Surat dari masa depan

53
Writing Consulting Q- Surat MASA DEPAN dari Sonya Putri, dkk

description

surat, majalahaku, cerita, belajar, menulis, anton,

Transcript of Surat dari masa depan

Page 1: Surat dari masa depan

Writing

Consulting

Q-

Surat MASA DEPAN dari

Sonya Putri, dkk

Page 2: Surat dari masa depan

ii

dari Surat MASA DEPAN

Page 3: Surat dari masa depan

iii

SURAT DARI MASA DEPAN

Copyright © 2015, Kyu Digital Book

iv+49 halaman.; 14 cm x 21 cm

Penulis:

Sonya Putri. dkk

Desain sampul : Creative Slide Design-Q

Penyunting Naskah : Yovie Kyu, Vee Axel

Q-Writing Consulting

[email protected]

Diperbolehkan mengutip dan memperbanyak sebagian

atau seluruh dari buku ini dengan tetap mencantumkan

nama penulis.

Page 4: Surat dari masa depan

iv

Writing

Q-Writing Consulting

Page 5: Surat dari masa depan

NABIER Vettura

Page 6: Surat dari masa depan

2

Rido mendengus. Dia bosan. Teknologi

komunikasi adalah pelajaran yang paling tidak

ia sukai. Selain gurunya membosankan, ia lebih

suka mempelajari sejarah alat komunikasi. Ia

tertarik dengan pesawat telepon yang katanya

menggunakan kabel. Rido penasaran

bagaimana bentuk kabel, karena sekarang

sudah tidak ada lagi yang menggunakannya.

Akhirnya ia memencet tombol di kursinya

dan berbicara, “Pak, saya izin ke toilet.” Sang

Guru berhenti berbicara dan menjawab dari

dalam layar besar di hadapan Rido, “Silakan,

saya beri waktu 2 menit. Lebih dari itu, kamu

dianggap tidak mengikuti kelas saya.

Page 7: Surat dari masa depan

3

”Huh. Biar saja. Siapa sih yang tahan mendengar

omong kosong tentang teknologi komunikasi

selama 2 jam,” gerutu Rido dalam hati.

Ia bergegas ke luar menuju perpustakaan.

Bleki, kucing peliharaan Rido, pasti ada di sana.

Rido lalu mengecek apakah ia membawa alat

penerjemah. Alat penerjemah adalah alat

komunikasi antara manusia dan hewan. Saat

manusia yang sedang menggunakannya

berbicara, alat penangkap di leher seekor hewan

akan menerjemahkan bahasa manusia ke dalam

bahasa hewan.

Dan sebaliknya, ketika hewan berbicara,

alat yang digunakan manusia akan

menerjemahkan bahasa hewan ke dalam bahasa

manusia.

Page 8: Surat dari masa depan

4

Rido menemukan alat penerjemah di saku

belakang celananya. Artinya ia tidak perlu

mengambil dulu ke kamarnya. Ia langsung

masuk ke perpustakaan.

Saat ingat gurunya yang membosankan

berbicara dari dalam layar, Rido jadi berpikir

tentang kakek-nenek buyutnya yang dahulu

pergi ke sekolah untuk belajar. Betapa repotnya.

Kalau sekarang, Rido tak perlu capek-capek

keluar, ia bersekolah di rumah dengan kelas

online. Ia terhubung dengan puluhan murid lain

dan seorang guru di belahan dunia lain.

Rido langsung menuju tempat favoritnya

di perpustakaan, di bawah jendela besar, tempat

sofa baca yang nyaman diletakkan.

Page 9: Surat dari masa depan

5

Dan benar saja, Bleki ada di sana sedang

tertidur pulas. Rido memilih buku secara acak

lewat layar sentuh yang terletak di samping

sofa sambil berbicara, “Bleki, bangun dong.”

Yang diajak bicara menggeliat malas, lalu

terdengar bergumam.

“Aku bosan nih. Aku ingin ke Nabier, tapi

belum waktunya liburan. Pekan depan aku

baru akan ujian, huuh.” Keluh Rido kepada

kucingnya.

Planet Nabier adalah destinasi liburan

yang semakin terkenal selama 2 tahun

terakhir. Dibandingkan dengan beberapa

planet kecil lain, pemandangan di Nabier

sangat indah. Selain itu Nabier menyajikan

tempat-tempat liburan untuk semua usia.

Page 10: Surat dari masa depan

6

Mulai dari tempat bermain untuk balita,

untuk remaja seusia Rido, sampai taman khusus

orang-orang dewasa. Lalu ada juga tempat

piknik untuk seluruh keluarga. Ya, sejak tahun

2080-an, saat planet-planet kecil yang bisa

ditinggali ditemukan, dan roket mulai

diproduksi secara massal, orang-orang

berlomba menciptakan dunia baru di planet

baru. Dan di tahun 2101 ini tercatat sudah ada

10 planet kecil yang ramai dan hidup.

Sementara mesin pencarian buku bekerja,

Rido mulai membayangkan Nabier. Ia pernah ke

sana sekali saat berusia 12 tahun sebagai hadiah

ulang tahunnya. Karena waktunya singkat, ia

merasa belum puas, ia belum berkeliling ke

seluruh penjuru Nabier.

Page 11: Surat dari masa depan

7

Makanya sampai 2 tahun setelahnya, yaitu

sekarang, Rido masih memimpikan Nabier.

BRUK. Suara buku yang terjatuh dari

mesin pencarian membuyarkan lamunan Rido.

Ia segera mengambilnya. Meski saat itu e-book

merajalela, Rido dan keluarganya lebih

menyukai buku. Mereka menikmati momen

membuka lembaran-lembaran kertas yang

nyata. Tenggelam dalam aroma petualangan

yang berbaur dengan bau kertas usang.

Dering telepon dari jam tangannya

berbunyi saat Rido mulai membuka buku. Ia

melihat display dan membaca tulisan Mama.

Rido menekan tombol hijau kecil di jam

tangannya dan menyapa, “Assalamualaikum,”.

Page 12: Surat dari masa depan

8

“Waalaikumsalam,” jawab Mama. “Kau

sedang apa, Rido? Bukannya kau ada di di

kelas? Kok mengangkat telpon Mama?”

“Kenapa Mama telpon aku kalau tahu aku

ada di kelas?” Rido berdalih lantaran tidak mau

ketahuan bolos.

“Iya ya. Hahaha,” Mama tertawa sendiri,

“Tidak apa-apa, Mama hanya kangen,” jawab

Mama sumbang. Ada nada khawatir di

suaranya.

“Ada apa sih, Ma? Mama terdengar aneh.”

Page 13: Surat dari masa depan

9

“Ah, tadi Mama hanya bosan menunggu

hasil uji alat baru. Sudah, ya, hasilnya sudah

keluar. Sampai jumpa nanti malam. Mama

sayang Rido. Assalamualaikum.”

“Waalaikumussalam. Rido sayang Mama.”

“Fiuh. Hampir saja. Mama bisa marah kalau

tahu aku bolos,” batin Rido sambil membuka

kembali buku petualangan Dora di tangannya.

Belum lagi satu kata ia baca, terdengar suara

roda disertai alarm memasuki perpustakaan.

Rido terlonjak. Robot patroli!

Muncullah robot setinggi tubuh Rido

berwarna merah putih biru lengkap dengan

senjata di tangannya.

Page 14: Surat dari masa depan

10

“Apa? Apa itu?” Rido terkaget-kaget.

“Operasi semut adalah istilah yang

digunakan orang zaman dahulu yang artinya

memungut sampah. Di karantina operasi semut

kamu akan menggantikan pekerjaan Robot

Petugas Kebersihan. Kamu harus memungut

sampah,” jawab Robot Patroli.

“Apa? Memungut sampah? Kenapa aku

harus memungut sampah?”

“Kamu bolos kelas Pak Teko sebanyak 3

kali. Kamu harus dihukum di karantina operasi

semut.”

“Aku tidak pernah bolos kelas Pak Teko! Ini

baru pertama kalinya. Kau salah orang!” Rido

keheranan.

Page 15: Surat dari masa depan

11

“Tidak. Kau sudah bolos 3 kali.”

“Aku tidak pernah bolos kelas Pak Teko.

Aku tidak pernah bolos.”

“Kamu bolos kelas Pak Teko 3 kali.” ulang

Robot Patroli sambil menekan tombol merah di

senjatanya. Keluarlah borgol sebesar perut Rido

dan menangkap tubuh Rido dengan cepat. Yang

disasar tidak sempat mengelak. Robot Patroli

menarik Rido yang meronta-ronta keluar

perpustakaan. Buku yang dipegang Rido

terjatuh ke lantai dan membangunkan Bleki.

“Bleki, tolong aku!”

Robot Patroli terus menarik Rido hingga

bertemu Mama di ruang tamu.

Page 16: Surat dari masa depan

12

“Mama! Alhamdulillah. Tolong aku, Ma.

Robot ini tiba-tiba menangkapku,” rengek Rido.

“Rido! Ada apa ini? Apa yang kau

lakukan?” seru Mama tak kalah kaget.

“Anak nomor 1401RAA bolos kelas Pak

Teko sebanyak 3 kali,” jawab Robot Patroli.

“Aku tidak bolos. Aku tidak pernah bolos.

Ini baru pertama kali.” Rido terus menyanggah.

“Kau bolos, sayang? Astaghfirullah.” Mama

terdengar kecewa.

“Tapi ini baru pertama kali, Ma. Aku bosan.

Aku tidak suka pelajaran Teknologi

Komunikasi.”

Page 17: Surat dari masa depan

13

Mama dan Rido pun sama-sama terdiam

mendengar bahwa karantina Operasi Semut

terletak di Nabier. Rido ingin sekali pergi ke

Nabier, tapi untuk liburan, bukan untuk

menjalani hukuman. Apalagi hukumannya

memungut sampah. Mama juga tahu Rido sudah

lama memimpikan Nabier. Selain itu, Mama

merasa kecewa dengan sikap Rido yang

membolos. Tapi Mama tak mungkin

meninggalkan Rido sendirian di Nabier.

Sementara Robot Patroli terus menarik

Rido, Mama dan Rido sudah hampir putus asa.

Rido terus-menerus berteriak minta tolong, dan

Mama memanggil-manggil Rido tanpa daya.

“Rido…. Rido… Rido…”

Page 18: Surat dari masa depan

14

Lama-lama suara Mama yang memanggil

terdengar seperti Pak Teko yang mengajar.

“Rido!”

Yang dipanggil terbangun dari tidurnya. Pak

Teko berteriak-teriak dari dalam layar di

hadapan Rido.

“Berani-beraninya kau tidur dalam

kelasku.” Tegur Pak Teko.

Apa? Jadi tadi hanya mimpi? Rido mulai

mencubiti lengannya. Aww, ia mengerang, lalu

menghela napas. Fiuh. Hanya mimpi buruk.

“I… i… iya, maaf, Pak.” Dalam hati Rido

berjanji untuk tidak membolos kelas apa pun.

Page 19: Surat dari masa depan

15

tahun 2100 Kehidupan

Azroq Sai

di

Page 20: Surat dari masa depan

16

Namaku Zedoen. Di tahun 2100 ini aku

berusia tujuh belas tahun. Tak terasa umurku

sudah menjelang dewasa, rasanya tidak mau

aku tumbuh dewasa karena yang aku tahu jika

aku sudah dewasa maka tidak akan ada lagi

kebebasan bermain air mancur diatas Pohon

Mancur. Ya bukannya aku tidak bisa, hanya saja

peraturan yang ada di tahun 2100 ini khususnya

di tempatku berada melarang orang dewasa

bermain di atas Pohon Mancur. Padahal pohon

itu bisa menampung 500 anak setiap harinya.

Hari ini pula aku sebagai anak baru

beranjak dewasa memakai seragam pertamaku

sebagai Polisi Keamanan Remaja, dimana

remaja jaman sekarang katanya agak susah

diatur.

Page 21: Surat dari masa depan

17

Kalau denger cerita kakekku dulu katanya

GPS itu hanya ada di Handphone, duh jadul

bangets kayaknya tapi katanya lebih enak jaman

entah apapun alasan yang aku berikan kakekku

masih tetap bilang enak dijamannya.

Minggu ini bakal jadi hari super sibuk

buatku dalam mengawasi para remaja di kotaku.

Walaupun kami terbagi ke dalam 20 tim, tapi

biasanya tetap akan sulit mengahadapi para

remaja yang agak nakal dan susah didiamkan.

Apalagi timku termasuk baru semua. Hanya ada

satu senior. Itupun senior yang tidak aku suka

karena dia pilih kasih orangnya.

Biasanya dia hanya melayani pertanyaan

dari cewek, kalo cowok dicuekin terus sama dia,

makanya aku gak terlalu suka sama dia.

Page 22: Surat dari masa depan

18

Tapi yaa sudah nasibku harus dapat tutor kayak

dia, nikmatin aja lah.

“Eagle one masuk.. eagle one masuk”..

Tanganku bergetar mendapat panggilan dari

Rani.

“I’m in .. ada pa Ran?”

“I need your help Ze... Zona M ada anak mau

fight gara-gara rebutan cewek.”

“Ok, ok aku datang”

Baru aja mau sedikit santai sudah ada case.

Masalahnya gara-gara cewek lagi. Aku paling

males kalau kayak gini tapi ya mau bagaimana

lagi. Kasian juga Si Rani kalau dia selesaikan

sendirian secara dia juga masih newbie di dunia

Kepolisian Remaja.

Page 23: Surat dari masa depan

19

“Gimana Ran? Apa ada korban jiwa?”

“Tuh mereka ada di Area 12 masih fight

belum ada yang menang atau kalah.”

Huuu bikin aku geram aja masa gara-gara

cewek ampe terjadi fight kayak gini..

“Oy Ran.. cewek yang diperebutkannya

dimana?”

“Tuh dia lagi chatting di Pohon Inet”

“What? Gila tuh cewek, udah buat dua orang

cowok berkelahi bukannya bantuin misahin

malah pakai fasilitas umum lagi.”

Bener-bener dech bikin aku kesal aja tuh

cewek, kalau dia adikku udah aku pukul dia pake

ranting keletihan (sejenis ranting modifikasi

yang jika kena tubuh akan merasa letih seketika

Page 24: Surat dari masa depan

20

itu juga) dan ini cowok-cowok juga gak tau diri

banget kayak gak da kerjaan lain aja, harus aku

sikat sekarang mereka.

“Polisi Remaja Team 11 meminta kalian

untuk berhenti. Kalian berada di Zona M dan

dilarang fight di daerah Kepolisian Keamanan

Remaja.”

Sudah satu menit berlalu tapi mereka tidak

mendengarku sepertinya aku harus bertindak

lebih keras lagi.

“Jika kalian tetap tidak mau berhenti maka

aku akan mengambil ID kalian!”

Untungnya di jaman ini setiap orang

memiliki nomor ID, dan itu berfungsi untuk

menonaktifkan semua organ tubuh yang ada di

Page 25: Surat dari masa depan

21

dalam diri mereka jika ID ini kami hapus dari

data base Polisi Remaja.

“Aku hitung sampai tiga.”

“Satu...”

Baru hitungan satu mereka sudah

berhenti... Ini lah titik lemah orang di tahun

2100, setiap orang akan ketergantungan dengan

nomor ID mereka, tapi kadang aku berpikir

kasihan juga tapi ya mau bagaimana lagi sebab

jika tidak demikian maka mereka tidak akan

pernah berhenti sampai ada salah satu dari

mereka ada yang mati.

Akhirnya aku berhasil menangkap mereka

dan mengurung mereka di Pohon Penyesalan

(pohon yang telah dirancang sedemikan rupa

dan berisi ruang-ruang hukuman).

Page 26: Surat dari masa depan

22

Surat MASA DEPAN

Sonya Putri

Page 27: Surat dari masa depan

23

Untuk Diana,

Di Kemayoran.

Halo Diana,

Aku yakin kamu pasti tak akan percaya ini.

Mungkin kamu akan kaget kenapa ada orang

aneh yang mengirim surat di hari ulang tahunmu,

sebenarnya kita tidak terlalu ‘orang lain banget

sih’. Itu karena kita masih terhubung oleh ikatan

darah… Secara genetika kamu adalah nenek-

nenek-nenek-nenek dari nenekku.

Aku ingin bercerita tentang kehidupanku di

tahun 2100, tidak semuanya… hanya sepenggal

saja sih, tapi janji ya jangan pernah kasih tau

siapapun tentang ini, eumm aku yakin kamu gak

bisa jaga rahasia sebesar ini…

Page 28: Surat dari masa depan

24

jadi aku putuskan satu dua orang masih boleh

tau deh ya.. eh tapi sepertinya itu juga tidak

baik, eh ya sudah deh terserah kau saja Diana.

Pokoknya ini rahasia.

Oke! mulai dari perkenalan ya, Namaku

Anne Werlyon, umurku kini 15 tahun. Ayahku

bernama Teripdot Werlyon dan ibuku bernama

Kinasih.

Aku tinggal di Paris hari ini. Menara Eiffel

sudah berkarat! Pokoknya sama sekali tidak

indah Diana. Jadi jika kau ingin berbulan madu

kelak, lebih baik kau memilih destinasi ke

Alaska… karena padang rumput di sana

sungguh menggoda! Tunggu... Oh ya ampun aku

lupa! Di zamanmu kan Alaska masih hamparan

es.

Page 29: Surat dari masa depan

25

Baiklah kau boleh ke Paris. Tidak usah ke Alaska.

Aku ingin menceritakan zamanku ini, Oh di

sini sungguh mengerikan Diana. Aku tidak tahan

sekali. Rasanya aku ingin mati saja, tapi tidak

jadi mati deng hehehehe, soalnya aku masih

bermimpi menikah dengan Joe Peter.

Ah! dia tetanggaku yang sangaaaaaaaaaaat

tampan, Evolusi yang sempurna kata ayahku.

Hehehehe.

“Anne, sebenarnya saat pil makanan

semingguku habis, aku rasa itu tidak akan apa-

apa, asalkan….” ujar Peter menarikku berlari, lalu

menunjukan hamparan bunga Dandelion yang

ada di samping gardu listrik.

Page 30: Surat dari masa depan

26

“Asalkan apa Peter?” ujarku tersenyum

dan gaun putihku pun tertiup angin.

“Asalkan kau selalu ada di sampingku...”

Dan Peterpun tersenyum sehangat matahari

musim panas.

Oh oke Diana itu hanya khayalanku saja,

picisan memang tapi aku tak peduli asalkan

tokohnya Peter dan aku hahahahaha...

Sebenarnya perang kimia atau bolehlah

kau menyebutnya perang dunia ke 3, terjadi

10 tahun yang lalu Diana, rasanya aku ingin

mengutuk Fritz Harber karena dialah pelopor

perang Kimia di muka bumi ini.

Bukan hanya Cl yang dipakai dalam

perang saat itu, namun Sianida, dan Zat-zat

Page 31: Surat dari masa depan

27

antara campuran ammonia, Nitrit dan lainnya

yang mungkin belum ada di zamanmu

membuat semuanya mengerikan!

Aku pernah menonton film zombie yang

ada di zamanmu itu, nah bayangkan Diana,

temanmu, tetanggamu, dan guru-gurumu

berubah jadi zombie dalam hitungan menit.

Sebenarnya mereka tidak membunuh seperti

yang ada di film zamanmu, mereka hanya mati

perlahan-lahan dengan mengerikan!!!

Ah aku sungguh tidak tahan setiap hari

aku harus memakai baju robot buatan ayah

yang sama sekali tidak modis. Aku rasa sampai

tahun 2200 pun Peter tak akan menyukaiku.

Page 32: Surat dari masa depan

28

Di zamanku tidak ada gaun atau baju-baju

cantik. Semuanya berupa ‘baju yang sesuai

standar keamanan dan kelangsungan hidup’.

Sesungguhnya aku iri padamu Diana, aku

iri kau dapat memakai baju penuh gambar

bunga, baju warna warni yang membuatmu

terlihat cantik. Di zamanku sama sekali tidak

ada baju yang namanya ‘cantik’. Huh

menyebalkan!

Oh ada rahasia terbesar di zamanku, mesin

waktu telah tercipta. Ada zat yang lebih cepat

dari cahaya. Sebuah atom kosmik dari planet

Trionar 7198 menjadi bahan baku pembuatan

mesin waktu, namun kami tidak bisa mengubah

masa depan Diana. Ini seperti apa ya? Youtube!

Page 33: Surat dari masa depan

29

mungkin kamu bisa menonton apa yang terjadi

di masalalu semau mu tapi kamu tidak bisa

mengubah apapun karana kau tidak ikut andil

dalam hal itu.

Lalu kenapa suratku bisa sampai? Ini

karena ayahku menciptakan suatu alat yang luar

biasa. Ini masih rahasia Diana… ayahku bisa

mengirimkan sesuatu ‘ke masa lalu’. Sebenarnya

aku sedikit ragu dan tidak percaya tapi kata

ayah ini teleportasi yang luar biasa.

Sebenarnya tujuanku mengirim surat

untuk apa ya? Euuuum karena hari ini ulang

tahunmu Di!

Page 34: Surat dari masa depan

30

Kau bisa tunjukkan dengan tenang pada

Sandi –manusia sok pintar yang telah

memutuskan hubungan denganmu- tentang

surat ini, tenang saja kau tak akan dianggap gila,

ada kode rahasia dalam surat ini yang pada

zamanmu tak akan mungkin bisa dipecahkan.

Mungkin aku akan dimarahi oleh ayah

karena mengirimkan sesuatu dengan ilegal.

Tapi tak apa Diana! Laki-laki tak tahu diri yang

mencampakkanmu itu harus tahu bahwa ilmu

pengetahuannya tidak ada apa-apanya. Huh

sebal aku melihatnya sombong sekali, padahal

di zamanku kepintarannya hanya setara kelas

dasar sains.

Page 35: Surat dari masa depan

31

Oke sekian dariku, Selamat Ulang tahun

yang ke 15 Diana sayang

Dari cucu-cucu-cucu-cucu-cucumu yang

sangat cantik,

Anne W.

Page 36: Surat dari masa depan

32

Terang tak mau peduli

membiarkan dunia terkuasai kegelapan

Gelisah, kenapa gelap tak mau pergi

Sedang diri sudah di ambang pintu putus asa

Retinaku mulai menciut

Membelalak dalam ruang tak bersudut

Mencari titik terang

Mencoba lari dari lubang hitam yang memuakkan

~Ara

Page 37: Surat dari masa depan

33

Page 38: Surat dari masa depan

34

Pagi datang, tak lupa menggandeng

hangatnya mentari. Biarpun tanpa senyuman

yang indah akibat tebalnya awan, mentari tak

pelit dan tetap membagi sinarnya. Kicauan

burung yang merdu kini pun tiada terdengar lagi,

entah hilang kemana.

Langit biru berhias awan putih, hanya

tinggal sebuah angan-angan belaka. Kini yang

ada hanyalah langit abu-abu yang menyesakkan.

Apa kabar dengan bumi? Lihatlah! Bumi tak

berhenti murung. Kesedihan selalu

mendampinginya, warnanya pun tak lagi biru

kehijauan seperti dulu. Dia kini berwarna

kecoklatan dan kering, seberti terbakar. Ia begitu

kesakitan. Tahun 2100 yang begitu mengerikan.

Tak ada balas budi sama sekali.

Page 39: Surat dari masa depan

35

Di balik semua itu, ada sebuah keluarga

yang terdiri dari seorang nenek yang cukup tua

dan satu-satunya cucu yang ia miliki. Yama

begitulah biasanya ia dipanggil.

Yama adalah gadis kecil yang berumur 7

tahun. Ia dan neneknya tinggal di sebuah rumah

kecil yang terletak di pinggiran kota. Tinggal

berdua dengan sang nenek bukan berarti ia tak

memiliki orang tua!

Orang tua Yama masih lengkap, ayah dan

ibunya tinggal di tengah-tengah kota yang

begitu bising dan sibuk. Mereka sengaja

menitipkan Yama kepada sang nenek sejak

Yama berusia 3 bulan, dengan alasan yang

kurang masuk akal, yaitu agar mereka dapat

bekerja keras tanpa ada gangguan.

Page 40: Surat dari masa depan

36

Dunia tak gila, cuma orang-orangnya yang

kurang waras.

Miris bukan? Kucing pun akan melindungi

anaknya, biarpun si induk harus rela kurus

kering karena lebih sering menyusui anak-

anaknya dibandingkan makan. Tapi memang

begitulah keadaannya. Entah dimulai sejak

kapan, manusia benar-benar dibutakan oleh

materi dan dimanjakan oleh teknologi.

Deretan gedung-gedung pencakar langit

yang berdiri kokoh merupakan pemandangan

yang membosankan. Hijaunya hutan dengan

pohon yang berbaris serta melambai-lambai,

ribuan jenis flora dan fauna, lembutnya rumput

yang menyentuh telapak kaki, jutaan oksigen

bertebaran diiringi gemericik suara sungai dan

Page 41: Surat dari masa depan

37

riuhnya ombak biru. Semua itu hanyalah

khayalan semata tak lebih.

Yama, gadis mungil itu memang masih

anak-anak dan baru berusia 7 tahun. Tapi Maha

Besar Sang Pencipta, di balik tampang polos

dan lugunya, ia sudah memahami apa yang

terjadi di sekitarnya. Dewasa sebelum

waktunya membuatnya menjadi sosok yang

pendiam dan sedikit memiliki teman.

Yama lebih suka menyendiri daripada

berkumpul dengan teman-temannya, untuk

membahas mainan baru dan hal-hal yang tak

penting menurutnya. Setiap ia menyendiri, ia

selalu membayangkan dunia indah yang

diceritakan neneknya

Page 42: Surat dari masa depan

38

Pagi telah kembali dan digantikan siang.

Siang itu begitu panas dan menguras banyak

cairan. Yama sedang duduk di sebuah pondok

kecil yang terletak di depan rumahnya,

menikmati segelas air dingin bersama sang

nenek. Setelah menghabiskan air putih

miliknya, diletakkan gelas kosong itu di sudut

pondok sambil melirik neneknya dengan rasa

penasaran dan ingin tahu yang tinggi.

Sang nenek yang tanpa sengaja

menangkap gelagat aneh sang cucu pun mulai

bertanya, "Ada apa Yama?" Tanya nenek

lembut. Yama yang mendengar pertanyaan

neneknya pun menjawab dengan takut-takut.

Page 43: Surat dari masa depan

39

“Nenek apa yang sebenarnya terjadi

dahulu, sebelum semua menjadi seperti ini?

Tak bisakah aku melihat dunia indah yang

nenek ceritakan, dunia yang memiliki hutan

yang rindang, sungai yang jernih, laut biru,

hewan-hewan yang yang saling berceloteh dan

hangatnya lingkungan sosial?" Tanya Yama

dengan penuh harap dan tatapan yang berkaca-

kaca.

Diam, itulah yang dilakukan sang nenek,

setelah mendengar pertanyaan cucu

kesayangannya itu. Ia bingung harus menjawab

apa. Suasana hening seketika, hanya hembusan

angin yang menari nari dengan lincah.

Page 44: Surat dari masa depan

40

Nenek tak menyangka, jika cucunya yang

masih ingusan itu menanyakan hal yang begitu

mendobrak pintu nurani. Yang mau tak mau

mengingatkannya akan kesalahan di masa lalu.

Dimana ia tak bisa melindungi alam yang

sebenarnya ia cintai. Pada akhirnya

membuatnya menjadi pengecut. Hanya bisa

diam ketika alam dirusak secara brutal.

Ingatan itu semakin jelas, ketika bayang-

bayang hewan tersesat di pemukiman warga,

akibat rumah mereka dirusak dengan sengaja

oleh mereka yang mengaku dirinya sebagai

manusia, makhluk paling sempurna di dunia ini.

Ketika rumah mereka rusak, terpaksa mereka

harus pergi untuk mencari tempat baru dan

bertahan hidup.

Page 45: Surat dari masa depan

41

Tanpa sengaja mereka berada di pemukiman

warga, dan apa yang mereka dapat? Sambutan

meriah?

Yah benar sekali, mereka mendapat

sambutan yang meriah dengan tombak dan

semacamnya. Mereka diburu habis-habisan

tanpa ampun. Tak ada yang memperdulikan

rintihan mereka. Jika hewan melukai manusia,

itu suatu hal yang wajar karena mereka tak

punya akal. Tapi kalau berfikir lebih jernih lagi,

banyakan yang mana, manusia yang memburu

hewan? Atau hewan yang memburu manusia?

Siapa yang jahat sebenarnya?

Page 46: Surat dari masa depan

42

Manusia berakal yang mengurungnya dan

membuatnya kelaparan? Atau hewan yang

menyerang manusia akibat lapar? Semua pasti

tahu jawabannya. Setelah itu teringat pula suara

auman anak singa yang menyayat hati nenek.

Auman anak singa yang kehilangan ibunya,

ibuya telah mati tertembak oleh para pemburu,

kakinya pun sudah terikat di sebuah palang besi.

Saat itu nenek yang masih belia mencoba

menolong dan merawat anak singa itu, sampai ia

dewasa. Akan tetapi sebelum semua itu terjadi,

anak singa itu terkulai lemas diiringi suara

tembakan yang memekakan telinga.

Page 47: Surat dari masa depan

43

Tanpa sadar, sang nenek meneteskan air

mata dalam diam, diiringi tatapan penuh tanya

sang cucu. "Nenek, nenek, nenek?" panggil

Yama sambil memegang tangan neneknya

dengan lembut.

Seketika sang nenek tersadar dari

lamunannya. Dengan segera dihapusnya air

mata yang mengalir di kedua pipinya yang

menggantung.

Nenek menatap yama dengan penuh

sayang ditambah dengan senyuman manis

yang menenangkan. Yama membalas tatapan

sang nenek dan berkata dengan polosnya

"Nenek, apa pertanyaan Yama menyakiti

nenek?

Page 48: Surat dari masa depan

44

Jika iya Yama minta maaf nek, Yama janji tak

akan bertanya yang macam-macam lagi."

Nenek mana yang tak bersyukur jika

memiliki cucu dengan hati yang begitu lembut.

Yama yang tak mendengar jawaban dari sang

nenek, perlahan-lahan merunduk dan terisak

pelan, ia berfikir bahwa ia telah melukai satu

satunya orang yang sangat ia cintai.

Sang nenek yang melihat cucunya

menangis hanya bisa tersenyum, senyuman

tulus penuh sayang. Perlahan dipeluknya sang

cucu satu satunya itu, diusap penuh

kelembutan punggung gadis kecil itu, hingga

tangisannya reda. "Yama benar-ingin melihat

dunia itu?"

Page 49: Surat dari masa depan

45

Tanya sang nenek yang dijawab dengan anggukan

antusias oleh Yama.

"Jika Yama menginginkannya maka jangan

mencarinya!" Yama cukup terkejut dengan

jawaban sang nenek. "Memangnya kenapa nek?"

dengan muka yang tak lepas dari senyuman

nenek menjawab "Jangan mencarinya, tetapi

buatlah dunia itu."

Page 50: Surat dari masa depan

46

Bola mataku menerawang jauh

Laut dan langit yang menyatu

terlihat seperti itu

Laut ini semu

Pasir putihnya menipu

Batunya hanya membuat langkah terhalang

Tak ada yang nyata

~Ara

Page 51: Surat dari masa depan

47

Q-

Consulting

Writing

Page 52: Surat dari masa depan

48

Penulis asal Bandung kelahiran 26 Mei 1995 ini tercatat sebagai Mahasiswi yang tengah menempuh studi arsitektur di Universitas Pendidikan Indonesia dan merupakan salah seorang korektor di Q-Writing Consulting.

Vettura

Azroq Sai Mahasiswa penerima beasiswa Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) Uni Emirat Arab tengah berjuang menyelesaikan program S1-nya di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Lahir di Bandung 29 Januari 1989. Salah satu mimpinya adalah menjadi penulis yang bisa menginspirasi banyak orang.

Sonya Putri Blogger kelahiran 13 Oktober 1998 yang sangat suka K-Pop. Saat ini ia berdomisili di Cimahi.

Kunjungi blognya: gembolannyai.wordpress.com

Page 53: Surat dari masa depan

49

Ara Mahasiswi Agrobisnis di Universitas Brawijaya Malang memiliki kemampuan merangkai kata menjadi puisi secara apik. Lahir di kota Tuban, 12 November 1995. Sama seperti Vettura, ia pun kini menjadi korektor di Q-Writing Consulting.

Email:

[email protected]

Anny Amala Lahir 4 maret 1997 di

Lumajang. Ia begitu sangat senang menulis dan

menyukai anime Jepang.