SUHU TUBUH MANUSIA

6
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8 1 Abstraksuhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dengan panas yang hilang. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempraktekkan penggunaan thermometer klinis dan untuk mengetahui suhu tubuh manusia dengan beberapa faktor yang mempengaruhi. Praktikum suhu tubuh manusia dilakukan pada hari Rabu, 2 April 2014 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Botani dan kelas H-307 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Praktikum dilakukan dengan 5 perlakuan yaitu : terlentang, duduk dengan mulut tertutup, duduk dengan mulut terbuka, berlari selama beberapa menit dan berkumur dengan es batu. Masing masing perlakuan dilakukan 2x pengulangan yaitu pada suhu ruang 25°C dan kelas H-307 dengan suhu ruang 18°C. Hasil praktikum ini adalah jenis kelamin laki laki suhu tubuh tinggi Suci memiliki suhu sebesar 36.7°C dan Faisal sebesar 37°C. berat badan besar, parameter berat badan (BB) Suci (BB tinggi) mempunyai suhu sebesar 36.4°C dan Risa (BB rendah) mempunyai suhu sebesar 36.7°C. Ketika kondisi mulut tertutup suhunya sebesar 36.7°C dan kondisi ketika mulut terbuka yaitu dan 36.4°C. Pada saat terlentang suhu tubuh sebesar 36.7°C sedangkan setelah beraktivitas suhu tubuh menjadi 36°C. Setelah pemberian air es suhu awal sebesar 32.1°C sedangkan suhu akhir sebesar 33.6°C. Pada pengukuran di suhu dingin, suhu tubuh lebih rendah daripada disuhu ruang. Kata KunciAir es, Aktivitas, Suhu, Termoregulasi, Termometer I. PENDAHULUAN UHU tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dengan panas yang hilang. Manusia bersifat homeotermik, yaitu suhu inti dipertahankan sekitar 37°C berapapun suhu lingkungan eksternal. Jika terjadi ketidakseimbangan, tubuh akan sangat terpengaruh karena manusia tidak dapat menoleransi perubahan rentang suhu yang ekstrem [1]. Suhu dapat diukur pada beberapa tempat di tubuh melalui rute oral, rektal, aksila, kulit, atau membran thympani. Pengganti thermometer air raksa tradisional mencakup thermometer elektronik, sensor membran timpani, thermometer titik kimia dan thermometer digital. Alat alat ini memberikan keuntungan yaitu mengukur suhu secara cepat. [2]. Termoregulasi adalah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan [3]. Faktor lain yang mempengaruhi termoregulasi adalahmetabolisme basal, aktifitas muscular, hormone thyroxine dan epinephrine yang menstimulasi efek pada laju metabolisme, suhu yang berefek pada sel [4]. Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Tujuan praktikum ini adalah untuk mempraktekkan penggunaan thermometer klinis dan untuk mengetahui suhu tubuh manusia dengan beberapa faktor yang mempengaruhi. II. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Praktikum suhu tubuh manusia dilakukan pada hari Rabu, 2 April 2014 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Botani dan kelas H-307 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah termometer klinis, termometer auricle, alat tulis dan kamera. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air es, alkohol, dan tisu. C. Cara kerja Pada praktikum suhu tubuh manusia ini terdapat 5 perlakuan yaitu : terlentang, duduk dengan mulut tertutup, duduk dengan mulut terbuka, berlari selama beberapa menit dan berkumur dengan es batu. Masing masing perlakuan tersebut dilakukan 2 kali pengulangan pada suhu ruang yang berbeda yaitu di Laboratorium Botani dengan suhu ruang 25°C dan kelas H- 307 dengan suhu ruang 18°C. Pada perlakuan terlentang, probandus telentang diatas lantai dengan keadaan rileks. Kemudian thermometer klinis dinyalakan hingga di layar thermometer menunjukkan L C . setelah itu ujung thermometer dimasukkan fossa axillaris dan lengan diletakkan diatas dada sehingga fossa axillaris tertutup. Suhu Tubuh Manusia Dwi Wahyu Intani (1511100063) Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] S

Transcript of SUHU TUBUH MANUSIA

Page 1: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

1

Abstrak—suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang

diperoleh dengan panas yang hilang. Tujuan dari praktikum ini

adalah untuk mempraktekkan penggunaan thermometer klinis

dan untuk mengetahui suhu tubuh manusia dengan beberapa

faktor yang mempengaruhi. Praktikum suhu tubuh manusia

dilakukan pada hari Rabu, 2 April 2014 pukul 07.00-10.00 WIB

di Laboratorium Botani dan kelas H-307 Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Praktikum dilakukan

dengan 5 perlakuan yaitu : terlentang, duduk dengan mulut

tertutup, duduk dengan mulut terbuka, berlari selama beberapa

menit dan berkumur dengan es batu. Masing – masing perlakuan

dilakukan 2x pengulangan yaitu pada suhu ruang 25°C dan kelas

H-307 dengan suhu ruang 18°C. Hasil praktikum ini adalah jenis

kelamin laki – laki suhu tubuh tinggi Suci memiliki suhu sebesar

36.7°C dan Faisal sebesar 37°C. berat badan besar, parameter

berat badan (BB) Suci (BB tinggi) mempunyai suhu sebesar

36.4°C dan Risa (BB rendah) mempunyai suhu sebesar 36.7°C.

Ketika kondisi mulut tertutup suhunya sebesar 36.7°C dan

kondisi ketika mulut terbuka yaitu dan 36.4°C. Pada saat

terlentang suhu tubuh sebesar 36.7°C sedangkan setelah

beraktivitas suhu tubuh menjadi 36°C. Setelah pemberian air es

suhu awal sebesar 32.1°C sedangkan suhu akhir sebesar 33.6°C.

Pada pengukuran di suhu dingin, suhu tubuh lebih rendah

daripada disuhu ruang.

Kata Kunci—Air es, Aktivitas, Suhu, Termoregulasi,

Termometer

I. PENDAHULUAN

UHU tubuh adalah keseimbangan antara panas yang

diperoleh dengan panas yang hilang. Manusia bersifat

homeotermik, yaitu suhu inti dipertahankan sekitar 37°C

berapapun suhu lingkungan eksternal. Jika terjadi

ketidakseimbangan, tubuh akan sangat terpengaruh karena

manusia tidak dapat menoleransi perubahan rentang suhu yang

ekstrem [1]. Suhu dapat diukur pada beberapa tempat di tubuh

melalui rute oral, rektal, aksila, kulit, atau membran thympani.

Pengganti thermometer air raksa tradisional mencakup

thermometer elektronik, sensor membran timpani,

thermometer titik kimia dan thermometer digital. Alat alat ini

memberikan keuntungan yaitu mengukur suhu secara cepat.

[2].

Termoregulasi adalah suatu pengaturan secara kompleks

dari suatu proses dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh

dapat dipertahankan secara konstan [3]. Faktor lain yang

mempengaruhi termoregulasi adalahmetabolisme basal,

aktifitas muscular, hormone thyroxine dan epinephrine yang

menstimulasi efek pada laju metabolisme, suhu yang berefek

pada sel [4]. Termoregulasi manusia berpusat pada

hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau

penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor,

hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat

menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan

biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya.

Tujuan praktikum ini adalah untuk mempraktekkan

penggunaan thermometer klinis dan untuk mengetahui suhu

tubuh manusia dengan beberapa faktor yang mempengaruhi.

II. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum suhu tubuh manusia dilakukan pada hari Rabu, 2

April 2014 pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Botani

dan kelas H-307 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah

termometer klinis, termometer auricle, alat tulis dan kamera.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah air es, alkohol, dan

tisu.

C. Cara kerja

Pada praktikum suhu tubuh manusia ini terdapat 5 perlakuan

yaitu : terlentang, duduk dengan mulut tertutup, duduk dengan

mulut terbuka, berlari selama beberapa menit dan berkumur

dengan es batu. Masing – masing perlakuan tersebut dilakukan

2 kali pengulangan pada suhu ruang yang berbeda yaitu di

Laboratorium Botani dengan suhu ruang 25°C dan kelas H-

307 dengan suhu ruang 18°C.

Pada perlakuan terlentang, probandus telentang diatas lantai

dengan keadaan rileks. Kemudian thermometer klinis

dinyalakan hingga di layar thermometer menunjukkan LC.

setelah itu ujung thermometer dimasukkan fossa axillaris dan

lengan diletakkan diatas dada sehingga fossa axillaris tertutup.

Suhu Tubuh Manusia

Dwi Wahyu Intani (1511100063)

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

S

Page 2: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

2

Ditunggu hingga terdengar bunyi “klik” kemudian

thermometer diambil dan dilihat hasil pengukurannya. Setelah

selesai ujung thermometer dibersihkan dengan alkohol 70%.

Pada perlakuan kedua yaitu probandus posisi duduk dengan

mulut tertutup. Thermometer klinis dinyalakan hingga di layar

thermometer menunjukkan LC . Dimasukkan ke bagian bawah

lidah probandus kemudian ditutup rapat. Ditunggu 5-10 menit

atau sampai terdengar bunyi „klik” pada thermometer. Setelah

itu dilihat dan dicatat hasil pengukuran suhu. Ujung

thermometer yang terbuat dari metal dibersihkan dengan

alkohol 70%.

Perlakuan ketiga, yaitu probandus posisi duduk dengan

mulut terbuka. Digunakan thermometer auricle. Termometer

auricle diletakkan pada pangkal auditory canal kemudian

ditekan tombol power pada thermometer. Ditunggu beberapa

detik hingga terdengar bunyi alarm termometer. Lalu

thermometer diambil dan dicacat hasilnya. Setelah selesai

thermometer dibersihkan dengan alkohol 70%.

Perlakuan keempat, probandus berlari selama beberapa

menit hingga merasa lelah. Termometer dinyalakan hingga di

layar thermometer menunjukkan LC kemudian dimasukkan di

bawah lidah dan ditutup rapat. Ditunggu 5-10 menit, atau

sampai alarm thermometer berbunyi. Setelah itu thermometer

diambil dan dilihat hasilnya serta bagian ujungnya dibersihkan

dengan alkohol 70%.

Perlakuan kelima yaitu probandus berkumur dengan air es

hingga merasa ngiluh. Termometer dinyalakan hingga di layar

thermometer menunjukkan LC kemudian dimasukkan di

bawah lidah dan ditutup rapat. Ditunggu 5-10 menit hingga

alarm thermometer berbunyi. Setelah itu thermometer diambil

dan dilihat hasilnya serta dibersihkan dengan alkohol 70%.

Angka yang dilihat adalah angka saat pertama termometer

diletakkan di mulut sampai angka terakhir pengukuran yang

terlihat di layar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mempraktekkan penggunaan

thermometer klinis dan untuk mengetahui suhu tubuh manusia

dengan beberapa faktor yang mempengaruhi. Pada praktikum

ini disiapkan 3 probandus yang memiliki jenis kelamin

berbeda yaitu 1 probandus laki-laki dan 2 probandus

perempuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis

kelamin terhadap suhu tubuh manusia. Selain itu juga dipilih

probandus yang mempunyai berat badan yang terendah dan

tertinggi. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh berat

badan terhadap suhu tubuh. Sebelum pengukuran suhu,

probandus diberi 5 perlakuan yang berbeda yaitu terlentang

rileks, duduk dengan mulut tertutup, duduk dengan mulut

terbuka, berlari selama beberapa menit dan berkumur dengan

es batu. Pada perlakuan terlentang dilakukan pengukuran suhu

pada fossa axillaris karena pada ketiak terdapat kelenjar limfe

sehingga suhunya menjadi lebih panas. Selain itu juga supaya

tidak ada kontak dengan suhu luar. Pada perlakuan duduk

dengan mulut tertutup rapat dilakukan pengukuran di bawah

lidah dimaksudkan agar pengukuran suhu tidak dipengaruhi

oleh suhu lingkungan (suhu luar) sehingga suhu yang terukur

adalah benar-benar merupakan suhu tubuh probandus.

Pemilihan daerah bawah lidah ini dianggap mewakili suhu

tubuh karena daerah ini dekat dengan pembuluh arteri

sublingual [5]. Pengukuran suhu pada posisi duduk dengan

mulut terbuka untuk mengetahui pengaruh suhu lingkungan

(suhu luar) terhadap suhu tubuh. Selain itu probandus juga

melakukan aktivitas fisik dengan berlari selama beberapa

menit yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

termoregulasi tubuh dan pengaruhnya terhadap suhu.

Kemudian perlakuan berkumur dengan es batu yaitu bertujuan

untuk mengetahui pengaruh dingin terhadap suhu tubuh

manusia. Pada setiap pergantian pengukuran, termometer

dibersihkan dengan alkohol supaya tetap steril dan aman

digunakan untuk prosedur selanjutnya. Pengukuran suhu

digunakan termometer klinis digital dan termometer auricle.

Termometer klinis digital digunakan pada fossa axillaris dan

mulut. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas

wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang

ditunjukkan setelah pengukuran tidak berubah setelah

termometer diangkat dari badan probandus. Sedangkan

Termometer auricle digunakan untuk pengukuran suhu pada

lubang telinga dengan memasukkan ujung prove termometer

secara perlahan-lahan kedalam saluran telinga yang mengarah

ketitik tengah. Berdasarkan literature disebutkan bahwa

thermometer auricle atau termometer tympani memberikan

hasil pengukuran yang akurat jika dibandingkan dengan

thermometer elektronik aksila. Walaupun akurasinya

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti teknik yang benar,

beroperasi pada suhu 15,6 - 35°C, saluran telinga yang bebas

dari kotoran dan pus [6].

Hasil dari pengukuran suhu semua probandus ditunjukan

pada tabel di bawah ini (tabel 1) :

Tabel 1

Hasil Pengukuran Suhu Tubuh

Perlakuan Suci Risa Faisal

25°C 18°C 25°C 18°C 25°C 18°C

Terlentang 36.7 35.9 36.8 36.8 37 36.8

Mulut tertutup 36.7 36.5 36.7 36.4 36.5 34.9

Mulut terbuka 36.4 36.6 36.7 36.4 36.5 36.3

Aktivitas 36 36 35.6 34.2 35.1 34.1

Berkumur es Awal 32.1 33.1 33.3 33.1 - -

Akhir 33.6 34.4 33.8 35.4 34.4 35.2

Page 3: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

3

A. Jenis Kelamin

Pada praktikum ini diukur suhu tubuh probandus laki – laki

dan perempuan dan dilihat perbedaanya. Berdasarkan hasil

pengamatan, diketahui bahwa suhu probandus perempuan yang

diwakili oleh Suci pada suhu ruang (25°C) rata – rata lebih

rendah dibandingkan dengan suhu probandus laki – laki

(Faisal). Diambil sampel pada perlakuan terlentang yaitu Suci

memiliki suhu sebesar 36.7°C dan Faisal sebesar 37°C.

Perbedaan suhu tersebut disajikan dalam grafik dibawah ini :

Grafik 1. Perbandingan Suhu Tubuh probandus Laki – laki dan Perempuan

Adanya perbedaan suhu antara perempuan dan laki – laki

yaitu suhu tubuh laki – laki lebih tinggi dibandingkan dengan

perempuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan massa otot pada

laki-laki yang cenderung lebih banyak daripada perempuan.

Bila massa otot lebih banyak maka akan lebih banyak otot

yang berkontraksi dalam tubuh laki-laki dibandingkan

perempuan. Bila kontraksi lebih banyak maka panas yang

dihasilkan juga akan lebih banyak dan panas ini yang akan

meningkatkan suhu tubuh [7]. Selain itu juga bisa dikarenakan

faktor hormonal. Hormon kelamin pria dapat meningkatkan

kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan

normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada

perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki

karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi

meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,5°C di atas suhu basal.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sesuai

dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi

daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid.

Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat

bangun meningkat 0,3-0,5C [8]. Suhu tubuh menurun pada

periode pascamenstruasi [1]

B. Berat badan

Pada parameter berat badan dibandingkan probandus yang

mempunyai berat badan paling tinggi dan rendah. Pada

praktikum ini probandus yang mempunyai berat badan

tertinggi diwakilkan oleh Suci sedangkan yang mempunyai

berat badan terendah diwakilkan oleh Risa. Hasil pengukuran

suhu menunjukkan suhu tubuh dengan berat badan terendah

mempunyai rata – rata suhu yang lebih tinggi daripada yang

mempunyai berat badan tertinggi. Diambil sampel pada

perlakuan mulut terbuka di ruangan bersuhu 25°C. Suci

mempunyai suhu sebesar 36.4°C dan Risa mempunyai suhu

sebesar 36.7°C. Hasil ditunjukkan dalam grafik dibawah ini :

Grafik 2. Perbandingan suhu tubuh berdasarkan berat badan.

Dalam literatur dijelaskan bahwa berat badan

mempengaruhi suhu tubuh. Semakin berat tubuh manusia

berarti semakin banyak sel tubuhnya dan semakin besar pula

metabolismenya. Keadaan ini menyebabkan pembentukkan

panas tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan orang

kurus [9]. Berat badan yang tinggi menyebabkan massa sel

yang tinggi pula dan berpengaruh terhadap kecepatan

metabolisme basal tiap individu [10]. Tetapi yang terjadi

dalam praktikum ini berlawanan dengan teori. Hal ini mungkin

dikarenakan pada probandus yang mempunyai berat tubuh

lebih kecil akan cenderung mempertahankan panas dalam

tubuhnya dan ketika dibandingkan banyaknya keringat yang

dikeluarkan oleh probandus yang beratnya lebih kecil dan

besar, ternyata pada probandus ini (Risa) lebih sedikit

mengeluarkan keringat daripada Suci. Oleh karena itu suhu

tubuh Risa cenderung lebih besar daripada suhunya Suci. Pada

tubuh seseorang yang memiliki berat badan rendah (kurus)

lebih cenderung menyimpan energi dalam tubuhnya. Sehingga

suhu tubuh tetap dipertahankan dalam keadaam konstan.

C. Mulut Terbuka dan Tertutup

Pada perlakuan mulut terbuka dan tertutup ini untuk

mengetahui pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu dalam

tubuh. Hasil praktikum yaitu ditunjukan oleh grafik di bawah

ini :

Grafik 3. Perbandingan suhu tubuh ketika mulut dalam kondisi terbuka dan

tertutup pada suhu ruang (25°C).

Page 4: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

4

Berdasarkan grafik 3 diatas, diketahui pada probandus Suci

ketika kondisi mulut dalam keadaan tertutup suhunya lebih

tinggi dibandingkan dengan ketika mulut terbuka yaitu sebesar

36.7°C dan 36.4°C. Sedangkan pada Risa suhu tubuhnya tetap

baik dalam kondisi mulut terbuka maupun tertutup. Dari sini

terlihat bahwa pada probandus Suci pengukuran suhu sangat

dipengaruhi oleh suhu lingkungan sedangkan pada Risa tidak

dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu dalam tubuh dan suhu

lingkungan dapat saja terjadi pertukaran bilasaja ada rongga-

rongga terbuka sehingga menyebabkan suhu tubuh menurun.

Dalam sebuah literatur menyatakan bahwa suhu tubuh dapat

mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh

dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih

dingin[11]. Pada saat bernapas dengan mulut terbuka, suhu

menjadi turun karena suhu lingkungan lebih rendah dari suhu

tubuh, kehilangan panas tidak dapat dihindari sehingga suhu

tubuh menurun [12].

D. Aktivitas

Pada perlakuan aktivitas, dilihat perbandingan suhu pada

probandus yang melakukan aktivitas dengan yang tidak

melakukan aktivitas atau terlentang. Hasil pada praktikum ini,

rata – rata suhu tubuh probandus yang diukur pada suhu ruang

25°C setelah beraktivitas lebih rendah dibandingkan dengan

posisi telentang. Pada probandus Suci pada saat terlentang

suhu tubuhnya sebesar 36.7°C sedangkan setelah beraktivitas

suhu tubuhnya menjadi 36°C. Pada Risa ketika telentang

sebesar 36.8°C setelah beraktivitas menjadi 35.6°C.

perbandingan suhu tubuh saat terlentang dan beraktivitas yaitu

ditunjukkan dalan grafik dibawah ini:

Grafik 4. Perbandingan suhu tubuh telentang dengan beraktivitas

Secara umum, suhu tubuh akan meningkat setelah beraktivitas

karena metabolisme tubuh akan meningkat dan menghasilkan

panas. Ketidaksesuain hasil dengan teori ini dimungkan karena

beberapa faktor diantaranya yaitu suhu lingkungan, kondisi

kesehatan, pakaian, hidrasi, dll serta faktor kesalahan relatif

meliputi kesalahan dalam pengukuran, membaca alat, dsb

[11]-[8]. Selain faktor – faktor tersebut juga dimungkinkan

karena termoregulasi tubuh, dimana suhu tubuh yang awalnya

meningkat setelah beraktivitas menjadi rendah karena tubuh

melakukan termoregulasinya dalam waktu singkat sehingga

menurunkan panas untuk menyeimbangkan suhu tubuh.

Setelah beraktivitas suhu Risa (berat badan rendah) menjadi

lebih rendah dibandingkan dengan Suci (berat badan tinggi).

Hal ini diperkirakan karena proses termoregulasi orang yang

mempunyai berat badan lebih rendah lebih cepat karena

volume tubuh yang lebih kecil dibandingkan yang bertubuh

besar.

E. Berkumur dengan Air Es

Pada perlakuan air es ini suhu diukur pada bagian bawah

lidah dengan melihat angka awal dan akhir yang ditunjukkan

oleh thermometer. Angka awal menunjukkan suhu tubuh

probandus normal sedangkan angka terakhir adalah suhu

probandus yang dipengaruhi perlakuan dingin (es). Diambil

sampel pada probandus Suci. Setelah pemberian air es suhu

awal sebesar 32.1°C sedangkan suhu akhir sebesar 33.6°C

Pada perlakuan ini terjadi perpindahan panas secara konduksi

yaitu Suatu proses pemindahan panas antara dua benda yang

berbeda suhu dan saling bersentuhan. Hasil praktikum

menunjukkan suhu meningkat setelah diberi perlakuan dengan

air es. Hal ini berarti jika suhu lingkungan dingin, maka tubuh

akan memproduksi panas yang berasal dari posterior

hipotalamus [8]. Saat suhu tubuh di bawah suhu normal maka

hipotalamus merangsang mekanisme produksi /penyimpanan

panas tubuh. Tubuh kemudian melakukan vaskonstriksi,

pembuluh darah menyempit untuk menghindari hilangnya

panas tubuh ke lingkungan kemudian tubuh menyesuaikan

kembali ke suhu normalnya [5].

F. Suhu Lingkungan

Pada pengamatan pengaruh suhu luar atau suhu lingkungan

terhadap suhu tubuh dilakukan pengukuran suhu pada tempat

yang berbeda yaitu pada ruangan yang bersuhu 25°C dan pada

ruangan dengan suhu 18°C. Hasil praktikum ditunjukkan pada

grafik dibawah ini :

Grafik 5. Perbandingan suhu tubuh pada kondisi lingkungan berbeda

Berdasarkan grafik 5 tersebut diketahui bahwa pada suhu

ruang 25°C suhu probandus lebih tinggi dibandingkan dengan

pada ruangan dingin bersuhu 18°C. ketika keadaan dingin,

tubuh akan cenderung mempertahankan panas tubuhnya untuk

menjaga keseimbangan suhu tubuh dan terjadi vasokontriksi

untuk pengurangan jumlah panas yang dikeluarkan. Sedangkan

pada tempat yang suhunya lebih tinggi akan memicu

Page 5: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

5

metabolism tubuh untuk lebih tinggi sehingga panas yang

dihasilkan juga lebih tinggi. Oleh karena itu suhu tubuh ketika

di ruang dingin 18°C menjadi lebih rendah. Dalam teori

dijelaskan bahwa Saat suhu tubuh di bawah suhu normal maka

hipotalamus merangsang mekanisme produksi /penyimpanan

panas tubuh. Tubuh kemudian melakukan vaskonstriksi,

pembuluh darah menyempit untuk menghindari hilangnya

panas tubuh ke lingkungan [5].

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan diketahui

cara penggunaan thermometer klinis untuk pengukuran suhu

tubuh. Pertama yaitu dengan menyalakan tombol power dan

ditunggu hingga layar thermometer menunjukkan LC. setelah

itu alat diletakkan pada bagian tubuh yang umumnya

digunakan untuk mengukur suhu, misal di bawah lidah,

auditory canal dan saluran telinga. Ditunggu hingga beberapa

menit sampai terdengar bunyi alarm dari thermometer dan alat

dapat diambil dan dilihat hasil pengukuran suhunya. Setiap

selesai menggunakan thermometer, ujung thermometer harus

dibersihkan dengan alkohol atau air. Suhu tubuh dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, berat badan, kontak

dengan lingkungan luar, aktivitas dan perlakuan dingin. Jenis

kelamin laki – laki suhu tubuh lebih tinggi. Berat badan lebih

tinggi suhu tubuh lebih tinggi, aktivitas berat suhu tubuh lebih

tinggi dan perlakuan dingin dengan air es menyebabkan suhu

lebih tinggi dan suhu lingkungan menyebabkan suhu tubuh

rendah.

LAMPIRAN

A. Dokumentasi Perlakuan

No Perlakuan Gambar

1 Probandus

memposisikan

badannya dalam

keadaan terlentang

2 Pengukuran suhu

pada daerah fossa

axillaris dengan

perlakuan badan

terlentang pada dua

tempat dengan suhu

berbeda yaitu 18oC

dan 25oC

3 Pengukuran suhu

pada mulut dengan

perlakuan mulut

tertutup pada dua

tempat dengan suhu

berbeda yaitu 18oC

dan 25oC

4 Pengukuran suhu

pada auditory canal

dengan perlakuan

mulut terbuka pada

dua tempat dengan

suhu berbeda yaitu

18oC dan 25

oC

5 Probandus diminta

untuk melakukan

aktivitas seperti

berlari

6 Prngukuran suhu

probandus pada

mulut dengan

perlakukan setelah

beraktivitas pada

dua tempat dengan

suhu berbeda yaitu

18oC dan 25

oC

Page 6: SUHU TUBUH MANUSIA

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN (2014) KELOMPOK 8

6

7 Probandus diminta

untuk berkumur

dengan air es

terlebih dahulu,

setelah itu

dilakukan

pengukuran suhu

pada mulut pada

dua tempat dengan

suhu berbeda yaitu

18oC dan 25

oC

DAFTAR PUSTAKA

[1] Johnson, Ruth dan Wendy Taylor.”Buku Ajr Praktik Kebidanan”.

Jakarta : EGC (2004)

[2] Wong, Donna L., Marilyan H.. David W., Marilyan L.W., dan Patricia

S., “Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6, vol 1”. Jakarta : EGC

(2008)

[3] W. Isnaeni. Fisiologi Hewan. Canisius. Yogyakarta (2006).

[4] Marieb E., Hoehn K . “Human Anatomy and Physiology with

Interactive Physiology 10-System Suite”. New York: Pearson Publishing

(2010)

[5] L. Mc Callum. “Measuring Body Temperature”. Nursing Times Vol 108

No 45 (2012).

[6] El-Radhi & Patel. “Thermometry in pediatric nursing”. Arch Dis Child,

91 (4). (2005).

[7] Bullock, J. “Physiology 4th Edition”. USA : Lippincott Williams and

Wilkins. (2001).

[8] Ganong, William F. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”. 20th ed. Jakarta:

EGC (2002).

[9] Martha Sund-Levander . “Measurement and Evaluation of Body

Temperature: Implications for Clinical Practice”. Linkoping : Linkoping

Univers Norrköping, Sweden (2004).

[10] B. B. Rios L. “Rapid morphological change in living humans:

implications for modern human origins”. Comp Biochem Physiol [A]

136:71–84. (2003).

[11] Martini. “Fundamental of Anatomy and Physiology 4th ed”. New Jersey:

Prentice Hall International Inc. (1998).

[12] Scanlon Valerie C, Sanders Tina,. “Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi

(Essentials of Anatomy and Physiology). Edisi III. cetakan pertama”.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. (2007).