Sustaineble Design

2
Di sejumlah negara, terminologi sustainable design juga digunakan dalam eco design, green designatau environmental design. Eco design umumnya meliputi perancangan sosial dan aspek-aspeknya. Beberapa tahun terakhir ini sustainable design atau design for sustainability semakin diterima secara global, termasuk 3 pilar utamanya (3P): people, planet, profit. Perancangan 'berkelanjutan' adalah filosofi mengenai perancangan obyek fisik dan lingkungan binaan sesuai dengan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Ini merupakan tanggapan atas krisis lingkungan global, pertumbuhan ekonomi yang drastis, meledaknya populasi dunia, berkurangnya sumberdaya alam, rusaknya ekosistem serta terancamnya keragaman hayati dunia. Penerapan filosofi ini cukup luas, dari mikrokosmos (obyek kecil yang digunakan sehari-hari) hingga makrokosmos (bangunan, kota). Filosofi ini juga diterapkan pada: arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, arsitektur lansekap, desain grafis, dunia industri dan fashion. Cita-cita tertinggi sustainable design adalah 'menghilangkan sepenuhnya dampak negatif terhadap lingkungan melalui pendekatan desain', diwujudkan antara lain melalui sikap: tidak menggunakan non- renewable resource (sumberdaya tak terbarukan), meminimkan dampak terhadap lingkungan, serta berupaya menyatukan kembali manusia dengan lingkungan alaminya. Prinsip-prinsip Umum Meskipun terdapat beragam standard dan pemahaman, beberapa prinsip dasar sustainable designyang umum diterima adalah meliputi aspek-aspek: Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan (mis: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit energi). Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya membutuhkan sedikit energi. Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur pakai) secara lama berarti mengurangi perawatan atau penggantian. Reuse and recycle: rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir (afterlife).

description

artikel referensi

Transcript of Sustaineble Design

Page 1: Sustaineble Design

Di sejumlah negara, terminologi sustainable design juga digunakan dalam eco design, green designatau environmental design. Eco design umumnya meliputi perancangan sosial dan aspek-aspeknya. Beberapa tahun terakhir ini sustainable design atau design for sustainability semakin diterima secara global, termasuk 3 pilar utamanya (3P): people, planet, profit. Perancangan 'berkelanjutan' adalah filosofi mengenai perancangan obyek fisik dan lingkungan binaan sesuai dengan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Ini merupakan tanggapan atas krisis lingkungan global, pertumbuhan ekonomi yang drastis, meledaknya populasi dunia, berkurangnya sumberdaya alam, rusaknya ekosistem serta terancamnya keragaman hayati dunia.Penerapan filosofi ini cukup luas, dari mikrokosmos (obyek kecil yang digunakan sehari-hari) hingga makrokosmos (bangunan, kota). Filosofi ini juga diterapkan pada: arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, arsitektur lansekap, desain grafis, dunia industri dan fashion.Cita-cita tertinggi sustainable design adalah 'menghilangkan sepenuhnya dampak negatif terhadap lingkungan melalui pendekatan desain', diwujudkan antara lain melalui sikap: tidak menggunakan non-renewable resource (sumberdaya tak terbarukan), meminimkan dampak terhadap lingkungan, serta berupaya menyatukan kembali manusia dengan lingkungan alaminya.

Prinsip-prinsip UmumMeskipun terdapat beragam standard dan pemahaman, beberapa prinsip dasar sustainable designyang umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:

Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan (mis: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit energi).

Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya membutuhkan sedikit energi.

Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur pakai) secara lama berarti mengurangi perawatan atau penggantian.

Reuse and recycle: rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir (afterlife).

Renewability: bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumberdaya terbarukan, serta (bila memungkinkan) bisa diolah menjadi kompos.

Sehat: produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan sekitarnya, bahkan bisa menunjang aspek kesehatan secara luas.

Standard perancangan 'berkelanjutan' dan panduan perancangan (design guideline) marak dikembangkan akhir-akhir ini, baik dilakukan oleh organisasi maupun perorangan. Metoda baru berkembang menjadi apa yang saat ini dikenal sebagai sustainable science, yang diselenggarakan oleh banyak institusi pendidikan atau pemerintah.

Page 2: Sustaineble Design

Design StandardStandard perancangan, referensi dan performance standard sudah cukup dikenal oleh dunia usaha dan industri, serta relatif lebih mudah ditentukan. Namun standard perancangan 'berkelanjutan' - menciptakan hal baru yang lebih baik dan pada saat bersamaan mengurangi dampaknya terhadap bumi - saat ini masih terus didefinisikan oleh sejumlah organisasi dengan metoda tertentu serta digunakan oleh komunitas berbeda dengan tujuan tertentu pula.Salah satu standard yang cukup terkenal adalah LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) yang menggunakan sejumlah pengukuran atas kualitas dan dampak lingkungan untuk menetapkan pendekatan menyeluruh bagi terciptanya bangunan berkelanjutan serta menetapkan peringkat proyek tertentu. Beberapa organisasi lainnya mengembangkan cara tertentu untuk menetapkan pengurangan energi, seperti yang dilakukan oleh Architecture 2030.Sejumlah metoda perancangan pun dikembangkan untuk menemukan cara-cara yang lebih efektif dalam menjawab tantangan desain tertentu, meliputi aspek: tingkat keterlibatan semua pihak yang berkepentingan (stake holder), pemanfaatan teknologi jarak jauh dalam proses perancangan (remote consultant) dan sebagainya.