Substansi Filsafat Ilmu

4
 Almasdi Syahza 2011 1 SUBSTANSI FILSAFAT SUBSTANSI FILSAFAT ILMU ILMU Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza, SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email : [email protected] [email protected] Website : http://almasdi.unri.ac.id  Hakikat Penalaran Hakikat Penalaran Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu ke-simpulan yang berupa pengetahuan menarik sesuatu ke-simpulan yang berupa pengetahuan Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak Sikap dan tindakannya yang bersumber pada Sikap dan tindakannya yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan l ewat kegiatan merasa pengetahuan yang didapatkan l ewat kegiatan merasa atau berpi atau berpik kir ir Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri mempunyai logika tersendiri Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran kebenaran

Transcript of Substansi Filsafat Ilmu

5/14/2018 Substansi Filsafat Ilmu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/substansi-filsafat-ilmu 1/4Almasdi Syahza 20111

SUBSTANSI FILSAFATSUBSTANSI FILSAFAT ILMUILMU

Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H.Prof. Dr. H. Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi  Almasdi Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza Syahza, SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP , SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan

Email : [email protected]

[email protected] : http://almasdi.unri.ac.id

Hakikat PenalaranHakikat Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalamPenalaran merupakan suatu proses berpikir dalammenarik sesuatu ke-simpulan yang berupa pengetahuanmenarik sesuatu ke-simpulan yang berupa pengetahuanManusia pada hakikatnya merupakan makhluk yangManusia pada hakikatnya merupakan makhluk yangberpikir, merasa, bersikap, dan bertindakberpikir, merasa, bersikap, dan bertindakSikap dan tindakannya yang bersumber padaSikap dan tindakannya yang bersumber pada

pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasapengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasaatau berpiatau berpikkirirPenalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkanPenalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkandengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan,dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan,meskipun seperti dikatakan Pascal, hati punmeskipun seperti dikatakan Pascal, hati punmempunyai logika tersendirimempunyai logika tersendiriMeskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semuaMeskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semuakegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalarankegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaranJadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yangJadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yangmempunyai karakteristik tertentu dalam menemukanmempunyai karakteristik tertentu dalam menemukankebenarankebenaran

5/14/2018 Substansi Filsafat Ilmu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/substansi-filsafat-ilmu 2/4Almasdi Syahza 20112

PenalaranPenalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikirPenalaran merupakan suatu proses berpikiryang membuahkan pengetahuanyang membuahkan pengetahuanAgar pengetahuan yang dihasilkan penalaranAgar pengetahuan yang dihasilkan penalaranitu mempunyai dasar kebenaran makaitu mempunyai dasar kebenaran makaproses berpikir itu harus dilakukan suatuproses berpikir itu harus dilakukan suatucara tertentucara tertentuSuatu penarikan kesimpulan baru dianggapSuatu penarikan kesimpulan baru dianggapsahihsahih (valid) (valid) kalau proses penarikankalau proses penarikankesimpulan tersebut dilakukan menurut carakesimpulan tersebut dilakukan menurut cara

tertentu tersebuttertentu tersebutCara penarikan kesimpulan ini disebutCara penarikan kesimpulan ini disebutlogika, di mana logika secara luas dapatlogika, di mana logika secara luas dapatdidefinisikan sebagai "pengkajian untukdidefinisikan sebagai "pengkajian untukberpikir secara sahihberpikir secara sahih

PenalaranPenalaran

Ada dua macam cara penarikan kesimpulan:Ada dua macam cara penarikan kesimpulan: –  –  logika induktiflogika induktif

 –  –  logika deduktiflogika deduktif

Logika induktif erat hubungannya denganLogika induktif erat hubungannya denganpenarikan kesimpulan dari kasuspenarikan kesimpulan dari kasus--kasuskasusindividual nyata menjadi kesimpulan yangindividual nyata menjadi kesimpulan yangbersifat umum.bersifat umum.

logika deduktif, yang membantu kita dalamlogika deduktif, yang membantu kita dalammenarik kesimpulan dari hal yang bersifatmenarik kesimpulan dari hal yang bersifatumum menjadi kasus yang bersifat individualumum menjadi kasus yang bersifat individual(khusus )(khusus )

5/14/2018 Substansi Filsafat Ilmu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/substansi-filsafat-ilmu 3/4Almasdi Syahza 20113

logika induktiflogika induktifInduksi Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarikmerupakan cara berpikir di mana ditariksuatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagaisuatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagaikasus yang bersifat individualkasus yang bersifat individualPenalaran secara induktif dimulai denganPenalaran secara induktif dimulai denganmengemukakan pernyataanmengemukakan pernyataan--pernyataan yangpernyataan yangmempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatasmempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatasdalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengandalam menyusun argumentasi yang diakhiri denganpernyataan yang bersifat umumpernyataan yang bersifat umumKatakanlah umpamanya kita mempunyai faktaKatakanlah umpamanya kita mempunyai faktabahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyaibahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyai

mata, demikian juga dengan singa, kucing, danmata, demikian juga dengan singa, kucing, danberbagai binatang lainnyaberbagai binatang lainnyaDari kenyataanDari kenyataan--kenyataan ini kita dapat menarikkenyataan ini kita dapat menarikkesimpulan yang bersifat umum yakni semuakesimpulan yang bersifat umum yakni semuabinatang mempunyai matabinatang mempunyai mata

Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinyaKesimpulan yang bersifat umum ini penting artinyasebab mempunyai dua keuntungan.sebab mempunyai dua keuntungan. –  –  Keuntungan yang pertama ialah bahwa pernyataan yangKeuntungan yang pertama ialah bahwa pernyataan yang

bersifat umum ini bersifatbersifat umum ini bersifat ekonomis.ekonomis. –  –  Keuntungan yang kedua adalah dimungkinkan prosesKeuntungan yang kedua adalah dimungkinkan proses

penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun secarapenalaran selanjutnya baik secara induktif maupun secaradeduktif.deduktif.

Secara induktif maka dari berbagai pernyataan yangSecara induktif maka dari berbagai pernyataan yangbersifat umum dapat disimpulkan pernyataan yangbersifat umum dapat disimpulkan pernyataan yangbersifat lebih umum lagi.bersifat lebih umum lagi.Umpamanya melanjutkan contoh kita terdahulu, dariUmpamanya melanjutkan contoh kita terdahulu, darikenyataan bahwa semua binatang mempunyai matakenyataan bahwa semua binatang mempunyai matadan semua manusia mempunyai mata, dapat ditarikdan semua manusia mempunyai mata, dapat ditarikkesimpulan bahwa semua makhluk mempunyaikesimpulan bahwa semua makhluk mempunyaimata.mata.

Penalaran seperti ini memungkinkan disusunnyaPenalaran seperti ini memungkinkan disusunnyapengetahuan secara sistematis yang mengarahpengetahuan secara sistematis yang mengarahkepada pernyataankepada pernyataan--per-nyataan yang makin lamaper-nyataan yang makin lamamakin bersifat fundamentalmakin bersifat fundamental

5/14/2018 Substansi Filsafat Ilmu - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/substansi-filsafat-ilmu 4/4Almasdi Syahza 20114

logika deduktiflogika deduktifPenalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yangPenalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yangsebaliknya dari penalaran induktif.sebaliknya dari penalaran induktif.Deduksi Deduksi adala cara berpikir di mana dari pernyataanadala cara berpikir di mana dari pernyataanyang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifatyang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifatkhusus.khusus.

Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanyaPenarikan kesimpulan secara deduktif biasanyamempergunakan pola berpikir yang dinamakanmempergunakan pola berpikir yang dinamakansilogismus.silogismus.

Silogismus Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dandisusun dari dua buah pernyataan dansebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukungsebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukungsilogismus ini disebut premis yang kemudian dapatsilogismus ini disebut premis yang kemudian dapat

dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapatKesimpulan merupakan pengetahuan yang didapatdari penalaran deduktif berdasarkan kedua premisdari penalaran deduktif berdasarkan kedua premistersebut.tersebut.

The EndThe End