Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual (Studi Deskriptif … · 2018. 9. 6. · Survei...

111
Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh: Mirtha Syavira Wijaya NIM: 141114020 PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual (Studi Deskriptif … · 2018. 9. 6. · Survei...

  • Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual

    (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran

    2017/2018)

    SKRIPSI

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

    Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Bimbingan dan Konseling

    Disusun Oleh:

    Mirtha Syavira Wijaya

    NIM: 141114020

    PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

    HALAMAN MOTTO

    “Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku

    urusanku, dan lancarkanlah lidahku supaya mereka faham ucapanku”

    (Surah Ta Ha Ayat 25-28)

    Sabar bukan tentang berapa lama kau bisa menunggu. Melainkan

    tentang bagaimana perilakumu saat menunggu.

    (Anonim)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN:

    Kupersembahkan Karyaku ini untuk:

    Allah SWT yang selalu menyertai saya dari awal hingga akhir penulisan skripsi

    dengan baik dengan kuasa-Nya yang sempurna. Banyak hal yang sudah saya

    lewati dari yang membahagiakan hingga meneteskan air mata. Namun Saya

    percaya jika itu semua rahasia Allah SWT yang sangat luar biasa yang sudah

    dituliskan dalam scenario paling sempurna dalam hidup saya.

    Orang tua Ibu SariningTyas Iriana Tatik & Bapak R. Totok Subiyakta yang selalu

    mengasihi dan mendukung saya.

    Bude saya Ibu Risti Aryani dan eyang saya Alm. Ibu Sapariyah

    Adik saya yang terkasih Marshella Augusta Wijaya.

    Sahabat terkasih saya Asep Fajar Kurniawan yang selalu memberi semangat

    mendukung dan menjadi tempat saya mencurahkan keluh kesah saya.

    Teman-teman tercinta Agnis Livia Arum Arfiyani, Dinda Tiara Putri Rasadi, Tyas

    Umirah, Erna Kholifah, Carolina Rani, Atin Khumaila, Gabriella Yulliyan

    Hemas, Ana Rosminarti, Ryan Nangkut, Yohanes Billy dan seluruh teman-teman

    angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi dan menemani saya untuk

    menyelesaikan penulisan skripsi dari awal hingga akhir.

    Dosen pembimbing tercinta Ibu Maria Margaretha Sri Hastuti yang selalu

    mendorong dan memberi banyak masukan dalam mengerjakan skripsi.

    Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membatu

    saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    SURVEI KEBUTUHAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL

    (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran

    2017/2018)

    Mirtha Syavira Wijaya

    Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta

    2018

    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendiskripsikan kebutuhan layanan konseling

    individual siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun ajaran 2017/2018; dan (2)

    mendiskripsikan kebutuhan layanan konseling siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun

    ajaran 2017/2018 yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah ditinjau dari

    setiap jurusan.

    Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian berjumlah 178

    siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 yang berasal dari 6 jurusan.

    Pengumpulan data menggunakan Kuesioner Kebutuhan Layanan Konseling yang

    dikembangkan oleh peneliti (koefisien reliabilitas 0,908) yang terdiri dari 53 item

    berdasarkan aspek kebutuhan: (1) rasa aman; (2) rasa memiliki, dimiliki, dan akan rasa

    cinta dan kasih sayang; (3) akan penghargaan. Tingkat kebutuhan terhadap layanan

    konseling dibagi menjadi 5 jenjang kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,

    dan sangat rendah (Azwar, tahun 2009)

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 22 siswa (39 %) memiliki tingkat

    kebutuhan melakukan layanan konseling individual yang sangat rendah, 113 siswa

    (63 %) memiliki tingkat kebutuhan yang rendah, 13 siswa (23 %) memiliki tingkat

    kebutuhan yang sedang tidak ada seorangpun siswa yang menunjukkan tingkat

    kebutuhan yang tinggi, dan 2 siswa (3%) yang kebutuhan melakukan layanan

    konseling individual yang sangat tinggi.

    Ditinjau dari tingkat kebutuhan konseling individual pada setiap jurusan, berturut-

    turut sebagai berikut: 23 orang siswa (15%) dari jurusan Kimia Analisis, 19 orang siswa

    (13%) dari jurusan Kimia Industri, 32 orang siswa (21%) dari jurusan Konstruksi

    Gedung, Sanitasi, dan Perawatan, 27 orang siswa (18%) dari jurusan teknik Manajemen

    dan Perawatan Otomotif 26 orang siswa (17%) dari jurusan teknik Desain Permodelan

    dan Informasi Bangunan dan 25 orang siswa (16%) dari jurusan teknik Bodi Otomotif.

    Kata Kunci: Kebutuhan, Konseling Individual

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    THE NEED OF INDIVIDUAL COUNSELING SERVICE: A SURVEY

    (A Descriptive Study on Class X Students of SMKN 2 Depok, Year

    2017/2018)

    Mirtha Syavira Wijaya

    Sanata Dharma University

    Yogyakarta

    2018

    The aims of the study were to (1) describe the needs of individual counseling

    services of class X students of SMKN 2 Depok Year 2017/2018; and (2) to describe the

    need of counseling service for class X students of SMKN 2 Depok year 2017/2018 that

    categorized as low and very low in every department.

    The type of this research is descriptive quantitative research. Research subjects were

    178 class X students of SMKN 2 Depok Year 2017/2018 that comes from 6 (different)

    department. The data collection was using the Counseling Needs Assessment

    Questionnaire developed by the researcher (reliability coefficient of 0.908) consisting of

    53 items based on needs aspect of: (1) sense of security; (2) belonging, belong to, and

    feeling of love and affection; (3) will of appreciation. The level of need for counseling

    services was divided into 5 categories i.e. very high, high, medium, low, and very low

    (Azwar, 2009)

    The results of this study showed that 22 students (39%) had very low of need for

    individual counseling services, 113 students (63%) had low needs, 13 students (23%) had

    medium needs and none indicating a high need, and 2 students (3%) who had very high

    need of individual counseling services.

    The survey was conduct on the level of individual counseling needs in every

    department, respectively as follows: 23 students (15%) from the Chemistry Analysis

    Department, 19 students (13%) from the Industrial Chemistry Department, 32 students

    (21%) from Construction Building, Sanitation and Maintenance Department, 27 students

    (18%) from Engineering Management and Automotive Maintenance Department, 26

    students (17%) from Engineering Design and Building Information Departments and 25

    students (16%) from Automotive Body Engineering Department.

    Keywords: Need, Individual Counseling

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan

    karunia yang begitu besar kepada penulis. Pengalaman yang sangat luar biasa,

    sehingga penulis mampu menyelesaikan perjalanan skripsi dari awal hingga akhir

    dengan baik. penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

    yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses

    yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

    kasih kepada:

    1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan.

    2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Prodi Bimbingan dan Konseling.

    3. Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si. selaku dosen pembimbing yang selalu

    mendampingi proses penulisan skripsi dengan penuh kesabaran, telaten,

    selalu memberikan waktu, saran, motivasi kepada penulis dalam

    perjalanan menyesaikan skripsi.

    4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

    Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya selama masa studi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii

    MOTTO ............................................................................................................................. iv

    PERSEMBAHAN ............................................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................ vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. vii

    ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

    ABSTRACT........................................................................................................................ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x

    DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv

    DAFTAR GRAFIK............................................................................................................xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

    A. Latar belakang masalah ........................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6

    C. Batasan Masalah ..................................................................................................... 7

    D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

    F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8

    1. Manfaat Teoritis ...................................................................................................... 8

    2. Manfaat praktis ....................................................................................................... 8

    G. Batasan Istilah ......................................................................................................... 9

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 11

    ..............................................................................................................................................

    A. Hakikat Kebutuhan .................................................................................................. 11

    a. Pengertian Kebutuhan Menurut Abraham Maslow .............................................. 11

    b. Kebutuhan Konseling dari 5 Kebutuhan Dasar ..................................................... 13

    c. Kebutuhan Konseling Menurut William Glasser .................................................. 16

    d. Tiga Kebutuhan Dasar Konseling ......................................................................... 17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    B. Hakikat Konseling Individual ................................................................................. 18

    a. Pengertian Konseling Individual ........................................................................... 18

    b. Tujuan Konseling .................................................................................................. 23

    c. Tahapan Konseling Individu ................................................................................. 24

    d. Kajian Konseling .................................................................................................. 27

    B. Kajian penelitian Yang Relevan ........................................................................... 28

    C. Kerangka Berfikir………………………………………………………………..30

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 32

    A. Jenis atau Desain Penelitian .................................................................................. 33

    B. Subjek dan Sampel penelitian ............................................................................... 26

    C. Tempat dan Waktu penelitian ............................................................................... 34

    D. Definisi Variabel Penelitian .................................................................................. 34

    E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ............................................................ 35

    1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 37

    2. Instrumen .............................................................................................................. 38

    F. Validitas dan Reabilitas Instrumen ....................................................................... 39

    1. Validitas ................................................................................................................ 39

    2. Reliabilitas ............................................................................................................ 43

    G. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 45

    1. Memberi skor pada tiap alternatif jawaban yang dipilih oleh responden. ............ 46

    2. Mentabulasi data ................................................................................................... 48

    3. Mengkategorikan subjek ....................................................................................... 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 50

    A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 50

    B. Pembahasan ........................................................................................................... 55

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 60

    A. Kesimpulan ........................................................................................................... 60

    B. Keterbatasan .......................................................................................................... 60

    C. Saran ..................................................................................................................... 61

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 64

    LAMPIRAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Kerangka Berfikir…………………………………………………….30

    Tabel 2 Rincian Subjek Penelitian…………………………………….............34

    Tabel 3 Norma Skoring………………………………………..........................37

    Tabel 4 Kisi-Kisi Kuisioner Kebutuhan Konseling…………………………...38

    Tabel 5 Rekapitulasi Hasil uji Validitas…………………………………........41

    Tabel 6 Kisi-Kisi Kuesioner Dengan Item Valid…………………………......42

    Tabel 7 Reability Statistic………………………………………………...........44

    Tabel 8 Kriteria Guilford……………………………………………...............44

    Tabel 9 Kriteria Secara Keseluruhan………………………….........................46

    Tabel 10 Ketegorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual…..48

    Tabel 11 Norma Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling

    Individual…………………………………………………………...49

    Tabel 12 Kategorisasi Tingkat Kebutuhan layanan Konseling Individual Pada

    Siswa………………………………………………………………...50

    Tabel 13 Perolehan Kategori Rendah dan Sangat Rendah……………………52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    Daftar Grafik

    Grafik 1 Kategorisasi Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa…..51

    Grafik 2 Kategorisasi Rendah dan Sangat Rendah Pada Kebutuhan Konseling

    Individual Pada Siswa…………………………………………………..54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Daftar Lampiran

    Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian……………………………………………66

    Lampiran 2 Kuesioner Penelitian…………………………………………...68

    Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian……………………………………….73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi

    masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah yang digunakan.

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah terdapat layanan

    konseling individual atau konseling pribadi. Konseling pribadi atau

    konseling individual adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang

    memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan

    langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (guru

    BK/konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan

    pribadi yang dideritanya. Konseling individual ini berfungsi untuk

    membantu siswa dalam mencari solusi dari permasalahan yang

    mengganggu perasaan ataupun pikiran siswa sehingga aktifitas belajar dan

    kegiatan sehari-hari dapat dilakukan tanpa gangguan dan perkembangan

    perserta didik dapat berjalan secara optimal.

    SMKN 2 Depok Sleman, merupakan tempat peneliti menjalankan

    program magang 1 (magang bimbingan konseling), magang 2 (magang

    manajemen sekolah), dan magang 3 (implementasi bimbingan dan

    konseling). memiliki program layanan konseling individual/pribadi.

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    SMKN 2 Depok sangat selektif dalam penerimaan siswa baru. Siswa-

    siswi yang diterima adalah siswa-siswi yang memiliki nilai akademik

    cukup tinggi, hasil wawancara saat seleksi dan juga tes minat dan bakat

    tertulis menjadi persyaratan utama diterimanya menjadi siswa SMKN 2

    Depok.

    SMKN 2 Depok memiliki 14 jurusan dengan 2 kelas paralel untuk

    setiap jurusan. Siswa-siswi di sekolah ini memiliki daya juang yang tinggi

    dalam hal belajar. Tingkat persaingan diantara siswanya untuk

    mendapatkan nilai terbaik sangatlah terasa terutama dibeberapa jurusan,

    seperti jurusan kimia analisis dan kimia industri. Menurut Koordinator

    Bimbingan dan Konseling SMKN 2 Depok ini, pekerjaan orang tua siswa

    didominasi oleh buruh tani, pedagang kecil, sebagian kecil berprofesi

    sebagai guru, dan TNI/Polri dengan tingkat sosio ekonomi menengah

    kebawah.

    Meskipun siswa-siswinya berprestasi dan memiliki nilai akademik

    yang baik bukan berarti mereka tidak memiliki masalah. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan beberapa guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

    Permasalahan pribadi yang muncul adalah kesulitan menyesuaikan diri

    dengan teman di kelas, merasa salah mengambil jurusan, kesulitan

    memilih gaya belajar, dan kenakalan siswa dalam tawuran dan klitih.

    Oleh karena itu, layanan konseling indivual sangatlah penting bagi

    semua siswa-siswi di sekolah. Terutama pada kelas X dikarenakan siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    sedang menuju masa peralihan dari masa SMP, siswa membutuhkan

    pengarahan dan bimbingan yang baik.

    Berdasarkan hasil dari magang 1 (magang bimbingan dan konseling)

    yang program didalamnya adalah wawancara dan observasi, peneliti

    melihat data-data siswa di SMKN 2 Depok tersusun sangat rapi. Namun

    disaat magang 1 tersebut peneliti belum menemukan data siswa yang

    datang untuk melakukan konseling individual. Namun dari hasil

    wawancara dengan guru BK disana dikatakan jika permasalahan kelas X

    yang banyak muncul adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan

    lingkungan kelas, untuk permasalahan lain yang cukup mendominasi pula

    adalah pemasalahan klitih dan vandalism namun banyak dilakukan oleh

    siswa kelas XI dan XII.

    Pada magang 2 yaitu magang manajemen sekolah dimana peneliti

    melakukan pendalaman hasil observasi disekolah terutama dalam hal ke

    BK-an yaitu benar-benar mendalami bagaimana bimbingan dan konseling

    disekolah terutama bagaimana menyususn program layanan bimbingan

    dan konseling disekolah yang sesuai. Pada magang 2 ini saya hanya

    mendampingi proses konseling individual saja, namun terlihat jika

    problem solving siswa untuk melakukan layanan konseling individual

    sangatlah kurang, dari sinilah sangatlah perlu untuk membuat program

    sosialisasi pentingnya konseling individual.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Berdasarkan pengalaman peneliti di magang implementasi BK yang ke-

    3 dan banyak mendapatkan kesempatan untuk melakukan bimbingan

    klasikal di kelas X. Beberapa siswa mengatakan ingin datang menemui

    guru BK untuk sekedar berkonsultasi ataupun melakukan layanan

    konseling pribadi namun banyak siswa yang takut untuk datang ke ruang

    BK karena banyak dari mereka beranggapan jika datang untuk melakukan

    konseling hanya untuk siswa-siswa yang bermasalah dan cenderung

    mendapat pandangan negatif jika siswa lain mengetahuinya. Alasan-alasan

    inilah yang memperkuat pendapat peneliti bahwa siswa-siswa kelas X di

    SMKN 2 Depok sebenarnya memiliki kebutuhan konseling.

    Peneliti juga memiliki berbagai macam alasan mengapa memutuskan

    untuk menjadikan kelas X menjadi subjek penelitiannya, salah satu alasan

    terkuat adalah karena kelas X adalah tahun pertama siswa masuk di

    sekolah baru dengan jenjang yang berbeda. Pada tahun pertama inilah

    kesempatan terbaik mengetahui kebutuhan-kebutuhan siswa termasuk

    konseling individual. Diharapkan jika siswa sudah terbiasa melakukan

    konseling individual disekolah dan merasakan manfaat dari program

    tersebut dengan mandiri siswa akan datang kembali dengan permasalahan-

    permasalahan yang berbeda. Tentu hal ini akan berdampak baik karena

    tidak membawa permasalahan di kelas X ke kelas XI dan XII karena sudah

    terselesaikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK SMKN 2 diperoleh data

    tentang daftar catatan jumlah siswa yang datang ke ruang BK atas inisiatif

    sendiri untuk melakukan konseling individual sangatlah rendah.

    Hal tersebut kurang dapat teratasi oleh guru BK di SMKN Depok

    dikarenakan siswa-siswi banyak yang mengatakan enggan untuk sekedar

    datang atau meminta bantuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dia

    hadapi. Kurang mengenal guru BK juga menjadi salah satu faktor siswa

    enggan datang untuk melakukan konseling individual. Biasanya

    permasalahan ditangani jika sudah sangat memberikan dampak tidak baik

    bagi diri siswa itu sendiri maupun lingkungan siswa tersebut.

    Peneliti menjadikan konseling individual sebagai variabel karena

    peneliti berpandangan bahwa konseling individual lebih efektif mengatasi

    permasalahan siswa. Namun, banyak siswa enggan melakukan konseling

    individual dengan alasan malu bila dianggap orang lain sebagai orang

    bermasalah.

    Maka dari itu sebenarnya jika asas-asas yang menjadi dasar konseling

    individual diketahui dengan baik oleh siswa bukankah sebenarnya banyak

    dari siswa yang memiliki kesadaran tinggi membutuhkan orang lain untuk

    membantu dirinya keluar dari masalah yang dihadapinya akan datang

    dengan suka rela kepada guru BK disekolah. Karena permasalahan yang

    terus menerus bertumpuk lama-lama akan menyebabkan permasalahan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    yang lebih besar dan juga siswa tidak terbiasa untuk menyelesaikan

    permasalahan malah menghindar dan lari dari permasalahanannya sendiri

    ini sangat berdampak tidak baik.

    Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka peneliti

    mengangkat judul Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individu Pada

    Siswa SMKN 2 Depok (Studi Deskriptif Pada Siswa kelas X).

    B. Identifikasi Masalah

    Berangkat dari latar belakang masalah diatas, terkait dengan minimnya

    siswa yang datang untuk melakukan layanan konseling individual dengan

    guru BK SMKN 2 Depok (siswa-siswi kelas X) tahun ajaran 2016/2017

    dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut:

    1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap peran guru BK.

    2. Rendahnya kebutuhan siswa untuk melakukan layanan konseling

    yang ditunjukan oleh minimnya siswa yang mendatangi guru BK

    untuk konseling.

    3. Adanya rasa keengganan siswa menceritakan permasalahan yang

    sedang dihadapinya kepada guru BK.

    4. Banyak siswa yang memandang layanan konseling individual dari

    sudut pandang yang negatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    5. Adanya ketakutan siswa dipandang sebagai siswa bermasalahan

    dimata teman-temannya.

    6. Adanya pandangan yang keliru oleh siswa terhadap fungsi layanan

    BK di sekolah.

    C. Pembatasan Masalah

    Penelitian ini membatasi diri pada survei kebutuhan mengikuti layanan

    konseling individu pada siswa SMKN 2 Depok (siswa-siswi kelas X).

    D. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa-siswi kelas X mengikuti

    layanan konseling individual di sekolah?

    2. Seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa kelas X yang masuk dalam

    kategori rendah dan sangat rendah dalam mengikuti layanan konseling

    individual di tinjau dari setiap jurusan di SMKN 2 Depok?

    E. Tujuan Penelitian

    1. Melihat tingkat kebutuhan siswa kelas X SMKN 2 Depok untuk

    melakukan layanan konseling individual disekolah dengan guru BK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2. Melihat seberapa tinggi tingkat kebutuhan siswa kelas X mengikuti

    layanan konseling individual di tinjau dari setiap jurusan di SMKN 2

    Depok.

    F. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa

    manfaat sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana dalam

    bidang bimbingan dan konseling, khususnya dalam layanan konseling

    individual.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah mampu memberikan

    perhatian lebih pada siswa agar sekolah membuat program

    bimbingan konseling terutama pada layanan konseling individual

    untuk memaksimalkan pendampingan pada siswa.

    b. Bagi Guru BK

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, acuan, atau

    pertimbangan dalam pembuatan program sosialisasi pentingnya

    layanan konseling individual dan juga guru BK lebih mendalami

    pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik konseling agar ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    memberikan pelayanan hasilnya sesuai yang siswa harapkan dan

    hasilnya lebih maksimal.

    c. Bagi Siswa

    Hasil penelitian ini diharapkan agar siswa meningkatkan minat

    dalam hal menggunakan layanan bimbingan konseling yang sudah

    tersedia terutama layanan konseling individual.

    G. Batasan Istilah

    1. Siswa kelas X adalah anak yang sedang mengalami masa peralihan

    dari anak akhir ke masa remaja biasanya berada pada usia 13-15 tahun

    dan masuk SMK untuk melakukan proses belajar.

    2. Kebutuhan adalah suatu hal yang ada dan timbul secara alamiah dalam

    diri seorang individu untuk mempertahankan diri dari permasalahan

    yang terjadi, seperti mencari bantuan kepada orang yang profesional

    dalam bidang tersebut atau jalan keluar guna mempertahankan dirinya

    dari dampak buruk terhadap fisik ataupun psikisnya.

    3. Layanan konseling individual adalah program yang dibuat oleh BK di

    sekolah guna memberikan bantuan yang dialakukan melalui

    wawancara yaitu konseling oleh konselor atau guru BK kepadaklien

    atau siswa yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bertujuan

    mengatasi masalah yang dihadapi konseli.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    4. Kebutuhan layanan konseling adalah suatu hal yang muncul pada diri

    siswa atau konseli ketika mengalami permasalahan atau guna

    mempertahankan dirinya dari ancaman dengan cara mencari orang

    yang profesional yaitu konselor atau guru BK untuk melakukan

    konseling individu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    Bab ini memaparkan kajian teori yang relevan dan mendasari bangunan

    konseptual penelitian tindakan ini yang meliputi: hakikat kebutuhan, hakikat

    layanan, dan hakikat bimbingan dan konseling.

    A. Kajian Teori

    1. Hakikat Kebutuhan

    a. Pengertian Kebutuhan Menurut Abraham Maslow.

    Kebutuhan adalah sesuatu hal yang muncul secara naluriah

    dan harus terpenuhi dalam diri individu jika hal tersebut tidak

    terpenuhi akan menyebabkan suatu permasalahan.

    Berikut pengertian kebutuhan menurut Abraham Maslow

    (2010) Ia bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus

    terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu

    sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal

    yang memotivasi. Menurut Maslow ada 5 tingkat kebutuhan dasar

    manusia yaitu:

    1) Kebutuhan Fisiologis.

    Kebutuhan paling dasar yakni kebutuhan untuk mempertahankan

    hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan

    akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan

    11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

  • 12

    bernafas. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling

    dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan selanjutnya.

    2) Kebutuhan Akan Rasa Aman

    Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya,

    muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan

    akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini

    diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan,

    perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti,

    perang, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana

    alam.

    3) Kebutuhan Akan Rasa Dimiliki dan Kasih Sayang

    Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat,

    keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk

    dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan

    untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan

    cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan

    merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar

    bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting

    bagi dirinya.

    4) Kebutuhan akan Penghargaan.

    Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan

    bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Potens&action=edit&redlink=1

  • 13

    menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori

    mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih

    rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan

    untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran,

    kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat,

    bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan

    harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi,

    penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat

    memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk

    memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang

    ditemukan Maslow.

    5) Aktualisasi Diri

    Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan

    keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus

    untuk memenuhi potensi. Maslow menggambarkan kebutuhan ini

    sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya

    sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya

    b. Kebutuhan Konseling Dari 5 Kebutuhan Dasar :

    Berdasarkan teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham

    Maslow peneliti menyimpulkan bahwa: konseling memiliki beberapa

    dasar kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan dibawah ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Status&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Ketenaranhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemuliaan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengakuan&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Reputasihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apresiasi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Martabat&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Dominasihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diri&action=edit&redlink=1

  • 14

    jika tidak terpenuhi akan meningkatkan kebutuhan konseling yang

    semakin tinggi, yaitu ;

    1) Kebutuhan akan rasa aman.

    Kebutuhan akan rasa aman ini jika tidak terpenuhi akan

    menimbulkan tingka kecemasan yang tinggi sehingga mengganggu

    stabilitas dalam hidup. Seseorang yang tidak aman memiliki

    kebutuhan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan

    berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak

    diharapkannya. Kebebasan memang dibutuhkan namun sebagai

    manusia terlebih pada siswa akan menjadi lebih aman dan merasa

    terjaga jika diberikan kebebasan namun masih diberi batasan.

    2) Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang.

    Tanpa cinta dan kasih sayang pertumbuhan dan perkembangan

    kemampuan manusia akan terhambat. Kebutuhan akan cinta

    meliputi cinta yang memberi atau merasa dimiliki dan yang

    menerima atau memiliki. Kita harus memahami cinta, kita harus

    mampu mengajarkannya, menciptakannya, meramalkannhya. Jika

    tidak, akan munculah sifat kebencian dan permusuhan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3) Kebutuhan akan penghargaan.

    Manusia memiliki 2 kategori akan penghargaan yaitu: (1) harga

    diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi,

    penguasaan, kecukupan prestasi, ketidak ketergantungan, dan

    kebebasan. (2) penghargaan dari orang lain meliputi prastice,

    pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta

    penghargaan. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi akan

    menyebabkan permasalahan rasa rendah diri danketidah berdayaan,

    yang selanjutnya akan menimbulkan rasa keputusasaan bahkan

    menimbulkan perilaku neurotic. Harga diri dan penghargaan yang

    stabil dan wajar dari orang lain yang sesungguhnya sangatlah

    dibutuhkan.

    4) Kebutuhan Aktualisasi Diri

    Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan

    keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus

    untuk memenuhi potensi. Kebutuhan ini sebagai hasrat untuk

    semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa

    saja menurut kemampuannya. Kurikulum didalam SMK itu sendiri

    sebenarnya menggambarkan pencapaian akan kebutuhan

    aktualisasi diri yaitu tercapainya cita-cita menjadi profesi tertentu

    setelah lulus dari sekolah tersebut, melalui pelatihan kejuruan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    sudah diambil melalui serangkaian persyaratan yang ada di SMK

    tersebut.

    c. Pengertian Kebutuhan Konseling menurut William Glasser.

    Menurut William Glasser dalam (Latipun, 2008) manusia memiliki

    kebutuhan dasar yaitu fisiologis dan psikologis. Perilaku manusia

    dimotivasi untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Kebutuhan

    fisiologis yang disebutkan sama dengan ahli lain, sedangkan

    kebutuhan psikologis menurut Glasser yang mendasar ada dua macam

    yaitu:

    1) Kebutuhan dicintai dan mencintai, dan

    2) Kebutuhan akan penghargaan

    Menurut (George dan Cris-tiani, 1990). Kedua kebutuhan psikologis

    tersebut digabung menjadi satu kebutuhan yang sangat utama yang

    disebut kebutuhan identitas.

    Setiap individu mengembangkan gambaran identitasnya (identity

    image) berdasarkan atas pemenuhan kebutuhan psikologisnya. Jika

    siswa berhasil menemukan kebutuhannya, yaitu terpenuhi kebutuhan

    cinta dan penghargaan akan mengembangkan gambaran diri sebagai

    orangyang berhasil membentuk identitasnya dengan (success identity).

    Sebaliknya jika siswa gagal menemukan kebutuhannya, akan

    mengembangkan diri sebagai siswa yang gagal dan membentuk

    kegagalannya (failure identity).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    d. Tiga Kebutuhan Dasar Konseling

    Jadi berdasarkan teori yang dikemukakan Abraham Maslow 3 dari 5

    kebutuhan dasarnya dan teori konseling yang di kemukakan oleh

    William Glasser peneliti bisa menarik kesimpulan bahwa kebutuhan

    konseling tersebut berawal dari tidak terpenuhinya kebutuhan

    psikologis,

    a) Kebutuhan akan rasa aman.

    Kebutuhan akan rasa aman ini jika tidak terpenuhi akan

    menimbulkan tingkat kecemasan yang tinggi sehingga

    mengganggu stabilitas dalam hidup

    b) Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang,

    meliputi keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan

    sepenuh hati oleh orang-orang disekitarnya.

    c) Kebutuhan akan penghargaan.

    Kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan prestasi,

    ketidaktergantungan, kebebasan, prestise, pengakuan penerimaan

    perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan.

    Karena dalam pengembangan diri dengan baik dan sesuai pada tugas

    perkembangan siswa. Siswa itu sendiri harus merasa dicintai dan dianggap

    ada serta berguna bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi

    syarat-syarat berikut ini menurut teori Glasser (George dan Cris-tiani,

    1990), yaitu:

    a) Ketidak hadirannya menimbulkan penyakit.

    b) Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.

    c) Pemulihannya menyembuhkan penyakit.

    d) Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan dimana

    orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata

    mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan

    lainnya.

    e) Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak

    terdapat pada orang sehat.

    2. Hakikat Konseling Individual

    a. Pengertian Konseling Individual.

    Konseling individual memiliki banyak pengertian yang

    dikemukakan oleh beberapa ahli konseling. Namun setelah membaca

    beberapa pengertian dan kajian-kajian mengenai konseling individual

    pada dasarnya sama. Yaitu kegiatan yang dilakukan antara dua

    individu yang terikat dalam relasi yang profesional yaitu konselor dan

    konseli untuk melakukan proses membantu menyelesaikan

    permasalahan konseli dengan menggunakan beberapa teknik sesuai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    dengan masalah yang dihadapi. Berikut beberapa kajian atau

    pengertian konseling individual yang menurut peneliti ilmiah:

    1) Menurut Prayitno Konseling individual adalah proses pemberian

    bantuan yang dialakukan melalui wawancara konseling oleh

    seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami

    sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah

    yang dihadapi klien.

    2) Menurut Prof. DR Sofyan S. Willis (1996).

    Konseling individual memiliki makna spesifik dalam arti

    pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi

    hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor

    berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien

    serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang

    dihadapinya. Konseling individual itu sendiri adalah kunci semua

    kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan menguasai teknik-

    teknik konseling individual berarti akan mudah menjalankan

    proses bimbingan dan konseling karena mengetahui apas saya yang

    menjadi kebutuhan klien atau siswa di sekolah.

    3) Menurut Burk dan Stefflre (Psikologi Konseling, 2014).

    Konseling mengindikasi hubungan profesional antara konselor

    terlatih dengan klien, hubungan yang terbentuk biasanya bersifat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    individu ke individu, kadang juga melibatkan lebih dari satu orang

    missal keluarga klien. Konseling didesain untuk menolong klien

    dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap

    susatu masalah yang sedangmereka hadapi melalui pemecahan

    masalah dan pemahaman karakter dan perilaku klien.

    4) Menurut Palmer dan Mcmahon (Mc leod, 2004).

    Konseling bukan hanya proses pembelajaran individu tetapi juga

    merupakan aktifitas social yang memiliki makna social. Orang

    serinbg kali menggunakan jasa konseling ketika berada di titik

    transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa, menikah ke

    perceraian, keinginan untuk beribat dan lain-lain. Konseling juga

    merupakan persetujuan cultural dalam artian cara untuk

    menumbuhkan kemampuan beradaptasi dengan institusi sosial.

    5) Menurut Tolbert (Prayitno, 2004 :101).

    Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap

    muka antara dua orang, dalam mana konselor melalui hubungan iu

    dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,

    menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk

    memahami diri sendiri, keadaan sekarang, dan kemungkinan

    keadaan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan

    potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana

    memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan

    kebutuhan yang akan datang.

    6) Menurut Jones (Insano, 2004 : 11).

    Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang

    konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya

    bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang

    melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu

    klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang

    lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna

    bagi hidupnya.

    7) Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004 : 105).

    Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

    melalui wawancara konseling oleh ahli 9disebut konselor0 kepada

    individu yang sedang mengalami suatu masalalah (disebut klien)

    yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

    8) Menurut WS Winkel (2005 : 34).

    Konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari

    bimbingan dalam usaha membantu seorang konseli/klien secara

    tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    jawab sendiri terhadap barbagai persoalan atau permasalahan

    khusus.

    9) Menurut Mc. Daniel (1956).

    Konseling adalah suatu pertemuan langsung dengan individu yang

    ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat

    menyesuaikan dirinya dan lingkungannya.

    Pada hakikatnya konseling adalalah hubungan profesional antara

    konselor dengan konseli dan melakukan perjanjian untuk melakukan

    kegiatan yaitu konseling dengan beberapa ketentuan dan kote etik

    didalamnnya, guna membantu menyelesaikan suatu permasalahan

    konselinamun berbeda dengan member atau mengambil alih

    permasalahan konseli. Membantu dalam konteks konselor Spribadi ini

    tetap member tanggung jawab pada konseli untuk menyelesaikan

    permasalahan yang dihadapinya. Hubungan konseling tidak

    bermaksud mengalihkan permasalahan atau pekerjaan konseli pada

    konselor, tetapi memberikan motivasi dan arahan pada konseli untuk

    bertanggung jawab pada dirinya sendiri untuk mengatasi dan mencari

    jalan keluar dari permasalahannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    b. Menurut Gibson, Mitchell dan Basile (1981) orang ini berpendapat ada

    sembilan tujuan dari konseling individual, yakni :

    1. Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses

    pertumbuhan dan perkembanganya serta mengantisipasi hal-hal

    yang akan terjadi pada proses tersebut (seperti perkembangan

    kehidupan sosial, pribadi,emosional, kognitif, fisik, dan

    sebagainya).

    2. Tujuan pencegahan yakni konselor membantu klien menghindari

    hasil-hasil yang tidak diinginkan.

    3. Tujuan perbaikan yakni konseli dibantu mengatasi dan

    menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan.

    4. Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk

    memeriksa pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba

    aktivitas baru dan sebagainya.

    5. Tujuan penguatan yakni membantu konseli untuk menyadari apa

    yang dilakukan, difikirkan, dan dirasakn sudah baik

    6. Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran

    dan keterampilan kognitif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    7. Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan

    kebiasaan untuk hidup sehat.

    8. Tujuan psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan

    sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, dan mengembangkan

    konsep diri positif dan sebagainya.

    c. Tahapan Konseling Individu. (pada dasarnya tahapan tdk bisa

    dilepaskan dr teknik konseling) pda dasarnya ada tiga yaitu

    pembukaan, isi, dan penutup.

    Dalam buku W.S Winkel & M.M. Sri Hastuti (2004), fase-fase

    konseling individual di sekolah memiliki lima tahapan atau lima fase

    yaitu pembukaan, penjelasan masalah, penggalian latar belakang,

    penyelesaian masalah, dan penutup. Uraian yang lebih rinci tentang

    lima fase itu adalah sebagai berikut:

    1. Fase Satu, Pembukaan.

    Pembukaan diletakkan bagi pengembangan hubungan antar pribadi

    (working relationship) yang baik, hal ini memungkinkan

    pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling.

    Bilamana konselor dan konseli bertemu untuk yang pertama kali,

    waktunya akan lebih lama dan isinya akan berbeda dibandingkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dengan pembukaan saat konseli dan konselor bertemu kembali

    untuk melanjutkan wawancara yang telah berlangsung sebelumnya.

    2. Fase Dua, Penjelasan masalah.

    Pada fase ini konseli mengeukakan hal yang ingin dibicarakan

    dengan konselor, sambil mengutarakan sejumlah pikiran dan

    perasaan yang berkaitan dengan hai itu. Inisiatif berada di pihak

    konseli dan dia bebasmengutarakan apa yang dianggap perlu

    dikemukakan. Konselor disini menerima uraian konseli

    sebagaimana adanya dan memantulkan pikiran serta perasaan yang

    terungkap melalui penggunaan teknik konseling seperti refleksi

    dan klarifikasi.

    3. Fase Tiga, Penggalian latar belakang masalah.

    Karena pada fase dua konseli belum menyampaikan gambaran

    lengkap mengenai kedudukan masalah, diperlukan penjelasan lebih

    mendetail dan mendalam. Dalam hal ini inisiatif agak bergeser ke

    pihak konselor, yang lebih mengetahui apa yang dibutuhkan

    supaya konseli dan konselor memperoleh gambaran yang bulat.

    Fase ini juga bisa disebujt dengan analisis kasus, yang dilakukan

    menurut sistematika tertentu sesuai dengan pendekatan konseling

    yang telah diambil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    4. Fase Empat, Penyelesaian masalah.

    Berdasarkan apa yang telah digali dala fase analisis kasus, konselor

    dan konseli membahas bagaimana persialan dapat diatasi.

    Meskipun konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan

    dapat diatasi. Meskipun konseli selama fase ini harus ikut berfikir,

    memanadang dan mempertimbangkan.

    5. Fase Lima, Penutup.

    Bilaana konseli sudah merasa mantap tentang penyelesaian

    masalah yang ditemukan bersama dengan konselor, proses

    konseling dapat diakhiri. Penutup ini sebaiknya mengambil bentuk

    agak formal sehingga konselor dan konseli menyadari bahwa

    hubungan antarpribadi, sebagaimana berlangsung selama

    wawancara atau rangkaian konseling telah selesai.

    d. Kajian Konseling.

    Bila dilihat dari proses konseling, maka kajian konseling memiliki

    5 kegiatan, yaitu:

    1. Memandu (Guilding).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Memandu bukanlah paksaan, yang berarti mengabaikan

    perasaan atau terlalu mengendalikan pandangan-pandangan

    individu. Tetapi lebih kepada merefleksikan secara pasif

    pandangan-pandangan individu. Dalam perspektif pendidikan,

    memandu berarti menyelesaikan masalah yang ada dalam diri

    seseorang atau secara potensial ada dalam diri seseorang,

    melalui sumber-sumber yang ada.

    2. Menyembuhkan (Healing).

    Dalam psikologi konseling, perspektif modern tentang

    penyembuhan berakar dalam tradisi sejarah yang mendasari

    psikoterapi dinamik, khususnya spiritual dan ilmiah.

    3. Memfasilitasi (Facilitating).

    Memfasilitasi merupakan reaksi terhadap model-model dan

    authoritarian dalam konseling. Inti dari perspektif ini

    memfasilitasi (disebut juga sebagai pendekatan kekuatan etika)

    dipercayai bahwa individu memiliki kemampuan untuk

    mengarahkan dirinya sendiri. Dalam konteks yang positif ini,

    helper mengandalkan kepada sumber-sumber klien tanpa

    mengganggu atau mencampuri terhadap pengalaman-

    pengalaman klien.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    4. Memodifikasi (Modifying).

    Perspektif modifikasi sering dikenal dengan modifikasi

    perilaku atau pendekatan yang berkenaan dengan mengubah

    organisme yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

    5. Merestukturisasi (Restucturing).

    Merupakan panduan antara metode behavioral dengan teori

    kognitif.

    B. Kajian Penelitian Relevan

    Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan

    sebelumnya oleh peneliti dengan mendapatkan hasil yang empiris.

    Tujuan dari penelitian terdahulu yakni sebagai bahan pemula dan

    untuk membandingkan antara peneliti satu dengan peneliti yang

    lainnya. Dari penelitian terdahulu yang dijadikan praktikan rujukan

    adalah sebagai berikut:

    Penelitian tentang kepercayaan diri sudah pernah dilakukan

    oleh Rina Istiyati (2013) Universitas Negeri Semarang dengan judul ”

    Korelasi Antara Kepribadian Konselor Dengan Minat Siswa Mengikuti

    Layanan Konseling Individu Di Sma Negeri 1 Kendal, Kabupaten

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Kendal Tahun Ajaran 2013/2014”. hasil penelitian tersebut

    menyimpulkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    sebagian besar siswa yaitu minat siswa memanfaatkan layanan

    konseling perorangan di SMA Negeri 1 Kendal Tahun ajaran

    2013/2014 pada umumnya termasuk dalam kategori tinggi, yang

    berarti siswa mempunyai ketertarikan atau keinginan yang tinggi untuk

    memanfaatkan layanan konseling perorangan dikarenakan . Minat itu

    muncul karena adanya perhatian, ketertarikan, dorongan dan keyakinan

    yang sangat tinggi terhadap konseling perorangan dan kemudian

    mempengaruhi pada keputusan dan tindakannya terhadap layanan

    konseling individual.

    Perbedaan penelitian yaitu hasil yang didapat. pada penelitian

    tersebut minat konseling individual tinggi, sedangkan peneliti

    mendapatkan hasil rendah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    C. Kerangka Berfikir

    Kerangka Berpikir

    Kebutuhan Manusia

    Abraham Maslow

    5 kebutuhan dasar:

    1. Kebutuhan Fisiologis.

    2. Kebutuhan akan rasa aman.

    3. Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang.

    4. Kebutuhan akan penghargaan.

    5. Kebutuhan akan aktualisasi diri.

    Kebutuhan Konseling

    Abraham Maslow Willian Glasser

    1. Kebutuhan akan rasa aman.

    2. Kebutuhan akan rasa

    memiliki, dimiliki dan akan

    kasih sayang

    3. Kebutuhan akan

    penghargaan.

    1. Kebutuhan dicintai

    dan mencintai.

    2. Kebutuhan akan

    penghargaan.

    3 Dasar Kebutuhan Konseling Siswa berdasarkan teori Maslow dan Glasser:

    1. Kebutuhan akan rasa aman

    2. Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan rasa cinta dan kasih sayang.

    3. Kebutuhan akan penghargaan

    Tidak Terpenuhi Terpenuhi

    Membutuhkan konseling Tidak membutuhkan

    konseling

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Pada dasarnya manusia memiliki lima kebutuhan dasar, menurut

    Abraham Maslow kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis,

    kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan dimiliki, memiliki dan akan

    kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Dalam

    penelitian ini peneliti akan mengangkat permasalahan yaitu kebutuhan

    konseling siswa, setelah saya simpulkan kebutuhan konseling itu sendiri

    memiliki 3 dasar dari 5 kebutuhan yang dikatakan oleh Masllow.

    Namun ada tokoh yang membahas lebih detail dan bersumber pula dari

    hirarki kebutuhan Maslow itu sendiri yaitu William Glasser.

    Glasser mengatakan jika kebutuhan konseling itu sendiri didasarkan

    oleh kebutuhan akan dicintai dan mencintai serta kebutuhan akan

    penghargaan. Tiga dari kebutuhan Masllow dan dua dari Glasser

    didapatkan lima dasar kebutuhan konseling, yang pada dasarnya dapat

    disimpulkan menjadi tiga kebutuhan konseling pada yaitu; (1)

    Kebutuhan akan rasa aman, (2) Kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki

    dan akan rasa cinta dan kasih sayang dan (3) Kebutuhan akan

    penghargaan.

    Jika tiga kebutuhan diatas terpenuhi dalam diri individu tentu

    individu tersebut tidak membutuhkan layanan konseling individu pula,

    namun sebaliknya jika kebutuhan diatas tidak terpenuhi dalam diri

    individu hal tersebut menyebabkan individu membuituhkan layanan

    konseling individu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi uraian jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek

    penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen penelitian, dan teknik

    analisis data yang digunakan

    A. Jenis atau Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

    dengan metode studi deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan unuk

    memperoleh gambaran mengenai minat siswa kelas X SMKN 2 Depok

    melakukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

    Menurut Arikunto (2006 : 12) penelitian kuantitatif adalah penelitian

    yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

    penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

    Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik

    apabila juga disertai dengan table, grafik, bagan, gambar atau tampilan

    lain.

    Menurut Sugiyono (2003 : 13) penelitian deskriptif adalah yang

    digunakan untuk mengetahui variabel, baik itu satu variable atau lebih

    tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable

    ynang lain. Berdasarkan pada teori tersebut peneliti bermaksud untuk

    menggunakan jenis dan desain penelitian ini dengan maksud dapat

    32

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    memudahkan peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh dengan

    metode statistic yang digunakan.

    Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey untuk menemukenali,

    mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil dengan pendekatan

    kuantitatif deskriptif. Arti penelitian survei merupakan “suatu penelitian

    kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur / sistematis yang

    sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang

    diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis” (Bambang Prasetyo, 2005:

    143). Pendekatan kuantitatif deskriptif dipilih dengan pertimbangan

    penelitian ini akan mendeskripsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan

    konseling pribadi, baik dalam bentuk kuantitatif berupa angka maupun

    kualitatif berupa data deskriptif. Penggunaan rancangan desain penelitian

    survey diharapkan mendapatkan hasil yang objektif berkaitan dengan

    pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pribadi yang akan diteliti.

    Fenomena yang diteliti adalah kejadian yang telah berlalu dan sedang

    berlangsung.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMKN 2 Depok

    Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019, dengan data sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Tabel 3.1

    Jumlah Siswa di Setiap Jurusan

    Jurusan Jumlah Siswa

    Kimia Analisis 32

    Kimia Industri 32

    Konstruksi Gedung,

    Sanitasi Dan Perawatan

    32

    Manajemen Dan

    Perawatan Otomotif

    27

    Desain Permodelan Dan

    Informasi Bangunan

    29

    Bodi Otomotif 26

    Jumlah 178

    C. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di ruang teori SMKN 2 Depok Sleman pada

    tahun ajaran genap 2017/2018 pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli

    2018. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran atas ijin dari guru mata

    pelajaran yang sedang mengampu.

    D. Definisi Variabel Penelitian.

    Variabel dalam penelitian ini adalah kebutuhan konseling

    individual. Konseling individual adalah program layanan BK yang

    dilakukan berdasarkan persetujuan antara dua belah pihak yaitu konseli

    atau siswa dengan konselor atau guru BK, guna melakukan pertemuan

    yang dimaksudkan untuk mencari jalan keluar atau solusi dari

    permasalahan konseli dengan dibimbing oleh konselor menggunakan

    teknik-teknik tertentu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan

    berdasarkan kode etik konseling. peneliti ingin melihat seberapa tinggi

    kebutuhan siswa untuk melakukan konseling individual disekolah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    sehingga peneliti mengambil subjek siswa kelas X SMKN 2 Depok

    Tahun ajaran 2017/2018.

    E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kuesioner/angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Kuesioner Survei Tingkat Kebutuhan Siswa Kelas X SMKN 2 Depok

    Melakukan Layanan Konseling Individu di sekolah (angket kebutuhan

    layanan konseling). Sugiono (2010:199) menjelaskan bahwa kuesioner

    merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

    seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab kepada

    responden.

    Kuesioner yang disusun mengacu pada prinsip skala likert. Sugiono

    (2011:134) menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur

    sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

    fenomena sosial. Pertanyaan yang terdapat dalam instrumen ini terdiri dari

    pertanyaan favorable (positif) dan juga unfavourable (negatif).

    Dalam instrument penelitian ini disediakan empat jawaban opsional

    yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai. Keempat opsi

    tersebut memiliki skor masing-masing sebagai berikut; sangat sesuai=4,

    sesuai=3, kurang sesuai=2 dan tidak sesuai=1. Untuk pertanyaan positif

    (Favourable item) dan pertanyaan negative (Unfavourable item). ss,

    s,ts,sts.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Disini saya akan menggunakan teknik pengambilan data dengan cara

    sample random sampling, yaitu teknik sampling sederhana yang dilakukan

    secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada didalam populasi.

    Sehingga dengan teknik ini akan memberikan peluang yang sama bagi

    setiap populasi. Dan penentuan jumlah data yang akan diambil ditentukan

    menggunakan presentase yang sudeh ditentukan Suharsimi Arikunto

    (2006:131) mengemukakan, jika subjek lebih dari 100, maka sampel dapat

    diambil 10% sampai 15%. Hal ini saya lakukan karena subjek penelitian

    saya bersifat homogen yaitu subjek memiliki karakteristik yang sama

    karena subjek adalah siswa kelas X SMKN 2 Depok.

    Karena jumlah siswa kelas X SMKN 2 Depok memiliki 14 jurusan

    setiap jurusannya terdapat dua kelas dan disetiap kelas terdapat kurang

    lebih 32 siswa maka saya akan menentukan kelas dengan cara undian atau

    lotre, dengan cara seperti arisan ibu-ibu yakni dengan membuat lintingan

    kertas sebanyak populasi kelas tersebut kemudian mengambil 6 (lintingan)

    secara acak.

    SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

    S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Tabel 3.2

    Norma Skoring Kuesioner Kebutuhan Konseling

    Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable

    Sangat Setuju 4 1

    Setuju 3 2

    Tidak Setuju 2 3

    Sangat Tidak Setuju 1 4

    Siswa diminta untuk menjawab penyataan yang terdapat dalam

    angket kepercayaan diri dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang

    telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring

    dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing

    item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi

    pula kebutuhan pada siswa teersebut dalam kebutuhan berkonseling,

    sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin

    rendah pula kebutuhan berkonseling pada siswa. Kisi-kisi kuesioner

    Survei Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa SMKN 2

    Depok (Studi Deskriptif Pada Siswa kelas X), sebelum dilakukan

    penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Tabel 3.3

    Kisi-Kisi Kuesioner Kebutuhan Konseling

    No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah

    Favorable Unfavorable Item

    1. Kebutuhan Akan

    Rasa Aman

    Keadaan fisik

    yang jauh dari

    ancaman.

    13,8,5,16 2,4,83,6,3,10 10

    46

    Memiliki

    stabilitas dalam

    hidup

    11,1 67,14 4

    Dapat

    mengendalikan

    rasa

    ketergantungan

    15,17,19,21,

    23 7,26,20,30,34 10

    Mendapatkan

    perlindungan

    psikologis dan

    jauh dari ancaman

    25,33,29 28,18,22 6

    Mampu menerima

    penyakit yang

    dimiliki

    31,27,35 32,24,42 6

    Dapat

    mengendalikan

    rasa takut dalam

    diri

    50,39,41 38,81,48 6

    Rasa cemas yang

    bisa dikendalikan 43,45 54,59 4

    2. Kebutuhan Rasa

    Memiliki, Dimiliki,

    Dan Akan Rasa

    Cinta dan Kasih

    Sayang

    Mampu

    memberikan dan

    menerima cinta

    kasih pada orang

    lain

    47,49,

    37,52,54,56 36,51,40,44,12 11

    21 Keadaan

    dimengerti secara

    mendalam

    58,60,82 46,65,63 6

    Diterima dengan

    sepenuh hati 76,66 61,57 4

    3. Kebutuhan Akan

    Penghargaan

    Mampu

    menjalankan

    peran sosial

    dengan baik

    68,70,72 75,79,73 6

    Kepercayaan diri 74,64,76 69,77,76 6

    Harga diri 80,62 53,9 4

    Total 41 42 83

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.

    1. Validitas

    Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang valid berarti yang

    digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

    instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

    seharusnya diukur. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang

    tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

    yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Bila peneliti membuat

    laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data

    tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

    Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas

    isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

    terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional

    judgement (Anzwar, 2009). Instrumen penelitian ini dikonstruksi

    berdasarkan aspek-aspek yang diukur dan selanjutnya dikonsultasikan

    pada ahli (dosen pembimbing).

    Setelah melakukan uji validitas melalui profesional judgdment,

    dilakukan uji validitas empiris. Penghitungan uji validitas empiris

    dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor

    item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus

    korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan program IBM

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    SPSS Statistics Versi 20. Rumus korelasi Pearson product moment

    adalah sebagai berikut:

    Keterangan :

    r : Korelasi produk momen

    X : Nilai setiap butir

    Y : Nilai dari jumlah butir

    N : Jumlah responden

    Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui

    bahwa terdapat 53 item yang valid dan 30 item yang gugur dengan

    menggunakan standar koefisien 0,30. Pada tabel 3.4 akan ditunjukan

    hasil rekapitulasi uji validitas item, item yang valid akan dibedakan

    dengan item yang tidak valid dengan menggunakan simbol (*).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Tabel 3.4

    Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

    No. Aspek Indikator Nomor Butir

    Valid Tidak Valid

    1. Kebutuhan Akan

    Rasa Aman

    Keadaan fisik

    yang jauh dari

    ancaman.

    13,15,16,2,4,

    83 8,6,3,10

    Memiliki

    stabilitas dalam

    hidup

    11,67 1,14

    Dapat

    mengendalikan

    rasa

    ketergantungan

    15,17,30 19,21,23,7,26,

    20,34

    Mendapatkan

    perlindungan

    psikologis dan

    jauh dari ancaman

    25,29,28,22 33,18

    Mampu menerima

    penyakit yang

    dimiliki

    - 31,27,35,32,24,

    42

    Dapat

    mengendalikan

    rasa takut dalam

    diri

    81,84 50,39,41,38

    Rasa cemas yang

    bisa dikendalikan 43,54,59 45

    2. Kebutuhan Rasa

    Memiliki, Dimiliki,

    Dan Akan Rasa

    Cinta dan Kasih

    Sayang

    Mampu

    memberikan dan

    menerima cinta

    kasih pada orang

    lain

    47,49,

    52,36,51,40,

    44,12

    37,54,56

    Keadaan

    dimengerti secara

    mendalam

    60,82,46,65,

    63 58

    Diterima dengan

    sepenuh hati 76,66, 61,57 -

    3. Kebutuhan Akan

    Penghargaan

    Mampu

    menjalankan

    peran sosial

    dengan baik

    68,70,72,

    75,79,73 -

    Kepercayaan diri 74,64,76,

    69,77,76 -

    Harga diri 80,62, 53,9 -

    Total 53 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Pada bulan Juni 2018 dilakukan uji coba terpakai terhadap

    instrumen kepada siswa-siswi kelas X SMKN 2 Depok Yogyakarta

    Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 178 mahasiswa. Dari hasil uji

    validitas terhadap 83 item, diperoleh 30 item yang tidak valid dari 83

    item, sehingga terdapat 53 item yang dinyatakan valid. Kisi-kisi item

    analisis validitas terdapat pada tabel 3.5.

    Tabel 3.5

    Kisi-Kisi Kuesioner Kebutuhan Layanan Konseling

    No. Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah

    Favorable Unfavorable Item

    1. Kebutuhan Akan

    Rasa Aman

    Keadaan fisik

    yang jauh dari

    ancaman.

    13,5,16 2,4,83 6

    20

    Memiliki

    stabilitas dalam

    hidup

    11 67 2

    Dapat

    mengendalikan

    rasa

    ketergantungan

    15,17 30 3

    Mendapatkan

    perlindungan

    psikologis dan

    jauh dari ancaman

    25,29 28,22 4

    Mampu menerima

    penyakit yang

    dimiliki

    - - 0

    Dapat

    mengendalikan

    rasa takut dalam

    diri

    - 81,48 2

    Rasa cemas yang

    bisa dikendalikan 43 54,59 3

    2. Kebutuhan Rasa

    Memiliki, Dimiliki,

    Dan Akan Rasa

    Cinta dan Kasih

    Sayang

    Mampu

    memberikan dan

    menerima cinta

    kasih pada orang

    lain

    47,49,52 36,51,40,44,12 8 17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Keadaan

    dimengerti secara

    mendalam

    60,82 46,65,63 5

    Diterima dengan

    sepenuh hati 76,66 61,57 4

    3. Kebutuhan Akan

    Penghargaan

    Mampu

    menjalankan

    peran sosial

    dengan baik

    68,70,72 75,79,73 6

    16 Kepercayaan diri 74,64,76 69,77,76 6

    Harga diri 80,62 53,9 4

    Total 24 29 53

    2. Reliabilitas

    Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang reliabel adalah

    instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek

    yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan indeks

    reliabilitas angket penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpa

    Cronbach (α). Adapun perhitungan indeks reliabilitas kuesioner

    penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien reliabilitas Alpa

    Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

    Keterangan:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan

    menggunakan IBM SPSS Statistics Versi 20. Dari hasil perhitungan

    didapatkan skor sebagai berikut.

    Reliability Statistics

    Cronbach's Alpha N of Items

    ,908 53

    Hasil pengujian reliabilitas tersebut dikonfirmasi dengan

    menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel

    berikut.

    Tabel 3.6

    Kriteria Guilford

    No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

    1. 0,91-1,00 Sangat Rendah

    2. 0,71-0,90 Rendah

    3. 0,41-0,70 Sedang

    4. 0,21-0,40 Tinggi

    5.

  • 45

    Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien

    reliabilitas terhadap 53 butir item instrumen yang valid, dengan jumlah

    Cronbach’s Alpa sebesar ,908 termasuk dalam kriteria Tinggi. Artinya

    kuesioner ini memiliki tingkat keajegan yang tinggi.

    G. Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan

    jenis responden. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

    perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

    untuk menguji hipotesis yang telah diajukan Sugiyono (2010).

    Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

    perhitungan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program

    menganalisis data secara statistik yaitu program IBM SPSS Statistics Versi 20.

    Dalam menganalisis rumusan masalah, peneliti menggunakan deskriptif

    kategorisasi dimana subjek akan menjawab salah satu data kuantitatif yang

    telah disediakan. Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih fleksibel dan

    tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan untuk

    mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya (Sugiyono, 2012).

    Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang

    ditempuh dalam penelitian ini:

    1. Menentukan skor dan pengolahan data, penentuan skor pada item

    kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan

    favourable atau unfavourable.

    2. Membuat tabulasi data dan menghitung total jumlah skor masing-masing

    subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis

    data secara statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics Versi 20.

    3. Membuat kategori tingkat kebutuhan layanan konseling indiviual pada

    siswa kelas X SMKN 2 Depok tahun ajaran 2017/2018disusun

    berdasarkan distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah

    menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah

    secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan artibut yang

    diukur (Azwar, 2011). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah

    sangat rendah sampai sangat tinggi.

    Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai

    berikut:

    Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan

    Perhitungan Skor Kategori

    X ≤ μ-1,5σ Sangat Rendah

    μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ Rendah

    μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ Sedang

    μ+0,5σ

  • 47

    Keterangan:

    Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat

    Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat

    Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-Rata teoritis skor

    maksimum dan skor minimum

    Standar Deviasi (α) : Luas jarak rentangan dibagi 6

    Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam

    pengelompokan tingkat kepercayaan diri mahasiswa berprestasi

    belajar rendah berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 53 item

    yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai

    berikut:

    Skor maksimum teoritik : 53 × 4 = 212

    Skor minimum teoritik : 53 × 1 = 53

    Luas Jarak : 212–53= 157

    σ (standar deviasi) : 159 : 6 = 26,5

    µ (mean teoritik) : (212+53) : 2 = 132,5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Tabel 3.7

    Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada

    Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.

    Formula Kategori Rentan Nilai Skoring Kategori

    X ≤ μ-1,5σ 0-93 Sangat Rendah

    μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 94-119 Rendah

    μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 120-146 Sedang

    μ+0,5σ

  • 49

    Tabel 3.8

    Norma Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling

    Individual Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran

    2017/2018.

    Formula Kategori Rentang Nilai

    Skoring

    Kategori

    X ≤ μ-1,5σ 0-312 Sangat Rendah

    μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 313-401 Rendah

    μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 402-490 Sedang

    μ+0,5σ

  • 50

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan uraian tentang hasil penelitian, pembahasan, dan

    implikasi hasil penelitian.

    A. Hasil Penelitian

    1. Tingkat Kebutuhan Siswa-Siswi Kelas X Mengikuti Layanan

    Konseling Individual Di Sekolah?

    Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui

    kuesioner kebutuhan layanan konseling, dapat dilihat gambaran tingkat

    kebutuhan siswa kelas X melakukan layanan konseling individual di

    sekolah di SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 pada tabel berikut:

    Tabel 4.1

    Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada

    Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018.

    Kategori Interval Frekuensi Presentase

    Sangat Rendah 0-93 39 22 %

    Rendah 94-119 113 63 %

    Sedang 120-146 23 13 %

    Tinggi 147-172 0 0 %

    Sangat Tinggi 172-212 3 2 %

    Jumlah 178 100 %

    Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 39% atau

    22 siswa yang menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan

    50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    konseling individual yang sangat rendah, 63 % atau 113 siswa yang

    menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan konseling individual

    yang rendah, 23 % atau 13 siswa yang menunjukkan kebutuhan

    melakukan layanan konseling individual yang sedang, 0 % atau 0 siswa

    yang menunjukkan hasil kebutuhan melakukan layanan konseling

    individual yang tinggi, 3% atau 2 siswa yang kebutuhan melakukan

    layanan konseling individual yang sangat tinggi. Jumlah keseluruhan

    responden adalah 178 siswa.

    Kategorisasi Tingkat Kebutuhan Layanan Konseling Individual

    Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018 yang

    digambarkan dalam diagram, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

    Diagram 4.2

    Kategorisasi Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada

    Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    SangatRendah

    Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    2. Tingkat Kebutuhan Siswa Kelas X Yang Masuk Dalam Kategori

    Rendah Dan Sangat Rendah Dalam Mengikuti Layanan Konseling

    Individual Di Tinjau Dari Setiap Jurusan Di SMKN 2 Depok?

    Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui

    kuesioner kebutuhan layanan konseling, dapat dilihat gambaran tingkat

    kebutuhan siswa kelas X melakukan layanan konseling individual di setiap

    jurusannya dengan angka tertinggi adalah kategori rendah dengan

    presentase yaitu 63% (113 siswa) dan kategori sangat rendah 22% (39

    siswa) atau jika dijumlah adalah 85% (152 siswa) yang masuk dalam

    kategori rendah dan sangat rendah dari 178 siswa sekolah di SMKN 2

    Depok Tahun Ajaran 2017/2018 pada tabel berikut:

    Tabel 4.3

    Perolehan Hasil Kategori Rendah dan Sangat Rendah Pada

    Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa Kelas X

    SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018

    Jurusan Jumlah Presentase Kimia Analisis 23 15% Kimia Industri 19 13%

    Konstruksi

    Gedung, Sanitasi

    Dan Perawatan 32 21%

    Manajemen Dan

    Perawatan

    Otomotif 27 18%

    Desain

    Permodelan Dan

    Informasi

    Bangunan 26 17% Bodi Otomotif 25 16%

    Jumlah 152 100%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari perolehan jumlah siswa

    yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah adalah 113 siswa dan 39

    siswa atau jika dijumlah menunjukkan angka 152 siswa dari seluruh jumlah

    subjek yaitu 178 siswa. Jika ditinjau dari setiap jurusannya yang menunjukkan

    kebutuhan konseling individualnya masuk dalam kategori rendah dan sangat

    rendah yaitu sebagai berikut: Kimia Analisis 23 siswa atau 15%, Kimia

    Industri 19 siswa atau 13%, Kontruksi Gedung, sanitasi dan Perawatan 32

    siswa atau 21%, Manajemen dan Perawatan Otomotif 27 siswa atau 18%,

    Desain Permodelan dan informasi Bangunan 26 siswa atau 17%, dan Bod

    otomotif 25 siswa atau 16%.

    Jurusan yang menunjukkan bahwa seluruh siswa dikelasnya masuk dalam

    kategori rendah dan sangat rendah adalah jurusan Kontruksi Gedung, sanitasi

    dan Perawatan dengan jumlah 32 siswa dikelas dan jurusan Manajemen dan

    Perawatan Otomotif dengan jumlah 27 siswa dikelas yang seluruhnya

    menunjukkan tidak memiliki kebutuhan layanan konseling individual.

    Diagram Perolehan Hasil Kategori Rendah Pada Kebutuhan Layanan

    Konseling Individual Pada Siswa Kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran

    2017/2018 dapat dilihat dibawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Diagram 4.4

    Perolehan Hasil Kategori Rendah dan Sangat Rendah Pada

    Kebutuhan Layanan Konseling Individual Pada Siswa Kelas X

    SMKN 2 Depok Tahun Ajaran 2017/2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    B. Pembahasan

    1. Tinggi Tingkat Kebutuhan Siswa-Siswi Kelas X Mengikuti

    Layanan Konseling Individual Di Sekolah?

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

    sebagian besar siswa kelas X SMKN 2 Depok Tahun Ajaran

    2017/2018 memiliki tingkat untuk melakukan layanan konseling

    individual tergolong rendah, namun ada sebagian kecil yang masuk

    dalam kategosi sangat rendah yaitu benar-benar tidak memiliki

    kebutuhan konseling dan sebagian kecil pula dalam kategori sangat

    tinggi itu artinya ada beberapa siswa yang membutuhkan layanan

    konseling individual. Menurut Glasser (Latipun, 2008) kebutuhan

    konseling individual muncul dikarenakan 3 kebutuhan dalam dirinya

    tidak terpenuhi yaitu; a) kebutuhan akan rasa aman; b) kebutuhan akan

    rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang; c) kebutuhan akan

    penghargaan.

    Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kebutuhan siswa

    kelas X SMKN 2 Depok untuk melakukan layanan konseling

    individual, bahwa siswa-siswinya sudah terpenuhi dalam 3 kebutuhan

    diatas tersebut yang sudah disebutkan, dan menganggap permasalahan-

    permasalahan kecil tidaklah mengganggu kehidupannya sehingga dia

    merasa hidupnya stabil atau bisa dikatakan jika kebutuhan akan rasa

    amannya sangatlah aman dan tidak membutuhkan bantuan dari orang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    yang profesional yaitu konselor. Atau mungkin juga terjadi bahwa

    siswa mengabaikan permasalahannya yang sebenarnya harus dihadapi

    dan diselesaikan dengan baik dengan berkata pada diri sendiri “ah..

    sudahlah nanti pasti berlalu”, kata-kata tersebut sebenarnya

    menunjukkan jika siswa membutuhkan layanan konseling individual

    namun enggan untuk datang menemui guru BK karena menganggap

    konseling itu akan menambah permasalahan saja karena bisa

    melibatkan orang-orang yang masuk dalam permasalahan siswa atau

    konseli itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Burk dan Stefflre dalam

    (Psikologi Konseling, 2014) jika hubungan konseling bersifat individu

    ke individu, namun terkadang juga melibatkan orang-orang

    disekitarnya seperti keluarga dan teman sebaya.

    Mungkin juga siswa kurang mendapat informasi mengenai layanan

    konseling individual itu sendiri, siswa kadang beranggapan jika dia

    menceritakan permasalahannya kepada orang lain yaitu guru BK

    ketika konseling akan menjadi bahan perbincangan diatara guru lain

    atau bisa saja tersebar luas dikalangan teman-teman dikelasnya hal ini

    sebenarnya menunjukan jika siswa membutuhkan layanan konseling

    individu karena merasa dirinya terancam berarti tidak terpenuhinya

    kebutuhan akan rasa aman dan juga keadaan untuk dimengerti secara

    mendalam, sehingga banyak siswa lebih memilih untuk datang dan

    menceriakan permasalahannya dengan teman sebayanya karena sudah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 57

    merasa dimengerti secara mendalam dan mendapatkan penerimaan

    perhatian yang cukup dari teman sebaya itu sendiri, sehingga tidak bisa

    dipungkiri hal ini menjadi salah satu penyebab siswa enggan

    melakukan layanan konseling individual sehingga angka dalam data

    menunjukkan dalam kategori rendah. Hal ini bisa menjadi salah satu

    sorotan untuk dilakukannya pemberian informasi mengenai layanan

    individual disekolah. Perlunya siswa mengetahui ada tujuannya

    mengapa layanan konseling individual sangat berperan pernting bagi

    siswa seperti yang dikatakan Gibson, Mitchell dan Basille (1981)

    bahwa ada 9 tujuannya yaitu; 1) membantu proses pertumbuhan dan

    perkembangan meliputi kehidupan sosial, pribadi, emosional, kognitif,

    fisik, dsb.; 2) Membantu untuk terhindar dari hal yang tidak

    diinginkan; 3) guna membantu mengatasi dan menghilangkan

    perkembangan siswa yang tidak diinginkan; 4) pengetesan

    keterampilan siswa; 5) membantu siswa menyadari jika yang

    dilakukan, difikirkan, dan yang dirasa sudah baik atau belum; 6)

    menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan ketrampilan kognitif; 7)

    pemahaman akan dasar dan kebiasaan untuk hidup sehat; 8) membantu

    mengembangkan ketrampilan sosial yang baik, control emosi, dan

    kons