TA ZA
-
Upload
dira-malebby -
Category
Documents
-
view
253 -
download
3
Transcript of TA ZA
-
8/11/2019 TA ZA
1/49
-
8/11/2019 TA ZA
2/49
2
PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan milik negara dan merupakan
produsen produk pupuk terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai
macam pupuk, seperti: Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska, DAP, NPK Kebomas, ZK
dan pupuk organik yaitu Petroganik. PT. Petrokimia Gresik juga telah
memproduksi produk non pupuk seperti Asam Sulfat, Asam Fosfat, Amoniak,
Dry Ice, Aluminium Flouride, Cement Retarder, dan lain-lain. Keberadaan dari
PT. Petrokimia Gresik adalah untuk mendukung program pemerintah dalam
meningkatkan produksi pertanian nasional.
Melihat kualitas pupuk yang sangat berpengaruh, maka penyusun tertarik
untuk melaksanakan Kerja Praktek pada salah satu perusahaan yang bergerak
dalam produksi pupuk yang terdapat di Jawa Timur yakni pada PT. Petrokimia
Gresik. Untuk mengahasilkan produk pupuk yang berkualitas PT. Petrokimia
Gresik selalu melakukan kontrol kualitas yang ketat pada tiap produknya, agar
mendapatkan pupuk dengan kualitas yang tinggi. Kontrol tersebut salah satunya
dilakukan melalui analisa pada bahan dan produk ZA. Keseluruhan analisa yang
dilakukan akan menentukan apakah proses produksi tersebut berjalan dengan baik
dan sesuai dengan standar yang ditentukan sehingga apabila terdapat suatu
kesalahan dalam proses produksi dapat segera ditangani deengan cepat dan tepat.
Kontrol pupuk ZA di pabrik I PT. Petrokimia Gresik adalah penentuan kadar
kadar besi dalam larutan induk dengan metode spektrofotometer, penentuan kadar
kadar fosfat dalam larutan induk dengan metode spektrofotometer, penentuan
kadar ZA dalam larutan induk melalui pengukuran densitas dan temperatur,
penentuan kadar air dengan metode gravimetri, penentuan asam bebas sebagai
H2SO4 metode volumetri, penentuan nitrogen dengan metode volumetri,
penentuan kadar belerang dengan metode gravimetri, dan penentuan persen
butiran melalui pengayakan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang menjadi rumusan masalah pada kegiatan praktek
kerja ini adalah:
1. Bagaimana proses produksi pupuk ZA pada PT. Petrokimia Gresik?
-
8/11/2019 TA ZA
3/49
3
2. Apakah produk pupuk ZA yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik
memenuhi syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)?
C. Tujuan Kerja Praktek
1. Menjelaskan proses produksi pupuk ZA pada PT. Petrokimia Gresik
2. Membandingkan kualitas produk pupuk ZA yang diproduksi oleh PT.
Pertokimia Gresik dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
D. Manfaat kerja praktek
1. Mengetahui proses produksi dan cara analisa kadar komponen-komponen
pupuk dalam skala pabrik.
2. Mengembangkan kemampuan yang didapatkan dalam praktek perkuliahan
dan diterapkan sesuai dengan kondisi yang diberlakukan di dunia kerja
tempat melaksanakan kerja praktek.
3. Hasil perhitungan dapat menjadi masukan bagi PT. Petrokimia Gresik
mengenai kadar komponen-komponen pupuk Phonska NPK.
-
8/11/2019 TA ZA
4/49
4
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dalam lingkup Departemen Perindustrian RI bernaung di bawah Hoding Company
PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. PT. Petrokimia Gresik bergerak dalam
bidang produksi pupuk, bahan kimia, pestisida dan jasa lainnya.
PT. Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia yang
pada awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. PT. Petrokimia
Gresik dibentuk berdasarkan Ketetapan MPRS No. II Tahun 1960 yang
dicantumkan sebagai Proyek Prioritas. Tahun 1964 berdasarkan Instruksi Presiden
No.I/1963, PT. Petrokimia Gresik dikembangkan oleh kontraktor CONSINDIT
SPA dari Italia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1966 dan sempat terhenti
akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pembangunan proyek dimulai
kembali pada Februari 1968 sampai percobaan pertama operasional pabrik pada
Maret 1970. PT. Petrokimia Gresik diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan
bentuk usaha Perusahaan Umum (PERUM) pada tanggal 10 Juli 1972.
PT Petrokimia Gresik mengalami perubahan status perusahaan diantaranya:
1. Perusahaan Umum (Perum)
PP No. 55/1971
2. Persero
PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975
3.
Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
PP No. 28/1997
4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero)
SK Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, nomor : AHU-
17695.AH.01.02 Tahun 2012
PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar yang berlokasi
diKabupaten Gresik, ProvinsiJawa Timur. Pada tahun 2012, PT Petrokimia
Gresik dipercaya oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresik -
8/11/2019 TA ZA
5/49
5
menjadi 5,4 juta ton, atau meningkat 1,6 juta ton dibandingkan tahun 2011. Hal
ini menjadikan PT Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk yang memasok
50% kebutuhan pupuk subsidi nasional.
B. Sejarah Singkat Perusahaan
1. Tahun 1960
Pendirian PT Petrokimia Gresik didasarkan padapertama TAP MPRS no-
11/MPRS/1960, kedua kepres no 260/1960, danproyek ini merupakan
proyek prioritas pada masa itu dengan nama Petrokomia Soerabaja.
2.
Tahun 1964
Tahap pembangunan fisik yang pertama berdasarkan Inpres No-1 tahun
1963 dilakukan oleh Considit Spa dari Italia.
3. Tahun 1968
Proyek sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan
ekonomi yang buruk. Pada tanggal 10 Juli 1972, proyek Petrokimia
Surabaya diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan bentuk Badan usaha
perusahaan umum. Selanjutnya setiap tanggal 10 Juli diperingati sebagaiulang tahun PT. Petrokimia Gresik. Selanjutnya pada tanggal 10 Juli 1975,
bentuk perusahaan menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero).
4. Tahun 1977
PT Petrokimia holding dengan PT Pusri dalam bidang pemasaran,
keuangan dan produksi. Pada saat ini PT. Petrokomia Gresik memiliki
beberapa bidang usaha antara lain industri pupuk, industri pestisida,
industri kimia, industri peralatan pabrik, jasa kinerja, jasa rancang bangun
dan perekayasaan.
C. Perluasan Perusahaan
1. Perluasan Pertama (29 Agustus 1979)
Diawali dengan pembangunan pabrik pupuk TSP, dilaksanakan oleh
kontraktor SPIE Batignoless dari Perancis, meliputi pembangunan di tiga
bidang, pertama prasarana pelabuhan, kedua unit Penjernih Air
-
8/11/2019 TA ZA
6/49
6
Gunungsari Surabaya, ketiga serta Booster pump. Di kandangan untuk
meningkatkan kapasitasnya menjadi 720 m3/jam.
2. Perluasan Kedua (30 Juli 1984)
Pembangunan pabrik pupuk TSP II dilaksanakan oleh SPIE Batignoless
dari Perancis, yang dilengkapi dengan pembangunan prasarana pelabuhan,
unit penjernih air dan Booster Pump di Babat dengan kapasitas 3000
m3/jam.
3. Perluasan Ketiga (10 Oktober 1984)
Pembangunan Pabrik Asam Fosfat dan produk samping yang dilakukan
oleh Kontraktor Hitachi Zosen dari Jepang yang meliputi pabrik Asam
Sulfat, pabrik Asam Fosfat, pabrik Cement Retarder, pabrik Alumunium
Fluorida, pabrik Amonium Sulfat dan unit utilitas.
4. Perluasan Keempat (02 Mei 1986)
Pembangunan Pabrik pupuk ZA III dikerjakan sendiri oleh tenaga-tenaga
PT. Petrokimia Gresik mulai dari studi kelayakan sampai dengan
pengoperasiannya.
5.
Perluasan Kelima (29 April 1994)
Pembangunan Pabrik Ammonia dan Pabrik Urea dengan teknologi proses
untuk Pabrik Ammonia oleh Kellog Amerika, Pebrik Urea oleh TEC
Jepang dan Konstruksi dikerjakan oleh PT.IKPT Indonesia. Pembangunan
dimulai pada awal tahun 1991 dan ditargetkan beroperasi pada Agustus
1993. Pabrik ini mulai beroperasi mulai tanggal 29 April 1994.
6. Perluasan Keenam (25 Agustus 2000)
Pembangunan Pabrik Pupuk NPK Phonska, kapasitas produksi 300.000
ton per tahun. Konstruksi ditangani oleh PT. Rekayasa Industri dengan
teknologi dari INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah diresmikan langsung
oleh presiden Republik Indonesia, Bapak Abdurrahman Wahid.
7. Perluasan Ketujuh (22 Maret 2005)
ZK (Kalium Sulfat) kapasitas produksi 10.000 ton per tahun oleh
Consortium Eastern Tech Co Taiwan dan Kontraktor Utama PT Timas
Suplindo.
-
8/11/2019 TA ZA
7/49
-
8/11/2019 TA ZA
8/49
8
3. PT. Petronika
Merupakan perusahaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan saham
(20%) yang beroperasi sejak tahun 1985. hasil produksi berupa DOP
(Diocthyl Phthalate) yang kapasitasnya 30.000 ton/tahun.
4. PT. Petrowidada
Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik dengan
saham (1.47%) beroperasi sejak tahun 1990. hasil prodiksi berupa phthalic
anhydrate (30.000 ton/tahun) dan malaic anhydrate (1.200 ton/tahun).
5. PT. Petrocentral
Perusahaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan saham (9.80%)
yang beroperasi sejak tahun 1990. Hasil produksi berupa STTP (Sodium
Trypoli Phospate) dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun.
6. PT Kawasan Industri Gresik
Merupakan patungan antara PT Petrokimia Gresik (35%) dengan PT
Semen Gresik (65%) yang beroperasi sejak tahun 1992. Bergerak di
bidang penyiapan kavling industri siap pakai seluas 192 Ha. Termasuk
Export Processing Zone (EPZ).
7. Puspetindo
Merupakan perusahaaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan
saham (32.21%) yang beroperasi sejak tahun 1992. Bergerak di bidang
pembuatan peralatan pabrik. Peralatan pabrik yang dibuat meliputi bejana
bertekanan, menara, alat penukar panas, peralatan Cryoginic.
F. Fasilitas Perusahaan
1. Fasilitas Produksi
Sampai dengan saat ini PT Petrokimia Gresik telah memiliki 13 pabrik
yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk :
a. Pabrik Pupuk
Pabrik pupuk yang ada di PT Petrokimia Gresik di antaranya pupuk
Urea, pupuk ZA I, pupuk ZA II, pupuk ZA III, pupuk Phonska, pupuk
NPK Blending, dan pupuk Kalium Sulfat.
-
8/11/2019 TA ZA
9/49
9
b. Pabrik Non Pupuk
Pabrik non pupuk yang ada di PT Petrokimia Gresik di antaranya
Ammonia, Asam Sulfat, Asam Fosfat, Cement Retarder, dan
Alumunium Fluoride.
2. Fasilitas Penunjang
a. Dermaga
Dermaga bongkar muat disadari kapal berbobot max 60.000 ton dengan
fasilitas :
1) Continous Ship Unloader (CSU) kapasitas 1000 ton/jam
2) Duo unit Cangaroo Crane kapasitas 720 ton/jam
3) Ben berjalan dengan panjang keseluruhan 22 km
4) Fasilitas bongkar muat cair. Kapasitas 60 ton/jam NH3 dan 90
ton/jam H2SO4
b. Unit Pembangkit Tenaga Listrik
Unit pembangkit listrik yang ada di PT Petrokimia Gresik ialah gas
Turbine Generator dengan kapasitas 33 MW dan sistem Turbine
Generator dengan kapasitas 20 MW.
c. Unit Penjernih Air
Unit penjernih air yang terdapat di perusahaan PT Petrokimia Gresik
adalah Gunungsari Surabaya dengan kapasitas 720 m3/jam dan Babat
dengan kapasitas 2.500 m3/jam.
d. Unit Pengolahan Limbah
Unit pengolahan limbah yang ada di PT Petrokimia Gresik adalah unit
pengolahan limbah cair berkapasitas 240 m3/jam dan unit pengolahan
atau mengendalikan limbah gas.
G. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
1. Visi
Visi PT Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan
produksi kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produksi paling
diminati konsumen.
-
8/11/2019 TA ZA
10/49
10
2. Misi
Misi dari PT Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut:
a. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya progam
swasembada pangan.
b. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha.
c. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia
rasional dan berperan aktif dalam Community Development.
3. Budaya Perusahaan
a.
Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian
lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.
b. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.
c. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
d. Mengutamakan integritas di atas segala hal.
e. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
H. Kebijakan Mutu Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk
lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen
dengan memberikan jaminan pemenuhan persyaratan dan pelayanan yang terbaik.
Untuk mendukung tekad tersebut PT Petrokimia Gresik menerapakan sistem
manajemen mutu yang berbasis pada upaya melakukan penyempurnaan yang
berkeseimbangan.
Hari ini harus lebih baik dari hari esok
Hari esok harus lebih baik dari hari ini
Dalam rangka mewujudkan komitment tersebut, seluruh karyawan akan
selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan, kedisiplinan, serta menjunjung
tinggi integritasnya.
-
8/11/2019 TA ZA
11/49
11
I. Arti lambang dan Logo
Dasar pemilihan logo Kerbau
1. Penghormatan kepada daerah Kebomas.
2. Mempunyai sikap selalu bekerja keras, loyalitas, dan jujur.
3. Dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai sahabat petani.
Gambar.1 Logo Petrokimia Gresik
Arti Logo
1. Warna kuning emas pada kerbau melambangkan keagungan.
2. Daun hijau melambangkan :
-
Kesuburan dan kesejahteraan
-Kelima sila dari pancasila
-Huruf PG berwarna putih melambangkan kesucian
Arti Keseluruhan Logo
Dengan hati yang bersih berdasarkan lima sila Pancasila, PT. Petrokimia
Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju
keagungan bangsa.
J. Unit Produksi Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik mempunyai 3 (tiga) unit produksi, yaitu :
1. Unit Produksi I
Merupakan pabrik pupuk nitrogen yang terdiri dari 2 (dua) pabrik pupuk
ZA (I dan III) dan 1 (satu) pabrik pupuk urea. Unit produksi (Unit Pupuk
Nitrogen) menghasilkan pupuk ZA dan Urea dengan kapasitas masing-
masing sebesar 400.000 ton/tahun dan 460.000 ton/tahun.
-
8/11/2019 TA ZA
12/49
12
Adapun rincian masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :
a. Pabrik Pupuk Za I (1972)
1) Kapasitas : 200.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : amoniak(NH3) dan asam sulfat (H2SO4)
b. Pabrik Pupuk ZA III (1986)
1) Kapasitas : 200.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : amoniak(NH3) dan asam sulfat (H2SO4)
c. Pabrik Pupuk Urea (1994)
1) Kapasitas : 460.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : Amoniak (NH3) dan Karbon dioksida (CO2)
2. Unit Produksi II
Merupakan pabrik pupuk Fosfat yang terdiri dari 2 (dua) pabrik fosfat dan
pabrik majemuk. Unit Produksi II menghasilakn pupuk SP-36 dan pupuk
majemuk (phonska, DAP, atau pupuk majemuk dengan berbagai
formulasi) dengan kapasitas masing-masing 1.000.000 ton/tahun untuk
pupuk SP-36 dan 300.000 ribu ton/tahun untuk pupuk majemuk.
Adapun rincian masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :
a. Pabrik Pupuk Fosfat I (1979)
1) Kapasitas : 500.000 ton/tahun
2) Bahan Baku :Batuan Fosfat (Fosfat Rock), Asam Sulfat (H2SO4)
dan Asam Fosfat (H3PO4)
b. Pabrik Pupuk Fosfat II (1983)
1) Kapasitas : 500.000 ton/tahun
2) Bahan Baku :Batuan Fosfat (Fosfat Rock), Asam Sulfat
(H2SO4),dan asam Fosfat (H3PO4)
c. Pabrik Pupuk Majemuk (1983)
1) Kapasitas : 300.000 ton/tahun
2)Bahan Baku :Bermacam-macam tergantung dari formulasi
komponen unsure hara yang diperlukan, antara lain
Amonia (NH4OH), Batuan Fosfat, Asam Sulfat,
Asam Fosfat, Kalium Klorida (KCl), dan ZA.
-
8/11/2019 TA ZA
13/49
13
3. Unit Produksi III
Merupakan pabrik asam fosfat yang terdiri dari 4 (empat) pabrik dan 1
(satu) unit ZA II. Unit Produksi III (Unit Asam Fosfat)
menghasilkanbahan kimia dasar, seperti Asam Sulfat, asam fosfat, AlF3,
dan gypsum dengan perincian masing-masing pabrik sebagai berikut :
a. Pabrik Asam Fosfat (1984)
1) Kapasitas : 170.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : Batuan Fosfat, Asam Sulfat
3) Hasil samping : Gypsum dan Asam Fluosilika
b. Pabrik Asam Sulfat (1984)
1) Kapasitas : 700.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : Belerang
c. Pabrik Cement Retader (1984)
1) Kapasitas : 440.000 ton/tahun
2) Bahan Baku : Gypsum
3) Penggunaan :Untuk industri semen sebagai bahan pengatur
kekerasan
d. Pabrik Pupuk ZA II (1984)
1) Kapasitas : 250.000 ton/tahun
2) Bahan Baku :Gypsum (limbah pembuatan Asam Fosfat dan
Amoniak)
K. Spesifikasi Produk
1. Spesifikasi pupuk Urea ( Sesuai SNI 02-2801-1998 )
Gambar.2 Pupuk Urea
-
8/11/2019 TA ZA
14/49
14
Kapasitas Produksi : 460.000 T/th
Tahun Beroperasi : 1994
Bahan Baku : NH3& CO2
Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi UREA ( SNI 02-2801-2010 ) :
Nitrogen % : 4 min
Biuret % : 1 maks
Kadar Air % : 0.5 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi tanaman, Bahan
baku pembuatan Urea Formaldehide, Melamine, sebagai unsur sumber
nitrogen pada pembuatan GA/MSG & LysineHCl.
2. Spesifikasi pupuk ZA (Sesuai SNI 02-1760-2005)
Gambar.3 Pupuk ZA
Kapasitas Produksi :750.000 ton/thn
Bahan Baku : Amoniak dan H2SO4
Bentuk/Sifat: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi SP-36 ( SNI 02-1760-2005 ) :
Nitrogen% : 20.8 min
Belerang % : 23.8 min
Asam bebas sebagai H2SO4% : 0.1 maks
Kadar Ai r% : 1 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi
tanaman, bahan baku pembuatan herbisida dan HCl
-
8/11/2019 TA ZA
15/49
-
8/11/2019 TA ZA
16/49
16
Bentuk : granul
Warna : putih/abu-abu
5. Spesifikasi pupuk Phonska
Gambar.6 Pupuk NPK-Phonska
Kapasitas Produksi : NPK Phonska I, II, III&IV 2.250.000 Ton/th
Tahun Beroperasi : 2000, 2005, 2009,2010
Bahan Baku : H3PO4 , NH3dan KCl
Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat (SNI 02-2803-2000 ) : 151515
Nitrogen total % : 6 min
P2O5 CS 2 % % : 6 min
K2O % : 6 min
Jumlah N, P2O5, K2O % : 30 min
Kadar Air % : 2 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen , Kalium dan
Belerang bagi tanaman.
6. Spesifikasi pupuk NPK Kebomas
Gambar.7 Pupuk NPK Kebomas
-
8/11/2019 TA ZA
17/49
17
Kapasitas Produksi : NPK Granule I, II, III, dan IV = 460.000 T/th
Tahun Beroperasi : 2005, 2008, 2009
Bahan Baku : Tergantung formula N-P-K+ (Mg/Zn/Cu/B/Fe)
Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air
Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : Tergantung formula
Nitrogen total % : 6 min
P2O5 CS 2 % % : 6 min
K2O % : 6 min
Jumlah N, P2O5, K2O % :30 min
Kadar Air % : 2 maks
Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen , Kalium,
Magnesium, Boron, Copper, Besi & Zink bagi tanaman. .
L. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi perusahaan di bawah kendali pimpinan perusahaan:a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris
b. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi
Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Teknik dan
Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur Sumber Daya Manusia dan
Umum.Masing-masing direktur membawahi beberapa Kepala
Kompartemen, dan selanjutnya Kepala Kompartemen membawahi Kepala
Departemen atau Kepala Biro. Ada beberapa Kepala Kompartemen yang
berlangsung di bawah Direktur Utama, yaitu Kompartemen Sumber Daya
Manusia dan Kepala Satuan Pengawas. Direktur Produksi membawahi
Kepala Kompartemen Pabrik I, Pabrik II, Pabrik III, dan Teknologi.
Tabel 1. Jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan (April 2014)
PENDIDIKAN JUMLAH
Pasca Sarjana 109
Sarjana 532
Sarjana Muda 65
-
8/11/2019 TA ZA
18/49
18
SLTA 2.470
SLTP 172
Total 3.348
Tabel 2. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan (April 2014)
JABATAN JUMLAH
Direksi 5
Eselon I 26
Eselon II 71
Eselon III 201
Eselon IV 642
Eselon V 1.161
Pelaksana 1.112
Bulanan Percobaan 130
Total 3.348
Tabel 3. Jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan(posisi akhir
Desember 3 tahun terakhir)
PENDIDIKAN 2013 2012 2011
Pasca Sarjana 111 106 106
Sarjana 546 513 472
Sarjana Muda 67 78 86
SLTA 2.377 2.448 2.552
SLTP 174 183 201
SD 0 1 4
Total 3.275 3.329 3.421
-
8/11/2019 TA ZA
19/49
19
Tabel 4. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan(posisi akhir
Desember 3 tahun terakhir)
JABATAN 2013 2012 2011
Direksi 5 5 5
Eselon I 27 26 31
Eselon II 72 66 68
Eselon III 196 216 204
Eselon IV 618 604 572
Eselon V 1.133 1.136 1.070
Pelaksana 1.208 1.276 1.470
Bulanan Percobaan 16 0 1
Total 3.275 3.329 3.421
M. Yayasan Perusahaan
Yayasan ini dibentuk pada tanggal 26 juni 1965, misi utamanya adalah
mengusahakan kesejahteraan karyawan dan pensiunan PT Petrokimia Gresik.
Salah satu program yang dilakukan adalah membangun sarana perumahan bagi
karyawan. Sampai pada tahun 1999, Yayasan PG telah membangun 1.886 unit
rumah di desa Pongangan dan desa Bunder. Program lainnya yang di lakukan
Yayasan PG adalah pemeliharaan kesehatan para pensiunan PT Petrokimia Gresik
serta menyediakan sarana bantuan sosial dan menyelenggarakan pelatihan bagi
karyawan yang memasuki masa persiapan, purna tugas (MPP). Dalamperkembangannya, Yayasan PG telah memiliki barbagai bidang usaha yang
dikelola oleh anak-anak perusahaan PT Petrokimia Gresik. Anak perusahaan di
bawah koordinasi Yayasan PG, adalah:
1. PT Gresik Cipta Sejahtera (GCS)
Didirikan : Sejak 3 april 1972
Bidang Usaha : Distributor, Pemasok suku cadang, Bahan baku industry
kimia, Angkutan bahan kimia, Pembinaan usaha kecil.
-
8/11/2019 TA ZA
20/49
20
2. PT Aneka jasa gradhika (AJG)
Didirikan : Sejak 10 November 1971
Bidang Usaha : Penyesiaan tenaga kerja, Jasa borongan (pekerjaan),
Cleaning service, House keeping.
3. PT Graha Sarana Gresik (GSC)
Didirikan : Sejak 13 Mei 1993
Bidang Usaha : Penyesiaan akomodasi, Persewaan perkantoran, Jasa
travel.
4. PT Petrokopindo Cipta Selaras (PCS)
Didirikan : Sejak 13 Mei 1993
Bidang Usaha : Perbengkelan, Jasa Angkutan, Perdagangan Umum.
N. Koperasi
Koperasi karyawan Petrokimia gresik (K3PG) didirikan sejak 13 Agustus
1983, sampai akhir November 2003 memiliki anggota sebanyak 5.872 orang.
Bidang usahanya meliputi:
1.
Unit toko swalayan, toko bahan bangunan dan alat listrik, toko elektronik,
dan apotek
2.Unit Statiun Pompa Bensin Umum (SPBU)
3.Unit pabrik air minum kemasan (air K)
K3PG mempunyai fungsi:
1.Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik yang bergerak di bidang
perkoperasian
2.
Sebagai sarana PT Petrokimia Gresik untuk memperoleh ketenagakerjaandari karyawan dan keluarga
3.Membuka lapangan kerja bagi masyarakat
-
8/11/2019 TA ZA
21/49
21
BAB III
TINJAUAN PUSTAKAA. Pupuk, Jenis dan Fungsinya
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan, bersifat membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlahmaterial suplemen. Pemberian hara dalam bentuk pupuk harus ditambahkan dan
diberikan ke tanaman secara teratur. Penambahan pupuk ini harus dilakukan
karena tidak terjadi keseimbangan jumlah hara dalam tanah di mana jumlah hara
akan terus berkurang dari waktu ke waktu. Berkurangnya jumlah hara dalam tanah
atau media tanam dapat terjadi disebabkan karena beberapa faktor :
1. Karena sebagian besar hara akan terikut bersama hasil panen yang
diambil dari tanaman
2. Karena efisiensi penyerapan hara yang cukup rendah oleh tanaman akibat
cara atau aplikasi pemberian pupuk yang salah
3. Karena faktor kehilangan hara akibat proses penguapan dan pencucian
hara oleh air pengairan/penyiraman
4. Karena sebagian pupuk terserap dan terikat (fixation) di dalam partikel
tanah sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik pupuk ini termasuk tinggi.
-
8/11/2019 TA ZA
22/49
22
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki
prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu
jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk
N, P, dan K. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk
yaitu NP, NK, dan NPK.
Ketersediaan unsur hara bersifat kritis karena unsur hara mutlak harus
tersedia bagi tanaman dengan unsur yang sangat spesifik dan tidak tergantikan
oleh unsur lainnya serta dalam jumlah yang berbeda tergantung pada jenis
tanamannya. Kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena hara bagi tanaman ibarat makanan pada manusia.
Yang membedakannya adalah jika manusia menggunakan bahan organik sebagai
sumber makanan, maka tanaman akan menggunakan bahan-bahan anorganik
untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhannya. Dalam proses fotosintesis di
daun-daun tanaman, klorofil akan mengubah air (H2O) dari dalam tanah dan
karbon yang diserap oleh tanaman dari udara, menjadi bahan organik dengan
bantuan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Proses sintesis senyawa
organik sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tersebut lebih dikenal sebagai proses metabolisme. Dalam proses metabolisme
inilah unsur hara memegang peranan penting karena ketersediaannya tidak dapat
digantikan oleh unsur yang lain. Jika ketersediaan unsur hara berjumlah sangat
terbatas maka akan mengganggu keberlangsungan proses metabolisme, dan pada
kondisi seperti ini, proses metabolisme dalam tubuh tanaman akan berhenti sama
sekali sehingga tanaman tidak dapat menyelesaikan satu atau beberapa siklus
hidupnya dengan sempurna. Ketidaksempurnaan metabolisme ini diperlihatkan
oleh tanaman pada bagian-bagian tanaman secara spesifik sebagai gejala
defisiensi unsur hara, misalnya pada daun yang berwarna kekuningan sebagai
gejala kekurangan unsur nitrogen, tepi daun yang mengering dengan garis-garis
-
8/11/2019 TA ZA
23/49
23
yang jelas pada daun sebagai gejala kekurangan kalium, daun tanaman tertentu
akan menampakkan warna keunguan sebagi gejala kekurangan fosfat, dan
sebagainya.
B. Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammonium)
Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammonium) atau ammonium sulfat merupakan pupuk
kimia buatan yang dibuat dari amoniak dan asam sulfat. Pupuk ZA diperlukan
tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S).
Sebagai pupuk, amonium sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang
terdiri dari unsur nitrogen sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 %
(Ihsan, 2012). Rumus kimia Amonium Sulfat adalah (NH4)2SO4. Kelebihan pupuk
ini adalah terdapat kandungan sulfur di dalamnya. Bahkan kandungan sulfur lebih
besar dari hara N. Dengan adanya unsur sulfur, pemakain pupuk ZA, sangat baik
diberikan pada awal tanam. Pupuk ini aman digunakan untuk semua jenis
tanaman.
PT. Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya produsen pupuk ZA di
Indonesia dengan kapasitas sebesar 750.000 ton/tahun. Dimana bahan baku utamapembuatan pupuk ZA juga diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik yaitu Asam
sulfat dengan kapasitas produksi sebesar 550.000 ton/tahun dan amoniak
445.000 ton/tahun.
Gambar 8. Pupuk ZA produksi PT.Petrokimia Gresik
-
8/11/2019 TA ZA
24/49
24
Tabel 5. Syarat mutu Pupuk ZA (SNI 02-1760-2005)
Jenis Uji Satuan Persyaratan
Kadar N total % min. 20,8
Kadar S % min. 23.8
Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 % Maks 0.1
Kadar air % maks 1
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan
amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan amonium sulfat
(pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen lainnya yaitu (Setyamidjaja, 1986):
1. Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur sulfur ini tidak
dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat
(NH4NO3) dan senyawa chili (NaNO3). Kedua unsur ini merupakan jenis
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar atau disebut
makronutrient.
2.
NH4+ dapat diserap secara langsung oleh tanaman sehingga tidak
membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+menjadi
unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2).
Masing-masing unsur yang terkandung dalam pupuk ZA memiliki kegunaan
sebagai berikut :
1.Fungsi unsur nitrogen (N)
a. Membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel
b.Meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara lain
c. Sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino
d.Sebagai bahan pembentuk protein
e. Sebagai bahan essensial bagi aktivitas karbohidrat
2.Fungsi unsur sulfur (S)
a. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi
lebih hijau
-
8/11/2019 TA ZA
25/49
25
b.Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen
c. Meningkatkan pertumbuhan sel tanaman
d.Berperan penting pada proses pem/buatan gula
e. Memperbaiki warna, aroma, dan mengurangi penyusutan selama
penyimpanan
f. Memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih
g.Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan
kekeringan
Adapun ciri tanaman yang kekurangan masing-masing unsur tersebut adalah :
1. Kekurangan unsur N
a. Pertumbuhan lambat/kerdil
b.Daun hijau kekuningan, sempit, pendek dan tegak
c. Daun-daun tua cepat menguning dan mati
d.Jaringan tanaman mengering dan mati,
e. Buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok.
2. Kekurangan unsur hara belerang (sulfur) dapat menyebabkan kelainan
pada tanaman, antara lain :
a. Produksi protein tanaman menurun sehingga pertumbuhan sel
tanaman kurang aktif
b.Tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang
c. Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang
berbahaya bagi tanaman
d.Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama
penyakit
e. Produksi butir daun hijau menurun sehingga tanaman mengalami
klorosis/kekuningan
f. Proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat
g.Pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman
biji-bijian
-
8/11/2019 TA ZA
26/49
26
Adapun sifat dan keunggulan pupuk ZA adalah sebagai berikut:
1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
5. Dapat dicampur dengan pupuk lain
6. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan
kekeringan
9. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
C. Proses Pembuatan Pupuk ZA
Pabrik ZA I dan Pabrik ZA III memiliki kapasitas produksi masing-masing
200.000 ton/tahun . Bahan baku pembuatan ZA I/III adalah amoniak dan
asam sulfat.
Gambar.9 Proses Produksi Pupuk ZA
-
8/11/2019 TA ZA
27/49
27
Proses yang dipakai adalah netralisasi (De Nora) dengan prinsip uap NH3
dimasukkan ke dalam saturator yang sudah terisi asam sulfat dan ditambahkan air
kondesat sebagai penyerap panas hasil reaksi dengan bantuan udara sebagai
pengaduk. Tahapan proses produksi pupuk ZA I/III adalah :
1.Evaporasi Ammonia
Ammonia cair diubah menjadi ammonia gas dengan DPS (10 kg/cm2g,
187-190oC
2.Reaksi Netralisasi
Alat utama dari proses ini adalah Saturator (sebagai reaktor dan kristalizer)
dan berfungsi untuk mereaksikan ammonia dengan asam sulfat dan
memekatkan ammonium sulfat yang terbentuk. Uap ammonia masuk melalui
sparger di bagian bawah asam sulfat lewat sparger bagian dinding saturator,
sedangkan udara pengaduk dihembuskan dari bagian atasnya dengan tujuan
untuk mencegah mengendapnya kristal pada dasar saturator.
Reaksi : 2NH3+ H2SO4 (NH4)2SO4 + Q
Variabel Operasi :
Level : 3.53.8 m
Acidity : 0.20.4 % (asam sulfat bebas)
Konsentrasi Kristal : 50% berat
Suhu reaksi dijaga pada suhu 105-106oC untuk mempercepat reaksi serta
menjaga mengendapnya kristal di dasar saturator, maka dihembuskan di
udara. Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke
saturator sebagai kondensat return untuk mengatur konsentrasi dan
penyerapan
3.Pemisahan Kristal
Peralatan utamanya adalah Centrifuge Separator yang fungsinya
memisahkan kristal ammonium sulfat yang terbentuk dengan larutan induk.
Slurrry ammonium sulfat (liquid:solid = 1:1) masuk ke dalam centrifuge
separator dan terjadi pemisahan antara kristal ZA dengan larutan induknya.
Kristal yang diharapkan 60% tertahan di screen 30 mesh dan selanjutnya
-
8/11/2019 TA ZA
28/49
28
akan diteruskan ke proses pengeringan, sedangkan larutan induknya dialirkan
ke Liquor Tank sebagai recycle ke Saturator.
4.Pengeringan Produk
Peralatan utamanya adalah Rotary Dryer yang fungsinya mengeringkan
kristal ammonium sulfat sampai kandungan air 0,15% berat (maksimal).
Kristal ZA basah dialirkan ke rotary dryer dan dikontakkan dengan udara
kering (panas) secara searah dan untuk mencegah penggumpalan ZA sebelum
masuk dryer ditambahkan anti caking (2,5%). Debu ZA ditarik dengan
kompressor dan masuk ke cyclone separator kemudian disemprot dengan air,
dimana cairannya ditampung dalam tangki sebagai umpan Saturator
sedangkan udara yang lolos dapat langsung dibuang ke udara bebas.
5. Penampung Produk
Produk ZA kering yang keluar dari Dryer dengan bucket elevator dikirim
ke bagian Hopper dan diangkut dengan belt conveyor menuju bagian
pengantongan untuk selanjutnya dilakukan pengepakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Kristal ammonium sulfatdiantaranya.
1.Kristal ammonium sulfat cenderung mengendap diantara di dasar
saturator. Untuk mencegah pengendapan kristal dan menjaga homogenitas
slurry dalam reaktor maka dilakukan pengadukan di dalam reactor.
Pengadukan diperoleh dari pemasukan gas ammonia melalui sparger.
Selain itu pengadukan dilakukan dengan cara memasukkan udara
bertekanan yang masuk ke bagian tengah reaktor menggunakansparger.
2.Konsentrasi ammonium sulfat dalam reaktor harus dijaga dengan kondisi
lewat jenuh dengan cara mengatur kecepatan pemasukan bahan baku,
menjaga kestabilan serta kelancaran pemasukkan bahan baku.
3.Densitas slurry dalam reaktor diatur dengan cara mengatur kecepatan
pengeluaran kristal yang dilakukan dengan menjaga jumlah kristal dalam
reactor tidak lebih dari 50%. Bila jumlah Kristal melebihi jumlah tersebut
maka akan terjadi penggumpalan Kristal yang akan menyumbat jalan
-
8/11/2019 TA ZA
29/49
29
pengeluaran. Hal ini dapat dihindari dengan cara menambahkan air ke
dalamsaturator.
4.Suhu saturator pada kondisi normal operasi 100oC-110oC. bagian uap
yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai
condensate returnuntuk mengatur konsetrasi dan menyerap panas reaksi.
5.Level larutan dalam reaktor dijaga tetap. (ZA I sebesar 3.5-4.3m, ZA III
sebesar 3.8-4.5m). level yang terlalu rendah mengakibatkan pencampuran
kurang sempurna, level yang terlalu tinggi mengakibatkan larutan dan uap
terbawah keluar melalui kondensor.
6. Larutan ammonium sulfat harus dijaga dalam keadaan asam dengan
menjaga kadar asam sulfat dalam larutan antara 0.2-0.4%. Hal ini untuk
memastikan semua ammonium dapat bereaksi dengan asam sulfat.
7.Agar produksi Kristal berwarna putih maka diinjeksikan asam fosfat yang
berfungsi untuk mengikat Al dan Fe.
D. Metode Pengujian Pupuk ZA
1.
Spektrofotometer UV-VisSpektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi
cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar
ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan
sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa
ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah prinsip analisa kimia
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS didasarkan pada
transisi elektron yang terjadi akibat penyerapan sinar pada panjang
-
8/11/2019 TA ZA
30/49
30
gelombang maksimal. Setelah elektron mengalami eksitasi pada waktu
tertentu elektron akan mengalami relaksasi dengan menghamburkan sejumlah
energi. Detektor akan mendeteksi sejumlah energi yang dihamburkan yang
selanjutnya akan diubah menjadi signal-signal listrik yang dapat dibaca
recorder. Energi pemisahan yang paling tinggi diperoleh jika elektron-
elektron dalam ikatan tereksitasi yang menimbulkan serapan pada daerah
120-200 nm. Daerah ini dikenal dengan daerah ultraviolet dan relatif tidak
banyak memberikan keterangan karena pada daerah tersebut tidak
mengandung serapan spesifik. Diatas 200 nm terjadi eksitasi elektron dari
orbital-orbital p, d, dan . Sistem konjugasi dapat memberikan banyak
keterangan karena memberikan serapan yang spesifik dari suatu senyawa
dengan mengemisikan warna-warna yang spesifik (Gary, 2006).
Komponen utama spektrofotometri UV-Vis
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi
yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada
spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
1)Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur
sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola
lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm.
Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki
waktu 1000jam pemakaian.
2)Lampu DeuteriumLampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-
380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk
mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500
jam pemakaian.
b.Wadah Sampel
Wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer. Sel itu meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral,
sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam
-
8/11/2019 TA ZA
31/49
31
instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang digunakan sebagai
wadah sampel.
c. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis
menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang
gelombang tertentu.
d.Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder
dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai
panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang
telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk
menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-
senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.
Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa
tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu.
e. Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.
Pada analisa pupuk ZA, metode ini digunakan untuk menganalisa kadar Fe
dan PO4dalam mother liquorpupuk ZA :
Pada penentuan kadar Fe, Besi total dilarutkan dengan HCl membentuk
ion Ferro kemudian dengan penambahan KMnO4ion Ferro dirubah menjadi
ion Ferri. Ion Ferri dengan Thiocyanat membentuk senyawa berwarna merah.
Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrophotometer pada
panjang gelombang 520 nm. Dan kadar Fe dapat dihitung dengan rumus :
Kadar Fe , ppm =
contohGram
Pembacaanppmx50/1000x 1000
-
8/11/2019 TA ZA
32/49
32
Sedangkan pada penentuan kadar PO4, semua bentuk Phosphat yang ada
dijadikan bentuk ortho-phosphat.Ortho-phosphat dengan Ammonium
Molybdate dalam suasana asam membentuk phosphat-molybdate.
Persenyawaan ini direduksi oleh Amino Naphtol Sulfonic Acid (Amino)
menjadi senyawa komplek yang berwarna biru. Warna yang terbentuk diukur
intensitasnya dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 650nm.
Dan kadar PO4 dapat dihitung dengan rumus :
Kadar PO4, ppm =contohGram
Pembacaanppmx50/1000 x 1000
2.
Volumetri
Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar dan komposisi
dari sampel ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui) yang
ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan
bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses diatas dikenal
dengan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri disebut juga analisa
titrimetri. Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar,
maka analisis volumetri dibagi atas :
a. Titrasi asam-basa
b.Titrasi pengendapan
c. Titrasi redoks
d.Titrasi pembentukan kompleks (kompleksometri)
Dengan banyak alasan titrasi asam basa adalah metoda titrasi yang paling
populer. Titrasi asam-basa tergolong pada dua metoda yaitu asidimetri dan
alkalimetria. Asidimetriyang secara kata berarti asam (acid) dan pengukuran (metri),
diartikan pengukuran menggunakan asam yaitu pengukuran terhadap
larutan basa bebas atau larutan garam yang berasal dari asam
lemah denganlarutan asam yang telah diketahui konsentrasinya.
b.Alkalimetriyang secara kata berarti basa (alkali) dan pengukuran
(metri), diartikan pengukuran menggunakan basa yaitu pengukuran
-
8/11/2019 TA ZA
33/49
33
terhadap larutan asam bebas atau larutan garam yang berasal dari basa
lemah denganlarutan basa yang telah diketahui konsentrasinya.
Karena asam terbagi menjadiasam kuat danasam lemah, sebagaimana
basa juga menjadi basa kuat dan basa lemah, sehingga titrasi asam basa dapat
dilakukan terhadap:
a. Asam kuatbasa kuat
b.Asam kuatbasa lemah
c. Asam lemahbasa kuat
d.Asam kuatgaram dari asam lemah
e. Basa kuatgaram dari basa lemah
Perbedaan dari jenis titrasi di atas terletak padatitik akhir titrasi,dimana
Jika titrasi dilakukan dengan asam maupun basa kuat yang juga merupakan
elektrolit kuat maka larutan yang dihasikan akan netral dan mempunyai pH 7,
kondisi ini terjadi padatitik ekuivalen.
Jika asam atau basanya adalah elektrolit lemah, garam itu akan
terhidrolisis sampai derajat tertentu dan larutan pada titik ekivalen akan
sedikit basa atau sedikit asam. pH akhir dari larutan adalah saat titik ekivalen
yang dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam lemah atau basa lemah itu
dan konsentrasi larutan. Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri
mengalami perubahan pH. Misalnya bila larutan asam dititrasi dengan basa,
maka pH larutan mula-mula rendah dan selama titrasi terus-menerus naik.
Pada analisa pupuk ZA, metode ini digunakan untuk menganalisa kadar
nitrogen total dan kadar asam bebas:
Pada penentuan kadar nitrogen total, Garam Ammonium dengan
Formaldehyde akan membebaskan asam. Asam yang terjadi sesuai dengan
Ammonium yang terikat dan dititar dengan larutan basa dengan petunjuk
indikator PP. Kadar N total dapat dihitung dengan rumus :
% Nitrogen ( N ) =contohmgram
14xNaOH)nxml( x 100 %
http://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-lemah.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-lemah.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.html -
8/11/2019 TA ZA
34/49
34
Sedangkan pada penentuan kadar asam bebas, asam bebas dalam bentuk
H2SO4dititar dengan larutan basa dengan menggunakan indikator PP. Kadar
asam bebas sebagai H2SO4 dapat dihitung dengan rumus :
% FA sebagai H2SO4 =contohmgr
49xNaOH)NV x( x 100
Dimana : V = ml NaOH
N = normalitas NaOH
3.Gravimetri
Gravimetri adalah analisa kimia kuantitatif berdasarkan proses pemisahan
dan penimbangan satu unsure atau senyawa dalam bentuk yang semurni
mungkin (Jenskins, dkk, 1957 dn basset, dkk, 1994). Hal penting yang harus
diperhatikan adalah perbandingan antara berat kadar kosong dengn berat zat
yang ditimbang harus tidak melampaui 200:1 (Roth dan Blaschake, 1988).
Selisih antara dua penimbangan tidak boleh lebih dari 0.2 mg. jika selisihnya
melampaui 0.2 mg maka proses pemanasan, pendinginan, dan penimbangan
harus diulangi (Jenkins, dkk, 1957 dan Basset, dkk, 1994).
Analisa gravimetri terdapat tiga macam metode yaitu metode
pengendapan, penguapan, dan elektrolisis (Rival, 1995).
a. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian
diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan
harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa
mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori
alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan
larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan.Hal ini
dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan
dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada
suhu 100-130oC atau dipijarkan sampai suhu 800oC tergantung suhu
dekomposisi dari analit. Pengendapan kation misalnya, pengendapan
-
8/11/2019 TA ZA
35/49
35
sebagai garam sulfida, pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan
perak dengan klorida atau logam hidroksida dengan mengatur pH larutan.
Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil
kelarutan produk yang diinginkan.
aA +rR AaRr(s)
Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk
AaRr yang terbentuk.
b.Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk
menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah
menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan
cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi
tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan
tidak mudah menguap.
Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah.
Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air
kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah
110-130oC, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis
sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
c. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk
kation apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam
waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan
bilangan oksidasi. Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan
berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam
suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat
diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut
-
8/11/2019 TA ZA
36/49
-
8/11/2019 TA ZA
37/49
37
4.Pengayakan
Metode paling sederhana dalam menentukan ukuran partikel adalah
menggunakan pengayakan standar (Parrot, 1970). Ayakan umumnya
digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, ayakan-ayakan
tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44
mikrometer. Menurut metode USP untuk menguji kehalusan serbuk suatu
massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan
secara mekanik. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu,
dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang
lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Jika diinginkan analisis
yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang
kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk
yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah
ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang
tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul
dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas
penggoyangan (Anonim, 2010).
Pengayakan merupakan sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal
diayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu, yang masih bisa melintasi
ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Pada pengayakan manual, bahan
dipaksa melewati lubang ayakan. Sekelompok partikel dikatakan memiliki
tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang
yang sesuai (artinya tanpa sisa ayakan). Dengan demikian ada batasan
maksimal dari ukuran partikel (Voight, 1971).
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
a. Jenis ayakan
b.Cara pengayakan
c. Kecepatan pengayakan
d.
Ukuran ayakan
-
8/11/2019 TA ZA
38/49
38
e. Waktu pengayakan
f. Sifat bahan yang akan diayak
Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah mesh
digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).
Tabel di bawah ini mengambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-
masing lubang ayakan dinyatakan dalam millimeter dan mikrometer.
Tabel.6 Lubang dari Ayakan Standar (sumber: USP XXI-NF XVI)
Distribusi ukuran dapat dihitung dengan rumus:
% Distribusi butiran pada US Mesh No.30 = contohBerat
ayakandiatasBerat
x 100
-
8/11/2019 TA ZA
39/49
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kerja Praktek ini dilaksanakan pada PT. Petrokimia Gresik selama 2 (dua)
bulan terhitung sejak tanggal 05 Mei 2014 sampai dengan 27 Juni 2014.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
-
Hydrometer 1.2001.300- Hydrometer 1.1001.200
- Termometer
- Gelas ukur 250 mL
- Neraca analitik
- Erlenmeyer 250 mL
- Hot Plate
- Pipet skala 10 mL
- Spektrofotometer UV-VIS.
- Buret 25, 50 mL
- Spatula
- Cawan Nikel
-
Oven- Gelas piala 400 mL
- Pengaduk
- Corong
- Cawan kaca masir
- Tanur
- Eksikator
- Ayakan US Mesh 30
- Botol timbang plastik (plate)
- Penampung dan penutup ayakan
- Gegep
- Labu Semprot
2.Bahan
- HCL 1:1
- KMnO4
- KCNS 10% 0,1 N
- H2SO437 %
- Ammonium Molybdate
- Amino
- NaOH 0.5 N
- Formaldehyde 20 %
- Indikator PP 0.1 %
- Indikator MM 0.1 %
- NaOH 0.02 N
- BaCl 10%
- Aquadest
-
8/11/2019 TA ZA
40/49
40
C. Prosedur Penelitian
1.Uji Fe dalam larutan induk
a. Timbang 5 gram contoh larutkan dengan 50 ml aquadest tambahkan
1 ml HCl 1:1, panaskan sampai semua larut atau tinggal volume dan
dinginkan.
b.Tambahkan tetes demi tetes KMnO4 0.1 N sampai larutan sedikit
berwarna merah.
c. Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest.
d.Tambahkan 10 ml KCNS 10% dan langsung baca pada
Spektrophotometer dengan panjang gelombang 520 nm.
e. Buat Blanko dengan aquadest dan kerjakan seperti contoh
2.Uji PO4dalam larutan induk
a. Timbang 5 gram contoh kedalam erlenmeyer tambahkan 50 ml
aquadest dan 2.5 ml H2SO437 %, panaskan hingga setengah volume
dan dinginkan.
b.Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest kemudian tambahkan
2.5 ml Ammonium Molybdate, kocok diamkan 5 menit.
c. Tambahkan 2.5 ml Amino, kocok dan diamkan 10 menit.
d.Baca pada Spektrophotometer dengan panjang gelombang 650 nm.
e. Buat Blanko dan kerjakan seperti contoh.
3.Uji ZA dalam larutan induk ( Mother Liquor)
Kandungan ZA dalam larutan induk ditetapkan berdasarkan pengukuran
Density dengan suhu. Larutan induk dimasukkan kedalam gelas ukur
kemudian ditetapkan densitasnya dengan menggunakan hydrometer dan
termperaturnya dengan menggunakan thermometer. Kadar ZA dalam
larutan induk ditetapkan dengan menggunakan table density vs
temperature (Lange Hand Book & Percobaan Laboratorium)
4.Uji air produk ZA
a. Timbang cawan nikel kosong
b.Timbang 2.0 gram contoh kedalam cawan
-
8/11/2019 TA ZA
41/49
41
c. Keringkan dalam pemanas (Oven) pada suhu 130 1C selama 5
jam
d.Dinginkan kedalam exikator, kemudian timbang.
5.Uji Asam Bebas dalam Produk ZA
a. Timbang 10 gram contoh dalam erlenmeyer, larutkan dengan 100 ml
air suling.
b.Tambahkan dengan tiga tetes indikator MM
c. Titar dengan NaOH 0.02 N sampai terjadi perubahan dari warna
merah ke warna merah kekuningan.
6.Uji Nitrogen total dalam produk ZA
a. Timbang 0.5 gram contoh, masukan kedalam erlenmeyer.
Kemudian larutkan dengan air suling 200 ml
b.Tambahkan tiga tetes indikator MM (netralkan dengan NaOH)
c. Tambah 20 ml larutan Formaldehyde yang telah netral dengan PP,
kocok.
d.Tambahkan beberapa tetes indikator PP
e.
Titar dengan larutan NaOH 0.5 N sampai timbul warna merah
muda, yang tidak akan hilang.
7.Uji Sulfur produk ZA
a. Timbang teliti contoh uji yang mengandung (100-150 mg sulfur),
masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml.
b. Tambah 200 ml air suling dan 15 ml HCl pekat.
c. Panaskan sampai mendidih, lalu panaskan pelan-pelan selama 10
menit. Saring denga cawan gooch yang diberi fiber paper, cuci
dengan air panas. Pindahkan hasil saringan ke gelas piala semual.
d. Panaskan sampai hampir mendidih, tambahkan pelan-pelan sambil
diaduk 15 ml larutan BaCl210% dan biarkan 1 jam diatas pemanas
atao biarkan semalam pada suhu ruang.
e. Saring endapan dengan cawan gooch yang diberikan glass fiber
paper, yang sudah dipanaskan 250oC selama 1 jam dan sudah
dikethui beratnya. Cuci dengan air panas sampai bebas klorida.
-
8/11/2019 TA ZA
42/49
42
f. Keringkan pada suhu 250oC selama 1 jam dan dinginkan dalam
desikator, timbang.
8.Uji distribusi ukuran produk ZA
a. Timbang 200 gram contoh, masukkan pada ayakan
b.Ayak sampai tidak ada produk yang lolos dari ayakan
c. Timbang contoh yang tertampung diatas ayakan.
-
8/11/2019 TA ZA
43/49
-
8/11/2019 TA ZA
44/49
44
dengan KCNS yang berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks
[Fe(CNS)] dan membentuk warna yang khas. Setelah ditambah, larutan
diukur intensitasnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 520 nm. Blanko yang digunakan pada uji Fe yaitu aquadest.
Dari hasil pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis dapat diperoleh
transmitansi dari senyawa tersebut. Batasan yang ditentukan untuk kadar
besi (Fe) yaitu maksimal 10 ppm. Apabila analisa kadar besi (Fe) melebihi
standar yang ditentukan maka akan berpengaruh pada hasil produksi
pupuk ZA, sehingga perlu dilakukan pengecekan di lapangan. Besi (Fe)
yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kristal yang terbentuk berbentuk
jarum-jarum panjang, halus dan berwarna coklat. Apabila kadar besi (Fe)
tinggi, maka akan diinjeksikan banyak H3PO4 yang berfungsi mengikat
besi (Fe).
B.Uji PO4dalam larutan induk
Data analisis kadar fosfat dalam larutan induk:
Tabel. 8 Kadar PO4dalam larutan induk ZAProduk ZA Bobot contoh Transmitance PO4(ppm)
I 2,60 46,588 895,9
III 2,07 18,554 448,2
Uji kadar fosfat (PO43-) pada uji pupuk ZA ini bertujuan untuk mengetahui
kadar fosfat yang terdapat dalam larutan induk. Fosfat berfungsi untuk
mengikat Fe yang berlebihan jika Fe terlalu tinggi. Karena jika Fe terlalu
tinggi dapat menyebabkan terbentuknya Kristal ZA yang terlalu halus.
Lalu pada uji kadar fosfat, penambahan H2SO4dan pemanasan berfungsi
untuk mengubah fosfat (PO43-) menjadi ortofosfat (H3PO4). Sama halnya
dengan uji kadar besi (Fe) ada uji fosfat (PO43-) setelah dipanaskan,
volume larutan menjadi setengah volume awal sehingga dilakukan
pengenceran sampai 50 ml. Kemudian larutan tersebut ditambah dengan
ammonium molibdat yang berfungsi untuk membentuk fosfo-molibdo
yang berwarna kuning. Kemudian larutan ditambah dengan amino yang
-
8/11/2019 TA ZA
45/49
45
berfungsi untuk mereduksi fosfo-molibdo dan ditunjukkan dengan
perubahan warna dari kuning menjadi biru. Setelah ditambah. Larutan
diukur intensitasnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang
gelombang 650 nm. Blanko yang digunakan pada uji fosfat (PO43+) yaitu
campuran dari 50 ml aquadest, 2.5 ml ammonium molibdat dan 2.5 ml
amino. Dari hasil pengukuran dengan spektrofotometi UV-Vis dapt
diperoleh transmitansi dari senyawa tersebut.
C.Uji ZA dalam larutan induk
Berikut adalah data dari hasil nalisis kadar ZA dalam larutan induk:
Tabel. 9 Kadar ZA dalam larutan induk ZA
Produk DensitasTemperatur
(oC)
Kadar ZA
(%)
Kadar Air
(%)
I 1,264 55 49 51
III 1,217 53 41 59
Uji kadar ZA pada larutan induk ini bertujuan untuk mengetahui kadar ZAdan air dalam larutan induk. Hal itu dilakukan dengan cara mengukur
densitas dan suhu pada larutan induk. Pengukuran densitas dilakukan
dengan menggunakan hydrometer sedangkan pengukuran suhu dilakukan
dengan menggunakan termometer. Untuk mengetahui kadar ZA dan air
dilakukan dengan melihat tabel density vs temperature( Lange Hand Book
dan berdasarkan percobaan).
D.Uji kadar air produk ZA
Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil analisa kadar air:
Tabel. 10 Kadar Air dalam produk ZA
ProdukBerat Cawan
Kosong
Berat Cawan
+ ContohSetelah Oven
Kadar Air
(%)
I 23,9051 26,4426 26,4381 0,18
III 23,8538 26,7554 26,7449 0,36
-
8/11/2019 TA ZA
46/49
46
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada produk
ZA. Prinsip yang digunakan adalah metode gravimetri, yaitu dengan
menimbang berat produk ZA. Dimana kadar air yang terdapat dalam
kristal dihitung dari selisih berat kristal sebelum dan sesudah dipanaskan.
Batas maksimal kadar air yang diperbolehkan untuk produk ZA adalah 1%
Apabila kadar air terlalu tinggi, maka akan terjadi penggumpalan (caking)
sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan
distribusi dan penjualan pupuk sendiri membutuhkan waktu yang cukup
lama sampai beberapa bulan sehingga harus dilakukan kontrol terhadap
kadar air dalam produk.
E.Uji Asam Bebas dalam Produk ZA
Berikut adalah data analisis asam bebas dalam produk:
Tabel. 11 Kadar FA dalam produk ZA
Produk ZA Bobot contoh NaoH mL FA (%)
I 10,15 2,9 0,028
III 10,07 5,5 0,054
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar asam bebas yang terdapat pada
produk ZA. Analisa ini menggunakan prinsip asidi-alkalimetri. Dengan
menitrasi produk ZA, reaksi terbentuknya free acid secara kimia sebagai
berikut:
2 NH3+ H2SO4 (NH4)2SO4
(NH4)2SO4+ H2SO4sisa 2(NH4)HSO4
Jadi (NH4)HSO4 yang akan dianalisa tersebut sebagai asam bebas. Reaktor
dijaga dalam kondisi asam dengan menjaga agar asam sulfat dalam larutan
antara 0.2-0.4%. Hal ini untuk memastikan semua ammonia dapat bereaksi
dengan asam sulfat. Dari hasil analisa diatas kadar FA dalam produk
pupuk masih memenuhi batas SNI 02-1760-2005 yaitu maksimal 0,1%.
-
8/11/2019 TA ZA
47/49
47
F. Uji Nitrogen total dalam produk ZA
Berikut adalah hasil analisa N-Total dalam produk ZA:
Tabel. 12 Kadar N-Total dalam produk ZA
Produk
ZA
Berat Cth
(g)
V. Titran
(ml)
N NaOH
0.5 N
Bobot Atom
N
Hasil
(%)
I 0.5228 15.7 0.4997 14 21.01
III 0.5735 15.4 0.4997 14 20.58
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar nitrogen yang terkandung dalam
produk pupuk dimana unsur nitrogen ini merupakan unsur makro yang
dibutuhkan oleh tanaman. Pada penentuan kadar nitrogen total, Garam
Ammonium dengan Formaldehyde akan membebaskan asam. Asam yang
terjadi sesuai dengan Ammonium yang terikat dan dititar dengan larutan
basa dengan petunjuk indikator PP. Dan dari hasil analisa diatas, kadar N-
Total dalam produk pupuk ZA memenuhi persyaratan SNI 02-1760-2005
yaitu minimal 20,8%.
G. Uji Sulfur produk ZA
Berikut ini adalah hasil analisa sulfur pada produk ZA:
Tabel. 13 Kadar S dalam produk ZA
Produk
ZA
Berat
Cth (g)W0(g) W1(g) W2(g)
Bst
(S/BaSO4)
Hasil
(%)
I 0.8003 30.2360 31.6410 1.4050 32/233 24.11
III 0.8014 30.5846 31.9852 1.4006 32/233 24.00
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar sulfur yang terkandung dalam
produk pupuk ZA yang ditentukan dengan metode gravimetri dimana
belerang dihitung dari sulfat yang diendapkan dengan barium klorida
sebagai barium sulfat dalam suasana asam lalu disaring, dipijarkan dan
ditimbang sebagai barium sulfat. Dan dari hasil analisa diatas, kadar sulfur
dalam produk pupuk ZA memenuhi persyaratan SNI 02-1760-2005 yaitu
minimal 23,8%.
-
8/11/2019 TA ZA
48/49
48
H. Uji distribusi ukuran produk ZA
Data analisis ukuran butiran produk ZA:
Tabel. 14 Distribusi ukuran produk ZA
Produk Berat Contoh Tertahan Mesh 30 Butiran (%)
I 200,51 158,92 79,3
III 200,13 159,46 79,7
Uji distribusi ini dilakukan untuk mengetahui ukuran dari kristal pada
produk ZA yang dihasilkan. Secara umum besar atau kecilnya ukuran dari
pupuk akan mempengaruhi larutan dari pupuk itu sendiri. Batasan yang
digunakan sebagai acuan adalah paling sedikit 55%. Hasil analisis yang
kami ambil untuk dijadikan sampel tidak ada yang kurang dari standar,
jika kurang dari standar maka tidak boleh dipasarkan sebab akan
merugikan konsumen.
-
8/11/2019 TA ZA
49/49
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan penulis mengenai hasil serta keseluruhan kegiatan
Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
1. Hasil Analisa
a. Kadar Fe ppm pada larutan induk ZA tidak melebihi batas
maksimal 10 ppm
b. Kadar Phospat pada produk ZA tidak melebihi batas maksimal
c. Kadar ZA pada larutan induk ZA tidak melebihi batas maksiamal
50%
d. Kadar H2O pada produk ZA tidak melebihi batas maksimal 1.0%.
e. Kadar asam bebas pada produk ZA tidak melebihi batas
maksimal 0.1%
f. Kadar Nitrogen pada produk ZA sesuai SNI 02-1760-2005
minimal 20.8%
g. Kadar Sulfur pada produk ZA sesuai SNI 02-1760-2005 minimal
23.8%
h. Distribusi ukuran prduk ZA telah melebihi batas minimal 55%
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai kegiatan Kerja
Praktek adalah sebagai berikut:
1.
Bagi perusahaan diharapkan bersedia mengadakan program
pengenalan lapangan proses pabrik secara lansung kepada peserta
kerja praktek industry, sehingga dapat memadukan materi teori yang
telah diberikan pebimbing dengan gambaran proses di lapangan.
2. Perlunya meningkatkan penggunaan safety equipment di
Laboratorium Pabrik I saat melakukan analisa