Survey Kebisingan Lalu Lintas

24
LAPORAN SURVAI MASALAH LALU LINTAS DI KOTA PADANG OLEH: ANDREY PRASETIO BP. 1010923044 DOSEN: PURNAWARMAN, Ph.D

description

laporan kebisingan lalu lintas terhadap lokasi pendidikan di padangMLL; manajemen lalu lintas; kebisingan lalu lintas

Transcript of Survey Kebisingan Lalu Lintas

Page 1: Survey Kebisingan Lalu Lintas

LAPORAN

SURVAI MASALAH LALU LINTAS DI KOTA PADANG

OLEH:

ANDREY PRASETIO

BP. 1010923044

DOSEN:

PURNAWARMAN, Ph.D

JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

Page 2: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Adanya laju dan perkembangan suatu penduduk Perkotaan berakibat pada

tuntutan penyediaan ruang yang memadai untuk tempat menampung keberadaan

penduduk dan segala aktivitasnya.

Kepadatan lalu lintas di Kota Padang dari hari ke hari semakin bertambah,

terlebih pada setiap akhir pekan. Kenyamanan kota Padang sudah tidak dapat

dirasakan lagi seperti pada masa lalu, terutama di kawasan-kawasan dengan

aktivitas tinggi, seperti kawasan Pasar Raya dan jalan Prof Dr. Hamka (depan

Basko Hotel). Banyaknya kendaraan bermotor yang lewat dan berhenti,

menyebabkan kawasan tersebut menjadi sesak dan sempit.

Membicarakan masalah lalu lintas merupakan hal yang sangat penting

karena masalah ini sangat dekat dengan sendi kehidupan.

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya bahkan terhentinya

lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan sehingga melebihi

kapasitas jalan. Kemacetan biasanya terjadi di kota-kota besar, terutamanya

kawasan yang tidak seimbangnya antara kebutuhan jalan dengan kepadatan

penduduk seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan kota-kota besar lainnya

di Indonesia.

Setidaknya ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kemacetan

di Kota Padang. Berdasarkan data Pusat Statistik Kota Padang, terjadinya

peningkatan jumlah penduduk. Pada 2013 tercatat sebanyak 925.344 jiwa.

Kondisi tersebut secara tidak langsung akan menambah sarana transportasi dalam

mobilitas kehidupan. Bertambahnya jenis kendaraan, mulai dari sepeda motor,

mobil pribadi dan angkutan masal, hingga truk yang menganggut semua

kebutuhan tidak tertampung lagi pada ruas-ruas jalan yang kecil dan padat

sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas. Tidak heran kalau ketimpangan

prasarana jalan dengan kendaraan semakin besar.

Disamping itu, kemacetan juga disebabkan beberapa pengguna jalan

memanfaatkan badan jalan untuk kepentingan pribadinya. Seperti, parkir liar di

|

Page 3: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

sembarang tempat dan penggunaan ruas jalan untuk berjualan. Aktivitas yang

tidak memikirkan kepentingan publik, secara tidak langsung memakai badan jalan

sehingga membuat sempit jalan dan pada akhirnya terjadi antrian beberapa

kendaraan (menimbulkan kemacetan). Hal lain yang memperparah kemacetan,

ketika beberapa angkutan publik (angkutan kota) sudah tidak memikirkan aturan

berlalu lintas dalam mencari penumpangnya.

Permasalahan kemacetan lalu lintas jika tidak diselesaikan secara bersama,

akan menimbulkan dampak negatif bagi mansyarakat. Kemacetan dapat merugian

waktu. Tidak ada lagi ungkapan waktu adalah uang saat kemacetan. Dengan

kecepatan perjalanan yang rendah, membuat terbuangnya waktu pengguna jalan

dengan sia-sia. Selain itu, kendaraan dengan kecepatan rendah, membuat

konsumsi bahan bakar menjadi lebih meningkat sehingga terjadinya pemborosan

energi bahan bakar.

Kemacetan juga berdampak pada menurunnya kualitas udara. Udara yang

di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, terdiri dari campuran dari banyak gas,

yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 %

Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan

(CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan “Normal” dan dapat mendukung

kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut di atas. Sedangkan

apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta

perubahan komposisi tersebut, maka udara sudah tercemar/terpolusi dan dapat

mengancam kesehatan manusia.

Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan

kemacetan lalu lintas yang terjadi di kota Padang. Beberapa kota besar mengambil

beberapa kebijakan strategis untuk menanggulangi kemacetan di wilayahnya dan

terbukti dapat mengantisipasi masalah ini.

I.2 POKOK PERMASALAHAN LALU LINTAS

Semakin banyak aktivitas pada suatu ruas jalan, tentunya akan

mengakibatkan timbulnya permasalahan lalu lintas, di sisi lain menguntungkan

dan di sisi lain merugikan. Menguntungkan karena dapat meningkatkan sektor

pendapatan daerah setempat, merugikan karena kemacetan, kecelakaan, dan

|

Page 4: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

kelambatan (tundaan) serta polusi (udara, suara, dan getaran) yang semakin hari

semakin parah.

Permasalahan utama yang akan dirumuskan disini adalah kebisingan lalu

lintas di jalan Sisingamangaraja dekat SD Kartika 1-10.

Gambar 1 Lokasi Survei

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari survei ini adalah untuk mengidentifikasi masalah lalu lintas

yang ada di ruas jalan Sisingamangaraja dekat SD Kartika 1-10.

Tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Mencari strategi dan teknik manajemen lalu lintas yang tepat untuk

diterapkan.

b. Menentukan metoda implementasi dari strategi dan teknik yang akan

diterapkan agar permasalahan lalu lintas dapat dikurangi.

c. Mengetahui dampak positif dan negatif dari implementasi strategi dan

teknik manajemen lalu lintas yang diterapkan.

I.4 RUANG LINGKUP

1. Tingkat kebisingan yang di survey adalah di Jalan Sisingamangaraja di

depan SD Kartika 1-10.

2. Pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap SD Kartika 1-10.

3. Alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan adalah sound meter,

Smart Tools aplikasi OS Android Jelly Been.

|

Page 5: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

BAB II

STUDI PUSTAKA

II.1 TEORI KEBISINGAN

Kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi yang

mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari,

bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan juga dapat

menyebabkan polusi lingkungan.(Davis Cornwell.1998).

Suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran

manusia ketika gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia

melalui getaran yang diterimanya. Gelombang suara merupakan gelombang

longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada

frekuensi 20 – 20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar

Tingkat intensitas bunyi dinyatakan dalam satuan bel atau decibel (dB).

Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak

dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga beberapa kecil atau lembut

suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut

kebisingan.

Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah Sound Level Meter

(SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang

ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala A ditemukan paling mewakili batasan

pendengaran manusia dan respons telinga terhadap kebisingan, termasuk

kebisingan akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan

pendengaran. Skala A dinyatakan dalam satuan dBA.

Pemerintah Indonesia, melalui SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No:

Kep.48/MENLH/XI/1996, tanggal 25 November 1996, tentang kriteria batas

tingkat kebisingan untuk daerah pemukiman mensyaratkan tingkat kebisingan

maksimum untuk outdoor adalah sebesar 55dBA.

II.2 KEBISINGAN LALU LINTAS

Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan

bermotor, terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara

|

Page 6: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

roda dengan jalan. Kendaraan berat (truk, bus) dan mobil penumpang merupakan

sumber kebisingan utama di jalan raya.Secara garis besar strategi pengendalian

bising dibagi menjadi tiga elemen yaitu pengendalian terhadap sumber bising,

pengendalian terhadap jalur bising dan pengendalian terhadap penerima bising.

Getaran yang diakibatkan oleh transportasi darat, menurut penelitian di UK,

disebabkan oleh berbagai hal seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2.

II.3 DAMPAK KEBISINGAN

Dari segi kesehatan, tingkat kebisingan yang dapat diterima tergantung

pada bebarapa lama kebisngan tersebut diterima. Berbagai penelitian di beberapa

negara mendapatkan tingkat kebisingan yang dapat diterima dipemukiman,

ditunjukkan pada Gambar 1.

|

Page 7: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

Tingkat kebisngan yang dapat ditolerir oleh seseorang tergantung pada

kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh orang tersebut. Seseorang yang sedang

sakit atau beribadah akan terganggu oleh kebisingan yang rendahsekalipun.

Sebaliknya seseorang yang berada di pasar akan dapat menerima kebisingan yang

lebih tinggi. Hal ini tercermin pada Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang

Batas,) peruntukan kawasan/lingkungan dapat dilihat pada tabel 6.

|

Page 8: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

|

Page 9: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

BAB III

METODOLOGI

III.1 KERANGKA SURVEY

|

Page 10: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

Penetapan tujuan pelaksanaan survey

Identifikasi data yang dibutuhkan

Data sekunder yang dibutuhkan

Data primer yang dibutuhkan

Penetapan metoda pelaksanaan survey

Pengumpulan data sekunder

Perencanaan formulir survey

Survey Pendahuluan

Rencana survey : Rencana anggaran, tenaga surveyor, lokasi,

jumlah sampel, waktu pelaksanaan, Lamawaktu survey

Pelaksanaan survey lapangan

Analisa data hasil survey

Studi Pustaka

|

Page 11: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN SURVEY

Pengambilan data pengukuran kebisingan dilakukan pada jam sibuk pada

jam 06.00 – 08.00 WIB, jam 11.00 – 13.00 WIB, dan 17.00 – 19.00 WIB. Berikut

ini data pengukuran di Jalan Sisingamangaraja depan SD Kartika 1-10.

Gambar 2 Titik-titik Survei di Lokasi SD Kartika 1-10

Titik 1 disurvei pada hari selasa (10 November 2013) di dekat ruang ruang

kelas.

Titik 2 disurvei pada hari rabu (11 November 2013) di dekat ruang guru.

Titik 3 disurvei pada hari jumat (13 November 2013) di dekat ruang ruang

kelas.

IV.1 TITIK 1

Hasil survei dari titik 1 di dapat kebisingan tertinggi sebesar 76 dB dan

rata-rata kebisingan adalah 65-80 dB. Berdasarkan SK Mentri Negara Lingkungan

|

Page 12: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

Hidup, batas kebisingan untuk lingkungan sekolah adalah 55 dB. Berdasarkan

hasil survei tersebut tingkat kebisingan di titik 1 melebihi 55 dB.

|

Page 13: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

Gambar 3 Hasil survei di Titik 1

IV.2 TITIK 1

Hasil survei dari titik 2 di dapat kebisingan tertinggi sebesar 68 dB dan rata-rata kebisingan adalah 65-70 dB. Berdasarkan SK Mentri Negara Lingkungan Hidup, batas kebisingan untuk lingkungan sekolah adalah 55 dB. Berdasarkan hasil survei tersebut tingkat kebisingan di titik 2 melebihi 55 dB.

|

Page 14: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

Gambar 4 Hasil Survei di Titik 2

|

Page 15: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

BAB V

STRATEGI DAN TEKNIK MANAJEMEN LALU LINTAS

Suara bising merupakan salah satu polusi suara yang saat ini semakin tidak

terkendali. Bising dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki dan

mengganggu aktivitas manusia (Lord Gatley & Evensen, 1980 : Magrad 1982). 

Salah satu sumber bising yang sering kali kita dengar adalah bising dari kendaraan

bermotor di jalan raya. Bising yang ditimbulkan bukan hanya karena bunyi

knalpot kendaraan bermotor yang melintas tetapi juga dapat disebabkan oleh

gesekan antara jalan dan ban kendaraan bahkan bunyi klakson kendaraan. Suara

bising di jalan raya saat ini seakan-akan tidak dapat dihindari, mengingat semakin

banyaknya jaringan jalan, pemukiman, tempat umum, tempat ibadah bahkan

tempat belajar yang letaknya memang berada di tepi jalan raya yang ramai.

Disadari atau tidak bising dapat berpengaruh pada manusia baik dari segi

kesehatan maupun aktivitas. Terhadap pendengaran manusia bising dapat

menyebabkan kenaikan batas ambang pendengaran yang dapat menyebabkan

penurunan daya pendengaran manusia. Penurunan daya pendengaran ini dapat

terjadi sementara dan dapat terjadi secara permanen tergantung pada lama dan

sering tidaknya berada di tempat bising tersebut. Selain itu bising ini juga dapat

mengganggu percakapan terutama untuk tempat pendidikan dan mengganggu

istirahat terutama di rumah sakit yang terletak di tepi jalan. Selain itu bising juga

dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia seperti pusing, mual, dan

tegang apabila intensitas bising sudah lebih dari 130 dB.

Pada bising jalan raya atau lalu lintas bunyi yang dihasilkan cenderung

tidak konstan tergantung dari intensitas kendaraan yang lewat. Semakin lama

kebisingan lalu lintas ini semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah

kendaraan yang melintas. Sehingga diperlukan adanya kriteria kebisingan yang

dapat dijadikan standar untuk menilai tingkat kebisingan di lingkungan tersebut.

Oleh karena itu pemerintah telah memberlakukan polusi suara ini melalui

penerapan MSSR atau “Management System Sefety Riding” selain bagaimana

|

Page 16: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

menggunakan peralatan Keselamatan dan Kesehatan adalah dengan memberikan

nilai tambah buat lingkungan yang akan dilalui dalam berkendaraan dan kita harus

menyadari bagaimana mengurangi dampak terhadap lingkungan dalam

berkendaraan bermotor baik roda 2 atau roda 4 hal ini adalah suatu keharusan

yang dipatuhi dalam Penerapan MSSR antara lain memahami serta mematuhi

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/11/1996

Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Sehingga diharapkan dengan adanya

keputusan mentri lingkungan hidup tersebut dapat mengurangi dampak kebisingan

di lingkungan sekitar jalan raya. Namun pada kenyataannya tidak semudah itu

terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta yang memiliki jalur lalu lintas yang

sudah cukup rumit.

Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk menciptakan suasana

yang tidak bising bagi orang-orang yang melakukan aktivitasnya dekat dengan

jalan raya. Pada perkembangannya studi akustik memegang peranan penting disini

dimana dengan teknologi yang ada sekarang memungkinkan kita untuk

mengurangi bunyi yang ada di jalan raya agar tidak sampai ke pendengar sebagai

bising yang dapat mengganggu. Misalnya dengan ditemukannya material-material

yang dapat menyerap suara atau material yang dapat memantulkan semua suara

sehingga tidak ada suara yang masuk.

Secara garis besar pengendalian bising di jalan raya dapat dibagi menjadi

tiga kelompok yaitu :

1. Pengendalian terhadap sumber suara

2. Pengendalian terhadap jalur bising

3. Pengendalian terhadap penerima bising

V.1 PENGENDALIAN TERHADAP SUMBER SUARA

Salah satu cara yang tepat untuk mengatasi bising adalah dengan

mengendalikan sumber bising itu sendiri. Seperti yang telah dipaparkan diatas

bahwa baku tingkat kebisingan harus dipenuhi. Peraturan tersebut membatasi

kebisingan yang boleh dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat

dilakukan dengan membatasi modifikasi kendaraan bermotor yang dapat

|

Page 17: Survey Kebisingan Lalu Lintas

Manajemen Lalu Lintas 2013

berpotensi menimbulkan kebisingan seperti mengganti knalpot atau klakson

kendaraan bermotor yang dapat mengganggu pendengaran.

V.2 PENGENDALIAN TERHADAP JALUR BISING

Pengendalian bising ini juga dapat dilakukan dengan memblokir jalur

bising sehingga bising tidak sampai pada pendengar. Pemblokiran jalur bising ini

bisa dilakukan dengan menggunakan barrier seperti dengan membuat penghalang

hidup/ pepohonan, sebab di tengah kota saat ini tidak memungkinkan untuk

membuat tembok penghalang ataupun gundukan tanah. Kondisi akustik dalam

gedung-gedung yang terletak bersebelahan dengan jalan haruslah dapat

mengurangi bising tersebut. Oleh karena itu gedung-gedung yang berada tepat di

tepi jalan harus dibuat tertutup untuk mengurangi bising dari lingkungan. Namun

dengan kondisi yang tertutup demikian sistem tata udara gedung juga perlu

diperhatikan.

Perkembangan teknologi saat ini juga menghasilkan banyak penemuan-

penemuan di bidang akustik. Pemilihan dan pemakaian bahan atau material dari

bangunan juga sangat mempengaruhi bising yang sampai ke dalam ruangan.

Dalam perkembangannya saat ini sudah banyak material-material yang cukup baik

untuk menyerap atau bahkan memantulkan total bunyi yang lewat. Sehingga

diharapkan pemakaian bahan-bahan penyerap bunyi tersebut dapat menghambat

dan mengurangi bising yang masuk ke dalam gedung.

V.3 PENGENDALIAN TERHADAP PENERIMA BISING

Salah satu hal yang paling penting adalah mengendalikan penerima bising

itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara perencanaan yang baik terhadap

tata guna lahan. Misalkan dengan menempatkan tempat-tempat yang tidak boleh

terdapat bising sperti sekolah, tempat ibadah dan rumah sakit di tempat yang

tingkat kebisingannya tidak tinggi namun akses jalan harus tetap diperhatikan.

|

Page 18: Survey Kebisingan Lalu Lintas

DAFTAR PUSTAKA

Abo-Qudais, S. dan Alhiary, A. 2004. Effect of Distance from Road Intersection on Developed Traffic Noise Levels. Canadian Journal of Civil Engineering. ProQuest Science Journals page 533

Bluhm, G., Nordling, E., dan Berglind, N. 2004. Road traffic Noise and Annoyance – An Increasing Environmental Health Problem. Noise and Health 6:24, page 43-49.

Cik, Michael; Fallast, Kurt; dan Holdrich, Robert. 2008. Traffic Noise Annoyance on Road (TNAR). Institute of Highway Engineering and Transport Planning, Graz Technology of University. Austria.

Cuniff, P. 1977. Environmental Noise Pollution. John Wiley & Son. New York.

Anonimus. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan. Jakarta : Menteri Lingkungan Hidup.