Supply Chain Akses

26
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Studi Kasus ( PT. BPR KS, Unit Divisi Akses+ ) Tugas Operation Management OLEH : NAMA : Yogie Thalim NRP : 1353046

description

.

Transcript of Supply Chain Akses

Page 1: Supply Chain Akses

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Studi Kasus ( PT. BPR KS, Unit Divisi Akses+ )

Tugas Operation Management

OLEH :

NAMA : Yogie Thalim

NRP : 1353046

JURUSAN S2 MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2014

Page 2: Supply Chain Akses

ABSTRAK

supply Chain Management bagi sebuah perusahaan terutama perusahaan

besar dengan market place yang luas menjadi hal mutlak yang harus dijaga.

Menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam mengatur proses supply

chain mereka, sehingga perusahaan tersebut dapat mengendalikan supply dan

demand produk mereka yang akan berdampak pada peningkatan benefit mereka.

Berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, bisa membantu

sebuah perusahaan untuk mengembangkan pula kemampuan perusahaan dalam

mengatur supply chain mereka. Dengan sistem supply chain management yang

handal, mereka bisa mendapatkan mengatur supply dan demand produk mereka

secara efektif dan berdampak positif bagi perusahaan.

Kata Kunci: Supply Chain, Supply, Management

iiUniversitas Kristen Maranatha

Page 3: Supply Chain Akses

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Persaingan dalam dunia industri ( khsusnya Perbankan ) dewasa ini menjadi

semakin

ketat. Salah satu hal yang membuat perusahaan distributor bertahan adalah

penyediaan produk yang tepat bagi konsumen di waktu yang tepat dan dalma

biaya ekonomis. Ketersediaan produk dan harga jual yang ekonomis hanya dapat

terjadi jika ada koordinasi yang baik antara perusahaan retail dengan pihak –

pihak yang berhubungan dalam rantai suplai dan tidak hanya melibatkan

koordinasi dalam bentuk persediaan saja, tetapi juga informasi tentang pasar yang

berguna bagi perencanaan perusahaan di kemudian hari. Kekurangan persediaan

produk atau jasa akan berdampak pada kehilangan penjualan, sedangkan

kelebihan tertentu akan berakhibat menumpuknya produk dan meningkatnya

biaya pemeliharaan dari persediaan tersebut.

Supply Chain Management ( SCM ) adalah suatu konsep atau

meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui

optimasisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan, manufakturing dalam

penerapan SCM, perusahaan – perusahaan diharuskan mampu memenuhi

kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya

yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri

secara cermat dan fleksibel.

Dalam era saat ini konsumen yang menikmati jasa perbankan menjadi

semakin kritis, mereka menuntuk penyediaan produk secara tepat tempat, tepat

waktu. Sehingga menyebabkan perusahaan – perusahaan penyedia jasa yang

anitisipatif akan hal ini akan mendapatkan pelanggan, sedangkan mereka yang

kurang antisipatif akan hal ini akan membuat perusahaan – perusahaan tersebut

kehilangan pelanggan.

iiiUniversitas Kristen Maranatha

Page 4: Supply Chain Akses

1.2 Tujuan

Tujuan menganalisis supply chain management pada bank perkreditan

rakyat, unit divisi akses+ ini adalah untuk mengetahui rantai pasokannya dan

untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan yang berdampak pada

peningkatan profit perusahaan.

1.3 Ruang Lingkup

Mengetahui dan menganalisi pentingnya konsep supply chain management

untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan

ivUniversitas Kristen Maranatha

Page 5: Supply Chain Akses

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Supply Chain Management

Menurut Copper (1997) istilah dari rantai pasok / supply chain baru

muncul atau dikemukakan pada awal tahun 1990an dan diperkenalkan pertama

kali oleh para konsultan manajemen. Supply Chain dapat didefinisikan sebagai

sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses

transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam

sampai produk jadi pada konsumen akhir. Melihat dari definisi ini, maka suatu

Supply Chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari

bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan

setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk,

perusahaan perakitan,

distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.Selain Copper ( 1997 ),Schroeder juga mendefinisikan beberapa definisi

yang berkaitan dengan manajemen ranti pasok / Supply Chain sehingga dapat

memperjelas terminologi sebagai berikut :

Rantai pasok (supply chain) : adalah bagian dari proses bisnis dan

informasi yang menyediakan barang dan jasa dari pemasok bahan baku,

pabrik, dan distribusi sampai kepada konsumen potensial.

Manajemen rantai pasok (supply chain management) : adalah

perencanaan, desain, dan kontrol dari arus informasi dan material selama

proses rantai pasok bertemu dengan permintaan konsumen seefisien

mungkin untuk saat ini dan masa mendatang.

vUniversitas Kristen Maranatha

Page 6: Supply Chain Akses

Saluran distribusi (distribution channel) : adalah sebuah jalur dari barang dan jasa mulai dari produsen, distributor, sampai ke pengguna akhir.

2.2. Manfaat Manajemen Rantai Pasok

Ada beberapa manfaat dalam mempelajari manajemen rantai pasok / Supply

Chain Management ini, diantaranya adalah :

Kepuasan pelanggan

Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas

proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau

pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia

dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia,

maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang

disampaikan oleh perusahaan.

Meningkatkan pendapatan

Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan

berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga

produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma,

karena diminati konsumen.

Menurunnya biaya

Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir

berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

Peningkatan laba

Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi

pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

viUniversitas Kristen Maranatha

Page 7: Supply Chain Akses

Pemanfaatan asset semakin tinggi

Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari

segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu

memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut

dalam pelaksanaan SCM.

2.3. Konsep Dasar Rantai Pasok

Supply chain (rantai pasokan) merupakan suatu sistem tempat organisasi

menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini

juga merupakan jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dengan

tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau

penyaluran barang tersebut.

Supply chain juga dapat dikatakan sebagai logistics network, dengan pemain

utama adalah :

a. Suppliers

b. Manufacturer

c. Distribution

d. Retail Outlets

e. Customers

Chain 1

Suppliers

Awal mula jaringan, yang merupakan seumber penyedia bahan pertama. Bisa

berbentuk : bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan,

subassemblies, suku cadang, dll. Sumber pertama disebut dengan suppliers,

viiUniversitas Kristen Maranatha

Page 8: Supply Chain Akses

termasuk di dalamnya : suppliers’ suppliers atau sub-suppliers yang biasanya

jumlahnya banyak.

Chain 1 – 2 :

Suppliers – manufacturer

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants

atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan

membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang

(finishing).

Chain 1 – 2 – 3 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution

Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang

dari pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau

pedagang besar dalam jumlah besar.

Chain 1 – 2 – 3 – 4 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets

Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang dari

pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak

pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories

dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang

baik dari manufacturer maupun ke pengecer.

Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets – Customers

Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau

pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli

viiiUniversitas Kristen Maranatha

Page 9: Supply Chain Akses

akhir melakukan pembelian. Walaupun secara kasat mata ini merupakan rantai

terakhir, tetapi sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang

mendatangi retail outlet tadi ke real customers atau real user. Mata rantai benar-

benar berhenti jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.

Perusahaan yang berada dalam supply chain pada intinya ingin

memuaskan konsumen dengan bekerja sama membuat produk yang murah,

mengirimkan tepat waktu dan kualitas yang bagus (Rahmasari, 2011). Dengan

melakukan ukuran performasi supply chain management, sebagai berikut:

1) Kualitas (tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan,

ketepatan pengiriman)

2) Waktu (total replenishment time, business cycle time)

3) Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah)

4) Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi)

2.4 Hubungan Jangka Panjang

Arus globalisasi yang semakin berkembang, perkembangan teknologi yang

cepat,

dan situasi ekonomi yang tidak dapat di prediksi merupakan faktor yang

mendorong munculnya suatu konsep hubungan kolaboratif jangka panjang antara

pemasok dan perusahaan. Hubungan kolaboratif jangka panjang dapat di

wujudkan melalui proses adaptasi yang baik dalam proses maupun produknya,

meningkatkan kesesuaian satu sama lain, sharing information, dan mengurangi

sumber – sumber ketidakpastian (Bujang, 2007).

Ganesan dalam Indriani (2006) mendefinisikan hubungan jangka panjang

sebagai persepsi mengenai saling ketergantungan pembeli terhadap pemasok baik

dalam konteks produk atau hubungan yang di harapkan akan membawa manfaat

bagi pembeli jangka panjang.

Kanter dalam Lestari (2009) mengungkapkan bahwa hubungan perusahaan

dengan pemasok merupakan kolaborasi yang paling kuat dalam konteks value

ixUniversitas Kristen Maranatha

Page 10: Supply Chain Akses

chain atau supply chain. Dalam hal ini, pemasok berperan untuk menyediakan

material atau bahan input yang di gunakan oleh perusahaan. Kualitas material dan

kemampuan dalam pendistribusian material tersebut tergantung kepada kinerja

pemasok yang selanjutnya berpengaruh pada kinerja perushaan secara

keseluruhan.

Beberapa keuntungan utama dari hubungan kolaboratif jangka panjang antara

lain : pemasok yang sama dalam jangka panjang akan lebih mengerti tentang

keinginan konsumen, perencanaan yang di rumuskan bersama dan saling tukar

informasi bisnis akan mendorong adanya kesesuaian pada perencanaan

selanjutnya dan strategi yang di rencanakan bersama akan menghasilkan kekuatan

yang dapat di jadikan competitive advantage dalam jangka panjang (Ellram dan

Zineldin, Bujang,2007).

Kualitas sebuah hubungan merupakan fungsi dari beberapa elemen atau faktor

– faktor tertentu, diantaranya : kooperasi, kemampuan dan kinerja karyawan

termasuk manajer, sumber daya fisik, kualitas, distribusi, dan penentuan harga

produk, pembagian informasi, pengalaman, harapan konsumen dan kepuasan.

Hubungan antara supplier, customer, dan perusahaan harus di kelola dengan

baik dan selalu di tingkatkan agar terjalin hubungan yang berkelanjutan dan

supplier ikut bertanggung jawab terhadap kualitas produk serta agar distribusi

produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna terakhir. Maka

peningkatan hubungan yang baik dalam jangka panjang serta saling adanya

kepercayaan antara perusahaan, supplier, dan customer sangat di perlukan agar

mencapai efisiensi dalam kinerja perusahaan (Rahmasari, 2011).

Kepercayaan di pandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu

hubungan. Hubungan akan tercipta dari kepercayaan yang terus berlanjut, tanpa

adanya kepercayaan suatu hubungan tidak akan bertahan dalam jangka waktu

yang panjang (Bernard,2011). Unsur lain yang diperlukan dalam suatu hubungan

adalah komitment, komitment di definisikan sebagai keyakinana salah satu pihak

bahwa membina hubungan dengan pihak lain merupakan hal yang terpenting dan

berpengaruh terhadap manfaat optimal yang di dapat oleh kedua pihak dalam

berhubungan (Morgan dan Hunt, Bernard,2011).

xUniversitas Kristen Maranatha

Page 11: Supply Chain Akses

Pada prinsipnya tujuan akhir yang ingin di capai dalam pengelolaan hubungan

jangka panjang adalah profitabilitas perusahaan yang di peroleh melalui hubungan

terus menerus serta saling menguntungkan sehingga terciptanya hubungan jangka

panjang yang konsisten dan berkesinambungan (triastity,2010).

2.5 Pengukuran Performa Rantai Pasok

Mengukur performa rantai pasok merupakan langkah pertama terhadap

peningkatan. Sebuah dasar untuk kebutuhan performa perlu untuk dibentuk dan

serta tujuan-tujuan perlu didirikan untuk peningkatan. Pada umunya terdapat

empat ukuran untuk performa rantai pasok, yaitu sebagai berikut:

1. Delivery

Hal ini merujuk pada on-time delivery, yang artinya persentase daripada

pesanan yang terkirim seluruhnya dan pada tanggal yang diminta oleh konsumen.

Perlu diingat sebagai catatan bahwa pesanan tidak akan dimasukkan sebagai

kiriman tepat waktu jika hanya sebagian saja dari pesanan yang terpenuhi atau

jika konsumen tidak mendapatkan kiriman sesuai dengan tanggal yang diminta.

2. Quality

Sebuah ukuran langsung untuk kualitas adalah kepuasan

konsumen/customer satisfaction. Kepuasaan konsumen dapat diukur di dalam

beberapa cara, diantaranya adalah bahwa sebuah perusahaan dapat menanyakan

pada konsumennya perihal seberapa baik perusahaan dapat memenuhi harapan

konsumen. Selanjutnya, konsumen dapat memberikan jawaban dengan memilih

salah satu jawaban dari 5 skala point yang disediakan, misalnya: (5) sangat

melebihi harapan; (4) melebihi harapan; (3) sesuai dengan harapan; (2) tidak

memenuhi harapan; (1) sangat mengecewakan.

xiUniversitas Kristen Maranatha

Page 12: Supply Chain Akses

Sebuah ukuran lain yang berkaitan dengan kualitas adalah loyalitas

konsumen/consumer loyalty. Ini dapat dilakukan dengan cara mengukur

persentase dari para konsumen yang tetap membeli produk setelah melakukan

pembelian pada suatu waktu tertentu di waktu lampau. Loyalitas konsumen

merupakan sesuatu yang setiap perusahaan sangat tertarik karena adalah lebih

mahal bagi perusahaan untuk menemukan seorang konsumen baru jika

dibandingkan dengan tetap membuat konsumen yang lama bertahan. Perusahaan

harus membandingkan loyalitas dan kepuasaan konsumen dengan loyalitas dan

kepuasaan konsumen dari pesaing, selain itu perusahaan juga perlu mengawasi

peningkatan yang dibuat dari waktu ke waktu.

3. Time

The total replenishment time dapat dihitung dari persediaan inventori. Jika

diasumsikan bahwa terdapat rata-rata penggunaan yang stabil, maka waktu yang

dibutuhkan di inventori hanyalah persediaan inventori dibagi dengan rata-rata

penggunaan.

Adalah penting untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk

menerima pembayaran jika terdapat barang yang dijual. Perusahaan tidak hanya

harus mengurangi barang di inventori, tetapi juga harus secepat mungkin

menerima pembayaran sehingga uang yang diterima dapat digunakan untuk

membuat dan menjual lebih banyak produk. Sebuah ukuran untuk hal ini adalah

jumlah hari pada piutang usaha (accounts receivable).

4. Cost

Terdapat dua cara yang digunakan untuk mengukur cost/kos. Pertama,

sebuah perusahaan dapat mengukur biaya pengiriman total, termasuk manufaktur,

xiiUniversitas Kristen Maranatha

Page 13: Supply Chain Akses

distribusi,biaya inventori, dan biaya piutang usaha Biasanya biaya-biaya yang

terpisah ini merupakan tanggung jawab dari setiap manager dan oleh karena itu

tidak dikurangkan dari biaya total.

Cara kedua untuk mengukur kos sepanjang rantai pasok adalah mengukur

efisiensi pada nilai tambah atau produktivitas. Sebuah rumus yang digunakan

untuk mengukur efisiensi membagi hasil penjualan/revenue yang telah dikurangi

oleh biaya material dengam biaya labor plus overhead.

xiiiUniversitas Kristen Maranatha

Page 14: Supply Chain Akses

Bab. III Pembahasan

3.1. Profil BPR KS Unit divisi Akses+

PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA atau BPR KS berdiri pada tanggal 14

September 1990 berdasarkan Akta Pendirian yang dibuat oleh notaris Imas Tarwiyah

Soedrajat, SH, berkedudukan di Kabupaten Bandung, dengan modal dasar pada saat itu

berjumlah Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah). Melihat potensi yang

dimiliki, maka pada tahun 1999 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mengajukan permohonan

pindah alamat ke Kotamadya Bandung. Berdasarkan izin dari Bank Indonesia

No.1/318/CPBPR/IDBPR/Bd Tanggal 16 Desember 1999, maka pada Tanggal 30 Desember

PT. BPR Karyajatnika Sadaya resmi pindah alamat ke kotamadya Bandung, tepatnya di Jl.

Abdurachman Saleh No. 2 Bandung, yang saat ini beroperasi sebagai kantor pusat.

Didukung komitmen bersama segenap pemegang saham dan pengurus serta staff

menjadikan PT. BPR Karyajatnika Sadaya sebagai suatu perusahaan yang berkembang pesat

dan mampu bersaing di dunia perbankan. Tahun 2001 PT. BPR Karyajatnika Sadaya mulai

membenahi infrastruktur dengan menerapkan S.O.P (Standard Operating Procedure) dan

standardisasi pelayanan di semua cabang-cabang PT. BPR Karyajatnika Sadaya. Tahun 2003

PT. BPR Karyajatnika Sadaya memperoleh sertifikasi ISO versi 9001-2000 untuk Core

Banking dari Badan Sertifikasi SAI Global (ANZ) dengan nomor registrasi QEC 20588

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/BPR_Karyajatnika_Sadaya).

Adapun Visi, misi dan Tujuan dari PT. BPR KARYAJATNIKA SADAYA atau BPR KS

yang dimana Ny. Janny Jashinta sebagai komisaris utamanya adalah sebagai berikut :

VISI

Menjadi BPR yang sehat & kuat dengan asset terbesar melalui jaringan terluas didukung

layanan terbaik

MISI

Memberikan layanan perbankan melalui Sistem Managemen Mutu, Service Quality, SDM

Berkompeten dan Infrastruktur

yang sesuai untuk menciptakan loyalitas nasabah dalam rangka tumbuh berkembangnya

perusahaan

14Universitas Kristen Maranatha

Page 15: Supply Chain Akses

NILAI

1. Bersikap mental positif

2. Selalu meningkatkan profesionalisme

3. Memiliki Integritas tinggi

4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif

5. Pemberdayaan (empowerment)

6. Mampu kerja dalam team work dengan bagian yang terkait

Sebagai Bank Perkreditan Rakyat yang Terdepan Dalam Melayani Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR

adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan

menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat

yang membutuhkan.

BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7

tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10

tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bawah ada dua jenis

bank, yaitu Bank Umum dan BPR.

Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro,

kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran

kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat

Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat

mengerti akan kebutuhan Nasabah.

Adapun jenis layanan yang diberikan oleh BPR adalah

• Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau

bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

• Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun

Kredit Konsumsi.

Melalui Peraturan Bank Indonesia, BPR diberi kesempatan untuk mempercepat

pengembangan jaringan kantor dengan membuka Kantor Cabang dan Kantor Kas, sehingga

ini akan semakin memperluas jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan kepada

para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Menyimpan uang di BPR aman, karena dijamin

oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang

berlaku, sehingga tidak ada salahnya jika kita menabung dan atau mendepositokan uang di

BPR ( sumber: http://www.bprks.co.id/about/index/9)

15Universitas Kristen Maranatha

Page 16: Supply Chain Akses

Selain berfungsi untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada

masyarakat berupa produk Kredit, Tabungan dan Deposito, BPR juga memiliki layanan

produk Akses+

Akses+ Menawarkan peluang usaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

untuk menjadi merchant atau mitra usaha dalam melayani berbagai macam transaksi secara

online dan real time melalui media layanan transaksi yang telah di sediakan oleh Akes+.

Keuntungan :

1. Mitra Usaha

o Fee based Income

o Cross Selling Product

o Media Promotion

2. Masyarakat

o Memudahkan dalam melakukan semua transaksi dimana dan kapan saja.

3.2 ProdukSecara umum produk yang ditawarkan di Akses+ adalah : Pembayaran PLN ( postapid dan prepaid ) Pembelian Pulsa ( Prepaid ) Pembayaran Pulsa (Postpaid ) Tiket Kerta Api Indonesia Pembayaran Tv Kabel Pembayaran Internet Pembayaran Telkom ATMB ALTO Pemelian MNC LIFE

3.3 Flowchart bisnis Akses+

16Universitas Kristen Maranatha

Page 17: Supply Chain Akses

Dari Flowchart bisnis Akses+ diatas dapat dilihat bahwa Akses+ dalam hal ini meupakan

sebuah supplier, dimana Akses+ mendistribusikan setiap transaksi yang dilakukan oleh

customer di mitra akses+ melalui Core Banking BPR KS dan langsung terkoneksi dengan

biller ( Perusahaan Penyedia Jasa )

Adapun Biller yang bekerja sama dengan Akses+ ini adalah :

1. PLN

2. Telkom

3. Indovision

4. Telkom Vision

5. KAI

6. AN ( Akses Nusantara ) merupakan penyedia pulsa

7. MKN ( Mitra Komunika Nusantara ) merupakan penyedia pulsa

8. ACS ( Akses Cipta Solusi ) merupakan penyedia pulsa

9. MND merupakan penyedia MNC LIFE

10. Arta jasa merupakan penyedia pulsa

11. Finnet merupakan penyedia pulsa

3.4 Pengukuran Performa Rantai Pasok

Berdasarkan teori dari bab 2, dapat terlihat bahwa pengukuran performa rantai pasok

adalah tahap awal terhadap peningkatan. Empat performa rantai pasok yang diukur antara

lain :

1. Delivery

Delivery menunjuk kepada seberapa lama transaksi yang dijalankan melalui sistem yang ada

di Akses+ ini. Dimana transaksi ini seharusnya adalah on time delivery dimana pada saat

customer membutuhkan transaksi yang disediakan di Akses+ maka sistem Akses+ dapat

17Universitas Kristen Maranatha

Page 18: Supply Chain Akses

secara real time menterjemahkan transaksi tersebut dan lansgung mengirimkannya kepada

pihak biller ( Penyedia Jasa ).

2. Quality

Kualitas yang diberikan daripada sistem Akses+ ini tergantung pada koneksi daripada

jaringan yang ada antara pihak Akses+ dan Biller. Semakin sedikit transaksi yang gagal atau

Timeout maka semakin baik pula kualitas daripada transaksi yang diberikan oleh Akses+.

3. Time

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses transaksi dari awal sampai akhir, saat ini

rata – rata dari waktu transaksi dari Customer hingga Customer menikmati keinginan mereka

adalah kurang lebih selama 40 – 60 Detik.

4. Cost

Biaya yang dikeluarkan oleh customer sangat bergantung pada kerjasama antara Akses+

dengan pihak Biller. Ada beberapa Biller yang menwarakan harga lebih murah dari Biller

lainnya ( Pulsa Prepaid ).

18Universitas Kristen Maranatha