Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
-
Upload
hudri-abu-kayyisa -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
1/7
EMPAT KOMPETENSI GURU,
RELEVANKAH?
Tulisan Ini Dibuat Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Manajemen dan Kebijakan Pendidikan MI
Dosen Pengampu: Dr. Istiningsih, M.Pd.
NAMA : SUGIHARTO
NIM : 1520420019
KONSENTRASI GURU KELAS MADRASAH IBTIDAIYAH
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
TAHUN 2015
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
2/7
EMPAT KOMPETENSI GURU, RELEVANKAH?
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis kebijakan pendidikan di Indonesia terkait standar
kompetensi pendidik yang tercakup dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional. Guru diwajibkan memiliki empat kompetensi sebagai
syarat. Tetapi, apakah empat kompetensi tersebut telah relevan dengan kondisi guru di
Indonesia. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mengetahuinya. Analisis ini menggunakan
pisau bedah utama dari tulisan Linda Darling Hammond dari Stanford University yang
berjudul “Teacher Quality and Student Achievement: A Review of State Policy Evidence”
(kualitas guru dan pencapaian siswa: sebuah tinjauan tentang bukti kebijakan Negara).
Penelitian tersebut merupakan hasil survey kebijakan dari 50 negara bagian di Amerika
Serikat.
PENDAHULUAN
Pendidikan berkualitas merupakan hal yang sangat diharapkan oleh siapapun. Hal
tersebut diperlukan untuk menghasilkan output berkualitas pula. Hubungan sebab akibat
tersebut menjadi salah satu faktor dalam pendidikan yang harus diusahakan. Dalam hal ini pemerintah telah melakukan beberapa tindakan.
Selama bertahun-tahun, pendidikan di Indonesia belum mengalami perkembangan
yang signifikan dibandingkan dengan negara-negara lain, hal tersebut mendorong pemerintah
membuat berbagai peraturan perundang-undangan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
namun mutu pendidikan di sekolah masih rendah.1 Sebenarnya ada berbagai hal yang
mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan, diantara sekian banyak faktor, penulis memilih
kebijakan tentang pendidik.
Penulis memilih kebijakan disebabkan kebijakan memiliki pengaruh sangat besar
terhadap arah suatu pendidikan, akan tetapi faktanya kebijakan pemerintah tidak selamanya
wisdom atau bijaksana. Ditambah lagi Kebijakan tersebut masih memiliki kekurangan-
kekurangan baik dalam taraf aplikasi atau isi dari kebijakan itu sendiri.
Selanjutnya yaitu berkaitan tentang pendidik. Berbagai kajian dan hasil penelitian
yang menggambarkan tentang peran strategis dan menentukan guru dapat menghantarkan
keberhasilan suatu pendidikan. Mereka sangat menentukan keberhasilan pendidikan suatu
1 Supardi, Kinerja guru, (Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada,Cetakan ke-2, 2014). Hlm 2-3.
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
3/7
Negara, bahkan peran guru sangat dominan dalam penyelenggaraan pendidikan formal untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas.2
Kebijakan dan pendidik sangat berhubungan erat. Dalam kebijakan dirinci tentang
syarat-syarat pendidik dan bagaimana seharusnya pendidik itu. Pemerintah mengeluarkan
kebijakan tersebut agar ada peningkatan kualitas pendidikan lewat guru. Dalam sebuah
analisis kebijakan yang diterapkan tersebut yaitu mengenai pendidikan guru, perizinan,
perekrutan, dan pengembangan profesional dapat membuat perbedaan penting dalam
kualifikasi dan kapasitas guru. 3 Sehingga kebijakan tentang guru sangat perlu dibahas.
TEORI
Menurut pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Seorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian tetapi memiliki
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah
melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis literatur terutama hasil penelitian dari
Linda Darling Hammond dari Stanford University yang berjudul Teacher Quality and
Student Achievement: A Review of State Policy Evidence . Analisis di dasarkan pada asapek-
aspek pada guru yang dinilai mempunyai pengaruh besar pada terhadap pencapaian siswa.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan suatu sumbangan
gagasan/ide terhadap upaya peningkatan mutu guru baik mengenai kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru maupun kompetensi lulusan yang harus dicapai. Tentunya dukungan
2
Supardi, Kinerja guru hlm 7 3 Linda Darling Hammond, Teacher Quality and Student Achievement: A Review of State Policy
Evidence, 2000, hlm 1. PDF
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
4/7
dari berbagai pihak terutama pemerintah sebagai pembuat kebijakan sangat diharapkan
kebijaksanaannya dalam rangka mewujudkan hal tersebut.
PEMBAHASAN
Sistem Pendidikan Nasional telah disempurnakan dan disesuaikan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan kondisi sosial budaya yang ada, hal tersebut dilakukan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional yang dicita-citakan. Untuk mewujudkannya diperlukan mutu
pendidikan yang ditentukan oleh beberapa faktor penting, salah satunya berkaitan dengan
proses pembelajaran. Berkaitan dengan faktor proses pembelajaran , guru menjadi faktor
utama dalam penciptaan suasana pembelajaran.
Suatu mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh
guru, yaitu 34% pada Negara berkembang dan 36% pada Negara industri.4
Peran guru dalam
penyelenggaraan pendidikan formal sangat dominan, sehingga diperlukan guru yang
memenuhi kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan. Dalam hal ini Pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi 4 aspek yaitu :
Kompetensi pedagogik mupakan kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar
pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2007 dijelaskan penjabarannya meliputi berbagai hal. Selanjutnya di dalamPERMENDIKNAS Nomor 17 Tahun 2007, kompetensi guru mata pelajaran terdiri atas 37
buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti.5
Guru sering dianggap sebagai sosok yang menjadi panutan, sehingga harus memiliki
kompetensi kepribadian. Sebagai model/panutan sudah selakna guru bertanggung jawab,
tidak emosional, pandai berinteraksi dan lain sebagainya.
Sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, guru tidak bisa lepas dengan
interaksi dan komunikasi baik lisan, tulisan maupun perilakunya. Kompetensi ini merupakan
kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai anggota masyarakat.
Selanjutnya, kompetensi profesional berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas
keguruan. Jabatan guru disebut professional berarti jabatan tersebut lebih mementingkan
layanan di atas keuntungan pribadi.6 Dan juga diartikan sebagai pekerjaan yang
4 Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru. (Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara, 1998) hlm.
178.5
Nashrul, Profesi Dan Keguruan, (Yogyakarta: aswaja pressindo, 2014) hlm 40-41.6 Ali Mudlofir, Pendidik Professional: Konsep, Strategi dan aplikasinya dalam Peningkatan Mutu
Pendidik di Indonesia., (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012). Hlm 29.
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
5/7
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental,
bukan pekerjaan manual.7
Didalam undang-ungdang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa
kompetensional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkandalam Standar Nasional Pendidikan8.
Semua kebijakan pemerintah di atas tentunya bertujuan baik demi terwujudnya
pendidikan berkualitas, yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apakah seseorang mampu
memenuhi semua kreteria yang ditetapkan tersebut? dan Berapa lama waktu yang diperlukan
untuk menguasai semua itu?. Fenomena yang terjadi adalah kebanyakan guru mengalami
kesulitan. Mungkin secara teori para guru mampu menguasai tetapi ketika ditataran aplikasi
mereka akan mendapat kesulitan tambahan contohnya dalam hal penguasaan materi. Seorang
guru dituntut menguasai materi untuk bekal mengajar.9
Hasil penelitian tentang hubungan antara pengetahuan materi pada guru dengan
pencapaian siswa tidak selamanya menunjukkan hasil positif. Dari tiga puluhan studi yang
dirangkum oleh byrne mengungkapkan 17 menunjukkan hubungan positif dan 14
menunjukkan hasil negative. Ashton dan Crocker (1987) menemukan hanya 5 dari 14 studi
yang ditinjau yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran-ukuran pengetahuan
materi pelajaran dan kinerja guru.10
Seseorang yang berprofesi sebagai guru membutuhkan praktek mengajar yang cukup
untuk mempunyai kompetensi pedagogik dan kompetensi yang lain. Guru tidak bisa dibentuk
secara instan. Langkah-langkah pemerintah selama ini seperti sertifikasi, pelatihan dan lain
sebagainya belum membuahkan hasil yang memuaskan. Indikatornya bisa dilihat dari
kualitas pendidikan yang masih rendah.
Masalah tersebut sebenarnya juga tidak hanya terjadi di Indonesia saja, sebagai
pembanding di Amerika-pun juga terjadi masalah tentang guru. Di amerika pelatihan-
pelatihan kepada guru banak dilakukan. Mereka melakukan kerjasama dengan universitas-
universitas ternama yang terpercaya untuk meningkatkan kualitas guru.
7 Sudarman. Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2002)8
Nashrul, Profesi dan Keguruan, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014) hlm 48-49.9 Linda Darling Hammond, Teacher Quality…………..hlm 4.
10 Linda Darling Hammond, Teacher Quality…………..hlm 3.
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
6/7
Selain itu, pemerintah Amerika juga menaikkan gaji dalam upaya mendorong kualitas
guru. Tetapi hal tersebut tidak seluruhnya efektif di setiap Negara bagian, dikarenakan
masalah disetiap daerah berbeda dan perlu solusi yang berbeda pula.
Indonesia memeliki daerah yang sangat luas yang keadaan setiap daerahnya berbeda-
beda, baik dari segi ekomomi, demografi dan letak daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
sudah selayaknya diperlukan penanganan yang berbeda pula.
KESIMPULAN
Guru merupakan salah satu aspek penentu mutu pendidikan. Guru yang berkualitas
diharapkan mampu memperbaiki pendidikan di Indonesia. Empat kompetensi yang di
syaratkan oleh pemerintah kepada guru menurut penulis masih relevan, walaupun tidak bisa
dipenuhi oleh semua guru. Tetapi kebijakan pemerintah tersebut adalah sebuah harapan
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Seharusnya kebijakan pemerintah tersebut tidak disamakan kepada seluruh daerah
yang ada di Indonesia, melihat kondisi dan letak daerah yang bermacam-macam ditambah
kemampuan ekomomi yang beragam. Di dalam penelitian ini penulis memberikan beberapa
masukan terkait empat kompetensi tersebut:
1.
Pemerintah memperbanyak pelatihan dan kursus-kursus kepada guru untuk
meningkatkan penguasaan empat kompetensi dalam tataran aplikasi.2. Pemerintah membentuk badan akreditasi yang melibatkan perguruan tinggi-
perguruan tinggi yang dapat dipercaya.
3. Pemerintah membentuk pengawas independen kepada setiap badan pelatihan.
4. Pemerintah menerapkan sanksi dan hadiah kepada badan pelatihan untuk
meminimalisir penyelewengan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarman. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hammond, Linda Darling, 2000. Teacher Quality And Student Achievement: A Review Of
State Policy Evidence, ,. PDF.
Mudlofir, Ali, 2012. Pendidik Professional: Konsep, Strategi dan aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia., Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Nashrul, 2014. Profesi dan Keguruan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Supardi, 2014. Kinerja Guru, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
-
8/17/2019 Sugiharto_1520420019_Manajemen dan Kebijakanp Pendidikan MI.pdf
7/7
Supriadi, 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusantara.