Summary; 4. PRODUKTIF DI USIA PRODUKTIF 1. Ayo Kerja;€¦ · dan menurun pada tahun 2000 menjadi...
Transcript of Summary; 4. PRODUKTIF DI USIA PRODUKTIF 1. Ayo Kerja;€¦ · dan menurun pada tahun 2000 menjadi...
1
PRODUKTIF DI USIA PRODUKTIF
1. Ayo Kerja;
”Itulah ajakan yang selalu didengungkan Joko Widodo, dalam kapasitasnya
sebagai Presiden,”. Tentu ajakan dimaksud, sudah diketahui masyarakat, para pejabat,
karyawan, jajaran pemerintahan, Lembaga/sektor swasta dan dunia usaha. Ajakan
tersebut tentu saja bermakna, agar kerja menjadi produktif, tidak sebatas slogan.
Di tengah era perekonomian bebas saat ini, produktivitas adalah sangat penting
bagi Indonesia, karena bangsa dengan produktivitas tinggi akan membawa kekuatan
besar sebagai sebuah negara, dalam berkarya yang memberikan manfaat dalam
kehidupan, termasuk dalam mensejahterakan rakyat atau penduduknya.
Produktifitas tidak cukup dengan kerja keras, melainkan harus dibarengi dengan
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta optimalisasi kesehatan (fisik & psikis),
dan Pendidikan.
Potensi SDM, berkat revolusi demografi yang terjadi sejak tahun 1970-an,
Indonesia mengalami proses penyesuaian kependudukan yang dahsyat. Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) pernah mencapai hampir 2,5 persen pada tahun 1970-an
dan menurun pada tahun 2000 menjadi sekitar 1,3 persen. Sekarang naik lagi menjadi
sekitar 1,6 – 1,7 persen karena perhatian terhadap penanganan KB mengendur. Hal ini
karena adanya otonomi daerah , sehingga peran Petugas Keluarga Berencana/Penyuluh
Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB) kurang optimal.
Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang tadinya hanya sekitar 60 juta pada
tahun 1970-an, dewasa ini melonjak melebihi 175 juta jiwa. Keadaan ini sesungguhnya
merupakan keuntungan besar suatu negara kalau tingkat pendidikan tinggi dan sebagian
besar penduduk mempunyai pekerjaan. Dengan jumlah PUS yang jumlahnya banyak,
sesungguhnya potensi SDM di Indonesia sangat melimpah. Tetapi karena tingkat
pendidikan rendah, nilai produktifitas usia produktif, apalagi kapasitas tenaga kerja, juga
rendah, serta kemampuannya untuk menangkap potensi pasar kerja, juga relatif rendah.
Sebagaimana diketahui, bahwa angka tenaga kerja menjadi acuan pemerintah
bagi kesuksesan pembangunan, bukan pada jumlah angkatan kerja.
Summary; 4.
2
Angkatan kerja dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Mereka yang bekerja penuh; adalah angkatan kerja yang aktif menyumbangkan
tenaganya dalam kegiatan produksi.
b. Pengangguran terbuka atau open unemployment; adalah mereka yang sama
sekali tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktuwaktu siap bekerja).
c. Setengah menganggur atau under unemployment; adalah mereka yang bekerja
tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh
tenaganya; Contoh: seorang sarjana bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
d. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment;
artinya suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka
tidak bekerja maksimal.
Pengangguran: Dampak & Cara Mengatasi;
a. Dampak;
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan
kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang menurun, adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut ini
beberapa “dampak pengangguran” terhadap perekonomian dan kehidupan sosial.
1) Menurunkan Aktivitas Perekonomian;
2) Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita;
3) Meningkatkan Biaya Sosial;
4) Menurunkan Tingkat Keterampilan;
5) Menurunkan Penerimaan Negara;.
b. Cara Mengatasi;
Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan
investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi
baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lain lain.
Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan berbagai
kebijakan misalnya:
1) Menyelenggarakan bursa pasar kerja;
2) Menggalakkan kegiatan ekonomi informal;
3
3) Meningkatkan keterampilan tenaga kerja;
4) Meningkatkan mutu Pendidikan;
5) Mendirikan pusat-pusat latihan kerja;
6) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
7) Mendorong investasi;
8) Meningkatkan transmigrasi;
9) Melakukan deregulasi dan debirokrasi;
10) Memperluas lapangan kerja;
2. Fenomena Penduduk Usia Produktif;
SEMAKIN meningkatnya penduduk umur tengah (15-64 tahun) dapat menjadi
salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mereka menjadi
penggerak perekonomian, baik sebagai tenaga kerja berkualitas maupun sebagai
pembuka lapangan kerja yang akan menyerap angkatan kerja. Dengan begitu beban
tanggungan terhadap penduduk usia dini dan usia lanjut akan semakin rendah.
Namun, kehadiran penduduk usia produktif yang semakin banyak akan
membutuhkan lapangan pekerjaan yang semakin tinggi. Persaingan untuk memperoleh
pekerjaan semakin ketat. Apabila lapangan kerja tidak meningkat, ancaman
pengangguran akan terjadi.
Dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar di Indonesia, fenomena
ancaman penganggguran ada di depan mata. Kondisi ini bisa terjadi manakala penduduk
usia produktif sakit-sakitan, minim pendidikan dan kurangnya bekal keterampilan secara
substansi maupun life skill (kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi).
Ada perubahan yang juga harus diantisipasi terkait produktifitas di usia
produktif, yaitu perubahan gaya hidup dan kesehatan masyarakat, terutama pada
mereka yang termasuk usia produktif. Hal yang perlu diantisipasi itu adalah jangan
sampai perubahan gaya hidup membahayakan kesehatan generasi produktif. Jangan
sampai pembangunan ekonomi justru menciptakan gaya hidup mengonsumsi narkoba
dan melakukan seks yang berisiko.
4
a. Usia Produktif, Usia Rentan;
Membentuk generasi produktif yang kuat, harus didukung oleh keluarga
inti, nuclear family, yang harmonis dengan karakter yang kuat, dan nilai-nilai religious,
serta norma masyarakat yang sesuai dengan ke-fitrah-an manusia. Tapi berdasar
realitas yang ada, bahwa usia produktif sangat rentan terhadap berbagai persoalan.
Kerentanan itu, antara lain dipicu oleh pernikahan di usia dini, seks pra-nikah, dan
bahaya narkoba. Untuk itu, dalam mengatasi ancaman tersebut, peran keluarga
menjadi sebuah keniscayaan.
Bahwa mengacu persoalan dimaksud, dan dalam rangka menghadapi
bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun mendatang, generasi yang berada
dalam usia produkti harus dikuatkan kesadaran, dan diberikan pengetahuan dan
ketrampilan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human capital).
Terdapat tujuh kebiasaan yang dapat dilakukan untuk menjadi manusia
produktif sekaligus efektif. Menurut Stephen Covey melalui bukunya “The Seven
Habbits of Highly Effective People”, yang antara lain, intinya; “berkaitan dengan
kemandirian diri sendiri, membiasakan diri menjadi manusia proaktif”.
Karakteristik orang yang proaktif;
1) Menjalankan setiap keputusan yang diambil, dan menjalankan sebaik mungkin;2) Ketika bekerja, akan fokus pada pekerjaannya;3) Jika bersantai (istirahat), akan focus menikmati masa santainya;4) Tidak menyalahkan keadaan (karena situasi dan kondisi tidak selalu sesuai dengan
apa yang diinginkan); Jika kondisi yang dihadapi tidak nyaman, akan mencarialternatif cara untuk mengubahnya;
5) Memusatkan perhatian pada apa yang bisa diperbaiki.6) Tidak menyalahkan masa lalu;7) Menjalani apa yang ada di depan mata (saat ini), dan melakukannya sebaik
mungkin.
3. Manusia Produktif Harapan Bangsa;
Manusia produktif, harapan bangsa. Untuk menjadi produktif harus di mulai
dari diri sendiri. Produktifitas tidak mesti sama dengan orang lain. Tergantung dengan
niat, dan kemauan setiap orang. Manusia produktif selalu fokus dalam melakukan
sesuatu berdasar pada prioritas, dan atau urutan prioritas yang akan dikerjakan.
a. Sifat & Perilaku Berkualitas;
Dalam upaya menyiapkan penduduk usia produktif yang berkualitas, perlu
diberikan pengetahuan, keterampilan, kesehatan, dan ditanamkan sifat serta perilaku
5
yang mengedepankan orang lain. Membuang sifat dan sikap ego-sentris, dengan terus
belajar memahami orang lain, dan menguasai ketrampilan mendengarkan sebelum
menentukan kata putus yang diharapkan/disepakati.
Ada 4 (empat) aspek untuk menghasilkan manusia produktif yang perlu selalu
diasah;
a. Fisik; Membentuk fisik yang prima, dengan istirahat yang cukup, menjaga kebugar-
an tubuh dengan olah raga dan tindakan padanannya;
b. Sosial-emosional; Memastikan hubungan sosial yang baik dengan keluarga, dan
orang-orang di lingkungannya;
c. Mental; Menjaga aspek psikis, mengelola stres akibat tekanan kerja;
d. Spiritual; Meningkatkan hubungan dengan Tuhan agar langkah selalu dalam
bimbinganNya.
Hindari sikap dan perilaku negatif saat usia produktif. Jangan kotori dengan
aktifitas, seprti; judi, minum-minuman keras, kebut-kebutan (geng), bahkan
mengamen atau mengemis.
Warnai aktifitas pada fase produktif dengan aktifitas yang bermanfaat,
sepeti; menabung sejak dini, hemat (tidak boros), gigih dan kerja keras. Bekali diri
dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan untuk menggapai kesuksesan, sesuatu
yang diharapkan.
b. Pendidikan & Keterampilan;
Pendidikan dan ketrampilan adalah pilar-pilar alternative solusi dalam diri
penduduk pada usia produktif, untuk meningkatkan kualitas diri. Pendidikan adalah
cara effektif untuk masuk kedalam pasar kerja. Karena di Indonesia, syarat seseorang
bekerja (masih) dilihat berdasarkan jenjang Pendidikan yang dimiliki.
Begitupn ketrampilan akan dapat dijadikan sebagai pemacu pengembangan
kreatifitas diri, mendukung Pendidikan. Bagi penduduk yang kurang beruntung untuk
meneruskan pendidikannya, mengasah keterampilan adalah jalan terbaik untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup. Keterampilan yang tinggi akan mendorong
seseorang berwirausaha sesuai dengan kapasitas keahlian yang dimiliki. Wirausaha
adalah suatu gerakan nyata yang mendorong usaha produktif untuk berkarya
6
memerangi pengangguran, dan memberikan kontribusi penanggulanagan
kemiskinan.
Pepatah klasik mengatakan, lebih baik menjadi bos di perusahaan atau
kegiatan usaha sendiri, daripada menjadi karyawan di perusahaan besar. Beberapa
tokoh terkenal di dunia yang tidak tuntas dalam pendidikan formalnya tetapi sukses
dalam hidupnya merupakan bukti nyata bahwa keterampilan tidak bisa dipandang
sebelah mata. Tokoh dunia seperti pendiri Microsoft atau tokoh nasional seperti Tukul
Arwana merupakan segelintir contoh orang yang berhasil dalam kehidupan dengan
mengoptimalkan keterampilan yang dimilikinya.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan penduduk usia produktif untuk
mewaspadai dampak negatif yang diakibatkan pertambahan penduduk yang tidak
terkendali dan distribusi penduduk yang tidak merata berikut ini:
a. Kualitas diri harus di lengkapi dengan keterampilan yang cakap;
b. Kuantitas (jumlah) penduduk sudah banyak, sehingga manajemen jumlah anak
harus mulai dipikirkan dari sekarang;
c. Belajar setinggi mungkin untuk meningkatkan kualitas diri dan bekal di hari esok;
d. Menguasai Iptek;
e. Iman dan taqwa diperkuat agar menjadi manusia berbudi;
Penduduk usia produktif harus menjadi penduduk yang berkualitas dengan
mengasah pendidikan dan keterampilan sejak remaja, menghindari perilaku negatif
dan meningkatkan kreatifitas wirausaha.
Ini semua harus dilakukan sejak masa remaja. Dengan remaja-remaja yang
produktif, dipastikan Indonesia akan mampu meraih deviden demografi di periode
tahun 2020 – 2030. Bonus ini hanya akan muncul sekali sepanjang perjalanan sebuah
negara. Karena itu jangan lewatkan peluang ini. Remaja Indonesia haruslah
produktif, agar mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini.
c. Generasi Emas 2045;
Apa yang harus disiapkan untuk menyiapkan Generasi Emas 20145, sekaligus
untuk menhadapi bonus demografi 2020-2030. Indonesia perlu membangun manusia
berkualitas dan berkarakter, baik lahir-bathin, maupun mental spiritualnya.
Menurut Bung Karno, revolusi mental adalah Gerakan Hidup Baru bertujuan
untuk menanamkan rasa percaya diri pada kemampuan sendiri, menanamkan
7
optimisme dan daya kreatif di kalangan rakyat dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan bermasyarakat dan bernegara.
Menurut Kepa la BKKBN, Surya Chandra Surapaty, generasi emas adalah
generasi pada tahun 2045, saat Indonesia memasuki usia 100 tahun merdeka. Mereka
akan berusia antara 35-54 tahun. Generasi ini nantinya akan berada pada usia
produktif sehingga menjadi penerus bangsa Indonesia.
Untuk menghasilkan generasi emas di tahun 2045, sedari awal penduduk
usia produktif hendaknya merubah mental negatif menjadi positif. Termasuk di
kalangan remaja. Contohnya, mental penakut menjadi mental pemberani, pecundang
menjadi pemenang, mental tempe menjadi mental baja. Kemudian egois menjadi
sosial, bengis menjadi humanis, maling menjadi dermawan, korup menjadi bersih.
Juga mental bebek menjadi rajawali, pelit menjadi murah hati, pengemis menjadi
pejuang, peniru menjadi pelopor, pengikut menjadi pemimpin, sombong menjadi
murah hati dan mental bos menjadi mental pelayan. Pembentukan karakter, menurut
Ke pala BKKBN, sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman global.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman tiga hubungan yang pasti
dialami setiap manusia, yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan
lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME
(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan ataupun
pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan bersama.
Di dalam karakter ada kejujuran, tanggung jawab, amanah, rasa hormat,
keberanian, adil, tekun, setia kawan, integritas, dan kebangsaan. Pembangunan
karakter itu penting. Bung Karno menandaskan, “ … bangsa ini harus dibangun
dengan mendahulukan pembangunan karakter. Kalau tidak dilakukan, bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa kuli ”;
8
4. Profil Produktif di Usia Remaja;
No Nama Profil Produktif
1 Hamzah Izzulhaq
Jakarta, 23 April 1993. Memiliki bakat bisnis, terlihat dari sejakkecil. Bertipe ulet dan tidak takut rugi. Terpacu setelahmengikuti seminar. Bermodal Rp. 75 Juta dari orang tuanya,memberanikan diri membeli franchise Rp.175 juta yang sdudahberjalan lama. Ia meyakinkan dengan bayar nyicil kepadapemilik bisnis, disetujui. Modal orang tua, Rp. 75 Juta sedianyadiperuntukkan untuk beli mobil. Dengan bermodal nekat danoptimis, dikelola bisnis yang dibeli dengan nyicil. Sekarangomset persemster sudah mencapai Rp. 360 Juta. Akhirnya,tidak saja membelikan mobil baru untuk orang tuanya. Tapijusteru membuak bisnis baru, “Bisnis Sofa-bed”.
2 Lambertus Darian
Dia pernah bekerja menjadi sales perusahaan importir di umur16 tahun dan mendapatkan penghargaan Top New Sales 2010.Sebelumnya sudah memiliki banyak bisnis. Pernah tertipu, danbangkit kembali. Ia sangat cermat dalam berhitung. Ia jugaberinvestasi saham, 25% PT Trijaya Mekar Mandiri, bisnisperalatan rumah tangga. Punya merek dagang “pembersihkamar mandi”, merek dagang sendiri. Distributor produk StickJelly Food dan Jahe Merah Instant Cap Cangkir Mas. Suksesmendirikan organisasi Komunitas Bisnis Anak Muda. Wow….
3 Farah Farce
Dia seorang yang komunikatif, mudah bergaul. Pada usia 17th,sudah membuka bisnis produk original impor sendiri.Memasarkan produknya melalui situs pribadi dan mesosmiliknya. Dia menjadi mentor setelah berkenalan denganpenulis “the power of Kepepet”, Jaya Setiabudi. Ia kemudianmenjadi agen penjualan produk- produk dari luar negeri sepertiChina, Thailand, Singapura, Inggris dan Vietnam. Farah bahkanmemiliki brand miliknya sendiri yaitu Farce. Apakah yangmembedakan Farah dari Darian atau Hamzah. Ya, karenapergaulannya yang luas, punya cita rasa fashion, dan mampumendesain produknya sendiri.
NOTE:
Beberapa contoh lain, dan detail kelengkapan, baik berupa gambar dan data kuantitatif
lainnya dapat dilihat pada “Buku Pembekalan PKB/PLKB”.
PRODUKTIF DIUSIA PRODUKTIF
Drs. Suyono Hadinoto, [email protected]
Drs. Ahmad Khuldun Munji, [email protected]
AYO KERJA;
֎ ”Itulah ajakan yang selalu didengungkan Joko Widodo, dalamkapasitasnya sebagai Presiden”;
֎ Tentu ajakan dimaksud, sudah diketahui masyarakat, parapejabat, karyawan, jajaran pemerintahan, Lembaga/sektorswasta dan dunia usaha;
֎ Ajakan tersebut tentu saja bermakna, agar kerja menjadiproduktif, tidak sebatas slogan;
֎ Di tengah era perekonomian bebas saat ini, produktivitas adalahsangat, karena dengan produktivitas tinggi akan membawakekuatan besar, dalam berkarya, yang memberikan manfaatdalam mensejahterakan rakyat atau penduduknya;
֎ Produktifitas tidak cukup dengan kerja keras, melainkan harusdibarengi dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilanserta optimalisasi berbagai aspek kehidupan, baik sebagaipribadi, keluargan, masyarakat, maupun dalam kehidupanberbangsa dan bernegara;
Lanjutan:
Berkat revolusi demografi yang terjadi sejak th.1970-an, Indonesiamengalami proses penyesuaian kependudukan yang dahsyat;
֎ Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), th.1970, pernah mencapai hampir2,5 persen, dan menurun 1,3 persen th.2000; Sekarang naik lagi sekitar1,6 – 1,7 persen, karena; Perhatian terhadap penanganan KB mengendur; Adanya otonomi daerah, sehingga peran PKB/PLKB, kurang optimal;
֎ Jumlah pasangan usia subur (PUS), yang th.1970-an hanya sekitar 60juta, dewasa ini melonjak melebihi 175 juta jiwa; Keadaan inisesungguhnya; Merupakan keuntungan besar suatu negara kalau tingkat pendidikan
tinggi dan sebagian besar penduduk mempunyai pekerjaan; Dengan jumlah PUS besar, potensi SDM di Indonesia sangat melim-
pah. Tetapi karena tingkat pendidikan rendah, nilai produktifitas usiaproduktif, apalagi kapasitas tenaga kerja, juga rendah; serta –
Kemampuan untuk menangkap potensi pasar kerja, juga rendah.
Lanjutan:
ANGKATAN KERJA
Angkatan kerja dikelompokkan menjadi 4 (empat);
1. Mereka yang bekerja penuh; (angkatan kerja yang aktifmenyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi);
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment;(mereka yang sama sekali tidak bekerja, tetapi sedangmencari pekerjaan, sewaktu-waktu siap bekerja;
3. Setengah menganggur atau under unemployment;(mereka yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya;
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar, (disebutdisguise employment; artinya; suatu pekerjaan dikerjakanoleh pekerja yang berlebihan, sehingga mereka tidak bekerjamaksimal);
Lanjutan:
PengangguranDampak;1. Menurunkan Aktivitas Perekonomian;2. Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan
Pendapatan Per Kapita;3. Meningkatkan Biaya Sosial;4. Menurunkan Tingkat Keterampilan;5. Menurunkan Penerimaan Negara;
Cara mengatasi;1. Meningkatkan investasi;2. Meningkatkan kualitas SDM;3. Transfer teknologi dan penemuan teknologi baru;
pembenahan perangkat hukum dalam bidangketenagakerjaan; dan lain lain.
Lanjutan:
Secara teknis; kebijakan, dan upaya-upaya yangdapat ditempuh, antara lain, misalnya:
1. Menyelenggarakan bursa pasar kerja;2. Menggalakkan kegiatan ekonomi informal;3. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja;4. Meningkatkan mutu Pendidikan;5. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja;6. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;7. Mendorong investasi;8. Meningkatkan transmigrasi;9. Melakukan deregulasi dan debirokrasi;10.Memperluas lapangan kerja;
FENOMENA PENDUDUK USIA PRODUKTIF
SEMAKIN penduduk usia (15-64 tahun) meningkat,akan dapat menjadi faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia, antara lain;
Menjadi penggerak perekonomian, baik sebagaitenaga kerja berkualitas maupun sebagaipembuka lapangan kerja yang akan menyerapangkatan kerja;
Diperlukan antisipasi perubahan perubahan gayahidup yang membahayakan kesehatan generasiproduktif;
Jangan sampai pembangunan ekonomi justrumenciptakan gaya hidup nehatif (seperti;mengonsumsi narkoba dan melakukan seksyang berisiko);
Lanjutan;
Dampak Negatif yang Akn muncul, antara lain;
1. Akan semakin tinggi membutuhkan lapangan pekerjaan;2. Persaingan untuk memperoleh pekerjaan semakin ketat;3. Akan terjadi ancaman pengangguran;
Kondisi semacam itu, bisa terjadi apabila penduduk usiaproduktif sakit-sakitan, minim Pendidikan, kurangnya bekalketerampilan secara substantive, maupun lemahnya life skill
(kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi);
USIA PRODUKTIF USIA RENTAN
֎ Membentuk generasi produktif yang kuat, harusdidukung oleh keluarga inti, nuclear family, yang harmonisdengan karakter yang kuat, memiliki nilai-nilai religious, sertanorma masyarakat yang sesuai dengan ke-fitrah-an manusia;
֎ Tapi berdasar realitas yang ada, bahwa usia produktifsangat rentan terhadap berbagai persoalan. Kerentanan itu,antara lain dipicu oleh pernikahan di usia dini, seks pra-nikah,dan bahaya narkoba. Untuk mengatasi ancaman tersebut,peran keluarga menjadi sebuah keniscayaan;
֎ Generasi yang berada dalam usia produkti harus dikuatkankesadaran, diberikan pengetahuan dan ketrampilan untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusia (human capital);
Tujuh kebiasaan yang dapat dilakukan untuk menjadi manusiaproduktif sekaligus efektif. Stephen Covey, dalam bukunya “TheSeven Habbits of Highly Effective People”, menyatakan, salahsatunya, “berkaitan dengan kemandirian diri sendiri, membia-
sakan diri menjadi manusia proaktif”;
Lanjutan;
Karakteristik orang yang proaktif;
1. Menjalankan sebaik mungkin setiap keputusan yang diambil;2. Ketika bekerja, akan fokus pada pekerjaannya;3. Jika bersantai (istirahat), akan focus menikmati masa santainya;4. Tidak menyalahkan keadaan (karena, situasi dan kondisi tidak
selalu sesuai dengan apa yang diinginkan); Jika kondisi yangdihadapi tidak nyaman, akan mencari alternatif cara untukmengubahnya;
5. Memusatkan perhatian pada apa yang bisa diperbaiki.6. Tidak menyalahkan masa lalu;7. Menjalani sebaik mungkin apa yang ada di depan mata (saat ini);
MANUSIA PRODUKTIF HARAPAN BANGSA;
Produktifitas harus di mulai dari diri sendiri, dan tidak harus samadengan orang lain. Tergantung pada niat, dan kemauan setiaporang. Manusia produktif selalu fokus dalam melakukan sesuatu
berdasar pada urutan prioritas yang akan dikerjakan.
1. Sifat &PerilakuBerkualitas;
Dalam upaya menyiapkan penduduk usia produktifyang berkualitas, perlu diberikan;a.Pengetahuan, keterampilan, kesehatan, dan
ditanamkan sifat serta perilaku yang mengedepankanorang lain.
b.Membuang sifat dan sikap ego-sentris, dengan terusbelajar memahami orang lain;
c.Menguasai ketrampilan mendengarkan sebelummenentukan kata putus yang diharapkan/disepakati;
Lanjutan:
a. Ada 4(empat)aspek un-tuk meng-hasilkanmanusiaproduktif.
1) Fisik; Membentuk fisik yang prima, dengan istirahatyang cukup, menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga dan padanannya;
2) Sosial-emosional; Memastikan hubungan sosialyang baik dengan keluarga, dan orang-orang dilingkungannya;
3) Mental; Menjaga aspek psikis, mengelola stresakibat tekanan kerja;
4) Spiritual; Meningkatkan hubungan dengan Tuhanagar langkah selalu dalam bimbinganNya.
b. Hindarisikap danperilakunegatif.
Jangan kotori dengan aktifitas, seprti;1) Judi;2) Minum-minuman keras;3) Kebut-kebutan (geng);bahkan –4) Mengamen atau mengemis;
c. Warnai aktifitas pada fase produktif dengan aktifitas yangbermanfaat, sepeti; menabung sejak dini, hemat (tidak boros), gigih
dan kerja keras. Bekali diri dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilanuntuk menggapai kesuksesan, sesuatu yang diharapkan;
MANUSIA PRODUKTIF HARAPAN BANGSA;
2. Pendidikandan Kete-rampilan;
Beberapa langkah yang dapat dilakukan penduduk usiaproduktif untuk mewaspadai dampak negatif;a. Kualitas diri harus di lengkapi dengan keterampilan
yang cakap;b. Kuantitas (jumlah) penduduk sudah banyak,
sehingga manajemen jumlah anak harus mulaidipikirkan dari sekarang;
c. Belajar setinggi mungkin untuk meningkatkankualitas diri dan bekal di hari esok;
d. Menguasai Iptek;e. Iman dan taqwa diperkuat agar menjadi manusia
berbudi;
Penduduk usia produktif harus menjadi penduduk yang berkualitas denganmengasah pendidikan dan keterampilan sejak remaja, menghindari perilaku
negatif dan meningkatkan kreatifitas wirausaha;
MANUSIA PRODUKTIF HARAPAN BANGSA;
3. GenerasiEmas 2045;
Apa yang harus disiapkan?a. Menurut Bung Karno, “revolusi mental”, yakni:
Gerakan Hidup Baru untuk menanamkan rasa percayadiri pada kemampuan sendiri, menanamkan optimismedan daya kreatif di kalangan rakyat dalam menghadapirintangan dan kesulitan bermasyarakat dan bernegara;
b. Menurut Kepa la BKKBN, Surya Chandra Surapaty,sedari awal penduduk usia produktif hendaknyamerubah mental negatif menjadi positif (mentalpenakut menjadi mental pemberani, pecundangmenjadi pemenang, mental tempe menjadi mental baja,egois menjadi sosial, bengis menjadi humanis, malingmenjadi dermawan, korup menjadi bersih, mentalbebek menjadi rajawali, pelit menjadi murah hati,pengemis menjadi pejuang, peniru menjadi pelopor,pengikut menjadi pemimpin, sombong menjadi murahhati dan mental bos menjadi mental pelayan.
Lanjutan:
a. Pemben-tukankarakter
Dilakukan melalui 3 (tiga) hubungan, atau silaturrahien:1) Hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal);2) Hubungan dengan lingkungan (hubungan sosial dan
alam sekitar), dan3) Hubungan dengan Tuhan YME (spiritual); Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan
pemaknaan ataupun pemahaman yang padaakhirnya menjadi nilai dan keyakinan bersama.
Di dalam karakter ada (sifat & ciri yangharus dicermati; Kejujuran, tanggung jawab, amanah, rasa hormat,
keberanian, adil, tekun, setia kawan, integritas, dankebangsaan. Pembangunan karakter itu penting;
Bung Karno menandaskan“; Bangsa ini harusdibangun dengan mendahulukan pembangunankarakter. Kalau tidak dilakukan, bangsa Indonesiaakan menjadi bangsa kuli ”;