TA ZA

download TA ZA

of 49

Transcript of TA ZA

  • 8/11/2019 TA ZA

    1/49

  • 8/11/2019 TA ZA

    2/49

    2

    PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan milik negara dan merupakan

    produsen produk pupuk terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai

    macam pupuk, seperti: Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska, DAP, NPK Kebomas, ZK

    dan pupuk organik yaitu Petroganik. PT. Petrokimia Gresik juga telah

    memproduksi produk non pupuk seperti Asam Sulfat, Asam Fosfat, Amoniak,

    Dry Ice, Aluminium Flouride, Cement Retarder, dan lain-lain. Keberadaan dari

    PT. Petrokimia Gresik adalah untuk mendukung program pemerintah dalam

    meningkatkan produksi pertanian nasional.

    Melihat kualitas pupuk yang sangat berpengaruh, maka penyusun tertarik

    untuk melaksanakan Kerja Praktek pada salah satu perusahaan yang bergerak

    dalam produksi pupuk yang terdapat di Jawa Timur yakni pada PT. Petrokimia

    Gresik. Untuk mengahasilkan produk pupuk yang berkualitas PT. Petrokimia

    Gresik selalu melakukan kontrol kualitas yang ketat pada tiap produknya, agar

    mendapatkan pupuk dengan kualitas yang tinggi. Kontrol tersebut salah satunya

    dilakukan melalui analisa pada bahan dan produk ZA. Keseluruhan analisa yang

    dilakukan akan menentukan apakah proses produksi tersebut berjalan dengan baik

    dan sesuai dengan standar yang ditentukan sehingga apabila terdapat suatu

    kesalahan dalam proses produksi dapat segera ditangani deengan cepat dan tepat.

    Kontrol pupuk ZA di pabrik I PT. Petrokimia Gresik adalah penentuan kadar

    kadar besi dalam larutan induk dengan metode spektrofotometer, penentuan kadar

    kadar fosfat dalam larutan induk dengan metode spektrofotometer, penentuan

    kadar ZA dalam larutan induk melalui pengukuran densitas dan temperatur,

    penentuan kadar air dengan metode gravimetri, penentuan asam bebas sebagai

    H2SO4 metode volumetri, penentuan nitrogen dengan metode volumetri,

    penentuan kadar belerang dengan metode gravimetri, dan penentuan persen

    butiran melalui pengayakan.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang menjadi rumusan masalah pada kegiatan praktek

    kerja ini adalah:

    1. Bagaimana proses produksi pupuk ZA pada PT. Petrokimia Gresik?

  • 8/11/2019 TA ZA

    3/49

    3

    2. Apakah produk pupuk ZA yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik

    memenuhi syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)?

    C. Tujuan Kerja Praktek

    1. Menjelaskan proses produksi pupuk ZA pada PT. Petrokimia Gresik

    2. Membandingkan kualitas produk pupuk ZA yang diproduksi oleh PT.

    Pertokimia Gresik dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

    D. Manfaat kerja praktek

    1. Mengetahui proses produksi dan cara analisa kadar komponen-komponen

    pupuk dalam skala pabrik.

    2. Mengembangkan kemampuan yang didapatkan dalam praktek perkuliahan

    dan diterapkan sesuai dengan kondisi yang diberlakukan di dunia kerja

    tempat melaksanakan kerja praktek.

    3. Hasil perhitungan dapat menjadi masukan bagi PT. Petrokimia Gresik

    mengenai kadar komponen-komponen pupuk Phonska NPK.

  • 8/11/2019 TA ZA

    4/49

    4

    BAB II

    GAMBARAN PERUSAHAAN

    A. Profil Perusahaan

    PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

    dalam lingkup Departemen Perindustrian RI bernaung di bawah Hoding Company

    PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. PT. Petrokimia Gresik bergerak dalam

    bidang produksi pupuk, bahan kimia, pestisida dan jasa lainnya.

    PT. Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia yang

    pada awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. PT. Petrokimia

    Gresik dibentuk berdasarkan Ketetapan MPRS No. II Tahun 1960 yang

    dicantumkan sebagai Proyek Prioritas. Tahun 1964 berdasarkan Instruksi Presiden

    No.I/1963, PT. Petrokimia Gresik dikembangkan oleh kontraktor CONSINDIT

    SPA dari Italia. Pembangunan fisiknya dimulai tahun 1966 dan sempat terhenti

    akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pembangunan proyek dimulai

    kembali pada Februari 1968 sampai percobaan pertama operasional pabrik pada

    Maret 1970. PT. Petrokimia Gresik diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan

    bentuk usaha Perusahaan Umum (PERUM) pada tanggal 10 Juli 1972.

    PT Petrokimia Gresik mengalami perubahan status perusahaan diantaranya:

    1. Perusahaan Umum (Perum)

    PP No. 55/1971

    2. Persero

    PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975

    3.

    Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)

    PP No. 28/1997

    4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero)

    SK Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, nomor : AHU-

    17695.AH.01.02 Tahun 2012

    PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar yang berlokasi

    diKabupaten Gresik, ProvinsiJawa Timur. Pada tahun 2012, PT Petrokimia

    Gresik dipercaya oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Gresik
  • 8/11/2019 TA ZA

    5/49

    5

    menjadi 5,4 juta ton, atau meningkat 1,6 juta ton dibandingkan tahun 2011. Hal

    ini menjadikan PT Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk yang memasok

    50% kebutuhan pupuk subsidi nasional.

    B. Sejarah Singkat Perusahaan

    1. Tahun 1960

    Pendirian PT Petrokimia Gresik didasarkan padapertama TAP MPRS no-

    11/MPRS/1960, kedua kepres no 260/1960, danproyek ini merupakan

    proyek prioritas pada masa itu dengan nama Petrokomia Soerabaja.

    2.

    Tahun 1964

    Tahap pembangunan fisik yang pertama berdasarkan Inpres No-1 tahun

    1963 dilakukan oleh Considit Spa dari Italia.

    3. Tahun 1968

    Proyek sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan

    ekonomi yang buruk. Pada tanggal 10 Juli 1972, proyek Petrokimia

    Surabaya diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan bentuk Badan usaha

    perusahaan umum. Selanjutnya setiap tanggal 10 Juli diperingati sebagaiulang tahun PT. Petrokimia Gresik. Selanjutnya pada tanggal 10 Juli 1975,

    bentuk perusahaan menjadi PT. Petrokimia Gresik (Persero).

    4. Tahun 1977

    PT Petrokimia holding dengan PT Pusri dalam bidang pemasaran,

    keuangan dan produksi. Pada saat ini PT. Petrokomia Gresik memiliki

    beberapa bidang usaha antara lain industri pupuk, industri pestisida,

    industri kimia, industri peralatan pabrik, jasa kinerja, jasa rancang bangun

    dan perekayasaan.

    C. Perluasan Perusahaan

    1. Perluasan Pertama (29 Agustus 1979)

    Diawali dengan pembangunan pabrik pupuk TSP, dilaksanakan oleh

    kontraktor SPIE Batignoless dari Perancis, meliputi pembangunan di tiga

    bidang, pertama prasarana pelabuhan, kedua unit Penjernih Air

  • 8/11/2019 TA ZA

    6/49

    6

    Gunungsari Surabaya, ketiga serta Booster pump. Di kandangan untuk

    meningkatkan kapasitasnya menjadi 720 m3/jam.

    2. Perluasan Kedua (30 Juli 1984)

    Pembangunan pabrik pupuk TSP II dilaksanakan oleh SPIE Batignoless

    dari Perancis, yang dilengkapi dengan pembangunan prasarana pelabuhan,

    unit penjernih air dan Booster Pump di Babat dengan kapasitas 3000

    m3/jam.

    3. Perluasan Ketiga (10 Oktober 1984)

    Pembangunan Pabrik Asam Fosfat dan produk samping yang dilakukan

    oleh Kontraktor Hitachi Zosen dari Jepang yang meliputi pabrik Asam

    Sulfat, pabrik Asam Fosfat, pabrik Cement Retarder, pabrik Alumunium

    Fluorida, pabrik Amonium Sulfat dan unit utilitas.

    4. Perluasan Keempat (02 Mei 1986)

    Pembangunan Pabrik pupuk ZA III dikerjakan sendiri oleh tenaga-tenaga

    PT. Petrokimia Gresik mulai dari studi kelayakan sampai dengan

    pengoperasiannya.

    5.

    Perluasan Kelima (29 April 1994)

    Pembangunan Pabrik Ammonia dan Pabrik Urea dengan teknologi proses

    untuk Pabrik Ammonia oleh Kellog Amerika, Pebrik Urea oleh TEC

    Jepang dan Konstruksi dikerjakan oleh PT.IKPT Indonesia. Pembangunan

    dimulai pada awal tahun 1991 dan ditargetkan beroperasi pada Agustus

    1993. Pabrik ini mulai beroperasi mulai tanggal 29 April 1994.

    6. Perluasan Keenam (25 Agustus 2000)

    Pembangunan Pabrik Pupuk NPK Phonska, kapasitas produksi 300.000

    ton per tahun. Konstruksi ditangani oleh PT. Rekayasa Industri dengan

    teknologi dari INCRO dari Spanyol. Pabrik ini telah diresmikan langsung

    oleh presiden Republik Indonesia, Bapak Abdurrahman Wahid.

    7. Perluasan Ketujuh (22 Maret 2005)

    ZK (Kalium Sulfat) kapasitas produksi 10.000 ton per tahun oleh

    Consortium Eastern Tech Co Taiwan dan Kontraktor Utama PT Timas

    Suplindo.

  • 8/11/2019 TA ZA

    7/49

  • 8/11/2019 TA ZA

    8/49

    8

    3. PT. Petronika

    Merupakan perusahaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan saham

    (20%) yang beroperasi sejak tahun 1985. hasil produksi berupa DOP

    (Diocthyl Phthalate) yang kapasitasnya 30.000 ton/tahun.

    4. PT. Petrowidada

    Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik dengan

    saham (1.47%) beroperasi sejak tahun 1990. hasil prodiksi berupa phthalic

    anhydrate (30.000 ton/tahun) dan malaic anhydrate (1.200 ton/tahun).

    5. PT. Petrocentral

    Perusahaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan saham (9.80%)

    yang beroperasi sejak tahun 1990. Hasil produksi berupa STTP (Sodium

    Trypoli Phospate) dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun.

    6. PT Kawasan Industri Gresik

    Merupakan patungan antara PT Petrokimia Gresik (35%) dengan PT

    Semen Gresik (65%) yang beroperasi sejak tahun 1992. Bergerak di

    bidang penyiapan kavling industri siap pakai seluas 192 Ha. Termasuk

    Export Processing Zone (EPZ).

    7. Puspetindo

    Merupakan perusahaaan patungan dari PT Petrokimia Gresik dengan

    saham (32.21%) yang beroperasi sejak tahun 1992. Bergerak di bidang

    pembuatan peralatan pabrik. Peralatan pabrik yang dibuat meliputi bejana

    bertekanan, menara, alat penukar panas, peralatan Cryoginic.

    F. Fasilitas Perusahaan

    1. Fasilitas Produksi

    Sampai dengan saat ini PT Petrokimia Gresik telah memiliki 13 pabrik

    yang menghasilkan produk pupuk dan non pupuk :

    a. Pabrik Pupuk

    Pabrik pupuk yang ada di PT Petrokimia Gresik di antaranya pupuk

    Urea, pupuk ZA I, pupuk ZA II, pupuk ZA III, pupuk Phonska, pupuk

    NPK Blending, dan pupuk Kalium Sulfat.

  • 8/11/2019 TA ZA

    9/49

    9

    b. Pabrik Non Pupuk

    Pabrik non pupuk yang ada di PT Petrokimia Gresik di antaranya

    Ammonia, Asam Sulfat, Asam Fosfat, Cement Retarder, dan

    Alumunium Fluoride.

    2. Fasilitas Penunjang

    a. Dermaga

    Dermaga bongkar muat disadari kapal berbobot max 60.000 ton dengan

    fasilitas :

    1) Continous Ship Unloader (CSU) kapasitas 1000 ton/jam

    2) Duo unit Cangaroo Crane kapasitas 720 ton/jam

    3) Ben berjalan dengan panjang keseluruhan 22 km

    4) Fasilitas bongkar muat cair. Kapasitas 60 ton/jam NH3 dan 90

    ton/jam H2SO4

    b. Unit Pembangkit Tenaga Listrik

    Unit pembangkit listrik yang ada di PT Petrokimia Gresik ialah gas

    Turbine Generator dengan kapasitas 33 MW dan sistem Turbine

    Generator dengan kapasitas 20 MW.

    c. Unit Penjernih Air

    Unit penjernih air yang terdapat di perusahaan PT Petrokimia Gresik

    adalah Gunungsari Surabaya dengan kapasitas 720 m3/jam dan Babat

    dengan kapasitas 2.500 m3/jam.

    d. Unit Pengolahan Limbah

    Unit pengolahan limbah yang ada di PT Petrokimia Gresik adalah unit

    pengolahan limbah cair berkapasitas 240 m3/jam dan unit pengolahan

    atau mengendalikan limbah gas.

    G. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

    1. Visi

    Visi PT Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan

    produksi kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produksi paling

    diminati konsumen.

  • 8/11/2019 TA ZA

    10/49

    10

    2. Misi

    Misi dari PT Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut:

    a. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya progam

    swasembada pangan.

    b. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan

    operasional dan pengembangan usaha.

    c. Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industri kimia

    rasional dan berperan aktif dalam Community Development.

    3. Budaya Perusahaan

    a.

    Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian

    lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.

    b. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.

    c. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis

    d. Mengutamakan integritas di atas segala hal.

    e. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.

    H. Kebijakan Mutu Perusahaan

    PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk

    lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen

    dengan memberikan jaminan pemenuhan persyaratan dan pelayanan yang terbaik.

    Untuk mendukung tekad tersebut PT Petrokimia Gresik menerapakan sistem

    manajemen mutu yang berbasis pada upaya melakukan penyempurnaan yang

    berkeseimbangan.

    Hari ini harus lebih baik dari hari esok

    Hari esok harus lebih baik dari hari ini

    Dalam rangka mewujudkan komitment tersebut, seluruh karyawan akan

    selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan, kedisiplinan, serta menjunjung

    tinggi integritasnya.

  • 8/11/2019 TA ZA

    11/49

    11

    I. Arti lambang dan Logo

    Dasar pemilihan logo Kerbau

    1. Penghormatan kepada daerah Kebomas.

    2. Mempunyai sikap selalu bekerja keras, loyalitas, dan jujur.

    3. Dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai sahabat petani.

    Gambar.1 Logo Petrokimia Gresik

    Arti Logo

    1. Warna kuning emas pada kerbau melambangkan keagungan.

    2. Daun hijau melambangkan :

    -

    Kesuburan dan kesejahteraan

    -Kelima sila dari pancasila

    -Huruf PG berwarna putih melambangkan kesucian

    Arti Keseluruhan Logo

    Dengan hati yang bersih berdasarkan lima sila Pancasila, PT. Petrokimia

    Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju

    keagungan bangsa.

    J. Unit Produksi Perusahaan

    PT. Petrokimia Gresik mempunyai 3 (tiga) unit produksi, yaitu :

    1. Unit Produksi I

    Merupakan pabrik pupuk nitrogen yang terdiri dari 2 (dua) pabrik pupuk

    ZA (I dan III) dan 1 (satu) pabrik pupuk urea. Unit produksi (Unit Pupuk

    Nitrogen) menghasilkan pupuk ZA dan Urea dengan kapasitas masing-

    masing sebesar 400.000 ton/tahun dan 460.000 ton/tahun.

  • 8/11/2019 TA ZA

    12/49

    12

    Adapun rincian masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :

    a. Pabrik Pupuk Za I (1972)

    1) Kapasitas : 200.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : amoniak(NH3) dan asam sulfat (H2SO4)

    b. Pabrik Pupuk ZA III (1986)

    1) Kapasitas : 200.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : amoniak(NH3) dan asam sulfat (H2SO4)

    c. Pabrik Pupuk Urea (1994)

    1) Kapasitas : 460.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : Amoniak (NH3) dan Karbon dioksida (CO2)

    2. Unit Produksi II

    Merupakan pabrik pupuk Fosfat yang terdiri dari 2 (dua) pabrik fosfat dan

    pabrik majemuk. Unit Produksi II menghasilakn pupuk SP-36 dan pupuk

    majemuk (phonska, DAP, atau pupuk majemuk dengan berbagai

    formulasi) dengan kapasitas masing-masing 1.000.000 ton/tahun untuk

    pupuk SP-36 dan 300.000 ribu ton/tahun untuk pupuk majemuk.

    Adapun rincian masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :

    a. Pabrik Pupuk Fosfat I (1979)

    1) Kapasitas : 500.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku :Batuan Fosfat (Fosfat Rock), Asam Sulfat (H2SO4)

    dan Asam Fosfat (H3PO4)

    b. Pabrik Pupuk Fosfat II (1983)

    1) Kapasitas : 500.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku :Batuan Fosfat (Fosfat Rock), Asam Sulfat

    (H2SO4),dan asam Fosfat (H3PO4)

    c. Pabrik Pupuk Majemuk (1983)

    1) Kapasitas : 300.000 ton/tahun

    2)Bahan Baku :Bermacam-macam tergantung dari formulasi

    komponen unsure hara yang diperlukan, antara lain

    Amonia (NH4OH), Batuan Fosfat, Asam Sulfat,

    Asam Fosfat, Kalium Klorida (KCl), dan ZA.

  • 8/11/2019 TA ZA

    13/49

    13

    3. Unit Produksi III

    Merupakan pabrik asam fosfat yang terdiri dari 4 (empat) pabrik dan 1

    (satu) unit ZA II. Unit Produksi III (Unit Asam Fosfat)

    menghasilkanbahan kimia dasar, seperti Asam Sulfat, asam fosfat, AlF3,

    dan gypsum dengan perincian masing-masing pabrik sebagai berikut :

    a. Pabrik Asam Fosfat (1984)

    1) Kapasitas : 170.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : Batuan Fosfat, Asam Sulfat

    3) Hasil samping : Gypsum dan Asam Fluosilika

    b. Pabrik Asam Sulfat (1984)

    1) Kapasitas : 700.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : Belerang

    c. Pabrik Cement Retader (1984)

    1) Kapasitas : 440.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku : Gypsum

    3) Penggunaan :Untuk industri semen sebagai bahan pengatur

    kekerasan

    d. Pabrik Pupuk ZA II (1984)

    1) Kapasitas : 250.000 ton/tahun

    2) Bahan Baku :Gypsum (limbah pembuatan Asam Fosfat dan

    Amoniak)

    K. Spesifikasi Produk

    1. Spesifikasi pupuk Urea ( Sesuai SNI 02-2801-1998 )

    Gambar.2 Pupuk Urea

  • 8/11/2019 TA ZA

    14/49

    14

    Kapasitas Produksi : 460.000 T/th

    Tahun Beroperasi : 1994

    Bahan Baku : NH3& CO2

    Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air

    Spesifikasi UREA ( SNI 02-2801-2010 ) :

    Nitrogen % : 4 min

    Biuret % : 1 maks

    Kadar Air % : 0.5 maks

    Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen bagi tanaman, Bahan

    baku pembuatan Urea Formaldehide, Melamine, sebagai unsur sumber

    nitrogen pada pembuatan GA/MSG & LysineHCl.

    2. Spesifikasi pupuk ZA (Sesuai SNI 02-1760-2005)

    Gambar.3 Pupuk ZA

    Kapasitas Produksi :750.000 ton/thn

    Bahan Baku : Amoniak dan H2SO4

    Bentuk/Sifat: Padatan tidak Higroskopis, Mudah larut dalam air

    Spesifikasi SP-36 ( SNI 02-1760-2005 ) :

    Nitrogen% : 20.8 min

    Belerang % : 23.8 min

    Asam bebas sebagai H2SO4% : 0.1 maks

    Kadar Ai r% : 1 maks

    Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara nitrogen dan belerang bagi

    tanaman, bahan baku pembuatan herbisida dan HCl

  • 8/11/2019 TA ZA

    15/49

  • 8/11/2019 TA ZA

    16/49

    16

    Bentuk : granul

    Warna : putih/abu-abu

    5. Spesifikasi pupuk Phonska

    Gambar.6 Pupuk NPK-Phonska

    Kapasitas Produksi : NPK Phonska I, II, III&IV 2.250.000 Ton/th

    Tahun Beroperasi : 2000, 2005, 2009,2010

    Bahan Baku : H3PO4 , NH3dan KCl

    Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air

    Spesifikasi NPK padat (SNI 02-2803-2000 ) : 151515

    Nitrogen total % : 6 min

    P2O5 CS 2 % % : 6 min

    K2O % : 6 min

    Jumlah N, P2O5, K2O % : 30 min

    Kadar Air % : 2 maks

    Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen , Kalium dan

    Belerang bagi tanaman.

    6. Spesifikasi pupuk NPK Kebomas

    Gambar.7 Pupuk NPK Kebomas

  • 8/11/2019 TA ZA

    17/49

    17

    Kapasitas Produksi : NPK Granule I, II, III, dan IV = 460.000 T/th

    Tahun Beroperasi : 2005, 2008, 2009

    Bahan Baku : Tergantung formula N-P-K+ (Mg/Zn/Cu/B/Fe)

    Bentuk/Sifat : Padatan Higroskopis, Mudah larut dalam air

    Spesifikasi NPK padat ( SNI 02-2803-2000 ) : Tergantung formula

    Nitrogen total % : 6 min

    P2O5 CS 2 % % : 6 min

    K2O % : 6 min

    Jumlah N, P2O5, K2O % :30 min

    Kadar Air % : 2 maks

    Kegunaan : Sebagai sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen , Kalium,

    Magnesium, Boron, Copper, Besi & Zink bagi tanaman. .

    L. Struktur Organisasi Perusahaan

    Organisasi perusahaan di bawah kendali pimpinan perusahaan:a. Dewan Komisaris, yang terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris

    b. Dewan Direksi, yang terdiri dari Direktur Utama yang membawahi

    Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Teknik dan

    Pengembangan, Direktur Pemasaran, Direktur Sumber Daya Manusia dan

    Umum.Masing-masing direktur membawahi beberapa Kepala

    Kompartemen, dan selanjutnya Kepala Kompartemen membawahi Kepala

    Departemen atau Kepala Biro. Ada beberapa Kepala Kompartemen yang

    berlangsung di bawah Direktur Utama, yaitu Kompartemen Sumber Daya

    Manusia dan Kepala Satuan Pengawas. Direktur Produksi membawahi

    Kepala Kompartemen Pabrik I, Pabrik II, Pabrik III, dan Teknologi.

    Tabel 1. Jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan (April 2014)

    PENDIDIKAN JUMLAH

    Pasca Sarjana 109

    Sarjana 532

    Sarjana Muda 65

  • 8/11/2019 TA ZA

    18/49

    18

    SLTA 2.470

    SLTP 172

    Total 3.348

    Tabel 2. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan (April 2014)

    JABATAN JUMLAH

    Direksi 5

    Eselon I 26

    Eselon II 71

    Eselon III 201

    Eselon IV 642

    Eselon V 1.161

    Pelaksana 1.112

    Bulanan Percobaan 130

    Total 3.348

    Tabel 3. Jumlah SDM berdasarkan tingkat pendidikan(posisi akhir

    Desember 3 tahun terakhir)

    PENDIDIKAN 2013 2012 2011

    Pasca Sarjana 111 106 106

    Sarjana 546 513 472

    Sarjana Muda 67 78 86

    SLTA 2.377 2.448 2.552

    SLTP 174 183 201

    SD 0 1 4

    Total 3.275 3.329 3.421

  • 8/11/2019 TA ZA

    19/49

    19

    Tabel 4. Jumlah SDM berdasarkan jenjang jabatan(posisi akhir

    Desember 3 tahun terakhir)

    JABATAN 2013 2012 2011

    Direksi 5 5 5

    Eselon I 27 26 31

    Eselon II 72 66 68

    Eselon III 196 216 204

    Eselon IV 618 604 572

    Eselon V 1.133 1.136 1.070

    Pelaksana 1.208 1.276 1.470

    Bulanan Percobaan 16 0 1

    Total 3.275 3.329 3.421

    M. Yayasan Perusahaan

    Yayasan ini dibentuk pada tanggal 26 juni 1965, misi utamanya adalah

    mengusahakan kesejahteraan karyawan dan pensiunan PT Petrokimia Gresik.

    Salah satu program yang dilakukan adalah membangun sarana perumahan bagi

    karyawan. Sampai pada tahun 1999, Yayasan PG telah membangun 1.886 unit

    rumah di desa Pongangan dan desa Bunder. Program lainnya yang di lakukan

    Yayasan PG adalah pemeliharaan kesehatan para pensiunan PT Petrokimia Gresik

    serta menyediakan sarana bantuan sosial dan menyelenggarakan pelatihan bagi

    karyawan yang memasuki masa persiapan, purna tugas (MPP). Dalamperkembangannya, Yayasan PG telah memiliki barbagai bidang usaha yang

    dikelola oleh anak-anak perusahaan PT Petrokimia Gresik. Anak perusahaan di

    bawah koordinasi Yayasan PG, adalah:

    1. PT Gresik Cipta Sejahtera (GCS)

    Didirikan : Sejak 3 april 1972

    Bidang Usaha : Distributor, Pemasok suku cadang, Bahan baku industry

    kimia, Angkutan bahan kimia, Pembinaan usaha kecil.

  • 8/11/2019 TA ZA

    20/49

    20

    2. PT Aneka jasa gradhika (AJG)

    Didirikan : Sejak 10 November 1971

    Bidang Usaha : Penyesiaan tenaga kerja, Jasa borongan (pekerjaan),

    Cleaning service, House keeping.

    3. PT Graha Sarana Gresik (GSC)

    Didirikan : Sejak 13 Mei 1993

    Bidang Usaha : Penyesiaan akomodasi, Persewaan perkantoran, Jasa

    travel.

    4. PT Petrokopindo Cipta Selaras (PCS)

    Didirikan : Sejak 13 Mei 1993

    Bidang Usaha : Perbengkelan, Jasa Angkutan, Perdagangan Umum.

    N. Koperasi

    Koperasi karyawan Petrokimia gresik (K3PG) didirikan sejak 13 Agustus

    1983, sampai akhir November 2003 memiliki anggota sebanyak 5.872 orang.

    Bidang usahanya meliputi:

    1.

    Unit toko swalayan, toko bahan bangunan dan alat listrik, toko elektronik,

    dan apotek

    2.Unit Statiun Pompa Bensin Umum (SPBU)

    3.Unit pabrik air minum kemasan (air K)

    K3PG mempunyai fungsi:

    1.Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik yang bergerak di bidang

    perkoperasian

    2.

    Sebagai sarana PT Petrokimia Gresik untuk memperoleh ketenagakerjaandari karyawan dan keluarga

    3.Membuka lapangan kerja bagi masyarakat

  • 8/11/2019 TA ZA

    21/49

    21

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKAA. Pupuk, Jenis dan Fungsinya

    Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

    untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

    berproduksi dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pada

    proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti

    hormon tumbuhan, bersifat membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun

    demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlahmaterial suplemen. Pemberian hara dalam bentuk pupuk harus ditambahkan dan

    diberikan ke tanaman secara teratur. Penambahan pupuk ini harus dilakukan

    karena tidak terjadi keseimbangan jumlah hara dalam tanah di mana jumlah hara

    akan terus berkurang dari waktu ke waktu. Berkurangnya jumlah hara dalam tanah

    atau media tanam dapat terjadi disebabkan karena beberapa faktor :

    1. Karena sebagian besar hara akan terikut bersama hasil panen yang

    diambil dari tanaman

    2. Karena efisiensi penyerapan hara yang cukup rendah oleh tanaman akibat

    cara atau aplikasi pemberian pupuk yang salah

    3. Karena faktor kehilangan hara akibat proses penguapan dan pencucian

    hara oleh air pengairan/penyiraman

    4. Karena sebagian pupuk terserap dan terikat (fixation) di dalam partikel

    tanah sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

    Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.

    Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang

    diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.

    Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari

    sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik

    mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap

    jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan

    organik pupuk ini termasuk tinggi.

  • 8/11/2019 TA ZA

    22/49

    22

    Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

    pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki

    prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang

    dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal

    dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu

    jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk

    N, P, dan K. Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur

    hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk

    yaitu NP, NK, dan NPK.

    Ketersediaan unsur hara bersifat kritis karena unsur hara mutlak harus

    tersedia bagi tanaman dengan unsur yang sangat spesifik dan tidak tergantikan

    oleh unsur lainnya serta dalam jumlah yang berbeda tergantung pada jenis

    tanamannya. Kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan

    perkembangan tanaman, karena hara bagi tanaman ibarat makanan pada manusia.

    Yang membedakannya adalah jika manusia menggunakan bahan organik sebagai

    sumber makanan, maka tanaman akan menggunakan bahan-bahan anorganik

    untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhannya. Dalam proses fotosintesis di

    daun-daun tanaman, klorofil akan mengubah air (H2O) dari dalam tanah dan

    karbon yang diserap oleh tanaman dari udara, menjadi bahan organik dengan

    bantuan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Proses sintesis senyawa

    organik sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

    tersebut lebih dikenal sebagai proses metabolisme. Dalam proses metabolisme

    inilah unsur hara memegang peranan penting karena ketersediaannya tidak dapat

    digantikan oleh unsur yang lain. Jika ketersediaan unsur hara berjumlah sangat

    terbatas maka akan mengganggu keberlangsungan proses metabolisme, dan pada

    kondisi seperti ini, proses metabolisme dalam tubuh tanaman akan berhenti sama

    sekali sehingga tanaman tidak dapat menyelesaikan satu atau beberapa siklus

    hidupnya dengan sempurna. Ketidaksempurnaan metabolisme ini diperlihatkan

    oleh tanaman pada bagian-bagian tanaman secara spesifik sebagai gejala

    defisiensi unsur hara, misalnya pada daun yang berwarna kekuningan sebagai

    gejala kekurangan unsur nitrogen, tepi daun yang mengering dengan garis-garis

  • 8/11/2019 TA ZA

    23/49

    23

    yang jelas pada daun sebagai gejala kekurangan kalium, daun tanaman tertentu

    akan menampakkan warna keunguan sebagi gejala kekurangan fosfat, dan

    sebagainya.

    B. Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammonium)

    Pupuk ZA (Zwavelzuur Ammonium) atau ammonium sulfat merupakan pupuk

    kimia buatan yang dibuat dari amoniak dan asam sulfat. Pupuk ZA diperlukan

    tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S).

    Sebagai pupuk, amonium sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang

    terdiri dari unsur nitrogen sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 %

    (Ihsan, 2012). Rumus kimia Amonium Sulfat adalah (NH4)2SO4. Kelebihan pupuk

    ini adalah terdapat kandungan sulfur di dalamnya. Bahkan kandungan sulfur lebih

    besar dari hara N. Dengan adanya unsur sulfur, pemakain pupuk ZA, sangat baik

    diberikan pada awal tanam. Pupuk ini aman digunakan untuk semua jenis

    tanaman.

    PT. Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya produsen pupuk ZA di

    Indonesia dengan kapasitas sebesar 750.000 ton/tahun. Dimana bahan baku utamapembuatan pupuk ZA juga diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik yaitu Asam

    sulfat dengan kapasitas produksi sebesar 550.000 ton/tahun dan amoniak

    445.000 ton/tahun.

    Gambar 8. Pupuk ZA produksi PT.Petrokimia Gresik

  • 8/11/2019 TA ZA

    24/49

    24

    Tabel 5. Syarat mutu Pupuk ZA (SNI 02-1760-2005)

    Jenis Uji Satuan Persyaratan

    Kadar N total % min. 20,8

    Kadar S % min. 23.8

    Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 % Maks 0.1

    Kadar air % maks 1

    Negara Indonesia merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan

    amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan amonium sulfat

    (pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen lainnya yaitu (Setyamidjaja, 1986):

    1. Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur sulfur ini tidak

    dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat

    (NH4NO3) dan senyawa chili (NaNO3). Kedua unsur ini merupakan jenis

    unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar atau disebut

    makronutrient.

    2.

    NH4+ dapat diserap secara langsung oleh tanaman sehingga tidak

    membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+menjadi

    unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2).

    Masing-masing unsur yang terkandung dalam pupuk ZA memiliki kegunaan

    sebagai berikut :

    1.Fungsi unsur nitrogen (N)

    a. Membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel

    b.Meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara lain

    c. Sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino

    d.Sebagai bahan pembentuk protein

    e. Sebagai bahan essensial bagi aktivitas karbohidrat

    2.Fungsi unsur sulfur (S)

    a. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi

    lebih hijau

  • 8/11/2019 TA ZA

    25/49

    25

    b.Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen

    c. Meningkatkan pertumbuhan sel tanaman

    d.Berperan penting pada proses pem/buatan gula

    e. Memperbaiki warna, aroma, dan mengurangi penyusutan selama

    penyimpanan

    f. Memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih

    g.Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan

    kekeringan

    Adapun ciri tanaman yang kekurangan masing-masing unsur tersebut adalah :

    1. Kekurangan unsur N

    a. Pertumbuhan lambat/kerdil

    b.Daun hijau kekuningan, sempit, pendek dan tegak

    c. Daun-daun tua cepat menguning dan mati

    d.Jaringan tanaman mengering dan mati,

    e. Buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok.

    2. Kekurangan unsur hara belerang (sulfur) dapat menyebabkan kelainan

    pada tanaman, antara lain :

    a. Produksi protein tanaman menurun sehingga pertumbuhan sel

    tanaman kurang aktif

    b.Tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang

    c. Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang

    berbahaya bagi tanaman

    d.Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama

    penyakit

    e. Produksi butir daun hijau menurun sehingga tanaman mengalami

    klorosis/kekuningan

    f. Proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat

    g.Pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman

    biji-bijian

  • 8/11/2019 TA ZA

    26/49

    26

    Adapun sifat dan keunggulan pupuk ZA adalah sebagai berikut:

    1. Tidak higroskopis

    2. Mudah larut dalam air

    3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan

    4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama

    5. Dapat dicampur dengan pupuk lain

    6. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman

    7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen

    8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan

    kekeringan

    9. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen

    C. Proses Pembuatan Pupuk ZA

    Pabrik ZA I dan Pabrik ZA III memiliki kapasitas produksi masing-masing

    200.000 ton/tahun . Bahan baku pembuatan ZA I/III adalah amoniak dan

    asam sulfat.

    Gambar.9 Proses Produksi Pupuk ZA

  • 8/11/2019 TA ZA

    27/49

    27

    Proses yang dipakai adalah netralisasi (De Nora) dengan prinsip uap NH3

    dimasukkan ke dalam saturator yang sudah terisi asam sulfat dan ditambahkan air

    kondesat sebagai penyerap panas hasil reaksi dengan bantuan udara sebagai

    pengaduk. Tahapan proses produksi pupuk ZA I/III adalah :

    1.Evaporasi Ammonia

    Ammonia cair diubah menjadi ammonia gas dengan DPS (10 kg/cm2g,

    187-190oC

    2.Reaksi Netralisasi

    Alat utama dari proses ini adalah Saturator (sebagai reaktor dan kristalizer)

    dan berfungsi untuk mereaksikan ammonia dengan asam sulfat dan

    memekatkan ammonium sulfat yang terbentuk. Uap ammonia masuk melalui

    sparger di bagian bawah asam sulfat lewat sparger bagian dinding saturator,

    sedangkan udara pengaduk dihembuskan dari bagian atasnya dengan tujuan

    untuk mencegah mengendapnya kristal pada dasar saturator.

    Reaksi : 2NH3+ H2SO4 (NH4)2SO4 + Q

    Variabel Operasi :

    Level : 3.53.8 m

    Acidity : 0.20.4 % (asam sulfat bebas)

    Konsentrasi Kristal : 50% berat

    Suhu reaksi dijaga pada suhu 105-106oC untuk mempercepat reaksi serta

    menjaga mengendapnya kristal di dasar saturator, maka dihembuskan di

    udara. Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke

    saturator sebagai kondensat return untuk mengatur konsentrasi dan

    penyerapan

    3.Pemisahan Kristal

    Peralatan utamanya adalah Centrifuge Separator yang fungsinya

    memisahkan kristal ammonium sulfat yang terbentuk dengan larutan induk.

    Slurrry ammonium sulfat (liquid:solid = 1:1) masuk ke dalam centrifuge

    separator dan terjadi pemisahan antara kristal ZA dengan larutan induknya.

    Kristal yang diharapkan 60% tertahan di screen 30 mesh dan selanjutnya

  • 8/11/2019 TA ZA

    28/49

    28

    akan diteruskan ke proses pengeringan, sedangkan larutan induknya dialirkan

    ke Liquor Tank sebagai recycle ke Saturator.

    4.Pengeringan Produk

    Peralatan utamanya adalah Rotary Dryer yang fungsinya mengeringkan

    kristal ammonium sulfat sampai kandungan air 0,15% berat (maksimal).

    Kristal ZA basah dialirkan ke rotary dryer dan dikontakkan dengan udara

    kering (panas) secara searah dan untuk mencegah penggumpalan ZA sebelum

    masuk dryer ditambahkan anti caking (2,5%). Debu ZA ditarik dengan

    kompressor dan masuk ke cyclone separator kemudian disemprot dengan air,

    dimana cairannya ditampung dalam tangki sebagai umpan Saturator

    sedangkan udara yang lolos dapat langsung dibuang ke udara bebas.

    5. Penampung Produk

    Produk ZA kering yang keluar dari Dryer dengan bucket elevator dikirim

    ke bagian Hopper dan diangkut dengan belt conveyor menuju bagian

    pengantongan untuk selanjutnya dilakukan pengepakan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Kristal ammonium sulfatdiantaranya.

    1.Kristal ammonium sulfat cenderung mengendap diantara di dasar

    saturator. Untuk mencegah pengendapan kristal dan menjaga homogenitas

    slurry dalam reaktor maka dilakukan pengadukan di dalam reactor.

    Pengadukan diperoleh dari pemasukan gas ammonia melalui sparger.

    Selain itu pengadukan dilakukan dengan cara memasukkan udara

    bertekanan yang masuk ke bagian tengah reaktor menggunakansparger.

    2.Konsentrasi ammonium sulfat dalam reaktor harus dijaga dengan kondisi

    lewat jenuh dengan cara mengatur kecepatan pemasukan bahan baku,

    menjaga kestabilan serta kelancaran pemasukkan bahan baku.

    3.Densitas slurry dalam reaktor diatur dengan cara mengatur kecepatan

    pengeluaran kristal yang dilakukan dengan menjaga jumlah kristal dalam

    reactor tidak lebih dari 50%. Bila jumlah Kristal melebihi jumlah tersebut

    maka akan terjadi penggumpalan Kristal yang akan menyumbat jalan

  • 8/11/2019 TA ZA

    29/49

    29

    pengeluaran. Hal ini dapat dihindari dengan cara menambahkan air ke

    dalamsaturator.

    4.Suhu saturator pada kondisi normal operasi 100oC-110oC. bagian uap

    yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai

    condensate returnuntuk mengatur konsetrasi dan menyerap panas reaksi.

    5.Level larutan dalam reaktor dijaga tetap. (ZA I sebesar 3.5-4.3m, ZA III

    sebesar 3.8-4.5m). level yang terlalu rendah mengakibatkan pencampuran

    kurang sempurna, level yang terlalu tinggi mengakibatkan larutan dan uap

    terbawah keluar melalui kondensor.

    6. Larutan ammonium sulfat harus dijaga dalam keadaan asam dengan

    menjaga kadar asam sulfat dalam larutan antara 0.2-0.4%. Hal ini untuk

    memastikan semua ammonium dapat bereaksi dengan asam sulfat.

    7.Agar produksi Kristal berwarna putih maka diinjeksikan asam fosfat yang

    berfungsi untuk mengikat Al dan Fe.

    D. Metode Pengujian Pupuk ZA

    1.

    Spektrofotometer UV-VisSpektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi

    cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar

    ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan

    sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.

    Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang

    melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,

    sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis

    kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk

    pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa

    ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu

    dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).

    Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah prinsip analisa kimia

    dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS didasarkan pada

    transisi elektron yang terjadi akibat penyerapan sinar pada panjang

  • 8/11/2019 TA ZA

    30/49

    30

    gelombang maksimal. Setelah elektron mengalami eksitasi pada waktu

    tertentu elektron akan mengalami relaksasi dengan menghamburkan sejumlah

    energi. Detektor akan mendeteksi sejumlah energi yang dihamburkan yang

    selanjutnya akan diubah menjadi signal-signal listrik yang dapat dibaca

    recorder. Energi pemisahan yang paling tinggi diperoleh jika elektron-

    elektron dalam ikatan tereksitasi yang menimbulkan serapan pada daerah

    120-200 nm. Daerah ini dikenal dengan daerah ultraviolet dan relatif tidak

    banyak memberikan keterangan karena pada daerah tersebut tidak

    mengandung serapan spesifik. Diatas 200 nm terjadi eksitasi elektron dari

    orbital-orbital p, d, dan . Sistem konjugasi dapat memberikan banyak

    keterangan karena memberikan serapan yang spesifik dari suatu senyawa

    dengan mengemisikan warna-warna yang spesifik (Gary, 2006).

    Komponen utama spektrofotometri UV-Vis

    a. Sumber cahaya

    Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi

    yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada

    spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :

    1)Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur

    sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola

    lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm.

    Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki

    waktu 1000jam pemakaian.

    2)Lampu DeuteriumLampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-

    380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus, dan digunakan untuk

    mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500

    jam pemakaian.

    b.Wadah Sampel

    Wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya

    spektrofotometer. Sel itu meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral,

    sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam

  • 8/11/2019 TA ZA

    31/49

    31

    instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang digunakan sebagai

    wadah sampel.

    c. Monokromator

    Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis

    menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang

    gelombang tertentu.

    d.Detektor

    Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar

    kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder

    dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer).

    Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai

    panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang

    telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk

    menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-

    senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.

    Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa

    tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu.

    e. Visual display/recorder

    Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

    menyatakan dalam bentuk % Transmitan maupun Absorbansi.

    Pada analisa pupuk ZA, metode ini digunakan untuk menganalisa kadar Fe

    dan PO4dalam mother liquorpupuk ZA :

    Pada penentuan kadar Fe, Besi total dilarutkan dengan HCl membentuk

    ion Ferro kemudian dengan penambahan KMnO4ion Ferro dirubah menjadi

    ion Ferri. Ion Ferri dengan Thiocyanat membentuk senyawa berwarna merah.

    Warna yang terbentuk diukur intensitasnya dengan spektrophotometer pada

    panjang gelombang 520 nm. Dan kadar Fe dapat dihitung dengan rumus :

    Kadar Fe , ppm =

    contohGram

    Pembacaanppmx50/1000x 1000

  • 8/11/2019 TA ZA

    32/49

    32

    Sedangkan pada penentuan kadar PO4, semua bentuk Phosphat yang ada

    dijadikan bentuk ortho-phosphat.Ortho-phosphat dengan Ammonium

    Molybdate dalam suasana asam membentuk phosphat-molybdate.

    Persenyawaan ini direduksi oleh Amino Naphtol Sulfonic Acid (Amino)

    menjadi senyawa komplek yang berwarna biru. Warna yang terbentuk diukur

    intensitasnya dengan spektrophotometer pada panjang gelombang 650nm.

    Dan kadar PO4 dapat dihitung dengan rumus :

    Kadar PO4, ppm =contohGram

    Pembacaanppmx50/1000 x 1000

    2.

    Volumetri

    Analisa volumetri adalah analisa kuantitatif dimana kadar dan komposisi

    dari sampel ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (volume diketahui) yang

    ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang ditetapkan

    bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses diatas dikenal

    dengan titrasi. Oleh karena itu, analisa volumetri disebut juga analisa

    titrimetri. Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar,

    maka analisis volumetri dibagi atas :

    a. Titrasi asam-basa

    b.Titrasi pengendapan

    c. Titrasi redoks

    d.Titrasi pembentukan kompleks (kompleksometri)

    Dengan banyak alasan titrasi asam basa adalah metoda titrasi yang paling

    populer. Titrasi asam-basa tergolong pada dua metoda yaitu asidimetri dan

    alkalimetria. Asidimetriyang secara kata berarti asam (acid) dan pengukuran (metri),

    diartikan pengukuran menggunakan asam yaitu pengukuran terhadap

    larutan basa bebas atau larutan garam yang berasal dari asam

    lemah denganlarutan asam yang telah diketahui konsentrasinya.

    b.Alkalimetriyang secara kata berarti basa (alkali) dan pengukuran

    (metri), diartikan pengukuran menggunakan basa yaitu pengukuran

  • 8/11/2019 TA ZA

    33/49

    33

    terhadap larutan asam bebas atau larutan garam yang berasal dari basa

    lemah denganlarutan basa yang telah diketahui konsentrasinya.

    Karena asam terbagi menjadiasam kuat danasam lemah, sebagaimana

    basa juga menjadi basa kuat dan basa lemah, sehingga titrasi asam basa dapat

    dilakukan terhadap:

    a. Asam kuatbasa kuat

    b.Asam kuatbasa lemah

    c. Asam lemahbasa kuat

    d.Asam kuatgaram dari asam lemah

    e. Basa kuatgaram dari basa lemah

    Perbedaan dari jenis titrasi di atas terletak padatitik akhir titrasi,dimana

    Jika titrasi dilakukan dengan asam maupun basa kuat yang juga merupakan

    elektrolit kuat maka larutan yang dihasikan akan netral dan mempunyai pH 7,

    kondisi ini terjadi padatitik ekuivalen.

    Jika asam atau basanya adalah elektrolit lemah, garam itu akan

    terhidrolisis sampai derajat tertentu dan larutan pada titik ekivalen akan

    sedikit basa atau sedikit asam. pH akhir dari larutan adalah saat titik ekivalen

    yang dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam lemah atau basa lemah itu

    dan konsentrasi larutan. Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri

    mengalami perubahan pH. Misalnya bila larutan asam dititrasi dengan basa,

    maka pH larutan mula-mula rendah dan selama titrasi terus-menerus naik.

    Pada analisa pupuk ZA, metode ini digunakan untuk menganalisa kadar

    nitrogen total dan kadar asam bebas:

    Pada penentuan kadar nitrogen total, Garam Ammonium dengan

    Formaldehyde akan membebaskan asam. Asam yang terjadi sesuai dengan

    Ammonium yang terikat dan dititar dengan larutan basa dengan petunjuk

    indikator PP. Kadar N total dapat dihitung dengan rumus :

    % Nitrogen ( N ) =contohmgram

    14xNaOH)nxml( x 100 %

    http://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-lemah.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/te-vs-tat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-lemah.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.html
  • 8/11/2019 TA ZA

    34/49

    34

    Sedangkan pada penentuan kadar asam bebas, asam bebas dalam bentuk

    H2SO4dititar dengan larutan basa dengan menggunakan indikator PP. Kadar

    asam bebas sebagai H2SO4 dapat dihitung dengan rumus :

    % FA sebagai H2SO4 =contohmgr

    49xNaOH)NV x( x 100

    Dimana : V = ml NaOH

    N = normalitas NaOH

    3.Gravimetri

    Gravimetri adalah analisa kimia kuantitatif berdasarkan proses pemisahan

    dan penimbangan satu unsure atau senyawa dalam bentuk yang semurni

    mungkin (Jenskins, dkk, 1957 dn basset, dkk, 1994). Hal penting yang harus

    diperhatikan adalah perbandingan antara berat kadar kosong dengn berat zat

    yang ditimbang harus tidak melampaui 200:1 (Roth dan Blaschake, 1988).

    Selisih antara dua penimbangan tidak boleh lebih dari 0.2 mg. jika selisihnya

    melampaui 0.2 mg maka proses pemanasan, pendinginan, dan penimbangan

    harus diulangi (Jenkins, dkk, 1957 dan Basset, dkk, 1994).

    Analisa gravimetri terdapat tiga macam metode yaitu metode

    pengendapan, penguapan, dan elektrolisis (Rival, 1995).

    a. Metode Pengendapan

    Suatu sampel yang akan ditentukan seara gravimetri mula-mula

    ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian

    diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang dihasilkan

    harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa

    mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.

    Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori

    alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan tersebut dicuci dengan

    larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan.Hal ini

    dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan endapan

    dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada

    suhu 100-130oC atau dipijarkan sampai suhu 800oC tergantung suhu

    dekomposisi dari analit. Pengendapan kation misalnya, pengendapan

  • 8/11/2019 TA ZA

    35/49

    35

    sebagai garam sulfida, pengendapan nikel dengan DMG, pengendapan

    perak dengan klorida atau logam hidroksida dengan mengatur pH larutan.

    Penambahan reagen dilakukan secara berlebihan untuk memperkecil

    kelarutan produk yang diinginkan.

    aA +rR AaRr(s)

    Penambahan reagen R secara berlebihan akan memaksimalkan produk

    AaRr yang terbentuk.

    b.Metode Penguapan

    Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk

    menetapkan komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah

    menguap. Cara yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan

    cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi

    tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau

    penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan

    tidak mudah menguap.

    Metode penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam suatu sampel basah.

    Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat senyawa dan berat air

    kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah

    110-130oC, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis

    sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.

    c. Metode Elektrolisis

    Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam

    terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk

    kation apabila dialiri dengan arus listrikndengan besar tertentu dalam

    waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan

    bilangan oksidasi. Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan

    berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam

    suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat

    diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut

  • 8/11/2019 TA ZA

    36/49

  • 8/11/2019 TA ZA

    37/49

    37

    4.Pengayakan

    Metode paling sederhana dalam menentukan ukuran partikel adalah

    menggunakan pengayakan standar (Parrot, 1970). Ayakan umumnya

    digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar, ayakan-ayakan

    tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44

    mikrometer. Menurut metode USP untuk menguji kehalusan serbuk suatu

    massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan

    secara mekanik. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu,

    dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang

    lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Jika diinginkan analisis

    yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai dari yang

    kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk

    yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah

    ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang

    tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul

    dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas

    penggoyangan (Anonim, 2010).

    Pengayakan merupakan sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan

    dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat

    dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal

    diayakan (butir kasar). Ukuran butiran tertentu, yang masih bisa melintasi

    ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Pada pengayakan manual, bahan

    dipaksa melewati lubang ayakan. Sekelompok partikel dikatakan memiliki

    tingkat kehalusan tertentu jika seluruh partikel dapat melintasi lebar lubang

    yang sesuai (artinya tanpa sisa ayakan). Dengan demikian ada batasan

    maksimal dari ukuran partikel (Voight, 1971).

    Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:

    a. Jenis ayakan

    b.Cara pengayakan

    c. Kecepatan pengayakan

    d.

    Ukuran ayakan

  • 8/11/2019 TA ZA

    38/49

    38

    e. Waktu pengayakan

    f. Sifat bahan yang akan diayak

    Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah mesh

    digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).

    Tabel di bawah ini mengambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-

    masing lubang ayakan dinyatakan dalam millimeter dan mikrometer.

    Tabel.6 Lubang dari Ayakan Standar (sumber: USP XXI-NF XVI)

    Distribusi ukuran dapat dihitung dengan rumus:

    % Distribusi butiran pada US Mesh No.30 = contohBerat

    ayakandiatasBerat

    x 100

  • 8/11/2019 TA ZA

    39/49

    39

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Kerja Praktek ini dilaksanakan pada PT. Petrokimia Gresik selama 2 (dua)

    bulan terhitung sejak tanggal 05 Mei 2014 sampai dengan 27 Juni 2014.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat

    -

    Hydrometer 1.2001.300- Hydrometer 1.1001.200

    - Termometer

    - Gelas ukur 250 mL

    - Neraca analitik

    - Erlenmeyer 250 mL

    - Hot Plate

    - Pipet skala 10 mL

    - Spektrofotometer UV-VIS.

    - Buret 25, 50 mL

    - Spatula

    - Cawan Nikel

    -

    Oven- Gelas piala 400 mL

    - Pengaduk

    - Corong

    - Cawan kaca masir

    - Tanur

    - Eksikator

    - Ayakan US Mesh 30

    - Botol timbang plastik (plate)

    - Penampung dan penutup ayakan

    - Gegep

    - Labu Semprot

    2.Bahan

    - HCL 1:1

    - KMnO4

    - KCNS 10% 0,1 N

    - H2SO437 %

    - Ammonium Molybdate

    - Amino

    - NaOH 0.5 N

    - Formaldehyde 20 %

    - Indikator PP 0.1 %

    - Indikator MM 0.1 %

    - NaOH 0.02 N

    - BaCl 10%

    - Aquadest

  • 8/11/2019 TA ZA

    40/49

    40

    C. Prosedur Penelitian

    1.Uji Fe dalam larutan induk

    a. Timbang 5 gram contoh larutkan dengan 50 ml aquadest tambahkan

    1 ml HCl 1:1, panaskan sampai semua larut atau tinggal volume dan

    dinginkan.

    b.Tambahkan tetes demi tetes KMnO4 0.1 N sampai larutan sedikit

    berwarna merah.

    c. Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest.

    d.Tambahkan 10 ml KCNS 10% dan langsung baca pada

    Spektrophotometer dengan panjang gelombang 520 nm.

    e. Buat Blanko dengan aquadest dan kerjakan seperti contoh

    2.Uji PO4dalam larutan induk

    a. Timbang 5 gram contoh kedalam erlenmeyer tambahkan 50 ml

    aquadest dan 2.5 ml H2SO437 %, panaskan hingga setengah volume

    dan dinginkan.

    b.Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan aquadest kemudian tambahkan

    2.5 ml Ammonium Molybdate, kocok diamkan 5 menit.

    c. Tambahkan 2.5 ml Amino, kocok dan diamkan 10 menit.

    d.Baca pada Spektrophotometer dengan panjang gelombang 650 nm.

    e. Buat Blanko dan kerjakan seperti contoh.

    3.Uji ZA dalam larutan induk ( Mother Liquor)

    Kandungan ZA dalam larutan induk ditetapkan berdasarkan pengukuran

    Density dengan suhu. Larutan induk dimasukkan kedalam gelas ukur

    kemudian ditetapkan densitasnya dengan menggunakan hydrometer dan

    termperaturnya dengan menggunakan thermometer. Kadar ZA dalam

    larutan induk ditetapkan dengan menggunakan table density vs

    temperature (Lange Hand Book & Percobaan Laboratorium)

    4.Uji air produk ZA

    a. Timbang cawan nikel kosong

    b.Timbang 2.0 gram contoh kedalam cawan

  • 8/11/2019 TA ZA

    41/49

    41

    c. Keringkan dalam pemanas (Oven) pada suhu 130 1C selama 5

    jam

    d.Dinginkan kedalam exikator, kemudian timbang.

    5.Uji Asam Bebas dalam Produk ZA

    a. Timbang 10 gram contoh dalam erlenmeyer, larutkan dengan 100 ml

    air suling.

    b.Tambahkan dengan tiga tetes indikator MM

    c. Titar dengan NaOH 0.02 N sampai terjadi perubahan dari warna

    merah ke warna merah kekuningan.

    6.Uji Nitrogen total dalam produk ZA

    a. Timbang 0.5 gram contoh, masukan kedalam erlenmeyer.

    Kemudian larutkan dengan air suling 200 ml

    b.Tambahkan tiga tetes indikator MM (netralkan dengan NaOH)

    c. Tambah 20 ml larutan Formaldehyde yang telah netral dengan PP,

    kocok.

    d.Tambahkan beberapa tetes indikator PP

    e.

    Titar dengan larutan NaOH 0.5 N sampai timbul warna merah

    muda, yang tidak akan hilang.

    7.Uji Sulfur produk ZA

    a. Timbang teliti contoh uji yang mengandung (100-150 mg sulfur),

    masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml.

    b. Tambah 200 ml air suling dan 15 ml HCl pekat.

    c. Panaskan sampai mendidih, lalu panaskan pelan-pelan selama 10

    menit. Saring denga cawan gooch yang diberi fiber paper, cuci

    dengan air panas. Pindahkan hasil saringan ke gelas piala semual.

    d. Panaskan sampai hampir mendidih, tambahkan pelan-pelan sambil

    diaduk 15 ml larutan BaCl210% dan biarkan 1 jam diatas pemanas

    atao biarkan semalam pada suhu ruang.

    e. Saring endapan dengan cawan gooch yang diberikan glass fiber

    paper, yang sudah dipanaskan 250oC selama 1 jam dan sudah

    dikethui beratnya. Cuci dengan air panas sampai bebas klorida.

  • 8/11/2019 TA ZA

    42/49

    42

    f. Keringkan pada suhu 250oC selama 1 jam dan dinginkan dalam

    desikator, timbang.

    8.Uji distribusi ukuran produk ZA

    a. Timbang 200 gram contoh, masukkan pada ayakan

    b.Ayak sampai tidak ada produk yang lolos dari ayakan

    c. Timbang contoh yang tertampung diatas ayakan.

  • 8/11/2019 TA ZA

    43/49

  • 8/11/2019 TA ZA

    44/49

    44

    dengan KCNS yang berfungsi untuk membentuk senyawa kompleks

    [Fe(CNS)] dan membentuk warna yang khas. Setelah ditambah, larutan

    diukur intensitasnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

    gelombang 520 nm. Blanko yang digunakan pada uji Fe yaitu aquadest.

    Dari hasil pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis dapat diperoleh

    transmitansi dari senyawa tersebut. Batasan yang ditentukan untuk kadar

    besi (Fe) yaitu maksimal 10 ppm. Apabila analisa kadar besi (Fe) melebihi

    standar yang ditentukan maka akan berpengaruh pada hasil produksi

    pupuk ZA, sehingga perlu dilakukan pengecekan di lapangan. Besi (Fe)

    yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kristal yang terbentuk berbentuk

    jarum-jarum panjang, halus dan berwarna coklat. Apabila kadar besi (Fe)

    tinggi, maka akan diinjeksikan banyak H3PO4 yang berfungsi mengikat

    besi (Fe).

    B.Uji PO4dalam larutan induk

    Data analisis kadar fosfat dalam larutan induk:

    Tabel. 8 Kadar PO4dalam larutan induk ZAProduk ZA Bobot contoh Transmitance PO4(ppm)

    I 2,60 46,588 895,9

    III 2,07 18,554 448,2

    Uji kadar fosfat (PO43-) pada uji pupuk ZA ini bertujuan untuk mengetahui

    kadar fosfat yang terdapat dalam larutan induk. Fosfat berfungsi untuk

    mengikat Fe yang berlebihan jika Fe terlalu tinggi. Karena jika Fe terlalu

    tinggi dapat menyebabkan terbentuknya Kristal ZA yang terlalu halus.

    Lalu pada uji kadar fosfat, penambahan H2SO4dan pemanasan berfungsi

    untuk mengubah fosfat (PO43-) menjadi ortofosfat (H3PO4). Sama halnya

    dengan uji kadar besi (Fe) ada uji fosfat (PO43-) setelah dipanaskan,

    volume larutan menjadi setengah volume awal sehingga dilakukan

    pengenceran sampai 50 ml. Kemudian larutan tersebut ditambah dengan

    ammonium molibdat yang berfungsi untuk membentuk fosfo-molibdo

    yang berwarna kuning. Kemudian larutan ditambah dengan amino yang

  • 8/11/2019 TA ZA

    45/49

    45

    berfungsi untuk mereduksi fosfo-molibdo dan ditunjukkan dengan

    perubahan warna dari kuning menjadi biru. Setelah ditambah. Larutan

    diukur intensitasnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

    gelombang 650 nm. Blanko yang digunakan pada uji fosfat (PO43+) yaitu

    campuran dari 50 ml aquadest, 2.5 ml ammonium molibdat dan 2.5 ml

    amino. Dari hasil pengukuran dengan spektrofotometi UV-Vis dapt

    diperoleh transmitansi dari senyawa tersebut.

    C.Uji ZA dalam larutan induk

    Berikut adalah data dari hasil nalisis kadar ZA dalam larutan induk:

    Tabel. 9 Kadar ZA dalam larutan induk ZA

    Produk DensitasTemperatur

    (oC)

    Kadar ZA

    (%)

    Kadar Air

    (%)

    I 1,264 55 49 51

    III 1,217 53 41 59

    Uji kadar ZA pada larutan induk ini bertujuan untuk mengetahui kadar ZAdan air dalam larutan induk. Hal itu dilakukan dengan cara mengukur

    densitas dan suhu pada larutan induk. Pengukuran densitas dilakukan

    dengan menggunakan hydrometer sedangkan pengukuran suhu dilakukan

    dengan menggunakan termometer. Untuk mengetahui kadar ZA dan air

    dilakukan dengan melihat tabel density vs temperature( Lange Hand Book

    dan berdasarkan percobaan).

    D.Uji kadar air produk ZA

    Berikut adalah data yang diperoleh dari hasil analisa kadar air:

    Tabel. 10 Kadar Air dalam produk ZA

    ProdukBerat Cawan

    Kosong

    Berat Cawan

    + ContohSetelah Oven

    Kadar Air

    (%)

    I 23,9051 26,4426 26,4381 0,18

    III 23,8538 26,7554 26,7449 0,36

  • 8/11/2019 TA ZA

    46/49

    46

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada produk

    ZA. Prinsip yang digunakan adalah metode gravimetri, yaitu dengan

    menimbang berat produk ZA. Dimana kadar air yang terdapat dalam

    kristal dihitung dari selisih berat kristal sebelum dan sesudah dipanaskan.

    Batas maksimal kadar air yang diperbolehkan untuk produk ZA adalah 1%

    Apabila kadar air terlalu tinggi, maka akan terjadi penggumpalan (caking)

    sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan

    distribusi dan penjualan pupuk sendiri membutuhkan waktu yang cukup

    lama sampai beberapa bulan sehingga harus dilakukan kontrol terhadap

    kadar air dalam produk.

    E.Uji Asam Bebas dalam Produk ZA

    Berikut adalah data analisis asam bebas dalam produk:

    Tabel. 11 Kadar FA dalam produk ZA

    Produk ZA Bobot contoh NaoH mL FA (%)

    I 10,15 2,9 0,028

    III 10,07 5,5 0,054

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar asam bebas yang terdapat pada

    produk ZA. Analisa ini menggunakan prinsip asidi-alkalimetri. Dengan

    menitrasi produk ZA, reaksi terbentuknya free acid secara kimia sebagai

    berikut:

    2 NH3+ H2SO4 (NH4)2SO4

    (NH4)2SO4+ H2SO4sisa 2(NH4)HSO4

    Jadi (NH4)HSO4 yang akan dianalisa tersebut sebagai asam bebas. Reaktor

    dijaga dalam kondisi asam dengan menjaga agar asam sulfat dalam larutan

    antara 0.2-0.4%. Hal ini untuk memastikan semua ammonia dapat bereaksi

    dengan asam sulfat. Dari hasil analisa diatas kadar FA dalam produk

    pupuk masih memenuhi batas SNI 02-1760-2005 yaitu maksimal 0,1%.

  • 8/11/2019 TA ZA

    47/49

    47

    F. Uji Nitrogen total dalam produk ZA

    Berikut adalah hasil analisa N-Total dalam produk ZA:

    Tabel. 12 Kadar N-Total dalam produk ZA

    Produk

    ZA

    Berat Cth

    (g)

    V. Titran

    (ml)

    N NaOH

    0.5 N

    Bobot Atom

    N

    Hasil

    (%)

    I 0.5228 15.7 0.4997 14 21.01

    III 0.5735 15.4 0.4997 14 20.58

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar nitrogen yang terkandung dalam

    produk pupuk dimana unsur nitrogen ini merupakan unsur makro yang

    dibutuhkan oleh tanaman. Pada penentuan kadar nitrogen total, Garam

    Ammonium dengan Formaldehyde akan membebaskan asam. Asam yang

    terjadi sesuai dengan Ammonium yang terikat dan dititar dengan larutan

    basa dengan petunjuk indikator PP. Dan dari hasil analisa diatas, kadar N-

    Total dalam produk pupuk ZA memenuhi persyaratan SNI 02-1760-2005

    yaitu minimal 20,8%.

    G. Uji Sulfur produk ZA

    Berikut ini adalah hasil analisa sulfur pada produk ZA:

    Tabel. 13 Kadar S dalam produk ZA

    Produk

    ZA

    Berat

    Cth (g)W0(g) W1(g) W2(g)

    Bst

    (S/BaSO4)

    Hasil

    (%)

    I 0.8003 30.2360 31.6410 1.4050 32/233 24.11

    III 0.8014 30.5846 31.9852 1.4006 32/233 24.00

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar sulfur yang terkandung dalam

    produk pupuk ZA yang ditentukan dengan metode gravimetri dimana

    belerang dihitung dari sulfat yang diendapkan dengan barium klorida

    sebagai barium sulfat dalam suasana asam lalu disaring, dipijarkan dan

    ditimbang sebagai barium sulfat. Dan dari hasil analisa diatas, kadar sulfur

    dalam produk pupuk ZA memenuhi persyaratan SNI 02-1760-2005 yaitu

    minimal 23,8%.

  • 8/11/2019 TA ZA

    48/49

    48

    H. Uji distribusi ukuran produk ZA

    Data analisis ukuran butiran produk ZA:

    Tabel. 14 Distribusi ukuran produk ZA

    Produk Berat Contoh Tertahan Mesh 30 Butiran (%)

    I 200,51 158,92 79,3

    III 200,13 159,46 79,7

    Uji distribusi ini dilakukan untuk mengetahui ukuran dari kristal pada

    produk ZA yang dihasilkan. Secara umum besar atau kecilnya ukuran dari

    pupuk akan mempengaruhi larutan dari pupuk itu sendiri. Batasan yang

    digunakan sebagai acuan adalah paling sedikit 55%. Hasil analisis yang

    kami ambil untuk dijadikan sampel tidak ada yang kurang dari standar,

    jika kurang dari standar maka tidak boleh dipasarkan sebab akan

    merugikan konsumen.

  • 8/11/2019 TA ZA

    49/49

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan penulis mengenai hasil serta keseluruhan kegiatan

    Kerja Praktek adalah sebagai berikut:

    1. Hasil Analisa

    a. Kadar Fe ppm pada larutan induk ZA tidak melebihi batas

    maksimal 10 ppm

    b. Kadar Phospat pada produk ZA tidak melebihi batas maksimal

    c. Kadar ZA pada larutan induk ZA tidak melebihi batas maksiamal

    50%

    d. Kadar H2O pada produk ZA tidak melebihi batas maksimal 1.0%.

    e. Kadar asam bebas pada produk ZA tidak melebihi batas

    maksimal 0.1%

    f. Kadar Nitrogen pada produk ZA sesuai SNI 02-1760-2005

    minimal 20.8%

    g. Kadar Sulfur pada produk ZA sesuai SNI 02-1760-2005 minimal

    23.8%

    h. Distribusi ukuran prduk ZA telah melebihi batas minimal 55%

    B. Saran

    Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai kegiatan Kerja

    Praktek adalah sebagai berikut:

    1.

    Bagi perusahaan diharapkan bersedia mengadakan program

    pengenalan lapangan proses pabrik secara lansung kepada peserta

    kerja praktek industry, sehingga dapat memadukan materi teori yang

    telah diberikan pebimbing dengan gambaran proses di lapangan.

    2. Perlunya meningkatkan penggunaan safety equipment di

    Laboratorium Pabrik I saat melakukan analisa