Survival Kit Part 3

38
Universal Declaration of Human Rights Sejarah Dokumen Universal Declaration of Human Rights diadopsi oleh PBB pada 10 Desember 1948. Setelah perang dunia II berakhir dan terbentuknya PBB, dunia internasional bersumpah tidak akan membiarkan kekejaman serupa terjadi kembali. Pemimpin – pemimpin bangsa pada saat itu memutuskan untuk melengkapi UN Charter dengan sebuah peta yang menjamin hak tiap individu dimana pun mereka berada. Pencetusan dokumen, yang kemudian disebut Universal Declararion of Human Rights, muncul pada sesi pertama General Assembly tahun 1946. Pada pertemuan tersebut dilakukan tinjauan terhadap konsep dokumen Declaration on Fundamental Human Rigths and Freedoms yang kemudian dipisahkan menjadi 2 perjanjian terpisah yaitu Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dtan Politik dan Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi. Komisi Hak Asasi Manusia pada tahun 1947 memformulasikan sebuah rancangan dokumen International Bill of Human Rights. Komisi ini terdiri dari 18 anggota dari berbagai latar belakang politik, budaya, dan keagamaan yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt. Beliau dibantu oleh René Cassin dari Perancis yang menyusun rancangan pertama deklarasi, Charles Malik dari Lebanon, Peng Chung Chang dari RCC selaku Wakil Ketua, dan John Humphrey dari Kanada sebagai Direktur Divisi HAM. Rancangan final diserahkan kepada Komisi HAM pada pertemuan di Geneva yang kemudian dikirimkan ke seluruh anggota PBB untuk dievaluasi. Rancangan deklarasi yang pertama diajukan pada September 1948 dengan melibatkan 50 negara. Setelah diresolusi, Universal Declaration of Human Rights diadopsi pada 10 Desember 1948 di General Assembly yng diadakan di Paris. Isi Mukadimah

description

sd

Transcript of Survival Kit Part 3

Universal Declaration of Human RightsSejarahDokumen Universal Declaration of Human Rights diadopsi oleh PBB pada 10 Desember 1948. Setelah perang dunia II berakhir dan terbentuknya PBB, dunia internasional bersumpah tidak akan membiarkan kekejaman serupa terjadi kembali. Pemimpin pemimpin bangsa pada saat itu memutuskan untuk melengkapi UN Charter dengan sebuah peta yang menjamin hak tiap individu dimana pun mereka berada.Pencetusan dokumen, yang kemudian disebut Universal Declararion of Human Rights, muncul pada sesi pertama General Assembly tahun 1946. Pada pertemuan tersebut dilakukan tinjauan terhadap konsep dokumen Declaration on Fundamental Human Rigths and Freedoms yang kemudian dipisahkan menjadi 2 perjanjian terpisah yaitu Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dtan Politik dan Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi.Komisi Hak Asasi Manusia pada tahun 1947 memformulasikan sebuah rancangan dokumen International Bill of Human Rights. Komisi ini terdiri dari 18 anggota dari berbagai latar belakang politik, budaya, dan keagamaan yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt. Beliau dibantu oleh Ren Cassin dari Perancis yang menyusun rancangan pertama deklarasi, Charles Malik dari Lebanon, Peng Chung Chang dari RCC selaku Wakil Ketua, dan John Humphrey dari Kanada sebagai Direktur Divisi HAM.Rancangan final diserahkan kepada Komisi HAM pada pertemuan di Geneva yang kemudian dikirimkan ke seluruh anggota PBB untuk dievaluasi. Rancangan deklarasi yang pertama diajukan pada September 1948 dengan melibatkan 50 negara. Setelah diresolusi, Universal Declaration of Human Rights diadopsi pada 10 Desember 1948 di General Assembly yng diadakan di Paris.Isi

Mukadimah Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia, Menimbang, bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat manusia akan mengecap nikmat kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari rasa takut dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita yang tertinggi dari rakyat biasa, Menimbang, bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi dengan peraturan hukum, supaya orang tidak akan terpaksa memilih jalan pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan penjajahan, Menimbang, bahwa pembangunan hubungan persahabatan di antara negara-negara perlu ditingkatkan, Menimbang, bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan kembali kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang manusia dan akan hak-hak yang sama dari lakilaki maupun perempuan, dan telah memutuskan akan mendorong kemajuan sosial dan tingkat hidup yang lebih baik dalam kemerdekaan yang lebih luas, Menimbang, bahwa Negara-negara Anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebesan yang asasi, dalam kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Menimbang, bahwa pemahaman yang sama mengenai hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang sungguh-sungguh dari janji tersebut, maka dengan ini, Majelis Umum,Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan di dalam masyarakat, dengan senantiasa mengingat Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan memberikan pendidikan guna menggalakkan penghargaan terhadap hakhak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-tindakan yang progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannnya yang universal dan efektif, baik oleh bangsa-bangsa dari Negara-negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari wilayah-wilayah yang ada di bawah kekuasaan hukum mereka. Pasal 1 Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan. Pasal 2 Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Deklarasi ini dengan tidak ada pengecualian apa pun, seperti pembedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pandangan lain, asal-usul kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Selanjutnya, tidak akan diadakan pembedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilyah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain. Pasal 3 Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai induvidu. Pasal 4 Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan; perhambaan dan perdagangan budak dalam bentuk apa pun mesti dilarang. Pasal 5 Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, diperlakukan atau dikukum secara tidak manusiawi atau dihina. Pasal 6 Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi di mana saja ia berada. Pasal 7 Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Deklarasi ini, dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam ini. Pasal 8 Setiap orang berhak atas pemulihan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk tindakan-tindakan yang melanggar hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar atau hukum.Pasal 9 Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang. Pasal 10 Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas peradilan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak dan kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya. Pasal 11 (1) Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu tindak pidana dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua jaminan yang perlukan untuk pembelaannya. (2) Tidak seorang pun boleh dipersalahkan melakukan tindak pidana karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu tindak pidana menurut undang-undang nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman yang lebih berat daripada hukum yang seharusnya dikenakan ketika pelanggaran pidana itu dilakukan. Pasal 12 Tidak seorang pun boleh diganggu urusan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya atau hubungan surat menyuratnya dengan sewenang-wenang; juga tidak diperkenankan melakukan pelanggaran atas kehormatan dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat perlindungan hukum terhadap gangguan atau pelanggaran seperti ini. Pasal 13 (1) Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap negara. (2) Setiap orang berhak meninggalkan suatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya. Pasal 14 (1) Setiap orang berhak mencari dan mendapatkan suaka di negeri lain untuk melindungi diri dari pengejaran. (2) Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena kejahatankejahatan yang tidak berhubungan dengan politik, atau karena perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 15 (1) Setiap orang berhak atas sesuatu kewarganegaraan. (2) Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarganegaraannya atau ditolak hanya untuk mengganti kewarganegaraannya. Pasal 16 (1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan, kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan di saat perceraian. (2) Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh kedua mempelai.(3) Keluarga adalah kesatuan yang alamiah dan fundamental dari masyarakat dan berhak mendapatkan perlindungan dari masyarakat dan Negara. Pasal 17 (1) Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. (2) Tidak seorang pun boleh dirampas harta miliknya dengan semena-mena. Pasal 18 Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaann dengan cara mengajarkannya, melakukannya, beribadat dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri. Pasal 19 Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas. Pasal 20 (1) Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat tanpa kekerasan. (2) Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki suatu perkumpulan. Pasal 21 (1) Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negaranya, secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas. (2) Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintahan negeranya. (3) Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan murni, dengan hak pilih yang bersifat umum dan sederajat, dengan pemungutan suara secara rahasia ataupun denganprosedur lain yang menjamin kebebasan memberikan suara. Pasal 22 Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui usaha-usaha nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan pengaturan serta sumber daya setiap negara. Pasal 23(1) Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil dan menguntungkan serta berhak atas perlindungan dari pengangguran. (2) Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama. (3) Setiap orang yang bekerja berhak atas pengupahan yang adil dan menguntungkan, yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya. (4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi kepentingannya.Pasal 24 Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam kerja yang layak dan hari liburan berkala, dengan tetap menerima upah. Pasal 25 (1) Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya. (2) Ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak-anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama. Pasal 26 (1) Setiap orang berhak memperoleh pendidikan. Pendidikan harus dengan cuma-cuma, setidaktidaknya untuk tingkatan sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan kejuruan secara umum harus terbuka bagi semua orang, dan pendidikan tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kepantasan. (2) Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta untuk mempertebal penghargaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan BangsaBangsa dalam memelihara perdamaian. (3) Orang tua mempunyai hak utama dalam memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka. Pasal 27 (1) Setiap orang berhak untuk turut serta dalam kehidupan kebudayaan masyarakat dengan bebas, untuk menikmati kesenian, dan untuk turut mengecap kemajuan dan manfaat ilmu pengetahuan. (2) Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas keuntungan-keuntungan moril maupun material yang diperoleh sebagai hasil karya ilmiah, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakannya. Pasal 28 Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak dan kebebasankebebasan yang termaktub di dalam Deklarasi ini dapat dilaksanakan sepenuhnya. Pasal 29 (1) Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di mana dia dapat mengembangkan kepribadiannya dengan bebas dan penuh. (2) Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang yang tujuannya semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang tepat terhadap hak-hak dan kebebasankebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.3) Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini dengan jalan bagaimana pun sekali-kali tidak boleh dilaksanakan bertentangan dengan tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 30 Tidak sesuatu pun di dalam Deklarasi ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu Negara, kelompok taupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa pun, atau melakukan perbuatan yang bertujuan merusak hak-hak dana kebebasan-kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Deklarasi ini.Universal health coverageKesehatan berperan besar dalam perkembangan ekonomi dan sosial serta pengurangan kemiskinan. Akses terhadap layanan kesehatan menjadi krusial dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan manusia. Pada saat yang bersamaan, seluruh individu harus dilindungi dari biaya layanan kesehatan yang terlalu mahal dan memiskinkan mereka.Universal health coverage dapat menjamin setiap individu memiliki akses terhadap layanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dibutuhkan dengan kualitas baik serta menjamin individu tersebut tidak akan kesulitan karena membayar harga layanan tersebut. Faktor-faktor yang mendukung tercapainya Universal health coverage di sebuah negara atau komunitas adalah :1. Sistem kesehatan yang mapan, efisien, yang mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang terintegrasi bagi masyarakat (termasuk layanan untuk HIV, tuberculosis, malaria, non communicable disease, kematian anak dan ibu), dengan cara : Sosialisasi hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit Deteksi dini penyakit Memiliki kapasitas untuk mengobati penyakit Rehabilitasi pasien2. Affordability adanya sistem keuangan layanan kesehatan sehingga masyarakat tidak menderita masalah keuangan setelah menerima layanan kesehatan.3. Akses menuju pengobatan dan teknologi untuk mendiagnosis dan menyembuhkan penyakit.4. Kualitas dan kapasitas tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien.Selain itu juga dibutuhkan kesadaran terhadap peran kritis sektor-sektor pendukung seperti transportasi, pendidikan, dan perencanaan kota.Universal health coverage memiliki dampak langsung terhadap kesehatan populasi. Akses terhadap layanan kesehatan mendukung produktivitas individu sehingga dapat menjalankan perannya di keluarga dan komunitas. Selain itu juga dapat menjamin anak-anak mengitu kegiatan belajar di sekolah. Pada saat yang bersamaan, perlindungan terhadap resiko finansial dapat mencegah individu jatuh ke dalam kemiskinan karena harus membayar layanan kesehatan yang begitu mahal. Hal ini menjadikan universal health coverage sebagai komponen penting dalam pembangunan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan, dan sebagai elemen kunci dalam usaha mengurangi ketidakadilan sosial. Universal health coverage merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat.Universal health coverage merupakan perwujudan dari Universal Declaration of Human Rights dan Alma-Ata Declaration yang menyatakan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang fundamental. Kesetaran adalah kuncinya, dimana negara harus melayani seluruh jenis kelompok keberagaman (berdasarkan status pendapatan, jenis kelamin, usia, tempat tinggal, status migran, dan suku bangsa).

Kesehatan bagi PengungsiPengungsi merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat rentan , terutama dalam hal kesehatan. Dalam manajemen kesehatan pengungsi, ada beberapa aspek atau prosedur yang perlu diperhatikan. Jika terjadi keadaan bencana, maka aka nada aktivasi keadaan bencana dari pihak berwenang di wilayah terkait. Tim kesehatan yang akan ikut serta dalam manajemen bencana akan diaktivassi oleh dinas kesehatan setempat. Dalam proses aktivasi, terdapat tiga tahapan: Level 1: penanganan bencana local Level 2: bergabung dengan Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah Level 3: bergabung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Triase merupakan penanganan di lokasi yang berfungsi untuk mengelompokkan korban berdasarkan beratnya cedera, kemungkinan untuk hidup, dan kemungkinan keberhasilan tindakan medis. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam Rapid health assessment yang meliputi aspek medis, aspek epidemiologi, dan aspek kesehatan lingkungan.Penanganan gizi dalam bencanaTujuan penanganan gizi yakni mencegah memburuknya dan meningkatkan status gizi masyarakat pengungsian. Dalam pelanksanaannya, dilakukan surveilans gizi untuk menilai perkembangan gizi pengungsi.Dalam penanganan gizi, terdapat dua fase: fase penyelamatan dan fase tanggap darurat. Fase penyelamatan I dilakukan saat pengungsi baru terkenan bencana, petugas belum mengidentifikasi pengungsi secara lengkap, dan maksimal berlangsung selama 5 hari. Fase ini bertujuan untuk mencegah kelaparan. Fase penyelamatan II dilakukan ketika sudah ada gambaran status gizi pada masyarakat pengungsi, sehingga intervensi gizi selanjutnya bisa direncanakan. Setiap orang diperkirakan mendapat 2100 kkal, 40 g lemak, dan 50 g protein setiap harinya. Suplementasi seperti pemberian vitamin dan mineral juga dilakuakan pada tahap ini. Fase tanggap darurat dimulai selambat-lambatnya pada hari ke-20 setelah bencana berlangsung. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain: Skrining balita gizi kurang Intervensi sesuai dengan rencana pada fase II penyelamatan Penyuluhan Surveilans giziPerlu diperhatikan bahwa bayi hingga usia 6 bulan HARUS diberi ASI tanpa makanan lainnya. Sedangkan makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan kepada bayi usia 6 bulan 2 tahun. Selain itu diberikan pula suplementasi vitamin A untuk anak dibawah 5 tahun. Susu formula sangat dihindari selain nutrisinya yang tidak sebaik ASI, keterbatasan air bersih juga dapat menimbulkan penyakit penyerta.Dalam membuat surveilans, ada beberapa tahapan yakni: Registrasi pengungsi, meliputi jumlah, data demografi, dan sarana yang tersedia Pengumpulan data dasar gizi, meliputi antropometri dan data penyakit Penapisan (untuk intervensi skala terbatas). Penapisan berdasarkan BB/TB untuk bayi dan balita, dan lingkar lengan atas untuk lansia dan ibu hamil Pemantauan dengan periode tertentu, bisa dibantu dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)Dalam memberikan bantuan kesehatan sepenuhnya diatur oleh Dinas Kesehatan. SCORP IFMSA

InisiasiKesehatan dan hak asasi manusia memiliki hubungan yang kompleks. Hak dalam pendidikan, pangan, memperoleh pekerjaan yang layak, non-diskriminasi, privasi, berpendapat, tidak diperlakukan berbeda karena SARA, dan sebagainya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Kekerasan ataupun pelanggaran terhadap hak asasi akan berdampak buruk terhadap kesehatan. Selain itu, kebijakan dan program terkait kesehatan ternyata juga dapat melanggar hak asasi manusia, terutama ketika diimplementasikan. Oleh sebab itu, IFMSA menyadari pentingnya menyikapi masalah hak asasi manusia ini. Menyadari pentingnya hubungan antara hak asasi manusia dan isu kesehatan merupakan hal yang esensial bagi mahasiswa kedokteran ataupun dokter sekalipun sehingga kita diharapkan dapat mempromosikan kesehatan secara lebih optimal.

HistoryStanding Committee on Human Rights and Peace adalah bagian dari IFMSA yang secara khusus mengangkat isu HAM, masalah pengungsi, dan perdamaian. Ketiga isu tersebut terus berkembang seiring berjalanya waktu di bawah pengaruh politik, alam, dan faktor-faktor lainya. SCORP telah mengalami beberapa kali reformasi agar mampu menanggapi tantangan yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan sesuai dengan kondisi di negara negara anggotanya. Pada tahun berdirinya IFMSA, yaitu tahun 1983, isu pengungsi muncul secara global sehingga para mahasiswa kedokteran merasa perlu untuk mengangkat isu tersebut dan melakukan aksi. Maka terbentuklah Standing Committee on Refugees (SCOR). Misi SCOR adalah meningkatan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya masalah pengungsi dan orang orang yang rentan terhadap masalah kesehatan dan pelanggaran HAM (Internally Displaced People). Setelah berjalan beberapa tahun, SCOR menyadari kegiatan dan usaha yang dilakukan hanya terbatas untuk jangka waktu yang singkat dan bersifat paliatif. Untuk menanggapi tantangan zaman yang telah berkembang dan untuk menemukan solusi jangka panjang, usaha yang dilakukan harus mengenai akar masalahnya, yaitu pencegahan konflik dan pelanggaran HAM. Maka pada tahun 1994 SCOR bereformasi menjadi Standing Committe on Refugees and Peace (SCORP). Sebelas tahun kemudian, kegiatan kegiatan SCORP dirasa lebih mengangkat isu HAM yang secara tidak langsung melalui masalah pengungsi, sehingga pada tahun 2005 SCORP bereformasi menjadi Standing Committe on Human Rights and Peace.

ProjectsAktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh SCORP di berbagai negara sangat bervariasi berdasarkan kondisi dan kebutuhan di negara masing masing. Berikut adalah beberapa contoh projek SCORP dari beberapa negara.Armenia AMSPSalah satu projek unggulan SCORP Armenia adalah Peace Test. Peace Test merupakan proyek kombinasi antara diskusi dan edukasi yang diberikan bagi para remaja untuk mengetahui pengetahuan mereka mengenai perdamaian dan situasi yang berkaitan dengan peran. Kira kira 200 remaja Armenia telah berpartisipasi dalam Peace Test ini.Brazil IFMLSUniversal Childrens Day menjadi kesempatan bagi SCORP Brazil untuk bermain bersama anak anak kelas 1 4 SD di salah satu sekolah umum. Melalui permainan permainan mereka menyampaikan kepada anak anak bahwa mereka memiliki hak untuk bermain dan berekspresi selain itu juga bahwa setiap anak adalah setara dan terlahir bebas.Chile IFMSA ChileSCORP Chile menyelenggarakan kegiatan rutin yaitu Night Ambulance Project. Projek ini dilakukan sekali dalam seminggu dimana 6 8 anggota SCORP beserta seorang dokter akan berkeliling dengan ambulans untuk mengobati gelandangan dan orang orang di penampungan atau pengungsian.

Palestine IFMSA PalestineSCORP Palestina menyelenggarakan sebuah acara internasional yaitu The Palestinian Refugee Camp Project (RECAP). Recap berlangsung selama 4 hari dimana peserta akan mendapatkan kuliah, diskusi, dan pelatihan mengenai kesehatan pengungsi, situasi perang dan keadaan di pengungsian, dan masalah yang umum terjadi di pengungsian.

Beberapa project lain yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya diberbagai negara: International Womens Day Project Peace Test Human Rights Day ProjectInternational ProjectACTIONAsian Collaborative Training on Infectious Disease, Outbreak, Natural Disaster, and Refugee Management (ACTION) merupakan projek transnasional resmi IFMSA yang ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan mencetak tenaga kesahatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menangani krisis kesehatan di area asia-pasifik akibat bencana alam.

Pada tahun 2011, 8th ACTION berlangsung di Malang, Indonesia, dengan tema The new wave in disaster medicine for the management of earthquake.

Regionalisasi SCORP

Pada periode 2001-2002, IFMSA memulai untuk membuat konsep regionalisasi dengan harapan bahwa anggota yang tergabung dalam satu regional bisa lebih dekat dan bekerjasama. SCORP pun menyadari manfaat dari konsep tersebut sehingga pada 2003, regionalisasi SCORP pun dimulai. Terdapat 5 (lima) regional: Afrika, Asia Pasifik, Eropa dan Asia Tengah, Timur Tengah (Caswaname), dan Amerika. Masing-masing regional dipimpin oleh seorang regional assistant. Dengan dibentuknya konsep regionalisasi, SCORP juga mempunyai misi untuk mempromosikan komunikasi dan kerjasama antara NMO (National Member Organization) untuk mempertahankan project regional yang berkualitas.

SCORP CIMSA

Description and experiencesStanding Committee on Human Rights and Peace (SCORP) di IFMSA dibentuk pada tahun 1983 didasarkan atas mencuatnya masalah-masalah mengenai kesehatan dan kondisi sosial para pengungsi. SCORP telah berganti nama sebanyak tiga kali semenjak didirikan sampai sekarang. Saat pertama kali didirikan pada tahun 1983, committee ini disebut Standing Committee on Refugees (SCOR). Pada tahun 1994 SCOR berganti nama menjadi SCORP (Standing Committee on Refugees and Peace) dan pada tahun 2005, kata refugees diganti dengan human rights karena masalah global yang dihadapi sekarang adalah mengenai hak-hak asasi manusia, prevensi terjadinya konflik, dan masalah bencana alam

Basic rules Setiap organisasi maupun lembaga harus memiliki focus dan landasan hokum yang kuat. Yang dijadikan acuan dan pedoman dalam perjalanannya. Begitupula SCORP CIMSA, landasan dari segala eraturan SCORP-CIMSA adalah STATUTA CIMSA Sub Bagian SCORP ( Standing Committee on human Right and Peace.Didalam statuta tersebut dijelaskan rinci tentang SCORP dan peraturan-peraturan baik untuk seluruh anggota penuh SCORP CIMSA dan calon anggota SCORP CIMSA.

NCORPNational Committee on human Rights and Peace (NCORP) adalah pengurus SCORP CIMSA yang mengkoordinasikan kegiatan hak asasi manusia dan perdamaian di tingkat Nasional dan Internasional. NCORP dipimpin oleh National Officer on human Rights and Peace (NORP). NCORP memiliki beberapa kewajiban, yaitu :1. Menyukseskan hasil-hasil Rapat Nasional.2. Mengoordinasikan program hak asasi manusia dan perdamaian di tingkat nasional dan internasional.3. Memastikan program SCORP CIMSA lainnya berjalan.Pengurus SCORP CIMSA adalah National Committee on human Rights and Peace (NCORP) terdiri dari NORP dan staf-stafnya yang terdiri dari :1. NORP2. Vice NORP for Internal Affairs3. Vice NORP for External Affairs4. Secretary General5. Treasurer6. Fundraise and Merchandise Director7. Human Resources Development Director8. Media Communication and Information Director9. Project Coordinator

Setiap NCORP memiliki tanggung jawab masing-masing, yang terinci dibawah iniNO.POSITIONJOB DESCRIPTION

1.Supervising Council Memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada NCORP selama masa periode kepengurusan berlangsung, terutama kepada NO Memantau dan mengevaluasi kinerja NCORP selama masa periode kepengurusan berlangsung

2.National Officer Memantau agar seluruh proker NCORP berjalan sesuai timeline yang telah ditetapkan Bekerjasama dengan pengurus official CIMSA Memantau dan mengevaluasi perkembangan setiap lokal SCORP melalui LO Bekerjasama dengan seluruh pihak NCORP

3.Vice NORP for Internal Affairs Mengkoordinir pelaksanaan Chat Meet rutin dan incidental, baik dengan tiap LO di masing-masing local dan/atau anggota NC lainnya Mengkoordinir rapat pertemuan fisik yang melibatkan NCORP dan/atau LORP Mewakili NO dalam Chat Meet atau meeting nasional apabila NO berhalangan hadir, setelah mendapatkan pengarahan sebelumnya dari NO yang bersangkutan Memantau perkembangan SCORP di tiap local melalui LO yang bersangkutan, baik melalui interaksi secara langsung maupun tidak langsung, secara berkala, dan melaporkan perkembangan setiap lokal kepada NO Menjalin hubungan baik dengan tiap LORP di masing-masing local serta anggota NC lainnya

4.Vice NORP for External Affairs Menjalin hubungan dengan badan maupun institusi dalam negeri lainnya yang menjadi badan target kerjasama yang akan ditentukan pada meeting NCORP pertama Menjalin hubungan dengan SCORP-IFMSA dan bekerjasama dengan Medcominfo dalam publikasi informasi terkait dengan SCORP-IFMSA & IFMSA General Berperan sebagai contact person dalam hal pendelegasian anggota SCORP pada acara maupun kegiatan (seminar,pelatihan,meeting, dan lain-lain)di luar acara/kegiatan CIMSA Bekerjasama dengan NO dalam hal pengadaan SCORP di lokal yang belum didirikan SCORP Bekerjasama dengan NO dalam mengatur SOP pendelegasian anggota SCORP pada acara maupun kegiatan di luar acara/kegiatan CIMSA

5.Secretary Menyusun dan melengkapi susunan database seluruh anggota SCORP dari setap local Melakukan koordinasi dengan SecGen CIMSA Mencatat notulensi rapat dari setiap ChatMeet maupun pertemuan fisik yang diadakan pihak NCORP, serta mempublikasikan notulensi ke setiap LO di masing-masing lokal, baik melalui milis SCORP maupun alamat email setiap LO Mempublikasikan format laporan berkala ke setiap LO serta mengumpulkan laporan berkala dari setiap LO dengan tepat waktu Menyusun guideline book dan profil organisasi yang akan dibagikan ke setiap lokal melalui masing-masing LO Menyusun pembukuan seluruh keperluan administratif, seperti format laporan, surat,undangan,dll selama masa periode kepengurusan

6.Treasurer Mengumpulkan iuran dari masing-masing lokal melalui treasurer/LO dari setiap local yang bersangkutan serta menyusun laporan keuangan selama masa periode kepengurusan Bertanggung jawab terhadap pembukuan dan rekening bank resmi SCORP-CIMSA Menyusun anggaran tahunan bersama dengan NO dan Fundraising and Merchandise Director Melakukan koordinasi dengan Treasurer CIMSA Mengatur kebijakan pemasukan dan pengeluaran dana dalam bentuk SOP untuk setiap project dan kebutuhan SCORP bersama dengan NCORP (terutama dengan NO) Mengkoordinasikan Badan Pengumpulan Dana Bencana Berkala dan pengumpulan dana sumbangan bencana alam insidental sesuai dengan SOP yang akan ditetapkan Menjaga kestabilan kas SCORP selama masa periode kepengurusan berlangsung

7.Media Communication and Information Director Mempublikasikan setiap isu yang berkaitan dengan CoE SCORP maupun project SCORP dari masing-masing lokal atau nasional yang telah diadakan, baik melalui media fisik (contoh : bulletin,majalah) dan/atau media elektronik (contoh : milis (SCORP,CIMSA,IFMSA), facebook,twitter,dll.) Melakukan koordinasi dengan secretary dalam hal publikasi SOP Bencana,bulletin,dll.

8.Project Coordinator Menyusun matriks program kerja SCORP nasional, yakni SCORP CAMP, serta project SCORP nasional lainnya yang akan ditentukan setelah meeting NCORP pertama Membimbing dan mengevaluasi persiapan SCORPCAMP melalui PO SCORPCAMP yang telah ditentukan mulai dari awal persiapan hingga evaluasi Memberikan laporan berkala mengenai perkembangan setiap project yang sedang ditangani kepada NO

9.Human Resources & Development Director Menyusun materi pelatihan dan pengembangan LO serta seluruh anggota SCORP yang akan diberikan pada saat meeting nasional, SCORP CAMP, dan meeting-meeting lainnya yang akan ditentukan pada meeting NCORP pertama Menyusun survival kit yang akan diintegrasikan ke dalam guideline SCORP Melakukan koordinasi dengan HRDD CIMSA dan Medcominfo

10.Fundraise and Merchandise Director Menyusun perencanaan penggalangan dana untuk 1 (satu) periode kepengurusan Melakukan koordinasi dengan treasurer, terutama dalam hal perumusan anggaran dan SOP pendanaan project Melakukan koordinasi dengan Fundraise and Merchandise Director CIMSA

LCORPLocal Committee on human Rights and Peace (LCORP) adalah organisasi mahasiswa yang berhak melakukan kegiatan SCORP di tingkat fakultas kedokteran se-Indonesia. LCORP dipimpin oleh Local Officer on human Rights and Peace (LORP).Lingkup kegiatan dari LCORPs sendiri adalah hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan hak asasi manusia dan perdamaian di tingkat nasional dan internasional. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam lingkup kegiatan ini antara lain NCORP, LCORP, mahasiswa fakultas kedokteran di Indonesia, simpatisan yang menjadi relawan, dan lembaga/perorangan terkait.Untuk mendapatkan status keanggotan dari SCORP-CIMSA di lokalnya atau terdaftar sebagai LCORP, maka ada beberapa persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon anggota. 1. Mengajukan permohonan resmi untuk menjadi LCORP.2. Berasal dari satu Fakultas Kedokteran.3. Fakultas Kedokteran tersebut (poin 2) tidak mempunyai LCORP CIMSA saat pengajuan diri dibuat.4. Bersedia memenuhi PD/PRT dan hasil Rapat Nasional lainnya.5. Mendapatkan dukungan resmi dari fakultas kedokteran tempat anggota tersebut berada dalam bentuk tertulis.6. Menandatangani kontrak kerja sama dengan NCORP.7. Calon Anggota berkewajiban menyelenggarakan minimal satu kegiatan di bidang hak asasi manusia dan perdamaian.

Calon Anggota memiliki hak sebagai berikut :1. Berbicara dalam Rapat Nasional.2. Mengikuti seluruh kegiatan SCORP CIMSA.

Kewajiban Calon Anggota LCORP1. Menyediakan akses informasi nasional dan internasional seluas-luasnya kepada mahasiswa di fakultasnya.2. Mengadakan kegiatan sosialisasi, promosi, pendataan, pengembangan, dan tindak lanjut dalam kegiatan hak asasi manusia dan perdamaian.3. Berkoordinasi dengan NCORP dalam kegiatan hak asasi manusia dan perdamaian SCORP- CIMSA sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan dalam program-program SCORP CIMSA lainnya.4. Memberi laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Nasional.

Wewenang Calon Anggota LCORP 1. Meminta informasi kepada NORP.2. Mengatur keuangan LCORP.3. Merancang anggaran LCORP.

Untuk calon anggota terdapat beberapa ketentuan yang harus digaris bawahi selama statusnya adalah calon anggota SCORP-CIMSA, yaitu :1. Calon Anggota tidak dapat mengikuti kegiatan pendelegasian SCORP CIMSA.2. Calon Anggota tidak dapat menggunakan nama SCORP CIMSA dalam hubungan eksternal sampai disahkan menjadi anggota penuh.3. Calon anggota tidak berhak mengirimkan wakilnya untuk duduk di kepengurusan NCORP.Setelah calon anggota berhasil melengkapi persyaratan dan menjalankan semua ketentuan yang sudah disepakati, calon anggota akan mendapat status sebagai anggota penuh SCORP-CIMSA yang akan di sahkan di Rapat Nasional / Rapat Nasional Luar Biasa. Sebagai Anggota Penuh dari SCORP-CIMSA memiliki hak sebagai berikut :1. Berbicara dalam Rapat Nasional.2. Memilih dalam Rapat Nasional.3. Dipilih dalam Rapat Nasional.4. Mengirimkan wakilnya untuk duduk di kepengurusan NCORP.5. Mengikuti seluruh kegiatan SCORP CIMSA.6. Mengikuti pendelegasian SCORP CIMSA.Anggota Penuh SCORP CIMSA juga memiliki berkewajiban untuk membayar iuran anggota yang besarnya disepakati di Rapat Nasional / Rapat Nasional Luar Biasa. Yang akan disetorkan kepada Treasure NCORP. Selain itu kewajiban LCORP Anggota Penuh LCORP adalah1. Melaksanakan kewajiban seperti LCORP Calon Anggota.2. Membuat peraturan untuk anggota pada masing-masing LCORP dan memberikan sanksi jika perlu dan berkoordinasi dengan NCORP jika perlu.3. Memberi rancangan kegiatan hak asasi manusia dan perdamaian di lokal masing-masing kepada NORP.4. Memberi evaluasi per kegiatan.5. LCORP bertanggung jawab kepada lokal dan NCORP.

Wewenang Anggota Penuh LCORP1. Meminta informasi kepada NORP.2. Mengatur keuangan LCORP.3. Merancang anggaran LCORP.4. Mengajukan usulan untuk mengadakan Rapat Nasional Luar Biasa.5. Mengikuti pendelegasian ke pertemuan IFMSA melalui proses penyeleksian di tingkat SCORP CIMSA dan CIMSA.Bila anggota SCORP CIMSA melakukan pelanggaran dari statute yang merupakan landasan SCORP CIMSA, maka akan diberikan sanksi seperti berikut 1. Peringatan tertulis oleh NCORP.2. Pencabutan hak Anggota Penuh, setelah mendapat dua kali peringatan tertulis dan tidak diindahkan dalam tempo sebulan sesudah peringatan tertulis kedua disampaikan.3. Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Rapat Nasional/Rapat Nasional Luar Biasa setelah pencabutan hak diberlakukan.

Adapun pelanggaran yang akan dikenai sanksi, meliputi :1. Melakukan tindakan yang melanggar PD/PRT dan hasil Rapat Nasional/Rapat Nasional Luar Biasa lainnya.2. Melakukan tindakan yang merusak nama baik organisasi.3. Tidak melakukan kegiatan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan.

Anggota Penuh dapat kehilangan keanggotaannya apabila :1. Fakultas Kedokteran tempat LCORP berada dibubarkan.2. Dikeluarkan melalui hasil Rapat Nasional/Rapat Nasional Luar Biasa.3. Mengundurkan diri dengan diketahui oleh pimpinan fakultas tempat LCORP berada dan disahkan oleh Rapat Nasional / Rapat Nasional Luar Biasa.

LCORP CIMSA

SCORP-CIMSA Lokal UNSYIYAH

SCORP-CIMSA Lokal UNAND

SCORP-CIMSA Lokal UI

SCORP-CIMSA Lokal UIN

SCORP-CIMSA Lokal UNPAD

SCORP-CIMSA Lokal UGM

SCORP-CIMSA Lokal UMY

SCORP-CIMSA Lokal UNS

SCORP-CIMSA Lokal UA

SCORP-CIMSA Lokal UWKS

SCORP-CIMSA Lokal UPH

SCORP-CIMSA Lokal UNISSULA

SCORP-CIMSA Lokala UISUSCORP-CIMSA Lokal UMS

Time to time projects SCORP LOKAL

1. Emergency Alert Pelatihan mengenai BLS dan simulasi cepat tanggap terhadap bencana yang dibawakan oleh dokter ahli serta pemberian materi manajemen bencana oleh TDMRC, SARS, dan PMI Aceh. Target dari pelatihan ini adalah member SCORP lokal UNSYIAH.

2. Tanaman Apotik Hidup Merupakan Project dari SCORP UNAND. Project ini dilaksanakan untuk memasyarakatkan budaya cinta lingkungan. Isi dari acara ini berupa penyuluhan tentang pentingnya Apotik Hidup, penanaman tanaman apotik hidup di lingkungan tempat penyuluhan, dan dilanjutkan dengan follow up apakah masyarakat di lingkungan tersebut sudah dapat merawatnya dengan baik.

3. Talkshow Human Rights & PeaceProject ini sudah terlaksana pada tanggal 15 September 2012. SCORP lokal UNAND bekerja sama dengan Radio Starr Padang mengadakan diskusi tentang Bullying. Banyak sekali input dan partisipasi yang datang baik dari pendengar radio maupun member CIMSA lain selama diskusi ini.

4. Youth Camp Project ini merupakan sebuah pelatihan tentang kepemimpinan dan pemberian pengetahuan tentang Hak Asasi Manusia bagi siswa/i SMA di Jakarta. Diselenggarakan oleh SCORP UI.

5. PATCH ADAMs Day Project ini terinspirasi dari film dengan judul yang sama Patch Adam merupakan project garapan SCORP UNPAD, dimana terdapat seorang dokter yang mengajak anak penderita kanker bermain bersama. Project ini dilaksanakan untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap anak-anak penderita kanker.

6. SCORP BOSS (Books for Students) Project unik dari SCORP UNPAD ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca pada anak SD dan diakhiri dengan pemberian sumbangan berupa buku.

7. Rumah Singgah Kali Code Program ini merupakan program berkelanjutan dari SCORP lokal UGM yang sudah berlangsung selama setahun. Terdapat sekitar 24 anak usia TK-SD yang terkumpul dalam Rumah Singgah Kali Code ini. Setiap minggu, teman-teman SCORP UGM mengunjungi kelas terbuka ini dan memberikan pengajaran dan pengetahuan hidup sehat kepada anak-anak ini.

8. Visit CilukbaProject ini adalah kunjungan rutin ke perpustakaan Cilukba (Cah Cilik Suka Baca) yang didirikan SCORP UGM pasca gempa yang melanda Jogja pada tahun 2006. 9. Refugee Health Care Project ini adalah edukasi/training internal kepada seluruh member SCORP UMY tentang kesehatan pengungsi post disaster dilanjutkan dengan pemberian bantuan langsung kepada pengungsi di kemah pengungsian. Dan project ini mendatangkan pembicara yang ahli dibidangnya, jadi sumber sudah pasti terpecaya.

10. Sakani (Sadari Kanker Sedini Mungkin)Project ini adalah project merger dengan SCORA MMSA (UMY) untuk memperingati International Womans Day. Kegiatannya berupa pemberian materi kepada ibu-ibu dan remaja wanita tentang kanker apa saja yang berisiko tinggi menyerang wanita dan cara pencegahannya.

11. Sekolah BinaanMelalui project ini, diharapkan SCORP UNS dapat membantu membudayakan hidup bersih di kalangan siswa sekolah dasar agar terhindar dari penyakit menular. Selain itu mereka juga akan diajarkan bagaimana caranya membedakan tiga jenis sampah melalui diskusi kelompok. Mereka juga akan dikenalkan dengan tanaman obat.

12. International Womans DayProject ini bertujuan untuk menyadarkan ibu rumah tangga akan cara hidup bersih dan sehat, bukan hanya untuk diri sendiri namun juga untuk keluarganya. Kegiatan yang dilakukan berupa lomba ibu sehat.

13. Save Orphans SoulProject ini dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian member SCORP UA dan masyarakat akan hak-hak dan kebutuhan anak panti asuhan

14. Beyond MedicineProject ini bertujuan untuk menunjukkan kepedulian member SCORP UWKS terhadap anak-anak penderita leukemia dengan mengadakan kegiatan lomba gambar, nyanyi, makan bersama dan diakhiri dengan pemberian bingkisan dari panitia.

15. Teaching Village, SCORP UPH dengan project ini mengajak SDM 100-300 kepala keluarga di Desa Binong, Jakarta untuk ikut berperan dalam pencegahan penyakit-penyakit tropis serta meningkatkan status gizi anak.

16. Eat, Milk, Love Project ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa binaan UIN dalam hal nutrisi balita dengan prtama melakukan survey ke puskesmas atau posyandu masalah pendataan keluarga dengan balita gizi buruk. Kemudian dilanjutkan dengan edukasi kepada keluarga dengan cara sharing dengan dokter gizi, memberikan poster, booklet, dll. Project ini juga diikuti dengan evaluasi berkala status gizi balita.

The SCORP CampSCORP Camp merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh SCORP-CIMSA. Diinisiasi pertama kali pada tahun 2007. Tujuan dari SCORP Camp adalah untuk sarana pelatihan skill internal member SCORP-CIMSA. Peserta SCORP Camp akan diberikan materi tentang pertolongan pertama, manajemen bencana alam, manajemen konflik pasca bencana,cara berinteraksi dengan korban bencana alam dan isu-isu berkaitan tentang HAM yang sedang hangat diperbincangkan pada tahun tersebut.Host dari SCORP Camp merupakan anggota penuh dari SCORP-CIMSA yang mengajukan diri pada Rapat Nasional.

Human Rights DayPerserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan Hari HAM Sedunia jatuh pada tanggal 10 Desember. Setiap tahunnya Hari HAM Sedunia ini diperingati agar seluruh umat manusia mengingat bahwa setiap manuia tanpa terkecuali terlahir memiliki HAM. Hari ini diperingati agar seluruh manusia mengetahui, peduli dan menghormati hak mereka sendiri dan hak-hak orang lain, membuang sifat mengkotak-kotakan manusia dan menurunkan angka diskriminasi terhadap golongan tertentu, yang dianggap lemah. SCORP CIMSA selalu merayakan Human Rights Day setiap tahunnya. untuk bersama-sama memperjuangkan hak-hak manusia di dunia dengan berbagai kegiatan yang dilakukan baik tingkat local masing-masing, nasional bahkan intenational.

International Day of Peace

Pada tahun 2002 Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan tanggal 21 September sebagai Hari Perdamaian Internasional. tujuan dari menciptakan Hari Perdamaian Internasional, PBB ingin mengabdikan dirinya untuk perdamaian di seluruh dunia dan mendorong semua umat manusia untuk untuk peduli dan dapat mencapai perdamaian dunia.Hari perdamaian dunia berfungsi sebagai pengingat bagi semua orang bahwa di atas semua kepentingan atau perbedaan apapun, kita sebagai manusia yang menginjak tanah bumi ini harus bersama-sama berjuan untuk perdamaian.Siapapun, dimanapun dapat merayakan Hari Perdamaian. Hal ini dapat yang sederhana seperti menyalakan lilin di siang hari, atau hanya duduk diam dalam meditasi, membuat sebuah konser perdamaian, dan berbagai project lain.