Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia

54

description

Majalah Teknik Geologi

Transcript of Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia

Page 1: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 2: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 3: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 4: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 5: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 6: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 7: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 8: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 9: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 10: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 11: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 12: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 13: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 14: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 15: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 16: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 17: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 18: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 19: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 20: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 21: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 22: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 23: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 24: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 25: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 26: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 27: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 28: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 29: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 30: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 31: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 32: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 33: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 34: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 35: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 36: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 37: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 38: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 39: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 40: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 41: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 42: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 43: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia

Gambar 2. Terumbu karang di Indonesia (sumber: http://www.swintonfitzwilliam.org/?p=2804)

Gambar 2. Terumbu karang di Indonesia (sumber: http://www.swintonfitzwilliam.org/?p=2804)

41

geowisata

Terumbu karang dengan struktur alami dan nilai estetika yang tinggi ini memiliki berbagai manfaat. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies laut, termasuk bagi sejumlah spesies dengan nilai ekonomis tinggi. Terumbu karang juga menjadi gudang keanekaragaman hayati dikarenakan banyaknya makhluk hidup laut di terumbu karang (gambar 4). Hal ini menjadikanmenjadikan terumbu karang sebagai sumber penting berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi. Selain itu, terumbu karang memiliki sejumlah manfaat bagi manusia dalam berbagai aspek, antara lain ekonomi, social, dan budaya. Keberadaan terumbu karang dapat melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus. Selain itu, terumbu karangkarang yang merupakan habitat berbagai spesies laut menyebabkan terdapat banyak sumber daya berupa ikan yang dapat diambil oleh nelayan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Terumbu karang juga dapat menjadi laboratorium alami untuk pendidikan dan

penelitian.

Terumbu karang dengan struktur alami dan nilai estetika yang tinggi ini memiliki berbagai manfaat. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies laut, termasuk bagi sejumlah spesies dengan nilai ekonomis tinggi. Terumbu karang juga menjadi gudang keanekaragaman hayati dikarenakan banyaknya makhluk hidup laut di terumbu karang (gambar 4). Hal ini menjadikanmenjadikan terumbu karang sebagai sumber penting berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi. Selain itu, terumbu karang memiliki sejumlah manfaat bagi manusia dalam berbagai aspek, antara lain ekonomi, social, dan budaya. Keberadaan terumbu karang dapat melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus. Selain itu, terumbu karangkarang yang merupakan habitat berbagai spesies laut menyebabkan terdapat banyak sumber daya berupa ikan yang dapat diambil oleh nelayan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Terumbu karang juga dapat menjadi laboratorium alami untuk pendidikan dan

penelitian.

Page 44: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia

geowisata

42

Sayangnya, terumbu karang ternyata banyak sekali yang rusak. Berdasarkan data dari Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia atau Coral Reef Rehabilitation Management Program Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (COREMAP LIPI), hanya 6,83 persen dari 85.707 km2 terumbu karang yang ada di Indonesia berpredikat sangat baik (excellent) dan tersebar di 556 lokasi. Kerusakan yang ada menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem alami. SelainSelain itu, walaupun perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), namun, faktanya laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganan yang ada, khususnya di Indonesia.

Kerusakan terumbu karang yang memprihatinkan ini memerlukan peranan pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan peran penjagaan dan perlindungan bagi sumber daya alam ini. Pemerintah perlu mengawasi dan melarang secara tegas nelayan-nelayan dalam melakukan berbagai hal tidak bertanggung jawab terkait penangkapan ikan, serperti penangkapan ikan menggunakan pukat harimau, menggunakan bahan berbahaya yang dapat merusak terumbu karang, atau dengan pemboman.atau dengan pemboman.

Sayangnya, terumbu karang ternyata banyak sekali yang rusak. Berdasarkan data dari Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia atau Coral Reef Rehabilitation Management Program Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (COREMAP LIPI), hanya 6,83 persen dari 85.707 km2 terumbu karang yang ada di Indonesia berpredikat sangat baik (excellent) dan tersebar di 556 lokasi. Kerusakan yang ada menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem alami. SelainSelain itu, walaupun perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), namun, faktanya laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganan yang ada, khususnya di Indonesia.

Kerusakan terumbu karang yang memprihatinkan ini memerlukan peranan pemerintah dan masyarakat berkaitan dengan peran penjagaan dan perlindungan bagi sumber daya alam ini. Pemerintah perlu mengawasi dan melarang secara tegas nelayan-nelayan dalam melakukan berbagai hal tidak bertanggung jawab terkait penangkapan ikan, serperti penangkapan ikan menggunakan pukat harimau, menggunakan bahan berbahaya yang dapat merusak terumbu karang, atau dengan pemboman.atau dengan pemboman.

Gambar 3. Atol di Taman Nasional Takabonerate (sumber: http://id.wikipedia.org)Gambar 3. Atol di Taman Nasional Takabonerate (sumber: http://id.wikipedia.org)

Page 45: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 46: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 47: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 48: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 49: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 50: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 51: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 52: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 53: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia
Page 54: Suaragea 2015 vol. 1 : Kekayaan Maritim Indonesia