Syarifudin, metode penelitian dakom

161
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 1

Transcript of Syarifudin, metode penelitian dakom

Page 1: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 1

Page 2: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 2

METODE PENELITIAN

DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Oleh: Syarifudin

Page 3: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 3

Syarifudin, M.Sos.I METODE PENELITIAN: Dakwah dan Komunikasi @ Edisi Pertama, Cetakan Ke-II Kencana, 2011 009 Hak Penerbitan Pada wad@akomsmart Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dengan cara apapun termasuk dengan cara fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit

Cover : Dinograf Percetakan : wadakomsmart offset Lay-out : Khuzainil Perpustakaan Nasional : Katolog dalam tahun terbitan (KDT) Syarifudin, M.Sos.I METODE PENELITIAN:Dakwah dan Komunikasi Ambon: www.hhttp; wadakomsmart Ed. I Cet. I; 148 halaman: 21.5X15.5 cm ISBN: 1973-0617-062-0 Cetakan ke I; 17 Juni 2011 wadakomsmart Ambon-Indonesia

Page 4: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 4

Kata Pengantar

Berkat iradah dan karunia-Nya Allah swt sehingga

mendapatkan sebuah perbendaharaan yang paling indah dalam

metode penelitian dakwah dan komunikasi. Ilmu ini sifatnya

ringan dibawa, dan bersinar jikala sepi serta membantu jika

susah, ia adalah ilmu. Buku ini termasuk serpihan dari jutaan

kajian ilmu sehingga memilih salah satu bidang kajian yakni

metode penelitian dakwah dan komunikasi kontemporer sebagai

bahan pelengkap bacaan bagi praktisi dan ilmuan dakwah dan

komunikasi.

Penulis harus jujur bahwa karya ini bukan murni pemikiran

dari penulis sendiri tetapi, karya banyak orang. Kerena tidak ada

karya seseorang yang tak lepas dari bantuan pemikiran orang

lain. Penulis dibantu oleh berbagai pandangan dan karya penulis

sebelumnya terutama pemikiran Ali Mahfuz} pendiri ilmu

dakwah di Mesir, Muhammad Ali Aziz(ilmuan dakwah, Sugiono,

Sutrisno Hadi, Buku Panduan karya Ilmiah UIN Makassar tahun

2009, Mustarin Singke, Deddy Mulyana, Jalaluddin Rahmat,

Stephen Littlejhon(ahli komunikasi), Bogdan, Denis McQuwail,

Lexy Moleong, Burhan Bungin, Sapian Faisal, Robert K.Yin.

Inovasi dan inspirasi dari berbagai literatur inilah yang penulis

kemas menjadi metode penelitian dakwah dan komunikasi yang

selama ini masih langkah dibahas secara spesifik oleh ilmuan

dakwah dan komunikasi.

Metode penelitian dakwah dan komunikasi dalam sarat

dengan perspektif, paradigma, citarasa dan metode penelitian

sosial yang dapat memudahkan mengungkap problematika

Dakwah dan Komunikasi dan kajian sosial lainnya. Buku ini

lahir dari kelangkahan buku rujukan metode penelitian dakwah

dan komunikasi.

Page 5: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 5

Buku ini sulit hadir didepan anda tanda bantuan para Dosen

yang ahli dibidangnya sehingga kami minta keikhlasan ilmunya

sebagai guru, serta ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Firdaus Muhammad, M.A dan Dr. Amar Ahmad,

M.A (Dosen Komunikasi Islam).

2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.A dan Dr. Suf Kasman,

M.A (Jurnalistik Dakwah).

3. Dr. Arfah Siddiq, M.A dan Dr. Nurhidayat Muh. Said,

M.A (Media Dakwah Kontemporer).

4. Kepada Ibunda tercinta yang selalu mendoakan saya

serta Istri dan anakku Khuzainil Ardiansyah, Abdul

Raihan, dan Andi Wahyuni Ardani yang lucu sebagai

inspirator dalam kesulitan moga dibalas dengan

karuniah yang lebih besar lagi.

Dengan demikian, hanya kepada Allah swt kami mengharap

bimbingan, hidayah, intuisi dan penalaran yang tajam sehingga

panca indra kami dapat merekam pesan-pesan Allah yang

sifatnya tampak maupun yang tidak tampak. Akhirnya hidupku,

matiku dan seluruh perbuatanku aku pasrahkan kehadirat Allah

swt sebagai penguasa alam semesta, dan hanya Allah yang Maha

mengetahui dan Maha bijaksana melalui contoh dari Sunnah

Rasullullah saw.

Penulis

Syarifudin

Page 6: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 6

Kata Pengantar .................................................................. iii-iv

Daftar isi .............................................................................. v-vi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latarbelakang ..................................................... 1

B. Identifikasi Permasalahan ................................... 3

BAB 2 LANDASAN FILOSOFIS

A. Ilmu Dakwah dan Komunikasi .......................... 6

B. Pengertian penelitian .......................................... 6

C. Landasan Normatif. ............................................ 6

D. Manusia dan masalahnya .................................... 8

E. Kajian Filosofis ................................................. 20

1. Ontologi ....................................................... 24

2. Epistemologi ................................................ 28

3. Aksiologi ...................................................... 39

F. Berpikir reflektif ............................................... 40

G. Penelitian Natural/Kualitatif ............................ 47

BAB 3 TEORI DAKWAH DAN KOMUNIKASI

A. Pengertian ......................................................... 50

B. Ruang lingkup Kajian Teori ............................. 52

C. Kajian Teori ...................................................... 54

1. Dakwah ........................................................ 54

2. Komunikasi .................................................. 56

D. Jenis Karya Tulis Ilmiah ................................... 59

E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah ............................... 62

BAB 4 METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................. 65

B. Teknik mengungkap pakta (eksplanasi) ........... 74

C. Proses Pengambilan Data ................................ 78

D. Skala Pengukuran Istrumen. ............................. 81

E. Teknik Analisa Data. ........................................ 85

1. Teknik Analisis Data kuantitatif ............... 85

Page 7: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 7

2. Teknik Analisis Data kualitatif .................. 87

BAB 5 MODEL ANALISIS DAN PENDEKATAN

A. Pengertian ......................................................... 89

B. Analisis teks dan bahasa ................................... 89

1. Konten Analisis (analisis isi) ....................... 91

2. Analisis Bingkai (Framing analysis) ........... 92

3. Analisis Semiotik......................................... 93

4. Analisis Hermeneutika ................................ 96

C. Analisis tema-tema budaya............................... 96

1. Analisis kinerja dan individual .................... 97

2. Analisis Focus Group Discussion (FGD) .... 98

3. Analisis Studi Kasus .................................... 98

4. Analisis teknik biografi ............................. 100

5. Analisis SWOT .......................................... 100

6. Analisis dokumenter ................................. 103

7. Analisis Digital forensip ............................ 104

BAB 6 PETA DAKWAH DAN KOMUNIKASI

A. Pengertian ....................................................... 105

B. Ruang lingkup penelitian ................................ 109

C. Peta Dakwah dan Komunikasi ........................ 111

D. Sinopsis Penelitian Kualitatif ........................ 113

BAB 7 TEKNIK PENULISAN

A. Teks (Bagian Tubuh Tulisan) ......................... 128

B. Kutipan dalam Teks ........................................ 131

C. Pustaka ............................................................ 151

Page 8: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Metode penelitian ini lahir akibat dari kemajuan kemampuan

cara berpikir manusia untuk memperbaiki, memudahkan, dan

menyelesaikan permasalahan akademik. Cara mengungkap fakta

tersebut berdasarkan pengamatan melalui realitas (data-data)

yang didapatkan melalui ketajaman dan kecerdasan indrawi

menelaah realitas sosial.

Ketajaman analisis sebuah masalah dan keluasan kegunaan

sebuah penelitian akan melahirkan perbedaan antara strata kajian

S1, S2 dan S3. Oleh karena itu calon peneliti perlu memilih,

memilah, dan menetapkan masalah yang dianggap dapat dikaji

berdasarkan fakta dan referensi yang dapat mendukung temuan

anda. Penelitian yang bermutu tinggi akan tetap menjadi rujukan

calon peneliti dan akan tetap bertahan sepanjang masa. Hasil

penelitian itulah yang akan menjadi amal jariah secara on line,

sebagaimana James Watt menemukan energy listrik sampai

sekarang ini tetap digunakan untuk kemaslahatan umat manusia

moderen dewasa ini.

Seni mendapatkan informasi dan memproduksi informasi

dalam penelitian dakwah dan komunikasi termasuk seni

dokumentasi data dari hasil temuan peneliti. Data yang valid

adalah data yang diperoleh bedasarkan kaidah-kaidah ilmiah

yakni metode pengumpulan data dan analisis serta dilandasi oleh

motivasi (niat) yang jujur dan objektif untuk kemaslahatan

umat manusia.

Kejujuran peneliti dan objetifitas pengambilan data baik

pustaka dan data lapangan dibutuhkan kredibilitas peneliti

Page 9: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 9

sendiri. Karena hal ini berhubungan dengan keabsahan data yang

akan dijadikan sebagai pendapat atau hujjah dalam melakukan

dakwah dan komunikasi. Dengan demikian kejujuran peneliti

yang professional harus dilandasi oleh sifat:

1. Siddiq (dapat dipercaya),

2. Amanah (bertanggungjawab)

3. Fat}anah (cerdas), dan

4. Qana’ah (pasra dan puas pada ketentuan Allah).

Keempat kriteria sifat yang harus dimiliki oleh seorang

peneliti. Sifat ini akan berhubungan dengan validitasi data yang

sesuai kriteria ilmiah seperti:

1. Data dapat dipertanggungjawabkan.

2. Memiliki sistematika dan mekanisme yang dapat diikuti

oleh orang lain.

3. Kebenaran data bersifat universal

4. Tidak bertentangan dengan akal/Rasio

5. Dapat diferifikasi

6. Dapat dicernah oleh indra

7. Tidak bertentangan dengan Agama

Metodologi penelitian dakwah dan komunikasi termasuk

mekanisme dan cara menghimpun data sama dengan metode

penelitian pada umumnya yakni mengumpulkan data,

menganalisis data dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang

valid jika didukung oleh data yang lengkap dan memiliki

kualitas data yang kredibel. Kredibilitas data yang valid jika

harus didukung oleh teori ilmu pengetahuan Ontologi (ilmu

Page 10: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 10

tentang wujud/yang ada), Epistemologi (ilmu tentang cara

menyusun Ilmu), dan Aksiologi (nilai etika dan estetika ilmu).

Metode penelitian dakwah dan komunikasi terus mengalami

perkembangan sesuai dengan ledakan jumlah penduduk, dan

perkembangan teknologi canggih sebagai instrumen kemajuan

ilmiah. Fummel (1958) menegaskan bahwa kajian akademik

terus mengalami kemajuan cara menyelesaikan permasalahan

berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.

Kajian akademik khususnya metode penelitian dakwah dan

komunikasi sampai saat ini masih mendapat problematika yang

cukup signifikan. Kajian ilmu tidak terbatas ia berjalan terus

sesuai perkembangan manusia dalam mencari kebenaran baik

kebenaran positifistik, kebenaran relatifitas dan kebenaran

Mutlak yaitu Allah swt. Akhir dari ilmu adalah membentuk

prilaku manusia menjadi insan, dan akhlaqul qarimah dalam

menyebarluaskan ilmu untuk mencapai rahmat bagi alam

semesta.

B. Identifikasi Permasalahan

Metode dakwah dan komunikasi jika melihat hasil penelitin

yang ada masih jauh dari apa yang diharapkan banyak

problematika ilmu dakwah dan komunikasi yang sampai

sekarang ini belum banyak disentuh oleh para praktisi dan

ilmuan dakwah dan komunikasi khususnya penyebaran informasi

kepada lapisan-lapisan masyarakat.

Dengan demikian perlu di indentifikasi problematika tersebut

untuk menelaah, menyelidiki dan memahami bagaimana metode

penelitian yang kredibel berdasarkan pada teori ilmu

Page 11: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 11

pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi sebagai

instrument ferfikasi metode penelitian dakwah dan komunikasi.

Metode penelitian dakwah dan komunikasi sampai saat ini

jika belum maksimal memberikan kontribusi signifikan akibat

permasalahan sebagai berikut:

1. Pemerintah belum menjadi hasil kajian ilmiah sebagai

informasi yang penting dalam membuat kebijakan.

2. Banyak hasil penelitian yang tidak layak menjadi penentu

kebijakan. Peneliti dalam melakukan penelitian kurang

mempertimbangkan azas manfaat, baik manfaat

akademik maupun manfaat praktis.

3. Mekanisme pengambilan data cenderung belum maksimal

memenuhi kaidah-kaidah penelitian sehingga peneliti

kerap kali mengambil jalan pintas sehingga hasil

penelitiannya kurang kredibel.

4. Peneliti belum menjadi sebuah instrument Pemerintah

untuk membuat kebijakan yang strategis tetapi lebih pada

kepentingan pribadi.

5. Jasa peneliti belum dihargai oleh Pemerintah sesuai

profesionalisme dalam mengungkap probelmatika.

6. Peneliti di bidang akademik cenderung mulai sifat instan,

yang penting cepat selesai sehingga melakukan hal-hal

yang kerap kali bertentangan dengan kaidah metodologi

penelitian.

7. Kurangnya panduan peneliti dalam bidang Dakwah dan

komunikasi. Rumpun ilmuan dakwah dan komunikasi

khususnya di Kementrian agama kurang memiliki para

ahli sehingga perkembangannya kurang signifikan.

Page 12: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 12

Dari identifikasi permasalahan tersebut, maka perlu buku

panduan peneliti khusus bagi konsentrasi dakwah dan

komunikasi untuk memudahkan para ilmuan dan praktisi dakwah

dan komunikasi dapat maksimal melakukan penelitian yang

dapat memberikan kontribusi serta solusi berupa rekomendasi

dan kebijakan strategis pada kementrian agama dan instansi lain

yang terkait sehingga, terjadi perubahan sosial yang lebih baik di

Indonesia.

Perubahan sosial dapat terjadi jika ada temuan seperti contoh

penemuan media teknologi komunikasi telah terbukti telah

melakukan perubahan sosial yang sangat cepat terhadap

masyarakat dunia. Temuan ini, termasuk penemuan yang

spektakuler dari hasil analisis dan pendekatan ilmiah yang

mendalam.

Selain analisis dan pendekatan metode penelitian dakwah dan

komunikasi yang tidak kalah penting menurut Mustarin Singke

adalah tulisan itu harus runtut adalah dan memiliki satu kesatuan

yang tak terpisahkan sebagai contoh:

1. Pemilihan masalah harus jeli melihat hubungan dan

batasan masalah tersebut.

2. Relevansi antara Masalah dengan judul.

3. Relevansi antara judul bab dengan sub masalah.

4. Relevansi antara Bab dengan Bab.

5. Hubungan submasalah dengan tujuan, saran dan

rekomendasi.

6. Hubungan kesimpulan dan sub-sub masalah

7. Relevansi antara kesimpulan, masalah dan abstrak.

Inilah yang akan menjadi perhatian serius dalam buku

metodologi penelitian dakwah dan komunikasi.

Page 13: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 13

BAB 2

LANDASAN FILOSOFIS

A. Pengertian penelitian

Metode penelitian dalam bahasa inggris disebut sebagai

science research method metodologi berasal dari kata

metodologi maknanya ilmu yang menyelidiki, menelaah, cara

pencarian, penyusunan, pengejaran, atau penelitian. Research

artinya melakukan pencarian. Berarti metodologi penelitian

adalah seperangkat ilmu pengetahuan tentang langkah-langkah,

sistematis logis, tentang mekanisme pencarian data yang

berkenan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis

kemudian diambil kesimpulan dan rekomendasi demi

kemaslahatan umat manusia.

B. Landasan Normatif.

Penelitian yang baik perlu memiliki landasan kebenaran

korenspodensi, koherensi, pragmatis, khusuli dan khuduri. Sejak

awal prinsip ini perlu dibangun untuk menentukan instrument

(alat ukur kebenaran) dalam melihat problematika berdasarkan

Al-Quran dan Sunnah. Bagi kaum positifisme kebenaran empiris

yang menjadi alat ukur, tetapi untuk rumpun ilmu dakwah dan

komunikasi Islam melakukan kolaborasi antara khusuli dan

hudhuri dengan aliran empirisme, positifisme, dan idealisme.

Metode penelitian yang telah dianalisis perlu memperhatikan

nilai-nilai etika dan estetika keilmuan sehingga dapat

dikategorikan sebagai ilmu. Pemberlakuan unsur-unsur tersebut

biasanya ditetapkan secara khusus untuk konteks lingkungan

akademik yang tertentu. Walaupun begitu, secara umum, unsur-

Page 14: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 14

unsur di bawah ini dipandang berlaku umum dalam setiap

penulisan karya tulis ilmiah.

1. Memelihara kejujuran, ini berarti tulisan yang disajikan

bukan merupakan milik orang lain. Penulis karya tulis

ilmiah harus secara jujur membedakan antara pendapatnya

dan pendapat orang lain yang dikutip. Pengutipan

pernyataan dari orang lain harus diberi kredit, pengakuan

atau penghargaan dengan cara menyebutkan sumbernya.

2. Menunjukkan sikap rendah hati (tawa>d}u‘). Karya tulis

ilmiah, misal-nya, tidak perlu mengobral kata-kata atau

istilah-istilah asing dalam konteks yang tidak tepat dan

perlu karena penulis bermaksud mema-merkan

kemampuannya dalam bahasa asing yang bersangkutan.

Biasanya, penulisan kata-kata asing diperlukan jika

padanannya dalam bahasa Indonesia belum ada atau

dianggap belum tepat. Begitu juga pengutipan dan

perujukan silang (cross reference), baik dalam catatan kaki

maupun dalam daftar pustaka, sebaiknya tidak memuat

literatur-literatur yang tidak relevan dengan topik karya

tulis ilmiah, sebab yang demikian itu dianggap hanya

memamerkan kekayaan literatur dan kemampuan bahasa

(asing) penulisnya saja.

3. Bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang

diungkapkan, serta tidak melemparkan kesalahan yang

terdapat dalam karya tulis itu kepada orang lain, atau

pihak lain.

4. Bersikap terbuka, dalam arti memberikan kesempatan

kepada pihak lain untuk memeriksa kembali kesahihan

Page 15: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 15

data dan fakta yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah

itu.

5. Bersikap cermat dalam mengemukakan data, pernyataan,

penulisan nama orang, nama tempat, ejaan, dan lain-lain.

Kesemberonoan dan kemalasan dalam melakukan

pengecekan ulang terhadap data yang dikemukakan

menunjukkan rendahnya etika dan tradisi ilmiah sese-

orang.

6. Bersikap objektif dalam menyajikan uraian. Salah satu

faktor yang menunjang sikap objektif dalam

mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian adalah

pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan berpikir

yang benar, yang dikenal dengan logika. Pemahaman

terhadap bidang pengetahuan ini memungkinkan

seseorang menghindari prosedur dan cara-cara berpikir

yang salah (logical fallacies).

C. Manusia dan masalahnya

Kesulitan-kesulitan dalam menghadapi masalah disebabkan

oleh dua faktor yaitu pertama; orang kurang tahu caranya

memecahkan masalah yang dihadapi itu. Kedua; orang kurang

ilmu atau informasi tentang cara menyelesaikan permasalahan

tersebut. Semakin banyak masalah yang dihadapi seseorang

semakin sedikit ilmunya dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut.

Orang yang memiliki banyak cara menyelesaikan

permasalahan hidupnya secara praktis umumnya cerdas keluar

dari masalah yang dihadapi, pengetahuan semacam ini disebut

ilmu praktis/terapan. Ilmu adalah kumpulan pengalaman-

Page 16: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 16

pengalaman kebenaran yang telah dirasakan secara kontinyu oleh

manusia dihimpung dalam satu struktur kalimat.

Cara penyelesaikan seseorang membutuhkan standar

kebenaran sebagai panduan penyelesaian masalah sebagai

kebenaran yang disepakati yang tertuang dalam bentuk aturan

normatif oleh masing-masing komunitas sesuai agama, budaya,

dan idiologinya. Dalam kajian dakwah dan komunikasi ukuran

ilmiah berangkat dari kebenaran korespondesi, koherensi,

pragmatis, khusuli dan khuduri.

Dalam menyelesaikan permasalah menurut ilmu pengetahuan

yang telah ditemukan oleh para ilmuan yaitu cara berpikir

analistik dan cara berpikir sintetik. Filosofi Penelitian Kualitatif

Sanapiah Faisal menganalogikan metodologi penelitian

kualitatif seperti lampu lalulintas (traffic lights) yang berfungsi

sebagai pengatur arus gerak kendaraan bermotor yang melintas

di persimpangan jalan. Jika lampu mera menyala maka

kendaraanpun berhenti.

Pertanyaannya adalah apakah arus gerak kendaraan itu

termasuk bersifat mekanistik? atau bersifat otomatiskah prilaku

para pengendara kendaraan tersebut? atau pengedara kendaraan

itu mencerminkan mekanisme kausal?

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut ternyata tidak tunggal.

Jawabannya sangat bergantung pada aliran pemikiran atau

tradisi pemikiran atau idiologi kebenaran yang dianut.

Jawabannya tergantung pada pemikiran filsafat yang dianut

khususnya tentang mekanisme dalam proses ontologi,

epistemologi dan aksiologi.

Dalam kajian metode dakwah dan Komunikasi Islam ini lahir

untuk memperkaya dan memberi nilai etika dan estetika kepada

Page 17: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 17

teori-teori komunikasi moderen yang berkembang di Eropa dan

di Indonesia yang tampaknya indah dipandang mata tetapi

kering dengan nilai-nilai moral keilmuan. Dampak ini akibat

kekeliruan membangun aksiologi keilmuan dari warisan

pemikiran Ibnu Rus, Ibnu Sina yang diadopsi oleh dunia Eropa

kurang memahami proses penerapan ilmu sehingga dapat

memicu pola pikir praktisi ilmuan menilai manusia hanya

sekedar materi belaka.

Kekeliruan tersebut berpengaruh terhadap bangunan

epistemologi keilmuan, sehingga melahirkan eksplotasi terhadap

alam, pelacuran sumber-sumber energi tanpa ada program

konservasi alam.

Orientasi epistemologi keilmuan melahirkan idiologi

kapitalis, materialisme, positifisme dan pragmatisme yang

berdampak pada teori ilmu komunikasi. Hemat penulis ini telah

menyalahi adab/etika keilmuan yang merubah pola pikir manusia

menjadi bijaksana, cinta alam dan berbakti pada Tuhan sebagai

sumber ilmu. Dalam mendapatkan ilmu tradisi eropa tidak

memiliki adab/etika dalam mendapatkan ilmu sehingga ilmu

yang diproduksi cenderung liar dan tidak bisa di jinakkan.

Sehingga lahirlah produk demokrasi sebagai bentuk produk ilmu

yang semata-mata mencari kemenangan tetapi tidak mencari

kebenaran inilah fakta dari ilmu yang kering dengan nilai-nilai

etika dan estetika.

Gregori Bateson juga memberikan sanggahan yang sangat

tegas oleh sebagian ilmuan barat yang beridiologi empirisme,

materialism, dan idialisme juga telah menyalahi kaidah-kaidah

epistemologi yang bertentangan dengan nilai-nilai h}ikmah.

Page 18: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 18

Implikasi epistemologi yang keliru tersebut, berkorespondesi

terhadap produk teknologi dan komunikasi moderen yang

menyebabkan rusaknya lapisan-lapisan alam, insektisida, polusi,

lapisan ozom rusak, jalur lalu-lintas pesawat terbang, jarahan

radioaktif, lalu-lintas informasi dan menopoli satelit. Semua ini

diakibatkan oleh kekeliruan membangun epistemologi ilmu

pengetahuan karena motivasi kapitalisme yang tidak terkenali

dijadikan idiologi dalam keilmuan yang berdampak pada

penerapan ilmu itu.

Hemat penulis inilah prediksi Ali bin Abi Thalib yang dikutip

Amsal Baktiar bahwa celakalah orang yang tidak mengetahui

apa hakikat ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah bersujud pada

pemberi ilmu pengetahuan itu. ilmu ruhani akan hilang

meninggalkan materi ilmu. Kelihatan hanya jazat ilmu yang

tampak menarik dipermukaan tetapi kering dengan nilai

kearifan, melainkan ia bringas laksana beringasnya harimau

lapar.

Kebringasan itu tampak pada pencitraan negara Timur

Tengah dan asia tenggara dicitrakan lewat propaganda

komunikasi lewat teknologi informasi guna merusak citra

masyarakat Timur Tengah sesama ciptaan Tuhan yang diberi

ruang untuk hidup diplanet bumi. Sikap yang sama juga

diprediksikan oleh Bacon mengenai ciri epistemologi keilmuan

Barat yang mendewakan materialisme dan sekularisme yang

ingin menguasai alam adalah mustahil.

Bacon menilai bahwa epistemologi ilmu pengetahuan era

sekarang hanya menarik secara bentuk tetapi kurang memiliki

jiwa perbaikan akibat proses epistemologi yang keliru. Produk

epistemologi ilmu komunikasi cenderung memengaruhi,

Page 19: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 19

menjajah dalam berbagai macam produk keilmuan seperti,

demokrasi, budaya, teknologi dan eksploitasi sumber daya alam

baik laut, maupun udara karena idiologi yang dibangun adalah

idiologi materialisme yang berlebihan. Dampak negatif dari

kekeliruan epitemologi tersebut, melahirkan gempa dimana-

mana serprti Aceh tahun 2003 Jepang tahun 2011, kerusakan

alam, polisi udara, darat semua ini tidak terlepas dari kekeliruan

membangun epistemologi ilmu pengetahuan.

Gejolak penjajahan keilmuan barat tersebut sehingga perlu

diberikan nilai aksiologi Islam yang berbasis pada Al-Quran dan

Sunnah sehingga nilai informasi itu memiliki unsur ama>nah,

fat}a>nah, siddiq dan qana>ah. ada titik temu antara ilmu langit dan

ilmu alam. Doktrin sumber komunikasi Islam yang tertuang

dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw merupakan sumber

primer materi pengetahuan yang perlu didesain menjadi ilmu

pengetahuan yang memiliki fungsi kearifan antar sesama

manusia.

Wacana komunikasi Islam disusun kemudian direalitaskan

dalam bentuk Aqidah, syariah dan Akhlaq dalam tataran

implementatif trilogi ini harus menyatu dalam membangun

disiplin ilmu komunikasi Islam yang permanen. Al-Quran,

Sunnah Rasulullah, Fenonema alam wadah kajian ontologi yang

dapat mengungkap wujud sumber pengetahuan yang tersirat

dalam Al-Quran dan Sunnah perlu dieksplorasi menjadi materi

keilmuan bagi konsentrasi dakwah dan komunikasi.

Disiplin ilmu komunikasi Islam di Fakutas Dakwah dan

Komunikasi di seluruh Indonesia belum menjadi konsumsi

permanen tetapi hanya sebatas wacana pengetahuan semata

belum menjadi sebuah disiplin ilmu yang dapat diferifikasi

Page 20: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 20

secara ilmiah. Kajian ini menjadi penting untuk mendapatkan

format komunikasi Islam yang berasal dari perpaduan antara

komunikasi murnih yang bercorak bottom up dan komunikasi

Islam yang bercorak top douwn serta bagaimana model

integrasinya dengan disiplin ilmu dakwah dan komunikasi

murnih.

Al-Quran dan Sunnah sebagai wujud pengetahuan tersebut,

perlu didialogkan dengan fakta empiris tentang proses

komunikasi sesama umat manusia yang sesuai nilai-nilai Al-

Quran dan Sunnah. Untuk mendialogkan Al-Quran dan Sunnah

tersebut membutuhkan teori ilmu pengetahuan untuk

mendapatkan sumber materi kemudian disusun secara sistematis

sesuai kaidah-kaidah logika matriil filsafat ilmu pengetahuan

berdasarkan pada aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Hal ini sangat memungkinkan dengan adanya sumber

pengetahuan dalam Al-Quran dan Sunnah jika melihat objek

pengguna komunikasi Islam yang berjumlah 5 Milyar jiwa, yang

berbeda-beda suku etnis, agama, budaya secara naluri

membutuhkan pola komunikasi yang dapat menyehatkan jiwa,

serta meminimalisasi terjadinya konflik maka peran komuniksi

Islam sangat dibutuhkan.

Untuk menjadikan materi pengetahuan yang telah ditemukan

dalam ayat Al-Quran dan Sunnah tersebut, perlu diproses lewat

epistemologi sebagai teori ilmu pengetahuan yang mengkaji dan

menyelidiki secara sistematis wujud materi yang telah

didapatkan dari penelusuran ayat Al-Quran, Sunnah dan fakta

empiris yang dapat cernah oleh akal dan panca indra menjadi

sebuah bangunan keilmuan yang mandiri.

Page 21: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 21

Setelah telah disusun materi pengetahuan tersebut di dalam

mesin epistemologi secara sistematis maka proses selanjutnya

ilmu tersebut dinilai manfaat bagi kemaslahatan umat dalam

teori ilmu pengetahuan yakni aksiologi. Teori ilmu ini

menyelidiki, mengkaji dan menelaah nilai etika dan estetika dari

materi ilmu tersebut.

Permasalahannya adalah komunikasi Islam masih bersifat

parsial belum berdiri menjadi satu disiplin tersendiri. Pertanyaan

adalah bagaimana cara komunikasi Islam dapat menjadi disiplin

ilmu yang mandiri, dan bagaimana pola integrasinya dengan

disiplin ilmu dakwah dan komunikasi. Dalam makalah ini

penulis rumuskan menjadi 3 pokok masalah yaitu:

1. Apa materi Dakwah dan komunikasi Islam dalam kajian

ontologi, epistemologi, dan aksiologi?

2. Bagaimana menyusun teori kebenaran menurut Dakwah

dan komunikasi Islam dalam kajian ontologi,

epistemologi, aksiologi?

3. Mengapa harus ada proses integrasi komunikasi Islam

dakwah dan komunikasi?

Untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap judul

makalah ini, maka perlu penulis jelaskan makna leksikal dan

gramatikal kalimat dari judul makalah ini. Hal ini

dilatarbelakangi banyaknya pemahaman makna lain dari kata

dan kalimat dalam judul makalah di atas.

Pengertian Komunikasi Islam: Ilmu yang menyelidiki dan

mempelajari secara sistematis, analitis, proses pengiriman pesan

dan penerimaan informasi yang dapat merubah prilaku manusia

menjadi lebih baik berdasarkan sifat komunikasi ama>nah,

Page 22: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 22

fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,

Syariah dan Akhlaq. Definisi komunikasi Islam di atas maka

proses selanjutnya adalah mendesain materi komunikasi Islam

baik objek formal (materi keilmuan) dan objek informasi

(Prilaku komunikasi manusia). Semua ini diferifikasi dalam

mesin teori ilmu yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Komunikasi Islam adalah: disiplin ilmu yang menyelidiki,

mempelajari, dan menelaah secara kritis sistematis, proses

komunikasi dengan Allah, manusia dan alam baik yang bersifat

rasional maupun metarasional, menurut sifat, tujuan fungsi dan

metodenya. Metarasional juga adalah sebuah realitas yang dapat

dirasakan serta dapat berpengaruh pada objek yang matriil

(prilaku manusia).

Komunikasi Islam bersumber dari Al-Quran dan Sunnah

yang mengungkap cara berkomunikasi para Nabi dan Rasul

Allah, khususnya sifat komunikasi ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan

qanaah. manusia dan alam semesta. Adab penyebaran dan

penerimaan informasi melalui komunikasi Islam dalam

mengekspresikan informasi lebih menekankan pada perubahan

prilaku yang dapat memacu suasana kebatinan untuk gemar

melakukan komunikasi secara baik (ah}san). Tradisi dan prinsip

dasar komunikasi Islam adalah gemar berkomunikasi yang dapat

menyehatkan jiwa menjadi baik.

Menyehatkan jiwa termasuk fungsi komunikasi Islam yakni,

didasari oleh niat baik dalam mengubah sikap, memengaruhi,

mendidik, memperbaiki prilaku komunikasi yang dalam bentuk

interpersonal, antarpersonal, kelompok maupun secara massa.

Fungsi komunikasi Islam mencerahkan, menginformasikan,

menghibur, dan memperbaiki masyarakat. Kegemaran

Page 23: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 23

berkomunikasi dengan baik inilah yang perlu diimplementasikan

dalam bentuk empiris.

Mekanisme prilaku empiris dakwah dan komunikasi dapat

dilakukan melalui metode komunikasi Islam dengan berbagai

macam cara yaitu Teknik jurnalis Islam, Hablum minallah,

Hablum minannas, kaligrafi, komputer grafis, desain komunikasi

visual Islam, khabar, jadilhum, dan arsitektur teknologi

informasi Islam. Dan analisis sistem informasi Islam.

Dengan demikian komunikasi Islam merupakan suatu sistem

dari sumber Al-Quran dan As-Sunnah, serta perenungan

ekperimen rasional dan metarasional yang memiliki satu

kesatuan secara sitematis berdasarkan kaidah-kaidah normatif

yang dapat difahami lewat Al-Quran dan As-Sunnah. Pemikiran

komunikasi Islam menyatu dengan pemikiran teori komunikasi

Islam.

Sejarah komunikasi Islam tidak terlepas dari pergumulan

dengan warisan teologi klasik yang Pergolakan studi pemikiran

Islam klasik melahirkan faham besar yang menguasai pemikiran

dunia Islam yakni faham kejabariahan dan keqadariahan.

Perdebatan teologi ini melahirkan cara pandang dalam

memahami komunikasi Islam dan alam realitas. Warisan

peradaban keilmuan klasik sangat menentukan target kemajuan

ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang.

Paradigma komunikasi Islam ini tentunya membutuhkan

kajian ilmiah, yang menjadi under line adalah faham

kejabariahan dan keqadariahan tersebut telah menjadi kekayaan

khazanah pemikiran komunikasi Islam dalam pengembangan

keilmuan. Hemat penulis faham kejabariahan dan keqadariahan

Page 24: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 24

secara empiris yang menguasai pola pikir keilmuan komunikasi

Islam dewasa ini.

Perkembangan tiga mazhab teologi besar yakni, Mu’tazilah,

Asy’ariyah dan Maturidiyah peletak dasar konstruksi pemikiran

komunikasi Islam yang memiliki wawasan keislaman dan corak

komunikasi yang berbeda-beda secara teologis. Perbedaan ini

lahir dari proses komunikasi yang panjang sehingga

menghasilkan wawasan dialektika komunikasi Islam hingga

sekarang. Perdebatan dalan sejarah peradaban Islam klasik ini

hemat penulis satu kekayaan intelektual dalam bidang

komunikasi Islam.

Dari proses ontologi para ilmuan baik filosof maupun

agamawan sangat memengaruhi pola pengembangan keilmuan

Komunikasi Islam khususnya dalam membangun idiologi

kebenaran. Semua ini akan berdampak pada pengembangan

keilmuan. Hemat penulis dalam bangunan teori dalam

komunikasi Islam harus lahir dari rahim akumulasi Al-Quran,

Sunnah, dan peradaban keilmuan yang ada di dunia barat dan

timur. Karena ilmu itu otoritas Tuhan yang ditempelkan pada

diri manusia yang lemah, kemudian dengan ilmu manusia dapat

berbuat kebajikan, kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya dan kemaslahatan seluruh makhluk Tuhan di

permukaan bumi ini.

Untuk menghindari hal tersebut, kajian komunikasi Islam

harus lahir dari rahim Al-Quran dan Sunnah yang didesain

berdasarkan kaidah dialektika logika yang baik, kemudian

dikonfirmasikan dengan fakta empiris. Adapun ciri dari ilmu

pengetahuan komunikasi Islam yaitu ada perbedaan ontologi,

epsietemologis dan aksiologis dengan ilmu komunikasi murni.

Page 25: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 25

dibangun ada beberapa kriteria proses ontologi yang perlu

menjadi pertimbangan dalam mendesain ilmu pengetahuan.

Banyak terminologi Al-Quran yang memiliki potensi sumber

ilmu pengetahuan disiplin ilmu komunikasi Islam yang bercorak

perumpamaan (Ams}}al). terlebih dahulu perlu diketahui apa

hakikat manusia sebagai makhluk yang diberi kuasa oleh Allah

menjadi khalifah yang diberi amanah membangun peradaban

dunia berdasarakan kekuatan akal sehingga dapat mengungkap

yang abstrak menjadi nyata.

Selain itu unsur yang perlu ada dalam sebuah bangunan ilmu

adalah aspek objeknya, darimana sumber materi pengetahuan

tersebut, apa hakikatnya, bagaimana cara menyusunnya sehingga

menjadi satu disiplin ilmu baru, mungkinkah manusia dapat

memahaminya, sampai dimana batasannya, apa manfaatnya dan

mengapa ilmu ini harus lahir.

Manusia sebagai penemu ilmu diciptakan memiliki peran

memakmurkan dunia ini berdasarkan informasi wahyu langsung

maupun tidak langsung serta batas kekuatan, kelemahan, hal

yang diketahui, yang tidak dapat diketahui yang diberikan

kepada Allah. Manusia sebagai makhluk komunikasi Al-Quran

menginformasikan dengan menggunakan huruf alif, nun dan sin

semacam insan, ins, nas, atau unas, basyar, bani adam dan zurriat

Adam. Kata basyara di ambil dari kata basyarah yang artinya

kulit yang indah yang berbeda dengan kulit binatang lain. Dalam

QS Al-Kahfi/18: 110 Allah menginformasikan

Terjemahnya:

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti

kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya

Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa

mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia

Page 26: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 26

mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia

mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

Tuhannya".

Ayat ini memberikan isyarat bahwa dari sisi basyar manusia

semua sama secara anatomi diproses berdasarkan sunnahtullah

yang sama. Hal ini membuktikan bahwa yang akan membedakan

manusia yang satu dengan lain adalah kreatifitas mendapatkan

ilmu. Semakin berkembang peradaban keilmuan seseorang

semakin canggih budipekerti dan kesejahteraan hidupnya.

Semakin banyak ilmu kebaikan yang diinput melalui panca

indra semakin arif dalam melakukan tata tertib cara

berkomunikasi, semakin banyak menginput informasi negatif

semakin tinggi kecendrungan berkomunikasi yang tidak Islami.

Potensi manusia dalam menemukan ilmu banyak

diinformasikan dalam Al-Quran seperti: QS At-Tin/95:5, Al-

Isra/17: 70, QS Ibrahim/14: 34, QS Al-Kahfi/18: 54. Potensi

untuk mengetahui nama dan fungsi benda alam, manusia terdiri

dari Jazat : ( Unsur: Jiwa, Naps, Akal, Hati, dan fuad). ( Unsur

Sifat: Air, Api, Tanah dan Angin (AATA/Hamba) Unsur cosmos

kemudian Allah fasilitasi rahasianya (Ruh), semua kekuatan

yang Allah berikan kepada manusia ini memiliki potensi

melakukan rekayasa wujud-wujud yang ada sesuai kadar yang

telah ditentukan Allah swt dalam menjelajahi alam semesta ini.

Arip Tiro dalam bukunya bagaimana aku berfikir. Ia

menjelaskan pentingnya dialektika berfikir unruk mendapatkan

pengetahuan yang melalui panca idra yang diberikan Tuhan.

sesuai kemampuan panca indra dalam menginterpretasi simbol-

silmbol alam semesta ini sebagaimana di informasikan dalam QS

Al-Baqarah/2: 31-33.

Page 27: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 27

Terjemahnya:

31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-

benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para

Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama

benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang

benar.

32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang

Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan

kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha

mengetahui lagi Maha Bijaksana.

33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada

mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah

diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu,

Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,

bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan

bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang

kamu sembunyikan.

TerjemahanQS Al-Baqarah / 2 : 31 yakni memberikan

penjelasan proses pancaindra merekam peristiwa terhadap

terhadap tanda/simbol alam yang dapat ditangkap oleh panca

indra. Memperhatikan geonologi benda dan fenomena yang

tampak pada diri manusia dan alam dalam melakukan

komunikasi. Dalam tafsiran lain terjemahan hakim dengan

Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim ialah: yang

mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan

sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan

dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir

mendekati arti Hakim.

F. Kajian Filosofis

Komunikasi Islam dalam makalah ini akan diwarnai oleh

tradisi filsafat Islam di mana ada 3 mazhab dominan di dalamnya

Page 28: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 28

yakni mazhab peripatetik dengan tokoh Al-Farabi dan Ibnu Sina

mudah dengan warna rasionalistik Aristotelian yang begitu khas,

mazhab illuminasionis (isyraqi) dengan tokoh Suhrawardi Al-

Maktul dengan corak sintesis antara rasionalisme Aristotelian

dengan intuisi neo-Platonisme, sehingga mazhab Isyraq

menggabungkan antara pemikiran rasional dengan pemikiran

intuitif yang bersumber dari wujud sang filosof melalui metode

riyadhah.

Mazhab yang ketiga adalah al-Hikmah al-Muta’alliyah

dengan tokoh Mulla Shadra, mazhab ini bercorak Isyraqi hanya

saja Mulla Shadra menambahkan dimensi wahyu sebagai sumber

sah gagasan filosofis. Dari uraian ini terlihat bahwa pertentangan

antara pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik hanya

terjadi pada mazhab peripatetik sedangkan pada mazhab isyraqi

dan Al-hikmah Al-muta’alliyah, filsafat justru dijadikan lidah

bagi pengungkapan pengetahuan-pengetahuan batin.

1. Sumber pengetahuan: Pengetahuan mistis bersumber dari

kedalaman wujud sang mistikus, ini berdasarkan kaidah ke-

aku-an. Pengetahuan adalah wujud itu sendiri, sepanjang

hal-hal ilusif ke-dia-an yang memakai topeng ke-aku-an

tidak ditanggalkan, maka wujud/pengetahuan akan tetap

bercampur dengan ketiadaan/kebodohan. Ke-dia-an

(identitas ilusif aksidental yang menempel dan terpahami

sebagai hakikat-esensial seperti pangkat, harta, garis darah)

mesti dilebur, seperti emas yang dibakar agar logam selain-

emas bisa sirna, kedalam identitas sejati yakni

kebergantungan dan kefakiran itu sendiri terhadap Wujud

Wajib, yakni Kekasih Sejati.

Page 29: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 29

2. Alat/medium pengetahuan: Pengetahuan mistis diperoleh

melalui hati atau jiwa yang dibersihkan dari hal-hal yang

menempelinya seperti hasrat dan ketamakan, kebencian dan

permusuhan, serta hal-hal yang tidak adil lainnya (ifrat dan

tafrid). Keadaan yang mesti digapai sang mistikus adalah

keadaan washatan atau pertengahan, yang berkonotasi

terhadap keadilan atau menempatkan sesuatu pada

tempatnya.

3. Objek pengetahuan:Pengetahuan mistis juga menjadikan

wujud sebagai objek kajiannya, hanya saja dalam

perkembangan selanjutnya, para mistikus menganggap

bahwa wujud hakiki hanya milik Tuhan semata, dan seluruh

mahluk hanya memiliki wujud metaforis belaka, seperti

pohon dan bayangannya atau matahari dan sinarnya.

Keduanya, matahari dan pohon, eksis hakiki. Sedangkan

bayangan pohon dan sinar matahari eksis hanya sebagai

efek atau subordinasi dari pohon dan matahari.

4. Cara memperoleh pengetahuan: Sang mistikus melakukan

apa yang disebut olah batin atau riyadhah yang disebut juga

aktifitas untuk menyingkirkan segala `ke-dia-an sehingga

yang tinggal hanya aku di mana aku adalah `engkau itu

sendiri, ini berdasarkan hadist dari Nabi Suci Saw. Bahwa

Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal

Tuhannya. Riyadhah bisa berbentuk zikir, shalat, puasa,

atau aktivitas-aktivitas manapun yang dianggap bisa

meleburkan ego-rendah ke dalam Ego-Ilahiyah. Poin lain

yang mesti dicatat dalam cara pengetahuaan mistik

diperoleh adalah penekanan pada otoritas dan tradisi,

Page 30: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 30

sehingga kehadiran pembimbing spiritual (mursyid) adalah

sesuatu yang vital.

Teori kebenaran yang paling kuno adalah teori pengetahuan

ontologi, epiatemologi dan aksiologi yang pertama kali

digunakan oleh Thales. Sumber ilmu pengetahuan komunikasi

Islam didapatkan dari berbagai sumber ilmu yaitu dari Al-Quran

dan Sunnah dan fenomena alam yang saling melengkapi dan

tidak bertentangan dengan usaha mencari kebenaran.

Corak dan watak ilmu pengetahuan menurut Basman kerap

kali dipengaruhi oleh aliran subjektivitas dan objektivitas para

ilmuan berdasarkan fakta empiris dan standar kebenaran yang

dibangun, sesuai dengan kekuatan referensi yang ditelaah oleh

panca indra.

Masalah Pokok yang dibahas dalam filsafat komunikasi

Islam:Ontologi (Wujud Metafisika): Mengkaji, menyelidiki

tentang wujud Teologi, Kosmologi dan Antropologi komunikasi

Islam. Epistemologi: Cara mengetahui wujud mengkaji,

menyelidiki tentang hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan

dan metode pengetahuan komunikasi Islam. Aksiologi:

Mengkaji, menyelidiki tentang etika (akhlaq natural dan akhlaq

teologis), dan Estetika (keindahan natural dan keindahan

teologis) komunikasi Islam.

Ontologi: berasal dari bahasa Yunany yaitu ontos dan logos.

Ontos artinya: Sesuatu yang ada. Ontologis adalah teori ilmu

tentang hakikat yang ada yang menyelidiki apek teologis,

kosmologi dan antropologi. Hal ini juga diteguhkan oleh Neong

Muhajir dalam bukunya filsafat ilmu ontologi membahas tentang

Page 31: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 31

yang ada, yang tidak terikat oleh wujud tetapi ia adalah inti

materi yang bersifat universal.

Epistemologi: berasal dari bahasa Yunani yakni episteme dan

logos. episteme artinya pengetahuan atau kebenaran, logos

artinya:pikiran kata atau teori. Cara menyusun secara sistematis

sumber pengetahuan yang telah diproses oleh teori wujud

pengetahuan (ontologi) menjadi sebuah bangun ilmu

pengetahuan yang bebas tekanan psikologi.

Aksiologi: berasal dari bahasa Yunani axios berarti nilai dan

logos berarti teori. Cara pengelolaan ilmu dengan menelaah

aspek etika dan estetika dari objek materi ilmu tersebut.

Integrasi komunikasi Islam dengan Dakwah dan Komunikasi

murnih adalah penulis menggunakan terminology Firdaus yaitu

penyatuan displin ilmu tetapi tidak merubah jenis materi ilmu

tersebut.

Ketiga teori ilmu pengetahuan ini merupakan hal penting

yang harus dimiliki oleh setiap praktisi ilmuan dalam mendesain

disilpin ilmu. Ilmu yang mandiri memiliki struktur, sistematika

yang bersifat universal, dapat diferifikasi dan dapat dicernah

oleh indra manusia. Konsep teori ini yang berkembang didunia

barat dan hampir seluruh lembaga akademik. Tapi penulis

memilih 3 teori kebenaran yaitu kebenaran empiris, kebenaran

relatifis, kebenaran pragmatis, yang bersifat linier dan unlinier

(meta empiris) inilah yang akan menjadi standar kebenaran ilmu

komunikasi Islam dalam kajian makalah ini.

1. Ontologi

Aspek kajian ontologi komunikasi Islam meliputi wujud

teologi, kosmologi dan antropologi. Para filosof pada masa

Page 32: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 32

pemerintahan Mu’tazila selain melakukan proses kontenplasi,

juga mengembangkan dan memaksimalkan fungsi rasionalisme

dan empirisme sebagai cara mendapatkan pengetahuan untuk

mengetahui alam realitas dengan melakukan investasi ilmu

dengan menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani kedalam

bahasa Persia dan Arab.

Pada prinsipnya sumber pengetahuan komunikasi Islam

bersifat top down maka difahami dalam Al-Quran QS Ar-

rahman/55: 1-5 Allah menginformasikan lewat wahyu-Nya

mengajarkan manusia pandai berkomunikasi baik secara verbal

maupun non verbal lewat simbol-simbol qaulia dan kauniah yang

dapat dicernah oleh panca indra oleh manusia.

Al-Quran dan Sunnah banyak menginformasikan wujud

komunikasi Islam lisan dan menggunakan media pena, tinta dan

al-Qalam. Wujud komunikasi Islam dalam Al-Quran dan Sunnah

yang akan menjadi sumber teori dalam komunikasi Islam adalah

sebagai berikut:

Komunikasi bi al-Lisan, (Verbal) bi al-Qalam (NonVerbal)

dan bi al-Hal (Bodi Language/Komunikasi Tindakatan

nyata).

Komunikasi Islam bentuk ilmu al-Badi (ilmu tentang cara

mengatur keindahan bahasa), ilmu al-Ma’ani (ilmu

tentang cara memberikan pemahaman) dan al-Bayan yakni

(ilmu yang memberikan penjelasan).

Komunikasi Islam bentuk. Ams}al Musarrahah, adalah

yang didalamnya dijelaskan dengan lafadz masal atau

sesuatu yang menunjukkan tasybih.

Amtsal Kaminah, yaitu yang didalamnya tidak disebutkan

dengan jelas lafadz tamsil (pemisalan), tetapi ia

Page 33: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 33

menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam

kepadatan redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri

bila dipindahkan kepada orang yang serupa dengannya.

Ams}al Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak

menggunakan lafaz} tasybih secara jelas.

Komunikasi Qaulan baligan, Qaulan kariman QS Al-

Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan

Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-

Ahzab/33: 32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan

Sadidan.

Instrumen Al-Quran di atas sebagai bentuk-bentuk metode

komunikasi Islam dan termasuk materi komunikasi Islam yang

membutuhkan epistemologi yang rapih sehingga memberi

manfaat dan kemudahan bagi praktisi keilmuan dalam bidang

komunikasi Islam.

Cara Allah swt memberikan informasi kepada umat manusia

yang dpat dijadikan sebagai sumber pengetahuan (bahan mentah

ilmu) yang kelak di konstruksi menjadi ilmu pengetahuan hemat

penulis perlu bantuan ilmuan tafsir dan ahli komunikasi Islam

dalam membangun khazanah komunikasi Islam yang lebih

konprehensip sehingga dapat menjelajahi pesan-pesan

komunikasi Islam dalam memahami Al-Quran dan Sunnah.

Berikut ini penulis kutip ayat dalam QS Arhman/ 55: 1-5 yang

ditejermahkan secara sederhana berikut ini.

Terjemahnya:

1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan

Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. , 4. mengajarnya

pandai berbicara.5. matahari dan bulan (beredar) menurut

perhitungan.

Terjemahnya:

Page 34: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 34

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk. (QS An-Nahl/16:125).

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat

membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Sumber

pengetahuan komunikasi Islam secara lisan dalam ayat tersebut

memberikan gambaran bahwa banyak materi pengetahuan

(firman Allah swt) yang perlu dikomunikasikan dengan fakta

empiris yang selama ini belum digaraf tuntas oleh para ilmuan

komunikasi murni yang lahir di dunia Eropa.

Sumber pengetahuan komunikasi Islam dalam bentuk verbal

dan non verbal penulis dapatkan dalam Al-Quran dan Sunnah

berupa pena, tinta dalam Al-Quran dan Sunnah berulan

menyebutkan keutamaan pena dan tinta. Salah satu aspek

komunikasi Islam yang terdapat dalam QS Al-Fussilat/41:33

Terjemahnya:

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan

berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang

menyerah diri?"

Ayat ini memberikan informasi bahwa manusia itu dikukur

pada lisannya. Sebaik-baik lisannya maka orang tersebut

termasuk dalam manusia yang ahsan(baik). Hal ini sesuai dengan

makna (علم) ain, lam, dan mim. Simbol ‘ain berbentuk mulut

bermakna menghimpun ilmu sebanyak-banyaknya, simbol lam

menjulang ke atas bermakna memanjatkan ilmu itu kepada Allah

sehingga ilmu itu berberkah, dan simbol mim bermakna ilmu

Page 35: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 35

harus pragmatis (bermanfaat bagi kemaslahatan umat) serta

berbekas perbaikan setiap melakukan hamblum minannas kepada

sesama manusia dan alam.

Sumber pengetahuan juga dalam Sunnah Rasul saw berulang

menyebutkan keutamaan pena dan tinta yang dikeluarkan oleh

Abu Hatim dari riwayat Abu Khurairah r.a menyebutkan bahwa

Rasulullah saw bersabda: Allah telah menciptakan nun yakni

dawat. Dalam hadis yang lain Rasulullah saw memberikan

informasi kepada manusia yang diriwayatkan oleh Inbu Jarir

dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah saw bersabda:

Setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah

menciptakan qalam, Allah bertitah: Tulislah! Ya Rabbi, apa

yang hamba tulis, jawab Allah: Tulislah semua yang ada

sampai hari kiamat.

Dua hadis di atas memberikan isyarat bahwa kata nun dalam

QS Al-Qalam/68: 1 tiada lain adalah dawat atau tinta walaupun

sebagian ulama menginterpretasikan pada makna lain. Karena

salah satu kehebatan sumber Al-Quran dan Sunnah para ilmuan

diberikan banyak pilihan kebenaran sesuai kebutuhan dan

motivasinya masing-masing dari kajian ilmuan dalam

mendapatkan sumber-sumber ilmu pengetahuan.

2. Epistemologi

Ketergantungan manusia pada pengetahuan komunikasi Islam

adalah sesuatu yang natural. Ini karena manusia adalah mahluk

yang berpengetahuan dalam arti kemanapun dan dimanapun

manusia berada, maka ia senantiasa membawa pengetahuan

komunikasi Islam bersama dirinya, namun lebih dari itu,

kebahagiaan manusia bergantung sepenuhnya pada

Page 36: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 36

pengetahuannya; sejauh mana pengetahuannya bersesuaian

dengan realitas, maka sejauh itu pula kebahagiaan yang bisa

digapainya, sebab pengetahuanlah komunikasi Islam yang

menjadikan manusia mampu mengenali realitas dan bertindak

sesuai dengan realitas.

Sampai pada poin ini, kesesuaian pengetahuan dengan

realitas adalah lapis luar dalam analisis kita. Lapis pertama,

tentu saja, adalah pertanyaan berikut, apakah pegetahuan itu

mungkin? dalam arti sejauh mana pengetahuan itu layak disebut

pengetahuan? Tidakkah ia berpeluang menipu? Analisis kita,

jika kedua pertanyaan ini telah terjawab, akan berlanjut pada

pertanyaan dengan media apa kita mengetahui? serta apa saja

sumber pegetahuan itu?

Demikianlah sekelumit pertanyaan yang akan menyapa

siapapun yang akan menelisik persoalan epistemologi.

Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti

pengetahuan, serta logos‘ yang juga berarti pengetahuan, hanya

saja yang disebut belakangan ini memiliki nuansa struktural,

sistematis dan teleologis. Jadi secara etimologis, epistemologi

berarti pengetahuan terstuktur tentang pengetahuan. Untuk lebih

gayanya, kita sebut saja epistemologi sebagai teori pengetahuan.

Secara terminologis, epistemologi bermakna cabang filsafat

yang meneliti pengetahuan dan apa-apa saja yang berkenaan

dengannya, semisal sumber pengetahuan, medium/alat

pengetahuan, objek pengetahuan dan cara memperoleh

pengetahuan. Defenisi lain epistemologi blia diajukan, sebagai

bidang ilmu yang membahas pengetahuan manusia, dalam

berbagai jenis dan ukuran kebenarannya. Posisi epistemologi

Page 37: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 37

sebagai cabang filsafat sangat istimewa, khususnya dalam

filsafat Islam.

Kecanggihan epistemomologi komunikasi Islam yang

dikemas para ilmuan menjadi titik aksentuasi validitas ilmu

pengetahuan. Perbedaan titik tekan pada epistemologi memiliki

pengaruh terhadap hasil teori yang akan digunakan. proses

epistemologi komunikasi Islam Al-Gazali mensintesakan

rasionalisme, empirisme, dan kasyf-nya atau hanya mengadalkan

kekuatan rasio dan indra saja.

Jika dipelajari histografi pergulatan komunikasi Islam yang

diwariskan oleh para teolog klasik memberikan inspirasi

wawasan yang sangat kaya dengan unsur-unsur metode atau cara

melakukan komunikasi khususnya yang berhubungan dengan

persoalan eksistensi ketuhanan dan alam kosmos.

Konflik pemikiran dan metode dakwah dan komunikasi Islam

para teolog klasik ini sangat memengaruhi alam pikiran umat

Islam dewasa ini. Tetapi kekeliruan yang dipelihara adalah

munculnya pembenaran, klaim kebenaran terhadap kelompok

tertentu dan aliran cenderung alam pikirannya yang paling benar.

Hemat penulis ini adalah kekeliruan yang kurang

mengungtunkan dalam membangun konstruksi epistemologi

dakwah dan komunikasi Islam.

Tetapi harus kritis melihat perdebatan para teolog klasik ini,

maka banyak hikmah, pelajaran dan kekayaan epitemologi

komunikasi Islam yang dapat dipilih untuk membangun

arsitektur konstruksi epistemologi komunikasi Islam permanen

yang dapat memberikan kontribusi dan pelajaran bagi

pengembangan komunikasi Islam dewasa ini.

Page 38: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 38

Hemat penulis komunikasi Islam yang bersumber dari Al-

Quran dan Sunnah serta warisan kekayaan intelektual para

teolog klasik serta fenomena alam semesta perlu dikomunikasi

dengan fakta empiris dewasa ini, bagaimana proses komunikasi

profetik, komunikasi spiritual, komunikasi telepati, intrapribadi,

antar individu, antar kelompok, massa, antar budaya sesama

bangsa dan antar negara sekalipun.

Karunia Allah swt yang paling besar adalah diberi kekuatan

berpikir dan kepekaan rasa sehingga dapat menangkap pesan

atau tanda-tanda kebesaran Tuhan kemudian melakukan

ekperimen-eksperimen teknologi yang dapat memudahkan

manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Hemat penulis unsur-unsur media perakam ilmu pengetahuan

manusia adalah sebagai berikut: unsur-unsur pendeteksi materi

pengetahuan dalam dakwah dan komunikasi Islam.

a. Ruh (rahasia Allah)

b. Akal (Logika)

c. Al-Sama’u

(Pendengaran)

d. Al-Absa>ru

(Penglihatan)

e. An-Naps (Napsu)

f. Al-Fu’a>du (Hati)

Semua fasilitas yang Allah berikan ini, sebagai alat

pendeteksi, perekam, fenomena alam untuk melahirkan

kebenaran dan proses penyusunan pengetahuan menjadi sebuah

bangunan ilmu pengetahuan. Unsur-unsur primer (penyebab

pertama) lahirnya komunikasi Islam yang bersumber dari Allah

yang Esa. Manusia diciptakan berasal dari sumber 4 anasir

yaitu: Air, Api, tanah dan Angin kemudian Allah tempelkan

rahasianya(ruh)/integrasikan dengan 4 anasir menjadi 5 unsur

tersebut sehingga membentuk namanya manusia yang fitrah.

Page 39: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 39

Kata fitra berasal dari al-fatar (bayangan pencipta) sehingga

sangat memungkinkan menjadi khalifah di Bumi.

Dalam komuniksi Islam banyak inspirasi metode tomunikasi

yang dapat dijaidkan sebagai pedoman dala melakukan

komunikasi untuk menghindari terjadinya komunikasi yang tidak

efektif adalah sebagai berikut:

1. Taqwallah Lugah (Takut berkomunikasi yang salah)

2. Da’wat al-Na>s bi al-Lisa>n (Berkomunikasi secara

verbal).

3. H{usn al-Istima> wa al-Ins}a>t (Adab mendengar dan

memusatkan perhatian).

4. Al-Tadabbur (Komunikasi analisis)

5. Al-Muja>dalat bi allati> hiya Ah}san (Komunikasi sharing

tingkat tinggi)

6. Husn al-Qawl (pemilihan kata yang baik).

7. Isti’ma>l al-H{awa>s (memaksimalkan panca indra sebagai

respon terhadap aksi simbol). Bi H{ikmah wa al-Mau’zah

al-H{asanah (Mengungkap hikmah dalam proses

komunikasi Islam dalam Nasehat yang baik).

8. Al-Tadarruj fi> ta’dil al-sulu>k (tahapan Komunikasi

Islam).

9. Tauzi> Al-Ta’allum (berproses Komunikasi Islam)

10. Al-Intiba>h (menarik Perhatian), Al-Tikra>r

(Pengulangan-pengulangan)

11. Al-Qudwah Al-H{asanah (Memiliki nilai entertainer),

Al-H{iwa>r (Dialog)

12. Darb al- Ams\al wa al-Tawd}ih} al-Hiss>i li al-Ma’ani>

(Membuat analog-analog yang mudah dicernah panca

indra manusia).

Page 40: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 40

13. Al-Targhi>b wa al-Tarhi>b (Motivasi dan Inovasi)

14. Al-Qissi (Realitaskan dalam bentuk cerita/Kisah Cerita)

15. Al-Ibrah wa Maw’iz}at al-H{asanah (Komunikasi

Produktif yang mengadung nilai pelajaran), Al-S|awa>b

wa al-‘Iqa>b (Memberikan komunikasi yang sifatnya

dapat menekan psikologi).

16. Al-Mumarasah al-Amaliyyah (Pagelaran/Gebyar

Komunikasi)

17. Al-Rihlah al-Ilmiyyah (Komunikasi Ilmiyah).

18. Al-Ta’allum Mada> al-H{ayat (Komunikasi sepanjang

masa)

19. Fastabiq Al-Khaira>t (kompetisi komunikasi yang baik)

20. Ijad al-Bi’ah al-Islamiyyah (Menciptakan suasana

komunikasi yang Islami).

Penduduk dunia yang tersebar di planet bumi ini dari sisi

basyariah manusia adalah makhluk komunikasi sebagai dasar

naluri manusia secara universal. Petunjuk Al-Quran dan Sunnah

sebagai sumber pokok materi pengetahuan perlu pengkajian

secara sistematis untuk memudahkan proses desain ilmu

pengetahuan bidang komunikasi Islam. Komunikasi Islam yang

lahir Top douwn sedangkan komunikasi murnih lahir secara

bottom up. Hal ini menarik dialogkan kedua disiplin ilmu

tersebut sehingga mendapatkan corak baru dalam pengembangan

ilmu pengetahuan baru dari pengembangan konsentrasi dakwah

dan komunikasi.

Secara ontologi banyak term Al-Quran yang dapat dijadikan

sumber pengetahuan yang kelak dijadikan sebagai ilmu

pengetahuan dalam komunikasi Islam seperti yang tersurat

Page 41: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 41

dalam QS An-Nisa/4: 63, Qaulan baligan, Qaulan kariman QS

Al-Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan

Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-Ahzab/33:

32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan Sadidan QS An-

Nisa/4: 9, QS Al-Ahzab/33: 70-71.

Informasi sumber pengetahuan dalam Al-Quran tersebut akan

menjadi komponen utama bagi desain ilmu Komunikasi Islam.

Sumber pengetahuan yang terpelihara secara lisan (hafalan)

maupun secara konseptual ini adalah objek kajian ontologis bagi

desain pengembangan ilmu komunikasi Islam. Untuk

mengungkap persoalan metafisik yang ada kaintannya dengan

sumber material ilmu komunikasi Islam dalam Al-Quran hemat

penulis perlu kesucian jiwa, dan motivasi (niat) yang suci dengan

semata-mata mengharap ridha dari Allah sebagai penguasa ilmu

dilandasi oleh keahlian dalam bidang ilmu tafsir dan ilmu

komunikasi Islam.

Karena luasnya khazanah nilai dalam Al-Quran dan substansi

pelajaran komunikasi Islam yang tersirat maupun tersurat maka

perlu pejelajahan dan pemetaan sumber ilmu pengetahuan yang

relevan dengan struktur ilmu komunikasi Islam. Hal ini untuk

melakukan pemetaan secara tematik sumber pengetahuan

komunikasi Islam dengan melakukan klasifikasi dan spesialiasi

dari ayat yang telah ditakrij secara tematik.

Komunikasi Islam adalah disiplin ilmu yang membawahi

beberapa ilmu-ilmu pengembangan yang erat kaintannya dengan

kebutuhan dasar manusia dalam melakukan interkasi khususnya

cara berkomunikasi yang bewawasan Islam antara lain seperti:

Page 42: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 42

1. Komunikasi Spiritual: mengkaji, menyelidiki cara dan

efek dari komunikasi Islam yang dilakukan seara ritual

seperti: shalat, haji, puasa, zakat dan tasawuf.

2. Komunikasi Islam Human Realtion dan Public

Relation mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari

komunikasi Islam cara membagun jaringan (Hablum

minallah, Hablun Minannas dan Alam).

3. Komunikasi Profetik: mengkaji, menyelidiki cara dan

efek dari komunikasi Islam yang dilakukan oleh para

Nabi dan Rasul dalam menyampaikan pesan agama

dan kehidupan sosial sesuai zamannya masing-masing.

4. Komunikasi Ulil Albab: mengkaji, menyelidiki cara

dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan secara

intrapersonal melalui penjelajahan berfikir yang

mendalam baik yang dilakukan secara qiaman,

waqu’udan, dan wajunubihim.

5. Teknologi Komunikasi Islam : Media cetak dan

Elektromik (TV, Radio,Hp, Internet baik yang

sifatnya global maupun bersifat LANI (Lokal Areal

Network Islam).

6. Desain Komunikasi Visual Islam: mengkaji,

menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang

dilakukan secara visualisasi tanda dan simbol-simbol

Islam (semiotika Islam) seperti kaligrafi, gambar

mekah/kabbah yang bergerak maupun yang tidak

bergerak.

7. Komunikasi Global Islam: mengkaji, menyelidiki cara

dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan sistem

telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) antara

Page 43: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 43

provinsi, antar negara, antar bangsa seperti OKI dan

sejenisnya.

8. Komunikasi Telepati: mengkaji, menyelidiki cara dan

efek dari komunikasi Islam seperti ilmu magic,

hipnotis dan sejenisnya.

9. Komunikasi Penyiaran Islam; mengkaji, menyelidiki

cara dan efek dari komunikasi Islam yang

berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran

informasi yang dilakukan dengan cara bi al-Lisan, bi

al-Qalam, bi al-Hal dengan menggunakan media

teknologi informasi.

10. Analogi Komunikasi dalam Al-Quran: mengkaji,

menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang

berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran

informasi dengan menggunakan perumpamaan.

Biasanya dalam kajian ini hal persoalan abstrak yang

direalitaskan.

11. Manajemen Sistem Informasi Islam: mengkaji,

menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang

berhubungan dengan konsep pembelajaran

kepemimpinan diri dan industri masyarakat,

manajemen pengembangan sumber daya masyarakat

Islam berdasarkan disiplin ilmu dan keterampilan yang

dimiliki sesuai kebutuhan jaman.

12. Psikologi Komunikasi Islam: mengkaji, menyelidiki

cara dan efek dari komunikasi Islam yang

berhubungan dengan konsep tentang prilaku

komunikasi Islam baik sesama suku, bahasa, agama,

bangsa dan budaya.

Page 44: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 44

13. Sejarah, dan Filsafat Ilmu Komunikasi Islam serta

metode pengembangan dan proses integrasi dengan

displin ilmu lain.

14. Komputer grafis Islam: mengkaji, menyelidiki cara

dan efek dari komunikasi Islam dari program

komputerisasi bidang desain dan arsitektur seperti

merancang masjid yang ASRI (Aman, Senang/

Sejahterah, Ramah dan Indah) dan mendesain pola

pencitraan Islam baik bidang cetak maupun bidang

animasi, grafika (Dunia Percetakan) dengan

menggunakan software 3 D Max, Adop Premier, Corel

Draw, Adobe Photosoft dan pelajaran tentang bidang

digital printing yang profesional .

15. Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Islam:

mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari komunikasi

Islam yang dapat merubah masyarakat dari prilaku

yang kurang baik menjadi prilaku yang gemar berbuat

baik.

Adanya motivasi yang kuat dalam diri manusia untuk

mencapai kebenaran sehingga manusia berlomba-lomba mencari

kebenaran tersebut. Berbagai macam pola kebenaran yang lahir

dari manusia seperti kebenaran wahyu, kebenaran akal dan

kebenaran perasaan. Selain itu ada kebenaran ontologis

(kebenaran hakikat), epistemologi (kebenaran berdasarkan

pengetahuan manusia yang difahami melalui wahyu dan

pengalaman empiris), kebenaran aksiologi (kebenaran

berdasarkan etika dan Akhlaq). Banyaknya pemahaman

kebenaran inilah sehingga para filosof (ahli hikmah) mendorong

Page 45: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 45

lahirnya epistemologi untuk mendeteksi mana yang mendekati

kebenaran hakiki.

Motivasi awal proses berpikir manusia adalah untuk

mencapai kebenaran yang sedapat mungkin pasti. Tetapi realitas

dari hasil pikiran yang dihasilkan belum tentu pasti

kebenarannya. Dengan demikian perlu ada ukuran kebenaran

untuk menguji proposisi, pendapat berupa pengetahuan yang

diproses oleh cara panca indra merespon tanda dari fenomena

yang dicernah oleh panca indra manusia. Untuk mengindari

konflik pemikiran kebenaran maka perlu standar kebenaran

untuk menguji kebenaran yang dihasilkan dari proses ontologi,

epistemologi dan aksiologi. Dalam kajian komunikasi Islam ada

3 teori yang perlu diketahui yaitu:

1. Teori kebenaran bercorak top douwn (kebenaran wahyu)

memiliki model komunikasi komunikasi ama>nah,

fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip

Aqidah, Syariah dan Akhlaq.

2. Teori kebenaran bercorak bottom up (kebenaran empiris)

yang sesuai dengan akal (logis), rasional untuk menguji

kebenaran suatu pemikiran. Karakter kebenaran ini

sifatnya kebenaran yang hanya dapat dicernah oleh

panca indra dan cenderung propaganda.

3. Kriteria kebenaran ilmiah yang dianggap benar bagi para

ilmuan Eropa dan sebagian perguruan tinggi Islam di

Indonesia, yang berlaku secara umum di dunia akademik

diseluruh dunia yang menjadi ukuran dalam mendesain

kajian penelitian:

a. Sistematis, objektif , Dapat dipertanggungjawabkan

Page 46: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 46

b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak

bertentangan dengan akal,

c. Memiliki objek formal, Mempunyai metodologi

4. Kriteria kebenaran ilmiah menurut komunikasi Islam:

a. Mempunyai metodologi, Sistematis, objektif, Dapat

dipertanggungjawabkan

b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak

bertentangan dengan akal

c. Memiliki objek formal dan Infomal, dengan nilai

materi informasi bersifat ama>nah, fat}a>nah, siddiq

dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,

Syari’ah dan Akhlaq.

3. Aksiologi

Istilah aksiologi sebenarnya berasal dari kata axios dan logos.

Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya

akal, teori. Aksiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai

kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai.1 Dalam

pemikiran Yunani studi mengenai nilai pemikiran Plato tentang

idea tantang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan summon

bonum (kebaikan tertinggi). Diakui, bahwa dengan adanya ilmu

pengetahuan, manusia banyak mendapatkan manfaatnya, seperti

kemajuan teknologi, kemudahan komunikasi, kelancaran

produksi, dan lainya. Pendek kata, ilmu mengabdi kepada

masyarakat sehingga menjadi sarana kemajuan guna menemukan

harta-harta ciptaan Tuhan. Berdasarkan perspektif filsafat, dapat

1Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan

Hakikat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 95.

Page 47: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 47

dikatakan bahwa fungsi dan kegunaan (aksiologi) suatu ilmu

adalah untuk memecahkan persoalan yang dihadapi manusia.

Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya "Filsafat Ilmu",

mendefinisikan aksiologi dalam dua tahap. Tahap pertama, ilmu

yang otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatic

(bebas nilai) maka dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan

dirinya (fungsi internal). Tahap kedua, ilmu juga bertujuan

memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut

untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi.

Berbekal konsep mengenai kaitan antara hutan gundul dan

banjir, umpamanya ilmu mengembangkan teknologi untuk

mencegah banjir.

Pamor Aksiologi sebagai salah satu bidang kajian filsafat

ternyata belum mendapat tempat yang layak bagi para ilmuan

dan filsuf ilmu, khususnya dalam kajian filsafat Ilmu. Selama ini,

yang sering mendapat perhatian adalah aspek Ontologis dan

Epistemologis ilmu.

D. Berpikir reflektif

Kasih sayang Allah kepada umatnya diberi karunia berupa

kemampuan berpikir, melihat, mendengar, merasa, dan

memperhatikan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang dibentangkan

di alam semesta ini. Prinsip ilmu pengetahuan dialetika (seni

berpikir) untuk mendapatkan materi pengetahuan yang ada

dilangit dan alam semesta. Substansi dari kreatifitas berpikir

adalah menjadi orang bijaksana dalam menelaah permasalahan

yang ada.

Berpikir adalah proses mengenal sesuatu sehingga

menghasilkan ‚pengetahuan‛ yang bakal menjadi ilmu

Page 48: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 48

pengetahuan inilah proses ontologi yang digunakan oleh praktisi

ilmuan mulai dari Thales, aristoteles, Plato Al-Farabi, Thomas

Aquinus dan tokoh-tokoh ilmuan lainnya sampai pada aliran

rasionalis yang melahirkan aliran moderen sebagai warisan seni

berpikir oleh para ilmu di masa moderen yang akrab dikenal

dengan aliran strukturalime dan pragmatisme.

Dari gambaran aliran strukturalime dan pragmatisme para

tokoh filosof ini, dapat dipahami bahwa berpikir adalah seni

mengolah pesan dari proses komunikasi intrapersonal melalui

pengalaman hidup yang direspon oleh panca indra kemudian

dikemas secara sistematik sehingga menghasilkan ilmu

pengetahuan yang berguna bagi orang lain. Dalam seni berpikir

ada beberapa kategori cara berfikir, hal ini menunjukkan tidak

semua kerja berpikir ini dapat menjadi pengetahuan, tetapi ada

kaidah-kaidah yang ditemukan oleh para ilmuan.

Pandangan seni berpikir ini terbagi menjadi dua yaitu seni

berpikir yang dilakukan oleh para filosof dan seni berpikir yang

dilakukan oleh ilmua agama. Dalam pembahasan ini penulis

mengkaji ilmuan secara umum dan ilmuan agama dalam

menangkap pesan-pesan atau tanda-tanda fenomena alam

dibentangkan Tuhan lewat fenomena alam semesta ini. sebagai

berikut: Cara Berpikir reflektif menurut para filosof:

a. John Dewey mendefinisikan berpikir reflektif adalah:

proses interpretasi simbol yang direkam oleh mata dan

dikonsultasikan oleh otak kemudian lahirlah pengetahuan.

Seperti contoh jika melihat seekor burung terbang

kemudian secara reflektif burung itu dilihat dengan panca

indra mata manusia maka rekaman proses tersebut disebut

proses berfikir reflektif.

Page 49: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 49

b. Berfikir Kreatif: Proses olah otak dalam menangkap gejala

kemudian memberikan pengertian terhadap simbol yang

dilihat kemudian dicernah oleh otak. Dari cara berpikir

inilah melahirkan teknologi untuk memudahkan manusia

memberika makna setiap perubahan yang ada disekitarnya

maupun diluar pikirannya. Seperti manusia menciptakan

alat recorder cahaya, (kamera), recorder audio (suara),

recorder inframera dan teknologi komputer yang sekarang

ini digunakan manusia.

c. Berfikir tepat: proses berpikir seperti ini disebut dengan

pemikiran logis artinya semua yang ditangkap oleh panca

indra harus sesuai dengan cara kerja akal yang penulis

istilakan berfikir linier. Logika ini dijadikan sebagai

rumusan berpikir kebenaran. Menurut aliran filosof barat

yang berkembang pada abad ke 18-20 didominasi oleh 2

aliran besar yaitu Idialisme yang berkembang di Jerman,

dan aliran empirisme berkembanga di Inggris. Tokoh

aliran idialisme di jerman adalah Ficte (1762-1814), Hegel

(1770-1831), Scheling (1775-1854). Tokoh aliran

empirisme di Inggris John Lucke (1632-1704), David

Hume (1711-1776), Herbert Spencer(1820-1903). Kedua

aliran memiliki takaran kebenaran masing-masing dalam

kajian ilmiah. Kebenaran menurut aliran idealisme

mengatakan bahwa kebenaran itu harus sesuai dengan

takaran logika, sedangkan menurut aliran empirisme

kebenaran itu harus sesuai dengan pengalaman yang

dialami oleh panca indra manusia. Dan kebenaran

relativisme yang ditemukan oleh Albert Enstein yang

berpendapat bahwa semua kebenaran itu bersifat relatif

Page 50: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 50

dalam kajian ilmiah. Dan masih banyak lagi definisi

kebenaran para ilmuan barat tetapi setidaknya penulis

pilih 3 aliran ini karena aliran inilah yang menguasai

idiologi kebenaran para ilmuan barat dalam melakukan

kajian ilmiah.

Cara berfikir reflektif ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu cara berfikir rasional dan gabungan rasional-metarasional.

Metode berpikir ini dapat lihat pada pihak agamawan khususnya

umat Islam mendapatkan kebenaran bersifat top douwn (melalui

wahyu) pesan yang di bersumber pada Proses respon dari

perjalan spiritual yang difahami lewat wahyu dan warisan

teologi klasik para ilmu muslim sehingga mendapatkan

kebenaran. Aliran-aliran dalam kaidah berpikir reflektif ini

adalah: Mu’tazila, Khawarij, Murjiah, Jabariah, Qadariah,

Maturidiyah Syi’ah, dan ahlu Sunnah waljamaah. Semua aliran

ini memengaruhi dalam mendesain kebenaran bagi ilmuan

bercorak agama khususnya di dunia Islam.

a. Berfikir tepat: Semua fenomena alam adalah kebenaran

mutlak dari Tuhan, baik yang tampak maupun yang tidak

tampak. Panca indra manusia menangkap pesan berupa

tanda dan simbol-simbol yang dibentangkan oleh alam

langsung direkam oleh otak kemudian dikonfirmasi oleh

wahyu. karena Allah yang membuka mata hati, mata fisik,

dan pendengaran. Tokohnya adalah Ibnu Rusy, Ibnu Sina,

Al-Faraby, Al-Kindi.

b. Berfikir Kreatif: Cara berpikir dengan cara melakukan

penapsiran terhadap wahyu komunikasi dikomunikasikan

atau didialogkan dengan fakta empirik yang dikontrol oleh

Page 51: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 51

akal, kemudian disistematiskan oleh logika sebagai

metode dialiektika dalam mendesain sebuah pengetahuan.

c. Berpikir reflektif: bentuk berpikir seperti ini lebih banyak

didapatkan lewat faham-faham jabariah. Menurut faham

ini bahwa semua fenomena alam yang tampak ini tidak

terlepas dari remout control Tuhan. Sementara aliran

qadariah berpendapat bahwa rafleksi berpikir adalah

merupakan sunnatullah yang telah di instal pada diri

manusia tinggal memaksimalkan saja. Semua aliran Islam

di atas menggunakan takaran kebenaran yang difahami

lewat wahyu.

Proses integrasi komunikasi Islam dakwah dan komunikasi.

Setelah melewati pertarungan dialogis dari institusi satu ke

institusi yang lain mulai dari abad 19-20 dengan berbagai macam

stereotype, prejudice antara science dan agama mulai nampak

pertemuan dalam berbagai aspek baik aspek metodologis

maupun pembuktian secara ilmiah. Kecendrungan informasi-

informasi agama mulai didialogkan dengan temuan-temuan

ilmiah. Misalnya ahli fisika, ahli biologi dan ahli tasawuf

bertemu pada titik kekaguman Allah atas semua ciptaannya.

Walaupun cara bersyukur dan berkontemplasi berbeda tetapi

betemu pada pentauhidan Allah swt.

Benturan antara ilmu agama dan ilmu terapan dewasa ini

tidak lagi menjadi wacana yang produktif, mulai saling

menungjang dan mengokohkan antara satu dengan yang lain. Hal

ini tampak pada ilmu hadis misalnya menggunakan ilmu

sosiologi dan antropologi sebagai ilmu bantu dalam mengungkap

peristiwa sosial dan prilaku manusia pada hadis dibukukan. Hal

Page 52: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 52

ini menunjukkan perkembangan ilmu komunikasi Islam kedepan

memiliki masa depan yang cerah karena komunikasi Islam

bersifat universal karena setiap orang dalam melakukan interaksi

senang berkomunikasi dengan cara yang sopan, santun dan dapat

dipercaya. Sifat komunikasi Islam itu memiliki unsur ama>nah,

fat}a>nah, siddiq, dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,

Syariah dan Akhlaq.

Komunikasi Islam salah satu bentuk ilmu baru yang berusaha

mengkomunikasi cara-cara komunikasi kenabian (profetik) mulai

didialogkan dengan cara komunikasi manusia. Hal ini

menunjukkan kajian komunikasi Islam akan menjadi kajian yang

menarik dari ssisi pengembangan ilmu pengetahuan karena

banyak sekali ilmu langit yang perlu dikomunikasi dengan

kondisi di bumi inilah signifikansinya kajian komunikasi Islam.

Pertemuan ilmu yang berbeda yang disebut integrasi

keilmuan adalah juga termasuk sunattulah dari pengembangan

keilmuan. Intergrasi yang dimaksudkan dalam kajian

komunikasi Islam ini bersatu tetapi tetap berbeda laksana suami

istri perbedaan yang diikat oleh satu akad nikah (ikatan kuat)

sehingga hidup menjadi lebih kokok. Begitupula ilmu

komunikasi Islam dengan ilmu dakwah dan komunikasi murni.

Karena harus diakui pengembangan ilmu bumi telah sampai pada

puncaknya dengan ditemukannya teori relativisme. Cara

mengukur kebenaran teori ini dalam kajian ilmu empiris bahwa

ilmu yang ada di planet bumi ini dicernah panca indra bersifat

relatif kebenarannya.

Dalam artian semua kebenaran berdasarkan fakta yang dilihat

pada saat itu, jika 100 tahun kemudiam lebih berkembang lagi

berarti terjadi perubahan cara menentukan kebenaran lagi inilah

Page 53: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 53

corak cara kerja teori relatifisme. Sampai sekarang ini belum ada

teori yang dapat menggugurkan teori realtifisme tersebut.

Jika dianalogikan dengan warisan teologi klasik Jabariah

lebih mengandalkan kekuatan Tuhan semata sedangkan

Qadariayah mengandalkan sunnah Allah yang telah diciptakan

untuk dipergunakan semaksimalkan akal dan perlakuan

ekperimen dan kajian-kajian untuk mengetahui sunnatullah yang

dihamparkan di planet bumi ini. Atau dapat diartikan lain bahwa

jabariah lebih banyak mengkaji ketahuidan tetapi Jabarian lebih

banyak mengkaji ciptaan Tuhan.

Begitupula komunikasi Islam dengan komunikasi murni

saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Karena memang

lahir dari rahim tradisi ontologi dan epistemologi yang berbeda

tetapi menuju pada satu titik yakni berusaha melakukan

komunikasi yang efektif dan antar sama umat manusia yang

berbeda-beda agama, ras, budaya dan bahasa.

Prinsipnya Komunikasi Islam dalam penyebaran informasi

memiliki indikator informasi seperti ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan

qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah, Syari’ah dan

Akhlaq. Jika keluar dari kriteria ini maka proses komunikasi

tersebut tidak masuk pada wilayah komunikasi Islam. Wallhu

wa’lam

1. Sumber ilmu berasal dari satu sumber yaitu Dari Allah

Panca indra adalah wadah mendapatkan ilmu. Bentuk

komunikasi Islam dalam kajian ontologi, epistemologi,

dan aksiologi menggali ide ilmu dari Al-Quran dan

Sunnah dengan memaksimalkan panca Indra dan intuisi

yang suci untuk mendaptakan ilmu yang suci pula.

Page 54: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 54

Semakin suci suasana kebatinan seseorang semakin

berkompeten menelaah ayat Qauliah dan Qauniah.

2. Teori kebenaran menurut komunikasi Islam dalam kajian

ontologi, epistemologi, aksiologi, Khusuli dan khuduri.

inilah kebenaran yang dianut oleh sistem komunikasi

Islan memiliki indikator informasi seperti ama>nah,

fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip

Aqidah (Keyakinan kokoh pada pencipta Ilmu), Syari’ah

(tata tertib kuat dalam berpikir), dan Akhlaq

(Kecerdasan budipekerti yang luhur). Inilah kriteria atau

indikator komunikasi Islam.

3. Proses integrasi komunikasi Islam, dakwah, dan

komunikasi. Setiap ilmu berwatak saling mendukung

dan mengkokohkan sehingga dalam tahap implementatif

ilmu komunikasi Islam, ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi memiliki keterpaduan metodologis sehingga

melahirkan banyak premis, paradigma dan citarasa

dalam mengungkap, menelaah, memetakan, setiap

probelamatika yang dihadapi oleh manusia.

E. Penelitian Natural/Kualitatif

Mendeskripkan tradisi penelitian kualitatif dalam ilmu sosial

dapat diambil analogi ‚arus gerak kendaraan dijalan raya yang

dikendalikan oleh lampu merah, hijau dan kuning. Pertanyaannya

adalah:

a. Adakah teraturan pola arus gerak lalulintas kendaraan paa

setiap persimpangan?

b. Adakah regularitas arus gerak kendaraan bersifat

menistik(seperti mesin)?

c. Bersifat otomatikah arus kendaraan tersebut?

Page 55: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 55

d. Apakah arus gerak kendaraan pada persimpangan jalan

itu bersifat kausalitas?

Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tidak tunggal

berdasarkan mekanisme ilmiah masing sesuai aliran idiologi

kebenaran, paradigma, pemikiran yang dianut oleh sang peneliti.

Jawabannya tergantung pada cara merekonstruksi data,

menyusun data, pendekatan, idiologi kebenaran, dalam

mengungkap objek yang diteliti sesuai tingkat kejujuran,

kridibilitas, dan kekuatan panca indra menangkap setiap

fenomena yang dilihat dilapangan.

Dalam kajian ilmiah disepakati beberapa aliran berpikir yang

dibagi menjadi beberapa aliran:

1. Inggris dan Perancis: paham kebenarannya harus bersifat:

empiris, behaviorisme, naturalism, dan saintisme,

positifisme. Pemikiran ini dipengaruhi oleh ilmu-ilmu

kealaman atau dikenal dengan istilah pengaruh

Aristotelian. Ia berpandangan bahwa hakikat itu bersifat

materi atau kealaman.

2. Jerman dan Amerika: Tradisi pemikiran kebenaran dari

Jerman bersifat: Humanistik, relatifitas menganggap

manusia adalah segalanya. Pemikiran ini dipengaruhi oleh

filsafat rasional (idealisme) Platonis. Pemuka aliran ini

seperti: Imanuel Kan, Hegel, David Hum Albert Eistein

sehingga mereka terkenal dengan gelaran

fenomenologisme.

3. Timur Tengah/Asia Tenggara: Aqidah (idiologi kebenaran

mutlak, Syariah (empiris, rasional, humanis, idealisme,

behaviorisme, naturalism) dan Akhlaq (khuduri dan

Page 56: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 56

ushuli). Ketiga ini menjadi parameter dalam menetapkan

kebenaran sehingga dapat menghasilkan ilmu yang

memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Aliran-aliran inilah yang mewarnai mekanisme dalam

membingkai standar kebenaran, realitas, dalam memetakan

permasalahan sekaligus jawaban.

Penelitian natural inilah yang membedakan dengan penelitian

kuantitatif yang sifatnya serba kepastian pada kebenaran

empiris. Sementara kualitatif lebih pada metode berpikir

induktif. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rumus statistik

dalam menyimpulkan kebenaran tetapi menggunakan berbagai

macam analisis kontens, interasionis simbolik, fenomenologi,

analisis komparatif, analisis interaktif (simultan bolak balik

sampai mendapatkan kebenaran hakikat). dan pendekatan dalam

menetapkan kesimpulan.

Desain penelitian natural/kualitatif atau format penelitian

kualitatif pada umunya sama tergantung target pencapaian

dalam mengungkap hal-hal yang abstrak terhadap ketimpangan

yang ada pada masyarakat menjadi kenyataan lewat penelitian

ilmiah yang dilakukan dalam rangka memberikan solusi dari

permasalahan yang krusial sehingga pola kehidupan ini lebih

berkualitas dan memiliki dampak perbaikan hidup lebih

bermakna demi kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Penelitian kuantitatif menurut Burhan Bungin (penelitan

kualitatif: 2009: 74) lebih menonjolkan hubungan dan pengaruh

antar variabel serta jenis pengukuran yang akan dilakukan serta

judulnya bersifat pasti.

Page 57: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 57

Penelitian kualitatif lebih mengekspos femonena yang

berhubungan dengan variabel yang akan di diteliti serta

mengungkap semua faktor yang dapat memengaruhi variabel

yang akan diteliti. Judul penelitian kualitatif tidak bersifat final.

Merancang konsep penelitian kualitatif bersifat kognitif

sosiologis dengan menimbah semua data yang berhubungan

dengan tema penelitian kita yang didapatkan di lapangan.

BAB 3

TEORI DAKWAH DAN

KOMUNIKASI

Penulisan karya ilmian tidak bisa terlepas dari kajian teori

karena teorilah yang digunakan sebagai pemandu dalam

menelaah permasalahan yang dihadapi dalam penelitian.

Pentingnya kajian teori sehingga perlu penulis deskripsikan

teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dakwah dan

komunikasi. Urgensi teori kajain ilmiah memiliki peran strategis.

A. Pengertian Teori

Sebelum mengkaji kegunaan teori dalam penelitian dan

dakwah dan komunikasi perlu diberi apa itu teori. Teori berasal

Page 58: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 58

dari bahasa Yunani, theoria, teori, diartikan sebagai suatu

hipotesa yang digunakan untuk menggambarkan fakta tentang

keteraturan alam. Contoh teori yang telah dihasilkan oleh para

ilmuan seperti:

1. Teori Dakwah Ali Mahfuz} tentang pencitraan bahwa

kredibilitas adalah wajib dimiliki oleh setiap informan.

2. Teori Gravitasi Bumi: Setiap benda yang dilemparkan

keatas maka pasti jatuh kebumi kembali.

3. Teori Relatifisme: semua yang ada didunia ini serba

realitf.

4. Teori Respon balas: setiap simbol yang dilihat manusia

pasti direspon oleh panca indra.

5. Teori Media McLuhan adalah: Media merupakan

perpanjangan panca indra manusia.

Terminologi teori menurut Istilah:

1. Teori kamus Istilah (2006: 270) karya ilmiah popular

Yooke Tjuparma adalah: sebagai kumpulan dalil-dalil

atau hipotesa sebagai landasan berpikir.

2. Wilbur Schramm (1982: 10) teori adalah: Suatu

perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada

abstransi dengan kadar yang tinggi dan proposisi yang

telah teruji secara ilmiah.

3. Stephen W. Littlejohn Teori adalah: Kumpulan

eksperimen manusia yang telah teruji kebenarannya.

4. Richard Laningan (1987 : 390) Teori adalah: Studi

tentang alam realitas. Atau kumpulan pemikiran untuk

Page 59: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 59

mengetahui hubungan antara manusia dengan manusia

dan alam.

5. Joseph A. DeVito teori adalah: Hasil pemikiran

kebenaran yang didapatkan berdasarkan kajian empiris

yang telah diuji objetifitasnya.

6. Jujun Sumantri (2005: 63) teori adalah proposisi

tentang cara mengetahui keberadaan zat, pikiran, dan

peran manusia di bumi.

7. Deddy Mulayana Teori adalah: Pengalaman

eksperimen yang telah dilakukan oleh orang yang ahli

dibidannya dan terbukti secara faktual kebenarannya

secara terus menerus

8. Jalaluddin Rahmat teori adalah: Proposisi yang telah

teruji manfaatnya kepada manusia.

9. Syarifudin teori adalah kumpulan pengalaman ilmiah

yang telah diuji kebenarannya dipanggung akademik.

B. Ruang lingkup Kajian Teori

Setiap teori memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga

perlu kecerdasan calon peneliti memilih teori yang paling

relevan dengan objek yang dikaji. Ruanglingkup kajiannya

penting diberikan batasan untuk memudahkan calon peneliti

menyelesaikan permasalahan sesuai waktu, biaya dan

kemampuan yang dimiliki.

Menyusun karya tulis ilmiah merupakan rangkaian kegiatan

menuangkan hasil pemikiran, pendapat dalam bentuk tulisan

dengan memenuhi kriteria, etika dan kaidah ilmiah. Seorang

penulis mengeksplorasi hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan,

terlebih dahulu harus mengetahui kriteria dan etika penyusunan

Page 60: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 60

karya tulis ilmiah berdasarkan teori-teori dakwah dan

komunikasi yang telah diuji kebenarannya sesuai kajian ilmiah

dakwah dan komunikasi.

Kajian Ilmu Dakwah:dimulai pada tahun tahun 1912 di

Mesir oleh Ali Mahfuz} telah banyak memberikan kontribusi

pencerahan umat dewasa ini. Hal itu tampak pada perkembangan

umat Islam sekarang ini tersebar keseluruh penjuruh dunia yang

berjumlah kurang lebih 1,7 milyar. Perkembangan jumlah ini

terus meningkat sehingga peranan pengembangan keilmuan

dakwah perlu diperluas. Dewasa ini rumpun ilmu dakwah telah

berkembang menjadi beberapa bidang ilmu seperti:

Ilmu Dakwah, Managemen Dakwah

Psikologi Dakwah, Bimbingan Penyuluhan

Pemberdayaan masyarakat Islam

Komunikasi Penyiaran Islam

Teknologi Informasi Dakwah (Media Kontemporer)

Studi Naskah Dakwah

Sosiologi Dakwah

Antropologi Dakwah.

Sistem Informasi Dakwah.

Semiotika Dakwah

Jurnalistik Dakwah

Inilah rumpun ilmu dakwah yang menjadi kajian ilmiah

dipanggung akademik konsentrasi dakwah dan komunikasi

khususnya Universitas, IAIN dan STAIN dibawa naungan

kementrian agama.

Selain Ilmu Dakwah di Universitas, IAIN dan STAIN dibawa

naungan kementrian agama di Ilmu Komunikasi juga menjadi

konsentrasi bidang kajian ilmiah yang diintegrasikan dengan

Page 61: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 61

ilmu Dakwah. Ilmu komunikasi yang bercorak profetik yang

lahir dari para ahli dakwah sehingga melahirkan satu ilmu baru

yakni komunikasi Islam.

Sebagai calon peneliti perlu mengetahui perkembangan teori

komunikasi yang sangat pesat. Hal ini dipercepat dengan

ditemukannya teknologi informasi. Histografi perkembangan

komunikasi tidak terlepas dari jasa-jasa ilmuan eropa yang

dipelopori oleh perintis komunikasi masa awal yaitu:

Harol Lasswel

Kurt Lewin

Paul Lazarsfeld

Carl Hovland

Wilbur Schramm

Perkembangan jumlah ini terus meningkat sehingga peranan

pengembangan keilmuan dakwah perlu diperluas. Dewasa ini

rumpun ilmu komunikasi telah berkembang menjadi beberapa

bidang ilmu seperti:

Komunikasi pembangunan

Komunikasi Massa

Psikologi Komunikasi

Ilmu Komunikasi

Komunikasi Islam ( komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan unsur Amanah, siddiq, fat}anah, dan

qanaah.

Komunikasi Kesehatan(ilmu yang mempelajari tentang

cara melakukan komunikasi yang dapat menyehatkan

suasana spiritual dan jasat manusia).

Komunikologi (Berkomunikasi dengan alam)

Komunikasi Data (Jenis komunikasi jarak jauh dengan

menggunakan jasa elektronik pengantar data pada mad’u

yang di tuju).

Page 62: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 62

Dari ruanglingkup kajian dan rumpun ilmu dakwah dan

komunikasi di atas, perlu penulis deskripsikan kajian teori

dakwah dan komunikasi sehingga dapat memudahkan calon

peneliti memilih teori, sesuai permasalahan yang dihadapi di

lokasi penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian

lapangan.

C. Kajian Teori

1. Teori Dakwah

Pada hakikat dakwah Islam adalah merupakan aktualisasi

iman yang dimanisvestasikan dalam satu ekosistem kegiatan

manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan. Sehingga perlu

teori sebagai panduan dalam melakukan dakwah yang efektif dan

efisien:

Teori Siqaah (Krediblitas Informan)

Teori Medan dakwah

Teori Proses dakwah

Teori Tahapan dakwah

Teori Badi (keindahan tata bahasa)

Teori Bayan (Kecerdasan menjelaskan)

Taori Mani (keindahan artikulasi bahasa)

Teori Qaula>n Layyinan (Lelembutan Berdakwah)

Teori Sadidan:

Teori Qaula>n Bali>g>a (Informasi yang berbekas pada hati

seseorang): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-

kalimat yang mudah diterima dan sangat pantas bagi

audiens diperdengarkan informasi itu.

Teori Qaula>n Maisyura(berasal dari kata Yasara artinya

mudah): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-kalimat

Page 63: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 63

yang mudah diterima dan sangat pantas bagi audiens

diperdengarkan informasi itu.

Teori Ma’rufa: Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-

kalimat yang baik sesuai takaran budaya masyarakat

setempat yang diajak berbicara.

Teori Qaula>n Kari>ma>n: Cara kerjanya teori ini memilih

kalimat-kalimat yang muliya dan penuh kebajikan sesuai

takaran budaya masyarakat setempat yang diajak

berbicara.

Teori Qaula>n Sadi>da> : Cara kerja teori ini: informan perlu

meneguhkan nilai-nilai ketaqwaan dengan perkataan yang

berdasarkan pada wahyu yang dipahami dlam Al-Quran

dan Sunnah.

Teori Uswatun Hasanah: Cara kerjanya seorang informan

menjadi garda terdepan mentradisikan melakukan

komunikasi yang santun kepada orang lain.

Teori Dakwah Syekh Mursyid: sistem dakwah amar

ma’ruf nahimunkar.

Teori Dakwah Ali Mahfuz: Teori Pencitraan.

2. Teori Komunikasi

Para tokoh ini cukup memberikan warna dalam bidang kajian

ilmiah ilmu komunikasi dewasa ini. Dengan karya mereka

sehingga para ilmuan kontemporer dapat mengembangkan teori

yang telah ditancapkan oleh pendahulu mereka. Kajian teori

komunikasi melahirkan teori sebagai berikut:

a) Teori masa awal pda tahun (1984):

Page 64: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 64

- Laswel Model: who says what in which channel to whom

with what effect (Siapa mengatakan apa, melalui saluran

apa kepada siapa, dengan efek apa.

- S-O-R Teori: Stimulus Organisation Respon

- S-M-C-R Model: Source, Message, Channel, Receiver.

- The Matematical theory of communication oleh Claude

Shannon dan Weaver unsur-unsur teorinya: (Source,

Message, Signal, Receiver, Destination).

- The Osgood and Schramm Circular Model

- Dances’s Helical Model: sistem komunikasi mulai dari

kecil sehingga membesar.

- New Comb ABX Model

- The Teory of Cognitive Disonance

- Inoculation Theory

- The bullet Theori of Communication: teori peluruh atau

teori ini ibarat jarum hipordemik pesan laksana obat yang

disuntikkan kemudia obat bekerja dalam tubuh manusia.

b) Teori masa awal pada tahun (1950-an)

- Four Theories of the press

- Individual Differences Theory

- Social Categoris Theory

- Social Relatioship Theory

- Cultural Norms Theory

- Social Norms Theory

- Social Learning Theory

- Diffusion of Innovation Model

- Agenda Setting Model

- Uses and Gratification Model

- Clozentropy Theori

Page 65: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 65

c) Teori masa awal pada tahun (1980-an)

- Theory difusi inovasi oleh Rogers, 1983 teori ini dalam

penyebaran informasi dengan berbagai kemasan informasi

dalam memengaruhi masyarakat.

- Teori Kulvitasi oleh Gerbner, Morgan pandangan teori ini

bahwa masyarakat adalah pecandu televisi sehingga

tercipta realitas.

- Teory gatekeepers oleh Hiebert, dikembangkan dari teori

Kurt Lewin (palang pintu): setiap informasi yang didengar

setiap hari akal sebagai penentu (palang pintu) akhir diteri

atau tidak

- Teory penyusunan agenda oleh: Agee, emery (1988)

kemampuan media memengaruhi masyarakat dengan cara

mengarahkan perhatian dengan mengkostruksi berita

tertentu.

- Teori Motivasi

- Teori Defisiensi Motivasi

- Teori Heirarki

- Teori ERG

- Teori Kesehatan /Motivator

- Teori Harapan dan Motivasi

- Teori ESQ, SQ, IQ: Teori komunikasi yang pesannya lebih

pada penekanan pada emosional spirit seseorang.

- Teori Dissonansi Kognitif: dikembangkan oleh Leo

Festinger. Cara kerja teori ini bersifat kognitif, informasi

yang dikeluarkan oleh informan dianalisa oleh komunikan

pesan itu dilakukan atau tidak.

- Teori Pertukaran Sosial

Page 66: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 66

- Teori kredibilitas: Informasi itu dapat dipercaya jika

informan bersifat siddiq (dapat dipercaya atau telah

ketahu jarang berbohong). Dikembangan oleh Ali Mafuz}

adalah Mesir.

- Teori Inokulasi: Cara kerja teori ini informasi disuntikan

kepada audiens kemudian dan informasi itu akan bekejra

pada diri audiens sehingga dapat merubah prilaku audiens.

Dikembangkan oleh McGuire (1964)

- Teori behaviorisme

- Teori Interaksi Simbolik

- Teory Nonverbal Expectancy Vilation

- Teory Interpersonal Deception

- Teory Penetrasi Sosial

d) Teori Komunikasi kontemporer

- Teori propaganda moderen

- Teori Pembentukan opini

- Teory Efek

- Teory Fenomenistik Joseph Klapper

- Teory Media Sebagai Perpanjangan Panca Indra

- Teori Informasi: Mc.Luhan, bahwa Media: Perpanjangan

panca indra manusia.

- Teori J.D. Vito Tentang Presepsi dan Ekspresi:

Seseorang tergantung pada intensitas Informasi yang

didengar.

- Teori Prejudice (Prasangka/Penafsiran).

- Teori perbedaan penafsiran interkasionis simbolik: teori

komunikasi verbal dan non verbal.

Page 67: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 67

- Teori Stereotype: Teori strategi pemecahan masalah

sistematis Krames. Teori Strategi Solso, Teori Strategi

Wankat dan Oreovoc.

- Teori Penafsiran masyarakat multikultural, Teori

strategi pemecahan masalah sistematis Krames. Teori

Raymond Willayam dikuti Lari May tentang sistem

Interaksi dan Penafsiran masyarakat Multikultural.

Dari definisi teori di atas jelas bahwa teori adalah hasil

telaah metode ilmiah yang memiliki prinsip objektif, sistematis,

faktual, dapat diferifikasi, pragmatis, bersifat universal dan

dapat dipertanggungjawabkan yang disusun oleh seseorang.

D. Jenis Karya Tulis Ilmiah.

Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh

seseorang berdasarkan ketajaman panca indra mendapatkan data

berupa hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya,

antara lain, dalam bentuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas suatu

pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil

kajian yang disam-paikan dalam suatu pertemuan ilmiah

(seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas

perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus

diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. Tebalnya

minimal 10 halaman. Dengan sistematika sebagai berikut:

a. Latarbelakang masalah

Gambaran umum objek permasalahan

Identifiasi masalah

Rumusan masalah

Page 68: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 68

b. Pembahasan

Pengertian

Ruanglinkup masalah

Landasan Normatif (Al-Quran dan Sunnah, Ijma,

Qiyas, Pandangan Para ulama, dan teori pendukung).

Analisis

c. Kesimpulan

d. Pustaka

2. Skripsi: adalah karya ilmiah versi UIN Alauddin Makassar

yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau

penelitian kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang

ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat

Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Tebal

skripsi minimal 60 (enam puluh) halaman jika ditulis dalam

bahasa Indonesia, dan minimal 40 (empat puluh) halaman jika

ditulis dalam bahasa asing (Arab atau Inggris). Komposisinya

sebagai berikut:

a. Halaman Sampul

b. Halaman Judul

c. Abstrak

d. Halaman Persetujuan Pembimbing

e. Halaman Pernyataan Penulis

f. Halaman Pengesahan

g. Halaman Pengantar

h. Daftar Isi

i. Daftar Tabel (kalau ada)

j. Daftar Ilustrasi (kalau ada)

k. Daftar tranliterasi

Page 69: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 69

3. Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka

penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2),

yang diajukan untuk diuji/ dinilai oleh tim penguji guna

memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis

mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan

meme-cahkannya secara analitis kritis. Tebal tesis minimal

100 (seratus) halaman. Contoh komposisinya sebagai berikut:

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan dan Batasan Masalah

c. Hipotesis (bila diperlukan)

d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan

e. Metodologi penelitian

f. Kajian pustaka

g. Kerangka teoretis (bagi S2 dan S3)

h. Tujuan dan kegunaan,

i. Garis besar Isi

4. Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka

penyele-saian studi pada tingkat Strata Tiga (S3), yang

dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk

memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi

harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan

pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh

mahasiswa yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasannya

harus menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat

memberikan suatu kesimpulan yang berimpli-kasi filosofis

dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Tebalnya minimal

200 (dua ratus) halaman.

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan dan Batasan Masalah

Page 70: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 70

c. Hipotesis (bila diperlukan)

d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan

e. Metodologi Penelitian

f. Kajian Pustaka

g. Kerangka Pikir dan Kerangka Teoretis lebih tajam

dibanding kajian S3.

h. Tujuan dan Kegunaan,

i. Garis Besar Isi

Keempat karya tulis makalah, skripsi, tesis, dan disertasi,

disebut sebagai ‚karya tulis ilmiah‛. Argumentasi dikatan karya

ilmiah karena melewati proses ferifikasi didepan para mahasiswa

dan dosen tentang data yang olah lewat referensi pustaka dan

lapangan yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh

mahasiswa atau calon promovendus.

E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah

Pemilihan kata dan kalimat dalam karya ilmiah menggunakan

bahasa Indonesia yang baku (kata dan kalimat yang ada dalam

kamus) yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa

ilmiah. Corak terpenting bahasa ilmiah adalah objektif, jelas,

cermat, dan konsisten.

Selain itu, kalimat yang digunakan harus efisien dan lengkap.

Kalimat dianggap efisien jika mampu mengomunikasikan

pikiran penulisnya secara tepat, singkat, dan padat. Kalimat

dipandang lengkap jika mengandung minimal subjek, predikat

dan objeknya. Sebaiknya dihindari penyusunan kalimat yang

terlalu panjang. Panjang lima baris ketukan biasanya sudah

merupakan ukuran maksimal sebuah kalimat. Harus diperhatikan

secara cermat dan tepat penggunaan huruf besar, huruf kecil,

Page 71: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 71

tanda koma, tanda titik, tanda hubung, dan tanda-tanda baca

lainnya. Transliterasi yang digunakan harus konsisten dan sesuai

dengan pedoman yang berlaku. Kata-kata asing yang belum

menjadi kosa kata bahasa Indonesia hendaknya ditulis dengan

benar dan dengan huruf miring (italics).

Selain itu, pergantian alinea harus sesuai dengan ketentuan.

Definisi-definisi yang dikemukakan harus tersusun dalam

kalimat yang ja>mi‘ (serba mencakup) dan ma>ni‘ (spesifik).

Pernyataan-pernyataan yang dikemukakan harus jelas, cermat,

tidak rancu dan tumpang tindih antara pendapat penulis dan

pernyataan yang berasal dari pihak lain, dan tidak terjadi

pelompatan kesimpulan (jumping conclusion). Hubungan antara

satu kalimat dengan kalimat berikutnya harus runtut, logis, dan

sistematis.

Karya tulis ilmiah dalam lingkungan akademik, pada

dasarnya, ditulis dalam bahasa Indonesia, kecuali skripsi

mahasiswa jurusan/program studi Bahasa dan Sastra Arab ditulis

dalam bahasa Arab. Demikian juga, skripsi mahasiswa

jurusan/program studi bahasa Inggris ditulis dalam bahasa

Inggris.

Pada dasarnya, seseorang yang telah berhasil menyusun karya

tulis ilmiah adalah orang yang telah menempuh sebuah

‚penjelajahan ilmu‛ yang cukup panjang sehubungan kegiatan-

kegiatan tema yang akan dikaji seperti:

(1) Penentuan masalah dan tema kajian,

(2) Pengumpulan referensi,

(3) Klasifikasi bahan bacaan,

(4) Aktivitas berpikir,

(5) Aktivitas menerapkan pengetahuan metodologis,

Page 72: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 72

(6) Aktivitas penuangan hasil pemikiran ke dalam bentuk

tulisan yang, antara lain, mencakup pemilihan kalimat,

suku kata, tanda baca, aturan pengu-tipan, dan

seterusnya, serta

(7) Aktivitas pemeriksaan ulang. Dengan demikian, karya

tulis ilmiah tidak lahir tanpa proses dan tanpa norma dan

kajian teoretis.

BAB 4

METODE PENELITIAN

Tugas membuat karya tulis ilmiah di lingkungan akademik

memiliki beberapa tujuan yakni melatih mahasiswa

Page 73: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 73

mengungkapkan kepekaan rasa, pikiran dan kecerdasan

merangkai kata dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian mereka

dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis

sesuai kesepakatan pada Universitas tertentu.

Menumbuhkan etos ilmiah dan tradisi akademik di kalangan

maha-siswa sehingga mereka mampu menghasilkan karya di

bidang ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan, terutama setelah

penyelesaian studi mereka. Menjadi wahana transmisi

pengetahuan ke kalangan yang membutuhkan, termasuk ke

masyarakat luas.

Merupakan salah satu bentuk pembuktian potensi,

kemampuan, dan wawasan akademik mahasiswa yang

bersangkutan, yang diperoleh melalui pendidikan dan pengajaran

di jurusan masing-masing, ter-utama dalam menyelesaikan

masalah dengan menulis karya ilmiah.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berdasarkan bidang studi masing-masing

seperti bidang studi, seperti penelitian sejarah, ekonomi,

Dakwah dan Komunikasi, ilmu tapsir, Biologi, Psikologi,

sosiologi, dan Antropologi.

Semua bidang keilmuan ini memiliki rumpun teori tersendiri

dan pendekatan dalam menoropong setiap permasalahan. Dari

segi tujuannya penelitian terbagi menjadi 4 yakni:

Pengembangan Teori, Mengkritisi teori, meneguhkan teori,

membanta teori dan membuat teori baru. Dalam istilah lain

tujuan penelitian itu bersifat ekplorasi, development, dan

verifikasi.

Page 74: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 74

Khusus pada metode penelitian dakwah dan komunikasi

dalam tradisi akademik mahsiswa (S1, S2, dan S3) dan

penelitian professional untuk mengambil kebijakan. Penelitian

para professional secara khusus dilakukan oleh para Dosen,

Perguruan Tinggi, Peneliti di LIPI, LITBANG, Lembaga

Pemerintah dan Swatsa seperti LSI (Lembaga Survei Indonesia).

Jenis penelitian dapat dikategorisasikan menurut tujuan,

pendekatan, tingkap eksplanasi(level of eksplanation) analisis

dan jenis data. Jenis penelitian tersebut maka peneliti pada

bidang Dakwah dan Komunikasi diharapkan dapat memilih

metode yang paling efektif dan efisien dalam mengungkap dan

mendapatkan informasi yang digunakan dalam pengembagan

keilmuan dakwah dan komunikasi.

Page 75: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 75

Dari skema gambar di atas tentang penelitian menurut tujuan,

metode, dan tingkat ekplanasi, dan jenis data dapat dijelaskan

secara rinci jenis-jenis penelitian itu berdasarkan tujuan, metode,

tingkat eksplanasi, Jenis data dan analisis.

Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi

penelitian murni dan penelitian terapan. Penelitian murnih

adalah jenis penelitian untuk mendapatkan sebuah bangun teori

atau kerangka teori yang belum tentu diterapkan, tetapi ia adalah

Page 76: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 76

pengembangan kajian ilmiah. Sedangkan penelitian terapan

adalah jenis penelitian yang setelah selesai penelitian dilakukan

langsung diterapkan. Menurut Gay Sulit dipisahkan antara

penelitian murnih dan penelitian terapan karena sulit

memedakannya karena berada dalam satu kontinum. Penelitian

dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisi

terkontrol dengan ketat.

Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan,

menguji, dan mengevaluasi dan memecahkan masalah. Dapat

dilihat menurut tujuan memiliki kegunaan praktis dan kegunaan

ilmiah. Jujun Sumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian

murnih dan penelitian terapan menemukan pengetahuan baru

yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedankan penelitinan

terapan bertujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

praktis.

Memecahkan masalah dalam kehidupan ada beberapa metode

penelitin yang dapat dipilih sesuai karakter masasalah dan data

yang ada dipangan. Menurut Sugiono metode, dapat

dikelompokkan menjadi metode: Penelitian survey, Ex post

facto, Ekperimen, Kualitatif(naturalistic), Polise research

(penelitian kebijakan), Evaluasi dan Sejarah.

1. Penelitian survey: Kerlinger (1973) mengemukakan

bahwa penelitian survei adalah penelitian yang

dilakukan dengan populasi yang besar dan kecil, tetapi

data yang dipelajari menggunakan data sampel: seperti

contoh: Populasi 100 orang sampael yang diambil 50

orang jika masyarakatnya heterogen (masyarakat

multikultural) tetapi jika masyarakatnya homogen (satu

kulturl) cukup 5-10 orang sampelnya. Informasi yang

Page 77: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 77

didapatkan dalam penelitian survei ini adalah padangan

umum masyarakat sehingga cenderung hasil tidak terlalu

mendalam. Seperti contoh ingin mengetahui

kecendrungan masyarakat dalam memilih pemimpin

nasional dapat diketahui lewat metode survei.

2. Ex post facto: Metode penelitian ini, dilakukan untuk

meneliti peristiwa yang telah dilewati atau telah terjadi.

Penelitian ini merunut kebelakang fakto-faktor

timbulnya kejadian tersebut. Sebagai contoh; meneliti

sebab kebakaran sebuah gedung, sebab terjadinya

kerusuhan dan sejenisnya.

3. Ekperimen: metode penelitian ini untuk mencari

pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam

kondisi yang terkontrol secara ketat. Metode penelitian

ini lebih banyak berekperimen pada laboratorium.

Contoh: meneliti metode dakwah dan komunikasi yang

lebih efektif dan efisien.

4. Kualitatif(naturalistic): Metode penelitian ini kebalikan

dari metode eksperimen, yakni penelitian yang dilakukan

secara alamiah. Peneliti menjadi instrument kunci teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi

(penggabungan data lapangan dan data pustaka atau

sering dikenal dengan konfirmasi). Dengan

menggunakan metode berpikir induktif. Tujuan

penelitian ini lebih menekankan pada makna bukan

generalisasi. Contoh penelitian untuk mengungkap

makna dari upacara ritual bambo gila dari Ambon

misalnya. Atau penelitian untuk mengungkap makna

Page 78: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 78

dibalik ritual maudu lompoa di Takalar Provinsi

Sulawesi Selatan.

5. Polise research (penelitian kebijakan): Metode penelitian

ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti karena adanya

masalah, dan masalah ini dilakukan oleh pada

administrator/manager atau para pengambil keputusan

dalam sebuah orgnisasi. Majchrzak (1984 dikutip

Sugiono). Metode ini dilakukan untuk menganalisis

terhadap problematika yang mendasar sehingga

temuannya dapat direkomendasikan untuk membuat

keputusan. Seperti penelitian tentang efektifitas

Undang-Undang Pornografi terhadap komunitas

masyarakat Indonesia. Atau Peraturan pemerintah yang

kurang berpihak pada masyarakat marginal.

6. Action Research (Penelitian Tindakan): Metode

penelitian ini kebalikan dari policy research. Metode

penelitian ini secara spesifik mengungkap cara kerja

yang lebih efisien sehingga biaya produksi dapat

ditingkatkan pada sebuah lembaga. Penelitian ini

melibatkan semua karyawan dan peneliti, untuk sama-

sama melihat cela kelemahan yang selama ini dilakukan

dalam sebuah lembaga dakwah dalam menagemen

dakwah. Contoh: Kelemahan managemen dakwah

sehingga banyak masyarakat masuk aliran sesat. Dari

penelitian ini dapat ditingkatkan menjadi penelitian

evaluasi dengan melakukan penelitian avaluasi pada

produk dan jasa yang selama ini telah dilakukan.

Contoh: Penelitian tentang Efektifitas tentang

pencapaian program.

Page 79: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 79

7. Sejarah: Metode penelitian ini berdasarkan fakta-fakta,

artefak, naskah kuno, arkeolog untuk mengukap

peristiwa yang terjadi pada yang telah lalu dengan

berusaha mendapatkan data primer(pelaku sejarah) yang

berhubungan dengan peristiwa sejarah yang dikaji.

Tujuan penelitian sejarah menurut Isaac (1981) untuk

merekonstruksi peristiwa masa lalu secara rasional,

sistematis, objektif, melalui kekuatan data yang

didapatkan sehingga dapat membuat kesimpulan.

Menurut Sugiono metode di atas, seperti penelitian survey,

Ex post facto, Ekperimen, Kualitatif/naturalistic, Polise research

(penelitian kebijakan), Evaluasi dan Sejarah. Hemat penulis

cendrung perbedaan pada jenis dan bentuk data penelitian dan

tujuan penelitian itu sesuai motivasi dan idiologi kebenaran

ilmiah.

Penelitian kuantitatif berdasarkan pada kebenaran positifisme

dalam artian semua data harus dapat dipastikan kebenarannya

berdasarkan rumus-rumus yang didesain pada program statistik.

Jujun Sumantri (1987) menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, dan

warna. Semuan ini dapat dijelaskan sesuai pilihan masalah yang

diambil. Malasah itu penyimpangan dari apa yang seharusnya.

Petunjuk untuk memetakan permasalahan dengan memilih

teori dari referensi yang relevan dengan problematika yang

dibahas. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka perlu

dirumuskan secara spesifik atau dibingkai batasan masalah

tersebut sehingga menggambarkan kepada pembaca objek

bidikan masalah yang dikaji.

Page 80: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 80

Sebelum mengkaji lebih detail, untuk tradisi penelitian

penelitian kuantitatif hipotesis(dugaan) sebelum diuji secara

empiris berdasarkan data-data yang diperoleh lewat angket,

wawacara dari populasi dan sampel yang telah ditetapkan sesuai

target pencapain yang telah ditentukan peneliti.

Pengujian hipotesis tersebut peneliti perlu memilih metode,

strategi, pendekatan, desain penelitian dan dapat memilih

metode penelitian seperti: Metode Survei, Ex Post Facto

(penelitian yang bertujuan untuk pengetahui penyebab peristiwa

yang telah terjadi), Experimen, Evaluasi, Action Research

(Penelitian Tindakan), Policy Reseacrh (penelitian kebijakan).

Penelitian kuantitatif tidak menggunakan metode Naturalistik

dan sejarah.

Setelah data telah terkumpul melalui angket dan wawacara

penelitian kuantitatif menguji hipotesis yang telah diajukan

sebelumnya dengan program statistik apakah ditolak atau

diterima. Penelitian ini hanya mendeskripsikan dua bentuk

informasi benar atau salah bedasarkan angka/presentasi sehingga

melahirkan kesimpulan positif atau negatif.

Pengertian dan Ruanglingkup Penelitian

Pengertian dan ruanglingkup penelitian harus diberi batasan

sesuai permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian. Selain

memberi definisi setiap variabel indevenden variabel defenden

dan variabel moderator yang akan menjadi titik fokus penelitian

sehingga tiak terjadi tapsiran yang berbeda dengan pembaca.

Mendefinisikan variabel indevpenden (yang memengaruhi)

dan variabel dependen (yang dipengaruhi), pada judul penelitian

untuk mengindari penapsiran yang keliru terhadap pengunaan

Page 81: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 81

istilah dalam penelitian. Kriteria penelitin yang baik memiliki

unsur-unsur sebagai berikut:

No Komposisi Unsur Pembahasan 1. Judul dan

masalah harus sinkron

Judul dan permasalahan perlu dirumuskan dengan teliti, sehingga tidak menimbulkan penapsiran bagi pembaca batasan masalah dan benar dapat diselesain masalah yang diteliti tersebut.

2. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian harus dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat memahami, untuk menghindari konsultasi yang berulang-ulang.

3. Instrumen penelitian

Prosdedur instrument penelitian harus dibuat dengan teliti sehingga dapat mengungkap dan mendapatkan data yang valid.

4. Laporan Peneliti harus membuat laporan yang lengkap, sistematis mengikuti prosedur sesuai rancangan, teknik pemecahan masalah.

5. Teori/ analisis

Analisis yang digunakan harus tepat dan harus memberikan argumentasi kenapa memilih model analisis tersebut.

6. Kesimpulan Setiap kesimpulan dan saran harus didukung oleh data yang valid. Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data yang diperoleh dilapangan

7. Kredibel Data hasil penelitian dapat dipercaya, sehingga penelitian anda mendapat reputasi.

B. Teknik mengungkap pakta (eksplanasi)

Eksplanasi atau bayan (kemampuan menjelaskan). Menurut

David Kline level of explanation adalah: tingkat penjelasan.

Page 82: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 82

Metode atau teknik peneliti mengungkap dan menjelaskan

variabel yang diteliti dengan variabel lain dalam proposal

penelitian berdasarkan mapping data, teori yang akurat, credible,

amanah, fatanah, qanaah dan siddiq.

Tingkat ekplanasi (merealitaskan yang abstrak) dalam sebuah

penelitian seperti penelitian:

1. Deskriptif: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

menggambarkan, menjelaskan serta mengungkap nilai

variabel mandiri, baik satu variabel, dua variabel dan tiga

variabel tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel lain. Contoh:

Bagaimana Profil Presiden RI di Indonesia, Bagaimana

kualitas Dakwah para Dai di Indonesia dalam membina

umat kejalan yang benar.

2. Komparatif: penelitian yang menggambarkan,

menjelaskan serta mengungkap serta membandingkan

antara nilai variabel mandiri, dengan variabel, dua

variabel dan tiga variabel Contoh: Bagaimana peran

kepemimpinan Presiden RI di Indonesia dengan

produktifitas pendapatan BUMN. Adakah perbedaan cara

efektifitas Undang- Undang lama dengan Undang-

Undang baru.

3. Asosiatif (hubungan): penelitian yang menjelaskan,

meramalkan, mengontrol suatu gejala. Hubungan itu

dapat dilihat dari segi hubungan simetris, kausal, dan

interaktif. serta mengungkap hubungan nilai antara

variabel satu variabel, dan dua variabel bahkan tiga

variabel dan menghubungkan dengan variabel lain.

Contoh: Adakah hubungan kupu-kupu yang masuk

Page 83: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 83

dirumah dengan tamu yang akan datang. Adakah

hubungan antara Kecerdasan dengan kreatifitas

Seseorang.

Ketiga model cara menjelaskan fakta di atas adalah teori

Davi Kline yang dikutip oleh Sugiono yaitu deskriptif,

komparatif, dan asosiatif. Pilihan teknik mengungkap fakta ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, semua itu

tergantung motivasi calon peneliti memilih jalur mana yang akan

dipilih untuk mengungkap sebuah kasus yang ada disekitar kita.

Mengungkap sebuah kasus dalam penelitian dakwah dan

komunikasi dapat dilihat juga dari sisi jenis data yang akan

digunakan untuk menjelaskan kepada pembaca sehingga

pembaca dapat memahami hasil penelitian yang telah diproses

melalui jalur-jalur yang telah disepakati secara ilmiah.

Penelitian menurut Jenis data: Pada prinsipnya adalah

penelitian itu seni mendapatkan data berdasarkan prinsip-

prinsip dan mekanisme kejujuran sesuai kaidah-kaidah ilmiah.

Kriteria kaidah ilmiah adalah data yang didapatkan bersifat

valid, reliable, dan objektif terhadadap fenomena tertentu. Jenis

data dan analisisnya dapat menggunakan tiga jenis data yakni 1).

Data kuantitatif, 2). Data kualitatif dan 3). Gambungan antara

keduanya.

Data kualitatif adalah data yang berbentuk narasi/naskah,

kata, kalimat, gambar, dan skema. Data kualitatif yang

dikonversi kepada data kuantitatif Contoh: 4 (setuju) 3 (Kurang

Setuju) 2 (tidak setuju) 1.

Sedangkan data Kuantitatif terdiri dari angka (15000),

presentasi (100%), scoring (100). Dalam tradisi penelitian

Page 84: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 84

naturalistic(kualitatif) pada cenderung menggunakan data

narasi/naskah, kata, kalimat, gambar, dan skema. Jika mendapat

data berupa angka(100) maka angka seratus tersebut dijelaskan

dalam bentuk narasi.

Dalam lapangan penelitian seringkali bentuk dan macam data

penelitian baik dalam bentuk data kualitatif (narasi/ naskah,

kata, kalimat, gambar, audio, visual, simbol, dan skema, peta)

dan data Kuantitatif berupa angka 20, 30, dan 20%. Tapi

prinsipnya adalah data itu harus dapat dipertanggung jawabkan,

valid, reliable dan objektif.

Keterangan gambar:

Data Kuantitatif:

1. Data Diskrit/Nominal: data yang dapat digolongkan

secara terpisah, secara diskrit kategori yang diperoleh

dengan cara mengitung hal ini dapat dijumpai pada

program SPSS. Misalnya dalam satu kelas setelah

dihitung terdapat 25 Siswa kemudian dikategorisasi

menjadi 15 wanita dan 10 pria.

Macam

Data

Kualitatif

Kuantitatif

Diskrit

Kontinum

Ordinal

Interval

Ratio

(narasi/ naskah, kata, kalimat, gambar,

audio, visual, simbol, dan skema, peta).

Semua Realitas

Page 85: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 85

2. Data Kontinum: data yang diperoleh melalui hasil

peringkat, tingkatan sehingga melahirkan data Rasio,

data interval. Data ordinal adalah data yang berbentuk

ranking, atau peringkat misalnya juara I, II dan III. Data

ini dinyatakan dalam skala maka jarak data satu dengan

data lain tidak sama. Hal ini dapat dilihat pada gambar

berikut ini;

Skema: data orninal (jarak tidak sama)

Data interval adalah data yang jarak sama tapi tidak memiliki

nilai nol 0 absolut/multak. contoh: pada thermometer walaupun

ada nilai 00C, tetapi tetap ada nilainya. dan data interval dan

data Ordinal. Data dibawa tersebut termasuk data ordinal

seperti tampak pada gambar berikut ini.

Skema: data Interval, walaupun minus tetap ada

nilainya.

Data rasio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai

nilai nol (0) mutlak. Misalnya data berat dan data panjang

seperti 2 meter, 5 kg dan data rasio adalah data yang paling

teliti.

I

98

II

93

III

76

IV

70

V

50

VI

40

-2

1

-I

2

0

3

I

4

2

5

3

6

4

7

5

8

6

9

7

10

Page 86: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 86

Skema data Rasio

C. Proses Pengambilan Data.

Pada teknik pengambilan data ada proses yang perlu menjadi

perhatian calon peneliti karena ini sangat rentan tingkat

kejujuran yang akan berdampak pada tingkat validitas data yang

akan dipresentasikan di depan public akademik yang akan

menilai data dan melakukan konfirmasi serta ferifikasi data yang

diproses melalui mesin filsafat yaitu

1. Proses ontologi( cara mengambil data)

2. Proses Epistemologi (Cara menyusun dan merangkai data)

3. Proses Aksiologi cara (menilai data melalui tahap etik dan

emik).

Proses pengambilan data kuantitatif dan data kualitatif secara

umum sama. Perbedaannya pada teknik analisis data. Metode

penelitian natural atau sering diistilakan dengan penelitian

kualitatif tidak menggunakan analisis statistik tetapi memiliki

banyak perspektif perspektif dala mengungkap lapisan-lapisan

yang abstrak menjadi tampak yang berangkat dari kajian

fenomenologi.

Kajian atau penelitian yang menggunakan data kuantitatif

atau sering juga diistilakan dengan penelitian kuantitatif lebih

cenderung menggunakan ilmu pasti yang dikenal dengan aliran

pemikiran positifisme. Standar analisisnya cuma menggunakan

analisis statistic yang berhubungan dengan simbol angka.

Karakter simbol angka ini memang cenderung pasti dan tidal

boleh meset karena rumus yang digunakan adalah rumus

1 3 2 4 5 6 7 8 9 10

Page 87: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 87

matematika. Rumpun ilmu matematika berasal dari ilmu eksat

sehingga pola dan karakternya semua serba pasti. Contoh dalam

analisis statistik 2 + 7 = 9 hasilnya tidak mungkin 90 atau 100.

Landasan penelitian kuantitatif berdasarkan pada positifisme

(angka kepastian menurut indra) contoh: 1+3= 4 yang

didapatkan pada data empiris (Jujun Suryasumantri: 1987). Jenis

penelitian kuantitatif ini memfokuskan pada penelitian

managemen akuntansi, bisnis, lembaga keuangan, perpajakan,

dan lembaga-lembaga keuangan pada managemen dakwah dan

komunikasi.

Dalam mendesain latarbelakang penelitian kuantitatif lebih

banyak menggunakan angka-angka sebagai pijakan rasio

signifikansinya atau layaknya suatu permasalahan diteliti.

Dalam konteks ini, makadiperlukan hipotesis sebagai dugaan

sementara objek permasalahan yang akan dikaji. Setelah itu

dilakukan penelitian selanjutnya sebagai pembuktian ilmiah

dengan memilih skala pengukuran tertentu yang dianggap

relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat

digunakan adalah: Survei, Ex Post de facto, Ekperimen,

Evaluasi, action research, policy research. Hemat Sugiono tidak

menggunakan metode penelitian naturalistik dan metode sejarah.

Setelah pemilihan metode penelitian, maka langkah

selanjutnya menyusun instrument penelitian. Instrument ini

sebagai media pengumpul data. Media ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara yaitu: angket/kuesioner, pedoman

wawancara atau observasi. Sebelum semua ini dilakukan perlu

diuji validitas dan reliabilitasnya. Contoh:

Page 88: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 88

1. Pengujian angket: Membuat Pertnyaan terhadap

prblematika yang di teliti.

2. Pengujian wawancara, wawancara terstruktur, wawancara

lepas

3. Pengujian Instrumen penelitian: seperti contoh berikut

ini.

Contoh: Instrumen Penelitian Kuantitatif

Tema Pengaruh sistem Politik:

Nama Responden : ……………………………………….

Alamat : ……………………………………….

Status : ……………………………………….

Pekerjaan : ……………………………………….

Etnis : ………………………………………. BERIKAN TANDA SILANG ()TERHADAP JAWABAN YANG

ANDA ANGGAP PALING BENAR

1. Bagaimana orang Bugis Makassar melihat pelaksanaan

politik sekarang?

A B C D

Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik

2. Apakah sistem politik sekarang tidak berpengaruh pada

budaya siri di Kota Makassar?

A B C D

Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik

3. Bagaimana model pemilihan pemimpin diKota Makassar

apakah sudah sesuai dengan etika dan budaya siri?

A B C D

Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik

Page 89: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 89

4. Jika ada pemilihan Pilkada kerap kali kandidat mengeluarkan

bahasa negatif kepada lawan politiknya apakah ini sesuai

dengan budaya siri di kota makassar ?

A B C D

Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik

D. Skala Pengukuran Istrumen.

Penelitian kuantitatif peneliti akan menggunakan instrument

untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam penelitian

natural(kualitatif) peneliti lebih banyak menjadi

instrument(Instrumen kunci). Penelitian kuantitatif memiliki

macam-macam skala pengukuran sesuai kesepakatan yang

dianggap benar. Skala pengukuran ini penting diketahui sehingga

memudahkan peneliti mengungkap permasalahan dalam variabel

penelitian.

Macam dan jenis skala pengukuran dalam Penelitian

kuantitatif ini terdiri dari:

4. Likert

Skala pengukuran likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial. Pada skala pengukuran ini peneliti dituntut

membuat indikator variabel sebagai standar dalam menyusun

item instrument berupa pernyataan dan pertanyaan. Seperti

Contoh: a) Sangat setuju, b). Setuju, c). Ragu-ragu, d). Tidak

Setuju, e). Sangat setuju.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi

scoring misalnya seperti berikut ini.

Page 90: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 90

Sangat setuju, : 5

setuju : 4

Ragu-ragu, : 3

tidak setuju : 2

Sangat setuju. : 1

Contoh analisis data skala likert

Jika ingin mengukur pendapat masyarakat, presepsi pada

sebuah komunitas pada sebuah Desa tritiro tentang peraturan

PEMDA tentang larangan MIRAS di Desa Tritiro dengan

memilih 100 Sampel responden. Setelah itu membuat instrument

pertanyaan 5 jenis Pertanyaan yang dianggap dapat memberikan

jawab terhadap apa yang diingin dari pendapat masyarakat

tersebut. Membuat cek lis.

Contoh cek lis:

Berilah jawaban pertanyaan berikut ini sesuai pendapat anda

tentang Peraturan larangan MIRAS di Desa Tritiro dengan cara

member tanda cek lis.

Nama :

Alamat :

Jenis Kelamin :

No Pertanyaan Jawaban SS ST Rg TS ST

S 1 Miras sangat mengganggu ketertiban

masyrakat di Desa Tritiro √

2 Miras merupakan mata pencaharian masyarakat di Desa Tritiro sehingga tidak perlu di hapus

3 Dampak perkelahian remaja disebabkan oleh adanya Miras

4 Karena sulitnya mencari kerja sehingga miras adalah satu-satunya perkejaraan

Page 91: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 91

5 Peraturan Daerah tentang miras sangat efektif meminimalisasi miras di Tritiro.

Skor nilai:

Sangat Setuju (SS) : 5

Setuju (ST) : 4

Ragu-ragu (Rg) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Setuju. (ST) : 1

Berdasarkan data yang telah terkumpul 75 Responden

(50+25) atau 75% masyarakat member jawaban Setuju(S) dan

Sangat Setuju(SS). Jadi kesimpulan adalah PERDA larangan

Miras sangat efektif di Desa Tritiro. Jadi dapat dipresentasi

sebagai berikut: Instrumen Pertanyaan 5 X 100 orang = 500

seandainya semua menjawab SS maka jumlah skor yang

diperoleh dari penelitian ini 450. Dapat dirinci sebagai berikut:

Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 X 5 = 125

Jumlah skor untuk 50 orang yang menjawab SS = 50 X 4 = 170

Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab Rg = 5 X 3 = 15

Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 20 X 2 = 20

Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 X 1 = 10

Jumlah jawaban secara total = 450

Jadi berdasarkand ata itu (450: 500 X 100% =75 %)

5. Skala Gutman:

Skala pengukuran tipe ini hanya memberikan 2 pilihan pada

responden yakni ya atau tidak atau positif atau negative. Model

ini jawaban yang diingin dari responden adalah sebuah ketegasan

Page 92: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 92

dari permasalahan yang ada dari pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti.

Contoh:

Bagaimana Tanggapan anda tentang PERDA MIRAS di

Desa Tritiro? a). Setuju b). Tidak Setuju.

6. Rating Scale

Data kualitatif yang dikuantitatifkan seperti Contoh: Sangat

Baik (Narasi) dikuantitatifkan menjadi 97 (Skor). Atau

sebaliknya data kuantitatif di terjemahnya menjadi data

kualitatif.

Contoh:

Seberapa baik ruang kerja di perisahaan ini? Beri jawaban

angka seperti:

Sangat Baik (97)

Bik (80)

Cukup baik (70)

Kurang Baik (50)

Sangat tidak baik (20)

7. Semantic Deferensial

Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferensial yang

dikembangkan oleh Osgood. Sakala ini digunakan untuk

mengukur sikap dengan bentuk pilihan ganda.

E. Teknik Analisa Data.

1. Teknik analisis data kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif dengan kualitatif perbedaan

signifikansinya pada isntrumen analisis atau media analisis yang

Page 93: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 93

digunakan. Jika menggunakan analisis statistik maka corak

penelitian itu ke kuantitiaf. Jika menggunakan non statistik

maka penelitian itu cenderung kualitatif. Sebagai contoh berikut

ini analisis data kuantitatif dengan menggunakan software

statistik.

Setelah data dari seluruh responden dikumpulkan maka

tibalah saatnya melakukan analisis data. Data yang didapatkan

dimasukkan dalam tabulasi data berdasarkan variabel dan jenis

responden kemudian melakukan pengujian hipotesis.

Penelitian kuantitatif menurut Sugiono mengenal tradisi

analisis statistik deskripitf dan analisis inferensial. Statistik

deskriptif adalah menganalisis data dengan cara menggambarkan

data yang telah terkumpul. Statistik inferensial(statistik

induktif/statistik probabilitas). Data yang didatpatkan ini dapat

diuji probabilitasnya pada program SPSS sebagai alat bantu

menganalisis data, cara tinggal memasukkan data pada tabel

SPSS secara otomatis data keluar berdasarkan kesimpulan

probabilitasnya.

Penggunaan model statistik parametris tersebut hanya dapat

mengolah data yang bersifat interval dan rasio sedangkan data

statistik non parametris dapat mengolah data nominal dan

ordinal. Rumus pengujian hopotesis

1. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel jika

datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik

statistik: Binomial, dan Chikuadrat satu sampel.

2. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel bila

datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik

statistik Ran tes.

Page 94: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 94

3. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel satu

variabel bila datanya berbentuk interval dan rasio maka

digunakan: teknik statistik: T-Tes Sampel

4. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel

berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan

teknik statistik McNear

5. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel yang

berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan

teknik statistik: Sign Test dan Wilcoxon matchet pairs.

6. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel yang

berpasangan, bila datanya berbentuk interval atau rasio

maka digunakan teknik statistik: Test dua Sampel.

7. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel

independen, bila datanya berbentuk nominal maka

digunakan teknik statistik: Fisher Exact probability dan

Chi Kuadrat dua Sampel.

8. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel

Independen, bila datanya berbentuk ordinal maka teknik

statistiknya: Media Test, Man-Whitney U Test,

Kolmogorof Smirnof dan Wald-Wolfoeitz.

9. Untuk menguji hopitesis komparatif K sampel yang

berpasangan, bila datanya berbentuk ordinal maka

digunakan teknik statistik: Chocram Q.

Untuk lebih lengkapnya silangkan baca khususus penelitian

kuantitatif pada buku metode penelitian, disini hanya

menggambarkan secara umum karena lebih pada kajian

penelitian kualitatif dakwah dan komunikasi.

Page 95: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 95

2. Teknik analisis data kualitatif

Teori analisis data kualitatif terbagi menjadi dua payung

besar yakni metode berfikir deduktif dan metode berpikir

induktif. Metode berpikir deduktif juga bentuk analisis secara

umum tetapi perlu ada disipilin paradigm ilmu tertentu sehingga

hasil analisis dan pedekatan yang digunakan dalam menelaah

sebuah objek tertentu bisa maksimal sesuai karakter ilmu yang

digunakan untuk menelaah tersebut.

Untuk memaksimalkan sebuah pendekatan analisis seorang

peneliti perlu memiliki komptetensi sebagai berikut:

1. Think, critically, systematically: Calon peneliti harus

memiliki wawasan, mempunyai kemampuan kritis serta

dapat berpikir sistematis.

2. Able to create, innovate: Calon peneliti harus memiliki

kemapuan kreatifitas menciptakan model baru dari yang

sudah ada.

3. Communicate affekctify: Calon peneliti harus mampu

berkomunikasi dengan baik untuk memengaruhi audiens.

4. Able to identify and formulate problem clearly: Mampu

mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas.

5. View o problem in winder context: Calon peneliti

mampu melihat masalah secara global yang biasanya

masalah tidak pernah berdiri sendiri.

Jika seorang peneliti telah memenuhi kriteris seperti

dijelaskan di atas maka penelitian yang akan dikaji dapat

memberikan kontirbusi kepada diri sendiri dan orang lain,

bahkan kepada kemaslahatan semua umat manusia.

Teknik analisis data kualitatif perbedaan signifikansinya pada

isntrumen analisis atau media analisis yang digunakan. tradisi

Page 96: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 96

penelitian kualitatif ‚tidak menggunakan analisis statistik‛

teknik analisis pada kajian kualitatif lebih menggunakan metode

analisis deduktif dan induktif.

Metode analisis deduktif dan induktif ini adalah pola umum

yang perlu di break down (merincikan sesuai pendekatan ilmu

yang digunakan). Kaidah analisis kualitatif induktif Perancis

Bacon yang dikutip oleh Bungin dalam skema analisis berikut:

Contoh:

Cara berpikir analisitis

Cara berpikir analisitis Sintetis

BAB 6

MODEL ANALISIS DAN PENDEKATAN

A. Pengertian

Pengetahuan Khusus

Dianalisis Berteori

Kesimpulan Pengetahuan Umum

Pengetahuan Umum

Dianalisis Berteori

Kesimpulan

Page 97: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 97

Dalam kamus karya ilmiah popular Komaruddin (2006: 182)

Analisis berasal dari bahasa Yunani, analusis, analisa adalah:

Suatu pemeriksaan mengenai hakikat atau makna sesuatu,

misalnya data riset yang didapatkan lewat observasi, wawancara,

lewat angket dan data lainnya yang sifatnya belum memberikan

keterangan yang realistis. Analisis juga dapat pahami sebagai

kegiatan berpikir pada saat mengkaji pada bagian-bagian,

komponen-komponen, atau elemen-elemen dari satu totalitas

dari objek. Hal inilah yang digunakan dalam metode penelitian

dakwah dan komunikasi dalam menelaah obejk tertentu.

B. Pendekatan

Selain teknik analisis dalam metode penelitian dakwah dan

komunikasi dikenal juga kata pendekatan. Pendekatan dalam

bahasa inggris dikenal scientific approach. Suatu metode yang

digunakan untuk mengidetifikasi, menganalisis, dan

memecahkan masalah dengan mengikuti kaidah-kaidah logika

seara sistematis. Pendekatan juga dapat dipahami sebagai

perangkat ilmu tertentu yang digunakan untuk menelaah sebuah

objek dilokasi penelitian. Dalam metode penelitian dikenal

beberapa pendekata yakni:

1. Pendekatan Disipliner: yakni penedkatan berdasarkan

objek penegnal dan objek formal ilmu bersangkutan.

2. Pendekatan Fungsional: adalah pendekatan yang

dilakukan dari berbagai masalah yang sama.

3. Pendekatan multidispliner: Penekatan yang menggunakan

beberapa rumpun ilmu untuk menelaah suatu objek.

4. Kelompok Metode analisis Teks dan Bahasa

Page 98: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 98

Analisis dan pendekatan dalam metodologi penelitian dakwah

dan komunikasi berdasarkan dari penjelasan bungin

mengelompokkan kedalam beberapa sub kajian yang dapat

digunakan untuk melakukan analis dan pendekatan sesuai

rumpun ilmu masing-masing:

1. Kelompok metode analisis teks dan bahasa:

a. Content Analysis(analisis isi)

b. Analisis bingkai (framing analisis)

c. Analisis Semiotika

d. Analisis Konstruksi sosial Media

e. Analisis Hermeneutika

f. Analisis Wacana Kritis

g. Analisis Agenda Setting

2. Kelompok metode analisis tema-tema budaya

a. Analisis struktural

b. Domaian analisis

c. Taxonomi analisis

d. Discoveri Cultural Themes Analysis

e. Constant Comparatif analisis

f. Grounded Analysis

g. Etnometodologi

3. Kelompok metode analisis kinerja dan pengalaman individu,

institusi, kajian tokoh.

1. Analisis Focus Group Discusion (FDG)

2. Analisis Forensif Digital

3. Analisis Studi Kasus

4. Teknik Biografi

5. Analisis SWOT

Page 99: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 99

6. Analisis Penggunaan Bahan Dokumenter

C. Teknik analisis data

1. Content analysis (analisis isi):

Teknik analisis isi dengan memperhatikan konten (isi pesan)

yang berhubungan dengan dakwak dan komunikasi. Logika

dasarnya adalah setiap prilaku manusia memiliki pesan baik

nerupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Yang konsentrasi

dalam metode ini adalah Bernard Berelson (1959). prinsip yang

harus diperhartikan jika memilih metode ini dalam menganalis

isi konten adalah:

Analisis isi pragmatis: dampak dari akibat proses dakwah

dan komunikasi yang dilakukan. Misalnya berapa kali

diucapkan kata tertentu yang dapat memberikan

respon/stimulan bagi pendengar sehingga tertarik.

Analisis isi semantik: melakukan identifikasi tanda-tanda

baca/gaya dakwah dan komunikasi seperti: referensi rujukan

berapa kali diucapkan atau ditulis, Pensifatan data

pembicaraan yang tidak memiliki referensi yang jelas.

Pernyataan menelaah berapa kali sering melakukan

pernyataan. Dianalisis secara tematik kata-kata tertentu.

Analisis Sarana Tanda: melakukan pengorganisasian tanda,

simbol, sifat psikologi, seua tanda berupa pernyataan,

referensi yang disebut cara menjelaskan ide-idenya

diklasifikasi dengan membuat tabel penilaian seperti contoh

berikut ini:

Referensi bacaan Cara menyampaikan Penggunaan simbol/ tanda/gaya komunikasi

Jumlah ayat dan Ketajaman menjelaskan Penekanan(aksentuasi)

Page 100: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 100

hadis disebut selama berdakwah

bacaan berupa Al-Quran dan Al-Hadis serta padangan para ahli

pada kalimat tertentu yang dianggap penting oleh komunikan/Muballigh

Kitab yang diruju baik buku komunikasi maupun buku dakwah

Pemahaman mengunkap isi kandungan hasil bacaan

Kecerdasan melakukan perumpamaan (analogi) yang dapat memudahkan orang memahami pembicaraannya

10 kali 30 kali 50 kali Dari angka kuantitas ini dapat simpulkan bahwa volume proses dakwah komunikasi baik verbal maupun non verbal Si A dikategorikan sebagai baik, atau cukup baik tergantung pada standar penilaian yang ditentukan.

2. Analisis bingkai (Framing analysis):

Suatu teknik analisis dengan menemukan frame terhadap

pemilihan kata /kalimat tertentu kemudian kata tersebut

dibingkai seperti kalimat: reformasi, terorisme, korupsi, cantik,

dan indah. Dalam teknik analisis ini setiap kalimat yang

dibingkai oleh media tertentu dilakukan diagnosis terhadap

pilihan kata tersebut apa motivasi, apa kepentingan, dan

bagaimana caranya media mencitrakan isu yang dibinkai

tersebut.

Teknik analysis framing dapat dilihat pada tabel berikut ini:

STRUKTUR PERANGKAT PRAMING UNSUR YANG

DIAMATI

Sintaksis:

Cara Wartawan menyusun fakta

yang dipresepsi dilapangan

1. Skema berita 1. Headline, Lead,

2. Latarbelakang

informasi.

3. Kutipan, Sumber

4. Penutup

Skrip:

Cara wartawan mengisahkan

fakta

Kelengkapan berita Perhatian 5 W 1 H

Tematik: 1. Detail(gambar, pemilihan Paragraf dan

Page 101: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 101

Cara wartawan menulis fakta huruf).

2. Maksud Kalimat serta

hubungannya

3. Koherensi

4. Bentuk Kalimat

5. Kata ganti.

Proposisi

Restoris: 1. Leksikon

2. Grafis

3. Metafora

4. Pengandaian

Kata, Idiom, Gambar/

foto, grafik

3. Analisis Semiotik

Fokus analisis semiotika dalam metode penelitian dakwah

dan komunikasi seorang peneliti yang menjadi kunci instrument

melihat, mengamati, dan menyelidiki simbol dan tanda yang ada

pada materi objek yang akan diteliti.

Simbol atau tanda yang menjadi konsentrasi dari penelitian

adalah:

a. Qualisigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda

yang berhubungan dengan sifat objek. Seperti sifat warna

kuning, merah dan hijau.

b. Sinsigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda

objek materi yang berhubungan dengan bentuk: seperti

jika ada gertakan berarti ekpresi maknanya ia sementara

mara.

c. Lesigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda

yang berlaku umum tentang objek tersebut seperti kode

lalu-lintas.

Langkah-langkah penelitian semiotik

a. Mencari topil yang menarik perhatian anda

b. Buat pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.

c. Tentukan alasan dari penelitian anda

Page 102: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 102

d. Rumuskan topik penelitian anda dengan pertimbangan tiga

pokok topik, tujuan dan rational.

e. Tentukan metode pengolahan data

f. Kalsifikasi data:

- Identifikasi teks

- Berikan alasan mengapa teks dipilih dan perlu

diidentifikasi.

- Tentukan pola semiotika yang umum dengan

mempertimbangkan hierarki dan pragmatismnya bagi

kemaslahatan umat.

- Tentukan khas penelitian anda berdasarkan perspektif

semiotika.

Objek yang dianalisis:

- Idiologi, Interpretan, frame work budaya

- Pragmatis, aspek sosial komunikatif

- Lapisn dari makna, intekstualitas, kaitan dengan tanda

lain, hokum yang mengaturnya.

- Kamus Ensiklopedi.

Kesimpulan

4. Analisis Konstruksi Sosial Media

Kajian penelitian dakwah dan komunikasi juga mengenal

adanya analisis konstruksi sosial media sebagai sebuah

pendekatan yang dipopulerkan pada tahun 1966 oleh Peter L.

Berger dan Luckman menjelaskan analisis konstruksi sosial

melalui ‚the social construction of reality, A treatise in the

sociological of knowledge‛. Teori ini dapat dideteksi melalui

Page 103: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 103

tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, abjektivasi, dan

internalisasi.

Ada beberapa hal penting dalam penyiapan materi konstruksi

sosial media massa yaitu:

1. Keberpihakan media massa kepada kapitalis

2. Keberpihakan semu kepada masyarakat

3. Keberpihakan kepada kepentingan umum

Proses cara kerja teori konstruksi sosial ini dapat dilihat dalam

skema berikut ini:

5. Hermeneutika:metode penapsiran hermeneutika (alat

interpretasi/media penapsir) ini mencakup semua aspek

kemanusiaan tetapi dalam metode penelitian dakwah dan

komunikasi ada pilihan-pilihan yang perlu diperhatikan dalam

menapsirakan sebuah teks dengan prinsip kajian hermenetika

adlah kajian ilmu yang dapat memberikan pemahaman

tentang hal-hal yang abtrak dibalik sebuah teks dalam

Eksternalisasi

Objektivasi

Internalisasi

M

E D

I A

Massa

Objektif Subjekti

Iner Subjektif

Realitas Konstruksi:

- Lebih Cepat

- Lebih Luas

- Sebaran merata

- Membentuk opini

massa

- Opni massa

cenderung apriori

- Opni massa

cenderung sinis

-

Source Message Channel Effects Receiver

Page 104: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 104

konteks tradisional. Pandangan Sumaryono ini dalam

memahami hermenetika Haberman dalam konteks kajian

penelitian dakwah dan komunikasi.

6. Analisis Wacana dan penapsiran teks: Kontowijoyo dalam

menapsirkan sebuah teks tidak dapat dipisahkan antara

struktur sosial, gaya hidup, sosialisasi, agama, mobilitas

sosial, organisasi kenegaraan, dan seluruh prilaku sosial.

1. Kelompok analisis Tema-tema budaya

a. Analisis Struktural Fungsional: tokoh analisis struktural

adalah Levi-Strauss, yang juga terilhami dari Ferdinand de

Saussure. Dengan demikian analisis struktural ini lebih

banyak bersentuhan dengan ilmu semiotika. Langkah-

langkah analisis struktural:

Pertama: membaca keseluruhan naskah terlebih

dahulu.

Kedua: Jika cerita panjang dapat dibagi menjadi

beberapa bagian.

Ketiga: Perhatian pada kunci-kunci yang ada dalam

satu faragraf yang dialami yang melakoni cerita

tersebut misalnya seperti seorang tokoh terkenal

dalam cerita tersebut.

Keempat: memerhatikan adanya relasi antar kalimat

satu dengan yang lain.

Kelima: Makna-makna dalam teks disusun

berdasarkan sumbu singtagmatis, paradigmatic

dengan elemen-elemen lain.

Page 105: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 105

Keenam: mencoba menarik hubungan relasi antara

elemen-elemen tersebut menjadi satu bangunan

makna.

Ketujuh: menarik kesimpulan akhir dan mencoba

memaknakan cerita internal di atas berdasarkan

kesimpulan referensi kontekstual.

b. Domain analisis: bentuk analisis dengan melakukan

pendekatan masalah secara langsung. Teknik analisis ini

lebih popular jika melakukan penelitian eksploratif.

Seperti menggambarkan secara totalitas sebuah institusi

pesanteren tertentu maka dapat dilihat dari: Kiai, santri,

guru, juru masak, petugas kebersihan, dan sebagainya.

Semua elemen ini dieksplorasi dengan baik sehingga

pembaca dapat memahami institusi tersebut. Sparadley

menyarankan hubungan semantik bersifat universal dalam

analisis domain sebagai berikut:

Jenis (Strict Inclusion)

Ruang (Spacial)

Sebab akibat (Cause effect)

Rasional (Rational)

Lokasi Kegiatan (Location for action)

Cara ke tujuan(means-and)

Fungsi (Funtion)

Urutan (Sequence)

Atribut (Atribution)

c. Taxonomi Analysis:

d. Componential Analysis

e. Discovering Cultur Themes Analysis

f. Constant Comparatif analisis

Page 106: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 106

g. Graunded Analisis

h. Etnologi analysis

2. Kelompok analisis kinerja dan pengalaman individual serta

prilaku instritusi

a. Analisis Focus Group Discussion (FGD)

sebuah teknik pengumpulan data yang pada umunya

dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan

makna sebuah menurut pemahaman sebuah kelompok. Langkah-

langkah penelitian FDG adalah sebagai berikut:

1. Melakukan coding

2. Menentukan persamaan sikap dan pendapat terhadap

istilah yang sama.

3. Menentkan persamaan istilah yang digunakan, termasuk

perbedaan pendapat terhadap istilah.

4. Melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap sikap dan

pendapat perserta FDG berdasarkan alur diskusi.

5. Mencari hubungan dan kategorisasi yang ada untuk

menentukan bangunan hasil diskusi.

6. Menyiapkan draf laporan FDG untuk didiskusikan pada

kelompok atau forum yang lebih besar.

b. Analisis Studi Kasus

Strategi analisis studi kasus adalah bentuk metode data

kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang

terjadi pada objek analisis. Pada umumnya studi kasus juga

Page 107: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 107

digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, lebih ditekankan

pada metode penelitian menggunanakan data kualitatif.

Menelitian natural(kualitatif) menurut William F. Whyte

dapat dilakukan pada objek atau domain yang terkecil seperti:

Membedah dunia korupsi, membedah dunia gelandangan, satu

TR, satu Desa, satu kabupaten, satu Negara dan bahkan satu

benua.

Beberapa time penelitian studi kasus juga dijelaskan oleh

Bogdan dan Biklen (1982) Serta Yin sebagai berikut:

1. Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi: konsentrasi

kajiannya pada perjalanan dan perkembangan sejarah

2. Studi kasus observasi: menjaring informasi pada

komunitas masyarakat tertentu yang dilakukan secara

empiris, detail, dan aktual.

3. Studi kasus life histori: studi yang mengungkap dengan

lengkap dan rinci tentang kisah hidup seseorang dengan

berbagai macam liku-likunya baik yang sifatnya unik dan

dokumen-dokumen pribadi yang dianggap penting bagi

peneliti untuk diinformasikan kepada khalayak.

4. Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan:

ketajaman peneliti menelaah yang ada dalam sebuah

lingkungan. Menyelidiki sturktur dan fungsi-fungsi dalam

sebuah masyarakat dalam berekspresi dan berinteraksi

satu dengan yang lain. Seorang peneliti mengungkap sisi

unik dalam melakukan dakwah dan komunikasi.

5. Studi kasus analisis situasional: Menelaah sisi-sisi

perubahan masyarakat akibat dari dampak letusan-letusan

situasi seperti Contonya: pencemaran yang diakibatkan

oleh lapindo di kecamatan porong sidoarjo.

Page 108: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 108

6. Studi kasus mikroetnografi: Studi kasus ini dilakukan

sebuah unit sosial terkecil dengan melihat sisi pada diri

seseorang yang menarik untuk dikonsumsi oleh publik.

c. Analisis teknik biografi

Teknik analisis biografi terhadap diri seseorang yang

dianggap dapat memberikan khazanah keilmuan maka perlu

diperhatikan unsur-unsur seperti berikut ini:

1. Pengalaman Hidup.

2. Geonologi Keilmuan(Pendidikan)

3. Teman-temannya yang dianggap member pengaruh

terhadap poa pikirnya.

4. Bahan bacaan yang di konsumsi selama hidupnya.

5. Kondisi Geografis tempat tinggalnya serta perubahan-

perubahan iklim yang terjadi didideskripsikan.

6. Karya pada masa remaja, Dewasa dan masa Tua

gambarkan perubahan-perubahan pola pikirannya.

7. Autobiografi secara geonologi sislsilah keturunan:

Keluarga, reputasi, Idiologi dan agama, ajran-ajaran

moral yang diperjuangkan, harapannya kepada

masyarakat yang akan datang.

d. Analisis SWOT:

Analisis SWOT (Stenghs Waeknesses Opportunities dan

Threats) ini adalah teknik analisis yang sering digunakan pada

kasus-kasus militer. Kemudian digunakan untuk menganalisis

kasus bisnis, perencanaan dan penelitian dakwah dan

komunikasi.

Page 109: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 109

Secara harfiah SWOT (Stenghs Waeknesses Opportunities

dan Threats) analisis ini dapat membedah serta mengungkap

kinerja sebuah lembaga, istitusi tentang target pengembangan

yang akan dilakukan untuk baik dari segi internal maupun

eksternal. Faktor eksternal Peluang(opportunities), ancaman

(threats), faktir internal: kekuatan(strenghs) dan

kelemahan(weaknesses).

Analisis SWOT dapat digunakan untuk menawarkan sebuah

alternative yang dapat dilakukan dan diimplementasikan dalam

sebuah perusahaan, lembaga dakwah dan komunikasi, institusi

pemerintahan dan swasta. Hal yang dapat diteliti sangat

tergantung pada motivasi peneliti seperti efektifitas kebijakan,

efektifitas pembuatan perencanaan dan sistem publikasi dakwah

yang relevan bagi masyarakat multikutlral. Implementasi

analisis SWOT:

Kekuatan:

1. Memiliki SDM(Dai dan Muballigh) yang cukup terampil.

2. Memiliki kemampuan memberikan ceramah cukup

memadai.

3. Memiliki kemampuan mendesain publikasi dakwah sesuai

kebutuhan umat untuk menciptakan masyarakat yang

taat hukum.

4. Memiliki fasilitas penelitian, pengujian, dan

pengembangan kemasan dakwah yang menarik dan

menyenangkan.

5. Memiliki tingak realibilitas yang cukup baik

6. Memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik.

Page 110: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 110

7. Memiliki pembiayaan yang cukup bagi kelansungan

ekosistem dakwah dan komunikasi.

8. Memiliki networking yang mapan sehingga perencanaan

yang dibuat dapat memberikan kontribusi yang cukup

baik.

9. Memiliki kekauatan cadangan pendanaan yang memadai

Kelemahan

1. Jumlah Dai dan Muballigh yang berlimpah tetapi

memiliki kualitas yang kurang memadai.

2. Belum mantampnya pola perencanaan dan peta dakwah

yang baik dan terukur.

3. Menggunakan media dakwah yang kurang relevan

dengan kondisi jamaah

4. Dalam kondisi tertentu kerap kali tidak mampu

memenuhi permintaan jamaah.

5. Kondisi media yang digunakan kurang baik

Peluang

1. Sangat stabil kondisi politik di dalam negeri

2. Masih tingginya masyararakat untuk mempunyai

tempat tinggal.

3. Dai dan Muballigh memiliki ciri (brand) yang unik

4. Daya serap jamaah yang cukup tinggi

5. Makin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap Dai

dan Muballigh.

6. Adanya teknologi baru yang dapat melayani jamaah

lewat media dakwah on line.

7. Dampak deregulasi memberikan iklim dakwah yang

cukup baik

Page 111: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 111

8. Kebijakan pemeliharaan sumber daya dai dan

muballigh yang maksinal.

9. Semakin banyak alternatif sumber dana.

10. Semakin baik citra Dai dan Muballigh

11. Tersedianya tenaga Dai dan Muballigh yang potensial.

Ancaman

1. Stabilitas politik internasional yang kurang menetu

2. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Al-Quran

dan Sunnah sehingga banyak jamaah yang dicuci otaknya

untuk mengikuti alisan yang sesat.

3. Komungkinan berdirinya aliran-aliran yang dapat

membingunkan umat.

4. Banyaknya aliran-aliran agama dari luar yang

memberikan pemahaman yang tidak sesuai dengan

kebutuhan umat.

e. Analisis dokumenter(analisis sistem informasi dakwah).

Teknik analisis ini dapat digunakan pada kajian teks atau

studi naskah yang dipublikasikan oleh lembaga tertentu atau

dokumen pribadi yang ditulis seseorang yang cukup memberikan

pengaruh pada jamaah.

Kajian analisis sistem informasi dakwah khususnya naskah

ini dakwah dapat menggunakan mekanisme model periwayatan

hadis ketiga menelusuri bahan dokumentasi dari mulai dari masa

bukhari sampai saat ini.

f. Penggunaan bahan visual(Analisis Digital forensip).

Page 112: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 112

Teknik analisis ini menelaah hasil visualisasi seperti animasi,

film, foto komputer grafis, televisi, dan bahan visual lainnya.

Teknik penelitian ini, untuk menelaah, menyelidiki keabsahan

suatu hasil audio visual sebagai pelengkap dalam kijian

penelitian kualitiatif.

Kajian ini menarik dalam era teknologi informasi, karena

banyaknya cyber crime (kejahatan dunia maya) di dunia maya

yang dilakukan, seperti pencemaran nama baik, dan pembobolan

perbankan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian bahan

visual ini adalah:

1. Mengambil data visual yang telah didesain oleh orang

tertentu yang diduga memiliki rekayasa digital.

2. Membawa ke laboratorium ahli forensif digital

3. Meneliti software desain grafis yang digunakan dalam

mendesain audio visual

4. Menelaah frame to frame adegan visual yang dikemas

oleh oknum tertentu.

5. Menelaah permainan gradasi warna, audio, gambar dan

visual motion yang digunakan.

6. Menelaah semua kekuatan software audio visual sehingga

peneliti mendapatkan bahwa adegan ini diproduksi lewat

kamera merek tertentu serta diperoduksi oleh komputer

grafis tertentu.

7. Motif dibalik pembuatan visual, lokasi pembuatan, serta

tipe cam corder yang digunakan.

8. Membuat klasfikasi jawaban

9. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.

BAB 5

Page 113: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 113

PETA DAKWAH DAN KOMUNIKASI

A. Pengertian

Peta dakwah dan komunikasi yang dimaksudkan dalam kajian

ini adalah gambaran lapisan-lapisan objek penelitian dakwah dan

komunikasi berdasarkan paham agama, idiologi, suku etnis

bahasa dan budaya.

Struktur masyarakat yang akan menjadi objek kajian

penelitian dakwah perlu diketahui lebih awal dan melakukan

pengorganisasi, digram venn, dan indentifikasi masalah dari sub

struktur masing-masing masyarakat. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui prilaku masalah dalam penelitian sehingga seorang

peneliti harus dapat memahami secara detail permasalahan

tersebut.

Kecerdasan peneliti dalam melakukan identifikasi masalah

akan memberikan gambaran yang tepat dalam menyelesaikan

masalah tersebut. Hal ini sering juga disebut sebagai maping

permasalahan.

Kekayaan ilmu seseorang tampak pada kecerdasan dalam

melakukan identifikasi permasalahan dan mencari solusi dari

permasalahan tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa

penelitian yang baik berangkat dari permasalahan. Emoy (1985)

yang dikutip Sugiono penelitian murni atau terapan harus

berangkat dari permasalahan.

Penelitian harus dimulai dari permasalahan, hal ini sesuai

pandangan Tucman (1988: 25), jika masalah sudah diketahui

ruang lingkupnya maka 50% penelitian telah selesai.

Page 114: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 114

Dalam kajian penelitian dakwah dan komunikasi unsur-unsur

yang dapat menjadi sorotan dalam mencari permasalahan dapat

dilihat pada:

Pengertian ilmu dakwah dan komunikasi

Wilayah penelitian ilmu dakwah dan komunikasi

Muballigh/Informan dakwah dan komunikasi

Materi dakwah dan komunikasi

Metode dakwah dan komunikasi

Media dakwah dan komunikasi

Objek dakwah dan komunikasi

Sejarah dakwah dan komunikasi

Efek dakwah dan komunikasi

Tujuan dakwah dan komunikasi

Gambaran wilayah dakwah dan komunikasi

Semua unsur-unsur ini calon peneliti harus memilih dan

mencari permasalahan dari setiap unsur dakwah tersebut.

Pandangan Stonner (1998: 257) tentang sumber masalah adalah

penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan. Atau

kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut Syarifudin

masalah adalah prilaku hidup manusia yang bertentangan dengan

Al-Quran dan Sunnah sehingga dapat merusak ekosistem

kehidupan sesama manusia, alam dan Tuhan.

Bentuk-bentuk masalah penelitian menurut Sugiono

dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat

ekplanasinya(daya ungkap) sehingga muncul permasalahan

deskriptif, permasalahan komparatif dan permasalahan asosiatif

(hubungan). Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai

berikut:

Page 115: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 115

1. Permasalahan Deskriptif: Suatu permasalahan yang

berkenan dengan pertanyaan terhadap keberadaan

variabel dan independen depeden dalam penelitian ini

peneliti tidak melakukan perbandingan. Peneliti hanya

mendeskripsikan variabel utama yang diteiti. Contoh

dalam merumuskan masalah:

Bagaimana sikap masyarakat terhadap metode

dakwah dewasa ini di Indoensia.

Seberapa baik kinerja cabinet Indonesia Bersatu Jilid

II.

Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat

terhadap model dakwah Zainuddin MZ.

2. Permasalahan komparatif: Membandingkan antara

keberadaan variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Adakah perbedaan produktifitas kerja antara

Pegawai Negeri Sipil dengan TNI-POLRI.

Adakah perbedaan antara kinerja cabinet Indonesia

Bersatu Jilid I dengan julid II.

Adakah Perbedaan antara model dakwah Abdullah

Gimnastiar dengan model dakwah Zainuddin MZ.

3. Permasalahan Hubungan(kausal): Jenis penelitian yang

mengakaji, menyelidiki sebab akibat. Jadi dalam judul

itu variabel indevenden memengaruhi variabel dependen.

Adakah pengaruh sistem penggajian dan prestasi

kerja.

Apa hubungannya antara tinggi badan dengan

prestasi kerja bidang dakwah

Apa pengaruh antara media TV dengan tingkat

kejahatan.

Page 116: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 116

Variabel penelitian merupakan instumen yang ada pada judul

menurut Sugiono dalam setiap judul ada variabel indevenden,

(yang memengaruhi), variabel dependen (yang dipengaruhi) dan

variabel moderator.

Seni penyelesain masalah dalam tradisi penelitian penelitian

kuantitatif sangat tergantung pada volume data primer yang

didapatkan serta metodologi yang sistematis. Dalam penelitian

variabel adalah atribut yang menjadi instrument penelitian.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah (construts),

atau sifa yang akan dipelajari atai diteliti. Dengan demikian

dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa variabel adalah: Suatu

atribut atau sifat dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Jenis-jenis Variabel

Variabel Independen: variabel ini sering disebut

sebagai variabel stimulus (pedikator) atau variabel

bebas(yang memengaruhi). Variabel ini yang menjadi

sebab perubahan terhadap variabel defenden (variabel

terikat/ yang dipengaruhi). Atau sering disebut

sebagai variabel kuat.

Variabel Dependen: Sering disebut sebagai variabel

yang dipengaruhi dari variabel independen. Atau

dapat diartikan sebagai variabel lemah.

Variabel Moderator: adalah jenis variabel yang akan

menjadi konsep kemudian disuntikkan kepada

variabel independen sehingga variabel independen

tersebut menjadi kuat sehingga dapat merubah

variabel dependen menjadi kuat.

Page 117: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 117

B. Ruang lingkup penelitian

Pada prinsipnya sampai sekarang ini wilayah kajian dakwah

dan komunikasi sangat luas serta belum banyak para ahlinya.

Salah satu faktor kurang ilmuan dakwah karena input ilmu

dakwah diseluruh Indonesia kurang diminati. Sementara

pekerjaan orang dakwah dan komunikasi sangat luas lapangan

penelitiannya.

Secara filosofis dakwah dan komunikasi versi akademik telah

memiliki proses kajian ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Objek formal imu dakwah dan komunikasi adalah prilaku umat

manusia dalam memahami agama dan dampak dari pemahaman

tersebut. Sedangkan objek matrillnya adalah Al-Quran dan

Sunnah sebagai sumber utama. Semakin canggih panca indra

memahami Al-Quran dan Sunnah Semakin canggih pula hasil

karya yang didapatkan untuk keselamatan di dunia dan di

akhirat.

Dalam buku ini sebagian yang penulis deskripsikan tentang

wilayah yang dijadikan sebagai fokus kajian imu dakwah dan

komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat Pengertian ilmu dakwah dan

komunikasi masa lalu, sekarang dan yang akan datang

2. Bagaimana wilayah penelitian ilmu dakwah dan

komunikasi, masa lalu, sekarang dan yang akan datang

3. Bagaimana Muablligh/Informan dakwah dan komunikasi

4. Bagaimana Materi dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang.

5. Bagaimana Metode dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

Page 118: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 118

6. Bagaimana Media dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

7. Bagaimana Objek dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

8. Bagimana Sejarah dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

9. Bagaimana Efek dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

10. Bagaimana Tujuan dakwah dan komunikasi masa lalu,

sekarang dan yang akan datang

11. Bagaimana Gambaran wilayah dakwah dan komunikasi

masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

12. Konstruksi Realitas iklan Rokok

13. Mengkaji kebijakan Publik.

14. Mengkaji respon masyarakat tentang peraturan daerah.

15. Sistem informasi birokrasi pemerintah dan swasta.

Bentuk-bentuk permasalahan dalam unsur-unsur dakwah dan

komunikasi ini membutuhkan penelitian melaui intuisi, pikiran-

pikiran dan kajian filosofis untuk mengungkap problematika

yang dihadapi umat khususnya yang berorientasi pada

rahmatalli’alamin baik bagi dirinya, orang lain dan alam. Semua

ini perlu kajian akademik sehingga mendapatkan informasi yang

objektif, sistematis dan memiliki dampak pragmatis terhadap

umat manusia.

Ilmuan dan praktisi dakwan dan komunikasi tentu harus

mehamami lapisan-lapisan masyarakat baik perkotaan dan

perdesaan sebelum menanam atau menancapkan pesan-pesan

dakwanya. Dalam konteks seperti ini Dakwah dan komunikasi

Page 119: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 119

perlu ilmu bantu seperti Filsafat, ekonomi, antropologi, sosiologi

dan psikologi sebagai instrument penungjang dalam mendekati

setiap permaslahan umat baik diperkotaan maupun diperdesaan.

Hal ini sangat penting diketahui sehingga dapat mengetahui

informasi apa yang paling dibutuhkan oleh lapisan-lapisan

masyarakat yang akan dijadikan objek dakwah berikut ini peta

keragaman masyarakat.

C. Peta Dakwah dan Komunikasi

Dalam kajian metode penelitian dakwah dan komunikasi

perlu memperhatikan unsur-unsur lapisan masyarakat yang ada

diperkotaan maupun yang ada diperdesaan. Hal ini penting

diketahui lebih awal sehingga dapat diketahui yang berperan

penting dalam mendominasi regulasi sosial kemasyarakatan.

Masyarakat Perkotaan:

1. Penguasa Pemerintahan, Penguasa Ekonomi

2. Penguasa Ketertiban, Penguasa Perhubungan

3. Penguasa Perbankan, Penguasa Pendidikan

4. Pengausan Kesehatan, Penguasan Telekomunikasi

(Teknologi Informasi)

5. Penguasa Minyak, Komunitas Pedagang, Komunitas

Pengusaha, Komunitas Partai, Komunitas Teknologi

Informasi, Komunitas PSK

6. Komunitas Panti Asuhan, Komunitas Perusahaan

7. Komunitas TNI/POLRI, Komunitas Perhotelan

8. Komunitas Supermarket dan Minimarket, Komunitas

Industri Percetakan, Komunitas Perhubungan,

Komunitas olaragawan.

Page 120: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 120

Masyarakat Perdesaan:

1. Penguasa Pemerintahan, Penguasa Ekonomi

2. Penguasa Ketertiban, Penguasa Perhubungan

3. Penguasa Perbankan, Penguasa Pendidikan

4. Pengausan Kesehatan, Penguasan Telekomunikasi

5. Penguasa Minyak.

Keragaman Pemahaman Agama

a. Islam Fundamental, Islam Radikal, Islam Aktual

b. Islam Reformis, Islam Modernis, Islam Kultural, Islam

Transformatif, Islam Leberal, Islam Eksklusif, Islam

Ingklusif.

Keragaman dalam Pemahaman Agama

1. Islam Fundamental, Islam Radikal, Islam Aktual

2. Islam Reformis, Islam Modernis, Islam Kultural

3. Islam Transformatif, Islam Leberal, Islam Eksklusif

4. Islam Ingklusif.

Keragaman dalam Pendidikan dan kebudayaan

1. Perbedaan Pendidikan, Perbedaan Budaya, bahasa,

2. Perbedaan trasformasi ilmu pengetahuan agama dan

non agama.

3. Perbedaan pendidikan luar negeri dan dalam negeri

4. Perbedaan alumni pusat dan daerah.

Semua lapisan-lapisan masyrakat tersebut sebagai peneliti

dakwah dan komunikasi perlu memiliki mata jelita dalam

menoropong permasalahan yang dihadapi masyarakat sesuai

etika(nilai) dan emik(pemahaman peneliti terhadap realitas)

serta klasternya masing-masing sehingga dalam memilih teori

atau pendekatan bisa efektif dan efisien.

Page 121: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 121

Beriku ini contoh penelitian natural (kualitatif) pada

masyarakat multicultural. Tetapi sebelumnya dalam penelitian

ada tiga variabel yang ahrus peneliti perhatikan yaitu:

8. Variabel Independen (yang memengaruhi): variabel ini

yang akan memengaruhi varibel dependen. Variabel

independen ini harus diperhatikan oleh peneliti karena

variabel inilah yang akan menjadi stimulant untuk

melakukan perubahan dari kearah yang lebih baik. Dalam

kajian ini dibutuhkan kerangka teori dan alur pikir yang

jitu dalam memengaruhi varibel dependen.

9. Variabel Dependen (yang dipengaruhi): variabel ini

biasanya yang termasuk variabel lemah (permasalahan)

yang dihadapi oleh masyarakat sehingga perlu diketahui

persis masasalah tersebut.

10. Variabel Moderator: variabel ini adalah regulator atau

nilai. Nilai disini bisa berbentuk agama, budaya, yang

akan diberikan kepada variabel independen sehingga

member corak pada penelitian tersebut dalam

menyelesaikan permasalahan secara efektif

Contoh penelitian dakwah dan komunikasi seabagai bahan

perbandingan jika anda ingin terjun menjadi peneliti dakwah

dan komunikasi, berikut:

D. Sinopsis Penelitian Kualitatif

Nama : Syarifudin

NIM : 80100310029

Konsentrasi : Dakwah dan Komunikasi

Judul : SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi Analisis strategi Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon).

Page 122: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 122

A. Latar Belakang Masalah

1. Gambaran umum permasalahan yang akan dikaji mulai

dari strutktur masyarakatnya, dan permasalahan internal

dan eksternal, serta bagaimana keterlibatan pemuka

agama, pemerintah dan prilaku masyarakat tersebut dalam

mempertahankan hidup.

2. Apakah tidak bertentangan dengan nilai moral, agama

yang dapat mengakibatkan konflik pada kehidupan sosial

kemasyarakatan.

3. Mendeskripsikan kondisi faktual permasalahan yang akan

dikaji pada lokasi penelitian.

4. Mendeskripsikan signifikansi penelitian berdasarkan data-

data yang diambil sesuai durasi waktu yang telah

ditentukan.

5. Melakukan indentifikasi masalah serta memilih

permasalahan yang dianggap dapat diselesaikan dalam

waktu tertentu.

6. Merumuskannya seperti contoh berikut ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk sereotype Agama yang berpotensi

negatif terhadap agama Islam dan Kristen di Kota

Ambon?

2. Bagaimana menyusun strategi teknologi informasi

dakwah terhadap stereotype Agama Islam dan Kristen di

Kota Ambon?

3. Bagaimana penerapan teknologi informasi dakwah bagi

komunitas yang rentang stereotype Agama di Kota

Ambon?

Page 123: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 123

C. Definisi Operasional dan Ruang lingkup penelitian

Untuk menghindari pemahaman yang berganda terhadap

judul proposal perlu menjelaskan makna etimologi dan

terminologi terhadap kata pada judul di atas:

Informasi adalah: Data, atau referensi (hasil bacaan) yang

telah diproses secara sistematis dan siap untuk dikonsumsi oleh

khalayak, dan siap untuk dijadikan sebagai keterangan atau

hujjah.

Dakwah adalah: Sistem yang berfungsi menjelaskan

kebenaran, kebajikan dan petunjuk (agama) sekaligus menguak

kebatilan informasi yang dapat merusak umat dengan

memanfaatkan media teknologi informasi. Stereotype Agama

adalah: Gambaran yang digeneralisasi atas dasar prasangka

berdasarkan pada tradisi pengalaman dan pemahaman agama

sebagai alat ukur kebenaran yang dimiliki seseorang dalam

memandang faham agama orang lain yang lebih cenderung pada

persoalan negatif.

Makna Terminologi: Makna terminologi dalam proposal ini

yang berjudul SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi

Analisis strategi Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon).

adalah: Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis dalam

organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,

melaksanakan, mengembangkan, menggunakan, mengelolah

untuk kebutuhan dakwah berdasarkan pada referensi primer yang

dikemas untuk kebutuhan masyarakat yang rentang dengan

stereotype agama, yang berfungsi sebagai motor perawatan

kerukunan umat beragama.

Batasan Penelitian: Batasan penelitian ini meliputi: a).

Bentuk penafsiran dan pemahaman agama dan isi materi

Page 124: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 124

dakwah. b). Bentuk materi perbedaan penafsiran, dan

pemahaman agama yang cenderung memiliki potensi kekerasan

atas nama agama. c). Metode penerapan strategi informasi

dakwah terhadap perbedaan penafsiran pemahaman agama pada

masyarakat multikultural.

D. Kajian Pustaka

Mendeskripsikan data-data tentang hasil penelitian

sebelumnya tentang objek yang akan diteliti. Kemudian

menjelaskan perbedaan penelitian adan dan signifikansinya

kepada pembaca bahwa ada kaitannya tapi endingnya berbeda

dengan permasalahan yang diteliti seperti contoh berikut ini:

1. Pada Tahun 1995: Rupert Brown, Menangani Prasangka

dari Perspektif Perbedaan Penafsiran Sosial. Inti kajiannya:

cara memahami perbedaan pendapat masyarakat.

2. Pada Syarifudin: Stretagi Sistem Informasi Dunia Islam

Dalam menghadapi Era Globalisasi diteliti tahun 2002.

3. Pada Tahun 2004: Florentina Yuni Arini, Sistem Informasi

dan Upaya Peningkatan Produktifitas Sumber Daya

Manusia. Inti kajiannya adalah pentingnya SDM dalam

mencapai efektifitas sebuah organisasi.

4. Pada Tahun 2005: Katon Wijana, Pembangunan sistem

Informasi untuk peningkatan kualitas manajerial. Inti

kajiannya: memaksimalkan kualitas informasi yang mudah,

murah dan cepat dalam pengambilan keputusan sesuai

rencana yang telah ditetapkan.

5. Pada Tahun 2006: Buku kumpulan riset Sistem Informasi

dalam berbagai perspektif: Manusia, teknologi, Organisasi,

Pendidikan, Agama. Intinya kajiannya 132 jumlah Karya

Page 125: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 125

ilmiah. Inti kajiannya belum ada yang mengkaji Strategi

Informasi Dakwah terhadap Perbedaan Penafsiran Agama.

6. Pada Tahun 2006: Muhammad Ibnu Khaldun, Sistem

Informasi dan Kekuasaan Masyarakat Multikultural. Inti

kajian ini bahwa organisasi dapat mengolah atau

menggunakan informasi dengan baik, jika organisasi

tersebut berkuasa dan memenangkan persaingan.

7. Pada Tahun 2007: Deddy Mulyana, Strategi Komunikasi

Masyarakat Multi Kultural. Intinya kajiannya bersifat

umum pada rumpun ilmu komunikasi.

8. Pada tahun 2008: Nurhidayat Muhammad Said dengan

judul: Dakwah dan problematika umat Islam: Studi kasus

Respon Dakwah IMMIM Makassar dalam menghadapi

Imbar Globalisasi Informasi. inti pembahasannya adalah

dakwah IMMIM memberikan respon pada perubahan yang

terjadi di masyarakat kota Makassar juga tidak meneliti

sistem informasi dakwah.

9. Pada Tahun 2009: Abd. Moqsith Ghazali, Argumen

Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-

Qur’an. Inti kajiannya banyak pilihan keilmuan dalam Al-

Qur’an tentang pluralisme dalam membangun toleransi.

10. Pada Tahun 2009: Andre Utha Ujang, Multikulturalsme:

Belajar hidup bersama dalam perbedaan. Inti kajiannya

Perlunya kesadaran dan kepekaan sosial terhadap perbedaan

budaya sebagai titik pijak membangun kerukunan

berbudaya.

11. Pada Tahun 2009 Berbagai Makalah Strategi Sistem

Informasi hasil Konperensi Nasional Sistem Informasi 2009.

67 judul.

Page 126: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 126

12. Pada Tahun 2009 Abdul Aziz, Makalah di Jurnal:

Pemberdayaan Masyarakat Multikultural di Lampung. Inti

kajiannya pemberdayaan komunikasi efektif.

13. Pada Tahun 2009 Abidin Wakano, Model pendidikan

basudara yang mengkaji tentang model pembelajaran di

masyarakat multikultural. Intinya model Pendidikan Pela

Gandong.

14. Pada Tahun 2010: Wokshop pendidikan Multikultural yang

dilakukan oleh Balai Penelitian agama dan Keagamaan

Makassar kerjasama dengan Kanwil Agama Provinsi

Maluku pada tahun 2010.

15. Pada Tahun 2010: Syarifudin, Sistem Informasi Dakwah

(Studi Kasus Pada PT. Telkom Divre VII Makassar. Inti

kajiannya dampak positif informasi dakwah terhadap alur

sistem dakwah yang profesional.

Hemat penulis, dari sejumlah riset ilmiah di atas, jika

diakumulasi secara cermat, belum ada satupun penulisan tentang

SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi Analisis strategi

Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon pada Masyarakat

Multikultural). Itulah sebabnya, bidang kajian ini demikian

‚baru‛ dan belum pernah diteliti, sehingga studi tentangnya

dianggap sebagai sumbangan besar terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan dalam menjaga keharmonisan umat beragama.

E. Kerangka Teori

1. Landasan Teologis-Normatif: Al-Qur’an, Hadis, Doktrin

Ijma, Undang Undang 1945 RI. Hemat penulis landasan

Page 127: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 127

ini dijadikan pijakan kebenaran dalam mengukur

ketimpangan/kesenjangan realitas pada lokasi penelitian.

2. Teori adalah: Guidens dan Instrumen ilmiah yang penulis

gunakan dalam memetakan masalah serta menyelesaikan

permasalahan yang dikaji.

Teori Dakwah: Teori Dakwah Syekh Mursyid: sistem

dakwah amar ma’ruf nahimunkar. Teori Dakwah Ali

Mahfuz: Teori Pencitraan. Teori Adlabi tentang siqah

(kredibilitas Infroman).

Teori Informasi: McLuhan, bahwa Media:

Perpanjangan panca indra manusia. Teori J.D. Vito

Tentang Presepsi dan Ekspresi: Seseorang tergantung

pada intensitas Informasi yang didengar. Teori

Prejudice (Prasangka/Penafsiran). Teori perbedaan

penafsiran interkasionis simbolik: teori komunikasi

verbal dan non verbal.

Teori Stereotype: Teori strategi pemecahan masalah

sistematis Krames. Teori Strategi Solso, Teori Strategi

Wankat dan Oreovoc.

Desain Kerangka Pikir

Dari kerangka teori di atas maka langkah selanjutnya

penulis/calon peneliti bagi kalangan S2 dan S3 perlu membuat

kerangka pikir dan menjelaskan kepada pembaca alur dan cara

kerja dalam mengungkap permasalahan dalam penelitian anda.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam skema berikut

ini.

Page 128: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 128

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian ini bersifat eksplanatif yakni ingin

mengungkap strategi informasi dakwah terhadap

perbedaan penafsiran, pemahaman agama pada masyarakat

multikultural di kota Ambon. Corak penelitian ini adalah

penelitian lapangan. Untuk kerangka teoritis

menggunakan data pustaka. Metode yang digunakan

adalah kualitatif.

Page 129: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 129

2. Pendekatan: Penelitian ini menggunakan pendekatan

dakwah dan komunikasi. Dalam penelitian ini

menggunakan ilmu bantu antropologi dan sosiologi untuk

mengungkap prilaku dan cara berinteraksi masyarakat

multikultural pada lokasi penelitian di kota Ambon.

3. Pengumpulan data: Observasi, Wawancara dan

Dokumentasi. Selain itu, jenis data yang digunakan

(kuantitatif atau kualitatif), sumber data, yakni data

primer maupun sekunder; yang penulis dapatkan di

kepustakaan (library research) maupun lapangan (field

research). Penelitian memilih lokasi penelitian di desa

Batu Merah Ambon.

4. Alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian

karena di tempat inilah awal mula terjadinya konflik 19

Januari 1999 yang dikenal dengan idul fitri berdarah.

Sampai sekarang lokasi ini rentan dengan konflik. Sumber

informan: Raja Batu Merah, Ketua Lembaga Antar Iman,

Kepolisian, Hakim, Organiasai Kemasyaratan, hasil

kesepakatan malino, dan MUI.

5. Tujuan mengambil data 3 tahun terakhir karena ingin

mengungkap kondisi faktual tentang materi dan sistem

informasi dakwah yang digunakan dalam penyebaran

informasi kepada masyarakat multikultural di kota Ambon

yang membentuk karakter pola penafsiran dan pemahaman

keagamaan masyarakat multikultural.

6. Pengolahan/analisis data: Teknik analisis dan interpretasi

yang digunakan adalah menggunakan teori Haberman dan

Miles. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini

menggunakan dua teknik untuk memudahkan penulis

Page 130: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 130

dalam memferifikasi data. Kedua teori tersebut dinamakan

teori manajemen dan teori interaktif. Teknik manajemen

mulai input, processing dan output (teori manajemen).

Teknik pengolahan data ‚interaktif‛ menggunakan teori

Haberman dan Milles dikuip oleh Bungin. Hal tersebut

dapat digambarkan pada skema berikut ini:

Teknik ini dikenal dengan istilah teknik pengolahan data

interaktif yang dimulai dari penyajian data, pengorganisasi data,

koleksi data, identifikasi data, meringkaskan data, reduksi data,

kesimpulan data.

A. Tujuan dan Kegunaan

Menjelaskan kepada pembaca tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini untuk mengungkap solusi terhadap

perbedaan penafsiran agama untuk meminimalisasi kekerasan

atas nama agama. Penelitian ini menggunakan parameter teori

dakwah dan komunikasi problem solving sebagai panduan dalam

pemecahan masalah.

Page 131: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 131

Motif ilmiah dari penelitian ini termasuk pengembangan teori

dakwah dan komunikasi. Kegunaan penelitian mencakup dua hal

pokok sebagai ciri khas penelitian Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar yakni kegunaan ilmiah dan kegunaan

praktis:

1. Kegunaan ilmiah:

a. Perkembangan teori ilmu pengetahuan khususnya

rumpun ilmu sosial bidang ilmu dakwah dan komunikasi

yang selama ini belum memiliki banyak kemajuan dalam

bidang science.

b. Untuk mengungkap permasalahan bentuk-bentuk

stereotype agama terhadap masyarakat multikultural

berdasarkan kaidah-kaidah ilmu dakwah dan

komunikasi.

c. Untuk pengembangan teori strategi informasi dakwah

terhadap perbedaan penafsiran, pemahaman terhadap

komunitas masyarakat multikultural.

d. Mendapatkan model pengembangan teori baru dalam

bidang ilmu dakwah khususnya dalam penerapan

Teknologi Informasi dakwah bagi stereotype agama.

2. Kegunaan praktis:

a. Untuk mengungkap gambaran munculnya perbedaan

stereotype Agama Islam dan Kristen di Kota Ambon dan

perbedaan penafsiran dan pemahaman agama terhadap

masyarakat multikultural di kota Ambon yang cenderung

dapat memberi ruang terjadinya konflik antar etnis,

agama, dan budaya yang berdampak sistemik terhadap

disintegrasi bangsa dan negara.

Page 132: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 132

b. Untuk mendapatkan pola atau silabi strategi informasi

dakwah terhadap bentuk sereotype Agama yang

berpotensi negatif terhadap agama Islam dan Kristen di

Kota Ambon. Untuk mendapatkan informasi tentang

mekanisme sistem informasi dakwah dan metode

penyebaran informasi yang lebih efektif dalam

mengkonstruksi ekspresi masyarakat multikultural di

kota Ambon dengan cara yang lebih efektif.

c. Untuk mengetahui nilai, menyusun strategi teknologi

informasi dakwah terhadap stereotype Agama Islam dan

Kristen di Kota Ambon. Adanya upaya merawat

keharmonisan umat beragama serta membangun karakter

persaudaraan sesama ciptaan Tuhan yang cinta damai

serta berjiwa amar ma’ruf nahimungkar yang

berorientasi pada rahmatallil’alamin.

d. Untuk mengetahui penerapan teknologi informasi

dakwah bagi komunitas yang rentang stereotype

Agama di Kota Ambon

G. Kerangka Isi

Bab I Berisi latarbelakang penelitian dengan

mendeskripsikan fakta empiris dan fakta teoritis sebagai bentuk

kesenjangan sosial seperti terjadinya insiden pembunuhan,

perkelahian yang dapat memicu konflik vertikal dan horisontal.

Selain itu menggambarkan problematika signifikansi penelitian

ini sehingga layak menjadi satu penelitian ilmiah karena masalah

yang dikaji termasuk permasalahan yang berdampak sistemik

terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat dan berbangsa.

Inilah sebabnya sehingga penulis bermotivasi menelitinya.

Page 133: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 133

Bab II Landasan Teori: Intisari dari pada bab II ini adalah

konstruksi teori yang akan dijadikan sebagai pisau analisis pada

Bab IV dengan menggambarkan bangunan teori yang penulis

gunakan dalam membedah permasalahan. Teori strategi, teori

informasi, teori dakwah, dan teori perbedaan penafsiran dan

teori masyarakat multikultural. Pemilihan teori yang relevan

dengan materi kajian ini adalah sebagai berikut: Teori McLuhan,

bahwa Sistem Informasi : Perpanjangan panca indra manusia.

Teori J.D. Vito Tentang Ekspresi : Seseorang tergantung pada

konstruksi informasi yang didengar. Teori Interkasionis

Simbolik. Teori Problem solvin, Teori Sistem sosial masyarakat

multikultural Parson, Teori Media Sannon, Teori Dakwah Syekh

Ali Mursyid: Sistem Dakwah Amar Ma’ruf Nahimunkar. Secara

garis besar teori inilah yang penulis gunakan dalam mengungkap

permasalahan yang sifatnya abstrak menjadi faktual.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini secara

sistematis dan menjelaskan solusinya penelitian ini.

Bab III Metode Penlitian: Pada bab ini penulis

mendeskripsikan metode pengumpulan, data primer dan data

sekunder, metode pengolahan data dan analisis data. Semua data

pustaka dan data lapangan ini yang di olah berdasarkan kaidah-

kaidah ilmiah yang telah diterapkan oleh para ahli tentang

mekanisme pengolahan data penelitian kualitatif. Adapun teknik

pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan dakwah dan komunikasi.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian: Kajian pada bab IV ini

khusus mengekplorasi profil masyarakat multikultural di kota

Ambon, Bentuk strategi Informasi yang efektif terhadap

perbedaan penafsiran agama pada masyarakat multikultural di

Page 134: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 134

kota Ambon untuk merawat keharmonisan dan kehidupan

masyarakat Multikultural di kota Ambon. Temuan teori?

Bab V Penutup: Kajian pada bab lima ini khusus hasil dari

proses penelitian dari hasil pengembangan teori sehingga

mendapatkan kesimpulan, rekomendasi, bahwa perlunya revisi

untuk pengembangan strategi informasi dakwah bagi masyarakat

multikultural. Selain itu juga mendeskripsikan bahan bacaan

yang digunakan dalam meramu desertasi ini yang penulis

lampirkan pada daftar Pustaka

H. Contoh Daftar Pustaka

Kajian S2 dan S3 idealnya mahasiswa berusaha secara

maksimal mencari referensi yang memiliki tingkat validitas data

yang tinggi tidak boleh mengutip data yang telah dikutip di atas

kutip karena sangat miskin informasi yang didapatkan jika

menggunakan metode seperti itu. Berikut ini contoh penulisan

dafar pustaka sebagai berikut:

Assefa, Hizkiaz. The Meaning of Reconciliation. Dalam ECCP and IFOR, People Building Peace. ECCP and IFOR, Amsterdam, 1999.

Agger, Ben. Critical Social Theories: An Introduction diterjemahkan oleh: Nurhadi dengan judul: Teori Sosial Kritik, Penerapan, dan implikasinya. Cet. II; Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.

‘Ali Mahfuż, Syekh. Hidayah Al-Mursyidin Ila Turuq al-Wa’zhwa al-Khitobah (Beirut Lebanon: Dar Al-Ma’rifah), h.93 Bandingkan dalam Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Cet. II; Jakarta: Prenada Group, 2009.

Abdullah, Syamsuddin. Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Page 135: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 135

Brown, Rupert. Prejudice Its Social Psycology diterjemahkan oleh: Helly P. Soetjipto dan Sri Mulyantini Sutjipto dengan Judul: Menangani Prasangka dari Perspektif Sosial . Cet. I; Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Brannen, Julia. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Burhan Bungin Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Brewer, M. B.. Reducing prejudice through crosscategorization: Effects of multiple social identities. 2000.

Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi Cet. III; Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Bornow, V. Culture and Personality Cet; I; Chicago: Dorse Press, 1985.

Everett, Rogers, M at.all. Communication of Innovations, A Cross Cultural Approach. New York: The Free Press,1991.

Cohen, K. Albert. ‚The Delinquent Subculture‛, dalam Marvin E. Wolfgang dalam bukunya The Sociology of Crime and Delinquency. John Willwy and Sons Inc : New York. 1970.

Coser, Lewis. A. The Functions of Social Conflict. Penerjemah: Soerjono Soekanto dan Ratih Lestarini, 1998.

Page 136: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 136

BAB 7

TEKNIK PENULISAN

Bab ini akan membahas cara-cara penulisan unsur-unsur

karya tulis ilmiah yang mencakup pengetikan teks atau bagian

tubuh tulisan, catatan kutipan, dan daftar pustaka. Catatan

kutipan bisa berbentuk catatan kaki (footnote), catatan akhir

(endnote), dan catatan dalam kurung (parenthe-tical note atau

in-text citation). Yang diuraikan dalam bab ini hanya ketentuan

umum tentang penulisan catatan kutipan dan daftar pustaka.

Contoh penulisan yang lebih lengkap dan mendetail untuk

berbagai jenis referensi dalam catatan kutipan dan daftar pustaka

akan diuraikan pada bab berikutnya.

A. Teks (Bagian Tubuh Tulisan)

1. Pengaturan Margin

a. Margin kiri dan atas untuk penulisan huruf Latin, serta

margin kanan dan atas untuk penulisan huruf Arab,

masing-masing selebar 4 (empat) cm dari ujung kertas.

b. Margin kanan dan bawah untuk penulisan huruf Latin,

serta margin kiri dan bawah untuk penulisan huruf Arab,

masing-masing selebar 3 (tiga) cm dari ujung kertas.

c. Baris pertama setiap alinea dimulai setelah 1,25 cm (First

Line 1,25 cm) dari margin kiri untuk penulisan huruf Latin

dan margin kanan untuk penulisan huruf Arab.

d. Setiap ketikan kembali ke margin, kecuali enumerasi

(penomoran) dan alinea baru.

e. Setiap lembar kertas hanya digunakan untuk pengetikan

satu halaman (tidak timbal balik).

Page 137: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 137

2. Pengaturan Posisi Judul Halaman-halaman Judul:

a. Judul dari Halaman Judul, Halaman Pernyataan Keaslian

karya tulis ilmiah, Halaman Pengesahan, Daftar Isi, dan

Abstrak, ditempatkan secara simetris di tengah halaman

bagian atas, 4 (empat) cm dari ujung atas kertas (sama

dengan alinea pertama teks pada setiap halaman).

b. Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Ilustrasi, Bab,

Daftar Pustaka, dan Glossary ditempatkan secara simetris

di tengah halaman bagian atas, 6 cm dari ujung atas kertas

(2 cm di bawah posisi alinea pertama teks pada setiap

halaman (lihat lampiran).

c. Semua judul pada ‚halaman berjudul‛ diketik dengan

huruf kapital (all caps) dan ditebalkan (bold).

3. Jarak Spasi Antarbaris dan Jarak Ketukan Antarkata:

a. Jarak antara nomor bab dengan judul bab dan antara baris

pertama judul bab dengan baris berikutnya (jika lebih dari

satu baris) adalah 2 (dua) spasi atau dalam aturan word

processor sama dengan exactly 24 pt.

b. Jarak judul bab dengan subbab (jika langsung diikuti

subbab) adalah 4 (empat) spasi (caranya, mengeset kolom

spacing subbab menjadi before 12), dan jarak antara judul

subbab dengan baris pertama teks adalah 2 (dua) spasi

(caranya, mengeset kolom spacing subbab menjadi after

6).

c. Teks diketik dengan jarak exactly 24 pt (line spacing

exactly 24 pt). Hal ini dimaksudkan untuk menjaga

kerapian teks yang menggunakan cam-puran font Latin

dan font Arab serta memakai tanda-tanda transliterasi.

Page 138: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 138

d. Kutipan langsung sepanjang tiga baris atau lebih diketik

dengan jarak exactly 12 pt dan dalam format terpisah dari

teks biasa. Untuk kutipan teks Arab, baik yang ditulis

dengan tangan maupun yang diketik dengan word

processor (komputer), tetap memperhatikan ketentuan ini,

tetapi dapat menyesuaikan dengan keadaan huruf atau

font-nya.

e. Terjemahan ayat Al-Qur’an, Hadis atau terjemahan dari

sumber bahasa asing, diketik dengan jarak exactly 12 pt

dalam satu alinea tersendiri.

f. Jarak baris catatan kaki:

1) Jika dalam catatan kaki keterangan mencapai 2 (dua) baris

atau lebih, maka jarak antara setiap baris adalah exactly

12 pt dengan ukuran font (font size) 10 pt.

2) Jarak antara baris terakhir suatu catatan kaki dengan baris

pertama catatan kaki berikutnya dalam halaman yang

sama adalah spacing before 6 pt.

3) Baris pertama setiap nomor catatan kaki dimulai setelah

1,25 cm dari margin kiri untuk penulisan huruf Latin, dan

margin kanan untuk penulisan huruf Arab. Baris kedua dan

seterusnya tetap kembali ke margin kiri/kanan.

4) Nomor untuk catatan kaki ditulis setengah spasi di atas

baris pertama setiap catatan kaki atau superscript dalam

bahasa word processor.

a. Abstrak, riwayat hidup, dan keterangan-keterangan

lain yang dilampir-kan, diketik dengan jarak exactly

18 pt.

Page 139: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 139

b. Daftar Pustaka diketik dengan jarak exactly 12 pt dan

diakhiri dengan titik. Jarak antara satu item pustaka

dengan item berikutnya dalam daftar adalah spacing

before 6 pt.

c. Antara setiap kata dengan kata berikutnya berjarak 1

(satu) ketukan, kecuali karena proses outomatic

justification dalam word processor.

B. Kutipan dalam Teks

1. Kutipan langsung sepanjang dua baris atau kurang

dimasukkan ke dalam teks dengan menggunakan tanda

kutip (‚...‛).

2. Kutipan langsung yang terdiri dari tiga baris atau lebih

ditulis ter-pisah dari teks dengan jarak exactly 12 pt dan

spacing before 6 pt serta spacing after 6 pt, tanpa tanda

kutip dan diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari margin

kiri. Bila dalam kutipan terdapat alinea baru, maka first

lane-nya diketik dengan jarak 1,5 cm dari margin kiri.

3. Kutipan langsung seperti tercantum dalam butir (1) dan

(2) di atas sedapat mungkin tidak lebih dari setengah

halaman, kecuali bila karya tulis ilmiah adalah studi teks

yang harus mengutip teks asli secara lengkap dan

membutuhkan tempat kutipan yang lebih banyak.

4. Untuk menunjukkan adanya bagian tertentu dari teks yang

dilangkahi atau dibuang dalam kutipan (misalnya karena

tidak relevan dengan uraian), maka digunakan tanda

elipsis, yaitu tiga titik yang diantarai oleh spasi ( … ). Jika

bagian dari teks yang dihilangkan/dilangkahi berada pada

bagian akhir kutipan, maka tanda elipsis diakhiri dengan

Page 140: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 140

titik, jadi seluruhnya menjadi 4 (empat) titik ( …. ). (Pada

program word processor, misalnya MS-Word, elipsis ini

dibuat dengan menekan tombol [Ctrl] dan [Alt] secara

bersamaan, lalu menekan tombol titik [Ctrl+Alt+.].

5. Kalau teks yang dilangkahi itu 1 (satu) alinea atau lebih,

maka digunakan elipsis sepanjang 1 (satu) baris penuh.

Jika sebelum alinea yang dilangkahi itu masih ada bagian

alinea sebelumnya yang ikut dilangkahi, maka bagian

yang dilangkahi itu ditandai dengan 1 (satu) elipsis.

Contohnya:

6. Jika sebelum kalimat yang dilangkahi itu terdapat tanda baca,

maka tanda baca itu diletakkan persis sesudah huruf terakhir

sebelum kalimat yang dilangkahi. Demikian juga bila bila

terdapat tanda baca sesudah kalimat yang dilangkahi, maka

Para pejabat pemerintahan kita sekarang ini bisa disama-kan kedudukannya dengan para manager di Amerika Serikat. Mereka harus bisa mengejar target dengan tidak memper-dulikan pengembangan kelembagaan yang dewasa ini belum berkembang sebagai organisasi modern …

………………………………..…………………………….…

Erat kaitannya dengan proses pelembagaan ini terutama yang berkaitan dengan pelembagaan nilai, maka harus dicip-takan kondisi objektif yang mendorong terwujudnya kesa-tuan antara nilai, sikap, dan perbuatan.

1

Page 141: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 141

tanda baca itu diletakkan sesudah tanda elipsis. Misalnya:

(;…) dan (…;).

7. Kutipan tidak langsung atau saduran diketik dengan jarak

exactly 24 pt dan marginnya sama dengan margin teks biasa.

Di akhir setiap kalimat atau alinea saduran, diberi nomor

catatan kaki. Contohnya dapat dilihat pada halaman berikut:

Saduran ini berasal dari teks buku Nurcholish Madjid, Islam

Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam

Indonesia (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1995), h. 23.

Nurcholish Madjid mengakui bahwa cukup sulit

untuk memberikan gambaran tentang pemikiran Islam

Indonesia dalam kaitannya dengan Islam secara

menyeluruh. Hal itu disebabkan karena kurangnya data

yang dapat mewakili semua aspek yang akan

digambarkan. Karena itulah, dia menyatakan bahwa

apa yang dia kemukakan itu hanya terbatas pada

aspek-aspek yang disepakati sebagai gambaran. Ini

berarti bahwa kita harus mencari kenyataan pemikiran

Islam yang dapat dikatakan mewakili Islam, tetapi

pada waktu yang sama juga mempunyai kaitan yang

nyata dengan pemikiran Islam secara global.1

Page 142: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 142

Kalau alinea ini dikutip secara langsung, maka bentuknya

sebagai berikut:

8. Sumber yang masih menggunakan ejaan lama, dikutip

sesuai aslinya pada kutipan langsung.

9. Kalau ada kesalahan pada teks asli yang dikutip, maka

kesalahan itu harus ditunjukkan dengan menyisipkan kata

sic yang ditulis dalam kurung siku [sic], yang memberi

petunjuk kepada pembaca bahwa demikianlah yang tertulis

pada teks aslinya walaupun mungkin itu tidak benar. Akan

tetapi, dapat juga diberikan perbaikannya di antara kurung

siku […] yang diletakkan persis sesudah teks yang dianggap

tidak benar. Contohnya:

Membahas potret pemikiran Islam Indonesia dalam kon-teks Islam universal memang menyulitkan, karena diper-lukan perangkat yang cukup lengkap dan yang mampu mewakili semua segi obyek pemotretan itu. Dalam keadaan metodologis yang sulit itu, konstribusi ini terpaksa mem-batasi diri pada segi-segi yang akan secara sempit dapat disebut sebagai ‚potret‛, yaitu melihat wujud-wujud nyata dunia pemikiran Islam yang sedapat mungkin ‚khas‛ Indo-nesia, tapi yang sekaligus dengan jelas menunjukkan kon-teksnya dengan dunia Islam pada umumnya, atau dengan pemikiran Islam yang telah mendunia (universal).

1

Page 143: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 143

Atau:

10. Kutipan dari bahasa asing, sebaiknya diterjemahkan

kemudian diulas dan, jika perlu, dikomentari.

11. Pengutipan ayat Al-Qur’an menggunakan rasm Usmany

dengan cara menuliskan sumbernya dalam teks (dimulai

dengan singkatan Q.S. yang diikuti secara berurutan dengan

nama surah, garis miring, nomor surah, titik dua, dan nomor

ayat, lalu titik) mendahului ayat yang dikutip. Contohnya:

Kutipan ayat Al-Qur’an, baik kurang dari satu baris atau lebih

ditulis terpisah dari teks tanpa menggunakan tanda kutip. Di

akhir ayat yang dikutip, ditulis nomor ayatnya dalam huruf Arab

yang ditempatkan dalam kurung. Contohnya:

Bangsa Indonesia memproklamasikan

kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1954 [1945].

Bangsa Indonesia memproklamasikan

kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1954 [sic].

104

… Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran/3: 104.

Page 144: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 144

Terjemahan ayat Al-Qur’an, walaupun hanya terdiri dari satu

baris saja, ditulis terpisah dari teks dalam satu alinea tersendiri,

dengan jarak baris exactly 12 pt dan spacing before 6 pt serta

spacing after 6 pt, diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari margin

kiri. Terjemahan ayat yang dikutip diberi nomor catatan kaki

dan dianjurkan mengutip dari terjemahan resmi Departemen

Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahannya (dalam berbagai

edisi), kecuali karena tujuan lain sesuai konteks penelitian, bisa

mengutip dari karya terjemahan lainnya.

Aturan penulisan kutipan teks Arab dari kitab-kitab hadis

mengi-kuti aturan penulisan ayat Al-Qur’an kecuali bahwa

sumber hadis terkait, dalam hal ini mukharrij-nya, dituliskan

sesudah teks hadis, kemudian diberi nomor catatan kaki. Sama

halnya dengan terje-mahan Al-Qur’an, terjemahan hadis

dituliskan secara terpisah dalam satu alinea tersendiri dengan

aturan jarak seperti terjemahan ayat Al-Qur’an di atas. Jika

terjemahan merupakan suatu kutipan, ia harus diberi nomor

catatan kaki, di mana nama penerjemah serta data sumber

rujukannya disebutkan.

Contohnya:

عـليه هللا صلى هللا رسـول قال ، قال عنه هللا رضي يرة هر ابى عن

ذكر ذا إ معـه أنا و بى عـبدى ظـن عـند أنا: تعالى هللا يقـول وسـلم

فى نى ذكر ن فـإ نـفسى، فـى ته ذكـر نفسـه فى نى ذكر ن فـإ نى،

ذ اليه تقربت شبـرا الىى تقـرب وان مـنهم، جـير مـأل فى ته ذكر مـأل

آتيتـه يمشى نى آتا وان باعا اليه تقـربت راعا ذ الىى تقـرب وان راعا،

1( .........رواه) هـرولة

Page 145: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 145

1. Jika dari ayat Al-Qur’an atau hadis yang telah dikutip diberi

penje-lasan sehingga perlu penulisan ulang dalam format

teks biasa, maka kata, frasa, ataupun klausa yang diperlukan

dapat ditulis ulang, tanpa menulis ulang sumbernya.

2. Ayat-ayat yang dipergunakan tanpa teks asli atau diketik

dengan transliterasi harus dihimpun dalam sebuah daftar

lampiran.

3. Kutipan yang terdiri dari satu baris atau kurang dari sumber

naskah non-Latin yang penulisannya dari kiri ke kanan

(seperti buku-buku yang menggunakan huruf

Bugis/Makassar), diketik ke dalam teks dengan

menggunakan tanda kutip (‚…‛), diberi nomor catatan kaki

dan terjemahan. Jika bagian yang dikutip lebih dari satu

baris maka kutipan tersebut diketik terpisah dari teks,

dengan jarak exactly 12 pt dan spacing before 6 pt serta

spacing after 6 pt, diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari

margin kiri dan diberi nomor catatan kaki. Terjemahannya

juga dipisahkan dari teks, dengan jarak baris exactly 12 pt

dan spacing before 6 pt serta spacing after 6 pt, diketik

dengan jarak 1 (satu) cm dari margin kiri dan diberi catatan

kaki.

C. Catatan Referensi (Footnote, Endnote, dan In-text Citation): Ketentuan Umum

1. Footnote (Catatan Kaki)

a. Catatan kaki, atau dikenal dengan istilah footnote,

adalah keterangan tambahan yang terletak di

kaki/dasar halaman dan dipisahkan dari teks oleh

sebuah garis (separator) sepanjang 20 (dua puluh)

Page 146: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 146

karakter atau 5 (lima) cm menurut default Microsoft

Word.

Catatan kaki memiliki empat tujuan utama:

1) Menjelaskan referensi bagi pernyataan dalam teks (biasa

disebut catatan kaki sumber atau reference footnote). Yang

dikutip bisa mencakup fakta-fakta khusus, pendapat, atau

ungkapan langsung dari otoritas yang karya-karyanya

menjadi rujukan dalam karya tulis ilmiah.

2) Menjadi ruang bagi penulis untuk memberikan komentar-

komentar insidental yang dipandang penting tentang, atau

menegaskan dan menilai, pernyataan-pernyataan yang

dibicarakan dalam teks. Ring-kasnya, catatan kaki menjadi

tempat di mana penulis menjelaskan hal-hal yang dipandang

layak dimasukkan, tetapi mungkin dapat mengganggu alur

pemikiran jika disebutkan, dalam teks.

3) Menunjukkan referensi silang (cross-references) atau

sumber lain yang membicarakan hal yang sama (biasa

disebut catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan

kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: ‚Lihat …,‛

‚Bandingkan …,‛ dan ‚Uraian lebih lanjut dapat dilihat

dalam …,‛ dan sebagainya. Diperlukan konsistensi dan

ketepatan dalam penggunaan ungkapan-ungkatan tersebut.

Dianjur-kan penggunaan catatan kaki untuk tujuan ini tidak

berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer literatur.

4) Menyatakan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

tertentu yang terkait dengan sebuah penyataan atau kutipan

dalam teks. Misalnya, mereka yang membantu penulis

memahami sebuah konsep, menda-patkan literatur yang

sedang dikutip, menerjemahkan sebuah teks, dan

Page 147: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 147

sebagainya. Penggunaan catatan untuk tujuan ini hendaknya

juga diupayakan seminimal mungkin.

a. Setiap catatan kaki harus bermula pada halaman yang

sama, yang ia tempati merujuk. Akan tetapi, jika terlalu

panjang, maka separuh bagian catatan kaki mungkin

akan melompat ke dasar halaman berikutnya. Walaupun

begitu, jika menggunakan word processor di komputer,

peralihan ini biasanya diatur secara otomatis. Catatan

kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman.

b. Untuk menghemat waktu dan tempat serta menjaga

kerapian penulisan teks, sebaiknya meminimalkan

pencatuman nomor kutipan dalam teks. Misalnya, dalam

satu alinea yang terdiri atas beberapa kutipan (dengan

referensi berbeda), satu nomor rujukan yang mengikuti

akhir kalimat atau alinea kutipan terakhir sudah

memungkinkan semuanya untuk dicakup dalam satu

catatan.

c. Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:

1) Antara baris terakhir teks dalam sebuah halaman

dengan nomor catatan kaki diberi garis pembatas

(separator) sepanjang 20 (dua puluh) karakter atau 5

(lima) cm menurut default Microsoft Word.

2) Catatan kaki ditempatkan berdasarkan urutan

numerik dengan diberi nomor sesuai dengan nomor

pernyataan terkait dalam teks. Urutan penomoran

bermula pada setiap awal bab (bukan kelanjutan

nomor catatan kaki terakhir di bab sebelumnya).

Nomor catatan kaki diketik dengan posisi font lebih

tinggi dari huruf catatan kaki (superscript) dengan

Page 148: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 148

jarak 1,25 cm dari margin kiri yang langsung diikuti

oleh catatan kaki. Contohnya:

3) Jarak baris kedua dan baris-baris selanjutnya dari tiap catatan

kaki sejajar dengan atau kembali ke awal margin kiri.

Contohnya:

4) Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama

catatan kaki berikutnya adalah spacing before 6 pt. Jika

pengetikan menggu-nakan word processor seperti MS-Word,

sistem penulisan garis pem-batas, penomoran, spasi dan jarak

margin, dan spasi antar catatan kaki ini sudah diatur secara

otomatis.

5) Nama pengarang dalam catatan kaki tetap seperti tercantum

dalam karyanya. Tidak ada ‚pembalikan‛ nama seperti dalam

Daftar Pustaka.

6) Pada catatan kaki harus disebutkan halaman buku yang

dikutip dengan menggunakan singkatan h., baik untuk satu

halaman maupun lebih. Contohnya: h. 55-67; bukan hh. 55-

67.

7) Istilah Ibid. (singkatan dari ibidem) dengan tulisan miring

atau italic (atau garis bawah dalam pengetikan manual)

digunakan untuk merujuk kepada sumber yang sama dengan

1Fazur Rahman, Islam (New York: Anchor Books,

1968), h. 21.

2Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas:

Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman (Bandung: Mizan,

1989), h. 155.

Page 149: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 149

yang telah disebutkan sebelumnya tanpa ada sumber kutipan

lain yang mengantarainya (baik halaman kutipan sama

dengan sebelumnya atau tidak). Jika halaman yang dikutip

sama, maka nomor halaman tidak dicantumkan lagi. Kalau

kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis

dengan huruf kapital (Ibid.), sedang bila terletak di tengah

kalimat, misalnya sesudah kata-kata ‚Disadur dari,‛ maka

huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid). Dalam

bahasa Arab ibid diartikan menjadi المـرجع نفـس .

9) Istilah op. cit. (singkatan dari opera citato) (dalam bahasa

Arab, السابق جع المـر ) yang juga ditulis miring dan diberi spasi

(op. cit., bukan op.cit.) merujuk kepada sumber yang sama

yang telah disebut terdahulu, tetapi diantarai oleh sumber

lain yang tidak sama halamannya. Istilah ini (op. cit.)

digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika

halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc. cit.

(sing-katan dari loco citato) (dalam bahasa Arab ( ن المـكا نفـس ).

Contoh:

14Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n fi> ‘Ulu>m al-

Qur’a>n (Cet. I; Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.

15Ronny Ngatijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum

(Cet. I; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 35.

16Ibid., h. 40.

17Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, op. cit., h. 30.

18Ronny Ngatijo Sumitro, loc. cit.

Page 150: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 150

10) Kalau ada dua karya atau lebih dari seorang penulis

dipergunakan dalam sebuah bab, maka singkatan op. cit.

atau loc. cit tidak dapat digunakan. Penggantinya adalah

mencantumkan potongan singkat judul karya yang dikutip

yang menjadi sandi untuk masing-masing karya tersebut.

Contoh (lanjutan dari contoh di atas):

Dalam catatan kaki no. 22 di atas, kata Rawa>>i‘u adalah sandi

untuk membedakan referensi dari buku al-S{a>bu>ni> lainnya yang

juga dikutip sebagaimana disebutkan dalam catatan kaki no. 14,

20, dan 24, yaitu al-T{ibya>n.

11) Jika pengarang yang sama muncul secara berurutan, baik

dalam nomor catatan kaki yang berbeda atau dalam catatan kaki

yang sama, tetapi dengan judul referensi yang berbeda, maka

nama pengarang untuk karya berikutnya tidak perlu disebut lagi,

tetapi diganti dengan kata idem (ditulis miring, yang berarti

‚yang sama‛). Contohnya:

19Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, Rawa>i‘u al-Baya>n fi> Tafsi>r

al-Ah}ka>m min al-Qur’a>n, Jilid I (t.t.: Da>r al-Fikr, t.th.), h. 57.

20Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n

(Cet. I; Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.

21Ronny Ngatijo Sumitro, loc. cit.

22Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, Rawa>i‘u, h. 54.

23 Ronny Ngatijo Sumitro, op. cit., h. 22.

24‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n, h. 23.

Page 151: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 151

a. Setelah judul referensi yang dikutip, unsur lain yang harus

disebut-kan adalah data penerbitannya yang mencakup

tempat penerbitan (biasanya nama kota), nama penerbit, dan

tahun penerbitan. Ketiga unsur yang disebut terakhir ini

ditempatkan di dalam kurung. Keterangan tempat terbit

dengan nama penerbit diantarai oleh tanda titik dua (:),

sementara antara nama penerbit dengan tahun pener-bitan

diantarai oleh tanda koma (,).

b. Jika satu atau seluruh data penerbitan tidak disebutkan atau

tidak diketahui, maka digunakan singkatan-singkatan berikut:

[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;

[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;

[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;

[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.

Dalam rujukan berbahasa Inggris, singkatan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

[n.p.] yang berarti no place of publication atau no

publisher (tidak ada data tempat terbit dan nama penerbit);

25Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Sosial

Seorang Cende-kiawan Muslim (Cet. XI; Bandung: Mizan, 1999),

h. 45-54.

26Idem, Islam Alternatif: Ceramah-ceramah di Kampus

(Cet. I; Bandung: Mizan, 1986), h. 11. Tentang pentingnya

mendahulukan penegakan akhlak mulia ketimbang menonjolkan

perbedaan karena alasan fikih, lihat, idem, Dahulukan Akhlak di

atas Fikih (Cet. III; Bandung: Muthahhari Press, 2003), khususnya

bab II.

Page 152: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 152

[n.d.] yang berarti no date of publication (tidak ada data

tahun terbit).

Endnote (Catatan Akhir)

Endnote atau catatan akhir adalah catatan referensi yang

diletakkan di akhir suatu karya tulis ilmiah, sebelum Daftar

Pustaka. Pada dasarnya, teknik penulisan endnote persis sama

dengan footnote. Demikian pula, ketentuan-ketentuan yang

berlaku untuk footnote, juga berlaku untuk endnote, termasuk

ketentuan untuk penulisan Daftar Pustaka. Perbedaannya,

endnote diletakkkan di bagian akhir suatu karya tulis ilmiah.

Dalam pengetikan menggu-nakan word processor di komputer,

konversi catatan kaki (footnote) menjadi catatan akhir (endnote)

secara otomatis mudah dilakukan. (Contoh-contoh teknik

pencatatan untuk berbagai jenis referensi, baik footnote maupun

endnote, secara rinci diuraikan pada BAB V).

Parenthetical Reference atau In-text Citation

a. Parenthetical Reference, atau dalam bahasa Indonesia

biasa disebut ‚catatan dalam kurung‛, berfungsi untuk

menunjukkan referensi dari sebuah pernyataan yang

disebutkan dalam teks, baik itu merupakan saduran atau

kutipan langsung. Parenthetical reference diletakkan di

dalam teks dan diapit oleh tanda kurung. Secara umum,

informasi yang perlu disebutkan adalah nama akhir

pengarang, tahun terbit karangannya, dan nomor halaman.

Antara tahun penerbitan karangan dan halaman yang

dikutip dibubuhi tanda koma (,). Contohnya:

Page 153: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 153

l. Jika, misalnya, ada dua buku atau lebih karya dari penulis

yang sama (misalnya, Nurcholish Madjid dalam contoh di

atas) yang dikutip dan kebetulan diterbitkan pada tahun

yang sama, maka penulisan tahun diberi kode dengan

huruf kecil, misalnya (a), (b), dan seterusnya. Contoh:

c. Bila karya tulis yang dikutip itu terdiri dari beberapa jilid,

volume atau juz, maka nomor jilid, volume atau juz dari

buku yang dikutip ditulis setelah tahun, diikuti oleh titik

dua, lalu nomor halaman. Contohnya:

… kita harus mencari kenyataan pemikiran Islam

yang dapat dikatakan mewakili Indonesia, namun

pada waktu yang sama juga mempunyai kaitan yang

nyata dengan pemikiran Islam secara umum (Madjid

1995, 23).

… (Madjid 1995a, 27).

… (Madjid 1995b, 23).

… (al-Zuh}aili> 1991, 11: 98).

Page 154: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 154

d. Sementara itu, dalam hal pengutipan artikel atau entri

ensiklopedi, maka nomor jilid ditulis setelah tahun terbit,

diikuti oleh titik dua (;), kemudian seluruh halaman yang

membahas artikel atau entri tersebut, meskipun yang

dikutip itu hanya satu halaman. Contohnya:

Jika rujukan bersumber dari buku suntingan atau risalah

(proceeding), maka yang ditulis adalah nama

penulis asli bukan nama penyuntingnya, jika rujukan

diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti Undang-

undang, Peraturan Pemerintah, Garis-garis Besar Haluan

Negara, Peraturan Daerah, Surat Keputusan dan koran,

maka nama sumber ditulis sebagai pengganti nama

penulis. Misalnya:

Pemberian obat meningkatkan….. (Darise dan Kadir, 1973).

Hal ini telah diteliti sebelumnya (Saad, dkk, 2003).

Perkawinan adalah …(Pemerintah Republik Indonesia, 1974).

Inflasi ternyata naik mendekati angka dua digit (Kompas, 2

September 2004).

… (Edgel 1979, 3: 796-800).

Page 155: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 155

Untuk daftar pustaka bagi karya tulis ilmiah yang

menggunakan Paren-thetical Reference (yang biasa

disebut, Reference List atau daftar refe-rensi), berlaku

ketentuan khusus dengan memperhatikan hal-hal yang

berkaitan dengan jumlah buku yang dikutip dari seorang

pengarang, demikian juga dengan referensi yang berjilid

sebagaimana yang dise-butkan di atas. (Contoh-contoh

teknik penulisan catatan untuk berbagai jenis referensi

dalam bentuk Reference List diuraikan pada BAB V).

D. Daftar Pustaka

Jumlah kepustakaan skripsi minimal 20 (dua puluh) buah dan

paling sedikit tiga literatur berbahasa asing yang merupakan

sumber utama penulisan skripsi. Untuk tesis, minimal 50 (lima

puluh) dan disertasi 70 (tujuh puluh).

Daftar Pustaka disusun berdasarkan urutan abjad dari awal

nama terakhir pengarang setiap karya rujukan. Nama pengarang

yang dimaksud mencakup nama orang, badan, lembaga,

organisasi, panitia, dan sebagainya yang menyusun karangan itu.

Contohnya:

Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah Al-Quran. Yogyakarta:

FKBA, 2001.

Bagir, Haidar. Buku Saku Filsafat Islam. Bandung: Arasy, 2005.

Capra, Fritjof. The Turning Point: Science, Society, and the Rising

Culture. Toronto: Bantam Books, 1983.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan

Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.

H{asan, Ibra>him H}asan. Ta>ri>kh al-Isla>m. Juz 1, Kairo: Maktabah al-

Nahd}ah al-Mis}riyyah, 1964.

Page 156: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 156

1. Data pustaka diketik dari margin kiri dan jika lebih dari

satu baris, maka baris kedua diatur menjorok ke dalam

(indent) sepanjang 1,25 cm.

2. Seperti halnya dalam catatan kaki, catatan akhir dan catatan

dalam kurung, pangkat dan gelar akademik tidak perlu

dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama

akhirnya diikuti dengan tanda koma, kemudian nama depan

yang diikuti dengan nama tengah dan seterusnya,

contohnya:

4. Taufik Adnan Amal, ditulis: Amal, Taufik Adnan

5. Budi Munawar-Rachman, ditulis: Rachman, Budi Munawar

6. W. Montgomery Watt, ditulis: Watt, W. Montgomery

7. Huruf ‚al-‛ pada nama akhir penulis yang menggunakan alif

lam ma‘rifah tidak dihitung sebagai huruf (A) menurut

urutan abjad dalam daftar pustaka. Yang dihitung adalah

huruf sesudahnya, contohnya:

8. Muh}ammad ibn Idri>s al-Sya>fi‘i> diletakkan dalam kelompok

huruf S dan ditulis: al-Sya>fi‘i>, Muh}ammad ibn Idri>s.

9. Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama

akhir yang diikuti tanda koma, kemudian diikuti dengan

nama depan lalu nama berikutnya, contohnya:

10. William D. Ross Jr, ditulis: Ross, William D. Jr. (Jr =

Junior/Muda)

11. Pada dasarnya, unsur-unsur yang harus dimuat dalam

kepustakaan sama dengan unsur-unsur dalam catatan kaki

dan catatan akhir, kecuali berbeda untuk beberapa hal

berikut:

Page 157: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 157

a. Nama penulis yang disesuaikan dengan sistem

penulisan katalog dalam perpustakaan, yaitu

menyebutkan nama akhir penulis lebih dahulu (jika ada

dua atau lebih) seperti disebutkan pada poin (2) di atas.

b. Nama pengarang dalam kepustakaan ditulis mulai dari

awal margin kiri, sedang baris berikutnya dimulai

setelah 1,25 cm dari margin kiri. Jarak baris dalam

kepustakaan adalah exactly 12 pt.

c. Antara baris terakhir suatu kepustakaan dengan nama

pengarang berikutnya berjarak spacing before 6 pt.

d. Nomor halaman dari referensi yang dikutip tidak lagi

disebutkan dalam daftar pustaka.

e. Tanda koma (,) yang mengantarai nama pengarang dan

judul karangan-nya dalam catatan kaki/akhir, diganti

menjadi tanda titik dalam daftar pustaka.

f. Tanda kurung yang mengapit keterangan tentang

nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit dan tahun

penerbitan dalam catatan kaki/akhir, diganti menjadi

tanda titik (.) dalam daftar pustaka.

9. Secara umum, daftar referensi (Reference List) untuk

catatan dalam kurung (Parenthetical Reference)

mencantumkan unsur-unsur berikut: nama pengarang, tahun

terbit, judul buku referensi (huruf italic), volume, juz atau

jilid, tempat penerbit, dan nama penerbit.

Contohnya:

Page 158: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 158

Perbedaan mendasar Daftar Referensi (reference note) dengan

Daftar Pustaka (bibliography) adalah karena pada yang disebut

pertama, tahun penerbitan diletakkan persis setelah nama

pengarang.

9. Jika ada dua atau lebih karya tulis dari pengarang yang

sama, maka karya dengan tahun penerbitan paling awal

ditempatkan lebih awal dalam daftar pustaka atau daftar

referensi. Dalam penulisan karya berikutnya dari penulis

yang

al-Zuh}ai>li>, Wahbah. Al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>‘ah wa al-Manh}aj, juz. 11. Beirut: Da>r al-Fikr al-Mu‘a>s}ir, 1991.

Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Cet. 2; Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

_______. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, dan Analisa Perbandingan. Cet. 5; Jakarta: UI Press, 1986.

_______. Falsafat Agama. Cet. 8; Jakarta: Bulan Bintang, 1991.

al-Zuh}ai>li>, Wahbah. 1991. Al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa

al-Syari>‘ah wa al-Manh}aj, juz. 11. Beirut: Da>r al-Fikr

al-Mu‘a>s}ir.

Edgel, Beatrice. 1979. ‚Conception.‛ Dalam James Hastings, ed.

Encyclopedia of Religion and Ethics, vol. 3. New York:

Charles Shcribner’s Son.

Page 159: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 159

Pustaka

Ahmad, Asep Hidayat. Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah Cet. II; Jakarta: Logos Ilmu, 1999.

Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke arah penguasaan model aplikasi. Cet. I; Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Cet. III; Jakarta: Prenada Media Group, 2009.

Basman, Filsafat Ilmu Cet. I; Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksra, 2009.

Bertens, K. Filsafat Barat dalam Abad XX Cet. III; Jakarta: PT. Gramedia 1971.

Baktiar, Amsal. Filsafat Agama Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

C. Verhak, Filsafat Ilmu Pengetahuan; Tealaah atas cara kerja ilmu-ilmu Cet. II; Jakrata: Gramedia, 1997.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid I Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2000.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid II Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2002.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid III Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2002.

Kenneth T. Gallagher, The Fhilosofi of Knouledge diterjemahkan oleh P. Hardono Hadi dengan Judul: Epitemologi: Filsafat Pengetahuan (Cet. VII; Bandung: Kanisius, 2001.

Page 160: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 160

Kerlinger, Fred N. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Cet. IX; Yogyakarta: Gajahmada University Press, 2003.

Mufid, Muhammad. Etika dan Filsafat Komunikasi Cet. I; Jakarta: Prenada Group, 2009.

Muhajir, Noeng. Filsafat Ilmu, Positivisme dan Postmodernisme Cet. I; Yogyakarta: Rekesaring et. All., 2001.

Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Komunikasi Cet. XII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2008.

Rahmat, Jalaluddin. Metode penelitian Komunikasi: dilengkapi Contoh Analisa Statistik Cet. XII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2007.

Syarifudin Ambon, Metode Penelitian Versi Digital Skripsi, Tesis dan disertasi Cet. I; Ambon: Wadacomsamart, 2008.

Surajiyo, Ilmu Filsafat, Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Singke, Mustari. Cara Singkat Mendalami Metodologi Penelitian Praktik Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Cet. I; Makassar: Berkah Utami, 2008.

Salam, H. Burhanuddin. Logika Materil Fisafat Ilmu Pengetahuan (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 70

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Cet. XVII; Bandung: Alvabeta, 2009.

Universitas Alauddin Makassar, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Cet. II; Makassar, 2009.

Uchjana, Onong Efendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Cet. I; Jakarta: Anggota IKAPI 1993.

Page 161: Syarifudin, metode penelitian dakom

Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 161