Suhu Gunung Saat Hujan

2
MENGAPA NAIK GUNUNG KETIKA MUSIM HUJAN LEBIH AMAN DIBANDINGKAN MUSIM KEMARAU Hiking ke Tangkuban Parahu merupakan kegiatan rutin dari Study Club An-NAHL yang sudah teruji dan merupakan bagian dari proses pembinaan terhadap siswa-siswa An-NAHL. Kegiatan hiking ini menjadi begitu penting untuk diikuti oleh siswa An-NAHL karena selama proses perjalanannya selalu ada simulasi-simulasi alamiah yang tidak disadari oleh siswa tetapi mereka akan sangat merasakan manfaatnya. Berbeda dari kegiatan hiking yang biasanya dilakukan, kegiatan ini dilakukan ketika musim hujan. Mengapa demikian? Pada musim hujan mendaki gunung jauh lebih aman dibandingkan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pada musim hujan jumlah awan lebih banyak. Secara ilmiah kondisi suhu pegunungan di malam hari ketika musim hujan tidak terlalu dingin dibandingkan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan banyaknya awan di atmosfer yang menyerap panas matahari di siang hari, kemudian panas tersebut dipantulkan kembali ke bumi, sehingga suhu bumi lebih hangat. Sementara itu di musim kemarau, karena teriknya panas matahari sehingga tidak banyak awan di atmosfer, sehingga pancaran panas di permukaan bumi langsung ke angkasa, tidak lagi dipantulkan oleh awan. Menurut Kapten (Sus) Subakir, Kasubsi Meteo Lanud Adisutjipto, pada saat musim kemarau, temperatur yang dirasakan pada siang hari sangat panas, namun pada sore-malam-pagi, sangat dingin. Rasa dingin ini terjadi karena memang pada musim kemarau sangat jarang per-awanan. ”Awan tersebut sebetulnya memantulkan pancaran panas kembali ke bumi. Sehingga saat musim hujan, justru suhu terasa panas,” ujarnya. Sedangkan saat musim kemarau, karena jarang awan, maka pancaran panas di permukaan bumi langsung ke angkasa, tidak lagi dipantulkan oleh awan. ”Jadi saat puncak musim kemarau, di mana jarang ada awan, justru suhu udara akan semakin dingin,” ujarnya. Karena cuaca yang tidak terlalu dingin inilah sehingga pendaki akan terhindar dari hipotermia, yaitu kondisi di mana tubuh kehilangan

Transcript of Suhu Gunung Saat Hujan

MENGAPA NAIK GUNUNG KETIKA MUSIM HUJAN LEBIH AMANDIBANDINGKAN MUSIM KEMARAU

Hiking ke Tangkuban Parahu merupakan kegiatan rutin dari Study Club An-NAHL yang sudah teruji dan merupakan bagian dari proses pembinaan terhadap siswa-siswa An-NAHL. Kegiatan hiking ini menjadi begitu penting untuk diikuti oleh siswa An-NAHL karena selama proses perjalanannya selalu ada simulasi-simulasi alamiah yang tidak disadari oleh siswa tetapi mereka akan sangat merasakan manfaatnya. Berbeda dari kegiatan hiking yang biasanya dilakukan, kegiatan ini dilakukan ketika musim hujan. Mengapa demikian?Pada musim hujan mendaki gunung jauh lebih aman dibandingkan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pada musim hujan jumlah awan lebih banyak. Secara ilmiah kondisi suhu pegunungan di malam hari ketika musim hujan tidak terlalu dingin dibandingkan pada musim kemarau. Hal ini disebabkan banyaknya awan di atmosfer yang menyerap panas matahari di siang hari, kemudian panas tersebut dipantulkan kembali ke bumi, sehingga suhu bumi lebih hangat. Sementara itu di musim kemarau, karena teriknya panas matahari sehingga tidak banyak awan di atmosfer, sehingga pancaran panas di permukaan bumi langsung ke angkasa, tidak lagi dipantulkan oleh awan. Menurut Kapten (Sus) Subakir, Kasubsi Meteo Lanud Adisutjipto, pada saat musim kemarau, temperatur yang dirasakan pada siang hari sangat panas, namun pada sore-malam-pagi, sangat dingin. Rasa dingin ini terjadi karena memang pada musim kemarau sangat jarang per-awanan. Awan tersebut sebetulnya memantulkan pancaran panas kembali ke bumi. Sehingga saat musim hujan, justru suhu terasa panas, ujarnya. Sedangkan saat musim kemarau, karena jarang awan, maka pancaran panas di permukaan bumi langsung ke angkasa, tidak lagi dipantulkan oleh awan. Jadi saat puncak musim kemarau, di mana jarang ada awan, justru suhu udara akan semakin dingin, ujarnya. Karena cuaca yang tidak terlalu dingin inilah sehingga pendaki akan terhindar dari hipotermia, yaitu kondisi di mana tubuh kehilangan suhu panasnya dengan cepat sehingga menyebabkan temperatur tubuh menurun secara drastis. Menurut dr. Yulius Darwanto dari Rumah Sakit Panti Waluyo, Surakarta, hipotermia sebenarnya bukanlah sebuah penyakit melainkan suatu kondisi di mana seseorang suhu tubuhnya berada di bawah 35 derajat celcius. Pada kondisi normal suhu tubuh manusia berada di angka 36-37 derajat celcius. Salah satu gejala awal terjadinya hipotermia adalah tubuh gemetar, karena itu perlu suatu bentuk perlindungan diri untuk melawan suhu dingin dan dengan sejumlah aktivitas agar tubuh tetap hangat, ujar Anto panggilan akrabnya.Sesuai dengan keterangan tersebut, maka pada kegiatan hiking ini siswa diprogram untuk terus beraktivias dengan berjalan kaki atau kegiatan positif yang lain supaya tidak kehilangan panas tubuhnya.

Tim Pembina Hiking ke Tangkuban Parahu An-NAHL