Suriah, Domino Selanjutnya - ftp.unpad.ac.id · menunggu hingga sekarang? ... Bashar al-Assad mampu...
Transcript of Suriah, Domino Selanjutnya - ftp.unpad.ac.id · menunggu hingga sekarang? ... Bashar al-Assad mampu...
Jerome e WiraWan
KEPULAN asap shisha meruap di tengah kesunyian sebuah warung teh di Da
mas kus, Suriah, akhir Januari si lam. Kegaduhan yang biasanya timbul dari percakapan para pelanggan untuk sementara berhenti. Semua pasang mata lekat menatap layar televisi, memirsa deretan gambar markas partai berkuasa Mesir yang sedang dilalap api.
Celetukan seorang pelayan
memecah keheningan. “(Hosni) Mubarak tidak akan mundur. Mengapa rakyat Mesir menunggu hingga sekarang? Ini semua karena Tunisia. Saya ingin dia mundur, tapi dia tidak akan pergi.”
Dugaan sang pelayan terbukti keliru. Mubarak akhirnya lengser pada 11 Februari dan menyerahkan tampuk kepemimpinan Mesir ke tangan Dewan Tinggi Militer yang dipimpin Jenderal Mohammed Hussein Tantawi.
Pada akhir Januari, tidak ada yang mengira Mubarak akan tumbang. Pun menduga demonstrasi di Tunisia dan Mesir bakal menyebar ke negaranegara lainnya, seperti Libia, Bahrain, dan Yaman.
Di Suriah, kala itu, sentimen negatif terhadap rezim Presiden Bashar alAssad terbilang kecil. Meski demikian, masih ada nada optimistis revolusi akan merembet ke Suriah.
“Mungkin tidak besok atau beberapa bulan mendatang, tapi saya yakin efeknya seperti domino. Sebelumnya, memang masih ada ideologi yang mempersatukan, seperti panArab atau menjadi musuh Israel. Namun, kini rakyat mencari kebebasan pribadi, pangan, pendidikan, dan penghidupan yang layak. Harihari ideologi telah berakhir,” ujar Mazen Darwich, pemilik Syrian Centre for Media yang memperjuangkan kebebasan pers di Suriah, dua pekan sebelum Mubarak tumbang.
Soal kebebasan, rakyat Suriah tahu benar betapa mewahnya hal itu. Akhir Januari lalu, pemerintah memblokir layanan Facebook Chat dari telepon seluler. Pasalnya, lewat fasilitas tersebut, kaum muda Tunisia dan Mesir dapat dengan mudah memobilisasi massa.
“Rakyat di sini menderita lebih daripada rakyat Mesir
dan Tunisia, tapi Anda tidak bisa melihatnya secara kasatmata. Mereka (rakyat Suriah) menutup mulut karena tidak ingin dipenjara selama 10 tahun,” bisik seorang mahasiswa kedokteran di sebuah warung internet di Damaskus.
GrafitiTanpa dinyana, revolusi me
rembet ke Suriah pada pertengahan Maret lalu. Pemicunya sederhana. Sebanyak 15 bocah asal Kota Dera’a melakukan aksi coretcoret di sebidang tembok dengan tulisan berbunyi, ‘Rakyat ingin agar rezim jatuh.’ Akibatnya, bocahbocah di bawah usia 17 tahun tersebut dijebloskan ke penjara. Penahanan mereka rupanya berbuntut panjang.
Esoknya, ribuan orang turun ke jalan. Mereka membakar markas Partai Baath, sejumlah bangunan kantor pemerintah, dan kantor cabang perusa
haan telekomunikasi Syriatel yang dimiliki sepupu sang presiden, Rami Makhlouf. Di salah satu sudut kota, lusinan pemuda merobek poster bergambar presiden yang sedang tersenyum. Kemudian patung ayahanda sang presiden, yang tak lain mantan Presiden Hafiz alAssad, dirobohkan.
Hari itu, mereka serempak menuntut pencabutan undangundang darurat yang telah berlaku sejak 48 tahun lalu, kala Partai Baath merebut kekuasaan di Suriah. Undangundang itu memberikan dasar hukum bagi aparat keamanan untuk menangkap siapa pun tanpa tuntutan jelas.
Akibatnya, aparat keamanan menempuh langkah represif untuk meredam demonstrasi hingga menewaskan empat orang. Alihalih mereda, pada 19 Maret, kubu demonstran makin garang dan menyerukan revolusi. Yelyel lama,
22 SelaSa, 5 aPRIl 2011 Fokus internasional
Suriah, Domino SelanjutnyaKekuatan ekonomi, agama, dan partai merupakan sejumlah alasan mengapa Presiden Bashar al-Assad mampu bertahan.
DALAM tiga tahun pertama pemerintahan Bashar alAssad, Suriah seperti tanpa penguasa. Demikian tulis Eyal Zisser, pada musim dingin 2003 di edisi The Middle East Quarterly. Jurnal itu juga memuat masa depan regional dan politik Suriah di bahu mantan dokter mata tersebut.
Penunjukan pemimpin muda tak berpengalaman yang kurang dipercaya publik mungkin tidak menimbulkan konsekuensi apa pun di Suriah meskipun negera itu mengalami masalah sosial dan ekonomi serta butuh solusi.
Suriah memiliki peran krusial di Timur Tengah. Bisa dikatakan, Suriah menentukan nasib regional itu, baik atau buruk, damai atau perang. Ke vakuman kekuasaan di Damaskus akan menghadirkan banyak masalah, tidak hanya di Suriah, tapi juga Timur Tengah.
Walaupun lebih lunak daripada ayahnya, AlAssad muda tetap bertahan meski sempat terganggu oleh ketidakstabilan regional, konflik internal, dan pergumulan mempertahankan dominasi AlAssad di Suriah.
Jika Suriah bertransformasi seperti Libia atau AlAssad jatuh seperti presiden Tunisia dan Mesir, akan terjadi perubah an besar pada sekutusekutu Suriah, yaitu Iran, Hezbollah, dan Hamas. Itu tentu saja akan merusak ‘keseimbang an’ di Timur Tengah.
Terlepas dari ekonomi yang lemah, korupsi tak terkendali, minim sumber daya alam, populasi yang tumbuh terus, dan pengangguran yang tinggi, Suriah telah membuktikan kemampuan mengatasi masalah itu semua.
Dapat menghadirkan damai di wilayah rawan konflik seperti Libanon, Irak, dan wilayah Palestina serta telah menjadi gerbang utama bagi pengaruh Iran di Timur Tengah.
Namun, hubungan mereka dengan Israel juga tidak bisa diprediksi. Jika rezim AlAssad terguling, banyak hal yang akan berubah.
“Rezim baru di Suriah akan memberi efek luas di Timur Tengah. Namun, itu masih bergantung pada rezim itu sendiri,” kata Ahmad Moussalli, profesor politik dari Ame rican University di Beirut, Libanon.
“Suriah ‘memegang kartu’ Iran, Hezbollah, Jihad Islam, dan Hamas, dan rezim apa pun yang berkuasa di Suriah pasti tidak ingin membuang ‘kartukartu’ itu.”
Jika Assad jatuh, stabilitas di negara yang diperintah penguasa Sunni akan terganggu. “Tamparan keras bagi Hezbollah, Iran, dan Hamas,” kata analis politik asal Libanon. Pengaruh Hezbollah, Iran, dan Hamas di Suriah mungkin tidak ada lagi. (Yan/Berbagai Sumber/I3)
Al-Assad Jatuh, Keseimbangan
Timteng Terganggu
REUTERS/ WAEl HmEdAn
MENDUKUNG PEMERINTAH: demonstran pendukung pemerintah membentangkan bendera nasional Suriah dan memasang foto Presiden Suriah Bashar al-Assad saat berunjuk rasa di damaskus, beberapa waktu lalu.