Synopsis of Research Proposal - 1

7
Synopsis of Research Proposal SINOPSIS RENCANA PENELITIAN Analisa faktor tingkat kesesuaian hasil uji RBT ( Rose Bengal Test ) pada petugas pusat kesehatan hewan di wilayah banten dengan petugas balai veteriner subang OLEH SATRIYO SETYO UTOMO BALAI VETERINER SUBANG TAHUN 2015 1

description

Peternakan

Transcript of Synopsis of Research Proposal - 1

Page 1: Synopsis of Research Proposal - 1

Synopsis of Research Proposal

SINOPSIS RENCANA PENELITIAN

Analisa faktor tingkat kesesuaian hasil uji RBT ( Rose Bengal Test ) pada petugas

pusat kesehatan hewan di wilayah banten dengan petugas balai veteriner subang

OLEH

SATRIYO SETYO UTOMO

BALAI VETERINER SUBANG

TAHUN 2015

1

Page 2: Synopsis of Research Proposal - 1

Synopsis of Research Proposal

Judul Sinopsis Analisa faktor tingkat kesesuaian hasil uji RBT ( Rose

Bengal Test ) pada petugas pusat kesehatan hewan di

wilayah banten dengan petugas balai veteriner subang

Nama Calon Mahasiswa Satriyo Setyo Utomo

Asal/Institusi Balai Veteriner Subang

JL Terusan Garuda Blok Werasari

Kel Dangdeur Kec Subang Kab Subang

Jawa Barat

Telp / Fax : ( 0260 ) 7423134 / 7423178

Nama Calon Pembimbing*(Nama lengkap)

Bidang Calon Pembimbing Kesehatan Masyarakat Veteriner

Latar Belakang

Brucellosis merupakan salah satu penyakit hewan menular strategis yang

menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Menurut Samkhan, dkk ( 2012 )

kerugian ekonomi yang di sebabkan oleh brucellosis bila tidak dilakukan penanggulangan

secara tepat mencapai 385 milyar / tahun. Kerugian ekonomi pada umumnya disebabkan

oleh kematian fetus, penurunan berat badan ,penurunan produksi susu dan hambatan dalam

perdagangan ternak antar wilayah. Kerugian lainya adalah brucellosis merupakan penyakit

zoonosis, yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. ( Hirsh dan Yuan, 1999 ).

Penularan brucellosis umumnya terjadi melalui pembebasan kuman dalam jumlah sangat

besar setelah kluron atau melalui lendir yang keluar setelah melahirkan pada ternak yang

menderita brucellosis. ( Subronto, 2008 ).

Salah satu kunci penting dalam pembebasan brucellosis adalah pengujian dengan

menggunakan metode yang mudah, murah dan cepat. RBT ( Rose Bengal Test ) merupakan

salah satu uji yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan hewan dunia ( OIE )

sebagai uji tapis. ( OIE, 2012 ). Selain itu RBT ( Rose Bengal Test ) juga dapat digunakan

untuk memperkirakan keberadaan brucellosis dalam kelompok ternak ( Dirjend * Bila sudah ada kontak atau komunikasi

2

Page 3: Synopsis of Research Proposal - 1

Synopsis of Research Proposal

Peternakan, 1999 ). Dengan fungsinya yang sangat penting dalam upaya pembebasan

brucellosis, maka di perlukan adanya jaminan hasil uji dengan menggunakan metode RBT (

Rose Bengal Test ), sehingga pembebasan brucellosis dapat tercapai sesuai dengan kaidah

epidemiologi. 1

Propinsi Banten sebagai salah satu lumbung ternak nasional dan penyanggah suplai

daging ibu kota memiliki posisi yang strategis didukung dengan populasi ternak kerbau

nomer 5 ( lima ) secara nasional . ( Dirjend PKH, 2013 ). Selain populasi kerbau yang

cukup besar, wilayah Propinsi Banten juga memiliki Feedloter yang cukup besar dengan

beberapa perusahaan besar yang beroperasi diwilayah Propinsi Banten.

Sejak tahun 2010 hingga 2012, Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner telah

melakukan pengambilan specimen berupa serum darah dan dilakukan pengujian secara

serologis. Pada tahun 2013 dilakukan surveilans brucellosis secara terstruktur di seluruh

wilayah Propinsi Banten dengan pengambilan serum darah sapi potong, sapi perah dan

kerbau secara proporsional dalam rangka tahapan pembebasan brucellosis diwilayah

Propinsi Banten. Berdasarkan pedoman umum pengendalian dan penanggulangan

brucellosis yang dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Hewan ( 2012 ), pengujian RBT

( Rose Bengal Test ) dilakukan oleh laboratorium kesehatan hewan dan pusat kesehatan

hewan yang berada di kabupaten kota.

Dengan pendelegasian wewenang pengujian uji RBT ( Rose Bengal Test ) kepada

laboratorium kesehatan hewan dan pusat kesehatan hewan, proses pembebasan dapat

berjalan dengan lebih cepat dan lebih baik, dikarenakan banyaknya pemangku

kebijaksanaan yang terlibat dalam proses pengambilan dan pengujian specimen.

(Maksimal 2 halaman)

Identifikasi Masalah

Laboratorium kesehatan hewan dan pusat kesehatan hewan diwilayah Propinsi

Banten pada umumnya memiliki keterbatasan peralatan pengujian dan SDM ( Sumber

Daya Manusia ) baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sehingga hasil uji RBT ( Rose

Bengal Test ) yang tidak sesuai dengan standar pengujian akan menimbulan kurang

tepatnya hasil pengujian. Hasil yang kurang tepat dapat berupa negatif atau positif palsu, 3

Page 4: Synopsis of Research Proposal - 1

Synopsis of Research Proposal

yang pada akhirnya akan berpengaruh lansung pada proses pembebasan brucellosis

diwilayah Propinsi Banten.

(Maksimal ½ halaman)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian uji RBT ( Rose Bengal

Test ) dan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kesesuaian uji RBT ( Rose Bengal

Test ) yang dilakukan oleh petugas laboratorium kesehatan hewan dan pusat kesehatan

hewan diwilayah Propinsi Banten dengan petugas di Balai Veteriner Subang.

(Bila lebih dari satu tujuan dibuat dalam butir-butir)

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukkan bagi Balai Veteriner

Subang dan Dinas terkait yang membidangi masalah kesehatan hewan dalam melakukan

pembinaan pada laboratorium kesehatan hewan dan pusat kesehatan hewan dalam rangka

peningkatan kualitas hasil uji RBT ( Rose Bengal Test ) dalam rangka pembebasan

brucellosis.

(Bila lebih dari satu kegunaan dibuat dalam butir-butir)

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan . 2013. Statistik Peternakan dan

Kesehatan Hewan 2013. Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan . 1999.Manual Standar Metode Diagnosa Laboratorium

Kesehatan Hewan. Jakarta.

Direktorat Kesehatan Hewan. 2012. Pedoman Umum Pengendalian dan Penanggulangan

Brucellosis. Jakarta

Hirsh DC, Yuan CZ. 1999. Veterinary Microbiology. California. : Blackwell

Science.Inc.4

Page 5: Synopsis of Research Proposal - 1

Synopsis of Research Proposal

Samkhan, dkk. 2012. Survey Seroepidemiologi Brucellosis Pada Sapi Perah di Wilayah

Layanan Balai Besar Veteriner Wates Tahun 2012. Buletin Laboratorium Veteriner

Edisi Bulan Oktober-Desember Vol. 12, No. 4.

Subronto, 2008. Ilmu Penyakit Ternak I-b ( Mammalia ). Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

OIE, 2012 . OIE Terresterial Manual 2012. Chapter 2.4.3 Bovine Brucellosis ( Internet )

diunduh ( 18 Juni 2015 ) tersedia

http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/2.04.03_BOVINE_

BRUCELL.pdf

(Hanya yang dirujuk saja yang ditulis)

5