Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

download Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

of 112

Transcript of Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    1/112

    Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah

    Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang 25163

    e-mail : [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    2/112

    PENDAHULUAN

    Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui,tetapi dalam kehidupan sehari-hari bahan bakar minyakmasih menjadi pilihan utama sehingga akan

    mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi.Minyak tanah di Indonesia yang selama ini disubsidi,menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintahIndonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadilebih dari 49 triliun rupiah per tahun dengan penggunaan

    lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Hal ini berdampaknaiknya harga minyak bumi di pasar global, menjadikanharga minyak tanah sebagai konsumsi publik yang palingbesar, langka dan mahal di pasaran (Yusuf, 2010).

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    3/112

    Sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui diIndonesia cukup banyak, di antaranya adalah

    biomassa atau bahan-bahan limbah organik. Beberapabiomassa memiliki potensi yang cukup besar adalahlimbah kayu, sekam padi, jerami, ampas tebu,tempurung kelapa, cangkang sawit, kotoran ternak,

    dan sampah kota. Biomassa dapat diolah dandijadikan sebagai bahan bakar alternatif, contohnyadengan pembuatan briket. Briket mempunyaikeuntungan ekonomis karena dapat diproduksi secara

    sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi, danketersediaan bahan bakunya cukup banyak diIndonesia sehingga dapat bersaing dengan bahanbakar lain.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    4/112

    Pemanfaatan kotoran sapi untuk dijadikan pupukorganik masih belum optimal, karena petani belumbisa merubah kebiasaan dalam menggunakan pupukkimia untuk meningkatkan produksi tanaman. Hal ini

    menyebabkan masih banyak kotoran sapi yang tidakdimanfaatkan.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    5/112

    Kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/gdan gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metanmerupakan salah satu unsur penting dalam briketyang berfungsi sebagai penyulut, yaitu agar briketyang dihasilkan diharapkan mudah terbakar. Limbahpertanian dapat menghasilkan energi kalor sekitar6000 kal/g. Limbah pertanian yang terdiri dari sekammemiliki kadar karbon 1,33 %, jerami mempunyaikadar karbon 2,71 %, dan tempurung kelapa memilikkadar karbon yang tinggi sebesar 18,80 %(Pancapalaga, 2008).

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    6/112

    Pemanfaatan kotoran sapi dan limbah pertanian

    berupa sekam, jerami, dan tempurung kelapa sebagaibahan baku dalam pembuatan briket merupakan salahsatu bahan bakar alternatif yang tepat sebagai sumberbahan bakar untuk mengurangi pengunaan minyak

    tanah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentangvariasi komposisi bahan penyusun briket tersebut.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    7/112

    TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

    1. Mengetahui karakteristik briket campuran kotoran

    sapi dan limbah pertanian. 2. Mendapatkan komposisi terbaik dalam pembuatan

    briket.

    3. Mengetahui pengaruh komposisi bahan baku

    terhadap laju pembakaran briket.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    8/112

    METODE

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

    sampai dengan Oktober 2010, di Bengkel FakultasTeknologi Pertanian, Laboratorium Pusat PenelitianPemanfaatan Iptek Nuklir (P3IN) Fakultas Pertanian,dan Laboratorium Nonruminansia Fakultas

    Peternakan Universitas Andalas.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    9/112

    Bahan dan Alat

    Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian iniadalah limbah pertanian yaitu sekam, jerami, dantempurung kelapa. Selain itu diperlukan juga kotoransapi, tepung tapioka, dan air. Alat-alat yang digunakan

    dalam melaksanakan penelitian ini adalah alatpengepres briket dengan cetakan berdiameter 2 cmdan tinggi 3 cm, drum, ayakan 50 mesh dan 70 mesh,oven, timbangan digital,force gauge, thermometer,

    stopwatch, desikator, bomb kalorimeter, cawanporselin, penjepit cawan, alat-alat tulis, dan peralatanyang mendukung.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    10/112

    Metode Penelitian Langkah pertama dalam penelitian adalah pembuatan

    briket yang meliputi proses penyiapan bahan baku berupakotoran sapi dan limbah pertanian (sekam, jerami, dan

    tempurung kelapa). Bahan baku limbah pertaniandikarbonisasi, selanjutnya arang dari hasil karbonisasidilakukan pengecilan ukuran, kemudian diayak untukmenghasilkan ukuran yang seragam. Bahan yang telahdiayak lalu dicampur dengan perbandingan, yaitu : A =

    perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi : limbahpertanian = 1:1, B = perlakuan dengan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian = 1:2, dan C = perlakuandengan perbandingan kotoran sapi : limbah pertanian =1:3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    11/112

    Bahan selanjutnya dicampur dengan perekat tapiokasebanyak 30 % dari berat adonan briket. Adonan

    briket yang telah tercampur tersebut dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silinder dengandiameter 2 cm dan tinggi 3 cm, selanjutnya hasilcetakan dikeringkan di dalam oven. Briket hasilpengeringan kemudian dilakukan uji karakteristikmeliputi : kadar air, kadar abu, kadar karbon, nilaikalor, kerapatan (density), dan kuat tekan.Pengamatan lama nyala api, laju pembakaran danefisiensi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan

    komposisi bahan baku berhadap laju pembakaranbriket.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    12/112

    Metode penelitian yang digunakan adalah metodeeksperimen dengan tiga perlakuan, sebagai perlakuan

    adalah perbandingan komposisi kotoran sapi danlimbah pertanian. Setiap perlakuan dilakukan dengantiga kali pengulangan. Pengujian dilakukan dengantiga perlakuan komposisi yang akan diamati, yaitu :

    A = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian = 1:1

    B = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian = 1:2

    C = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi :

    limbah pertanian = 1:3 Pengolahan data dilakukan dengan menghitung nilai

    rata-rata dari setiap ulangan.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    13/112

    Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitupembuatan briket dan pengujian briket.

    Tahap Pembuatan Briket Tahap Pengujian Briket

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    14/112

    Tahap Pembuatan Briket

    Proses yang dilakukan dalam pembuatan briket, yaitu : 1. Penyiapan Bahan Baku Bahan baku yang disiapkan adalah kotoran sapi dan

    limbah pertanian berupa sekam, jerami, dan tempurung kelapa.Bahan tersebut dikumpulkan dan dibersihkan dari material-material tidak berguna. Proses pengambilan kotoran sapidilakukan dalam satu kali pengambilan dalam jumlah banyak,hal ini dilakukan untuk menghindari heterogenitas kotoran sapi

    yang digunakan dalam penelitian.

    Kotoran sapi dikeringkan di bawah sinar matahariselama tujuh hari, lamanya pengeringan ini disebabkan karenasaat penelitian ini kondisi cuaca mendung dan curah hujan yangcukup tinggi, setelah cukup kering kotoran sapi ditumbuk untukmembuat ukuran partikel menjadi lebih kecil, kemudian diayakdengan ayakan 50 mesh.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    15/112

    2. Proses Karbonisasi

    Bahan-bahan seperti sekam, jerami, dantempurung kelapa, selanjutnya dikarbonisasi denganmenggunakan drum bekas yang bersih. Drum diberilubang-lubang kecil pada bagian dasar agar tetap ada udara

    yang masuk ke dalam drum.

    Pada proses karbonisasi kegiatan yangdilakukan adalah bahan dimasukkan ke dalam drum yangtelah diletakkan pada tatakan batu dan api dinyalakan.Semua bahan dalam drum akan terbakar menjadi arang,

    ditandai dengan terlihat asap putih dari atas drum. Bahandalam drum akan menyusut seiring dengan terjadinyapengarangan di bagian bawah. Ketika semua bahan telahmenjadi arang, segera dinginkan dengan cara disiramdengan air hingga bara dalam arang mati.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    16/112

    3. Pengecilan Ukuran

    Pengecilan ukuran bahan dilakukan denganmenggunakan lesung. Hasil pengecilan bahan diayakdengan ayakan 50 mesh untuk jerami dan sekam,sedangkan 70 mesh untuk tempurung kelapa.

    Pemilihan ukuran ayakan pada setiap bahan tersebutberdasarkan pada pernyataan Pancapalaga (2008),yaitu sekam dan jerami diayak dengan ukurankelolosan 50 mesh dan arang tempurung kelapa

    dengan ukuran kelolosan 70 mesh.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    17/112

    4. Pembuatan Adonan Briket

    Bahan yang telah disaring lalu dicampur

    dengan perbandingan sebagaimana perlakuan, yaitu : A = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi : limbah

    pertanian = 1:1

    B = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi : limbah

    pertanian = 1:2 C = perlakuan dengan perbandingan kotoran sapi : limbah

    pertanian = 1:3

    Bahan tersebut selanjutnya dicampurkandengan perekat tapioka sebanyak 30 % dari berat adonanbriket sampai membentuk semacam adonan yang cukupkering. Semakin banyak perekat yang digunakan, makabriket lebih kuat dan tahan pecah.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    18/112

    5. Pencetakan Briket

    Bahan baku yang telah tercampur dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silinder dengandiameter 2 cm dan tinggi 3 cm, kemudian dilakukanpengepresan dengan tekanan 100 N/cm2.

    Kapasitas alat pengepres ditentukan oleh berat briketyang dihasilkan per satuan waktu. Kapasitaspengepresan dihitung dengan menggunakan rumus :

    Kp= Bb / t ... (1)

    dengan :

    Kp = kapasitas pengepresan (kg/jam)

    Bb = berat briket yang dihasilkan (kg)

    t = waktu pengepresan (jam)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    19/112

    6. Pengeringan

    Hasil cetakan dikeringkan di dalam oven dengan suhu60 oC selama 24 jam, tujuannya untuk menurunkankandungan air pada briket, sehingga briket cepat

    menyala dan tidak berasap. Suhu yang terlalu tinggidapat mengakibatkan hasil cetakan menjadi retak.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    20/112

    Tahap Pengujian Briket Tahap pengujian briket adalah tahap melakukan uji

    karakteristik briket untuk mengidentifikasi apakahbriket yang dihasilkan berkualitas bagus yang sesuaidengan SNI, langkah-langkah pengujian yangdilakukan meliputi kadar abu, kadar air, kadar karbon,nilai kalor, kerapatan massa, kuat tekan, lama nyalaapi, dan laju pembakaran.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    21/112

    Pengamatan Karakteristik Briket

    Kadar Air

    Penetapan kadar air merupakan suatu cara untukmengukur banyaknya air yang terdapat di dalam suatubahan. Kadar air sampel ditentukan dengan metode ovencaranya adalah bahan ditimbang dengan timbangananalisis dengan berat bahan dalam cawan alumunium yang

    telah diukur bobot keringnya secara teliti, kemudiandikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC sampai beratnyakonstan. Bahan didinginkan dalam desikator dan timbangkembali. Kadar air bahan dapat dihitung sebagai berikut :

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    22/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    23/112

    Kadar Abu dan Kadar Karbon

    Pengukuran kadar abu merupakan residu anorganik yang

    terdapat dalam bahan. Abu dalam bahan ditetapkandengan menimbang sisa mineral sebagai hasil pembakaran(abu sisa pembakaran) bahan organik pada suhu 550 0C.Prinsip kerja metode ini dengan cara sebagai berikut :

    1. Sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan

    porselen. 2. Sampel dipanaskan sampai menjadi arang dan tidak

    mengeluarkan asap.

    3. Kemudian diabukan di dalam tanur pada suhu 600 oC

    hingga menjadi abu. 4. Sampel dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan

    timbang segera setelah mencapai suhu ruang.

    Perhitungan :

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    24/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    25/112

    Nilai Kalor

    Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas

    baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatubenda. Nilai kalor diperoleh dari briket dengan datalaboratorium. Prosedur kerja untuk menentukan nilaikalori yaitu :

    .a. Sampel dibuat pelet dan ditimbang, kemudian pelettersebut dimasukkan ke dalam cawan pembakar tepatdi bawah lengkungan kawat sumbu yang keduaujungnya telah diikatkan pada kedua elektroda.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    26/112

    .b. Rangkaian tersebut kemudian dimasukkan kedalam bomb yang sebelumnya telah diisi akuadessebanyak 1 ml ke dalam bomb, selanjutnya ditutuprapat dan dialiri gas oksigen melalui katup kurang

    lebih 35 atm. Bomb dimasukkan ke dalam kalorimeteryang telah diisi air sebanyak 2 liter, dan dihubungkandengan unit pembakar.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    27/112

    .c. Kalorimeter ditutup dan termometer dipasang pada

    tutup kalorimeter, sehingga skala bagian bawah tepatpada angka 19 oC. Temperatur konstan pengaduklistrik dihidupkan dan dibiarkan selama 5 menit,kemudian sumber tegangan arus 23 volt dihidupkan

    untuk membakar kawat sumbu dan cuplikan. Padasaat ini temperatur diamati maka temperatur akannaik dengan cepat, setelah itu konstan dan akhirnyasedikit demi sedikit akan turun, kemudian sumber

    tegangan pembakar dan pengaduk dimatikan.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    28/112

    Kerapatan (Density)

    Kerapatan massa dapat dilakukan perhitungan denganpersamaan berikut:

    . = m.(6)

    V dengan :

    = kerapatan (g/cm3)

    m = massa (g)

    V = volume silinder (cm3)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    29/112

    Kuat Tekan

    Uji kuat tekan dilakukan dengan menggunakanforcegauge untuk mengetahui kekuatan briket dalammenahan beban dengan tekanan tertentu. Kuat tekanbriket dapat dihitung dengan persamaan :

    Kuat tekan (N/cm2) = gaya (N) (7)

    luas (cm2)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    30/112

    Hubungan Komposisi Bahan Baku Terhadap LajuPembakaran Briket

    Nyala Api Uji nyala api dilakukan untuk mengetahui berapa

    lama waktu briket habis sampai menjadi abu.Pengujian lama nyala api dilakukan dengan cara briket

    dibakar seperti pembakaran terhadap arang.Pencatatan waktu dimulai ketika briket menyalahingga briket habis atau telah menjadi abu.Pengukuran ini waktu menggunakan stopwatch.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    31/112

    Laju Pembakaran Briket

    Laju pembakaran briket adalah kecepatan brikethabis sampai menjadi abu dengan berat tertentu. Lajupembakaran dapat dihitung dengan menggunakanrumus :(persamaan 8) :

    Laju pembakaran briket (g/detik) = berat briket (g)

    waktu sampai briket

    habis (detik)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    32/112

    Efisiensi

    Efisiensi briket diperoleh dengan menggunakan nilai

    kalori pada masing-masing perlakuan komposisikotoran sapi dan limbah pertanian. Efisiensi diukurdengan menggunakan rumus :

    Efisiensi (%) = Output x 100 % ...(9)

    Input

    dengan :

    Output = jumlah total energi untuk memasak air (kal) Input = nilai kalor dari berat briket yang digunakan

    (kal)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    33/112

    Energi untuk memasak air merupakan nilai kalor atau

    panas yang dihasilkan briket sampai air mendidih atausampai suhu tertentu dengan rumus :

    Q = m . c . t ...(10)

    dengan :

    Q = jumlah panas untuk mendidihkan air

    (kal)

    c = panas jenis air (kal/g.0C)

    m = massa briket (g)

    t = kenaikan suhu (0C)

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    34/112

    HASIL Pembuatan Briket

    Langkah pertama dalam penelitian ini adalah tahappembuatan briket. Briket dibuat dengan campurankotoran sapi dan limbah pertanian berupa tempurung

    kelapa, sekam, dan jerami. Pembuatan briketdilakukan di Bengkel Fakultas Teknologi Pertanian.Kadar air arang tempurung kelapa, jerami, sekam dankotoran sapi terlebih dahulu dianalisis sebelum

    dilakukan pembuatan briket. Kadar air bahan yangdiperoleh dapat dilihat pada Tabel 1.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    35/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    36/112

    Proses yang dilakukan dalam pembuatan briket, yaitu :

    1. Penyiapan Bahan Baku

    Bahan baku yang disiapkan adalah kotoransapi, sekam, jerami, dan tempurung kelapa. Bahandijemur di bawah sinar matahari, setelah cukup keringkotoran sapi ditumbuk untuk membuat ukuranpartikel menjadi lebih kecil, kemudian diayak denganayakan 50 mesh. Bahan baku pembuatan briket dapatdilihat pada Gambar 1.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    37/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    38/112

    2. Proses Karbonisasi

    Bahan yang telah dikeringkan dikarbonisasidengan menggunakan drum, ketika semua bahantelah menjadi arang segera dinginkan dengan caradisiram dengan air hingga bara mati. Proses

    karbonisasi dan hasil karbonisasi pada tiap-tiap bahandapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    39/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    40/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    41/112

    3. Pengecilan Ukuran Bahan Pengecilan ukuran arang dilakukan dengan

    menggunakan lesung. Hasil pengecilan ukuran diayakdengan ayakan 50 mesh untuk jerami dan sekam,

    sedangkan 70 mesh untuk tempurung kelapa. Gambarpengecilan ukuran bahan dan pengayakan dapatdilihat pada Gambar 4 dan 5.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    42/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    43/112

    4. Pembuatan Adonan Briket

    Bahan yang telah diayak lalu dicampur denganperbandingan kotoran sapi : limbah pertanianberturut-turut 1:1, 1:2, dan 1:3, selanjutnyadicampurkan dengan bahan perekat tapioka sebanyak30 % dari berat adonan briket. Berat kotoran sapi,limbah pertanian, dan perekat pada masing-masingperlakuan perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.Gambar pencampuran dapat dilihat pada Gambar 6.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    44/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    45/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    46/112

    5. Pencetakan Briket

    Adonan briket yang telah tercampur tersebutdimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinderdengan diameter 2 cm dan tinggi 3 cm. Gambar alat

    pengepres dapat dilihat pada Gambar 7 danpencetakan dapat dilihat pada Gambar 8.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    47/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    48/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    49/112

    Alat pengepres ini memiliki 20 buah cetakan, setiap

    cetakan diisi adonan briket sebanyak 6 g. Jadi, totaladonan briket yang dibutuhkan dalam satu kali prosespencetakan dan pengepresan adalah 120 g. Datakapasitas kerja alat pengepres dapat dilihat pada Tabel

    3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    50/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    51/112

    Dari Tabel 3 terlihat bahwa kapasitas kerja alat padasemua perlakuan perbandingan sama yaitu sebesar 60g/detik. Hal ini karena alat bekerja dengan tekananyang konstan sebesar 100 N/cm2 dan berat briket yangdihasilkan sama, maka waktu yang dibutuhkan dalampengepresan pada masing-masing perlakuanperbandingan adalah sama. Ukuran briket setelahdiberi tekanan sebesar 100 N/cm2 dapat dilihat padaTabel 4.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    52/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    53/112

    Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa ukuran briket yang

    terkecil terdapat pada perlakuan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian adalah 1:3. Hal inidisebabkan oleh pengaruh porositas bahan yangdihasilkan dari ukurun butiran partikel. Pada

    perbandingan 1:3 menghasilkan briket yang memilikipermukaan lebih rapat dan porositas lebih kecildibanding dengan briket pada perbandingan 1:1 dan1:2. Jumlah tempurung kelapa yang banyak dengan

    ukuran partikel yang lebih kecil (70 mesh) padaperbandingan 1:3, sehingga mampu meningkatkankerapatan antar partikel.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    54/112

    6. Pengeringan

    Briket hasil cetakan dikeringkan di dalam oven dengansuhu 60 oC selama 24 jam. Pemilihan suhu tersebutberdasarkan pada pernyataan Wijayanti (2009), yaitupengeringan briket dengan oven menggunakan suhu60 oC. Briket hasil pengeringan dapat dilihat padaGambar 9.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    55/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    56/112

    Briket hasil pengeringan kemudian dilakukan uji

    karakteristik meliputi : kadar air, kadar abu, kadarkarbon, nilai kalor, kerapatan (density), dan kuattekan. Pengamatan nyala api, laju pembakaran danefisiensi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan

    komposisi bahan baku berhadap laju pembakaranbriket.

    K k i ik B ik

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    57/112

    Karakteristik Briket Pengujian analisis kadar air, kadar abu, dan karbon

    dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian PemanfaatanIptek Nuklir (P3IN) Fakultas Pertanian dan analisis nilaikalor briket dilakukan di Laboratorium NonruminansiaFakultas Peternakan Universitas Andalas.

    Kadar Air Kadar air briket berpengaruh terhadap nilai kalor. Semakin

    kecil nilai kadar air, maka semakin tinggi nilai kalornya.Briket arang mempunyai sifat higroskopis yang tinggi,sehingga perhitungan kadar air bertujuan untukmengetahui sifat higroskopis briket arang hasil penelitian.Pengukuran kadar air dilakukan mulai dari adonan briket,briket setelah dipres dan briket setelah dikeringkan dengan

    oven pada suhu 600

    C selama 24 jam. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan

    terhadap kondisi kadar air dapat dilihat pada Tabel 5,Gambar 10, 11 dan 12.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    58/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    59/112

    Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai kadar air adonan yangterendah sebesar 20,08 % terdapat pada perlakuan

    perbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:3,sedangkan nilai kadar air adonan yang tertinggi yaitu24,31 % terdapat pada perlakuan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian = 1:1. Hal ini

    menunjukkan briket yang dibuat dari bahan bakudengan campuran kotoran sapi yang banyak akanmenyebabkan kandungan air tinggi (Pancapalaga,2008).

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    60/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    61/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    62/112

    Pada Gambar 11 terlihat bahwa nilai kadar air briketsetelah dipres yang terendah terdapat pada perlakuankotoran sapi : limbah pertanian = 1:3, hal ini karenakadar air awal adonan briket pada perlakuanperbandingan 1:3 mempunyai nilai kadar air terendahdi antara kadar air pada perlakuan perbandingankotoran sapi dan limbah pertanian sebesar 1:1 dan 1:2.Nilai kadar air briket setelah dipres yang tertinggiterdapat pada perlakuan perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian = 1:1.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    63/112

    Pada Gambar 11 terlihat pula bahwa nilai kadar airakhir briket terendah sebesar 5,55 % terdapat pada

    perlakuan komposisi perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian adalah 1:3, sementara nilai kadar airakhir briket tertinggi yaitu 7,49 % terdapat padakomposisi perbandingan kotoran sapi : limbah

    pertanian adalah 1:1. Kadar air yang tinggi pada komposisi perbandingan

    kotoran sapi : limbah pertanian adalah 1:1. Hal inidisebabkan karena jumlah pori-pori masih cukup

    banyak sehingga mampu menyerap air. Kadar air yangtinggi akan menyebabkan menurunnya nilai kaloridan efisiensi pembakaran.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    64/112

    Menurut Pancapalaga (2008), tingginya kadar air pada

    serbuk kotoran sapi karena serbuk kotoran sapimemiliki jumlah pori-pori yang banyak dan masihmengandung komponen-komponen kimia sepertiselulosa, lignin, dan hemiselulosa.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    65/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    66/112

    Nilai kadar air akhir pada setiap perlakuan masihdibawah nilai SNI yaitu kecil dari 8 %. Hal ini berarti

    bahwa nilai kadar air telah memenuhi SNI.Kandungan air yang tinggi pada briket akanmenyulitkan penyalaan briket dan mengurangitemperatur pembakaran.

    Hasil analisis varian (anova) dengan selangkepercayaan 95 % terhadap kadar air akhir briketdapat dilihat pada Tabel 6.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    67/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    68/112

    Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa F-Hitung > F-Tabel,hal ini berarti berbeda nyata (*). Untuk menentukan

    perlakuan mana yang berbeda nyata dengan yang lain,maka perlu dilakukan uji lanjut BNT. Nilai BNT (0.05)adalah 0,747. Jika selisih-selisih setiap perlakuan >0,747 berarti berbeda nyata, sedangkan < 0,747 berarti

    bahwa kedua perlakuan tidak berbeda nyata. Darihasil uji BNT diperoleh bahwa perlakuan A dan Bberbeda nyata, perlakuan A dan C berbeda nyata, danperlakuan B dan C berbeda nyata. Jadi, komposisi

    bahan briket berpengaruh terhadap kadar air akhirbriket.

    Kadar Abu

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    69/112

    Kadar Abu

    Abu merupakan bagian yang tersisa dari hasil pembakaran,dalam hal ini abu yang dimaksud adalah abu sisa

    pembakaran briket. Salah satu penyusun abu adalah silika,pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor briket arangyang dihasilkan. Nilai kadar abu briket pada setiapperlakuan komposisi dapat dilihat pada Gambar 13. DariGambar 13 terlihat bahwa nilai kadar abu terendah sebesar

    7,10 % terdapat pada perlakuan perbandingan kotoran sapi: limbah pertanian = 1:3, sedangkan nilai tertinggi yaitu11,75 % terlihat pada perlakuan komposisi kotoran sapi :limbah pertanian = 1:1. Nilai kadar abu yang tinggi padaperlakuan perbandingan kotoran sapi : limbah pertanian =

    1:1 disebabkan karena serbuk kotoran sapi yang dijadikanbahan baku tidak mengalami proses karbonisasi seperti

    yang dilakukan pada bahan limbah pertanian. Kadar abuyang tinggi akan mempersulit proses penyalaan.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    70/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    71/112

    Dari Gambar 13 terlihat pula bahwa semakin banyakpenambahan limbah pertanian dalam komposisi,

    maka nilai kadar abu briket yang dihasilkan akansemakin rendah. Hal ini disebabkan karena bahan darilimbah pertanian telah mengalami proses karbonisasisehingga kandungan yang terdapat dalam bahan

    banyak yang terbuang. Hasil analisis varian (anova) terhadap kadar abu

    dengan selang kepercayaan 95 % dapat dilihat padaTabel 7.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    72/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    73/112

    Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa F-Hitung < F-Tabel,berarti tidak berbeda nyata. Hal ini berarti uji anova yangdidapatkan dari ketiga perlakuan menunjukkan bahwa

    komposisi tidak berpengaruh terhadap kadar abu briket.

    Kadar Karbon

    Kadar karbon terikat (fixed carbon) merupakan fraksi

    karbon (C) yang terikat di dalam briket selain fraksi abu,air, dan zat menguap. Kadar karbon akan bernilai tinggiapabila kadar abu dan kadar zat menguap briket rendah.Selain itu, nilai kadar air yang rendah akan meningkatkannilai kadar karbon (Abidin, 1973 dalam Masturin, 2002).

    Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yangdilakukan, maka nilai kadar karbon dengan tiga perlakuankomposisi, didapatkan data seperti pada Gambar 14.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    74/112

    Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa nilai kadarkarbon terendah yaitu 51,18 % terdapat pada perlakuan

    perbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:1dan nilai kadar karbon tertinggi sebesar 53,88 %terdapat pada perlakuan perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian = 1:3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    75/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    76/112

    Dari Gambar 14 dapat disimpulkan bahwapenambahan bahan limbah pertanian akan

    meningkatkan kadar karbon. Hal ini sesuai denganPancapalaga (2008) yang menyatakan bahwa limbahpertanian merupakan biomassa yang mempunyaikadar selulosa cukup tinggi, kadar selulosa ini

    merupakan sumber unsur karbon dalam briket. Hasil analisis varian (anova) dengan selang

    kepercayaan 95 % terhadap kadar karbon dapatdilihat pada Tabel 8.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    77/112

    b l d d l h b h b l

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    78/112

    Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa F-Hitung < F-Tabel,berarti tidak berbeda nyata. Hal ini berarti uji anova yangdidapatkan dari ketiga perlakuan menunjukkan bahwa

    komposisi tidak berpengaruh terhadap kadar karbonbriket. Nilai Kalor Nilai kalor sangat menentukan kualitas briket.

    Semakin tinggi nilai kalor, semakin baik kualitas briketyang dihasilkan. Nilai kalor yang didapatkan darikomposisi briket dengan 3 perlakuan dapat dilihat padaGambar 15.

    Berdasarkan Gambar 15 dapat disimpulkan bahwa

    nilai kalor terendah terdapat pada perlakuan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian = 1:1 sebesar 4.172,44 kal/gdan nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuanperbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:3 sebesar4.527,22 kal/g.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    79/112

    Hal ini terjadi karena briket pada komposisi 1:1memiliki kadar air dan kadar abu yang tinggi sehingga

    menghasilkan nilai kalori yang rendah, sedangkanbriket pada perbandingan 1:3mempunyai kadar air dankadar abu yang rendah sehingga menghasilkan nilaikalori yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

    Nurhayati (1974) dalam Masturin (2002), nilai kalordipengaruhi oleh kadar air dan kadar abu briket.Semakin tinggi kadar air dan kadar abu briket, makadapat menurunkan nilai kalor pada briket yang

    dihasilkan.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    80/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    81/112

    Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa penambahanbahan limbah pertanian akan meningkatkan nilai

    kalor. Hal ini sesuai dengan Pancapalaga (2008) yangmenyatakan bahwa limbah pertanian dapatmenghasilkan energi kalor sekitar 6000 kal/g,sedangkan kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar

    4000 kal/g, jadi semakin banyak limbah pertaniandalam pencampuran pembuatan briket akanmenghasilkan nilai kalor yang besar dengan lamanyala api yang cepat.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    82/112

    Kerapatan Briket

    Kerapatan merupakan perbandingan antara berat

    dengan volume briket. Besar kecilnya kerapatandipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan penyusunbriket tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan danperhitungan yang dilakukan terhadap nilai kerapatan

    pada masing-masing perlakuan komposisi dapatdilihat pada Gambar 16.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    83/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    84/112

    Ukuran partikel yang lebih kecil dapat memperluas

    bidang ikatan antar serbuk, sehingga dapatmeningkatkan kerapatan briket (Masturin, 2002). DariTabel 20 terlihat bahwa nilai kerapatan terendahterlihat pada perlakuan perbandingan kotoran sapi :

    limbah pertanian = 1:1 sebesar 0,637 g/cm3

    , sedangkankerapatan tertinggi terdapat pada perlakuanperbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:3sebesar 0,705 g/cm3. Menurut Subroto (2006),

    kerapatan briket arang kayu yaitu besar dari 0,7 g/cm

    3

    .Hal ini berarti kerapatan pada perlakuanperbandingan 1:3 sesuai dengan standar briket arangkayu yaitu besar dari 0,7 g/cm3 sebesar 0,705 g/cm3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    85/112

    Pada Gambar 16 ditunjukkan bahwa penambahantempurung kelapa (limbah pertanian) dengan ukuran

    lebih kecil (70 mesh) berarti memperluas ikatan antarpartikel, sehingga dapat meningkatkan kerapatanbriket karena ikatan antar serbuk lebih kompak dankuat. Pada perbandingan 1:1 dengan ukuran serbuk

    kotoran sapi 50 mesh tidak mempunyai ikatan antarserat yang kuat karena ukuran serbuk yang besar. Halini menyebabkan nilai kerapatan menjadi rendah

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    86/112

    Hasil analisis varian (anova) dengan selangkepercayaan 95 % terhadap kuat tekan briket dapatdilihat pada Tabel 9.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    87/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    88/112

    Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa F-Hitung > F-Tabel,hal ini berarti berbeda nyata (*). Untuk menentukan

    perlakuan mana yang berbeda nyata dengan yang lain,maka perlu dilakukan uji lanjut BNT. Nilai BNT (0.05)adalah 0,02963. Jika selisih-selisih setiap perlakuan >0,02963 berarti berbeda nyata, sedangkan < 0,02963

    berarti bahwa kedua perlakuan tidak berbeda nyata.Dari hasil uji BNT diperoleh bahwa perlakuan Aberbeda nyata dengan perlakuan B, perlakuan Aberbeda nyata dengan perlakuan C, dan perlakuan B

    berbeda nyata dengan perlakuan C. Jadi, komposisibahan penyusun briket berpengaruh terhadapkerapatan briket.

    K t T k B ik t

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    89/112

    Kuat Tekan Briket

    Uji kuat tekan dilakukan dengan menggunakanforcegauge untuk mengetahui kekuatan briket dalam menahanbeban dengan tekanan tertentu. Tingkat kekuatan tersebutdiketahui ketika briket tidak mampu menahan beban lagi.Hasil analisis perbandingan penggunaan kotoran sapi danlimbah pertanian (sekam, jerami, dan tempurung kelapa)terhadap kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 17.

    Dari Gambar 17 terlihat bahwa kuat tekan terendah sebesar15,42 N/cm terdapat pada perlakuan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian = 1:1 dan nilai kuat tekantertinggi sebesar 25,52 N/cm terdapat pada perlakuan

    perbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:3.Menurut Triono (2006), semakin tinggi nilai kuat tekanbriket, maka daya tahan briket semakin baik.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    90/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    91/112

    Pada Gambar 17 terlihat bahwa penambahan bahan

    limbah pertanian mempengaruhi nilai kuat tekanbriket. Hal ini disebabkan karena penggunaan limbahpertanian sebagai campuran briket dengan jumlahyang banyak menyebabkan kerapatan partikel pada

    briket semakin tinggi, sehingga kuat tekan brikettersebut semakin tinggi.

    Hasil analisis varian (anova) dengan selangkepercayaan 95 % terhadap kuat tekan briket dapat

    dilihat pada Tabel 10.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    92/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    93/112

    Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa F-Hitung > F-Tabel,

    hal ini berarti berbeda nyata (*). Untuk menentukanperlakuan mana yang berbeda nyata dengan yang lain,maka perlu dilakukan uji lanjut BNT. Nilai BNT (0.05)adalah 2,695. Hasil uji BNT didapatkan bahwa

    perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B,perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan C, danperlakuan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan C.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    94/112

    Mutu Briket Berdasarkan SNI

    Berdasarkan pengujian mutu yang telah dilakukanyaitu perbandingan komposisi bahan penyusun briketdari limbah pertanian dan kotoran sapi, makadidapatkan nilai karakteristik dari tiap-tiap komposisibriket dan dibandingkan dengan SNI yangditunjukkan pada Tabel 11.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    95/112

    b l d d l h b h k d b d k

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    96/112

    Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa jika dibandingkandengan briket SNI maka beberapa sifat kimia briket ini

    masih termasuk dalam standar tersebut, seperti kadarair pada komposisi A, B, dan C serta kadar abu yangterdapat pada perlakuan C. Beberapa sifat sepertikadar karbon dan nilai kalor tidak sesuai dengan SNI.

    Dari ketiga perlakuan komposisi, maka perlakuan Cyang sifat karakteristiknya mendekati dengan nilaiparameter pada SNI.

    H b K i i B h B k t h d L j

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    97/112

    Hubungan Komposisi Bahan Baku terhadap LajuPembakaran Briket

    Nyala Api Uji nyala api dilakukan untuk mengetahui berapa

    lama waktu briket habis sampai menjadi abu.Pengamatan menggunakan briket sebanyak 100 g.Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukanterhadap nyala api dapat dilihat pada Gambar 18. DariGambar 18 dapat dilihat bahwa nyala api yang lamaterdapat pada perlakuan perbandingan kotoran sapi :limbah pertanian = 1:1 sebesar 63,00 menit dan nyala

    api yang cepat terdapat pada perlakuan perbandingankotoran sapi : limbah pertanian = 1:3 sebesar 58,53menit.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    98/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    99/112

    Dari Gambar 18 dapat disimpulkan bahwa pada briket

    kotoran sapi dengan limbah pertanian menunjukkan,semakin banyak limbah pertanian dalampencampuran pembuatan briket akan menghasilkannyala api yang cepat dan nilai kalor akan tinggi

    (Pancapalaga, 2008).

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    100/112

    Laju Pembakaran

    Laju pembakaran briket adalah kecepatan briket

    habis sampai menjadi abu dengan berat 100 g. Lajupembakaran briket dipengaruhi oleh faktor nilai kalordan kadar air. Hasil analisis laju pembakaran daripenggunaan kotoran sapi dan limbah pertanian

    (sekam, jerami, dan tempurung kelapa) dapat dilihatpada Gambar 19.

    Dari Gambar 19 didapatkan bahwa laju pembakaranpada briket perlakuan perbandingan = 1:1 yaitu sebesar1,58 g/menit, laju pembakaran pada briket perlakuanperbandingan = 1:2 yaitu sebesar 1,69 g/menit, dan lajupembakaran tertinggi terdapat pada perlakuanperbandingan = 1:3 sebesar 1,70 g/menit.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    101/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    102/112

    Pada Gambar 19 terlihat bahwa nilai laju pembakaran

    tertinggi terdapat pada perlakuan perbandingan = 1:3,hal ini karena nilai kalor pada perlakuan ini tinggi.Nilai kalor yang tinggi dengan kadar air yang rendahpada briket akan menghasilkan laju pembakaransemakin tinggi.

    Efisiensi

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    103/112

    Efisiensi Efisiensi merupakan perbandingan antara jumlah total

    energi untuk memanaskan air (kal) dengan nilai kalor dari

    berat briket yang digunakan (kal). Efisiensi briketdipengaruhi oleh jumlah energi, nilai kalor dantemperatur.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada setiapkomposisi bahwa dengan menggunakan briket 100 g

    mampu mendidihkan air sebanyak 2 liter. Nilai efisiensibriket pada masing-masing perlakuan dapat dilihat padaGambar 20.

    Pada Gambar 20 terlihat bahwa nilai efisiensi terendahyaitu 24,44 % terdapat pada perlakuan perbandingan

    kotoran sapi dengan limbah pertanian adalah 1:1,sedangkan nilai efisiensi tertinggi sebesar 25,18 % terdapatpada perlakuan perbandingan kotoran sapi : limbahpertanian = 1:3.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    104/112

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    105/112

    Dari Gambar 20 ditunjukkan bahwa briket yang dibuat

    dengan bahan baku limbah pertanian yang banyakdan kotoran sapi sedikit menyebabkan efisiensimenjadi tinggi. Hal ini karena limbah pertanianmempunyai nilai kalor yang tinggi dibanding dengan

    nilai kalor yang terdapat pada kotoran sapi.

    KESIMPULAN

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    106/112

    KESIMPULAN 1. Hasil karakteristik dari tiap-tiap perlakuan komposisi briket

    menunjukkan bahwa dengan meningkatnya proporsi penggunaanlimbah pertanian sebagai bahan baku briket mampu meningkatkankadar karbon, nilai kalor, kerapatan, dan kuat tekan, serta mampumenurunkan kadar air dan kadar abu.

    2. Briket terbaik dari ketiga perlakuan terdapat pada perlakuanperbandingan kotoran sapi : limbah pertanian = 1:3. Hal ini karenabriket pada perbandingan 1:3 mempunyai sifat karakteristik yang

    mendekati dengan nilai pada SNI, selain itu menghasilkan kadarkarbon, nilai kalor, kerapatan, dan kuat tekan tertinggi dengan nilaikadar air dan kadar abu terendah dibanding dengan komposisi briketpada perlakuan perbandingan kotoran sapi dan limbah pertaniansebesar 1:1 dan 1:2.

    3. Dengan meningkatnya proporsi penggunaan limbah pertanian

    sebagai campuran briket akan menghasilkan nilai kalor yang tinggi.Semakin tinggi nilai kalor briket, maka laju pembakaran briket yangdihasilkan juga semakin tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    107/112

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2004. Sisa Cadangan Minyak Indonesia 15Tahun. Indomigas.com [19 April 2010]

    Capah, A. G. 2007. Pengaruh Kosentrasi Perekat dan

    Ukuran Serbuk terhadap Kualitas Briket Arang dariLimbah Pembalakan Kayu Mangium (Acacia mangiumWilld). [Skripsi]. Departemen Kehutanan. FakultasPertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

    Himawanto, D.A. 2003. Pengolahan Limbah Pertanianmenjadi Biobriket Sebagai Salah Satu Bahan Bakar

    Alternatif. Laporan Penelitian. UNS. Surakarta.

    M i A Sif Fi ik d Ki i B ik A

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    108/112

    Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arangdari Campuran Arang Limbah Gergajian Kayu.

    [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut PertanianBogor. Bogor

    Pancapalaga, Wehandako. 2008. Evaluasi Kotoran Sapidan Limbah Pertanian (Kosap Plus) Sebagai Bahan

    Bakar Alternatif. http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44 umm research report fulltext.pdf. [23 Januari 2010].

    Prananta, J. 2007. Pemanfaatan Sabut dan Tempurung

    Kelapa serta Cangkang Sawit untuk Pembuatan AsapCair Sebagai Pengawet Makanan Alami. Teknik KimiaUniversitas Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.

    Subroto. 2006. Karakteristik Pembakaran Briket Campuran

    http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44http://esearch-report.umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44
  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    109/112

    Arang Kayu dan Jerami. [Skripsi]. Fakultas Teknik.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

    Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari CampuranSerbuk Gergajian Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) danSengon (Parasenrianthes falcataria L. Nielsen) denganPenambahan Tempurung Kelapa (Cocos mucifera L.).[Skripsi]. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Pertanian.

    Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wijayanti, Diad Sundari. 2009. Karakteristik Briket Arang

    dari Serbuk Gergaji dengan Penambahan Arang CangkangKelapa Sawit. [Skripsi]. Departemen Kehutanan. FakultasPertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

    Yusuf, Andi Ardan. 2010. Kegunaan Briket Batubara.[Skripsi]. Fakultas Teknologi Industri. Universitas MuslimIndonesia. Jakarta.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    110/112

    TERIMA KASIH

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    111/112

    CATATAN

    Makalah ini Disampaikan pada Kongres IlmuPengetahuan Nasional (KIPNAS) X yangDiselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan

    Indonesia (LIPI) pada tanggal 8 10 November 2011 diJakarta.

  • 8/2/2019 Studi Variasi Komposisi Bahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian

    112/112