU punya empat macam produk, yakni

majalah, tabloid, koran dinding, dan portal berita

online: suarausu.co.

9. SUARA USU memiliki tiga bagian. Pertama,

Redaksi bertanggung jawab mengelola pemberitaan di produk SUARA USU. Perusahaan bertugas

mengelola pemasukan untuk SUARA USU, termasuk iklan, sirkulasi produk cetak, jasa

cetak spanduk dan stiker

17. Non-anggota, termasuk anggota magang SUARA USU dilarang masuk ke

sebuah ruangan di dalam sekretariat, disebut

newsroom. Sebab ruangan itu digunakan untuk

melakukan semua tugas atau pekerjaan yang tidak

bisa ditampilkan pada non-anggota.

18. Dalam melakukan kegiatan, SUARA USU menentukan program

kerja (progja) yang akan dikerjakan selama satu periode. Progja harus

melalui kesepakatan seluruh anggota dan ditentukan saat

rapat kerja.

19. SUARA USU juga adakan sejumlah acara. Seperti

pelatihan, baik tingkat dasar maupun tingkat nasional,

atau perlombaan jurnalistik dan semacamnya. Ini

dilakukan untuk menempah kreativitas dan kemampuan anggota dalam mengonsep

pagelaran. Supaya tak hanya jago di bidang jurnalistik,

namun juga teknis pengorganisasian.

20. SUARA USU punya beberapa jenis rapat. Rapat

bagian, rapat pengurus, rapat kepanitiaan, rapat harian, rapat kerja, rapat umum anggota, dan rapat

istimewa.

21. Rapat bagian dilakukan per bagian. Ada rapat Dewan Redaksi, rapat Litbang, rapat

Perusahaan dan rapat Umum.

22. Rapat pengurus dihadiri oleh enam orang pengurus, membahas perkembangan

bagian, pembahasan perkembangan dan evaluasi

kinerja ataupun keaktifan anggota.

23. Rapat kepanitiaan dilakukan oleh masing-

masing kepanitiaan yang dibentuk untuk

menanggungjawabi kegiatan di SUARA USU. Tak jarang

dalam waktu bersamaan ada lebih dari satu kepanitiaan.

24. Rapat harian dilakukan

serta promosi SUARA USU. Litbang bertanggung jawab atas pengembangan sumber

daya manusia (PSDM), pengadaan jajak pendapat,

serta arsip SUARA USU.

10. SUARA USU sudah melahirkan 32 angkatan sejak 1995 hingga kini.

11. Ada beberapa jenis anggota SUARA USU. Anggota magang ialah calon anggota yang masih proses penilaian

untuk menjadi anggota muda. Anggota muda ialah anggota

magang yang lulus seleksi namun belum punya kartu pers. Anggota biasa ialah

anggota yang telah menjadi anggota muda selama enam

bulan. Anggota luar biasa adalah anggota yang telah menyelesaikan masa bakti selama tiga tahun di SUARA

USU, disebut alumni. Anggota kehormatan ialah penasihat yang berasal dari rektorat

yaitu Wakil Rektor III.

12. Anggota SUARA USU punya masa bakti selama 3 tahun. Intinya, tidak jadi alumni kalau belum selesai

mengabdi.

13. Penerimaan anggota dilakukan dua kali dalam

setahun. Khusus untuk mahasiswa tahun pertama. Jadi, mahasiswa semester tua tidak boleh daftar lagi.

14. Rekrutmen melalui beberapa tahap, yakni

wawancara, magang selama tiga hingga empat bulan dan

wawancara kelulusan. Selama magang, anggota magang dibekali ilmu jurnalistik,

pengenalan dan pemahaman mengenai SUARA USU.

15. Semua anggota SUARA USU memiliki kartu

pers sebagai reporter. Dikarenakan semua anggota

SUARA USU meliput dan menulis berita meskipun deskripsi kerjanya bukan

reporter. Kartu pers berlaku untuk satu kali

kepengurusan.16. Kartu pers baru

diserahkan setelah menjadi anggota biasa.

dua kali seminggu, tiap Rabu pukul 15.00 WIB dan

Sabtu pukul 14.00 WIB. Wajib diikuti semua anggota

SUARA USU.

25. Ada tiga hal yang diperkenankan untuk izin

dan tidak hadir dalam rapat SUARA USU. Urusan

akademik, urusan keluarga yang mendesak, dan sakit.

26. Rapat harian dilakukan untuk mengetahui

perkembangan kegiatan dan program kerja SUARA USU

yang ditanggungjawabi tiap bagian.

27. Anggota yang tidak hadir rapat harian tiga kali berturut-turut tanpa alasan

diberikan sanksi berupa surat peringatan (SP).

28.Jika surat peringatan sudah mencapai tiga kali maka anggota tersebut

akan dicabut status keanggotaannya (SP3).

29. Rapat kerja (raker) dilakukan sekali dalam

satu caturwulan (cawu), mengevaluasi progja

cawu sebelumnya dan merumuskan progja cawu ke depan. Raker biasanya

menghabiskan waktu semalaman.

30. Rapat Umum Anggota (RUA) dilakukan di

akhir kepengurusan, untuk mengevaluasi

kepengurusan periode sebelumnya dan

merumuskan kepengurusan periode selanjutnya.

31. Rapat istimewa dilakukan bila ada hal mendesak dan tidak

tercantum dalam rapat lainnya, misal perubahan AD/ART atau pergantian pemimpin umum. Rapat

istimewa pernah dilakukan di 2008 silam.

32. Dilarang memakai celana pendek saat rapat harian, rapat SUARA USU.

33. Sekretariat UKM Pramuka sering dikira Sekretariat

SUARA USU karena berdiri tepat di depan.

34. Sekretariat SUARA USU bersebelahan dengan TK Dharma Wanita, anggota

SUARA USU sering gunakan

TK Dharma Wanita sebagai tempat rapat bagian atau rapat kepanitiaan karena

keterbatasan tempat.

35. Sebelum punya gedung sekretariat, SUARA USU

pernah menumpang di gedung sekretariat

Pemerintahan Mahasiswa USU pada 1995. Juga

berpindah-pindah dari satu rumah anggota ke rumah

anggota lainnya.

36. Sekretariat SUARA USU awalnya gudang peralatan TK Dharma Wanita yang diberikan di tahun 1997.

Beberapa renovasi dilakukan hingga sekarang.

37. Setiap anggota dapat jatah piket untuk jaga kebersihan

dan kerapian sekretariat tiap harinya. Ada hukuman bagi

yang tidak menjalankan piket!

38. Tahun ini untuk pertama kalinya Sekretariat SUARA USU adalah kawasan tanpa rokok!

39. Ada enam lemari di Sekretariat SUARA USU yang

menampung semua arsip sejak 19 tahun yang lalu.

Termasuk buku-buku koleksi SUARA USU.

40. Dinding Sekretariat SUARA USU dipenuhi

sampul tabloid dan majalah yang dibingkaikan sejak

pertama kali terbit hingga penerbitan terakhir. Total

ada 109 produk cetak yang digantung. Sembilan puluh

sembilan tabloid, empat buletin, dan enam majalah.

41. Sekretariat SUARA USU pernah diserang oknum tak dikenal pada 2004

karena ketidaksepahaman mengenai pemberitaan SUARA USU. Kemudian Pemimpin Redaksi dan

salah satu anggota kala itu sempat diserempet mobil

tak dikenal.

42. Sekretariat SUARA USU tak pernah kosong kecuali jika SUARA USU

punya kegiatan di luar kota dan sedang masa liburan

panjang.

Page 17: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 17halaman persembahan

USU. Isinya pengalaman mereka selama berproses

di SUARA USU hingga menjadi besar di bidangnya

masing-masing.94. Anggota SUARA USU

biasa mencurahkan isi hati di buku curhat (bucur)

SUARA USU. Bucur khusus disediakan Litbang agar

keluh kesah anggota dalam bekinerja maupun hal pribadi tersalurkan.

95. Surat Keputusan kepengurusan SUARA USU

tahun 2012 sempat ditahan oleh rektorat disebabkan

kurang suka dengan beberapa pemberitaan.

96. SUARA USU telah tiga kali di tahun 2011 sampai

2013 meraih Bronze Medal Kategori Sampul

Terbaik Non-Majalah Regional Sumatera pada

ISPRIMA AWARD. Sebuah ajang penghargaan bagi persma tingkat nasional

yang diadakan oleh Serikat Perusahaan Pers. Ketuanya

Dahlan Iskan.

97. Alumni SUARA USU banyak berkarier

di media setelah selesai masa baktinya di SUARA USU. Di antaranya Metro TV, Trans TV, ANTV, NET

TV, Majalah Gatra, Tempo, Harian Tribun Medan,

dan lain-lain. Namun tak sedikit juga yang berkarier di bidang non-jurnalistik, seperti komisioner KPU,

dosen, pegawai bank, dan wirausaha bahkan memiliki

media sendiri.

98. Anggota SUARA USU memiliki kewajiban yang sama, sekalipun deskripsi

kerjanya berbeda-beda. Harus menulis, ambil foto,

sebar riset, sebar flyer, cari iklan, dan sirkulasi.

99. Logo SUARA USU ialah susunan kata-kata “Pers Mahasiswa SUARA

USU” dengan warna hitam untuk Pers Mahasiswa dan merah untuk SUARA USU.

Warna hitam memiliki makna ketegasan, merah

bermakna jujur dan berani. Pers Mahasiswa

menggunakan huruf Arial kapital, sedangkan kata SUARA USU gunakan huruf Impact kapital, dua berbanding lima. Logo ini

termaktum dalam AD/ART.

100. Semangat awak SUARA USU adalah pembaca setianya!

Terima kasih sudah bersama kami selama

19 tahun ini. Edisi 100 ini kami sajikan khusus

untuk Anda!

43. Anggota SUARA USU sering menginap di sekretariat untuk

menyelesaikan pekerjaan, rapat, baca buku,atau bertemu anggota lain.

44. SUARA USU memfasilitasi anggota untuk

magang di media massa lokal maupun nasional.

45. Untuk menambah wawasan mengenai

gambaran kerja di media profesional SUARA USU mengadakan kunjungan

media massa. Biasa dilakukan sekali dalam satu cawu.

46. SUARA USU kerap melakukan diskusi

internal. Diharapkan menambah wawasan dan

menumbuhkan budaya diskusi antar-anggota.

47. SUARA USU mengundang organisasi mahasiswa di USU untuk turut serta dalam diskusi

eksternal dengan mengundang narasumber yang sesuai topik

diskusi. Topik diskusi tidak jauh dari permasalahan kampus.

48. Selain evaluasi progja, ada evaluasi diri anggota. Yaitu evaluasi kinerja oleh kepala bagian dan evaluasi

oleh seluruh anggota SUARA USU.

49. Di akhir cawu, PSDM akan mengadakan games yang melibatkan seluruh anggota sebagai hiburan.

50. Setiap tahun SUARA USU mengadakan agenda

refreshing. Biasanya ke luar kota selama tiga hari

51. Di pengujung tahun, Redaksi adakan Redaksi Award

sebagai apresiasi anggota. Kriterianya ditentukan Dewan

Redaksi. Dewan Redaksi adalah jajaran pemimpin redaksi hingga redaktur. Disebut

Dewan Redaksi karena mereka gawang seleksi produk SUARA

USU.

52. Layaknya media umum SUARA USU juga

punya panduan keredaksian, disebut Buku Putih.

53. Tahun ini Tabloid Mahasiswa SUARA USU terbit

sebanyak lima kali, berisi pemberitaan kampus serta Kota Medan dan sekitarnya.

54. Tahun 2014, sekali terbit SUARA USU mencetak

1250 eksemplar tabloid, 1000 eksemplar disirkulasikan,

lima puluh untuk pihak rektorat, tujuh puluh untuk instansi, seratus diarsipkan, sisanya untuk pengiklan dan

narasumber. Kesepakatan jumlah eksemplar

disepakati anggota di awal kepengurusan.

55. Tahun ini SUARA USU menerbitkan 600 eksemplar

majalah. Sebanyak 450 disirkulasikan, sisanya untuk arsip, instansi, pihak rektorat, pengiklan, dan narasumber.

Tahun sebelumnya, SUARA USU terbitkan seribu

eksemplar dan disirkulasikan sebanyak 750.

56. Tabloid dijual seharga Rp 3 ribu, lebih

murah Rp 1.075 dari harga cetak. Sedangkan majalah dijual seharga Rp 10 ribu, lebih murah Rp 6 ribu dari

harga cetak.

57. Harga cetak tabloid edisi 100 sebesar Rp 5 ribu, disesuaikan dengan jumlah halaman yang bertambah.

58. Melalui riset pemasaran yang dilakukan

Litbang SUARA USU pertengahan tahun ini,

jumlah pembaca Tabloid Mahasiswa SUARA USU ialah

2465 orang.

59. Majalah edisi 5 dengan banner Rekonstruksi Fakta Sumatera Timur dan

Sumut Merdeka merupakan tampilan baru majalah SUARA USU, sejak edisi

keduanya yang terbit 2011 silam. Terbit sekali di tahun

ini dengan cakupan isu Sumut dan nasional.

60. Ada lima belas rubrik di Majalah SUARA USU, yakni mejuah-juah, lepas, laporan

utama, riset, rehat, ulas, lentera, opini, wawancara, apresiasi, esai foto, jelajah,

figur, cogito dan kaleidoskop.

61. Koran dinding adalah produk yang dikelola

anggota magang SUARA USU. Jumlah, konten, dan pembagian tugas

merupakan tanggung jawab anggota magang di bawah

pengawasan Redaksi.

62. Akan ada proyeksi banner—judul halaman

depan—untuk tabloid dan majalah sebelum penerbitan

yang diikuti oleh seluruh anggota.

63. Sebelum terbit, pengerjaan tabloid dan

majalah melalui proses liputan, masa editing, masa tata letak,

pracetak, cetak, dan terbit.64. Penerbitan tabloid

menghabiskan waktu selama 28 hari dan 60 hari

untuk majalah.

65. Untuk penerbitan Tabloid Edisi Khusus 100

menghabiskan waktu pengerjaan hingga 60 hari.

66. Jumlah halaman Tabloid Edisi Khusus 100 bertambah dari biasanya,

yakni berjumlah 32 halaman

setelah biasanya berjumlah 24 halaman.

67. Portal berita SUARA USU adalah suarausu.co, ini adalah domain ketiga setelah suarausu.tk dan

suarausu-online.com.68. Ada empat belas

rubrik di suarausu.co meliputi Berita, Kata Kita,

Cerpen, Opini, Puisi, Resensi, Editorial, Tahukah Anda,

Jalan-Jalan, Sosok, Oh!, Lensa, Video, dan Laporan Panjang.

69. Sebelum menerbitkan sebuah

pemberitaan akan diadakan rapat proyeksi saat rapat

harian, membahas isu apa yang akan diangkat. Dilakukan dalam proses

membuat berita di semua produk SUARA USU.

70. Berita untuk suarasusu.co memiliki

deadline hingga diterbitkan selama tiga hari.

71. Redaksi SUARA USU menerima tulisan berupa

opini, cerpen dan puisi untuk diterbitkan di produk SUARA USU. Khusus civitas

akademika USU untuk diterbitkan di tabloid, dan

boleh siapa saja untuk diterbitkan di suarausu.co dan majalah SUARA USU.

72. Pengunjung suarausu.co mencapai 12

ribu per harinya.

73. SUARA USU pernah menerbitkan Buletin KAMU di tahun 2004, namun hanya

terbit hingga edisi kelima.

74. Evaluasi produk SUARA USU selalu dilakukan

pascaterbit. Pemberitaan di suarausu.co dilakukan

berkala, dalam satu cawu. Evaluasi tabloid dan majalah dilakukan seminggu setelah

masa terbit. Evaluasi ini dilakukan di bawah pengawasan Redaksi.

75. Tabloid dan majalah akan diterbitkan e-paper-nya di suarausu.co setelah

masa sirkulasi selesai.

76. Anggota SUARA USU memiliki kewajiban untuk menyirkulasikan produk

cetak. Caranya terjun langsung ke mahasiswa.

77. Masa sirkulasi adalah seminggu sejak

terbit di hari pertamanya. Tiap anggota punya batas

minimal untuk jumlah yang disirkulasikan.

78. Dana cetak untuk Tabloid Mahasiswa SUARA USU berasal dari rektorat.

Namun, bukan berarti harus mempertaruhkan

independensi dan idealisme.

79. Dapat berlangganan Tabloid SUARA USU tiga edisi

dengan hanya Rp 8 ribu.

80. SUARA USU sediakan jasa cetak spanduk stiker

dan banner.

81. Cetak spanduk di SUARA USU seharga Rp 18 ribu per meter dan cetak

stiker seharga Rp 149 ribu per meter.

82. Harga iklan di tabloid, majalah, dan

online SUARA USU berbeda. Untuk suarausu.co harga

iklan mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per hari,

sedangkan untuk tabloid dan majalah mulai dari Rp

106 ribu sampai Rp 985 ribu, tergantung di mana

iklan diletakkan.

83. SUARA USU mengadakan kerjasama

dengan pihak luar dalam hal publikasi, promosi dan

kegiatan lainnya.

84. SUARA USU punya akun twitter @SUARAUSU,

fanspage facebook Pers Mahasiswa SUARA USU dan akun instagram @

SUARAUSU.85. Evaluasi sirkulasi

dan iklan juga dilakukan.

86. Perbandingan jumlah halaman berita dengan

halaman iklan di Tabloid dan Majalah Mahasiswa SUARA

USU ialah 8:2.87. SUARA USU adalah

salah satu anggota Asosiasi Pers Mahasiswa (APM)

se-Kota Medan. APM adalah wadah LPM se-Kota Medan

untuk saling bertukar infomasi dan berdiskusi mengenai dinamika di

LPM masing-masing, baik pemberitaan, pemasukan hingga hubungan dengan

rektorat.

88. Tiap tahun SUARA USU mengadakan pelatihan

jurnalistik tingkat lanjut nasional, dikenal dengan

sebutan Salam Ulos—Seminggu dalam Jurnalisme

Profesional. Diikuti oleh lembaga pers mahasiswa

(lpm) se-Indonesia.

89. Setiap tahun SUARA USU mengirim anggotanya untuk mengikuti pelatihan jurnalistik yang diadakan

oleh LPM universitas lain di seluruh Indonesia.

90. Kepustakaan SUARA USU memiliki koleksi buku

hingga tiga ratus lebih judul buku.

91. SUARA USU memiliki buku pilihan dengan

berbagai kategori mulai dari hukum, jurnalistik, desain,

fotografi, manajemen, sumber daya manusia,

ilustrasi, olahraga, politik, dan fiksi.

92. SUARA USU memiliki 26 buku wajib baca oleh

anggota untuk menambah wawasan, sisanya adalah

buku pilihan.

93. SUARA USU pernah menerbitkan buku berjudul

Berawal dari SUARA USU yang ditulis alumni SUARA

Page 18: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201418 ragam

USU Jadi Lahan Basah Curanmor Amanda Hidayat dan

Anggun Dwi Nursitha

Pencurian sepeda motor di USU cukup tinggi angkanya. Hal ini disebabkan kurang efektifnya

kinerja keamanan USU. Kini Ba-gian Ketertiban dan Keamanan USU berencana perbaiki sistem

keamanannya.

Guntur Kustia kuliah pukul 8 pagi hari itu, sebelum tiba di Fakultas Ilmu-

ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) setengah jam sebelumnya. Tiba di FISIP, Guntur parkirkan sepeda motornya di lapangan parkir FISIP.

Pukul 10.15 WIB kuliahnya selesai, Guntur berniat pulang. Jadilah ia pergi ke parkiran untuk ambil sepeda motornya. Ia tak temukan apa yang dicari, yang ada malah sepeda motor milik orang lain. Guntur panik, sepeda motornya hilang. Ia tak terbiasa mengunci-gandakan sepeda motornya. Ia pikir akan aman-aman saja. Hari itu tepat Selasa, 14 Oktober.

Guntur tak langsung beritahu satuan pengaman (satpam) yang bertugas. Dibantu temannya, Guntur memeriksa lokasi parkir. Nihil. Tak ada pilihan, Guntur akhirnya beritahu satpam. Jadilah mereka memeriksa parkiran sekali lagi. Tetap nihil.

Guntur sesalkan satpam yang tak perhatikan sepeda motor di FISIP.

Satpam FISIP, Julia Wansyah katakan pukul 08.00

pagi mereka sedang apel pagi di markas Komando USU. Lima belas menit kemudian mereka kembali ke FISIP. “Mungkin saat itu terjadi pencurian,” ujarnya. FISIP miliki empat satpam yang berjaga. Masing-masing dua orang bertugas tiap pukul 7 pagi dan 7 malam. Satpam memantau dan berkeliling mengecek tiap kendaraan. Namun, banyak juga mahasiswa yang tak menambahkan kunci ganda kendaraannya. “Seharusnya saling menjagalah,” ucapnya.

Selain itu, Iwan—biasa ia dipanggil—bilang jika hendak keluar parkiran harus menunjukkan STNK, ini untuk minimalisir pencurian. Dianjurkan juga untuk memarkirkan kendaraan di tempat yang disediakan dan mudah dipantau oleh satpam.

Ini bukan kali pertama. Elvi Rahmi, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2011 juga alami hal yang sama. Sepeda motornya hilang di parkiran Gedung H Anif. Ia juga tak tambahkan kunci ganda.

Berdasarkan data dari Kepolisian Negara RI Resort Kota Medan Sektor Medan Baru, sejak Januari hingga awal Oktober, total 118 kasus pencurian sepeda motor (curanmor) yang terjadi di USU. Sebanyak 63 kasus adalah curanmor milik mahasiswa, sisanya milik pegawai dan pengunjung.

Fakultas Pertanian (FP) dan Fakultas Teknik adalah fakultas dengan curanmor terbanyak, yaitu delapan dan tujuh kasus. Perpustakaan USU menempati urutan kedua, enam kasus, sama dengan FISIP. Selanjutnya ada parkiran Biro Rektor—yang

dekat dengan pos pusat keamanan—dengan lima kasus, sama dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB).

***Baru-baru ini, Wahyudi,

Kepala Keamanan, mengantar desain spanduk peringatan mengunci ganda sepeda motor untuk dicetak. Rencananya akan dipasang di semua lapangan parkir, dilakukan November ini.

Wahyudi bilang ada rencana penambahan personel sebanyak 39 orang, karena satpam di tiap pos masih sedikit. Juga penambahan perlengkapan satpam. Seperti pentungan, senter dan jas hujan. “Ini sudah dimasukkan dalam RKAT 2015,” sahutnya.

Setiap pintu masuk akan ditempatkan satpam, terutama yang dilewati sepeda motor. Ini rencana yang dibuat USU untuk

tingkatkan keamanan. “Mudah-mudahan ini disetujui rektor nanti,” harapnya.

Dulu, penambahan satpam juga dilakukan,Muktar—Kepala Keamanan yang lama—bilang jumlah satpam sekarang sebanyak 181 orang, sebelumnya hanya 75 satpam. Pun patroli dilakukan tiap satu jam. Dibantu dua orang komando distrik militer (kodim).

Patroli dilakukan dengan dua cara. Pertama, menggunakan mobil, jalurnya semua pintu utama. Kedua, gunakan sepeda motor, semua jalan bukan jalan utama. Patroli ini dikatakan efektif oleh Muktar.

Namun, Oscar Stefanus Setjo, Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Medan Baru katakan kinerja satpam USU belum efektif. “Harusnya ada penjagaan lebih, pasang cctv di parkiran,” ujarnya.

Menurut Oscar ada beberapa hal yang dapat dilakukan

perihal keamanan. Pertama, penambahan jumlah satpam. Jumlah 181 satpam tak cukup untuk lahan seluas USU. Kedua, perketat penjagaan di tiap pintu masuk. Jika perlu jalan tikus—jalan tidak resmi—yang ada ditutup. Yang terakhir, pemberian sanksi pada satpam yang bertugas di tempat kejadian curanmor. “Bisa pemecatan atau potong gaji,” jelasnya.

Namun, tidak hanya pihak kemanan yang bertindak. Setiap pengguna sepeda motor juga tak boleh sembarangan pakirkan kendaraan. Kunci ganda harus digunakan. “Awalnya tak ada niat, tapi ada kesempatan, jadi ada niat,” tambah Oscar.

Namun, Elvi katakan tak perlu ada penambahan satpam. Yang diperlukan ialah kinerja satpam yang maksimal. “Buat apa nambah tapi kerjanya gitu, kan rugi,” sahutnya.

Catatan Merah Perpustakaan USU Wenty Tambunan

Sejatinya perpustakaan hadir untuk memudahkan mahasiswa. Kenyataannya tak selalu benar seperti itu. Mulai fasilitas hingga pegawai, semuanya punya “catatan”.

Melalui pintu u t a m a Perpustakaan pusat USU, ketika masuk

ke dalam ruang dalam perpustakaan akan melewati loker. Digunakan untuk menitipkan tas dan buku-buku milik mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan.

Namun, ada yang berubah di sana.

Sistem penggunaan loker tak lagi sama seperti tahun sebelumnya. Dulu, dua pegawai khusus loker wanita yang akan menerima titipan mahasiswa serta memberikan kartu loker perpustakaan berwarna kuning. Namun, sejak Mei lalu, sistem itu tak

digunakan lagi.Terlihat mahasiswa

yang meletakan tas dan buku sendiri ke dalam loker. Jonner Hasugian, Wakil Kepala Perpustakaan cerita sistem ini tak digunakan lagi karena memang tak sepatutnya seorang pegawai perpustakaan berada di sana dan melakukan pekerjaan

itu. Namun, selain itu Jonner bilang sistem ini secara tak langsung mengajak mahasiswa untuk mandiri. “Istilahnya letak dan ambil sendiri. Pegawai hanya mengawasi saja,” jelas Jonner.

Ida Gloria Marlinang, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya 2011 tahu perihal perubahan sistem ini. Ida yang kerap mengunjungi perpustakaan untuk mencari literatur tambahan untuk mata kuliah sempat heran, pasalnya ia dan teman-teman mahasiswa lain harus meletakkan barang bawaan sendiri. “Tapi efisien sih,” lanjutnya.

Ida mengingatkan, pengawasan dan perhatian dari pegawai perpustakaan tetap harus ada, mengingat sistem seperti ini akan sebabkan rawan kehilangan barang mahasiswa yang dititipkan.

Selain perpustakaan fakultas, perpustakaan pusat juga memiliki ruang repositori. Ruang repositori merupakan ruang penyimpanan skripsi seluruh mahasiswa USU, berada di lantai empat.

Ida juga kerap pergi ke sana untuk mencari tugas kuliah. Data yang didapat tidak diberikan secara gratis. Ada syarat yang diberikan

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Satuan Pengamanan (Satpam) berjaga melakukan piket di kantor ke-amanan USU di Jalan Sivitas Akademika, Rabu (8/10). Patroli roda dua dan empat melakukan patroli dua jam sekali.

PLANG KEAMANAN USU

Page 19: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 19ragamseperti pengisian identitas dalam buku panjang. Katanya lagi, setelah skripsi selesai, disuruh datang melapor dan membayar uang Rp 200 ribu, diberikan sebagai ganti data digital yang ada.

Ida kesal. “Namanya saja open source, tapi ada pungutan kayak gitu,” sungutnya. “Harusnya tidak ada,” sahutnya lagi.

Ada lagi yang dikesalkan Ida terkait perpustakaan. Pelayanan pegawai. Sikap ramah menjadi poin penting dalam hal pelayanan. Pun keseriusan dalam bekerja. Ida acapkali menemui pegawai yang bermain games saat jam kerja. Ida bilang wajar mahasiswa mengeluh terkait pelayanan pegawai melihat hal ini.

Jonner menanggapi adanya kutipan memang benar. Repository menyediakan skripsi dalam bentuk hardcopy dan digital. Pegawai memberikan skripsi ke mahasiswa untuk diperbanyak saja namun tidak dibawa pulang. Bentuk digital seharga Rp 10 ribu per bab.

Jonner tak berkomentar banyak perihal layanan pegawai. Apalagi melihat tidak semua pegawai perpustakaan yang paham kode etik. Namun pembinaan dilakukan sesering kali seperti sharing. “Upaya-upaya seperti itu kita lakukan,” ujarnya.

Universitas Negeri Medan (Unimed) punya sistem sendiri untuk perpustakaan mereka. Ada sebanyak 878

Cerita Sistematik tentang Arus Laporan Keuangan USU

Arman Maulana

Laporan keuangan USU untuk tahun 2014 sedang diproses.

Ada audit sendiri sebelum dilepas untuk diperiksa orang

lain.

Laporan keuangan USU untuk tahun 2014 sedang diproses. Ada audit sendiri sebelum

dilepas untuk diperiksa orang lain.

Gedung Biro Rektor USU lantai tiga cukup lengang pagi itu, hanya sedikit riuh di dalam ruangan Wakil Rektor (WR) II. Ada diskusi di dalam. Antara Aulia Ishaq, Staf Ahli WR II dengan beberapa orang. Saat ditanya, Aulia menjelaskan, akan ada rapat bersama Wakil Dekan (WD) II Se-USU perihal laporan keuangan.

Aulia jelaskan kalau ada rencana untuk mempercepat proses audit eksternal oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) guna mengeluarkan hasil opini laporan keuangan USU tahun ini. Proses audit eksternal akan dilakukan awal Desember. Meski masih tersisa waktu satu bulan untuk periode 2014, Desember nanti.

Hal ini dilakukan karena memang tak banyak pengeluaran dana di Desember. Selain itu, Aulia mengatakan kalau tidak ada kendala yang berarti untuk laporan keuangan tahun ini, makanya bisa dipercepat.

Aulia sendiri optimis USU mendapat WTP lagi tahun ini. “USU kan udah targetkan,” tegasnya. Hal tersebut bertujuan untuk membuktikan kinerja universitas selama setahun ini kepada publik.

Audit Internal Sedang Berjalan

Sementara itu, Nurzaimah, Kepala Unit Audit Internal (UAI) menjelaskan proses audit internal sudah dilaksanakan.

Nurzaimah menjelaskan tentang arus laporan keuangan. Dimulai dari masing-masing fakultas dan unit kerja lain di USU menyerahkan laporan keuangan ke unit verifikasi.

dikeluarkan oleh KAP.Tahun ini KAP yang akan

memeriksa laporan keuangan USU sama seperti tahun lalu, yaitu KAP Drs J Tanzil dan Rekan. “Keputusan itu berdasarkan Majelis Wali Amanat,” sahut Nurzaima.

Untuk hasil opini oleh KAP, Nurzaimah perkirakan baru akan keluar di Maret tahun depan. Saat itulah laporan keuangan bisa dipublikasikan ke masyarakat luas.

UAI juga mengeluarkan hasil serupa, namun sebagai rekomendasi keuangan untuk rektor. “Cuma untuk internal kita,” ungkap Nurzaimah.

Sementara itu, WD II Fakultas Keperawatan (Fkep), Evi Karota membenarkan perihal rapat bersama WR II dan jajarannya Sabtu, 8 November. Sekaligus membenarkan perihal pemajuan proses audit eksternal oleh KAP. Evi jelaskan FKep tak kelabakan dengan dimajukannya proses ini. Hal tersebut dikarenakan fakultas sudah mengikuti mekanisme yang ada. “Iya kita enggak terlalu khawatir sih,” tuturnya.

Mekanisme yang dimaksud Evi adalah laporan keuangan interim. Tiap bulan fakultas mengirimkan ajuan dana untuk satu bulan di awal bulan. Dan di akhir bulan, fakultas kembali p e r t a n g g u n g j a w a b k a n programnya selama sebulan. Seandainya lebih dari yang diajukan, maka fakultas harus mengembalikan. Jadi, FKep tinggal menggabungkan semua laporan keuangan tiap bulan itu.

Sama dengan Aulia, Evi berharap USU kembali dapat predikat WTP tahun ini. Karena memang sudah sepantasnya, melihat dari lancarnya laporan keuangan selama ini, terutama fakultasnya.

Sepakat, WD II Fkep, Prof Runtung Sitepu, Dekan Fakultas Hukum (FH) katakan kalau USU wajar mendapatkan WTP lagi. Dia mencontohkan fakultasnya, apabila meminta dana dari rektorat harus sesuai dengan kegiatan dan tujuan. Hal itu dikatakan Prof Runtung dapat mempermudah perhitungan laporan keuangan yang dikeluarkan.

Laporan keuangan diperiksa kebenarannya. Sudahkah sesuai anggaran yang diberikan fakultas dengan program yang dilakukan fakultas dan unit kerja serta defisit atau surplus. Pengecekan bukti transaksi dan dokumen keuangan pendukung lainnya.

Setelah lulus verifikasi, laporan keuangan memasuki proses akuntansi di Unit Akuntansi. Seluruh laporan keuangan unit kerja di USU dihimpun menjadi laporan keuangan USU. Jumlah pengeluaran dan pemasukan dihitung.

Untuk proses perhitungannya, Rasdianto, Kepala Unit Akuntansi katakan tak ada kendala pada tahap ini. Dikarenakan sudah adanya sistem komputer yang memudahkan saat menghitung laporan keuangannya. “Udah pakai komputer semua sekarang,” jelasnya. Berbeda saat masih menggunakan catatan manual yang memakan waktu lama untuk proses pengerjaannya. “Tapi itu zaman dulu kali,” pungkasnya.

Selanjutnya adalah tugas UAI. Nurzaimah bilang, laporan keuangan di periksa untuk terakhir kali sebelum siap diperiksa oleh lembaga auditor independen—Kantor Akuntan Publik (KAP). Dilakukan pemeriksaan seperti operasional keuangan tiap unit kerja, hitung-hitungan akuntansi dan aturan lain yang berlaku. “Pajaknya udah sesuai belum? Itu juga kita periksa,” tuturnya. Semisal pun terjadi kesalahan, laporan keuangan akan dikembalikan untuk diperbaiki hingga rapi dan layak diaudit KAP.

Nurzaimah mengatakan selama ini yang menjadi kendala di proses audit internal adalah keterlambatan pengiriman surat pertanggungjawaban dari masing-masing unit kerja.

Setelah selesai proses audit, laporan keuangan diberikan pada KAP untuk diaudit eksternal. Berfungsi sebagai jaminan dan bukti atas akuntabilitas dan kredibilitas kinerja universitas. Hasilnya berbentuk opini yang

LOKERTiga mahasiswa USU saat berada di tempat penitipan tas khusus wanita, Kamis (7/11). Perubahan sistem penitipan tas dilakukan sendiri oleh pengunjung tanpa menghilangkan kartu kuning.

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

loker yang menggunakan sistem elektrik. Kotak loker akan terbuka otomatis dengan menekan tombol di sekitar kotak dan setelah itu kertas barcode loker akan keluar. Hanya ada satu pegawai yang bertugas memberi petunjuk kepada mereka yang belum mengerti. Atau bahkan membongkar kotak

loker yang tidak bisa terbuka dengan barcode.

Staf Perpustakaan Pranandiah Popi Pitaloka mengatakan ada penyebaran riset mengenai koleksi, layanan, hingga fasilitas pendukung perpustakaan. “Guna angket itu sebagai bentuk evaluasi perpustakaan.”

Tambah KomputerJonner cerita, tahun

lalu, pihak perpustakaan mengajukan proposal ke rektorat. Isinya, permintaan komputer sekaligus kelanjutan pembangunan gedung perpustakaan yang terbengkalai sejak 2010 silam.

Kini, kurang lebih ada tiga puluh unit komputer di Perpustakaan Pusat yang tak dapat difungsikan sama sekali dikarenakan rusak. Jonner tak tahu kapan akan diganti dengan komputer yang baru. “Sejauh ini kita hanya bersabar menunggu,” sahutnya.

Sebenarnya tahun ini pihak perpustakaan akan kembali mengajukan proposal dengan permintaan yang sama. Namun proposal yang dimaksud belum selesai dan siap diajukan ke rektorat “Enggak tahu kapan, lihat kondisi juga,” papar Jonner.

Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Pemeliharaan dan Pengembangan Aset Yedi Suhaedi, mengatakan tahun ini memang belum menerima proposal perihal komputer yang rusak. “Nanti, saat proposal dimasukkan, itulah yang kemudian ditinjau ulang

dan direalisasikan,” jelas Yedi.Ida berharap komputer

yang baru dapat segera didatangkan. “Komputer di perpustakaan itu penting, mahasiswa banyak yang gunakan,” sahutnya. “Kinerja pihak perpustakaan yang lambat menjadikan pengadaan komputer juga lama,” pungkas Ida.

Page 20: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201420 opini

Harap Cemas di Rezim Jokowi-JK

Rafiq Alkandy Ahmad PanjaitanFakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2012

Ketua Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Periode 2014-2015

Redaksi menerima tulisan berupa Opini, Puisi, dan Cerpen. Untuk Opini dan Cerpen, tulisan maksimal 5000-6000 karakter. Tulisan harus disertai foto dan identitas penulis berupa fotokopi KTM atau KTP. Tulisan yang telah masuk menjadi milik redaksi dan apabila dimuat akan mendapat imbalan.

[email protected]

Jalan Universitas No. 32 B, Kampus USU,Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara

Pers Mahasiswa SUARA USU

087868869549

@SUARAUSU

SURAT DAN PENDAPAT

Ini rezim Jokowi-JK, di mana lembaga kontrol pemerintahan tak jadi ‘satu’. Khawatirnya, ini jadi

batu sandungan suatu saat nanti.

Negara adalah bangunan atas masyarakat, lahir karena pertentangan kelas-kelas sosial yang tidak dapat diselesaikan dan berdiri di atas pertentangan kelas

sosial. Manusia secara per orangan tidak mampu melawan negara. Keberadaan negara sama dengan keberadaan perbudakan.

Fenomena Jokowi membius banyak masyarakat Indonesia, banyak hal baru lahir dari gaya berpolitik Jokowi. Bagaimana tidak, sosok Jokowilah yang menciptakan tingkat ‘voluntarisme politik’ yang begitu tinggi.

Kini, perjalanan menuju RI-1 sudah usai, Jokowi resmi sebagai pemegang kekuasaan negara ini. Tugas masyarakat adalah mengawasi kinerja Jokowi lima tahun ke depan. Bagaimanapun ada harapan besar yang menjadi tugas sang presiden. Jokowi diharapkan adalah representatif dari masyarakat.

Indonesia menganut konsep trias politika. Di antaranya pemisahan kekuasaan menunjuk pada prinsip organisasi politik. Konsep ini berdalil bahwa ke tiga bidang kekuasaan—eksekutif, legislatif, yudikatif—dapat ditentukan sebagai tiga fungsi negara. Prinsip check and balance antara eksekutif dan legislatif sangatlah lumrah dalam sistem trias politika.

Stabilitas politik juga dapat disimpulkan pada fenomena tarik ulur antara pemerintah dan DPR. DPR adalah wadah yang menampung

seluruh kebijakan pemerintah. Inilah seyogianya stabilitas politik yang terjadi pada negara demokrasi karena dasar demokrasi adalah pembatasan kekuasaan pemerintah. Demokrasi adalah rakyat yang memerintah semua kebijakan lahir dari rakyat. Artinya wakil rakyatlah yang memiliki legitimasi dalam setiap formulasi dan implementasi kebijakan. Seharusnya rezim Jokowi-Jusuf Kalla memaknai hal ini sebagai kedewasaan berpolitik.

Namun, beberapa waktu lalu ada pertemuan antara juru runding Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Komisi Merah Putih (KMP) yang menghasilkan kesepakatan bahwa KIH mendapat kursi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dengan jumlah 21 pos.

Kesepakatan ini mendorong perubahan Undang-undang (UU) No 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) serta tata tertib DPR. Meski tidak menambah komisi, kesepakatan politik tersebut harus diterjemahkan dengan perubahan komposisi kursi pimpinan AKD.

Rakyat tak tahu apa yang ada di balik kesepakatan politik antara KIH dan KMP. Namun pertanyaannya, apakah Indonesia pada rezim Jokowi-JK menuju demokrasi yang terkonsolidasi?

Lima tahun ke depan stabilitas politik akan berjalan dengan baik jika eksistensi KMP sebagai oposisi tetap bertahan, namun ini sulit mengingat tak menentunya sikap elit politik. Dinamika politik yang terbangun seharusnya mampu dikendalikan oleh DPR sebagai pembendung kekuasaan Jokowi. Pada rezim SBY-Budiono legislatif dikuasai penuh sehingga tidak ada yang dapat mendelegitimasi semua kebijakan SBY.

Kekhawatiran muncul jika legislatif tidak memaknai perannya secara kontributif, karena DPR adalah representasi rakyat yang lantang bersuara ketika terjadi penyelewengan oleh penguasa.

Rakyat harus berdaulat dan berkehendak dalam tiap aktivitas politik. Bahwa setiap negara akan terus bergerak menuju tujuan akhir yang hakiki, yakni peradaban yang tercermin dari dasar masing-masing negara. Indonesia di bawah naungan Jokowi memperlihatkan baik yang berkuasa maupun tidak belum sepenuhnya menerapkan prinsip bernegara secara fundamental, masih berdasarkan keuntungan politik tertentu.

Indonesia harus berkaca pada rezim terdahulu yang berjalan dengan cepat tanpa hambatan dalam hal kebijakan karena tirani mayoritas di DPR mendukung pemerintah. Sekarang pada era Jokowi-JK keadaanya terbalik, di DPR terdapat mayoritas yang bukan bagian penguasa.

Jika di parlemen para anggota dewan belum “adil sejak dalam pikiran” maka sulit untuk berbicara kedaulatan rakyat, yang ada hanya kedaulatan elit. Dalam artian normatif ini akan menciptakan stabilitas politik yang baik bagi demokrasi Indonesia lma tahun ke depan namun dalam artian yang dinamis bisa saja mengulang kesengsaraan rakyat

Bagaimanapun aktualisasi kepentingan penguasa dan para anggora dewan harus sepenuhnya pada kepentingan rakyat karena Indonesia dengan pergantian rezim perlahan akan meninggalkan “demokrasi prosedural” dan menikmati “demokrasi substansial” pada puncak peradabannya.

YAnTI nURAYA SITUMoRAnG | BERBAGAI SUMBER

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

Page 21: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 21galeri foto

Unit kegiatan mahasiswa (UKM) sebagai organisasi intra kampus merupakan wadah

aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu. Saat ini USU miliki 33 UKM dengan berbagai bidang. Masing-masing UKM punya kegiatan berbeda. Kegiatan rutinnya dilakukan satu minggu sekali ataupun tiap hari. Selain dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa, UKM ini juga menjadi salah satu indikator penting penilaian akreditasi universitas.

Poomsae Taegeuk

Menunggu Bola

Bersiap Melempar

Panjat Dengan Tali

Berlatih Meniup

Jangan Halangi!

Kegiatan Ekstrakurikuler Tak Sebatas ‘Ekstra’

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Page 22: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201422 podjok sumut

Sejak akhir Oktober lalu hingga tengah November ini, halaman Auditorium USU ramai dipadati mahasiswa. Duduk berke-lompok-kelompok, membentuk lingkaran, tersebar di hampir semua sisi Auditorium.

Mereka sedang latihan menyambut Natal.Di Taman Biro Rektorat (Birek) juga ada

banyak orang. Apalagi menjelang sore hingga malam. Pasangan lengkap dengan anak ke-cil ramai menyusuri jalan yang terbuat dari semen. Ada yang sekadar duduk atau berdiri melihat-lihat hewan di sana. Unit Kegiatan Ma-hasiwa (UKM) Merpati Putih juga kerap terlihat latihan di halaman Birek.

UKM Marching Band pun latihan di sana. Mereka sedang persiapkan diri untuk kejuaraan selanjutnya di Padangsidimpuan. Itulah sebab mereka latihan di sana agar latihannya diperhati-

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

Ini USU, Kawan!

kan oleh pengunjung. Tak ketinggalan pengguna sepeda yang berseliwer. Penjaja makanan juga turut meramaikan suasana.

USU ramai bukan baru-baru saja. Bisru Hafi, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) cerita sebenarnya sejak awal USU memang sudah dibuka untuk umum. Namun, sejak halaman terdepan USU direnovasi 2012 silam banyak pengunjung yang datang ke USU.

“Apalagi ada ikon USU juga di sana, dilengkapi hewan-hewan untuk dilihat juga,” sahut Bisru.

Menurut Bisru, sah-sah saja kalau ada yang menyebut Taman Birek ini menjadi salah satu objek wisata baru di Medan, itu berarti akan membantu pembentukan citra USU sebagai per-guruan tinggi. “Ya enggak apa, apalagi gratis kan, makanya banyak juga yang datang,” jelasnya.

Keramaian juga bukan hanya terjadi di hala-man Birek, sepanjang Jalan Universitas—Pintu 1 USU—juga ramai setiap sore. Gelanggang ma-hasiswa (Gema) menjadi salah satu tempat yang dipadati. Penjaja makanan yang ada melengkapi pelataran Gema menjadi tempat nongkrong mahasiswa kala sore. Bahkan sampai duduk di trotoar.

Trotoar di depan Fakultas Ilmu Budaya

(FIB) juga dipadati pengunjung menjelang sore. Banyaknya penjaja makanan menjadikan tempat ini ramai dikunjungi. Tak jarang pe-ngunjung memilih duduk lesehan di aspal, atau di rumput. Ada pula taman sebelah Fakultas Hukum yang jarang lengang tiap sore.

Sayangnya, banyak pengunjung USU berban-ding lurus dengan keamanan di USU. Bisru tak pungkiri kalau ada kemungkinan kemanan USU semakin susah dikontrol. Apalagi akses masuk ke USU juga banyak. Satuan pengamanan (satpam) tetap menjalankan fungsi-fungsinya dan masyara-kat tetap diimbau untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di USU.

Ikon baru lain ialah Rumah Sakit (RS) USU. Se-lesai dibangun tahun 2011 silam, RS tak kunjung diresmikan hingga sekarang. Kegiatan pengo-batan pun masih sebatas Poliklinik yang kegiatan-nya dipindahkan ke RS.

RS USU mulai dibangun sejak zaman kepemim-pinan Rektor Chairuddin Panusunan Lubis. Saat pertama kali tercetus, 2003 silam, pembangunan RS dimaksudkan untuk pendidikan dan pelayanan masyarakat. RS USU nantinya akan menjadi tempat praktik mahasiswa Fakultas Kedokteran. Selain itu juga bisa menjadi tempat praktik mahasiwa fakultas

Sebagai universitas ada banyak fasilitas di sini. Untuk mahasiswa, juga untuk masyarakat umum.

Ia memang hadir sebagai universitas yang ‘ramah’. Inilah USU, Kawan!

Taman USU dari atas gedung biro rektorat, Minggu (31/5). Setiap Minggu, tempat ini menjadi pusat rekreasi keluarga dan tempat olahraga pagi dan sore.BERMAIN

Sri Wahyuni Fatmawati P

Page 23: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 23podjok sumut

lain, seperti Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Ekonomi.

Selain RS USU, USU juga punya Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P). Penge-lolaannya berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), namun pengadaan tetap di bawah pengawasan USU.

Wakil Direktur I RSGM-P Muslim Yusuf tak ingat betul kapan RSGM-P ini direnovasi.

RSGM-P sudah ada sejak USU berdiri, saat itu namanya balai pengobatan gigi (BPG). Namun, sejak ada peraturan pemerintah mengenai setiap instansi penyelenggara pendidikan kesehatan harus memiliki rumah sakit pendidikan, nama BPG berubah menjadi RSGM-P.

“Saya lupa kapan pasti berubahnya,” sahutnya.RSGM-P adalah rumah sakit gigi dan mulut

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga digunakan sebagai sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedok-teran gigi dan kesehatan kedokteran lainnya, dan terikat melalui kerja sama dengan fakultas kedokteran gigi.

Sejak berubah nama menjadi RSGM-P yang berubah hanya strukutural manajemen dan sarana prasarana yang ada.

Sekarang sudah ada direktur dan wakil direktur yang langsung bertanggung jawab pada RSGM-P. Namun, tetap di bawah pengawasan fakultas. Pun sarana dan prasarana yang digu-nakan harus lebih canggih.

Muslim bilang untuk kebutuhan pelayanan pendidikan untuk S1 sarana dan prasarana yang ada sudah mencukupi. “Tapi untuk spesialis, ya masih butuh pengembangan,” jelasnya.

Ada delapan klinik di RSGM-P: klinik ortodon-sia; klinik bedah mulut; klinik prostodonsia; klinik konservasi gigi; klinik penyakit mulut; klinik periodonsia; klinik pedodonsia dan klinik DHE/ Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat.

USU menjadi satu dari tujuh belas universitas yang memiliki RSGM-P di Indonesia.

USU juga punya perpustakaan yang pada ta-hun 2011 lalu, melalui webometrics—perangkat pengukur peringkat universitas di dunia yang be-rafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol—dalam pemeringkatan Repository Institusional, USU menduduki peringkat 91 dunia.

Ini berarti publikasi dan akses masyarakat terhadap penelitian yang telah dilakukan civitas akademika USU dianggap cukup baik. Meski-pun masih kalah dibanding Institut Teknologi Surabaya (ITS) di urutan 64 dan Universitas Diponegoro (Undip) di urutan 70.

Saat pertama berdiri, Agustus 1970, Per-pustakaan USU masih berupa bangunan dua lantai di Fakultas Sastra—sekarang disebut Fakultas Ilmu Budaya—yang menghadap dengan Pendopo USU. Sekitar tiga ratus eksemplar buku, majalah, dan surat kabar menjadi koleksi perpustakaan saat itu.

Tiga tahun berselang, perpustakaan ini ter-pilih menjadi unit penunjang utama dalam rangka Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmiah yang diprakarsai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dampaknya, terjadi peningkatan jumlah koleksi buku. Yang awalnya hanya tiga ratus menjadi tujuh ratusan eksemplar.

Di tahun 1982, perpustakaan mendapat ban-tuan pendanaan dari Asian Development Bank (ADB). Akibat pengunjung dan isi perpustakaan membludak, perpustakaan dipindah. Dimulai 1984 hingga 1987. Dilansir dari Tabloid Maha-siswa SUARA USU Edisi 88, Juni 2012.

Kini, 27 tahun setelah peresmian, tak ada perubahan berarti pada Perpustakaan USU. Tak ada penambahan luas gedung meskipun menurut data Perpustakaan USU, rata-rata enam puluh ribu pengunjung datang ke Perpustakaan USU per bulannya, atau lebih dari delapan ratus ribu pengunjung per tahun, terhitung dari 2006-2010.

Pun, Jonner Hasugian, Kepala Perpustakaan mengatakan, “perpustakaan fakultas sudah

sepenuhnya terhubung dengan Perpustakaan USU melalui e-library (e-lib) di mana ada resource, koneksi, sumber daya elektronik dan tersedianya infrastruktur yang mendukung untuk dilakukan-nya sistem elektronik.”

Selain itu, Perpustakaan USU memiliki online public acces catalog (OPAC). Ini memungkinkan untuk mengakses semua data di seluruh dunia dalam bentuk digital, cerita Jonner.

Ada satu tempat di USU yang hadir karena dampak kerusuhan 1998, yakni Warung Ne-tral (Warnet) USU. Wara Sinuhaji, Wakil Kepala Keamanan dan Ketertiban USU kala itu bercerita, tahun 2000 silam, saat itu muncul euforia di ka-langan masyarakat bahwa bisa bebas-sebebasnya melakukan apa pun di dalam kampus.

Suasana Indonesia masih dalam rangka pas-cakrisis moneter 1998, sehingga banyak terjadi pengangguran. Kampus USU diserbu pedagang-pedagang dadakan yang entah darimana asalnya dan membuka lapak hampir di seluruh penjuru kampus. Bahkan preman-preman bebas keluar-masuk kampus.

Keamanan dan ketertiban di USU mejadi lepas kontrol. Pihak USU kelabakan. Wara bilang saat itu ia dan pihak kemanan USU berupaya menutup lapak-lapak yang ada. Untuk memudahkan penga-wasan, dipusatkanlah kedai-kedai tersebut dalam beberapa titik, di antaranya Pajak USU dan Warnet USU, dikutip dari Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi 91, Mei 2013 silam.

Bisru bilang wajar saja USU menjadi begitu terbuka dengan semua akses yang banyak. Pun fasilitas yang ada boleh-boleh saja digunakan ma-syarakat luar. Menurut Bisru, ini dilakukan karena USU memang membuka diri. Apalagi pada dasarnya perguruan tinggi negeri (PTN) harus membuka diri kepada masyarakat umum, sebagai salah satu wadah pelayanan, pendidikan dan pengabdian kepada ma-syarakat yang ditawarkan universitas.

“Setiap universitas kayak gini, kok,” sahutnya.Anggapan tentang keterbukaan USU terha-

dap masyarakat umum juga diaminkan oleh Syukria Fitri. Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) 2012 ini bilang USU sudah cukup terbuka aksesnya, namun kurang maksimal saja me-ngajak masyarakat dalam kegiatan universitas. “Informasinya sih yang kurang di masyarakat umum,” ceritanya.

Fitri punya pendapat sendiri terkait keterbu-kaan USU ini. Ia bilang idealnya USU membatasi jam akses masyarakat umum ke dalam USU. Tak bisa selama 24 jam USU terbuka secara terus menerus. “Kontrol kemanan di USU kan kurang, motif pengunjung juga beda-beda,” sahutnya.

Puluhan mahasiswa USU saat makandan minum di beberapa warung yang terletak di Fakultas Teknik, Sabtu (8/11).Selain tempat yang strategis di tengah fakultas juga tempat makan yang murah dan banyak dikunjungi mahasiswa.

PUSAT TEMPAT MAKAN

Gedung Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan USU, Selasa (16/9). USU memiliki RSGM-P yang pertama dari tujuh belas universitas di Indonesia. RSGM-P USU

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Page 24: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201424 mozaikcerpen

Ahmad Ijazi HPemenang Pertama Lomba Cerpen dalam Rangka Ulang Tahun SUARA USU yang Ke-19

Matahari sore ini begitu merah. Keping cahaya yang gugur dari pucuk langit serupa serpihan api. Pulau Samosir yang berbingkai Danau Toba seperti terbakar. Di

bawah sebatang pohon pinus yang rimbun dan teduh, Almira dan Yosef duduk menjulurkan betis sambil bergandengan tangan mesra. Dua sejoli itu baru saja pulang dari rumah Bapa Jonathan yang melaksanakan upacara mangalua untuk puterinya yang akan menikah.

“Kapan keluargamu akan datang untuk mela-marku, Yosef?” Almira menatap mata Yosef lekat. Wajahnya yang pucat dirubung rasa cemas yang begitu curam. Tentu saja, usianya sudah hampir kepala tiga. Tetapi cincin pernikahan belum juga tersemat di jari manisnya.

“Aku masih mengumpulkan hepeng yang banyak sebelum keluarga kita bertemu untuk menentukan tanggal tonggo raja,” Yosef mende-sah berat.

“Sudah delapan tahun kita pacaran. Aku bosan mendengar cibiran orang. Mereka bilang, kau tak serius denganku.”

“Jangan dengarkan omongan orang.”“Apakah ada wanita lain selain aku?”Yosef menoleh, melemparkan tatapan

seruncing anak panah. Di kedua bola matanya yang bergerak-gerak seperti menyemburkan pecahan api. “Apakah kau tak memercayaiku lagi?”

“Kemarin Bapa Soma bilang kepadaku, katanya puteri sulungnya, Meryana Haloni telah dijodohkan denganmu sejak masih bayi. Apakah itu benar?”

Yosef bergeming. “Tetapi aku tak mencin-tainya. Aku hanya mencintai kau!”

***Pagi masih perawan. Mama Rate mem-

baca kitab di samping makam suaminya, Bapa Jakob, yang meninggal dua tahun yang lalu. Usai menyanyikan lagu-lagu pujian kegemaran al-marhum ayahnya, Almira lalu bersimpuh di bibir pusara, berdoa dengan amat khusyuk.

“Sejak Mama dan Papa Jakob melafal-kan martumpol di Gereja Huria pada pesta per-nikahan kami 30 tahun yang lalu, kami bercita-cita memiliki anak serta cucu yang banyak. Kami sangat mengimpikan, di usia senja kami kelak, anak-anak kami merayakan manulangi natua-tua untuk kami. Tetapi sayang, sebelum manulangi natua-tua itu terlaksana, bapamu telah mendahului kita terbang ke surga.”

“Mama jangan sedih. Kalau aku telah menikah dan punya anak, upacara manulangi natua-tua itu pasti akan kami laksanakan segera,” Almira menyahut lirih.

“Kau akan menikah dengan lelaki pilihan al-marhum bapamu, kan? Dengan Benhard, bukan

dengan Yosef, kan?”“Aku akan menikah dengan Yosef, Mama.”“Kau ingin mendurhakai bapamu?!” suara parau

Mama Rate terdengar mengentak. “Dia tidak akan tenang kalau tahu kau seperti

ini.” Mama Rate teri- sak.

“Mama, per-cayalah.

Yosef pasti bisa membaha-giakanku. Kami

saling men-cintai.”

Kristal hujan yang

menggenang di kelopak mata Mama Rate semakin berguguran.

***

Petang telah menjenjang. Dan matahari masih saja jalang menyemburkan sisa teriknya. Almira menyapu helai-helai daun matoa kering yang berhamburan dengan sapu ijuk di halaman. Sementara Mama Rate tampak nikmat sekali mengunyah sirih di pelatar rumah bolon yang teduh.

“Almira, lekaslah kau mandi. Malam ini

keluarga Benhard akan bertandang ke rumah kita,” Mama Rate berkata dari teras rumah.

Almira terdiam. Menghentikan aktivitas menya-punya sejenak. “Untuk apa mereka datang ke rumah kita?”

“Untuk meminang kau.”Almira memintal geming. Ada segumpal

kepedihan yang tiba-tiba menyumpal relung dadanya. Sesak. Sesaat, setelah Almira melangkah hingga mencapai ke bibir pintu, sebuah teriakan Bapa Jonathan meledak memecah kesunyian di halaman.

“Mama Rate... Mama Rate...!” suara Bapa Jona-than terenggah-enggah.

“Ada apa Bapa Jontahan? Apa yang terjadi?”“Yosef, Mama! Yosef mati ditikam Bapa Soma

di halaman balai adat.”“Ya Tuhan, bagaimana itu bisa terjadi?” “Menurut kabar yang berembus, Yosef telah

lancang menghamili puterinya, Meryana Haloni, dan tak sudi bertanggungjawab.”

Almira tersungkur di muka pintu. Berita baru-san seperti dentuman halilintar yang meremukkan seluruh persendiannya.

“Almira, kau dengar sendiri, bukan? Lelaki bejat seperti itu yang selama ini kau harap-harapkan?” Mama Rate berkata sinis. “Syukur-lah sekarang dia telah mati. Jadi kau tak punya alasan lagi untuk menolak pinangan keluarga Benhard.”

“Apakah keluarga Benhard akan tetap menerimaku jika mereka tahu bahwa saat ini aku sedang mengandung darah daging Yosef, Mama?”

“Apa?!” Mama Rate lemas, hampir ke-hilangan napas. Seribu belati seakan-akan telah melumatkan jantungnya. Sesaat, sempat terdengar teriakan histerisnya yang menyayat sebelum akhirnya tubuhnya yang menggigil hebat itu roboh, terguling-guling di undakan anak tangga, lalu berakhir di hamparan tanah basah yang dibanjiri darah.

Bapa Jonathan menggoyang-goyang tubuh Mama Rate yang telah dingin membeku.

***Catatan: Mangalua : upacara adat kawin lariHepeng : uangTonggo raja : pertemuan antar kelu- argaMartumpol : janji pernikahan di depan pendetaManulangi natua-tua : upacara adat memberi makan orang tuaRumah bolon : rumah adat khas Batak

Toba

Sebelum Tonggo Raja

ARMAn MAULAnA | SUARA USU

Page 25: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

Ahmad Ijazi HPemenang Pertama Lomba Cerpen dalam Rangka Ulang Tahun SUARA USU yang Ke-19

Sebelum Tonggo Raja

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 25mozaik

si poken

Akhir September lalu, saya mengunjungi Tomok untuk kelima kalinya. Kali ini ada yang berbeda. Mata saya terhenti pada sebuah baju. Seperti batik, namun motifnya ulos.

Itulah Batik Gorga.Saya coba tanya pada teman yang bersuku

Batak. Mereka bilang suku Batak tak punya ba-tik, mereka gunakan ulos untuk acara adat. Batik Gorga yang muncul dan diperjualbelikan adalah hasil kreativitas orang Batak, pun muncul di awal tahun 2000.

Sekembalinya ke Medan, saya bertemu de-ngan Dosen Sastra Daerah Warisman Sinaga. “Batak tak punya batik,” tegasnya. Namun, Batik Gorga hadir sebagai cara orang Batak kenalkan ulos. “Ini agar tetap dikenal masyarakat luas,” tutur Warisman.

Motif Batik Gorga berasal dari motif ulos dan gorga. Berdasarkan kamus bahasa Batak-Indone-sia, gorga berarti ragam ukiran, pewarnaan dinding rumah dengan tiga warna dasar, yaitu merah hitam dan putih. Sedangkan dalam bahasa Batak Toba gorga ialah ukiran atau gambar hiasan pada rumah adat batak.

Motif ulos yang sering digunakan ialah Ulos Ragi Hotang. Ragi artinya corak dan Hotang berarti ro-tan. Rotan adalah benda alam yang fleksibel namun bisa mengikat apa saja dengan erat. Ada lagi motif Ragi Hidup atau Ragidup yang berarti kehidupan, dan Sadum yang berarti pengharapan untuk keba-

Aku mengernyit lagi Pagi sudah ramai, malaikat kecil mati karena

tabrak lariYang menabrak berhenti, melihat sebentar lantas

pergiYang mengerti menghampiri, menolong semampu

diri

Aku lewat lagiSiang menghadirkan tanya, persimpangan bau

bangkaiYang penasaran mulai memperhatikan mencari

Tubuh terpotong–potong dalam plastikdibuang di tepi

Aku menggeleng lagiUang makan kurang malam ini

Malaikat kecil dipukuli dan dimaki ibu sendiriTak peduli noda merah dan tangis membanjiri

Aku memaki diriBagaimana bisa hanya jadi pemerhati tanpa bisa

mengertiAh, susah mengerti apalagi sampai memahami

Ibu kota memang lebih kejam dari ibu tiri

Gio Ovanny Pratama

Untuk perkenalkan ulos, Orang Batak kini punya batik. Batik Gorga namanya.

Batik GorgaCara Orang Batak Representasikan Ulos

ikan dan keberkahan.Pun dengan motif gorga, ada Gorga Iran-

iran yang bermakna kecantikan. Kemudian Gorga simeol-eol melambangkan kegembiraan serta Gorga Ipon-ipon yang menyimbolkan kemajuan.

Menurut Warisman Batik Gorga lebih sering digunakan pada keseharian seperti ke kantor dan acara-acara formal non-adat. Sedangkan untuk acara-acara adat, ulos masih jadi pilihan utama karena ulos adalah kain khas Batak dan memiliki kesakralan. “Karenanya jika ulos tak dimodifikasi, maka ulos bisa saja ketinggalan za-man,” terang Warisman.

Warisman bilang orang Batak sebenarnya mengupayakan agar ulos dijadikan pakaian sehari-hari. Namun, ada ketakutan nilai ke-sakralan dan kulturalnya akan terkikis. “Maka Batik Gorga jadi alternatif yang lebih baik demi menjaga kesakralan ulos,” sahutnya.

Kreatifnya orang Batak dalam beradaptasi patut diacungi jempol. Penggunaan ulos yang terbatas pada acara adat melahirkan karya baru. Bagaimanapun, orang Batak segan kalau meng-gunakan ulos untuk pakaian sehari-hari, karena nilai sakralnya itu.

Hingga sekarang banyak masyarakat yang menggunakan Batik Gorga untuk bekerja, beribadah ataupun acara-acara resmi. Keingi-nan untuk menjaga eksistensi dan kenalkan ulos membuat Batik Gorga cepat berkembang dan mendapat respon positif dari masyarakat, terutama suku Batak. Dan pembuatan Batik Gorga dilakukan dengan prinsip pelestarian dan penjagaan nilai-nilai budaya yang terkan-dung dalam ulos tersebut. Mantap, bah!

ARMAn MAULAnA | SUARA USU

Panggung Ibu KotaNurhanifah

Fakultas Kesehatan Masyarakat 2014

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

sorot puisi

Page 26: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201426 resensi

Judul : Murjangkung, Cinta yang Dungu dan Hantu-HantuPenulis : AS LaksanaTahun Terbit : 2013Penerbit : GagasMedia Halaman : 216 halaman

Supernova: GelombangKeping Kejutan Sebelum Klimaks Sesungguhnya

Dewi ‘Dee’ Lestari hanya butuh dua tahun untuk menyuguhkan Gelombang, keping baru dari heksa-

loginya, Supernova. Penggemar setia karya ini setidaknya tak menunggu delapan tahun seperti saat menanti kehadiran Partikel (2012) novel ke-empat, setelah Akar (2004) novel ketiga.

Tak perlu berpuasa lama untuk melanjutkan petualangan yang disa-jikan Supernova. Kali ini, karakter baru muncul untuk memandu kita. Nama-nya, Thomas Alfa Edison Sa-gala. Biasa dipanggil Ichon saat ma-sih di kampungnya di Sianjur Mula-Mula, sebuah kampung yang konon tempat lahir bangsa Batak pertama kali di dunia. Letaknya di Pulau Sa-mosir, di tengah-tengah Danau Toba.

Kisah Ichon dimulai saat usian-ya baru 12 tahun di tahun 1990. Hari itu ia pertama kali mendengar bapaknya bermain gondang secara penuh. Gondang sendiri adalah musik ansambel Batak yang dipadu dengan Tari Tor-Tor, dimainkan pada upacara atau perayaan khusus. Wak-tu itu, ada seorang warga desa yang mau jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Di hari itu Ichon merasakan sakit kepala pertamanya yang tak biasa. Di gulita kampungnya karena upacara itu, sesosok makhluk gelap bersayap dan bermata kuning runcing masuk ke rumahnya. Berdiri di pojokan dan menatapnya langsung.

Orang-orang bilang itu sosok Raja Uti, salah seorang Raja dari Bangsa Batak.

Tak jelas kemauan si makh-luk menampakkan diri pada Ichon seorang. Tapi, sejak itu ia jadi sering bermimpi buruk. Mimpi tentang makhluk itu. Sosok yang kemudian dikenal sebagai Si Jaga Portibi.

Sejak itu pula, orang-orang sakti mendatangi Ichon. Minta ia jadi murid. Ichon diramalkan kelak jadi orang sakti pula.Tapi perebutan itu

Aulia Adam

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

Judul : Supernova: GelombangPenulis : Dee LestariPenerbit : Bentang Pustaka Tahun Terbit : 2014Jumlah Halaman :492 halamanHarga : Rp79.900,-

berbuah pahit. Salah seorang dukun, Ompu Togu Urat, yang meminang Ichon jadi muridnya, justru lenyap dalam upayanya membunuh Ichon di Danau Toba. Oleh dukun lain yang juga ingin dia jadi murid, Ichon justru diberi dua buah batu bersimbolkan sesuatu. Si dukun bilang, batu itu yang akan mempertemukan Ichon dengan teman sekelompoknya, orang-orang yang punya kehebatan serta takdir sama dengannya.

Peringatan itu tak terlalu diambil pusing Ichon, tapi ia tetap menyimpan batu-batunya. Bocah Batak itu justru fokus memperbaiki nasib keluarganya yang tak senang-senang amat. Dari Sianjur Mula-Mula di Pusuk Buhit, ke-luarganya pindah ke Jakarta.

Di saat-saat itu, Ichon mulai terbia-sa dengan kebiasaan bergadangnya. Setelah bertemu Si Jaga Portibi, Ichon jadi tak pernah tidur. Ia akan ber-gadang semalaman sambil bermain gitar, membaca, atau belajar. Sebab, tiap tidurnya jadi pertaruhan nyawa. Si Jaga Portibi menunggunya di alam mimpi.

Tapi kebiasaan imsonia ini ia raha-siakan. Meski semua orang akhirnya selalu bertanya, “kau tak tidur-tidur ya, Chon?”

Petualangan Ichon di Jakarta tak lama-lama. Nasib membawanya jadi imigran gelap di Hoboken, Amerika Serikat. Di sana ia mulai belajar keras mewujudkan mimpi-nya, melunasi hutang Bapak yang membiayai tiketnya ke Amerika.

Ichon ternyata memang bocah mujur. Ia dapat beasiswa SMA di Amerika, kemudian lulus di Prince-ton, Columbia, dan Cornell. Lantas

memilih kuliah di Cornell karena ditampung beasiswa penuh. Nasib mujur berikutnya, ia magang di Wall Street dan kaya raya setelah jadi karyawan tetap di sana. Semua hutang, semua mimpi, dibayarnya lunas.

Baru, setelah angka di rekening-nya terus membukit, petualangan sebenarnya ia mulai. Nicky, seorang dokter (hampir) spesialis mimpi, membuka gerbang perjalanan men-cari jati diri bagi Alfa Sagala, nama baru Ichon setelah pindah ke Ameri-ka.

Petualangan Alfa bakal mirip petualangan Bodhi di Akar, Elek-tra di Petir, dan Zarah di Partikel. Ia akan menemukan banyak orang yang membantunya semakin dekat mengingat kembali siapa dirinya. Bedanya, kisah Alfa tak akan meng-gantung seperti kisah Bodhi, Elektra, dan Zarah. Alfa berhasil menemukan dirinya, yang ternyata bernama Ge-lombang di suatu dimensi lain.

Sebuah dimensi yang disebutnya Asko. Tempat ia bertemu Bintang Jatuh, atau yang lebih kita kenal seb-agai Diva di seri pertama Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ).

Hal ini menjawab mengapa Alfa adalah tokoh yang harus hadir di buku kelima. Sebab di keping inilah, siapa sebenarnya Bodhi, Elektra, dan Zarah mulai terkuak. Mereka disebut Peretas, tapi apa itu Pe-retas? Sepenuhnya belum dijawab gamblang oleh Dee di sini.

Pembaca juga mulai bisa mener-ka siapa Gio Alvaro, pemuda tampan yang selalu jadi cameo di KPBJ, Akar,

dan epilog Gelombang sendiri. Atau-pun cameo-cameo lainnya, seperti Isthar Summer dan Kell si tukang tato. Tapi hanya batas menerka. Se-bab, sama seperti buku-buku sebe-lumnya dari seri Supernova, Gelom-bang pun meninggalkan teka-teki. Dahaga baru yang harus kita tunggu di buku terakhirnya, Intelegensi Em-bun Pagi.

Sukar membahas ekstrensik novel ini, sebab Supernova memang selalu menyajikan plot aneh yang mengusik batin dan logika. Demikian pula buku kelimanya ini. Gelombang hadir dengan alur unik yang hebat, karakter kuat, serta kematangan menulis Dee yang semakin terasa.

Ini pula jawaban kenapa Gel-ombang jadi begitu penting. Ia ha-dir se-bagai keping kejutan sebelum menghadirkan klimaks sesungguhnya melalui Intelegensi Embun Pagi. Kita tunggu saja.

Setelah bertemu Si Jaga Portibi, Ichon jadi tak pernah tidur. Ia akan bergadang semalaman sambil bermain gitar,

membaca, atau belajar. Sebab, tiap tidurnya jadi

pertaruhan nyawa. Si Jaga Portibi menunggu-

nya di alam mimpi.

Karakter baru diperkenalkan lagi. Kali ini Parmalim Batak bermarga Sagala. Lewatnya, jaring laba-laba Supernova

makin terang-benderang. Dee ingin hidangkan keping kejutan, sebelum

disuguhkan klimaks dahsyat tentang apa sebenarnya Supernova.

Page 27: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 27iklan

Page 28: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201428

Lazuardi Pratama

Miftah Farid masih ingat betul kejadian Minggu, 5 Oktober dini hari. Ia, dan rekan-rekan sesama mahasiswa baru (maba) dipaksa berguling-guling di halaman penuh

rumput sambil terkantuk-kantuk, sebab hanya tidur setengah jam malam itu. Kata-kata kasar yang keluar dari mulut senior saat mereka berguling membuat mereka tetap terjaga.

Mahasiswa Agroekoteknologi 2014 Fakultas Pertanian (FP) ini tiba-tiba merasa tidak enak badan. Ia dibawa ke klinik darurat panitia inau-gurasi. Sebelum kejadian itu, Miftah dan maba FP lainnya baru saja mendengar ceramah dari senior-senior mereka dalam sebuah ruangan. Jam 11 malam, para maba dipersilahkan tidur. Setengah jam berselang, datang keributan.

“Bangun-bangun!” kata panitia membangun-kan maba laki-laki. Miftah mendengar ada suara kursi dibanting-banting. Setelah semua maba terbangun, mereka disuruh push-up, lalu keluar ruangan, dan berguling-guling di halaman.

Hampir sama nasibnya dengan Fajar Anugerah Tumanggor, maba Ilmu Politik 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 18 Oktober lalu, saat tengah malam, setelah makan malam dan diskusi, mer-eka dipersilahkan tidur. Sekitar satu atau dua jam kemudian, maba dipaksa bangun mirip dengan cara yang diterima Miftah. Para maba kemudian dibariskan di halaman, laki-laki membuka kausnya. Dalam hujan dini hari, maba mendengarkan orasi dari senior, berdiri sampai jam 5 pagi. “(Kami—red) mendengarkan orang berorasi enggak pen-ting, anggar-anggar aja, mentang-mentang senior,” keluhnya.

Mifta menilai kegiatan macam inaugurasi ini membawa banyak mudarat daripada manfaat. “Enggak setuju! Banyak dampak negatifnya, macam ospek-ospek itu,” katanya. Fajar sepakat. Kegiatan-kegiatan dalam inaugurasi yang ia terima seperti berjalan jongkok untuk mendapat makan dan pemangkasan rambut kepala bagian kiri adalah pembodohan, terlepas dari pengetahuan yang ia dapatkan dari interaksi dengan senior di sana. Tapi, Fajar tiba-tiba riang gembira, sebab tahun-tahun mendatang, ia bisa melakukan hal sama ke juniornya. “Lebih enak kalau jadi senior,” ujarnya tertawa.

Inaugurasi dengan berbagai pro dan kontranya mau tidak mau sudah menjadi budaya sebagian mahasiswa USU. Hanya beberapa fakultas dan departemen yang tidak melakukannya, seperti Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi.

Ketua Jurusan Sosiologi Lina Sudarwati bilang dulu saat jadi mahasiswa ia melihat kegiatan yang sama konsep acaranya. Mahasiswa senior di kam-pus melaksanakan kegiatan yang acara intinya se-buah upacara menerima maba agar “sah” menjadi bagian dari kampus. Sejak jadi dosen, ia merasa arah kegiatan semakin bias, dari pengenalan asyik menjadi rawan kekerasan.

Menurutnya, kegiatan ini adalah mekanisme balas dendam antara mahasiswa yang dulunya maba setelah menjadi senior kepada juniornya.

Bongsu tahun lalu mengeluarkan surat edaran kontroversial, isinya melarang pelaksanaan inau-gurasi oleh mahasiswa. Surat larangan itu kemudian diteruskan ke tiap-tiap dekanat membuat himpunan mahasiswa departemen ketar-ketir. Mereka ramai-ramai mengganti nama kegiatan dari inaugurasi menjadi bermacam-macam. Contoh, Communica-tion Gathering di Departemen Ilmu Komunikasi, Kessos Camp di Departemen Kesejahteraan Sosial, Agroexpo and Student Gathering di Agroekoteknolo-gi dan lainnya.

Baik Fajar, Bradus, dan Devi sama-sama meno-lak. Fajar masih ingin lakukan hal serupa terhadap juniornya nanti. Sementara Bradus menuding rektorat cuci tangan, sebab melepas tanggung ja-wabnya terhadap kegiatan mahasiswa. Menurutnya pemutusan budaya secara tiba-tiba dapat meresah-kan banyak mahasiswa, sebab telah mengakar.

Devi menolak karena rektorat tidak melihat sub-stansi inaugurasi sebagai alat pengenalan kampus. Menurutnya, secara substansi inaugurasi adalah kegiatan yang bagus buat maba. Ia sadar kegiatan ini rawan kekerasan. Namun rektorat harusnya tidak boleh langsung melarang.

Bongsu tetap pada pendiriannya: budaya kenal-kan kampus ini harus diputuskan dari sekarang. Ia mengaku lelah menerima pengaduan-pengaduan dari orang tua mahasiswa ihwal inaugurasi, seperti pengutipan kontribusi dan kekerasan yang terjadi. “Apa itu cuci tangan? Kita enggak mau bikin USU ini heboh,” tandasnya.

Inaugurasi adalah salah satu kegiatan mahasiswa yang kontroversial setiap tahun. Pelaksanannya

telah jadi tradisi turun-temurun.

Seperti yang dikatakan Fajar. Senior cenderung melakukan upacara yang sama dengan juniornya agar dapat mengakui junior tersebut bagian dari senior.

Tak hanya itu, ada tekanan dari yang lebih senior dan alumni kepada senior yang gilirannya menjadi panitia agar melakukan hal serupa. “Ka-lau tidak dilakukan, akan dikucilkan dari sebagian senior dan alumni,” ujarnya. Inilah penyebabkan secara berantai, inaugurasi tetap lestari sampai sekarang

Hal ini dibantah Bradus Sinambela, mahasiswa Fakutas Kehutanan (Fahuta) 2011. Inaugurasi di kampusnya, FP—Fahuta belum menggelar inaugurasi sebab baru saja berdiri—lebih banyak mendidik maba. Maba masih membawa karakter-istik anak sekolahan yang egois. Sehingga menu-rutnya harus ditempa menjadi kolektif dengan inaugurasi.

Inaugurasi dengan cara keras seperti memben-tak dan kegiatan outdoor adalah cara terbaik per-baiki karakter maba. “Terbukti sampai sekarang, kami ini semua masih dekat, bahkan sampai jadi alumni,” tuturnya. Bradus tetap berpegang teguh bahwa inaugurasi adalah kegiatan positif.

Budaya yang hendak diputus“Itu budaya yang harus kita putuskan!” seru

Raja Bongsu Hutagalung, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kealumnian. Dengan berapi-api ia kembali berkata, “Banyak mudaratnya itu!”

DIRENDAMMahasiswa DIII Perpustakaan direndam oleh senior selama berjam-jam di Harang-gaol, Minggu 11 oktober. Kegiatan inagurasi ini masih dilakukan sejumlah fakultas meski sudah dikeluarkannya surat edaran dari rektorat dan dekanat untuk menia-dakan inaugurasi di setiap fakultas dan departemen.

YAnTI nURAYA SITUMoRAnG | SUARA USU

Inaugurasi, Budaya Kekal Kenalkan Kampus

potret budaya

Page 29: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 29iklan

Page 30: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201430 iklan

Page 31: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 2014 31momentum

SEORANG mahasiswa mencoret tangki truk pengangkut BBM dalam aksi unjuk rasa tolak kenaikan BBM, Kamis (13/11) oleh KBM FIB. Unjuk rasa ini berakhir dengan aksi saling lempar batu antar mahasiswa dengan masyarakat sekitar.

17 Oktober 2014

Sadarkan Masyarakat Pentingnya Pangan Lokal, SYFM Gelar Aksi

YULIEn LoVEnnY ESTER G | SUARA USU

SEJUMLAH mahasiswa, alumni, dan dosen dari Fakultas Ilmu So-sial dan Politik serta komunitas pemuda tani yang tergabung dalam Sumatera Youth Food Movement (SYFM) menggelar aksi sosiali-sasi dan kampanye pangan lokal untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya gunakan pangan hasil petani lokal. Hal ini di-ungkap Ketua Aksi Ricki Santoso, 16 Oktober sore. Ricki berharap setelah aksi ini masyarakat mau beralih ke pangan lokal. Salah seorang dari komunitas pemuda tani, Jamak Sari berpendapat se-lama ini masyarakat masih lebih memilih produk impor dibanding lokal dikarenakan harganya yang lebih murah. Ia mengharapkan masyarakat lebih memperhatikan nasib petani lokal seperti dirinya. (Arman Maulana)

9 November 2014

Perdana, Kampanye Pemira FH Dibuka dengan Seremoni

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Fakultas Hukum (FH) membuka masa kampanye pemilihan umum raya (pemira) dengan seremoni 10 November di area garden class jam 9 pagi. Hal ini disampaikan Ketua KPU FH Bakhtiaruddin D, Jumat (7/11). Katanya, ini belum pernah digelar sebelumnya. Dalam acara tersebut setiap kelompok aspirasi mahasiswa (KAM) dan calon gubernur-wakil gubernur (cagub-wagub) masing-masing memperkenalkan diri di depan ma-hasiswa. Tujuannya agar dapat menjalin hubungan yang lebih dekat antarpeserta pemira dan mahasiswa. Pembukaan ini akan dihadiri seluruh perwakilan KAM dan cagub-wagub yang telah lulus verifi-kasi dan dinyatakan sah jadi peserta pemira, yakni KAM Madani, KAM Rabbani, KAM Bersama, KAM Pembebasan, KAM Erat, KAM Revolusi, dan KAM Nusantara. Sedangkan cagub-wagubnya yakni Agung Hamdi-Zuhri Eko, Andreas Lifra-Frimanda Ginting, Anggie R K Harahap-Auzy Arifin Hutabarat, Yersa Umar Hasibuan-Teresia Gabriella C Sinuraya, dan Dennny Dendi-Michael Benhard. (Mutia Aisa Rahmi)

10 November 2014

Satpam Tangkap Pelaku Curanmor

PETUGAS Satuan Pengamanan (Satpam) USU berhasil menang-kap pelaku pencurian sepeda motor di parkiran samping Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Penangkapan di-lakukan sekitar pukul 17.15 WIB. Sepeda motor yang akan diambil pelaku bermerek Satria F milik Adrian Fauzan Harahap, mahasiswa DIII Administrasi Perpajakan 2014. Petugas Satpam Edy Siswanto bilang dirinya memantau aksi mencurigakan si pelaku. Awalnya sepeda motor tak kunjung hidup di tangan si pelaku. Saat terbukti ingin mencuri, si pelaku sempat berniat kabur. Namun usahanya ga-gal, dua mahasiswa yang tak sengaja lewat langsung menangkap si pelaku. “Pas ditangkap langsung dikeroyok sama mahasiswa,” jelas-nya. (Santi Herlina)

14 November 2014

Pascabentrok, Jadwal Piala Rektor Cabang Sepak Bola Ditunda

JADWAL pertandingan cabang olahraga sepak bola turnamen Piala Rektor 2014 ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Hal ini disebabkan adanya bentrok antarsuporter tim sepak bola Fakultas Hukum (FH) dengan Fakultas Teknik (FT), Rabu, 12 November. Ben-trok itu terjadi saat dan setelah pertandingan berlangsung. “Kalau kita tidak tunda, dikhawatirkan akan terulang lagi hal seperti ini,” kata Ketua Unit kegiatan mahasiswa (UKM) Sepak Bola USU Surya Fahrunisa sekaligus panitia penyelenggara pertandingan, Kamis (13/11). Sedangkan Manajer Tim Sepak Bola FT M Jefrizal Pasaribu bilang pertandingan harus tetap dilanjutkan karena cabang per-tandingan ini paling ditunggu-tunggu di Piala Rektor 2014. Berbeda dengan Tri Marilandu, kapten sekaligus Manajer Tim Sepak Bola FH sepakat dengan keputusan Surya. “Ditundanya pertandingan adalah solusi tepat.” Sebelum bentrok, pertandingan sempat ditunda be-berapa menit karena pendukung kedua kesebelasan masuk lapang-an ketika pertandingan akan berakhir. Kemudian, dlanjut kembali setelah bentrok bisa diredam panitia. Pertandingan ini berakhir dengan keunggulan FH atas FT 1-0. (Amanda Hidayat)

Demo BBM, Mahasiswa Sandera Truk Tangki BBM

13 November 20142 November 2014

Peringati Sumpah Pemuda, Paguyuban KSE Kutip Sampah

PAGUYUBAN Karya Salemba Empat (KSE) USU menggelar aksi ku-tip sampah dalam rangkaian acara peringatan Hari Sumpah Pemu-da di trotoar Jalan Almamater Pintu 3, Minggu, 2 November. Aksi ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta pemuda pada tanah air.

AMAnDA HIDAYAT | SUARA USU

Page 32: Tabloid Mahasiswa SUARA USU Edisi Khusus 100

SUARA USU, EDISI 100, NOVEMBER 201432 profil

Nenek Devin menangis. Sebab saat keluar Audi-torium USU, Devin lang-sung melepas toga wisu-da. Padahal sang nenek

ingin berfoto dengannya, seperti ke-biasaan orang saat wisuda. Devin tak bisa mengabulkan permintaan itu. “Saya harus langsung bekerja,” ka-tanya. Devin minta sesi foto wisuda dipindah ke studio dan ditunda jadi sepulang bekerja.

Devin telah bekerja sejak masih berstatus mahasiswa Teknik Arsitek-tur USU. Debutnya dimulai saat semes-ter tiga. Ia menawarkan diri mende-sain kafé Penang Corner di Jalan dr Mansyur kepada om-nya yang seorang kontraktor. Lalu, semester berikutnya, ia kembali menawarkan diri mende-sain rumah toko Sophie Martin di Jalan Setia Budi. Ini juga ditujukan pada om-nya.

Untuk desain kafé Penang Corner, Devin dapatkan rupiah yang lumayan besar saat itu—tahun 1993. Sebesar Rp 700 ribu dikantonginya, tapi ia tak melihat besar materi yang didapat. Ia pandang dari sisi lain: kesempa-tan. “Kesempatan enggak datang dua kali,” katanya.

Saat semester tujuh, Devin ma-gang di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan bangunan, berlokasi di Peruma-han Tasbih Jalan Setia Budi, Medan. Ini bukan karena beban sistem kredit semester kuliah, tapi inisiatifnya. Ia lihat ini sebagai kesempatan, sebab ia punya kenalan di perusahaan itu.

Pun Devin sadar, sebagai arsi-tek ia harus bekerja tim dan bekerja di bawah perintah. “Untuk jadi pe-mimpin harus belajar untuk dipim-pin,” terangnya. Hal ini berhubungan dengan cita-cita Devin, ingin punya perusahaan di bidang jasa konstruksi dan bangunan.

Selesai magang, Devin yang masih berstatus mahasiswa memasukkan lamaran sebagai pegawai di perusa-haan tempat ia magang. Kebetulan, sedang ada lowongan. Devin diterima dan bekerja sebagai pegawai tetap hingga setahun setelah wisuda.

Berbagai kesem- p a t a n yang ada me- m a n g

ia peroleh d a r i

Rati Handayani

wEnTY TAMBUnAn | SUARA USU

Bagi Ketua PelaksanaUSU ASRI ini, kesempatan didapat dari jaringan dan tak datang dua kali. Begitu prinsipnya sejak masih mahasiswa hingga kini.

orang-orang di sekitar. Mengingat keluarga ayahnya banyak bekerja di bidang yang ia geluti. Baginya, hal itu sah-sah saja dilakukan untuk meraih peluang. Namun satu hal yang ia tekankan, ia harus bekali diri dengan ilmu dan pengalaman agar peluang setelahnya tak hilang.

“Yang salah itu kalau orang yang memanfaatkannya tak berkemam-puan,” jelasnya.

Karena memanfaatkan kesem-patan bekerja itulah Devin tak raih indeks prestasi kumulatif (IPK) cum laude. “Saya logis saja, karena saya bekerja,” jawabnya. Namun Devin bukan tak memasang target. Ia mengharuskan dirinya mendapat IPK di atas tiga. “Kalau IPK di atas tiga, orang tua saya bisa duduk di samping saya waktu wisuda,” jelas-nya.

Awalnya Devin tak berniat jadi dosen yang notabene ialah pegawai negeri sipil. Keinginan untuk bekerja dan magang di perusahaan jasa kon-struksi dan bangunan hendak dija-dikan bekal membuka perusahaan sendiri selepas kuliah. Namun kedua orang tuanya—yang berprofesi se-bagai dosen—memintanya menjadi dosen. Awalnya ia menolak, namun akhirnya luluh karena permintaan sang nenek. Ia akui itu adalah kepu-tusan yang berat.

Keberatannya menjadi dosen dikarenakan gaji yang tak banyak. Apalagi ia tak bisa berkarya lay-aknya arsitek. Namun, siapa sangka ternyata Devin tetap bisa berkarya. Ia berkarya di unit kerja pelaksana program kerja rektor bidang sarana dan penunjang akademik bernama USU ASRI.

***Devin dan Prof Arman, Wakil Rek-

tor II berkeliling USU. Niatnya meli-hat keadaan fasilitas sekitar kampus. Langkah mereka terhenti di parit dekat Sumber yang berguna sebagai saluran. Mereka berkesimpulan parit itu perlu perbaikan agar USU tak lagi banjir. Dari sana muncul pula gagasan untuk membentuk unit kerja pelaksana program kerja rektor bidang sarana

dan penunjang akademik.Devin berniat menjadikan USU

akan asri dalam arti sesungguhnya. Prof Arman pun mengonsep unit kerja tersebut dengan menambah kata ASRI. ASRI berarti Academic, Sustain, Relevance and Integrated. Cita-citanya, menjadikan program tersebut berkesinambungan dan relevan dalam meningkatkan pelay-anan dan kualitas akademik. Itulah yang mendasari berdirinya USU ASRI ada pada November 2010.

Itu bukan kali pertama Prof Ar-man dan Devin berdiskusi. Keduan-ya telah saling kenal sejak sebelum-nya Prof Arman menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik. Sedangkan kala itu Devin menjabat Sekretaris Departemen Teknik Arsitektur. Kata Devin, Prof Armanlah yang menawarkan untuk menjadi Ketua Tim Pelaksana USU ASRI. Devin tak menolak tawaran karena ia kembali melihat kesempatan. Memang, sejak

Prof Arman kenal Devin, Prof Arman mengakui Devin ialah pribadi pekerja keras.

Kesan Prof Arman tentang pribadi Devin sebagai pekerja keras terakhir kali baru-baru saja terjadi. Hari itu Devin menyodorkan lembaran-lem-baran berisi perencanaan sepeda kampus padanya. “Lah, masih sempat mengerjakan ini?” tanya Prof Arman. “Karena aku sukanya, Bang,” jawab Devin saat itu seperti ditirukan Prof Arman.

Prof Arman paham Devin sangat si-buk karena jadi andalan banyak orang di rektorat. Devin memang tak hitung-hitungan, ia sering lembur di kantornya di Lantai II Biro Rektor sana.

Rekannya di USU ASRI, Luthfi Ha-kim pun katakan hal serupa. Malah lebih lagi, Luthfi bilang dosen di USU harusnya punya dedikasi tinggi sep-erti Devin. “Kalau kayak Bang Devin semua dosen USU, maju USU ini,” pungkasnya.

BIODATA

Nama: Devin Defriza Harisdani

Tempat, Tanggal Lahir: Medan, 10 Agustus 1975

Riwayat Pendidikan:- TK Perwari Medan (1979-1980)

- SD Pahlawan Medan (1980-1986)- SMP Negeri 1 Medan (1986-1989)- SMA Negeri 1 Medan (1989-1992)

- S-1 Teknik Arsitektur USU (1992-1997)- S-2 Magister Pembangunan Kota USU (2005-2008)

Jabatan:- Sekretaris Departemen Teknik Arsitektur USU (2006-2011)

- Panitia International Conference Friendly City Kwala Namu Airport and Re-gional Development (2011-2012)

- Manajer Kelompok Kerja USU ASRI 2011-2012- Ketua Pelaksana Tim USU ASRI 2012-2013- Ketua Pelaksana Tim USU ASRI 2013-2014- Dosen Teknik Arsitekur USU 1997-sekarang

Penghargaan: - Satyalancana Karya Satya X Tahun 2012

Devin Defriza Harisdani Bangun Jaringan, Manfaatkan Kesempatan