SWARA SEMARANG

32
MINGGU II MARET 2014 | Terbit 32 Halaman | Redaksi (024) 3518359, Faks (024) 3516531 | Iklan & Pemasaran (024) 3516531, Faks (024) 3512771 SWARA Semarang @swarabanget [email protected] www.swarasemarang.com Rp 3.000 Mengupas KILAU EMAS Kranggan JEJAK SUNAN KALIJAGA DI GOA KREO MANCHESTER UNITED Ala Jalan Thamrin

description

Minggu ke II Maret 2014

Transcript of SWARA SEMARANG

Page 1: SWARA SEMARANG

MINGGU II MARET 2014 | Terbit 32 Halaman | Redaksi (024) 3518359, Faks (024) 3516531 | Iklan & Pemasaran (024) 3516531, Faks (024) 3512771

SWARA Semarang

@swarabanget

[email protected]

www.swarasemarang.com

Rp 3.000

Mengupas KILAU EMAS

Kranggan

JEJAK SUNAN KALIJAGA DI GOA KREO

MANCHESTER

UNITED

Ala Jalan

Thamrin

Page 2: SWARA SEMARANG

2BERANDA

Pendiri H Suwanto, SE, MMKukrit Suryo Wicaksono

Pemimpin Umum F Baswara M, S.kom, M.komPemimpin Redaksi/Penanggung jawab Sigid Purnomo, SH

Dewan Redaksi F Baswara, Andreyanto K Herlambang, Andy Suwanto, Sigid Purnomo, Arief FirhanusaRedaktur Pelaksana Arief FirhanusaRedaktur Mesker Marabidjala, Staf Redaksi Hasta Mardi Setiawan, Cintya Poppy Herdiani, Arief Kurniawan, M Adib Baskara, Zulfikar Runtuwene PrabuFotografer Caesar Sardono, Nungky Prahesti Artistik M Fatoni, M Marzuki

Pemimpin Perusahaan Andreyanto K HerlambangWakil Pemimpin PerusahaanAndy Suwanto, MBAIklan Hendra Yoyok, Eric Harinsen Sirkulasi Masguntoro, Yongky AnandaHRD/Legal Nico ABSKeuangan Desty JadmikawatiProduksi/IT Alem Joko PamungkasUmum Samaun

Penerbit CV. Sinar Media Semesta

Isi diluar tanggungjawab percetakan

Wartawan SWARA dibekali kartu tanda pengenal untuk setiap aktivitas jurnalistiknya, dan tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam bentuk apapun.

JANGAN melamun, kata nenek itu berbahaya, kata ibu kita suatu ketika.

Melamun barangkali menggali inspirasi. Itu bagi penulis, dan (mungkin) bagi pejudi. Penulis membangun imajinasi melalui lamunan-lamunan kecil di bus kota mauapun toilet rumah, sementara pejudi melamun untuk mereka-reka dan mengawin-ngawinkan angka agar duit menyasar di beranjangan togelnya.

Melamun terkadang ada faedahnya. Tapi ketika kita mengemudi sedan dan di sanalah lamunan datang, fatal akibatnya. Begitu pula – konon – ketika melewati titik angker di suatu tempat kita melamun, besar kemungkinan kita kesurupan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi melamun, pertama, termenung sambil pikiran melayang kemana-mana. Kedua, menumpukkan (melonggokkan) dengan tidak beraturan. Definisi pertama

sepertinya lebih dekat dengan keseharian kita. Itu sebabnya teman, kakak, atau ibu kita kerap menegur: “Ojo ngalamun wae!” karena bagi para orang tua, melamun adalah pekerjaan sia-sia dan bahkan merugikan.

Dengan sendirinya, melamun itu sesungguhnya tidak produktif bagi orang yang lebih mempercayai aktivitas tubuh dan otak sebagai produk kehidupan. Ada yang percaya, melamun itu sifat orang malas. Biasa melamun di sudut kamar, ia akan jadi pemalas ketika menggumuli pekerjaan kantor.

Padahal, sebuah perusahaan memerlukan para pekerja keras. Mereka dihela untuk menggunduh pendapatan, demi kesejahteraan bersama. Tak jarang, dalam pidatonya, bos sebuah pabrik menekankan pentingnya bekerjasama antarkaryawan untuk mengindahkan kinerja kereta api. Sinergi kereta api tidak sempurna bila

lokomotifnya ingin berlari, tapi gerbong-gerbongnya tak mau mengikuti. Dua atau tiga gerbong dari seluruh puluhan gerbong itu suka melamun, maka kereta tak akan tiba di tujuannya.

Prinsip kereta api itu berlaku di kantor kami. Barangsiapa karyawan tidak bergerak secara lekas dan bergegas, maka ia akan ditinggalkan dengan sangat terpaksa. Barangsiapa pegawai suka melamun, maka ia dianggap tak memiliki kreativitas memadai.

Dan karena sinergi itu kini sedang hangat-hangatnya, maka tak ada satupun di antara kami melamun, atau tidur mendengkur ketika kawannya bekerja, sehingga lahirlah edisi ketiga SWARA ini dari spirit gotong royong yang terus meletup hingga fajar tiba, saat deadline Rabu kemarin.

Arief Firhanusa

Harga Iklan SWARA

1 halaman Rp. 4.500.000,-1/2 halaman Rp. 2.500.000,-1/4 halaman Rp. 1.500.000,-1/8 halaman Rp. 850.000,-se- kartu nama Rp. 100.000,-Kuping Rp. 350.000,-Banner Rp. 1.000.000,-

Black White (BW)

1 halaman Rp. 6.000.000,-1/2 halaman Rp. 4.000.000,-1/4 halaman Rp. 2.250.000,-1/8 halaman Rp. 1.250.000,-se- kartu nama Rp. 250.000,-Kuping Rp. 500.000,-Banner Rp. 1.500.000,-

Full Colour (FC)

- Harga belum termasuk Ppn 10 %- Harga di halaman utama (cover depan) tambah 100

% dari list harga- Harga di halaman belakang (cover belakang) tambah

50 % dari list harga - Free koran 5 eks sebagai bukti iklan setiap

penayangan iklan

SketsaMelamun dan Filosofi Kereta Api

Pick Up Point

PO.COYO

TICTourism Information Center PEMERINTAH

PROVINSI JAWA TENGAHDINAS KEBUDAYAAN

DAN PARIWISATA

KPUPROVINSI

JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAHDINAS KOPERASI

DAN UMKM

Page 3: SWARA SEMARANG
Page 4: SWARA SEMARANG

4LAPSUS

SWAR

A/DO

KPENGUMUMAN

Kepada para debitur dan kreditur bahwa dengan akta tanggal 15 Februari 2014, No 42 yang di buat di hadapan Sugiharto SH, Notaris di Semarang CV. MULTI ELEKTRIKA PERKASA berkedudukan di Semarang, telah berubah menjadi PT. MULTI ENERGI PERKASA berkedudukan di Semarang, bagi yang berkeberatan harap berurusan dengan kantor PT. MULTI ENERGI PERKASA atau Depkeh & HAM RI Dirjen AHU, Jl. Rasuna Said Kav 6-7 Jakarta, paling lambat 30 hari setelah pengumuman ini

TTDDireksi

ANDA masih ingat perampokan Toko Emas “Bintang Mas” di Kranggan yang menewaskan tiga orang keluarga Willy Chandra (pemilik Bintang Mas) pada

Juni 2008 dengan kerugian materi 100 kg emas senilai Rp 20 miliar?

Para garong tersebut kini sudah menjalani hukuman berat setelah komplotan sadis yang didalangi satu keluarga itu dibekuk tim Direkrorat Reserse Krimimal Umum Polda Jateng pada 2009. Roni Wijaya bin Liem Wie Sing (32), warga Klipang Pesona Asri, Sendangmulyo, Kota Semarang, otak perampokan tersebut, oleh majelis hakim dinyatakan terbukti bersalah melanggar Pasal 365 ayat 4 KUHP yakni melakukan pencurian dengan kekerasan, sehingga yang bersangkutan dipenjara seumur hidup.

Mereka adalah penjahat kakap paling diburu. Puluhan kali orang-orang ini beraksi di lintasprovinsi. Demi mengubur jejak, saat beraksi, komplotan “raja tega” ini tak segan membunuh dengan bengis. Senjata mereka adalah parang dan senjata api. Jaringannya bahkan tersebar di sejumlah provinsi dan bekerja memanfaatkan tekhnologi. Disinyalir kawanan perampok spesialis bank dan toko emas ini juga mempunyai jaringan internasional.

Pascaperampokan heboh itu, para pemilik toko emas di Kranggan – seperti kita tahu, Kranggan adalah sentra emas terbesar di Semarang, dengan tingkat risiko yang amat tinggi dari upaya penjarahan bandit – belum sepenuhnya tenang, meski patrol polisi sudah intensif dilakukan, dan petugas penjaga juga ditambah jumlahnya.

Trauma tersebut barangkali lebih besar ketimbang was-was mereka sesudah mendengar perampokan toko emas di Solo yang menewaskan seorang pengunjung, pada 5 Mei 2008. Trauma yang kemudian bertumpuk dengan perampokan sadis di Bintang Mas itu, sebulan setelah insiden berdarah di Solo.

Komplotan Liem Wie Sing memang telah dibui. Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada ‘bibit-bibit’ lain pencoleng yang mengincar toko emas di sana, dengan berbagai skenario cerdiknya. “Apalagi hari-hari ini menjelang Pemilu, sebuah momen yang saya pikir tepat bagi teroris untuk mengincar toko emas sebagai tambahan dana,” kata Baskoro, sebut saja begitu, mantan anggota DPRD Kota Semarang.

Skenario perampokan Toko Bintang Mas cukup pintar. Mereka menyamar menjadi polisi lalu lintas. Mereka mengadang mobil milik korban yang di dalamnya terdapat empat penumpang. Pencegatan terjadi setelah pelaku menyalip, memepet dan melambaikan tangan kemudian mengadang korban.

Lalu, menggunakan mobil korban, rombongan dibawa ke sebuah makam. Dari makam itu, salah satu korban dibawa menuju toko emas milik korban. Sementara empat pembantu korban diborgol, mulutnya diikat dengan lakban, mata ditutup, dan menembak anjing penjaga.

Bahkan, setelah berhasil menggasak emas hasil rampokan, tiga sandera perempuan dimasukkan ke mobil Avanza milik pelaku dan dibawa ke daerah Unnes Sekaran. Dengan sadis, ketiganya ditembak. Akibat peristiwa itu, tiga orang tewas, dan satu luka berat. Arief Firhanusa

Mencegah Skenario Baru

Perampokan Toko Emas Kranggan

Mengubur trauma pascaperampokan bukan hal yang gampang. Para pedagang emas di

Kranggan, Semarang, belum bisa melepas bayang-bayang perampokan yang kelas

kakap pada 2008 .

Page 5: SWARA SEMARANG

5 LAPSUS

SWARA/DOK

PASCAPERAMPOKAN Toko Emas “Bintang Mas” yang menewaskan seorang pengunjung,

pedagang emas di Kota Semarang mengaku trauma dan was-was, meski peristiwa itu terjadi hampir enam tahun silam. Pengamanan ditingkatkan untuk mencegah perampokan tersebut terulang.

Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Kota Semarang mengakui adanya trauma di lingkungan pemilik toko emas di Kranggan setelah perampokan tersebut. Mereka mengkhawatirkan itu terjadi di toko mereka.

Seorang pemilik toko emas terkenal di Kranggan yang namanya enggan dikorankan menuturkan, sejak peristiwa perampokan itu terjadi, pihaknya selalu berhati-hati melayani pembeli. Kewaspadaan kepada pembeli ditingkatkan.

“Kami harus waspada penuh walau jumlah polisi yang berjaga di Pasar Kranggan ditambah. Kami takut jika peristiwa itu terulang

menimpa kami, “ ungkapnya.Sebagian besar pedagang emas

di Kota Semarang terpusat di Pasar Kranggan yang terletak di Jalan Wahid Hasyim. Ada sekitar 40 pedagang emas yang berjualan di Pasar Kranggan dari 70 pedagang emas anggota APEPI Kota Semarang .

Sebagai antisipasi terjadinya perampokan di toko emas, nyaris seluruh anggota APEPI Kota Semarang memasang teralis di toko masing-masing. Pemasangan itu untuk mencegah perampok masuk ke dalam ruang penyimpanan emas dan perhiasan.

Selain itu, setiap toko emas di Pasar Kranggan terpasang alarm tersembunyi dan CCTV. “Alarm ini dibunyikan jika ada perampokan toko emas, sedangkan CCTV untuk merekam setiap transaksi di depan etalase,” jelasnya.

Pascaperampokan di Toko Emas “Bintang Mas”, jam buka toko emas di Kranggan dipercepat. Jika sebelumnya tutup hingga

pukul 17.00, pascaperampokan itu dipercepat menjadi pukul 16.30.

Percepatan tutup toko itu sudah menjadi keputusan bersama di APEPI. Keputusan ini suatu keharusan. Jika masih ada toko yang buka dari waktu yang ditetapkan, akan mendapat peringatan petugas keamanan yang berpatroli.

Polisi pun selalu berpatroli di pusat perdagangan emas dan perhiasan di Kranggan. Namun, jumlahnya semakin diperbanyak menyusul perampokan yang menewaskan tiga anggota keluarga pemilik Toko Emas “Bintang Mas” tersebut.

Pihak kepolisian sudah memberikan pengarahan kepada para pemilik toko jika terjadi perampokan segera membunyikan alarm. Tindakan selanjutnya adalah menutup seluruh pintu keluar di kawasan Kranggan untuk mencegah perampok melarikan diri.

Arief Firhanusa

Alarm Dibunyikan Bila Terjadi Perampokan

Tips Aman Belanja Emas1. Jangan menyolok saat keluar dari

toko emas, misalnya menentang emas di tangan, atau berpakain mewah yang memancing penasaran jambret maupun rampok

2. Usahakan was-was terhadap situasi di kanan kiri sebelum melenggang ke parkiran mobil atau motor

3. Jangan percaya siapapun yang berusaha menolong bila Anda mengalami kesulitan di depan toko emas, misalnya ban mobil Anda kempes

4. Bila Anda wanita, upayakan belanja emas didampingi adik laki-laki yang telah dewasa, atau suami

5. Bila ingin belanja emas dalam jumlah yang besar, usahakan tidak seketika membilanya dalam satu waktu

6. Saat Anda meluncur pulang dari toko emas, jangan panik bila mobil Anda dipepet orang asing. Belokkan mobil Anda ke kantor polisi

7. Bila emas batangan yang Anda beli, sebaiknya dikawal polisi

8. Berbekal alat keamanan, misalnya penyemprot mata, amat dianjurkan agar Anda memiliki kesempatan untuk melumpuhkan rampok maupun jambret

Page 6: SWARA SEMARANG

6METRO

SWAR

A/DO

K

Anda pernah menghitung berapa kali Kota Semarang

menggondol Adipura? Dan pernahkah Anda

menghitung berapa besar jasa ujung tombak

‘penghasil Adipura’ bernama: tukang sampah?

HiDuP para petugas pengumpul sampah (PPS) umumnya memprihatinkan. Penghasilan mereka di bawah upah

minimum kota. Tak ayal mereka pun

nyambi jadi pemulung. Suparno, petugas pengangkut ke

tempat pembuangan akhir (TPA) Ulin, Banyumanik mengaku, ia bersama temannya melayani delapan RT. Setiap RT membayar mereka Rp 75.000/bulan atau Rp 37.500/orang/bulan sehingga penghasilannya sebesar Rp 300.000/orang/bulan.

Berbeda Ahmad yang juga mengangkut sampah ke TPA Ulin. Ia dan temannya melayani 10 RT dengan bayaran Rp 40.000/orang/bulan sehingga penghasilannya mencapai Rp 400.000/bulan.

Keduanya mengaku tidak sanggup bekerja sendirian. “Karena, terkadang satu RT tiga kali ngangkut baru habis.

Agar sampah tidak numpuk di tong sampah warga, kami ambil tiap hari. Kalau dua hari sekali, berat. Paling kami gantian. Hari ini saya, besok teman,” ujar Suparno dan Ahmad senada, Kamis (6/3). Dengan pola itu, mereka bekerja sekitar 6 jam tiap hari, yakni antara jam 07.00-13.00.

“Saya pernah mencoba melayani 10 RT sendirian dengan total bayaran delapan ratus ribu sebulan. Tapi tidak mampu walau kerja tiap hari. Akhirnya saya minta bantuan teman sampai sekarang,” ujar Ahmad.

Penghasilan minim tadi tentu di bawah pas-pasan guna menghidupi keluarga. Itu sebab mengapa mereka nyambi jadi pemulung untuk mengejar tambahan

Rp 250.000/bulan. Penghasilan mereka, termasuk sebagai pemulung, jelas jauh di bawah, bahkan tidak sampai 50 persen dari UMK Kota Semarang sebesar Rp 1.423.500. Alias, penghasilan mereka jauh di bawah kebutuhan hidup layak (KHL) yang untuk Kota Semarang sama dengan UMR/UMK.

Tingginya swadaya masyarakat dalam penanganan sampah seyogyanya justru diapresiasi Pemerintah Kota Semarang dengan memberikan penghasilan tambahan kepada para PPS untuk menyamai UMR/UMK.

Semarang bersih dan mendapat penghargaan Adipura. Ironisnya, “pendekar kebersihan” hidup di jauh di bawah layak! Mesker MD

Pak Wali, Tengoklah Tukang Sampah!

Page 7: SWARA SEMARANG

7 METRO

FOTO-FOTO: SWARA/DOK

Pedagang buku bekas di dinding Stadion Diponegoro bagian belakang tak

melulu mengandalkan momen-momen tertentu, misalnya menjelang ujian nasional (UN) seperti sekarang ini. Namun, mereka tetap berharap UN mendatangkan rezeki.

“Masih sepi, tak banyak yang mencari buku ujian nasional,” ujar Rifki seorang pedagang, Selasa (11/3) lalu. Dalam sehari, sebutnya, paling hanya satu dua pembeli. “Dulu, saat pertama kalinya ujian nasional akan diberlakukan, sehari bisa laku hingga puluhan buku,” imbuhnya.

Dia menduga sepinya omzet buku pelajaran sekolah karena siswa membeli secara langsung dari sekolah. Selain itu karena UN tak lagi dianggap momok oleh pelajar.

Kompleks pedagang buku Stadion Diponegoro dihuni sekitar 25 pedagang. Mereka telah menghuni kawasan tersebut sejak beberapa tahun lalu. Selain buku pelajaran, buku dan majalah bekas, mayoritas pedagang juga menyediakan buku-buku kuliah.

Di luar lesunya buku-buku referensi ujian nasional tadi, buku-buku terjemahan berbagai bidang lmu, baik matematika, fisika, ekonomi, dan bahasa Inggris laris manis diburu mahasiswa. Kios-kios buku di Kompleks Stadion Diponegoro menjado favorit bagi mahasiswa karena menjual buku dengan harga teramat miring. Kurniawan

Pedagang bunga tabor di sepanjang jalan Pandanaran hingga ujung TPU Bergota, plus lorong menuju Bergota di Kalisari, merasa gembira bila Kamis tiba, terutama malam Jumat Kliwon. Dagangan mereka laku keras.

Seperti menantang pedagang bunga di Pasar Kembang Randusari, para perempuan yang harap-harap cemas di sepanjang trotoar itu menggelar dagangan dengan untung yang tidak menentu. “Kalau laris, bisa dapat untung sampai Rp 200 ribu, Mas. Tapi kalau sepi bawa laba Rp 50 ribu saja sudah bagus,” kata Lastri yang mangkal di seberang Mc Donald.

Kembang mawar mereka jual perkeranjang. Sekeranjang rata-rata seharga Rp 15 ribu-Rp 20 ribu. Tapi kadangkala ada yang beli hanya Rp 10 ribu, sehingga volume bunga disesuaikan.

Bagaimana bila tak laku dan bunga-bunga layu? “Ya nasib, Mas. Paling kami balikin ke tengkulak, atau kami jual muraj ke los pasar kembang

Randusari. Mereka punya termos besar berisi es, jadi bisa diawetkan. Lha daripada kami buang

… “ timpal Rukyah, penjaja bunga yang lain.

Firhanusa

SETIDAKNYA ada dua titik ramai pengemis di

Semarang di kisaran Kamis dan Jumat. Hari Kamis, sore

hingga senja, pengemis mengiba-iba di pemakaman

umum Bergota. Mereka duduk berjajar di sepanjang

jalan kecil yang membelah pemakaman.

BEgitu peziarah melintas, pengemis yang nyaris seluruhnya wanita plus anak-anak itu merengek-rengek dan

mengiba-iba. Tak jarang peziarah merogoh kantong, mengulurkan pecahan Rp 500 atau Rp 1000. Tapi, banyak pula yang cuek saja. Bila peziarah cuek, maka mereka terus merangsek.

Di depan Masjid Baiturrahman setali tiga uang. Tapi di Simanglima ini peminta-minta bak air bah di hari Jumat. Pengemisnya rata-rata perempuan lanjut usia. Mereka menengadahkan tangan, bahkan tak rishi mengetuk-ngetuk jendela mobil jamaah yang baru saja menunaikan salat Jumat.

Satu diberi recehan, dua sampai tiga pengemis menyerbu pemberi sumbangan itu. Banyak jamaah, terutama dari luar kota, mengeluhkan gaya mengemis Baiturrahman. “Mereka menghardik seperti menagih utang,” tutur Sukamdani, pria asal Wonogiri. Adib

‘Kamis- Jumat Panen’ Pengemis

“Panen Bunga” Jumat Kliwon

Buku Murah Stadion Diponegoro

Page 8: SWARA SEMARANG

8PLESIR

Gua Kreo di Semarang menyuguhkan keindahan

gua yang masih alami. Pepohonan, udara sejuk,

dan kawanan monyet ekor panjang siap

menyambut kedatangan Anda.

BERADA di Dukuh Talun Kacang, Gunungpati, Semarang, Gua Kreo berada di lereng Bukit Kreo.

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat sekitar, Gua Kreo merupakan salah satu tempat yang dilalui Sunan Kalijaga. Konon, ketika sedang mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak, Sunan Kalijaga singgah di Gua Kreo ini.

Gua Kreo menyajikan wisata gua yang menarik untuk didatangi wisatawan. Di sini, pelancong tidak hanya bisa melihat keindahan gua yang masih alami, tetapi juga hamparan sawah. Ya, sekitar Gua Kreo memang terdapat hamparan sawah yang luas.

Tidak hanya sawah, keasrian Gua

Kreo bisa dirasakan lewat pepohonan yang ada di tebing gua. Jika berjalan ke sebelah utara gua, Anda akan disuguhkan dengan keindahan air terjun jernih yang berasal dari berbagai sumber mata air.

Nah, karena gua ini berlokasi di dataran rendah, untuk mencapai mulut gua pengunjung diharuskan menuruni anak tangga yang cukup banyak. Meski jalur yang ditempuh untuk mencapai gua cukup sulit, hal ini tidak menyurutkan minat wisatawan untuk datang ke objek wisata ini.

Gua Kreo memiliki kedalaman gua mencapai 25 meter. Sekitar 10 meter dari Gua Kreo, Anda bisa masuk ke dalam Gua Landak yang tak kalah dalam dengan Gua Kreo. Jika berani, cobalah masuk ke gua sedalam 30 meter ini dan temukan ketenangan di dalamnya.

Puas menelusuri gua, turis bisa berjalan ke atas puncak Bukit Kreo di

ketinggian 350 mdpl. Di sana, Anda bisa menemukan monumen batu. Menurut masyarakat sekitar, monumen tersebut dibuat sebagai tanda kalau Sunan Kalijaga telah menjejakkan kaki di Bukit Kreo.

Gua Kreo memang menarik untuk dikunjungi, tapi berhati-hatilah dengan populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di sekitar gua. Mereka bisa saja mengganggu atau bahkan menggambil makanan, terutama jika Anda sedang berada dekat dengan air terjun.

Tertarik menyambangi keindahan alam di dekat Semarang? Adib

Jejak Sunan Kalijaga di Gua Kreo

Setiap tanggal 3 Syawal, warga Kampung

Talunkacang, Kandri, Kecamatan Gunungpati,

menggelar ritus sesaji rewanda, sebagai

bentuk penghormatan kepada nenek moyang

kera-kera Gua Kreo yang telah membantu Sunan

Kalijaga.

SWAR

A/DO

K

SWAR

A/DO

K

Page 9: SWARA SEMARANG
Page 10: SWARA SEMARANG

10PECINAN

SWAR

A/DO

K

DI Pekojan, salah satu wilayah yang terletak di Kelurahan Purwadinatan,

Kecamatan Semarang Tengah, tiga etnis yang berbeda, yakni Cina,

Koja dan Jawa hidup berdampingan sejak lebih 100 tahun. Tidak tercatat

sejarah hitam dalam hubungan ketiganya.

HuBuNgAN kami baik-baik saja,” ujar Mulyono Candra (39), anak pemilik toko kaca Surya, yang sekarang menggantikan ayahnya.

Waktu kecil ia bermain dan berbaur dengan anak-anak di kampung. “Ndak ada yang nyina-nyinain saya kalau kebetulan kami bertengkar waktu kecil,” ia melanjutkan. “Saya sendiri tidak bisa ngomong Cina lagi,” ujar anak pertama dari lima bersaudara yang sampai saat ini masih tinggal bersama ayahnya di Kampung Sekolah, yang hanya berjarak sekitar 150 meter dari tokonya.

Kerukunan antarwarga masih terjaga sampai saat ini. Surahman, Lurah wilayah Purwadinatan 10 tahun terakhir ini belum pernah menemui satu kasus pun mengenai pertengkaran etnis. Ketiga etnis masyarakat itu tetap mengembangkan kebudayaan masing-masing tanpa saling menyinggung.

“Seni terbangan dari Pekojan amat terkenal di Semarang,” ujarnya, “Sebaliknya, upacara yang menggunakan barongsai tetap berlangsung, meski pun tidak ada arak arakan lagi. Malah kadang menjadi atraksi yang ditonton wisatawan.” Sedangkan etnis Jawa,

menurut Pak Modin Achmad Tohir, lebih fleksibel, lebih mudah bergaul dengan kedua etnis lainnya.

Selain itu, “Kami punya Forum Tiga, suatu pertemuan yang dilakukan setiap bulan pada tanggal tiga,” kata Surachman. Dalam forum yang dilangsungkan secara bergiliran di setiap RT, para wakil warga berForum Tiga, suatu pertemuan yang dilakukan setiap bulan pada tanggal tiga,” kata Surachman.

Dalam forum yang dilangsungkan secara bergiliran di setiap RT, para wakil warga berkumpul bersama pejabat pemerintah lokal untuk membicarakan persolan di lingkungan itu. Dengan begitu, menurut Surachman, “Kami dapat menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.”

Pembauran terjadi dengan sendirinya. Kalau pada tahun 1960-an, masyarakat Koja masih kawin dengan kaumnya, keadaan ini berangsur hilang. “Sekarang sudah campur. Keturunan Koja menikah dengan Jawa. Keturunan Cina juga begitu, sudah campur baur,” ujar Surachman, meski mengakui hampir tidak pernah terjadi perkawinan antar entnik Koja dan Cina.

“Kalau untuk pekerjaan kemasyarakatan, semua kelompok mengerjakannya bersama-sama,” sambungnya. “Pada setiap peristiwa yang terjadi seperti kematian atau hajatan, kami selalu berusaha datang, karena di situ kami bisa bertemu dengan sesama warga,” sambung Mulyono yang juga aktif membantu setiap acara yang diadakan pihak kelurahan.

Ada juga hal lain yang dapat dikatakan merekatkan mereka dengan budaya setempat. Mulyono saat ini namanya dikenal di kalangan pengkoleksi keris. Ia belajar perkerisan keris selama lima tahun di Solo seusai SMP. “Dari kecil saya sudah suka keris,” katanya. Ia juga membuat keris, baik untuk cindera mata mau pun untuk keperluan yang lebih ‘’serius”. Zulfikar Prabu

Warga suku Jawa menikahi wanita Cina masih kerapkali terjadi, tapi suku Cina tak pernah ada yang menikah dengan Koja di Pecinan

Cina Tak Pernah Kawin dengan Koja

Page 11: SWARA SEMARANG

11 PEKOJAN

SWAR

A/DO

KPekojan memang berasal dari kata “Koja”. Artinya, kampung

orang-orang Koja. Tidak jelas dari mana mereka berasal, tapi mereka bukan berasal dari kawasan Timur

Tengah.

KElOMPOK masyarakat ini hanya memeluk agama Islam. Dalam Merchant and Rulers in Gujarat yang ditulis M.N. Pearson dan Muslim Communities in Gujarat yang

ditulis Satish Misra dinyatakan, masyarakat Khojah merupakan satu dari puluhan kelompok

masyarakat Muslim yang tinggal di Gujarat, di Pantai Barat India. Mereka adalah pedagang yang tangguh dan berani melayari Samudera Raya dan tiba di negeri lain, termasuk Indonesia, Jawa khususnya, untuk berdagang, sekaligus menyebarkan agama Islam. Clifford Geertz menyebut mereka sebagai varian santri.

Ciri yang mirip dengan masyarakat Koja di

Semarang, seperti dikemukakan Prof Dr H Abu Suud (Semarang, Sepanjang Jalan Kenangan: 1996), menguatkan dugaan, bahwa masyarakat Koja di Semarang mungkin ada hubungannya dengan masyarakat Khojah di Gujarat, India.

Di wilayah Kelurahan Purwadinatan yang jumlah penduduknya saat ini 5172 jiwa (1036 KK), 30 persen di antaranya adalah keturunan Cina, 30 persen Koja dan 40 persen Jawa. “Saya ini asli orang Jawa, Nak,” ujar Abdullah Amin (80) dalam Bahasa Jawa tingkat Krama Inggil (bahasa Jawa halus yang biasa digunakan oleh kalangan priyayi tinggi). “Nanging asalipun menika saking bangsa Mur.” Tapi, katanya, ia berasal dari bangsa Mur.

Istilah “Mur” ini biasa digunakan oleh kelompok masyarakat ini mungkin berasal dari istilah yang digunakan oleh Portugis untuk menyebut suku Berber yang beragama Islam dari Maroko.

Pak Amin tak pernah meninggalkan Kp Begog seumur hidupnya. Wajah pada usianya sekarang memang lebih mirip orang Jawa, karena mungkin, seperti dikatakan dalam sejarah, nenek-moyangnya telah menjalani asimilasi dengan orang pribumi.

Pada isteri ketiganya (isteri pertama meninggal, isteri kedua cerai), Ny. Mastur (52), yang mengaku kakek-neneknya sudah bermukim di kawasan ini, garis wajah India masih tampak jelas. Hidungnya bangir, matanya besar, alis matanya tebal dan tatapannya tajam. Ia lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dan intonasi bahasa Jawanya terasa aneh.

Waktu kecil, Pak Amin mengaku hanya bermain dengan orang Jawa dan sesama orang Koja. “Tapi sama orang Cina kami tidak pernah bertengkar. Hubungan kami biasa-biasa saja,” katanya.

Gang-gang di kampung itu terasa penuh. Rumah-rumah yang rapat berdempetan itu sebagian besar dihuni etnis Koja dan Jawa. Tapi juga ada etnis Cina, seperti Sinshe Chan Mou Wien, yang sudah 50 tahun bermukim di tempat itu dan tidak ingin pindah ke tempat lain.

Pekojan Tengah, Petolongan dan Kp. Begog yang merupakan konsentrasi hunian orang Koja di Semarang, luasnya hanya sepertujuh dari lima hektar luas wilayah Purwadinatan. Kepadatan penduduk di daerah ini sekitar 1.200 per hektar. Zulfikar Prabu

Menyusuri Gurat Wajah India di Pekojan

Page 12: SWARA SEMARANG

12PRODEO

SWAR

A/DO

K

.Aksi perampokan terhadap Minimarket yang beroperasi

selama 24 jam di Kota Semarang belakangan ini semakin sering

terjadi. Bahkan, cenderung meningkat siring dengan

meningkatnya jumlah gerai Minimarket.

AKSi perampokan terhadap minimarket tersebut umumnya dilakukan oleh komplotan yang spesialis merampok minimarket. Perampokan gerai Indomaret

Ganesha di Jl Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan, misalnya, dilakukan oleh komplotan spesialis tersebut.

Tiga anggota komplotan tersebut berhasil dibekuk Aparat Poltabes Semarang, yakni Tri Bambang Adi

alias Didik (22), Reza Alhakim alias Chez (19) dan Munif Ardan (18). Mereka dibekuk 18 Februari 2014.

Sebelumnya, komplotan lainnya juga beraksi di gerai Indomaret Jl Abdurahman Saleh No 13 tanggal 3 Februari 2014 dan gerai Alfamart di jalan yang sama dua hari kemudian (5/2). Komplotan ini beranggotakan 4 orang. Satu diantaranya berhasil dibekuk, yakni Slamet Riyadi alias Kompong. Sedang tiga lainnya masih buron, yakni Dower, Mandowik alias Bagong dan Bayu alias Bonyok.

Komplotan spesialis perampok minimarket tersebut sudah berulangkali melakukan aksinya. Komplotan Tri Bambang Adi, Reza Alhakim dan Munif Ardan, misalnya, mengaku kepada polisi bahwa setidaknya mereka telah beraksi sebanyak 12 kali di wilayah Kota Semarang. Mereka juga mengaku sering merampok minimarket di daerah lain.

Sementara komplotan Slamet Riyadi, menurut pengakuan Slmaet Riyadi sendiri bahwa ia bersama komplotannya sudah 14 kali beraksi di Kota Semarang. Mereka tidak hanya merampok uang tunai, tapi juga barang lain seperti rokok.

Perampokan terhadap minimarket yang beroperasi selama 24 jam umumnya dilakukan setelah tengah malam, karena keadaan sepi dan pengamanan terhadap minimarket hampir tidak ada.

Berdasarkan pengamatan SWARA di beberapa minimarket yang beroperasi selama 24 jam di kawasan Perumnas Banyumanik, misalnya, setiap minimarket paling banter dijaga empat orang yang bertugas sebagai pelayan toko. Sementara tenaga keamanan (security/Satpam) tidak ada. Para pemilik minimarket hanya mengandalkan CCTV yang dipasang hampir di setiap minimarket.

Beberapa anggota masyarakat mengusulkan agar pemilik minimarket bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk menjaga keamanan minimarket, khususnya yang beroperasi 24 jam.

“Pemilik minimarket umumnya kurang kooperatif dengan masyarakat sekitar sehingga masyarakat pun tak acuh terhadap kemanan minimarket yang ada di lingkungan mereka,” ujar Bambang, bukan nama asli, yang bermukim di kawasan Kruing, Perumnas Banyumanik. Mesker MD

Awas, Perampok Bidik Minimarket 24 Jam!

Page 13: SWARA SEMARANG

13 PRODEO

SWARA/DOK

Flyover Kalibanteng yang dibangun Kementerian

Pekerjaan Umum dengan APBN murni sebesar Rp

95 miliar ditujukan untuk mengurai kemacetan

lalu lintas di Bundaran Kalibanteng. Tapi fakta

menunjukkan, lalu lintas di kawasan Kalibanteng

masih semrawut, bahkan sering terjadi kemacetan.

BuNDERAN Kalibanteng mempertemukan enam jalur jalan, yakni Jl Sudirman, Jl Siliwangi, Jl Arteri Utara Yos

Sudarso, Jl WR Supratman, Jl Abdul Rahman Saleh dan Jl Bandara Achmad Yani. Karena itu, arus lalu lintas di bundaran tersebut sering macet. Untuk mengurai kemacetan tersebut, dibangunlah flyover Kalibanteng.

Pembangunan flyover tersebut diyakini mampu mengurangi penumpukan kendaraan di Bundaran Kalibanteng. Karena, lampu lalu lintas di bundaran tersebut hanya mengatur arus lalu lintas ke dan dari WR Supratman, Abdul Rahman Saleh dan Bandara Ahmad Yani yang volume arus lalu lintasnya relatif rendah. Volume tertinggi memang melalui Siliwangi dan Arteri Utara Yos Sudarso yang umumnya kendaraan berat, seperti truk kontainer, truk gandeng dan bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi). Sementara dari dan ke Jl Sudirman umumnya kendaraan pribadi.

Harapan tersebut masih sebatas harapan. Faktanya, kemacetan masih

sering terjadi. “Proyek flyover sepertinya bukan solusi kemacetan di wilayah ini. Buktinya setelah dibangun kemacetan tetap ada. Malah di kawasan Jerakah dan Krapyak lebih parah,” ujar Kasno, pengemudi truk.

Pengemudi truk lain, Bambang mengatakan, banyak truk yang tidak naik flyover dan antri di lampu merah Bundaran Kalibanteng (jalan bawah). “Karena ada pembatasan berat muatan sehingga banyak truk yang tidak naik flyover,” katanya.

Kondisi tersebut bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap pasal 3 huruf d Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan. Pasal 3 huruf d tersebut menyatakan bahwa pengaturan penyelenggaraan jalan bertujuan untuk: ”mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak kepada kepentingan masyarakat”.

Masih terjadi terjadinya kepadatan

dan kemacetan arus lalu lintas jelas menunjukkan bahwa pembangunan flyover tidak mampu dan atau belum mampu mewujudkan pelayanan jalan yang andal dan prima serta berpihak pada kepentingan masyarakat. Bahkan, terkesan merugikan masyarakat. Karena itu pula, masalah pembangunan flyover tersebut bisa dikaitkan dengan Ketentuan Pidana dalam pasal 64 ayat (1) – UU yang sama - yang diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan denda paling banyak Rp 300 juta.

Karena itu, pemerintah perlu melakukan kajian ulang secara cermat untuk mengatasi kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas di bundaran dan Flyover Kalibanteng. Misalnya, pembangunan jalan lingkar atau jalan alternatif dari Mangkang menelusuri pantai sampai Semarang Utara.

Mesker MD

Pemerintah Bisa Dituntut

Kalibanteng Tetap Macet,

Page 14: SWARA SEMARANG

14JENDELA BISNIS

Serba Italia di THE GOLDEN YEARS

8TH ANNIVERSARY E-PLAZA

SABtu (8/3), Entertainment Plaza Semarang menggelar Anniversary yang ke-8 di E-Resto dan E-Lounge. Partner bisnis dan kolega dari berbagai hotel, perusahaan, dan media yang ada di Semarang serta para member dan customer setia E-Plaza hadir pdalam gala dinner tersebut.

Undangan menikmati sajian special dengan cita rasa dan menu serba Italia, macam Risotto, Pizza , Pasta, Lasagna, hingga Grilled Seafood dan juga pastry. Karyawan memakai pakaian glamour bertema Eropa pada masa kejayaan. Delapan model cantik yang telah disiapkan pun berlenggak-lenggok di E-Resto. Para model ini membawakan baju-baju karya designer Angela Chung.

Setelah seremonial tiup lilin dan potong kue E-Plaza yang dilakukan oleh jajaran Owner beserta Head Department E-Plaza, acara kemudian dilanjutkan dengan event di E-Lounge yang secara khusus mengundang Kotak Band dan DJ Winky Wiryawan untuk memeriahkan suasana.

Untuk pembukaan acara di E-Lounge, D’Vendr Band yang merupakan Home Band E-Plaza mengawali acara tersebut dengan membawakan beberapa lagu barat. Dilanjutkan dengan performance dari EP DJ all stars yang telah membuat crowd di dalam Lounge tidak sabar untuk menanti penampilan Kotak Band.

Tepat di pukul 00.00, Kotak Band tampil dengan membawakan lagu-lagu andalan mereka, antara lain “Pelan-pelan Saja”, “Beraksi”, “Kecuali Kamu”, “Masih Cinta”.

“Tak hanya tamu undangan, para penonton pun ikut larut dalam penampilan Kotak. Satu jam pertunjukkan dari Kotak Band terasa kurang lama untuk menghibur,” kata Sonia, Public Relatons E-Plaza.

Keriuhan panggung E-Lounge tak berhenti sampai disitu. DJ Winky yang telah bersiap di back stage segera naik ke tempatnya untuk melanjutkan hiburan Annivesary malam itu. “The Golden Year Anniversary” benar-benar meriah dan diharapkan membawa good effect and impact untuk perjalanan karir E-Plaza ke depannya. (*)

GERAI minimarket bisa dijumpai hampir di setiap

kompleks permukiman, termasuk di daerah penggiran

Kota Semarang. Bahkan banyak dua minimarket yang

berbeda pemilik dibangun berdampingan, hanya

berbatasan tembok.

MARAKNYA gerai atau toko (modern) minimarket tersebut sepertinya belum sampai tahap mengkhawatirkan. Sebab

pembangunan minimarket telah diatur dalam Peraturan Walikota Semarang No. 5 tahun 2013 tentang Penataan Toko Modern Mini Market.

Peraturan Walikota tersebut antara lain menetapkan bahwa toko modern minimarket yang dibangun harus berjarak minimal 500 meter dari pasar tradisional. Dengan ketentuan itu, Pemerintah Kota Semarang berkeyakinan bahwa kehadiran minimarket tidak akan mengancam usaha masyarakat dalam pasar tradisional.

Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga menetapkan kuota atau jumlah minimarket yang bisa dibangun di wilayah Kota Semarang. Bahkan, kuota tersebut ditetapkan untuk setiap wilayah kecamatan. Untuk seluruh wilayah Kota Semarang, menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, dibutuhkan 529

gerai minimarket. Sampai akhir Juni 2013 baru terdapat 436 gerai minimarket.

Berdasarkan kuota yang ditetapkan Pemerintah Kota Semarang tersebut, sampai akhir Juni 2013 baru Kecamatan Pedurungan yang sudah memenuhi kuota, yakni 42 gerai. Artinya, wilayah Pedurungan tertutup bagi pembangunan minimarket baru.

Berbeda dengan wilayah kecamatan lainnya. Kecamatan Tembalang, misalnya, kuotanya 42 gerai sementara baru ada 39. Kemudian Mijen baru ada 8 sementara kuotanya 14 Minimarket. Gajahmungkur, dari kuota 21 baru ada 14 minimarket.

Selain sistem kuota, menurut sumber SWARA di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, dalam Peraturan Walikota No. 5 tahun 2013 ditetapkan bahwa setiap pembangunan gerai minimarket harus mendapat izin dari walikota.

“Kalau pun ada investor yang ingin membangun minimarket baru, tapi kalau walikota tidak memberi izin ya tidak boleh dibangun,” ujarnya.

Pembangunan minimarket baru akan membidik kawasan permukiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti penduduknya padat, sebagian besar berpenghasilan menengah ke atas dan agak jauh dari pasar tradisional.

“Kami paling hanya memberikan pertimbangan. Yang memutuskan tetap aparat yang di atas,” ujar Wahyudin, Kepala Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, ketika ditanya tentang banyak Minimarket yang bertebaran diwilayahnya, Selasa (11/3). Mesker MD

Tak Boleh Ada Indomaret & Alfamart Baru di Pedurungan

Page 15: SWARA SEMARANG

15

SWAR

A/DO

K

PELANGI Air Mineral

JENDELA BISNIS

Perumnas Banyumanik seluas 300 hektar

yang dibangun tahun 1978 sampai 1980,

sekarang berkembang menjadi kota satelit

yang semakin menarik sebagai kawasan bisnis

yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

KiNi, Perumnas Banyumanik tidak hanya bergeliat selama 24 jam, tapi juga bak gula yang

terus mengundang semut untuk berkerumun. Berbagai jenis usaha terus tumbuh, seperti rumah makan, kantor unit perbankan, minimarket, apotek, toko tekstil, toko emas dan lain-lain.

Tumbuhnya berbagai jenis usaha tersebut antar lain terlihat dari berubahnya puluhan rumah tinggal menjadi tempat usaha, seperti rumah toko (Ruko), Rumah Makan dan Toko Minimarket.

Puluhan rumah tinggal yang terletak di sisi kiri dan kanan Jalan Jatiraya, terutama di wilayah Kelurahan Srondol Wetan tersebut umumnya disewakan dengan harga ratusan juta rupiah untuk jangka waktu antara lima sampai 10 tahun.

Menurut Wahyudin, Kepala Kelurahan Srondol Wetan, pihaknya tidak bisa mencegah keinginan warga untuk menyewakan rumahnya kepada pengusaha yang berminat

untuk membangun minimarket, rumah toko atau rumah makan.

“Kami paling menyarankan kepada pemilik rumah dan pengusaha yang mau menyewa agar menaati peraturan yang ada. Misalnya, harus ada IMB dan izin usahanya,” ujar Wahyudin ketika ditemui SWARA di kantornya, Selasa (11/3).

Wahyudin yang sudah 11 tahun menjabat sebagai Lurah Srondol Wetan itu mengatakan, perumahan fungsi rumah tinggal menjadi tempat usaha tersebut selama ini berjalan sesuai peraturan yang ada. Dan, masyarakat pun menerima kenyataan itu sebagai suatu kewajaran.

Urusan perizinan, menurut Wahyudin, menjadi kewenangan Dinas Tata Kota dan Perumahan. “Sebagai lurah, saya hanya memberi pertimbangan. Itu pun saya selalu koordinasi dengan Pengurus RT dan RW setempat agar tidak terjadi kesalahfahaman. Dan, Alhamdulillah, semua berjalan lancar,” katanya.

Wahyudin mengakui, Perumnas Banyumanik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dan, wilayah Kelurahan Srondol Wetan lebih menonjol, terutama di sepanjang Jalan Jatiraya. Karena, di Jatiraya yang membentang tidak lebih dari satu kilometer itu menjadi pusat bisnis Perumnas Banyumanik. Akibatnya, arus lalu lintas di Jalan Jatiraya selalu padat.

“Alhamdulillah, masalah parkir bisa diatasi sehingga tidak terjadi kemacetan, Kriminalitas juga hampir tidak pernah terjadi, karena saya selalu melibatkan pengurus RT dan RW,” katanya. Mesker MD

Ingin Buka Usaha di

Banyumanik?Jangan di

Jalan Jatiraya!

Page 16: SWARA SEMARANG

BEST WESTERN STAR HOTEL SEMARANG

Alamat: Jalan MT Haryono No 972 Semarang Jawa Tengah 50242, Indonesia.

Nomor Telepon: +6224 8644 8888 Fax: +6224 8644 8899Email: [email protected]

Reservasi Online, Website: www.bwstarhotel.com

SANTIKA PREMIERE HOTEL SEMARANG

Alamat: Jl Pandanaran No 116-120 Semarang 50241No Telepon: 62-24-8413115, 8413121

No Fax : 62-31-8413113Email: [email protected] ; [email protected]

Website: www.santika.com

HOTEL HORISON SEMARANGJl. KH. Ahmad Dahlan No.2, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

PHONE : (62) 024-8450045, - FAX : (62)024-8419009http://www.horisonsemarang.com member of Horison Hotels

@HOM HOTEL SEMARANGAlamat: Jl Pandanaran No 119 Semarang Jawa Tengah.

Nomor Telepon: 024 86449000 Fax 86449119.Reservasi Online, Website: www.horison-group.com

HOTEL OAK TREE EMERALD SEMARANGAlamat: Palm Hill Estate Kv. 8 Gajah Mungkur,

Semarang 50232 Jawa Tengah.Nomor telepon: +62 24 8509191 Fax: +62 24 8509494.

Email: [email protected] Online, Website: www.oaktree-hotel.com/semarang

Page 17: SWARA SEMARANG
Page 18: SWARA SEMARANG

18HUMANIORA

Tradisi memotong rambut sebagai bagian ritual terhadap

sang pencipta rupanya berakar pada beragam

kebudayaan. Bagi umat Muslim, upacara potong rambut

diselenggarakan saat upacara pemberian nama jabang bayi. Ritual itu juga dilakukan saat

naik haji.

uMAt Hindu memotong rambut pada upacara agnihotra. Dilakukan untuk menunjukkan pengabdian kepada Sang Hyang Widhi. Dalam khasanah Jawa,

upacara ruwatan dengan memotong rambut pemilik sengkala merupakan simbol upaya untuk menghapus keburukan.

“Semua rangkaian acara dalam ritual ruwat mengandung berbagai simbol dan pertanda,” ujar Soejanto Ketua Persaudaraan Budaya Nasional Indonesia (Permadani).

Belum lama ini, lembaga yang konsisten nguri-nguri kebudayaan Jawa itu mengadakan ruwatan ke-21 di Museum Ronggowarsito. Sebanyak 79 “pasien” pemilik sengkala dari puluhan keluarga diruwat dalam ritual yang digelar sejak pagi hingga petang itu.

Tak semua peserta dari suku Jawa. Ewin Hartono pemilik ontang-anting (anak lelaki tunggal) adalah putra pasangan Tjan Kiem Sim dan Tan Le Ing. Ya, dari namanya pembaca dengan mudah bisa mengidentifikasi mereka dari etnis Tionghoa.

Ritual dimulai pentas wayang dengan dalang Ki Liliek Guna Hanatadipromo dari Wonogiri. Lakon singkat itu mengisahkan dua tokoh Murwotolo dan Sudopolo yang mencari kesejatian.

Makna SimbolikSetelah pentas berdurasi singkat, satu persatu

peserta ruwatan yang mengenakan busana mirip pakaian ihram memasuki ruangan. Mereka mesti merelakan rambut indahnya dipangkas oleh sang dalang menggunakan gunting. “Opo sing dadi karepanmu (apa yang menjadi keinginanmu),” demikian tanya sang dalang sesaat sebelum memulai ritual.

Sang “pasien” kemudian menyatakan keinginannya. Ada yang berkehendak lancar jodoh, banyak rejeki, hingga tobat dari dosa. Sang dalang kemudian memberikan benda sesuai harapan dari pasien. Ada yang diberi bambu kuning, telur, atau beras.

Selanjutnya, semua potongan rambut disatukan dengan ubo rampe berupa kain mori, kembang telon, minyak jebat, kendhil tanah, serta pakaian pantas pakai. Semua syarat itu kemudian dilarung ke laut. “Peserta wajib membuang pakaian yang paling disukai, ini merupakan simbol pengorbanan demi menggapai cita-cita,” ujar Soejanto.

Soejanto berharap ruwatan tak hanya dimaknai sebagai sebuah ritual tetapi juga sebentuk kegiatan budaya. Apalagi semua prosesi ritual mengandung pesan yang bermakna simbolik. “Contohnya diwajibkan mandi suci mengguunakan air dari tujuh mata air. Maknanya, manusia mesti berusaha membersihkan dosa yang dilakukan selama tujuh hari seminggu,” jelasnya.

Menurut Anwar Effendi salah satu panitia, sengkala terjadi karena berbagai faktor. “Bisa dari faktor kodrat sejak lahir (uwat murwakala). Masuk kategori ini di antaranya ontang-anting, sendang kapit pancuran, atau sampir,” jelasnya.

Ontang-anting terjadi pada anak laki-laki tunggal. Sedangkan sendang kapit pancuran merupakan julukan pada tiga anak dengan urutan pria – wanita – pria. Adapun sampir adalah bayi yang lahir bersamaan dengan tanggapan wayang. Ada juga sengkala yang berasal dari perbuatan atau kesalahan yang dilakukan serta diruwat karena halangan. PJS/Adib

Buang Sengkala dengan Potong Rambut

Page 19: SWARA SEMARANG

19 KOMUNITAS

Maret boleh dibilang ‘hari Nike Ardilla’. Ia meninggal pada 19 Maret

1995 dalam sebuah kecelakaan. Fans-nya, tergabung dalam

Nike Ardilla Fans Club (NAFC), memperingati kepergian Nike ini,

dari tahun ke tahun, termasuk kalangan NAFC Semarang.

NiKE Ardilla lahir di Bandung 27 Desember 1975. Sejak umur 6 tahun sudah mengikuti berbagai festival musik mulai tingkat RT/RW, dan pernah mewakili Jawa Barat di Festival

Pop Singer nasional. Tahun 1985 – saat usianya masih 10 tahun – dia sudah menjadi penyanyi profesional Dia bergabung dengan manejemen Denny Sabri (alm).

Di bawah manejemen Denny Sabri, Nike yang saat itu masih pelajar kelas 5 SD sudah punya jam terbang di panggung pertunjukan rock dengan nama panggung Nike Astrina. Dia sering didaulat menjadi opening act (pembuka konser) penyanyi senior yang sudah punya nama seperti Nicky Astria dan Ikang Fawzi. Karena saat itu Nike belum lagu sendiri, biasanya dia membawakan lagu lagu-lagu rock barat macam “The Final Countdown” (Europe) atau “Hongky Tonk Woman” (Rolling Stones).

Di usia 11, Nike masuk dunia rekaman lewat sebuah single berjudul “Lupa Diri” yang dimuat dalam album kompilasi Bandung Rock Power (1987). Setahun kemudian, pada Juli 1988 saat dia baru lulus SD, Nike merekam album perdananya di JK Records yang sempat gagal rilis. Album berisi 11 lagu ini tidak dirilis karena pada saat itu Nike masih sangat belia (12 tahun), kurang cocok dengan materi lagunya yang bertema cinta-cintaan.

Album ini kemudian dirilis tahun

2013 setelah 18 tahun ia meninggal. Di album pertama ini dia masih memakai nama Nike Astrina.

Oktober 1989, Nike bergabung dengan Proyek Q Records. Di sinilah awal petemuannya dengan Deddy Dores lewat album “Seberkas Sinar”. Namanya pun diganti dari Nike Astrina menjadi Nike Ardilla. Album pertama dengan nama Nike Ardilla ini meledak di pasaran, laku 500 ribu kopi.

Sembilan dari album Nike mendapat penghargaan sebagai best-selling-album (album terlaris). Empat kali dari BASF Awards (album “Bintang Kehidupan”, “Nyalakan Api”, “Biarlah Aku Mengalah”, “Mama Aku Ingin Pulang”). Empat kali dari HDX Awards (album “Biarkan Cintamu Berlalu”, “Deru Debu”, “Sandiwara Cinta”, “Suara Hatiku”) dan satu kali dari Anugrah Industri Muzik Malaysia (album “Duri Terlindung”).

Selain menghasilkan album-album laris, Nike Ardilla juga menggeluti dunia film dan sinetron. Film pertamanya berjudul “Kasmaran” dibintangi saat usianya masih 11 tahun. Film lain yang dibintanginya Antara lain “Gadis Foto Model”, “Si Kabayan Saba Metropolitan”, dan “Lupus 4”.

Popularitas dan kegelimangan materi tak membuatnya lupa sesama. SLB Nike Ardilla yang terletak di Cipamokolan Bandung adalah bukti nyata jiwa sosialnya yang tinggi. Nike mendirikan SLB ini untuk anak anak tuna grahita pada 1992 dan masih beroperasi hinga hari ini. Nike juga mendanai pembangunan Panti Bayi Sehat di Jalan Mulawarman Bandung dan pernah jadi donatur untuk klub sepakbola Bandung Raya.

Namun sayang, kecelakaan 19 Maret 1995 menghentikannya. Pagi itu sekitar pukul 05.30 Nike mengalami kecelakaan mobil di Jalan RE Martadinata Bandung.

Berbagai spekulasi merebak seputar kematiannya. Menurut saksi

hidup Atun yang bersamanya saat kejadian, pagi itu di depan mobil Nike ada mobil sedan merah melaju dengan pelan. Karena buru-buru mengejar syuting di

Bogor, Nike pun menyalip mobil tersebut. Tapi tiba-tiba dari arah berlawanan ada Taft melaju dengan kecepatan tingi. Untuk menghindari tabrakan, Nike membanting stir ke kiri dan mobilnya menghantam tembok. Sang Superstar tewas dengan kondisi tragis, sementara Atun pingsan sesaat setelah

kejadian. Nike ‘pergi’ di usia yang sangat muda, 19 tahun. Ribuan orang mengantar jasadnya ke pemakaman di Ciamis Jawa Barat.

Pasca kematian banyak bermunculan album yang belum sempat dirilis. Album ini pun masih laris di pasaran dan mendapat

penghargaan. Penghargaan lain di luar musik adalah diterbitkannya perangko Nike Ardilla

di Rusia pada tahun 1996. Masih di tahun yang sama, PT Pos Indonesia menerbitkan kartu pos

SHP (Sampul Hari Peringatan) setahun wafatnya Nike Ardilla. Tahun 2000 PT Telkom merilis kartu

telepon edisi Nike Ardilla untuk mengenang 5 tahun wafatnya. Dan di tahun 2012, Nike Ardila

diabadikan menjadi nama sebuah jalan kavling perumahan di Jakarta.

“Kami para pecinta Nike Ardilla selalu berziarah persis pada tanggal 19 Maret

tiap tahun. Nike, bagi kami, adalah inspirasi,” tutur Nuke Laksmini,

PR sebuah restoran terkenal di Semarang, seraya menyebut bahwa

dia dan 30 menyambangi Museum Nike Ardilla di Bandung, usai

ziarah. Arief Firhanusa

Nike Ardilla Fans Club

Terinspirasi Sepak Terjang sang Bintang

Acara peringatan meninggalnya Nike Ardilla dan tahlilan tiap tanggal 19 Maret

Page 20: SWARA SEMARANG

20

Tim Mahesa Jenar dinyatakan lolos verifikasi tanpa syarat untuk mengikuti

Divisi Utama 2014. Selain PSIS, juga terdapat 50 tim lain dan 9 di antaranya dari Jateng. Persitema, Persipur, Persip Pekalongan, PPSM, Persis, PSCS, Persiku,

Persibangga, dan PSIR.

Pt Liga Indonesia juga merilis 12 tim lainnya yang lolos bersyarat. Ada catatan di aspek infrastruktur, keuangan, dan kepengurusan klub. Sementara tiga lainnya dinyatakan tidak lolos, yakni Perssin Sinjai,

PSSB Bireuen dan Persemalra Langgur.Sementara itu, skuad garapan pelatih Eko Riyadi ini

kembali memulangkan ekspatriat. Umur Fahad Khaled Al-Dossary dalam seleksi di PSIS tak berlangsung lama. Striker blasteran Thailand-Arab Saudi itu hanya berlatih sehari dan (Selasa, 11/3) dipulangkan. Bersama dengan striker lokal Aldo Prasetyo, Fahad angkat koper dari Stadion Jatidiri.

Sementara itu, nasib lebih baik dialami Julio Alcorse. Penyerang ber-KTP Argentina itu masih diberi kesempatan untuk dilihat kemampuannya. Dengan dipulangkannya Fahad, peluang penyerang 32 tahun tersebut untuk masuk skuat Laskar Mahesa Jenar samakin besar.

‘’Sebenarnya kualitas Fahad cukup baik. Namun karakternya tak sesuai yang kami inginkan,

karenanya dipulangkan. Sedangkan kemampuan Aldo masih jauh dibandingkan striker lokal yang ada saat ini, yakni Hari Nur Yulianto dan Saptono,’’ tutur Eko Riyadi.

Eko memiliki catatan bagi Alcorse. Menurutnya, bomber berumur 32 tahun itu

mampu menahan bola dengan baik dan memiliki insting

mencetak gol yang tinggi. Tidak kalah penting, memiliki motivasi dan tipikal pemain yang mau bekerja keras.

Namun, Eko masih belum

merekomendasikan Alcorse karena fisik masih

di bawah standar pemain PSIS. Bila memang akan

dikontrak, pelatih fisik harus bekerja keras untuk membenahi stamina penyerang bertinggi 191

sentimeter itu. Setidaknya masih ada sebulan untuk membenahinya. Pelatih Fisik Ahmad Shoffianto tak sesumbar dengan mengatakan stamina

Alcorse akan sama dengan pemain PSIS lainnya saat kick off Divisi Utama, 15 April mendatang. Hanya saja, sambungnya, bila terus digembleng secara intensif, fisik bomber jangkung itu dapat terus meningkat.

‘’Mungkin, sebelum ini Alcorse jarang berlatih secara intensif sehingga fisiknya kedodoran. Tetapi dia memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik. Dia dapat melahap seluruh latihan fisik dengan baik, tadi pagi (kemarin-red). Sedangkan Fahad justru berhenti sebelum latihan berakhir,’’ sambung pria lulusan Unnes itu.

(K18, H85/SMNetwork/rif)

Kick Off Divisi Utama 15 April

Mahesa Jenar Lolos!

SM/HENDRA SETIAWAN

JULIO ALCORSE

Page 21: SWARA SEMARANG

21

FOTO-FOTO:SWARA/DOK

Mengawinkan fanatisme sepakbola dengan citarasa makan

sesungguhnya tidak mudah. Tapi akan jadi gampang bila klub

Manchester United yang jadi ‘tulang punggung’-nya.

ANDA pecinta MU? Kalau iya, datanglah ke Waroeng MU di Jalan Thamrin Semarang. Bukan sembarang warung, di sini tersaji hal-hal yang berbau Manchester United, dari

telapak meja, menu makanan dan minuman, hingga menonton sepak terjang pemain United di meja makan.

Tempat nongkrong bagi fans MU ini mulai ramai sejak dibuka pada 23 Juni 2012. Maklum saja, Manchester United menjadi magnet di sana. Warna merah dan emas mendominasi gerai makan berkapasitas 70 pengunjung ini, sesuai warna kebanggaan klub berjuluk “Setan Merah” tersebut. “Kebetulan kami juga penggemar klub Manchester United,” jelas Ivon

Susanti,

pemilik Waroeng MU.Seringkali warung ini menggelar acara nonbar. Dan

tentu saja nonton bareng di depan layar lebar ini selalu pertandingan yang melibatkan MU. Seraya menonton, pengunjung yang kebanyakan tergabung dalam wadah United Indonesia bisa mengudap makanan. Hampir semua menu dikaitkan dengan MU.

Nama-nama menu makanan di warung itu cukup unik. Contohnya saja “old traffocado”, minuman yang diracik. Ada pula “ice cantonacino buble”, “manwester united” (mania wedang dan es puter). Untuk wedang, tersedia wedang ronde yang tersaji hangat dalam kuah jahe, plus bola-bola kenyal ronde berisi kacang. Sementara es puternya tersedia dalam beberapa rasa, yaitu durian, cokelat, vanila, dan stroberi. Sajian ini rata-rata dipatok dengan harga Rp 8 ribu.

Untuk hidangan utamanya, Ivon merekomendasikan “manwester roasted chicken”. Sajian ini menawarkan

chicken stuffed yang diolah seperti bebek peking. Kulit ayam terlihat berkilau emas dan renyah menawarkan kelezatan yang sulit

ditolak. Kelezatannya bisa dicicipi seharga Rp 17 ribu per potong.

Busby’s Chilli Beef juga tak kalah enak. Daging impor Australia berbalut tepung renyah ini

disajikan dalam saus pedas ala Waroeng MU yang kental. Teksturnya empuk sekali.

Kalau yang

ini harganya Rp 25 ribu per porsi. Kalau ingin camilan ringan, coba saja Fried Cheese Prawn Cakwee yang menawarkan cakue isi udang dengan balutan mayones nan lembut.

Gerai ini melayani pengunjung mulai pukul 11.00-23.00. “Namun jika ada acara nonton bareng, kami buka hingga dini hari,” tuturnya. Fasilitas free WIFI serta LCD projector untuk nobar sudah cukup membuat betah pengunjung yang datang ke sini.

Bisa dibayangkan seperti apa teriakan dan yel-yel yang menggema dari puluhan pecandu sepakbola tatkala nobar digelar. Masih sempatkah makan ketika tim kesayangan ketinggalan skor. Memang ada kernyit sedih di wajah, tetapi hidup harus terus berlanjut, dan makan tidak boleh ditinggalkan.

Meski memikul misi MU, tapi terkadang Waroeng MU juga menggelar pertandingan persahabatan Timnas Indonesia, baik senior, U-23, maupun U-19. Menurut seorang waiter Waroeng MU, kegiatan nobar malam ini tidaklah resmi sebagaimana kegiatan nobar biasanya. “Kalau yang main MU kami kerjasamanya dengan United Army, sehingga pengunjung terorganisasi,”

sebutnya. Arief

Kurniawan

Page 22: SWARA SEMARANG

22PENDIDIKAN

Fakultas Sastra Unika Soegijapranata menyelenggarakan CELT (culture, english language teaching & literature) International Conference 2014, Rabu-Kamis (12-13/3). Konferensi internasional itu mengusung tema: English in the Professional World: Issues of the teaching of English language and culture in the professional world. Konferensi sekaligus ingin memberikan gambaran, bahwa menekuni bidang sastra Inggris membuka lebar peluang kerja.

‘’Fakultas Sastra Unika mengundang para pakar di bidang English for Specific Purposes (ESP) dari Singapura, India, dan Amerika Serikat, dan Indonesia. Mereka berbicara mengenai relevansi pendidikan bahasa Inggris dan aplikasinya dalam dunia kerja,’’ tutur Wakil Dekan Cecilia T Murniati PhD Senin (10/3).

Para pembicara antara lain Fung-Cheung Kam See (Singapura), Kristin Blair (Bowling Green State University, USA), Joyce Milambiling (University of Northern Iowa), dan Gunawan Permadi (Suara Merdeka).Selain itu juga Erika Balazs (US Embassy),

Jacob George Cheruvathoor (Union Christian College, India), Panditya Danardana (Centre for Language Training, Unika Soegijapranata), dan Antonius Suratno (Fakultas Sastra Unika Soegijapranata).

ESP dipandang sebagai bidang yang sangat penting karena kemampuan berbahasa Inggris merupakan salah satu prasyarat dalam merekrut pegawai baru. Namun pada kenyataannya masih sedikit para peneliti, pengajar, atau praktisi yang benar-benar menggarap bidang ini di Indonesia.

Pada konferensi, sebanyak 65 pemakalah dari berbagai institusi di Indonesia dan luar negeri akan membagikan pandangan dan pendapat mereka mengenai aspek-aspek English for Specific Purposes, misalnya cara penyampaian materi, desain kurikulum, evaluasi dalam kelas-kelas ESP di perguruan tinggi. Hasil konferensi diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan ESP di tanah air pada khususnya dan pengajaran bahasa Inggris di Indonesia pada umumnya.

(H41-SMnetwork/rif)

Dekan Fakultas Hukum (FH) Unissula Jawade

Hafidz meraih gelar doktor dari Undip, Selasa

(11/3). Pria yang juga aktif sebagai Ketua Umum

DPP Ikatan Alumni (Ika) Unissula tersebut lulus menyandang predikat

memuaskan, dalam ujian promosi terbuka di Gedung

Pascasarjana Undip Pleburan.

tAK cukup dihadiri puluhan orang, suasana ujian terasa berbeda. Kopromotor Dr Eko Soponyono bahkan sempat

menangis menyaksikan mahasiswa bimbingannya itu, menyelesaikan studi S-3.

‘’Bukan perkara gampang menyelesaikan kuliah di Program Doktor Ilmu Hukum Undip. Menyandang predikat doktor Undip, sungguh membuktikan niat, kemauan, dan kualitas keilmuan Jawade Hafidz,’’ tutur Eko Soponyono.

Kegigihan promovendus terungkap pemberian kata pengantar pelepasan doktor. Itu, setelah hampir dua jam, Jawade melewati pendadaran dihadapan pakar dan guru besar ilmu hukum. Menurut dosen senior Undip tersebut, Jawade memiliki prinsip pantang menyerah.

Hal senada dikemukakan Dekan

Fakultas Hukum Undip, Prof Dr Yos Johan Utama, yang merupakan pembimbing utama (promotor). Dia menilai Jawade Hafidz adalah sosok dosen dan peneliti yang ulet.

Menempuh masa studi beberapa tahun, berhasil menyabet gelar doktor yang merupakan strata keilmuan tertinggi di dunia pendidikan. Yos Johan sekaligus berpesan supaya doktor baru itu makin memberikan dedikasi pada keilmuan. Jangan sampai prestasi yang diraih sebatas menambah panjang deretan gelar yang dimiliki.

Ketua PDIH Prof FX Adji Samekto membenarkan, menyelesaikan kuliah S-3 Hukum Undip, membuktikan kualitas keilmuan seseorang. Pihaknya tidak sembarangan mencetak doktor melainkan dengan kualifikasi tinggi. Alumnus PDIH Undip, rata-rata berhasil dalam karir, jabatan bahkan banyak yang kemudian mendapat gelar Profesor.

Sementara itu, dalam ujian Jawade menyampaikan disertasi berjudul Reformasi Kebijakan Hukum Birokrasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dalam Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jawade juga dibimbing Dr RB Sularto (kopromotor). Hadir sebagai penguji yakni Prof Dr Nyoman Serikat Putra Jaya, Prof Dr Esmi Warrasih P, Dr Retno Saraswati, dan Dr Retno Mawarini.

Promovendus menyodorkan konsep perlunya aturan khusus pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Aturan itu mencakup kelahiran sebuah undang-undang untuk menghindari kemungkinan perilaku koruptif. UU, nanti butuh dilengkapi lembaga atau badan khusus diiringi penataan birokrasi dan SDM.

(H41-SMNetwork/rif)

Sastra Inggris Berpeluang Rebut Pasar Kerja

Hujan Tangis Di Ujian Terbuka Jawade Hafidz

SM/ Hari Santoso

Dekan FH Unissula Jawade Hafidz menerima ijasah doktor Undip dalam sidang promosi terbuka kemarin.

Page 23: SWARA SEMARANG

PUTIH 23 OT MOTIF

SWARA/DOK

Tak hanya di Semarang, trend warna untuk otomotif bergerak terbalik.

Mobil warna putih yang dulu identik dengan mobil jenazah kini malah banyak seliweran di mana-mana.

JiKA Anda tengah berangan-angan membeli mobil, warna putih layak jadi pertimbangan. Tak sedikit pabrikan mengeluarkan warna putih. Apa dasarnya?

“Secara industri, dua tahun belakangan warna putih memang jadi selling point. Ini juga berlaku di industri di luar otomotif. Putih lagi mewabah,” terang Zaldy, Manager Marketing Yamaha Motor Kencana Indonesia. Ia menyontohkan, industri komputer dan gadget juga belakangan mengandalkan warna-warna

putih untuk produknya. Mobil putih dulu dihindari karena nilai

jualnya jatuh, bahkan julukannya “kelas omprengan”. Sekarang

justru sebaliknya. Harga jualnya sama,

bahkan

mengungguli mobil hitam dan silver yang selama ini paling laris di pasar mobil bekas.

”Dulu mobil putih nggak laku, dibilang warna mati, warna pektay lah. Tapi sekarang lagi diminati, jadi favorit. Semua ATPM menjual mobil warna putih. Imbasnya, mobil bekas warna putih jadi lebih diminati juga,” papar Indarto AW, Marketing Buana Finance.

Bahkan karena besarnya peminat, termasuk di dalamnya kini ada banyak klub mobil putih, dia menyebut rata-rata mobil putih kini lebih mahal. “Banyak yang minat sekarang. Tapi jadi agak susah dapat mobil baru. Karena sekarang orang masih pada pakai mobil putihnya, masih disukai,” papar pria berpostur tegap ini.

Akibatnya, nilai jual mobil putih pun saat ini merambat naik. “Dulu harganya bisa Rp 5-Rp 10 juta di bawah mobil hitam atau silver. Harganya sekarang bisa sama, malah bisa lebih, tergantung kondisi mobil,” terang Indarto

Untuk warna-warna yang spesifik, termasuk yang dulu dipromosikan sebagai warna spesial pabrikan, saat ini justru terpuruk di pasar mobil bekas. “Warna gold, champagne atau ijo tua itu kurang diminati. Orange yang dulu jadi bintang iklannya Nissan Livina, sekarang hancur. Pedagang tawarnya bisa sampai Rp 10 juta lebih murah dari warna biasa,” kata Wiwied. “Harganya bisa beda jauh di bawah warna standar, hitam dan silver,”

imbuh Wiwied Meski begitu, kondisi

ini tidak berlaku

pada mobil kecil. “Warna nggak gitu ngaruh. Mobil warna apa aja, harganya sama aja, lebih tergantung kondisi,” lanjut Wiwied. Ribet Soal Cat

Cuma, ada cumanya, warna putih yang kini sangat trendi dan punya nilai jual tinggi ternyata perlu perawatan ekstra. “Perlu perawatan lebih telaten daripada warna lain, karena kemungkinan belang lebih tinggi. Kalau beberapa bulan nggak dipoles, jadi menguning,” ujar Zaldi.

Kalau sampai cedera dan perlu pengecatan lagi, mobil berwarna terang seperti putih atau silver tidak bisa diserahkan pada bengkel sembarangan. Kalau pengecatan kurang bagus, belang terlihat jelas.

“Nggak bisa langsung ngikuti nomor racikan cat dari pabrik. Karena ada faktor oksidasi, cuaca, kemungkinan putihnya sudah berubah. Sebelum dicat harus dipoles dulu biar kelihatan warna aslinya, baru dicocokin warnanya. Kalau tekanan semprotan enggak rata aja kelihatan kayak panuan, ada belang,” papar Zaldy.

Sementara warna hitam, terhitung aman. Pengecatannya tak terlalu sesulit warna putih, tapi sehari-hari perlu perawatan yang juga telaten. Harus rajin-rajin cuci dan poles, karena debu dan baret sangat mudah terlihat di atas bodi hitam.

Warna merah juga begitu. Debu, kotoran atau baret tak mudah terlihat. Tapi siap-siap kalau sampai perlu perbaikan atau pengecatan. “Pengerjaannya gampang, nggak sesulit warna terang seperti mobil putih. Tapi

warna merah cat dasarnya selalu mahal,” kata Zaldy.

Hasta MS

Bukan MOBIL JENAzAH

Jl. Terboyo No. 7 Genuk - Semarang 50112Jawa Tengah - IndonesiaTel : (62-24) 658 4460 (Hunting)Fax : (62-24) 658 2435Email : [email protected] : www.sibasurya.com

Call Service Centre : (62) 888 0199 7422 (S-I-B-A)

Page 24: SWARA SEMARANG

24SOSOK

SWARA/DOK

Jejak Handry TM berada di rak-rak toko buku. Mantan wartawan Suara

Merdeka ini tak mau menyebut menulis adalah mata pencaharian

utamanya, padahal ia penulis produktif, bahkan hingga di usianya

yang ke-50. Apa rahasia hidupnya? Berikut penuturannya pada Arief

Firhanusa.

ANDA baru saja menerbitkan novel “Kancing yang Terlepas” (KYT). Menurut pengamat, novel itu terbaik yang pernah Anda tulis. Apakah sesudahnya bakal ada lagi Novel lain?

Novel ini pernah dimuat Harian Semarang pada 22 November 2009-24 Juni 2010 dengan judul Pusaran Angin. Saya tidak menganggapnya paling istimewa, tapi paling mendapat pembaca lebih bagus ketimbang sebelumnya. Kebetulan yang menerbitkan Gramedia Pustaka Utama, barometer penerbit karya-karya bermutu. Setelah ini saya menulis apa lagi? Yang sedang saya kerjakan adalah Mata yang Berdusta (buku kedua serial Gang Penggir) dan Cinta yang Mendera (buku ketiga serial Gang Pinggir).

Bagaimana Anda menyiasati waktu antara menulis, mengelola rumah produksi, dan menjadi kepala rumahtangga?

Menulis adalah membukukan jejak karya. Ia bukan pencaharian utama, karena ditulis pada waktu senggang. Sekarang ini saya lebih sebagai konseptor dan advisor.

Bagaimana cara Mbak Niek, istri Anda, memberikan spirit untuk sikap kesenian Anda?

Ia kadang mengingatkan kenapa sudah lama tidak memunculkan karya. Ia bukan pelaku kesenian, melainkan penikmat. Ia bisa memberi kritik sebatas pembaca, tapi tidak punya kapasitas memaksakan isi benaknya terhadap apa yang saya tuliskan. Tetapi, percayalah, di umur-umur seperti ini, betapa penting arti istri. Ia penyeimbang, penopang, dan ini yang penting, tandatangannya dibutuhkan saat kita berutang, hehehe.

Anda pernah nelangsa sebelum skenario “Loeka Tjinta” menjadi juara II nasional sayembara yang digelar Depbudpar tahun 2006. Bagaimana Anda bisa fasih mengatasi kesulitan sementara di sisi lain harus mengerahkan energi untuk menulis?

Saya cuma punya tangan, dan saya yakin Tuhan yang menuliskan semuanya. Pengalaman yang Anda maksud itu nyata. Tuhan memberi saya rezeki dengan hadiah berpuluh juta. Jujur, sekarang pun saya kembali mengalami kesulitan seperti itu. Tapi, saya tidak cengeng lagi. Dan, novel KYT dalah hadiah ulang tahun saya yang ke-50.

Tidak banyak orang memilih terus menulis hampir sepanjang hidupnya. Anda termasuk tidak lelah untuk terus menulis. Sebenarnya dulu Anda bercita-cita jadi apa?

Keliru menganggap pekerjaan utama saya menulis. Hidup dengan hasil honorarium menulis, di Indonesia, belum cukup untuk hidup. Saya kerja serabutan. Memborong produksi film, desain grafis, memasok furnitur dari Jepara ke Semarang, bikin T-shirt, peci, semua saya lakukan. Jatuh bangun, timbul tenggelam. Menulis adalah olahraga. Di tengah kesibukan itu, saya sedikit menepi, menulis satu dua lembar.

Tulisan Anda mudah dicerna dan gurih. Mengalir seperti air di kali belakang rumah dan indah. Anda ini sebenarnya menganut aliran apa?

Hahaha, itu persepsi siapa? Saya inginnya masuk (kategori) pop saja. Selain

penetrasinya besar, pop itu duitnya lebih besar daripada klasik, dalam hal ini tulisan sastra. Kalau saya ditanya memilih mana, menjadi terkenal atau menjadi pintar, saya pilih jadi terkenal. Saya penulis pop, itu pasti.

Anda masih pula bisa menulis dengan nafas remaja, seperti serial “Es Krim” itu. Anda tidak pernah merasa tua, ya? Hahaha …

Sekarang sudah tak nyaman lagi menulis remaja lebay, hehehe. Tapi, saya masih punya kumpulan cerpen

berjudul Kekasih Plastik. Itu sekilas seperti remaja juga ya, remaja kolot, hehehe

....Terakhir, apakah anak-

anak Anda mengikuti jejak ayahnya?

Hahaha, tidak! Mereka menganggap, dunia yang ditempuh bapaknya sebuah kekeliruan, dan anak-anak saya ingin merevisinya sedari

muda. Biarlah, dunia kami berbeda. (*)

Handry TM

“ Di Umur-umur Ini, Betapa Penting Arti Istri”

Page 25: SWARA SEMARANG

25 SOSIALITA

SWARA/DOK

SPA diamini banyak kalangan sebagai sarana memanjakan tubuh sekaligus merawat kulit, pria maupun wanita. Untuk jangka panjang, spa membuat

tubuh fleksibel, menampik stres, dan paras tampak awet muda.

Alunan musik syahdu, suara gemericik air, plus aroma terapi menjadi daya tarik bilik spa. Sensasi ini terdapat di Bali Spa Hotel New Metro, sebuah pemijatan dengan media bebatuan. Pada teknik warm stone (pemanasan dengan batu), batu tidak asal diambil begitu saja. Namun dioles minyak khusus dengan cara memutar serta menekannya.

Teknik warm stone membersihkan racun dari tubuh, melalui paduan kehangatan dan tekanan dari batu. Panas batu berfungsi sebagai pori-pori sehingga kulit dapat bernapas. Selain warm stone, juga terdapat terapi chocolate stone atau batu coklat. Bedanya, seluruh tubuh yang akan diterapi diolesi masker beraroma coklat jenis bubuk khusus untuk tubuh. Terapi ini membutuhkan waktu cukup lama dibanding warm stone.

Selain itu, di Bali Spa juga menghadirkan berbagai layanan spa, mulai dari ujung kaki hingga muka. Salah satunya chocolate sensation spa. “Kami mengambil konsep massage tradisional, dalam pemijatan ada gerakan terapi yang berbeda-beda. Para therapist sudah dibekali pengetahuan, sehingga mereta sudah paham titik-titik mana untuk menghilangkan lelah atau stres,” kata Sukma, GRO Bali Spa.

Sensasi aroma terapi ini dijamin dapat meregangkan otot pikiran dan fisik. Tidak ada salahnya jika meluangkan waktu, untuk mencoba sensasinya. Aktivitas sehari-hari, tak dapat

dipungkiri tubuh kita mengalami kelelahan dan bakal mengalami kepenatan.

Perawatan ini cocok bagi yang memiliki padat aktivitas. Pertama, jelas sukma kaki akan direndam untuk menghilangkan kotoran yang ada di kaki yang disebut thalaso. Setelah dibersihkan, mulai perawatan dengan menggunakan scrub ke seluruh tubuh.

“Scrub berfungsi mengangkat sel-sel kulit mati dan sisa sabun beserta kotoran yang menempel di kulit,” jelasnya.

Setelah dibersihkan, dilakukan body massage ke seluruh tubuh. Dengan penekanan secara tepat pada titik tubuh tertentu oleh therapist dengan menggunkan oil massage memberikan rasa rileks dan nyaman.

Setelah itu dilanjutkan dengan berendam susu, atau bunga, atau rempah selama 10-15 menit. Jadi, tak ada salahnya bila meluangkan waktu untuk memanjakan diri dengan merasakan sensasi terapi spa. Selain kulit terasa halus dan fresh juga membuat pikiran terasa rileks. Cintya Herdiani

BUANG NGILU dengan

Pijat Batu

Spa dan massage digandrungi wanita kelas menengah ke atas.

Bukan lagi merupakan gaya hiudp, melainkan juga lantaran perawatan

ini sebagai kebutuhan.

Page 26: SWARA SEMARANG

26GADGET

SWARA/DOK

NOKiA sudah menaruh perhatian pada Android sejak tiga tahun lalu. Namun, Nokia malu-malu mengadopsi Android karena telanjur menjalin kemitraan eksklusif dengan Windows Phone. Sebagai jalan tengah dan agar terlihat tidak bergantung sepenuhnya pada Google, Nokia melakukan modifikasi besar pada sistem robot hijau hingga terciptalah Android rasa Windows Phone.

Eksperimen Nokia terhadap Android sudah dimulai sejak 2011. Tanda-tanda itu terlihat ketika beredar foto ponsel Nokia N9 yang menjalankan Android 2.3. Foto ini diyakini bukan rekayasa.

Nokia menjadi “pengagum rahasia” sistem operasi Android. Bahkan, CEO Nokia Stephen Elop dibuat galau. Ia mempertimbangkan agar Nokia mengadopsi Android demi menyelamatkan bisnis ponselnya yang sedang terpuruk. Terlebih lagi, pertumbuhan pengguna Android sangat pesat serta mendapat banyak dukungan dari pengembang aplikasi.

Sekitar akhir tahun 2013, seorang sumber tepercaya mengatakan bahwa Nokia memang serius menggarap Android. Namun, sumber itu mengatakan, Android yang dikembangkan Nokia ini lain daripada yang lain. *rief

Baru-baru ini Nokia meluncurkan kembali smartphone pertamanya

yakni Nokia X. Saat ini Nokia X telah beredar di beberapa negara,

dan menyusul kini Indonesia.

NOKiA X ini hadir dengan layar sentuh berukuran 4 inci dengan resolusi WVGA 480 x 800 piksel dengan kerapatan layar mencapai 233 piksel per inci. Kinerja Nokia

X ini menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon S4 Play MSM8225 yang mengusung prosesor dual-core ARM Cortex-A5 berkecepatan 1GHz dengan pengolah grafis dari Adreno 203 dan didukung oleh memori RAM sebesar 512MB.

Serta mengusung kamera belakang dengan resolusi 3 megapiksel fixed focus dan tidak dilengkapi LED flash. Nokia X ini juga dibekali dengan sektor konektivitas yang cukup lengkap dengan dukungan dual SIM, port microUSB, Bluetooth, dan WiFi

Menurut kabar yang telah beredar bahwa dengan spesifikasi tersebut. Nokia X ini mudah dibongkar karena Nokia X memiliki desain yang sederhana dan

mudah diperbaiki apabila terjadi kerusakan.Hal ini diketahui bahwa hasil pembongkaran

tersebut berhasil ditampilkan sebuah foto dari situs Windowsmania.pl . Situs tersebut mengungkapkan bahwa desain Nokia X cukup sederhana dan mudah diperbaiki atau dibongkar karena memiliki struktur desain perangkat keras.

Bahkan diketahui Nokia X ini hanya terdapat 11 sekrup yang terpasang pada chasis smartphone tersebut dan tidak terdapat banyak lem. Sehingga pengguna yang memiliki keahlian di bidang elektronik, Nokia X ini tidak menjadi suatu kendala dalam hal bongkar pasang ketika rusak.

Nokia X miliki dimensi panjang 115,5 mm dengan lebar 63 mm. Ponsel ini miliki ketebalan 10,4 mm dan berat hanya 128,7 gram saja. Sangat nyaman dan pas digenggam dengan satu tangan. Nokia X tersedia dalam enam pilihan warna, hitam, biru, hijau, merah, putih, dan kuning. Warna-warni dukungan ini mengingatkan kita akan jajaran smartphone dari keluarga Lumia.

Selain itu Nokia X disuntikkan aplikasi peta digital HERE Maps yang bisa dipakai offline dengan dukungan HERE Drive. Pengguna juga bisa gratis telpon internasional selama setahun menggunakan Skype plus telah ready aplikasi BBM (pre-installed).

Arief Kurniawan

Nokia XGampang DibongkarAksi si “Pengagum Rahasia”

Page 27: SWARA SEMARANG

27 DHAHAR

SEtiDAKNYA ada 30 macam sambal, seperti sambal bajak, korek, dan sambal mangga muda di rumah makan ini. Pemiliknya,

Budi Noor Aswin (30), menuturkan bahwa ia memang sengaja ingin membuat suatu konsep rumah makan yang berbeda. Berbeda bila dilihat dari varian sambal yang ditawarkan, serta sayuran dan lauk sebagai pelengkap.

“Saya

melihat usaha bidang kuliner prospeknya

bagus. Segmen yang dibidik tidak hanya mahasiswa dan pelajar, namun semua kalangan,” katanya Aswin.

Restoran yang berada di Jalan Hayam Wuruk ini – kemudian juga membuka cabang di Jalan Moch Suyudi dan beberapa lainnya – juga ruang VIP bagi yang ingin melakukan meeting dengan klien. “Di sini kita ada dua lantai, pengunjung bisa memilih di dalam ataupun yang diluar. Kalau di atas memang jumlahnya terbatas. Serta

menyediakan ruangan VIP,” lanjutnya mengenai RM Cabe di Hayam Wuruk.

Harga yang ditawarkan rumah makan dengan motto “rasa nomor 1” ini pun sangat ramah kantong. Tak heran tiap hari banyak anak muda datang ke restoran ini. Dengan Rp 1000 sampai Rp 12.500 bisa puas makan bersama teman-teman.

Dengan modal awal Rp 130 juta, sampai saat ini Restoran Cabe di Semarang telah memiliki 7 cabang. Selain di Jalan Hayamwuruk dan Moch Suyudi, Cabe juga ada di Jalan Puri Anjasmoro, Pamularsih serta daerah Tembalang. “Omset rata-rata mencapai Rp 150 juta perbulannya,” jelasnya.

Pernah Jadi Supir AngkotMeraih sukses tidak

mudah dan penuh liku-liku. Sebelum meraih

kesuksesan seperti sekarang, Aswin sempat menjadi supir angkot jurusan Sampangan-Simpanglima.

“Dulu saya kerja sebagai supir angkot. Pada 2007 saya memilih berkecimpung di dunia bisnis, karena

tuntutan ekonomi. Salah satunya bisnis kuliner,” tutur Aswin.

Awalnya dia, merintis usaha singkong keju dan membuka beberapa cabang. Namun dalam perjalanannya hanya ada satu yang masih eksis yakni gerai singkong keju di depan SMA Kartini, Kagok.

Tidak berhenti begitu saja, ia pun mencoba membuka usaha kuliner lainnya dengan membuka restoran Cabe yang berada di jalan Hayam Wuruk. “Usaha kuliner itu, merupakan usaha yang subur. Kuncinya harus fokus dengan target,” ungkapnya.

Dengan keuletan dan kegigihannya, terbukti kini restoran Cabe sudah memiliki 7 cabang di kota Semarang. “Dalam menjalankan usaha, saya menerapkan sistem franchise karena dengan sistem tersebut lebih cepat dikenal masyarakat,” katanya.

Aswin mengaku tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Ia hanya lulusan SMA, meski sempat kuliah tetapi tidak tamat. “Saya ini malah sempat nunggak 2 kali saat SMA, kuliah juga tidak lulus. Meskipun begitu saya tidak ragu menjalankan bisnis ini,” ungkapnya.

Menurutnya, untuk menjadi orang sukses tidak harus berangkat dari orang pintar ataupun yang memiliki modal besar. Dengan semangat dan kerja keras itulah yang dijadikan modal bagi Aswin dalam berbisnis.

“Sekarang saya bersyukur, berkat hasil kerja keras saya. Saya sudah memiliki, rumah, mobil, dan tiap tahun jalan-jalan ke luar negeri,” pungkasnya.

Cintya Herdiani

Murah dan Memerahkan

Wajah

Anda penyuka makanan pedas? Datanglah ke Rumah

Makan Cabe. Maklum, restoran yang buka bulan

April 2011 ini menawarkan berbagai macam sambal

pedas, sepedas wajah kita digampar sandal.

Rumah Makan Cabe

Page 28: SWARA SEMARANG

28WINGIT

SWARA/DOKSWARA/DOK

SAAT jaman penjajahan, seorang doktor Belanda, Dr WT de Vogel mengusulkan pada pemerintah Belanda

untuk mengembangkan Semarang Selatan, jangan hanya bagian utara dan sekitarnya. Belanda memang kurang hirau akan Semarang Selatan sebab daerah tersebut adalah perbukitan.

Rencana pembangunan itu ditentang masyarakat Tionghoa. Pasalnya, di Gunung Jabalkat yang kini dikenal kawasan Bukit Gombel itu banyak dipakai sebagai area kuburan pengganti area kuburan Pekojan. Sesuai adat Cina, memindahkan jenazah bukanlah hal mudah. Akhirnya, penguasa wilayah Mr Baron van Heeckeren mengusulkan

dibangunnya pekuburan lain

di sekitar tanjakan Gombel, yang saat ini

disebut Kedungmundu. Gombel pun kemudian

dikembangkan menjadi kawasan pemukiman. Jalan yang lebih dulu

dibangun adalah Gombel Lama. Pada tahun 1929, ruas Jalan Gombel Lama terputus karena tanah longsor. Maka, pada tahun 1934 Belanda membuat jalan baru yaitu Jalan Setiabudi, atau saat ini dikenal dengan Jalan Gombel Baru dan memanjang sampai Swalayan ADA Setiabudi.

Meski saat itu sudah beraspal, jalan yang dari dulu sudah dilalui bus dan kendaraan umum menuju Solo dan Yogyakarta itu belumlah selebar sekarang. Bangunan di kanan kiri jalan juga tidak sebanyak saat ini. Taman Tabanas juga belum dibangun.

Di balik keindahan Gombel, terdapat kepercayaan bahwa ada Wewe Gombel (hantu perempuan) dan makhluk lainya penunggu bukit. Penduduk sekitar percaya, saat terjadi longsor atau kecelakaan, makhluk-makhluk gaib tersebut sedang marah akibat pertapaannya diganggu. Konon, di tanjakan Gombel ini sering terlihat hantu wewe yang menggoda pengemudi. Pada masa lalu, di tanjakan ini memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang menelan korban jiwa maupun luka-luka. Kejadiannya mulai dari secara sengaja hantu memakai rok panjang putih menabrakkan diri, menyeberang secara mendadak, maupun melambaikan tangan di pinggir jalan.

Jika kita berkendaraan dari Banyumanik ke Jatingaleh, maka akan terlihat jalur penyelamatan kecelakaan berbentuk tanjakan kecil naik sekitar 75 derajat berisi pasir. Di titik itulah konon wewe Gombel berada. Beberapa orang menyebut, lokasi tersebut adalah kerajaan hantu.

Hantu Wewe Gombel dalam tradisi Jawa berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Wewe Gombel biasanya menakut-nakuti

orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya pada anaknya. Bila

mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.

Wewe Gombel konon adalah roh seorang wanita yang mati bunuh diri lantaran dikejar massa karena membunuh suami. Dia membunuh suaminya sebab si suami berselingkuh. Mengapa sang suami menyeleweng? Sebab si perempuan tak bisa memberikan anak. Akhirnya ia dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai gila, sampai kemudian ia bunuh diri dan arwahnya penasaran.

Wewe Gombel digambarkan punya buah dada yang besar dan menjuntai seperti pepaya. Kisah lain mengatakan, anak-anak yang diculik wewe Gombel diberi makan kotoran manusia. Terkadang anak-anak yang diculik akan dihalusinasi sehingga kotoran manusia yang ia lihat seolah-olah makanan lezat. Tujuannya adalah membuat anak menjadi bisu agar tidak bisa menceritakan apa yang telah ia alami. Jika terjadi kecelakaan lalu lintas di Tanjakan Gombel, maka penduduk setempat memotong sapi lalu kepalanya ditanam di situ. Kepercayaan adat itu sudah mulai kurang terdengar namun masih banyak yang percaya.

Selain keberadaan Wewe Gombel, perbukitan Gombel itu dimanfaatkan muda-mudi untuk pacaran. Di tepian bukit, pasangan-pasangan bermesraan sambil memandang laut dan kerlap-kerlip lampu di malam hari. Namun, di bibir bukit itu sering muncul genderuwo. Sebelum genderuwo muncul, bau ketela bakar menyengat. Penampakan genderuwo biasanya bergelantungan di pohon di samping Hotel Alam Indah dan berseliweran di belakang mereka saat bermesraan.

“Saya lagi mojok sama pacar di atas motor. Kira-kira jam 9 malam waktu itu. Tiba-tiba bau bakaran ketela menyengat. Tahu-tahu sesosok makhluk berbulu hitam bergelantungan di pohon depan sana. Kami merinding tak karuan, sebelum memutuskan kabur,” kata Harjianto, warga Pekunden Timur, Kota Semarang.

Seorang satpam Hotel Alam Indah mengatakan, di bibir bukit itu memang sering ada penampakan genderuwo. Mereka adalah penghuni istana gaib yang bergentayangan di perbukitan dan tanjakan Gombel itu.

Arief Firhanusa

Gend

eruw

o Gom

bel

Ganggu Orang Pacaran

Nama “Gombel” menurut

sejarah muncul saat Kiai Pandan Aran

berziarah di sebuah makam di Gunung

Jabalkat. Tokoh yang namanya diabadikan

untuk ruas jalan Simpanglima menuju

Tugumuda itu melalui jalan yang curam dan terjal saat berziarah,

yang kini intim disebut tanjakan Gombel.

Page 29: SWARA SEMARANG

29

SWAR

A/DO

K

Aku perempuan berusia 34, memiliki seorang putri berusia 7

tahun. Sejak empat tahun lalu aku menjanda. Kisahku bermula ketika

aku SMA. Sering nongkrong di tempat mangkal pendaki gunung,

lalu aku bertemu Arwan (bukan nama sebenarnya) yang membuat

hidupku berubah total.

AwAlNYA aku gadis pendiam walau senang beraktivitas bersama klub pencinta alam. Namun Arwan (nama samaran) memberiku banyak ‘pelajaran’ tentang cara bergaul

dengan “anak gunung”. Di sebuah acara pelantikan anggota baru aku akhirnya mengenal apa itu drugs dan seks.

Malam itu Arwan menawarkan tendanya untukku. Malam makin larut, namun acara pelantikan belum juga berakhir. Aku memutuskan meninggalkan acara dan tidur, karena esok pagi kami akan melanjutkan acara di puncak gunung yang membutuhkan tenaga ekstra.

Aku terbangun mendengar gigil kedinginan seseorang di depan pintu tenda. Ternyata Arwan. Tak tega, aku menyuruhnya masuk. Karena tenda hanya

muat satu orang, kami tidur berhimpit-himpitan. Entah bagaimana awalnya, aku membiarkan saja

Arwan memelukku. Aku malah membalas apa yang ia lakukan. Saat itu aku merasakan sensasi yang luar biasa. Hingga akhirnya kami melakukan hubungan badan.

Aku memang tak menyesali apa yang kami lakukan. Yang aku sesali adalah Arwan tak menginginkan aku menjalin hubungan dengannya. Buatnya seks malam itu adalah cinta sesaat. Itulah pergaulan yang berlaku bagi mereka. Untunglah aku tidak hamil.

Hingga aku berkenalan dengan Dimas (juga nama samara) di lokasi yang sama. Awalnya kami hanya berteman, namun kemudian perasaan cinta tumbuh. Kami sepakat menjalin hubungan lebih intim da nada komitmen. Perjalanan cinta kasih kami berjalan sangat indah.

Begitulah seterusnya, aku dan Dimas sering berhubungan intim dan kami kecanduan. Seperti biasa, aku harus menggugurkan kandungan setiap kali hamil. Tidak tanggung-tanggung, perbuatan itu aku jalani hampir dua tahun. Di tahun kedua hubungan kami, pertengkaran kerap terjadi. Puncak pertengkaran ketika aku hamil untuk yang kesekian kali. Aku berkeras mempertahankannya dan menuntut Dimas segera menikahiku. Tuntutanku tidak membuat Dimas melunak. Aku dipukuli di bagian perut sambil menuduhku pelacur. Hatiku pedih luar biasa.

Sejak kejadian itu, setiap kali melihat laki-laki, emosiku selalu meledak. Tapi itu tidak berlaku

bagi Doni, bukan nama sebenarnya, sebulan sejak kejadian itu. Doni memberi perhatian lebih padaku. Singkat cerita, sejak itu aku mulai menjalin hubungan dengannya. Namun hubungan ini tak berlangsung lama. Begitu banyak perbedaan di antara kami. Tapi kami tetap berteman, dan sering mabuk berdua karena frustrasi dan kecewa..

Namun kenyataan berbicara lain. Putus dengan Doni, aku menjalin kasih dengan Jefri (nama disamarkan) yang juga teman satu klub Doni. Hingga Jefri akhirnya menikahiku. Di luar itu aku masih memelihara hubunganku dengan Doni karena hati ini tak bisa dibohongi bahwa aku mencintainya. Dari hubungan itu aku hamil dan untungnya Jefri menyangka bahwa janin itu adalah anaknya.

Setelah melahirkan, ada perubahan pada diri Jefri. Ia mulai jarang pulang. Ia lebih banyak berkumpul bersama teman-tamannya. Begitu terkejutnya aku sebab mendadak banyak tagihan datang. Tagihan utang yang tak pernah aku lakukan. Setelah kuteliti ternyata itu tagihan-tagihan Jefri.

Begitulah, perjalanan rumah tanggaku hancur. Semua hasil jerih payahku bekerja dijual Jefri. Sementara Doni harus pontang panting membantu keuanganku khususnya untuk anakku yang notabene adalah anaknya. Hingga kini kondisiku tak pernah berubah, aku tetap bekerja, Jefri merongrong, dan Doni bekerja keras menghidupi anakku.

Seperti diceritakan wS kepada Hasta MS, penjaga toko roti

terkenal di Semarang

Pergaulan Bebas

Page 30: SWARA SEMARANG

30PASAR YAIK

SEGERA PASANG IKLAN ANDA..!DAN DAPATKAN PAKET HARGA YANG MENARIKJalan Wahid Hasyim 125-127 (Kranggan) Semarang 024-3518359

Page 31: SWARA SEMARANG

31 NAMPANGKantor Anda, kampung, sekolah, organisasi, kelompok, atau keluarga Anda punya acara? Kirimkan foto beserta keterangannya ke redaksi SWARA, Jalan Wahid Hasyim 125-127 (Kranggan) Semarang, atau e-mail [email protected]. Foto yang dikirimkan pose santai tapi tidak diperbolehkan melanggar norma kesusilaan.

Sebanyak 300 murid Kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar (SD) Nasima Semarang belum lama ini serempak menulis 1.800 sholawat Nabi dalam kegiatan Student Expo yang digelar untuk memperingati ulang tahun ke-18 Yayasan Nasima dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tak hanya mengadalkan try out dari dinas, SD Kuncup Melati juga mengadakan try out mandiri dengan soal yang dibuat oleh para guru. Namun tak jarang, guru mencari soal di internet agar siswa semakin banyak memiliki bahan untuk pembahasan.

Be SMART and have FUN Learning English, join us in SMART and FUN Communicative English Program. Jl. Sriwijaya No.59 G Semarang.

Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi warga agar dapat berperilaku hidup lebih baik lagi. Seperti halnya yang warga Lempongsari untuk menekan penderita demam berdarah di wilayahnya.

Meski masih kecil, namun pengalaman manggung di sejumlah gereja pernah dirasakan oleh siswa-siswi di TK YSKI 1 Semarang. Bukan sekadar tampil bernyanyi atau sebagai peragawati cilik, namun mereka sudah manggung untuk memainkan alat musik angklung.

Page 32: SWARA SEMARANG

32GAMBANG SEMARANG

Berawal dari sebuah klinik mata sederhana di

Bugangan, dr Vihelm A Wille mendirikan

rumah sakit mata pertama di

Semarang. Kini Rumah Sakit William Booth

yang diresmikan 23 Juni 1915 oleh PKW Kern ini,

masih menjadi jujugan pasien mata, sekaligus

juga menjadi rumah sakit umum.

RiwAYAt fasilitas kesehatan milik Bala Keselamatan ini dimulai saat dr. Vihelm, dokter mata sekaligus

pendeta kelahiran Denmark, bertugas di Indonesia. Dia membuka

klinik sederhana di kawasan Bugangan, persisnya di depan

Pasar Dargo.Selain melayani

kalangan bangsawan dan kaum Eropa, dia juga tak menolak

pasien dari kalangan pribumi dan rakyat jelata. Meski hanya punya peralatan sederhana, dokter Vihelm cukup mumpuni mengobati penyakit. Keampuhannya tersiar hingga ke luar negeri.

Tak heran pasien berdatangan dari Singapura, Muangthai (Thailand), dan negara-negara Asia lainnya. Salah satu prestasi pendeta ini adalah menemukan xerophtalmia. Penyakit ini kerap menjangkiti anak-anak pribumi yang kurang asupan vitamin A.

Melihat banyaknya penderita penyakit mata di tanah jajahan Hindia Belanda, Vihelm berobsesi membangun rumah sakit yang lebih besar agar menampung lebih banyak pasien. Angannya terkabul ketika seorang pasien yang disembuhkannya berkenan menghibahkan sebidang tanah di sebuah perbukitan yang disebut “Madurangin”.

Ketika lahan tersedia, tapi dana untuk membangun rumah sakit belum tersedia. Maka dokter ini pun berinisiatif meminta donasi kepada kolega dari kalangan bangsawan Belanda.

Lambat laun, sumbangan para donatur terus mengalir, termasuk dari Ratu Wihelmina yang cukup besar, sehingga jumlah dana yang terkumpul mencapai 94.000 gulden.

Setelah berdiri, rumah sakit itu diberi nama William Booth. Nama itu dinisbatkan dari pendeta Inggris kelahiran 1829 pendiri aliran Bala Keselamatan.

Dihentikan Saat Zaman JepangSelama puluhan tahun rumah sakit ini

melayani masyarakat. Namun pada zaman

Jepang, operasionalnya terpaksa dihentikan. Tahun 1947, rumah sakit swasta ini diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah Indonesia. Setahun kemudian, dikembalikan kepada Bala keselamatan. Opsir pertama yang bertugas di klinik itu adalah Mayor Bass Karnbel.

Sampai sekarang, masih ada yang mengira rumah sakit di Jalan S Suparman 5 ini, hanya melayani pengobatan mata. Padahal, sejak 1968 rumah sakit yang menempati lahan seluas 23 ribu meter persegi ini telah membuka klinik umum.

Sayang, bekas gedung kuno tak lagi tersisa di rumas sakit tipe C ini. Semua gedung telah direnovasi agar sesuai standar bangunan fasilitas kesehatan. Namun jejak sejarahnya masih terekam dari foto-foto jadul yang dipasang menyebar di dinding. Beragam peralatan kesehatan kuno juga bisa dilihat di ruang lobi.

Humas RS William Booth Martha Siagian mengatakan, berbekal pengalaman selama 102 tahun, pihaknya terbilang mumpuni melakukan pengobatan mata. “Kami telah memiliki Central Java Eye Center yang dilengkapi berbagai peralatan modern,” ujarnya.

Setiap hari rumah sakit ini dikunjungi sekitar tak kurang 300 pasien. Khusus warga miskin, dibuka layanan medis dengan tarif terjangkau setiap pagi dari pukul 08.00-10.00. “Warga miskin yang ingin memperoleh pelayanan medis profesional tapi murah, bisa datang pada jam tersebut. Tapi dalam kondisi darurat, kami tetap membuka tangan bagi pasien miskin selama 24 jam per hari,” jelasnya. Zulfikar Prabu

SWAR

A/DO

K

Rumah Sakit Mata Tertua di SemarangW

illia

m B

ooth

Gedung William Booth yang menyisakan arsitektur Belanda

Patung Dr Vihelm A Wille di halaman rumah sakit