Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

24
SEBARAN LOKASI INDUSTRI GENTENG DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN SAYEGAN DAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN Oleh: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY Abstrak Studi bertujuan untuk mengkaji persebaran deposit lempung, mengetahui penyebaran industri genteng, mengetahui besarnya sumbangan industri genteng terhadap pendapatan penduduk, mengetahui usaha-usaha penjagaan kelestarian lingkungan pada lokasi penambangan. Penelitian ini dilakukan di lokasi perbukitan Godean yang terbagi di dua kecamatan yakni Kecamatan Godean dan Kecamatan Seyegan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah penduduk yang terlibat dalam kegiatan industri genteng yang tersebar di dua kecamatan berjumlah 2140 orang Sampel diambil di kawasan perbukitan Godean di empat desa guna melihat gambaran dampak lingkungan setelah proses tersebut. Sampel untuk memperoleh data sosial ekonomi penduduk sebanyak 100 responden. Data sosial ekonomi dikumpulkan dengan wawancara langsung. Pengamatan kemampuan lingkungan fisik dilakukan secara langsung. Analisis data Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian merupakan dua satuan lahan; a. Satuan lahan datar (dataran) hasil pengendapan abu vulkanik muda dari Vulkan Merapi, sebagai lahan persawahan yang subur diselingi tempat usaha (industri) genteng; b. Satuan lahan perbukitan yang mengandung deposit lempung pad kaki lereng dan lereng bukit. Kegiatan industri genteng secara ekonomi menguntungkan, karena dapat memanfaatkan bahan baku lempung cukup banyak, sebab selain digunakan di daerah penelitian juga untuk konsumsi di luar daerah. Keuntungan juga dirasakan bagi pemilik lahan galian, penggali, dan retribusi Pemda. Penggalian lempung secara fisik dalam jangka pendek merusak lingkungan. Jangka panjang ternyata galian dari lereng miring bergelombang tersebut menajdai datar dan akhirnya dimanfaatkan oleh penduduk setelah melalui rehabilitasi justru menjadi lahan datar dan lebih subur Kata kunci: lokasi, industri, pelestarian

Transcript of Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Page 1: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

SEBARAN LOKASI INDUSTRI GENTENG DAN PELESTARIAN LINGKUNGANDI KECAMATAN SAYEGAN DAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

Oleh:Suparmini

Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Abstrak

Studi bertujuan untuk mengkaji persebaran deposit lempung,mengetahui penyebaran industri genteng, mengetahui besarnyasumbangan industri genteng terhadap pendapatan penduduk,mengetahui usaha-usaha penjagaan kelestarian lingkungan pada lokasipenambangan. Penelitian ini dilakukan di lokasi perbukitan Godean yangterbagi di dua kecamatan yakni Kecamatan Godean dan KecamatanSeyegan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sleman.

Populasi penelitian adalah penduduk yang terlibat dalam kegiatanindustri genteng yang tersebar di dua kecamatan berjumlah 2140 orangSampel diambil di kawasan perbukitan Godean di empat desa gunamelihat gambaran dampak lingkungan setelah proses tersebut. Sampeluntuk memperoleh data sosial ekonomi penduduk sebanyak 100responden. Data sosial ekonomi dikumpulkan dengan wawancaralangsung. Pengamatan kemampuan lingkungan fisik dilakukan secaralangsung. Analisis data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian merupakandua satuan lahan; a. Satuan lahan datar (dataran) hasil pengendapanabu vulkanik muda dari Vulkan Merapi, sebagai lahan persawahan yangsubur diselingi tempat usaha (industri) genteng; b. Satuan lahanperbukitan yang mengandung deposit lempung pad kaki lereng danlereng bukit. Kegiatan industri genteng secara ekonomi menguntungkan,karena dapat memanfaatkan bahan baku lempung cukup banyak, sebabselain digunakan di daerah penelitian juga untuk konsumsi di luardaerah. Keuntungan juga dirasakan bagi pemilik lahan galian, penggali,dan retribusi Pemda. Penggalian lempung secara fisik dalam jangkapendek merusak lingkungan. Jangka panjang ternyata galian dari lerengmiring bergelombang tersebut menajdai datar dan akhirnyadimanfaatkan oleh penduduk setelah melalui rehabilitasi justru menjadilahan datar dan lebih subur

Kata kunci: lokasi, industri, pelestarian

Page 2: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

28

Latar BelakangTaraf kehidupan penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi

oleh penyebaran (distribusi) geografi, sumber daya alam yang tersedia,tingkat teknologi, potensi tenaga kerja, maupun ketersediaan modalsehingga pendapatan akan terintegrasi dengan potensi sumber dayaalamnya. Daerah seyegan memiliki satuan lahan datar hamparanendapan lahar Merapi Muda, termasuk lereng Merapi bagian bawah(Merapi Lower Slope) yang subur diselingi perbukitan kecil dengan sumberdaya lempung yang berkualitas baik untuk industri genteng. Tersedianyabahan galian lempung serta endapan lahar yang subur ini dipengaruhikondisi geografi setempat berupa: struktur proses serta riwayat geologikawasannya, iklim dan faktor waktu sedangkan eksploitasi tergantungkualitas sumber daya manusianya untuk menaikkan tingkatkesejahteraan hidupnya. Saling keterkaitan antara berbagai factor dalamrangka pemanfaatan sumber daya alam demi kesejahteraan manusiasehingga memerlukan kajian lebih mendalam atas factor-faktor tersebutagar secara optimal dapat memberikan kesejahteraan bagi penduduk.

Pengelolaan atas sumber daya berupa deposit bahan galianlempung memerlukan langkah konkrit yang baik dan terkoordinasisehingga secara menyeluruh dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidupmanusia yang berkelanjutan. Kajian tentang tata lingkungan perludilakukan agar mampu bertahan tatanan lingkungan sesuai denganperuntukannya. Kekeliruan dalam pengelolaan lingkunagn hanya karenamemburu pemenuhan kebutuhan manusia semaksimal mungkin tanpamengindahkan azas kelestarian lingkungan akan berdampak padakerusakan lingkungan yang diawali dengan gangguan tatanan lingkungan.Gangguan tatanan tersebut akhirnya menjadikan sumber daya alam tidakmampu lagi bermanfaat secara optimal bagi peningkatan kesejahteraanmanusia sekitarnya maupun secara meluas justru akan menjadibumerang yang merugikan bagi kehidupan manusia.

Kesejahteraan hidup penduduk dapat tercermin dari semakinberkurangnya penduduk yang terbelenggu dalam lilitan kemiskinan sertaterdapatnya peningkatan pendapatan yang disertai dengan pemerataanpendapatan. Namun demikian dalam memanfaatkan sumber daya alamdemi kesejahteraan penduduk tersebut harus tetap berpegang pada azaspelestarian lingkungan. Mendasarkan pada kondisi tersebut tentu sajasetiap langkah kebijakan pembangunan haruslah diikutkan dengananalisis dampak lingkungan. Sehingga setiap langkah pembangunandapat ditekan sekecil mungkin kekeliruan yang akhirnya dapat merusaklingkungan sehingga terganggunya kelestarian lingkungan.

Page 3: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

29

Daerah penelitian yang merupakan lahan pertanian subur dengansebaran permukiman di sekitar daerah pertanian, terutama yangmenempati lahan kering di sekeliling perbukitan dengan deposit lempung,maka dimulailah pemanfaatan mineral lempung untuk pembuatangenteng rumah-rumah mereka, pada awalnya dimulai dengan gotongroyong. Perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan akangenteng, adanya modal yang tersedia, produksi genteng selanjutnyadilakukan secara komersial untuk memenuhi kebutuhan sendiri dandaerah sekitar kemudian dikenal hingga ke luar daerah. Perkembanganyang pesat terjadi sejak tahun 80-an seiring dengan perkembanganperuamahan di tanah air. Di sadari dengan berdirinya industri gentengyang tersebar luas dimulai dari Desa Sidoluhur (dekat jalur transportasi,pusat pemerintahan Godean) ex Kawedanan Godean menuju daerahdeposit lempungnya. Penambangan lempung berkembang pula denganskala yang lebih besar sehingga bertambah pula tenaga kerja danpengusaha yang terlibat. Menarik untuk diteliti tentang persebaranindustri genteng dan bahan bakunya (deposit lempung) serta mereka yangterlibat dalam kegiatan industri tersebut berikut proses penggaliannyaterhadap pelestarian lingkungannya.

Kawasan perbukitan Godean terdapat di wilayah KecamatanGodean, Seyegan, Minggir, dan Moyudan di Kabupaten Sleman memilikideposit bahan galian lempung dengan industri gentengnya yang relatifmaju sehingga dijadikan tumpuan pendapatan penduduknya secara turuntemurun. Secara geografis kawasan ini merupakan Lereng Merapi bagianbawah atau Merapi Lower Slope (P2AT Yogyakarta, 1979 : 86).Berdasarkan pada peta Geologi lembar Yogyakarta, nomor lembar1508/21407 – 5, kawasan perbukitan tersebut terdiri atas tuff, abu,breksi, aglomerat, dan lelehan lava yang tidak terpisahkan. Hasilpelapukannya membentuk tanah regosol atau vulkanik (Isa Darmawijaya,1970 : 270).

Pada lahan datar ini di beberapa tempat dimahkotai olehbeberapa bukit (guguk atau gumuk ; hill lock), terdiri atas enclave dariformasi Nanggulan yang umurnya jauh lebih tua, beberapa endapan pasirnapal, pasiran, batu lempung, konkresi limorit \9bijih besi\0, sisipannapal, dan batu gamping. Hal ini berbeda dengan material vulkanik (Q mi)berumur resen, karena berupa endapan Merapi Muda maka umurnyalebih muda dibandingkan endapan Merapi tua dengan bahan letusanterakhir yakni 1006 Masehi.

Menurut Man M. Baetmen dalam Economic Mineral Deposit (1959: 696 – 699) bahwa lempung dari Seyegan tergolong lempung biasa yang

Page 4: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

30

sejak masa lampau digunakan oleh manusia untuk batu bata dangenteng, pecah belah, serta periuk dan alat-alat rumah tangga yangterbuat dari tanah. Van Bemmellen (1949 : 198) mengemukakan bahwapenggunaan lempung di Indosnesia adalah untuk batu bata, genteng, pipatanah liat, bahan baku keramik, serta campuran bahan dasar dalamindustri semen.

Mendasarkan pada riwayat pembentukannya bahwa bukit-bukitGodean yang terletak di kawasan wilayah administratif Seyegan, Godean,Minggir, dan Moyudan pada waktu lampau termasuk dalam KawedananGodean. Lempung berasal dari lapisa-lapisan pengendapan marine plastis(lentur) kemudian adanya proses pemerasan keluar (Squneezing out),merupakan salah satu jenis gravitasi tektonik epidermal oleh terobosanGunung Wijil yang bersifat vulkanik (diorit, andesit) pada kala Oligosen,setelah terkena proses erosi dan denudasi lempungnya nampak dipermukaan, bagian rendah tertutup oleh endapan material vulkanik,kenampakan sekarang merupakan dataran kaki vulkan Merapi. Dengandemikian lapisan lempung yang palingtebal justru tertutup endapantersebut, sedangkan yang dapat ditambang adalah endapan lempungpada bagian kaki lereng perbukiatan, yang ke arah lereng bagian atassemakin menipis. Di bagian puncak tidak terdapat sama sekali endapanhanya berupa tanah dan batuan hasil pelapukan, hasil lapukanpenerobosannya andesit dan diorit. Pada bagian kaki lereng dan kaki inimerupakan lokasi penyebarannya secara geografis ( meliputi iklim, relief,dan umur) yang saling berinteraksi.

Pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini berupa lempungsedapat mungkin secra optimal tanpa mengganggu tatanan lingkunganatau mempengaruhi keberadaan lingkungan sehingga tidak sesuaidengan peruntukannya. Pemanfaatan sumber daya alam sebesa-besarnya untuk kesejahteraan manusia merupakan langkah yangseharusnya diterapkan agar kondisi lingkungan tetap terjagakelestriannya sehingga secara berkelanjutan dapat menopangkesejahteraan hidup manusia itu sendiri. Kajian tentang pemanfaatandeposit lempung sebagai bahan baku industri genteng merupakankegiatan ekonomi penduduk di kawasan sekitar deposit pada dasarnyaadalah upaya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam guna memperoleh pendapatandemi kelangsungan rumah tangga penduduk harus tetap memegangprinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Eksploitasi secara maksimal tetapditoleransikan agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Oleh karena ituusaha penambangan deposit lempung yang berwawasan lingkungan agar

Page 5: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

31

memberi keuntungan sebesar-besarnya bagi penduduk tetapdiprioritaskan.

Indutri genteng yang bahan bakunya adalah deposit lempungtetap harus berpegang pada prinsip pelestarian lingkungan (Anonim,1984). Setiap industri diwajibkan melaksanakan upaya menjagakelestarian dan keseimbangan sumber daya alam sehingga terhindar darikerusakan tatanan lingkungan. Oleh karena itu pemerintah selaluberupaya untuk terlibat dalam hal penyuluhan, bimbingan, danpengaturan pemanfaatan sumber daya alam agar tetap terjaga sesuaidengan peruntukannya. Guna mencegah dampak negatif darikemerosotan lingkungan atas kegiatan manusia memanfaatkan sumberdaya alam secara tidak terkendali maka perlu dipikirkan tentang upayamemulihkan dan pengembangan sumber daya alam dengan melaluipelestarian lingkungan. Reksosoedarmo (1990) mengemukakan bahwaperilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam sangatmenentukan intraksi antara manusia terhadap sumber daya alamtersebut.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik selama tigadasawarsa terakhir telah menumbuhkan akselerasi yang cukupmengagumkan di sektor industri yang mampu mencapai pertumbuhanhingga 12% per tahun. Industri merupakan lompatan bagi tenaga kerjayang pada awalnya bekerja di sekitar pertanian karena ketidakmampuansektor pertanian memenuhi kebutuhan hidup dengan lebih layak telahmendorong perpindahan ke sektor industri secara komunal (Booth,1991). Pembangunan seharusnya diarahkan bagaimana membangunindustri di pedesaan mengingat lapisan penduduk ini masih lekat dengankemiskinan meskipun selama kurun waktu tersebut telah berkurangsecara spektakuler jumlah penduduk miskin di pedesaan. Industrigenteng sebagai sumber pendapatan penduduk di pedesaan yang secaranyata mempunyai kompetensi positif bagi penyerapan tenaga kerja di luarsektor pertanian harus tetap dipertahankan. Sektor industri yangberdampingan dengan sektor pertanian sebenarnya merupakan kondisiyang mendukung bagi peningkatan pendapatan pedesaan karenapendapatan penduduk di pedesaan selama ini justru didukung secarapositif dari sumber pendapatan di luar sektor pertanian yakni dalam halini adalah kegiatan industri genteng.

Saat ini bahwa pengembangan ekonomi yang digerakkan denganmelalui pembangunan sudah saatnya diarahkan pada pengembangankegiatan yang mampu menampung tenaga kerja yang berlimpah tanpaharus mengabaikan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

Page 6: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

32

Kegiatan industri kecil yang mampu menampung hajat hidup orangbanyak untuk bertahan hidup lebih layak merupakan prioritas yangdikedepankan agar lapisan penduduk marginal dapat mengenyamkehidupan yang lebih sejahtera. Oleh karena itu bantuan yang diperlukanuntuk kelangsungan industri yang berkarakter mampu menciptakanlapangan kerja dengan perolehan pendapatan yang layak seperti bantuanpermodalan, bimbingan dan perbaikan infrastruktur yang menunjangkelangsungan industri tersebut perlu dikedepankan dengan perhatianyang serius kebijakan pembangunan. Kemampuan menekan lajupengangguran yang dijawab dengan perluasan kesempatan kerja,peningkatan pendapatan yang disertai dengan pemerataan merupakanciri dari keberhasilan pembangunan seutuhnya.

Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan di lokasi perbukitan Godean yang terbagi

di dua kecamatan yakni Kecamatan Godean dan Kecamatan Seyeganyang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sleman, Daerahistimewa Yogyakarta. Industri genteng merupakan kegiatan ekonomi yangbanyak dilakukan penduduk di dua wilayah tersebut mendasarkan padaketersediaan bahan mentah yang ada serta keahlian yang dilakukansecara turun temurun.

Penelitian ini mengkaji lingkungan fisik yang berkaitan denganpenyebaran deposit lempung serta lingkungan dimana deposit tersebutdieksploitasi serta penyebaran industri genteng. Lingkungan sosial terkaitdengan budidaya manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam yaknipenduduk yang terkait dengan industri genteng dengan melihatpendapatan, penyerapan tenaga kerja, serta permodalan. Populasipenelitian adalah penduduk yang terlibat dalam kegiatan industri gentengyang tersebar di dua kecamatan yakni Kecamatan Seyegan danKecamatan Godean yang berjumlah 2140 orang masing-masing terbagike dalam 470 unit usaha industri genteng.

Sampel diambil di kawasan perbukitan Godean di tempateksplorasi deposit lempung di empat desa guna melihat gambarandampak lingkungan setelah proses tersebut. Penyebaran geografisdeposit lempung dan penyebaran industri genteng dilihat melaluiinformasi yang diperoleh dari referensi dan berasal dari instansi terkait.Sampel untuk memperoleh data sosial ekonomi penduduk yang terkaitdengan kegiatan industri genteng sebanyak 100 responden. Respondendalam penelitian ini adalah pengusaha dan pekerja, adapun pekerjameliputi pengrajin, penggiling, penggali, pengangkutan.Tabel 1. Penyebaran responden dari Usaha Industri Genteng dan Penambangan

Page 7: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

33

Desa Dusun Pengusaha Pekerja

Sidoluhur

Berjo Kulon 2 2Berjo Wetan 2 2Berjo Kidul 2 2Serangan 2 2Gatak 3 3Pandean 2 2

Sidorejo

Pare II 2 2Pare IV 3 2Pare VI 2 3Pare VIII 2 2Ganjuran 3 3

Margoluwih

Grogol 4 4Japanan 3 3Jlegongan I 2 2Jlegongan II 3 3

Margolawe

Kligo 2 2Klaci I 3 3Klaci II 2 2Klaci III 2 2Klangkapan 2 2Barak 2 2Total 50 50

A. Cara Pengumpulan DataData fisis diperoleh dengan cara pengkajian awal melalui peta

topografi lembar 47/XL 11 b (76b) dan lembar 47/XLII f (76f) skala 1 :25.000; peta geologi bersistem Jawa, lembar Yogyakarta 104 – 2 dan1047 – 5 skala 1 : 100.000, kedua peta ini terbitan Direktorat GeologiBandung; analisis potert udara komposit berwarna lembar 3386 dan3387 skala 1 : 30.000. Data sosial ekonomi dikumpulkan denganmenggunakan wawancara langsung yang berpedoman instrumen yangtertuang sebagai kuesioner. Dua macam data dikumpulkan yaitu datafisik (lingkungan fisis) dan data sosial ekonomi.1. Data fisis diperoleh dengan cara pengkajian awal melalui peta

topografi lembar 47/XLII b dan lembar 47/XLII f skala 1 : 250.000,peta geologi Jawa lembar Yogyakarta 1408 2 dan 1407 5 skala 1 :100.000. Kedua peta itu terbitan Direktorat Geologi Bandung.Pengamatan (observasi) kemampuan lingkungan fisik dilakukan oleh

Page 8: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

34

peneliti secara langsung di lapangan dengan pengukuran, pencatatan,dan pemotretan.

2. Data Sosial Ekonomi dikumpulkan dengan menggunakan carawawancara langsung melalui pedoman wawancara yang telahdisiapkan. Pedoman wawancara sejauh mungkin disusun denganmemperhatikan masukan pada waktu interview dengan kuesioneryang telah disiapkan maupun pada waktu dicobakan di lapangan.

3. Pengolahan dan Penyajian Data. Data fisis diolah atau dianalisissecara diskriptif, meliputi tiga langkah:a. Kajian awal berupa kajian data sekunder berasal dari data

kepustakaan, data petab. Pengamatan lapangan (observasi lapangan)c. Perumusan secara deskriptif fenomena lapangan yang diperoleh

dari observasi lapangan dan hasil wawancara data sosial ekonomi

B. Analisa dan Interpretasi DataData fisis dianalisa secara diskriptif meliputi kajian data sekunder

berasal dari data kepustakaan, data peta, dan dari data foto udara.Pengamatan di lapangan (observasi lapangan). Kajian secara diskriptifatas fenomena lapangan meliputi penyebaran deposit lempung,penyebaran lokasi industri, dan kondisi lingkungan setelah diberlakukaneksplorasi deposit lempung. Data tentnag pendapatan penduduk berasaldari kegiatan industri genteng dalam kaitannya terhadap sumbanganpendapatan total rumah tangga dikaji dengan analisa statistik regresi.Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa dan interpretasi dataadalah sebagai berikut;1. Editing

Setelah terkumpulnya data dari lapangan editing dilakukandengan mengecek seluruh informasi data yang diperlukan dalamkaitannya untuk menjawab permasalahan penelitian yang kemudianapabila terjadi kejanggalan perlu dicek lagi atas fakta di lapanganapabila telah benar-benar akurat dilakukan entry data.

2. KodingKoding dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk

menyeragamkan hasil penafsiran jawaban responden yang bervariasidari satu macam pertanyaan yang sama sehingga membantukemudahan dalam analisis maupun penyajian data.

3. Analisa data dan Interpretasi dataSeluruh data yang telah diyakini keakuratannya kemudian

diolah dan dianalisa menggunakan analisa statistik dengan bantuan

Page 9: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

35

program SPSS (PC) terutama untuk data yang terkait denganpendapatan penduduk. Data tentang informasi kondisi fisik diolah dandianalisa secara diskriptif untuk melihat penyebaran dari depositlempung serta penyebaran industri genteng dan kondisi lingkungan dilokasi pasca eksploitasi deposit lempung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBagian ini menguraikan hal-hal yang terkait dengan karakteristik

daerah penelitian mulai dari lokasi penelitian yang dilihat dari letak lokasiastronomis, lokasi geologis, lokasi geomorfologis, dan lokasi administratifyang didukung dengan data sekunder.

A. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di kawasan Perbukitan Godean yang

termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Sleman, DaerahIstimewa Yogyakarta. Kawasan tersebut banyak memiliki industrikerajinan genteng yang memanfaatkan deposit lempung yang dapatdiperoleh di Perbukitan Godean sehingga industri genteng tersebutmenjadi sumber pendapatan sebagian penduduk di kawasan tersebut.Lokasi penelitian dapat didiskripsikan sebagai berikut;

Lokasi AstronomisLokasi astronomis merupakan diskripsi lokasi yang mendasarkan

pada letak lintang dan garis bujur. Dengan demikian berdasar garislintang dan garis bujurnya daerah penelitian yakni:- Kecamatan Seyegan terletak pada:

Letak lintang 70 41’ 58,5’’ – 70 44’ LSLetak Bujur 1100 15’ 53’’ – 1100 9’ 38’’ BT

- Kecamatan Godean terletak pada:Letak lintang 70 44’ 00’’ – 70 47’ 45’’ LSLetak Bujur 1100 15’ 40’’ – 1100 19’ 20’’ BT

Lokasi GeologisPerbukitan Godean merupakan bukit sisa atau bentang alam

degradasional kelanjutan dari Perbukitan Sentolo yang menghampar atasendapan Merapi Muda (Q mi) merupakan lereng Merapi bagian bawah.Lokasi Geomorfologis

Secara geomorfologis daerah penelitian terbagi dua yakni:A.3.a. Satuan perbukitan yang berupa bukit sisa GodeanA.3.b. Satuan dataran, merupakan lereng Merapi bawahLokasi Administratif

Page 10: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

36

Lokasi penelitian yakni Kecamatan Godean dn KecamatanSeyegan merupakan dua kecamatan yang berdampingan termasuk dijalur perbukitan Godean terletak di kawasan Kabupaten Sleman, DaerahIstimewa Yogyakarta. Batas wilayah dapat dikemukakan yakni:Batas Barat : Kecamatan Seyegan berbatasan dengan Kecamatan

MinggirKecamatan Godean berbatasan dengan KecamatanSeyegan

Batas Timur : Kecamatan Seyegan berbatasan dengan KecamatanGodeanKecamatan Godean berbatasan dengan KecamatanMlati

Batas Selatan : Kecamatan Seyegan berbatasan dengan KecamatanMinggir, Kabupaten SlemanKecamatan Godean berbatasan dengan KecamatanMoyudan

Batas Utara : Kecamatan Seyegan berbatasan dengan KecamatanTempelKecamatan Godean berbatasan dengan KecamatanMlati

IklimIklim daerah penelitian termasuk dalam iklim sub tropik dengan

kelembaban yang tinggi fluktuasi suhu antara 26,1 (temperatur rata-rataminimum) derajat Celcius hingga 33,5 (temperatur rata-rata maksimum)derajat Celcius.

B. Persebaran Deposit LempungDaerah penelitian meliputi di kawasan Perbukitan Godean di

bawah wilayah administratif Kabupaten Sleman. Perbukitan Godeanterdiri dari perbukitan rendah yang menonjol di atas dataran lerengMerapi bagian bawah (Merapi Lower Slope) dengan khas relief datarsampai agak berobak tersusun atas endapan material Merapi, perbukitanrendahnya yang bergelombang. Lahan datarannya memiliki ketinggiansekitar 107 meter dan meninggi dari arah selatan ke utara hingga yangpaling tinggi mencapai 117 meter dpal.

Deposit lempung tersebar di Perbukitan Godean pada lahanberrelief datar hingga berombak yang membujur dari utara ke selatan daridataran vulkan yang tertoreh oleh aliran sungai yang umumnya mengalirdari utara ke selatan yang memotong Perbukitan Godean yang membujurdari barat ke timur sesuai dengan sumbernya dari Lereng Merapi. Dataran

Page 11: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

37

berombak ini sebagai lokasi deposit lempung berjajar dari timur ke baratserta memanjang dari utara ke selatan.

Lokasi deposit lempung yang terdapat di lahan bergelombangmerupakan kawasan bperbukitan rendah. Secara umum membujur dariarah utara ke selatan secara jelas berasal mulai dari Bukit Berjo, Wijil,Butak, Wungkal, dan Jering yang secara relatif membujur arah utara baratlaut sampai di bagian utara.

Satuan Morfologi sebagai lokasi penyebaran deposit lempungterbagi dalam dua satuan yakni satuan morfologi dataran dan satuandataran tinggi (perbukitan rendah). Satuan dataran memiliki ketinggianmaksimal di bagian utara sebesar 117 meter dpal, terrendah 107 meter.Dengan demikian gradien dataran sekitar 0,003 termasuk dalamklasifikasi relief datar. Bagian-bagian yang terpotong aliran sungai yangmengalir dari utara ke selatan terbentuk kelas relief berombak.Pemotongan dataran oleh sungai secara vertikal membentuk gradienmencapai 0,006 sampai 0,008 termasuk dalam klasifikasi reliefberombak dengan kedalaman efektif tanah berombak antara 60-90 cm.

Endapan vulkanik mendominasi satuan morfologi dataran yangtersusun atas debu vulkanik, pasir, aglomerat vulkanik, dan breksivulkanik merupakan komponen efektif deposit lempung. Terjadinyapelapukan merupakan rombakan dari formasi yang lebih tua di bagianbawah diremukkan, kawasan ini meliputi daerah tebing bawah, sungai-sungai, lereng perbukitan yang merupakan kawasan pemukiman yangterakumulasi oleh pekarangan, tegalan, dan lahan sawah. Konsentrasideposit lempung di daerah tersebut berupa campuran antara materialberbutir halus yang lebih tua (lempung geluhan) dan pasiran yang berasaldari material vulkanik Merapi muda yang akhirnya menciptakanpersawahan cukup subur sehingga digunakan oleh penduduk sebagailahan usaha tani. Di kawasan perbukitan tinggi yang menempati bagiantengah maka daerah penelitian dengan gradien berkisar 0,28-0,47termasuk klas berbukit-bukit tekstur deposit lempung agak lembut danmudah terkena erosi.

Iklim muson laut tropika yang basah mempunyai karakter curahhujan di atas 2000 mm/tahun, bulan kering dibawah 5 bulan, pelapukanmekanik terutama terjadi pada musim kemarau, sedang pada musimhujan yang dominan adalah pelapukan kimiawi. Kelembaban udara yangtinggi meningkatkan intensitas pelapukan kimiawi. Pada batuan bekuandesitik dan intrusi bagian dalam yang dominan terjadi pelapukan kulitbawang dapat dijumpai di beberapa kawasan tempat penggalianlempung.

Page 12: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

38

Perbukitan yang mengalami erosi agak lanjut meliputi perbukitandengan batuan yang agak seragam sehingga terdapat tonjolan dan tebingterjal asal batuan beku andesit dan diorit di bagian dalamnya danberbentuk membulat ternyata memiliki karakteristik yang lebih resistenterhadap pelapukan dan erosi. Di puncak-puncak bukit dengan singkapanbatuan beku andesit dan dasit yang terlapuk membentuk igir runcing danmemanjang. Bagian kaki bukit dan lereng bawah yang berbatasan denganperkampungan yang diusahakan untuk penambangan batuan lempung.

Mendasarkan pada geologi bahwa susunan perlapisan batuannyadibedakan di daerah perbukitan terdiri dari batuan lempung. Secarakompak berwarna kecoklatan dan yang belum terlapuk berwarna putih. Didataran dengan klas relief datar sampai berombak merupakan endapanMerapi Muda yang terdiri dari debu vulkanik, tuff, pasir, aglomeratvulkanis umur sekarang terutama endapan sesudah letusan hebatGunung Merapi tahun 1008. satuan endapan yang terlapukkan adalahformasi Andesit. Batuan lempung yang membentuk deposit lempung,napal merupakan endapan laut dangkal yang terjadi di zona pengendapanneritik di kala umur Eosen tengah samapi Oligosen Atas.

C. Persebaran Industri GentengIndustri merupakan salah satu kegiatan ekonomi penduduk dalam

rangka memperoleh sumber pendapatan guna meningkatkankesejahteraan hidupnya. Industri akan terkait dengan permodalan, bahanmentah, sumber energi, tenaga kerj, dan pemasaran. Akan terjadi tarik-menarik antar faktor-faktor tersebut yang dijadikan bahan pertimbanganuntuk mendirikan satu industri yang orientasinya adalah bagaimana agarindustri tersebut mampu memberikan keuntungan secara optimal.

Industri genteng pada dasarnya mendasarkan pada ketersediaanbahan baku dalam hal ini adalah deposit lempung yang banyak tersedia dikawasan Perbukitan Godean sehingga penduduk di sekitar kawasantersebut memanfaatkan deposit lempung untuk mengolahnya menjadigenteng melalui kegiatan ekonomi yang berupa industri genteng. Namundemikian industri genteng ternyata tidak hanya memerlukan dukunganbahan baku tetapi komponen tenaga kerja (kualitas dan kuantitas) perludipertimbangkan juga tentang pemasaran produksinya.

Industri genteng yang berkembang di kawasan Perbukitan Godeantidak hanya tersebar di kawasan yang mendasarkan pada keberadaanbahan baku tetapi telah dipertimbangkan prinsip-prinsip yangmenawarkan nilai keuntungan secara optimal. Industri genteng telahbanyak dialihkan penduduk ke kawasan strategis yang pada dasarnya

Page 13: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

39

untuk memudahkan pemasaran produksi. Oleh karena itu pertimbanganketerjangkauan agar memiliki kemudahan pemasaran mengambil lokasiyang memiliki aksesibilitas menguntungkan seperti di sepanjang jalurtransportasi meskipun tetap berpegang pada prinsip yangmempertimbangkan biaya produksi yakni ongkos pemindahan bahanmentah ke lokasi industri.

Distribusi industri genteng menurut jarak tempat usaha denganjalan raya maupun antara tempat usaha dengan sumber/deposit bahanmentah memiliki variasi yang hampir sama antara industri genteng yangberada di Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Godean.Tabel 2. Jarak Industri genteng dengan Jalan Raya dan Sumber Deposit di

Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman

Jarak dari Jalan raya Deposit1 2 3< 2 59 (59%) 26 (26%)2 – 4 28 (28%) 61 (61%)> 4 13 (13%) 13 (13%)Total 50 (100%) 100 (100%)

Sumber : data primer 1997Pemilihan tempat usaha industri genteng ternyata memperhatikan

faktor jarak antara tempat usaha dengan jalan raya serta tempat usahadengan deposit. Faktor jarak merupakan salah satu pertimbanganpenentuan industri didirikan karena jarak akan memiliki kaitan langsungdengan ongkos transportasi apabila industri tersebut diorientasikan kedeposit. Apabila industri diorientasikan ke pemasaran tentu saja lebihmenekankan pada jarak industri dengan jalan raya. Oleh karena itupilihan industri yang ada di kedua kawasan cenderung memperhatikankedua faktor tersebut, dalam hal ini mengambil pilihan pada upayapemasaran yang dikedepankan tanpa mengabaikan ongkos transportasidari deposit ke lokasi industri. Melihat tabel 2 di atas nampak jelas bahwaterdapat kecenderungan pilihan lokasi industri yang populer adalah diantara jalan raya dan deposit berimbang.

Salah satu orientasi pilihan lokasi industri mempertimbangkantenaga kerja terutama pada jenis industri yang padat tenaga kerja dimanamobilisasi tenaga kerja harus dilakukan secara rutin sedangkan fasilitastransportasi relatif terbatas. Fenomena yang terjadi di daerah penelitianbaik yang dijumpai di Kecamatan Godean maupun Kecamatan Seyeganbahwa orientasi tenaga kerja atas pilihan lokasi industri tidakrepresentatif. Hal tersebut dapat dipahami bahwa mobilitas tenaga kerja

Page 14: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

40

tidak menghadapi kendala karena ketersediaan infrastruktur transportasiyang ada, tempat asal tenaga kerja hanya dari kawasan sekitar lokasiindustri meskipun ada beberapa tenaga kerja yang berasal dari luardaerah. Tenaga kerja yang berasal dari luar daerah umumnya memilihbertempat tinggal di sekitar lokasi industri bahkan beberapa tenaga kerjabertempat tinggal di lokasi industri. Pada umumnya tenaga kerja tersebutpulang ke daerah asalnya (Gunung Kidul, Muntilan) setiap bulan sekaliatau seminggu sekali.

Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk Yang Terlibat dalam IndustriGenteng

Kajian mengenai karakteristik sosial ekonomi penduduk yangterlibat di dalam kegiatan industri genteng di daerah penelitian meliputikependudukan dan demografi, struktur ekonomi, dan pendidikan.1. Kependudukan dan Demografi

Unsur ini merupakan komponen penting untuk melihatkarakteristik sosial yang terjadi karena penentuan kebijakan akan selaluterkait dengan fenomena ini sebagai pijakan mulai dari perencanaanhingga pelaksanaan pembangunan.

a. Umur dan Jenis Kelamin Penduduk yang Terkait Industri GentengUmur dan jenis kelamin merupakan karakteristik yang perlu

diperhatikan dalam kajian ketenagakerjaan terutama dalam sektorindustri bahwa kedua unsur tersebut terkait dengan upah. Bahkan padasektor perburuhan di Indonesia ditemukan kecenderunganmemanfaatkan tenaga kerja di bawah umur pada beberapa jenis industrikarena tenaga kerja dengan kualifikasi tersebut cenderung lebih murah.Selain itu pada kajian tenaga kerja atau buruh wanita bahwa merekacenderung mempunyai standar upah yang relatif lebih rendah dibandingtenaga kerja (buruh) pria meskipun beberapa jenis pekerjaan yangterpaksa harus mereka lakukan memiliki resiko tinggi. Secara kebetulanbahwa industri genteng kurang melibatkan buruh atau tenaga kerjaperempuan sehingga kajian tentang perbedaan jenis kelamin antaraburuh laki-laki dan perempuan tidak diungkapkan. Beberapa kasustentang perburuhan yang terjadi di indonesia bahwasanya terdapatperbedaan antara upah yang diterimakan pada buruh laki-laki danperempuan tidak dapat dipungkiri meskipun banyak pula buruhperempuan yang memiliki diskripsi kerja yang lebih berat resikonya.Mengenai keadaan tenaga kerja di industri genteng menurut umur danjenis kelamin dapat dilihat dari tabel berikut;

Page 15: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

41

Tabel 3. Karakteristik Penduduk yang Terkait dengan Industri GentengMenurut Umur dan Jenis Kelamin di Daerah Penelitian

UmurKec. Godean dan Kec. Seyegan

Pengusaha PekerjaLaki-laki Laki-laki

< 20 - 8 (16%)20 - < 30 9 (18%) 23 (46%)30 - < 40 17 (34%) 11 (22%)40 - < 50

> = 5013 (26%)11 (22%)

7 (14%)2 (4%)

Total 25 (100%) 50 (100%)Sumber : data primerTerdapat kecenderungan yang berbeda distribusi umur dari

penduduk yang melibatkan di industri genteng antara mereka yangberstatus sebagai pekerja dan pengusaha. Pekerja cenderung memilikiumur yang relative muda sedangkan pengusaha justru memiliki umuryang lebih tua, dapat dilihat pada umur kurng dari 20 tahun tidakdijumpai penduduk yang berstatus sebagai pengusaha. Penduduk yangberstatus sebagai pekerja terdistribusi ke umur yang relatif mudasehingga pada usia yang lebih dari 50 tahun hanya ditemukan 12% diKec. Godean dan lebih sedikit di Kec. Seyegan yakni 4%. Terdapatkecenderungan berbanding terbalik antara umur pekerja dan pengusaha.Hal tersebut dapat dipahami bahwa pekerja memerlukan persyaratan fisikyang lebih menonjol sehingga seleksi yang dipatok pada umur yang lebihmuda. Pengusaha akan lebih memilih tenaga yang mempunyaikemampuan fisik lebih baik dan kondisi tersebut berbanding lurus denganumur. Industri genteng ternyata kurang melibatkan tenaga kerja wanita,hal ini dapat dibuktikan pada dua kecamatan yang berbeda tidak dijumpaisatu pun tenaga kerja wanita yang terlibat di dalam industri genteng baiksebagai pengusaha maupun sebagai tenaga kerja.

b. Status Perkawinan dan Jumlah Anggota Rumah TanggaKarakteristik status perkawinan dan jumlah anggota rumah

tangga merupakan kondisi yang erat kaitannya dengan ketenagakerjaandan perbedaan karakteristik antara pengusaha dan pekerja dapatdijumpai di kedua kecamatan tempat penelitian ini dilakukan.

Tabel 4. Status Perkawinan dan Jumlah Anggota Rumah TanggaPengusaha dan Pekerja Industri Genteng di daerah penelitian

Page 16: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

42

Jml AnggtRT (orang) Status Perkawinan

Pengusaha PekerjaKawin Tidak kawin Kawin Tidak kawin

< 2 10 (20%) 1 (2%) 7 (14%) 14 (28%)2 – 4 20 (40%) 8 (16%) 7 (14%)> 4 19 (38%) 6 (12%) 8 (16%)

49 (98%) 1 (2%) 21 (42%) 29 (58%)Sumber : data primerJumlah anggota rumah tangga tersebar bervariasi dengan status

perkawinan yang hampir tidak dapat dipergunakan sebagai parameternya.Hal tersebut terjadi oleh karena pekerja pada umumnya yang belumkawin masih menjadi satu dengan rumah tangga orang tuangnya.Karakteristik yang menonjol adalah jumlah anggota keluarga antara 2 – 4orang yang mendominasi. Hal tersebut dapat dianalogkan bahwa jumlahanggota rumah tangga di daerah penelitian cenderung bersifat keluargainti yakni terdiri dari bapak – ibu dan dua orang anak sesuai denganprogram yang dicanangkan pemerintah.D.1.3. Pendidikan Penduduk yang Terlibat di Industri Genteng

Pendidikan merupakan cermin atas kemampuan intelektual yangdapat dijadikan parameter warna dinamika penduduk. Pendidikan dapatmemperluas wacana penduduk untuk mampu menerima inovasi yangakan berdampak pada perbaikan tingkat kehidupannya. Dimungkinkanbahwa suatu wilayah yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikanyang baik akan menjadikan percepatan pertumbuhan suatu wilayah.Pendidikan merupakan salah satu persyaratan yang mampumengantarkan penduduk memasuki satu institusi yang semakinmembutuhkan persyaratan pendidikan yakni sektor-sektor ekonomitertentu. Diyakini bahwa mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebihbaik akan lebih mudah mengikuti dinamika yang berlangsung dalamsendi-sendi kehidupan yang semakin kompleks dengan inovasi yangmelaju cepat. Mengenai pendidikan yang terlibat dalam kegiatan ekonomiindustri genteng dapat dilihat pada 5.

Tabel 5. Pendidikan Pengusaha dan Pekerja Industri Genteng di Kec.Godean dan Kec. Seyegan, Kab. Sleman

Pendidikan Kec. Godean dan Kec.Sleman

Pengusaha Pekerja1 2 3

Tidak/belum tamat SD 1 (2%) 3 (6%)

Page 17: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

43

Tamat SD 9 (18%) 15 (30%)Tidak/belum tamat SLP 9 (18%) 10 (20%)Tamat SLPTidak/belum tamat SLA

7 (14%)11 (22%)

13 (26%)5 (10%)

Tamat SLA 3 (6%) 2 (4%)Tidak/belum tamat Ak/PT 3 (6%) -Tamat Ak/PT 1 (2%) -

Total 50 (100%) 50 (100%)Sumber : data primer 1997Terdapat perbedaan antara pendidikan pekerja dan pengusaha

bahwasanya tingkat pendidikan pengusaha lebih baik bahkan padatingkat pendidikan yang semakin tinggi kecenderungan meningkat secaraproporsional yang berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan pekerjayakni semakin kecil pada tingkat pendidikan yang semakin baik. Secarakeseluruhan penduduk yang terlibat di kegiatan industri genteng proporsiterbanyak tamat SD kemudian tamat SLP disusul tidak/belum tamat SLP.Dengan demikian ketiga tingkat pendidikan tersebut mencapai lebih dari50%. Industri genteng yang berlangsung di daerah penelitian ternyatamemiliki karakteristik pendidikan yang relatif rendah atas tenaga kerjayang terlibat di dalamnya.

c. Pekerjaan Sampingan di Luar Industri GentengMengingat lokasi penelitian adalah kawasan pedesaan yang

masih didominasi lahan pertanian bahwa penduduk sebagian besarmemanfaatkan kesempatan di luar kegiatannya di industri gentengterlibat di kegiatan pertanian. Dominasi kegiatan ekonomi di industrigenteng yang berhadapan dengan kesempatan kerja di luar industrigenteng juga terbatas membawa konsekuensi pada pemilihan kegiatanekonomi di industri genteng tanpa memiliki pekerjaan sampingan di luarkegiatan tersebut. Terutama bagi kalangan penduduk yang memilikibanyak keterbatasan sehingga industri genteng merupakan tumpuansumber pendapatan yang menajdi soko guru bagi perekonomiankeluarganya. Penduduk yang dijumpai disamping terlibat dalam industrigenteng pilihan yang paling dekat dengan persyaratan yang minimalpilihan tersebut adalah di sektor pertanian dalam hal ini sebagai buruhtani atau di luar itu sebagai buruh bangunan, fenomena ini terjadi dikalangan pekerja industri genteng. Pengusaha memiliki lebih luaskesempatan bekerja di luar industri genteng pada sektor yang lebihmemadai meskipun secara finansiil sumbangan pendapatan di dominasidari kegiatan ekonomi di industri genteng. Pekerjaan sampingan olehtenaga kerja yang terlibat di dalam industri genteng presentasinyaminimal, bahkan dapat dikatakan bahwa industri genteng oleh sebagian

Page 18: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

44

penduduk dijadikan satu-satunya pekerjaan yang memberikan sumberpendapatan bagi kehidupannya. Mengenai deskripsi pekerjaansampingan penduduk yang terlibat di industri genteng dapat dilihat padatabel 6 berikut ini;

Tabel 6. Pekerjaan Sampingan Penduduk di Luar sektor Industri GentengJenis Pekerjaan

SampinganPekerjaan Pokok Industri genteng

Kecamatan Godean Kecamatan SeyeganPengusaha Pekerja Pengusaha Pekerja

Tani 7 (28%) - 9 (36%) -Buruh tani - 3 (12%) - 2 (8%)Karyawan swasta - - - -Pegawainegeri/pensiunan/TNI

3 (12%) - 4 (16%) -

Buruh bangunan - 2 (8%) - 5 (20%)Pedagang 2 (8%) - 6 (24%) -Lain-lain - - - -Tidak mempunyai 13 (52%) 20 (80%) 6 (24%) 18 (72%)

Total 25 (100%) 25 (100%) 25 (100%) 25 (100%)Sumber : data primer

Pengusaha industri genteng lebih dari 50% justru memilikipekerjaan sampingan di luar industri genteng. Hal ini berbeda dengan apayang dijumpai pada pekerja industri genteng hampir 70% mereka tidakmemiliki pekerjaan sampingan. Ketidakberdayaan pekerja mengaksessumber pendapatan di luar industri genteng tersebut semata-mata karenaketerbatasan yang menjadi kendala bagi pekerja meliputi tingaktpendidikan yang relatif rendah, modal yang relatif rendah. Keterbatasantersebut mengharuskan pekerja tidak mempuntai banyak pilihan untukmenentukan sumber pendapatan sesuai dengan yang diharapkan agarmampu secara leluasa menjadi tumpuan bagi peningkatan kehidupannyake tingkat yang lebih layak.

Mencermati tabel 6 bahwa pekerja yang mampu memanfaatkanpeluang mengakses sumber pendapatan di luar industri hanya mampumemasuki sektor yang sebenarnya juga tidak menjanjikan pendapatanyang lebih memadai yakni sebagai buruh tani dan buruh bangunan.Fenomena itu menandakan bahwa ketidakberdayaan menguasai danmemiliki sumber pendapatan pertanian memaksa mereka harus bekerjasebagai buruh tani karena mereka termasuk tidak berlahan pertanian.Sektor di luar pertanian yang dapat mereka masuki adalah buruhbangunan karena penelitian ini dilakukan saat belum krisis ekonomimelanda Indonesia (medium 1997), pekerja industri genteng masih

Page 19: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

45

mempunyai kesempatan bekerja di luar industri genteng sebagai buruhbangunan. Ambruknya sektor properti tentu akan berdampak padasemakin sempitnya peluang untuk bekerja sebagai buruh bangunan. Haltersebut tidak menutup kemungkinan bagi pekerja industri genteng harusmenelan pil pahit krisis ekonomi sehingga bekerja di industri gentengmerupakan satu-satunya pilihan dan sumber pendapatan yangdiandalkan bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Karakteristik pekerjaan sampingan yang dapat dicermati darifenomena pengusaha industri genteng relatif berbeda yakni sebagianmereka mengakses sumber pendapatan sebagai pedagang, petani, danpegawai/pensiunan. Gejala ini menunjukkan kenampakan yang dapatdijadikan satu indikasi bahwa kemampuan yang ada lebih dimilikipengusaha untuk memilih sumber pendapatan di luar industri genteng.Jenis pekerjaan di luar industri genteng yang menjadi pilihan pengusahamerupakan sektor yang mematok penguasaan modal seperti lahanpertanian atau modal dalam bentuk lain untuk kegiatan perdaganganbahkan sebagian mereka sebagai pegawai/pensiunan mengindikasikanmereka memiliki tingkat pendidikan tertentu, diketahui bahwa sektor inimematok persyaratan tertentu untuk memasukinya.

Pendapatan Penduduk di Industri Genteng dan Luar Industri GentengLokasi penelitian merupakan daerah pedesaan yang didominasi

dengan kegiatan ekonomi yang ditopang dari kegiatan pertanian. Namundemikian industri genteng merupakan kegiatan ekonomi yang jugadiminati oleh sebagian penduduk di daerah penelitian. Ketersediaanbahan mentah untuk industri genteng di daerah penelitian sehinggakegiatan ini merupakan pilihan sumber pendapatan yang telah dilakukansecara turun-temurun oleh sebagian penduduk daerah penelitian.Pendapatan industri genteng diperoleh baik sebagai pengusaha karenabanyaknya berdiri industri genteng serta sebagai pekerja yang terlibat diindustri genteng pendapatan ini disebut sebagai pendapatan industri.Pendapatan di luar industri genteng bervariasi baik bertumpu di sektorpertanian (petani/buruh tani) dan pekerjaan lain meliputi pedagang,buruh, swasta, dan pegawai disebut sebagai pendapatan sampingan.Pendapatan total merupakan penjumlahan antara pendapatan industrigenteng dan pendapatan sampingan (di luar industri genteng).Pendapatan total bagi penduduk yang tidak mempunyai pekerjaansampingan di luar industri genteng tentu saja sama dengan pendapatanberasal dari industri genteng. Pendapatan yang lebih rendah pada industrigenteng mendominasi pendapatan yang rendah yang tampak pada

Page 20: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

46

pendapatan total. Hal itu dapat dianalogkan bahwa pada mereka yangmemiliki pendapatan rendah justru memiliki pula keterbatasanmengakses sumber pendapatan di luar industri genteng dan keadaantersebut melanda pada pekerja industri genteng yang memilikipendapatan kurang dari Rp. 250.000 per bulan. Pendapatan pekerjagenteng sebenarnya telah lebih baik karena di atas UMR yang berlaku diDaerah Istimewa Yogyakarta. Pendapatan yang lebih memadai diterimaoleh pengusaha sehingga tingkat kehidupan pengusaha memang jauhlebih baik oleh karena kesempatan melakukan berbagai kegiatanekonomi menajdi lebih luas. Pendapatan industri genteng menyumbangsecara signifikan dalam pendapatan total rumah tangga penduduk yangterkait di industri genteng meskipun sebenarnya dijumpai adanya sumberpendapatan dari pekerjaan sampingan yang banyak dilakukan terutamapada pengusaha industri genteng.

Pekerjaan sampingan tidak memberikan sumbangan yang berartidalam pendapatan total (lihat lampiran) secara keseluruhan. Secara jelasmengenai pendapatan penduduk yang terlibat dalam kegiatan industrigenteng dapat dilihat pendapatan industri genteng dan pendapatan totaldapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Pendapatan Industri Genteng dan Pendapatan Total di Kec.Godean dan kec. Seyegan, Kab. Sleman

PendapatanTotal (Rp)

Pendapatan Industri Genteng (Rp)

< 250.000 250.000 - < 500.000 500.000 - <750.000

> = 750.000 Total

1 2 3 4 5 6< 250.000

250.000 - <500.000

56 (56%)5 (5%) 10 (10%)

56 (56%)15 (15%)

500.000 - <750.000

2 (2%) 10 (10%) 2 (2%) 14 (14%)

> = 750.000 5 (5%) 5 (5%) 2 (2%) 3 (3%) 15 (15%)Total 68 (100%) 25 (25%) 4 (4%) 3 (3%) 100 (100%)

Sumber : data primer 1997Pendapatan industri genteng ternyata mempunyai kecenderungan

positif menyumbang pada pendapatan total. Hal ini menunjukkan bahwaindustri genteng mempunyai peranan penting sebagai sumberpendapatan sehingga sumbangannya cukup strategis di dalampendapatan total penduduk yang terlibat di industri genteng (lihatlampiran 1). Gejal tersebut menunjukkan bahwa industri gentengsebenarnya merupakan sektor kegiatan ekonomi utama yang dijadikantumpuan bagi penduduk mereka yang terlibat di industri genteng.Ketersediaan bahan mentah serta keterbatasan mengakses sumber

Page 21: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

47

pendapatan yang bervariasi telah mendudukkan industri genteng sebagaisumber pendapatan yang diandalkan oleh penduduk di daerah penelitian,kondisi tersebut terjadi menjadi lebih buruk terutama pada pekerja yanglebih memiliki keterbatasan pilihan di banding pengusaha.

Dampak Lingkungan Industri Genteng di Daerah PenelitianDampak kegiatan terhadap lingkungan dapat positif maupun

negatif sehingga setiap kegiatan hampir tidak memungkinkan tanpameninggalkan dampak. Kegiatan yang berdampak positif diharapkandapat terus dilangsungkan sementara kegiatan yang berdampak negatifmengharuskan untuk menghentikan kegiatan tersebut agar tidakmerugikan pada komponen lain yang terkena dampak.

Industri genteng yang mengandalkan bahan mentah depositlempung ternyata menimbulkan dampak lingkungan baik fisik maupunsosial di kawasan sekitar eksplorasi bahan mentah. Dampak fisik lebihbersifat positif karena eksplorasi bahan mentah (deposit lempung) untukindustri genteng menjadikan lahan menjadi rata sehingga pendudukakhirnya dapat memanfaatkan lahan tersebut untuk berbagai keperluanmisalnya lahan usaha tani baik lahan kering yang berupategal/pekarangan atau lahan yang basah apabila dapat dijangkau denganirigasi terutama irigasi setengah teknis. Beberapa sumber bahan mentahyang telah beberapa waktu di eksplorasi sehingga rata telah diubah olehsebagian penduduk untuk tempat pemukiman. Secara ekonomi pendudukyang berdekatan dengan lokasi eksplorasi deposit lempung jugadiuntungkan karena mendapat retribusi sebagai konsekuensipemeliharaan jalan serta ongkos sosial atas gangguan oleh hirukpikuknya penambangan. Bahkan beberapa penduduk yang ada di sekitarpenambangan dapat mendirikan sekedar warung/kedai makanan untukmemenuhi kebutuhan makan/minum pekerja penambangan (penggali,personil pengangkutan).

Penambangan deposit lempung secara umum tidak memilikidampak negatif terhadap lingkungan apabila deposit lempung tidakpotensial lagi sebenarnya kondisi lahan menjadi rata. Beberapa tempatmenjadi cekungan yang dapat dimanfatkan sebagian penduduk untukusaha perikanan apabila tersedia pengairan yang memadai. Kerusakanlingkungan secara fisik hampir tidak dijumpai sebagai dampak eksplorasideposit lempung untuk bahn mentah industri genteng.

Dampak positif muncul adanya penambangan deposit lempungyang pada dasarnya sebagai bahan mentah untuk kegiatan industrigenteng antara lain;

Page 22: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

48

a. Memberikan sumber pendapatan yang akhirnya dapat dijadikansebagai tumpuan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk yangterkait dengan industri genteng. Pemanfaatan lempung di daerahpenambangannya secara positif menambah penghasilan (memberikeuntungan) bagi pemilik lahan.

b. Kegiatan eksplorasi deposit lempung merupakan kesempatan kerjayang mampu menjawab kesempatan kerja yang semakin terbatasterutama dari sektor pertanian mengingat lokasi penambangansebenarnya sebagai wilayah yang didominasi dengan lahan pertanian.Banyaknya jenis pekerjaan sebagai linkage dari penambangan depositlempung mulai dari penambangan, pengangkutan sampai ke prosespembuatan genteng merupakan aneka kegiatan yang potensialmenyerap tenaga kerja. Penduduk yang berada di sekitar lokasipenambangan memperoleh konsekuensi finansial sebagai ongkosgangguan dari penambangan seperti gangguan debu, kerusakanjalan. Selain itu kesempatan bagi penduduk untuk membuka berbagaipemenuhan kebutuhan pangan mereka yang terlibat penambangandengan membuka kedai/warung makan. Dari setiap m3 lempungyang dijual pemilik lahan dapat bagian keuntungan Rp 600,-sedangkan retribusi ke Pemda Rp 150,-.

c. Secara fisik dampak dari penambangan adalah ratanya bekaspenambangan sehingga lebih bermanfaat untuk berbagai kegiatanuntuk pertanian seperti tegal, atau sawah serta sebagai kolam ikan,selain untuk lahan pekarangan dan pemikman di kaki bukitnya.Secara rinci dampak penggalian lempung adalah segera setelahselesai dilakukan penggalian/penambangan maka permukaan lahanmenjadi terbuka, secara fisik menjadi rusak, tidak rata, terciptalubang kecil sampai cukup luas dan dalam. Kedalaman lubang antara0,5 – 6 m sedangkan lebar dapat mencapai 1 – 40 m. Apabila lapisanlempung memiliki dasar lapisan (batas lapisan) dengan batuanpenerabas yang berupa andesit atau diorit yang relatif rata sesudahselesai penggalian akan meninggalkan permukaan yang rata (contohdi Bukit jering). Sebaliknya permukaan batuan penerabas sebagaibatuan induk tidak rata (contoh di Bukit Jomboran). Hal inipun jugatergantung pada waktu dan resisten bahan induknya. Tekstur halus(lembut) resistensi rendah, mudah lapuk maka akan terlapuk baik danmenambah ketebalan lempungnya berupa lempung dengan warnacerah di banding lempung aslinya yang terterobos. Bahan ini cocokuntuk kerajinan hiasan keramik di Kasongan Bantul, contoh di BukitJering. Inti-inti batuan induk (penerabas) yang resisten berupa

Page 23: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Geomedia, Volume 5, Nomor 1, Mei 2007

49

bongkahan membulat (boulder) yang cukup keras digunakan untukpondasi rumah dan pengeras jalan.

d. Dampak lingkungan secara fisik terubahnya lahan tandus dan miringmenjadi lebih datar setelah diratakan di kaki bukit untuk pemikimanyang menjadi satu dengan pemukiman di bawahnya. Bagian yangtergali dalam dan cukup luas dengan lapisan yang kedap airdigunakan untuk kolam ikan (lele, tawes, ikan mas, nila), contoh diDusun Jomboran dan Sidorejo. Ukuran kolam ikan rata-rata 20 x 40 msetiap empat bulan dapat menghasilkan lele lokal sekitar 85 kilogram.

e. Bekas galian yang sudah lama ditinggalkan (Gunung Butak, GunungWijil, dan Berjo) bahakan sudah diratakan, untuk lereng yangmelandai dibuat berteras sehingga dapat dimanfaatkan untukpemukiman. Singkapan batuan terobosan andesitik di sisi tenggaraBukit Berjo kondisinya cukup tegar, masif, dan bertekstur lembutsehingga dapat ditambang dengan mematah kaki bukit untuk bahanbatu misan kualitas tinggi.

SimpulanDari uraian pada bab pendahuluan sampai analisis dan hasil

penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut;1. Daerah penelitian merupakan dua satuan lahan; a. Satuan lahan

datar (dataran) hasil pengendapan abu vulkanik muda dari VulkanMerapi, sebagai lahan persawahan yang subur diselingi tempat usaha(industri) genteng di dekat pemukiman penduduk; b. Satuan lahanperbukitan yang mengandung deposit lempung pad akaki lereng danlereng bukit, sebelum ditambang lempungnya berupa lahanpekarangan dan tegalan yang relatif tandus merupakan lahanberombak sampai bergelombang terdiri atas tanah latosol umurtersier bawah (Eosen)

2. Kegiatan industri genteng secara ekonomi menguntungkan, karenadapat memanfaatkan bahan baku lempung cukup banyak, sebabselain digunakan di daerah penelitian juga untuk konsumsi di luardaerah. Keuntungan juga dirasakan bagi pemilik lahan galian,penggali, dan retribusi Pemda

3. Penggalian lempung secara fisik dalam jangka pendek merusaklingkungan. Jangka panjang ternyata galian dari lereng miringbergelombang tersebut menajdai datar dan akhirnya dimanfaatkanoleh penduduk setelah melalui rehabilitasi justru menjadi lahan datardan lebih subur

Page 24: Suparmini Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY

Sebaran Lokasi Industri Genteng Dan Pelestarian Lingkungan Di KecamatanSayegan Dan Godean Kabupaten Sleman

50

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1984. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982Tentang Ketentuan-Ketentuan Poko Mengenai Perindustrian.Jakarta

Baterman, Alan M, 1959. Economic Mineral Depossits; Charles E TuttleyCompany, Tokyo, Moderns Asia Edition

Bemmelen, R. W Van, 1949. The Geology of Indonesia Vol I A Generalgeology, Government Printing Office, The Hague Netherland

…………. The Geology of Indonesia Vol II Economic Geology, GovernmentPrinting Office, The Hague Netherlands

Booth, A. 1991. Regional Aspects of Indonesia Agricultural Growth In JoanHardjono (ED) Indonesia : Recources, Ecology, and Environment,Singapore : Oxford University Press

Desaunettes, VR, 1976. Cataloque of Land Form For Indonesia, Project atThe Soil Research Institute, Bogor

Direktorat Agraria DIY, 1981. Peta Kemampuan Lahan KecamatanSeyegan Skala 1 : 12.500

Direktorat Jenderal Dikti Depdikbud; Bahan Penataran P-4 PolaPendukung 100 Jam dan 45 Jam Perguruan Tinggi BagiMahasiswa Baru Tahun Ajaran 1992/1993

Koesnadi Hardjasoemantri, 1980. Hukum Tata Lingkungan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta

Reksosoedarmo, dkk. 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya.Bandung