SWAMEDIKASI 2015

26
SWAMEDIKASI Sri Adi Sumiwi

description

swamedikasi

Transcript of SWAMEDIKASI 2015

Page 1: SWAMEDIKASI 2015

SWAMEDIKASISri Adi Sumiwi

Page 2: SWAMEDIKASI 2015

Pengertian Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri 

Tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat

dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. 

Obat-obatan yang digunakan untuk swamedikasi disebut obat tanpa resep / obat bebas / obat OTC (over the counter).

Obat-obat bebas tersebut dapat diperoleh di toko obat, apotik, supermarket hingga di warung-

warung dekat rumah.

Obat-obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter disebut dengan obat resep.

Page 3: SWAMEDIKASI 2015

Menurut situs.WSMI (World Self-Medication Industry),

swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication) biasa

digunakan untuk  penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien atau konsumen, dengan bantuan tenaga kesehatan bila

diperlukan

Page 4: SWAMEDIKASI 2015

Perawatan sendiri (self care).

Perawatan sendiri ini lebih bersifat pencegahan terjadinya penyakit atau menjaga supaya penyakitnya tidak bertambah parah dengan perubahan pola hidup, menjaga pola makan, menjaga kebersihan dll

Page 5: SWAMEDIKASI 2015

Peningkatan kesadaran untuk self care ataupun (swamedikasi) diakibatkan oleh beberapa faktor berikut ini :

Faktor Sosial ekonomi.

Gaya hidup

Kemudahan memperoleh produk obat

Faktor kesehatan lingkungan. 

Ketersediaan produk baru

Page 6: SWAMEDIKASI 2015

Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Swamedikasi

Pada swamedikasi, pasien memegang tanggung jawab utama terhadap obat

yang digunakan

sebaiknya baca label dan brosur obat dengan seksama & teliti.

perhatian khusus diberikan bagi penggunaan obat untuk kelompok tertentu, seperti anak-anak, lanjut usia, pasien dengan gangguan fungsi hati atau

ginjal, wanita hamil & menyusui.

Page 7: SWAMEDIKASI 2015

:Jika pasien memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, maka ia harus dapat

mengenali gejala yang dirasakan

menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk pengobatan sendiri atau tidak

memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya

mengetahui ada atau tidaknya riwayat alergi terhadap obat yang digunakan

mengikuti instruksi yang tertera pada label obat yang dikonsumsi

Page 8: SWAMEDIKASI 2015

Bila gejala tidak membaik atau tidak sembuh dalam waktu tiga

hari, segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan

yang lebih baik

Bila muncul gejala sesak napas, kulit kemerahan, gatal, bengkak

di bagian tertentu, mual, dan muntah, kemungkinan telah

terjadi gejala efek samping obat atau reaksi alergi terhadap obat

yang diminum.

Segera hentikan pengobatan dan kunjungi dokter untuk

mendapatkan penanganan medis

Page 9: SWAMEDIKASI 2015

Kriteria Obat yang Boleh Dipilih untuk Swamedikasi

permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993

Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak di bawah 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

Tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit

Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia

Rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan

Page 10: SWAMEDIKASI 2015

Jenis obat yang boleh digunakan

• Obat Bebas• Obat Bebas TerbatasOTC

• Obat keras daftar OWA• Diserahkan oleh apoteker dengan

informasi lengkapOWA

• Vitamin• Mineral (kalsium dll)suplemen

Page 11: SWAMEDIKASI 2015

FAKTOR MENINGKATNYA SWAMEDIKASI

Perkembangan teknologi farmasi yg inovatif Jenis/merek obat yang beredar >> Telah diketahui/dikenal masyarakat luasBerubahnya peraturan tentang obat/farmasi Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehatPengaruh informasi / iklan Kemudahan mendapatkan obat Mahalnya biaya kesehatan

Page 12: SWAMEDIKASI 2015

• Penangan penyakit lebih dini

• Biaya lebih terjangkau

Dampak positif

• Salah penggunaan obat

• Penggunaan yang tidak rasional

Dampak negatif

Page 13: SWAMEDIKASI 2015

peranan apoteker dalam swamedikasi

KOMUNIKATOR PENYEDIA OBAT

PENGAJAR &

PENGAWAS

REKAN SEJAWAT

PROMOTOR KESEHATAN

Page 14: SWAMEDIKASI 2015

Peran apoteker sebagai komunikator Menginisiasi dialog pasien dengan dokter

Bertanya ke pasien sebelum menyarankan pemberian obat

Skrining kondisi atau penyakit tertentu tanpa melampaui kewenangan dokter

Menyediakan informasi yang objektif tentang obat

Dapat menggunakan dan mengartikan sumber informasi lain untuk memenuhi kebutuhan pasien

Membantu swamedikasi pasien dan menyarankan ke dokter bila diperlukan

Menjamin kerahasiaan kondisi pasien

Page 15: SWAMEDIKASI 2015

Bertanya kepada pasien sebelum pemberian obat

1) Metode pertama disingkat sebagai WHAM:

W : Who is the patient and what are the symptoms (siapakah klien dan apa gejalanya) H : How long have the symptoms (berapa lama timbulnya gejala) A : Action taken (Tindakan yang sudah dilakukan) M : Medication being taken (obat yang sudah digunakan)

Page 16: SWAMEDIKASI 2015

2) Metode kedua dikembangkan oleh Derek Balon, seorang farmasis di london yaitu ASMETHODA : Age / appearance (Usia klien)S : Self or someone else (dirinya sendiri atau orang lain yang sakit)M : Medication (regularly taken on preskription or OTC) (Pengobatan yang sudah digunakan baik dengan resep maupun dengan non resep)E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)T : Time persisting (lama gejala)H : History (Riwayat klien)O : Other symptoms (gejala lain)D : Danger symptom (Gejala yang berbahaya).

Page 17: SWAMEDIKASI 2015

. Informasi Obat dalam Swamedikasi

Nama obat dan kekuatannyaIndikasi dan aturan pakai Cara menggunakanBerapa lama obat harus digunakan.Apa yang harus dilakukan jika terlupa minum atau menggunakan obatMekanisme kerja obatEfek pada gaya hidupCara penyimpanan obatKemungkinan terjadinya efek samping yang akan dialami Interaksi antar obat dan makan, Informasi tambahan lainya

Page 18: SWAMEDIKASI 2015

Peran apoteker sebagai penyedia obat

Harus dapat menjamin, bahwa obat-obatan yang disediakannya berasal dari sumber

resmi yang dapat dipercaya serta mempunyai kualitas yang baik

Harus menyediakan penyimpanan yang tepat untuk obat-obatan yang

ada.

Page 19: SWAMEDIKASI 2015

Peran apoteker sebagai seorang pengajar & pengawas.

Berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kemampuan diri yang

berkelanjutan

Kepada staf non-apoteker lain, perlu untuk diawasi & diberikan pelatihan yang sesuai. Apoteker juga sebaiknya membuat

Pedoman untuk tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam hal penanganan obat.

Page 20: SWAMEDIKASI 2015

Peran apoteker sebagai rekan sejawat

Memiliki kerjasama yang baik dengan berbagai kalangan

Tenaga kesehatan lainnya Sejawat seprofesi

Industri Farmasi Pemerintah

Pasien &masyarakat

Page 21: SWAMEDIKASI 2015

Peran Apoteker Sebagai promotor kesehatan

1

• Berpartisipasi dalam skrining masalah kesehatan untuk dapat mengidentifikasi adanya masalah kesehatan.

2

• Berpartisipasi dalam hal promosi masalah kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan ataupun pencegahan penyakit.

3

• Menyediakan saran kepada individu untuk membantu mereka membuat pilihan yang tepat.

Page 22: SWAMEDIKASI 2015

04/22/2023

SKAI1. Praktik pofesionalisame, legal, dan etis2. Optimalisasi penggunaan obat3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan4. Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi5. Komunikasi dan kolaborasi6. Upaya preventif dan promotif kesehatan

masyarakat7. Pengelolaan sedian farmasi dan alat kesehatan8. Kepemimpinan dan manajemen diri9. Peningkatan kompetensi profesi

Page 23: SWAMEDIKASI 2015

04/22/2023

Nama Station vs Kategori Kompetensi yang dinilai

No Kategori Kompetensi (Care Process)Asal dari

Kompetensi Nomor

Minimal

STATION (Dimensi Obat)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Asesmen 2,3,5 4 X X X X X

2Menetapkan dan memberikan solusi

kebutuhan terapi obat pasien 2,3,5 4 X X X X X X X

3Compounding (kalkulasi,

penimbangan, peracikan, etiket, apograph)

2,3,4 3 X X X X X

4Edukasi, informasi obat dan

konseling2,5,6 4 X X X X X X X X

5 Monitoring dan evaluasi 2 3 X X X

6Pengelolaan sediaan farmasi dan

alat kesehatan7,8 3 X X X

7 Perilaku profesional 1 6 X X X X X X X X X X X X

Station 1 : Pelayanan SwamedikasiStation 2 : Pasien dengan kondisi Fisiologis KhususStation 3 : Pasien dengan Kondisi Patologis KhususStation 4 : Obat dengan Formulasi KhususStation 5 : Obat dengan Indeks Terapi Sempit & Obat Bersifat Inducer/Inhibitor EnzimStation 6 : Resep Racikan

Station 7 : Resep PolifarmasiStation 8 : Obat dengan Alat Bantu dan Teknik KhususStation 9 : Obat –obatan Program PemerintahStation 10 : Obat KhususStation 11 : Obat AntinfeksiStation 12 : Obat dan Alkes yang Rusak dan Kadaluarsa

Kasus Farmakoterapi

Page 24: SWAMEDIKASI 2015

04/22/2023

2015/3/16

NO

NAMA STASION RUANG LINGKUP

1 Obat pada pelayanan swamedikasi

untuk penyakit nyeri dan demam, premenstruasi syndrome, saluran nafas (salesma, batuk, asma), saluran cerna (dispepsia, konstipasi, diare, mual-muntah), conjuctivitis, penyakit kulit (dermatitis, acne, dan infeksi jamur).

2 Obat pada pasien dengan kondisi fisiologis khusus

pada pasien pediatri (anak), ibu hamil, ibu menyusui, dan pasien geriatri (usia lanjut)

3 Obat pada pasien dengan kondisi patologis khusus

digunakan pada pasien dengan gangguan organ utamanya gangguan ginjal dan gangguan hati (hepar)

4 Obat dengan formulasi khusus

obat yang diformulasikan dengan tujuan khusus meliputi sustained release, enteric coated, chewable tablet, fast tablet, dispersible tablet dan dry syrup.

Page 25: SWAMEDIKASI 2015

04/22/2023

• Obat pada pelayanan swamedikasi

untuk penyakit nyeri dan demam, premenstruasi syndrome, saluran nafas (salesma, batuk, asma), saluran cerna (dispepsia, konstipasi, diare, mual-muntah), conjuctivitis, penyakit kulit (dermatitis, acne, dan infeksi jamur).

Page 26: SWAMEDIKASI 2015

Terimakasih