Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual (Studi Deskriptif … · 2018. 9. 6. · Survei...
Transcript of Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual (Studi Deskriptif … · 2018. 9. 6. · Survei...
-
Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran
2017/2018)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Mirtha Syavira Wijaya
NIM: 141114020
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
HALAMAN MOTTO
“Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku
urusanku, dan lancarkanlah lidahku supaya mereka faham ucapanku”
(Surah Ta Ha Ayat 25-28)
Sabar bukan tentang berapa lama kau bisa menunggu. Melainkan
tentang bagaimana perilakumu saat menunggu.
(Anonim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan Karyaku ini untuk:
Allah SWT yang selalu menyertai saya dari awal hingga akhir penulisan skripsi
dengan baik dengan kuasa-Nya yang sempurna. Banyak hal yang sudah saya
lewati dari yang membahagiakan hingga meneteskan air mata. Namun Saya
percaya jika itu semua rahasia Allah SWT yang sangat luar biasa yang sudah
dituliskan dalam scenario paling sempurna dalam hidup saya.
Orang tua Ibu SariningTyas Iriana Tatik & Bapak R. Totok Subiyakta yang selalu
mengasihi dan mendukung saya.
Bude saya Ibu Risti Aryani dan eyang saya Alm. Ibu Sapariyah
Adik saya yang terkasih Marshella Augusta Wijaya.
Sahabat terkasih saya Asep Fajar Kurniawan yang selalu memberi semangat
mendukung dan menjadi tempat saya mencurahkan keluh kesah saya.
Teman-teman tercinta Agnis Livia Arum Arfiyani, Dinda Tiara Putri Rasadi, Tyas
Umirah, Erna Kholifah, Carolina Rani, Atin Khumaila, Gabriella Yulliyan
Hemas, Ana Rosminarti, Ryan Nangkut, Yohanes Billy dan seluruh teman-teman
angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi dan menemani saya untuk
menyelesaikan penulisan skripsi dari awal hingga akhir.
Dosen pembimbing tercinta Ibu Maria Margaretha Sri Hastuti yang selalu
mendorong dan memberi banyak masukan dalam mengerjakan skripsi.
Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membatu
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
SURVEI KEBUTUHAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran
2017/2018)
Mirtha Syavira Wijaya
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan kebutuhan layanan konseling
individual siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun ajaran 2017/2018; dan (2)
mendiskripsikan kebutuhan layanan konseling siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun
ajaran 2017/2018 yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah ditinjau dari
setiap jurusan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 178
siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 yang berasal dari 6 jurusan.
Pengumpulan data menggunakan Kuesioner Kebutuhan Layanan Konseling yang
dikembangkan oleh peneliti (koefisien reliabilitas 0,908) yang terdiri dari 53 item
berdasarkan aspek kebutuhan: (1) rasa aman; (2) rasa memiliki, dimiliki, dan akan rasa
cinta dan kasih sayang; (3) akan penghargaan. Tingkat kebutuhan terhadap layanan
konseling dibagi menjadi 5 jenjang kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
dan sangat rendah (Azwar, tahun 2009)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 22 siswa (39 %) memiliki tingkat
kebutuhan melakukan layanan konseling individual yang sangat rendah, 113 siswa
(63 %) memiliki tingkat kebutuhan yang rendah, 13 siswa (23 %) memiliki tingkat
kebutuhan yang sedang tidak ada seorangpun siswa yang menunjukkan tingkat
kebutuhan yang tinggi, dan 2 siswa (3%) yang kebutuhan melakukan layanan
konseling individual yang sangat tinggi.
Ditinjau dari tingkat kebutuhan konseling individual pada setiap jurusan, berturut-
turut sebagai berikut: 23 orang siswa (15%) dari jurusan Kimia Analisis, 19 orang siswa
(13%) dari jurusan Kimia Industri, 32 orang siswa (21%) dari jurusan Konstruksi
Gedung, Sanitasi, dan Perawatan, 27 orang siswa (18%) dari jurusan teknik Manajemen
dan Perawatan Otomotif 26 orang siswa (17%) dari jurusan teknik Desain Permodelan
dan Informasi Bangunan dan 25 orang siswa (16%) dari jurusan teknik Bodi Otomotif.
Kata Kunci: Kebutuhan, Konseling Individual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
THE NEED OF INDIVIDUAL COUNSELING SERVICE: A SURVEY
(A Descriptive Study on Class X Students of SMKN 2 Depok, Year
2017/2018)
Mirtha Syavira Wijaya
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
The aims of the study were to (1) describe the needs of individual counseling
services of class X students of SMKN 2 Depok Year 2017/2018; and (2) to describe the
need of counseling service for class X students of SMKN 2 Depok year 2017/2018 that
categorized as low and very low in every department.
The type of this research is descriptive quantitative research. Research subjects were
178 class X students of SMKN 2 Depok Year 2017/2018 that comes from 6 (different)
department. The data collection was using the Counseling Needs Assessment
Questionnaire developed by the researcher (reliability coefficient of 0.908) consisting of
53 items based on needs aspect of: (1) sense of security; (2) belonging, belong to, and
feeling of love and affection; (3) will of appreciation. The level of need for counseling
services was divided into 5 categories i.e. very high, high, medium, low, and very low
(Azwar, 2009)
The results of this study showed that 22 students (39%) had very low of need for
individual counseling services, 113 students (63%) had low needs, 13 students (23%) had
medium needs and none indicating a high need, and 2 students (3%) who had very high
need of individual counseling services.
The survey was conduct on the level of individual counseling needs in every
department, respectively as follows: 23 students (15%) from the Chemistry Analysis
Department, 19 students (13%) from the Industrial Chemistry Department, 32 students
(21%) from Construction Building, Sanitation and Maintenance Department, 27 students
(18%) from Engineering Management and Automotive Maintenance Department, 26
students (17%) from Engineering Design and Building Information Departments and 25
students (16%) from Automotive Body Engineering Department.
Keywords: Need, Individual Counseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
karunia yang begitu besar kepada penulis. Pengalaman yang sangat luar biasa,
sehingga penulis mampu menyelesaikan perjalanan skripsi dari awal hingga akhir
dengan baik. penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses
yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Prodi Bimbingan dan Konseling.
3. Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si. selaku dosen pembimbing yang selalu
mendampingi proses penulisan skripsi dengan penuh kesabaran, telaten,
selalu memberikan waktu, saran, motivasi kepada penulis dalam
perjalanan menyesaikan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya selama masa studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii
MOTTO ............................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK............................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................................... 8
2. Manfaat praktis ....................................................................................................... 8
G. Batasan Istilah ......................................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 11
..............................................................................................................................................
A. Hakikat Kebutuhan .................................................................................................. 11
a. Pengertian Kebutuhan Menurut Abraham Maslow .............................................. 11
b. Kebutuhan Konseling dari 5 Kebutuhan Dasar ..................................................... 13
c. Kebutuhan Konseling Menurut William Glasser .................................................. 16
d. Tiga Kebutuhan Dasar Konseling ......................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
B. Hakikat Konseling Individual ................................................................................. 18
a. Pengertian Konseling Individual ........................................................................... 18
b. Tujuan Konseling .................................................................................................. 23
c. Tahapan Konseling Individu ................................................................................. 24
d. Kajian Konseling .................................................................................................. 27
B. Kajian penelitian Yang Relevan ........................................................................... 28
C. Kerangka Berfikir………………………………………………………………..30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 32
A. Jenis atau Desain Penelitian .................................................................................. 33
B. Subjek dan Sampel penelitian ............................................................................... 26
C. Tempat dan Waktu penelitian ............................................................................... 34
D. Definisi Variabel Penelitian .................................................................................. 34
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ............................................................ 35
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 37
2. Instrumen .............................................................................................................. 38
F. Validitas dan Reabilitas Instrumen ....................................................................... 39
1. Validitas ................................................................................................................ 39
2. Reliabilitas ............................................................................................................ 43
G. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 45
1. Memberi skor pada tiap alternatif jawaban yang dipilih oleh responden. ............ 46
2. Mentabulasi data ................................................................................................... 48
3. Mengkategorikan subjek ....................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 50
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 50
B. Pembahasan ........................................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 60
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 60
B. Keterbatasan .......................................................................................................... 60
C. Saran ..................................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kerangka Berfikir…………………………………………………….30
Tabel 2 Rincian Subjek Penelitian…………………………………….............34
Tabel 3 Norma Skoring………………………………………..........................37
Tabel 4 Kisi-Kisi Kuisioner Kebutuhan Konseling…………………………...38
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil uji Validitas…………………………………........41
Tabel 6 Kisi-Kisi Kuesioner Dengan Item Valid…………………………......42
Tabel 7 Reability Statistic………………………………………………...........44
Tabel 8 Kriteria Guilford……………………………………………...............44
Tabel 9 Kriteria Secara Keseluruhan………………………….........................46
Tabel 10 Ketegorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual…..48
Tabel 11 Norma Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling
Individual…………………………………………………………...49
Tabel 12 Kategorisasi Tingkat Kebutuhan layanan Konseling Individual Pada
Siswa………………………………………………………………...50
Tabel 13 Perolehan Kategori Rendah dan Sangat Rendah……………………52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
Daftar Grafik
Grafik 1 Kategorisasi Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa…..51
Grafik 2 Kategorisasi Rendah dan Sangat Rendah Pada Kebutuhan Konseling
Individual Pada Siswa…………………………………………………..54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian……………………………………………66
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian…………………………………………...68
Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian……………………………………….73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah yang digunakan.
A. Latar Belakang Masalah
Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah terdapat layanan
konseling individual atau konseling pribadi. Konseling pribadi atau
konseling individual adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan
langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (guru
BK/konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan
pribadi yang dideritanya. Konseling individual ini berfungsi untuk
membantu siswa dalam mencari solusi dari permasalahan yang
mengganggu perasaan ataupun pikiran siswa sehingga aktifitas belajar dan
kegiatan sehari-hari dapat dilakukan tanpa gangguan dan perkembangan
perserta didik dapat berjalan secara optimal.
SMKN 2 Depok Sleman, merupakan tempat peneliti menjalankan
program magang 1 (magang bimbingan konseling), magang 2 (magang
manajemen sekolah), dan magang 3 (implementasi bimbingan dan
konseling). memiliki program layanan konseling individual/pribadi.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
SMKN 2 Depok sangat selektif dalam penerimaan siswa baru. Siswa-
siswi yang diterima adalah siswa-siswi yang memiliki nilai akademik
cukup tinggi, hasil wawancara saat seleksi dan juga tes minat dan bakat
tertulis menjadi persyaratan utama diterimanya menjadi siswa SMKN 2
Depok.
SMKN 2 Depok memiliki 14 jurusan dengan 2 kelas paralel untuk
setiap jurusan. Siswa-siswi di sekolah ini memiliki daya juang yang tinggi
dalam hal belajar. Tingkat persaingan diantara siswanya untuk
mendapatkan nilai terbaik sangatlah terasa terutama dibeberapa jurusan,
seperti jurusan kimia analisis dan kimia industri. Menurut Koordinator
Bimbingan dan Konseling SMKN 2 Depok ini, pekerjaan orang tua siswa
didominasi oleh buruh tani, pedagang kecil, sebagian kecil berprofesi
sebagai guru, dan TNI/Polri dengan tingkat sosio ekonomi menengah
kebawah.
Meskipun siswa-siswinya berprestasi dan memiliki nilai akademik
yang baik bukan berarti mereka tidak memiliki masalah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Permasalahan pribadi yang muncul adalah kesulitan menyesuaikan diri
dengan teman di kelas, merasa salah mengambil jurusan, kesulitan
memilih gaya belajar, dan kenakalan siswa dalam tawuran dan klitih.
Oleh karena itu, layanan konseling indivual sangatlah penting bagi
semua siswa-siswi di sekolah. Terutama pada kelas X dikarenakan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
sedang menuju masa peralihan dari masa SMP, siswa membutuhkan
pengarahan dan bimbingan yang baik.
Berdasarkan hasil dari magang 1 (magang bimbingan dan konseling)
yang program didalamnya adalah wawancara dan observasi, peneliti
melihat data-data siswa di SMKN 2 Depok tersusun sangat rapi. Namun
disaat magang 1 tersebut peneliti belum menemukan data siswa yang
datang untuk melakukan konseling individual. Namun dari hasil
wawancara dengan guru BK disana dikatakan jika permasalahan kelas X
yang banyak muncul adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan kelas, untuk permasalahan lain yang cukup mendominasi pula
adalah pemasalahan klitih dan vandalism namun banyak dilakukan oleh
siswa kelas XI dan XII.
Pada magang 2 yaitu magang manajemen sekolah dimana peneliti
melakukan pendalaman hasil observasi disekolah terutama dalam hal ke
BK-an yaitu benar-benar mendalami bagaimana bimbingan dan konseling
disekolah terutama bagaimana menyususn program layanan bimbingan
dan konseling disekolah yang sesuai. Pada magang 2 ini saya hanya
mendampingi proses konseling individual saja, namun terlihat jika
problem solving siswa untuk melakukan layanan konseling individual
sangatlah kurang, dari sinilah sangatlah perlu untuk membuat program
sosialisasi pentingnya konseling individual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Berdasarkan pengalaman peneliti di magang implementasi BK yang ke-
3 dan banyak mendapatkan kesempatan untuk melakukan bimbingan
klasikal di kelas X. Beberapa siswa mengatakan ingin datang menemui
guru BK untuk sekedar berkonsultasi ataupun melakukan layanan
konseling pribadi namun banyak siswa yang takut untuk datang ke ruang
BK karena banyak dari mereka beranggapan jika datang untuk melakukan
konseling hanya untuk siswa-siswa yang bermasalah dan cenderung
mendapat pandangan negatif jika siswa lain mengetahuinya. Alasan-alasan
inilah yang memperkuat pendapat peneliti bahwa siswa-siswa kelas X di
SMKN 2 Depok sebenarnya memiliki kebutuhan konseling.
Peneliti juga memiliki berbagai macam alasan mengapa memutuskan
untuk menjadikan kelas X menjadi subjek penelitiannya, salah satu alasan
terkuat adalah karena kelas X adalah tahun pertama siswa masuk di
sekolah baru dengan jenjang yang berbeda. Pada tahun pertama inilah
kesempatan terbaik mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa termasuk
konseling individual. Diharapkan jika siswa sudah terbiasa melakukan
konseling individual disekolah dan merasakan manfaat dari program
tersebut dengan mandiri siswa akan datang kembali dengan permasalahan-
permasalahan yang berbeda. Tentu hal ini akan berdampak baik karena
tidak membawa permasalahan di kelas X ke kelas XI dan XII karena sudah
terselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK SMKN 2 diperoleh data
tentang daftar catatan jumlah siswa yang datang ke ruang BK atas inisiatif
sendiri untuk melakukan konseling individual sangatlah rendah.
Hal tersebut kurang dapat teratasi oleh guru BK di SMKN Depok
dikarenakan siswa-siswi banyak yang mengatakan enggan untuk sekedar
datang atau meminta bantuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dia
hadapi. Kurang mengenal guru BK juga menjadi salah satu faktor siswa
enggan datang untuk melakukan konseling individual. Biasanya
permasalahan ditangani jika sudah sangat memberikan dampak tidak baik
bagi diri siswa itu sendiri maupun lingkungan siswa tersebut.
Peneliti menjadikan konseling individual sebagai variabel karena
peneliti berpandangan bahwa konseling individual lebih efektif mengatasi
permasalahan siswa. Namun, banyak siswa enggan melakukan konseling
individual dengan alasan malu bila dianggap orang lain sebagai orang
bermasalah.
Maka dari itu sebenarnya jika asas-asas yang menjadi dasar konseling
individual diketahui dengan baik oleh siswa bukankah sebenarnya banyak
dari siswa yang memiliki kesadaran tinggi membutuhkan orang lain untuk
membantu dirinya keluar dari masalah yang dihadapinya akan datang
dengan suka rela kepada guru BK disekolah. Karena permasalahan yang
terus menerus bertumpuk lama-lama akan menyebabkan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
yang lebih besar dan juga siswa tidak terbiasa untuk menyelesaikan
permasalahan malah menghindar dan lari dari permasalahanannya sendiri
ini sangat berdampak tidak baik.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka peneliti
mengangkat judul Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individu Pada
Siswa SMKN 2 Depok (Studi Deskriptif Pada Siswa kelas X).
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah diatas, terkait dengan minimnya
siswa yang datang untuk melakukan layanan konseling individual dengan
guru BK SMKN 2 Depok (siswa-siswi kelas X) tahun ajaran 2016/2017
dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap peran guru BK.
2. Rendahnya kebutuhan siswa untuk melakukan layanan konseling
yang ditunjukan oleh minimnya siswa yang mendatangi guru BK
untuk konseling.
3. Adanya rasa keengganan siswa menceritakan permasalahan yang
sedang dihadapinya kepada guru BK.
4. Banyak siswa yang memandang layanan konseling individual dari
sudut pandang yang negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
5. Adanya ketakutan siswa dipandang sebagai siswa bermasalahan
dimata teman-temannya.
6. Adanya pandangan yang keliru oleh siswa terhadap fungsi layanan
BK di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini membatasi diri pada survei kebutuhan mengikuti layanan
konseling individu pada siswa SMKN 2 Depok (siswa-siswi kelas X).
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa-siswi kelas X mengikuti
layanan konseling individual di sekolah?
2. Seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa kelas X yang masuk dalam
kategori rendah dan sangat rendah dalam mengikuti layanan konseling
individual di tinjau dari setiap jurusan di SMKN 2 Depok?
E. Tujuan Penelitian
1. Melihat tingkat kebutuhan siswa kelas X SMKN 2 Depok untuk
melakukan layanan konseling individual disekolah dengan guru BK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
2. Melihat seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa kelas X mengikuti
layanan konseling individual di tinjau dari setiap jurusan di SMKN 2
Depok.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana dalam
bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam layanan konseling
individual.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah mampu memberikan
perhatian lebih pada siswa agar sekolah membuat program
bimbingan konseling terutama pada layanan konseling individual
untuk memaksimalkan pendampingan pada siswa.
b. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, acuan, atau
pertimbangan dalam pembuatan program sosialisasi pentingnya
layanan konseling individual dan juga guru BK lebih mendalami
pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik konseling agar ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
memberikan pelayanan hasilnya sesuai yang siswa harapkan dan
hasilnya lebih maksimal.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar siswa meningkatkan minat
dalam hal menggunakan layanan bimbingan konseling yang sudah
tersedia terutama layanan konseling individual.
G. Batasan Istilah
1. Siswa kelas X adalah anak yang sedang mengalami masa peralihan
dari anak akhir ke masa remaja biasanya berada pada usia 13-15 tahun
dan masuk SMK untuk melakukan proses belajar.
2. Kebutuhan adalah suatu hal yang ada dan timbul secara alamiah dalam
diri seorang individu untuk mempertahankan diri dari permasalahan
yang terjadi, seperti mencari bantuan kepada orang yang profesional
dalam bidang tersebut atau jalan keluar guna mempertahankan dirinya
dari dampak buruk terhadap fisik ataupun psikisnya.
3. Layanan konseling individual adalah program yang dibuat oleh BK di
sekolah guna memberikan bantuan yang dialakukan melalui
wawancara yaitu konseling oleh konselor atau guru BK kepadaklien
atau siswa yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bertujuan
mengatasi masalah yang dihadapi konseli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
4. Kebutuhan layanan konseling adalah suatu hal yang muncul pada diri
siswa atau konseli ketika mengalami permasalahan atau guna
mempertahankan dirinya dari ancaman dengan cara mencari orang
yang profesional yaitu konselor atau guru BK untuk melakukan
konseling individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan kajian teori yang relevan dan mendasari bangunan
konseptual penelitian tindakan ini yang meliputi: hakikat kebutuhan, hakikat
layanan, dan hakikat bimbingan dan konseling.
A. Kajian Teori
1. Hakikat Kebutuhan
a. Pengertian Kebutuhan Menurut Abraham Maslow.
Kebutuhan adalah sesuatu hal yang muncul secara naluriah
dan harus terpenuhi dalam diri individu jika hal tersebut tidak
terpenuhi akan menyebabkan suatu permasalahan.
Berikut pengertian kebutuhan menurut Abraham Maslow
(2010) Ia bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal
yang memotivasi. Menurut Maslow ada 5 tingkat kebutuhan dasar
manusia yaitu:
1) Kebutuhan Fisiologis.
Kebutuhan paling dasar yakni kebutuhan untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
-
12
bernafas. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling
dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan selanjutnya.
2) Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya,
muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan
akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini
diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti,
perang, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana
alam.
3) Kebutuhan Akan Rasa Dimiliki dan Kasih Sayang
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat,
keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk
dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan
untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan
merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar
bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting
bagi dirinya.
4) Kebutuhan akan Penghargaan.
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan
bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Potens&action=edit&redlink=1
-
13
menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori
mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih
rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan
untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran,
kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat,
bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan
harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi,
penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang
ditemukan Maslow.
5) Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus
untuk memenuhi potensi. Maslow menggambarkan kebutuhan ini
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya
sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya
b. Kebutuhan Konseling Dari 5 Kebutuhan Dasar :
Berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow peneliti menyimpulkan bahwa: konseling memiliki beberapa
dasar kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan dibawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Status&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ketenaranhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemuliaan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengakuan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Reputasihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apresiasi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Martabat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Dominasihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diri&action=edit&redlink=1
-
14
jika tidak terpenuhi akan meningkatkan kebutuhan konseling yang
semakin tinggi, yaitu ;
1) Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa aman ini jika tidak terpenuhi akan
menimbulkan tingka kecemasan yang tinggi sehingga mengganggu
stabilitas dalam hidup. Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak
diharapkannya. Kebebasan memang dibutuhkan namun sebagai
manusia terlebih pada siswa akan menjadi lebih aman dan merasa
terjaga jika diberikan kebebasan namun masih diberi batasan.
2) Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang.
Tanpa cinta dan kasih sayang pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan manusia akan terhambat. Kebutuhan akan cinta
meliputi cinta yang memberi atau merasa dimiliki dan yang
menerima atau memiliki. Kita harus memahami cinta, kita harus
mampu mengajarkannya, menciptakannya, meramalkannhya. Jika
tidak, akan munculah sifat kebencian dan permusuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
3) Kebutuhan akan penghargaan.
Manusia memiliki 2 kategori akan penghargaan yaitu: (1) harga
diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan prestasi, ketidak ketergantungan, dan
kebebasan. (2) penghargaan dari orang lain meliputi prastice,
pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta
penghargaan. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi akan
menyebabkan permasalahan rasa rendah diri danketidah berdayaan,
yang selanjutnya akan menimbulkan rasa keputusasaan bahkan
menimbulkan perilaku neurotic. Harga diri dan penghargaan yang
stabil dan wajar dari orang lain yang sesungguhnya sangatlah
dibutuhkan.
4) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan
keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus
untuk memenuhi potensi. Kebutuhan ini sebagai hasrat untuk
semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa
saja menurut kemampuannya. Kurikulum didalam SMK itu sendiri
sebenarnya menggambarkan pencapaian akan kebutuhan
aktualisasi diri yaitu tercapainya cita-cita menjadi profesi tertentu
setelah lulus dari sekolah tersebut, melalui pelatihan kejuruan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
sudah diambil melalui serangkaian persyaratan yang ada di SMK
tersebut.
c. Pengertian Kebutuhan Konseling menurut William Glasser.
Menurut William Glasser dalam (Latipun, 2008) manusia memiliki
kebutuhan dasar yaitu fisiologis dan psikologis. Perilaku manusia
dimotivasi untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Kebutuhan
fisiologis yang disebutkan sama dengan ahli lain, sedangkan
kebutuhan psikologis menurut Glasser yang mendasar ada dua macam
yaitu:
1) Kebutuhan dicintai dan mencintai, dan
2) Kebutuhan akan penghargaan
Menurut (George dan Cris-tiani, 1990). Kedua kebutuhan psikologis
tersebut digabung menjadi satu kebutuhan yang sangat utama yang
disebut kebutuhan identitas.
Setiap individu mengembangkan gambaran identitasnya (identity
image) berdasarkan atas pemenuhan kebutuhan psikologisnya. Jika
siswa berhasil menemukan kebutuhannya, yaitu terpenuhi kebutuhan
cinta dan penghargaan akan mengembangkan gambaran diri sebagai
orangyang berhasil membentuk identitasnya dengan (success identity).
Sebaliknya jika siswa gagal menemukan kebutuhannya, akan
mengembangkan diri sebagai siswa yang gagal dan membentuk
kegagalannya (failure identity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
d. Tiga Kebutuhan Dasar Konseling
Jadi berdasarkan teori yang dikemukakan Abraham Maslow 3 dari 5
kebutuhan dasarnya dan teori konseling yang di kemukakan oleh
William Glasser peneliti bisa menarik kesimpulan bahwa kebutuhan
konseling tersebut berawal dari tidak terpenuhinya kebutuhan
psikologis,
a) Kebutuhan akan rasa aman.
Kebutuhan akan rasa aman ini jika tidak terpenuhi akan
menimbulkan tingkat kecemasan yang tinggi sehingga
mengganggu stabilitas dalam hidup
b) Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang,
meliputi keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan
sepenuh hati oleh orang-orang disekitarnya.
c) Kebutuhan akan penghargaan.
Kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan prestasi,
ketidaktergantungan, kebebasan, prestise, pengakuan penerimaan
perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan.
Karena dalam pengembangan diri dengan baik dan sesuai pada tugas
perkembangan siswa. Siswa itu sendiri harus merasa dicintai dan dianggap
ada serta berguna bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi
syarat-syarat berikut ini menurut teori Glasser (George dan Cris-tiani,
1990), yaitu:
a) Ketidak hadirannya menimbulkan penyakit.
b) Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.
c) Pemulihannya menyembuhkan penyakit.
d) Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan dimana
orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan
lainnya.
e) Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak
terdapat pada orang sehat.
2. Hakikat Konseling Individual
a. Pengertian Konseling Individual.
Konseling individual memiliki banyak pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli konseling. Namun setelah membaca
beberapa pengertian dan kajian-kajian mengenai konseling individual
pada dasarnya sama. Yaitu kegiatan yang dilakukan antara dua
individu yang terikat dalam relasi yang profesional yaitu konselor dan
konseli untuk melakukan proses membantu menyelesaikan
permasalahan konseli dengan menggunakan beberapa teknik sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
dengan masalah yang dihadapi. Berikut beberapa kajian atau
pengertian konseling individual yang menurut peneliti ilmiah:
1) Menurut Prayitno Konseling individual adalah proses pemberian
bantuan yang dialakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien.
2) Menurut Prof. DR Sofyan S. Willis (1996).
Konseling individual memiliki makna spesifik dalam arti
pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi
hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor
berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien
serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang
dihadapinya. Konseling individual itu sendiri adalah kunci semua
kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan menguasai teknik-
teknik konseling individual berarti akan mudah menjalankan
proses bimbingan dan konseling karena mengetahui apas saya yang
menjadi kebutuhan klien atau siswa di sekolah.
3) Menurut Burk dan Stefflre (Psikologi Konseling, 2014).
Konseling mengindikasi hubungan profesional antara konselor
terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang
missal keluarga klien. Konseling didesain untuk menolong klien
dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap
susatu masalah yang sedangmereka hadapi melalui pemecahan
masalah dan pemahaman karakter dan perilaku klien.
4) Menurut Palmer dan Mcmahon (Mc leod, 2004).
Konseling bukan hanya proses pembelajaran individu tetapi juga
merupakan aktifitas social yang memiliki makna social. Orang
serinbg kali menggunakan jasa konseling ketika berada di titik
transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke
perceraian, keinginan untuk beribat dan lain-lain. Konseling juga
merupakan persetujuan cultural dalam artian cara untuk
menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial.
5) Menurut Tolbert (Prayitno, 2004 :101).
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang, dalam mana konselor melalui hubungan iu
dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaan sekarang, dan kemungkinan
keadaan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan
kebutuhan yang akan datang.
6) Menurut Jones (Insano, 2004 : 11).
Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang
konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang
lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna
bagi hidupnya.
7) Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004 : 105).
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh ahli 9disebut konselor0 kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
8) Menurut WS Winkel (2005 : 34).
Konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari
bimbingan dalam usaha membantu seorang konseli/klien secara
tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
jawab sendiri terhadap barbagai persoalan atau permasalahan
khusus.
9) Menurut Mc. Daniel (1956).
Konseling adalah suatu pertemuan langsung dengan individu yang
ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat
menyesuaikan dirinya dan lingkungannya.
Pada hakikatnya konseling adalalah hubungan profesional antara
konselor dengan konseli dan melakukan perjanjian untuk melakukan
kegiatan yaitu konseling dengan beberapa ketentuan dan kote etik
didalamnnya, guna membantu menyelesaikan suatu permasalahan
konselinamun berbeda dengan member atau mengambil alih
permasalahan konseli. Membantu dalam konteks konselor Spribadi ini
tetap member tanggung jawab pada konseli untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya. Hubungan konseling tidak
bermaksud mengalihkan permasalahan atau pekerjaan konseli pada
konselor, tetapi memberikan motivasi dan arahan pada konseli untuk
bertanggung jawab pada dirinya sendiri untuk mengatasi dan mencari
jalan keluar dari permasalahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
b. Menurut Gibson, Mitchell dan Basile (1981) orang ini berpendapat ada
sembilan tujuan dari konseling individual, yakni :
1. Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembanganya serta mengantisipasi hal-hal
yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti perkembangan
kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif, fisik, dan
sebagainya).
2. Tujuan pencegahan yakni konselor membantu klien menghindari
hasil-hasil yang tidak diinginkan.
3. Tujuan perbaikan yakni konseli dibantu mengatasi dan
menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan.
4. Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk
memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba
aktivitas baru dan sebagainya.
5. Tujuan penguatan yakni membantu konseli untuk menyadari apa
yang dilakukan, difikirkan, dan dirasakn sudah baik
6. Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran
dan keterampilan kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
7. Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan
kebiasaan untuk hidup sehat.
8. Tujuan psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan
sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, dan mengembangkan
konsep diri positif dan sebagainya.
c. Tahapan Konseling Individu. (pada dasarnya tahapan tdk bisa
dilepaskan dr teknik konseling) pda dasarnya ada tiga yaitu
pembukaan, isi, dan penutup.
Dalam buku W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti (2004), fase-fase
konseling individual di sekolah memiliki lima tahapan atau lima fase
yaitu pembukaan, penjelasan masalah, penggalian latar belakang,
penyelesaian masalah, dan penutup. Uraian yang lebih rinci tentang
lima fase itu adalah sebagai berikut:
1. Fase Satu, Pembukaan.
Pembukaan diletakkan bagi pengembangan hubungan antar pribadi
(working relationship) yang baik, hal ini memungkinkan
pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling.
Bilamana konselor dan konseli bertemu untuk yang pertama kali,
waktunya akan lebih lama dan isinya akan berbeda dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
dengan pembukaan saat konseli dan konselor bertemu kembali
untuk melanjutkan wawancara yang telah berlangsung sebelumnya.
2. Fase Dua, Penjelasan masalah.
Pada fase ini konseli mengeukakan hal yang ingin dibicarakan
dengan konselor, sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan
perasaan yang berkaitan dengan hai itu. Inisiatif berada di pihak
konseli dan dia bebasmengutarakan apa yang dianggap perlu
dikemukakan. Konselor disini menerima uraian konseli
sebagaimana adanya dan memantulkan pikiran serta perasaan yang
terungkap melalui penggunaan teknik konseling seperti refleksi
dan klarifikasi.
3. Fase Tiga, Penggalian latar belakang masalah.
Karena pada fase dua konseli belum menyampaikan gambaran
lengkap mengenai kedudukan masalah, diperlukan penjelasan lebih
mendetail dan mendalam. Dalam hal ini inisiatif agak bergeser ke
pihak konselor, yang lebih mengetahui apa yang dibutuhkan
supaya konseli dan konselor memperoleh gambaran yang bulat.
Fase ini juga bisa disebujt dengan analisis kasus, yang dilakukan
menurut sistematika tertentu sesuai dengan pendekatan konseling
yang telah diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
4. Fase Empat, Penyelesaian masalah.
Berdasarkan apa yang telah digali dala fase analisis kasus, konselor
dan konseli membahas bagaimana persialan dapat diatasi.
Meskipun konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan
dapat diatasi. Meskipun konseli selama fase ini harus ikut berfikir,
memanadang dan mempertimbangkan.
5. Fase Lima, Penutup.
Bilaana konseli sudah merasa mantap tentang penyelesaian
masalah yang ditemukan bersama dengan konselor, proses
konseling dapat diakhiri. Penutup ini sebaiknya mengambil bentuk
agak formal sehingga konselor dan konseli menyadari bahwa
hubungan antarpribadi, sebagaimana berlangsung selama
wawancara atau rangkaian konseling telah selesai.
d. Kajian Konseling.
Bila dilihat dari proses konseling, maka kajian konseling memiliki
5 kegiatan, yaitu:
1. Memandu (Guilding).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Memandu bukanlah paksaan, yang berarti mengabaikan
perasaan atau terlalu mengendalikan pandangan-pandangan
individu. Tetapi lebih kepada merefleksikan secara pasif
pandangan-pandangan individu. Dalam perspektif pendidikan,
memandu berarti menyelesaikan masalah yang ada dalam diri
seseorang atau secara potensial ada dalam diri seseorang,
melalui sumber-sumber yang ada.
2. Menyembuhkan (Healing).
Dalam psikologi konseling, perspektif modern tentang
penyembuhan berakar dalam tradisi sejarah yang mendasari
psikoterapi dinamik, khususnya spiritual dan ilmiah.
3. Memfasilitasi (Facilitating).
Memfasilitasi merupakan reaksi terhadap model-model dan
authoritarian dalam konseling. Inti dari perspektif ini
memfasilitasi (disebut juga sebagai pendekatan kekuatan etika)
dipercayai bahwa individu memiliki kemampuan untuk
mengarahkan dirinya sendiri. Dalam konteks yang positif ini,
helper mengandalkan kepada sumber-sumber klien tanpa
mengganggu atau mencampuri terhadap pengalaman-
pengalaman klien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
4. Memodifikasi (Modifying).
Perspektif modifikasi sering dikenal dengan modifikasi
perilaku atau pendekatan yang berkenaan dengan mengubah
organisme yang disebabkan oleh faktor lingkungan.
5. Merestukturisasi (Restucturing).
Merupakan panduan antara metode behavioral dengan teori
kognitif.
B. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh peneliti dengan mendapatkan hasil yang empiris.
Tujuan dari penelitian terdahulu yakni sebagai bahan pemula dan
untuk membandingkan antara peneliti satu dengan peneliti yang
lainnya. Dari penelitian terdahulu yang dijadikan praktikan rujukan
adalah sebagai berikut:
Penelitian tentang kepercayaan diri sudah pernah dilakukan
oleh Rina Istiyati (2013) Universitas Negeri Semarang dengan judul ”
Korelasi Antara Kepribadian Konselor Dengan Minat Siswa Mengikuti
Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Kendal, Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
Kendal Tahun Ajaran 2013/2014”. hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa yaitu minat siswa memanfaatkan layanan
konseling perorangan di SMA Negeri 1 Kendal Tahun ajaran
2013/2014 pada umumnya termasuk dalam kategori tinggi, yang
berarti siswa mempunyai ketertarikan atau keinginan yang tinggi untuk
memanfaatkan layanan konseling perorangan dikarenakan . Minat itu
muncul karena adanya perhatian, ketertarikan, dorongan dan keyakinan
yang sangat tinggi terhadap konseling perorangan dan kemudian
mempengaruhi pada keputusan dan tindakannya terhadap layanan
konseling individual.
Perbedaan penelitian yaitu hasil yang didapat. pada penelitian
tersebut minat konseling individual tinggi, sedangkan peneliti
mendapatkan hasil rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
C. Kerangka Berfikir
Kerangka Berpikir
Kebutuhan Manusia
Abraham Maslow
5 kebutuhan dasar:
1. Kebutuhan Fisiologis.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang.
4. Kebutuhan akan penghargaan.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kebutuhan Konseling
Abraham Maslow Willian Glasser
1. Kebutuhan akan rasa aman.
2. Kebutuhan akan rasa
memiliki, dimiliki dan akan
kasih sayang
3. Kebutuhan akan
penghargaan.
1. Kebutuhan dicintai
dan mencintai.
2. Kebutuhan akan
penghargaan.
3 Dasar Kebutuhan Konseling Siswa berdasarkan teori Maslow dan Glasser:
1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan rasa cinta dan kasih sayang.
3. Kebutuhan akan penghargaan
Tidak Terpenuhi Terpenuhi
Membutuhkan konseling Tidak membutuhkan
konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Pada dasarnya manusia memiliki lima kebutuhan dasar, menurut
Abraham Maslow kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan dimiliki, memiliki dan akan
kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Dalam
penelitian ini peneliti akan mengangkat permasalahan yaitu kebutuhan
konseling siswa, setelah saya simpulkan kebutuhan konseling itu sendiri
memiliki 3 dasar dari 5 kebutuhan yang dikatakan oleh Masllow.
Namun ada tokoh yang membahas lebih detail dan bersumber pula dari
hirarki kebutuhan Maslow itu sendiri yaitu William Glasser.
Glasser mengatakan jika kebutuhan konseling itu sendiri didasarkan
oleh kebutuhan akan dicintai dan mencintai serta kebutuhan akan
penghargaan. Tiga dari kebutuhan Masllow dan dua dari Glasser
didapatkan lima dasar kebutuhan konseling, yang pada dasarnya dapat
disimpulkan menjadi tiga kebutuhan konseling pada yaitu; (1)
Kebutuhan akan rasa aman, (2) Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki
dan akan rasa cinta dan kasih sayang dan (3) Kebutuhan akan
penghargaan.
Jika tiga kebutuhan diatas terpenuhi dalam diri individu tentu
individu tersebut tidak membutuhkan layanan konseling individu pula,
namun sebaliknya jika kebutuhan diatas tidak terpenuhi dalam diri
individu hal tersebut menyebabkan individu membuituhkan layanan
konseling individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen penelitian, dan teknik
analisis data yang digunakan
A. Jenis atau Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan metode studi deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan unuk
memperoleh gambaran mengenai minat siswa kelas X SMKN 2 Depok
melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Menurut Arikunto (2006 : 12) penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik
apabila juga disertai dengan table, grafik, bagan, gambar atau tampilan
lain.
Menurut Sugiyono (2003 : 13) penelitian deskriptif adalah yang
digunakan untuk mengetahui variabel, baik itu satu variable atau lebih
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable
ynang lain. Berdasarkan pada teori tersebut peneliti bermaksud untuk
menggunakan jenis dan desain penelitian ini dengan maksud dapat
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh dengan
metode statistic yang digunakan.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey untuk menemukenali,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil dengan pendekatan
kuantitatif deskriptif. Arti penelitian survei merupakan “suatu penelitian
kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur / sistematis yang
sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis” (Bambang Prasetyo, 2005:
143). Pendekatan kuantitatif deskriptif dipilih dengan pertimbangan
penelitian ini akan mendeskripsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling pribadi, baik dalam bentuk kuantitatif berupa angka maupun
kualitatif berupa data deskriptif. Penggunaan rancangan desain penelitian
survey diharapkan mendapatkan hasil yang objektif berkaitan dengan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pribadi yang akan diteliti.
Fenomena yang diteliti adalah kejadian yang telah berlalu dan sedang
berlangsung.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMKN 2 Depok
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019, dengan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Tabel 3.1
Jumlah Siswa di Setiap Jurusan
Jurusan Jumlah Siswa
Kimia Analisis 32
Kimia Industri 32
Konstruksi Gedung,
Sanitasi Dan Perawatan
32
Manajemen Dan
Perawatan Otomotif
27
Desain Permodelan Dan
Informasi Bangunan
29
Bodi Otomotif 26
Jumlah 178
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang teori SMKN 2 Depok Sleman pada
tahun ajaran genap 2017/2018 pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli
2018. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran atas ijin dari guru mata
pelajaran yang sedang mengampu.
D. Definisi Variabel Penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah kebutuhan konseling
individual. Konseling individual adalah program layanan BK yang
dilakukan berdasarkan persetujuan antara dua belah pihak yaitu konseli
atau siswa dengan konselor atau guru BK, guna melakukan pertemuan
yang dimaksudkan untuk mencari jalan keluar atau solusi dari
permasalahan konseli dengan dibimbing oleh konselor menggunakan
teknik-teknik tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan
berdasarkan kode etik konseling. peneliti ingin melihat seberapa tinggi
kebutuhan siswa untuk melakukan konseling individual disekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
sehingga peneliti mengambil subjek siswa kelas X SMKN 2 Depok
Tahun ajaran 2017/2018.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner/angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Survei Tingkat Kebutuhan Siswa Kelas X SMKN 2 Depok
Melakukan Layanan Konseling Individu di sekolah (angket kebutuhan
layanan konseling). Sugiono (2010:199) menjelaskan bahwa kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab kepada
responden.
Kuesioner yang disusun mengacu pada prinsip skala likert. Sugiono
(2011:134) menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Pertanyaan yang terdapat dalam instrumen ini terdiri dari
pertanyaan favorable (positif) dan juga unfavourable (negatif).
Dalam instrument penelitian ini disediakan empat jawaban opsional
yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Keempat opsi
tersebut memiliki skor masing-masing sebagai berikut; sangat sesuai=4,
sesuai=3, kurang sesuai=2 dan tidak sesuai=1. Untuk pertanyaan positif
(Favourable item) dan pertanyaan negative (Unfavourable item). ss,
s,ts,sts.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Disini saya akan menggunakan teknik pengambilan data dengan cara
sample random sampling, yaitu teknik sampling sederhana yang dilakukan
secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada didalam populasi.
Sehingga dengan teknik ini akan memberikan peluang yang sama bagi
setiap populasi. Dan penentuan jumlah data yang akan diambil ditentukan
menggunakan presentase yang sudeh ditentukan Suharsimi Arikunto
(2006:131) mengemukakan, jika subjek lebih dari 100, maka sampel dapat
diambil 10% sampai 15%. Hal ini saya lakukan karena subjek penelitian
saya bersifat homogen yaitu subjek memiliki karakteristik yang sama
karena subjek adalah siswa kelas X SMKN 2 Depok.
Karena jumlah siswa kelas X SMKN 2 Depok memiliki 14 jurusan
setiap jurusannya terdapat dua kelas dan disetiap kelas terdapat kurang
lebih 32 siswa maka saya akan menentukan kelas dengan cara undian atau
lotre, dengan cara seperti arisan ibu-ibu yakni dengan membuat lintingan
kertas sebanyak populasi kelas tersebut kemudian mengambil 6 (lintingan)
secara acak.
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Tabel 3.2
Norma Skoring Kuesioner Kebutuhan Konseling
Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Siswa diminta untuk menjawab penyataan yang terdapat dalam
angket kepercayaan diri dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang
telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring
dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing
item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi
pula kebutuhan pada siswa teersebut dalam kebutuhan berkonseling,
sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin
rendah pula kebutuhan berkonseling pada siswa. Kisi-kisi kuesioner
Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa SMKN 2
Depok (Studi Deskriptif Pada Siswa kelas X), sebelum dilakukan
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kuesioner Kebutuhan Konseling
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah
Favorable Unfavorable Item
1. Kebutuhan Akan
Rasa Aman
Keadaan fisik
yang jauh dari
ancaman.
13,8,5,16 2,4,83,6,3,10 10
46
Memiliki
stabilitas dalam
hidup
11,1 67,14 4
Dapat
mengendalikan
rasa
ketergantungan
15,17,19,21,
23 7,26,20,30,34 10
Mendapatkan
perlindungan
psikologis dan
jauh dari ancaman
25,33,29 28,18,22 6
Mampu menerima
penyakit yang
dimiliki
31,27,35 32,24,42 6
Dapat
mengendalikan
rasa takut dalam
diri
50,39,41 38,81,48 6
Rasa cemas yang
bisa dikendalikan 43,45 54,59 4
2. Kebutuhan Rasa
Memiliki, Dimiliki,
Dan Akan Rasa
Cinta dan Kasih
Sayang
Mampu
memberikan dan
menerima cinta
kasih pada orang
lain
47,49,
37,52,54,56 36,51,40,44,12 11
21 Keadaan
dimengerti secara
mendalam
58,60,82 46,65,63 6
Diterima dengan
sepenuh hati 76,66 61,57 4
3. Kebutuhan Akan
Penghargaan
Mampu
menjalankan
peran sosial
dengan baik
68,70,72 75,79,73 6
Kepercayaan diri 74,64,76 69,77,76 6
Harga diri 80,62 53,9 4
Total 41 42 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.
1. Validitas
Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang valid berarti yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang
tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Bila peneliti membuat
laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data
tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas
isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional
judgement (Anzwar, 2009). Instrumen penelitian ini dikonstruksi
berdasarkan aspek-aspek yang diukur dan selanjutnya dikonsultasikan
pada ahli (dosen pembimbing).
Setelah melakukan uji validitas melalui profesional judgdment,
dilakukan uji validitas empiris. Penghitungan uji validitas empiris
dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor
item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus
korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program IBM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
SPSS Statistics Versi 20. Rumus korelasi Pearson product moment
adalah sebagai berikut:
Keterangan :
r : Korelasi produk momen
X : Nilai setiap butir
Y : Nilai dari jumlah butir
N : Jumlah responden
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui
bahwa terdapat 53 item yang valid dan 30 item yang gugur dengan
menggunakan standar koefisien 0,30. Pada tabel 3.4 akan ditunjukan
hasil rekapitulasi uji validitas item, item yang valid akan dibedakan
dengan item yang tidak valid dengan menggunakan simbol (*).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No. Aspek Indikator Nomor Butir
Valid Tidak Valid
1. Kebutuhan Akan
Rasa Aman
Keadaan fisik
yang jauh dari
ancaman.
13,15,16,2,4,
83 8,6,3,10
Memiliki
stabilitas dalam
hidup
11,67 1,14
Dapat
mengendalikan
rasa
ketergantungan
15,17,30 19,21,23,7,26,
20,34
Mendapatkan
perlindungan
psikologis dan
jauh dari ancaman
25,29,28,22 33,18
Mampu menerima
penyakit yang
dimiliki
- 31,27,35,32,24,
42
Dapat
mengendalikan
rasa takut dalam
diri
81,84 50,39,41,38
Rasa cemas yang
bisa dikendalikan 43,54,59 45
2. Kebutuhan Rasa
Memiliki, Dimiliki,
Dan Akan Rasa
Cinta dan Kasih
Sayang
Mampu
memberikan dan
menerima cinta
kasih pada orang
lain
47,49,
52,36,51,40,
44,12
37,54,56
Keadaan
dimengerti secara
mendalam
60,82,46,65,
63 58
Diterima dengan
sepenuh hati 76,66, 61,57 -
3. Kebutuhan Akan
Penghargaan
Mampu
menjalankan
peran sosial
dengan baik
68,70,72,
75,79,73 -
Kepercayaan diri 74,64,76,
69,77,76 -
Harga diri 80,62, 53,9 -
Total 53 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Pada bulan Juni 2018 dilakukan uji coba terpakai terhadap
instrumen kepada siswa-siswi kelas X SMKN 2 Depok Yogyakarta
Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 178 mahasiswa. Dari hasil uji
validitas terhadap 83 item, diperoleh 30 item yang tidak valid dari 83
item, sehingga terdapat 53 item yang dinyatakan valid. Kisi-kisi item
analisis validitas terdapat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Kuesioner Kebutuhan Layanan Konseling
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah
Favorable Unfavorable Item
1. Kebutuhan Akan
Rasa Aman
Keadaan fisik
yang jauh dari
ancaman.
13,5,16 2,4,83 6
20
Memiliki
stabilitas dalam
hidup
11 67 2
Dapat
mengendalikan
rasa
ketergantungan
15,17 30 3
Mendapatkan
perlindungan
psikologis dan
jauh dari ancaman
25,29 28,22 4
Mampu menerima
penyakit yang
dimiliki
- - 0
Dapat
mengendalikan
rasa takut dalam
diri
- 81,48 2
Rasa cemas yang
bisa dikendalikan 43 54,59 3
2. Kebutuhan Rasa
Memiliki, Dimiliki,
Dan Akan Rasa
Cinta dan Kasih
Sayang
Mampu
memberikan dan
menerima cinta
kasih pada orang
lain
47,49,52 36,51,40,44,12 8 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
Keadaan
dimengerti secara
mendalam
60,82 46,65,63 5
Diterima dengan
sepenuh hati 76,66 61,57 4
3. Kebutuhan Akan
Penghargaan
Mampu
menjalankan
peran sosial
dengan baik
68,70,72 75,79,73 6
16 Kepercayaan diri 74,64,76 69,77,76 6
Harga diri 80,62 53,9 4
Total 24 29 53
2. Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan indeks
reliabilitas angket penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpa
Cronbach (α). Adapun perhitungan indeks reliabilitas kuesioner
penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien reliabilitas Alpa
Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan IBM SPSS Statistics Versi 20. Dari hasil perhitungan
didapatkan skor sebagai berikut.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,908 53
Hasil pengujian reliabilitas tersebut dikonfirmasi dengan
menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
No. Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91-1,00 Sangat Rendah
2. 0,71-0,90 Rendah
3. 0,41-0,70 Sedang
4. 0,21-0,40 Tinggi
5.
-
45
Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien
reliabilitas terhadap 53 butir item instrumen yang valid, dengan jumlah
Cronbach’s Alpa sebesar ,908 termasuk dalam kriteria Tinggi. Artinya
kuesioner ini memiliki tingkat keajegan yang tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan
jenis responden. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan Sugiyono (2010).
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
perhitungan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program
menganalisis data secara statistik yaitu program IBM SPSS Statistics Versi 20.
Dalam menganalisis rumusan masalah, peneliti menggunakan deskriptif
kategorisasi dimana subjek akan menjawab salah satu data kuantitatif yang
telah disediakan. Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel dan
tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk
mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya (Sugiyono, 2012).
Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang
ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan skor dan pengolahan data, penentuan skor pada item
kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan
favourable atau unfavourable.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung total jumlah skor masing-masing
subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis
data secara statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics Versi 20.
3. Membuat kategori tingkat kebutuhan layanan konseling indiviual pada
siswa kelas X SMKN 2 Depok tahun ajaran 2017/2018disusun
berdasarkan distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah
menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan artibut yang
diukur (Azwar, 2011). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah
sangat rendah sampai sangat tinggi.
Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai
berikut:
Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan
Perhitungan Skor Kategori
X ≤ μ-1,5σ Sangat Rendah
μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ Rendah
μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ Sedang
μ+0,5σ
-
47
Keterangan:
Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat
Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat
Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-Rata teoritis skor
maksimum dan skor minimum
Standar Deviasi (α) : Luas jarak rentangan dibagi 6
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tingkat kepercayaan diri mahasiswa berprestasi
belajar rendah berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 53 item
yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai
berikut:
Skor maksimum teoritik : 53 × 4 = 212
Skor minimum teoritik : 53 × 1 = 53
Luas Jarak : 212–53= 157
σ (standar deviasi) : 159 : 6 = 26,5
µ (mean teoritik) : (212+53) : 2 = 132,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
Tabel 3.7
Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada
Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.
Formula Kategori Rentan Nilai Skoring Kategori
X ≤ μ-1,5σ 0-93 Sangat Rendah
μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 94-119 Rendah
μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 120-146 Sedang
μ+0,5σ
-
49
Tabel 3.8
Norma Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling
Individual Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran
2017/2018.
Formula Kategori Rentang Nilai
Skoring
Kategori
X ≤ μ-1,5σ 0-312 Sangat Rendah
μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 313-401 Rendah
μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 402-490 Sedang
μ+0,5σ
-
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan uraian tentang hasil penelitian, pembahasan, dan
implikasi hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Kebutuhan Siswa-Siswi Kelas X Mengikuti Layanan
Konseling Individual Di Sekolah?
Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui
kuesioner kebutuhan layanan konseling, dapat dilihat gambaran tingkat
kebutuhan siswa kelas X melakukan layanan konseling individual di
sekolah di SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada
Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.
Kategori Interval Frekuensi Presentase
Sangat Rendah 0-93 39 22 %
Rendah 94-119 113 63 %
Sedang 120-146 23 13 %
Tinggi 147-172 0 0 %
Sangat Tinggi 172-212 3 2 %
Jumlah 178 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 39% atau
22 siswa yang menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
konseling individual yang sangat rendah, 63 % atau 113 siswa yang
menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan konseling individual
yang rendah, 23 % atau 13 siswa yang menunjukkan kebutuhan
melakukan layanan konseling individual yang sedang, 0 % atau 0 siswa
yang menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan konseling
individual yang tinggi, 3% atau 2 siswa yang kebutuhan melakukan
layanan konseling individual yang sangat tinggi. Jumlah keseluruhan
responden adalah 178 siswa.
Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual
Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 yang
digambarkan dalam diagram, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Diagram 4.2
Kategorisasi Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada
Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SangatRendah
Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
52
2. Tingkat Kebutuhan Siswa Kelas X Yang Masuk Dalam Kategori
Rendah Dan Sangat Rendah Dalam Mengikuti Layanan Konseling
Individual Di Tinjau Dari Setiap Jurusan Di SMKN 2 Depok?
Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui
kuesioner kebutuhan layanan konseling, dapat dilihat gambaran tingkat
kebutuhan siswa kelas X melakukan layanan konseling individual di setiap
jurusannya dengan angka tertinggi adalah kategori rendah dengan
presentase yaitu 63% (113 siswa) dan kategori sangat rendah 22% (39
siswa) atau jika dijumlah adalah 85% (152 siswa) yang masuk dalam
kategori rendah dan sangat rendah dari 178 siswa sekolah di SMKN 2
Depok Tahun Ajaran 2017/2018 pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Perolehan Hasil Kategori Rendah dan Sangat Rendah Pada
Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa Kelas X
SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018
Jurusan Jumlah Presentase Kimia Analisis 23 15% Kimia Industri 19 13%
Konstruksi
Gedung, Sanitasi
Dan Perawatan 32 21%
Manajemen Dan
Perawatan
Otomotif 27 18%
Desain
Permodelan Dan
Informasi
Bangunan 26 17% Bodi Otomotif 25 16%
Jumlah 152 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
53
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari perolehan jumlah siswa
yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah adalah 113 siswa dan 39
siswa atau jika dijumlah menunjukkan angka 152 siswa dari seluruh jumlah
subjek yaitu 178 siswa. Jika ditinjau dari setiap jurusannya yang menunjukkan
kebutuhan konseling individualnya masuk dalam kategori rendah dan sangat
rendah yaitu sebagai berikut: Kimia Analisis 23 siswa atau 15%, Kimia
Industri 19 siswa atau 13%, Kontruksi Gedung, sanitasi dan Perawatan 32
siswa atau 21%, Manajemen dan Perawatan Otomotif 27 siswa atau 18%,
Desain Permodelan dan informasi Bangunan 26 siswa atau 17%, dan Bod
otomotif 25 siswa atau 16%.
Jurusan yang menunjukkan bahwa seluruh siswa dikelasnya masuk dalam
kategori rendah dan sangat rendah adalah jurusan Kontruksi Gedung, sanitasi
dan Perawatan dengan jumlah 32 siswa dikelas dan jurusan Manajemen dan
Perawatan Otomotif dengan jumlah 27 siswa dikelas yang seluruhnya
menunjukkan tidak memiliki kebutuhan layanan konseling individual.
Diagram Perolehan Hasil Kategori Rendah Pada Kebutuhan Layanan
Konseling Individual Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran
2017/2018 dapat dilihat dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
54
Diagram 4.4
Perolehan Hasil Kategori Rendah dan Sangat Rendah Pada
Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa Kelas X
SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
55
B. Pembahasan
1. Tinggi Tingkat Kebutuhan Siswa-Siswi Kelas X Mengikuti
Layanan Konseling Individual Di Sekolah?
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran
2017/2018 memiliki tingkat untuk melakukan layanan konseling
individual tergolong rendah, namun ada sebagian kecil yang masuk
dalam kategosi sangat rendah yaitu benar-benar tidak memiliki
kebutuhan konseling dan sebagian kecil pula dalam kategori sangat
tinggi itu artinya ada beberapa siswa yang membutuhkan layanan
konseling individual. Menurut Glasser (Latipun, 2008) kebutuhan
konseling individual muncul dikarenakan 3 kebutuhan dalam dirinya
tidak terpenuhi yaitu; a) kebutuhan akan rasa aman; b) kebutuhan akan
rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang; c) kebutuhan akan
penghargaan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kebutuhan siswa
kelas X SMKN 2 Depok untuk melakukan layanan konseling
individual, bahwa siswa-siswinya sudah terpenuhi dalam 3 kebutuhan
diatas tersebut yang sudah disebutkan, dan menganggap permasalahan-
permasalahan kecil tidaklah mengganggu kehidupannya sehingga dia
merasa hidupnya stabil atau bisa dikatakan jika kebutuhan akan rasa
amannya sangatlah aman dan tidak membutuhkan bantuan dari orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
56
yang profesional yaitu konselor. Atau mungkin juga terjadi bahwa
siswa mengabaikan permasalahannya yang sebenarnya harus dihadapi
dan diselesaikan dengan baik dengan berkata pada diri sendiri “ah..
sudahlah nanti pasti berlalu”, kata-kata tersebut sebenarnya
menunjukkan jika siswa membutuhkan layanan konseling individual
namun enggan untuk datang menemui guru BK karena menganggap
konseling itu akan menambah permasalahan saja karena bisa
melibatkan orang-orang yang masuk dalam permasalahan siswa atau
konseli itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Burk dan Stefflre dalam
(Psikologi Konseling, 2014) jika hubungan konseling bersifat individu
ke individu, namun terkadang juga melibatkan orang-orang
disekitarnya seperti keluarga dan teman sebaya.
Mungkin juga siswa kurang mendapat informasi mengenai layanan
konseling individual itu sendiri, siswa kadang beranggapan jika dia
menceritakan permasalahannya kepada orang lain yaitu guru BK
ketika konseling akan menjadi bahan perbincangan diatara guru lain
atau bisa saja tersebar luas dikalangan teman-teman dikelasnya hal ini
sebenarnya menunjukan jika siswa membutuhkan layanan konseling
individu karena merasa dirinya terancam berarti tidak terpenuhinya
kebutuhan akan rasa aman dan juga keadaan untuk dimengerti secara
mendalam, sehingga banyak siswa lebih memilih untuk datang dan
menceriakan permasalahannya dengan teman sebayanya karena sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
57
merasa dimengerti secara mendalam dan mendapatkan penerimaan
perhatian yang cukup dari teman sebaya itu sendiri, sehingga tidak bisa
dipungkiri hal ini menjadi salah satu penyebab siswa enggan
melakukan layanan konseling individual sehingga angka dalam data
menunjukkan dalam kategori rendah. Hal ini bisa menjadi salah satu
sorotan untuk dilakukannya pemberian informasi mengenai layanan
individual disekolah. Perlunya siswa mengetahui ada tujuannya
mengapa layanan konseling individual sangat berperan pernting bagi
siswa seperti yang dikatakan Gibson, Mitchell dan Basille (1981)
bahwa ada 9 tujuannya yaitu; 1) membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan meliputi kehidupan sosial, pribadi, emosional, kognitif,
fisik, dsb.; 2) Membantu untuk terhindar dari hal yang tidak
diinginkan; 3) guna membantu mengatasi dan menghilangkan
perkembangan siswa yang tidak diinginkan; 4) pengetesan
keterampilan siswa; 5) membantu siswa menyadari jika yang
dilakukan, difikirkan, dan yang dirasa sudah baik atau belum; 6)
menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan ketrampilan kognitif; 7)
pemahaman akan dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat; 8) membantu
mengembangkan ketrampilan sosial yang baik, control emosi, dan
kons