SURAT & OPINI 23 -...

1

Transcript of SURAT & OPINI 23 -...

SURAT & OPINI 23Kontan Selasa, 31 Juli 2018

BUMN dan pelaku swasta adalah mitra untuk

memperkuat satu dengan yang lainnya.

Junaedy Ganie, Pemerhati Kebijakan Publik

Surat

Mulai Perhatikan Struk Belanja Masing-masing

Setiap orang pasti bakal memperhatikan dengan seksama potongan harga

yang disodorkan para penjual. Terutama para peritel modern. Baik itu yang menjajakan pro-duk kebutuhan pokok mau-pun produk lainnya, seperti fesyen dan sejenisnya. Mak-lum potongan harga yang di-berikan cukup menggoda.

Bila bertandang ke pusat belanja, dan melihat ada toko yang menawarkan potongan harga cukup gede dari produk fesyen, pasti gerai itu bakal dikerumuni banyak orang.

Gara-gara mengejar potong-an harga itulah, ada teman saya yang sampai rela berla-ma-lama mencari produk baju dan celana bagi si anaknya. Teman saya pun bilang apabi-la harga produk fesyen bagi anak-anak itu tergolong mi-ring. Dari banderol harga seki-tar Rp 300.000 per potong, untuk kemeja, menjadi Rp 60.000 saja.

Akhirnya, teman tersebut mengambil beberapa potong pakaian buat anaknya. Ada empat potong pakaian yang ia beli. Berarti, dengan harga diskon yang cuma Rp 60.000, si teman cukup membayar Rp 240.000 saja untuk empat baju. "Murah banget," celetuk si teman saking senangnya.

Ia pun langsung bergegas membayar dan meninggalkan kasir. Tapi alangkah kagetnya tatkala sampai di rumah dan melihat struk belanjaan. Ter-nyata jumlah yang ia bayar bukan Rp 240.000, tetapi Rp 320.000. Ternyata, ada dua item barang yang harganya bukan Rp 60.000 tetapi Rp 100.000.

Tahu kalau dirinya teledor, si teman tidak mau memberi-tahu info tempat belanjanya. Tetapi ia hanya menitip pesan supaya saat kita berbelanja lebih berhati-hati. Ia menya-rankan supaya melihat betul harga diskon yang tertera. Kalau ragu, jangan sungkan-sungkan untuk bertanya lang-sung ke pramuniaga. Ini cara paling mudah untuk memasti-kan bahwa harga diskon yang tertera adalah benar adanya dan tidak bohong-bohongan.

Kemudian, ya harus mem-perhatikan saat transaksi pembayaran. Apakah harga barang yang dibayarkan se-suai atau tidak. Sebab kejadi-an ini, saya yakin, tidak cuma menimpa teman saya terse-but. Ada juga teman yang lain yang punya kejadian serupa.

Kali ini di sebuah minimar-ket. Yakni harga diskon yang tertera ternyata berbeda de-ngan harga kasir. Untungnya, si kasir memberi tahu belum mengganti daftar harga. Se-moga ini menjadi perhatian kita semua.

Ferry T, Kranggan, Cibubur

Opini

BUMN Sebagai Lokomotif Nasional

Di tengah pusaran para-doks globalisasi yang kadang dianggap lebih

bermanfaat bagi kepentingan modal transnasional ketim-bang penduduk setempat, ada sejumlah kekhawatiran yang patut jadi perhatian. Yakni pelambatan ekonomi China, perang dagang dengan Ameri-ka Serikat (AS), kebijakan Trump, plus perkembangan ekonomi digital.

Catatan lain: harga komodi-ti yang anjlok di tengah pe-nguatan dollar AS. Situasi itu juga tak menguntungkan di tengah melonjaknya defisit neraca perdagangan. Pertum-buhan ekonomi 5,2% ditenga-rai belum mampu mencipta-kan lapangan kerja yang me-m a d a i . I n d i k a t o r i t u meningkatkan tekanan politik tahun ini dan 2019. Selamat datang di era volatility, un-certainty, complexity, ambi-guity (VUCA).

Salah satu solusi: mengop-timalkan aset kekuatan eko-nomi, seperti BUMN, menjadi lokomotif ekonomi nasional. Kinerja sejumlah BUMN dan daya saingnya menembus pa-sar global menunjukkan po-tensi BUMN.

Namun, kinerja keuangan BUMN seperti Garuda Indo-nesia yang mengecewakan

mencerminkan besarnya tan-tangan pengelolaan BUMN. Apalagi, Garuda usaha pener-bangan tertua, punya rute ter-baik, didukung pemerintah, kursinya penuh, go public, dan maskapai bintang lima.

Padahal, Garuda sejatinya sedikit BUMN yang bisa mem-banggakan nasional. Menurut Michael E. Potter dalam The Competitive Advantage of Nations, daya saing suatu bangsa terletak di kekuatan korporasi yang dimilikinya.

Kajian atas kunci sukses dan penyebab kegagalan ter-masuk dampak intervensi berbagai stakeholders bisa mereplikasi kesuksesan atau menghindari kegagalan. Isu seputar Pertamina akhir-akhir ini melahirkan tantangan baru. Jika tanpa pesaing, SPBU Pertamina kualitasnya mungkin tak sebaik sekarang. Persaingan juga melahirkan inovasi seperti layanan Perta-mina selama mudik Lebaran. Sebaliknya, tanpa faktor per-saingan, KAI dalam waktu singkat sukses bertransforma-si jadi penyedia layanan kere-

ta api yang dibanggakan.BUMN sendiri punya tugas

penting. Mulai menggarap proyek infrastruktur yang ma-sih di berbagai daerah, mem-bangun jaringan telekomuni-kasi di pulau terluar, memper-luas layanan bank dan pos di desa-desa, atau menyelesai-kan proyek tol mangkrak.

Agenda nasional

Namun, untuk mengopti-malkan peran BUMN bagi ke-mandirian ekonomi nasional, ada dua hal penting yang ha-rus diperhatikan, yakni me-menuhi kecukupan pangan dan energi nasional. Ketergan-tungan kebutuhan rakyat mu-lai beras, jagung, kedelai, da-ging, garam, gula dan BBM terhadap impor menuntut BUMN memiliki strategi da-lam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

Negara berkembang, seperti Indonesia, juga menghadapi tekanan global dalam perda-gangan dunia. Kita dituntut bisa menciptakan iklim inves-tasi yang menarik bagi inves-

tor asing. Pada awal orde baru, Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk dengan modal, pengalaman, teknologi dan tenaga ahli dengan cepat menciptakan lapangan kerja. Lalu, mendidik tenaga lokal, yang dengan risiko investasi rendah jadi bagian penting pertumbuhan Indonesia.

Namun PMA dipengaruhi faktor seperti biaya buruh, potensi pasar lokal dan ke-amanan. Mereka dapat dengan mudah merelokasi asetjika kondisi tidak mendukung.

Yang menarik ekspansi glo-bal sejumlah BUMN, misalnya produsen semen, usaha tele-komunikasi, minyak pelumas, pembangunan tol, gerbong kereta api, bahkan pesawat terbang telah menembus pa-sar global. Baik di bentuk operasional maupun ekspor. Prestasi ini menunjukkan BUMN bisa unggul di global.

Terkait fenomena di atas, seharusnya dilakukan kajian

khusus untuk mengakselerasi agenda BUMN berkelas glo-bal, kompetitif dan mampu menjawab dynamic capabili-ty di era ekonomi disrupted-digital innovation ini.

Kinerja 143 BUMN dari 2014 ke 2017 cukup mengesankan, baik dalam kenaikan setoran pajak, peningkatan jumlah aset, maupun jumlah BUMN yang merugi. Bagaimanapun, perlu dikaji pencapaian yang berasal dari peningkatan pro-duksi, dan akibat restrukturi-sasi keuangan. Ini penting ka-rena membawa pengaruh beda bagi masyarakat dan ke-pentingan jangka panjang.

Sebagai agen pembangun-an, tak semua BUMN dituntut mencetak laba tinggi. Sepan-jang memberikan nilai tambah bagi masyarakat, seperti BBM satu harga, asas manfaat dan konsekuensinya bisa dipaha-mi. Selanjutnya, kinerja 143 BUMN itu mesti di-benchmark-kan dengan bisnis sejenis di Indonesia dan pemain global guna menentukan cetak biru daya saing BUMN ke depan.

Pemerintah tentu berharap

semua pelaku usaha, bisa jadi penyedia lapangan kerja, pe-micu pertumbuhan ekonomi, serta pencetak pajak dan de-visa. BUMN dan pelaku usaha swasta adalah mitra untuk saling memperkuat satu sama lain. Untuk bisa berkompetisi sekaligus berkolaborasi untuk kepentingan nasional.

Kesuksesan BUMN yang di-bayar dengan kejatuhan usaha swasta bukan kesuksesan na-sional. Dampak daya saing harus tecermin dalam peran aktif BUMN bagi pertumbuh-an bisnis pendukung dan ma-syarakat. Penempatan kantor pusat di lokasi kegiatan utama meningkatkan efektivitas ma-najemen dan mempercepat pemerataan kemakmuran.

Problem efisiensi dan pro-duktivitas adalah isu sentral yang harus terus dikikis. Efek-tivitas upaya seperti holding BUMN, kemitraan strategis antarBUMN, atau BUMN dan swasta, perlu diuji.

Kajian pihak independen yang kredibel akan memberi masukan guna menyusun agenda nasional seputar

BUMN. Tidak mengejutkan jika dalam kajian ditemukan adanya intervensi banyak pi-hak, hambatan kapabilitas, kekosongan hukum, peratur-an dan budaya korporat yang sudah usang bagi daya saing BUMN. Di sinilah perlunya program transformasi dalam kerangka hukum yang aspira-tif, responsif, dan bottom-up. Sesuai kebutuhan sebagai alas politik nasional, pedoman ke-bijakan semua pihak.

Kemajuan negara dan ke-makmuran rakyat berbanding lurus dengan konsistensi pe-laksanaan rencana strategis jangka panjang. Hukum yang adil harus berperan sentral dan efektif menghindarkan penyalahgunaan.

Sesuai konsepsi teori pem-bangunan, hukum dapat ber-peran merancang masyarakat ke bentuk yang dikehendaki berdasar skala prioritas sesuai tingkat kesiapan masyarakat. Komitmen atas agenda nasio-nal akan optimalkan potensi BUMN menarik gerbong eko-nomi nasional perlu dukungan semua pihak. n

Junaedy Ganie, Pemerhati Kebijakan Publik,

Pakar Hukum dan Praktisi Bisnis

langgeng
Rectangle
langgeng
Rectangle
langgeng
Typewriter
31 Juli 2018, Kontan|Hal.23