Susilo Bambang Yudhoyono

download Susilo Bambang Yudhoyono

of 18

Transcript of Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang YudhoyonoUntuk kegunaan lain dari SBY, lihat SBY. Ini adalah sebuah Nama Indonesia yang tidak menggunakan nama keluarga.Jend. TNI (Purn.) Dr. H.

Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden Indonesia ke-6Petahana Mulai menjabat 20 Oktober 2004 M. Jusuf Kalla (20042009) Boediono (sejak 2009) Megawati Soekarnoputri

Wakil Presiden Pendahulu

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia ke-8Masa jabatan 23 Agustus 20001 Juni 2001 Abdurrahman Wahid Soerjadi Soedirdja Agum Gumelar Masa jabatan 9 Agustus 200112 Maret 2004 Megawati Soekarnoputri Agum Gumelar Hari Sabarno (ad-interim)

Presiden Pendahulu Pengganti

Presiden Pendahulu Pengganti

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia ke-11Masa jabatan 26 Oktober 199923 Agustus 2000

Presiden Pendahulu Pengganti

Abdurrahman Wahid Kuntoro Mangkusubroto Purnomo Yusgiantoro 9 September 1949 (umur 62) Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia Indonesia Partai Demokrat Kristiani Herrawati Agus Harimurti Yudhoyono Edhie Baskoro Yudhoyono Akademi Militer US Army Command & General Staff College Universitas Webster Institut Pertanian Bogor Tentara Islam www.presidensby.info

Lahir Kebangsaan Partai politik Suami/Istri Anak

Almamater

Profesi Agama Tanda tangan Situs resmi

Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 62 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004[1][2]. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua. Yudhoyono yang dipanggil "Sus" oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan "SBY"[3], melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD 1945. Dalam kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.

Latar belakang dan keluargaIa lahir di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 dari anak pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari silsilah ayahnya dapat dilacak hingga Pakubuwana serta memiliki hubungan dengan trah Hamengkubuwana II[4]. Seperti ayahnya, ia pun berkecimpung di dunia kemiliteran. Selain tinggal di kediaman keluarga di Bogor (Jawa Barat), SBY juga tinggal di Istana Merdeka, Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herawati yang adalah anak perempuan ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhi Wibowo (alm). Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo turut membantu menumpas PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965. Dari pernikahan mereka lahir dua anak lelaki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1978) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir 1980). Agus adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997 dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan seorang prajurit dengan pangkat Letnan Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa Barat. Agus menikahi Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Sejak pertengahan 2005, Agus menjalani pendidikan untuk gelar master-nya di Strategic Studies at Institute of Defense and Strategic Studies, Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat.

[Pendidikan

Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973 American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976 Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976 Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983 Jungle Warfare School, Panama, 1983 Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984 Kursus Komando Batalyon, 1985 Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989 Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, AS Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2004.

[Karier militerTahun 1973, ia lulus dari Akademi Militer Indonesia (Akabri: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan intelek. Periode 19741976, ia memulai karier di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Pada tahun 1976, ia belajar di

Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat. Kariernya berlanjut pada periode 1976-1977 di Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978, Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981, Paban Muda Sops SUAD (1981-1982. Periode 1982-1984, ia belajar di Infantry Officer Advanced Course (Fort Benning) Amerika Serikat. Tahun 1983, ia belajar pada On the job training in 82-nd Airbone Division (Fort Bragg) Amerika Serikat, Jungle Warfare School (Panama, Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada tahun 1984, Kursus Komando Batalyon (1985) dan meniti karier di Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985), Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988), dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988). Periode 1988-1989, ia belajar di Sekolah Komando Angkatan Darat dan melanjutkan ke US Command and General Staff College (Fort Leavenwort) Kansas Amerika Serikat pada tahun 1991. Periode (1989-1993), ia bekerja sebagai Dosen Seskoad Korspri Pangab, Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Lulusan Master of Art (MA) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri[5][6].

[Karier politikTampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan Ketua Fraksi ABRI MPR dalam Sidang Istimewa MPR 1998. Pada 29 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di pemerintahan pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Setahun kemudian, tepatnya 26 Oktober 1999, ia dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid[7]. Dengan keluarnya Maklumat Presiden pada 28 Mei 2001 pukul 12.00 WIB, Menko Polsoskam ditugaskan untuk mengambil langkah-langkah khusus mengatasi krisis, menegakkan ketertiban, keamanan, dan hukum secepat-cepatnya lantaran situasi politik darurat yang dihadapi pimpinan pemerintahan. Saat itu, Menko Polsoskam sebagai pemegang mandat menerjemahkan situasi politik darurat tidak sama dengan keadaan darurat sebagaimana yang ada dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1959. Belum genap satu tahun menjabat Menko Polsoskam atau lima hari setelah memegang mandat, ia didesak mundur pada 1 Juni 2001 oleh pemberi mandat karena ketegangan politik antara Presiden Abdurrahman Wahid dan DPR. Jabatan pengganti sebagai Menteri Dalam Negeri atau Menteri Perhubungan yang ditawarkan presiden tidak pernah diterimanya.

Kabinet Gotong Royong pimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004. Berdirinya Partai Demokrat pada 9 September 2002 menguatkan namanya untuk mencapai karier politik puncak. Ketika Partai Demokrat dideklarasikan pada 17 Oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam pemilu presiden 2004. Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam dan sejalan dengan masa kampanye pemilu legislatif 2004, ia secara resmi berada dalam koridor Partai Demokrat. Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45 persen suara. Pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla.

[Ringkasan karier

Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976) Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977) Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977) Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978) Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981) Paban Muda Sops SUAD (1981-1982) Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985) Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988) Dosen Seskoad (1989-1992) Korspri Pangab (1993) Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994) Asops Kodam Jaya (1994-1995) Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995) Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan) Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998) Kassospol ABRI/ Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999) Menteri Pertambangan dan Energi (sejak 26 Oktober 1999) Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan(Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid) Menteri Koordinator Politik Dan Keamanan(Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004 Presiden Republik Indonesia (2004-2009) Presiden Republik Indonesia (2009-2014)

[Penugasan

Operasi Timor Timur (1979-1980), dan 1986-1988

Jenderal TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah ditugaskan dalam sebuah operasi di Timor-Timur pada periode 1979-1980 dan 1986-1988 ini meraih gelar doktor (PhD) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 3 Oktober 2004. Pada 15 Desember 2005, ia menerima gelar doktor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat Bangkok (Thailand)[8]. Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan bahwa politik merupakan seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah negara demokrasi yang damai. Ia tidak yakin sepenuhnya kalau politik itu adalah ilmu.

[Penghargaan

Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek), 1973 Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973) Satya Lencana Seroja, 1976 Honor Graduate IOAC, USA, 1983 Satya Lencana Dwija Sista, 1985 Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989 Dosen Terbaik Seskoad, 1989 Satya Lencana Santi Dharma, 1996 Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996 Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998 Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998 Wing Penerbang TNI-AU, 1998 Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999 Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999 Bintang Dharma, 1999 Bintang Maha Putera Utama, 1999 Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003 Bintang Asia (Star of Asia), 2005, oleh BusinessWeek Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama, 2006, oleh Sultan Brunei Doktor Honoris Causa, 2006, oleh Universitas Keio Darjah Utama Seri Mahkota, 2008, oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009, oleh TIME

Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima penghargaan Nobel perdamaian 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari atas inisiatif mereka untuk perdamaian di Aceh.

[Masa kepresidenanMPR pada periode 19992004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia unggul dari pasangan Presiden Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi pada pemilu 2004. Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sebagai prioritas penting dalam kepemimpinannya selain kasus terorisme global. Penanggulangan bahaya narkoba, perjudian, dan perdagangan manusia juga sebagai beban berat yang membutuhkan kerja keras bersama pimpinan dan rakyat. Di masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, dll. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi Presiden yang masih bergelut dengan upaya memulihkan kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono juga membentuk UKP4R, sebuah lembaga kepresidenan yang saat ini diketuai oleh Kuntoro Mangkusubroto (Marsilam Simandjuntak pada saat pembentukan) pada 26 Oktober 2006.[9] Lembaga ini pada awal pembentukannya mendapat tentangan dari Partai Golkar seiring dengan isu tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembentukannya serta isu dibentuknya UKP4R untuk memangkas kewenangan Wakil Presiden, tetapi akhirnya diterima setelah SBY sendiri menjelaskannya dalam sebuah keterangan pers.[1]

[Layanan SMS PresidenSekitar bulan Juni 2005, Presiden SBY memulai layanan pesan singkat (SMS) ke nomor telepon selulernya di 0811109949 namun esok harinya terjadi gangguan teknis karena banyaknya SMS yang masuk dan sekarang diganti cukup dengan SMS ke 9949 setelah itu SMS akan dipilih dan disampaikan ke presiden. Nomor 9949 adalah tanggal lahir beliau (9 September 1949). Tanggal 28 Juni 2005, Presiden SBY mengirimkan SMS kepada masyarakat dengan nama pengirim Presiden RI yang berisi tentang pencegahan narkoba.[10] Kebenaran SMS ini sudah dikonfirmasikan dan juru bicara Presiden menyatakan berbagai SMS akan menyusul.

[Referensi1. ^ Russell Hiang-Khng Heng, Rahul Sen, (2006), Regional outlook: Southeast Asia 2006-2007, Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-370-7. 2. ^ Oxford Business Group, (2007), The report: Emerging Indonesia, Oxford Business Group, ISBN 978-1-902339-64-1. 3. ^ news.bbc.co.uk New era as Susilo Bambang Yudhoyono takes office (diakses pada 24 Juli 2010) 4. ^ Garda Maeswara, (2009), Biografi Politik Susilo Bambang Yudhoyono, Penerbit Narasi, ISBN 978-979-16817-5-9.

5. ^ Institute of Southeast Asian Studies, (2005), Indonesia: the challenge of change, Institute of Southeast Asian Studies, ISBN 978-981-230-243-4. 6. ^ Michelle Ann Miller, (2009), Rebellion and Reform in Indonesia: Jakarta's Security and Autonomy Polices in Aceh, Taylor & Francis, ISBN 978-0-415-45467-4. 7. ^ Greg Barton, (2002), Abdurrahman Wahid , Muslim democrat, Indonesian president: a view from the inside, UNSW Press, ISBN 978-0-86840-405-9. 8. ^ "Presiden Terbang ke Malaysia, Dapat Gelar Doktor di Thailand", detik.com, 11 Desember 2005. Diakses pada 6 Februari 2009. 9. ^ "Presiden Bentuk Tim Percepatan Reformasi", detik.com, 26 Oktober 2006. Diakses pada 6 Februari 2009. 10. ^ "Setelah Terima Ribuan SMS, Kini Ganti SBY Kirim SMS", detik.com, 28 Juni 2005. Diakses pada 6 Februari 2009.

Jabatan politik Didahului oleh: Megawati Soekarnoputri Presiden Indonesia 2004sekarang Petahana Didahului oleh: Agum Gumelar Menteri Koordinator Politik dan Keamanan 20012004 Digantikan oleh: Hari Sabarno (ad interim) Didahului oleh: Wiranto Menteri Koordinator Politik dan Keamanan 20002001 Digantikan oleh: Agum Gumelar Didahului oleh: Kuntoro Mangkusubroto Menteri Pertambangan dan Energi 19992000 Digantikan oleh: Purnomo Yusgiantoro Jabatan militer Didahului oleh: R. Karyono Pangdam Sriwijaya 23 Agustus 1996 7 Agustus 1997 Digantikan oleh: Suadi Atma

Catatan Akhir Tahun Pemerintahan SBY-JK1. Masalah pembangunan ekonomi yang ala kadarnya sangat memperihatinkan karena tidak tampak strategi yang bisa membuat perekonomian Indonesia kembali bergairah. Kesempatan memperlihatkan kesungguhan kebijakan Indonesia yang pro pembangunan ekonomi tidak terlihat dalam pertemuan APEC di Vietnam. Bagaikan monyet ditulup, Indonesia terbengong-bengong melihat kesuksesan kebijakan Vietnam yang sangat menarik perhatian negara-negara seperti AS, Jepang, Korea Selatan, Australia, dll. Pembangunan yang terlihat hanya pada sektor perdagangan dan peningkatan konsumsi masyarakat semakin memperjelas jurang ekonomi antara si kaya dan si miskin. Sementara industri nasional Indonesia bagaikan sekaratul maut menuju jurang kehancuran. Dengan mengandalkan ekspor energi ke negara yang haus energi seperti China, Jepang dan AS tidak akan bertahan lama, lagi pula nilai pertambahan

2.

3.

4.

5.

ekonomisnya sangat terbatas. Sungguh setelah bertahun-tahun merdeka, sangat memalukan hanya mengandalkan pada eksploitasi kekayaan alam semata. Kebijakan gas nasional yang lebih tunduk pada kesepakatan ekspor ke Jepang dan China telah membuat industri dalam negeri yang membutuhkan pasokan gas mengalami kesulitan yang luar biasa. Bila memang sangat yakin pada prinsip ekonomi liberal, seharusnya telah diketahui resiko hancurnya industri dalam negeri dan peningkatan jumlah pengangguran sebagai dampak tidak ketidakmampuan bersaing. Jika cepat sadar dan memang memikirkan nasib rakyat, seyogyanya peranan pemerintah ditingkatkan dalam mendorong pembangunan yang lebih terarah. Beberapa peraturan yang mendesak untuk segera diselesaikan misalnya peraturan tentang investasi, ketenagakerjaan, dan perpajakan. Meskipun indikator ekonomi makro Indonesia menunjukkan perbaikan misalnya nilai rupiah dan angka inflasi, namun apalah artinya jika sektor riil tetap terseok-seok dalam kelumpuhan. Bahkan jumlah angka kemiskinan dan pengangguran tetap tinggi (persisnya tidak saya catat...tapi bisa dilihat dari angka-angka di BPS). Sektor perbankan yang miskin kredit dengan posisi lending yang sangat memprihatinkan, hebatnya perbankan nasional tidak mau rugi dengan memanfaatkan jalur Sertifikat BI. Industri pertanian dan manufaktur yang menyerap tenaga kerja bagaikan pesakitan karena belum ada terobosan yang mampu merangsang perubahan. Penanganan bencana alam yang datang bertubi-tubi berjalan lambat dan sangat tidak profesional. Bisa dipahami bahwa bencana datang tidak diundang dan terjadi begitu cepat sehingga korban kematian dan materi tidak terhindarkan. Satu-satunya unit pemerintah yang tampak efisien adalah Badan Sar Nasional yang saat inipun terlihat kedodoran karena sumber daya yang terbatas. Sementara itu, pembentukan komisi dll hanya menjadi pemborosan yang luar biasa. Alangkah baiknya jika Badan Sar Nasional diperkuat dengan kebijakan dan dukungan pemerintah dengan pembentukan unit-unit reaksi untuk mengatasi bencana. Masalah kepemimpinan SBY dan JK yang sangat memperihatinkan. SBY yang sok kalem dan berwibawa dikhawatirkan berhati pengecut dan selalu cari aman, sedangkan JK yang sok profesional dikhawatirkan penuh tipu muslihat dan agenda kepentingan kelompok. Mudah-mudahan saya keliru, namun saya yakin 100% rakyat Indonesia sudah melihat dan memahami maksud saya. Apabila pada tahun 2007 tidak terjadi perubahan sikap yang lebih memihak pada rakyat dan demi kepentingan bangsa, maka saya tidak bisa menghindari ajakan gerakan anti pemerintah yang akan semakin menguat seiring dengan sikap yang tidak pro-rakyat dari pemerintahan SBY-JK. Sebagai tambahan, ketidakkompakan anggota kabinet menjadi nilai negatif yang besar. Masalah politik dan keamanan bisa jadi cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Tetapi malahan menjadi dunia busuk politisi yang mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok. Masalah korupsi saat ini kembali seperti kucing-kucingan. Mulai dari dasar hukumnya sampai proses peradilan, terjadi perdebatan yang semakin mempersulit pembersihan Republik Indonesia dari koruptor-koruptor perampok kekayaan bangsa Indonesia. Sekedar contoh kecil misalnya pernyataan JK yang menganggap upaya pemberantasan korupsi mulai terasa menghambat pembangunan.

6. Masalah Politik Luar Negeri, sungguh konyol dan sangat minus Politik Luar Negeri Indonesia saat ini. Selain selalu mengikuti saran agen-agen CIA seperti HW (ralat HW hanya diduga sebagai agent yang ter- influence dan secara tidak sadar terpengaruh oleh AS) dan DPJ (agent aktif yang sukarela dan telah memiliki pola pikir AS), Indonesia juga terjebak dalam Politk Luar Negeri Pahlawan Kesiangan. Dalam kasus Nuklir Korea Utara, jelas peranan NS bisa dinilai nol besar apalagi. Dalam kasus-kasus di Timur Tengah, utusan khusus tidak melakukan apa-apa. Indonesia juga sangat sulit bergerak diantara kepentingan Arab Saudi dan Iran. Selain itu, gebrakan tolol ikut serta dalam masalah Irak jelas merupakan dikte Amerika Serikat yang diamini oleh korps Deplu. Juga desakan peranan Indonesia dalam urusan dalam negeri Myanmar akan semakin menyulitkan Indonesia di masa mendatang, ah singkatnya Indonesia bukan lagi negara yang bebas dan aktif. Lebih tepat bila dinilai Indonesia sebagai cecunguk AS yang aktif menjilati pantat AS. 7. POLITIK - PARPOL 8. Rabu, 12 Oktober 2011 , 17:37:00 9. Soal Reshuffle, Ical Minta SBY Kesampingkan Partai 10. 11. JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, mengaku selalu diajak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk berbicara terkait masalah reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Meski demikian, politisi yang akrab dipanggil dengan nama Ical itu tak kuasa menentukan nama-nama yang akan diganti ataupun dipilih SBY. 12. "(Saya) Selalu diajak bicara, tapi tentu soal nama itu adalah hak prerogatif presiden. Saya selalu katakan kepada presiden kalau memilih menteri, asal menteri berprestasi dan track recordnya bagus. Kalau asal partainya, nomor dua," tegas Aburizal kepada pers, di Jakarta, Rabu (12/10). Mantan Menkokesra juga mengaku selalu mengingatkan Presiden SBY untuk bisa memilih menteri yang mampu melaksanakan program dan bekerja dengan baik selama tiga tahun mendatang. "Tapi, kalau masalah siapa menteri yang akan diganti, itu diputuskan beliau berdasarkan rapor (menteri) yang bersangkutan. Saya tidak tahu apakah ada menteri dari Golkar yang masuk kategori merah," jelasnya. Menyoal adanya rumor SBY akan mengurangi menteri-menteri dari partai dan lebih banyak memilih profesional, Ical menegaskan bahwa Golkar siap untuk menyediakan calon menteri dari kalangan profesional. Apalagi, kata dia, di dalam partai berlambang Pohon Beringin itu banyak sekali kalangan profesional. "Ketua HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) dari Golkar saja ada sembilan. Kalau presiden menghendaki kita siap sediakan profesional apabila ada kader Golkar di kabinet yang diganti," tegasnya. Ical juga mengaku tidak akan mempermasalahkan jika nantinya jatah menteri dari Golkar dikurangi. "Tidak menjadi masalah menteri dikurangi. Yang penting, suara Golkar suara

rakyat. Rakyat hendaki pembangunan jalan sehingga masyarakat sejahtera," ujar Ical. (boy/jpnn) SBY Tinggalkan Agung Laksono Sriwijaya Post - Kamis, 13 Oktober 2011 10:00 WIB Share |

matanews.com

Agung LaksonoBerita Terkait

Agung Laksono: SEA Games Tetap Sesuai Jadwal Menko Kesra Prihatin Kasus Ruyati Dana SEAG Rp 250 Miliar Belum Jelas 16 Mei 2011 Cuti Bersama Golkar Ogah Campuri Urusan PSSI Golkar Tak Siap Oposisi? Agung Laksono Yakin tak Didepak SBY Agung Laksono: Tikus Tak Selamanya Jelek Agung Harap Angket Dewan Tak Ganggu Pilpres

JAKARTA, SRIPO Tanda-tanda Agung Laksono tersingkir dari kabinet kian kentara. Rabu (12/10) sore, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mengejutkan memanggil dua dari tiga menteri koordinator (Menko) ke Istana Negara Jakarta. Satu-satunya Menko yang ditinggal adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. Ada pun dua Menko yang bertemu dengan presiden adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Hingga pukul 18.00 WIB, Djoko Suyanto dan Hatta Radjasa masih berada di Istana Negara bersama SBY. Kehadiran kedua menko ini menjadi tanda tanya di tengah rencana Presiden SBY mengumumkan perombakan perombakan Kabinet sebelum 20 Oktober 2011 nanti. Padahal agenda resmi Presiden bersifat interen. Presiden hari ini tetap bekerja di kantor Presiden dan fokuskan diri untuk mematangkan reshuffle kabinet, ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian

Pasha, sore ini. Mengapa Presiden hanya memanggil dua Menko tanpa Menko Kesra Agung Laksono masih jadi tanda tanya. Apalagi sebelumnya diberitakan Agung Laksono termasuk menteri yang bakal disingkirkan dari kabinet. Golkar sendiri dikabarkan mendorong dua pimpinanya untuk menggantikan Agung, yakni Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar untuk Pemenangan Pemilu (jabatan yang baru diadakan pertengahan tahun ini) Cicip Sutardjo, dan Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad. Golkar, sejak Juli 2011, menambah jabatan wakil ketua umum. Sebelumnya, Partai Golkar hanya memiliki 2 wakil ketua umum, yaitu Theo L Sambuaga (mantan menteri tenaga kerja dan saat ini CEO Grup Lippo), dan Agung Laksono (Menteri Kesejahteraan Rakyat). Kini, Golkar memiliki 4 wakil ketua umum. Fadel Muhammad akan mengawasi pemenangan Pemilu wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sedangkan Cicip Sutardjo akan mengawasi pemenangan wilayah Bali, NTT, dan NTB. Perkembangan mengenai perombakan kabinet, hingga kemarin, 8 hari menjelang tenggat waktu reshuffle 20 Oktober 2011, presiden selaku pemegang hak prerogatif menyusun para pembantunya, telah memanggil dua orang yang diduga sebagai calon menteri. Mereka adalah Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji. Ia secara mengejutkan hadir di Istana Negara Jakarta, Selasa (11/10), malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Saudara kandung mantan Jaksa Agung Hendarman Soepandji ini disebut-sebut bakal calon menteri Pekerjaan Umum (PU) menggantikan Djoko Kirmanto. Larang Menteri Masih menyangkut situasi genting menjelang 20 Oktober. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pejabat tinggi negara seperti DPR RI memberitahukan menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II dilarang mengambil langkat atau kebijakan strategis apa pun menjelang reshuffle kabinet, sebelum 20 Oktober 2011. Itu perintah Presiden dan sepengetahuan Presiden. Ini dilakukan untuk menyambut reshuffle, agar para menteri tidak mengambil langkah ataupun kebijakan startegis, kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha. Julian membantah larangan Presiden itu akan mengganggu kinerja pemerintahan yang dipimpinnya. Dan Mudah-mudahan, ini bisa menjaga kontiniutas dengan menteri yang baru dan untuk efektifitas pemerintahan kedepen, katanya. Seperti apa kebijakan yang dimaksud, Julian mengatakan kebijakan itu menyangkut hal strategis yang membuat, menyetujui adanya policy. Yang dikeluarkan misalnya Permen (Peraturan Menteri). Itu yang stratgis, tergantung dari subtansi, penerbitan Permen, ujarnya. Keinginan serupa sempat dilontakan Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Mantan Sekjen PDIP

ini menulis dalam akun twitternya @pramonoanung, Terkait Reshuffle, DPR menerima surat dr Pemerintah, semua Menteri tdk boleh mengambil kebijakan yg strategis smp pelantikan Menteri baru. (tribunnews/aco/yat)

CATATAN EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PERIODE 2004-2009Posted: April 17, 2010 by IchaLaxmi in tugas sospol

6

Pertumbuhan Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBYJK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%

Inflasi 2005Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%. Core inflation pun naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%. Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan. ata Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009 (Naik) Harga Minyak Mentah Dunia / barel Premium Minyak Solar 2004 ~ USD 40 Rp 1810 Rp 1890 2009 ~ USD 45 Rp 4500 Rp 4500 Catatan Harga hampir sama Naik 249% Naik 238%

Minyak Tanah

Rp 700

Rp 2500

Naik 370%

Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800 per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah. Pertumbuhan Ekonomi 2004-2009 (Turun) Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa (inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang ekonomi. Pertumbuhan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Janji Target ND 5.5% 6.1% 6.7% 7.2% 7.6% Realisasi 5.1% 5.6% 5.5% 6.3% 6.2% ~5.0% Keterangan Tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai *

Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik) Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2 kali lebih besar dari pertumbuhan ekonomi. Tingkat Inflasi 2004 2005 2006 2007 2008 Janji Target Fakta 7.0% 5.5% 5.0% 4.0% 6.4% 17.1% 6.6% 6.6% 11.0% Catatan Pencapaian Gagal Gagal Gagal Gagal

Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye dan

RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008). Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari target semula. Jumlah Penduduk Miskin Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada tahun 2009. Penduduk Miskin 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah 36.1 juta 35.1 juta 39.3 juta 37.2 juta 35.0 juta Persentase 16.6% 16.0% 17.8% 16.6% 15.4% 8.2% ???? Catatan Februari 2005 Maret 2006 Maret 2007 Maret 2008

Utang Masa pemerintahan SBY-JK TerbesarKoalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI. Koalisi terdiri dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa Perhimpunan Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M) Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Marginal Pusat Telaah dan Informasi Regional Asosiasi pendamping Perempuan Usaha Kecil dan Publish What You Pay Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir.

Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.

Indonesia | 19.10.2010

Satu Tahun Masa Pemerintahan SBYBoediono

Groansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Presiden Yudhoyono saat diambil sumpah jabatan satu tahun lalu (20/10 2009) Rabu (20/10) 2010 ini pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono memasuki masa satu tahun. Sejumlah kalangan memberi penilaian negatif terhadap kinerja Kabinet Indonesia Bersatu II.

Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, pernah menjadi kisah sukses periode awal pemerintahan Yudhoyono. Namun dua masalah itu, kini menjadi titik lemah kurun setahun Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Direktur LBH Jakarta,Nurkholis menunjuk, mencuatnya

sejumlah kasus Mafia hukum pada tahun pertama pemerintahan Yudhoyono sebagai alasan mereka memberi rapor merah. Nurkholis memberi contoh, kasus Bibit Chandra yang merefleksikan gamblangnya rekayasa kasus yang dilakukan kepolisian dan kejaksaan. Juga terjadinya sejumlah kasus hukum yang melibatkan masyarakat kecil, dan mengusik rasa keadilan masyarakat, seperti kasus janda pahlawan dan kasus nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan karena mencuri tiga buah kakao. Semua itu menurut Nurkholis, menujukan kegagalan pemerintah mendorong reformasi kepolisian dan kejaksaan. Yang paling terlihat sebenar nya tidak ada upaya yang sungguh - sungguh untuk melihat atau memangkas akar struktural dari mafia hukum ini. Jadi Kebijakan SBY membentuk Satgas anti mafia hukum, itu tidak cukup mampu, karena dia hanya memangkas apa apa yang menjadi persoalan di permukaan saja. Nah persoalan paling mendasar ada di legal system, yang harus lebih mengontrol monopoli kekuasaan dari dari kewenangan penyidik kepolisian atau kewenangan penuntutan oleh kejaksaan Pengamat Ekonomi Faisal Basri juga memandang, pemerintah juga gagal memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dibandingkan Negara-negara tetangga, seperti Filipina, Singapura atau Malaysia. Faisal Basri menyebut sejumlah faktor mendasar yang belum tertangani dalam tahun pertama pemerintahan Yudhoyono. Infastruktur belum bergerak. Listrik 10000 watt, juga baru tahun depan 50 persennya tercapai. Pelabuhan juga belum menunjukan perbaikan berarti. Pembangunan lain seperti jalan dan sebagainya itu, tidak memadai untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan itu. Dan yang mungkin rapor negatif, ketidakmampuan pemerintah untuk Spending karena dana - dana yang seharusnya sudah dibelanjakan menumpuk, terparkir di bank Indonesia, per Agustus kemarin hampir mencapai 200 Trilyun rupiah Berdasarkan semua itu, baik Nurkholis maupun Faisal Basri menuding, faktor utama buruknya kinerja kabinet pada tahun pertama ini, karena lemahnya kepemimpinan Presiden Yudhoyono. Meski keduanya juga mengakui ketidakcakapan para menteri terkait sebagai pemicu. Sejumlah kalangan terutama para politisi, mendesakan reshuffel atau pergantian sejumlah menteri sebagai jawaban atas masalah itu. Namun pengamat Politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf meragukan solusi bernuansa politis itu. Reshufle itu tidak jaminan bagi kabinet ini untuk bekerja lebih baik. Justru malah semakin banyak yang direshufle, semakin baru kabinet itu dan semakin banyak menteri menteri yang belajar lagi. Semakin lama waktu diperlukan bagi menteri menteri itu untuk menyesuaikan diri dengan pekerjanya masing masing. Dan belum tentu juga menteri itu bisa bekerja lebih baik dalam setahun mendatang. Jadi yang penting itu menunjukan kepada menteri menteri yang kurang bagus itu dimana kesalahan mereka dan presiden harus melihat langsung dan myakiknakn bahwa menteri itu memang bisa diperbaiki kalau tidak menteri itulah yang harus direshufle

Sementara itu, hari ini peringatan satu tahun pemerintahan Yudhoyono, dibayangi aksi unjuk rasa besar besaran di sejumlah daerah. Demonstrasi besar besaran yang disiapkan sejumlah kelompok ini mencuri perhatian publik, karena diwarnai munculnya isu penggulingan presiden.

Masa Sulit Pemerintahan SBYAKARTA, KOMPAS.com Tuduhan terhadap beberapa menteri terkait dengan dugaan skandal suap dan korupsi sekarang ini adalah masa sulit kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski demikian, pemerintah tidak punya pilihan lain selain memastikan bahwa semua menteri patuh dan bekerja sama secara penuh pada proses hukum yang harus dijalani. Demikian disampaikan sosiolog, yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Politik, Daniel Sparingga, kepada Kompas di Jakarta, Kamis (8/9/2011) malam. "Kita memang belum punya gambaran yang lengkap, utuh, dan final tentang dugaan kasus tersebut. Walau begitu, kami tidak punya pilihan lain selain memastikan bahwa semua menteri patuh dan bekerja sama secara penuh pada proses hukum yang mungkin mereka harus hadapi," tambah Daniel. Daniel mengatakan, para menteri maklum dengan konsekuensi tersebut. "Dan, kabar baiknya adalah tidak ada satu pun dari mereka yang menghindar atau menyingkir dari kewajiban itu. Tidak ada kebijakan khusus dalam masalah ini, selain memastikan bahwa transparansi dalam proses itu berlaku untuk siapa pun," jelas Daniel. "Meskipun terasa pahit, proses yang harus dilewati semua orang, termasuk menteri dan pejabat tinggi negara, mendemonstrasikan satu hal, yaitu dalam pemerintahan Presiden Yudhoyono tidak seorang pun dikecualikan dari kewajiban hukum," tambahnya. Daniel mengaku, korupsi memang aib bagi bangsa ini, tetapi proses hukumnya yang transparan dan berlaku bagi semua adalah capaian yang membesarkan hati.