T1_672007128_Full Text

download T1_672007128_Full Text

of 18

description

Produktivitas

Transcript of T1_672007128_Full Text

  • 1. Pendahuluan Pada era yang penuh dengan persaingan, institusi perguruan tinggi sebagai

    institusi yang bergerak di sektor jasa berusaha untuk selalu menghadirkan layanan pendidikan yang berkualitas dan tanpa batas. Perguruan tinggi memiliki kewajiban dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misinya. Untuk itu setiap perguruan tinggi dituntut untuk melakukan peningkatan-peningkatan baik pada sisi manajemen ataupun program-program kerja yang ada guna menjaga kualitas pelayanan yang merupakan prioritas utama dalam penyelenggaraan pendidikan.

    Dalam pengelolaannya, perguruan tinggi pada masa ini mengarah pada pendekatan yang berorientasi pada mahasiswa, dengan penilaian berdasarkan indikator kinerjanya. Hadirnya program studi (progdi) merupakan salah satu elemen penting dan strategis guna membina mahasiswa dalam pencapaian kinerja studi yang baik. Progdi membantu mahasiswa dalam menentukan fokus studi yang akan ditekuninya dalam jangka waktu tertentu, namun tidak mengurangi pentingnya menekuni hal-hal lain di luar progdi tersebut.

    Evaluasi kinerja suatu progdi sangat penting dilakukan guna menjaga kualitas pelayanan. Evaluasi kinerja pada periode tertentu akan menjadi tolak ukur untuk mengetahui terjadinya peningkatan atau penurunan performansi kerja dari suatu progdi. Pengukuran produktivitas dapat membantu pihak universitas dan fakultas dalam melakukan evaluasi kinerja progdi.

    Ada dua metode pengukuran produktivitas dengan menggunakan ukuran fisik, yaitu metode Physical Productivity (Labour Productivity) dan metode Objective Matrix (OMAX) [1]. Namun dalam implementasinya, metode pengukuran Physical Productivity hanya memiliki unit pengukuran produktivitas yang melingkupi ukuran (size), panjang, jumlah unit, berat, waktu dan jumlah sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan terbatasnya kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pengukuran menggunakan metode Physical Productivity. Berbeda dengan metode pengukuran produktivitas OMAX yang menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain. Metode ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan [2]. Di sisi lain, kebaikan metode OMAX dalam pengukuran produktivitas adalah relatif sederhana dan mudah dipahami, mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan keahlian khusus, datanya mudah diperoleh, dan lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi [3].

    Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI-UKSW) memiliki beberapa progdi di dalamnya. Setiap progdi di FTI-UKSW membuat program kerja (progja) untuk tahun anggaran yang berjalan, dan juga selalu dilakukan evaluasi. Namun sampai saat ini FTI-UKSW belum memiliki sistem untuk penilaian pencapaian kinerja dari setiap progja yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, akan dilakukan pengukuran produktivitas menggunakan metode OMAX, dengan mengambil judul penelitian Evaluasi Kinerja Program Studi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Di Fakultas Teknologi Informasi UKSW Salatiga. Melalui pengukuran produktivitas yang dilakukan, diharapkan dapat membantu FTI-UKSW untuk

    1

  • mengetahui terjadinya peningkatan ataupun penurunan performansi kinerja dari progdi. 2. Kajian Pustaka

    Penerapan OMAX sebagai metode atau model pengukuran produktivitas telah banyak diterapkan dalam mendukung pengambilan keputusan, salah satunya adalah Sistem Pendukung Keputusan Terhadap Produktivitas Hotel Menggunakan Metode OMAX (Studi Kasus : Hotel Le Beringin Salatiga). Penelitian ini menggunakan metode OMAX sebagai dasar perancangan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang bertujuan untuk mengukur kinerja setiap departemen Hotel Le Beringin, guna memberikan kemudahan kepada pihak hotel untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan produktivitas tiap departemen dan organisasinya. Hasil dari penelitian ini adalah adanya respon positif dari pihak hotel atas terpenuhinya kebutuhan hotel dalam mengetahui tingkat produktivitas dari tiap departemennya. Dengan adanya aplikasi pengukuran produktivitas, pihak hotel dapat menentukan langkah-langkah untuk memaksimalkan kinerja di tiap departemennya [4].

    Penelitian lain yang menggunakan metode OMAX adalah Pengukuran dan Analisis Produktivitas Lini Produksi PT. XYZ dengan menggunakan Metode Objective Matrix. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran produktivitas menggunakan metode OMAX untuk mengevaluasi produktivitas lini produksi. Tujuan dari pengukuran produktivitas yang dilakukan adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat produktivitas lini produksi, sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah perbaikan jika ternyata produktivitas menurun. Berdasarkan hasil pengukuran dengan metode OMAX, diketahui bahwa terjadi penurunan pada beberapa indikator pengukuran di lini produksi. Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan produktivitas. Hasil dari pengukuran produktivitas di lini produksi, dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan strategi di masa datang [5].

    Penelitian dengan metode OMAX pada Analisa Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix Pada Departemen Produksi Pabrik Furniture Garden PT. Quartindo Sejati Furnitama. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran produktivitas di departemen produksi periode Januari sampai Agustus tahun 2006. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah penentuan kriteria utama yang paling dominan, dan indeks prestasi yang diperoleh selama ini untuk setiap kriteria. Dengan pengukuran menggunakan metode OMAX, diketahui bahwa indeks prestasi tertinggi adalah pada bulan Februari dan indeks prestasi terburuk adalah pada bulan April. Berdasarkan besarnya nilai indeks yang diperoleh, dapat dilakukan analisis untuk perbaikan di masa mendatang [6].

    Penelitian metode OMAX pada Perancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk Peningkatan Produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan Metode AHP dan OMAX. Penelitian ini dilakukan mengingat pentingnya diadakan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain. Pada penelitian ini, dibuat sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Dari perhitungan

    2

  • menggunakan AHP diperoleh bobot fungsional, efisiensi, dan kriteria yang digunakan untuk perhitungan produktivitas menggunakan OMAX. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas, hotel dapat mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan dan memperbaiki produktivitas serta profitabilitas di masa yang akan datang [7].

    Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan tentang pengukuran produktivitas dan penerapan metode OMAX, maka akan dilakukan penelitian tentang pengukuran tingkat pencapaian kinerja progdi dengan menggunakan metode OMAX. Penelitian ini mengambil studi kasus pada FTI-UKSW salatiga. Data yang diuji merupakan data progja pada periode 2010-2011 dan periode 2011-2012, dari delapan progdi di FTI-UKSW yaitu, S1 Teknik Informatika (TI), S1 Sistem Informasi (SI), S1 Desain Komunikasi Visual (DKV), S1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), Diploma Tiga Teknik Informatika (D3-TI), Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi (D3-KA), Diploma Tiga Public Relations (D3-PR), dan Diploma Tiga Usaha Perjalanan Wisata (D3-UPW). Pengujian sistem dilakukan pada enam progdi antara lain, S1-TI, S1-SI, S1-PTIK, D3-TI, D3-KA, dan D3-PR. Pada pengujian data periode 2010-2011, digunakan data simulasi pada progdi SI, DKV, PTIK, D3-TI dan D3-KA. Sedangkan pada periode 2011-2012, data simulasi digunakan untuk progdi D3-KA dan D3-UPW. Evaluasi Kinerja

    Dalam setiap organisasi, kegiatan pemeriksaan kinerja adalah kegiatan yang perlu dan umum dilakukan. Begitu pula dalam organisasi pendidikan baik di tingkat Sekolah, Universitas, maupun Sekolah Tinggi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja maupun pencapaian prestasi yang diraih dalam suatu organisasi.

    Pada dasarnya, evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan, yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik [8]. Sedangkan penilaian kinerja atau prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses dimana suatu organisasi mengevaluasi performa atau kinerja karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja mereka [9].

    Dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja merupakan penilaian periodik terhadap efektifitas suatu organisasi, unit organisasi, dan anggota organisasi dipandang dari sudut pencapaian tujuan, standar, dan kriteria organisasi [10]. Oleh karena itu, evaluasi kinerja memiliki hubungan erat dengan pengukuran produktivitas, dimana pengukuran produktivitas merupakan proses yang menunjang keberhasilan dari suatu kegiatan evaluasi kinerja. Produktivitas

    Saat ini produktivitas banyak ditemukan di berbagai bidang dan aspek kehidupan seperti pada aspek perekonomian, perdagangan, pendidikan, keuangan, usaha menengah ke bawah, bahkan menjadi perbincangan politik. Tidak jarang produktivitas sering digunakan sebagai media untuk mempublikasikan barang dan jasa. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang baik tentang produktivitas.

    3

  • Istilah produktivitas pertama kali muncul tahun 1776 dalam naskah yang disusun oleh Quesney dari Perancis. Namun filosofi dan keberadaan produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia. Makna dari produktivitas adalah suatu upaya atau keinginan manusia untuk selalu meningkatkan kualitas hidupnya dengan menggunakan sumber dayanya sekecil mungkin.

    Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas, dan bang for the buck, sering dihubungkan dengan produktivitas. Secara umum, pengertian produktivitas dikemukakan orang dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Input bisa mencakup biaya produksi (production costs) dan biaya peralatan (equipment costs). Sedangkan outputs bisa terdiri dari penjualan (sales), pendapatan (earnings), kerusakan (defects) dan market share [11].

    Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah lebih besar untuk setiap pekerja, sehingga lebih besarlah unsur-unsur kebutuhan hidup rakyat yang dapat dipenuhi sendiri [12]. Tata-laku kualitas dan produktivitas ditopang oleh sistem nilai yang mendalam terhadap pasar, yaitu mengkomit diri untuk menjamin bahwa Output nya benar-benar diterima oleh pengguna Output tersebut [13].

    Berdasarkan definisi-definisi tersebut, perlu adanya suatu konsep yang mendukung dilaksanakannya pengukuran produktivitas. Konsep tersebut selanjutnya dapat diterjemahkan ke dalam suatu Siklus, yang disebut Siklus Produktivitas, dan dibagi menjadi 4 (empat) bagian: pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, peningkatan produktivitas, seperti terlihat pada Gambar 1.

    Tahap 1:Pengukuran

    Produktivitas

    Tahap 2:Evaluasi

    Produktivitas

    Tahap 3:Perencanaan Produktivitas

    Tahap 4:Peningkatan Produktivitas

    Gambar 1 Siklus Produktivitas [14] Gambar 1 menunjukkan bahwa siklus produktivitas merupakan suatu

    proses yang berlangsung secara terus menerus (Continue), yang melibatkan aspek-aspek: Pengukuran (Measurement), Evaluasi (Evaluation), Perencanaan (Planning), dan Pengendalian dalam upaya peningkatan (Improvement). Berdasarkan konsep produktivitas, secara formal, program peningkatan produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem organisasi itu sendiri. Untuk melakukan proses pengukuran ini berbagai teknik pengukuran dapat digunakan dan dikembangkan sesuai dengan indikator pengukuran yang dipilih, baik itu indikator yang sederhana ataupun yang lebih kompleks [14].

    4

  • Metode Omax Objective Matrix (OMAX) adalah suatu metode pengukuran produktivitas

    parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (objektif). Metode ini pertama kali dikembangkan oleh James L. Riggs, P.E., pada tahun 1975.

    Sebagai sebuah metode pengukuran, OMAX memiliki beberapa kegunaan antara lain: (1) Sebagai sarana pengukuran produktivitas; (2) Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas; (3) Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.

    Selain itu, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh metode OMAX adalah: (1) Sederhana dan mudah dimengerti; (2) Data-data yang diperlukan mudah diperoleh; (3) Mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus; (4) Lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan masalah yang dihadapi.

    Metode OMAX dapat mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dapat digunakan untuk mengukur seluruh aspek kinerja yang dipertimbangkan dalam suatu unit kerja, indikator kinerja untuk setiap input dan output didefinisikan dengan jelas, dan memasukkan pertimbangan pihak manajemen dalam penentuan skor sehingga terkesan lebih fleksibel. Score Performance dari metode OMAX (Objective Matrix) berkisar pada skala 0-10, dengan demikian ada 11 tingkat pencapaian untuk setiap indikator, seperti yang terlihat pada tabel OMAX pada Gambar 2.

    Gambar 2 Tabel Omax [1] Keterangan bagian-bagian matriks sesuai dengan tabel OMAX pada

    Gambar 2, adalah sebagai berikut: [1] 1. Productivity criteria/kriteria produktivitas merupakan setiap aktivitas yang

    menunjukkan nilai produktivitas yang ditetapkan dalam bentuk rasio, seperti jumlah absen/total jam kerja, jumlah pelanggan baru/total pelanggan, dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut menunjukkan karakteristik dari performance suatu badan usaha tertentu yang diukur. Rasio ini dimasukkan pada bagian puncak dari kolom matriks.

    2. Performance/nilai pencapaian merupakan pengukuran dari performance suatu periode dimasukkan pada bagian ini untuk keseluruhan kriteria. Ini adalah hasil aktual yang telah dicapai pada periode tersebut sesuai dengan kriterianya. Data ini bisa didapat dari produksi, akuntansi, data pribadi atau informasi dari konsumen.

    5

  • 3. Scales/skala merupakan badan dari matriks disusun berdasarkan level 0 sampai level 10. Level 0 merupakan nilai performance terjelek dan nilai 10 adalah nilai pencapaian optimal yang dapat terjadi.

    4. Score/skor terletak pada baris tepat di bawah badan matriks. Setiap nilai performance yang dicapai dikonversikan menjadi score dari badan matriks. Pengkorvesian ini mengikuti aturan, bila nilai performance lebih rendah dari nilai performance pada level tertentu, namun masih lebih tinggi dari nilai sebelumnya, maka nilai performance digolongkan pada level sebelumnya.

    5. Weight/bobot merupakan tingkat kepentingan pada setiap kriteria ditunjukkan dari nilai bobot (weight) yang tertera. Jika kriteria itu dianggap penting, maka akan diberi bobot yang lebih besar dari kriteria yang lain. Total bobot keseluruhan adalah 100%.

    6. Value/nilai merupakan nilai value untuk setiap kriteria, yang didapatkan dengan cara mengalikan bobot (weight) dengan nilai (score) pada setiap kriteria.

    7. Performance Indicator terdiri atas nilai performance dari periode yang diukur (current), yang merupakan hasil penjumlahan setiap nilai value, nilai performance periode sebelumnya (previous), serta index yang didapatkan dengan cara mengurangkan nilai periode yang diukur (current) dengan nilai periode sebelumnya (previous) dibagi dengan nilai sebelumnya (previous) lalu hasilnya dikalikan dengan 100%. Dalam perhitungan produktivitas dengan OMAX ada beberapa tahap yang

    akan dilakukan: [1] 1. Langkah Pertama Pendefinisian (Defining). Pada bagian atas matriks

    terdapat kriteria produktivitas berupa perbandingan yang merupakan unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja serta berpengaruh pada tingkat produktivitas. Satuan untuk tiap-tiap kriteria ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan kriteria tersebut selain karena pengaruhnya juga sebagai faktor yang akan diteliti dan dikembangkan.

    2. Langkah Kedua Pengukuran (Quantifying). Pada badan matriks ditunjukkan tingkat pencapaian unjuk kerja untuk kriteria produktivitas. Tingkatan tersebut dibagi dalam 10 tingkat. Nilai-nilai menunjukkan tingkat dimana matriks pengukuran dimulai. Jika nilai kurang dari hasil minimum yang dapat diterima, maka nilai dianggap nol (0).

    3. Langkah Ketiga Pencatatan (Monitoring). Pada badan matriks, hasil perbandingan dari operasi yang berlangsung ditempatkan di bagian atas matriks, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pada badan matriks, dan dicatat dalam baris nilai tingkatan (score). Angka pada baris bobot (weight), menunjukkan derajat kepentingan dari masing-masing kriteria, yang kemudian dikalikan dengan nilai atasnya (score), lalu dicatat dalam baris nilai (value). Hasil penjumlahan dari value merupakan nilai performance dari periode yang diukur.

    3. Metode dan Perancangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan pada sistem yang akan

    dibangun adalah metode Prototype. Terdapat tiga tahapan dalam metode Prototype dimana ketiga tahapan tersebut berguna untuk membantu customer

    6

  • dalam mendeskripsikan kebutuhannya. Tiga tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3 Metode Prototype [15] Metode prototype terdiri dari tiga tahap, yang dapat dijelaskan sebagai

    berikut: Listen to Customer. Tahap awal dari metode ini adalah Listen to Customer (mendengarkan pelanggan), yaitu mendiskusikan, menentukan dan mengumpulkan semua kebutuhan dari sistem yang akan dibangun. Dalam Listen to Customer, proses pertama yang dilakukan adalah mendiskusikan dan mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dari sisi pengguna. Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan diskusi, yang dilakukan dengan pihak FTI-UKSW yaitu Ibu M. A. Ineke Pakereng, M.Kom., selaku mantan Ketua Progdi Teknik Informatika, sekaligus pembimbing dua penelitian, Bapak Andeka Rocky Tanaamah, SE., M.Cs., selaku Dekan FTI-UKSW, sekaligus pembimbing pertama penelitian, dan Ibu Getty Prihantina, selaku Sekretaris FTI-UKSW. Pada wawancara dan diskusi yang dilakukan, ditemukan beberapa pokok permasalahan kebutuhan yang berguna untuk sistem yang akan dibangun, antara lain: (1) Indikator pencapaian progdi yang dilaporkan setiap raker per periode masih berbentuk keterangan yaitu terlaksana, masih proses atau belum terlaksana; (2) Penting untuk FTI-UKSW mengetahui bilamana terjadi peningkatan atau penurunan produktivitasnya, baik dari setiap progdi, maupun FTI-UKSW secara keseluruhan; (3) Dibutuhkan suatu sistem yang mendukung proses evaluasi kinerja yang dilakukan setiap rapat kerja per periode, sehingga melalui sistem tersebut, dapat dilihat perkembangan dari progdi, maupun FTI-UKSW secara keseluruhan. Pokok-pokok masalah tersebut menjadi alasan dalam pembangunan sistem evaluasi kinerja progdi di FTI-UKSW, untuk mendukung proses evaluasi kinerja di FTI-UKSW.

    Build the System. Tahap berikutnya dari metode ini adalah Build the System (membangun prototype), yaitu membangun sistem berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya. Sistem yang nantinya dibangun menggunakan bahasa pemograman Visual Basic dan MySQL sebagai database sistem. Sebelum sistem dibangun, tentunya dibutuhkan suatu perancangan. Untuk perancangan sistem ini menggunakan model UML (Unfied Modeling Language). UML adalah sebuah bahasa pemrograman yang telah menjadi standar untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem dan sudah digunakan secara luas dan menggunakan notasi yang sudah dikenal untuk analisa dan desain berorientasi objek [16].

    7

  • Customer Test. Tahap terakhir dari metode ini adalah Customer Test (uji coba oleh pelanggan). Pada tahap ini, user akan melakukan pengujian sistem. Sistem yang diuji bukanlah sistem yang bisa langsung dipakai, tetapi berupa prototype. Evaluasi Kinerja Progdi

    Pada dasarnya evaluasi kinerja dilakukan guna mengetahui sampai dimana kemajuan atau perkembangan kinerja dari perseorangan maupun suatu organisasi. FTI-UKSW melakukan evaluasi kinerja setiap periode tertentu. Evaluasi kinerja yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui perkembangan program kerja pada periode yang telah berjalan dari setiap bagian yang terdapat di FTI-UKSW. Dalam penelitian ini, fokus yang dibahas adalah evaluasi kinerja pada program studi di FTI-UKSW, didasarkan pada Struktur Organisasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.

    Gambar 4 Struktur Organisasi FTI-UKSW (Sumber : Dokumen FTI-UKSW)

    Dalam evaluasi kinerja program studi, dilakukan pelaporan atas perkembangan setiap program kerja yang direncanakan pada periode yang telah berjalan, apakah sudah terlaksana, sedang berjalan, atau bahkan belum terlaksana. Pada sistem evaluasi yang dilaksanakan selama ini, penilaian masih dilakukan berdasarkan keterangan berupa tulisan yang dilampirkan oleh ketua program studi pada data progress program kerja. Hal ini masih kurang efektif dalam melihat terjadinya peningkatan maupun penurunan kinerja dari program studi tersebut. Oleh sebab itu pada penelitian ini, akan dibangun sebuah sistem untuk membantu proses evaluasi kinerja program studi. Sistem yang dibangun akan menggunakan angka dalam proses penilaiannya, sehingga dari hasil akhir penilaian dapat terlihat peningkatan ataupun penurunan kinerja. Perancangan OMAX Pada Sistem

    Berdasarkan data yang diperoleh dari FTI-UKSW, yaitu data program kerja dan data hasil evaluasi, akan dilakukan langkah-langkah pengumpulan data yang diperlukan dalam perancangan OMAX pada sistem. 1. Penentuan Rasio dan Kriteria

    Data rasio dan kriteria yang digunakan merupakan indikator-indikator pengukuran yang dipilih sesuai kebutuhan pengguna yaitu FTI-UKSW, dimana memiliki tujuan untuk mendukung perbaikan kinerja program studi yang ada. Dalam penelitian ini, data yang dipakai sebagai rasio pengukuran adalah program studi (progdi), sedangkan yang dipakai sebagai kriteria pengukuran adalah program kerja (progja) dari program studi.

    8

  • Tabel 1 Progdi sebagai Rasio Rasio R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8

    Progdi S1-TI S1-SI S1-DKV S1-

    PTIK D3-TI D3-KA

    D3-PR

    D3-UPW

    Seperti yang terlihat pada Tabel 1, terdapat delapan rasio yang dipakai pada perhitungan OMAX dalam Sistem. Banyaknya rasio disesuaikan dengan jumlah progdi yang diikut sertakan pada perhitungan. 2. Penentuan Nilai Kriteria

    Pada evaluasi program kerja progdi yang dilaksanakan FTI-UKSW, pencapaian setiap program kerja ditandai dengan status pencapaian berupa keterangan. Namun dalam sistem yang dibangun, status yang berupa keterangan tersebut akan dikonversi menjadi angka atau nilai untuk mempermudah proses pengukuran produktivitas.

    Mengingat di dalam review kajian pustaka tidak ditemukan standar nilai kriteria dalam mengukur produktivitas, maka dalam penelitian ini dikembangkan tabel konversi nilai yang menjadi acuan dalam penentuan nilai kriteria, seperti yang terlihat pada Tabel 2.

    Tabel 2 Tabel Konversi Nilai

    STATUS DESKRIPSI NILAI 25 % Tercapai dengan prosentase 25 % 25 50 % Tercapai dengan prosentase 50 % 50 75 % Tercapai dengan prosentase 75 % 75 Fail Tidak Tercapai sama sekali 0 OK Terpenuhi sesuai Target 100 Proses Dalam Proses dengan Alasan 50

    Tabel 2 memperlihatkan hasil dari konversi status pencapaian ke nilai. Status 25% menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 25%, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 25. Status 50% menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 50%, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 50. Status 75% menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah tercapai hingga prosentase 75%, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 75. Status Fail menunjukkan bahwa pelaksanaan progja tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 0 (nol). Status OK menunjukkan bahwa pelaksanaan progja telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 100. Status Proses menunjukkan bahwa pelaksanaan progja masih dalam proses dengan alasan, sehingga bobot nilai yang diberikan adalah sebesar 50%. 3. Penentuan Nilai Sasaran

    Penentuan nilai sasaran adalah menentukan nilai tertinggi dari setiap rasio yang menunjukkan nilai performance terbaik maupun terburuk, yang dicapai pada periode tertentu. Dalam penentuan nilai sasaran, nilai terbaik akan ditempatkan pada level 10, sedangkan nilai terburuk ditempatkan pada level 0.

    9

  • Tabel 3 Level 0 dan Level 10 Rasio R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Level

    0 0 0 0 0 0 0 0 0 Nilai

    Terburuk Level

    10 100 100 100 100 100 100 100 100 Nilai

    Terbaik Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai level dimulai dari angka 0 yang

    merupakan nilai level 0, sekaligus sebagai nilai terburuk, hingga angka 100 yang merupakan nilai level 10, dan sekaligus merupakan nilai terbaik. 4. Penentuan Bobot Penilaian

    Tabel 4 Bobot Penilaian Rasio R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Bobot 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5

    Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa setiap progdi atau rasio memiliki bobot penilaian yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa ke delapan progdi tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sama bagi FTI-UKSW. 5. Penentuan Kategori Nilai Performance

    Dalam pembentukan Objective Matrix, hal yang sangat penting dilakukan adalah penentuan kategori yang dapat menggambarkan nilai performance dari setiap program kerja yang menjadi indikator pengukuran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dekan FTI-UKSW, Bapak Andeka Rocky Tanaamah, SE., M.Cs., kategori nilai performance pada level 0 sampai 10 dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Level 0 sampai 2 memiliki peringkat buruk, yang berarti progja yang direncanakan tidak berjalan dengan baik; (2) Level 3 sampai 5 memiliki peringkat cukup baik, yang berarti progja yang direncanakan sebagian kecil telah berjalan; (3) Level 6 sampai 8 memiliki peringkat baik, yang berarti progja yang direncanakan sebagian besar telah berjalan; (4) Level 9 sampai 10 memiliki peringkat sangat baik, yang berarti progja yang direncanakan sepenuhnya telah berjalan. Perhitungan OMAX Manual

    Dalam membangun sistem berbasis OMAX, perhitungan manual perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mendukung sistem yang dibangun, dimana jika hasil perhitungan dari sistem sama dengan hasil perhitungan manual, maka hal itu merupakan pembuktian bahwa metode OMAX dapat diterapkan dalam membangun suatu sistem pengukuran produktivitas. Dalam perhitungan manual, tentunya dibutuhkan data-data program kerja (progja), yang berasal dari setiap program studi (progdi). Data-data progja tersebut selanjutnya diolah untuk mendapatkan nilai performance dari setiap progdi yang dapat dilihat pada Tabel 5.

    10

  • Tabel 5 Data 8 (delapan) Progdi FTI-UKSW Periode 2011/2012 PERIODE NO PROGDI NILAI 2011/2012 01 S1 Teknik Informatika ( TI ) 79

    02 S1 Sistem Informasi ( SI ) 78

    03 S1 Desain Komunikasi Visual ( DKV) 70

    04 S1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer ( PTIK ) 59

    05 Diploma Tiga Teknik Informatika ( D3-TI ) 58

    06 Diploma Tiga Komputerisasi Akuntansi (D3-KA) 75

    07 Diploma Tiga Public Relations (D3-PR) 90

    08 Diploma Tiga Usaha Perjalanan Wisata (D3-UPW) 70

    (Sumber: Evaluasi Progja Progdi FTI-UKSW Periode 2011/2012) Seperti yang terlihat pada Tabel 5, perhitungan akan dilakukan dengan

    menggunakan sampel data dari delapan progdi FTI-UKSW pada periode 2011/2012. Pada kolom nilai, terlihat nilai dari masing-masing progdi yang diperoleh pada periode 2011/2012. Nilai-nilai tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan nilai keseluruhan kriteria (progja), dibagi dengan banyaknya kriteria (progja) masing-masing progdi.

    Tabel 6 Tabel OMAX FTI-UKSW Periode 2011/2012 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rasio (S1- TI)

    (S1- SI)

    (S1- DKV)

    (S1-PTIK)

    (D3-TI)

    (D3-KA)

    (D3-PR)

    (D3-UPW) Progdi

    79 78 70 59 58 75 90 70 Performance Keterangan

    100 100 100 100 100 100 100 100 10 Sangat Baik 90 90 90 90 90 90 90 90 9

    80 80 80 80 80 80 80 80 8 Baik

    70 70 70 70 70 70 70 70 7

    60 60 60 60 60 60 60 60 6

    50 50 50 50 50 50 50 50 5 Cukup Baik

    40 40 40 40 40 40 40 40 4

    30 30 30 30 30 30 30 30 3

    20 20 20 20 20 20 20 20 2 Buruk

    10 10 10 10 10 10 10 10 1

    0 0 0 0 0 0 0 0 0

    8 8 7 6 6 8 9 7 Score

    12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 Weight

    100 100 88 75 75 100 112 88 Value

    738 Total

    11

  • Tabel 6 merupakan hasil perhitungan OMAX FTI-UKSW untuk periode 2011-2012 dengan total nilai 738. Nilai pada bagian Score diperoleh dengan cara, mencocokkan posisi performance masing-masing progdi atau rasio terhadap Level 0 sampai 10. Selanjutnya nilai pada bagian Value diperoleh berdasarkan hasil perkalian Score dengan Weight. Sedangkan nilai pada bagian Total, yang merupakan nilai keseluruhan FTI-UKSW pada periode 2011-2012, diperoleh berdasarkan hasil penjumlahan nilai pada bagian Value dari kedelapan progdi atau rasio.

    Berdasarkan hasil perhitungan OMAX FTI-UKSW untuk periode 2011-2012, telah didapatkan nilai produktivitas FTI-UKSW yaitu 738. Berdasarkan nilai tersebut, jika dibagi dengan 1000 (maksimal nilai), dan dikalikan dengan 100%, maka akan diperoleh hasil yaitu 73,8, dimana nilai ini berada pada indikator performance baik. Perancangan Proses

    Perancangan proses mengggunakan Unified Modelling Language (UML), struktur tabel dalam database dan relasi antar tabel. Desain UML meliputi tiga diagram yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini yaitu use case, activity dan class diagram.

    System

    AdminUser

    Master Dosen

    Master User

    Master Progdi

    Master Periode

    Master Kriteria

    Master Sub Kriteria

    Master Deskripsi Nilai

    Master Bobot

    Penilaian Kinerja

    Hasil Penilaian

    History Penilaian

    Gambar 5 Use Case Diagram Sistem Evaluasi Kinerja Pada Gambar 5, terlihat use case diagram sistem evaluasi kinerja, dengan

    dua actor yaitu admin dan user, dimana masing-masing memiliki use case dan hak akses ke dalam sistem yang berbeda. Admin dapat mengakses semua menu yang ada di dalam sistem dan dapat melakukan olah data seperti tambah, ubah, hapus dan lihat data. Sedangkan User memiliki hak akses sebatas pada menu master dosen, master user, hasil penilaian dan history penilaian, dimana pada menu master dosen dan master user, user hanya dapat melakukan ubah data dan lihat data, sedangkan pada menu hasil penilaian dan history penilaian, user hanya dapat melihat hasil proses olah data.

    12

  • Tbl_Progdi

    +ID_Progdi: nvarchar (10)+Deskripsi: nvarchar (50)

    +ProgdiTable()+ProgdiTableByID()+ProgdiTableByName()+UpdateProgdi()+CreateNew()+DeleteProgdi()+DeleteAllProgdi()

    Tbl_Periode

    +ID_Periode: nvarchar (20)+Deskripsi: nvarchar (50)

    +PeriodeTable()+PeriodeTableByID()+PeriodeTableByName()+UpdatePeriode()+CreateNew()+DeletePeriode()+DeleteAllPeriode()

    Tbl_Kriteria

    +ID_Kriteria: nvarchar (20)+Deskripsi: nvarchar (50)

    +KriteriaTable()+KriteriaTableByID()+KriteriaTableByName()+UpdateKriteria()+CreateNew()+DeleteKriteria()+DeleteAllKriteria()

    Tbl_SubKriteria

    +ID_Sub: nvarchar (20)+ID_Kriteria: nvarchar (20)+Deskripsi: nvarchar (50)

    +UnsurKriteriaTable()+SubKriteriaTableScore()+UnsurKriteriaTableByID()+UnsurKriteriaTableByName()+UpdateUnsurKriteria()+CreateNew()+DeleteUnsurKriteria()+DeleteAllUnsurKriteria()

    Tbl_DeskNilai

    +ID_Desk: nvarchar (20)+Deskripsi: nvarchar (200)+Nilai: int

    +DeskNilaiTable()+DeskNilaiTableByID()+DeskNilaiTableByName()+UpdateDeskNilai()+CreateNew()+DeleteDeskNilai()+DeleteAllDeskNilai()

    Tbl_Dosen

    +Kode_Dosen: nvarchar (5)+Nama: nvarchar (50)+Alamat: nvarchar (50)+Kelamin: nvarchar (10)+Telp: nvarchar (20)

    +DosenTable()+DosenTableByID()+DosenTableByName()+UpdateDosen()+CreateNew()+DeleteDosen()+DeleteAllDosen()

    Tbl_User

    +Kode_Dosen: nvarchar (5)+Username: nvarchar (5)+Password: nvarchar (50)+Status: nvarchar (5)

    +UserTable()+UserTableByID()+UserTabelByName()+UpdateUser()+CreateNew()+DeleteUser()+DeleteAllUser()

    Tbl_Penilaian

    +ID_Periode: nvarchar (20)+ID_Sub: nvarchar (20)+ID_Progdi: nvarchar (10)+ID_Desk: nvarchar (20)+Kode_Dosen: nvarchar (5)

    +PeniliaianTable()+PenilaianTableByID()+PenilaianTableByName()+UpdatePenilaian()+CreateNew()+DeletePenilaian()+DeleteAllPenilaian()+HistoryPenilaianByPeriode()+HasilPenilaianByPeriode()

    Tbl_Bobot

    +ID_Periode: nvarchar(20)+ID_Progdi: nvarchar (10)+Bobot: int

    +BobotTable()+BobotTableByID()+BobotTableByName()+UpdateBobot()+CreateNew()+DeleteBobot()+DeleteAllBobot()

    N1

    N

    1

    N

    1

    N

    1

    11

    N

    1

    N 1

    N

    1

    N 1

    Gambar 6 Class Diagram Sistem Evaluasi Kinerja Gambar 6 adalah Class Diagram dari tabel database sistem evaluasi kinerja

    progdi. Terdapat sembilan tabel antara lain Tbl_Bobot, Tbl_Periode, Tbl_Kriteria, Tbl_SubKriteria, Tbl_Penilaian, Tbl_Progdi, Tbl_DeskNilai, Tbl_Dosen dan Tbl_User. Tabel-tabel tersebut memiliki keterkaitan atau relasi antara satu dengan yang lain. Tabel periode memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel bobot, karena dalam satu periode memiliki lebih dari satu pembobotan progdi. Tabel Kriteria memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel sub kriteria, karena satu kriteria bisa memiliki banyak sub kriteria. Tabel Progdi memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel bobot karena satu progdi memiliki lebih dari satu bobot sesuai dengan periode yang berbeda. Tabel periode memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel penilaian, karena tabel penilaian menampung data-data penilaian dalam satu periode. Tabel Progdi memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel penilaian, karena data-data penilaian satu progdi ditampung ke dalam tabel penilaian. Tabel sub kriteria memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel penilaian, karena data-data hasil penilaian sub kriteria ditampung dalam tabel penilaian. Tabel deskripsi nilai memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel penilaian, karena tabel penilaian menampung banyak deskripsi penilaian yang berbeda-beda. Tabel dosen memiliki relasi satu ke banyak dengan tabel penilaian, karena satu dosen bisa memiliki data-data penilaian yang banyak, dan semuanya ditampung di tabel penilaian. Tabel dosen memiliki relasi satu ke satu dengan tabel user, karena untuk melakukan login, satu dosen memiliki satu password yang berbeda dengan yang lain. 4. Hasil dan Pembahasan

    Gambar 7 Form Penilaian Kinerja

    13

  • Gambar 7 merupakan form penilaian kinerja dimana pada form ini admin melakukan aktivitas memasukkan data penilaian sub kriteria sesuai dengan progdi dan periode pengukuran yang ditentukan. Kode program yang digunakan untuk menampilkan form ini dapat dilihat pada Kode Program 1. Kode Program 1 Menampilkan Form Penilaian Kinerja

    1 2 3 4 5 6 7

    Private Sub PenilaianKinerjaToolStripMenuItem_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PenilaianKinerjaToolStripMenuItem.Click Dim fc As New MasterPenilaian fc.MdiParent = Me fc.Show() End Sub

    Kode Program 1 digunakan untuk menampilkan form penilaian kinerja. Perintah pada baris 1-5 menjelaskan pada saat admin memilih sub menu pernilaian kinerja dari menu proses. Sedangkan perintah pada baris 6 adalah perintah untuk menampilkan form penilaian kinerja.

    Gambar 8 Form Hasil Penilaian Gambar 8 merupakan form hasil penilaian dari aplikasi sistem evaluasi

    kinerja progdi. Pada form ini proses perhitungan OMAX dilakukan. Proses perhitungan dengan OMAX dapat dilihat pada Kode Program 2. Kode Program 2 Perhitungan OMAX

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

    CREATE view [dbo].[vw_rekap_omax] as select ID_Periode, ID_Progdi, Nilai, Performance, Value, Weight, case when performance between 9 and 10 then 'Sangat Baik' when performance between 6 and 8 then 'Baik' when performance between 3 and 5 then 'Cukup' when performance between 0 and 2 then 'Buruk' end Keterangan From ( select id_periode, id_progdi, AVG(nilai) nilai ,case when convert(decimal(18,2),convert(decimal(18,2),AVG(nilai))/10 - AVG(nilai/10)) > 0 then AVG(nilai)/10 + 1 else AVG(nilai)/10 end performance , bobot value ,(case when convert(decimal(18,2),convert(decimal(18,2),AVG(nilai))/10 - AVG(nilai/10)) > 0 then AVG(nilai)/10 + 1 else AVG(nilai)/10 end )* bobot weight from vw_rekap_penilaian group by id_periode, id_progdi,bobot) data

    14

  • Kode Program 2 merupakan perintah pada SQL yang menjelaskan tentang proses perhitungan OMAX. Perintah pada baris 3-7 digunakan untuk pengecekan nilai performance guna menentukan keterangan nilai performance. Perintah pada baris 10 digunakan untuk menentukan nilai rata-rata berdasarkan periode dan progdi. Sedangkan perintah pada baris 11-19 digunakan untuk mencari nilai performance, dimana jika nilai hasil pembagian lebih besar dari 0 berarti nilai performance adalah AVG(nilai)/10 + 1 , sedangkan jika nilai hasil pembagian sama dengan 0 maka nilai performance adalah AVG(nilai)/10.

    Gambar 9 Form Report Gambar 9 merupakan form report (laporan) dari aplikasi sistem evaluasi

    kinerja progdi. Laporan pada form ini ditampilkan berdasarkan hasil proses OMAX. Hasil perhitungan dengan OMAX diimplementasikan dengan menggunakan grafik produktivitas. Grafik pada Gambar 9 merupakan grafik yang menggambarkan perkembangan produktivitas dari progdi TI pada periode 2010-2011 dan periode 2011-2012. Dapat dilihat bahwa terjadi perkembangan indeks pencapaian pada periode 2011-2012. Hal ini menunjukkan terjadi kemajuan dalam perkembangan produktivitas progdi TI pada periode tersebut. Pada bagian tabel, terdapat nilai performance dan nilai akhir yang digunakan sebagai nilai indeks pada grafik. Nilai performance diperoleh dari hasil penjumlahan keseluruhan nilai progjar dibagikan dengan jumlah banyaknya progjar pada periode pengukuran. Sedangkan nilai akhir didapatkan dengan cara mengalikan level performance dengan bobot progdi. Bagian keterangan pada tabel merupakan kategori dari nilai performance. Hasil Analisis Pengujian Aplikasi

    Berdasarkan hasil pengujian sistem yang dilakukan menunjukkan bahwa proses berjalannya aplikasi secara fungsional telah berjalan dengan baik, karena output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

    Pengujian kepada pengguna aplikasi adalah salah satu cara dalam mengimplementasikan aplikasi yang telah dibuat. Dalam pengujian ini, pengguna memberikan penilaian kualitatif aplikasi melalui kuisioner yang diberikan. Dalam analisis kualitas aplikasi, akan dilakukan dengan menggunakan skala 1-5, dengan kategori kualitas sebagai berikut: (1) Skala 1 untuk kualitas sangat kurang; (2)

    15

  • Skala 2 untuk kualitas kurang; (3) Skala 3 untuk kualitas cukup; (4) Skala 4 untuk kualitas baik; (5) Skala 5 untuk kualitas sangat baik.

    Tabel 7 adalah hasil pengujian sistem dengan status pengguna admin. Pengujian dilakukan bersama dengan enam subjek penguji yang merupakan dosen dengan status ketua progdi.

    Tabel 7 Hasil Pengujian Pengguna Sistem

    No. Objek Pengujian Subjek Penguji

    Analisis Secara Kualitatif 1 2 3 4 5 6

    1 Interface (Tampilan) 5 4 4 4 4 4

    1 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai interface dengan skala 5 (kualitas sangat baik), dengan nilai presentasi (1/6)x100% = 17%.

    5 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai interface dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (5/6)x100% = 83%.

    2 Manfaat Data Kriteria 4 3 3 4 4 3

    3 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat data kriteria dengan skala 3 (kualitas cukup), dengan nilai presentasi (3/6)x100% = 50%.

    3 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat data kriteria dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (3/6)x100% = 50%.

    3 Manfaat Data Sub Kriteria 4 3 3 3 4 4

    3 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat data sub kriteria dengan skala 3 (kualitas cukup), dengan nilai presentasi (3/6)x100% = 50%.

    3 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat data sub kriteria dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (3/6)x100% = 50%.

    4 Manfaat Penilaian Kinerja 4 3 3 4 4 4

    4 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat penilaian kinerja dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (4/6)x100% = 67%.

    2 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat penilaian kinerja dengan skala 3 (kualitas cukup), dengan nilai presentasi (2/6)x100% = 33%.

    5 Manfaat Laporan Hasil Penilaian 4 3 3 3 5 4

    3 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat laporan hasil penilaian dengan skala 3 (kualitas cukup), dengan nilai presentasi (3/6)x100% = 50%.

    2 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat laporan hasil penilaian dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (2/6)x100% = 33%.

    1 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai manfaat laporan hasil penilaian dengan skala 5 (kualitas sangat baik), dengan nilai presentasi (1/6)x100% = 17%.

    6 User Friendly (Kemudahan Penggunaan)

    3 4 4 4 4 5

    4 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai User Friendly dengan skala 4 (kualitas baik), dengan nilai presentasi (4/6)x100% = 66%.

    16

  • 1 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai User Friendly dengan skala 5 (kualitas sangat baik), dengan nilai presentasi (1/6)x100% = 17%.

    1 subjek dari 6 subjek yang menguji aplikasi sebagai pengguna admin menilai User Friendly dengan skala 3 (kualitas cukup), dengan nilai presentasi (1/6)x100% = 17%.

    Berdasarkan hasil pengujian pengguna pada Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa sistem evaluasi kinerja progdi yang dibangun dengan menggunakan metode OMAX dapat diimplementasikan, dan dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kinerja progdi di FTI-UKSW. 5. Simpulan

    Berdasarkan hasil perancangan dan pembuatan aplikasi Sistem Evaluasi Kinerja Progdi menggunakan Metode OMAX di FTI-UKSW, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode OMAX dapat digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas progdi dengan cara mengumpulkan data progja dari setiap progdi, untuk kemudian diolah dan ditentukan data kriteria, data sub kriteria, dan pembobotan progdi, yang digunakan dalam proses perhitungan OMAX. Hasil pengolahan data progja untuk periode 2011-2012 menunjukkan peningkatan performansi kinerja dari progdi maupun FTI-UKSW secara keseluruhan, dimana proses perkembangan tersebut dapat dilihat pada grafik perkembangan kinerja yang ada pada aplikasi sistem evaluasi kinerja progdi. Berdasarkan implementasi dan pengujian dengan user, sistem yang dibangun dapat membantu dalam pengukuran produktivitas dari kinerja progdi, dimana sistem yang dibangun dapat membantu progdi dalam mengontrol perkembangan dan pencapaian program-program kerja yang direncanakan setiap periodenya. Saran pengembangan untuk penelitian ke depan adalah perlu adanya standar program kerja yang memungkinkan semua progdi untuk menggunakannya dengan standar yang sama. Selain itu perlu adanya penambahan report untuk sub kriteria dan report untuk melihat perbandingan progress antar progdi. 6. Daftar Pustaka [1] Riggs, James L. 1987. Production System. Oregon : Oregon University US. [2] Irsyadi, Fitra. 2005. Pengukuran produktivitas mesin dengan pendekatan

    metode Objective Matrix serta prioritas perbaikan produktivitas melalui metode Analytical Hierarchy Process. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/40/jbptunikompp-gdl-s1-2005-fitrairsya-1999-bab-2.doc. Diakses tanggal 22 Januari 2012.

    [3] Singgih, Moses L. 2009. Model Produktivitas Objective Matrix (OMAX), Analisis Produktivitas. http://www.ie.its.ac.id/downloads/publikasi/131694604_1158Model%20Produktivitas%20.pdf. Diakses tanggal 24 Januari 2012.

    [4] Ngemba, Hajra Rasmita. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Terhadap Produktivitas Hotel Menggunakan Metode OMAX (studi kasus : Hotel Le Beringin Salatiga). Skripsi Fakultas Teknologi Informasi UKSW : Salatiga.

    17

  • 18

    [5] Nurdin, Riani & Zabidi Yasrin. 2006. Pengukuran dan Analisis Produktivitas Lini Produksi PT. XYZ dengan menggunakan Metode Objective Matrix. http://www.stta.ac.id/artikel/omaxsinarsemesta.pdf Diakses tanggal 04 Februari 2012.

    [6] Kholil, Muhammad & Yogaswara, Yogi. 2009. Analisa Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix Pada Departemen Produksi Pabrik Furniture Garden PT. Quartindo Sejati Furnitama. http://research.mercubuana.ac.id/proceeding/PRODUKTIVITAS-MODEL-OBJECTIVE-MATRIX.pdf. Diakses tanggal 05 Februari 2012.

    [7] Yulia, Rostianingsih Silvia & Anggraini Devina. 2007. Perancangan dan Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan untuk Peningkatan Produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan Metode AHP dan OMAX. http://repository.gunadarma.ac.id:8000/252/1/SE_Yulia_01(7)306_312.pdf Diakses tanggal 26 November 2011.

    [8] Hutabarat, Jhon Sumiharjo. 2008. Evaluasi Pelaksanaan Program Pengembangan Perumahan (Studi Pada Kantor Dinas Permukiman dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU : Medan.

    [9] Chairy, Liche Seniati. 2005. Evaluasi Kinerja Dosen oleh Mahasiswa. http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/EvaluasiDosen-UINSI-Liche.pdf. Diakses tanggal 13 Februari 2012.

    [10] Herlinda, Nila. 2001. Analisis Pengaruh Gaya Evaluasi Kinerja Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Menerapkan Variabel Mediasi : Tekanan Kerja, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja (Studi Kasus Pada Empat BUMN Kawasan Industri Di Indonesia). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akutansi UNDIP : Semarang.

    [11] Gomes, Faustino Cardoso. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi.

    [12] Kussriyanto, Bambang. 1986. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta : Gramedia.

    [13] Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.

    [14] Sumanth, David J. 1985. Productivity Engineering and Management. Singapore : McGraw Hill.

    [15] Pressman, Roger S., 2001, Software Engineering a Practitioners Approach, New York : McGraw-Hill Higher Education.

    [16] Kristanto, Andri. 2004. Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar). Yogyakarta : Gava Media.