SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah...

121
SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC “SWADAYA” KENDAL SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DIAN LUTHFIYANA 6101405069 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Transcript of SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah...

Page 1: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

(TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN PENJASORKES DI

SLB ABC “SWADAYA” KENDAL

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata Satu

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DIAN LUTHFIYANA

6101405069

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

ii

SARI

Dian Luthfiyana. 2009. Survei Motivasi Siswa Berkebutuhan Khusus (Tunarungu Wicara) Terhadap Proses Pembelajaran Penjasorkes Di SLB ABC “Swadaya” Kendal. Skripsi, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Motivasi, Proses Pembelajaran

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui motivasi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di SLB ABC “Swadaya” Kendal. Di SLB ABC ”Swadaya”, ada empat jenis golongan anak luar biasa yaitu, tunanetra (SLB-A), tunarungu wicara (SLB-B), tunagrahita ringan (SLB-C), tunagrahita sedang (SLB-C1). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLB berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) yang mengikuti kegiatan Penjasorkes, sebanyak 40 siswa. Populasi ini sekaligus sebagai sample penelitian, dengan teknik purposive sample. Populasi tidak diambil secara keseluruhan, yaitu hanya 25 siswa karena adanya alasan tertentu, diantaranya adalah sebagian siswa tidak pernah berangkat sekolah dalam jangka waktu yang relatif lama, dan dianggap sudah keluar. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu. Adapun analisis data menggunakan deskriptif prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata secara keseluruhan tingkat motivasi intrinsik dalam mendorong siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes diperoleh sebanyak 17 siswa (68,00%) yang memiliki motivasi instrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 8 siswa (32,00%) yang memiliki faktor motivasi instrinsik dalam kategori tinggi dan tidak ada yang memiliki kategori rendah. Beberapa alasan siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes ditinjau dari motivasi intrinsik antara lain : 1) agar tubuh menjadi sehat, 2) agar tubuh kuat, 3) agar badan kurus, 4) menjaga kesehatan badan, 5) karena hobi, 6) merupakan kebutuhan, 7) kondisi fisik menjadi lebih baik, 8) senang berolah raga sejak kecil, 9) cita-cita menjadi guru olahraga, 10) ingin menjadi atlet, 11) ingin dapat nilai bagus. Rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik diperoleh sebanyak 19 siswa (76,00%) yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 6 siswa (24,00%) yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori rendah dan tidak ada yang memiliki kategori tinggi. Beberapa alasan siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes ditinjau dari motivasi ekstrinsik antara lain : 1) guru olahraga yang baik, 2) permintaan orang tua, 3) mencari teman, 4) membanggakan orang tua, 5) mendapatkan simpati, 6) mencari pengalaman, 7) menambah wawasan, 8) memperoleh pujian, 9) hobi dari orang tua, 10) pelajaran yang menarik.

Disarankan agar pemberian motivasi dari guru dapat menumbuhkan motivasi dari luar diri siswa. Dengan penuh kesabaran dan perhatian yang khusus, perlunya diberikan semangat bagi siswa untuk selalu ingin maju dan berkembang seperti halnya anak-anak normal lainnya. Dengan pemberian semangat tersebut akan dapat memunculkan motivasi dari diri siswa yang mengalami berkebutuhan khusus (tunarungu wicara).

Page 3: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Maret 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Uen Hartiwan, Mpd Drs. H. Sulaiman, M.Pd

NIP. 131281216 NIP. 131813670

Mengetahui,

Ketua Jurusan PJKR

Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd

NIP. 131961216

Page 4: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 24 Agustus 2009

Pukul : 12.00 – 14.00 WIB

Tempat : Lab. PJKR FIK

Ketua, Sekretaris, Drs. M. Nasution, M.Kes Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP. 19640423 199002 1 001 NIP.19670610 199203 2 001

Dewan Penguji :

1. Drs. Zaeni, M.Pd (Ketua) NIP. 19580709 198403 1 004

2. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd (Anggota) NIP. 19530411 198303 1 001

3. Drs. H. Sulaiman, M.Pd (Anggota)

NIP. 19620612 198901 1 001

Page 5: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan kesuksesan (NN).

Kebenaran itu adalah dari Tuhan, sebab itu janganlah engkau termasuk orang-

orang yang bimbang (Al-Baqoroh: 147).

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan untuk

1. Ayah dan Ibuku (bpk. Romdhoni dan

ibu Supatmi) tersayang,

2. Adik-adiku, Erik dan Nana

tersayang,

3. Kakakku (Razif) yang selalu

menemaniku, membantuku dan

menyemangatiku setiap saat,

4. Teman-teman PJKR 2005 B,

5. Almamaterku FIK UNNES.

Page 6: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul : Survei Motivasi Siswa Berkebutuhan Khusus (Tunarungu wicara)

Terhadap Proses Pembelajaran Penjasorkes di SLB ABC “Swadaya” Kendal.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, arahan, dan

bimbingan dari beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi yang telah

memberikan kemudahan sehubungan dengan ijin penelitian.

3. Drs. Uen Hartiwan, M.Pd selaku pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan dan arahannya dalam penulisan skripsi.

4. Drs. H. Sulaiman, M.Pd selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan, sehingga skripsi ini telah

terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang yang telah mendorong dan membentu penulis.

6. Staf Tata Usaha dan Administrasi, yang telah membantu penulis dalam proses

perijinan.

Page 7: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

vii

7. Kepala sekolah dan segenap guru SLB ABC “Swadaya” Kendal Kec.

Kaliwungu, Kab. Kendal yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian.

8. Kepala sekolah SLB bagian B Widya Bhakti Semarang yang telah

memberikan ijin uji validitas.

9. Siswa-siswa SLB (tunarungu wicara) ABC “Swadaya” Kendal dan SLB

bagian B Widya Bhakti Semarang yang telah membantu penulis dalam

pengisian angket.

10. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku yang telah membantu penulis.

11. Semua teman-teman di yellow kost (Maya, Linda, Pa_Ul) yang selalu

membuat keramaian dan kebahagiaan di kost.

12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi dorongan kepada penulis.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahNya atas kebaikan

semua pihak yang telah membentu penulis baik meterial maupun sepiritual.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Maret 2009

Penulis

Page 8: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

SARI ............................................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2. Permasalahan ............................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

1.5. Penegasan Istilah ....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. LANDASAN TEORI ................................................................ 10

2.1.1. Motivasi ...................................................................... 10

2.1.1.1. Pengertian Motivasi ............................................ 10

Page 9: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

ix

2.1.1.2. Macam motivasi ................................................ 10

2.1.1.3. Bentuk motivasi ................................................ 13

2.1.1.4. Fungsi motivasi ................................................. 14

2.2.1. Anak Berkebutuhan Khusus(Anak Luar Biasa) ............ 15

2.3.1. Proses Pembelajaran .................................................... 24

2.4.1. Penjasorkes.................................................................. 28

2.5.1. Pembelajaran adaptif dalam penjas begi ABK.............. 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 36

3.1.1. Populasi ........................................................................... 36

3.1.2. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 36

3.1.3. Variabel Penelitian ........................................................... 37

3.1.4. Instrumen Penelitian......................................................... 37

3.1.5. Prosedur Pengadaan Instrumen ......................................... 38

3.1.6. Metode Pengumpulan Data .............................................. 38

3.1.7. Persiapan Penelitian ......................................................... 39

3.1.8. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 40

3.1.8.1. Uji Validitas ...................................................... 40

3.1.8.2. Uji Reliabilitas ................................................... 41

3.1.9. Metode Analisis Data ....................................................... 42

3.1.10. Keterbatasan.................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ...................................................... 45

Page 10: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

x

4.1.1. Motivasi intrinsik ............................................................. 46

4.1.2. Motivasi ekstrinsik ........................................................... 48

4.2. Pembahasan .............................................................................. 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan .................................................................................. 78

5.2. Saran ........................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Motivasi Siswa Mengikuti Pelajaran Penjasorkes ...................................... 45

2. Motivasi Intrinsik ...................................................................................... 47

3. Motivasi Ekstrinsik ................................................................................... 48

4. Faktor Kesehatan ...................................................................................... 49

5. Faktor Tubuh yang Kuat ............................................................................ 50

6. Faktor Badan Menjadi Kurus ..................................................................... 51

7. Faktor Menjaga Kesehatan Badan ............................................................. 53

8. Faktor Hobi ................................................................................................ 54

9. Faktor Kebutuhan ...................................................................................... 55

10. Faktor Kondisi Fisik Menjadi Baik ............................................................ 56

11. Faktor Kesenangan Sejak Kecil ................................................................. 57

12. Faktor Cita-cita ......................................................................................... 59

13. Faktor Keinginan Menjadi Atlet ................................................................ 60

14. Faktor Nilai Bagus ..................................................................................... 61

15. Faktor Guru yang Baik .............................................................................. 62

16. Faktor Permintaan Orang Tua ................................................................... 63

17. Faktor Mencari Teman .............................................................................. 64

18. Faktor Kebanggaan Orang Tua .................................................................. 65

19. Faktor Simpati ........................................................................................... 66

20. Faktor Pengalaman ..................................................................................... 68

21. Faktor Menambah Wawasan ..................................................................... 69

22. Faktor Memperoleh Pujian ........................................................................ 70

23. Faktor Hobi Orang Tua ............................................................................. 71

24. Faktor Pelajaran yang Menarik .................................................................. 73

Page 12: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Batang Motivasi Mengikuti Pelajaran Penjasorkes .................................... 46

2. Batang Motivasi Intrinsik Siswa ................................................................. 47

3. Batang Motivasi Ekstrinsik Siswa ............................................................. 48

4. Lingkaran Faktor Kesehatan ...................................................................... 50

5. Lingkaran Faktor Tubuh Menjadi Kuat ..................................................... 51

6. Lingkaran Faktor Tubuh Menjadi Kurus..................................................... 52

7. Lingkaran Faktor Menjaga Kesehatan Badan ............................................. 53

8. Lingkaran Faktor Hobi ............................................................................... 55

9. Lingkaran Faktor Kebutuhan ...................................................................... 56

10. Lingkaran Faktor Kondisi Fisik Menjadi Baik ............................................ 57

11. Lingkaran Faktor Kesenangan Sejak Kecil ................................................. 58

12. Lingkaran Faktor Cita-cita ......................................................................... 59

13. Lingkaran Faktor Keinginan Menjadi Atlet ................................................ 60

14. Lingkaran Faktor Nilai Bagus .................................................................... 61

15. Lingkaran Faktor Guru yang Baik .............................................................. 63

16. Lingkaran Faktor Permintaan Orang Tua .................................................... 64

17. Lingkaran Faktor Mencari Teman .............................................................. 65

18. Lingkaran Kebanggaan Orang Tua ............................................................. 66

19. Lingkaran Faktor Simpati ........................................................................... 67

20. Lingkaran Faktor Mencari Pengalaman ..................................................... 68

21. Lingkaran Faktor Menambah Wawasan ..................................................... 69

22. Lingkaran Faktor Memperoleh Pujian ....................................................... 71

23. Lingkaran Faktor Hobi Orang Tua............................................................. 72

24. Lingkaran Faktor Pelajaran yang Menarik ................................................ 73

Page 13: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

25. Daftar SK Pembimbing ............................................................................. 83

26. Usul Penetapan Pembimbing ..................................................................... 84

27. Surat Keterangan Permohonan Observasi .................................................. 85

28. Surat Keterangan Ijin Penelitian ................................................................. 86

29. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................................... 87

30. Kisi-kisi ..................................................................................................... 88

31. Angket Uji Coba Penelitian ........................................................................ 91

32. Data Hasil Uji Coba ................................................................................... 93

33. Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ...................................................... 95

34. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba .............................................................. 96

35. Angket Penelitian ....................................................................................... 97

36. Tabel Distribusi Hasil Penelitian ............................................................... 99

37. Tabel Frekuensi .......................................................................................... 100

38. Analisis Deskriptif Prosentase ................................................................... 104

39. Daftar Siswa SLB ABC “Swadaya” Kendal .............................................. 106

40. Daftar Guru SLB ABC “Swadaya” Kendal................................................. 107

41. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 108

Page 14: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

harus dipenuhi sepanjang hayat. Indonesia adalah salah satu bangsa yang sedang

berkembang, yang ingin mensejajarkan diri dengan bangsa lain di dunia.

Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang

berkualitas, berguna bagi nusa dan bangsa. Sesuai dengan tujuan dari

pembangunan suatu negara adalah meningkatkan kualitas manusia dan

masyarakat pada umumnya. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa dan peningkatan kualitas manusia Indonesia.

Peningkatan kualitas manusia dapat dihasilkan dari proses belajar pada diri

individu. Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan hal yang menarik

dipelajari. Ketiga hal tersebut terkait dengan pembelajaran. Dan belajar itu sendiri

dilakukan oleh siswa secara individu. Bila siswa belajar, maka akan terjadi

perubahan mental pada diri siswa itu sendiri.

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar.

Kekuatan penggerak itu berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena

didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu dapat berupa keinginan,

perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental itu dapat tergolong rendah

atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental

yang mendorong terjadinya belajar tersebut adalah sebagai motivasi belajar.

Page 15: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

2

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan

dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Pembinaan jasmani merupakan salah satu bagian dari upaya peningkatan

kualitas manusia. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan pendidikan jasmani

yang diarahkan guna terbentuk jasmani yang sehat dan mental yang baik, agar

dapat dihasilkan manusia yang produktif. Pertumbuhan jasmani adalah proses

berlangsungnya perubahan jasmani yang sejalan dengan meningkatnya usia

seseorang. Pertumbuhan itu memungkinkan perkembangan ranah-ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan

yang erat kaitanya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai

ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan

hidup sehat, dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam perkembanganya di Indonesia, pendidikan jasmani tidak hanya

didominasi oleh orang-orang yang sehat saja. Kesehatan yang meliputi kesehatan

badan, kesehatan rokhani, dan kesehatan mental. Berkaitan dengan pendidikan

jasmani, maka siswa yang memiliki keterbatasan mempunyai hak yang sama

dengan mereka yang normal dalam memperoleh pendidikan. Pelayanan

pendidikan bagi anak-anak yang kesulitan belajar yang tidak didasarkan atas

landasan teoritik yang dapat diandalkan, mungkin bukan hanya tidak efektif dan

efesien untuk mencapai tujuan, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi si anak.

Page 16: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

3

Untuk itu anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam belajar atau anak luar biasa

harus digolongkan atau dipisahkan dalam proses pembelajarannya dengan anak-

anak yang normal.

Anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai anak

yang memiliki keterbatasan dalam berpikir. Sehingga dalam pendidikanya perlu

dibedakan dengan anak normal lainya. Hal ini disebabkan karena apabila anak

luar biasa dalam pendidikanya diikutkan dalam anak-anak yang normal, maka

anak tersebut tidak akan mampu mengikuti pelajaran seperti anak normal lainya.

Agar anak luar biasa tidak kesulitan dalam mengikuti pelajaran

Penjasorkes, maka dari golongan-golongan diatas tidak dijadikan satu dalam

proses pembelajaranya. Hal ini dikarenakan agar anak dapat merespon hal apa

saja yang telah diajarkan oleh guru apabila dikelompokkan menurut golongannya

masing-masing.

Anak tunarungu menurut derajat pendengaranya dapat diklasifikasikan

dalam tuli dan kurang mendengar. Sebagai akibat dari ketunaan tersebut

mempengaruhi pula dalam kepribadianya. Perkembangan kepribadian terjadi

dalam pergaulan dan perluasan pengalaman, dan pada umumnya diarahkan oleh

faktor-faktor pada anak itu sendiri. Ketidakmampuan menerima rangsangan

pendengaran mengakibatkan kemiskinan berbahasa. Ketidaktetapan emosi, dan

keterbatasan perkembangan pengetahuan, dihubungkan dengan sikap lingkungan

terhadapnya akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Seorang anak

tunarungu berusaha mengadakan kontak dengan orang lain, tetapi sering

ditertawakan, sehingga menyebabkan anak enggan berlatih berbicara, enggan

Page 17: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

4

berkomunikasi dan dapat menimbulkan perasaan malu, merasa selalu bersalah,

takut menatap oarang lain, dan lain sebagainya.

Ada beberapa ciri khas anak tunarungu, antara lain : Cara berjalanya cepat

dan agak membungkuk, gerakan matanya cepat atau agak beringas, gerak anggota

badannya lincah dan cepat, pada waktu berbicara pernafasannya pendek dan agak

terganggu, miskin kosa kata, sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang

mengandung arti kiasan, sulit mengartikan kata-kata yang abstrak, kurang

menguasai irama dan gaya bahasa (Depdikbud, 1983: 9).

Dalam mengikuti kegiatan Penjasorkes dibutuhkan adanya kesegaran

jasmani. Kegiatan berolahraga bagi penderita tunarungu perlu diberikan dorongan,

baik berupa penyuluhan latihan-latihan keterampilan dalam kegiatan olahraga.

Sehingga akan muncul keinginan dari diri si anak untuk terus bergerak aktif.

Selain dorongan, motivasi yang dimiliki siswa dalam melakukan kegiatan

Penjasorkes di sekolah juga penting, sebab dengan motivasi yang tinggi akan

mendapatkan hasil yang tinggi pula dibandingkan dengan siswa yang memiliki

motivasi rendah dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Jadi apabila dalam

melakukan suatu kegiatan tidak disertai dengan motivasi yang tinggi, maka tujuan

yang diharapkan tidak akan tercapai dengan baik, untuk itu motivasi mempunyai

peranan yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran

Penjasorkes.

Salah satu Sekolah Luar Biasa yang ada di Kabupaten Kendal, adalah SLB

ABC ”Swadaya” Kendal, yang beralamat di Jl. Masjid no. 30 Karangtengah, Kec.

Kaliwungu, Kab. Kendal. Di SLB ABC ”Swadaya”, ada empat jenis golongan

Page 18: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

5

anak luar biasa yaitu, tunanetra (SLB-A), tunarungu wicara (SLB-B), tunagrahita

ringan (SLB-C), tunagrahita sedang (SLB-C1). Dari keempat golongan yang ada,

golongan yang paling banyak jumlah muridnya adalah tunagrahita, yang terdiri

dari tunagrahita ringan dan sedang, yang kedua adalah penderita tunarungu

wicara, dan yang terakhir adalah tunanetra.

SLB ABC ”Swadaya” Kendal merupakan salah satu lembaga sosial yang

ada di Kabupaten Kendal yang peduli terhadap anak-anak cacat, kepedulian itu

diwujudkan dengan menampung anak-anak cacat, termasuk tunarungu untuk

dididik agar nantinya anak-anak tersebut bisa berkembang di masa depan. Dalam

pengembangan pendidikan jasmani tidak terlepas dari penerapan ilmu dan

teknologi. Pemberian bentuk pendidikan Jasmani Adaptif harus dapat disesuaikan

dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik, sehingga anak didik dapat

tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhaninya.

Dengan didapatkannya mata kuliah Penjas Adaptif, penulis tertarik dengan

penelitian tentang anak berkebutuhan khusus. Hal ini juga dikuatkan dengan

kegiatan observasi yang sudah pernah dilakukan oleh penulis pada saat mendapat

mata kuliah Penjas Adaptif, di SLB ABC ”Swadaya” Kendal. Dalam hal ini,

penulis berinteraksi langsung dengan anak-anak berkebutuhan khusus di SLB

ABC ”Swadaya” Kendal dalam kegiatan Penjasorkes. Dalam kegiatan ini banyak

siswa saling bergerak aktif dalam kegiatan berolahraga. Dengan dilaksanakannya

observasi tersebut, kemudian penulis berkeinginan untuk melanjutkan penelitian

di SLB ABC ”Swadaya”, untuk mengetahui lebih lanjut tingkat motivasi siswa

tunarungu wicara di SLB ABC ”Swadaya” Kendal.

Page 19: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

6

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian :

Survei Motivasi Siswa Berkebutuhan Khusus (Tunarungu Wicara) Terhadap

Proses Pembelajaran Penjasorkes Di Sekolah Luar Biasa ABC ”Swadaya”

Kendal.

1.2.Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana motivasi yang dapat

mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti

proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah : untuk mengetahui motivasi siswa berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan literature bagi para peneliti di bidang

keolahragaan.

2. Bagi kepala sekolah dan pengurus di SLB ABC “Swadaya” dapat dijadikan

sebagai bahan masukkan tentang gambaran motivasi siswa yang bervariasi

sehingga dapat menerapkan cara untuk meningkatkan motivasi siswanya.

Page 20: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

7

3. Sebagai pegangan bagi guru dan calon guru pendidikan jasmani, khususnya

guru di SLB dalam melaksanakan tugasnya untuk memberi rangsangan dan

motivasi agar murid-muridnya giat melaksankan aktivitas jasmani.

1.5.Penegasan Istilah

Penulisan ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau salah pengertian

tentang judul yang penulis ambil, maka dalam penegasan istilah ini penulis akan

menjelaskannya secara terperinci, yaitu :

1.5.1. Motivasi

Motivasi adalah suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan

seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu

belajar.

Dari segi dorongan menurut Hull, dorongan atau motivasi berkembang

untuk memenuhi organisme. Disamping itu juga merupakan sistem yang

memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya (Monty,

2000: 72).

Mc Donald merumuskan bahwa “Motivation is an energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”,

yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan (Oemar Hamalik, 2007: 173).

Page 21: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

8

1.5.2. Siswa Berkebutuhan Khusus (Tunarungu wicara)

Para siswa penderita tunarungu wicara di SLB ABC “Swadaya” Kendal

kec. Kaliwungu, kab. Kendal. Disini yang dimaksudkan dengan berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara) adalah anak-anak yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak

berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami

hambatan dalam perkembangan bahasanya.

1.5.3. Terhadap Proses Pembelajaran

Proses adalah runtutan perubahan atau peristiwa perkembangan sesuatu

(KBBI, 1993: 206).

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Siswa

adalah penentu terjadinya proses belajar. Dan proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi

eksternal, kondisi internal dan hasil belajar (Dimyati, 2002: 10).

Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke

penerima pesan.

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar

sedemikian rupa, sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam

berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.

Page 22: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

9

Proses Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

1.5.4. Penjasorkes

Menurut Adang Suherman (2000: 23) Penjasorkes adalah proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan

kemampuan jasmani.

1.5.5. Di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal adalah sebuah yayasan di

bidang pendidikan yang merupakan Sekolah Luar Biasa. Letaknya di Jl. Masjid

no. 30 Karangtengah, Kec. Kaliwungu, Kab. Kendal.

Dari pengertian di atas, maka Survei Motivasi Siswa Berkebutuhan

Khusus (Tunarungu Wicara) Terhadap Proses Pembelajaran Penjasorkes di SLB

ABC ”Swadaya” Kendal adalah suatu penelitian tentang sejauh mana atau

seberapa besar motivasi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) di

Sekolah Luar Biasa ABC ”Swadaya” Kendal dalam mengikuti kegiatan belajar-

mengajar Penjasorkes.

Page 23: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Landasan Teori

2.1.1. Motivasi

2.1.1.1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, yang berarti sesuatu yang didorong

seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Berasal dari kata motif itu, motivasi

mempunyai arti sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiaman, A.

M, 2006: 73).

Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri individu

yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai

tujuan. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu

belajar.

Mc Donald merumuskan bahwa “Motivation is an energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”,

yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan (Oemar Hamalik, 2007: 173).

2.1.1.2. Macam-macam Motivasi

Menurut Sri Mulyani motivasi yang mendasari tingkah laku manusia

banyak jenisnya, dan dapat digolongkan berdasarkan latar belakang

Page 24: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

11

perkembangannya, motivasi dalam hal ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

motiasi primer dan skunder (Monty, 2000: 86).

Motivasi primer adalah motivasi bawaan dan dapat dipelajari. Motivasi ini

timbul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang, termasuk

dalam motivasi primer ini antara lain rasa haus, rasa lapar, dan hasrat seksual.

Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui

pengalaman. Motivasi ini oleh beberapa ahli juga disebut sebagai motivasi sosial.

Macam-macam motivasi menurut Sardiman (2006: 86) dibagi menjadi:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan

Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motif ini ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari

Adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan,

bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk istirahat.

b. Motif-motif darurat, meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri,

dorongan untuk membalas, dll.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat

individu.

3. Motivasi jasmaniah dan rokhaniah

a. Momen timbulnya alasan.

Page 25: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

12

b. Momen pilih.

c. Momen putusan.

d. Momen terbentuknya kemauan.

4. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi yang mencakup dalam situasi belajar yang bersumber dari

kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut

motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri

peserta didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Emerson, bahwa the reward of

a think well done is to have done it. Yang artinya, bahwa motivasi intrinsik

adalah bersifat nyata atau motivasi sesungguhnya, yang disebut sound

motivation.

Menurut Singgih D. Gunarso (1989: 53) motivasi intrinsik adalah

motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi akan tetapi tidak memerlukan

rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah memiliki

dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berprestasi.

Aktivitas dan dorongan motivasi intrinsik cenderung dapat bertahan

lama dibandingkan kegiatan dengan dorongan dari luar.

Menurut A. Kamiso (1991: 135) biasanya orang yang mempunyai

motivasi intrinsik menunjukkan sikap sebagai berikut :

1. Tekun dalam usaha memperdalam ilmu.

2. Menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam usaha belajar dan berlatih.

3. Tidak menggantungkan diri pada orang lain.

Page 26: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

13

4. Mempunyai kepribadian yang matang dan mantap.

5. Percaya pada diri sendiri.

6. Mempunyai kedisiplinan dalam latihan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar,

seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan

persaingan. Yang bersifat negatif adalah sarkasme, ejekan dan hukuman.

Motivasi ektrinsik tetap diperlukan dalam sekolah, sebab pembelajaran di

sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta

didik.

Sedangkan motivasi ekstrinsik terjadi karena adanya dorongan atau

rangsangan dari luar dirinya.

Menurut Max Darsono (2000: 63) motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan luar.

Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi

ekstrinsik terletak di luar tingkah laku tersebut.

2.1.1.3. Bentuk-bentuk motivasi

Adapun beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, antara lain:

a. Memberi angka

b. Hadiah

c. Saingan

d. Ego-involvement

Page 27: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

14

e. Memberi ulangan

f. Mengetahui hasil

g. Pujian

h. Hukuman

i. Hasrat untuk belajar

j. Minat

k. Tujuan yang diakui

2.1.1.4. Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memadu, dan

memelihara perilaku seseorang secara terus menerus.

Adapun fungsi dari motivasi menurut Sardiman (2007: 85) adalah :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, hal ini berfungsi sebagai penggerak motor

yang melepaskan energi. Motivasi merupakan kekuatan yang dapat

mendorong atau menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yaitu mengarahkan ke tujuan yang hendak

dicapai. Motivasi merupakan pengatur dalam memilih alternatif antara dua

atau lebih suatu tindakan yang bertentangan.

c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan tersebut. Motivasi sebagai pengarah yang mengarahkan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi siswa mempunyai peranan penting dalam melaksanakan proses

pembelajaran Penjasorkes. Hubungan antara motivasi dengan kegiatan

Page 28: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

15

Penjasorkes, keduanya saling mendukung dan saling berpengaruh terhadap hasil

akhir siswa yang mengikuti kegiatan Penjasorkes diawali dengan motivasi yang

baik, maka akan mendatangkan hasil yang baik. Sebaliknya apabila siswa yang

mengikuti kegiatan Penjasorkes diawali dengan motivasi yang rendah maka akan

memperoleh hasil yang jelek.

Motivasi bagi anak, remaja, dewasa dan orang tua mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Untuk dapat bersenang-senang dan mendapatkan kegembiraan.

2. Untuk melepaskan ketegangan psikis.

3. Untuk mendapatkan pengalaman estetika.

4. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain atau mencari teman.

5. Untuk kepentingan kebanggaan kelompok.

6. Untuk memelihara kesehatan badan.

7. Untuk kebutuhan psikis sesuai dengan pekerjaanya.

Dalam kegiatan belajar mengajar Penjasorkes peranan motivasi, baik

motiasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan, karena aktivitas siswa

dapat berkembang dengan adanya motivasi dan inisiatif.

2.1.2. Anak Berkebutuhan Khusus (Anak Luar Biasa)

Anak Berkebutuhan Khusus menurut Heward adalah anak dengan

karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu

menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik

http/:id.wikipedia/Anak Berkebutuhan Khusus (20/01/2009).

Page 29: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

16

Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,

tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak

berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan

khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Ditinjau dari aspek psikologi

perkembangan, kesulitan dalam belajar dapat dipandang sebagai kelambatan

kematangan fungsi neurologist tertentu. Menurut pandangan ini, tiap individu

mempunyai laju perkembangan yang berbeda-beda, baik fungsi motorik, kognitif

maupun afektif. Anak luar biasa ini meliputi anak yang memiliki cacat fisik, cacat

mata (termasuk buta atau setengah buta), cacat pada tulang (termasuk lumpuh

karena gangguan otak), tuli (termasuk tuli total dan sebagian), cacat pada alat

bicara, epilepsy, gangguan emosi, dan cacat bawaan. Karena karakteristik dan

hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus

yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi

tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan

tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan

khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan

kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B

untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk

tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

1. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.

tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total

(Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan

Page 30: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

17

adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan

kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan (Amin,

1981: 23).

Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses

pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan

indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam

memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang

digunakan harus bersifat aktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan

tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan

media yang bersuara adalah tape recorder. Untuk membantu tunanetra

beraktifitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan

Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana

tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat

putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).

2. Tunarungu

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik

permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam

pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga

mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu

menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara

internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara.

saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara

berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa

Page 31: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

18

tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari

sesuatu yang abstrak.

3. Tunagrahita

Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada

dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku

yang muncul dalam masa perkembangan.

http/:id.wikipedia/Anak Berkebutuhan Khusus (20/01/2009).

Klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ. Tunagrahita ringan

(IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-35),

Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu

tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi

(Amin, 1981: 24).

4. Tunadaksa

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan

oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit

atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.

Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan

dalam melakukan aktifitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi,

sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan

koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan

fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

Page 32: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

19

5. Tunalaras

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan

emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku

menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku

disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor

eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

6. Kesulitan belajar

Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan

dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa,

berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir,

membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi,

brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan afasia perkembangan.

individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata,

mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak,

gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.

Menurut Arch C. Meck dalam bukunya yang berjudul The Educational of

Exeptional Children, anak cacat adalah anak yang penampilan geraknya

menyimpang dari gerakan normal secara keseluruhan http/:id.wikipedia/Anak

Berkebutuhan Khusus (20/01/2009).

Menurut The Committee of National Society For The Study of Education

di AS, cacat adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seseorang yang

menyimpang dari gerakan yang normal, walaupun telah dikembangkan secara

Page 33: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

20

maksimal. Penyimpangan itu dapat dilihat dari segi fisik, mental, tingkah laku,

emosional, dan sosial.

Perbedaan utama anak cacat dengan anak normal terletak pada keadaan

atau kondisi fisik termasuk alat-alat fisik yang tidak lengkap sehingga ia tidak

dapat melakukan tugas dan fungsinya seperti yang dilakukan oleh anak normal.

Bila kita berbicara tentang anak luar biasa, mereka memiliki kondisi yang

berbeda dengan anak yang dikatakan normal dalam kaitannya dengan tuntutan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau moral. Mereka yang disebut anak-anak

luar biasa itu tidak merupakan kelompok anak yang terpisah benar-benar dari

anak-anak pada umumnya.

Anak tunarungu menurut derajat pendengaranya dapat diklasifikasikan

dalam tuli dan kurang mendengar. Gangguan pendengaran merupakan salah satu

hambatan yang sangat berarti untuk melakukan komunikasi dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu dampak gangguan pendengaran adalah sering terjadi salah

faham sehingga berpengaruh terhadap penyesuaian diri.

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengarannya

(kurang dengar atau bahkan tuli), Sehingga organ pendengarannya kurang/tidak

berfungsi dengan baik. Bagi yang sudah terlatih, mereka dapat berkomunikasi

dengan orang lain dengan cara melihat gerak bibir (lip reading) lawan bicaranya.

Oleh karena itu ada yang menyebut anak tunarungu dengan istilah “pemata”,

karena matanya seolah-olah tanpa berkedip melihat gerak bibir lawan bicaranya.

Prinsip ini menuntut guru ketika memberi penjelasan hendaknya menghadap ke

anak (face to face) sehingga anak dapat melihat gerak bibir guru. Demikian pula

Page 34: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

21

halnya dengan anak yang mengalami gangguan komunikasi, karena organ

bicaranya kurang berfungsi sempurna, akibatnya bicaranya sulit dipahami (karena

kurang sempurna) oleh lawan bicaranya. Agar guru dapat memahaminya, maka

anak diminta menghadap guru (face to face) ketika berbicara.

Ada dua kategori gangguan pendengaran, yaitu: pertama, disebut ”tuli”

dan yang kedua sulit mendengar, artinya seseorang baru bisa mendengar apabila

ada suara keras. ”Tuli” berarti adanya kerusakan pada pendengaran yang cukup

berat sehingga tidak bisa menerima informasi bahasa termasuk memprosesnya.

Sedangkan ”sulit mendengar” berarti adanya kerusakan pada alat pendengaran

yang sifatnya bisa tetap dan tidak tetap, namun tidak sama dengan tuli. Gangguan

pendengaran selain menjadi hambatan dalam proses komunikasi dan interaksi

dengan orang lain juga dapat berakibat negatif terhadap munculnya konsep diri

yang rendah pada siswa. Tanda-tanda adanya gangguan awal pada pendengaran

adalah dalam setiap pembicaraan kepala diarahkan pada sumber suara, pertanyaan

minta diulang, kurang konsentrasi, rasa sakit pada telinga, melamun dan lain-lain.

Secara medis arti dari tunarungu adalah kekurangan atau kehilangan

kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak dapat

berfungsinya sebagian atau seluruh alat-alat pendengaran.

Secara pedagogis tunarungu adalah kekurangan atau kehilangan

pndengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan bahasa sehingga

memerlukan pendidikan dan bimbingan khusus.

Anak-anak yang menderita tuli biasanya juga akan mengalami kesulitan

dalam berbicara. Oleh karena itu pada penderita tunarungu biasanya juga

Page 35: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

22

menderita tunawicara. Hal itu disebabkan karena si penderita sulit menerima dan

mengolah informasi bahasa dari orang lain. Tidak mampu berbicara, tidak mampu

melakukan komunikasi melalui kata-kata, seperti gagap, artikulasi tidak jelas atau

suara tidak terdengar.

1) Klasifikasi Anak Tunarungu

a. Berdasarkan tingkat kerusakan / kehilangan kemampuan mendengar

percakapan / bicara, orang digolongkan dalam 5 kelompok, yaitu :

1. Sangat ringan 27-40 DB.

2. Ringan 41-55 DB.

3. Sedang 56-70 DB.

4. Berat 71-90 DB.

5. Ekstrim 91 DB keatas.

b. Ketunarunguan berdasarkan tempat terjadinya kerusakan, dapat dibedakan

atas :

1. Kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, sehingga menghambat

bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam telinga disebut tuli konduktif.

2. Kerusakan telinga bagian dalam dan hubungan ke saraf otak yang

menyebabkan tuli sensoris.

c. Karakteristik Ketunarunguan

Kognisi anak tunarungu antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan verbal (verbal IQ) anak tunarungu lebih rendah

dibandingkan kemampuan verbal anak mendengar. Namun performance

IQ anak tunarungu sama dengan anak mendengar.

Page 36: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

23

2. Daya ingat pendek anak tunarungu lebih rendah daripada anak

mendengar, terutama pada informasi yang bersifat suksesif / berurutan.

Namun pada informasi serempak antara anak tunarungu dan anak

mendengar tidak ada perbedaan.

3. Daya ingat jangka panjang hampir tidak ada perbedaan walaupun

prestasi akhir biasanya tetap lebih rendah.

2) Beberapa ciri khas anak tunarungu wicara (Depdikbud, 1983: 9), antara lain :

a. Cara berjalanya cepat dan agak membungkuk. Hal ini disebabkan adanya

kerusakan pada alat pendengaran bagian alat keseimbangan.

b. Gerakan matanya cepat atau agak beringas. Hal ini menunjukkan bahwa ia

ingin menangkap keadaan sekitarnya, sehingga anak tunarungu dapat

disebut sebagai anak pemata.

c. Gerak anggota badannya lincah dan cepat. Hal tersebut terlihat saat

mereka mengadakan komunikasi yang cenderung menggunakan gerak

isyarat dengan orang disekelilingnya, dan anak penderita tunarungu dapat

disebut sebagai manusia motorik.

d. Pada waktu berbicara pernafasannya pendek dan agak terganggu. Hal ini

disebabkan tidak terlatihnya sejak kecil, terutama pada saat menangis yang

merupakan dasar perkembangan bicara atau bahasa.

e. Miskin kosa kata.

f. Sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung arti

kiasan.

Page 37: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

24

g. Sulit mengartikan kata-kata yang abstrak, kurang menguasai irama dan

gaya bahasa.

2.1.3. Proses Pembelajaran

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, kegiatan, dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Hasil dari belajar bukan dari suatu penguasaan hasil latihan, melainkan

perubahan kelakuan.

Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku (Catharina, 2004:

2). Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila

ia tidak belajar maka responnya menurun. Belajar juga dapat diartikan bahwa

belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalaman. Belajar merupakan perubahan relative permanen yang

terjadi karena hasil praktik atau pengalaman. Belajar merupakan perubahan

individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar adalah perubahan disposisi

atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan

perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Proses adalah runtutan perubahan (peristiwa) perkembangan sesuatu

(KBBI, 1993: 206).

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Page 38: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

25

Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self

instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran

yang bersifat eksternal datang dari seorang guru yang disebut teaching atau

pengajaran. Pembelajaran yang berorientasi begaimana si belajar berperilaku,

memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang

bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam

sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar

dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan kemampuan

kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan.

Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar

sedemikian rupa, sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam

berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.

Pembelajaran menurut aliran Behavioristik adalah upaya membentuk

tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi

hubungan lingkungan dengan tingkah laku si belajar.

Menurut Oemar Hamalik (1999: 65) ada tiga ciri khas yang terkandung

dalam sistem pembelajaran, yaitu :

1. Rencana adalah penataan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur

sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.

2. Saling ketergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi

dalam suatu keseluruhan.

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Page 39: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

26

Adapun Prinsip-prinsip dari pembelajaran menurut Achmad Sugandi

(2004: 10) antara lain :

1. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik.

2. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif.

3. Prinsip pembelajaran dari teori humanisme.

4. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencapaian ranah tujuan.

5. Prinsip pembelajaran konstruktivisme.

6. Prinsip pembelajaran bersumber dari asas mengajar.

Proses Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

a) Modifikasi Pembelajaran ABK

Dalam merancang pembelajaran atau Pendidikan Luar Biasa maka kita harus

menemukan dan memenuhi kebutuhan yang unik pada setiap jenis kelainan

yang ada pada siswa. Karena itu Pendidikan Luar Biasa harus bisa melakukan

modifikasi sehingga kebutuhan pendidikan siswa terpenuhi, keterampilan

yang diberikan secara penuh dapat berfungsi dan dikuasai serta seluruh angota

dari kegiatan dapat secara penuh berpartisipasi. Modifikasi secara umum

dilakukan pada :

1. Kurikulumnya (total atau sebagian).

2. Strategi belajarnya ( diganti atau disesuaikan).

3. Materi dan alatnya (medianya).

4. Pengaturan kelasnya (tehnik mengajarnya).

Page 40: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

27

5. Lingkungan (arsitekturnya dan sarana fisiknya).

Secara mendasar yang perlu dirancang dalam pembelajaran adaptif yang

dapat memenuhi kebutuhan pendidikan ABK dapat dikelompokkan menjadi tiga

yaitu : Kelas, program, dan layanannya.

Untuk itu maka dalam pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus bisa

dilakukan pada:

1. Kelas atau Lokasi Pengajaran ABK berlangsung

a. Kelas dan lokasi pengajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga

ABK dapat dengan leluasa menggunakan kelas itu.

b. Modifikasi kelas harus mendukung keberhasilan proses belajar mengajar.

c. Modifikasi kelas harus memenuhi faktor keselamatan.

d. Modifikasi kelas harus memenuhi kebutuhan pendidikan setiap ABK,

sehingga ia efisien menggunakan saluran informasinya yang masih tersisa.

2. Guru

Guru PLB yang dapat memberikan pelayanan Pendidikan Luar Biasa pada

siswa Anak Berkebutuhan Khusus bisa guru biasa dengan berkonsultasi pada

guru khusus atau Guru pembimbing khusus yang memang telah dipersiapkan

dengan kompetensinya. Guru PLB untuk ABK ada beberapa macam

tergantung peran dan kebutuhan layanan, yaitu :

a. Guru Biasa.

b. Guru konsultan.

c. Guru kunjung.

d. Guru Pembimbing khusus.

e. Guru kelas Khusus.

Page 41: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

28

2.1.4. Penjasorkes

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pengertian Pendidikan Jasmani pada umumnya dapat dibedakan dari dua

sudut pandang, yaitu :

a. Pandangan Tradisional

Pandangan tradisional menganggap bahwa pendidikan jasmani semata-mata

hanya mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau

penyelaras pendidikan rokhani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani

hanya sebagai pelengkap saja.

b. Pandangan Modern

Pandangan modern atau sering juga disebut pandangan holistic, menganggap

bahwa manusia bukan sesuatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-

pilah. Manusia adalah kesatuan dari berbagai bagian yang terpadu. Oleh

karena itu Pendidikan Jasmani tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani

saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya adalah proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani

(Adang Suherman, 2000: 23).

2. Tujuan Pendidikan Jasmani

Secara umum tujuan Pendidikan Jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam

empat kategori, yaitu:

Page 42: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

29

a. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan

aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai

organ tubuh seseorang (physical fitness).

b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan

gerak secara efektif, efesien, halus, indah, sempurna (skillful).

c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir

dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani

ke dalam lingkunganya sehingga memungkinkanya tumbuh dan

berkembangnya pengetahuan,sikap, dan tanggung jawab siswa.

d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

3. Bahan Ajar Pendidikan Jasmani

Selain aktivitas jasmani, para penyelenggara Pendidikan Jasmani dituntut

harus memahami secara mendalam beberapa disiplin lainnya yang berada di

bawah payung Pendidikan Jasmani. Beberapa diantaranya adalah, sport medicine,

training theory, sport biomekanik, sport psikologi, sport pedagogi, sport

sosiologi, sport history, dan sport philosophy.

4. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani

Komponen-komponen kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan dan

memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain dan masing-masing komponen

memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh pada

kesegaran jasmani orang. Agar seseorang dapat dikatakan tingkat kondisi fisiknya

Page 43: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

30

baik atau tingkat kesegaran jasmaninya baik, maka status setiap komponen

kesegaran jasmani harus dalam kategori baik.

Secara umum komponen atau unsur-unsur dari kesegaran jasmani itu

adalah :

1) Daya tahan kardiovaskuler (cardiovascular endurance)

Daya tahan kardiovaskuler adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan

pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan

kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan ke jaringan yang aktif

sehingga dapat dipergunakan dalam proses metabolisme tubuh. Daya tahan

otot (muscle endurance).

Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu

kelompok ototnya untuk berkontaksi terus menerus dalam waktu relatif cukup

lama dengan beban tertentu.

2) Kekuatan Otot (muscle strength)

Kekuatan otot adalah tenaga / gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan otot

atau sekelompok otot pada suatu kontraksi maksimal.

3) Kelentukan (flexibility)

Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk

melaksanakan segala aktifitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya,

terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar persendian.

4) Komposisi tubuh (body composition)

Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat

lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas massa otot (40-50 %), tulang (16-

Page 44: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

31

18 %) dan organ-organ tubuh (29-39 %). Berat lemak dinyatakan dalam

presentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat dikatakan makin

kecil presentasi lemak, makin baik kinerja seseorang.

5) Kecepatan gerak (speed of movement)

Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan gerak-gerak yang

sama atau tidak sama secepat mungkin.

6) Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi-

posisi di arena tertentu. Kelincahan sesorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh,

jenis kelamin, berat badan dan kelelahan.

7) Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ

syaraf ototnya, selama melakukan gerak-gerak yang cepat dengan perubahan

letak titik-titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun

dalam gerak dinamis.

8) Kecepatan reaksi (reaction time)

Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberi jawaban

gerak setelah menerima suatu rangsangan.

9) Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan

yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif.

Page 45: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

32

2.1.5. Pembelajaran Adaptif dalam Pendidikan Jasmani bagi ABK

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan

sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun kombinasi dari ketiga aspek

tersebut, sehingga untuk mencapai potensi yang optimal ia memerlukan

Pendidikan luar biasa (PLB).

PLB merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan ABK. Adapun yang dirancang dalam PLB adalah kelas, program dan

layanannya. Sehingga PLB dapat diartikan juga sebagai Spesial Kelas, program

atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak luar

Biasa.

ABK bisa memiliki masalah dalam sensoriknya, motoriknya, belajarnya,

dan tingkah lakunya. Semua ini mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik

anak. Hal ini karena sebagian besar ABK mengalami hambatan dalam merespon

rangsangan yang diberikan lingkungan untuk melakukan gerak, meniru gerak dan

bahkan ada yang memang fisiknya terganggu sehingga ia tidak dapat melakukan

gerakan yang terarah dengan benar.

Di satu sisi, Anak Luar Biasa harus dapat mandiri, beradaptasi, dan

bersaing dengan orang normal, di sisi lain ia tidak secara otomatis dapat

melakukan aktivitas gerak. Secara tidak disadari akan berdampak kepada

pengembangan dan peningkatan kemampuan fisik dan keterampilan geraknya.

Pendidikan Jasmani bagi ABK disamping untuk kesehatan juga harus

mengandung pembetulan kelainan fisik.

Page 46: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

33

Dengan uraian di atas maka jelas bahwa Pendidikan Jasmani yang

diadaptasi dan dimodifikas sesuai dengan kebutuhan, jenis kelainan dan tingkat

kemampuan ABK merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam

keberhasilan Pendidikan bagi ABK. Keberhasilan ini akan terwujud baik pada

PLB dalam bentuk kelas khusus, program khusus, maupun dalam bentuk layanan

khusus di SD biasa maupun di tiap jenjang sekolah biasa lainnya.

Apa dan bagaimana Pendidikan Jasmani bagi ABK atau Pendidikan

Jasmani Adaptif secara sederhana akan diuraikan dibawah ini:

1. Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif

Secara mendasar Pendidikan Jasmani Adaptif adalah sama dengan

Pendidikan Jasmani biasa. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu aspek dari

seluruh proses pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan Jasmani Adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan

yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui,

menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.

Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problem dalam ranah

psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan

sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian ABK bermasalah

dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

peranan Pendidikan Jasmani bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar

dan akan mampu mengembangkan dan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan

tersebut.

Page 47: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

34

2. Ciri-ciri Program Pengajaran Adaptif

Sifat program pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif memiliki ciri

khusus yang menyebabkan nama Pendidikan Jasmani ditambah dengan kata

adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:

a. Program Pengajaran Penjas Adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik

kelainan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada

siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh

kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai korsi roda satu tim dengan yang

normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses

dalam kegiatan tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang

berkorsi roda dimodifikasi. Demikian dengan kegiatan yang lainnya. Oleh

karena itu pendidikan Jasmani Adaptif akan dapat membantu dan menolong

siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.

b. Program Pengajaran Penjas Adaptif harus dapat mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan

Jasmani Adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang

progressif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan

demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat

kemampuan teman sebayanya.

3. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif

Tujuan pendidikan jasmani adaptif anrara lain :

a. Untuk menolong siswa menkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.

b. Membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang

Page 48: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

35

memperburuk keadaannya melalui Pendidikan Jasmani tertentu.

c. Memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam

sejumlah olahraga dan aktivitas jasmani.

d. Menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan

mentalnya.

e. Membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan

perasaan memiliki harga diri.

f. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap

mekanika tubuh yang baik.

g. Menolong siswa memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat

diminatinya.

Page 49: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Metodologi adalah cara yang memecahkan masalah dalam penelitian.

Penggunaan metode harus disesuaikan dengan permasalahan yang dikaji agar

diperoleh hasil dan simpulan yang tepat.

3.1.1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) Populasi adalah keseluruhan dari

subyek penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal, yang

jumlahnya ada 40 siswa tunarungu wicara.

3.1.2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:

131). Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan purposive sample.

Subyek yang diambil tidak keseluruhan, karena alasan tertentu. Salah satunya

adalah adanya beberapa siswa yang sering tidak masuk dalam jangka waktu yang

lama. Jumlah subjek secara keseluruhan ada 40 siswa, karena alasan tertentu,

subyek yang diambil hanya 25 siswa.

Page 50: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

37

3.1.3. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi (2006: 118) Variabel Penelitian adalah obyek

penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

• Variabel bebas

Motivasi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara).

• Variabel Terikat

Proses pembelajaran Penjasorkes.

3.1.4. Instrumen Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh instrumen yang dipakai,

sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesisis diperoleh melalui instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-

betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga data empiris dapat diperoleh

sebagaimana adanya.

Apabila sudah ada instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh

meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Dan bagi instrumen

yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti

harus menyusun sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji

coba dan merevisi (Suharsimi Arikunto, 2006: 166).

Page 51: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

38

3.1.5. Prosedur pengadaan instrumen

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi

variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan

tabel spesifikasi.

2. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan

pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan

surat pengantar, kunci jawaban dan lain-lain yang perlu.

4. Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-

saran, dan sebagainya.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan

mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.

3.1.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Kuesioner atau Angket

Menurut Arikunto (2006: 225) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui .

Kuesioner atau angket digunakan untuk mencari data tentang motivasi

siswa tunarungu wicara dalam Penjasorkes.

Page 52: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

39

2. Metode Observasi

Metode Observai adalah metode pengamatan langsung (Suharsimi

Arikunto, 2006: 229). Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

mengamati proses pembelajaran anak tunarungu wicara di SLB ABC “Swadaya”.

Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa yang terlibat dalam proses

pembelajaran Penjasorkes.

3. Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) metode dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Studi dokumentasi pada penelitian ini diperoleh dari catatan mengenai

guru penjasorkes mengajar dan siswa tunarungu wicara. Selain itu, sebagai bukti

peneliti mengambil gambar kegiatan pembelajaran Penjasorkes guru dan siswa

dalam bentuk foto.

3.1.7. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian ini diawali dengan mengurus perijinan penelitian,

penyusunan angket, uji coba angket, uji validitas dan uji reliabilitas angket.

a. Perijinan Penelitian

Penelitian ini diawali dengan mengurus perijinan di instansi, dalam hal ini

diperlukan surat ijin dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang sebagai pengantar untuk mengadakan penelitian yang ditujukan kepada

kepala Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal.

Page 53: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

40

b. Persiapan Angket Penelitian

Langkah awal dalam penyusunan angket yaitu membuat kisi-kisi angket

yang nantinya dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan, sebelum diuji cobakan

angket dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

c. Uji Coba Angket

Angket merupakan alat ukur sebelum dipergunakan untuk penelitian yang

sesungguhnya, terlebih dahulu diuji cobakan sebagai syarat supaya diperoleh alat

ukur yang valid dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran tersebut dapat

dipercaya.

3.1.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.1.8.1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud. Instrumen disusun sesuai dengan isi dari

keseluruhan masalah yang diteliti dengan langkah-langkah:

1. Menetapkan konsep.

2. Membuat rencana angket.

3. Menyusun angket.

4. Mengkonsultasikan angket kepada ahli.

Page 54: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

41

5. Angket disetujui dan memenuhi validitas

Kriteria valid yang digunakan yaitu dengan mengkorelasikan antara skor

tiap item soal dengan skor total. Untuk mengukur validitas digunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :

∑ ∑∑ ∑∑

−−

−=

)](][)([

))((2222 YYNXXN

XYXYXYNrxy

Keterangan :

rxy : koefesien korelasi antara variabel x dan veriabel y

x : nilai faktor tertentu

y : nilai faktor total

N : jumlah responden

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga pada taraf

signifikasi 5%.

Berdasarkan analisi validitas hasil uji coba instrumen angket diketahui dari

22 soal yang dinyatakan valid ada 21 soal. Kriteria valid yang digunakan rxy>rtabel

pada taraf signifikan 5% dengan N = 25 yaitu 0,396 (Suharsimi Arikunto, 2006:

359). Apabila butir soal memiliki koefisien rxy>rtabel, maka butir soal tersebut

dikatakan valid.

3.1.8.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

Page 55: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

42

tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Dalam penelitian ini untuk

mencari realibilitas, alat ukur digunakan teknik dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown (Suharsimi Arikunto, 2006: 180).

( )2/21/1

2/21/111 1

2r

xrr+

=

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

r1/21/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen

(Suharsimi Arikunto, 2006: 180)

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas uji coba instrumen atau harga

r11=0,91285. Instrumen dikatakan reliabel apabila harga r11 berada lebih besar dari

bilangan batas pada taraf rtebel. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba instrumen

menunjukkan harga r11data berada lebih besar dari bilangan batas rtabel pada taraf

signifikan 5% dengan N=25, yaitu 0,396.

3.1.9. Metode Analisis Data

Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional,

komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah

disediakan, baik secara manual maupun menggunakan jasa komputer. Data yang

Page 56: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

43

diperoleh dari angket dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk

instrumen yang digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006: 239).

Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi :

1. Persiapan

2. Tabulasi

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Tahapan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan

hasil observasi, angket, dan dokumentasi.

2. Reduksi data

Memilih hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.

3. Penyajian data

Sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

4. Pengambilan keputusan

Peneliti berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal

yang sering muncul.

Data dari dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang akan

dianalisis secara deskriptif prosentase dengan langkah sebagai berikut :

a. Menghitung nilai responden dari masing-masing aspek atau sub variabel.

b. Merekap nilai.

c. Menghitung nilai rata-rata.

Page 57: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

44

d. Menghitung prosentasi dengan rumus

%100xNnDP =

Keterangan :

DP : deskriptif prosentase

N : skor empirik (skor yang diperoleh)

n : skor ideal / jumlah nilai responden

3.1.10. Keterbatasan

Walaupun penelitian ini telah diusahakan sebaik-baiknya tetapi ada

beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dialami oleh peneliti diantaranya

yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan angket tertutup, jadi responden tinggal memilih

jawaban yang sesuai dengan keinginannya. Untuk mengatasinya perlu

memberikan pengarahan secukupnya terhadap hal - hal yang belum dimengerti

oleh responden.

2. Kondisi siswa yang tidak normal (tunarungu wicara) menjadikan kesulitan

bagi responden dalam memahami angket, sehingga diperlukan guru

pendamping dalam menjawab angket.

Page 58: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data yang terkumpul maka dapat diperoleh hasil

untuk motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa

ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal yang terdiri

dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Motivasi Siswa mengikuti Pelajaran Penjasorkes

Berdasarkan tabel diatas diperoleh sebanyak 16 siswa atau 64,00% yang

memiliki motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes dalam kategori sedang,

sebanyak 9 siswa atau 36,00% yang memiliki motivasi yang dapat mendorong

siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses

pembelajaran Penjasorkes dalam kategori tinggi dan tidak ada yang memiliki

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 1 berikut.

16 64.0 64.0 64.09 36.0 36.0 100.0

25 100.0 100.0

SedangTinggiTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 59: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

46

Gambar 1.

Diagram Batang Motivasi siswa mengikuti Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan

4.1.1. Motivasi Intrinsik

Berdasarkan analisis data yang terkumpul maka dapat diperoleh hasil

untuk motivasi instrinsik yang terdiri dari indikator menjadikan tubuh sehat,

aktivitas sehari-hari serta untuk mencapai kesuksesan. Motivasi intrinsik yang

dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti

proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal

sebagai berikut:

Page 60: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

47

Tabel 2. Motivasi Instrinsik

Berdasarkan tabel diatas diperoleh sebanyak 17 siswa (68,00%) yang

memiliki motivasi instrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 8 siswa (32,00%)

yang memiliki faktor motivasi instrinsik dalam kategori tinggi dan tidak ada yang

memiliki kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 2

berikut.

Gambar 2

Diagram batang Motivasi Instrinsik Siswa

17 68.0 68.0 68.08 32.0 32.0 100.0

25 100.0 100.0

SedangTinggiTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

32.00%

68.00%

0.00%0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Tinggi Sedang Rendah

Page 61: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

48

0.0%

76.0%

24.0%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

Tinggi Sedang Rendah

4.1.2. Motivasi Ekstrinsik

Sedangkan motivasi ekstrinsik yang terdiri dari indikator untuk

bermasyarakat, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta mendapatkan

kesenangan. Motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di

SLB ABC “Swadaya” Kendal diperoleh hasil analisis sebagai berikut.

Tabel 3. Motivasi Ekstrinsik

Berdasarkan tabel diatas diperoleh sebanyak 19 siswa (76,00%) yang

memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 6 siswa (24,00%)

yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori rendah dan tidak ada yang

memiliki kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar 3

berikut.

Gambar 3 Diagram Batang Motivasi Ekstrinsik Siswa

6 24.0 24.0 24.019 76.0 76.0 100.025 100.0 100.0

RendahSedangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 62: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

49

1. Motivasi Intrinsik

a. Menjadikan Tubuh Sehat

Hasil penelitian motivasi intrinsik pada indikator menjadikan tubuh

yang sehat terdiri dari 5 butir pertanyaan yang memuat tentang faktor

kesehatan, tubuh yang sehat, badan menjadi kurus, dan untuk menjaga

kesehatan badan. Secara terperinci hasil penelitian masing-masing faktor

dari menjadikan tubuh yang sehat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor Kesehatan

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) di

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal untuk kesehatan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Faktor Kesehatan

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 25 siswa atau 100%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes agar tubuh

menjadi sehat. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi agar tubuh

menjadi sehat tidak ada (0,00%). Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam

Gambar 4 berikut :

25 100.0 100.0 100.0YaValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 63: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

50

100.00%

Ya

Gambar 4.

Diagram lingkaran Faktor Kesehatan

2) Faktor Tubuh yang kuat

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) di

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk memperoleh tubuh

menjadi lebih kuat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Faktor Tubuh yang kuat

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 16 siswa atau 64,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes agar tubuh

menjadi kuat. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi agar tubuh

menjadi kuat sebanyak 9 siswa atau 36,00%. Hasil selengkapnya dapat

dilihat dalam Gambar 5. berikut :

16 64.0 64.0 64.09 36.0 36.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 64: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

51

36.00%

64.00%

TidakYa

Gambar 5.

Diagram lingkaran faktor tubuh menjadi kuat

3) Faktor Badan menjadi kurus

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) di

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk memperoleh badan

yang lebih kurus diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Faktor Badan Menjadi Kurus

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 20 siswa atau 80,00%

tidak memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes agar

badan menjadi lebih kurus. Sedang siswa yang memiliki motivasi agar

5 20.0 20.0 20.020 80.0 80.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 65: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

52

80.00%

20.00%

TidakYa

badan menjadi lebih kurus sebanyak 5 siswa atau 20,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 6. berikut:

Gambar 6.

Diagram Lingkaran faktor tubuh menjadi kurus

4) Faktor Menjaga kesehatan badan

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) di

Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk menjaga kesehatan

badan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 7. Faktor Menjaga Kesehatan Badan

22 88.0 88.0 88.03 12.0 12.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 66: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

53

12.00%

88.00%

TidakYa

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 22 siswa atau 88,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes untuk

menjaga kesehatan badan. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi

untuk menjaga kesehatan badan sebanyak 3 siswa atau 12,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 7. berikut:

Gambar 7

Diagram Lingkaran Faktor untuk Menjaga Kesehatan Badan

b. Aktivitas Sehari-hari

Hasil penelitian motivasi intrinsik pada indikator aktivitas sehari-

hari yang terdiri dari 5 butir pertanyaan yang memuat tentang faktor hobi,

kebutuhan, menjaga kondisi fisik tetap sehat dan kesenangan sejak kecil..

Secara terperinci hasil penelitian masing-masing faktor dari aktivitas

sehari-hari dapat dijelaskan sebagai berikut.

Page 67: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

54

36.00%

64.00%

TidakYa

1) Faktor Hobi

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena merupakan

hobi yang harus dikembangkan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 8. Faktor Hobi

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 16 siswa atau 64,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes merupakan

salah satu hobi mereka. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi yang

merupakan salah satu hobi sebanyak 9 siswa atau 36,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 8. berikut:

Gambar 8

Diagram Lingkaran Faktor Hobi

16 64.0 64.0 64.09 36.0 36.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 68: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

55

2) Faktor Kebutuhan

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal merupakan salah

satu kebutuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Faktor Kebutuhan

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 13 siswa atau 52,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes merupakan

salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedang siswa yang tidak

memiliki motivasi yang merupakan salah satu kebutuhan sebanyak 12

siswa atau 48,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 9.

berikut:

12 48.0 48.0 48.013 52.0 52.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 69: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

56

52.00% 48.00%

TidakYa

Gambar 9.

Diagram Lingaran Faktor Kebutuhan

3) Faktor Kondisi fisik menjadi lebih baik

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk

memperoleh kondisi fisik menjadi lebih baik diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 10. Faktor Kondisi Fisik menjadi Lebih Baik

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 18 siswa atau 72,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes untuk

memperoleh kondisi fisik menjadi lebih baik. Sedang siswa yang tidak

18 72.0 72.0 72.07 28.0 28.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 70: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

57

28.00%

72.00%

TidakYa

memiliki motivasi agar kondisi fisik menjadi lebih baik sebanyak 7 siswa

atau 28,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 10. berikut:

Gambar 10

Diagram Lingkaran Faktor Kondisi Fisik menjadi lebih Baik

4) Faktor Kesenangan Sejak kecil

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal merupakan

kesenangan sejak kecil diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 11. Faktor Kesenangan Sejak Kecil

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 11 siswa atau 44,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes merupakan

kesenangan sejak waktu kecil. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi

11 44.0 44.0 44.014 56.0 56.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 71: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

58

56.00%

44.00%

TidakYa

yang merupakan kesenangan sejak kecil sebanyak 14 siswa atau 56,00%.

Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 11. berikut:

Gambar 11

Diagram Lingkaran Faktor Kesenangan Sejak Kecil

c. Untuk Mencapai Sukses

Hasil penelitian motivasi intrinsik pada indikator untuk mencapai

sukses terdiri dari 3 butir pertanyaan yang memuat tentang cita-cita sejak

kecil, keinginan menjadi atlit dan untuk memperoleh nilai yang baik.

Secara terperinci hasil penelitian masing-masing faktor dari untuk

mencapai sukses dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor Cita-cita menjadi guru Olahraga

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena memiliki

cita-cita untuk menjadi guru olahraga diperoleh hasil sebagai berikut :

Page 72: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

59

48.00% 52.00%

TidakYa

Tabel 12. Faktor Cita-cita Menjadi Guru Olahraga

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 13 siswa atau 52,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

memiliki cita-cita menjadi guru olahraga. Sedang siswa yang tidak

memiliki motivasi untuk menjadi guru olahraga sebanyak 12 siswa atau

48,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 12. berikut:

Gambar 12

Diagram Lingkaran Faktor Keinginan Menjadi Guru Olahraga

13 52.0 52.0 52.012 48.0 48.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 73: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

60

32.00%

68.00%

TidakYa

2) Faktor Keinginan menjadi atlit

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena memiliki

keiginan untuk menjadi atlit diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 13. Faktor Keinginan Menjadi Atlit

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 17 siswa atau 68,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

memiliki keinginan untuk menjadi atlit. Sedang siswa yang tidak memiliki

motivasi untuk menjadi atlit sebanyak 8 siswa atau 32,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 13. berikut:

Gambar 13

Diagram Lingkaran Faktor Keinginan Menjadi Atlit

17 68.0 68.0 68.08 32.0 32.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 74: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

61

4.00%

96.00%

TidakYa

3) Faktor Nilai yang bagus

Motivasi intrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk

memperoleh nilai yang bagus diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 14. Faktor Nilai yang bagus

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 24 siswa atau 96,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

ingin memperoleh nilai yang bagus. Sedang siswa yang tidak memiliki

motivasi untuk memperoleh nilai yang bagus sebanyak 1 siswa atau

4,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 14. berikut:

Gambar 14.

Diagram Lingkaran Faktor nilai yang bagus

24 96.0 96.0 96.01 4.0 4.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 75: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

62

2. Motivasi Ekstrinsik

a. Untuk bermasyarakat

Hasil penelitian motivasi ekstrinsik pada indikator untuk

bermasyarakat terdiri dari 6 butir pertanyaan yang memuat tentang faktor

guru yang baik, permintaan orang tua, mencari teman, dan kebanggan orang

tua. Secara terperinci hasil penelitian masing-masing faktor dari untuk

bermasyarakat dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor Guru yang baik

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena guru

olahraga yang baik diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 15. Faktor guru yang baik

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 14 siswa atau 56,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

faktor guru yang baik. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi

mengikuti pelajaran Penjasorkes karena guru yang baik sebanyak 11

responden atau 44,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar

15. berikut :

14 56.0 56.0 56.011 44.0 44.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 76: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

63

44.00%

56.00%

TidakYa

Gambar 15.

Diagram Lingkaran Faktor Guru yang Baik

2) Permintaan orang tua

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk permintaan

dari orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 16. Faktor Permintaan Orang Tua

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 15 siswa atau 60,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

permintaan orang tua. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi karena

permintaan orang tua sebanyak 10 siswa atau 40,00%. Hasil selengkapnya

dapat dilihat dalam Gambar 16. berikut:

15 60.0 60.0 60.010 40.0 40.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 77: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

64

40.00%

60.00%

TidakYa

Gambar 16.

Diagram Lingkaran Faktor Permintaan Orang Tua

3) Mencari teman

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk mencari

teman diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 17. Faktor Untuk Mencari Teman

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 20 siswa atau 80,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes untuk

mencari teman. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi untuk mencari

20 80.0 80.0 80.05 20.0 20.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 78: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

65

20.00%

80.00%

TidakYa

teman sebanyak 5 siswa atau 20,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat

dalam Gambar 17 berikut:

Gambar 17.

Diagram Lingkaran Faktor Mencari Teman

4) Kebanggaan Orang tua

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kendal untuk kebanggaan orang tua diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 18. Faktor Kebanggan Orang Tua

13 52.0 52.0 52.012 48.0 48.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 79: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

66

48.00% 52.00%

TidakYa

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 13 siswa atau 52,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

untuk kebanggaan orang tua. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi

untuk kebanggaan orang tua sebanyak 12 siswa atau 48,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 18. berikut:

Gambar 18.

Diagram Lingkaran Faktor Kebanggan Orang Tua

5) Simpati

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kendal karena faktor simpati diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 19. Faktor Simpati

19 76.0 76.0 76.06 24.0 24.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 80: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

67

48.00% 52.00%

TidakYa

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 19 siswa atau 76,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

faktor simpati. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi mengikuti

pelajaran Penjasorkes karena faktor simpati sebanyak 6 siswa atau

24,00%. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 19. berikut:

Gambar 19. Diagram Lingkaran Faktor Simpati

b. Mendapatkan Pengetahuan dan Pengalaman

Hasil penelitian motivasi ekstrinsik pada indikator mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman terdiri dari 2 butir pertanyaan yang memuat

tentang faktor mencari pengalaman dan menambah wawasan. Secara

terperinci hasil penelitian masing-masing faktor dari mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman dapat dijelaskan sebagai berikut.

Page 81: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

68

44.00%

56.00%

TidakYa

1) Mencari Pengalaman

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal untuk mencari

pengalaman diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 20. Faktor Pengalaman

Berdasarkan tabel di atas, bahwa sebanyak 14 siswa atau 56,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes

dikarenakan mencari pengalaman. Sedang siswa yang tidak memiliki

motivasi untuk mencari pengalaman sebanyak 11 siswa atau 44,00%. Hasil

selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 20. berikut:

Gambar 20.

Diagram Lingkaran Faktor Pengalaman

14 56.0 56.0 56.011 44.0 44.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 82: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

69

52.00% 48.00%

TidakYa

2) Faktor Menambah Wawasan

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kendal untuk menambah wawasan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 21. Faktor Menambah Wawasan

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 12 siswa atau 48,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes untuk

menambah wawasan. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi untuk

menambah wawasan sebanyak 13 siswa atau 52,00%. Hasil selengkapnya

dapat dilihat dalam Gambar 21. berikut:

Gambar 21. Diagram Lingkaran Faktor Menambah Wawasan

12 48.0 48.0 48.013 52.0 52.0 100.025 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 83: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

70

c. Mendapatkan Kesenangan

Hasil penelitian motivasi ekstrinsik pada indikator mendapatkan

kesenangan terdiri dari 2 butir pertanyaan yang memuat tentang faktor

mencari perhatian dan kesenangan orang tua. Secara terperinci hasil penelitian

masing-masing faktor dari mendapatkan kesenangan dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Faktor Memperoleh Pujian

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal Kecamatan

Kaliwungu Kabupaten Kendal untuk memperoleh pujian diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 22. Faktor Memperoleh Pujian

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 17 siswa atau 68,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes untuk

memperoleh pujian. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi untuk

memperoleh pujian sebanyak 8 siswa atau 32,00%. Hasil selengkapnya

dapat dilihat dalam Gambar 22. berikut:

17 68.0 68.0 68.08 32.0 32.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 84: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

71

32.00%

68.00%

TidakYa

Gambar 22.

Diagram Lingkaran Faktor Memperoleh Pujian

2) Faktor Hobi orang tua

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena merupakan

hoby orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 23. Faktor Hobi Orang Tua

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 23 siswa atau 92,00%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes

dikarenakan hobi orang tua. Sedang siswa yang tidak memiliki motivasi

23 92.0 92.0 92.02 8.0 8.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 85: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

72

8.00%

92.00%

TidakYa

karena hobi orang tua sebanyak 2 siswa atau 8,00%. Hasil selengkapnya

dapat dilihat dalam gambar 23. berikut:

Gambar 23.

Diagram Lingkaran Faktor Hobi Orang Tua

d. Peran Serta Guru

Hasil penelitian motivasi ekstrinsik pada indikator peran serta guru

terdiri dari 1 butir pertanyaan yang memuat tentang faktor pelajaran

Penjasorkes merupakan pelajaran yang menarik. Secara terperinci hasil

penelitian faktor dari peran serta guru dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pelajaran yang menarik

Motivasi ekstrinsik mengikuti pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal karena pelajaran

Penjasorkes merupakan pelajaran yang menarik diperoleh hasil sebagai

berikut :

Page 86: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

73

8.00%

92.00%

TidakYa

Tabel 24. Faktor Pelajaran yang Menarik

Berdasarkan tabel diatas, bahwa sebanyak 23 siswa atau 92%

memiliki motivasi mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes karena

pelajaran Penjasorkes merupakan pelajaran yang menarik. Sedang siswa

yang tidak memiliki motivasi karena pelajaran Penjasorkes merupakan

pelajaran yang menarik sebanyak 2 siswa atau 8,00%. Hasil selengkapnya

dapat dilihat dalam Gambar 24 berikut:

Gambar 24.

Diagram Lingkaran Faktor Pelajaran Yang Menarik

23 92.0 92.0 92.02 8.0 8.0 100.0

25 100.0 100.0

YaTidakTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 87: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

74

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa motivasi yang

dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti

proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal

berdasarkan analisis data yang terkumpul maka dapat diperoleh hasil sebanyak 16

siswa atau 64,00% yang memiliki motivasi yang dapat mendorong siswa

berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran

Penjasorkes dalam kategori sedang, sebanyak 9 siswa atau 36,00% yang memiliki

motivasi yang dapat mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara)

dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes dalam kategori tinggi dan tidak

ada yang memiliki kategori rendah.

Motivasi intrinsik yang mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu

wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan sebanyak 68,00% dalam kategori sedang.

Selain motivasi intrinsik yang berperan dalam memotivasi siswa

berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran

Penjasorkes, motivasi dari luar (ekstrinsik) juga berperan di dalamnya. Hasil

survei menunjukkan bahwa besarnya motivasi ekstrinsik rata-rata mencapai

76,00% dalam kategori sedang.

1. Motivasi Intrinsik

Berdasarkan hasil analisis di atas maka motivasi intrinsik yang mendorong

siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebanyak 68,00% dalam

Page 88: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

75

kategori sedang. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar siswa

memiliki motivasi intrinsik yang muncul dari diri siswa dalam menguikuti

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Motivasi yang muncul dari diri siswa

dalam hal keinginan untuk memperoleh kesehatan bagi tubuhnya. Ada beberapa

alasan penderita tunarungu wicara mengikuti kegiatan Penjasorkes ditinjau dari

motivasi intrinsik, antara lain: faktor kesehatan sebanyak 100%, tubuh yang kuat

64,00%, badan menjadi kurus sebanyak 80,00%, menjaga kesehatan badan

sebanyak 88,00%, faktor hobi sebanyak 64,00%, faktor kebutuhan sebanyak

52,00%, kondisi fisik menjadi baik sebanyak 72,00%, kesenangan sejak kecil

sebanyak 44,00%, cita-cita menjadi guru olahraga 52,00%, keinginan menjadi

atlet 68,00%, dan mendapat nilai bagus 96,00%.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keinginan untuk memperoleh kesehatan

dengan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan secara

keseluruhan dijawab “ya” oleh seluruh responden (100%). Hal ini memberikan

gambaran bahwa siswa telah mengetahui bahwa dengan mengikuti pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan kondisi kesehatan badan akan semakin baik.

Demikian pula untuk menjaga kesehatan badan, sebanyak 88,00% responden

menjawab bahwa dengan mengikuti pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

akan dapat menjaga kesehatan badan. Karena dengan berolahraga kondisi badan

akan lebih terjamin kesehatannnya dibandingkan dengan yang tidak ikut dalam

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Sedangkan pada indikator-indikator yang lain misalnya karena faktor

kesenangan sejak kecil, sebagian besar responden menjawab tidak, yaitu sebanyak

Page 89: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

76

56,00%. Hal ini memberikan gambaran bahwa keinginan untuk mengikuti

pendidikan jasmani belum muncul sejak dini pada diri siswa berkebutuhan khusus

(tunarungu wicara) siswa Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal.

Secara keseluruhan bahwa motivasi intrinsik siswa berkebutuhan khusus

(tunarungu wicara) Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal termasuk dalam

kategori sedang yaitu sebanyak 68,00% sedangkan lainnya termasuk dalam

kategori tinggi sebanyak 32,00% dan yang termasuk dalam kategori kurang tidak

ada. Hal ini memberikan gambaran bahwa kebutuhan siswa akan kesehatan badan

dengan ikut pada pendidikan jasmani telah muncul dari diri siswa berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara) siswa Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal.

2. Motivasi Esktrinsik

Motivasi ekstrinsik terjadi karena adanya dorongan atau rangsangan dari

luar diri siswa. Menurut Max Darsono (2000 : 63) motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dalam diri seorang karena pengaruh dari rangsangan luar.

Hasil survei menunjukkan bahwa besarnya motivasi ekstrinsik rata-rata mencapai

76,00% dalam kategori sedang. Ada beberapa alasan penderita tunarungu wicara

mengikuti kegiatan Penjasorkes ditinjau dari motivasi ekstrinsik, antara lain: guru

yang baik sebanyak 56,00%, permintaan orang tua sebanyak 60,00%, mencari

teman sebanyak 80,00%, kebanggaan orang tua sebanyak 52,00%, faktor simpati

sebanyak 76,00%, mencari pengalaman sebanyak 56,00%, menambah wawasan

sebanyak 48,00%, memperoleh pujian sebanyak 68,00%, hobi orang tua sebanyak

92,00%, dan pelajaran yang menarik sebanyak92,00%.

Page 90: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

77

Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi

ekstrinsik diluar tingkah laku tersebut. Menurut hasil penelitian bahwa motivasi

ekstrinsik siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) siswa Sekolah Luar

Biasa ABC “Swadaya” Kendal termasuk dalam kategori sedang. Hal ini

memberikan gambaran bahwa para siswa Sekolah Luar Biasa ABC masih

memerlukan motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi dari luar diri

siswa tersebut dapat berasal dari teman sebaya, orang tua pendidikan maupun

pihak luar yang dapat meningkatkan minat untuk mengikuti pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan. Dengan dorongan yang ada karena adanya keterbatasan

yang ada (tunarungu wicara) maka siswa Sekolah Luar Biasa sangat memerlukan

dorongan dari luar.

Page 91: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

78

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, motivasi yang dapat

mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti

proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Luar Biasa ABC “Swadaya” Kendal

sudah baik. Karena sebanyak 16 siswa atau 64,00% memiliki motivasi yang dapat

mendorong siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti

proses pembelajaran Penjasorkes dalam kategori sedang, sebanyak 9 siswa atau

36,00% dalam kategori tinggi. Faktor motivasi instrinsik yang dapat mendorong

siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses

pembelajaran Penjasorkes dalam kategori sedang sebanyak 68,00% dan sebanyak

32,00% memiliki faktor motivasi intrinsik yang tinggi. Sedangkan yang memiliki

faktor motivasi ekstrinsik dalam kategori sedang sebanyak 76,00% dan sebanyak

14,00% memiliki faktor motivasi ekstrinsik dalam kategori rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka dikemukakan saran-saran

sebagai berikut:

1. Pemberian motivasi dari guru olahraga sangat diperlukan untuk

menumbuhkan motivasi dari luar siswa, karena dengan memberikan motivasi

berupa dorongan untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan cara

Page 92: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

79

keikutsertaan dalam pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

akan dapat menjaga kesehatan tubuh siswa.

2. Dengan penuh kesabaran dan perhatian yang khusus, perlunya diberikan

semangat bagi pada siswa untuk selalu ingin maju dan berkembang seperti

halnya anak-anak normal lainnya. Dengan pemberian semangat tersebut akan

dapat memunculkan motivasi dari diri siswa yang mengalami berkebutuhan

khusus (tunarungu wicara).

Page 93: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

80

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta. Andurrahman Mulyono. 1990. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta. Achmad Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UMK UNNES. Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Beltasar Tarigan. 1999. penjaskes Adaptif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Dimyati Mahmud. 1989. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Dimyati dan Mudjiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosdakarya. Harsuki. 1999. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Kamiso. 1991. Ilmu Kepelatihan Dasar. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1993. Jakarta: Balai Pustaka. M Amin. 1981. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. Max Darsono. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Monty Satiadarma. 2000. Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta : Primacon

Jaya Dinamika. Oemar Hamalik. 1999. kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. -------------------- 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo. Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers.

Page 94: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

81

Singgih D. Gunarso. 1989. Psikologi Olahraga. Semarang: FPOK IKIP. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Hs. 1989. Ortodidaktik Tuna Rungu Wicara Jurusan B Untuk SPGLB.

Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tri Anni Chatarina, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UMK UNNES. Yusuf Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :

Rosdakarya. http://id.wikipedia.org/wiki/Anak berkebutuhan khusus (20/ 1/ 2009)

Page 95: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

82

Page 96: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

83

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Kampus Sekaran Gunung pati Semarang 50229 Telp.8508007 Fax.8508007 Email: FIK-UNNES [email protected]

KEPUTUSAN

DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 07/FIK/2008

TENTANG PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI SMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2008/2009

DEKAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Menimbang : bahwa untuk memperlancar mahasiswa FIK membuat skripsi, maka

perlu menetapkan Dosen-dosen FIK UNNES untuk menjadi pembimbing.

Mengingat : 1. ..................................................................... Memperhatikan : Usul Ketua Jurusan PJKR tanggal 1 September 2008

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA : menunjuk dengan menugaskan kepada : 1. Nama : Drs. Uen Hartiwan, M.Pd NIP : 131281216 Pangkat/Gol : Pembina/ IV a Jabatan : Lektor Kepala Mata Kuliah : Pend. Gerak Softball Sebagai Pembimbing Utama 2. Nama : Drs. H. Sulaiman, M.Pd NIP : 131813670 Pangkat/Gol : Pembina/ IV a Jabatan : Lektor Kepala Mata Kuliah : Biomekanika Olahraga Sebagai Pembimbing Pendamping Untuk membimbing mahasiswa penyusun skripsi : Nama : DIAN LUTHFIYANA NIM : 6101405069 Jurusan : PJKR Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 4 September 2008 An. Dekan Pembantu Dekan Bidang Akademik Drs. M. Nasution, M.Pd NIP. 131876219

Page 97: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

84

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PJKR Kampus Sekaran Gunung pati Semarang 50229 Telp.8508007 Fax.8508007 Email: FIK-UNNES [email protected]

Nomor : 464/PJKR/VII/2008 Lamp : - Hal : Usul Penetapan pembimbing Yth. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES Kampus Sekaran Gunung Pati di SEMARANG Merujuk Keputusan Rektor UNNES Nomor 73/1995 tentang Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program S1 Pasal 7 mengenai Penentuan Pembimbing, dengan ini saya usulkan :

1. Nama : Drs. Uen Hartiwan, M.Pd NIP : 131281216 Pangkat/Gol : Pembina/ IV a Jabatan : Lektor Kepala Mata Kuliah : Pend. Gerak Softball Sebagai Pembimbing Utama 2. Nama : Drs. H. Sulaiman, M.Pd NIP : 131813670 Pangkat/Gol : Pembina/ IV a Jabatan : Lektor Kepala Mata Kuliah : Biomekanika Olahraga Sebagai Pembimbing Pendamping Dalam penyusunan Skripsi oleh mahasiswa : Nama : DIAN LUTHFIYANA NIM : 6101405069 Jurusan : PJKR

TEMA : ”SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU

WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC ”SWADAYA” KENDAL”

Untuk itu mohon diterbitkan surat penetapannya. Ketua Jurusan PJKR Drs. Hermawan Pamot. R, M.Pd NIP. 131961216

Page 98: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

85

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Kampus Sekaran Gunung pati Semarang 50229 Telp.8508007 Fax.8508007 Email: FIK-UNNES [email protected]

Nomor : 1127/H37.1.6/PP/2008 Lamp : Hal : Permohonan Observasi Lapangan Yth. Kepala SLB ABC ”Swadaya”

Jl. Masjid No. 30 Karangtengah

Kaliwungu, Kab. Kendal

Dengan hormat,

Dalam rangka tugas penyelesaian tugas Skripsi mahasiswa kami jurusan PJKR FIK –

UNNES, dengan ini Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES memohonkan ijin untuk

melakukan observasi di tempat saudara yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-15

Januari 2009.

Nama : DIAN LUTHFIYANA

NIM : 6101405069

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

An. Dekan

Pembantu Dekan Bid. Akademik

Drs. M. Nasution, M.Pd

NIP. 131876219

Page 99: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

86

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Kampus Sekaran Gunung pati Semarang 50229 Telp.8508007 Fax.8508007 Email: FIK-UNNES [email protected]

Nomor : 42B/H37.1.6/PL/2008 Lamp : Hal : Permohonan Ijin Penelitian Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi mahasiswa kami untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata 1, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES memohon ijin Saudara: Nama : DIAN LUTHFIYANA NIM : 6101405069 Prodi/Smester : PJKR S1 / VII Untuk mengadakan penelitian dengan judul : ‘SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNA RUNGU) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJAS DI SEKOLAH LUAR BIASA ABC ” SWADAYA” KENDAL” Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Page 100: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

87

SLB ABC ”SWADAYA’ KENDAL Jl. Masjid No. 30 Karangtengah

Kecamatan Kaliwungui Kabupaten Kendal Tlp. 08157682454

SURAT KETERANGAN No. 009/SK/SLB/II/2009

Berdasarkan Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu

Keolahragaan Semarang no. 42 b/H.37.1.6/PL/2009 untuk mahasiswa

program studi Strata 1 Ilmu Keolahragaan tersebut di bawah ini :

Nama : DIAN LUTHFIYANA

NIM : 6101405069

Prodi : PJKR / S1

Judul : ”SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN

KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC ”SWADAYA”

KENDAL”

Kaliwungu, 27 Februari

Kepala

SLB ABC ”Swadaya” Kendal

RIYATNI NIP. 130884096

Page 101: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

88

KISI-KISI ANGKET MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

(TUNARUNGU WICARA) DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PENJASORKES

Motivasi Komponen Indikator Pertanyaan Jawaban Ya Tidak

Motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. • Motivasi intrinsik

adalah dorongan yang berasal dari diri sendiri.

• Motivasi ekstrinsik terjadi karena dorongannya tumbuh karena adannya rangsangan dari luar.

Motivasi intrinsik Motivasi ekstrinsik

1. Menjadikan tubuh sehat

2. Aktivitas

sehari-hari 3. Untuk

mencapai sukses

1. 1. Untuk ber-

masyarakat

1. Saya mengikuti pelajaran penjas agar tubuh menjadi sehat.

2. Saya mengikuti pelajaran penjas supaya tubuh kuat.

3. Saya mengikuti pelajaran penjas agar badan saya kurus.

4. Saya mengikuti pelajaran penjas untuk menjaga kesehatan badan.

1. Saya mengikuti pelajaran

penjas karena hobi saya olahraga.

2. Olahraga merupakan kebutuhan saya.

3. saya mengikuti pelajaran penjas untuk menghilangkan kejenuhan di dalam kelas.

4. Kondisi fisik saya menjadi baik setelah mengikuti pelajaran penjas.

5. Saya senang berolahraga sejak kecil.

1. Saya mengikuti pelajaran

penjas karena cita-cita saya menjadi guru olahraga.

2. Saya mengikuti pelajaran penjas karena saya ingin menjadi atlet.

3. Saya ingin mendapatkan nilai yang bagus.

1. Saya mengikuti pelajaran

penjas karena guru olahraga saya baik.

Page 102: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

89

2. Mendapat pengetahuan dan pengalaman

3. Mendapat kesenangan

4. Peran serta guru

2. Saya mengikuti pelajaran penjas karena disuruh orang tua saya.

3. Saya mengikuti pelajaran penjas agar teman saya tambah banyak.

4. Saya mengikuti pelajaran penjas agar orang tua saya bangga saya bisa melakukan olahraga.

5. Saya ingin mendapat simpati dari guru olahraga.

1. Setelah mengikuti pelajaran penjas, pengalaman berolahraga saya menjadi banyak.

2. Setelah mengikuti pelajaran penjas wawasan saya bertambah banyak.

1. Saya mengikuti pelajaran

penjas agar dipuji teman. 2. Saya mengikuti pelajaran

penjas karena orang tua saya senang berolahraga.

1. Saya mengikuti pelajaran

penjas karena guru olahraga saya ramah, baik, akrab dengan saya, dan pembelajarannya mudah dipahami karena gerakan-gerakannya mudah.

Page 103: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

90

ANGKET UJI COBA PENELITIAN

SLB BAGIAN B WIDYA BHAKTI SEMARANG

Page 104: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

91

TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

No No Resp BUTIR SOAL BUTIR SOAL Total Ganjil Genap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 10 10 2 UC-02 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 8 11 3 UC-03 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 10 10 4 UC-04 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16 8 8 5 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 10 10 6 UC-06 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 8 9 7 UC-07 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 8 9 8 UC-08 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15 7 8 9 UC-09 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 14 7 7

10 UC-10 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 6 9 11 UC-11 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 12 7 5 12 UC-12 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 16 6 10 13 UC-13 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 3 1 14 UC-14 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17 9 8 15 UC-15 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 17 8 9 16 UC-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 18 9 9 17 UC-17 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 2 18 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 11 11 19 UC-19 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 14 7 7 20 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 11 10 21 UC-21 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 10 5 5 22 UC-22 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 9 10 23 UC-23 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 15 7 8 24 UC-24 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 13 6 7 25 UC-25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 14 7 7

Valid

itas

�X 22 24 14 24 17 19 8 20 16 17 18 22 24 13 20 19 19 16 13 10 17 16 388 188 200 �X2 22 24 14 24 17 19 8 20 16 17 18 22 24 13 20 19 19 16 13 10 17 16 �XY 362 385 246 384 288 323 122 333 276 297 301 364 385 226 339 322 325 285 225 183 295 274

rxy 0.556 0.561 0.508 0.516 0.455 0.578 -0.041 0.496 0.507 0.625 0.423

0.610

0.561

0.426

0.628 0.558 0.6

20 0.67

1 0.40

9 0.49

9 0.58

7 0.47

0

rtabel 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396

0.396

0.396

0.396

0.396 0.396 0.3

96 0.39

6 0.39

6 0.39

6 0.39

6 0.39

6 �

Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid �

Page 105: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

92

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus :

Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel

Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.

No. X Y X2 Y2 XY 1 1 20 1 400 20 2 0 19 0 361 0 3 1 20 1 400 20 4 1 16 1 256 16 5 1 20 1 400 20 6 1 17 1 289 17 7 1 17 1 289 17 8 1 15 1 225 15 9 1 14 1 196 14 10 1 15 1 225 15 11 1 12 1 144 12 12 1 16 1 256 16 13 0 4 0 16 0 14 1 17 1 289 17 15 1 17 1 289 17 16 1 18 1 324 18 17 0 3 0 9 0 18 1 22 1 484 22 19 1 14 1 196 14 20 1 21 1 441 21 21 1 10 1 100 10 22 1 19 1 361 19 23 1 15 1 225 15 24 1 13 1 169 13 25 1 14 1 196 14 Σ 22 388 22 6540 362

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :

25 x 362

rxy

=

25 x 22 - 22 2

rxy = 0.556

Pada α = 5% dengan N= 25 diperoleh rtabel = 0,396

karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.

( )( )( ){ } ( ){ }2222xyr

ΣΥ−ΝΣΥΣΧ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧ−ΝΣΧΥ=

Page 106: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

93

PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENYESUAIAN DIRI

Rumus : Kriteraia : Antara 0,800 - 1,00 adalah sangat tinggi Antara 0,600 - 0,800 adalah tinggi Antara 0,400 - 0,600 adalah Cukup Antara 0,200 - 0,400 adalah sangat rendah Perhitungan : berikut ini perhitungan korelasi antara skor ganjil dan genap No. X Y X2 Y2 XY 1 10 10 100 100 100 2 8 11 64 121 88 3 10 10 100 100 100 4 8 8 64 64 64 5 10 10 100 100 100 6 8 9 64 81 72 7 8 9 64 81 72 8 7 8 49 64 56 9 7 7 49 49 49 10 6 9 36 81 54 11 7 5 49 25 35 12 6 10 36 100 60 13 3 1 9 1 3 14 9 8 81 64 72 15 8 9 64 81 72 16 9 9 81 81 81 17 1 2 1 4 2 18 11 11 121 121 121 19 7 7 49 49 49 20 11 10 121 100 110 21 5 5 25 25 25 22 9 10 81 100 90 23 7 8 49 64 56 24 6 7 36 49 42 25 7 7 49 49 49 � 188 200 1542 1754 1622 Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :

25 x 1622 188 x 200

rxy

= 25 x 1542 - 188 2 25 x 1754 - 200 2 rxy = 0.840 Setelah diketahui hasil rxy maka dimasukan dalam rumus reliabilitas r11 = 2 x 0.840 1 + 0.84 r11 = 0.91285 Pada � = 5% dengan N= 25 diperoleh rtabel = 0,396 karena rxy > r tabel, maka angket tersebut reliabel

xy

xy11 r1

r.2r

+=

Page 107: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

94

ANGKET PENELITIAN

SLB ABC ”SWADAYA” KENDAL

Page 108: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

95

TABEL DISTRIBUSI DATA HASIL PENELITIAN

No Nomor Angket Jumlah Kategori1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Tinggi2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 8 Tinggi3 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 7 Sedang4 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Tinggi5 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 Sedang6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Tinggi7 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 Sedang8 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4 Sedang9 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6 Sedang

10 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 Sedang11 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 6 Sedang12 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 Tinggi13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 Tinggi14 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 6 Sedang15 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 Sedang16 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 7 Sedang17 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 6 Sedang18 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 6 Sedang19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 Tinggi20 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 6 Sedang21 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5 Sedang22 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 9 Tinggi23 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 Sedang24 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5 Sedang25 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 7 Sedang�X 25 16 5 22 16 12 18 11 13 17 18 173

Jawaban Ya 25 16 5 22 16 12 18 11 13 17 18 173 Jawaban Tidak 0 9 20 3 9 13 7 14 12 8 7 102

Ya 100% 64.00% 20.00% 88.00% 64.00% 48.00% 72.00% 44.00% 52.00% 68.00% 72.00% 62.91% Tidak 0.00% 36.00% 80.00% 12.00% 36.00% 52.00% 28.00% 56.00% 48.00% 32.00% 28.00% 37.09% 100%

Page 109: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

96

No Nomor Angket Jumlah Kategori Skor Total % Kategori

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Tinggi 16 76.19% Tinggi2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 Tinggi 15 71.43% Tinggi3 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 Tinggi 14 66.67% Sedang4 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Tinggi 16 76.19% Tinggi5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 Tinggi 15 71.43% Tinggi6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 Tinggi 17 80.95% Tinggi7 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 Sedang 12 57.14% Sedang8 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 Sedang 9 42.86% Sedang9 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Tinggi 14 66.67% Sedang

10 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 Tinggi 14 66.67% Sedang11 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5 Sedang 11 52.38% Sedang12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Tinggi 18 85.71% Tinggi13 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 Tinggi 16 76.19% Tinggi14 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 Sedang 12 57.14% Sedang15 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 Tinggi 13 61.90% Sedang16 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6 Sedang 13 61.90% Sedang17 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 Sedang 12 57.14% Sedang18 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 Sedang 11 52.38% Sedang19 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 Tinggi 17 80.95% Tinggi20 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Tinggi 14 66.67% Sedang21 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 Sedang 10 47.62% Sedang22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Tinggi 19 90.48% Tinggi23 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 Tinggi 14 66.67% Sedang24 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 Sedang 10 47.62% Sedang25 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 Sedang 12 57.14% Sedang�X 24 14 15 20 13 19 14 12 17 23 9

Jawaban Ya 24 14 15 20 13 19 14 12 17 23 16Jawaban Tidak 1 11 10 5 12 6 11 13 8 2 0

Ya 96.00% 56.00% 60.00% 80.00% 52.00% 76.00% 56.00% 48.00% 68.00% 92.00% Tidak 4.00% 44.00% 40.00% 20.00% 48.00% 24.00% 44.00% 52.00% 32.00% 8.00%

Page 110: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

97

Tabel frekuensi kesehatan

Kategori Jawaban frekuensi persen valid

persen komulatif persen

ya 25 25 100 100

Tubuh yang Sehat frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 9 36 36 36 ya 16 64 64 64

total 25 100 100 100

Badan yang Kuat frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 20 80 80 80 ya 5 20 20 20

total 25 100 100 100

Menjaga Kesehatan Badan frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 3 12 12 12 ya 22 88 88 88

total 25 100 100 100

Hobi frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 9 36 36 36 ya 16 64 64 64

total 25 100 100 100

Kebutuhan frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 13 52 52 52 ya 12 48 48 48 total 25 100 100 100

Permintaan Orang Tua

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 10 40 40 40 ya 15 60 60 60 total 25 100 100 100

Page 111: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

98

Untuk Mencari Teman frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 5 20 20 20 ya 20 80 80 80 total 25 100 100 100

Faktor Kebanggan Orang

Tua

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 12 48 48 48 ya 13 52 52 52

total 25 100 100 100

Faktor Simpati frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 6 24 24 24 ya 19 76 76 76

total 25 100 100 100

Faktor Pengalaman

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 11 44 44 44 ya 14 56 56 56

total 25 100 100 100

Faktor Menambah Wawasan

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 13 52 52 52 ya 12 48 48 48

total 25 100 100 100

Kondisi Fisik menjadi Lebih Baik frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 7 28 28 28

Page 112: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

99

ya 18 72 72 72 total 25 100 100 100

Kesenangan Sejak Kecil

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 13 52 52 52 ya 12 48 48 48

total 25 100 100 100

Cita-cita Menjadi Guru OR

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 12 48 48 48 ya 13 52 52 52

total 25 100 100 100

Keinginan Menjadi Atlit frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 8 32 32 32 ya 17 68 68 68

total 25 100 100 100

Nilai yang Bagus frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 1 4 4 4 ya 24 96 96 96

total 25 100 100 100

Guru yang Baik frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 11 44 44 44 ya 14 56 56 56

total 25 100 100 100

Memperoleh Pujian

frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 8 32 32 32 ya 17 68 68 68

Page 113: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

100

total 25 100 100 100

Hobi Orang Tua frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 2 8 8 8 ya 23 92 92 92

total 25 100 100 100

Pelajaran yang Menarik frekuensi persen valid

persen komulatif persen

tidak 2 8 8 8 ya 23 92 92 92

total 25 100 100 100

Page 114: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

101

ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN PENJASKES

A. Faktor Motivasi Instrinsik Range = Data maksimal - Data minimal Data maksimal = 11 x 1 = 11 Data minimal = 11 x 0 = 0 Range = 11 0 = 11 Range

Panjang kelas int. =

Banyak Kelas = 11 : 3 = 3.67 Interval Interval Kategori 7.3 < Skor < 11.0 66.7% < % < 100.0% Tinggi 3.7 < Skor < 7.3 33.3% < % < 66.7% Sedang 0.0 < Skor < 3.7 0.0% < % < 33.3% Rendah Dari hasil penelitian diperoleh: Skor total = 8 Skor maksimal = 11 DP = Skor total x 100% Skor maksimal 8 x 100% = 72.7% 11 Kriteria = Tinggi

Jadi responden nomor 1 termasuk dalam kategori tinggi di dalam faktor instriksiknya B. Faktor Motivasi Ekstrinsik Range = Data maksimal - Data minimal Data maksimal = 10 x 1 = 10 Data minimal = 10 x 0 = 0 Range = 10 0 = 10 Range

Panjang kelas int. =

Banyak Kelas = 10 : 3 = 3.33 Interval Interval Kategori 6.7 < Skor < 10.0 66.7% < % < 100.0% Tinggi 3.3 < Skor < 6.7 33.3% < % < 66.7% Sedang 0.0 < Skor < 3.3 0.0% < % < 33.3% Rendah Dari hasil penelitian diperoleh:

Page 115: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

102

Skor total = 8 Skor maksimal = 10 DP = Skor total x 100% Skor maksimal 8 x 100% = 80.0% 10 Kriteria = Tinggi

Jadi responden nomor 1 termasuk dalam kategori sedang di dalam faktor ekstrinsiknya Faktor Instrinsik dan Ekstrinsik Range = Data maksimal - Data minimal Data maksimal = 21 x 1 = 21 Data minimal = 21 x 0 = 0 Range = 21 0 = 21 Range

Panjang kelas int. =

Banyak Kelas = 21 : 3 = 7.00 Interval Interval Kategori 14.0 < Skor < 21.0 66.7% < % < 100.0% Tinggi 7.0 < Skor < 14.0 33.3% < % < 66.7% Sedang 0.0 < Skor < 7.0 0.0% < % < 33.3% Rendah Dari hasil penelitian diperoleh: Skor total = 16 Skor maksimal = 21 DP = Skor total x 100% Skor maksimal 16 x 100% = 76.19% 21 Kriteria = Tinggi

Jadi responden nomor 1 termasuk dalam kategori tinggi di dalam faktor instriksik dan ekstrinsiknya

Page 116: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

103

DAFTAR RESPONDEN SLB ABC SWADAYA KENDAL

NO NAMA KELAS

1 FANI FENANDA D1

2 M. FIRDAUS JAVARIO D1

3 RIZAL DIAN WICAKSONO D1

4 BENEDIQTA DWI RIZKIA D2

5 ALFIADO RICO JANUAR D2

6 ISNI FAISOL D2

7 NUR ISNAINI D3

8 M. FAHRIZAL ILMI D3

9 A. KHOIRUL MUIN D3

10 RIZAL ALFIANTO D3

11 ASNAL MUQOSIM D3

12 M. IZUDIN D4

13 ELITA DWI WAHYU D5

14 SUPRI MAULANA D5

15 DAYANTI NOVITASARI D5

16 FARIZ STYADI D5

17 FITRI ARIYANA D6

18 DWI LESTARI D6

19 ARIF SAIFUDIN VII

20 RIZKI DIAN VII

21 FARID AMBRUJUKA VIII

22 NILA KURNIAWATI VIII

23 TRI KARTIKASARI VIII

24 BURHANUDIN AHMAD IX

25 WIKOH AYIYAH IX

Page 117: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

104

DAFTAR GURU SLB ABC “SWADAYA” KENDAL

NO NAMA GURU JABATAN

1 RIYATNI Kepala SLB ABC “Swadaya”

2 UCU INDRAYATI Waka SLB ABC “Swadaya”

3 Dra. WIDIYATI NANI H. Guru Kelas

4 KANAFI Guru Kelas

5 SUSI SUDARTI Guru Kelas

6 PARIYEM Guru Kelas

7 SUTRIYANINGSIH Guru Kelas

8 Dra. SULARSIH Guru Kelas

9 ELAN AFILIA ARDIYANI, A.Ma Guru Kelas

10 ETI SULISTYOWATI Guru Kelas

11 KHOIRUL ULUM, S.Ag Guru Kelas

12 KHAYATUN M, SH Guru Kelas

13 FAUZAH, S.Ag Guru Kelas

14 SULISTYOWATI, S.Pd Guru Kelas

15 SRI SULISTYOWATI S.Sos I Guru Kelas

16 UMI ROHMATUL H. S. P Guru Kelas

17 MAHENDRA KUNCORO, S.Pd Guru Kelas

18 RIZKY PUTRI ANGGRAINI Guru Kelas

Page 118: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

105

SLB ABC “Swadaya” Kendal

Lapangan Voli SLB ABC “Swadaya” Kendal

Page 119: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

106

Gedung SLB ABC “Swadaya” Kendal

Kantor SLB ABC “Swadaya” Kendal

Page 120: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

107

Peneliti memberi arahan kepada salah satu responden

Proses pengisian angket oleh responden

Page 121: SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS …lib.unnes.ac.id/161/1/6126.pdf · Kedisiplinan adalah kunci menuju keberhasilan dan ... Di era globalisasi ini sangat diperlukan sumber

108

Proses pelaksanaan pengisian angket

Kegiatan setelah pengisian angket