suku muyu

download suku muyu

of 8

Transcript of suku muyu

SUKU MUYUDaerah yang hampir bujur sangkar dari onderafdeling Muyu itu panjangnya 180 km dan lebarnya 40 sampai 45 km, meliputi 7.860 km2. Seluruh luas Irian Barat (sekarang Irian Jaya) kirakira 416.000 km2, lebih dari lima puluh kalinya (Rapport 1951).

Onderafdeling Muyu adalah daerah peralihan antara tanah datardi pantai dan daerah pengunungan tengah. penduduk Muyu berarti kelompok penduduk yang memiliki kebudayaan tertentu, di sini disebut kebudayaan Muyu.

Besar penduduk dan kepadatan pendudukMenurut data pemerintah dari bulan Juni 1956, onderafdeling Muyu berpenduduk 17.269, kira-kira 2,5% dari seluruh penduduk Nugini Barat. Data yang sama memperlihatkan persebaran berikut: 12.223 orang Muyu, 3.677 orang Mandobo, 1.078 orang Ninggerum, dan 291 penduduk dari daerah atas. Angka-angka itu belum termasuk mereka yang pergi untuk menetap di luar onderafdeling, tetapi meliputi mereka yang pergi untuk sementara waktu: para buruh yang bekerja di Sorong selama 18 bulan, atau di Hollandia untuk satu tahun.

Aspek-Aspek Sosial 1. Keluarga dalam suku muyuBuat orang Muyu, keluarga inti merupakan unit sosial dan ekonomi yang terpenting. Berbagai bentuk kehidupan orang Muyu menunjukkan peran pentingnya keluarga inti ini, entah itu tampak dalam penataan pola permukiman, cara-cara mencari pangan, cara-cara penguasaan harta dan tanah, juga tampak pada kebebasan yang dimiliki keluarga inti terhadap unit teritorial yang lebih besar dari trah (lineage), dan tampak sampai pada cara-cara meneruskan pengetahuan supernatural.

1.1 KomposisiKeluarga inti biasanya terdiri atas seorang pria dengan (satu atau beberapa) istri dan anak-anak mereka. Namun, keluarga inti juga

dapat mencakup anak yatim piatu, semi-yatim piatu, atau anakanak yang dibeli. Anak yatim piatu dan semi-yatim piatu yang termasuk anggota keluarga inti biasanya adalah anak-anak saudara laki-laki yang sudah meninggal atau saudara perempuan yang telah menjadi janda. Mereka ini diperlakukan penuh sebagai anggota keluarga inti.

1.2 Keluarga Inti dan KediamannyaDalam budaya Muyu, setiap keluarga inti boleh-boleh saja tinggal di rumahnya sendiri. Namun, yang biasanya terjadi adalah bahwa beberapa keluarga inti menempati sebuah rumah tinggal bersama. Tinggal bersama di sebuah rumah seperti itu bukanlah sebuah keharusan, kecuali barangkali untuk alasan keamanan (lihat I.6) untuk memperbesar kekuatan menghadapi musuh. Meskipun sebenarnya memperbesar kekuatan itu juga dapat dilakukan dengan membangun beberapa rumah saling berdekatan.

rumahrumah itu dibangun setinggi 310 meter di atas tanah, dan seluas 4 hingga 80 meter persegi (Verslag 1920: 285, dan Laporan Patroli oleh kepala onderafdeling Boven Digul, September 1935). Rumahrumah itu dibangun di atas satu atau lebih tonggak pohon yang dipotong dan biasanya ditopang oleh tiang-tiang Rumahnya dibagi menjadi beberapa ruangan. Satu sebagai ruang bersama untuk para laki-laki, dan satu atau lebih sebagai ruang bersama untuk para wanita. Biasanya setiap wanita dewasa memiliki ruang sendiri. Hal ini sesuai dengan aturannya bahwa kalau ada lebih dari satu istri ini bukan hal yang aneh mengingat diakuinya poligami dalam budaya Muyu atau kalau beberapa keluarga inti tinggal bersama dalam satu rumah, atau kalau ada janda dan saudara gadis dari kepala keluarga, atau kalau ada ibu yang sudah berumur yang menumpang maka setiap wanita dewasa ditempatkan dalam kamar tersendiri. Kamarkamar untuk wanita itu biasanya ditempatkan di sepanjang sisi rumah, sedangkan ruang bersama untuk pria di tengah.

1.3 Bentuk PermukimanCiri khas kebudayaan tradisional Muyu ialah bentuk permukimannya yang terpencar-pencar.

Jumlah rumah setiap permukiman itu tergantung dari

besarnya trah sebab trah itu juga merupakan unit teritorial.

2. Trah 2.1 Deskripsi dan DefinisiKepala keluarga inti termasuk dalam unit sosial dan teritorial yang lebih besar, yaitu trah. Dalam hal ini trah itu ialah kelompok kekerabatan yang patrilineal, yang kekerabatannya dapat dilacak (Van Wouden 1935: 5).2 Prinsip-prinsip yang mempengaruhi masyarakat Muyu dalam membentuk dan mempertahankan trah ialah keturunan patrilineal digabung dengan perkawinan patrilokal. Di daerah yang dipandang sebagai milik trah ada tempat yang keramat. Dalam bahasa Muyu, tempattempat keramat itu ditunjuk dengan istilah ktpn. Tempattempat itu sifatnya mp, yaitu tabu, oleh karena itu sebaiknya dijauhi

3. Hubungan KekerabatanSeperti dalam kebanyakan masyarakat tradisional, cara menghitung hubungan kekerabatan merupakan salah satu faktor pemersatu yang terpenting. Di dalam, atau lebih tepat melalui hubungan kekerabatan itulah hampir semua kegiatan sosial dan ekonomi dilaksanakan. Meskipun dalam kebudayaan Muyu menghitung kekerabatan dan menggunakan istilah-istilah kekerabatan adalah cara untuk mengadakan hubungan, di luar hubungan kekerabatan juga ada hubungan-hubungan lain.

4.Sistem PerkawinanDalam kebudayaan-kebudayaan tradisional, perkawinan merupakan bagian dari suatu sistem hubungan. Perkawinan mempunyai tempat tertentu dalam sistem hubungan itu, yakni mengenai memberi dan menerima hak-hak tertentu atas wanita. Aturan tukar-menukar wanita atau barangkali lebih tepat hak atas wanita itu dapat dilihat dalam sistem-sistem perkawinan yang ada. Sistem itu terdapat dalam dua bentuk, yaitu sistem simetris, prinsipnya yang menentukan ialah tukar-menukar langsung; dan sistem tertutup asimetris, atau berlingkar, yaitu barangbarang

yang dipertukarkan merupakan suatu rantai tertutup.

5. Memelihara Tertib Sosial dengan Main Hakim SendiriDalam kebudayaan Muyu tidak ada kelembagaan yang memutuskan atau mengadili perselisihan. Perselisihan terutama mengenai hubungan yang memburuk antara dua orang. Kalau ada orang yang lebih dulu mengambil tindakan, tentu dialah orang yang merasa dirugikan.

Aspek-Aspek Ekonomi1. Mata Pencaharian 1.1 BerburuBanyak jenis binatang yang diburu; khususnya jumlah jenis spesies kecil sangat besar. Binatang buruan yang besar ialah babi dan burung kasuari. Meskipun secara umum binatang-binatang ini penting untuk perburuan, di daerah-daerah yang berpenduduk padat di sekitar Yibi binatang-binatang kecil lebih penting. Di sini jarang ada binatang besar, tetapi di selatan dan di tenggara lebih banyak. Untuk masa pendek atau lama, orang-orang Muyu dari lain-lain daerah sering pergi ke bagian-bagian itu terutama ke daerah Sungai Fly dengan maksud menangkap lebih banyak binatang, untuk ganti suasana. Namun, ini tergantung dari hubungan yang ada di sepanjang jalan dan di daerah itu sendiri.

1.2 Menangkap IkanApabila keadaan sungai mengizinkan, ikan ditangkap dengan menggunakan busur dan anak panah. Untuk keperluan itu digunakan anak panah khusus, yang ujungnya diberi gigi-gigi kayu. Cara lain ialah membendung sungai yang tidak begitu besar ketika permukaan airnya sedang turun dan menguras airnya. Dengan cara itu orang dapat menangkap ikan, udang, dan mungkin juga kerang.

1.3 Berkebun dan Produksi Sagu BerkebunBerkebun memegang peranan penting untuk orang Muyu. Meskipun sagu itu tersebar di seluruh daerah, hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama di daerah tinggi, yang membentang kira-kira dari Woropko sampai Yibi, sedangkan di sebelah selatan Mindiptana, lahannya lebih luas sehingga sagu lebih berperan sebagai bahan pangan pokok.

Sagu

Hampir tidak ada populasi besar sagu di daerah Muyu. Dari yang sedikit itu semuanya terdapat di sebelah selatan Mindiptana, tempat terdapat rawa-rawa besar. Pohon sagu biasanya terdapat di tepi sungai-sungai kecil, tempat orang Muyu menanamnya. Di tanah tinggi, pohon sagu juga ditanam di mana palung sungai sering berbatu-batu, serta di punggung-punggung bukit.

1.4 Memelihara BabiIni adalah aspek lain dari ekonomi Muyu yang terkait dengan sistem keuangan. Tujuannya yang utama bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan daging, tetapi untuk memperoleh uang kulit kerang.

2. Uang Kulit KerangDalam menelusuri fungsi barang-barang berharga yang terkumpul dalam tukon, khususnya fungsi ot dan gigi anjing, muncullah perbandingan dengan uang "Barat".

Gigi anjinggigi anjing dipakai sebagai pembayaran untuk hasil kebun, seperti pisang dan ubi. Hasil bumi seperti itu hanya dijual (dan tidak diberikan) kepada orang yang dalam perjalanan dagang, yang mendapat kesulitan pangan dan tidak mempunyai hubungan (kekerabatan) dengannya.

3. Tukar-Menukar PanganKeluarga inti Muyu terus-menerus menjalin hubungan tukarmenukar dengan beberapa keluarga inti lain, di mana hasil kebun merupakan sarana pertukaran. Pertukaran itu tidak terjadi secara langsung. Sebenarnya ini adalah hadiah munop. munop berarti bebas atau hadiah..

Aspek-Aspek Religius1. Makhluk HalusMempelajari aspek-aspek religius kebudayaan Muyu terungkaplah bahwa di daerah itu tidak ada uniformitas (keseragaman). Tidak hanya nama makhluk-makhluk halus yang berbeda, tetapi juga mitosnya, praktek perdukunannya, dan pendapat tentang di mana roh-roh halus itu berdiam. Ini tidak mengherankan, mengingat jumlah orang Muyu, tempat tinggal yang terpencarpencar, terbukanya struktur trah, kontak-kontak alami dengan

kebudayaan lain (termasuk yang dari luar daerah Muyu), sistem perkawinan, dan cara pengetahuan tentang alam supernatural itu ditularkan.

1.1 Komot, Penguasa Binatang LiarBaik di Yibi maupun di Kawangtet, Kmt adalah salah satu makhluk halus paling penting di dalam mitologi. Dikatakan bahwa ia itu bukan manusia, juga bukan arwah (tawat) orang mati. Tidak diketahui bagaimana wujudnya, tetapi ia disamakan dengan angin. Dan dikatakan bahwa komot itu adalah burung pemangsa yang menangkap ikan.

1.2 Penguasa Buah-Buahan dan Tanaman di KebunLepas dan sama sekali bebas dari Penguasa Binatang Liar, ada lagi makhluk tertinggi yang menentukan nasib panen, hasil kebun, dan buah-buahan di pohon. Meskipun ia dikenal di seluruh daerah Muyu, nama dan artinya berbeda-beda antara desa dan daerah yang satu dengan yang lain.

2.KamberapKamberap adalah manusia zaman purba dan dari dialah babi keramat maupun babi piaraan biasa berasal. Dalam mempengaruhi semua aspek kehidupan secara supernatural, babi keramat (ywrwn) memegang peran sangat penting

3. Arwah Orang MatiDi seluruh daerah Muyu, kepercayaan kepada arwah orang mati, dan kemungkinan mereka campur tangan dalam kehidupan sehari-hari, memainkan peranan yang penting. Di Kawangtet dan Yibi arwah itu disebut tdwdt; di Yiptem, Metomka, dan di Kakuna disebut kterk; di Woropko mber, dan di Tumutu beket. Orang Indonesia menyebutnya setan. Ini sebaiknya dimengerti dalam bahasa Indonesia sebagai jiwa atau prinsip kehidupan. Kalau seseorang kehilangan kingkinnya, ia mati. Tidak mungkin untuk memberi batasan yang tegas-jelas tentang pengertian-pengertian itu, atau menjelaskan perbedaan-perbedaannya.

4. Penyembuhan dengan Kekuatan SupernaturalPenyembuhan yang akan dipaparkan di sini adalah untuk penyakitpenyakit yang sebabnya dianggap terletak di segi supernatural

dari kehidupan manusia. Tidak ada pengobatan yang diketahui untuk penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh sihir. Penyakit itu hanya akan berhenti kalau orang yang memakai sarana itu (mitim) mengambilnya dari tempat ia meletakkannya untuk menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, satu-satunya cara ialah membuat orang yang dianggap menyebabkan penyakitnya itu menghentikannya (lihat I.6.2.). Pengobatan-pengobatan yang digambarkan di sini didasarkan atas anggapan bahwa karena suatu alasan, arwahlah (tawat) yang menyebabkan penyakitnya.

5. Gerakan KeselamatanPada tahun 1950 dan 1952 ada dua gerakan keselamatan di daerah Muyu. Menurut saya, sifat dan tujuan gerakan-gerakan itu begitu rupa sehingga dapat dianggap timbul di luar pengaruh kebudayaan "Barat". Namun, pengaruh "Barat" kelihatan dalam perjalanan gerakan itu; dalam gerakan yang pertama pemerintah bahkan turun tangan. Meskipun unsur-unsur kecil tertentu di dalamnya berasal dari luar, sifat dominannya adalah pribumi.

Ciri-Ciri Menonjol dalam Kebudayaan Muyu1.Individualisme.Di dalam kebudayaan Muyu sikap individualisme terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dengan cara bertempat tinggal. Keluarga inti merupakan unit yang dapat sepenuhnya hidup bebas, dan mempunyai rumah sendiri. Beberapa keluarga inti dapat hidup bersama dalam satu rumah, tetapi itu tidak harus kecuali kalau keamanan kelompok dalam bahaya. Kepalakepala keluarga inti yang hidup bersama adalah anggota dari trah yang sama, yang juga merupakan pengelompokan teritorial meskipun permukimannya sering tersebar.

2. Mobilitas MuyuCiri kedua yang menonjol dalam kebudayaan Muyu ialah mobilitasnya, lebih khusus lagi mobilitas orang laki-laki. Orang Muyu sering melakukan perjalanan, dan rumah di daerahnya sendiri adalah pusat tempat ia bertolak. Keperluan untuk bepergian timbul karena - kunjungan kepada kerabat dekat di permukiman lain yang

mempunyai hubungan perdagangan tetap dengannya; - menghadiri penguburan seorang kerabat di permukiman lain, untuk menyatakan belasungkawa atau menagih utang orang yang meninggal; - kunjungan kepada orang berutang untuk minta pembayaran, kelambanan dalam membayar utang terkenal sekali dalam kebudayaan Muyu; - menjual dagangan kepada orang dari trah lain. Ini dapat membuat rute perjalanan sampai 40 atau 50 km dari rumah; - menghadiri pesta babi. Kewajiban untuk membeli daging babi memainkan peranan di sini karena pesta itu berfungsi sekaligus sebagai pasar.