SUPT_FET

20
Analisis Yuridis Mengenai Legitimate Expectation Dalam Pelaksanaan Kerjasama Penanaman Modal Asing Antar Negara HARKIN S. MANTA NPM 1306494174

description

Analisis Yuridis Mengenai Legitimate Expectation Dalam Pelaksanaan Kerjasama Penanaman Modal Asing Antar Negara

Transcript of SUPT_FET

Slide 1

Analisis Yuridis Mengenai Legitimate Expectation Dalam Pelaksanaan Kerjasama Penanaman Modal Asing Antar NegaraHARKIN S. MANTA

NPM 1306494174Latar belakangSalah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan devisa Negara adalah dengan melakukan kerjasama di bidang investasi atau penanaman modal;Dalam rangka kerjasama investasi maka dikenal perjanjian bilateral yakni terdiri dari Negara tuan rumah investasi sebagai host state dengan Negara mitra sebagai home state dan disebut Bilateral Investment Treaty (BIT) atau di Indonesia dinamakan dengan Perjanjian Peningkatan dan Pelaksanaan Penanaman Modal (P4M);Salah satu fungsi dari P4M adalah memberikan perlindungan bagi investor dalam menanamkan modal di wilayah dari Host state atau Negara tuan rumah.Bila mengacu kepada peraturan Nasional Indonesia terpadat dalam Pasal 3 ayat (2) dari UU Penanaman Modal No.25/2007 (UUPM)Semua investor mempertimbangkan dua faktor dasar dalam mengelola investasi mereka yaitu faktor Return and Risk (faktor pengembalian dan resiko);Setelah evaluasi dari potensi resiko investasi maka seorang investor menilai resiko dan mengambil keputusan mengenai rencan investasi yang dilakukan, maka kemungkinan aksi yang diambil yaitu:menolak untuk melakukan investasi; mengamankan tingkat peningkatan return (pengembalian) untuk mengkompensasi terjadinya tingkat resiko dimaksud; atau menemukan cara untuk mengurangi tingkat resiko dan mengevaluasi investasi dan melakukan antisipasi sebagaimana hukum yang berlaku di negara tersebut.

Latar belakangTerkait pelaksanaan investasi diatur dalam peraturan dalam negeri yakni penerapan pelakuaan yang sama dan tidak membedakan asal negara (equal & non discriminatory);Indonesia dalam hukum nasionalnya mengatur mengatur penerapan equal & non discriminatory pada Pasal 3 ayat (1), huruf (d) UUPM;Dalam kebiasaan hukum internasional di bidang investasi muncul prinsip Fair and Equitable Treatment (FET);Latar belakangBahwa definisi dan ruang lingkup dari FET sangat luas, didalamnya terdapat Legitimate Expectation, Denial of Justice, Expropriation, dll.Dalam kaitannya mengenai tulisan ini adalah dampak hukum mengenai Legitimate Expectation; dalam tribunal antara PSEG v Turkey menyebutkan :The standard of fair and equitable treatment has acquired prominence in investment arbitration as consequence of the fact that other standards traditionally provided by international law might not in the circumstances of each case be entirely appropriate. This is particularly for direct expropriation, but when there are notwithstanding events that need to be assessed under a different standard to provide redress in the event that the rights of the investor have been breached.Berdasarkan hal diatas maka FET berlaku dalam hal terjadi ekspropriasi dan pelanggaran terhadap hak investor.Pengertian hak investor sangat luas dan akan menjadi multi tafsir, sehingga perlu diatur secara khsus mengenai hak investor atau apakah sama dengan Legitimate Expectation ?

Latar belakangPengaturan mengenai penanaman modal di Indonesia diatur secara khusus dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UPM) bahwa berdasarkakn pengaturan dalam UUP pada Pasal 30 yang menyatakan bahwa:Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal.Akan tetapi pada prakteknya Legitimate Ecpectation oleh investor terbentur dengan kondisi nyata di dalam negeri suatu Host State, khususnya di bidang peraturan atau hukum, kondisi politik suatu egara khususnya pasca pergantian presiden di Negara Host State. Hal lain yang mempengaruhi terjadi tidak terpenuhinya Legitimate Expectation adalah mengenai informasi yang kurang diterima oleh investor dan informasi ini berhubungan dengan operasional dari perusahaan tersebut sehingga berdampak merugikanLatar belakangDi sisi lain Indonesia di hadapkan kepada peraturan dalam WTO, dimana ketentuan dalam WTO berkaitan dengan tindakan pemerintah baik dalam menetapkan instrumen kebijakan perdagangan internasional seperti tarif, quota, subsidi oleh negara. Tindakan atau kebijakan pemerintah ini secara langsung akan berhubungan dengan aktifitas pasar khususnya investasi. Investor yang telah menanamkan modal tentu saja sudah memperhitungkan ketentuan aturan nasional dari Indonesia, dan mengharapkan pengembalian atau keuntungan dari kegiatan investasi ini. Tindakan negara yang merugikan investor dan cenderung bersikap diskriminatif terhadap investor asing tentu saja akan berdampak kepada pelanggaran dari ketentuan Artikel 3 GATT mengenai pelanggaran ketentuan National Treatment.Any internal tax or other internal charge, or any law, regulation or requirement of the kind referred to in paragraph 1 which applies to an imported product and to the like domestic product and is collected or enforced in the case of the imported product at the time or point of importation, is nevertheless to be regarded as an internal tax or other internal charge, or a law, regulation or requirement of the kind referred to in paragraph 1, and is accordingly subject to the provisions of Article III.

Latar belakangIdentifikasi Masalah1. Bagaimanakah ketentuan Legitimate Expectation berdasarkan hukum kebiasaan internasional serta implikasinya terhadap perjanjian bilateral, regional, dan Multilateral (WTO) ? 2. Konsekuensi hukum yang timbul bagi Negara yang melanggar ketentuan Legitimate Expectation ?3.Mengacu kepada hukum nasional Indonesia apakah Indonesia mengakui ketentuan Legitimate Expectation dalam pelaksanaan investasi ? TujuanBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana disebutkan di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:Untuk dapat memberikan pengertian dan ruang lingkup mengenai doktrin Legtimate Expectation;Untuk meberikan pengertian mengenai dampak hukum yang timbul terhadap Indonesia khususnya dalam hubungan kemitraan dengan negara asing jika mengakui Legitimate expectation;Untuk dapat mengetahui ketentuan dari hukum nasional di Indonesia dan perjanjian internasional yang sudah diratifikasi oleh Indonesia bahwa mengakui berlakunya doktrin Legitimate Expectation dalam hubungan kerjasama penanaman modal.

Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu hukum dan memberikan sumbangan pemikiran atau masukan bagi pembuat aturan, dan kalangan praktisi hukum dalam melakukan peraturan di bidang penanaman modal atau investasi;Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada Departemen atau instansi terkait dalam membina hubungan kerjasama di bidang penanaman modal asing atau menjalin relasi baru kepada negara mitra sehingga tidak ada ketentuan yang memberatkan Indonesia pada pelaksanaan kerjasama nantinya;Agar dapat memberikan kepastian baik bagi pemerintah Indonesia dan investor dalam melaksanakan kerjasama penanaman modal.

Tinjauan PustakaThe Core Standard of International Investment Protection Fair and Equitable Treatment (Alexandra Diehl, 2012)Di dalam pembahasan buku ini membahas mengenai ketentuan dari FET secara umum dan hubungan FET dengan hukum internasional lainnya.Pada penulisan yang diatas sejalan dengan buku diatas, dimana memang menganalisa FET namun memfokuskan kepada Legitimate Expectation. The International Law On Foreign Investment (M. Sornarajah, 2007)Di dalam pembahasan buku ini membahas mengenai ketentuan hukum internasional di bidang investasi dimana salah satu prinsip yang berkembang adalah prinsip mengenai FET. Selain itu juga membahas mengenai kedudukan dan dampak hukum dari Host state, Home State, kewajiban investor, hak investor, BIT, dan multilateral.Sedangkan dalam penulisan ini memfokuskan kepada kedudukan dan dampak hukum dari Legitimate Expectation namun sama seperti buku diatas menghubungkan dengan kaidah hukum internasional di bidang investasi.

Tinjauan PustakaA Distinction Without a Difference ? The Interpretation of Fair and Equitable Treatment Under Customary International Law By Investment Tribunals, ( Matthew C potterfield, International Journal on 22 Maret 2013)Dalam jurnal diatas penulis memfokuskan kepada defiinsi dan kedudukan dari FET berdasarkan hukum kebiasanaan internasionalDalam penulisan tesis ini, penulis fokus kepada Legitimate Expectation dan dampak bila ketentuan ini tidak dipenuhi. Selain itu penulis akan menghubungkan pada hukum Indonesia.

Tinjauan PustakaProposal Penelitian : Doktrin Legitimate Expectation dalam Perjanjian Investasi Internasional dan Resiko Gugatan Investor Asing bagi Pemerintah Indonesia (Wenny Setiawati, Dekan FH UI)Penelitian tersebut belum dipublikasikan namun proposal penelitian sudah ada di DRPM Univ Indonesia;Bahwa kesamaan materi dan obyek penelitian tesis yang saya lakukan dengan Ibu Wenny Setiawati adalah sama;Perbedaan yang akan terlihat adalah Peneltian tesis ini akan menjelaskan berdasarkan teori dari Frank Gracia mengenai liberal justice di bidang perdagangan internasional.

Metode PenelitianDalam penyusunan hukum ini maka penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif merupakan penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum internaisional dan hukum nasional Indonesia. Bahan hukum primer, yakni bahan hukum yang meliputi aturan-aturan UUPM, WTO/GATT dan keputusan badan arbitrase atau tribunal mengenai FET/Legitimate Expectation.Bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana. Selain itu data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan langsung ke lapangan dari hasil interview dengan responden melalui wawancara dengan teknik bebas (interview guide) dengan Instansi terkait seperti Direktorat Kerjasama Bilateral BKPM, Departemen Luar Negeri.Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primerdan sekunder.Bahan hukum tersier yang digunakan adalah kamus, ensiklopedi dan sejenisnya untuk memperjelas bahan hukum sebelumnya.

Kerangka TeoriLandasan Teori yang digunakan adalah Just Trade yang dikemukakan oleh Frank J. Garcia. Menurutnya Just Trade memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Hukum Perdagangan Internasional yang adil harus dirumuskan sedemikian rupa untuk melindungi kesetaraaan moral seluruh individu yang terpengaruh olehnya. Hal ini meliputi komitmen terhadap free trade sebagai prinsip ekonomi, utamanya untuk mempertahankan prasyarat liberal bagi keadilan;"liberal justice" mempersyaratkan bahwa hukum perdagangan internasional tidak mengorbankan hak-hak asasi manuia, dan perlindungan yang efektif terhadap hak-hak asasi manusia, dalam rangka pencapaian keuntungan.

Kerangka KonsepHost StatePemerintah tuan rumah dari tempat investasi dilakukan.Home StatePemerintah dari Negara asal investor yang melakukan kerjasama dengan Host State di bidang investasi atau penanaman modal.Legitimate ExpectationEkspetasi Investor asing yang dilindungi terhadap tindakan yang dilakukan atau peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Host State agar tidak mengakibatkan kerugian terhadap investor

Kerangka KonsepInvestor Orang atau badan hukum yang menanamkan modal ke dalam Host Country dan mempunyai aset di dalamnya.

National Treatment Obligationasas dalam perdagangan internasional yang berlaku berdasarkan ketentuan GATT di WTO dimana perlakuan atau penerapan non-diskriminasi baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.

TRIMs Agreement : Trade Related Investment Measures adalah Perjanjian Internasional Indonesia dibidang perdangan dunia terkait dengan investasi yang sudah diratifikasi dengan Indonesia sebagai anggota dari WTO.

Sistematika PenulisanBab IPendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan masalah, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penelitian;

Bab II Definisi dan Ruang Lingkup Legitimate Expectation. Dalam bab ini terdiri atas pembahasan prinsip FET, hubungan FET dengan Legitimate Expecatation, Legitimate Expectation dalam hukum Internasional, Pengaturan Legitimate Expectation dalam kerjasama Investasi di lingkup bilateral, regional, dan multilateral;

Bab III Dampak Hukum Terhadap Pelaksanaan Legitimate Expectation. Dalam bab ini akan membahas mengenai dampak hukum yang timbul dalam pelaksanaan FET baik yang diatur secara menyeluruh ataupun partial. Selain dari itu juga akan melihat keputusan-keputusan arbitrase internasional terkait FET, lalu mengenai dampak keputusan tersebut.Sistematika PenulisanBab IV Kedudukan Hukum Indonesia Dengan Ketentuan Legitimate Expectation Berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal No.25 tahun 2007. Dalam bab ini ini penulis akan membahas mengenai hukum penenaman modal di Indonesia dan bagaimana hubungannya dengan legitimate expectation, lalu dampaknya bagi investor ataupun pemerintah baik tingkat pusat dan daerah.Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini berisikan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan yuridis dari bab 1 pendahuluan, serta saran dari penulis terkait liberalisasi perdagangan komoditas pertanian.Time TableBab I : penyusunan Bab 1Dilaksanakan pada semester 3Bab II: penyusunan Bab 2 dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Bulan Agustus sampai dengan minggu kedua bulan SeptemberBab III: penyusunan Bab 3 dilaksanakan pada minggu ketiga bulan September sampai dengan minggu ketiga bulan OktoberBab IV: penyusunan Bab IV dilaksanakan pada minggu keempat Oktober minggu keempat Bulan NovemberBab V: penyusunan bab V dilakukan pada minggu keempat bulan November smpai Minggu pertama Bulan Desember Revisi terhadap penulisan tesis dilakukan pada minggu kedua bulan Desember sampai dengan minggu keempat bulan Desember