Swott Roni

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan merupakan salah satu hal yang sangat harus dilakukan di dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal penyelenggara pendidikan. Maka dari itu sekolah harus mampu menghasilkan produk atau lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan maka diperlukan pengelolaan yang yang baik di sekolah dalam memberikan pendidikan kepada setiap peserta didiknya. Setiap sekolah khususnya Sekolah Dasar memiliki sistem, gaya dan cara mengelola pendidikan di sekolahnya berbeda-beda, namun tujuannya sama yaitu untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu manusia dewasa, sitem dan cara tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pengelolan pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan dan mendeskripsikan sistem pengelolaan pendidikan di SDN 005 Awang Long, harapan penulis dapat mengungkapkan kelemahan

description

SWOOT

Transcript of Swott Roni

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPengelolaan merupakan salah satu hal yang sangat harus dilakukan di dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal penyelenggara pendidikan. Maka dari itu sekolah harus mampu menghasilkan produk atau lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan maka diperlukan pengelolaan yang yang baik di sekolah dalam memberikan pendidikan kepada setiap peserta didiknya.Setiap sekolah khususnya Sekolah Dasar memiliki sistem, gaya dan cara mengelola pendidikan di sekolahnya berbeda-beda, namun tujuannya sama yaitu untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu manusia dewasa, sitem dan cara tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pengelolan pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut. Melalui makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan dan mendeskripsikan sistem pengelolaan pendidikan di SDN 005 Awang Long, harapan penulis dapat mengungkapkan kelemahan dari pengelolaan pendidikan di SDN tersebut sehingga penulis dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk perkembangan SD tersebut.

B. Tujuan Penulisan MakalahAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain pembelajaran di SD2. Menjelaskan pengelolaan pendidikan di SDN 005 Awang Long3.Menjelaskan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opprtunity, Threats) yang dilakukan di SDN 005 Awang Long.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengelolaan Kepemimpinan di SDN 005 Awang LongHasil pengalaman dan pengamatan penulis selama mengajar di SDN 005 Awang Long, karakteristik kepemimpinan di SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1.Kepala sekolah kurang bersikap tegas kepada bawahannya, hal ini menimbulkan tidak adanya kewibawaan kepemimpinan di mata para guru pada umumnya.2.Kurang menunjukkan produktifitas kerja yang tinggi, hal ini disebabkan oleh gangguan fisik yang dialaminya.3.Kurang mampu memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.4.Pemberian tugas dan kerjasama diserahkan sepenuhnya kepada bawahan tanpa petunjuk dan saran dari pemimpin.5.Kurang mampu melaksanakan fungsi sebagai pemimpin khususnya dalam adminstrasi.6.Pengambilan keputusan berdasarkan azas kemudahan sehingga selalu mengambil jalan pintas tanpa mempertimbangkan dampak bagi kemajuan sekolah.7.Sifat suka menolong dan rendah hati yang dimiliki oleh beliau menjadi dasar bagi personill di sekolah untuk membantunya dalam menyelsaikan tugas sebagai kepala sekolah.Dari uraian di atas tersebut dapat disimpulkan, secara umum kepemimpinan di SDN 005 Awang Long sesuai dengan semestinya di mana kepemimpinan berarti kemampaun dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantuu tercapainya suatu tujuan tentu yang telah ditetapkan (TIM Dosen Pengdik, 2009: 77).

B. Analisis Swot dalam Pendidikan Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal; Strenghts dan Weaknesses serta lingkungan eksternal; Opportunities dan Threats. Berikut ini adalah diagram analisis SWOT :BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung strategi turn around1. Mendukung strategi agresif

KELEMAHAN INTERNALKEKUATAN INTERNAL

4. Mendukung strategi defensif2. Mendukung strategi diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

SWOT selain dapat digunakan pada perusahaan bisnis, dapat juga digunakan pada manajemen sekolah dalam menghadapi tantangan maupun peluang yang ada di era globalisasi ini.. Penerapan SWOT pada instansi pendidikan tersebut dapat mendorong kemajuan manajemen sekolah.C. Peran Analisis Swot dalam Meningkatkan Mutu PendidikanAnalisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/05/)Jika analisis swot digunakan, maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh murid-muridnya. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuahvisi tentang masa depan. Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan.Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan; 1. tenaga kependidikan dan staf adminstrasi 2. ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan belajar). 3. siswa yang ada 4. anggaran operasional 5. program riset dan pengembangan iptek 6. organisasi atau dewan lainnya dalam sekolah Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :1. tempat kerja yang prospektif bagi lulusan 2. orang tua dan keluarga siswa 3. lembaga pendidikan pesaing lainnya 4. sekolah /lembaga tinggi sebagai persiapan lanjutan 5. demografi sosial dan ekonomi penduduk 6. badan-badan penyandang danaPenafsiran kekuatan dan kelemahan dapat dilakukan melalui survey, kelompok-kelompok fokus, wawancara dengan murid dan alumni, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Begitu kelemahan dan kekuatan tergambar, maka akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi item-item tersebut. Gambaran eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti masalah-masalah lokal dan negara adalah yang paling pentingdalam memutuskan program baru apa saja yang perlu ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi atau diganti. Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya. D. Jenis-Jenis Analisis SWOT1. Model Kuantitatif Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T). Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian. 2. Model Kualitatif Urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Subkomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, Subkomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah. Sebagai alat analisa, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan.

E. Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran di SDN 005 Awang LongPembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada kurikulum KTSP dari kelas 1 sampai kelas 6. Secara keseluruhan belum mampu melaksanakan dan mengimplementasikan kurikulum secara baik. Guru masih terpaku pada buku sumber yang sifatnya terbats dan materinya banyak yang tidak sesuai dengan kurikulum.Pada umumnya, guru tidak melaksanakan persiapan pembelajaran secara harian melainkan pertriwulan. Hal ini dilakukan hanya sebagai formalitas untuk memenuhi syarat administrasi yang akan diperiksa oleh pengawas.Bentuk kurikulum yang digunakan di SDN 005 Awang Long adalah subjeck matter curicculum di mana materi yang dipelajari oleh peserta didik disusun secara logis oleh guru, sementara dalam pengembangan kurikulum, guru menyesuaikannya dengan buku sumber serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Hal tersebut mengakibatkan penimplementasian kurikulum belum dilaksanakan secara utuh, shingga tujuan pembelajaran dan tujuan dari setiap materti ajar belum tercapai seutuhnya.

F. Pengelolaan Peserta Didik di SDN 005 Awang LongPrinsip-prinsip pengelolaan peserta didik di SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. Peserta didik dianggap sebagai subjek pendidikan2.Pengelolaan peserta didik ditujukan dalam rangka mendidik anak didik3.Kegiatan pengelolaan peserta didik belum mampu menyesuaikan dengan latar belakang dan perbedaan peserta didik.4. Kegiatan bimbingan terhadap peserta didik belum mampu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh5.Kegiatan pengelolaan peserta didik belum mampu mendorong dan memacu kemandirian peserta didik6.Kegiatan pengelolaan peserta didik tidak memperhatikan kebermaknaan bagi peserta didik, sehingga kegiatan tersebut tidak bersifat fungsional.7.Aktivitas pengelolan peserta didik belum memperhatikan minat, kemampuan dan jenis karir dalam masyarakat. Hal ini terbukti dari minimnya keterampilan yang diajarkan kepada peserta didik.Ruang lingkup pengelolaan peserta didik di SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. Penerimaan peserta didik dilaksanakan atas dasar dana BOS2. Orientasi peserta didik yang baru belum bisa dilaksanakan secara formal3. Pengaturan kehadiran, ketidakhadiran pesera didik di sekolah tidak dilaksanakan secaa harian4.Pengaturan evaluasi peserta didik tidak dilaksanakan secara sistematis dan formal sehingga secara administratif tidak teratur5.Pengaturan kenaikan kelas dilaksanakan atas dasar ras kasihan, terhadap peserta didik6.Pengaturan peserta didik yang mutasi dan dropout belum sepenuhnya dilaksanakan secara objektif. Hal ini terbukti dari masih banyaknya anak didik yang tidak layak untuk mengikuti pembelajaran masih diizinkan untuk belajar. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pengelolaan peserta didik di SDN 005 Awang Long belum menggambarkan kepedulian akan perkembangan peserta didik.

G. Pengelolaan Personil di SDN 005 Awang LongPengelolaan personil di SDN 005 Awang Long belum mampu mewujudkan tujuan pengelolaan personal sekolah. Hal tersebut terbukti dari beberapa hal sebagai berikut:1.Sekolah belum mampu mengatasi kelemahan-kelemahan sendiri2.Tidak terwujudnya kondisi dan iklim kerja di sekolah yang mendukung secara maksimal pertumbuhan profesional dan kecakapan teknis setiap tenaga kependidikan3.Rendah kualitas lulusan sekolah ini. Hal ini terbukti dari rendahnya IP lulusan yang masuk ke SMPAdapun personil sekolah di SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. Kepala Sekolah2.Guru kelas terdiri dari 6 guru3.Guru muatan lokal terdiri dari 2 orang (sukwan)

H.Pengelolaan Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana yang ada di SDN 005 Awang Long belum sesuai dengan kebutuhan di masa sekarang. Banyak fasilitas yang dibutuhkan dalam proses belbelajaran yang belum terpenuhi seperti media pembelajaran, komputer dan situasi sekolah yang kondusif. Salah saty faktor penyebabnya adalah tidak adanya pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang sudha ada sebelumnya, padahal pemeliharaan merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan sarana dan prasarana.Pengelolaan sarana dan prasarana di SDN 005 Awang Long belum memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana yakni prinsip tujuan, efisiensi, adminstratif, kejalasan tanggung jawab dan kehohesifan.

I.Pengelolaan Keuangan di SDN 005 Awang Long1.Sumber Dana Pendidikan di SDN 005 Awang Long-Dana rutin dari pemerintah yaitu BOS- Dana tak terduga, seperti hasil sewa tempat untuk pemilihan umum.2. Alokasi Dana Pendidikan di SDN 005 Awang Long-Dana cadangan untuk keperluan khusus seperti dana sosial, biaya penerimaa tamu- Dana rutin untuk proses pembelajaran di Sekolah seperti buku sumber, kapur tulis dan lain sebagainya.3. Pertanggung jawaban- Tanggungjawab keuangan di pegang oleh bendahara bersama kepala sekolah- Bendahara melaporkan keuangan dalam bentuk laporan triwulan dan RAPBS-Laporan keuangan langsung terpadu pengurus tanpa dibahas dengan personil sekolah lainnya.

K. Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat di SDPrinsip hubungan sekolah dan masyarakat yang terjalin adalah sebagai berikut:1.Hubungan didasari atas dasar kekeluargaan bukan untuk menciptakan citra baik pendidikan, sehingga hubungan yang terjalin tidak mudah2. Sebagian warga yang berada di sekitar sekolah kurang memperhatikan dan menghormati sekolah sebagai lembaga formal pendidikan3. Masyrakat menganggap bahwa pihak sekolah adalah pihak yang paling mampu untuk mendidik anak-anaknya sehingga proses pendidikan mereka serahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah tanpa dibantu orang tua di rumah.4. Masyarakat belum mampu memberikan peran yang kontruktif bagi kemajuan sekolah. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan mareka yang masih rendah5. Pihak sekolah maupun pemerintah setempat belum mampu memberdayakan keterlibatan masyarakat untuk kemajuan sekolah6. Teknik hubungan sekolah dengan masyrakat bersifat spontanitas tanpa ada perencanaan dan media khusus.

H. Pengelolaan Supervisi Pendidikan di SDN 005 Awang LongPelaksanaan supervisi pendidikan di SDN 005 Awang Long aalah sebagai berikut:1. Kunjungan kelas secara tidak langsung yang dilakukan oleh kepala sekolah2. Pertemuan secara pribadi antara supervisi dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi gruu, hal ini dilakukan apabila masalah yang rumit yang sulit untuk diselesaikan3. Rapat antar kepala sekolah dengan guru-guru4. Rapat antar guru di setiap sekolah melalui Forum KKG5. Supervisi khusus dan spontanitas dari murid kepada guru ketika pembelajaran6. Supervisi dari guru kepada murid dilakukan melalui forum diskusi secara nonformal anatr guru.

Prosedur supervisi pendidikan belum dilakukan secara sistematik seperti:1. Pengumpulan data2. Pengumpulan alat penilaian3. Deteksi kelemahan4. Memperhatikan Kelemahan5. Bimbingan6. Penilaian KemajuanHal-hal tersebut tidak dilakukan secara prosedural tetapi secara spontanitas dan tanpa melalui administrasi yang baik.

BAB IIIANALISIS SWOT SDN 005 AWANG LONG

A. Strength (kekuatan)Hal-hal yang menjadi kekuatan bagi SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. Hubungan antar guru dan kepala sekolah yang solid2. Sikap personal sekolah yang ramah dan akrab terhadap masyakat menjadikan kekuatan untuk menarik minat warga memasukkan anaknya ke SDN 005 Awang Long3. Anggota komite sekolah merupakan orang yang dipercaya di masyarakat hal ini sering dijadikan alat oleh sekolah untuk membantu dalam pengambilan kebijakan sekolah4. Bangunan sekolah yang cukup dan memadai untuk kegiatan belajar mengajar5. Terseidanya lapangan yang cukup luas6. Lokasi sekolah yang strategis untuk belajar karena letaknya tidak terlalu ramai dan jalur lalu lintas.

B. Weakness (kelemahan)Adapun kelemahan-kelemahan dari SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. Kepemimpinan yang lemah2. Profesionalitas guru yang rendah3. Visi dan Misi sekolah kurang jelas4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk proses mengajar5. Tidak memiliki peraturan dan tata tertib yang jelas6. Latar belakagn keluarga peserta didik yang pada umumnya kurang peduli terhadap pendidikan7. Latar belakang ekonomi menjadi prioritas dalam menjalankan pendidikan.C. Opprtunity (peluang)Setiap sekolah memiliki kesempatan untuk memajukan kualitas peserta didiknya. Adapun kesempatan yang dimiliki oleh SD ini dalam memajukan sekolahnya dapat tercapai melalui:1. Kerjasama antar personil sekolah, karena hubungan antar personil sekolah cukup solid2. Perbaikan kepemimpinan karena inilah yang menjadi dasar kemajuan sekolah3. Pendayagunaan bangunan sekolah serta sarana dan prasarana secara maksimal.Dilihat dari aspek yang berada di dalam maupun di luar sekolah, SDN 005 Awang Long akan sulit untuk dapat memajukan diri sebagai lembaga formal pendidikan, kecuali apabila ada usaha keras dan kemauan dari personil sekolah disertai dukungan dari berbagai pihak.

D. Treats (ancaman)Hal-hal yang dapat mengancam eksistensi SDN 005 Awang Long sebagai lembaga formal pendidikan dapat timbul dalam maupun luar sekolah itu sendiri.1. Faktor dari dalam sekolah- Kepemimpinan yang kurang tegas- Kualifikasi pedidikan para guru yang tidak sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan sekarang- Tidak adanya personil yang bertanggungjawab dalam hal administrasi sehingga pelaksanan oragnaisasi selalu kurang maksimal.2. Faktor dari luar sekolah- Kompetisi antar sekolah yang semakin ketat- Kurangnya dukungan dari masyarakat terhadap proses pendidikan di sekolah- Kurangnya pengawasan dari pihak pemerintah terhadap kemajuan pendidikan di daerah- Tidak adanya koordinasi antar sekolah dna masyarakat serta pemerintah.

BAB IVKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KesimpulanPengelolaan pendidikan yang dilaksanakan di setiap sekolah pasti akan membawa pengaruh baik itu positif maupun negatif. Apabila pengelolaan dilakukan secara sunguh-sungguh, maka dampaknya pun akan lebih banyak positif terhadap kemajuan sekolah, sedangkan apabila pengelolaan yang dilakukan tidak secara sungguh-sungguh dan tanpa ada perencanaan yang matang maka pengelolaan tersebut tidak akan membawa pengaruh positif bagi kemajuan sekolah.SDN 005 Awang Long merupakan salah satu sekolah yang belum berhasil mengelola pendidikan di sekolah. Penulis menyimpulkan hal tersebut berdasarkan pada ketidakberhasilan sekolah dalam mengelola pendidikan khususnya pengelolaan kepemimpinan, pengelolaan kurikulum, pengelolaan keuangan, pengelolaan saran dan prasarana dan yang lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya indikasi-indikasi sebagai berikut:1. Kepala sekolah belum berfungsi sepenuhnya sebagai pemimpin di sekolah2. Tidak adanya kejelasan dalam pembelajaran3. Kurang tersedianya sarana dan prasarana di sekolah4. Kurang transparansi dalam hal pengelolaan keuanganKetidakberhasilan tersebut membawa dampak pada kualitas lulusan setiap tahunnya. SDN 005 Awang Long belum mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan belum sesuai dengan harapan masyarakat.

B. RekomendasiSaran yang dapat direkomendasikan oleh penulis sebagai pengajar SDN 005 Awang Long adalah sebagai berikut:1. SDN 005 Awang Long sebaiknya melakukan rekontruksi dalam beberapa hal kepemimpinan, karena inilah yang paling mendasar lemahnya SDN 005 Awang Long sebagai lembaga formal penyelenggara pendidikan2. Sebaiknya pembagian fungsi dari personil sekolah harus lebih jelas dan disesuaikan dengan kebutuhan dunia pendidikan3. Sebaiknya intensitas pertemuan atau diskusi dengan orang tua murid harus lebih ditingkatkan4. Tanggung jawab personil sekolah khususnya guru sebagai tenaga pendidik harus ditingkatkan karena guru adalah orang tua peserta didik ketika di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Suryadi, Ace (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.Tim Dosen Pengdik (2009). Pengelolaan Pendiidkan. Tasikmalaya: UPI Tasikmalaya.Trimo (2006). Peranan Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. [online]: tersedia: Http//imangun08.blogspot.com/2009/02/determinasi-supervisi-dalam-peningkatan. Htm/[22April 2009].