SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

14

Click here to load reader

description

hermeneutik AQ sederhana

Transcript of SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

Page 1: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19

TERJEMAH, TAFSIR DAN KAITANNYA DENGAN MASALAH KEKINIAN DI DALAM AYAT-AYAT KETUHANAN.

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH TAFSIR

P E N Y U S U N :

A N N I S A F A T M A L A S A R I

R H A Z E S A V I C E N N A

2010

Prodi Tarbiyah

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah

Page 2: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

PENDAHULUANLATAR BELAKANG PEMILIHAN TEMA

Manusia yang hidup di alam materi tidak akan bisa membuka tabir alam immateri kecuali allah menghendaki. Pengetahuan akan adanya malaikat, iblis, dan tuhan diketahui oleh manusia berkat turunnya kitab suci ke dunia. Alam immateri adalah salah satu masalah yang menjadi pokok pembahasan umat manusia. Di manapun ia hidup, manusia selalu mempertanyakan kehidupan setelah di dunia. Ia juga selalu mempertanyakan keberadaan makna kebahagian yang ternyata tidak berhenti di alam materi dan biasanya bermuara pada pengetahuan akan kenyataan aspek spiritual. Misalnya lagi pertanyaan apakah manusia hanya sebuah entitas yang kebetulan ada, ataukah ia entitas yang punya tujuan penciptaan. Ada sebagian orang berpendapat bahwa mempertanyakan tujuan hidup adalah fitrah, bahwa manusia secara alami mencari makna kehidupan. Berbeda dengan sebagian lagi yang berpendapat bahwa manusia adalah entitas yang kebetulan ada dan kebetulan punya intelegensi. Ia hidup dengan fungsi yang mirip dengan hewan, tetapi hewan yang berintelegensi.

Informasi immateri yang ada, selama ini semuanya bersifat spekulasi saja. Dan yang paling spekulatif adalah mempertanyakan keadaan yang maha kuasa. Berspekulasi akan maha kuasa pasti sesat bila tidak di informasikan langsung oleh utusannya. Karena utusannya mendapat wahyu, yang isinya adalah informasi ketuhanan langsung dari tuhan. Berbeda dengan spekulasi manusia yang takjub terhadap ciptaannya, lantas asal memberi predikat tuhan sembarangan. Pada pohon, pada gunung, pada pelangi, pada matahari, pada bulan, dsb. Bisa disimpulkan, manusia yang ingin tahu tentang tuhannya harus belajar kitab suci entah itu yang lama atau baru, yang penting otentik.

SPIRIT MATERI

Mencari akar semua masalah ketuhanan pasti kembali ke surat al-ikhlas dan surat muhammad 19, surat ini sudah menjadi rujukan dalam mencari kebenaran akan masalah tuhan. Allah menginformasikan sifatnya pada manusia supaya manusia tahu siapa yang pantas mereka sembah. Allah memperkenalkan dirinya pada manusia sebagai pencipta sekaligus yang pantas disembah.

Sayangnya ada kesalahan paradigma masyarakat yang sekedar menganggap allah sebagai pencipta saja (rabb). Bahwa pencipta itu ada, dan eksistensi campur tangannya dalam dunia ini adalah ada. Namun bila disuruh menyembahnya (menganggap allah sebagai illah) mereka kebanyakan membangkang. Berhentilah pemahaman manusia pada adanya rabb, tetapi tidak mau meng-illah-kan allah.

Page 3: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

PEMBAHASANAYAT

MUHAMMAD 19

AL- IKHLAS 1-4

TERJEMAH

MUHAMMAD 19

“19. MAKA KETAHUILAH, BAHWA SESUNGGUHNYA TIDAK ADA ILAH (SESEMBAHAN, TUHAN) SELAIN ALLAH DAN

MOHONLAH AMPUNAN BAGI DOSAMU DAN BAGI (DOSA) ORANG-ORANG MUKMIN, LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN. DAN

ALLAH MENGETAHUI TEMPAT KAMU BERUSAHA DAN TEMPAT KAMU TINGGAL.”

AL-IKHLAS 1-4

K A T A K A N L A H : " D I A - L A H A L L A H , Y A N G M A H A E S A .

A L L A H A D A L A H T U H A N Y A N G B E R G A N T U N G K E P A D A - N Y A S E G A L A S E S U A T U

D I A T I A D A B E R A N A K D A N T I D A K P U L A D I P E R A N A K K A N

D A N T I D A K A D A S E O R A N G P U N Y A N G S E T A R A D E N G A N D I A . ”

3 | P a g e

Page 4: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

TAFSIR

MUHAMMAD 19

P E N D E K A T A N HE R M E N E U T I K :

1. SIMBOL:

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”

2. SUBYEK :

Allah, Ia adalah pencipta (rabb) sekaligus sesembahan (illah). Yang dimaksud rabb adalah yang menciptakan makhluk, seluruh alam semesta, yang awal dan akhir. Sedangkan illah adalah yang dijadikan sesembahan, segala apa yang diperintakan dan dilarang oleh sesembahan harus dituruti.

3. MOTIF SUBYEK:

Disini, Allah memperkenalkan diri kepada bangsa arab yang sebelumnya belum tahu tentang sifat tuhan yang diajarkan oleh nabi muhammad. Sehingga Allah memperkenalkan diri sedemikian rupa supaya dipahami bangsa arab siapa sesungguhnya yang pantas mereka akui sebagai rabb sekaligus illah.

4. OBYEK :

Nabi Muhammad, ia diutus oleh allah supaya bisa memperbaiki masyarakat arab yang jahiliah. Salah satu sektor yang rusak dalam masyarakat arab jaman itu adalah akidahnya. Sehingga ayat ini turun kepada nabi muhammad supaya ia menyerukan konsep aqidah yang benar. Misalnya siapa allah? Mengapa allah pantas mereka sembah? Seperti apa hakikat allah? Punyakah kenampakan? Dsb.

Nabi muhammad diutus selain memperkenalkan siapa allah, juga bertugas mendakwahkannya ke orang-orang Yahudi, Nasrani, Majusi di jazirah Arab. Nabi muhammad juga bertugas menyampaikan wahyu ini kepada pengikutnya di Mekkah.

5. KONTEKS MASYARAKAT:

Sudah ada konsep rabb sang pencipta di jaman arab yang di simbolkan dengan allah (misalnya ayah nabi muhammad adalah abdullah – abdi allah) tetapi yang mereka sembah bukan allah melainkan orang saleh generasi pendahulu penguasa mekkah saat itu yang di simbolkan dengan latta, uzza, mana, dsb. Alasan orang arab adalah sebagai perantara.

Mereka tidak mau berdo’a tanpa perantara orang saleh yang dimaksudkan diatas, sehingga bila mereka berdo’a, mereka harus membuat berhala dengan harapan si orang saleh mau mendengar do’anya. Misalnya, bekal makanannya saat perjalanan di bentuk

Page 5: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

patung, atau di halaman rumah ada patung, atau ada semacam tempat ibadah pusat yaitu di ka’bah. Di dalam kotak tersebut di isi dengan berbagai macam berhala orang saleh di jaman dahulu yang di akui kesalehannya. Sebagai tambahan, berhala-berhala yang dimasukkan ke dalam ka’bah tidak hanya berasal dari Mekkah, tetapi juga berasal dari penjuru jazirah Arab.

Yang mengakui kesalehannya latta, uzza, mana, dsb. bukan hanya bangsa Arab tetapi juga suku-suku disekitarnya. Mereka ikut berdagang sehari-hari dengan melakukan perjalanan dagang dari kampung asal sampai ke pasar di sekitar pusat mekkah. Pedagang kaya yang ada di arab selalu berhubungan baik dengan suku-suku ini, mereka berhubungan di bidang ekonomi maupun ritual. Karena suku-suku di sekitar Arab yang ikut berdagang juga punya berhala masing-masing sesuai adatnya, yang nantinya akan ikut dicetak lalu dimasukkan kedalam ka’bah.

Saat nabi muhammad menyeru bahwa sesembahan yang layak adalah Allah itu sendiri, ini akan mengubah seluruh kebiasaan masyarakat jazirah arab di bidang ekonomi, ritual, dan politik. Kawasan Arab pusat (Mekkah) bisa-bisa tidak akan di kunjungi lagi oleh suku-suku disekitarnya, hanya gara-gara sudah tidak menyembah berhala lagi. Sehingga penguasa mekkah paling benci oleh nabi Muhammad yang tidak mau meng-illah-kan berhala yang sudah menjadi kebiasaan. Seandainya di tengah keramaian ada orang yang menyebut dengan keras-keras bahwa tiada illah selain Allah. Bisa panjang urusannya, bisa sekedar dipukuli atau lebih parah dibunuh.

Karena penguasa Mekkah merasa keberatan bila nabi muhammad menyerukan ajarannya kepada suku-suku di luar mekkah saat berziarah dan berdagang di sekitar ka’bah, saat itu disebarkanlah fitnah di tengah-tengah masyarakat Mekkah. Fitnah ini berkata bahwa Muhammad adalah orang gila, cacat mental, dan penyihir, sedangkan pengikutnya adalah orang yang dungu. Berbagai jalan di tempuh supaya budaya berhala tetap menjadi tradisi ritual di daerah jazirah arab, karena Mekkah adalah pusatnya peribadatan. Yang akan ditinggalkan pengikutnya bila sudah tidak ada lagi tradisi berhala yang bermacam-macam.

Setiap pengikut nabi Muhammad di juluki cacat mental, idiot, dsb. Yang mengolok-olok tidak satu dua keluarga tetapi satu kota, kota Mekkah. Membayangkan penderitaan pengikut nabi saat itu seperti merasakan diacuhkan dan dijuluki cacat mental oleh seluruh warga kota, katakanlah kota Surabaya. Tidak berhenti di tataran fitnah, penguasa mekkah juga memakai cara-cara penyiksaan. Pengikutnya disalib, ditimbun batu besar, dicambuk, dipaksa supaya meninggalkan keyakinannya.

Keyakinan yang benar dipaksa diganti oleh keyakinan nenek moyang. Keyakinan yang benar yang mengakui tiada yang pantas disembah dan ditaati selain allah. Hanya allah satu-satunya illah, bukan orang saleh nenek moyang mereka. Keyakinan yang tidak hanya di hati, tetapi di mulut dan di perbuatan. Ber-syahadat adalah tanda baiat bahwa ia bukan kafir, tetapi muslim sejati.

5 | P a g e

Page 6: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

Mengucap “tiada illah selain Allah” bukan perkara sepele. Mengucapkan syahadat perlu kesiapan akan konsekuensi yang akan diterima. Konsekuensinya bisa diperolok orang 1 kota, atau diancam dibunuh, bahkan sanak saudara dan orang tua juga ikut dalam bahaya. Walaupun identitasnya di sembunyikan, tidak akan bisa selamanya sembunyi-sembunyi.

AL-IKHLAS 1-4ASBABUN NUZUL :

Ada paradigma orang kafir Arab bahwa Tuhan:

1. Punya ibu2. Lebih dari 1, bisa 2 (Majusi), atau 3 (Kristen) wujud yang berbeda tapi satu substansi3. Tuhan (rabb) memang ada, tapi tidak harus sembah (di jadikan illah), yang di sembah bisa

yang lain sebagai perantara (mana suka).

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum musyrikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rasulullah saw. dengan berkata: "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Ayat ini (S. 112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai tuntunan untuk menjawab permintaan kaum musyrikin.

(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah dari Abi Aliyah yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab. Diriwayatkan pula oleh at-Thabarani dan Ibnu jarir yang bersumber dari Jabir bin Abdillah dan dijadikan dalil bahwa surat ini Makkiyah.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi menghadap kepada Nabi saw. dan diantaranya Ka'bubnul 'asyraf dan Hay bin Akhtab. Mereka berkata: "Hai Muhammad, lukiskan sifat-sifat Tuhan yang mengutusmu." Ayat ini (S.112:1-4) turun berkenaan dengan peristiwa itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Sa'id bin Jubair. Dengan riwayat ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surat ini Madaniyyah.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Ahzab(Persekutuan antara kamu Quraisy, Yahudi Madinah, kaum Goththafan dari Thaif dan munafiqin Madinah dan beberapa suku sekeliling Makkah) berkata: "Lukiskan sifat Tuhanmu kepada kami." Maka datanglah Jibril menyampaikan surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat-sifat Allah. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Abil 'Aliyah yang bersumber dari Qatadah.) Keterangan:

Menurut as-Suyuthi kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab ialah musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga surat ini dapat dipastikan Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut di atas dan diperkuat pula oleh riwayat Abus Syaikh di dalam kitabul Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar

Page 7: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

menghadap kepada Nabi saw. dan berkata: "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Rasulullah saw tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu surat ini (S.112:1-4) yang melukiskan sifat Allah.

KAITAN DENGAN MASALAH KEKINIAN

Sesuatu di sebut rabb bila ia :

yang awal dan yang akhir, kekal, dan menciptakan makhluk.

Sedangkan sesuatu yang dijadikan illah wajib :

ditaati perintahnya dijauhi larangannya dijadikan tempat mengeluh dijadikan tempat berharap di pertahankan wibawanya di perjuangkan kebesarannya dimasuki kelompok hambanya yang punya kesamaan illah dibenarkan kata-katanya diperangi yang mengolok-oloknya

Menurut sejarah, ada obyek yang pernah di jadikan illah oleh manusia :

Orang saleh masa lalu, ex. Latta, Uzza, Mana Penguasa negara, ex. Fir’aun Binatang, ex. Sapi Betina Alam dan isinya, ex. Matahari, bulan, bintang Nabi, ex. Nabi Isa AS Roh, ex. Animisme, Dinamisme Allah, sebagai pencipta (rabb)

7 | P a g e

Page 8: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

Sebenarnya masih ada banyak dan berkembang obyek-obyek yang dijadikan sasaran illah oleh manusia, misalnya ideologi, hawa nafsu, lawan jenis, dsb. Namun yang menjadi titik tekan adalah sesuatu apapun itu yang pantas dijadikan illah haruslah punya sifat-sifat yang layak untuk di sembah, yang dimaksud sifat layak disembah adalah sebagai berikut:

1. Bisa dipertanggungjawabkan eksistensinya2. Bisa dikenali sifatnya, ada informasi tentang keadaannya3. Mengakui bahwa dirinya pantas di sembah4. Memiliki kekuatan, sehingga bisa dijadikan tempat bergantung hamba-hambanya5. Memberikan perintah dan larangan kepada hambanya6. Mampu secara nyata menjamin hambanya selamat di alam dunia maupun akhirat

Dari 6 syarat kelayakan tersebut, hanya Allah (rabb) yang layak disembah, Karena :

1. Ia bisa dibuktikan eksistensinya dengan melihat keteraturan alam semesta.2. Ada informasi tentang siapa dirinya (ex. surat al ikhlas)3. Allah mengakui bahwa dirinyalah yang layak disembah (ex. surat Muhammad 19)4. Allah adalah rabb, pastilah ia maka perkasa5. Allah memberi perintah dan larangan kepada hambanya melalui kitab terakhir (Al-Qur’an)6. Allah menjamin keselamatan hambanya yang taat kelak di sediakan surga.

Sehingga dari sekian banyak obyek yang pernah manusia banggakan, perjuangkan, pertahankan, hanya Allah yang layak disembah / dijadikan illah karena alasan-alasan diatas. Manusia membanggakan orang tua, manusia memperjuangkan karir, mempertahankan harga diri, hal itu tidak jadi masalah bila kita memang diperintah oleh NYA.

PEMAKNAAN SYAHADAT YANG TEPAT

Syahadat “la ilah ha ila allah” adalah sumpah setia yang mengikat seorang manusia menjadi muslim sejati. Sumpah setia ini disaksikan oleh Allah dan mengikat seorang muslim untuk mengakui Allah sebagai rabb sekaligus illah. Hanya allah yang layak dijadikan illah, sesuai alasan-alasan diatas dan bukan yang selainnya. Bukan pula hawa nafsunya yang sekarang ini menjadi masalah khusus yang menarik perhatian penulis.

Menyembah karir, menyembah hobi, menyembah lawan jenis, menyembah bendera, menyembah teknologi, menyembah lagu, menyembah artis, dsb. Menyembah bukan dalam arti sempit seperti menundukkan diri, berdoa kepadanya, bukan yang seperti itu. Tetapi menjadikan mereka sebagai tujuan hidup, bukan sebagai alat mencapai tujuan hidup. Mereka hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup.

Page 9: SURAT AL-IKHLAS DAN SURAT MUHAMMAD 19, Tafsir Hermeneutik Dan Sejarahnya

Kembali ke konsep sumpah dalam memeluk islam, seorang muslim terikat konsekuensi sumpah yang diucapkan. Ia menaati perintahnya dan menjauhi larangannya, siap memperjuangkan agamanya yang layak di sisi NYA. Seperti pendahulu-pendahulu muslim yang gugur bersama nabi Muhammad di zaman Mekkah dahulu. Mereka mengorbankan jiwa dan harta sampai habis karena mereka mengetahui bahwa latta, uzzaa, dan mana tidak layak dijadikan illah, illah hanya ahad, illah hanya Allah SWT, tiada illah selain allah. Meluangkan waktu, tenaga, dan biaya untuk senantiasa berperan membantu tersiarnya islam. Merekalah yang patut kita jadikan contoh bagaimana cara memaknai syahadat dengan tepat.

KESIMPULANHIKMAH

Kita sudah membahas asbabub nuzul dari surat al-ikhlas, kita juga sudah membahas surat muhammad dengan pendekatan hermeneutik, mulai dari subyeknya, obyeknya, konteksnya, dan masyarakat yang eksis saat wahyu tersebut turun. Setelah menganalisa ayat tersebut penulis memberi sintesa tentang pemakanan yang tepat dalam memahami teks syahadat “la ilah ha illa allah”. Setelah 7 halaman membahas informasi ketuhanan yang ada dalam Al-Qur’an, haruslah ada pelajaran yang dipetik.

Syahadat tidak bisa dimanai sekedar tiket supaya orang bisa masuk surga bila sebelum mati mengucapkan sumpah tersebut. Syahadat tidak bisa di maknai sebagai pelengkap dalam do’a sholat. Syahadat juga tidak bisa dimaknai sekedar syarat formal seorang kafir jadi mualaf. Syahadat adalah sumpah yang mengikat seorang muslim dengan tuhannya. Seorang muslim tersebut menjadi sejati bila ia konsisten dan konsekuen menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya.

9 | P a g e