Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

54

description

Majalah informasi seputar Kodam XVII Cendrawasih

Transcript of Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Page 1: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009
Page 2: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009
Page 3: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Langkah Pangdam Menyikapi Situasi Yang Bekrembang di Papua Berbagai aksi teror di Papua merebak menjelang pemilu legislatif dan pasca pemilu legislatif

Seluruh prajurit Ksatria Pelindung Rakyat mengungkapkan kebanggaan mereka atas kepemimpinan Bapak Mayor Jenderal TNI A.Y Nasution, beliau dikenal sebagai Pangdam yang terbuka, konsekuen, teguh pendirian, selain sederhana dan jujur.

735/AVT Rimba, Dikota, Ralasuntai Bisa!!!!Sejarah terbentuknya Batalyon infanteri 753/AVT secara de vacto bisa dikatakan dimulai pada saat terbentuknya Satuan Infanteri di Singosari Malang yaitu Batalyon Cenderawasih oleh Pangdam VIII/Brawijaya, tanggal 17 Februari 1970.

Kita bangga menyebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Merauke sampai Sabang dan dari Miangas sampai Pulau Rote

Jayapura, (30/10) Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution beserta rombongan para Asisten dan Kabalakdam masing-masing beserta istri berkesempatan mengunjungi Pulau Asei, sebuah pulau kecil yang terletak di tengah danau sentani,

Pangdam Mendengar Masyarakat Kepulauan Mapia

Pangdam Kunjungi Masyarakat Dan Bermalam Di Pulau Asei

Bahaya!!! Bila TNI Tidak NetralSaat ini dan hari-hari mendatang seluruh bangsa Indonesia akan banyak perhatian, pikiran, dan tenaga yang tercurah pada pesta demokrasi lima tahunan, Pemilihan Umum 2009.

Road Show Pangdam Menembus Belantara Manokwari - SorongPangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI A.Y. Nasution, mendapat undangan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk mengikuti Road Show uji coba ruas jalan Manokwari-Sorong sepanjang 570 km,

Mengikuti kunjungan Pangdam XVII/Cenderawasih beserta staf ke Pulau Asei pada tangggal 30 Oktober 2009 Ketua Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih dan rombongan pengurus turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut dengan tujuan beranjangsana kepada masyarakat setempat, dan menikmati keindahan alam danau Sentani.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38º C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial.

Saat bicara tentang program pelangsingan, yang terbayang adalah menahan lapar dan olahraga keras. Adakah cara yang lebih ringan?

Berbagai komponen masyarakat bersama TNI, Senin (21/12) memperingati hari Infanteri dan hari Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berlangsung di lapangan Borarsi Manokwari.

Setiap Prajurit bebas memilih menjadi biasa atau luar biasa. menjadi biasa, sudah banyak dan mudah adanya.

Memotret Gotong Royong Melalui Bhakti TNI TerpaduKegiatan Bhakti TNI Terpadu adalah bentuk operasi militer selain perang (OMSP) yang termasuk bagian dari tugas pokok TNI.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memantapkan jati diri sebagai tentara profesional yang siap mengawal dan mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Brigif 20/IJK Garda Terdepan di Wikayah Paling TimurHamparan tanah dan belantara itu kini berubah menjadi markas TNI AD. Bangunannya tampak tertata rapi.

Peduli Persit Kck Daerah Xvii/Cenderawasih Di Pulau Asei

Kejang Demam

Trik Mengurangi Nasu Makan

Hari Trikora Kobarkan Semangat Persatuan

Catatan Kecil untuk Prestasi Besar Praka Tabernakel

Gelar Festival Budaya Danau Sentani

Memotret Gotong Royong Melalui Bhakti TNI Terpadu

Hut TNI Ke-64 di Jayapura

Mutiara Hikmah & Muhasabah Dari Sahabat-Sahabat

610

31

3234353740

42444648

14

16

18

24

26

29

Berita Utama

Selamat Jalan Pangdam

Pernik Unik

Solusi Sehat

Kesehatan Rohani

Prestasi

Bhakti TNI

Budaya

Galeri Kegiatan

Jangan Lupa SejarahGaris Depan

Profil Satuan

Patroli

Edisi Januari 2010Suara Cendrawasih

Page 4: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Pelindung : Pangdam XVII/Cendrawasih | Penasehat : Kasdam XVII/Cendrawasih, Irdam XVII/Cendrawasih, Asrendam XVII/Cendrawasih, Para Asisten Kasdam XVII/Cendrawasih | Pimpinan Umum/Penanggung Jawab: Kapendam XVII/Cendrawasih | Pimpinan Redaksi : Drs. SUsilo | Redaktur Pelaksana : Tri Ubaya, S.H | Anggota Redaksi : Tri Ubaya, S.H. Eko P.Amd, Darwansah S.E, Ari Wahyudi S.Kom | Sekertaris Redaksi : Eko Budi S, Yohanis | Bendahara : Basri Tangga, Made | Fotografer : Nius Sihotang, Arsyam, Rafiyudin, La Sabara | Sirkulasi : Made, Maryadi| Layout/Ba.Cetak : Hariyandi Rizal S.Kom, Eko Budi S, Rapiyudin, Yohanis

Alamat Redaksi : Pendam XVII/Cendrawasih d/a Makodam XVII/Cendrawasih, Jl. Polimak IV Jayapura - Papua Telp. (0967)533149, Faks. (0967)533149 E-mail. [email protected], [email protected]

Dari RedaksiPembaca yang budiman, baru beberapa hari ini kita memasuki tahun baru 2010, sebagaimana tahun yang berubah, tentu kita juga mengharapkan banyak perubahan pada diri kita , berubah pada peningkatan kualitas diri dalam mengemban tugas dan berubah menuju citra yang positif. Untuk itu segenap redaksi Suara Cenderawasih mengucapkan “SELAMAT TAHUN BARU 2010”.

Pembaca sekalian, kita berjumpa lagi dalam Suara Cenderawasih edisi Hari Trikora. Kemasan kita kali ini memang tidak berbeda dengan kemasan SC pada edisi sebelumnya, namun menurut hemat kami akan tetap menarik untuk disimak. Pemahaman kami sesungguhnya tetap mengikuti trend berita yang terus mengalir dilingkungan SC , dengan harapan dapat menghasilkan nilai tambah bagi pembaca dalam memperoleh informasi.

Dalam terbitan kali ini, SC memuat sejumlah rubrik. Laporan utama akan menyajikan langkah Panglima dalam menghadapi situasi yang berkembang di wilayah Papua pada tahun 2009, bahaya bila TNI tidak netral, kemudian tulisan menarik tentang momen kebangsaan hari Trikora di tanah Papua serta catatan khusus prajurit untuk Pangdam XVII/Cenderawasih yang akan melakukan serah terima jabatan.

Rubrik garis depan, pada edisi ini akan menampilkan Batalyon 753/AVT yang dengan segala kemampuan yang dimiliki berupaya menjadi garda terdepan mengawal NKRI di wilayah timur. Sementara untuk Brigif 20/IJK akan kami munculkan dalam profil satuan, dengan harapan pembaca yang budiman dapat mengenal lebih dekat Brigif yang baru 2 tahun keberadaannya ini.

Tentu saja masih ada rubrik menarik yang selalu rutin hadir dalam tiap penerbitan SC seperti, Road Show Pangdam menembus belantara Sorong-Manokwari, kunjungan ke Pulau Mapia Pulau terluar , kunjungan Ibu Ketua Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih ke Pulau Asei dan beberapa tulisan lainnya, semoga dapat menjadi bahan bacaan alternatif sidang pembaca disela-sela kesibukan tugas.

Selamat membaca, terimakasih.Redaksi

Page 5: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009
Page 6: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Kondisi yang demikian ternyata memunculkan gelombang negatif baru yaitu, Maraknya tudingan negatif dari pihak-pihak tertentu yang menyatakan terjadinya aksi-aksi teror dan beberapa peristiwa yang terjadi di Papua akhir-akhir ini merupakan rekayasa TNI.

Mensikapi kondisi yang secara tendensius memojokkan TNI tersebut maka Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution, mengambil langkah simpatik dengan mengajak dialog yang dikemas dalam acara silaturahmi dengan seluruh tokoh-tokoh adat dan masyarakat dari berbagai suku nusantara di Jayapura, Kamis 16 April 2009.

Pangdam menyatakan, komunikasi merupakan jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan berbagai masalah di tengah masyarakat, menyusul terjadinya beragam peristiwa yang terjadi di beberapa daerah di Papua.

Menurutnya, situasi yang tidak kondusif di Papua, berkaitan dengan penyerangan markas kepolisian, peristiwa pembunuhan warga sipil dan pengrusakan fasilitas umum beberapa waktu lalu, telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Pangdam menyayangkan terjadinya hal tersebut karena peristiwa-peristiwa ini berawal dari adanya isu dan teror yang menyebar di masyarakat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Isu-isu yang meresahkan sengaja disebar dengan tujuan agar masyarakat makin percaya terhadap hal-hal yang tidak benar sementara di pihak lain, teror secara simultan juga telah ditebar untuk melahirkan ketakutan di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, Pangdam menegaskan agar seluruh lapisan masyarakat agar tidak mudah percaya

Berbagai aksi teror di Papua merebak menjelang pemilu legislatif dan pasca pemilu legislatif. Ancaman peledakan Bom , pembakaran gedung Rektorat Uncen, penikaman dan tindakan kekerasan terhadap warga sipil sampai dengan penyerangan Polsek Abepura adalah aksi nyata dari pihak perusuh.

Berita Utama

6 Suara Cendrawasih

Page 7: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

dan tidak ikut larut dalam p e n y e b a r a n isu-isu yang tidak terbukti kebenarannya t e r s e b u t . ”Ke tua -ke tua suku, Kepala p a g u y u b a n dan tokoh-tokoh pemuda m e m i l i k i peran yang strategis untuk menenangkan m a s y a r a k a t , d e n g a n d e m i k i a n , s u a s a n a keamanan yang kondusif dapat senantiasa di pertahankan”.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa urusan keamanan bukan hanya merupakan tugas Polisi dan TNI, melainkan tanggung jawab seluruh

elemen masyarakat, termasuk para pemimpin-pemimpin daerah. “Semua pihak harus mengambil peran sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta harus saling mendukung, selain itu, komunikasi dan dialog antara masyarakat dengan elit birokrasi, termasuk aparat keamanan harus terjalin harmonis agar terbangun sikap saling percaya dan memahami satu sama lain”.

Sejauh ini, Papua berada

dalam kondisi tertib sipil sehingga tugas keamanan ada pada pihak kepolisian dan dapat dikendalikan. Adapun TNI, berada pada posisi yang siap membantu

dan memberi dukungan kepada polisi dan masyarakat jika sewaktu-waktu dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Sementara itu Yulianus Warobay kepala suku Yapen barat yang ikut hadir pada acara tersebut menyatakan forum silaturahmi ini sangat tepat dilakukan untuk menyamakan persepsi dalam menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan di tanah Papua dan hendaknya segara dilanjutkan dengan langkah konkret. Senada dengan Yulianus, Ayombai Wamea tokoh adat dan juga seorang Pendeta menyebutkan, Sekarang tujuannya untuk menyamakan visi dan persepsi, mudah-mudahan kita tidak hanya berbicara, tapi bisa menyatakan sikap atau bisa segera melakukan tindakan untuk meringankan beban masyarakat.

Banyak kalangan menilai pertemuan rutin seperti ini mengisyaratkan adanya kemauan baik dari semua pihak untuk merapatkan barisan.

Ke depan, peserta forum

urusan keamanan bukan hanya merupakan tugas Polisi dan TNI, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk para pemimpin-pemimpin daerah. “Semua pihak harus mengambil peran sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki serta harus saling mendukung, selain itu, komunikasi dan dialog antara masyarakat dengan elit birokrasi, termasuk aparat keamanan harus terjalin harmonis agar terbangun sikap saling percaya dan memahami satu sama lain”.

Langkah Pangdam

7Bersama Membangun Papua

Page 8: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

silaturahmi hendaknya diluaskan dengan mengikutsertakan banyak pihak.

Menindak lanjuti silaturahmi tersebut, empat hari berikutnya Pangdam juga menggelar silaturahmi bersama para pengacara dan pimpinan LSM di kediaman Pangdam XVII/Cenderawasih Dok V Atas Jayapura, Senin (20/4). Tampak hadir dalam pertemuan ini, sejumlah pengacara beken dan pimpinan LSM seperti Pieter Ell, SH., Paskalis Letsoin, SH., Anum Siregar, SH., Ketua ICS Papua Budi Setyanto, SH., Koordinator Kontras Papua Johanes Heri Maturbong,

SH. Dan Foker LSM Papua Septer Manufandu, SH.

Tampilan TNI khususnya Kodam saat ini sudah berubah. TNI sebagai Ksatria Pelindung Rakyat, dalam tugas sehari-hari yang dilakukan TNI adalah melindungi dan membantu rakyat. Dikatakan, sebagai pimpinan Kodam, langkah-langkah pertama yang dilakukannya pada saat baru menjabat adalah lebih banyak ke dalam yakni memberikan pembinaan

kepada prajurit. Karena itu, jika ada isu-isu yang berkembang bahwa TNI melakukan rekayasa, sama sekali tidak benar dan tidak berdasar.

Pangdam menjelaskan, masyarakat atau siapa saja dalam memandang TNI jangan hanya melihat TNI masa lalunya saja. Memang diakui, TNI masa lalu penampilannya terkesan lebih mengedepankan pendekatan-pendekatan represif dari pada pendekatan persuasif. Apalagi untuk memahami TNI yang sudah jelas-jelas berubah penampilannya butuh proses dan waktu yang lama. Namun, yang terpenting bahwa TNI sekarang ini

sudah memposisikan dirinya sebagai pelindung rakyat.

Disinggung mengapa TNI tidak ikut bergerak dalam mengatasi peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Papua, menurut Pangdam, hal itu bukan kapasitas TNI. Sebab, selama situasi wilayah masih dalam kondisi tertib sipil, maka Polri yanhg berperan untuk mengatasinya. Sedangkan posisi TNI ada di belakang Polri dan siap bergerak sewaktu-waktu jika diminta bantuan

Polri.”Jika ada anggapan bahwa

TNI hanya diam saja, memang itu bukan kapasitas TNI untuk turun atau

bergerak. TNI akan bergerak jika eskalasi ancamannya sudah masuk darurat militer. Jika eskalasinya sudah masuk tahap ini, TNI tidak dimintapun sudah bergerak dengan sendirinya. Tapi tentu saja kondisi ini tidak kita kehendaki bersama.” jelasnya.

Soal keberadaan TPM/OPM yang dinilai hanya sebuah stigma/rekayasa TNI belaka, menurut Pangdam menganggap itu bukan rekayasa tapi memang kelompok tersebut ada. Bahkan pihaknya memiliki data-data setiap kelompok dari mereka. Untuk memastikan data dan fakta, para pengacara dan pimpinan LSM yang hadir langsung diperlihatkan sebuah video yang menggambarkan kekuatan TPN/

OPM lengkap dengan senjata api laras panjang diduga pimpinan Guliat Tabuni. Dari gambaran Video tersebut Pangdam mempersilahkan semua pihak yang hadir untuk menilai sendiri ”Apakah itu gambar kegiatan Pramuka atau kegiatan OPM? Yang langsung disambut senyum dan tawa` para undangan.

Kendati kekuatan mereka itu ada, namun kata Pangdam, pendekatan yang dilakukan TNI untuk melemahkan

”Jika ada anggapan bahwa TNI hanya diam saja, memang itu bukan kapasitas TNI untuk turun atau bergerak. TNI akan bergerak jika eskalasi ancamannya sudah masuk darurat militer. Jika eskalasinya sudah masuk tahap ini, TNI tidak dimintapun sudah bergerak dengan sendirinya. Tapi tentu saja kondisi ini tidak kita kehendaki bersama.”

Berita Utama

8 Suara Cendrawasih

Page 9: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

kekuatan mereka bukan dengan senjata, tapi dengan pendekatan persuasif serta membangun komunikasi sosial yang baik.

”Jadi sasaran tembak kita bukan menggunakan peluru tapi target yang kita tembak adalah hati dan pikiran mereka. Terlepas mereka ini memiliki senjata, tapi mereka ini juga termasuk saudara-saudara sesama anak bangsa yang masih memiliki perbedaan pandangan. Sehingga tugas kita adalah berupaya menyadarkan mereka agar bisa kembali menjadi warga masyarakat biasa untuk membangun daerahnya sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu menjawab pertanyaan Paskalis Letsoin terkait banyaknya anggota intelijen di Papua, menurut Pangdam, itu bukan kewenangan atau dibawah kendali Kodam. Sebab, Kodam hanya mengendalikan anggota TNI penugasan dari luar Papua yang bertugas menjaga wilayah perbatasan RI-PNG.

Sedangkan mengenai keberadaan intelijen di Papua, itu menjadi kewenangan atau kendali Wakil Gubernur Papua Alex Hesegem, S.H, sebagai Koordinator Komunitas Intelijen Daerah (Komda) di Papua. Jadi perlu dipahami bahwa, pimpinan intelijen di Papua ini bukan lagi dikendalikan TNI, tapi langsung dibawah dipimpin langsung Wagub, sehingga setiap ada laporan-laporan atau kejadian di

daerah, koordinasinya langsung ke Wagub.

Bagaimana dengan masih adanya pendekatan militerisme dalam menyelesaikan suatu masalah seperti diutarakan Koordinator Kontras Papua Johanes Heri Maturbong. Pangdam menjelaskan bahwa, sebenarnya tidak ada bentuk militerisme di Papua. Karena itu Pangdam mengaku bingung

dengan penyebutan militerisme tersebut.

Kalaupun di Papua terdapat Pasukan TNI dari luar Papua, itu dalam rangka mengemban tugas negara menjaga keamanan di wilayah perbatasan. Sebab, sepanjuang wilayah perbatasan RI-PNG terdapat lebih dari 100 pos yang terbentang dari Utara – Selatan. Untuk menjaga pos-pos itu, maka dibutuhkan bantuan personel dari luar Papua, sebab anggota Kodam jumlahnya sangat terbatas.

”Jadi kalau ada pasukan TNI

dari luar tiba di Jayapura, ini bukan penambahan pasukan tapi pergantian pasukan. Sebab, setiap setahun sekali pasukan yang bertugas di perbatasan ini ada pergantian mereka agar tidak jenuh,” ungkapnya.

Sedangkan harapan Pieter Ell, SH., agar intelijen TNI/Polri ikut berperan dalam mengatasi aksi-aksi teror, menurut Pangdam, soal teror TNI lebih

mengedepankan Polri. TNI tidak bisa melangkah jika Polri tidak memintanya. TNI bergerak tetap mengikuti aturan dan prosedur yang ada, sehingga tidak bisa seenaknya bergerak. Sekalipun ada anggota TNI sudah menjadi korban oleh kelompok TPN/OPM, tapi TNI tidak mempunyai kapasitas untuk memburu atau mengejarnya.

Dalam kesempatan ini juga, Pangdam memberikan sebuah cinderamata kepada para pengacara dan pimpinan LSM berupa jaket Ksatria Pelindung Rakyat.(tu)

”Jadi sasaran tembak kita bukan menggunakan peluru tapi target yang kita tembak adalah hati dan pikiran mereka. Terlepas mereka ini memiliki senjata, tapi mereka ini juga termasuk saudara-saudara sesama anak bangsa yang masih memiliki perbedaan pandangan. Sehingga tugas kita adalah berupaya menyadarkan mereka agar bisa kembali menjadi warga masyarakat biasa untuk membangun daerahnya sendiri,”

Langkah Pangdam

9Bersama Membangun Papua

Page 10: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Kemenangan sebuah Partai, kemenangan seorang kandidat berarti kekalahan partai lain ataupun kandidat lain. Oleh karenanya, Pemilu sebagai sebuah arena lomba dan tanding mempunyai konsekwensi dengan munculnya usaha untuk mengunggulkan diri sendiri sambil menjatuhkan lawan dengan cara masing-masing. Sehingga sudah sepantasnya, semua pihak berkewajiban untuk menjaga agar suasana lomba dan tanding berjalan sesuai aturan, selain diperlukan aturan main yang jelas, yang tidak kalah pentingnya adalah tanggungjawab pengurus , anggota dan simpatisan

partai, para kandidat, netralitas Bawaslu, KPU, dan tentu saja Netralitas TNI dalam proses Pemilu ini.

Kondisi ideal di atas barangkali masih harus kita perjuangkan bersama. Demokrasi sebagai kata kunci kesuksesan, dan penerimaan pihak-pihak yang kalah dalam proses lomba dan tanding di arena Pemilu sebagaimana digambarkan itu, tampaknya masih jauh panggang dari api. Demokrasi kita ibarat masih baru mulai bangun dari tidur, masih memasuki tahap ingin segera bangkit untuk beraktifitas atau mau melanjutkan tidur untuk melanjutkan mimpi yang

Opini yang normal warga dunia sependapat bahwa Pemilu merupakan wahana yang sehat bagi proses demokrasi. Di belahan dunia manapun, Pemilu pada hakikatnya adalah proses tanding dan lomba dari berbagai elemen partai dan simpatisannya untuk mencapai kemenangan, jadi jelas bahwa menang dan kalah adalah sebuah keniscayaan.

Berita Utama

10 Suara Cendrawasih

masih panjang. Dan moment antara tidur dan bangun tentu mengandung risiko berupa tarik ulur dalam diskusi dibenak kita, apakah kita bangun lalu beraktifitas melanjutkan tanggungjawab hidup, ataukah kita kalah dalam bargaining dengan rasa mengantuk yang masih menebal di mata dan otak kita, lalu kita merebahkan badan kembali dan pulas melanjutkan tidur.

TNI dan mesin suaraKita sepakat bahwa TNI tidak boleh

berpolitik praktis. Akan tetapi, TNI harus mengerti dan memahami dinamika kehidupan politik praktis di Indonesia. TNI harus cerdas dalam memahami politik, sebab hal itu berkaitan erat dengan tugas utamanya dalam pertahanan negara. Depolitisasi TNI tidak berarti bahwa TNI tidak tahu politik dan tidak mengerti dinamika politik yang terjadi di negara ini, karena bila buta politik, TNI akhirnya akan kesulitan dalam menakar apakah situasi yang berkembang berkategori mengancam keselamatan bangsa dan negara ataukah tidak. Kita dapat membayangkan bersama akibat ketidak-mauannya atau akibat ketidak mampuan TNI dalam “PKT/PKM” diranah politik praktis tersebut, jawaban dari bayangan dimaksud adalah TNI jelas akan salah dalam mempersepsikan dan tidak akurat dalam mengkalkulasi situasi dan kondisi yang berkembang. Sehingga, akibat yang lebih fatal lagi, TNI gagal dalam mengantisipasi perkembangan situasi dan muaranya adalah gagal dalam mengemban tugas pokok. Oleh karenanya, anggota TNI, terutama para Perwira TNI, sudah seharusnya mengerti dan memahami dinamika dan perkembangan politik praktis di tanah air. TNI sepatutnya tidak phobi politik hanya karena adanya stigma TNI di masa lalu yang kelam karena memang ada yang keliru dalam langkah perjalanannya.

Beberapa bulan yang lalu, seiring dengan mendekatnya masa Pemilu maka kita semakin sering merasaka nuansa-nuansa tarik menarik TNI yang entah disengaja ataupun tidak disengaja oleh para peserta Pemilu.

Oleh : Mayor Inf Tri Ubaya, S.H.

Page 11: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

semua pihak tetap konsisten dengan proses demokratisasi, oleh karenanya kita perlu mendorong seluruh kontestan Pemilu untuk turut menjaga keutuhan iman TNI dalam netralitas dan tetap dengan iklas membiarkan TNI pada posisi sesuai peran dan tugasnya. Karena sesungguhnya hanya dengan TNI yang netral dan kuat secara institusi, keutuhan bangsa dapat terjaga. Dan sesungguhnya saat-saat seperti sekarang ini kedewasaan, kebijaksanaan, kearifan semua elemen

anak bangsa dan pelaku politik benar-benar sedang diuji. Semoga menghadapi ujian tersebut, bangsa yang besar ini dapat lulus sehingga Pemilu tahun 2009 dapat berlangsung sukses untuk mengantar bangsa Indonesia mencapai tujuan nasionalnya.

Bahaya bila TNI tidak netralBeberapa kalangan menilai,

sesungguhnya hak pilih anggota TNI dilindungi oleh UUD 1945. Mereka sepakat perlunya hak pilih anggota TNI diberikan karena sebagai warga negara, anggota TNI juga memiliki hak untuk menyuarakan aspirasinya. Dan, hak yang sudah melekat itu tidak bisa dibatasi hanya karena alasan profesi. Sebagai negara demokrasi, adalah kesalahan besar bila masih menerapkan diskriminasi. Dan, jika ada pembatasan ataupun diskriminasi dalam penerapan terhadap hak memilih ini,

Kondisi yang demikian tersebut sungguh membuat kita sangat prihatin justru disaat TNI bertekad untuk komit menjalankan agenda reformasi. Padahal, dalam konteks reformasi TNI di bidang perpolitikan, netralitas TNI harus dilihat sebagai bagian kebijakan menyeluruh reformasi TNI yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu, termasuk di dalamnya keluarnya TNI dari keanggotaan di DPR dan MPR.

Ditengah gencarnya upaya melibatkan TNI dalam ranah politik,

Tentara Nasional Indonesia juga gencar menggariskan kebijakan untuk memberi bantuan maksimal kepada semua pihak, guna lancar dan amannya penyelenggaraan Pemilu dan menjaga netralitasnya kepada semua pihak. Secara spesifik Implementasi kebijakan dalam turut menyukseskan Pemilu ini diwujudkan dengan sikap dan tindakan netral TNI.

Pertama, Mengamankan Pemilu 2009 sesuai tugas dan fungsi bantuan TNI kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Kedua, Netralitas ditunjukkan dengan sikap tidak memihak dan tidak memberi dukungan kepada kontestan Pemilu dan pilkada mana pun.

Ketiga, Satuan/perorangan dan fasilitas TNI tidak boleh dilibatkan atau digunakan untuk memberi dukungan pada kontestan Pemilu dan pilkada di semua tahapan dalam bentuk apa pun di luar tugas dan fungsi perbantuan TNI.

Keempat, Prajurit TNI tidak menggunakan hak pilihnya baik dalam Pemilu maupun pilkada.

Kelima, Khusus bagi anggota TNI (istri/suami/anak anggota TNI)

ditekankan untuk menggunakan hak pilihnya yang merupakan hak individu selaku warga negara, dan karena merupakan hak individu selaku warga negara, institusi atau satuan di lingkungan TNI dilarang memberi arahan dalam menentukan pelaksanaan hak pilih itu.

Kita dapat mencermati bersama, deretan kalimat-kalimat diatas jelas tidak menyediakan ruang sedikitpun bagi seluruh prajurit TNI, untuk memanfaatkan posisi dan kedudukannya bagi agenda

politik tertentu. Demikian juga tidak membangun ruang dan kesempatan bagi partai politik kontestan Pemilu, anggota partai, partisipan maupun kandidat untuk memanfaatkan Individu, satuan, fasilitas maupun institusi TNI untuk kegiatan Pemilu.

Adalah sebuah kenyataan bahwa, TNI secara politik masih amat sangat berpotensi, dan untuk itulah maka sangat diperhitungkan dalam kalkulasi sebagai mesin penghasil suara. Hitung-hitung kasar kita, bila sekarang jumlah anggota TNI sekitar 400.000 tentu kita dapat memperkirakan bahwa seorang prajurit TNI bisa memengaruhi pemilih di lingkungan keluarga besar TNI yang menggunakan hak pilih, baik Orang tua, keluarganya, anak, mertua, istri, purnawirawan, veteran maupun lainnya. Belum lagi sistem Komando yang kuat dalam lingkup TNI. Bisa jadi, TNI nantinya dijadikan sebagai alat mobilisasi massa untuk mengumpulkan suara. Dengan kenyataan yang demikian, maka sudah sepantasnyalah dimata Parpol dan Kandidat Pemilu, TNI bak mesin penghasil suara yang sangat pantas untuk ditarik tarik.

Namun demikian hendaknya,

Adalah sebuah kenyataan bahwa, TNI secara politik masih amat sangat berpotensi, dan untuk itulah maka sangat diperhitungkan dalam kalkulasi sebagai mesin penghasil suara. Hitung-hitung kasar kita, bila sekarang jumlah anggota TNI sekitar 400.000 tentu kita dapat memperkirakan bahwa seorang prajurit TNI bisa memengaruhi pemilih di lingkungan keluarga besar TNI yang menggunakan hak pilih, baik Orang tua, keluarganya, anak, mertua, istri, purnawirawan, veteran maupun lainnya.

Bahaya Bila TNI Tidak Netral

11Bersama Membangun Papua

Page 12: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

berarti ada pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM). Oleh karenanya jangan sampai menghilangkan atas dasar apapun hak orang lain, termasuk didalamnya hak anggota TNI untuk memilih dan dipilih dalam Pemilu. Karena siapa pun, apapun profesinya, sebagai warga negara, seharusnya diberikan kesempatan untuk bisa menentukan siapa yang akan memimpin negerinya..

Sementara beberapa kalangan lainnya justru merasa khawatir, ketika hak pilih anggota TNI dikembalikan, mereka menganggap nantinya TNI akan kembali lagi ke dunia politik. Implikasinya, TNI akan berperan ganda seperti di masa lalu. Lebih jauh lagi anggapan mereka, TNI ditakutkan hanya akan menjadi alat kekuasaan guna melanggengkan jabatan penguasa.

Setuju atau tidak setuju terhadap pengunaan hak pilih TNI adalah sah dalam bingkai negara demokrasi. Tetapi, mengapa penggunaan hak pilih TNI ini sebegitu menarik didiskusikan dalam peta politik Indonesia, padahal secara fisik sebenarnya jumlah anggota TNI sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah pemilih yang lain.

Personil TNI berjumlah sekitar 400.000 orang. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pemilih pada Pemilu 2009. Komisi Pemilihan Umum menetapkan jumlah pemilih untuk Pemilu 2009 sebesar 171.068.667 orang. Jumlah itu berasal dari pemilih dalam negeri dari 33 provinsi sebesar 169.558.775 orang dan pemilih luar negeri dari 117 perwakilan Indonesia di luar negeri sebanyak 1.509.892. Sebenarnya bila dihitung secara matematis jumlah anggota TNI secara keseluruhan dibanding seluruh jumlah pemilih hanya 0.23 %

Sesungguhnya dengan angka prosentase yang demikian kecil, Lalu dihadapkan dengan Pemilu, seberapa besarkah dampak bila TNI tidak netral dalam Pemilu?

Mengamankan Pemilu 2009 sesuai tugas dan fungsi bantuan TNI kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu tugas TNI. Kita pahami bahwa fungsi pengamanan adalah sangat urgen jika dihadapkan dengan keberhasilan suatu kegiatan, karena tidak ada suatu kegiatan apapun dapat berjalan dengan lancar manakala keamanan terganggu. Lalu marilah kita lihat seberapa besar bahaya yang ditimbulkan apabila TNI tidak netral.

Sudah dapat ditebak bila kontestan Pemilu akan menggunakan segala cara untuk memperebutkan suara TNI. Sungguh nanti akan tersaji pemandangan yang spektakuler, aneh

sekaligus memprihatinkan. Kita akan dapat melihat di tiap-tiap satuan atribut, bendera partai berkibar diantara umbul-umbul kebanggaan satuan, kita juga akan dapat melihat foto-foto caleg akan menempel diruang-ruang komandan dan staf sejajar dengan deretan foto-foto komandan. Juga nanti akan terjadi asrama tentara, perumahan tentara, Markas Komando dijadikan tempat kampanye. Muara dari semua itu adalah masing-masing personel, masing masing satuan akan mengusung partai dan calon sesuai kepentingan masing-masing. Politik uang akan masuk kesendi sendi kehidupan prajurit, para pemimpin partai akan berebut mempengaruhi para Komandan-komandan satuan, karena mereka percaya melalui jalur Komando setiap jajaran dibawahnya akan bergerak sesuai keinginan Komando. Sementara beberapa partai yang gagal menembus

jalur Komando akan berusaha mempengaruhi orang perorang, dengan berbagai tawaran-tawaran mulai dari uang sampai berbagai macam fasilitas dan barang. Dan disinilah akan dimulai episode benturan antara komadan dan bawahan, antara kesatuan dengan kesatuan, antara korp satu dan korp lainnya, karena sebab uang yang bermuatan kepentingan partai. Sungguh episode yang sangat mengerikan ketika personel dan kesatuan TNI merasa harus memaksakan kehendaknya atas nama kepentingan partai, sudah dapat ditebak, gesekan-gesekan yang terjadi pasti akan mengarah pada penggunaan kekuatan(senjata) yang ada pada personel maupun satuan.

Kita kadangkala masih melihat terjadinya benturan diantara prajurit, ketika dikompetisikan dalam berbagai lomba dan tanding dalam rangka ulang tahun satuan, mulai dari tingkat Peleton, Kompi, Batalyon bahkan antar Kotama. Bermula dari saling ejek menggunggulkan timnya dan menjatuhkan mental tim lawan, yang pada akhirnya sering berujung pada tawur antar prajurit dilapangan. Hal demikian terjadi disebabkan hanya karena faktor yang remeh, sepele dan pemahaman yang sempit terhadap jiwa korsa, terlalu berlebihan dalam memandang korpnya sehingga mereka sampai rela mengorbankan soliditas dan melanggar sportifitas. Lalu apa jadinya bila setiap korp, kesatuan menjadi pendukung partai yang berbeda-beda. Misalkan, Infanteri memilih partai “Bodrek”, Artileri mendukung Partai “Timah”, Kavaleri simpatisan partai “kayu laut”, Kodam ABC memobilisir jajarannya untuk memilih partai “Kacang Goreng”. Berbanding lurus dengan kondisi tersebut, infiltrasi partai ke lembaga pendidikan juga akan dapat memasukkan doktrin-doktrin dalam kurikulum lemdik, sehingga tidak heran bila nantinya lemdik infanteri akan memasukan doktrin partai “Bodrek” dalam materi pelajaran, demikian pula Lemdik korp yang lainnya juga akan memuat doktrin pada mata pelajaran sesuai partai yang diusung.

Berdasar pengalaman keseharian dalam lingkup TNI sendiri ketika para prajurit dikompetisikan dalam ajang lomba dan tanding saat HUT satuan seperti yang digambarkan diatas, dihadapkan dengan kedewasaan prajurit dalam mensikapi jiwa korsa dan sportifitas. Maka, kita tentu dapat menakar sendiri bahwa TNI akan menghadapi kesulitan yang amat besar bila TNI memposisikan pada jalur “Bebas berpartai” atau tidak netral, karena

beberapa kalangan merasa khawatir, ketika

hak pilih anggota TNI dikembalikan, mereka menganggap nantinya

TNI akan kembali lagi ke dunia politik.

Implikasinya, TNI akan berperan ganda seperti

di masa lalu. Lebih jauh lagi anggapan

mereka, TNI ditakutkan hanya akan menjadi alat kekuasaan guna

melanggengkan jabatan penguasa.

Berita Utama

12 Suara Cendrawasih

Page 13: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

jelas akan terjadi disintegrasi ditubuh TNI. Kita TNI, tahu apa kemampuan dan batas kemampuan sendiri, jadi bukan orang lain, bukan partai, bukan pengamat militer atau politisi. Sekali lagi yang tahu kita adalah kita.

Memang jika dilihat dari sejarah panjang perjalanan TNI dalam ranah politik di negeri kita, sejarah tersebut telah memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga yaitu”Perjalanan politik yang patut disesalkan”. Sadar atau tidak, pada masa lalu TNI telah menjadi alat yang efektif bagi penguasa. Oleh karenanya pengalaman tersebut telah menjadi landasan berpijak mengapa TNI tidak menggunakan hak memilih dan dipilih dalam Pemilu. Adalah bijaksana bila semua pihak memberikan ruang dan waktu agar TNI berkonsentrasi pada tugas dan fungsinya dalam pertahanan negara. Buang jauh-jauh kehendak untuk menyeret TNI dalam wilayah politik. Hal tersebut juga telah menjadi semangat reformasi internal yang tertuang dalam Paradigma Baru Peran TNI yang ditandatangani Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada 5 Oktober 1998 .

Komitmen untuk mereformasi diri tersebut tertuang pula pada Tap MPR RI No VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri, dan Tap MPR RI N VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Peran Polri. Dan, dikukuhkan kembali melalui UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam kedua Tap MPR ini, TNI bertekad akan menjadi alat pertahanan yang profesional dan menarik diri dari panggung politik. Bahkan sebagai konsekuensinya, TNI

harus melepaskan keanggotaannya di DPR dan MPR sesuai amanat Tap MPR RI No VII/MPR/2000. Sementara dalam UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyebutkan, kewenangan TNI, antara lain, mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

Oleh karenanya “Netralitas TNI adalah harga mati” dan sudah sesuai dengan UU RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI pasal 39 berbunyi “Prajurit TNI dilarang terlibat dalam: (1) kegiatan menjadi anggota partai politik. (2) kegiatan politik praktis. (3) kegiatan bisnis, dan (4) kegiatan untuk dipilih menjadi anggota legislatif dalam pemilihan umum dan jabatan politis lainnya”. Dalam pasal ini lebih menekankan agar TNI tidak melakukan kegiatan politik praktis dan tetap teguh menjaga netralitasnya di bidang politik.

Akhirnya adalah bijak bila kita taat pada aturan, dan tetap menggelorakan semangat pengabdian pada rakyat dan negara. Inilah beberapa pesan dari Jenderal Besar Soedirman yang perlu kita renungkan kembali dan kita jadikan

bahan renungan untuk menghadapi situasi perkembangan saat ini. Pesan-pesan ini seakan tak pernah lapuk dimakan umur, namun selalu aktual dalam setiap perkembangan jaman.

“Janganlah mudah tergelincir dalam saat yang akan menentukan nasib bangsa dan negara kita, seperti yang kita hadapi pada dewasa ini, fitnah yang besar atau halus, tipu muslihat yang keras atau yang lemah, provokator yang tampak atau sembunyi, semua itu insya Allah dapat kita lalui dengan selamat, kalau saja kita tetap awas dan waspada, memegang teguh pendirian cita-cita, sebagai patriot Indonesia yang sejati”.

“Dalam menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga tetap jangan lengah, karena kelengahan dapat menyebabkan kelemahan, kelemahan menyebabkan kekalahan, kekalahan berarti penderitaan. Insyaf, percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu negara dan bangsa, yang didirikan di atas korban harta benda dan jiwa raga, dari rakyat dan bangsanya itu, insya Allah tidak akan dapat dilenyapkan manusia siapa pun juga”.

Jayalah TNI!!!!Penulis adalah Kasi Lisainfo Pendam XVII/Cenderawasih

Adalah bijaksana bila semua pihak memberikan ruang dan waktu agar TNI berkonsentrasi pada tugas dan fungsinya dalam pertahanan negara. Buang jauh-jauh kehendak untuk menyeret TNI

dalam wilayah politik.

Bahaya Bila TNI Tidak Netral

13Bersama Membangun Papua

Page 14: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Berita Utama

14 Suara Cendrawasih

Selama tiga tahun, 2006-2009, Direktorat Jenderal Bina Marga beserta Dinas Pekerjaan Umum Papua Barat bekerja keras membuka isolasi akses darat Manokwari-Sorong yang masih terpisah jarak 570 kilometer hutan perawan. Karena itu tak heran, warga di tiap kampung di pedalaman pun larut menyambut gembira ketersediaan alternatif transportasi ini.

Kalau memang sudah terhubung, ini merupakan terobosan yang sangat bagus dari Pemerintah Provinsi Papua Barat di bawah Gubernur Bram Atururi.’’Baguslah, makanya saya sangat senang dan ingin melihat langsung,’’ujar Pangdam menjawab pertanyaan Suara Cenderawasih,Selasa (13/10). Terhubungnya ruas Manokwari-Sorong menurut Pangdam akan sangat berdampak luas bagi pembangunan di daerah ini. Tidak hanya sekadar memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka isolasi daerah, namun lebih dari itu, terkait pula dengan masalah keamanan. ‘’Akan ada kaitannya dengan kesejahteraan dan keamanan. Makanya, saya ingin melihat secara langsung bersama

rombongan gubernur,’’kata Pangdam. Pangdam mengaku sangat senang bila semua kabupaten di Papua ini dapat dihubungkan dengan transportasi darat. Bahkan, jajaran Kodam XVII/Cenderawasih sempat dilibatkan dalam pembukaan Jalan Jayapura-Wamena.’’Peledakan gunung-gunung untuk buka jalan Jayapura-Wamena itu kita yang ledakkan. Jadi, pada dasarnya TNI siap membangun daerah bila diperlukan, khususnya untuk membuka daerah yang terisolir,’’tuturnya.

Berikut adalah catatan perjalanan wartawan Suara Cenderawasih Sersan Ketut dan PNS Sihotang ketika mengikuti Road Show Pangdam XVII/Cenderawasih. Rombongan Road Show dipimpin Gubernur Papua Barat, Bram Atururi dilepas, dengan start dari halaman kantor Gubernur, Selasa (13/10) tepat pukul 07.00 Wit. melewati rute Manokwari-Kebar-Base Camp

Sisu-Kambuaya-Sorong. Dari pengamatan, pembangunan

jalan tembus ini memang dapat membuka isolasi pedalaman dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kampung. Dengan jalan darat, masyarakat memiliki pilihan sarana transportasi yang relatif jauh lebih murah dibandingkan transportasi udara, seperti yang selama ini tersedia. Seorang warga Manokwari yang sempat dimintai keterangan Suara Cenderawasih mengatakan, untuk rute penerbangan perintis Manokwari-Kebar, separuh rute Manokwari-Sorong, biaya pengiriman barang sekitar Rp 20.000 per kilogram. Ini membuat hasil bumi setempat, sayuran dan kacang-kacangan, tidak dapat bersaing harga saat dijual ke kota.

Jalan tembus Manokwari-Sorong sebagian masih berupa jalan darurat yang basah/berlumpur maupun dengan ketinggian dan kemiringan ekstrem. Hanya mobil yang mempunyai gardan ganda yang dapat melewatinya. Mobil dengan kemampuan khusus inipun

Road Show Pangdam Menembus Belantara Manokwari - SorongPangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI A.Y. Nasution, mendapat undangan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk mengikuti Road Show uji coba ruas jalan Manokwari-Sorong sepanjang 570 km, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI A.Y Nasution langsung merespon, dan beliau ingin membuktikan sendiri, apakah benar ruas Manokwari-Sorong betul-betul sudah terhubung.

Page 15: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Road Show Pangdam

15Bersama Membangun Papua

masih sering kandas setelah berjibaku dengan jalan berlumpur. Kerap pula kendaraan ngos-ngosan saat mendaki perbukitan meski telah mengaktifkan persneling ”4 x 4 L”–nya. Pengemudi bersama penumpangnya dapat berhari-hari menginap di ruas jalan itu karena menunggu pertolongan pengemudi lain. Selain itu, jarak antar kampung juga dipisahkan hutan lebat, yang sangat berisiko bagi keamanan.

Itulah yang dialami Pangdam yang didampingi Dan Rem 171/PVT, Asisten Operasi, Asisten Teritorial dan Irdam serta seluruh peserta Road Show. Namun kendaraan yang disetir sendiri oleh Pangdam sepanjang perjalanan panjang tersebut tidak mengalami gangguan karena kesulitan medan yang ditempuh , karena off road memang hoby beliau sejak masih remaja dulu, dan perjalanan ini menjadi daya tarik tersendiri selain hoby juga sambil mengenal wilayah tugasnya.

Sementara itu, dengan makin banyaknya mobil peserta yang melintas, jalanan menjadi becek dan dalam. Ini membuat kendaraan pada urutan akhir, satu per satu harus ditarik alat berat (backhoe) agar lolos dari kubangan lumpur. Alhasil, mereka baru tiba di lokasi perkemahan sekitar pukul 03.00, terlambat sekitar dua jam dari

kondisinya 35 persen masih tanah dan batu karang membuat sejumlah peserta kelelahan, sehingga, rombongan kembali beristirahat di lapangan terbang Kambuaya sekaligus makan siang.

Setelah melalui rute panjang yang melelahkan selama 2 hari 2 malam dan sangat menantang, rombongan Road Show tiba di Kota Sorong, Rabu, 14 Oktober sekitar pukul 19.00 WIT, Gubernur dan rombongan disambut pejabat Pemkot Sorong, dan ribuan penduduk yang membunyikan tambur dan terompet, dan dilanjutkan pentas hiburan dengan artis ibukota Trio Ambisi.

Catatan penting kami adalah, jalan tembus Manokwari-Sorong merupakan bukti kepedulian pemerintah akan pembangunan infrastruktur dasar di Papua. Kita berharap ketersediaan jalan darat ini dapat membantu membuka isolasi daerah dengan memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada kampung-kampung serta terbukanya akses ekonomi bagi kesejahteraan rakyat setempat.

jadwal. Di Kali Sisu, rombongan Road Show menginap semalam dan baru melanjutkan perjalanan pagi harinya pukul 08.30 WIT. Namun sebelumnya, digelar upacara peresmian jalan oleh Gubernur Papua Barat. Rute yang cukup panjang dan melewati jalan yang

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution dan Gubernur Papua Barat Bram O. Atururi mendapat sambutan adat atas dibukanya jalan

Suasana istirahat peserta Road Show di salah satu pos chek poin

Salah satu medan Road Show yang menantang

Pangdam beserta rombongan Asisten dan prajurit

Page 16: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

“Sangat bijaksana, kalau memberi pengarahan nggak pernah bersikap menggurui, namun itu pula yang menyebabkan rekan-rekan prajurit merasa beliau sebagai guru. Nggak ada hirarki kalau sudah berbicara tentang akhlak di masjid, meski beliau sudah Mayjen,” demikian kebanyakan prajurit mengomentari. Untuk prajurit yang Nasranipun beliau selalu mengingatkan bahwa, sikap dan perilaku yang berpedoman pada norma-norma agama pasti akan menjadi koridor prajurit untuk selalu berbuat baik.

Pak Nasution dikenal sangat dekat dengan Prajurit.” Para peliput berita dan pengambil gambar dari Pendam tahu persis keinginan dan sifat Pangdam dari berbagai kegiatan

di kurun kepemimpinan beliau. Di saat serius, maupun santai ketika berdiskusi kecil dengan para Asisten, hanya satu topik yang tak pernah beliau lupakan yaitu perhatian pada prajuritnya”. Ada 2 tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap Perwira yaitu : 1) Menyelesaikan tugas pokok dengan baik 2) Memberikan kesejahteraan kepada prajuritnya.” Demikian Pak Nas selalu menekankan kepada seluruh Perwira.

Sesaat setelah menjabat kita masih ingat keinginan Pangdam bahwa seluruh Prajurit harus selalu menerapkan prinsip “Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Jadilah kita orang Papua karena kita hidup dan bergaul dengan masyarakat di tanah Papua, komitmen ini pulalah

yang menjadikan beliau selalu diterima secara lapang dada dan penuh suka cita oleh komunitas adat dimanapun beliau berkunjung.

Jangan bertindak yang berakibat menurunkan citra TNI yang sudah lama kita bangun, demikian dasar dari semangat Pak Nas untuk selalu memberi motifasi kepada Prajurit ingatlah bahwa “Bila TNI membantu rakyat maka rakyat akan membantu TNI, bila TNI mencintai rakyat maka rakyat akan mencintai TNI dan bila TNI melindungi rakyat maka rakyat akan melindungi TNI”, sesungguhnya, itulah filosofi dari Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat, sederetan tata kalimat yang sederhana namun memuat makna yang sangat dalam bagi tetap kokohnya kecintaan rakyat pada Tentaranya sehingga kemanunggalan TNI-Rakyat akan selalu tetap terpelihara.

Beberapa saat lagi Bapak Pangdam kita Mayor Jenderal TNI A.Y. Nasution akan meninggalkan kita menuju medan tugas pengabdian yang baru, kami seluruh Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat akan selalu ingat motto beliau “Lakukan yang terbaik dan tetap semangat” !!! yang selalu dipesankan Pangdam pada setiap kesempatan bertemu dengan prajurit. Doa kami seluruh prajurit menyertai, semoga Bapak Pangdam beserta ibu selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kasih dan diberi kekuatan dalam menjalankan tugas-tugas ke depan.

Selamat Jalan Pak Nas, Selamat Jalan Pangdam !!!

DO THE BEST !!!

Seluruh prajurit Ksatria Pelindung Rakyat mengungkapkan kebanggaan mereka atas kepemimpinan Bapak Mayor Jenderal TNI A.Y Nasution, beliau dikenal sebagai Pangdam yang terbuka, konsekuen, teguh pendirian, selain sederhana dan jujur.

Selamat Jalan Pangdam

16 Suara Cendrawasih

Page 17: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Lakukan yang terbaik dan tetap semangat” !!!

17Bersama Membangun Papua

Page 18: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Disaat terbentuknya Batalyon Cenderawasih di Singosari Malang stabilitas pertahanan dan keamanan di wilayah Irian Jaya (sekarang Papua) masih sangat labil dan rawan. Sehingga

untuk mengembalikan dan menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan maka Batalyon

Cenderawasih di Singosari Malang ditugaskan untuk melaksanakan tugas operasi di wilayah Papua ( Operasi Pamungkas di Biak tahun 1970)

Sesuai dengan perkembangan jaman dan kondisi geografi, demografi

serta kondisi sosial yang ada di wilayah Papua maka sudah tentu membawa konsekwensi bagi Batalyon Cenderawasih ( sekarang Batalyon infanteri 753/AVT) untuk senantiasa mengembangkan kemampuan diri sebagai satuan tempur, dan tentunya juga bagi kehidupan satuan dalam mengemban tugas dan pemeliharaan

Garis Depan

18 Suara Cendrawasih

Page 19: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

sejarahnya.Meskipun Batalyon infanteri 753/

AVT telah mengembangkan dirinya sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan perubahan namun demikian Batalyon infanteri 753/AVT tetap mempertahankan nilai dan prinsip perjuangannya dalam menjalankan tugas pengabdiannya pada bangsa dan

negara, melalui berbagai macam tugas dan latihan maupun pemberlakuan berbagai Tradisi yang dimilikinya.

Dengan geografis kewilayahan yang sedemikian luas dan kaya akan potensi kekayaan alam, Papua memang rawan akan ancaman dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. Oleh karena itu Batalyon Infanteri 753/AVT dituntut siap dalam menjalankan tugas pengamanan wilayah mulai dari hutan rimba, lembah dan

sungai, pesisir

p a n t a i , rawa sampai daerah perkotaan. Untuk itu beberapa waktu lalu SC menyempatkan diri untuk mengetahui kesiapan Agra Vira Tama langsung di Markasnya Nabire.

Berikut adalah

tulisan hasil bincang-bincang SC dengan Komandan Batalyon Infanteri 753/AVT Letkol Inf Hidayat Suryono. Untuk kelancaran p e l a k s a n a a n tugas , maka Yonif 753/AVT telah

Sejarah terbentuknya Batalyon infanteri 753/AVT secara de vacto bisa dikatakan dimulai pada saat terbentuknya Satuan Infanteri di Singosari Malang yaitu Batalyon Cenderawasih oleh Pangdam VIII/Brawijaya, tanggal 17 Februari 1970.

Yonif 753/AVT

19Bersama Membangun Papua

Page 20: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan program kerja dari Komando atas dalam rangka pengamanan wilayah di Papua. Implementasi dari semua itu adalah dari segi penataan Organisasi dengan terbentuknya struktur organisasi

berdasarkan skala prioritas agar diperoleh hasil kemantapan satuan yang maksimal, yang pada gilirannya akan terselenggara penataan gelar satuan jajaran agar mampu menjawab tuntutan tugas serta mampu mengatasi ancaman yang timbul di

daerah penugasan. Dari segi latihan dengan terselenggaranya kegiatan latihan perorangan dalam rangka meningkatkan kemampuan Perorangan di Yonif 753/AVT. Selanjutnya adalah terselenggaranya kegiatan latihan satuan sebagai latihan lanjutan yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut sesuai dengan siklus latihan. Sedangkan dari segi materiil adalah, terselenggaranya administrasi materiil, dan kegiatan pemeliharaan.

Sebagai salah satu pasukan kebanggaan Kodam XVII/Cendrawasih Batalyon Infanteri 753/AVT Tidak saja dituntut tugas operasi intelijen dan teritorial saja,namun harus mampu menyelesaikan tugas operasi taktis pertempuran. Disinilah peran seorang Komandan Batalyon menjadi sangat sentral karena bersama stafnya harus mempersiapkan satuan agar berhasil dalam pelaksanaan tugas pokok.

Bagaimana langkah tersebut dilaksanakan, Letkol Inf Hidayat

Sebagai salah satu pasukan kebanggaan Kodam XVII/Cendrawasih Batalyon Infanteri

753/AVT Tidak saja dituntut tugas operasi intelijen dan teritorial saja,namun harus

mampu menyelesaikan tugas operasi taktis pertempuran.

Garis Depan

20 Suara Cendrawasih

Page 21: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Suryono menambahkan, agar Yonif 753/AVT mampu melaksanakan tugas operasi taktis pertempuran, maka perlu adanya pembinaan satuan secara continue. Pembinaan satuan yang telah dilakukan yaitu Pembinaan Organisasi dengan melanjutkan penyempurnaan organisasi sesuai dengan TOP Yonif diperkuat dalam upaya pencapaian, efisiensi dan efektifitas struktur organisasi dan kekuatan yang tergelar dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok. Pembinaan Latihan, melaksanakan Uji Siap Tempur mulai dari tingkat regu hingga tingkat Kompi serta melaksanakan Latihan Taktik Khusus ( Pur Hutan,Pur Kota,Gultor). Selanjutnya adalah Pembinaan Personil, Pembinaan Materiil, Pembinaan Pangkalan, dan Pembinaan Piranti Lunak.

Menyinggung tentang kemampuan khusus yang ada di satuan, Letkol Hidayat Suryono mengatakan, sebagaimana satuan tempur lainnya , Batalyon Infanteri 753/AVT juga memiliki peleton yang berkemampuan khusus dalam menyelesaikan sasaran pada jarak tertentu, misalkan pembersihan dalam ruangan ataupun sasaran lainnya yang harus diselesaikan pada jarak sangat dekat. Kemampuan PJD ini telah dimiliki oleh Yonif 753/AVT. Hal ini dibuktikan dengan adanya prajurit yang memiliki spesialisasi PJD dan adanya sarana prasarana yang terdapat dalam satuan. PJD adalah

Batalyon Infanteri 753/AVT juga memiliki peleton yang berkemampuan khusus dalam menyelesaikan sasaran pada jarak tertentu, misalkan pembersihan dalam ruangan ataupun sasaran lainnya yang harus diselesaikan pada jarak sangat dekat. Kemampuan PJD ini telah dimiliki oleh Yonif 753/AVT.

Yonif 753/AVT

21Bersama Membangun Papua

Page 22: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

suatu taktik khusus untuk mengatasi teror ataupun pertempuran dalam ruangan yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan dalam bertindak melumpuhkan lawan, sedangkan Kemampuan lainnya yang merupakan kemampuan yang bernilai strategis seperti penanggulangan teror baik yang bersifat pembebasan tawanan maupun penghancuran bangunan juga sudah dimiliki.

Pada tahun 2006,Yonif 753/AVT pernah mengirimkan prajurit-prajurit terbaiknya untuk mengikuti latihan Gultor terpusat di Kodam. Kemudian dengan bekal yang diperoleh tersebut, maka dibentuk dan dilatihlah 3 Ton Gultor Yonif 753/AVT yang memiliki kemampuan perang kota, perang hutan gunung dan rawa laut. Selanjutnya latihan Gultor tersebut dijadikan sebagai latihan dalam satuan yang bertujuan untuk memelihara kemampuan dan menciptakan kader-kader tim Gultor yang baru.

Layaknya pasukan khusus antiteror, ton Gultor 753/AVT juga dilatih dan disiapkan dalam menumpas teroris. Ton Gultor sangat diandalkan, ton elit ini juga merupakan pasukan mematikan bila harus bertempur di dalam kota, karena memang perang kota adalah spesialisasinya. Untuk mengasah kemampuannya, Ton Gultor selalu rutin melakukan latihan bersama secara terprogram. Pastinya, Ton elit yang ada dan dimiliki Yonif 753/AVT saat ini, adalah aset yang sangat berharga.

Kemampuan yang dimiliki peleton elit tersebut tentu k e b a n g g a a n tersendiri bagi satuan.

S e d a n g k a n sebagai Batalyon teritorial, semua prajurit 753/AVT harus terus m e n i n g k a t k a n hubungan yang harmonis dengan r a k y a t , d e m i t e r c i p t a n y a k e h i d u p a n m a s y a r a k a t setempat yang aman, damai, dan bersaudara. L a n g k a h n y a adalah senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan bersama

dengan masyarakat yang dilakukan secara rutin dan terencana , seperti :a. Olahraga (Tergabung dengan team

olah raga yang ada di daerah, mengikuti lomba-lomba olah raga

yang dilaksanakan di daerah, sebagai Pembina atau ketua persatuan sepak bola Kabupaten Nabire)

b. Karya Bhakti c. Ibadah (Masjid, Gereja , Pura)

semua prajurit 753/AVT

harus terus meningkatkan

hubungan yang

harmonis dengan

rakyat,demi terciptanya kehidupan

masyarakat setempat

yang aman, damai, dan

bersaudara.

Garis Depan

22 Suara Cendrawasih

Page 23: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

d. Anjang sana (Panti asuhan, dan masyarakat miskin)

Adalah sebuah kenyataan bahwa setiap daerah memiliki adat-istiadat dan budaya yang berbeda,oleh sebab itu sebagai prajurit “Ksatria Pelindung Rakyat “ harus selalu bisa menjadi bagian dari adat dan budaya setempat. Sebagai contoh sederhana, penanaman pohon-pohon pinang di pangkalan Mayonif ataupun kompi-kompi di jajaran Yonif 753/AVT, guna menyediakan sarana budaya makan pinang masyarakat, membentuk grup tari budaya Papua di satuan, Turut hadir dan membaur dengan masyarakat pada saat kegiatan adat bakar batu,dsb.

Hal diatas tentu sejalan dengan perintah Pangdam XVII/Cendrawasih Mayor Jendral TNI AY Nasution kepada jajarannya agar selalu menggunakan metoda ”dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung”,dalam setiap aktivitas prajurit berkaitan dengan pengabdiannya di tanah papua.

Menyangkut status Kodam XVII/Cenderawasih yang masih menjadi daerah operasi, di wilayah ini juga terdapat satuan-satuan lain baik itu dari TNI maupun dari POLRI Hal tersebut tentu sangat rawan dan berpotensi untuk terjadinya kesalahpahaman dilapangan, oleh karena itu Komandan Batalyon sering mengadakan komunikasi dan koordinasi terbuka antara satuan agar dapat terjalin suatu kerja sama yang baik dalam mendukung pelaksanaan tugas. Hal ini juga ditindaklanjuti dengan melaksanakan berbagai macam kegiatan yang

melibatkan anggota secara bersama-sama dan terpimpin guna mempererat hubungan antar satuan, seperti: olah raga bersama,kerja bhakti bersama , saling silahturahmi, tukar informasi dan melaksanakan patroli gabungan secara rutin.

Sedangkan yang tidak kalah pentingnya bagi Komando untuk menghindari benturan antar personil satuan penugasan adalah memutus siklus kejenuhan prajurit karena tugas rutinitas keseharian. Cara ini sangat efektif untuk menekan tingkat pelanggaran prajurit, yang disebabkan kejenuhan akibat rutinitas tugas. Bentuknya dengana. Membekali mental prajurit baik

melalui jam Komandan atapun kegiatan ibadah.

b. Melaksanakan rekreasi bersama, olah raga guna melepaskan kejenuhan yang timbul akibat rutinitas kegiatan.

c. Memberikan kesejahteraan anggota berupa jam pesiar,Ijin bermalam dan pelaksanaan cuti yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

serta menyelenggarakan kegiatan ulang tahun prajurit secara kolektif setiap bulan di satuan.

Terkait dengan prestasi Olah raga, yang justru menarik dari Batalyon ini adalah menonjolnya di bidang oraum, seperti yang disampaikan Danyon dengan bukti prestasi lokal Kabupaten, Propinsi, Nasional maupun Internasional. Bukti prestasi, ini menunjukan bahwa satuan ini memang pantas untuk diperhitungkan.

Bukti prestasi tersebut antara lain:

Tingkat Kabupaten :a) Juara Umum II Karate beregu Putra

dalam rangka Dandim Cup Tahun 2006.

b) Juara I Volly HUT TNI ke – 60.c) Juara I Sepak Takraw dalam rangka

Nabire Cup Tahun 2009.

Tingkat Provinsi :a) Juara I kelas B dan H dan II kelas

C Putra Kejurda Pencak Silat Tahun 2007.

b) Juara IV Atletik lari 5000 m Tahun 2007.

Tingkat Nasional :- Juara I Kelas B dan Kelas C Putra

Kejurnas Pencak Silat Tahun 2008.

Tingkat Internasional.- Pratu John Sampono tergabung

dalam Tim Voli TNI dan sementara sedang mengikuti kejuaraan di Thailand.

Selamat bertugas Arga Vira Tama!!! (tu)

Yonif 753/AVT

23Bersama Membangun Papua

Page 24: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Hamparan tanah dan belantara itu kini berubah menjadi markas TNI AD. Bangunannya tampak tertata rapi. Sejumlah lelaki berpakaian loreng lalu lalang di sekitarnya, kesibukan dan kesiagaan memang telah menjadi bagian dari pemandangan di Markas Brigade Infanteri (Brigif) 20/IJK Timika sejak dioperasionalkan.

Bagaimana dan mengapa Brigade Infanteri 20/IJK itu harus didirikan, hal itu tentu tidak lepas dari peran dan tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Tanah Papua terlebih, ancaman dari dalam maupun luar negeri kedepan semakin kompleks.

Itulah jawaban atas kesungguhan TNI AD dalam menyikapi dan menyiasati ancaman tersebut. Brigif 20/IJK memang dibentuk untuk mewujudkan komando kewilayahan yang berperan strategis dalam mengatasi gangguan keamanan di wilayah Papua.

Menurut Letkol Inf Agus Subiyakto SE,M.H. Komandan Brigif-20/IJK di

Profil Satuan

24 Suara Cendrawasih

Page 25: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

areal yang dulu belantara ini telah didirikan bangunan markas brigade, barak prajurit, lapangan olahraga, gudang senjata. Beberapa kepala suku dan tokoh masyarakat Timika menyambut baik pendirian Brigif tersebut. Mereka menganggap kehadiran personel TNI itu diharapkan ikut mewarnai pembangunan Timika kearah yang lebih baik, seperti membangun sarana prasarana umum, dan lain-lain.

Markas Brigif di komando kewilayahan ini membawahi tiga batalyon infanteri yaitu. Yonif 754 ENK( lokasi Timika dan Kaimana komplek) , Yonif 755 Yalet( lokasi Merauke komplek) dan Yonif 756M/MS( lokasi Wamena, Jayapura dan Keeromk komplek)

Untuk mengetahui tingkat kepentingan pembentukan Mabrigif tersebut dihadapkan pada tugas pokok Kodam XVll/Cenderawasih sebagai kompartemen strategis TNI AD, DanBrigif menyebutkan bahwa, perlu dipahami tentang beberapa aspek dan diantaranya adalah aspek kepentingan pertahanan negara, aspek gelar kekuatan, pengembangan kekuatan dan kebutuhan organisasi sehingga diperoleh sudut pandang yang lebih komprehensif.

Penyusunan kekuatan dalam mendukung strategi guna menghadapi lawan, tentu diperlukan adanya keseimbangan kekuatan baik Satpur, Banpur dan Satkowil. Keterbatasan gelar kekuatan bagi satuan tempur memang menjadi kendala dalam mengoptimalkan seluruh kekuatan yang ada. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain keterbelakangan pembangunan kekuatan militer di wilayah Indonesia Timur. Oleh karenanya, Kodam XVll/Cenderawasih sebagai kompartemen strategis harus dapat menata seluruh kekuatannya, dimana dalam

mendislokasikan Satpur, Satbanpur maupun Satkowil harus sesuai dengan potensi ancaman. Disamping itu gelar kekuatan harus memiliki kekuatan yang normatif dimana keseimbangan kekuatan tempurnya dapat memberikan perlawanan terhadap kekuatan lawan.

Seperti kita ketahui, wilayah Papua merupakan wilayah kepulauan yang terluas dari NKRI sehingga konsep pertahanan Kodam XVII/Cenderawasih selaku kompartemens trategis

memerlukan kekuatan tempur yang cukup besar agar penataan satuan di lapangan dapat mendukung strategi yang telah ada. Dengan berbagai keterbatasan yang ada di wilayah Papua khususnya keterbatasan transportasi dan komunikasi berdampak pada tidak optimalnya kemampuan satuan Infanteri dalam memberikan perkuatan operasi militer. Untuk itu pembentukan Mabrigif di Timika sangat diperlukan sebagai pengembangan gelar kekuatan Kodam XVll/Cenderawasih dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan tempur Kodam. Dengan dasar itulah dibentuk Brigade InfanterL20/lJK berkedudukan di Timika.

Ciri khas dari Brigif 20/IJK adalah pertama, kemampuannya untuk mengemban tugas-tugas sebagai satuan tempur yang dapat bergerak secara cepat, siap dikerahkan dan melaksanakan tugas dimanapun kapanpun. Oleh karena itu Brigade ini disebut sebagai Brigade pamungkas dan garda terdepan di ujung timur NKRI. Sebagai garda terdepan memang patut disandang oleh Ima Jaya Keramo karena, seluruh Batalyon jajaran Brigif-20/lJK semuanya berada di daerah rawan konflik.

Yang kedua satuan ini juga dikenal memiliki profesionalitas yang tinggi walaupun dengan segala keterbatasan dihadapkan kompleknya permasalahan dan medan Papua.

Ciri yang ketiga yang menonjol adalah kemampuan melaksanakan penggunaan teritorial dalam operasi keamanan dalam negeri, satuan ini menonjol. Dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah masyarakat dengan selalu memelihara kedekatan, kemanunggalan antara prajurit TNI rakyat melalui semboyan “dimana bumi

Ciri khas dari Brigif 20/IJK adalah

kemampuannya untuk mengemban tugas-

tugas sebagai satuan tempur yang dapat

bergerak secara cepat, siap dikerahkan dan

melaksanakan tugas dimanapun kapanpun,

0leh karena itu Brigade ini disebut sebagai

Brigade pamungkas dan garda terdepan di ujung

timur NKRI.

Brigif 20/IJK

25Bersama Membangun Papua

Page 26: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

dipijak disitu langit dijunjung”. Mensikapi perkembangan

masyarakat Papua yang semakin dinamis dalam pemikiran memang diperlukan kearifan dalam mensinergikan pencapaian tugas pokok dan harmonisasi hubungan dengan masyarakat. Menjawab tantangan tersebut lebih jauh DanBrigif mengatakan bahwa, untuk mencapai tugas pokok dan harmonisasi hubungan dengan rakyat atau agar tidak menimbulkan gesekan dengan masyarakat maka strategi yang dipakai adalah:a) Mengedepankan cara-cara persuasif

daripada represif.b) Memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang belanegara.c) Membuat kamus bahasa daerah

di wilayah tugas masing-masing se hingga para prajurit dapat berkomunikasi dengan baik bersama masyarakat untuk meningkatkan persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Melaksanakan karyabhakti dan komsos( antara lain : program giat keluarga asuh,giat ibadah,mengikuti acara tradisi adat setempat) koordinasi dengan kowil dan instansi terkait.

Cara-cara itu pula yang digunakan untuk pendekatan terhadap kelompok yang masih berseberangan dengan kita, karena masih mengusung keinginan lepasnya Papua dari NKRI. Cara pendekatannya adalah,a) Pendekatan agama dan budaya

: memberikan penyuluhan serta melibatkan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh adat agar berkomunikasi dengan saudara-saudara kita

yang tersesat untuk sadar hidup bermasyarakat sebagai warga negara Indonesia seutuhnya.

b) Pendekatan kesejahteraan melalui koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait dan Pemda setempat, sehingga memberikan citra positif pada mereka yang masih memiliki pemikiran desintegrasi.

c) Pendekatan sosial kemasyarakatan antara lain : membantu sebagai tenaga pengajar pada sekolah di pedalaman yang kekurangan guru, tenaga penyuluh berbagai bidang.

d) Pendekatan keamanan: mengutamakan tindakan secara persuasif dari pada refresif kepada saudara-saudara kita yang masih mempunyai idiologi separatis, membatasi ruang gerak mereka guna melindungi serta memberikan rasa aman masyarakat lainnya.

Mencermati perkembangan lingkungan strategis, maka ancaman militer dalam bentuk invasi atau agresi militer negara lain terhadap wilayah Papua diperkirakan kecil kemungkinannya ancaman yang paling mungkin adalah ancaman non militer yang melibatkan aktor non negara baik bersifat lintas negara maupun dari dalam negeri seperti separatisme, teror, dan kerusuhan yang dapat membawa implikasi negatif terhadap stabilitas keamanan daerah. Dihadapkan dengan tantangan tersebut dan luasnya wilayah Papua, Kekuatan organik Kodam XVII/Cenderawasih yang ada saat ini jumlahnya memang belum memadai untuk melaksanakan tugas pengawasan dan penguasaan wilayah Papua. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut,

maka Kodam XVII/Cenderawasih menerima bantuan dari Mabes TNI berupa perkuatan satgas non organik dari Balahanpus dan Balahanwil lain dengan status BKO dalam jangka waktu tertentu. Konsekuensi logis dari keadaan ini adalah banyaknya satuan-satuan penugasan di Papua baik dari TNI maupun Polri yang akan saling berinteraksi dilapangan. Yang justru perlu diwaspadai adalah gesekan atau benturan antar personil penugasan yang dipicu oleh permasalahan-permasalahan pribadi yang dapat memicu sentimen corp maupun satuan.

Untuk mengatasi kondisi ini agar tetap terjalin hubungan tugas yang harmonis antara satuan tugas pada setiap level, Komandan Brigade Infanteri 20/IJK telah menerapkan langkah-langkah sederhana seperti melaksanakan upacara bersama setiap tanggal tujuh belasan dengan lrup yang bergantian baik dari TNl (organik, BKO) maupun POLRI,melaksanakan olahraga bersama satuan-satuan TNI (organik, BKO) dan POLRI baik PA. BA maupun T A, melaksanakan coffe morning secara bergiliran serta melaksanakan penyuluhan tentang tugas kewajibanm asing-masing sehingga dapat saling mengerti dan memahami serta menghormati tugas dan tanggungjawab masing-masing. Itulah langkah sederhana namun berimplikasi luas terhadap kebersamaan dalam tanggungjawab mengemban tugas negara. Itulah Ima Jaya Keramo “bersama untuk maju”.(tu)

Profil Satuan Brigif 20/IJK

26 Suara Cendrawasih

Page 27: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

27Bersama Membangun Papua

Kepulauan Mapia yang hanya berpenduduk 56 KK itu mereka hidup seadanya di atas pulau yang boleh dikata tidak terjamah oleh pembangunan saat ini. Untuk itulah Pangdam XVII/Cenderawasih, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH. dan Kapolda Papua ingin melihat langsung kondisi dan kehidupan masyarakatnya di kampung-kampung pesisir pulau Mapia yang masih sulit dijangkau.

Hari itu, 30 Agustus 2009 Pangdam, Gubernur dan Kapolda Papua bertolak dari pelabuhan Biak dengan menggunakan kapal perintis Pemda Papua KM Papua Baru, menuju ke pulau Mapia, waktu yang ditempuh kurang lebih 14 Jam dengan kecepatan rata-rata 11-12 Knot. Sekitar pukul 10.00 pagi WIT tanggal 1 September 2009 tibalah rombongan di kepulauan Mapia, dikarenakan pelabuhan/dermaga di pulau tersebut tidak ada terpaksa rombongan Gubernur menggunkan perahu semang untuk mencapai ke pulau tersebut.

Menurut warga setempat Kepulauan Mapia terdiri dari 10 pulau yang kini tinggal 7 pulau. Akibat abrasi 3 pulau telah tenggelam, tidak hanya

Kita bangga menyebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Merauke sampai Sabang dan dari Miangas sampai Pulau Rote, tapi tahukah kita bagaimana kehidupan masyarakat atau paling tidak pernahkah terpikir di benak kita bagaimana kehidupan di pulau terluar Indonesia sebelah utara Samudera Pasifik.

Dengan penyambutan seadanya, terdengar bait lagu “Indonesia Raya”. Keluar dari mulut-mulut mungil murid SD (satu-satunya sekolah dasar yang mempunyai murid 24 0rang di pulau Mapia dengan 2 orang guru) mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indoenesia Raya sembari memegang bendera merah putih yang mereka buat dari selembar kertas.

Patroli Pangdam Mendengar Kerinduan Masyarakat Kepulauan Mapia

Page 28: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

itu untuk menjangkau pulau tersebut sangatlah sulit dikarenakan surut yang sangat panjang akan tetapi di balik semua itu terlukis pemandangan laut yang luar biasa dengan hamparan pasir putih yang panjang dan berbentuk cincin.

Dengan penyambutan seadanya, terdengar bait lagu “Indonesia Raya”. Keluar dari mulut-mulut mungil murid SD (satu-satunya sekolah dasar yang mempunyai murid 24 0rang di pulau Mapia dengan 2 orang guru) mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indoenesia Raya sembari memegang bendera merah putih yang mereka buat dari selembar kertas.

Setelah penyambutan seadanya dengan prosesi adat, Gubernur mengadakan tatap muka/dialog dengan masyarakat di pinggiran pantai yang siang itu terik matahari panasnya membakar kulit. Dalam dialog dengan masyakat, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH mengatakan ada dua prioritas utama untuk membangun kampung Kepulauan Mapia, antara lain pertama infrastruktur kampung, dan pengembangan ekonomi untuk perbaikan gizi dan pendapatan masyarakat. Dari segi infrastruktur pemerintah provinsi menyediakan dana Respek (Rencana Strategi Pemberdayaan Kampung) sebesar Rp.100.000.000. Dana tersebut langsung diberikan kepada masyarakat dan digunakan untuk pembangunan infrastruktur prioritas kampung, seperti air bersih, pendidikan jalan dan lain-lain. Tidak hanya itu, gubernur berjanji akan meningkatkan transportasi laut dalam rangka mengikatkan akses ke distrik dan kabupaten terdekat untuk

menunjang ekonomi masyarakat, ”Kita akan bangun dermaga sehingga kapal-kapal perintis dapat masuk/sandar di kampung ini” tandasnya. Terlepas dari itu semua, hal yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui peningkatan pendapatan masyarakat dan gizi masyarakat. Menurut kepala kampung Anderas Monsem, warganya sangat membutuhkan pengembangan dan pendapatan yang ideal dalam rangka memenuhi pertumbuhan gizi yang baik. ”Kami melaporkan keadaan kami bapak Gubernur, potensi yang ada di kampung Mapia adalah kelautan dan perikanan dan pertanian” ungkap Kepala Kampung. Lanjutnya, Kami hidup di atas pulau terluar negara ini, yang mempunyai potensi dan kekayaan

yang luar biasa namun kami hidup di atas kemiskinan di tengah kekayaan yang luar biasa ini.

Takbisa dipungkiri pula, kepulauan Mapia juga bisa dikembangkan dari sisi wisata bahari, dilihat dari keindahan pantai dan latar belakang sejarah pulau tersebut menyimpan beribu cerita sejak perang dunia kedua. Menurut petuah warga setempat, Kepulauan Mapia merupakan pulau mata-mata (Spy) tentara Jepang untuk masuk ke Pulau Biak dan Amerika. Terbukti di sebelah pulau tersebut pernah dibangun landasan pacu untuk jalur penerbangan tentara jepang ke Biak dan Amerika, sampai sekarang landasan tersebut masih ada dan tidak lagi digunakan. Tak hanya itu, sisa-sisa peninggalan seperti bom, granat, kaleng makanan,

prasasti tentara Jepang masih ditemukan di Pulau terluar tersebut.

S e s u n g g u h n y a , masyarakat setempat sangatlah merindukan kehadiran para pejabat dari Republik Indonesia yang mereka cintai ini, seperti kunjungan Pangdam, bapak Gubernur dan Kapolda untuk membangun kampung di kepulauan Mapia Pulau terluar di sebelah Utara Samudera Pasifik yang sampai saat ini masih sulit dijangkau.

Laporan : SIM DKP Papua - AGUS RAHMAWAN, S.ST.Pi

Dari Pulau Mapia

28 Suara Cendrawasih

Patroli Pangdam Mendengar Kerinduan Masyarakat Kepulauan Mapia

Page 29: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

29Bersama Membangun Papua

Patroli Pangdam Kunjungi Masyarakat Dan Bermalam Di Pulau Asei

Jayapura. Sea Reader memang sangat pas untuk perjalanan ini sehingga Panglima berkenan menyetir sendiri kapal patroli ini, di kapal tersebut diikuti Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XVII/Cendrawasih Ny. Hanum A.Y. Nasuiton dan Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hambali Hanafiah dan Ny. Nita Hambali Hanafiah beserta sejumlah Asisten dan istri .

Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di pulau dan sambutan hangat Kepala Kampung Bapak Marten Ohee dan para tokoh serta seluruh masyarakat Kampung Asei diterima rombongan. Setelah penyambutan dengan prosesi adat, Pangdam mengadakan tatap dialog sesaat dengan masyarakat di pinggiran pantai yang antusias menyambut walaupun siang itu terik matahari membakar kulit.

Kegiatan hari pertama diawali dengan makan malam bersama Pangdam dan rombongan serta masyarakat setempat dan dilanjutkan dengan acara hiburan organ tunggal yang disiapkan dari Ajendam XVII/Cenderawasih. Acara hiburan digelar di balai desa Kampung Asei dan berlangsung sangat meriah dan menarik, khususnya saat warga dan pemuda kampung ikut ambil bagian dalam melantunkan lagu-lagunya untuk menghibur Panglima dan Kasdam serta segenap rombongan. Suasana semakin meriah dan terlihat keakraban dari para pejabat Kodam XVII/Cenderawasih bersama-sama dengan masyarakat yang diwujudkan dengan bernyanyi dan berjoget bersama-sama diiringi lagu-lagu yang dinyanyikan secara bergantian oleh para prajurit maupun

masyarakat kampung setempat. Acara tersebut berlangsung hingga pukul 22.00 WIT.

Hari kedua (31/10) pukul 06.00 WIT setelah sarapan pagi dengan masyarakat dilaksanakan peninjauan ke Gereja Tua Asei yang letaknya di atas bukit Pulau Asei. Kehadiran Pangdam beserta rombongan di Gereja tersebut disambut dengan tari-tarian adat dengan cukup meriah. Gereja Tua Asei ini merupakan situs peninggalan sejarah yang tetap dirawat dan harus dilindungi. Beberapa yang waktu yang lalu Kodam telah melakukan rehab terhadap gereja tersebut, yang dilaksanakan dengan tanpa merubah kemurnian dari bentuk aslinya. Itulah salah satu alasan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk datang dan mengunjungi pulau Asei ini.

Pangdam dan Kasdam beserta

Jayapura, (30/10) Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution beserta rombongan para Asisten dan Kabalakdam masing-masing beserta istri berkesempatan mengunjungi Pulau Asei, sebuah pulau kecil yang terletak di tengah danau sentani, Rombongan bertolak dari Restauran Yogwa Danau Sentani pukul 17.00 menggunakan 2 kapal Patroli Sea Raider milik Bekangdam dan 1 kapal Onomi milik Dishub Kab.

Page 30: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

rombongan selanjutnya melihat-lihat ke dalam bangunan Gereja dan bertemu dengan tokoh-tokoh dan warga setempat dan menikmati pemandangan danau sentani yang sangat indah dari Pulau Asei serta tidak ketinggalan kegiatan photo bersama para pejabat Kodam dan Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana PD XVII/Cenderawasih dan para penari adat. Tak lupa pada kesempatan itu pula dilaksanakan penanaman pohon oleh Pangdam dan Kasdam serta Asisten dan ibu-ibu persit di halaman samping Gereja.

Kepala Kampung Asei Bapak Mar-ten Ohee menyampaikan kesannya kepada wartawan atas kunjungan Pan-glima ini mengatakan bahwa dirinya dan seluruh masyarakat Kampung Asei sangat senang dan bangga dengan kunjungan Bapak Panglima. “ Kami san-gat senang dan bangga kepada Bapak Panglima yang mau datang di Kampung kami. Panglima dan para pejabat Ko-dam sangat akrab berbaur dengan kami walaupun kami hanya masyarakat kam-pung. Belum pernah ada pejabat yang datang dan bermalam di kampung ini, baru bapak Panglima saja. Kami sal-ing berkomunikasi berbicara, makan dan bernyanyi bersama sehingga ada perasaan yang menyatu di antara kami. Untuk itu kami sangat senang dengan kunjungan ini “ demikian penuturannya.

Selanjutnya Pangdam dan para Staf serta pengurus Persit Kartika Chandra Kirana melaksanakan kegiatan lanjutan yaitu kunjungan ke Kampung Ayapo yang terletak tidak jauh dari Pulau Asei. Sesampai di Pulau Ayapo, P a n g d a m b e s e r t a r o m b o n g a n d i s a m b u t oleh Kepala

Kampung Bapak Fredi Deda dan sambutan masyarakat yang sangat meriah dengan tari-tarian adat. Pangdam dan rombongan menuju sekolah SD Ayapo untuk menemui dan berdialog langsung dengan para murid dan guru yang sangat antusias menyambut kehadiran Pangdam dan rombongan dengan nyanyian selamat datang yang sangat bersemangat.

Di sekolah tersebut Pangdam meberikan bantuan berupa buku tulis dan alat olah raga bagi para murid dan memberikan bantuan dana untuk memperbaiki sarana dan prasarana sekolah guna mendukung kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya melaksanakan olah raga bersama pertandingan futsal antara Staf Kodam XVII/Cenderawasih melawan pemuda masyarakat setempat. Pertandingan berlangsung sangat seru, terlihat semangat yang tinggi dari kedua tim yang bertanding serta sorak sorai penonton yang menyaksikan. Tim pemain Futsal dari Kodam dipimpin langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih dan Tim pemain dari Kampung Asei dipimpin oleh Kepala Kampung Bapak Fredi Deda. Pertandingan tersebut berlangsung selama dua set dimenangkan oleh Tim Kodam dengan skor 6-4.

Setelah pertandingan Futsal Pangdam beserta rombongan melaksanakan istirahat sejenak kemudian dilanjutkan dengan peninjauan sekitar pulau dan melaksanakan penanaman pohon serta mengunjungi pelaksanaan pengobatan massal di balai desa kampung Ayapo.

T a m p a k masyarakat

mengantri untuk mendapatkan layanan kesehatan yang digelar oleh Kesdam XVII/Cenderawasih.

Setelah mengunjungi lokasi pengobatan massal, Pangdam berserta rombongan kembali ke Pulau Asei yang selanjutnya dari pulau tersebut bertolak untuk kembali ke Jayapura melalui dermaga Rumah Makan Dapur Papua untuk melaksanakan makan siang. Pangdam XVII/Cenderawasih saat menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela persiapan kembali ke Jayapura menjelaskan bahwa tujuan kunjungan ke Pulau Asei tersebut adalah untuk membuktikan bahwa kedekatan TNI dengan masyarakat bukan sekedar kata-kata belaka. Para prajurit sudah menyatu dengan rakyat, kami juga tidur di lingkungan mereka dan kami melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan penuh keakraban, dengan harapan bahwa dalam kegiatan tersebut akan lebih meningkatkan kecintaan Rakyat dengan TNI, begitu juga sebaliknya. Saat ditanya alasannya mengapa yang dipilih Pulau Asei, Pangdam mejawab bahwa di Pulau Asei terdapat situs bersejarah Gereja Tua. “ Kami juga telah mengadakan rehab terhadap Gereja tersebut, untuk itu kami ingin melihat lebih dekat dan bertemu masyarakat setempat di samping menikmati pemandangan yang sangat indah dari ketinggian dimana gereja itu berada. “ demikian ujar Pangdam mengakhiri penjelasannya.

Patroli Trik Mengurangi Nasu Makan

30 Suara Cendrawasih

Keceriaan Bapak Pangdam dan Kasdam bersama anak-anak desa Asei

Page 31: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Pernik Unik Peduli Persit

31Bersama Membangun Papua

Asei adalah sebuah pulau kecil dengan luas1,5 Km2 dan di huni oleh 315 jiwa dari total 93 KK. Bila kita naik pesawat udara dan akan mendarat di bandara Sentani dari kejauhan sudah terlihat keindahan pulau-pulau tersebut, bagaikan mutiara yang ditata indah di antara air danau yang biru tenang bagaikan Lazuardy.

Apa yang menarik dan bisa dilihat di Pulau Asei? Di sana ada situs gereja tua peningggalan PD II yang dulu dibangun oleh tentara sekutu dengan arsitektur bergaya Eropa. Hingga saat ini gereja tersebut masih berdiri kokoh dengan kondisi aslinya, yang masih menggunakan kayu-kayu besar dan lantai semen yang kasar. Beberapa waktu lalu atas perintah Pangdam menara gereja tersebut di rehab oleh prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sebagai upaya melestarikan situs tersebut dan peduli kepada masyarakat setempat.

Selain itu, masyarakat setempat mempunyai ketrampilan khusus melukis di atas kulit kayu (Rakahulu). Kulit kayu yang biasanya diambil dari pohon Khombouw diproses secara tradisional hingga merupakan lembaran-lembaran yang siap untuk dilukis. Umumnya lukisan bertema lingkungan hidup dan alam sekitar seperti binatang-binatang laut, perahu nelayan, burung-burung

dan lain-lain yang hanya menggunakan 4 warna yaitu, hitam terbuat dari arang kuali, putih dari kapur sirih, merah dari bubuk batu merah dan warna kuning diperoleh dari kunyit sedangkan kuasnya adalah ranting pohon yang di tumbuk halus sehingga dapat disapukan sebagai kuas. Prosesnya tidak memakan waktu lama, selesai dilukis diangin-anginkan sebentar maka lukisan pun siap untuk dinikmati melalui pandangan mata. Masyarakat setempat menjadikan lukisan kulit kayu ini sebagai tambahan penghasilan keluarga. Uniknya, lukisan ini cukup dipajang di dinding dan di lantai balai desa saja, bila datang pengunjung lokal maupun tamu asing.

Dalam kunjungan sehari semalam tersebut, rombongan menginap di balai desa. Pulau Asei yang biasanya tenang dan damai menjadi ramai dengan datangnya Pangdam dan rombongan. Tenda dipasang veld bed disusun, dan kompor lapanganpun dinyalakan di tepi danau. Ibu-ibu persit yang datang membawa berbagai macam bahan makanan dan sayuran mengolahnya menjadi menu yang lezat untuk dinikmati bersama-sama masyarakat setempat. Keesokan harinya Ketua Persit dan rombongan bertatap muka dengan anak-anak sekolah dan guru di SD Asei dan memberikan bingkisan berupa buku dan alat tulis, sarana olah raga

dan juga paket kecil berupa susu dan roti untuk seluruh anak-anak yang ada di Pulau Asei. Pertemuan ini sungguh membahagiakan dan menjalin rasa kekeluargaan yang dalam. Ketua, wakil Ketua serta rombongan berkumpul dan bernyanyi bersama anak-anak sambil duduk di pelataran pasir di tepi danau menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan lagu sekolah minggu. Kegiatan dilanjutkan dengan belajar melukis di atas kulit kayu, yang dipandu oleh ibu-ibu dari desa Asei. Bagi Ibu-ibu Persit kegiatan ini cukup menarik karena unik. Tampak Ketua Persit dengan cepat menyelesaikan 2 buah lukisan, dan ibu-ibu lain tetap belajar dan belum selesai mengerjakannya.

Akhirnya waktu berpisahpun tiba, diiringi tarian adat dan ucapan selamat jalan dari warga setempat rombongan meninggalkan Pulau Asei dengan sejuta rasa di hati. Bahagia, haru dan sedih meninggalkan saudara-saudara yang berhati tulus yang ada di Pulau Asei yang tenang dan damai ini.

Mengikuti kunjungan Pangdam XVII/Cenderawasih beserta staf ke Pulau Asei pada tangggal 30 Oktober 2009 Ketua Persit KCK Daerah XVII/Cenderawasih dan rombongan pengurus turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut dengan tujuan beranjangsana kepada masyarakat setempat, dan menikmati keindahan alam danau Sentani.

PEDULI PERSIT KCK DAERAH XVII/CENDERAWASIH DI PULAU ASEI

Page 32: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

DEFINISIILAE, 1980 : Kejang pada anak,

biasanya pada usia 6 bulan – 5 tahun, yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38º C ) dan bukan disebabkan oleh infeksi SSP atau penyebab lain. (consensus Development Panel, 1980 )

Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang kembali saat demam tidak termasuk kejang demam.

KLASIFIKASIBerdasarkan ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis, 19931. Kejang demam sederhana / simple2. Kejang demam kompleks KD kompleks adalah bila (salah satu) :1. Kejang lama, ( > 15 mnt )2. Kejang fokal/parsial3. Kejang berulang dalam 24 jam

70 – 80% KD sederhana20 - 30% KD kompleks

- 4% fokal- 8% berlangsung > 15 mnt- 16% berulang dalam 24 jam

ETIOLOGITerdapat Interaksi 3 Faktor :1. Imaturitas otak dan termoregulator2. Demam terjadi kebutuhan Oksigen

yang meningkat3.Predisposisi genetic, > 7 lokus

kromosom (poligenik, autosomal dominan)

Penyebab demam :• ISPA 38%• Otitis media 23%• Pneumonia 15%• Gastroenteritis 7%• Pasca vaksinasi ( DTwP, campak ) 25

per 100 000 anak yang di vaksinasi

PENEGAKAN DIAGNOSIS, BERDASARKAN:1. Riwayat penyaki (Anamnesis)2. Pemeriksaan fisik dan neurologik,

apabila kesadaran baik dengan penyebab demam yang jelas tidak perlu pemeriksaan lab lain

3. Laboratorium. Pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab demam, pemeriksaan elektrolit, glukosa dilakukan atas indikasi ( bila ada muntah2, atau diare )

4. Indikasi pungsi lumbal adalah menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin pada setiap anak KD. Bila terdapat kecurigaan meningitis harus dilakukan LP Anjuran pungsi lumbal pada bayi: a. Bayi < 12 bln harus dilakukan LP, b. Bayi usia 12 – 18 bln dianjurkan LP, c.Bayi > 18 bln, LP tidak dilakukan secara rutin (berdasarkan AAP, the neurodiagnostic evaluation of the child with first simple febrile seizures. Pediatrics, 1996).

5. Elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi epilepsi atau

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38º C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. Merupakan bentuk kejang yang paling sering pada anak (2-4% populasi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun), 4-5% anak pernah mengalami 1 x KD (Nelson – Ellenberg, 1976). Keadaan ini mengakibatkan orang tua cemas.

Solusi Sehat

32 Suara Cendrawasih

Page 33: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

berulangnya KD. Oleh karena itu EEG tidak direkomendasikan pada anak KD.

PROGNOSIS DAN KOMPLIKASIAda 2 risiko KD :1.KD berulang 30 – 40% biasanya

pada tahun pertama2 Epilepsi ( 2 – 4% )

Prediktor KD berulang :1. Usia < 1 th2. Riwayat keluarga KD3. Suhu yang tidak tinggi dan durasi

demam Prediktor epilepsi :1.Kelainan neurologis/ keterlambatan

perkembangan2. Riwayat keluarga epilepsi3. KD kompleks

TATA LAKSANABiasanya kejang berlangsung singkat, berhenti sebelum dibawa ke dokter.Bila kejang masih berlangsung, berantas kejang dengan diazepam per rectal 0,5 mg/ kg, atauBB < 10 kg : 5 mg BB > 10 kg : 10 mgMaksimal 2 x pemberian

Pemberian Obat Saat Demam

Antipiretik (penurun demam)Pemberian antipiretik dianjurkan meskipun tidak ada bukti antipiretik dapat mencegah terjadinya kejang demam. Camfiel et al,1980 ; Uhari et al, 1995

Antikonvulsan (anti kejang)Diazepam oral 0,3 mg/kg, 3x sehari

efektif dapat menurunkan kejang demam. Efek samping hampir selalu ditemukan : somnolen dan ataxia

Phenobarbital, phenytoin atau carbamazepin yang diberikan saat demam tidak efektif untuk mencegah kejang demam

Pengobatan antikonvulsan rumat ( terus menerus )Phenobarbital 4 – 5 mg /kg BB

dibagi 2 dosis, maksimal 200 mg/hari, atau Asam Valproat 20-40 mg/kgBB/hari efektif menurunkan risiko berulangnya kejang demam.

Efek samping phenobarbital berupa gangguan perilaku/hiperaktif dan penurunan IQ sulit diterima. Efek samping Asam Valproat pada usia muda dapat menyebabkan gangguan fungsi hati

Indikasi Pengobatan Rumat1. Kejang lama2. Anak mengalami kelainan

neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang

3. Kejang fokal atau parsial

Kejang Demam

33Bersama Membangun Papua

dr Yenny Purnama, Sp.A, M.KesMayor Ckm NRP 1920048690468

Page 34: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Saat bicara tentang program

pelangsingan, yang terbayang

adalah menahan lapar dan olahraga

keras. Adakah cara yang lebih

ringan? Ada.

Hirup aroma makanan sebelum dimakan

Menurut Alan Hirsch, M.D., ahli saraf dari Uni-versity of Illinois Medical School di Chicago, Amer-ika, mencium aroma ma-kanan bisa mengelabui pusat saraf otak yang ber-tanggung jawab memberi sinyal perasaan kenyang. “Menghirup aroma ma-kanan perlahan-lahan, kira-kira sebanyak tiga kali sebelum makan, bisa membuat otak

Anda berpikir bahwa Anda sudah ma-kan sungguhan dan merasa kenyang,” ujar Hirsch.

Rajin menimbang berat badanPunya badan sedikit melar jangan

malah membuat Anda memusuhi tim-bangan. Malah sebaliknya, kian jauh berat badan Anda “melarikan diri” dari batas ideal, semestinya timbangan malah semakin dekat menjadi sahabat Anda. Menimbang badan sebelum ma-kan bisa membantu meredam letupan hasrat Anda dalam melibas makanan. Yang perlu diingat, jangan sampai Anda menjadi kelewat terob-sesi pada nilai yang ditunjuk-kan timbangan. Guna menim-

b a n g

adalah untuk mengingatkan diri Anda bahwa masih ada sekian kilogram le-mak yang perlu dibakar, dan bukannya membuat Anda bertambah stres kar-ena gemuk.

Hitung jumlah kaloriPengetahuan tentang kandungan

kalori dalam makanan bisa dengan mudah Anda dapatkan dari internet. Misalnya, semangkuk nasi putih = 250 kalori, selembar roti tawar = 70 ka-lori, dan seporsi cheeseburger = 310 kalori. Dengan sering berlatih, lama-kelamaan dengan sadar Anda akan memilih sebutir telur rebus yang hanya mengandung 70 kalori dibandingkan dengan 110 kalori yang terkandung da-lam telur mata sapi.

Kunyah per-men karet

Sebuah pe-nelitian yang dipublikasikan di New Eng-land Journal of Medicine m e n y a t a -kan bahwa mengunyah

permen karet sugar free bisa meningkatkan kemampuan tu-buh membakar kalori. Menurut para peneliti dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, mengunyah permen karet sebanyak 110 kali per menit selama

12 menit setiap hari bisa meningkatkan metabo-lisme tubuh sebesar 205. Mengunyah per-

men karet juga bisa memenuhi keinginan

Anda untuk ngemil tan-pa perlu merasa berdosa

sesudahnya.

Makan perlahan-lahanMasih ingat kan anjuran

dokter untuk men-gunyah makanan sebanyak 32 kali sebelum ditelan? Selain berguna un-tuk memaksimalkan nutrisi yang diser-ap tubuh, ternyata makan perlahan-lahan juga baik bagi Anda yang sedang menjalani program diet. Menurut Kathleen Melan-son, Ph.D., Direktur lembaga Energy Metabolism Laboratory di University of Rhode Island, menyantap makanan tanpa tergesa-gesa bisa mengurangi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Plus, makan secara perlahan lebih cepat membuat Anda haus dan minum lebih banyak ketimbang mereka yang makan buru-buru.

Fokus saat makanBanyak orang menggunakan

f a l - safah Zen untuk menyeimbangkan ritme kehidupan. Bagaimana cara menerapkan Zen dalam berdiet? Sederhana saja. Intinya, sadari dan nikmati kegiatan yang sedang Anda lakukan. Jadi, saat makan,

fokuskan perhatian Anda pada piring dan jangan melakukan kegiatan apa pun seperti nonton televisi dan membaca. Kunyah makanan secara hati-hati, dan letakkan sendok setiap kali Anda selesai menyuap. Begitu pe-rut mulai terasa kenyang, Anda akan menyadarinya lebih cepat dibanding-kan biasanya.

Solusi Sehat Trik Mengurangi Nasu Makan

34 Suara Cendrawasih

Page 35: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

sabar dan tabah, mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.

Sayidina Utshman bin Affan

Berbahagialah hamba yang menjadikan ibadah sebagai aktivitas hariannya, menjadikan akhirat sebagai tujuannya, selalu berhajat kepada Tuhannya, mengingat dosa dalam kesendiriannya, mengadukan keterasingannya kepada-Nya, dan memohon rahmat dengan pertobatan kepada-Nya. Berbahagialah orang

yang berbuat demikian. Ia menyesali dosa2nya, berdoa sepenuh hati siang dan malam, menangis di hadapan Allah pada akhir malam, bermunajat kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, mengharapkan surga, dan takut pada neraka.

Yahya bin Mu’adz

Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahwa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau

bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik sebagaimana yang Engkau cintai.

Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Dunia adalah fitnah dan ujian, kapan pun ia datang atau pergi. Jika datang, kamu harus bersyukur. Jika pergi, kamu harus bersabar.

Al Ghazali

Kebaikan dapat menyebabkan kecerahan pada wajah, cahaya dalam hati, kekuatan pada tubuh, kelapangan

dalam rezeki, dan kecintaan dalam hati manusia. Sebaliknya, keburukan dapat menyebabkan kemurungan pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan pada tubuh, kesempitan dalam rezeki, dan kebencian dalam hati manusia.

Ibn ‘Abbas r.a.

Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya, orang yang suka menghina orang lain – dia juga akan dihina, orang yang menyintai akhirat – dunia pasti menyertainya, barangsiapa menjaga kehormatan orang lain – pasti kehormatan dirinya akan terjaga.

Sayidina Umar bin Khattab

Setiap sesuatu memiliki tanda, dan tanda kehinaan seseorang adalah ia tidak bisa menangis karena rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

Abu Sulaiman Al-Darani

Saudaraku… Janganlah engkau putus asa, karena putus

asa bukan akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah impian kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan hari esok. waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.

Wasiat Hasan Al Banna

Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’, sedang orang yang tidak wara’ itu berarti hatinya mati.

Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Barangsiapa takut kepada Allah SWT niscaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.

Sayidina Umar bin Khattab

Keimanan seseorang tidak akan menjadi teguh sebelum hatinya bersih, dan hatinya tidak akan menjadi bersih sebelum lisannya juga bersih.

HR. Ahmad

Manusia yg paling bahagia ialah orang yg memiliki hati yg mengetahui (bahwa Allah selalu bersamanya), memiliki jiwa yg sabar, & rela atas apa yg ia miliki. Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.

Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah: hatinya selalu berniat suci, lidahnya selalu basah dengan zikrullah, kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa), segala perkara dihadapaiya dengan

35Bersama Membangun Papua

Kesehatan Rohani Mutiara Hikmah

Mutiara Hikmah & Muhasabah Dari Sahabat-Sahabat

Page 36: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009
Page 37: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Peringatan hari Infanteri yang tepatnya jatuh pada setiap tanggal 19 Desember adalah peringatan untuk mengenang kembali peristiwa bersejarah serangan militer belanda ke kota Yogyakarta yang lebih kita kenal dengan nama Agresi Militer II. Sedangkan catatan sejarah tanggal 19 Desember 1961 merupakan peristiwa penting bagi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia karena pada saat tersebut Presiden Soekarno menyerukan Tri Komando Rakyat yang berbunyi :

1. Pancangkan sangsaka merah putih di Irian barat

2. Gagalkan negara boneka Papua 3. Adakan mobilisasi umum.

Oleh karena itu penting bagi Kodam XVII/Cenderawasih untuk menggabungkan peringatan dua peristiwa sejarah ini agar generasi penerus perjuangan bangsa tidak lupa akan sejarahnya.

Upacara peringtan Hari Infanteri dan HUT Trikora mulai di gelar tepat pukul 09.00 WIT di lapangan Borarsi Manokwari. Bertindak sebagai inspektur upacara Pangdam XVII/Cenderawasih tampak hadir Gubernur,

Bupati, Ketua DPRD Provinsi Papua Barat, veteran pejuang, purnawirawan,

istri prajurit, istri pejuang, PNS, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan pelajar se-

Kota Manokwari. Upacara hari Infanteri dan HUT Trikora

tahun ini juga diwarnai dengan tampilnya pasukan tempo “Doeloe” yang melakonkan bagaimana para pejuang dahulu hanya memiliki senjata pertempuran hasil rampasan yang bermacam-macam, bahkan segaram militer pun masih

Berbagai komponen masyarakat bersama TNI, Senin (21/12) memperingati hari Infanteri dan hari Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berlangsung di lapangan Borarsi Manokwari.

Jangan Lupa Sejarah Hari Trikora

37Bersama Membangun Papua

Page 38: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

belum dimiliki. Upacara diawali dengan penampilan pasukan tradisional TKR serta penyerahan simbol Yudha wastu Pramuka Jaya dari Personel TNI kepada Inspektur Upacara, serta penyerahan pernyataan Penglima BesarI Jenderal. Besar Sudirman. Upacara juga diisi berbagai atraksi menarik lainnya seperti penanggulangan teror oleh Batalion 751/BS, senam balok dan lomba pemasangan tenda prajurit, juga pemotongan tumpeng oleh Gubernur Papua Barat dan Ibu Abraham Atururi, oleh Pangdam XVII/Cenderawasih dan Ibu Hanum Nasution dan di akhiri dengan bernyanyi bersama Muspida dan seluruh prajurit.

Selanjutnya, kobaran semangat Trikora memang perlu terus digelorakan pada setiap dada anak bangsa ini. Lebih khusus lagi bagi seluruh prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sebagai garda terdepan penjaga keutuhan NKRI yang berada di wilayah Papua. Sementara itu untuk mengingatkan seruan yang tertuang dalam Trikora, maka pada kesempatan peringatan tersebut juga dibacakan naskah Trikora oleh Ketua DPRD Papua Barat yang diikuti seluruh peserta upacara dan tamu undangan. Peringatan HUT Trikora bertujuan agar generasi muda penerus perjuangan bangsa tidak lupa akan sejarah. Sejarah telah mencatat pada 19 Desember 1961 merupakan peristiwa penting bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena pada tanggal ini Presiden Soekarno menyerukan Komando Trikora. Perintah Presiden disampaikan dengan lantang, di depan rapat raksasa di Yogyakarta, “Oleh

karena Belanda masih melanjutkan kolonialisme di tanah air kita maka kami perintahkan kepada rakyat Indonesia, juga yang berada di Irian Barat, untuk melaksanakan Tri Komando.”

Guna memuluskan operasi Trikora, dibentuklah komando Mandala yang membawahi unsur Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kohanudgab Mandala, tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk merebut Irian Barat dari Belanda.

Sementara itu, pada tanggal 18

januari 1962 di jalur diplomatik pun sedang terjadi perundingan alot antara delegasi Indonesia dan Belanda dengan PBB sebagai penengah. Melihat kekuatan besar bangsa Indonesia yang telah siap tersebut dengan didukung oleh diplomasi yang kuat, Belanda pun akhirnya bersedia mengembalikan Irian Barat kepada PBB, dan Irian Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Setelah Penentuan Pendapat Rakyat yang dilaksanakan oleh PBB melalui Resolusi Majelis Umum No. 2504.

Itulah catatan sejarah yang tertulis dengan tinta emas dalam perjalanan negara kesatuan Republik Indonesia. Sungguh sebagai kesalahan besar bagi kita generasi penerus apabila melupakan perjuangan pahlawan Trikora. Untuk itulah sekali lagi Kodam XVII/Cenderawasih, keluarga besar pejuang Trikora, pemerintah daerah Papua dan Papua Barat serta seluruh elemen masyarakat Papua merasa wajib memperingati hari semangat juang Trikora ini.

Lebih lanjut dalam amanatnya, Pangdam XVII/Cenderawasih menyatakan untuk menghargai perjuangan Trikora yang bermuara pada Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), maka Kodam XVII/Cenderawasih

Jangan Lupa Sejarah

38 Suara Cendrawasih

sepanjang pengabdian TNI, sudah banyak prajurit yang gugur

dalam berbagai medan pertempuran

termasuk dalam Agresi Militer Belanda II dan operasi Trikora.

“Kepada keluarga yang ditinggalkan, hormat saya yang setinggi-tingginya atas jasa

suami, ayah dan jasa dari ibu/bapak sekalian. Yakinlah, pengorbanan

yang kita berikan merupakan kemuliaan

yang tiada tara,

Page 39: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

memelopori upacara peringatan Trikora yang telah didengungkan Presiden RI Soekarno pada 48 tahun yang lalu. Bangsa ini tetap menginginkan pondasi persatuan dan kesatuan yang kokoh serta tidak dapat lagi dipisah-pisahkan hanya karena perbedaan cara pandang dan perbedaan ras semata.

Pangdam dalam amanatnya mengingatkan, sepanjang pengabdian TNI, sudah banyak prajurit yang gugur dalam berbagai medan pertempuran termasuk dalam Agresi Militer Belanda

II dan operasi Trikora. “Kepada keluarga yang ditinggalkan, hormat saya yang setinggi-tingginya atas jasa suami, ayah dan jasa dari ibu/bapak sekalian. Yakinlah, pengorbanan yang kita berikan merupakan kemuliaan yang tiada tara,” tuturnya.

Kepada para prajurit, Pangdam menyerukan agar meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, melaksanakan pembinaan untuk melahirkan prajurit yang kompak, profesional dan dicintai rakyat,

membantu, mengayomi dan melindungi rakyat, serta mengabdi dan berkarya untuk masyarakat. Di sela-sela acara Pangdam Mayjen TNI A.Y. Nasution mengatakan setiap warga Negara wajib untuk menghormati sejarah serta perjuangan para pejuang yang telah berjuang untuk kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Karena negara yang besar, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan serta menghargai sejarah bangsanya pula. “sebagai generasi penerus kita tidak boleh melupakan sejarah dan para pahlawan kita, karena bangsa yang besar dan Negara yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan para pahlawannya,” ucap Pangdam. Selanjutnya dikatakan, TNI merupakan tentara pejuang yang profesional, perjuangan para pejuang TNI yang dulu akan tetap dilanjutkan oleh TNI yang ada sekarang.

Peringatan Hut Infanteri dan Trikora, mendapat antusias dari masyarakat Manokwari, selama perayaan berlangsung banyak warga masyarakat yang dengan antusias mengikuti jalannya peringatan dengan memadati pinggiran lapangan upacara, sedangkan diberapa ruas jalan sekitar lapangan, arus lalu lintas terlihat macet.(tu)

Hari Trikora

39Bersama Membangun Papua

Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih siap menjadi garda terdepan NKRI di Papua.

Page 40: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Dikatakannya, pemantapan profesionalisme merupakan salah satu agenda utama reformasi internal TNI yang dapat dicapai melalui kesungguhan dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan. Untuk selanjutnya dipraktekkan dalam penugasan sehari-hari dengan mengoptimalkan penggunaan

Jangan Lupa Sejarah

40 Suara Cendrawasih

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memantapkan jati diri sebagai tentara

profesional yang siap mengawal dan mengamankan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Demikian amanat Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso yang dibacakan

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI A.Y. Nasution pada upacara

peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-64 TNI di lapangan PTC Entrop.

peralatan dan dukungan yang disediakan negara. “Profesionalisme tentu tidak dapat bertumpu hanya pada sikap dan jiwa patriotisme prajurit, tetapi perlu ketersediaan sarana prasarana dan peralatan yang mencukupi, terutama alat utama sistem senjata atau Alutsista,” kata Pangdam Nasution. TNI menyadari bahwa

Page 41: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

ketersediaan Alutsista tidak serta merta dapat memenangkan peperangan. “Namun pada era kemajuan teknologi persenjataan saat ini, sulit untuk meraih keberhasilan tanpa peralatan yang memadai,” imbuhnya. Dengan demikian, prajurit profesional adalah yang memiliki kemahiran menguasai teknik kemiliteran, termasuk mengawaki atau menggunakan dan mengoperasikan peralatan canggih dan moderen.

Upacara peringatan HUT TNI di lapangan PTC Entrop berlangsung cukup meriah dan mengundang banyak perhatian masyarakat untuk menyaksikannya. Masyarakat dengan antusias menyaksikan tiap-tiap moment peringatan itu dengan seksama, bahkan diruas jalan menuju walikota sempat macet karena terjadi penumpukan massa untuk melihat lebih

dekat jalannya peringatan HUT TNI tersebut. Seorang warga yang sedang menonton, Yulius Ayomi, saat ditemui Suara Cenderawasih mengatakan bahwa dengan melihat aktifitas TNI lebih dekat seperti dalam acara ini maka dia merasa nyaman dan tidak takut lagi melihat prajurit TNI, sehingga dia menjadi berniat untuk mendaftar menjadi anggota TNI.

Sejumlah atraksi kemahiran prajurit TNI diperlihatkan pada acara tersebut, di antaranya ketangkasan pasukan Gultor

(Penanggulangan teroris) Yonif 751/BS pemukul Kodam Cenderawasih dalam drama penyelamatan sandera yang disekap para penjahat. Aplause pun diberikan oleh segenap undangan dan masyarakat yang turut menyaksikan peristiwa tersebut.

Selain itu, ada pula tarian khas Papua, Yosim Pancar yang digelar sejumlah penari dan seluruh prajurit TNI pada akhir pelaksanaan upacara. Satu adegan menarik sempat ditampilkan oleh Prajurit saat mereka menyanyi sambil spontan mendaulat/menjunjung Pangdam, Kapolda dan Gubernur Papua Barnabas Suebu. Tiga pucuk pimpinan di Papua inipun tampak sumringah gembira menyambut acara dadakan ini, hal tersebut terlihat dari wajah dan semangat ketika bernyanyi dan menyerukan yel-yel ala Prajurit.

Spontanitas prajurit yang sekaligus juga menggambarkan betapa para pemimpin mereka baik dari TNI, Polri maupun Pemda selalu seiya dan sekata dalam mengantar masyarakat Papua yang aman, sejahtera dan bermartabat.

JAYALAH TNI !!!

pemantapan profesionalisme

merupakan salah satu agenda utama

reformasi internal TNI yang dapat dicapai

melalui kesungguhan dalam melaksanakan

pendidikan dan pelatihan.

Hut TNI Ke-64 di Jayapura

41Bersama Membangun Papua

Page 42: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Itu deretan puisi karya Praka T a b e r n a k e l Waromi, seorang atlit handal Kodam XVII/C e n d e r a w a s i h yang ditulisnya sekitar tahun 2000, ketika ia masih belum jadi apa-apa. Namun sekarang ia sudah dikenal sebagai seorang atlit papan atas Angkatan Darat yang menyumbangkan 3 medali emas Porad tahun 2009 lalu, untuk kelas 100 M gaya bebas Putra 1 menit 01 detik, 50 M gaya bebas putra 26 detik, 04 second, 200 M estafet gaya ganti waktu 1 menit, 58 detik.

Kurus, tinggi, berotot dan kulitnya hitam legam khas Papua, bukan karena terbakar matahari. Kulitnya yang legam dan cepat renangnya inilah yang membuatnya kerap dipanggil “ Navaks ” oleh teman-temannya. Tetapi ia adalah saudara kita yang patut dibanggakan, karena turut mengibarkan nama Kodam

XVII/Cenderawasih di even Pekan Olah Raga Angkatan Darat lalu. Perenang kelahiran 14 September tahun 1982 ini mulai belajar berenang sejak kecil karena memang anak laut pesisir Serui, dia dibimbing oleh pamannya yang juga mantan perenang Nasional Asaria Yohan Yowey yang juga seorang prajurit TNI AD berpangkat Serka.

Pamannya memang pelatih bertangan dingin yang mengenalkannya pada gelanggang pertandingan. Dia melatih Tabernakel dengan keras, bahkan lebih keras daripada yang

pernah dialaminya saat dia ditangani pelatih nasional lainnya.

Berikut adalah perjalanan kariernya di mulai sebelum menjadi prajurit TNI

Tahun 1998 di Manila mengikuti kejuaraan Asia Junior Swim finalis 100 M gaya bebas dan 100M gaya kupu.

Tahun 1999 di Darwin Australia mengikuti Arafura

Games 50 M gaya kupu meraih perunggu.

Pada tahun 2001 Navak terpanggil menjadi anggota TNI dan satuan pertamanya adalah di Batalyon 751/BS. Di satuan inilah, Tabernakel tidak hanya aktif dalam dinas kemiliteran tetapi juga berlatih intensif sebagai atlit renang daerah sehingga prestasinya tetap stabil.

Sedangkan perjalanan presta-sinya setelah menjadi prajurit

Catatan KecilUntuk Prestasi Besa

rPraka Tabernakel

Setiap Prajurit bebas memilih menjadi biasa atau luar biasa.

menjadi biasa, sudah banyak dan mudah adanya.

Tujuan hidup mengarahkan langkahku, percaya diri menguatkan tekadku,

kegigihan itu senjata penumpas segala rintangan.

Aku memilih untuk menjadi luar biasa dengan gagah berani kutunjukkan:

AKU bisa JUARA

Prestasi

42 Suara Cendrawasih

Page 43: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

adalah, pada kejuaraan Militer mulai tahun• 2001 Ton Tangkas di Magelang

Kodam juara 5, dan dia menjadi perenang tercepat.

• 2002 Ton Tangkas di Bandung Kodam juara 4, dia masih menjadi perenang tercepat.

• 2003 Ton Tangkas di Bandung Kodam peringkat 5, dia tetap perenang tercepat.

• 2007 Porad ke lima di bandung juara 1 nomor renang 50 M gaya bebas.

• 2009 Porad ke enam di Magelang juara 1 nomor renang 50 M, 100 M dan 200M.

Pada kejuaraan umum tingkat Nasional• Tahun 2000 Pon Jatim meraih perak

untuk nomor 50 M gaya bebas• Tahun 2003 Kejurnas renang di

Malang meraih perunggu untuk nomr 50 M gaya Kupu.

• Tahun 2004 Pon Palembang meraih perunggu 50 M gaya Kupu-kupu.

• Tahun 2006 Kejurnas selam cabang monofine 50 M apnea di makasar meraih urutan 4 Nasional.

• Tahun 2007 Kejurnas selam di P seribu Jakarta meraih perunggu 50 M apnea.

• Tahun 2008 bulan Maret Asia Open di Kuching Serawak Malaysia

• Tahun 2008 Pon Kaltim masuk 5 besar selam nomor 50 M Apnea dan 100M surfish.

• Tahun 2009 Kejurnas bulan Mei Jakarta 50 M gaya kupu finalis.

Kejuaraan umum InternasionalKejuaraan luar negeri Asia Open di

Thailand tahun 2003 meraih perunggu untuk nomor 50 M gaya kupu.

Di balik gemerlapnya prestasi,

Tabernakel juga pernah mengalami krisis prestasi di awal-awal dia terjun sebagai atlit renang, namun hal itu tidak membuatnya putus asa. Pepatah Konfusius menyebutkan: “Kemenangan terbesar kita bukanlah ketika kita tidak pernah gagal, tetapi ketika kita bangkit dari kegagalan” dipegang teguh olehnya. Ditambah berlatih enam kali seminggu, karir renangnya perlahan mulai bersinar. Namanya mulai diperhitungkan ketika meraih juara I

pada Kejuarda Papua, sejak saat itulah hasil jerih payahnya mulai tampak..

“ Saat awalnya kejurda Papua itu even yang cukup berat. Namun saya selalu bulatkan tekad, keinginan dan semangat saya bahwa “Saya harus juara”. Saat inipun Navak sedang mempersiapkan diri untuk Kejurda mewakili kota Jayapura pada event kejurda di Timika, sudah lebih dari 15 kali Kejurda ia ikuti dan selalu menjadi yang terbaik pada lima nomor yaitu 50 M gaya bebas, 100 M gaya bebas, 200 M gaya bebas, 50 M gaya Kupu dan 100 M gaya kupu, medali emas selalu dia menangkan dalam nomor ini karena untuk kejurda memang trada lawan yang sebanding dengan si Navak ini.

Setelah malang melintang di kejurda, prestasi gemilangnya di dunia

renang nasional pun mulai bersinar yaitu ketika ia meraih perak pada Pon tahun 2000 di Jatim hingga akhirnya di tahun 2009 terpilih sebagai perenang Porad Terbaik Putra dengan 3 medali emas.

Kemudian, apa pesan Tabernakel buat rekan-rekan Prajurit yang ingin berprestasi. “Bagi atlit, latihan itu kebutuhan. Latihan tidak boleh dilakukan karena kita dilihat orang atau karena apa. Kalau pingin juara ya harus latihan,”. Kata penggemar bakar ikan ini. “Dan jangan berhenti karena kalah sekali dua kali itu biasa, renang ataupun olah raga lain itu tidak ada yang mudah, tapi juga bukan hal yang tidak dapat kita kuasai. Oleh karenanya, kalau pingin juara kita tidak boleh berhenti atau menyerah. Kemenangan terbesar kita bukan ketika kita meraih kemenangan, tetapi ketika kita berhasil bangkit dari kekalahan,” Demikian filosofi dari suami Jesy Damiana Delima, dan bapak dari anak semata wayang Margaret Nilam Waromi, saat ini mereka tinggal di Argapura kampung Vietnam .

Harapan Tabernakel, dari komando supaya dia mendapat rumah dinas agar tidak terpengaruh dengan lingkungan kampung Vietnam yang memang tidak kondusif untuk kehidupan keluarga prajurit. Demikian pula komando untuk memberi waktu seluas luasnya dia berlatih seusai apel pagi, dan memberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan Secaba secara khusus karena waktu mengikuti Secaba Reg normal tanpa jalur khusus masih sekitar 4 tahun lagi. Saat ini Tabernakel berdinas di Jasdam XVII/Cenderawasih sebagai tajurlistik sirana.

Seluruh prajurit Ksatria Pelindung Rakyat Bangga padamu.

Selamat berprestasi Prajurit !!!

Catatan Kecil untuk Prestasi Besar Praka Tabernakel

43Bersama Membangun Papua

Page 44: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

44 Suara Cendrawasih

Upacara pembukaan yang dihadiri para Muspida Provinsi Papua kali ini, sangat mengesankan Pasalnya peserta kegiatan dari masyarakat sangat banyak. ”Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat sekitar tinggi sekali dan masih cintanya mereka kepada TNI. Selesai upacara, Aster Kasdam XVII/Cenderawasih di dampingi unsur Muspida meninjau langsung dua lokasi yang akan menjadi target operasi Bhakti di Distrik Muara Tami Kotamadya Jayapura dan kampung Wembi Distrik Arso Kabupaten Keerom dengan melaksanakan berbagai kegiatan, baik yang bersifat fisik

maupun non fisik.

Untuk kegiatan fisik antara lain : 1. Pembuatan sarana Mck 4 unit.2. Rehabilitas gereja 1 unit.3. Rehabilitas rumah penduduk.4. Pembuatan kolam ikan

percontohan 2 unit.5. Pembuatan kebun percontohan

dengan menggunakan polybag di rumah penduduk sejumlah 75 kk.

6. Pembuatan kandang dan ternak babi 2 kandang dengan masing-masing kandang 5 ekor.

Sedangkan untuk kegiatan non fisik diantaranya :

1. Pengobatan massal.2. Penyuluhan bela negara.3. Penyuluhan HIV/AID4. Pelatihan pertukangan.5. Pelatihan usaha peternakan.6. Pelatihan kepramukaan.7. Pelatihan pertanian dan pelatihan

koperasi. Dua lokasi yang dimaksud

merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga PNG atau kurang lebih 2 Jam perjalanan dari Kota Jayapura. Pada k e s e m p a t a n lain Pangdam

Kegiatan Bhakti TNI Terpadu adalah bentuk operasi militer selain perang (OMSP) yang termasuk bagian dari tugas pokok TNI. Dalam Undang-Undang TNI Nomor 34/2004, selain mempunyai tugas perang, TNI juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan, salah satunya adalah bentuk Bhakti TNI Terpadu yang beberapa saat yang lalu telah dibuka di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih.

Bhakti TNI

Page 45: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

45Bersama Membangun Papua

berpesan kepada prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Bhakti TNI terpadu, untuk selalu mengayomi rakyat. Mereka diingatkan agar tidak sekali-kali menyakiti hati rakyat, serta memerintahkan prajuritnya agar selalu berkarya untuk bangsa dan negara.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa program pemberdayaan wilayah pertahanan melalui bhakti TNI terpadu ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan kodam XVII/Cenderawasih dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memelihara stabilitas wilayah di Provinsi Papua. melalui kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan kondisi wilayah pertahanan yang semakin mantap sehingga

dapat mendukung kelancaran pembangunan di wilayah Papua. di samping itu kegiatan ini juga sebagai wahana untuk memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat, yang merupakan pilar kekuatan bangsa.

Terkait bhakti TNI terpadu itu, Pangdam meminta prajurit TNI memahami dan melaksanakan tugas secara profesional, proporsional, dan penuh tanggung jawab serta meningkatkan jalinan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat guna mensosialisasikan kebijakan pemerintah tentang persatuan dan kesatuan bangsa. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan kultural dan religius dalam beradaptasi dengan lingkungan serta mengedepankan etika adat dan agama yang dianut masyarakat setempat. Hindarilah tindakan dan sikap arogan yang dapat menimbulkan antipati sesama aparat TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat; sehingga kehadiran tugas bhakti TNI terpadu dapat memberikan kesejukan di lingkungan masyarakat.

Program pemberdayaan

wilayah pertahanan melalui bhakti TNI

terpadu ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan kodam XVII/Cenderawasih dalam

rangka membantu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta memelihara stabilitas

wilayah di Provinsi Papua

Memotret Gotong Royong

Page 46: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Danau indah ini, terletak di wilayah Distrik Sentani dengan luas 9.360 ha dengan ketinggian 75 meter diatas

permukaan laut. Memiliki panorama alam yang indah dan menarik dengan

perkampungan dan perumahan penduduk yang khas asli terletak di

pinggiran danau maupun pulau-pulau di tengah danau yang pada umumnya

berbentuk rumah panggung. Jalan yang menghubungkan antar rumah dan daratan berupa jembatan kayu.

Budaya

46 Suara Cendrawasih

Page 47: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Untuk lebih dalam mengetahui danau ini, maka Pemda berupaya membuat agenda gelar budaya. Gelaran kali ini adalah yang kedua, dan telah menjadi agenda rutin tahunan. Festival danau sentani bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat sekaligus merekatkan rasa persatuan dan kesatuan di antara kampung adat (ondoafi). Acara ini juga bertujuan untuk menjadikan atraksi dan daya tarik dalam kegiatan kepariwisataan yang pada akhirnya akan mendatangkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih Jayapura sebelumnya telah didengungkan sebagai kota budaya dan pariwisata.

Festival Budaya Danau Sentani 2009 menampilkan tiga acara utama, yakni menari di atas perahu yang diikuti sekitar 1.040 peserta dari 26 kampung adat, berperang di atas perahu diikuti 600 peserta dari 20 ondoafi, dan parade di atas perahu dan di darat serta upacara sakral masyarakat Sentani.

Sebanyak 24 ondoafi dari sekeliling Danau Sentani, 19 distrik dan ondoafi

Kabupaten Jayapura dan 10

kabupaten dari Provinsi Papu, serta organisasi kebudayaan kerukunan etnis yang ada di Papua turut ambil bagian dalam festival ini.

Festival Budaya Danau Sentani selain menjadi wahana dalam melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat juga telah menjadi atraksi wisata budaya yang menarik bagi wisatawan untuk datang ke Provinsi Papua.

Festival Budaya Danau Sentani merupakan kegiatan wisata budaya yang berbasis masyarakat. Even ini untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal dan menjadi daya tarik wisata yang pada akhirnya akan menyejahterakan masyarakat setempat.

Selama ini kawasan wisata Danau Sentani menjadi salah satu prioritas pengembangan kawasan wisata unggulan Kabupaten Jayapura dengan menonjolkan air dan lingkungan hidup sebagai obyek utamanya. Seperti kita ketahui, danau Sentani terletak di Kota Sentani yang menjadi ibukota Kabupaten Jayapura. Kota Sentani didukung fasilitas bandara Sentani yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan pariwisata di Papua

sekaligus menjadi pintu gerbang bagi wisatawan yang akan menuju wilayah lain di Papua.

Festival Budaya Danau Sentani digelar pada 19-23 Juni 2009 lalu di Pantai Khalkote, Kampung Ohei, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua. Penyelenggaraan festival yang tahun ini untuk kedua kalinya itu untuk mendukung program Visit Indonesia Year (VIY) 2009 dengan target kunjungan 6,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 226 juta wisatawan nusantara.

Festival Budaya Danau Sentani selain menjadi wahana dalam melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat juga telah menjadi atraksi wisata budaya yang menarik bagi wisatawan untuk datang ke Provinsi Papua.

Gelar Festival Budaya Danau Sentani

47Bersama Membangun Papua

Page 48: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Dukungan kepada KPU dalam mendistribusikan logistik Pemilu tahun 2009 di Wamena.

Pangdam XVII/Cenderawasih melantik Prajurit Tamtama di Lapangan Pancasila Rindam.

Pengecekan Dapur Umum Satgas 725/WRG di sela-sela kunjungan Kerja Pangdam XVII/Cen.

Pengobatan masal dalam rangka HUT Kodam XVII/Cenderawasih ke-46 di Kp. Kayu Batu.

Coffe Morning Pangdam XVII/Cenderawasih dengan Insan Pers se-Papua.

Galeri KegiatanKodam XVII/Cendrawasih

Majalah Suara CendrawasihEdisi Edisi Januari 2010

48 Suara Cendrawasih

Page 49: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Pembukaan Pekan Olah Raga

dalam rangka HUT Kodam ke-

46 oleh Pangdam XVII/Cen.

Seorang Prajurit sedang memberikan bantuan kepada masyarakat didaerah pedalaman

Kunjungan Pangdam XVII/Cenderawasih di Perbatasan RI-PNG didampingi Pejabat Kodam.

Foto Bersama Ibu Ketua Persit PD XVII/Cen disela-sela kunjungan kerja ke Kipan A Yonif 756/WMS

49Bersama Membangun Papua

Page 50: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Pangdam XVII/Cenderawasih melihat Cinderamata hasil kerajinan prajurit Satgas Yonif 725/WRG

Pangdam XVII/Cenderawasih memaaikan Baret kepada peserta Musda FKPPI wilayah Papua.

Pangdam XVII/Cenderawasih berdialog dengan Biksu di Vihara

Arya Dharma dalam rangka Imlek tahun 2009

Latihan HTF oleh para peserta Apel Dansat Jajaran Kodam XVII/Cenderawasih tahun 2009

50 Suara Cendrawasih

Page 51: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Pelepasan Start Rally Motor Wisata dalam

rangka kembalinya Irian Barat ke Pangkuan Ibu

Pertiwi.

Kegiatan rutin pemeliharaan fisik

Pamen Kodam XVII/Cenderawasih.

Audiensi Pangdam XVII/Cenderawasih dengan para tokoh agama sewilayah Papua

51Bersama Membangun Papua

Page 52: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Lomba Gerak Jalan ingkat Pelajar dalam rangka memperingati kembalinya Irian Barat ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Pangdam XVII/Cenderawasih memperagakan Kumite disela-sela kegiatan Apel Dansat tahun 2009 Jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.

Lomba Tenis Lapangan antar satuan dalam rangka HUT Kodam XVII/Cenderawasih ke-46 tahun 2009.

52 Suara Cendrawasih

Page 53: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009

Prajurit Satgas Perbatasan membantu pengajaran sebuah sekolah yang kekuarangan tenaga pendidik.

Apel pemeriksaan Kendaraan Dinas yang dipimpin langsung oleh Pangdam XVII/Cenderawasih

Pangdam XVII/Cenderawasih disambut meriah oleh masyarakat pada kunjungan kerja ke Kodim 1712/Sarmi.

Prajurit bersama masyarakat membangun bersama dalam TMMD ke-82 di Wilayah Korem 173/PVB

53Bersama Membangun Papua

Page 54: Suara Cendrawasih Edisi Desember 2009