Suhu Dan Kalor

30
SUHU DAN KALOR Nurfaida*), Aprilia Manta Patimang, Arsyam Basri Laboratorium Fisika Dasar Progam Studi Pendidikan fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Telah dilakukan praktikum berjudul Suhu dan Kalor dengan tujuan memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T), memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q), merumuskan persamaan kalor (Q), dan menentukan kalor lebur es. Pada praktikum ini dilakukan tiga kegiatan. Kegiatan pertama menyelidiki hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu. Dilakukan dengan menentukan suhu awal dan memanipulasi lama pemanasan sehingga diperoleh nilai suhu akhir. Kegiatan kedua menyelidiki hubungan antara massa zat cair dan jumlah kalor. Dilakukan dengan cara mengubah massa air sebanyak lima kali melalui pengubahan volume air, diperoleh lama pemanasan tertentu untuk tiap massa. Kegiatan ketiga menentukan kalor lebur es. Dilakukan dengan mencampurkan air panas dan es yang diisolasi dalam kalorimeter hingga es mencair. Kegiatan 1 dan kegiatan 2 dianalisis gafik untuk mencari hubungan variabel terkait masing- masing kegiatan dan untuk merumuskan persamaan kalor. Sedangkan kegiatan 3 digunakan prinsip Azaz Black dengan menghitung jumlah kalor yang dilepas air panas dan jumlah kalor yang diserap es. Hasil praktikum menunjukkan bahwa Q~ T dan Q~m maka Q~ m. T lalu dikalikan dengan suatu konstanta untuk membuat tanda sebanding menjadi samadengan yaitu kapasitas kalor(c), rumus kalor kemudian menjadi Q= m.c. T. Nilai kalor lebur es yang diperoleh│0,89±0,16│10 2 kal/g, KR 18,15% dan %perbedaan dengan teori 10,65%. Kata kunci: Jumlah kalor, Kalor lebur, Kalor jenis, Kenaikan suhu, Massa zat

description

Laporan Fisika Dasar 2

Transcript of Suhu Dan Kalor

SUHU DAN KALORNurfaida*), Aprilia Manta Patimang, Arsyam BasriLaboratorium Fisika Dasar Progam Studi Pendidikan fisika FMIPA Universitas Negeri MakassarAbstrakTelah dilakukan praktikum berjudul Suhu dan Kalor dengan tujuan memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T), memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q), merumuskan persamaan kalor (Q), dan menentukan kalor lebur es. Pada praktikum ini dilakukan tiga kegiatan. Kegiatan pertama menyelidiki hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu. Dilakukan dengan menentukan suhu awal dan memanipulasi lama pemanasan sehingga diperoleh nilai suhu akhir. Kegiatan kedua menyelidiki hubungan antara massa zat cair dan jumlah kalor. Dilakukan dengan cara mengubah massa air sebanyak lima kali melalui pengubahan volume air, diperoleh lama pemanasan tertentu untuk tiap massa. Kegiatan ketiga menentukan kalor lebur es. Dilakukan dengan mencampurkan air panas dan es yang diisolasi dalam kalorimeter hingga es mencair. Kegiatan 1 dan kegiatan 2 dianalisis gafik untuk mencari hubungan variabel terkait masing-masing kegiatan dan untuk merumuskan persamaan kalor. Sedangkan kegiatan 3 digunakan prinsip Azaz Black dengan menghitung jumlah kalor yang dilepas air panas dan jumlah kalor yang diserap es. Hasil praktikum menunjukkan bahwa dan maka lalu dikalikan dengan suatu konstanta untuk membuat tanda sebanding menjadi samadengan yaitu kapasitas kalor(c), rumus kalor kemudian menjadi . Nilai kalor lebur es yang diperoleh0,890,16102kal/g, KR 18,15% dan %perbedaan dengan teori 10,65%.Kata kunci: Jumlah kalor, Kalor lebur, Kalor jenis, Kenaikan suhu, Massa zatRUMUSAN MASALAH1. Bagaimana hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)? 2. Bagaimana hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q)?3. Apa rumusan persamaan kalor (Q)?4. Berapa nilai kalor lebur es?TUJUAN1. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T) 2. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q) 3. Mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor (Q)4. Mahasiswa dapat menentukan kalor lebur esMETODOLOGI EKSPERIMENTeori singkatTemperatur (suhu) suatu benda adalah suatu besaran makroskopis yang dikaitkan dengan indera kita tentang panas atau dinginnya suatu benda. Dengan kata lain, temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Alat ukur temperatur adalah termometer. Sedangkan satuan temperatur adalah derajat. Skala termometer ada 4 macam, yaitu Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Dalam SI, satuan temperatur (suhu) derajat Kelvin (K) (Suroso, dkk., 2002: 241). Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melintasi batas sistem berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan lingkungannya. (Serway & Jewett, 2010:39).Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan akan mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air menjadi panas dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar nyala api, maka berarti makin besar kalor yang dimiliki, atau semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberian kalor tersebut, maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana semakin lama dipanaskan maka semakin besar kenaikan suhu pada air. Dua wadah berisi air yang massanya berbeda, jika dipanaskan dengan waktu yang sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air dalam wadah yang memiki air yang massanya lebih kecil akan memilki suhu yang lebih tinggi dibanding wadah yang berisi air lebih banyak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan suhu (T ) dan massa air (m).Segelas air panas yang dicampurkan dengan segelas air dingin, akan terasa hangat. Hal disebabkan oleh karena adanya perpindahan kalor dari air panas ke air dingin. Itulah sebabnya suhu air panas turun dan suhu air dingin naik setelah keduanya bercampur. Pada proses pencampuran tersebut, kalor yang dilepaskan air panas diserap oleh air dingin. Jadi banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya kalor yang diserap. Pernyataan ini disebut Azaz Black yang secara matematis dapat dituliskan;Qlepas = Qserap(1)Selain melakukan percobaan diatas, banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda dapat juga kita amati ketika kita memasak air. Untuk mendidihkan air dalam cerek dengan kompor diperlukan selang waktu tertentu. Semakin banyak volume air yang didihkan semakin lama selang waktu yang diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa suhu bergantung pada besarnya kenaikan suhu benda dan massanya. Secara matematis dapat dituliskan:Q=m.c.T (2)(Herman, & Asisten LFD, 2015: 1-2)Untuk mengubah fasa suatu bahan dengan dengan massa m pada suhu yang sama (seperti cair menjadi uap atau cair menjadi padat), dibutuhkan penambahan atau pengurangan sejumlah kuantitas panas Q sebesar di mana L adalah panas peleburan, penguapan, atau sublimasi. Jika panas ditambahkan pada suatu benda, Q bertanda positif; jika dikeluarkan, Q bertanda negatif. Prinsip dasar kalorimetri berasal dari konversi energy. Pada sistem terisolasi di mana bagian-bagiannya saling bertukar panas, jumlah aljabar dari Q seluruh bagian dari sistem harus sama dengan nol (Young, & Freedman, 2004: 484).Alat danBahan1. Alat Termometer1 buahKaki tiga + kasa asbes 1 buahPembakar spritus 1 buahBeacker gelas 2 buahStopwatch 1 buahStatif + klem1 buah Gelas kimia 250 ml 1 buahNeraca ohauss 311 gam 1 buahKorek api 1 buahSpritus1 buahGelas ukur1 buah2. Bahan Air secukupnyaIdentifikasi VariabelKegiatan 1Variabel manipulasi: suhu awal, T0 (); lama pemanasan, t (s)Variabel Kontrol: volume, v (ml); jenis zat cair Variabel respon : suhu akhir , Tc ()Kegiatan 2Variabel manipulasi : massa zat cair, m (g)Variabel kontrol : jenis zat cair; kenaikan suhu, T ()Variabel respon : lama pemanasan, t (s)Kegiatan 31. Massa kalorimeter kosong beserta pengaduknya 2. Massa kalorimeter+ pengaduk+ air panas3. Suhu air panas dan kalorimeter4. Suhu es batu, Tes ()5. Suhu campuran, Tc ()6. Massa kalorimeter+ pengaduk+ air panas+ air (es batu yang mencair)Definisi Operasional VariabelKegiatan 11. Variabel manipulasia. Suhu awal adalah derajat awal air sebelum dipanaskan, diukur menggunakan termometer.b. Lama pemanasan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air, diukur menggunakan stopwatch.

2. Variabel kontrola. Volume adalah volume zat cair yang digunakan dalam hal ini air, diukur menggunakan gelas ukur.b. Jenis zat cair yang digunakan dalam percobaan adalah air.3. Variabel respona. Suhu akhir adalah derajat akhir air setelah dipanaskan selama selang waktu tertentu, diukur menggunakan termometer.Kegiatan 21. Variabel manipulasia. Massa zat cair adalah massa gelas kimia+air dikurangi massa gelas kimia yang diubah-ubah dengan mengubah volume air, diukur menggunakan neraca ohauss 311 g.2. Variabel kontrola. Jenis zat cair yang digunakan dalam percobaan adalah air.b. Kenaikan suhu adalah derajat kenaikan suhu ketika air dengan massa tertentu dipanaskan, telah ditentukan sebelumnya yaitu 3 derajat celcius diukur menggunakan termometer. 3. Variabel respona. Lama pemanasan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air dengan massa tertentu sebesar 3 derajat dari suhu sebelumnya, diukur menggunakan stopwatch.Kegiatan 31. Massa kalorimeter kosong beserta pengaduknya adalah massa kalorimeter beserta pengaduknya yang dapat menyerap kalor, diukur menggunakan neraca ohauss 311 g.2. Massa kalorimeter+ pengaduk+ air panas adalah massa kalorimeter beserta pengaduknya yang dapat menyerap kalor dan air yang telah dipanaskan (suhunya 80), diukur menggunakan neraca ohauss 311 g.3. Suhu air panas dan kalorimeter adalah derajat panas dari air panas didalam kalorimeter yang diisolasi, diukur menggunakan termometer.4. Suhu es batu adalah derajat dingin es batu sebelum dicampurkan dalam air panas, diukur menggunakan termometer.5. Suhu campuran adalah derajat panas ketika es yang dicampurkan dengan air panas dalam kalorimeter telah melebur sempurna, diukur menggunakan termometer.6. Massa kalorimeter+ pengaduk+ air panas+ air (es batu yang mencair) adalah massa campuran air panas dan es batu yang telah melebur sempurna dalam kalorimeter, diukur menggunakan neraca ohauss 311 g. ProsedurKerja1. Kegiatan 1: Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)a. Menuangkan air ke dalam gelas ukur secukupnya.b. Mengukur suhu awal air dengan zat cair yang akan dipanaskan.c. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan menggunakan pembakar spritus.d. Mengamati penunjukan suhu pada selang waktu tertentu (gunakan selang waktu yang sama untuk setiap data), mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.e. Melakukan kegiatan yang sama dengan suhu mula-mula yang berbedaf. Mencatat ke dalam tabel pengamatan waktu yang dibutuhkan setiap selang kenaikan suhu.2. Kegiatan 2: Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa (m)a. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu, mencatat volume air yang digunakan dan memperhatikan penunjukan suhu dengan termometer.b. Menentukan suhu acuan (lebih besar dari suhu mula-mula sekitar 30C) dan besar kenaikan suhu yang diinginkan.c. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan menggunakan pembakar spritus.d. mengamati kenaikan suhu pada thermometer dan menyalakan stopwatch tepat ketika termometer menunjukkan suhu acuan. Mengkur waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar nilai kenaikan suhu yang telah ditentukan. Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.e. mengganti air yang digunakan, dan mengulangi langkah 3 dan 4 untuk volume air yang berbeda (lebih besar dari volume sebelumnya). Mengulangi sampai memperoleh minimal 5 data.3. Kegiatan 3: Menentukan kalor lebur esa. Memanaskan air dalam gelas kimia sampai suhunya mencapai sekitar 80 derajat celcius.b. Menimbang kalorimeter kosong beserta pengaduknya.c. Mengukur suhu es dan memasukkan kedalam kalorimeter dan menimbang untuk menentukan massa es batu.d. Mengukur suhu air panas, dan memasukkan air tersebut kedalam kalorimeter dengan cepat, menutup dan mengaduk-aduk sejenak sampai semua es batu mencair. Mengukur suhu pada saat itu sebagai campuran kemudian menimbang massa campuran untuk menentukan massa air panas. e. Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATAHASIL PENGAMATANKegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)NST Termometer= 1C = 0,5CNST Stopwatch= = 0,2 sVolume= 150 mlJenis zat cair= Air

Tabel 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)No Suhu awal (T0)(C)Lama pemanasan(s)Suhu akhir (TC)(C)

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

Kegiatan 2. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m)NST Neraca Ohauss 311 g SP = g SN = g = 0,2 g= 0,01 g = 0,005 g, karena massa zat diperoleh dari pengurangan antara massa air dalam gelas ukur dengan massa gelas ukur yang kosong maka = 0,010 gT= CTabel 2. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m)No Jenis zat cairMassa zat cair (g)Lama pemanasan (s)

1Air

2Air

3Air

4Air

5Air

Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur esTabel 3. Pengukuran massa (m) dan suhu (T)No Pengukuran Hasil pengukuran

1Massa kalorimeter kosong beserta pengaduknya g

2Massa kalorimeter + pengaduk + air panas g

3Suhu air panas dan kalorimeterC

4Suhu es batuC

5Suhu campuranC

6Massa kalorimeter + pengaduk + air panas + air (es batu yang mencair) g

ANALISIS DATAKegiatan 1.Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)a. Untuk nilai suhu awal T0 = CLama pemanasan diasumsikan sebagai banyaknya kalor

CCCCCC

Table 4. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)No. Kenaikan suhu (T) (TC - T0) CLama pemanasan (s)

1

2

3

4

5

6

Gafik 1. Gafik hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)b. Untuk nilai suhu awal T0 = CLama pemanasan diasumsikan sebagai banyaknya kalor

CCCCCC

Table 5. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)No. Kenaikan suhu (T) (TC - T0) CLama pemanasan (s)

1

2

3

4

5

6

Gafik 2. Gafik hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)Dari gafik diatas yaitu hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (), lama pemanasan menunjukkan jumlah kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu. Gafik diatas menunjukkan bahwa jumlah kalor (Q) dan kenaikan suhu () berbanding lurus atau semakin besar jumlah kalor (lama pemanasan) maka semakin besar pula kenaikan suhu zat yang dipanaskan. Dari pernyataan di atas, maka hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu () secara simbolis dapat ditulis sebagai berikut.

Kegiatan 2. Hubungan antara antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m)Table 6. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m)No Massa zat cair (g)Lama pemanasan (s)

1

2

3

4

5

Gafik 3. Gafik hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m)Gafik 3 di atas yaitu hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m) yang mana jumlah kalor sama dengan lama pemanasan zat cair menunjukkan bahwa hubungan jumlah kalor dengan massa air saling mempengaruhi dan berbanding lurus. Namun, pada data terakhir hasil praktikum tidak menunjukkan berbanding lurus. Hal tersebut karena banyaknya faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem (air yang dipanaskan) seperti nyala api yang tidak stabil dan suhu dari gelas 250 ml yang belum normal kemudian digunakan lagi untuk mengambil data selanjutnya sehingga kenaikan suhu pada skala termometer begitu cepat. Dari analisis gafik di atas maka hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair (m) secara simbolis dapat ditulis sebagai berikut.

Walaupun data terakhir tidak menunjukkan hal itu, namun dengan mempertimbangkan pengaruh lingkungan pada sistem dan melihat hasil praktikum yang dilakukan kelompok sebelumnya yaitu jumlah kalor berbanding lurus dengan massa air maka diambil kesimpulan seperti di atas karena jumlah data yang berbanding lurus juga lebih banyak.

Merumuskan persamaan jumlah kalorBerdasarkan hasil pembahasan pada kegiatan1 yaitu dan kegiatan 2 yaitu maka persamaan jumlah kalor dapat dituliskan sebagai berikut.

Untuk menyetarakan persamaan tersebut, maka harus ditambah konstanta pada ruas kanan yaitu kalor jenis zat yang digunakan. Adapun pada percobaan ini, jenis zat cair yang digunakan adalah air maka pada persamaan tersebut ditambahkan kalor jenis air yang disimbolkan dengan c yang memiliki nilai ketetapan untuk satuan kal/g. C yaitu 1,00 kal/g. C dan untuk satuan J/kg.C yaitu 4186 J/kg.C, sehingga persamaan matematis jumlah kalor yaitu :

Analisis dimensi untuk menentukan satuan kalor jenisAnalisis dimensi beradasarkan hasil yang diperoleh pada kegiatan 1 dan 2

J ~ kg. C

Berdasarkan rumus yang telah diperoleh di atas yaitu , rumus kalor jenis dapat dituliskan sebagai: analisis dimensi Q telah diperoleh yaitu , m = M dan T= maka

Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur esTabel 7. Penentuan suhu (T) dan massa (m)No Pengukuran/perhitungan Hasil pengukuran/perhitungan

1Massa kalorimeter kosong beserta pengaduknya g

2Massa kalorimeter + pengaduk + air panas g

Massa air panasg -g=g

3Suhu air panas dan kalorimeterC

4Suhu es batuC

5Suhu campuranC

6Massa kalorimeter + pengaduk + air panas + air (es batu yang mencair)Massa es batu gg - g =

Dalam menentukan kalor lebur es kita menggunakan azaz blacka. Kalor untuk menaikkan g es dari suhu -10,0C ke 0CQ1 = mes ces TQ1 = 14,445g 0,5 kal/g.oC (0 oC (-10oC))Q1 = 7,2225 kal/oC 10oCQ1 = 72,225 kalAdapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 1 (Q1)Q1 = mes ces TKarena ces bernilai konstan jadi,Q1 = mes T

Q1 = 7,2725 kal

Q1 = Q1 Q1 Q1= 72 7kalb. Kalor untuk menaikkan 14,445 g es 0C sampai suhu campuran (Tc = 49,5 C)Q2 = mes cair TQ2 = 14,445 g 1 kal/g.oC (49,5 oC 0 oC)Q2 = 14,445 kal/oC 49,5oCQ2 = 715,0275 kalAdapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 2 (Q2)

Q2 = 14,9400 kal

Q2 = Q2 Q2 Q2= 715 15kalc. Kalor yang hilang dari 152,38 air dengan mendingin dari 62,0 C sampai suhu campuran(Tc = 49,5C)Q3 = mair cair TQ3 = 152,38 g 1 kal/g.oC (62,0 oC 49,5 oC)Q3 = 152,38 kal/oC 12,5oCQ3 = 1904,75 kalAdapun ketidakpastian mutlak hasil perhitungan jumlah kalor 3 (Q3)

Q3 = 152,5050 kal

Q3 = Q3 Q3Q3=1,90,2103 kald. Kalor yang hilang dari kalorimeter dengan mendingin dari 62,0C sampai suhu campuran(Tc = 49,5C)Q4 = mkalorimeter caluminium TQ4 = 60,380 g 0,22 kal/g.oC (62,0 oC 49,5oC)Q4 = 13,2836 kal/oC 12,5oCQ4 = 166,045 kalAdapun ketidakpastian mutlak hasil pengukuran jumlah kalor 4 (Q4)

Q4 = 13,3111 kal

Q4 = Q4 Q4Q4 = 0,27 0,01 103 kalDalam menentukan kalor lebur es digunakan persamaan dari azaz black yaitu:Qterima = QlepasQ1 + Qes-air + Q2 = Q3 + Q4Q1 + mes Les+ Q2 = Q3 + Q472 kal + mes Les + 715 kal = 1900 kal + 170 kal14,445 g Les + 787 kal = 2070 kal14,445 g Les = 2070 kal 787 kal14,445 g Les = 1283 kal

Les = 88,8197 kal/gAdapun ketidakpastian mutlak dari kalor lebur es di atas yaitu:Qterima = QlepasQ1 + Qes-air + Q2 = Q3 + Q4Q1 + mes Les + Q2 = Q3 + Q4mes Les = (Q3 + Q4) - (Q1 + Q2)

Les = ((Q3 + Q4) - (Q1 + Q2)) mes-1Les = Q3 mes-1 + Q4 mes-1 - Q1 mes-1 - Q2 mes-1

Les = + kal/gLes = 16,1224 kal/g

Les = Les LesLes= 0,89 0,26102kal/g

Persen perbedaan

PEMBAHASANPada praktikum ini dilakukan tiga kegiatan, yaitu:Kegiatan pertama menyelidiki hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T). Dilakukan dengan menentukan suhu awal dan memanipulasi lama pemanasan sebanyak enam data sehingga diperoleh nilai suhu akhir. Suhu awal kemudian diubah dan dilakukan kegiatan yang sama. Lama pemanasan diasumsikan sebagai jumlah kalor dimana semakin lama pemanasan semakin baanyak jumlah kalornya. Suhu akhir yang diperoleh dikurangkan dengan suhu awal sehingga diperoleh nilai kenaikan suhu. Nilai kenaikan suhu dan lama pemanasan kemudian dianalisis gafik untuk mencari hubungan jumlah kalor dengan kenaikan suhu. Lama pemanasan di sumbu x dan kenaikan suhu di sumbu y. Berdasarkan gafik tersebut, diketahui bahwa jumlah kalor dan kenaikan suhu berbanding lurus karena gafik linier.

Kegiatan kedua menyelidiki hubungan antara massa zat cair (m) dan jumlah kalor (Q). Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengubah massa air sebanyak lima kali melaui pengubahan volume air sehingga diperoleh lama pemanasan tertentu untuk tiap massa tersebut. Semakin lama pemanasan diasumsikan bahwa semakin banyak pula jumlah kalornya. Massa air dan lama pemanasan diplot gafik, massa zat cair di sumbu x dan lama pemanasan di sumbu y. Berdasarkan gafik, diketahui bahwa massa air berbanding lurus dengan jumlah kalor walaupun gafik tidak terlalu linier karena satu dari lima data tidak bertambah lama pemanasannya padahal massa air diperbesar. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh lingkungan seperti nyala api pada bunsen yang tidak sama untuk setiap data dan suhu gelas kimia yang dapat mempengaruhi cepatnya kenaikan suhu data berikutnya dibandingkan data sebelumnya. Hasil praktikum pada kegiatan 1 menunjukkan bahwa jumlah kalor sebanding dengan kenaikan suhu semakin besar jumlah kalor semakin besar pula kenaikan suhu zat cair dan pada kegiatan 2 menunjukkan bahwa jumlah kalor sebanding dengan massa zat cair semakin besar massa zat cair semakin banyak jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya. Berdasarkan hasil praktikum kegiatan 1 dan 2, dapat disimpulkan lalu dikalikan dengan suatu konstanta untuk membuat tanda sebanding menjadi samadengan yaitu kapasitas kalor(c), rumus kalor kemudian menjadi .Kegiatan ketiga menentukan kalor lebur es. Dilakukan dengan mencampurkan air panas dan es yang diisolasi dalam kalorimeter hingga es mencair. Digunakan prinsip Azaz Black dengan menghitung jumlah kalor yang dilepas air panas dan jumlah kalor yang diserap es untuk menghitung nilai kalor lebur es. Nilai kalor lebur es yang diperolah pada kegiatan 3 adalah0,890,16102kal/g dengan KR 18,15% dan %perbedaan dengan teori 10,65% di mana secara teori kalor lebur es adalah 0,8 102kal/g . Hal-hal yang dapat menyebabkan perbedaan nilai kalor lebur es hasil praktikum dengan teori adalah sumbangan kesalahan-kesalahan perhitungan dari kesalahan alat seperti kesalahan neraca ohauss 311 g sebesar 0,005 g, stopwatch sebesar 0,2 s, dan termometer 0,5C. Selain itu, kesalahan juga dapat terjadi pada pengukuran suhu es saat tepat melebur bisa saja es telah melebur sebelum kita melihat suhu campuran.SIMPULAN DAN DISKUSIKesimpulanBerdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jumlah kalor sebanding dengan kenaikan suhu dimana semakin banyak kalor yang diberikan, semakin besar pula kenaikan suhunya. Massa zat berbanding lurus dengan jumlah kalor dimana semakin besar massa suatu zat semakin besar pula jumlah kalor yang diterima zat tersebut. Jumlah kalor dapat dirumuskan sebagai dimana m adalah massa zat, c adalah kalor jenis zat dan adalah kenaikan suhu. Kalor lebur es yang diperoleh berdasarkan hasil praktikum adalah 0,890,26102kal/g dengan KR 18,15% dan %perbedaan dengan teori 10,65%.Saran Untuk praktikan, telitilah dalam mengambil data praktikum karena banyak faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi data seperti nyala api berbeda-beda setiap pengambilan data dan berhati-hatilah menggunakan termometer karena mudah pecah bila terjatuh serta kalibrasi dengan baik alat sebelum dipakai. Untuk asisten, sebaiknya mendampingi praktikan pada pengambilan data pertama setiap kegiatan, agar tidak ada kesalahan pengambilan data. Untuk laboratorium, sebaiknya menyediakan alat yang berfungsi lebih baik karena neraca ohauss 311 g yang digunakan dalam praktikum sering tidak bisa terkalibrasi.DAFTAR RUJUKANHerman, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar: Penerbit UNM.

Serway & Jewett. 2010. FISIKA Untuk Sains dan Teknik buku 2 edisi 6 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika.

Suroso, dkk. 2002. Ensiklopedia Sains & Kehidupan. Jakarta: CC. Tarity Samudra Berlin.

Young, Hugh D, dan Freedman, Roger A. 2004. FISIKA UNIVERSITAS Edisi kesepuluh jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga. .