STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring...

171

Click here to load reader

Transcript of STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring...

Page 1: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

i

STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING

DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA TEKSTIL

SMK NEGERI 9 SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

ASLAM HARIYADI

K 3208025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

iii

STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING

DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA TEKSTIL

SMK NEGERI 9 SURAKARTA

Oleh:

Aslam Hariyadi

K 3208025

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Januari 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

vi

ABSTRACT

Aslam Hariyadi, A STUDY ON SILK-SCREENING LEARNING IN ELEVEN GRADER OF TEXTILE WORK SKILL PROGRAM OF SMK NEGERI 9 SURAKARTA. Research Paper, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, January 2013.

The objective of this research is to describe the silk-screening learning process in Eleven Grade of Textile Work Skill Program of SMK Negeri 9 Surakarta, viewed from the learning objective, material, method, media, evaluation, and result of learning.

This research was taken place in SMK Negeri 9 Surakarta from February to July 2012. This study used a descriptive qualitative approach and a single embedded case study research. The data sources used were: 1) informant, 2) place and event, 3) document and archive. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of collecting data used were: interview, observation, and documentation. The data validating test was done using source triangulation and informant review. The data analysis was conducted using data reduction, data display, conclusion drawing and verification with an interactive model of analysis.

The result of research showed that: The objective of learning was make the students capable of: 1) explaining and understanding the signs of occupational health and safety (K3), 2) explaining and understanding type, characteristic, and function of tools and materials used, 3) explaining and understanding the definition of design, 4) explaining and understanding the elements of design, 5) explaining and understanding the principles of design, 6) explaining and understanding the design samples corresponding to the guidelines, 7) developing silk-screening design for t-shirt, scarf, and handkerchief, 8) explaining and understanding the method of preparing diapositive, 9) diapositive from the made design, 10) explaining and understanding the procedure of printing process, 11) performing the printing process correctly (corresponding to the procedure), 12) explaining and understanding the procedure casting process, 13) performing the casting process correctly (corresponding to the procedure), 14) performing the color fixation activity correctly (corresponding to the procedure), 15) preparing the packaging, stitching, accessories, frame, and work identity label. The learning materials included: 1) signs of occupational health and safety (K3), 2) type, characteristic and function of tools and materials used, 3) silk-screening design preparation, 4) diapositive preparation, 5) printing (afdruk) process, 6) casting process, 7) color fixation, and 8) packaging. The learning methods used were: lecturing, debriefing and discussion, instruction (assignment administration), demonstration, and teaching in group methods. The learning medias used were: audio and visual media, material collections, three-dimension object, learning source such as book or module, and special room in textile workshop. The evaluation was done using written test, oral test, and by observing the practice occurring. The learning achievement of silk-screening was that 94% of students achieved the minimum passing criteria (KKM) score. Keywords: Skill Program, Textile Work, silk-screening learning.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

vii

ABSTRAK

Aslam Hariyadi, STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA TEKSTIL SMK NEGERI 9 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan tentang: proses pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, dilihat dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan hasil belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta pada bulan Februari sampai Juli 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah: 1) informan, 2) tempat dan peristiwa, 3) dokumen dan arsip. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan melalui: triangulasi sumber dan review informan. Analisis data yang digunakan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi dengan model analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tujuan pembelajaran agar peserta didik mampu: 1) menjelaskan dan memahami rambu-rambu tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), 2) menjelaskan dan memahami jenis, sifat dan fungsi dari alat serta bahan yang digunakan, 3) menjelaskan dan memahami pengertian desain, 4) menjelaskan dan memahami unsur-unsur desain, 5) menjelaskan dan memahami prinsip-prinsip desain, 6) menjelaskan dan memahami contoh-contoh desain yang sesuai pedoman, 7) membuat desain cetak saring untuk t-shirt, syal, dan sapu tangan, 8) menjelaskan dan memahami cara membuat diapositif, 9) membuat diapositif dari desain yang telah dibuat, 10) menjelaskan dan memahami langkah-langkah proses afdruk, 11) melakukan proses afdruk dengan benar (sesuai prosedur), 12) menjelaskan dan memahami langkah-langkah proses pencetakan, 13) melakukan proses mencetakan dengan benar (sesuai prosedur), 14) melakukan kegiatan fiksasi warna dengan benar (sesuai prosedur), 15) membuat kemasan, jahitan, assesoris, bingkai, dan label identitas karya. Materi pembelajaran: 1) rambu-rambu tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), 2) jenis, sifat, dan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan, 3) pembuatan desain cetak saring, 4) pembuatan diapositif, 5) proses afdruk, 6) proses pencetakan, 7) fiksasi warna, 8) pengemasan. Metode pembelajaran yang digunakan: metode ceramah, metode tanya jawab dan diskusi, metode instruksi (pemberian tugas), metode demonstrasi, dan metode mengajar beregu. Media pembelajaran yang digunakan: media audio dan visual, material collections, benda tiga dimensi, sumber pembelajaran berupa buku atau modul, dan ruang khusus di bengkel tekstil. Evaluasi yang digunakan melalui test tertulis, test lisan, dan melakukan observasi saat praktik berlangsung. Hasil belajar cetak saring adalah 94% peserta didik telah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kata kunci: Program Keahlian, Kriya Tekstil, pembelajaran cetak saring.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

viii

MOTTO

Waktu-waktu yang berlalu melindas karya-karya manusia,

tetapi mereka tidak menghapuskan impian-impiannya,

juga tidak melemahkan dorongan-dorongan kreatifnya.

Dorongan-dorongan ini tetap ada karena merupakan bagian dari Jiwa Abadi,

walau tersembunyi atau tidur sesekali,

seperti matahari di malam hari dan bulan di waktu fajar.

(Kahlil Gibran)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku kepada Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Ibu dan Bapakku Tercinta

Terima kasih atas kasih sayang sejati yang telah kalian berikan kepadaku.

Doa yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, dan pengorbanan tiada

terbatas untukku sehingga membuatku bangga memiliki kalian berdua.

Saudara-saudara dan Teman-temanku Tersayang

Terima kasih atas kebersamaan dan kerjasama kalian selama ini.

Amandita Ririn Ayuningtyas (alm.)

Terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu menemani dan

menyanyangiku.

Almamaterku Tercinta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah

memberikan ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendaknya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul

CETAK SARING DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA

.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan berbagai pihak. Karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Rupa, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Edi Kurniadi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang selalu memberikan

motivasi, pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Endang Widiyastuti, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi, pengarahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Drs. Tatuk Heryanto, MM., selaku Kepala SMK Negeri 9 Surakarta yang telah

memberikan kesempatan dan tempat guna mengambil data dalam penelitian

ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xi

7. Dra. Ties Setyaningsih, M.Pd, MM, selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum

SMK Negeri 9 Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna

mengambil data serta bimbingan dalam penelitian ini.

8. Rivi Rumianto, S.Pd., selaku Kepala Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna

mengambil data serta bimbingan dalam penelitian ini.

9. Joko Agus Pambudi, S.Sn., Drs. Budi Susanto, dan Drs. Purwanto Joko

Sulistyono, selaku guru (team teaching) mata pelajaran cetak saring di Kelas

XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian ini.

10. Para siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

11. Berbagai pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan berbagai pihak.

Surakarta, 23 Januari 2013

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ xi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xxii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................... 6

1. Pembelajaran ................................................................................... 6

a. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 6

b. Tujuan Pembelajaran ................................................................... 8

1) Domain Kognitif ..................................................................... 9

2) Domain Afektif ....................................................................... 10

3) Domain Psikomotor ................................................................ 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xiii

c. Materi Pembelajaran.................................................................... 12

d. Metode Pembelajaran .................................................................. 13

1) Metode Ceramah ..................................................................... 14

2) Metode Tanya Jawab .............................................................. 15

3) Metode Diskusi ...................................................................... 16

4) Metode Ekspresi Bebas (Free Expression) ............................. 17

5) Metode Demonstrasi ............................................................... 17

6) Metode Pemberian Tugas dan Resitasi ................................... 18

e. Media Pembelajaran .................................................................... 19

f. Evaluasi Pembelajaran ................................................................. 20

2. Kriya Tekstil.................................................................................... 22

3. Program Keahlian dan Program Keahlian Kriya Tekstil ................ 23

4. Cetak Saring .................................................................................... 24

a. Definisi dan Proses Cetak Saring ................................................ 24

b. Alat dan Bahan Cetak Saring ...................................................... 25

1) Alat Cetak Saring .................................................................... 25

a) Screen .................................................................................. 26

b) Rakel ................................................................................... 27

c) Meja Afdruk dan Meja Cetak.............................................. 28

d) Meja Gambar ...................................................................... 29

e) Kodatrace ............................................................................ 30

f) Kipas Angin ......................................................................... 30

g) Hand Sprayer ...................................................................... 31

h) Palet .................................................................................... 32

i) Setrika .................................................................................. 32

j) Gelas Ukur dan Mangkuk Plastik ........................................ 33

k) Alat-alat Takaran (Timbangan) .......................................... 33

l) Pengaduk ............................................................................. 34

m) Kuas ................................................................................... 34

n) Papan Landasan .................................................................. 34

o) Kain Hitam .......................................................................... 35

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xiv

p) Isolasi Bening ..................................................................... 35

q) Karet Busa........................................................................... 35

t) Kaca Bening......................................................................... 36

2) Bahan Cetak Saring ................................................................ 36

a) Bahan atau Media Cetak ..................................................... 36

b) Alas Tulis ............................................................................ 36

c) Opaque Ink .......................................................................... 37

d) Zat Warna untuk Sablon ..................................................... 37

e) Obat Peka Cahaya ............................................................... 37

f) Penghapus Screen ................................................................ 38

g) Hidronal G .......................................................................... 38

h) Tinta Cetak .......................................................................... 39

i) Sabun Colet .......................................................................... 39

5. Pembelajaran Cetak Saring ............................................................. 40

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 43

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 43

1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 43

2. Jenis Penelitian .......................................................................... 44

C. Data dan Sumber Data ................................................................... 45

1. Informan .................................................................................... 46

2. Tempat dan Peristiwa ................................................................ 47

3. Dokumen dan Arsip .................................................................. 47

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan) ....................................... 48

E. Pengumpulan Data .......................................................................... 48

1. Wawancara ................................................................................ 49

2. Observasi ................................................................................... 50

3. Dokumentasi ............................................................................. 51

F. Uji Validitas Data ........................................................................... 52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xv

1. Triangulasi Sumber ................................................................... 52

2. Review Informan ....................................................................... 53

G. Analisis Data .................................................................................. 53

1. Reduksi data .............................................................................. 54

2. Sajian Data ................................................................................ 54

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ....................................... 55

H. Prosedur Penelitian ......................................................................... 56

1. Tahap Pra Lapangan .................................................................. 56

2. Tahap Observasi Lapangan ....................................................... 56

3. Tahap Analisis Data .................................................................. 57

4. Tahap Penyusunan Laporan ...................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 58

B. Pelaksanaan Pembelajaran Cetak Saring ......................................... 62

1. Tujuan Pembelajaran Cetak Saring ........................................... 62

a. Pertemuan Pertama ............................................................... 62

b. Pertemuan Kedua sampai Ketujuh ....................................... 63

c. Pertemuan Kedelapan sampai Ketiga Belas ......................... 64

d. Pertemuan Keempat Belas dan Kelima Belas ...................... 66

e. Pertemuan Keenam Belas sampai Kedelapan Belas ............ 66

f. Pertemuan Kesembilan Belas ............................................... 66

g. Pertemuan Kedua Puluh ....................................................... 66

2. Materi Pembelajaran Cetak Saring ........................................... 67

a. Rambu-rambu tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) ..................................................................................... 70

b. Jenis, Sifat, dan Fungsi dari Alat serta Bahan

yang Digunakan ................................................................... 71

c. Pembuatan Desain Cetak Saring .......................................... 72

d. Pembuatan Diapositif ........................................................... 77

e. Proses Afdruk ....................................................................... 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xvi

f. Proses Pencetakan ................................................................. 98

g. Fiksasi Warna ....................................................................... 109

h. Pengemasan .......................................................................... 110

3. Metode Pembelajaran cetak saring ........................................... 110

a. Metode Ceramah .................................................................. 110

b. Metode Tanya Jawab dan Diskusi........................................ 112

c. Metode Instruksi (Pemberian Tugas) ................................... 113

d. Metode Demonstrasi ............................................................ 115

e. Metode Mengajar Beregu (Team Teaching) ........................ 116

4. Media Pembelajaran Cetak saring ............................................ 117

a. Media Audio dan Visual....................................................... 118

b. Material Collections ............................................................ 120

c. Benda Tiga Dimensi ............................................................. 121

d. Sumber Pembelajaran yang Berupa Buku atau Modul ........ 122

e. Ruang Khusus yang Telah Disediakan di Bengkel Tekstil .. 123

5. Evaluasi Pembelajaran Cetak Saring ........................................ 124

C. Penilaian Hasil Karya Cetak Saring ................................................ 128

1. Hasil Karya Kelompok 1 .......................................................... 129

2. Hasil Karya Kelompok 2 .......................................................... 131

3. Hasil Karya Kelompok 3 .......................................................... 132

4. Hasil Karya Kelompok 4 .......................................................... 134

5. Hasil Karya Kelompok 5 .......................................................... 135

6. Hasil Karya Kelompok 6 .......................................................... 137

7. Hasil Karya Kelompok 7 .......................................................... 138

D. Hasil Belajar Cetak Saring .............................................................. 140

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.Simpulan .......................................................................................... 143

B. Implikasi .......................................................................................... 147

C. Saran ................................................................................................ 147

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xvii

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 149

LAMPIRAN ....................................................................................................... 153

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Proses Eksekusi Cetak Saring ..................................................................... 25

2.2. Screen .......................................................................................................... 26

2.3. Rakel ........................................................................................................... 27

2.4. Meja Afdruk ................................................................................................ 29

2.5. Meja Gambar ............................................................................................... 29

2.6. Mengeringkan Screen Menggunakan Kipas Angin .................................... 31

2.7. Penyemprotan Air pada Screen Menggunakan Hand Sprayer ................... 31

2.8. Palet ............................................................................................................. 32

2.9. Setrika ......................................................................................................... 32

2.10. Kuas .......................................................................................................... 34

2.11. Merk Dagang Bahan Coating (Obat Peka Cahaya) .................................. 38

2.12. Pembersihan Screen Menggunakan Sabun Colet ...................................... 39

4.1 Pintu Gerbang SMK Negeri 9 Surakarta ...................................................... 58

4.2. Bengkel Tekstil ........................................................................................... 61

4.3. Fasilitas di Bengkel Tekstil ......................................................................... 62

4.4. Desain pada Kertas Gambar Karya Eka Maryana ...................................... 64

4.5. Diapositif pada Mika Karya Eka Maryana.................................................. 65

4.6. Guru Melakukan Kegiatan Motivasi dan Apersepsi ................................... 68

4.7. Kegiatan Elaborasi: Peserta Didik Melakukan Proses Pencetakan ............. 69

4.8. Guru Melakukan Kegiatan Penutup ............................................................ 70

4.9. Alat dan Bahan untuk Membuat Desain Motif ........................................... 73

4.10. Peserta Didik Mendesain di Ruang Desain ............................................... 74

4.11. Desain Alternatif Peserta Didik yang Menjiplak Karakter Kartun

Hello Kitty ................................................................................................. 75

4.12. Desain Alternatif Peserta Didik yang Mengembangkan Desain-desain

yang Telah Ada ......................................................................................... 76

4.13. Desain yang telah Dipindahkan ke Kertas Gambar dan Diwarnai Karya

Endah Puspitosari ..................................................................................... 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xix

4.14. Klise Diapositif pada Mika Karya Eva Wahyu Wulandari ....................... 78

4.15. Opaque Ink ................................................................................................ 79

4.16. Pen Kodok ................................................................................................. 79

4.17. Meja Gambar ............................................................................................. 80

4.18. Staples ....................................................................................................... 81

4.19. Tempat Air Mineral yang Dimanfaatkan sebagai Palet ............................ 81

4.20. Bedak ........................................................................................................ 82

4.21. Pembuatan Klise Diapositif ...................................................................... 83

4.22. Desain dan Diapositif Karya Putri Cahya Suci ......................................... 84

4.23. Peserta Didik Mengkonsultasikan Diapositif kepada Guru ...................... 85

4.24. Peserta Didik Bergegas Membentuk Kelompok ....................................... 87

4.25. Bagian Outline dari Desain Motif pada Diapositif

Karya Melati Woro AW ........................................................................... 88

4.26. Bagian Outline dari Desain Motif pada Diapositif

Karya Putri Cahya Suci ............................................................................ 88

4.27. Screen Siap Pakai ...................................................................................... 89

4.28. Busur ......................................................................................................... 90

4.29. Ulano TZ ................................................................................................... 91

4.30. Hair dryer ................................................................................................. 91

4.31. Hand sprayer ............................................................................................. 92

4.32. Busa, Triplek, dan Kain Hitam ................................................................. 93

4.33. Peserta Didik Memisahkan Klise Diapositif dari Kertas Desain .............. 94

4.34. Proses Afdruk Menggunakan Meja Afdruk .............................................. 96

4.35. Peserta Didik Dibimbing Guru Saat Mencuci Screen

yang Telah Diafdruk ................................................................................. 97

4.36. Peserta Didik Menyemprot Screen dengan Hand Sprayer ....................... 97

4.37. Peserta Didik Dibimbing oleh Guru Saat Mengeringkan Screen .............. 98

4.38. Kain Putih ................................................................................................. 99

4.39. Klise Negatif ............................................................................................. 100

4.40. Binder NF dan NF Medium SP ................................................................. 101

4.41. Pigmen Warna ........................................................................................... 101

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xx

4.42. Rakel ......................................................................................................... 102

4.43. Mangkuk Plastik dan Sendok Plastik ........................................................ 103

4.44. Lakban ....................................................................................................... 103

4.45. Setrika dan Meja Setrika ........................................................................... 104

4.46. Peserta Didik Membagi Kain yang Disediakan ........................................ 105

4.47. Peserta Didik Menyetrika Kain yang akan Dicetak .................................. 105

4.48. Peserta Didik Mencampurkan Bahan Cetak kedalam Mangkuk Plastik ... 106

4.49. Merekatkan Lakban pada Pinggir Screen ................................................. 107

4.50. Peserta Didik Menuangkan Bahan Cetak ke Screen ................................. 107

4.51. Peserta Didik Menyaput Bahan Cetak ...................................................... 108

4.52. Peserta Didik Membersihkan Screen setelah Proses Cetak Selesai .......... 109

4.53. Guru Menggunakan Metode Ceramah ...................................................... 111

4.54. Peserta Didik Melakukan Diskusi Kelompok ........................................... 112

4.55. Guru Membimbing Peserta Didik Ketika Memberikan

Tugas Mendesain ...................................................................................... 114

4.56. Bapak Rivi Rumianto, S.Pd. Mendemonstrasikan Proses Afdruk ............ 115

4.57. Guru Mendemonstrasikan Cara Mencuci Screen

yang Telah Selesai Diafdruk ..................................................................... 116

4.58. Guru Menggunakan Poster sebagai Media Pembelajaran ......................... 119

4.59. Material Collections yang Digunakan oleh Guru ..................................... 121

4.60. Sumber Pembelajaran Cetak Saring .......................................................... 122

4.61. Pompa Air dan Bak untuk Mencuci .......................................................... 123

4.62. Hasil Karya kelompok 1............................................................................ 130

4.63. Hasil Karya Kelompok 2 ........................................................................... 131

4.64. Hasil Karya Kelompok 3 ........................................................................... 133

4.65. Hasil Karya Kelompok 4 ........................................................................... 134

4.66. Hasil Karya Kelompok 5 ........................................................................... 136

4.67. Hasil Karya Kelompok 6 ........................................................................... 137

4.68. Hasil Karya Kelompok 7 ........................................................................... 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Aspek dan Bobot Penilaian Hasil Karya Peserta Didik .............................. 125

4.2. Penilaian Hasil Karya Kelompok 1 ............................................................. 130

4.3. Penilaian Hasil Karya Kelompok 2 ............................................................. 132

4.4. Penilaian Hasil Karya Kelompok 3 ............................................................. 133

4.5. Penilaian Hasil Karya Kelompok 4 ............................................................. 135

4.6. Penilaian Hasil Karya Kelompok 5 ............................................................. 136

4.7. Penilaian Hasil Karya Kelompok 6 ............................................................. 138

4.8. Penilaian Hasil Karya Kelompok 7 ............................................................. 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xxii

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran .................................................. 19

2.2. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 41

3.1. Model Analisis Interaktif ............................................................................ 56

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

01. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Cetak Saring 1 .................. 154

02. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Cetak Saring 2 .................. 158

03. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 1 ................................................... 161

04. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 2 ................................................... 165

05. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 3 ................................................... 168

06. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 4 ................................................... 171

07. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 5 ................................................... 174

08. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik 6 ................................................... 178

09. Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 181

10. Surat Izin Menyusun Skripsi ........................................................................ 182

11. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................ 183

12. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 184

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk menciptakan situasi agar peserta didik belajar. Proses

pembelajaran menyebabkan perubahan, perkembangan, dan kemajuan pada diri

peserta didik, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosional, maupun

sikap dan nilai. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986: 195) dalam (Sagala,

dalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja

dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

pembelajaran peserta didik. Salah satu lingkungan belajar tersebut adalah sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal karena proses pembelajarannya

diadakan di suatu tempat tertentu dan mempunyai jenjang pendidikan.

Jenjang pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dimulai dari tingkat

Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMA/MA/SMK/MAK), dan Perguruan Tinggi.

SMK sebagai salah satu jenjang pendidikan merupakan lembaga

pendidikan yang memberikan pengalaman dan mempersiapkan peserta didik

untuk bekerja di dunia usaha. SMK mendidik peserta didik agar menguasai

keahlian produktif standar, nilai-nilai ekonomi dan membentuk etos kerja yang

tinggi, budaya industri yang berorientasi kepada standar mutu, mandiri, produktif,

dan kompetitif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

2

Berbagai SMK mempunyai program keahlian yang berbeda-beda.

Lembaga pendidikan menengah kejuruan yang mempersiapkan tenaga terampil

dalam bidang seni rupa murni atau seni kriya/kerajinan di kota Surakarta adalah

SMK Negeri 9 Surakarta. Output dari pendidikan SMK Negeri 9 Surakarta

diharapkan mampu menciptakan tenaga-tenaga terpelajar yang terampil serta

memiliki pengetahuan di lingkup bidang seni rupa murni atau seni kriya, dengan

demikian diharapkan pula mampu melaksanakan pekerjaan tertentu dan terjun

langsung ke masyarakat sesuai dengan keterampilannya. SMK Negeri 9 Surakarta

membuka beberapa program keahlian yang dapat dipilih dan ditempuh oleh

peserta didik yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan kemampuan mereka.

Salah satu program keahlian tersebut adalah Program Keahlian Kriya Tekstil.

Pendidikan di program keahlian kriya tekstil bertujuan untuk menghasilkan

desainer atau kriyawan tekstil yang terampil, produktif, dan profesional yang

berorientasi kepada pemenuhan pasar ekspor.

Pengetahuan dasar tentang tekstil perlu dikuasai oleh siswa SMK Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan sebagai suatu landasan pengetahuan dalam mempelajari berbagai keterampilan kerajinan tekstil. Dengan landasan pemahaman yang baik, proses pelatihan keterampilan akan menjadi lebih mudah dan juga untuk mengantisipasi perkembangan berbagai teknik baru dalam kerajinan tekstil (Budiyono, Sudibyo, Widarwati., Herlina, Sri., Handayani, Sri., Parjiyah., Pudiastuti, Wiwik., et al., 2008: 1).

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta memiliki

beberapa mata pelajaran produktif kriya tekstil yang terdiri dari cetak saring,

batik, batik cap, ikat celup, makrame, jahit perca, jahit aplikasi, jahit tindas, kristik

dan sulam, tenun, dan tapestri. Mata pelajaran tersebut wajib ditempuh oleh

peserta didik dengan batas ketuntasan minimal 75.00. Guntur Nusantara (2007:

iii) dalam (Budiyono,

sablon atau screen printing merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang

bersifat praktis. Cetak saring dapat diartikan kegiatan cetak mencetak dengan

menggunakan kain gasa/kasa yang biasa disebut screen

Pelaksanaan pembelajaran cetak saring di kelas XI Program Keahlian

Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta diawali dengan teori pengantar praktek

selama beberapa pertemuan. Teori pengantar praktek ini menjelaskan kepada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

3

peserta didik mengenai segala sesuatu tentang cetak saring, antara lain: pengertian

cetak saring, sejarah cetak saring, alat dan bahan yang diperlukan dalam

pelaksanaan proses cetak saring, contoh-contoh produk cetak saring, pembuatan

desain untuk cetak saring, dan proses pelaksanaan cetak saring. Melalui teori

pengantar praktek ini, peserta didik mendapatkan gambaran mengenai

pelaksanaan proses cetak saring yang nantinya akan mereka praktekkan. Output

yang diharapkan dari proses pembelajaran cetak saring ini adalah peserta didik

mempunyai keterampilan membuat karya atau produk kriya tekstil yang

menggunakan teknik cetak saring dengan desain-desain yang mereka ciptakan

sesuai kreativitas yang dimilikinya. Outcome yang ingin dicapai setelah peserta

didik lulus dan terjun ke masyarakat, diharapkan mereka mampu bekerja didunia

industri percetakan, khususnya yang memanfaatkan teknik cetak saring. Mereka

dapat pula membuka lapangan kerja sendiri (usaha mandiri) sehingga mampu

menunjang program pemerintah dalam hal penyediaan lapangan kerja yang

sekaligus mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat.

Proses pembelajaran cetak saring di kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta ternyata mengalami berbagai masalah belajar.

Masalah belajar tersebut berasal dari dalam dan luar diri peserta didik. Masalah

yang berasal dari diri peserta didik adalah kurangnya kreativitas dan percaya diri

dalam mendesain. Tidak sedikit dari mereka yang mencontoh desain-desain yang

sudah ada, misalnya gambar-gambar dari cover buku tulis dan buku gambar,

tempat pensil, wallpaper telepon genggam, bahkan dari internet. Faktor yang

berasal dari luar diri peserta didik adalah suasana di tempat pembelajaran yang

kurang mendukung proses pembelajaran, sehingga menyebabkan konsentrasi

peserta didik terganggu saat menerima meteri pembelajaran dari guru. Ini

dikarenakan semua proses pembelajaran untuk mata pelajaran produktif kriya

tekstil, baik kelas X, XI, maupun XII Program Keahlian Kriya Tekstil

dilaksanakan di bengkel tekstil secara bersamaan.

Cetak saring mudah dikembangkan menjadi industri kecil yang mandiri

karena: peralatannya selain mudah didapat dengan harga murah juga mudah

dibuat sendiri, tidak memerlukan modal yang besar, teknik pengerjaannya lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

4

sederhana, proses pengerjaannya dapat dilakukan tanpa memerlukan ruang

khusus, dapat mengerjakan pesanan dalam jumlah banyak maupun sedikit, serta

dapat dicetak diatas segala bahan dasar dan warna.

Banyak orang mulai merasakan betapa berat dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk cetak-mencetak yang dilakukan dengan mesin cetak pada percetakan offset. Oleh karena itu, orang mulai mengalihkan perhatiannya ke arah mencetak dengan screen. Walaupun demikian, sebenarnya hal ini bukanlah semata-mata karena adanya krisis ekonomi itu saja, tetapi dibalik itu ada faktor lain yang mendukung penggunaan screen printing sebagai alternatif percetakan secara offset. Faktor tersebut antara lain adalah kualitas cetakan yang dihasilkan mendekati kualitas percetakan dengan mesin offset. Biaya yang rendah serta dapat dilakukan sendiri tanpa peralatan yang mahal merupakan faktor lain yang menjadi perhatian orang. Disamping itu, faktor lain yang perlu diingat adalah bahwa menyablon dapat dilakukan pada berbagai jenis bahan yang terkadang tidak dapat dilakukan dengan mesin offset (Sandjaja, 2006: 15-16). Berdasarkan uraian tersebut, menarik dan penting bagi penulis untuk

ANG PEMBELAJARAN

CETAK SARING DI KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KRIYA TEKSTIL

us diangkat sebagai judul skripsi.

Alasan yang mendorong penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan

gejala-gejala kesenjangan sosial yang terdapat di lapangan, yaitu mulai dari input

atau kondisi peserta didik itu sendiri, proses atau pelaksanaan pembelajaran,

sampai dengan hasil belajar peserta didik setelah menempuh mata pelajaran cetak

saring, apakah sesuai dengan tujuan dalam kurikulum atau tidak. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar pengembangan

pembelajaran kriya tekstil, khususnya cetak saring maupun untuk penelitian lebih

lanjut.

B. Rumusan Masalah

Tujuan dari pembelajaran cetak saring di kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta adalah menghasilkan output yang mempunyai

keterampilan membuat karya atau produk kriya tekstil yang menggunakan teknik

cetak saring serta outcome yang dibutuhkan oleh masyarakat di dunia industri dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

5

mampu membuka usaha mandiri, khususnya yang memanfaatkan teknik cetak

saring.

Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana proses pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, dilihat dari tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran,

dan hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan tentang: proses

pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta, dilihat dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan hasil belajar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

bagi ilmu pengetahuan yang selalu mengalami kemajuan sesuai dengan

perkembangan zaman, khususnya dalam bidang pembelajaran cetak saring.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengenalkan serta

mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran cetak saring bagi para

pendidik, calon pendidik, dan peserta didik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran dikemukakan oleh Nasution dalam

(Sugihartono, Fathiyah, Setiawati, Harahap, dan Nurhayati, 2007: 80)

bahwa embelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau

mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan

anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian

ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga,

perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan

.

Kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar anak didik, anak didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencepaian tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar ini dapat diwujudkan melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan terpusat pada anak didik (student centred) (Djamarah, 2010: 324). Pembelajaran dalam perspektif behaviorisme merupakan proses

pembentukan hubungan antar rangsangan (stimulus) dan balasan (respon)

yang menghasilkan perubahan perilaku berupa kebiasaan melalui proses

pelaziman. Menurut perspektif aliran kognitif, pembelajaran merupakan

proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan

pengetahuan sesuai persepsi peserta didik. Adapun menurut perspektif

konstruktivisme, pembelajaran merupakan usaha pemberian kepada

peserta didik untuk memilih bahan pelajaran serta cara mempelajarinya

sesuai minat dan kemampuan yang dimilikinya (Suprijono, 2009: 17-40).

Berkaitan dengan pembelajaran dalam perspektif konstruktivisme,

seorang ahli menyimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

7

...aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang; melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kapada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman (Suwarno, 2009: 58).

Pengertian lain tentang pembelajaran juga dikemukakan oleh

Muhaimin (1996) dalam (Riyanto, 2009: 131) bahwa lajaran

adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran

akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan

efisien . Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Sugihartono, et al.

(2007: 81) yang medefinisikan pengertian pembelajaran erupakan

suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan

sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil

optimal .

Berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

dengan hasil yang optimal. Kegiatan belajar dan mengajar dalam

pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan

belajar dan mengajar merupakan suatu proses. Belajar terjadi saat ada

interaksi antara individu dan lingkungan, baik lingkungan fisik yang

berupa buku, alat-alat peraga, dan alam sekitar maupun lingkungan sosial.

Mengajar merupakan proses mengatur dan mengorganisasikan lingkungan

serta membimbing dan membantu peserta didik sehingga mereka

terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

8

b. Tujuan Pembelajaran

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran, Sardiman berpendapat bahwa

Dalam kegiatan belajar-mengajar dikenal adanya tujuan pengajaran, atau

yang sudah umum dikenal dengan tujuan instruksional. Bahkan ada juga

yang menyebut Tujuan Pembelajaran (2007: 68). Secara lengkap definisi

mengenai tujuan pembelajaran dikemukakan oleh Hamalik (2003: 109)

uatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai

oleh siswa setelah berlangsung pengajaran . Hasil pencapaian tersebut

berupa peserta didik yang secara bertahap terbentuk watak, kemampuan

berpikir, dan keterampilan teknologinya. Tujuan pembelajaran merupakan

tujuan paling awal dan sekaligus sebagai dasar untuk mencapai jenjang

tujuan berikutnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan institusional, hingga

akhirnya terwujud tujuan pendidikan nasional yang bersifat abstrak dan

normatif. Berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional,

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional .

Tujuan pembelajaran bermanfaat sebagai dasar untuk: menyusun

instrumen tes (pre-tes dan pos-tes), merancang strategi instruksional,

menyusun spesifikasi dan memilih media yang cocok, serta melaksanakan

proses belajar. Tujuan pembelajaran penting artinya dalam rangka: untuk

menilai pembelajaran, untuk membimbing peserta didik belajar,

merupakan kriteria untuk merancang pelajaran dan menjadi semacam

media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan pendidik lainnya

(Hamalik, 2003: 113).

Menurut taksonomi yang disusun oleh Benyamin S. Bloom dan

Krathwool beserta timnya, tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi

tiga domain, dan kemudian dipecah lagi menjadi beberapa tingkat yang

lebih khusus. Taksonomi yang sangat dikenal di Indonesia ini, terdiri dari:

1) domain kognitif, 2) domain afektif, dan 3) domain psikomotor. (Yamin,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

9

2009: 26-27). Secara singkat pembahasan masing-masing domain tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Domain Kognitif

Pendekatan-pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada

proses memperoleh konsep, sifat dari konsep, dan bagaimana konsep itu

disajikan dalam struktur kognitif. Tujuan-tujuan kognitif adalah tujuan-

tujuan yang berorientasi pada kemampuan berpikir atau intelektual

(Sagala, 2009: 156-157).

Domain kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar

yang berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut adalah: (1) Tingkat

pengetahuan (knowledge), tingkatan ini mengacu pada kemampuan

mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari. (2) Tingkat

pemahaman (comprehension), tingkatan ini mengacu pada kemampuan

untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah diketahui dan memaknai

arti dari materi yang dipelajari. (3) Tingkat aplikasi (application),

tingaktan ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau

menerapkan pengetahuan atau ide-ide umum, metode-metode, prinsip-

prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya kedalam situasi yang

baru dan konkret, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul

dalam kehidupan sehari-hari. (4) Tingkat analisa (analysis), tingkatan

ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan bahan

kedalam komponen-komponen yang lebih sepesifik dan mampu

memahami hubungan-hubungan antar komponen tersebut. (5) Tingkat

sintesa (synthesis), tingkatan ini mengacu pada kemampuan

memadukan berbagai konsep atau komponen sehingga membentuk

suatu pola struktur yang baru. (6) Tingkatan evaluasi (evaluation),

tingkatan ini mengacu pada kemampuan memberikan penilaian

terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-

patokan dengan menggunakan kriteria tertentu. Tingkat pengetahuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

10

merupakan tingkat terendah, dan tingkat evaluasi merupakan tingkat

tertinggi dalam domain kognitif (Seifert, 2012: 151-152).

2) Domain Afektif

Domain afektif merupakan tujuan pembelajaran yang

berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati

(attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap

sesuatu. Perumusan tujuan pembelajaran pada domain afektif, tidak

berbeda jauh dengan domain kognitif namun dalam mengukur hasil

belajarnya jauh lebih sukar karena menyangkut kawasan sikap dan

apresiasi (Yamin, 2008: 39). Berkaitan dengan hal tersebut, seorang ahli

berpandangan bahwa:

Hasil belajar afektif tidak dapat dilihat bahkan diukur seperti halnya dalam bidang kognitif. Guru tidak dapat langsung mengetahui apa yang bergejolak dalam hati anak, apa yang dirasakannya atau dipercayainya. Yang dapat diketahui hanya ucapan verbal serta kelakuan non verbal sepaerti ekspresi pada wajah, gerak gerik tubuh sebagai indikator apa yang terkandung dalam hati siswa (Nasution, 1999: 69). Domain ini terdiri dari lima tingkatan, yaitu: (1) Tingkat

menerima (reeceiving), yaitu proses pembentukan sikap dan perilaku

dengan cara membangkitkan kesadaran adanya stimulus tertentu. (2)

Tingkat tanggapan (responding), mengacu pada partisipasi aktif peserta

didik dalam memperlihatkan reaksi terhadap norma-norma tertentu. (3)

Tingkat penilaian (valuing), tingkat ini mengacu pada kecenderungan

menerima, menghargai dan memberikan nilai suatu norma tertentu

dengan mempromosikan diri sesuai dengan penilaian itu. (4) Tingkat

organisasi (organization), tingkat ini mengacu pada proses

membentukan konsep tentang suatu nilai dan menyusun suatu sistem

nilai pada diri peserta didik. (5) Tingkat karakteristik

(characterization), tingkatan ini mengacu pada proses mewujudkan

nilai-nilai dalam diri sendiri sehingga nilai-nilai atau sikap itu seolah-

olah telah menjadi ciri-ciri pelakunya. Tingkat menerima merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

11

tingkat terendah, dan tingkat karakteristik merupakan tingkat tertinggi

dalam domain afektif (Sagala, 2009: 159).

Berdasarkan kelima tingkatan yang dirumuskan Bloom dan

Krathwool tersebut, Romiszowski mengelompokkan domain afektif

menjadi dua tipe perilaku, yaitu: (1) Riflek yang terkondisi (reflexive

conditional), merupakan reaksi kepada stimulus khusus tertentu yang

dilakukan secara spontan, dan (2) Sukarela (voluntary), merupakan aksi

dan reaksi yang terencana untuk mengarahkan ke tujuan tertentu dengan

cara membiasakan melalui latihan-latihan (Hamdani, 2011: 153).

3) Domain Psikomotor

Domain psikomotor adalah domain yang berkaitan dengan

keterampilan (skill), yang berhubungan dengan anggota tubuh atau

tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Hasil

belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan

afektif. Domain psikomotor terdiri dari empat tingkatan, namun jika

dilihat dari segi taksonomi, keempat urutan tersebut tidak bertingkat

seperti pada domain kognitif dan afektif (Yamin, 2009: 37).

Pengelompokan tingkat domain psikomotor adalah sebagai

berikut: (1) Gerakan seluruh badan (grass body movement), merupakan

perilaku peserta didik dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan

fisik secara menyeluruh. (2) Gerakan yang terkoordiansi (coordination

movements), merupakan gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara

fungsi indera manusia dengan salah satu anggota badan. (3)

Komunikasi nonverbal (nonverbal communication), merupakan hal-hal

yang berkenaan dengan komunikasi menggunakan simbol atau isyarat.

(4) Kecakapan berbicara (speech behaviour), merupakan hal-hal yang

berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau anggota badan

lainnya dengan ekspresi muka dan kemampuan berbicara (Hamdani,

2011: 153-154).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

12

c. Materi Pembelajaran

Bahan ajar atau materi pembelajaran (intructional materials)

merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran karena

menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Jenis materi

pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bidang, yaitu: pengetahuan

(kognitif), afektif (sikap atau nilai), dan psikomotor (keterampilan)

(Hamalik, 2003: 139).

Materi pembelajaran dari aspek kognitif (pengetahuan) terdiri dari

fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Materi fakta berkatitan dengan:

nama-nama objek, peristiwa sejarah, nama orang, dan lain sebagainya.

Materi konsep berkaitan dengan: pengertian, definisi, ciri khusus,

komponen atau bagian suatu benda atau objek. Materi prinsip berkatian

dengan: dalil, rumus, adagium, pastulat, teorema, atau hubungan antar

konsep yang menggambarkan hubungan sebab akibat. Materi prosedur

adalah materi yang berkaitan dengan langkah-langkah secara sitematis atau

berurutan dalam mengerjakan suatu tugas. Materi afektif (sikap dan nilai)

adalah materi yang berkatian dengan sikap atau nilai peserta didik,

misalnya: nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semagat belajar,

semangat bekerja, kedisiplinan, dan lain sebagainya Materi psikomotor

(keterampilan) menunjuk kepada tindakan-tindakan jasmaniah peserta

didik (Hamdani, 2011: 120-121).

Penyajian materi didalam kurikulum tidak langsung menunjuk pada pokok bahasan/materi tertentu, tetapi disajikan dalam bentuk kompetensi. Jika penyajian kurikulum langsung menunjuk pada pokok bahasan/materi tertentu, tanpa memberikan peluang untuk guru memilih materi pembelajaran, maka guru hanya akan terpaku pada materi tersebut dan tidak berpikir untuk materi lain yang sejenis. Dengan disajikan dalam bentuk kompetensi yang harus dicapai, maka akan memberikan keleluasaan dan kreativitas guru dalam mengajar sehingga memberikan kesempatan kepada guru untuk memilih materi pembelajaran yang relevan (Hidayatullah, 2007: 25).

Pemilihan materi pembelajaran oleh pendidik harus memperhatikan

beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Materi pembelajaran sejalan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

13

kriteria tujuan instruksional, 2) Materi pembelajaran dapat dijabarkan

secara spesifik. 3) Materi pembelajaran relevan dengan kebutuhan siswa.

4) Materi pembelajaran sesuai dengan kondisi masyarakat. 5) Materi

pembelajaran mengandung segi-segi etik. 6) Materi pembelajaran tersusun

dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematis dan logis. 7) Materi

pembelajaran bersumber dari buku yang baku, pribadi pendidik yang ahli,

dan masyarakat (Harjanto, 2008: 222-224).

d. Metode Pembelajaran

Pengertian metode pembelajaran menurut Sugihartono, et al. (2007:

81) yaitu Metode pembelajaran berarti cara yang dilakukan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal . Pendapat

serupa juga dikemukakan oleh Hamdani bahwa:

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (2011: 80).

Pemilihan metode pembelajaran hendaknya di dasarkan atas

beberapa pertimbangan yaitu: tujuan pembelajaran, karakteristik mata

pelajaran, kemampuan peserta didik, dan kemampuan pendidik (Tim

Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007: 125).

Secara umum, metode pembelajaran dapat dibagi menjadi metode pasif dan metode aktif. Metode pasif yaitu metode pembelajaran satu arah dari dosen ke mahasiswa. Metode ini merupakan metode pembelajaran tradisional yang sering disebut dengan lecturing. Metode aktif mendorong mahasiswa untuk aktif berdiskusi di dalam kelas (Jogiyanto, 2009: 23).

Metode pembelajaran yang dikhususkan untuk pendidikan seni rupa,

biasa disebut metode pembelajaran seni rupa. Menurut pendapat

Sukmadinata yang dikutip oleh Fikry menyatakan bahwa metode

pembelajaran seni rupa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Metode

pembelajaran teori, yang terdiri dari: a) pembelajaran ekspositorik dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

14

kelompok, menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi; b)

pembelajaran berbuat, menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi.

2) Metode pembelajaran praktek, yang terdiri dari pembelajaran praktek di

sekolah dan di lingkungan kerja. Metode praktek dalam pembelajaran seni

rupa salah satunya adalah metode ekspresi bebas (free expression) (2012: 3).

1) Metode Ceramah

Pendapat mengenai metode ceramah dikemukakan oleh

Sugihartono, et al. etode ceramah merupakan metode

penyampaian materi dari guru kepada siswa dengan cara guru

menyampaikan materi melalui bahasa lisan baik verbal maupun

nonverbal 2007: 81). Lebih lanjut lagi Hamdani (2011) menjelaskan

bahwa Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan

fakta yang ditutup dengan tanya jawa

156).

Metode caramah yang dalam bahasa inggris disebut istilah leaturing method atau telling method ialah suatu cara lisan penyajian bahan pelajaran yang dilakukan oleh seseorang (guru) kepada orang lain (pelajar atau mahasiswa) untuk mencapai tujuan pengajaran. Istilah lecturing berasal dari bahasa Yunani Legere yang berarti to teach (mengajar). Dari kata Legere ditimbulkan kata lecture yang artinya memberi kuliah dengan kata-kata atau memberi kuliah dengan penuturan. Dari kata lecture ditimbulkan/dimunculkan lagi kata lecture yaitu cara penyajian bahan dengan lisan. Istilah telling berasal dari kata to tell yang artinya menyatakan sesuatu kepada orang lain, selanjutnya berarti menyajikan keterangan-keterangan kepada orang lain agar ia mengerti apa yang disajikan itu (Suradji, 2011: 11). Keuntungan metode ceramah adalah dapat disajikan kepada

peserta didik dalam jumlah besar, dapat dipakai oleh pendidik sebagai

pengantar, mudah untuk diulang kembali jika peserta didik belum jelas,

sangat efektif dan lebih mengena, waktu penyampaian materi terbatas

sedangkan materi yang akan disampaikan masih banyak (Sulistyo,

Sunarmi, & Widodo, 2011: 108).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

15

Kelemahan metode ceramah adalah peran serta peserta didik

dalam proses pembelajaran rendah karena yang aktif adalah pendidik,

kurang berhasil untuk meningkatkan pikiran, perhatian dan motivasi

peserta didik sulit diukur, materi yang disampaikan bisa menjadi tidak

fokus karena pembicaraan pendidik yang melantur dan kurang memadai

untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam upaya mengubah karakter

peserta didik (Yamin, 2009: 65).

2) Metode Tanya Jawab

Pandangan mengenai metode tanya jawab dikemukakan oleh

Sugihartono, et al. (2007) Metode tanya jawab merupakan cara

penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus

dijawab oleh anak didik 82). Definisi tersebut ditambahkan lagi

oleh Sulistyo, et al. b

ngantuk yang terjadi pada diri peserta didik dalam ceramah/kuliah,

maka pendidik harus menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar

tersebut yakni dengan teknik tanya jawab (dialog). Tanya jawab dapat

terjadi dari murid kepada pendidik atau sebaliknya 1: 108).

Kelebihan metode tanya jawab adalah: dapat memperoleh

sambutan yang lebih aktif dibandingkan dengan metode ceramah yang

cenderung bersifat menolong, sebagai pengukur sampai sejauh mana

peserta didik mengerti dan memahami materi pembelajaran yang

disampaikan oleh pendidik, memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengemukakan pendapat yang ada dan dapat dibawa

kearah suatu diskusi (Hamdani, 2011: 156).

Kelemahan metode tanya jawab adalah: peserta didik merasa

takut dan panik untuk menjawab pertanyaan dari pendidik, terlalu

menyita waktu sehingga tidak semua peserta didik mendapatkan giliran,

dan tidak cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran pada ranah afektif

dan psikomotor. Berkaitan dengan hal tersebut, Yamin mengemukakan

Diantara kelemahannya adalah bahwa tanya jawab bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

16

menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika

kelompok siswa memberikan jawaban atau mengajukan pertanyaan

yang dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang dari pokok

: 68).

3) Metode Diskusi

Definisi mengenai metode diskusi dikemukakan oleh

Suryosubroto (2002: 179) bahwa:

dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun

Definisi tersebut ditambahkan oleh Roestiyah (2008: 5) yang

lam diskusi ini proses interaksi antara dua

atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,

informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif

Kelebihan metode diskusi adalah: suasana kelas menjadi hidup

karena peserta didik mengarahkan perhatian dan pikirannya kepada

masalah yang sedang didiskusikan, dapat mempertinggi prestasi

kepribadian masing-masing peserta didik, hasil diskusi mudah dipahami

dan dilaksanakan bersama karena peserta didik ikut serta secara aktif

dalam diskusi, peserta didik dilatih untuk mematuhi peraturan-peraturan

dan tata tertib dalam suatu diskusi sebagai pengalaman berharga bagi

kehidupan sesungguhnya kelak di masyarakat, dan melatih peserta didik

untuk menerima dan menghargai pendapat orang lain (Suparman, 2010:

150-151).

Kelemahan metode diskusi adalah: menyita waktu lama dan

jumlah peserta didik harus sedikit, mempersyaratkan peserta didik

memiliki latar belakang yang cukup mengenai topik atau masalah yang

didiskusikan, tidak tepat bila digunakan pada tahap awal proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

17

pembelajaran, dan apatis bagi peserta didik yang tidak terbiasa

berbicara dalam forum (Yamin: 2008: 80-81).

4) Metode Ekspresi Bebas (Free Expression)

Pendapat mengenai metode ekspresi bebas diungkapkan oleh

Sobandi bahwa metode ini pada dasarnya adalah suatu cara untuk

membelajarkan peserta didik agar dapat mencurahkan isi hatinya

kedalam bentuk karya seni rupa. Proses penciptaan seni dalam metode

ini dimulai dari: a) penentuan tema, yaitu isi ungkapan yang akan

disampaikan, b) media, yaitu bahan dan alat yang dipilih dan digunakan

oleh peserta didik dalam mewujudkan bentuk ungkapan seni, c) gaya

ungkapan, yaitu ungkapan seni yang sifatnya sangat individual sehingga

setiap peserta didik akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda,

dan d) bentuk kegiatan menggambar, apakah berbentuk sketsa atau

lukisan (2009: 13-15).

Metode ekspresi bebas merupakan pengembangan dari pandangan

Victor Lowenfield yang menganjurkan agar setiap pendidik haruslah

mampu mengembangkan kreasi peserta didiknya, sehingga metode ini

sering disebut dengan metode ekspresi kreatif. Metode ini dapat

diterapkan dalam menggambar dekoratif, mendesain benda-benda

kerajinan, menggambar reklame, dan lain sebagainya (Fikry, 2012: 3).

5) Metode Demonstrasi

Pandangan mengenai metode demonstrasi diungkapkan oleh

Sugihartono, et al. Metode demonstrasi merupakan metode

pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara kerja

suatu benda yang berkatitan dengan bahan pelajaran (2007: 83).

Kelebihan metode demonstrasi adalah: perhatian peserta didik

dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh pendidik

sehingga hal penting tersebut dapat diamati secara teliti, membimbing

peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran

yang sama, dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang disampaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

18

melalui metode ceramah, persoalan-persoalan yang menimbulkan

pertanyaan dapat diperjelas saat proses demonstrasi berlangsung,

memberi motivasi yang besar kepada peserta didik untuk mengikuti

proses pembelajaran, dapat memperoleh pengalaman langsung dan

mengembangkan kecakapan peserta didik (Sagala, 2009: 211).

Kelemahan metode demonstrasi adalah: kurang efektif untuk

kelas yang jumlah peserta didiknya banyak, tidak semua hal dapat

didemonstrasikan, bila alat yang digunakan untuk demonstrasi terlalu

kecil maka tidak dapat dilihat oleh peserta didik sekelas, bila suatu alat

dibawa kedalam kelas untuk didemonstrasikan kadang-kadang terjadi

proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata, serta bila

waktu yang tersedia sedikit biasanya demonstrasi berlangsung secara

bertahap (Yamin, 2009: 66-67).

6) Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

Pandangan mengenai metode pemberian tugas dan resitasi

menurut Sugihartono et al. (2007: 84) adalah

dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas

an dilengkapi oleh Sagala (2009)

bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid

melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan

(hlm. 219).

Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi antara lain:

pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar yang

berhubungan dengan minat atau bakat akan lebih meresap dan tahan

lama, peserta didik berkesempatan memupuk rasa tanggung jawab,

mandiri, kreatif, disiplin, jujur, dan berinisiatif, tugas yang diberikan

dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengelola

informasi yang didapatnya, metode ini dapat membuat peserta didik

bergairah dalam belajar apabila di lakukan dengan berbagai variasi;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

19

sedangkan kelemahannya antara lain: peserta didik seringkali

melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan

orang lain atau bahkan menyuruh orang lain untuk mengerjakan

tugasnya, apabila pemberian tugas terlalu sering dan tugas yang

diberikan juga terlalu sukar maka ketegangan mental peserta didik

dapat terpengaruh, dan pendidik sukar memberikan tugas yang sesuai

dengan karakter masing-masing peserta didik (Sagala, 2009: 219).

e. Media Pembelajaran

Pengertian mengenai media pembelajaran dikemukakan oleh Sanaky

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran 2009: 3). Pendapat

serupa juga dikemukakan oleh Anitah (2008:

pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat

menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima

pengeta

Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah

sebagai pembawa informasi dari sumber (pendidik) menuju penerima

(peserta didik) (Hamdani, 2011: 246).

Bagan 2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran (Hamdani, 2011: 246)

Media pembelajaran mempunyai kontribusi dalam meningkatkan

mutu dan kualitas pembelajaran. Kontribusi media pembelajaran menurut

Kemp, dkk. (1985) yang dikutip oleh Uno antara lain: 1) Penyajian materi

Media / Pesan Guru Siswa

Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

20

pembelajaran menjadi lebih standar. 2) Kegiatan pembelajaran menjadi

lebih menarik. 3) Kegiata belajar dapat menjadi lebih interaktif. 4) Waktu

yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. 5) Kualitas belajar

dapat ditingkatkan. 6) Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja

sesuai dengan yang diinginkan. 7) Meningkatkan sifat positif peserta didik

dan proses belajar menjadi lebih baik. 8) Memberikan nilai positif bagi

pendidik (2007: 116).

Media pembelajaran bila dilihat dari sudut pandang yang luas,

klasifikasinya adalah sebagai berikut: (1) Bahan yang mengutamakan

kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual

(bahan-bahan cetakan dan bacaan). (2) alat-alat audiovisual: (a) media

proyeksi (overhead projektor glide, film, dan LCD), (b) media non proyeksi

(papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan panel, komik, bagan,

diagram, gambar, grafik, dan lain-lain, (c) benda tiga dimensi antara lain

benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe,

pameran, dan museum sekolah. (3) Media yang menggunakan teknik atau

masinal, yaitu: slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, video, VCD,

laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem

interkomunikasi, komputer, dan internet. (4) Kumpulan benda-benda

(material collections) yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi,

bahan-bahan yang memiliki sejarah jenis kehidupan, mata pencaharian,

industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan,

politik dan lain-lain. (5) Contoh-contoh kelakuan, perilaku pendidik

(Sanaky, 2009: 9-12).

f. Evaluasi Pembelajaran

Pengertian mengenai evaluasi pembelajaran dikemukakan oleh

Dimyati dan Mudjiono Evaluasi pembelajaran merupakan suatu

proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran

melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran (2006: 221).

Sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi tidak hanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

21

sekedar menentukan angka keberhasilan belajar. Tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan balik (feed back) dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan (Muhammad Ali (1992: 113) dalam (Djamarah, 2010: 245)). Fungsi dan tujuan evalasi pembelajaran adalah untuk: menentukan

angka kemajuan atau hasil belajar peserta didik, menempatkan peserta didik

kedalam situasi pembelajaran yang tepat dan serasi dengan tingkat

kemampuan, minat, dan karakteristik yang mereka miliki, mengenal latar

belakang peserta didik yang berguna bagi pendidik sebagai upaya

memberikan bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar yang mereka

hadapi, dan sebagai umpan balik bagi pendidik yang berguna untuk

memperbaiki proses pembelajaran (Hamalik, 2003: 211-212).

Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai. Karena itu didalam menyusun evaluasi hendaknya memperhatikan secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat mengukur sejauhmana proses pembelajaran telah dilaksanakan (Aunurrahman, 2009: 209). Jenis evaluasi pembelajaran berdasarkan sasarannya adalah sebagai

berikut: (1) Evaluasi konteks, yaitu evaluasi yang digunakan untuk

mengukur konteks program. (2) Evaluasi input, yaitu evaluasi yang

digunakan untuk mengetahui input, baik sumber daya maupun strategi yang

digunakan. (3) Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang ditujukan untuk melihat

proses pelaksanaan pembelajaran. (4) Evaluasi produk, yaitu evaluasi yang

diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk

menentukan keputusan akhir. (5) Evaluasi outcome, yaitu evaluasi yang

diarahkan untuk melihat hasil belajar peserta didik setelah lulus dan terjun

ke masyarakat (Hamdani, 2011: 304-305).

Pembelajaran bukan hanya menekankan pada aspek hasil (product), melainkan juga menekankan pada aspek proses, artinya tingkat kualitas proses yang benar sangat penting bagi siswa. Oleh karena itu dalam mengevaluasi hasil belajar disamping menyoroti pada aspek proses dan kualitias pembelajaran juga menyoroti aspek lain, karena hasil belajar adalah perubahan kualitas pembelajaran yang secara tidak langsung berpengaruh pada aspek lain, seperti aspek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

22

kognitif, afektif, maupun aspek psikomotor (Hidayatullah, 2007: 26).

Kriteria keberhasilan belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif

dan aspek psikomotor. Aspek kognitif berhubungan erat dengan kecerdasan

dan intelektual peserta didik. Aspek afektif berhubungan erat dengan sikap

dan nilai peserta didik terhadap proses pembelajaran. Aspek psikomotor

berhubungan erat dengan tindakan-tindakan jasmaniah peserta didik

2008: 99).

2. Kriya Tekstil

Mengutip pendapat Ahmad A.K. Muda (2003: 327 dan 528) yang

dirangkum dalam (Marlina dan Kar Kriya

tekstil (sic) adalah karya kerajinan tangan dari barang-barang hasil tenunan

gagasan, ide, pikiran, perasaan, apresiasi, dan ciptaan manusia yang memiliki

nilai estetik, yang diwujudkan dalam bentuk benda melalui proses kegiatan

(2010: 1). Pandangan

serupa juga dikemukakan oleh Budiyono et al. bahwa kriya tekstil memiliki arti

yang sangat luas dan mencakup berbagai jenis kain yang dibuat dengan cara

ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain yang dikenal dalam pembuatan

kain (2008: 1).

Tekstil merupakan benda yang bersifat lembut dan luwes dengan intuisi rasa, ungkapan warna dan unsur psikologis yang akhirnya menghadirkan keindahan. Di samping itu, tekstil memerlukan pertimbangan teknis, perhitungan matematis, rasional, ekonomis dan efisien yang akhirnya menghasilkan kekuatan bahan. Dengan demikian pada tekstil terdapat unsur seni dan teknologi. (Rizali, 2006: 33).

Panitia Pameran KIAS 1990-1991 dalam buku Perjalanan Seni Rupa

Indonesia dari Zaman Prasejarah hingga Masa Kini (1990) mengemukakan

Melalui tekstil terungkaplah latar belakang kebudayaan, gambaran

suka duka, kemahiran berseni, kemampuan bertukang, adat serta susunan alam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

23

lingkungan suatu bangsa. Bahkan tekstil menunjukkan tingkat sosial melalui

susunan warna dan ragam hi (hlm. 201).

Pada kriya tekstil terdapat dua metode pemberian rupa dan warna, yaitu

desain struktur dan desain permukaan. Desain struktur adalah pemberian rupa

dan warna pada saat tekstil ditenun sedangkan desain permukaan adalah

pemberian rupa dan warna diatas permukaan tekstil setelah ditenun (Rizali,

2006: 34).

Jenis produk kriya tekstil dibagi menjadi dua kelompok, yaitu benda

hias dan benda pakai, atau dapat juga merupakan perpaduan dari keduanya. Hal

ini sesuai pendapat Marlina dan Karmila yang menyatakan bahwa:

Jenis produk kriya tekstil dibagi menjadi dua kelompok yaitu : benda hias dan benda pakai atau perpaduan dari keduanya. Jenis produk yang termasuk dalam benda hias diantaranya : hiasan dinding, sarung bantal kursi, produk kriya yang termasuk benda pakai diantaranya: bad cover, sarung bantal, tirai, tutup aqua galon, tutup kulkas, taplak meja makan, tutup tudung saji, dll (2010: 1).

3. Program Keahlian dan Program Keahlian Kriya Tekstil

Menurut isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

ujuan program keahlian merupakan kristalisasi dari

kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk dapat

bekerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

atau standar kompetensi kerja lain yang dijadikan acuan dan berlaku di dunia

kerja serta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

sesuai dengan program keahliannya .

Program keahlian kriya tekstil atau yang biasa disebut sebagai Jurusan

Kriya Tekstil adalah sebuah program keahlian atau jurusan yang

mempersiapkan peserta didik agar mempunyai ketrampilan membuat karya

atau produk kriya tekstil. Hal ini sesuai pendapat Rohmandani (2011) yang

atu jurusan di dalam suatu

Sekolah Menengah Kejuruan yang memuat tentang kerajinan tangan seseorang

yang memiliki nilai estetik sehingga hasil karya yang telah dibuat dapat laku di

(hlm. 6).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

24

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta bertujuan

untuk: a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. b) Mendidik

peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. c) Mendidik

peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan

pengetahuan dan seni. d) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan

keterampilan program keahlian kriya tekstil agar dapat bekerja baik secara

mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia

industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. e) Mendidik peserta didik agar

mampu memilih karir, berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional

dalam program keahlian kria tektil. f) Membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk

melanjutkan pendidikan.

4. Cetak Saring

a. Definisi dan Proses Cetak Saring

Definisi cetak saring menurut Guntur Nusantara dalam (Budiyono, et

al., 2008) adalah Cetak saring atau sablon atau screen printing merupakan

bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring dapat

diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa

yang biasa disebut screen 373). Pengertian tersebut menekankan

bahwa alat utama yang digunakan dalam cetak saring adalah berupa kain

gasa atau kasa yang berfungsi sebagai penyaring tinta cetak.

Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang

menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya

barbahan dasar nylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola dari desain

negatif yang telah dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat

agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi

fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta

dan tidak dapat dilalui. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan

tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan rakel yang terbuat

dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna (Sadhori, 1996: 42-43).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

25

Gambar 2.1. Proses Eksekusi Cetak Saring (Sandjaja, 2006: 126)

Pada umumnya, urutan proses cetak saring adalah sebagai berikut:

(1) pembuatan screen, (2) persiapan pasta cap, (3) pencapan kain, (4)

pengeringan, (5) fiksasi zat warna, dan (6) pencucian (Budiyono, et al.,

2008: 10-11).

b. Alat dan Bahan Cetak Saring

Proses cetak saring memerlukan beberapa alat dan bahan yang

mutlak dibutuhkan dan harus disediakan. Peralatan dalam cetak saring

tidak mahal bahkan bisa dibuat sendiri. Alat adalah segala sesuatu yang

tidak habis dipakai dan dapat digunakan berulang-ulang. Bahan adalah

segala sesuatu yang habis dipakai dan tidak dapat dipakai ulang.

1) Alat Cetak Saring

Alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan karya tekstil

dengan teknik cetak saring adalah screen, rakel, meja afdruk, meja

gambar, kodatrace, kipas, hand sprayer (alat penyemprot), palet,

setrika, alat-alat takaran (timbangan), gelas ukur, pengaduk, kuas,

papan landasan, kain hitam, isolasi bening, karet busa, dan kaca

bening.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

26

a) Screen

Pengertian screen Screen

ialah layar penyaring yang dibentangkan pada bingkai kayu

Berkaitan dengan screen Screen

nampaknya seperti bahan atau sesuatu yang habis dalam sekali

pakai, namun sebetulnya tidak, sebab screen dapat dipakai

berulang-ulang 2006: 29).

Gambar 2.2. Screen (K. Arifien, 2011: 3)

Screen terdiri dari kerangka kayu dan kain gasa atau kasa

atau monyl (mono nylon) yang digunakan untuk mencetak gambar

pada benda atau media yang akan disablon. Kain ini berpori-pori

dan bertekstur sangat halus menyerupai kain sutera. Lubang pori-

pori screen ini berfungsi untuk menyaring dan menentukan jumlah

zat warna yang keluar. Ada bermacam-macam kain screen, jenis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

27

kain screen terbagi atas kualitas, bahan dasar serat, warna, dan

besar kecilnya lubang (Budiyono, et al., 2008: 375).

Berdasarkan sistem penomoran monyl, Sadhori berpendapat

Sistem penomoran monyl didasarkan pada banyaknya pori-

pori kain tersebut dalam setiap satuan luas bidang tertentu 1996:

12). Lebih lanjut, Sadhori menjelaskan bahwa semakin tinggi

nomor monyl, semakin banyak pula jumlah pori-pori kain tersebut

dalam setiap satuan luas bidang tertentu, yang berarti bahwa kain

tersebut semakin halus. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah

nomor monyl, berarti semakin sedikit pori-pori yang terdapat pada

kain tersebut dalam setiap luas bidang tertentu, yang berarti bahwa

kain tersebut semakin kasar. Secara umum, ukuran atau nomor

monyl dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: a) Monyl

halus, nomor 180 T sampai 200 T, b) Monyl sedang, nomor 120 T

sampai 150 T, c) Monyl kasar, nomor 60 T sampai 90 T. T adalah

kependekan dari Thick, yaitu satuan kerapatan lubang pori-pori

pada monyl (1996: 12-13).

b) Rakel

Gambar 2.3. Rakel (Budiyono, et al., 2008: 376)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

28

Rakel merupakan alat yang digunakan untuk menyaput zat

warna ke atas permukaan kain atau media cetak. Terbuat dari karet

yang dijepit pada kayu atau aluminium. Ada lima jenis rakel:

tumpul, bulat, lancip, miring, dan persegi (Budiyono, et al., 2008:

376).

Berdasarkan tinta yang digunakan untuk menyablon, rakel

dibedakan menjadi dua, yaitu rakel yang digunakan untuk

menyablon dengan tinta berbasis minyak dan rakel yang digunakan

untuk menyablon dengan tinta berbasis air (Sandjaja, 1996: 34).

Lebih lanjut lagi, Sandjaja (2006: 34) mengemukakan bahwa

yang berbasis minyak, karena pelarut tinta berbasis minyak akan

Rakel berdasarkan ukuranya, dibedakan menjadi: rakel

berukuran 5 cm, 7,5 cm, 15 cm, 30 cm, dan sebagainya. Berkaitan

dengan hal tersebut, Sandjaja (2006) menjelaskan bahwa

is ukuran ini, ditentukan

berdasarkan luas screen yang digunakan dan luas objek yang akan

disablonkan. Makin luas objek yang akan disablonkan dan makin

luas screen yang digunakan, mak

(hlm. 35).

c) Meja Afdruk dan Meja Cetak

Berkaitan dengan meja afdruk, Budiyono, et al.

mengemukakan bahwa afdruk selain menggunakan sinar

matahari dapat juga dilakukan dengan menggunakan meja yang

dilengkapi dengan lampu neon / TL untuk menghemat energi

(terutama digunakan apabila cuaca mendung atau hujan)

377).

Berkaitan dengan pengadaan meja cetak, baik yang dibuat sendiri maupun yang membeli jadi sebaiknya permukaan meja menggunakan kaca bening yang tebal. Penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

29

meja kaca selain berfungsi sebagai meja cetak, digunakan juga sebagai meja jiplak pembuatan gambar dan untuk meja afdruk (K. Arifien, 2011: 10).

Gambar 2.4. Meja Afdruk (K. Arifien, 2011: 11)

d) Meja Gambar

Gambar 2.5. Meja Gambar (Budiyono, et al., 2008: 102)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

30

Berkaitan dengan meja gambar, seorang ahli menyebutkan

dicetakkan. Objek digambar di atas sehelai kertas, plastik

transparan, mika, atau film bekas Xray (film bekas foto Rontgen).

Meja ini tidak harus disediakan secara khusus, dapat juga

digunakan meja biasa. Namun, apabila ingin menyediakan secara

khusus, sebaiknya digunakan meja dengan daun meja yang dibuat

28-29).

e) Kodatrace

Berkaitan dengan kodatrace, Budiyono, et al. (2008)

Kodatrace digunakan sebagai film diapositif

yaitu untuk memisah motif tiap warna sebelum diafdruk

377).

f) Kipas Angin

Kipas angin digunakan untuk mengeringkan screen setelah

dilapisi dengan bahan coating atau untuk mengeringkan hasil

cetakan yang tidak dapat dikeringkan dengan cara pemanasan

(Sandjaja, 2006: 37).

Pendapat tersebut diperkuat lagi oleh ahli lainnya yang

pengeringan obat afdruk (jika mengafdruk film sendiri), dan

pengeringan hasil sablonan (jika perlu

12).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

31

Gambar 2.6. Mengeringkan Screen Menggunakan Kipas Angin (Sadhori, 1996: 20)

g) Hand Sprayer

Pendapat mengenai hand sprayer dikemukakan oleh

seorang ahli yang mengatakan bahwa:

Penyemprot air (handsprayer) digunakan untuk proses pengembangan acuan cetak (merontokkan obat afdruk pada screen) ketika proses pengafdrukan. Untuk membantu pencucian layar screen dari cat yang campurannya air atau untuk proses penghapusan acuan cetak pada screenArifien, 2011: 12-13).

Gambar 2.7. Penyemprotan Air pada Screen Menggunakan Hand Sprayer (Sandjaja, 2006: 100)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

32

Pendapat tersebut dilengkapi oleh ahli lainnya yang

menyebutkan bahwa Selain alat penyemprot yang telah disebutkan

diatas, dikenal pula alat semprot khusus untuk penyablonan yang

sudah barang tentu berharga lebih mahal. Alat khusus ini disebut

Tenix Stencil Sprayer 400. Dengan alat ini, lembut dan kencangnya

aliran air dapat diatur dengan mudah (Sandjaja, 2006: 39).

h) Palet

Palet merupakan tempat untuk mencampur cat poster atau

tinta warna dalam proses desain, tinta cina atau opaque ink dalam

proses traces dan pasta warna dalam proses colet (Budiyono, et al.,

2008: 378).

Gambar 2.8. Palet (Budiyono, et al., 2008: 378)

i) Setrika

Setrika digunakan untuk menghaluskan atau merapikan

bahan sebelum disablon dan sesudah disablon. Kaos atau kain yang

telah selesai disablon, harus disetrika agar tinta yang melekat di

kaos atau kain tersebut tidak luntur (Sandjaja, 2006: 39).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

33

Gambar 2.9. Setrika (Budiyono, et al., 2008: 105)

j) Gelas Ukur dan Mangkuk Plastik

Gelas ukur digunakan untuk mengukur bahan zat cair yang

memerlukan ketepatan ukuran jumlah dalam cc. Gelas ukur

biasanya digunakan untuk mengukur penggunaan pigmen atau zat

pewarna tinta. Mangkuk plastik digunakan sebagai tempat

mengolah obat peka cahaya yang berupa serbuk (Yani, 2004: 26).

k) Alat-alat Takaran (Timbangan)

Fungsi dari alat-alat takaran dikemukakan oleh seorang ahli

-bahan yang

dipergunakan untuk menyablon baik yang dipergunakan untuk

afdruk (bahan-bahan negatif) maupun bahan-bahan yang

dipergunakan untuk mencetak (tinta / cat sablon), selalu

dipergunakan alat-

Berkaitan dengan timbangan, seorang ahli berpendapat

Timbangan yang diperlukan adalah yang dapat digunakan

untuk menimbang dalam satuan gram. Dalam hal ini, timbangan

kue sudah cukup memadai digunakan dalam penyablonan

(Sandjaja, 2006: 37).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

34

l) Pengaduk

Pengaduk digunakan untuk mengaduk pasta warna supaya

rata dan digunakan pula untuk menuangkannya ke permukaan

screen. Benda yang dapat digunakan sebagai pengaduk misalnya

sendok (Budiyono, et al., 2008: 380).

m) Kuas

Fungsi dari kuas dikemukakan oleh seorang ahli yang

menyatakan bahwa:

Kuas kecil ini digunakan untuk menusir screen yang telah dikembangkan. Adanya lubang-lubang pada screen yang tidak dikehendaki dapat ditutup dengan bahan coating dengan mempergunakan kuas kecil ini. Sementara kuas yang besar digunakan untuk melapisi screen dengan bahan coating atau untuk melapisi screen yang sudah jadi dengan Varnish agar tahan lama (khusus untuk screen yang digunakan untuk menyablon dengan tinta berbasis air) (Sandjaja, 2006: 35).

Gambar 2.10. Kuas (Budiyono, et al., 2012: 107)

n) Papan Landasan

Mengenai papan landasan, Budiyono, et al. menyatakan

ripek sebagai penyangga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

35

screen pada waktu proses afdruk, sedangkan papan yang dilapisi

busa blanket dilapisi perekat/lem kain (Hidronal G), dan sebagai

papan landasan pada penyablonan T-Shirt atau kain yang

o) Kain Hitam

Fungsi kain hitam dikemukakan oleh seorang ahli yang

-sama dengan

karet busa untuk mencegah terjadinya kebocoran sinar dari

samping. Luas kain hitam yang digunakan sebaiknya lebih luas dari

screen

p) Isolasi Bening

Fungsi dari isolasi bening dikemukakan oleh seorang ahli

yang menyebutkan bahwa katkan kodatrace atau

kertas motif pada saat afdruk supaya tidak geser, untuk menutup

bagian tepi screen sebelum

(Budiyono, et al., 2008: 381).

q) Karet Busa

Karet busa yang digunakan biasanya memiliki ketebalan

antara 5 cm sampai 10 cm. Fungsi karet busa dinyatakan oleh

untuk menyangga bagian dalam screen pada

waktu afdruk supaya permukaan screen datar .

Dengan adanya berbagai macam ukuran luas screen, karet busa yang digunakan harus pula sesuai dengan ukuran luas screen yang digunakan, sebab karet busa tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam bingkai screen untuk mencegah masuknya sinar dari samping ke dalam screen. Jadi, bantalan karet busa ini digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran sinar yang menyinari screen. Disamping itu, bantalan ini digunakan pula agar film dapat merekat lebih erat dan rata pada screen saat ditekan, sehingga tidak mudah tergeser saat proses penyinaran. Apabila pada waktu penyinaran terjadi geseran dari film

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

36

diatas screen, maka hasil cetakan pada screen menjadi tidak lagi tajam (jelas) (Sandjaja, 2006: 36).

r) Kaca Bening

Fungsi kaca bening dikemukakan oleh Budiyono, et al.

untuk menutup dan menekan kodatrace pada waktu

penyinaran dengan sinar matahari atau pada meja afdruk dengan

lampu (hlm. 382).

Pendapat tersebut ditambahkan oleh Sandjaja yang

kaca tebal 10 mm agar tidak mudah pecah, sebab kaca tersebut

akan digunakan untuk menekan screen supaya menempel kuat pada

film. Luas kaca yang digunakan jangan lebih kecil dari luas screen

(2006: 37).

2) Bahan Cetak Saring

Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan karya

tekstil dengan teknik cetak saring yaitu: bahan atau media cetak,

kertas gambar, pensil warna atau cat poster, opaque ink, zat warna

untuk sablon, obat peka cahaya, penghapus screen, Hidronal G, tinta

cetak, dan sabun colet.

a) Bahan atau Media Cetak

Berkaitan dengan bahan atau media cetak, seorang ahli

berpendapat bahwa:

menjadi objek sasaran sablon. Benda sasaran sablon banyak macamnya, sebab penyablonan bisa dilakukan pada segala dasar, seperti pada macam-macam kertas bahan tekstil, plastik, kaca, imitasi, kulit, kayu, logam, tembaga, seng dan

b) Alat Tulis

Alat-alat tulis yang dimaksudkan disini adalah kertas

gambar, pensil warna, spidol, cat poster, tinta cina, dan lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

37

sebagainya. Kertas gambar digunakan sebagai media untuk

membuat desain yang akan disablon. Pensil warna dan cat poster

digunakan sebagai alat untuk mendesain dan membedakan warna

yang akan dipisahkan (Sandjaja, 2006: 44).

c) Opaque Ink

Fungsi dari opaque ink dikemukakan oleh Budiyono, et al.,

yang menyatakan bahw Opaque Ink untuk menggambar

memisahkan motif tiap warna pada kodatrace (2008: 384).

d) Zat Warna untuk Sablon

Hampir semua zat warna pada tekstil dapat digunakan

dalam proses penyablonan namun zat warna pigmen paling banyak

digunakan (Budiyono, et al., 2008: 385).

Keistimewaan cat pigmen yaitu: siap pakai; warna

cemerlang; untuk menyablon diatas warna gelap, dapat dicampur

dengan pigmen putih; tidak luntur dan merata setelah disablon; dan

hasil sablonan lembut (K. Arifien, 2011: 61).

e) Obat Peka Cahaya

Obat peka cahaya merupakan larutan pokok dalam proses

afdruk screen, yaitu campuran antara emulasi dan sensitizer (cairan

peka cahaya). Bahan ini terdapat dalam satu kemasan dus kecil

yang berisi dua buah botol. Botol besar berisi cairan emulasi, dan

botol kecil berisi cairan sensitizer. Berfungsi untuk melapisi screen

pada proses afdruk, pelapisan dilakukan pada ruang gelap atau pada

cahaya lampu merah (infra red) (Budiyono, et al., 2008: 384-385).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

38

Gambar 2.11. Merk Dagang Bahan Coating (Obat Peka Cahaya) (Sandjaja, 2006: 44)

Beberapa merk dagang obat peka cahaya yang banyak

beredar di pasaran, antara lain: Chromatine, Ulano TZ, Ultrasol TS,

PhotoXol TS, Ulano 133, PhotoXol 199, dan Ulano 569 (High

Resolution Emulsion) (Sandjaja, 2006: 44-46).

f) Penghapus Screen

Pendapat mengenai penghapus screen dikemukakan oleh,

Sandjaja (2006) Bahan penghapus screen digunakan untuk

menghapus objek yang telah dicetak diatas screen, sehingga

dengan demikian, screen akan tampak seperti baru dan siap

dig 50).

Bahan yang berfungsi sebagai penghapus screen ada empat

yaitu: soda api, sodium hipochloride, pregnant paste, dan Reducer

PVC (K. Arifien, 2011: 22-27).

g) Hidronal G

Hidronal G atau lem kain digunakan untuk menempelkan

kain atau kaos yang akan disablon supaya permukaan rata dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

39

tidak lepas pada penyablonan berikutnya (Budiyono, et al., 2008:

386).

h) Tinta Cetak

Jenis tinta yang digunakan dalam penyablonan dibedakan

menjadi dua, yaitu tinta berbasis minyak dan tinta berbasis air.

Tinta berbasis minyak umumnya digunakan untuk menyablon

bahan-bahan seperti halnya kertas, plastik, kulit imitasi, karet, kaca,

dan logam. Tinta berbasis minyak yang sering digunakan antara

lain: Tinta PVC, Tinta Polystuf SG, Tinta Polymate G, Toyo PVC

Varnish, Tinta SJ Buatan Royal Guard, Royal Spon (Royal Guard).

Tinta berbasis air digunakan khusus untuk menyablon kain dan

kaos. Tinta berbasis air yang sering digunakan antara lain: Medium

NF, Pelarut GU, Medium Polysol, Medium Super, White Paste,

Pasta Warna Karet, Rubber Pearl, dan Rubber Transparant

(Sandjaja, 2006: 52-59).

i) Sabun Colet

Gambar 2.12. Pembersihan Screen Menggunakan Sabun Colet (Sandjaja, 2006: 100)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

40

Fungsi sabun colet dikemukakan oleh Budiyono, et al. yaitu

sebagai pencuci screen setelah penyablonan untuk

menghilangkan sisa warna

(2008: 386).

5. Pembelajaran Cetak Saring

Pembelajaran cetak saring adalah interaksi belajar mengajar yang

dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan tujuan menguasai

kompetensi cetak saring atau sablon melalui tahap teori dan praktikum. Tujuan

akhir dari pembelajaran cetak saring adalah: 1) Mengenal macam dan jenis

bahan peka cahaya (obat afdruk). 2) Mengenal macam dan jenis bahan

penghapus obat afdruk. 3) Mengenal bahan penguat lapisan obat afdruk screen

sheet. 4) Mengenal macam-macam peralatan cetak saring. 5) Melakukan

perawatan bahan dan peralatan cetak saring. 6) Melakukan pencampuran

bahan peka cahaya maupun bahan cetak. 7) Melakukan pelapisan bahan peka

cahaya (obat afdruk) pada screen di ruang gelap. 8) Melakukan pengeringan

hasil pengolesan bahan peka cahaya (obat afdruk). 9) Melakukan

penyemprotan untuk menimbulkan gambar pada screen. 10) Melakukan

perbaikan gambar pada screen dari hasil pengafdrukan. 11) Melakukan

persiapan cetak sesuai benda yang dicetak. 12) melakukan pencetakan pada

berbagai bentuk benda cetak (Yani, 2004: 13-15).

Peserta didik yang telah mengikuti kompetensi dasar membuat kriya

tekstil cetak saring menggunakan film atau kodatrace dengan baik dan

sungguh-sungguh akan memiliki nilai tambah yang mengakibatkan adanya

perubahan sikap dalam diri peserta didik. Perubahan tersebut dapat dilihat

dalam bentuk penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan

keterampilan (psikomotor). Hasil pembelajaran cetak saring menggunakan

film atau kodatrace diharapkan dapat berpengaruh pada persiapan peserta

didik untuk mengikuti praktik kerja industri di usaha sablon. Manfaat hasil

belajar cetak saring ditinjau dari aspek kognitif yaitu: 1) Penguasaan

pengetahuan konsep dasar pengertian cetak saring. 2) Pengetahuan fungsi alat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

41

dan bahan. 3) Pengetahuan langkah dan proses mengafdruk film. 4)

Pengetahuan langkah membuat kriya tekstil cetak saring menggunakan film

atau kodatrace sebagai kesiapan mengikuti praktek kerja industri di usaha

sablon. Manfaat hasil belajar cetak saring ditinjau dari aspek afektif secara

garis besar untuk: 1) Melatih dan meningkatkan sikap ketelitian, 2)

Meningkatkan motivasi. 3) Mengembangkan kemampuan dan wawasan. 4)

Menerima kritik dan saran dari guru dan teman. Manfaat hasil belajar cetak

saring ditinjau dari aspek psikomotor yaitu; 1) Keterampilan dalam

menggunakan alat dan bahan. 2) Keterampilan dalam membuat desain motif.

3) Keterampilan dalam melakukan proses afdruk. 4) Keterampilan membuat

kriya tekstil dengan teknik cetak saring sebagai kesiapan untuk mengikuti

praktek kerja industri di usaha sablon (Yuniarti, 2012: 131-137).

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada

masalah penelitian. Kerangka ini digambarkan dengan skema secara sistematis.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.2. Kerangka Berpikir

Program Keahlian

Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta

Mata Pelajaran Produktif

Cetak Saring

Kurikulum Silabus RPP Pelaksanaan pembelajaran : 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi Pembelajaran 3. Metode Pembelajaran 4. Media Pembelajaran 5. Evaluasi Pembelajaran Hasil Belajar

Cetak Saring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

42

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dapat diukur pada hasil yang

telah dicapai. SMK Negeri 9 Surakarta memiliki beberapa program keahlian,

salah satunya adalah program keahlian kriya tekstil. Program keahlian ini

memiliki beberapa mata pelajaran produktif kriya tekstil yang wajib ditempuh

oleh peserta didik dengan batas ketuntasan minimal 75.00. Salah satu mata

pelajaran ini adalah cetak saring. Pelaksanaan pembelajaran cetak saring di SMK

Negeri 9 Surakarta mengacu pada kurikulum, silabus, dan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan

pembelajaran, yang dilihat dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajarn, evaluasi pembelajaran, dan hasil belajar cetak

saring.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Surakarta, tepatnya di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta, Jalan Taruma Negara, Banyuanyar,

Banjasari, Surakarta, Kode Pos: 57137. Telepon (0271) 716320. Lokasi tersebut

dipilih karena cetak saring telah menjadi salah satu mata pelajaran produktif kriya

tekstil yang wajib ditempuh oleh peserta didik program keahlian kriya tekstil. Hal

ini dapat dibandingkan dengan Sekolah Menengah lainnya di Kota Surakarta,

dimana materi mengenai cetak saring hanya menjadi salah satu bab atau

kompetensi dari mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.

Penelitian ini telah dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan

Februari sampai Juli tahun 2012, yang meliputi kegiatan persiapan sampai dengan

selesainya penulisan laporan penelitian. Tetapi tidak menutup kemungkinan waktu

penelitian ini dipersingkat atau diperpanjang sampai data yang diperlukan

terpenuhi.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pengertian mengenai pendekatan dikemukakan oleh Massofa bahwa

pendekatan adalah pengakuan terhadap hakikat ilmiah suatu ilmu

pengetahuan. Pendekatan merupakan langkah pertama dalam mewujudkan

tujuan penelitian (2011).

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskrptif kualitatif. Pandangan

mengenai penelitian kualitatif dikemukakan oleh Nasution

kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan

tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya

Pendapat lain mengenai pendekatan kualitatif juga dikemukakan oleh

Afifuddin dan Saebani bahwa metode penelitian kualitatif disebut juga sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

44

metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting). Metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

yang mengandung makna (2009: 57).

Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Bagdan dan Taylor dalam

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang- . Pandangan lain juga

dikemukakan oleh Bagdan dan Bliken dalam (Meleong, 2001: 5) mengenai

metode kualitatif yaitu sebagai berikut:

Metode deskritif digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan pada kenyataan ganda; Kedua, metode ini menyajikan langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden; Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

tunggal terpancang (embedded research). Pengertian studi kasus dikemukakan

oleh Yin

fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana: batas-batas antara

fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan dimana: multi sumber

bukti dimanfaatkan (1997: 18). Pengertian studi kasus tunggal dikemukakan

bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik (2002: 112).

Berkaitan dengan penelitian terpancang, Sutopo (2002: 112) berpendapat

bahwa penelitian terpancang merupakan suatu langkah sebelum melakukan

penelitian harus memliki dan menentukan variabel yang menjadi fokus

utamanya namun tetap terbuka dengan sifat interaktif dan variabel utamanya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian ini hanya

mengarahkan kegiatan penelitian pada satu sasaran saja (satu lokasi atau

subjek), namun tidak melepaskan fokus penelitianya karena sifatnya utuh.

Jumlah sasaran (lokasi studi) tidak menentukan suatu penelitian berupa studi kasus tunggal ataupun ganda. Misalnya, meski penelitian dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

45

dibeberapa lokasi (beberapa kelompok, atau sejumlah pribadi), kalau sasaran studi tersebut memiliki karakteristik yang sama atau seragam, maka penelitian tersebut tetap merupakan studi kasus tunggal (Sutopo, 2002 : 112). Berdasarkan pernyataan tersebut, yang terpenting bukan jumlah lokasi

atau sasaran studinya, tetapi adanya perbedaan karakteristik atau

kesamaannya. Penelitian ini dilaksanakan di satu tempat,

yaitu di SMK Negeri 9 Surakarta da dilaksanakan di

kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil.

C. Data dan Sumber Data

Penelitian tidak pernah terlepas dari persoalan sumber data karena data-

data yang lengkap dan valid tidak akan diperoleh tanpa adanya sumber data.

Pengertian data menurut Herdiansyah (2010: 116)

yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan

dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu

Lebih lanjut lagi

terdiri dari beragam jenis, bisa berupa orang, peristiwa dan tempat atau lokasi,

benda serta

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-

Data yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah data-data

yang berkaitan dengan pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian

Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta. Data-data tersebut adalah:

1. Laporan hasil wawancara dengan para informan, yaitu: Bapak Joko Agus

Pambudi, S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, Wika, Ayu Heni Puspitasari,

Jatmini, Tutik Kurnia Sari, Indri Mayarita, dan Eko Siti Wahyuni.

2. Foto saat pembelajaran berlangsung dan dokumentasi hasil karya siswa.

3. Kurikulum Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.

4. Silabus mata pelajaran produktif cetak saring.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

46

5. RPP mata pelajaran cetak saring.

6. Raport hasil belajar siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan sumber data berupa: informan, tempat dan

peristiwa, serta dokumen dan arsip.

1. Informan

Informan adalah narasumber yang memiliki dan mampu memberikan

informasi yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti dan informan disini memiliki

kedudukan yang sama, dan informan bukan sekedar memberikan tanggapan

yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam

penyajian informasi yang dimilikinya. Informan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Guru mata pelajaran produktif cetak saring di kelas XI Program Keahlian

Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yaitu:

1) Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn.

2) Bapak Drs. Budi Susanto.

b. Siswa kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

yang dipilih berdasarkan perbandingan nilai raport yang selama ini mereka

peroleh, yaitu yang hasil raportnya kurang baik, cukup baik, dan baik.

Masing-masing dipilih 2 siswa, jadi dari 32 siswa, yang dijadikan

informan berjumlah 6 siswa, yaitu sebagai berikut:

1) Wika.

2) Ayu Heni Puspitasari.

3) Jatmini.

4) Tutik Kurnia Sari.

5) Indri Mayarita.

6) Eko Siti Wahyuni.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

47

2. Tempat dan Peristiwa

Pendapat mengenai tempat sebagai sumber data dikemukakan oleh

Sutopo bahwa data dan informasi dapat dikumpulkan dari tempat atau lokasi

yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian (2002: 52-53).

Tempat penelitian ini dilaksanakan di bengkel tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

karena proses pembelajaran cetak saring dilaksanakan disana, baik pelajaran

teori maupun praktek.

Pendapat mengenai peristiwa sebagai sumber data dikemukakan oleh

Sutopo bahwa data atau informasi juga akan dikumpulkan dari berbagai

peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan

sasaran atau permasalahan penelitian (2002: 51-52). Peristiwa, aktivitas, atau

perilaku yang diamati dalam penelitian ini adalah peristiwa yang terjadi

selama proses pembelajaran cetak saring, baik itu saat proses pelajaran teori

maupun praktek.

3. Dokumen dan Arsip

Pengertian dokumentasi dan arsip dikemukakan oleh Sutopo (2002: 54)

bahwa dokumen adalah rekaman atau bukti yang berupa catatan (tertulis), foto

(gambar) atau film atau rekaman suara, dan peninggalan-peninggalan yang

berkaitan dengan aktivitas atau peristiwa tertentu sedangkan arsip adalah

surat-surat penting yang bersifat formal dan terencana dan merupakan catatan

rekaman dalam sebuah organisasi atau instansi. Berdasarkan pengertian

tersebut, perbedaan antara dokumen dan arsip dapat dilihat dari sifatnya,

dokumen bersifat nonformal sedangkan arsip bersifat formal. Untuk mengkaji

sebuah dokumen dan arsip, penelitian sebaiknya tidak hanya mencatat apa

yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang

tersirat dari dokumen dan arsip tersebut.

Dokumen dan arsip yang telah dikaji dalam penelitian ini antara lain:

kurikulum Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, silabus

mata pelajaran produktif cetak saring, RPP mata pelajaran produktif cetak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

48

saring, dan raport hasil belajar siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta.

D. Teknik Pengambilan Sampel (Cuplikan)

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang bersifat

purposive sampling atau sampel bertujuan. Pendapat mengenai purposive

sampling Purposive

sampling adalah teknik untuk memilih informan yang dianggap mengetahui

masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap 02: 56).

Teknik ini dipilih karena dalam proses pengumpulan data, pilihan

informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kevalidan data. Satuan

kajian atau sampel yang telah di purposive dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI Program Keahlian Kriya Tekstil dan guru mata pelajaran produktif cetak

saring, sehingga pengumpulan data akan dipusatkan disekitar mereka.

Data yang telah dikumpulkan adalah data-data mengenai proses

pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta. Data-data tersebut adalah:

1. Laporan hasil wawancara dengan para informan, yaitu: Bapak Joko Agus

Pambudi, S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, Wika, Ayu Heni Puspitasari,

Jatmini, Tutik Kurnia Sari, Indri Mayarita, dan Eko Siti Wahyuni.

2. Foto saat pembelajaran berlangsung dan dokumentasi hasil karya siswa.

3. Kurikulum Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.

4. Silabus mata pelajaran produktif cetak saring.

5. RPP mata pelajaran cetak saring.

6. Raport hasil belajar siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta.

E. Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan langkah bagi peneliti yang harus

digunakan dalam mengadakan suatu penelitian agar memperoleh data sesuai

dengan yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

49

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

1. Wawancara

Definisi wawancara menurut Swewart dan Cash dalam (Herdiansyah,

didalamnya terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab,

perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu

kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan

Tujuan wawancara secara lengkap dikemukakan oleh Nasution yaitu

pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-

Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur atau sering

disebut wawancara mendalam. Pengertian wawancara tidak terstruktur

tidak terstruktur, yaitu wawancara yang lebih bebas, lebih mendalam, dan

menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dan garis-garis

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pertanyaan yang

open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan

cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subjek

yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar

bagi penggalian informasi yang lebih mendalam lagi.

Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan peneliti cenderung

bersifat luwes. Susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan hampir selalu

berubah disesuaikan dengan kondisi, karakter, serta kedudukan informan. Cara

peneliti bertanya kepada guru mata pelajaran cetak saring cenderung lebih

sopan sedangkan saat bertanya kepada para siswa cenderung lebih santai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

50

dengan mengunakan bahasa sehari-hari. Wawancara dalam penelitian ini

dilakukan kepada:

a. Guru mata pelajaran produktif cetak saring di kelas XI Program Keahlian

Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.

1) Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn. yang diwawancarai pada tanggal

19 Mei 2012.

2) Bapak Drs. Budi Susanto yang diwawancarai pada tanggal 19 Mei

2012.

b. Siswa kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

yang dipilih berdasarkan perbandingan nilai raport yang selama ini

mereka peroleh, yaitu yang hasil raportnya kurang baik, cukup baik dan

baik. Masing-masing dipilih 2 siswa, jadi dari 32 siswa, yang telah

diwawancarai berjumlah 6 siswa yaitu:

1) Wika, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

2) Ayu Heni Puspitasari, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

3) Jatmini, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

4) Tutik Kurnia Sari, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

5) Indri Mayarita, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

6) Eko Siti Wahyuni, diwawancarai pada tanggal 12 Mei 2012.

2. Observasi

Definisi dari observasi dikemukakan oleh Cartwright dan Cartwright

dalam (Herdiansyah, 2010: 131) yaitu uatu proses melihat, mengamati,dan

perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan

Tujuan mengenai teknik observasi dikemukakan oleh Sutopo bahwa

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar (2002:

64). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Patton dalam (Afifuddin dan

Saebani adalah mendeskripsikan setting yang

dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

51

dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang

Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung karena peneliti

mendatangi lokasi penelitian secara langsung, yaitu di bengkel tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta dan mengadakan pengamatan terhadap proses

pembelajaran cetak saring. Peneliti juga telah berperan pasif agar kehadiran

peneliti tidak mengganggu proses pembelajaran cetak saring yang tengah

berlangsung. Kegiatan peneliti hanya mengamati dan mencatat proses

pembelajaran cetak saring.

3. Dokumentasi

Definisi mengenai dokumentasi dikemukakan oleh Herdiansyah (2010:

143) bahwa:

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Pandangan mengenai teknik dokumentasi juga dikemukakan oleh

sumber manusia atau human resources, melalui observasi atau wawancara.

Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, di

antaranya dokumen, foto dan bahan statistik (1996: 85). Keuntungan dari data

non human resources ini adalah sumber data ini kebanyakan sudah tersedia di

lapangan dan siap pakai.

Bila data yang terdapat dalam berbagai dokumen ini melimpah, seorang peneliti dapat membangun suatu grounded theory. Berdasarkan apa yang diungkapkan subjek lewat narasinya, dan dikonfrontasikan dengan data dari sumber-yang pada tahap akhirnya dapat dikonfirmasikan oleh subjek penelitian, atau anggota kelompoknya seandainya yang bersangkutan tidak bisa dihubungi lagi atau sudah meninggal dunia. (Mulyana, 2006: 198).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

52

Dokumentasi merupakan langkah yang telah ditempuh dalam penelitian

ini untuk mendapatkan data berupa: foto pembelajaran cetak saring dan

dokumentasi hasil karya siswa, Kurikulum Program Keahlian Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta, Silabus mata pelajaran produktif cetak saring, RPP

mata pelajaran cetak saring, dan Raport hasil belajar siswa Kelas XI Program

Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta.

F. Uji Validitas Data

Data merupakan sesuatu yang harus diuji kebenaran dan keabsahannya

setelah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian.

Peneliti harus mampu memilih dan menentukan cara yang tepat untuk

mengembangkan validitas data yang diperolehnya.

Pandangan mengenai uji validitas data dikemukakan oleh Sutopo bahwa

peneliti dapat memperoleh suatu keabsahan data dalam penelitian kualitatif antara

lain menggunakan teknik triangulasi dan review informan (2002: 77-78).

Berpijak pada pandangan Sutopo tersebut maka uji validitas data dalam

penelitian ini dilakukan melalui triangulasi sumber atau yang biasa disebut

triangulasi data dan review informan.

1. Triangulasi Sumber

Definisi dari triangulasi dikemukakan oleh Moleong (2001: 178) bahwa

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembandi .

Tujuan triangulasi ialah menchek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan pada waktu yang berlainan, dan sering dengan menggunakan metode yang berlainan. Procedure ini sangat banyak memakan waktu, akan tetapi di samping mempertinggi validitas juga memberikan kedalaman hasil penelitian. (Nasution, 1996: 115). Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yaitu peneliti

membandingkan data yang diperoleh dengan data lainnya atau sumber lain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

53

untuk saling melengkapi sehingga diperoleh kebenaran dan keabsahan data.

Hal ini serupa dengan pendapat Sutopo (2002) yang menyatakan bahwa:

Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda jenisnya (hlm. 79). Dalam penelitian ini, triangulasi sumber digunakan untuk menutup

kekurangan data dari salah satu informan yang dapat dilengkapi oleh informan

lainnya sehingga data hasil wawancara dapat teruji kebenaran dan

keabsahannya. Tringulasi sumber dalam penelitian ini yaitu membandingkan

hasil wawancara dari para siswa kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil

dengan guru mata pelajaran produktif cetak saring.

2. Review Informan

Review informan diartikan sebagai pemeriksaan kembali data-data yang

terkumpul terhadap sumber-sumber informasi untuk mendapatkan kebenaran

dan keabsahan dari data-data tersebut. Review informan dilakukan pada saat

pengumpulan data dirasa cukup lengkap. Sajian data yang telah disusun perlu

dikomunikasikan dengan informannya, walaupun sajian data tersebut mungkin

belum utuh dan menyeluruh.

Laporan hasil wawancara dalam penelitian ini telah dicek kembali oleh

para informan yaitu guru mata pelajaran produktif cetak saring dan para siswa

kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta sehingga

data-data yang diperoleh peneliti terbukti kebenaran dan keabsahannya.

G. Analisis Data

Pengertian mengenai analisis data dikemukakan oleh Afifuddin dan

Saebani (2009: 145

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

54

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan

. Tujuan dari analisis data adalah menemukan teori.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan model analisis

interaktif. Proses penyeleksian data dalam model analisis ini berlangsung dari

awal penelitian dan direduksi untuk disajikan dalam bentuk teks naratif, tabel,

gambar, dan rekaman visual. Langkah berikutnya adalah menginterpretasikan data

tersebut sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Menurut pandangan Miles

bersamaan yaitu:

(1992: 16). Berdasarkan pandangan Miles dan Huberman maka penelitian ini

menggunakan ketiga alur tersebut.

1. Reduksi Data

Pandangan mengenai reduksi data dikemukakan oleh Sutopo bahwa

data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote

(2002: 91).

Reduksi data dimulai dari awal pengambilan keputusan tentang

kerangka kerja, pemilihan topik atau rumusan masalah, menyusun pertanyaan

penelitian, sampai menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini. Pada tahap ini, laporan lapangan yang

dianggap sebagai bahan mentah, disusun secara sistematis, dipilih data-data

pokok yang penting, difokuskan dan dicari tema serta polanya agar lebih

mudah untuk disimpulkan.

2. Sajian Data

Komponen analisis data yang kedua dalam penelitian ini adalah sajian

data. Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan

sistematis sehingga memungkinkan peneliti untuk memahami dan

menganalisis data-data yang telah diperoleh guna mempermudah proses

penarikan kesimpulan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

55

Pandangan mengenai sajian data dikemukakan oleh Sutopo bahwa

telah dirumuskan

sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan

deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab

Masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai pembelajaran cetak saring

di kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yang

dilihat dari: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, motede pembelajaran,

media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan hasil belajar cetak saring.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan proses analisis data setelah reduksi

data dan sajian data. Analisis yang dilakukan akan tampak jelas setelah

peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Mulai dari awal pengumpulan data,

peneliti harus memahami dan menangkap makna dari berbagai hal yang

ditemuinya. Proses verifikasi dilakukan setiap saat, selama penelitian ini

berlangsung.

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan (Sutopo, 2002: 93).

Ketiga unsur analisis di atas saling berhubungan dan berlangsung terus

menerus selama penelitian ini berlangsung. Saat pengumpulan data berakhir,

peneliti akan bergerak diantara ketiga komponen analisis tersebut dengan

memanfaatkan waktu yang tersisa. Proses analisis yang akan digunakan oleh

peneliti ini disebut sebagai model analisis interaktif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

56

Bagan 3.1. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2002: 96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap yang dilakukan oleh seorang

peneliti dalam melakukan sebuah penelitian. Tahap-tahap yang telah ditempuh

peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dalam penelitian ini meliputi kegiatan: a) Memilih

lokasi penelitian, yaitu di kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta, b) Menyusun rancangan yang berupa proposal penelitian,

c) Mengurus perizinan, yaitu surat izin dari Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, d) Mengadakan observasi

lapangan, e) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap Observasi Lapangan

Tahap observasi lapangan merupakan aktivitas untuk mengetahui dan

mengkaji lebih jauh tentang objek penelitian. Tujuan dari tahap ini adalah

untuk mendapatkan data dengan cara: a) Mengumpulkan data dengan

observasi, b) Mengadakan wawancara dengan para informan, c) Membuat

dokumentasi dengan memotret aktivitas di lapangan, d) Pengayaan review

informan terhadap proses pembelajaran cetak saring.

Pengumpulan Data

Penarikan Simpulan / Verifikasi

Reduksi Data Sajian Data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

57

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan

terkumpul. Tahap analisis data dalam penelitian ini meliputi: a) Reduksi data,

b) Sajian data, c) Penarikan simpulan dan verifikasi.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap terakhir dari prosedur penelitian ini adalah menyusun hasil

laporan dari awal pelaksanaan hingga akhir penelitian, sampai tersusun skripsi

secara lengkap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMK Negeri 9 Surakarta atau yang lebih dikenal dengan nama SMSR

(Sekolah Menengah Seni Rupa) terletak di Jl. Tarumanegara, Banyuanyar,

Banjarsari, Surakarta. Sekolah ini telah bersertifikat ISO 9001: 2008 dan

merupakan Rintisan Sekolah Berstandart Internasional (RSBI).

Gambar 4.1 Pintu Gerbang SMK Negeri 9 Surakarta (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Tujuan SMK Negeri 9 Surakarta adalah: 1) Menciptakan tamatan yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 2) Membekali

peserta didik untuk mengembangkan kepribadian akademik dan dasar keahlian

yang kuat dan benar melalui pembelajaran normatif, adaptif dan produktif. 3)

Menyiapkan siswa untuk mampu memasuki dunia kerja serta mengembangkan

sikap profesionalisme dan mampu berwirausaha. 4) Memberikan pengalaman

yang sesungguhnya agar siswa menguasai keahlian produktif berstandart budaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

59

industri yang berorientasi kepada standart mutu, nilai-nilai ekonomi serta

membentuk etos kerja yang tinggi, produktif dan kompetitif. 5) Mewujudkan

status sekolah menjadi SMK berstandart internasional.

Misi SMK Negeri 9 Surakarta adalah: 1) Membentuk tamatan yang

berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri di era global. 2)

Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing di lapangan kerja. 3)

Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang seni kerajinan dan

teknologi. 4) Menyiapkan SMK Negeri 9 Surakarta sebagai SMK berstandar

Nasional dan Internasional.

Visi SMK Negeri 9 Surakarta adalah: Mewujudkan SMK Negeri 9

Surakarta sebagai sumber daya manusia profesional dalam bidang seni, kerajinan

dan teknologi yang mampu menghadapi era global.

SMK Negeri 9 Surakarta menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Pengembangan dan penyempurnaan kurikulun ini dilakukan

sepenuhnya oleh pihak sekolah sekaligus merupakan aktualisasi pengembangan

kemampuan profesional guru dalam hal pengembangan kurikulum. Kurikulum ini

selalu mengalami penyempurnaan agar dapat disesuaikan dengan perkembangan

dan tuntutan dunia kerja yang berorientasi kepada sekolah menengah kejuruan.

Kompetensi sebagai materi pembelajaran di SMK Negeri 9 Surakarta

diorganisasi menjadi tiga kelompok yaitu: normatif, adaptif, dan produktif.

Program nornatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk

peserta didik sebagai pribadi yang utuh, pribadi yang memiliki norma-norma

sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial, sebagai warga negara

Indonesia atau sebagai warga negara dunia. Program ini memuat kompetensi-

kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku. Program adaptif adalah kelompok

mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik agar memiliki

kemampuan berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, tekhnologi, dan seni. Program ini menjadi dasar-dasar kejuruan

yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajari oleh peserta didik.

Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali

peserta didik agar memiliki kompetensi dasar pada suatu keahlian tertentu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

60

sesuai dengan tuntutan dan permintaan dunia kerja. Program produktif memiliki

standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai 75.00 pada masing-

masing mata pelajarannya.

Fasilitas di SMK Negeri 9 Surakarta adalah: gedung dua lantai, bengkel

kayu, bengkel tekstil, bengkel seni rupa murni, bengkel logam, laboratorium

multimedia, laboratorium animasi, bengkel tata busana, laboratorium DKV

(Desain Komunikasi Visual), laboratorium TKJ, laboratorium bahasa, 22 ruang

teori yang dipergunakan untuk pembelajaran normatif dan adaptif, perpustakaan,

digital library, koperasi, 2 kantin siswa, musholah, UKS, ruang PTT (Pameran

Tidak Tetap), lapangan basket, lapangan voli, taman, telepon umum, WAN (Wide

Area Network) atau Free Hotspoot Area Unlimited Acces, parkir kendaraan, dan

kamera CCTV yang dipasang di beberapa ruangan.

Tenaga pengajar di SMK Negeri 9 Surakarta berjumlah 121 pendidik,

yang terdiri dari: 30 guru adaptif, 18 guru normatif, 9 guru produktif kriya kayu,

11 guru produktif kriya tekstil, 7 guru produktif kriya logam, 7 guru produktif

seni rupa murni, 7 guru produktif multimedia, 6 guru produktif DKV (Desain

Komunikasi Visual), 7 guru produktif tata busana, 6 guru produktif animasi, 7

guru produktif TKJ, dan 4 guru BK.

SMK Negeri 9 Surakarta telah memiliki sembilan program keahlian yaitu:

Program Keahlian Kriya Kayu, Program Keahlian Kriya Tekstil, Program

Keahlian Seni Rupa Murni, Program Keahlian Kriya Logam, Program Keahlian

Multimedia, Program Keahlian Animasi, Program Keahlian Tata Busana,

Program Keahlian DKV (Desain Komunikasi Visual), dan Program Keahlian

TKJ.

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta bertujuan untuk:

1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. 2) Mendidik peserta

didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab. 3) Mendidik peserta

didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan

seni. 4) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan program

keahlian kriya tekstil agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi

lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

61

kerja tingkat menengah. 5) Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir,

berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian

kriya tektil. 6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan

keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

Gambar 4.2. Bengkel Tekstil (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Visi Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta adalah:

Menciptakan sumber daya manusia yang profesional di bidang kriya tekstil sesuai

dengan kebutuhan dunia usaha atau industri.

Fasilitas yang disediakan di bengkel tekstil adalah: 2 ruang teori, ruang

batik beserta alat dan bahan membatik, ruang gelap untuk pembelajaran cetak

saring beserta alat dan bahan yang diperlukan, ruang desain beserta meja desain,

LCD proyektor, ruang jahit beserta mesin jahit, dan pompa air serta bak pencucian

di luar bengkel.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

62

Gambar 4.3. Fasilitas di Bengkel Tekstil (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil terdiri dari 32 siswa perempuan.

Mata pelajaran produktif yang diajarkan di kelas XI ini adalah: batik tulis, batik

celup, jahit, makrame, tenun, sulam, dan cetak saring. Mata pelajaran produktif

cetak saring dalam 1 minggu terdiri dari 1 pertemuan (tatap muka), 1 pertemuan

(tatap muka) terdiri dari 4 jam pelajaran, dan 1 jam pelajaran terdiri dari 45 menit.

Mata pelajaran ini diberikan pada hari sabtu pada jam pelajaran pertama sampai

keempat.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Cetak Saring

1. Tujuan Pembelajaran Cetak Saring

a. Pertemuan Pertama

Indikator yang tercantum di silabus maupun RPP yang dibuat oleh

guru pada pertemuan pertama ini adalah: melakukan persiapan kerja

membuat karya cetak saring dengan film / kodactrace.

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan pertama sesuai

dengan RPP yang dibuat oleh guru yaitu peserta didik mampu: 1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

63

Menjelaskan dan memahami rambu-rambu tentang kesehatan dan

keselamatan kerja (K3). 2) Menjelaskan dan memahami jenis, sifat dan

fungsi dari alat serta bahan yang digunakan.

Berkaitan dengan hal ini, Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn., selaku

salah satu guru mata pelajaran produktif cetak saring memaparkan:

Sebelum memulai pembelajaran praktik menyablon, para siswa perlu kami jelaskan apa saja yang berhubungan dengan sablon. Biasanya dalam teori pengantar praktek ini kami menjelaskan tentang pengertian sablon atau cetak saring, sejarah dan perkembangannya, alat dan bahan yang dipergunakan, dan yang paling penting adalah bagaimana langkah-langkah membuat karya cetak saring yang sesuai dengan pedoman. Sebetulnya menyablon itu mudah dan tidak berbahaya namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tetap saja mereka harus tahu tentang K3. Karenanya siswa-siswa perlu diberikan gambaran tentang sablon diawal perte (11 Februari 2012).

Pertemuan pertama ini merupakan pengenalan kepada peserta didik

mengenai cetak saring. Beberapa dari peserta didik ada yang belum

mengetahui tentang cetak saring atau sablon, karena itu diharapkan dengan

teori yang diberikan sebelum kegiatan praktek ini mampu memberikan

gambaran tentang cetak saring.

b. Pertemuan Kedua sampai Ketujuh

Indikator yang tercantum di silabus maupun RPP yang dibuat oleh

guru pada pertemuan kedua sampai ketujuh ini adalah: melaksanakan

proses kerja pembuatan karya cetak saring dengan film / kodactrace.

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan kedua sampai

ketujuh adalah peserta didik mampu: 1) Menjelaskan dan memahami

pengertian desain. 2) Menjelaskan dan memahami unsur-unsur desain. 3)

Menjelaskan dan memahami prinsip-prinsip desain. 4) Menjelaskan dan

memahami contoh-contoh desain motif yang sesuai pedoman. 5) Membuat

desain motif cetak saring untuk t-shirt. syal, dan sapu tangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

64

Gambar 4.4. Desain pada Kertas Gambar Karya Eka Maryana (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

c. Pertemuan Kedelapan sampai Ketiga Belas

Indikator yang tercantum pada pertemuan kedelapan sampai ketiga

belas masih sama dengan pertemuan kedua sampai ketujuh, yaitu:

melaksanakan proses kerja pembuatan karya cetak saring dengan film /

kodactrace.

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan kedelapan

sampai ketiga belas adalah peserta didik mampu: 1) Menjelaskan dan

memahami cara membuat diapositif. 2) Membuat diapositif dari desain

yang telah dibuat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

65

Gambar 4.5. Diapositif pada Mika Karya Eka Maryana (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, Bapak Joko Agus

Pambudi, S.Sn. mengutarakan:

e positif merupakan desain yang telah dipindahkan oleh siswa ke kertas transparan, biasanya kami menggunakan mika. Diapositif ini nantinya yang akan dipindahkan ke screen menggunakan teknik penyinaran. Dalam membuat desain, karena mereka masih pemula, kami sebagai guru cukup menyarankan satu atau dua warna saja yang nantinya akan disablonkan. Tapi karena untuk proses pembelajaran, mereka harus bisa memisahkan berbagai warna, karena itu dalam pembelajaran ini, minimal mereka membuat desain dengan 3 warna, namun nanti yang dicetak ke kain atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

66

d. Pertemuan Keempat Belas dan Kelima Belas

Indikator yang tercantum pada pertemuan keempat belas dan

kelima belas masih sama dengan pertemuan kedua sampai keempat belas,

yaitu: melaksanakan proses kerja pembuatan karya cetak saring dengan

film / kodactrace.

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan keempat belas

dan kelima belas adalah peserta didik mampu: 1) Menjelaskan dan

memahami langkah-langkah proses afdruk. 2) Melakukan proses afdruk

dengan benar (sesuai prosedur).

e. Pertemuan Keenam Belas sampai Kedelapan Belas

Indikator yang tercantum pada pertemuan keenam belas sampai

kedelapan belas masih sama dengan pertemuan kedua sampai kelima

belas, yaitu: melaksanakan proses kerja pembuatan karya cetak saring

dengan film / kodactrace

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan keenam belas

sampai kedelapan belas adalah peserta didik mampu: 1) Menjelaskan dan

memahami langkah-langkah proses pencetakan. 2) Melakukan proses

mencetakan dengan benar (sesuai prosedur).

f. Pertemuan Kesembilan Belas

Indikator yang tercantum pada pertemuan kesembilan belas yaitu:

penyelesaian akhir (finishing).

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan kesembilan

belas adalah peserta didik mampu: melakukan kegiatan fiksasi warna

dengan benar (sesuai prosedur).

g. Pertemuan Kedua Puluh

Indikator yang tercantum pada pertemuan kedua puluh masih sama

dengan pertemuan kesembilan belas, yaitu: penyelesaian akhir (finishing).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

67

Tujuan pembelajaran cetak saring pada pertemuan kedua puluh

adalah peserta didik mampu membuat kemasan, jahitan, assesoris,

bingkai, atau label identitas karya.

2. Materi Pembelajaran Cetak Saring

Guru selalu melakukan kegiatan pendahuluan sebelum memberikan

materi pembelajaran kepada peserta didik disetiap pertemuan. Kegiatan

pendahuluan yang selalu dilakukan oleh guru adalah berdoa bersama yang

dilanjutkan presensi kehadiran peserta didik. Guru juga melakukan kegiatan

motivasi dan apersepsi. Kegiatan ini penting dilakukan diawal pertemuan

agar peserta didik termotivasi untuk menerima materi pembelajaran. Kegiatan

apersepsi juga tidak kalah penting karena dengan kegiatan ini, baik guru

maupun peserta didik dapat mengetahui persepsi atau pandangan mengenai

materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru kemudian menjelaskan

kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik setelah mereka

memperoleh materi yang akan diberikan. Guru menjelaskan garis besar

materi yang akan diterima oleh peserta didik, jika materi tersebut adalah

materi praktikum maka guru menjelaskan langkah-langkah yang harus

dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan pedoman agar tidak terjadi

kecelakaan kerja. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

68

Gambar 4.6. Guru Melakukan Kegiatan Motivasi dan Apersepsi (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Eksplorasi merupakan kegiatan pencarian informasi mengenai meteri

pembelajaran yang sedang disampaikan guru. Peserta didik dilibatkan secara

aktif dalam pencarian informasi ini melalui berbagai sumber pembelajaran

namun yang biasa mereka pergunakan adalah buku. Guru selalu

memfasilitasi terjadinya interaksi dan percobaan yang dilakukan oleh peserta

didik. Elaborasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik secara

tekun dan cermat. Guru dalam kegiatan teori membiasakan peserta didik

untuk berpikir, menganalisa, dan menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa

rasa takut dan saat praktikum selalu memfasilitasi dalam kegiatan prktikum

serta menyajikan hasil kerja baik secara individu maupun kelompok.

Konfirmasi merupakan kegiatan penegasan dari kegiatan eksplorasi dan

elaborasi. Guru dalam kegiatan ini selalu memberikan umpan balik terhadap

pekerjaan peserta didik, membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

69

peserta didik saat pembelajaran berlangsung, serta memberikan acuan dan

motivasi.

Gambar 4.7. Kegiatan Elaborasi: Peserta Didik Melakukan Proses Pencetakan (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri pembelajaran. Pada kegiatan penutup, guru membuat simpulan

hasil pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya, presensi akhir, dan berdoa bersama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

70

Gambar 4.8. Guru Melakukan Kegiatan Penutup (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Materi pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta disesuaikan dengan kurikulum, silabus, dan

RPP. Standar kompetensinya adalah: membuat kriya tekstil dengan teknik

cetak saring. Kompetensi dasarnya adalah: membuat kriya tekstil cetak saring

dengan film / kodactrace. Materi pembelajarannya meliputi: 1) Rambu-rambu

tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3). 2) Jenis, sifat, dan fungsi dari

alat serta bahan yang digunakan. 3) Pembuatan desain cetak saring. 4)

Pembuatan diapositif. 5) Proses afdruk. 6) Proses Pencetakan. 7) Fiksasi

Warna. 8) Pengemasan.

a. Rambu-rambu tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Rambu-rambu tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

merupakan materi teori pengantar praktik yang diberikan pada pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

71

pertama. Materi ini wajib diketahui oleh peserta didik sebelum mereka

melakukan praktikum. Tujuan dari pemberian materi ini adalah agar

peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan, melakukan langkah-

langkah proses cetak saring dengan benar dan sesuai pedoman sehingga

terhindar dari kecelakaan kerja.

Guru menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan saat

praktik agar terhindar dari kecelakaan kerja adalah: memakai pakaian

kerja, memperhatikan petunjuk penggunaan alat dan bahan,

mempersiapkan PPPK, menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya,

dan membersihkan serta mengatur kembali alat dan bahan yang telah

digunakan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bapak Drs. Budi Susanto selaku

salah satu guru mata pelajaran produktif cetak saring menuturkan:

ebenarnya K3 itu sangat penting diterapkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan saat praktik. Contohnya, saat anak-anak membersihkan atau mencuci screen menggunakan Ulano 8, mereka harus memakai sarung tangan sebab bila Ulano 8 ini mengenai kulit kita, akan terasa panas dan perih, apalagi bila kulit mereka sensitif. Pakaian kerja juga perlu dipakai, misalnya saat proses pencetakan, pakaian ini juga berfungsi melindungi kulit dari bahan-bahan cetak seperti binder, pigmen, dan lain sebagainya. Selain melindungi kulit, pakaian ini juga akan melindungi seragam sekolah mereka agar tidak terkena bahan-

b. Jenis, Sifat, dan Fungsi dari Alat serta Bahan yang Digunakan

Materi tentang sifat, dan fungsi dari alat serta bahan yang

memberikan materi ini, selain berbicara tentang alat dan bahan yang

digunakan dalam proses cetak saring, juga menambahkan materi

pendukung. Materi tersebut adalah: pengertian cetak saring, sejarah dan

perkembangan cetak saring, serta contoh-contoh karya cetak saring.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

72

Pada kegiatan inti, guru menerangkan materi pembelajaran

sedangkan peserta didik memperhatikan penjelasan dan mencatat hal-hal

penting yang disampaikan oleh guru. Sesekali guru bertanya kepada

peserta didik, sehingga terjadi interaksi. Pada akhir pertemuan, guru

memberikan tugas rumah kepada peserta didik berupa soal essay.

c. Pembuatan Desain Cetak Saring

Materi mengenai pembuatan desain cetak saring diberikan pada

pertemuan kedua sampai ketujuh. Pembelajaran pada pertemuan kedua

dan ketiga masih seputar teori pengantar praktik. Pada pertemuan kedua,

45 menit pertama, guru masih mengulang materi pelajaran sebelumnya

yaitu mengenai: pengertian cetak saring, sejarah dan perkembangan cetak

saring, alat dan bahan cetak saring, proses cetak saring, dan

memperlihatkan contoh-contoh karya cetak saring. Berdasarkan contoh

karya cetak saring tersebut, guru mulai memfokuskan ke desain. Jam

pelajaran kedua digunakan oleh guru untuk membahas teori tentang

desain. Adapun teori yang dibahas seputar pengertian desain, unsur-unsur

desain, prinsip-prinsip desain, dan contoh-contoh desain yang sesuai

pedoman. Materi teori desain ini berlangsung sampai pertemuan ketiga.

Pertemuan keempat, guru memberikan tugas kepada peserta didik

untuk membuat beberapa desain alternatif yang nantinya akan digunakan

untuk membuat karya kriya tekstil dengan teknik cetak saring. Pembuatan

desain ini dilaksanakan sampai pertemuan ketujuh.

Alat dan bahan yang dipergunakan oleh peserta didik dalam

membuat desain adalah: pensil, karet penghapus, kertas HVS, kertas

gambar ukuran A4, dan pensil warna, peserta didik juga diperbolehkan

menggunakan meja gambar yang ada di ruang desain bengkel tekstil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

73

Gambar 4.9. Alat dan Bahan untuk Membuat Desain (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Sebenarnya untuk membuat beberapa desain, waktu yang diberikan

sudah cukup banyak, namun masih ada beberapa peserta didik yang

mengatakan bahwa waktu yang diberikan tidak cukup. Beberapa peserta

didik ada yang senang dengan kegiatan mendesain, namun adapula yang

tidak suka mendesain.

Berbagai tanggapan peserta didik saat mendisain, antara lain:

agak malas. Mending kalau hanya mencontoh gambar lainnya, tinggal dijiplak di ruang desain menggunakan meja gambar, sudah jadi. Ini disuruh sekreatif mungkin, jadinya gambarnya agak jelek. Tugasnya juga bukan cuma satu atau dua gambar, tapi sebanyak mungkin, padahal nan2012).

suka justru saat mewarnai desainnya.

Mendesainnya juga asyik, tapi mewarnai lebih asyik. Kalau saat di bengkel, karena suasana saat mendesain ramai, jadi tidak dapat menemukan ide. Kebanyakan desain saya justru saya buat saat di rumah. Selain suasananya tenang juga banyak benda-benda di sekitar rumah yang memberikan inspirasi. Misalnya saat pulang sekolah lewat sawah, saya mendapat ide membuat desain tentang

( 11 Februari 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

74

Gambar 4.10. Peserta Didik Mendesain di Ruang Desain (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Peserta didik dalam membuat desain kebanyakan hanya mencontoh

desain-desain yang sudah ada. Sebagian besar dari mereka masih belum

mau untuk berimajinasi. Mereka cenderung memanfaatkan meja gambar

di bengkel tekstil untuk menjiplak. Ada pula beberapa peserta didik yang

hanya menjiplak desain-desain tersebut sebagian saja dan dikembangkan

menurut kreativitas peserta didik tersebut.

Guru selalu mengingatkan bahwa jika mendesain, peserta didik

harus memanfaatkan kreativitas mereka. Mereka jangan hanya bisa

mejiplak desain-desain yang sudah ada, karena desain-desain yang

mereka contoh itu pasti telah memiliki hak cipta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

Gambar 4.11. Desain Alternatif Peserta Didik yang Menjiplak Karakter Kartun Hello Kitty

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Berkaitan dengan hal tersebut, Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn.

selaku salah satu guru mata pelajaran produktif cetak saring mengatakan

bahwa:

agar jangan mendesain dengan cara mencontoh atau menjiplak desain-desain yang sudah ada. Misalnya Donald Bebek, itu kan karakter kartun yang terkenal di dunia, pasti sudah memiliki hak cipta. Seandainya mereka mencontoh desain Donald Bebek itu kemudian mereka menyablon desain tersebut di kaos dan memakai kaos itu untuk jalan-jalan ke mall. Tak tahunya saat di mall bertemu dengan si desainer Donald Bebek tersebut, bisa saja desainer itu menuntut siswa tersebut sebagai plagiat. Sebenarnya dalam mendesain itu tidak harus murni 100% hasil kreativitas kita sendiri. Misalnya desain Donald Bebek tadi, kita bisa mengubah baju yang dipakai si Donald Bebek, yang biasanya memakai pakaian pelaut, kita ubah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

76

menjadi berbusana jawa. Dengan begitu kita sudah bisa lepas dari tuduhan plagiat karena desain yang ada tersebut sudah kita kembangkan sesuai kreativitas kita 2012).

Gambar 4.12. Desain Alternatif Peserta Didik yang Mengembangkan Desain-desain yang telah Ada

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Pada pertemuan kelima, rata-rata peserta didik sudah

mengkonsultasikan desain yang mereka gambar kepada guru. Guru

memberikan masukan kepada peserta didik agar desain mereka menjadi

sempurna. Peserta didik yang desainnya telah di setujui oleh guru dapat

memindahkan desain tersebut ke kertas gambar kemudian mewarnainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

77

Gambar 4.13. Desain yang telah Dipindahkan ke Kertas Gambar dan Diwarnai Karya Endah Puspitosari (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

d. Pembuatan Diapositif

Materi mengenai pembuatan film diapositif diberikan pada

pertemuan kedelapan sampai ketiga belas. Klise diapositif adalah sebuah

gambar atau desain motif diatas bahan transparan yang nantinya akan

dipindahkan ke screen melalui proses afdruk (pencahayaan) agar menjadi

klise negatif. Pada pertemuan kedelapan masih terlihat beberapa peserta

didik yang mewarnai desain mereka. Pada awal pelajaran, guru

memberikan penjelasan ulang mengenai langkah-langkah membuat klise

diapositif seperti yang telah dijelaskan pada pertemuan pertama.

Tugas yang diberikan kepada peserta didik pada materi ini adalah:

membuat klise diapositif dengan tiga warna dari desain yang telah

disetujui oleh guru.

Alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat klise diapositif

adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

78

1) Mika

Mika digunakan sebagai film diapositif yang berfungsi untuk

memisahkan desain motif tiap warna, satu mika untuk satu warna.

Gambar 4.14. Klise Diapositif pada Mika Karya Eva Wahyu Wulandari (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

2) Opeque ink

Opaque ink merupakan bahan yang digunakan untuk menggambar

desain motif pada mika, yang berfungsi sebagai pemisah warna.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

79

Gambar 4.15. Opaque Ink (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

3) Pen kodok

Pen kodok merupakan alat yang digunakan untuk memoleskan

opaque ink pada mika.

Gambar 4.16. Pen Kodok (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

80

4) Meja gambar

Meja gambar merupakan alat yang digunakan untuk membuat

desain dan memindahkannya ke mika. Tanpa menggunakan meja

gambar pun sebenarnya proses pembuatan diapositif dapat

berlangsung. Hal ini dikarenakan mika yang transparan sehingga

tidak perlu pencahayaan dari bawah. Peserta didik banyak yang

memanfaatkan meja gambar ini untuk membuat diapositif.

Gambar 4.17. Meja Gambar (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

5) Staples

Staples digunakan untuk melekatkan desain pada kertas gambar

dan mika sehingga dalam proses pembuatan diapositif, posisi mika

terhadap kertas gambar tidak berubah (statis). Hal ini akan

mempermudah peserta didik dalam menjiplak desain dari kertas

gambar ke mika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

81

Gambar 4.18. Staples (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

6) Palet atau tempat air mineral

Gambar 4.19. Tempat Air Mineral yang Dimanfaatkan sebagai Palet (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

82

Palet merupakan alat yang digunakan sebagai tempat opaque ink.

Kebanyakan peserta didik hanya memanfaatkan tempat air mineral

(Aqua) yang dipotong bagian atasnya sebagai pengganti palet.

7) Bedak

Bedak dioleskan pada mika sebelum proses pembuatan diapositif.

Pengolesan bedak ini berfungsi agar permukaan mika menjadi licin

sehingga opaque ink mudah menempel pada mika, dengan kata lain

untuk mempermudah proses pembuatan diapositif. Pembelajaran

cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta menggunakan bedak bayi dengan merk dagang

.

Gambar 4.20 Bedak (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Langkah-langkah pembuatan diapositif dalam pembelajaran cetak

saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 adalah

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

83

1) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, alat dan

bahan sudah dipersiapkan oleh pihak sekolah. Mereka tinggal

mengambilnya di gudang bengkel tekstil. Khusus untuk mika,

karena tugasnya adalah membuat diapositif dengan tiga warna

maka satu peserta didik mendapatkan tiga mika.

2) Peserta dididk mengoleskan bedak pada permukaan mika sampai

rata.

3) Peserta didik merekatkan desain pada kertas gambar dengan mika

menggunakan staples.

4) Peserta didik menuangkan opaque ink ke palet secukupnya.

5) Bila diperlukan peserta didik dapat menggunakan meja gambar

yang disediakan di ruang desain bengkel tekstil.

6) Peserta didik menggunakan pen kodok untuk mengoleskan opaque

ink ke mika (memindahkan desain dari kertas gambar ke mika).

Gambar 4.21. Pembuatan Klise Diapositif (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

7) Proses pembuatan klise diapositif, satu mika digunakan untuk satu

warna. Peserta didik membuat desain motif dengan tiga warna,

berarti tiap-tiap peserta didik membutuhkan tiga mika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

84

Gambar 4.22. Desain dan Diapositif Karya Putri Cahya Suci (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

8) Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembuatan

klise diapositif ini, maka boleh dikonsultasikan kepada guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

85

Gambar 4.23. Peserta Didik Mengkonsultasikan Diapositif kepada Guru (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

e. Proses Afdruk

Proses afdruk adalah proses memindahkan diapositif ke screen

melalui penyinaran, yang nantinya akan menghasilkan klise negatif.

Materi mengenai proses afdruk diberikan pada pertemuan keempat belas

dan kelima belas. Pada pertemuan keempat belas, masih terdapat beberapa

peserta didik yang memperbaiki klise diapositif mereka. Sebelum proses

afdruk dimulai, guru menyuruh peserta didik untuk membentuk

kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat sampai enam anggota.

Berikut adalah daftar kelompok yang terbentuk:

1) Kelompok 1:

a) Eko Siti Wahyuni.

b) Indri Mayarita.

c) Wahyuti.

d) Wika.

2) Kelompok 2:

a) Eka Maryana.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

86

b) Erna Duwyani.

c) Septika Furi Etikawati.

d) Tutik Kurnia Sari.

3) Kelompok 3:

a) Ika Rahmawati.

b) Fajar Wijiyanti S.

c) Jatmini.

d) Rini Puji Lestari.

e) Tyas Ayu Dyah Tuti.

4) Kelompok 4:

a) Lilis Suyanti.

b) Melati Woro AW.

c) Mulyaningsih.

d) Noliskawati.

5) Kelompok 5:

a) Elena Dea Rivera.

b) Endah Puspitosari.

c) Martiana Sari.

d) Putri Cahya Suci.

6) Kelompok 6:

a) Luluk Setia Wardani.

b) Maria Dwi Rahayu.

c) Novi Nur Afitasari.

d) Nurul Qoyyimah.

7) Kelompok 7:

a) Ani Rukmana.

b) Ayu Heni Puspitasari

c) Diah Ayu Safitri.

d) Eva Wahyu Wulandari.

e) Nuri Yulaikhah.

f) Rochayatun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

87

Gambar 4.24. Peserta Didik Bergegas Membentuk Kelompok (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Alasan pembentukan kelompok ini adalah keterbatasan screen dan

rakel yang dimiliki oleh bengkel tekstil. Selain itu, juga merupakan salah

satu aspek dalam penilaian, yaitu kerjasama dalam kelompok.

Tugas yang diberikan oleh guru pada meteri proses afdruk ini

adalah: setiap kelompok membuat klise negatif dari desain motif yang

telah mereka tentukan melaui diskusi kelompok. Meskipun saat praktek

membuat klise diapositif, peserta didik membuat sampai tiga warna,

namun yang akan diafdruk cukup satu warna saja, yaitu bagian outline

dari desain tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

88

Gambar 4.25. Bagian Outline dari Desain pada Diapositif Karya Melati Woro AW.

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Gambar 4.26. Bagian Outline dari Desain pada Diapositif Karya Putri Cahya Suci

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

89

Alat dan bahan yang digunakan dalan proses afdruk saat

pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta adalah:

1) Screen

Inti dari proses afdruk ini adalah memindahkan diapositif ke screen

melalui penyinaran. Screen ini nantinya berfungsi sebagai

penyaring tinta. Melalui lubang pori-pori pada screen, tinta

mengalir keluar dan berpindah ke objek yang akan disablon. Jenis

screen yang digunakan dalam pembelajaran cetak saring ini adalah

polyster multifilamen dengan kerapatan pori-pori 62 T dan

berukuran 60 x 40 cm.

Gambar 4.27. Screen Siap Pakai (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

2) Busur

Busur berfungsi untuk mengoleskan campuran emulsi dan

sensitizer (obat peka cahaya) ke screen. Pengolesan ini harus

dilakukan di ruang gelap karena emulsi dan sensitizer (obat peka

cahaya) akan terbakar bila terkena cahaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

90

Gambar 4.28. Busur (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

3) Klise diapositif

Klise diapositif adalah sebuah gambar atau desain diatas bahan

transparan yang nantinya akan dipindahkan ke screen melalui

proses afdruk agar menjadi klise negatif.

4) Emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya)

Emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya) adalah larutan yang

digunakan untuk membuat klise negatif. Kedua larutan ini harus

dicampur menjadi satu. Di pasaran, kedua larutan ini terdapat

dalam satu kemasan dus kecil. Botol besar berisi cairan emulsi dan

botol kecil berisi sensitizer. Pada pelaksanaan pembelajaran cetak

saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9

Surakarta menggunakan obat peka cahaya dengan merk dagang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

91

Gambar 4.29. Ulano TZ (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

5) Hair dryer

Gambar 4.30. Hair dryer (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

92

Hair dryer berfungsi untuk mengeringkan screen setelah diolesi

campuran cairan emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya).

6) Meja afdruk

Meja afdruk digunakan sebagai pengganti matahari jika cuaca

mendung. Pada pelaksanaan pembelajaran cetak saring di Kelas XI

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, peserta

didik diwajibkan mencoba menggunakan meja afdruk sehingga

proses afdruk tidak menggunakan sinar matahari melainkan

menggunakan meja afdruk ini.

7) Hand sprayer

Hand sprayer berfungsi untuk membuat lubang pada screen setelah

proses afdruk selesai.

Gambar 4.31. Hand sprayer (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

93

8) Busa dan papan landasan atau triplek

Busa dan papan landasan berfungsi untuk menyangga bagian dalam

screen saat proses afdruk agar permukaannya tetap datar.

9) Kain hitam

Kain hitam berfungsi untuk menutup screen pada waktu penyinaran

menggunakan meja afdruk agar bayangan motif tidak tembus.

Gambar 4.32. Busa, Triplek, dan Kain Hitam (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Langkah-langkah proses afdruk dalam pembelajaran cetak saring

di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 adalah sebagai

berikut:

1) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai

enam orang.

2) Peserta didik melakukan diskusi intern kelompok untuk

menentukan desain yang akan di cetak.

3) Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan untuk proses afdruk. Satu kelompok mendapatkan satu

screen, satu rakel, satu hand sprayer, dan satu busur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

94

4) Bahan utama dalam proses afdruk adalah klise diapositf. Peserta

didik melepaskan klise diapositif yang akan di afdruk dari kertas

desain (saat membuat klise diapositif, mika dan kertas desain

dilekatkan menggunakan staples, ini perlu dipisahkan kembali

karena yang diperlukan hanya klise diapositif).

Gambar 4.33. Peserta Didik Memisahkan Klise Diapositif dari Kertas Desain (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

5) Tiap-tiap kelompok bergantian masuk ke ruang gelap, dimulai dari

kelompok pertama dan seterusnya. Mulai dari sini, guru

membimbing mereka.

6) Peserta didik dalam satu kelompok berkerjasama mencampur

cairan emulsi dan sensitizer sesuai petunjuk dari guru.

Perbandingan antara emulsi dan sensitizer yang dianjurkan guru

adalah 9 : 1.

7) Peserta didik dalam satu kelompok bekerjasama mengoleskan

campuran cairan emulsi dan sensitizer ke screen sampai rata

menggunakan busur. Pengolesan dilakukan dari atas ke bawah dan

dari kiri ke kanan secara berulang-ulang dan searah. Pengolesan

dilakukan di bagian dalam maupun luar screen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

95

8) Peserta didik meunggu sampai screen kering. Sambil menunggu,

kelompok ini keluar dari ruang gelap agar dapat bergantian dengan

kelompok berikutnya.

9) Kelompok berikutnya masuk ke ruang gelap dan melakukan

langkah-langkah yang sama.

10) Setelah semua kelompok mendapat giliran masuk ke ruang gelap,

kelompok pertama kembali masuk ke ruang gelap untuk melakukan

proses afdruk dengan bimbingan guru.

11) Tiap anggota kelompok memastikan bahwa screen benar-benar

sudah kering.

12) Jika ternyata screen masih basah oleh campuran cairan emulsi dan

sensitizer, mereka boleh mengeringkan screen tersebut

menggunakan hair dryer yang telah dipersiapkan di ruang gelap.

13) Peserta didik meletakkan film diapositif kedalam screen.

Pemasangan film diapositif pada screen, posisinya terbalik diatas

screen. Bagian depan film melekat pada screen.

14) Peserta didik menyusun semua alat-alat yang diperlukan dari

bawah ke atas: lampu pada meja afdruk, kaca bening pada meja

afdruk, film diapositif, screen, kain hitam, karet busa, dan triplek.

15) Agar posisi alat-alat tersebut tidak goyang atau berpindah, peserta

didik menahan menggunakan pengait yang ada pada meja afdruk.

16) Peserta didik menyalakan lampu pada meja afdruk selama lima

menit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

96

Gambar 4.34. Proses Afdruk Menggunakan Meja Afdruk (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

17) Setelah lima menit, peserta didik mematikan lampu pada meja

afdruk dan melepaskan pengait untuk mengambil screen.

18) Dua orang dalam satu kelompok tersebut membawa screen keluar

ruang gelap untuk dicuci sementara yang lainnya merapikan alat-

alat yang telah dipakai dan meletakkannya ketempat semula.

19) Peserta didik mencuci screen sesuai dengan petunjuk dari guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

97

Gambar 4.35. Peserta Didik Dibimbing Guru

Saat Mencuci Screen yang telah Diafdruk (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

20) Peserta didik menyemprot screen menggunakan hand sprayer agar

lubang pori-pori pada screen terbuka sesuai dengan desain motif

yang dibuat.

Gambar 4.36. Peserta Didik Menyemprot Screen dengan Hand Sprayer (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

98

21) Peserta didik mengeringkan screen yang telah dicuci.

Gambar 4.37. Peserta Didik Dibimbing oleh Guru Saat Mengeringkan Screen (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

22) Kelompok berikutnya masuk kedalam ruang gelap, dengan

bimbingan guru, mereka mengulangi kegiatan pada poin 10 sampai

20.

Saat melakukan proses afdruk, rata-rata peserta didik sudah cukup

mampu menguasai kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru namun saat

mengoleskan campuran cairan emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya),

hasilnya masih kurang rata. Hal ini menyebabkan hasil afdruk pada screen

kurang maksimal.

f. Proses Pencetakan

Materi mengenai proses pencetakan diberikan pada pertemuan

keenam belas sampai kedelapan belas. Pada proses pencetakan ini, peserta

didik masih bekerja secara kelompok. Pada awal pertemuan, guru

memberikan beberapa pedoman tentang proses pencetakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

99

Alat dan bahan yang digunakan dalan proses pencetakan saat

pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta adalah:

1) Kain

Kain digunakan sebagai media cetak atau media sablon. Kain yang

digunakan dalam pelaksanann peembelajaran ini adalah kain katun

berwarna putih.

Gambar 4.38. Kain Putih (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

2) Klise negatif

Klise negatif yang digunakan adalah screen yang telah diafdruk

pada pertemuan keempat belas dan kelima belas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

100

Gambar 4.39. Klise Negatif (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

3) Textile Screen Ink (Binder NF dan NF Medium SP)

Akhir dari pelaksanaan pebelajaran cetak saring ini adalah

membuat karya cetak saring dengan bahan kain, maka tinta yang

digunakan dalam pembelajaran ini adalah tinta cetak berbasis air.

Tinta yang digunakan adalah Binder NF dan NF Medium SP.

Bahan ini digunakan khusus untuk mencetak pada bahan dasar

(media cetak atau media sablon) yang berwarna cerah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

101

Gambar 4.40. Binder NF dan NF Medium SP (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

4) Pigmen warna

Gambar 4.41. Pigmen Warna (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Pigmen merupakan bahan yang digunakan sebagai campuran textile

screen ink. Pencampurannya disesuaikan dengan warna yang

dikehendaki peserta didik. Peserta didik yang menghendaki warna

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

102

hijau, maka ia mencampurkan textile screen ink dengan pigmen

berwarna kuning dan biru. Pigmen yang digunakan dalam

pembelajaran cetak saring ini berwarna putih, hitam, merah, biru,

dan kuning.

5) Rakel

Rakel merupakan alat penyaput tinta cetak. Rakel yang digunakan

dalam pelaksanaan pembelajaran cetak saring ini adalah yang

berujung lancip.

Gambar 4.42. Rakel (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

6) Mangkuk plastik dan sendok plastik

Mangkuk plastik digunakan untuk mencampur textile screen ink

dengan pigmen warna. Sendok plastik digunakan untuk mengaduk

campuran tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

103

Gambar 4.43. Mangkuk Plastik dan Sendok Plastik (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

7) Lakban

Lakban digunakan untuk menutup bagian tepi screen sebelum

proses pencetakan agar tidak bocor.

Gambar 4.44. Lakban (Dokumentasi: Aslam hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

104

8) Setrika dan meja setrika

Setrika merupakan alat yang digunakan untuk merapikan kain

sebelum disablon.

Gambar 4.45. Setrika dan Meja Setrika (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Langkah-langkah proses pencetakan dalam pembelajaran cetak

saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 adalah

sebagai berikut:

1) Guru membagikan kain kepada masing-masing kelompok. Tiap

kelompok mendapat dua lembar kain dengan ukuran masing-

masing 60 x 40 cm (seukuran screen).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

105

Gambar 4.46. Peserta Didik Membagi Kain yang Disediakan (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

2) Seorang dalam kelompok menyetrika kain yang sudah didapat

sedangkan yang lainnya menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan.

Gambar 4.47. Peserta Didik Menyetrika Kain yang akan Dicetak (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

106

3) Peserta didik menyampurkan textile screen ink dengan pigmen

kedalam mangkuk plastik dan mengaduknya. Warna pigmen yang

dicampurkan disesuaikan dengan warna yang diinginkan. Ada satu

kelompok yang menginginkan warna orange maka mereka

mencampurkan pigmen warna kuning dan merah kedalam

mangkuk plastik.

Gambar 4.48. Peserta Didik Mencampurkan Bahan Cetak kedalam Mangkuk Plastik

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

4) Peserta didik merekatkan lakban pada pinggir screen. Hal ini

berfungsi untuk mengindari kebocoran saat proses pencetakan

berlangsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

107

Gambar 4.49. Merekatkan Lakban pada Pinggir Screen (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

5) Peserta didik meletakkan kain diatas meja dan screen diletakkan

diatas kain. Posisi screen diatur agar desain pada screen (klise

negatif) yang akan dicetak letaknya serasi pada kain.

6) Peserta didik menuangkan bahan cetak (campuran textile screen ink

dan pigmen) pada bagian belakang screen.

Gambar 4.50. Peserta Didik Menuangkan Bahan Cetak ke Screen (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

108

7) Salah seorang peserta didik dalam kelompok menyaput bahan cetak

yang telah dituangkan pada screen menggunakan rakel sedangkan

yang lainnya memengang screen agar posisi screen tidak bergeser

saat proses penyaputan.

8) Saat menyaput, peserta didik menarik rakel dari ujung screen (atas)

ke ujung screen (bawah) dengan tekanan yang sama. Saat

melakukan penyaputan ini tiap-tiap kelompok umumnya

mengulanginya sampai dua kali.

Gambar 4.51. Peserta Didik Menyaput Bahan Cetak Menggunakan Rakel (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

9) Setelah proses penyaputan selesai, peserta didik mencuci screen

dan rakel sampai bersih. Meletakkan alat dan bahan yang telah

digunakan ke tempatnya semula. Proses selanjutnya adalah fiksasi

warna.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

109

Gambar 4.52. Peserta Didik Membersihkan Screen setelah Proses Mencetak Selesai

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

g. Fiksasi Warna

Materi mengenai fiksasi warna dalam RPP yang dibuat oleh guru,

dilaksanakan pada pertemuan kesembilan belas namun yang terjadi di

lapangan, dilaksanakan pada pertemuan kedelapan belas setelah proses

pencetakkan selesai. Fiksasi warna adalah proses pengeringan warna

setelah kain dicetak atau disablon. Proses fiksasi warna ini diajukan

karena pertemuan kedelapan belas ini merupakan pertemuan terakhir.

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 26 Mei 2012, sudah pembagian kartu

tes UUKK (Ulangan Umum Kenaikan Kelas).

Berkaitan dengan proses fiksasi warna tersebut, Bapak Drs. Budi

Susanto mengemukakan:

on, otomatis hasil sablonan harus dikeringkan, jadi langsung saja kain yang sudah disablon tadi dikeringkan menggunakan sinar matahari. Jadi kami langsung saja melakukan proses fiksasi warna pada pertemuan ini. Tugas siswa dalam fiksasi warna hanya menunggu sampai bahan sablon benar-benar kering dan meresap ke kain. Jadi ya tinggal menunggu saja, tanpa melakukan apa-ap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

110

Pelaksanaan fiksasi warna saat pembelajaran ini, peserta didik

menjemur hasil cetak (sablon) di tempat yang terkena sinar matahari.

Peserta didik menunggu sampai hasil cetakan tersebut kering. Saat hasil

cetakan sudah kering, peserta didik menyetrika hasil cetakan tersebut agar

rapi dan bahan cetak (sablon) semakin melekat di kain.

h. Pengemasan

Materi tentang pengemasan dalam RPP yang dibuat oleh guru,

direncanakan akan diberikan pada pertemuan kedua puluh. Kenyataan di

lapangan, materi ini diberikan pada akhir pertemuan kedelapan belas

(karena tatap muka sudah habis) di akhir jam pelajaran yang disampaikan

bersamaan dengan evaluasi pembelajaran (kesimpulan pembelajaran yang

telah dilakukan).

3. Metode Pembelajaran Cetak Saring

Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang ditempuh oleh guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru mata

pelajaran cetak saring yang tercantum dalam RPP adalah: metode ceramah,

tanya jawab dan diskusi, instruksi (pemberian tugas), dan demonstrasi.

Kenyataan di lapangan, selain menggunakan metode-metode tersebut ternyata

guru mata pelajaran cetak saring juga menggunakan metode mengajar beregu

(team teaching), hal ini jelas sekali terlihat karena mata pelajaran cetak saring

diampu oleh tiga guru. Metode-metode yang digunakan oleh guru mata

pelajaran cetak saring dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Tujuan metode ceramah yang tertulis dalam RPP yang dibuat oleh

guru adalah: etode ceramah digunakan supaya selama Kegiatan Belajar

Mengajar, peserta didik dapat memperoleh informasi baru dari guru yang

lebih mendetail daripada informasi yang diperoleh peserta didik saat

membaca buku pelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

111

Gambar 4.53. Guru Menggunakan Metode Ceramah (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Metode ceramah digunakan oleh guru saat menyampaikan materi

teori pengantar praktik. Metode ini disampaikan secara lisan oleh guru

kepada peserta didik. Saat guru berbicara, peserta didik mendengarkan apa

yang disampaikan oleh guru dan mencatat hal-hal penting yang mereka

tangkap dari penuturan guru.

Pelaksanaan pembelajaran cetak saring saat menggunakan metode

ceramah, peserta didik tampak tenang. Peserta didik yang duduk di depan

memperhatikan penjelasan guru sambil mencatat. Peserta didik yang

duduk di belakang ada yang mencatat penjelasan guru, namun ada pula

yang hanya diam dan ada yang meletakkan kepalanya di atas meja, bahkan

ada yang berbisik-bisik dengan teman disebelahnya.

Guru dalam menerapkan metode ceramah ini, sering kali diselingi

dengan lelucon yang membuat peserta didik tertawa. Hal ini dilakukan

agar suasana pembelajaran tidak menjadi tegang. Guru juga sering

bertanya kepada peserta didik saat menggunakan metode ceramah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

112

Tujuannya agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana daya serap

peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan.

b. Metode Tanya Jawab dan Diskusi

Tujuan dari metode tanya jawab dan diskusi yang tertulis dalam

Metode tanya jawab dan diskusi

digunakan agar terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga

peserta didik juga ikut aktif selama Kegiatan Belajar Mengajar

berlangsung .

Gambar 4.54. Peserta Didik Melakukan Diskusi Kelompok (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Metode tanya jawab digunakan untuk menanyakan kepada peserta

didik terkait materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru menggunakan

metode ini untuk mengetahui tingkat pemikiran peserta didik dalam

menerima materi pembelajaran. Guru dalam menggunakan metode tanya

jawab digabungkan dengan metode ceramah. Pada awal pertemuan,

sebelum guru memulai materi pembelajaran, guru selalu menanyakan

kepada peserta didik terkait materi yang diajarkan pada pertemuan

sebelumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

113

Berikut adalah beberapa tanggapan peserta didik mengenai metode

tanya jawab yang digunakan oleh guru:

ba-tiba saja langsung bertanya kepada kami, saat ditanya ada beberapa yang mengangkat tangan dan bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat namun saat ditunjuk oleh beliau, ada juga yang hanya diam saja. Kalau saya rasanya agak grogi, bukan karena saya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, tapi mungkin karena saya ini pemalu (12 Mei 2012).

kami, saya pasti langsung mengacungkan tangan walaupun kadang-kadang jawaban saya kurang tepat. Namun jika jawaban saya kurang tepat pasti nanti ada teman yang melangkapi jawaban saya tersebut (12 Mei 2012).

Berbagai penuturan peserta didik diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa metode tanya jawab merupakan metode yang baik

digunakan untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi

pembelajaran namun dalam penerapannya, ada beberapa peserta didik

yang tidak ikut aktif menjawab pertanyaan dari guru. Metode tanya jawab

hanya didominasi oleh peserta didik yang pintar dan yang berani saja.

Metode diskusi digunakan oleh guru setelah materi teori selesai

diajarkan. Metode diskusi ini digunakan oleh guru untuk memecahkan

permasalahan yang dialami oleh siswa saat pembelajaran cetak saring.

Metode diskusi digunakan pada saat menentukan desain yang akan

diafdruk dalam satu kelompok. Peserta didik dalam satu kelompok

berdiskusi untuk menentukan desain tersebut. Hasil dari diskusi tersebut

dapat di konsultasikan kepada guru sehingga desain yang akan diafdruk

benar-benar desain yang layak untuk dicetak nantinya.

c. Metode Instruksi (Pemberian Tugas)

Tujuan dari metode instruksi (pemberian tugas) yang tertulis dalam

RPP yang dibuat oleh guru adalah:

Metode instuksi digunakan agar: 1) Peserta didik merasa lebih bebas dalam mengerjakan tugas, karena jika peserta didik belum selesai mengerjakan tugas yang diberikan di sekolah, mereka dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

114

menyelesaikannya di rumah. 2) Saat mengerjakan tugas di rumah: a) Peserta didik merasa bebas berimajinasi, b) Peserta didik mendapatkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas, c) Peserta didik bebas berbuat, d) Kesulitan teknis peserta didik dapat diatasi dengan pertolongan orang-orang di rumah, e) Benda-benda yang ada di rumah dan masukan dari orang serumah dapat menimbulkan serta mengarahkan daya cipta peserta didik. 3) Membina rasa tanggung jawab serta sifat jujur dan disiplin dalam diri peserta didik .

Gambar 4.55. Guru Membimbing Peserta Didik Ketika Memberikan Tugas Mendesain (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Metode instruksi (pemberian tugas) diberikan kepada peserta didik

saat materi teori maupun praktek berlangsung. Saat meteri teori, tugas

yang diberikan berupa soal-soal latihan, antara lain: pertanyaan mengenai

pengertian cetak saring, sejarah cetak saring, alat dan bahan yang

digunakan dalan proses afdruk, dan lain sebagainya. Saat materi praktek,

tugas yang diberikan antara lain: membuat desain cetak saring untuk t-

shirt, syal, dan sarung tangan. Saat memberikan tugas praktek, guru selalu

mengawasi dan membimbing peserta didik ketika mengerjakan tugas

tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

115

d. Metode Demonstrasi

Tujuan dari metode demonstrasi yang tertulis dalam RPP yang di

buat oleh guru adalah:

Metode demonstrasi digunakan agar: 1) Peserta didik mendapatkan gambaran realitas tentang perwujudan bentuk yang diajarkan guru. 2) Peserta didik merasa puas karena dapat menyaksikan prosedur pembuatan secara langsung. 3) Peserta didik merasa tertolong kemudian akan timbul dorongan untuk mencoba.

Gambar 4.56. Bapak Rivi Rumianto, S.Pd. Mendemonstrasikan Proses Afdruk

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Metode demonstrasi digunakan oleh guru untuk memperagakan

suatu proses kepada peserta didik. Proses tersebut yaitu: proses membuat

klise diapositif, proses afdruk, proses pencetakan, proses fiksasi warna,

dan proses pengemasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

116

Gambar 4.57. Guru Mendemonstrasikan Cara Mencuci Screen yang Telah Selesai Diafdruk

(Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Metode demonstrasi sangat bermanfaat bagi guru maupun peserta

didik. Manfaat metode ini bagi guru yaitu dapat memperagakan suatu

proses kepada peserta didik seperti kejadian yang sebenarnya karena

menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya. Manfaat metode ini bagi

peserta didik yaitu peserta didik dapat mengamati secara langsung suatu

proses yang diterangkan oleh guru tanpa harus membayangkan atau

berimajinasi.

e. Metode Mengajar Beregu (Team Teaching)

Metode mengajar beregu tidak tertulis dalam RPP yang dibuat oleh

guru namun kenyataannya metode ini digunakan dalam pelaksanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

117

pembelajaran cetak saring. Metode mengajar beregu yaitu beberapa guru

bekerjasama untuk mengajar satu kelas secara bersamaan. Mata pelajaran

cetak saring ini diampu oleh tiga guru, yaitu: Bapak Joko agus Pambudi,

S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, dan Bapak Drs. Purwanto Joko

Sulistyono.

Metode mengajar beregu yang digunakan oleh guru mata pelajaran

cetak saring ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari

metode ini adalah tugas dari guru saat mengawasi atau membimbing

peserta didik praktikum menjadi lebih ringan karena satu kelas diawasi

atau dibimbing oleh tiga guru dan antara satu guru dengan guru lainnya

bisa saling melengkapi saat memberikan materi pembelajaran. Peserta

didik tidak merasa bosan dengan pelajaran cetak saring karena diajar oleh

tiga guru yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Kelemahan

dari metode ini sangat dirasakan oleh peserta didik. Terjadinya perbedaan

pandangan antara guru satu dengan guru lainnya dapat mengakibatkan

peserta didik menjadi sulit menentukan pandangan mana yang perlu

mereka ikuti. Berkaitan dengan kelemahan metode ini, salah seorang

peserta didik menuturkan bahwa:

beliau menyuruh saya untuk menambahkan ini dan itu, terus saya mengikuti penuturan beliau. Secara tidak sengaja Pak Joko datang dan melihat desain saya, beliau bilang kalau desain saya terlalu rumit, beliau menyuruh untuk menggambar desain yang sederhana saja dan nanti di desain itu diberikan tipografi agar audience mengetahui maksud dari desain yang saya buat tersebut. Saya menjadi bingung mana yang harus saya ikuti. Terus saya lanjutkan saja membuat desain sesuai masukan Pak Pur tadi. Setelah selesai saya mambuat desain lagi sesuai masukan dari Pak Joko (12 Mei 2012).

4. Media Pembelajaran Cetak saring

Penggunaan media sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran

cetak saring. Media pembelajaran akan memudahkan pemahaman peserta

didik atas penjelasan yang diberikan oleh guru. Pemilihan media yang tepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

118

dalam pelaksanaan pembelajaran cetak saring merupakan salah satu aspek

yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran cetak saring.

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat pembelajaran cetak

saring ini adalah:

a. Media Audio dan Visual

Media audio dan visual yang digunakan saat pembelajaran cetak

saring yaitu: LCD (Proyektor) dan laptop, papan tulis (white board),

spidol (board maker), penghapus papan tulis, dan poster.

LCD (Proyektor) dan laptop digunakan oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran cetak saring pada pertemuan pertama

saat materi teori pengantar praktik. Guru menggunakan LCD (Proyektor)

dan laptop sebagai pelengkap dari metode ceramah. Saat guru hanya

berceramah, sebagian peserta didik terlihat bosan. Saat diperintah untuk

mencatat, sebagian besar dari mereka tidak mau mencatat karena kurang

bisa menangkap isi dari materi yang disampaikan guru. Guru

menanpilkan program power point melalui LCD (Proyektor) sehingga

dengan adanya tampilan ini, peserta didik dapat mencatat pokok-pokok

materi yang ditampilkan oleh guru. Media ini juga digunakan oleh guru

untuk menampilkan gambar contoh-contoh desain cetak saring dan hasil

karya cetak saring.

Papan tulis (white board), spidol (board maker), dan penghapus

papan tulis digunakan juga oleh guru untuk mencatat pokok materi yang

disampaikan, menggambar contoh desain motif, bahkan mencacat soal-

soal atau tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik. Media ini tetap

digunakan meskipun guru telah menggunakan LCD (Proyektor) dan

laptop. Berikut penuturan Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn selaku salah

satu guru mata pelajaran cetak saring terkait penggunaan Papan tulis

(white board), spidol (board maker), dan penghapus papan tulis:

skipun sekarang ini kami sudah menggunakan laptop dan LCD (Proyektor) dalam mengajar namun sesekali kami juga menggunakan papan tulis. Saya pribadi lebih senang memakai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

119

papan tulis saat mengajar namun tetap saja saya harus menggunakan laptop dan LCD (Proyektor) karena saya lihat siswa jauh lebih tertarik mengikuti kegiatan pembalajaran saat kami menggunakan media tersebut. Dengan menggunakan media tersebut, sesekali saya juga menampilkan gambar-gambar desain motif yang sekiranya lucu dan menarik minat siswa. Biar bagaimanapun juga siswa akan jauh lebih senang melihat gambar-gambar yang berwarna-warni daripada hanya tulisan saja karena itu kami selaku guru selalu berupaya untuk menyampaikan materi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan namun tidak keluar dari tujuan pembelajaran yang telah kami rumuskan dalam

Poster yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran cetak

saring ini adalah poster yang bergambar desain-desain cetak saring.

Melalui media poster ini, guru menjelaskan unsur-unsur dan prinsip-

prinsip desain. Poster ini merupakan hasil print out guru yang kemudian

dibagikan kepada peserta didik untuk dianalisa. Analisa yang dilakukan

oleh peserta didik adalah mengenai unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain

yang terkandung pada gambar di poster tersebut.

Gambar 4.58. Guru Menggunakan Poster sebagai Media Pembelajaran (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

120

b. Material Collections

Material collections yang digunakan saat pembelajaran cetak

saring yaitu berupa dokumentasi atau hasil karya cetak saring yang dibuat

oleh para peserta didik sebelumnya maupun barang-barang yang sengaja

dibeli oleh guru. Guru memperlihatkan kepada peserta didik hasil karya

dari kakak-kakak kalas mereka saat masih duduk di bangku kelas XI.

Hasil karya dari peserta didik yang bagus disimpan sebagai portopolio

oleh pihak guru. Portopolio ini berguna sebagai media pembelajaran

untuk peserta didik. Melalui hasil karya cetak saring yang diperlihatkan

oleh guru, peserta didik mampu membayangkan karya apa yang akan

mereka ciptakan nantinya. Hal ini juga dapat memberikan motivasi

kepada peserta didik dalam berkarya agar menghasilkan karya-karya yang

lebih bagus dan lebih indah dari kakak-kakak kelas mereka.

Berkaitan dengan material collections, Bapak Joko Agus Pambudi,

S.Sn. memaparkan bahwa:

memperlihatkan contoh-contoh benda yang dibutuhkan dalam pembelajaran cetak saring. Salah satu benda tersebut adalah portopolio dari kakak kelas mereka baik yang telah lulus maupun yang masih duduk di kelas XII. Untuk contoh karya cetak saring, saya selalu memperlihatkan kaos. Saat saya jalan-jalan jika kebetulan saya melihat kaos sablonan dengan desain yang unik, lain dari yang lain, biasanya langsung saya beli. Dan saya memperlihatkan kaos tersebut kepada peserta didik. Dari kaos satu kaos saja, guru dan siswa dapat mendiskusikan berbagai hal, misalnya; desain motif kaos tersebut, bahan kain yang digunakan untuk membuat kaos, sampai hasil sablonan Hasil karya yang diperlihatkan kepada peserta didik berupa: t-shirt

(kaos), syal, sapu tangan, slayer, paper bag, dan kipas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

121

Gambar 4.59. Material Collections yang Digunakan oleh Guru (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

c. Benda Tiga Dimensi

Benda-banda tiga dimensi yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran cetak saring ini adalah alat-alat dan bahan-bahan yang

digunakan (diperlukan) dalam proses cetak saring. Alat dan bahan

tersebut yaitu: 1) Alat dan bahan untuk mendesain yang terdiri dari:

pensil, karet penghapus, kertas HVS, kertas gambar ukuran A4, pensil

warna, dan meja desain. 2) Alat dan bahan untuk membuat klise

diapositif. Alat dan bahan untuk membuat klise diapositif yang

diperlihatkan oleh guru adalah: mika, opaque ink, dan pen kodok. 3) Alat

dan bahan untuk proses afdruk dan pencetakan. Alat dan bahan untuk

proses afdruk dan pencetakan yang diperlihatkan kepada peserta didik

adalah: cairan emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya) dengan merk

dagang Ulano TZ, screen, rakel, hair dryer, hand sprayer, karet busa,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

122

kain hitam, papan triplek. Guru juga memperlihatkan kepada peserta didik

meja afdruk dan alat press yang diletakkan di ruang gelap.

Benda-benda tiga dimensi ini digunakan guru untuk membantu

memperagakan suatu proses (mempermudah metode demonstrasi). Saat

materi mendesain, guru memberikan petunjuk cara memegang pensil yang

benar, cara mewarnai yang benar agar hasil pewarnaan peserta didik

terlihat indah. Saat materi membuat film diapositif, guru memberikan

petunjuk cara memegang pen kodok yang benar, cara mengisi opaque ink

kedalam pen, dan cara melukis menggunakan pen kodok di atas mika.

Saat materi proses afdruk dan proses pencetakan, guru memperagakan

cara mengoleskan cairan emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya) ke

screen, cara mengafdruk film, cara menyusun alat-alat saat proses afdruk,

dan cara menyaput bahan- bahan cetak di screen menggunakan rakel.

d. Sumber Pembelajaran yang Berupa Buku atau Modul

Gambar 4.60. Sumber Pembelajaran Cetak Saring (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai pedoman

berupa buku atau modul. Adanya sumber pembelajaran ini mempermudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

123

guru dalam menyampaikan materi. Sumber pembelajaran yang digunakan

oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran cetak saring ini adalah: 1)

dkk. Buku ini merupakan buku pegangan wajib yang harus dimiliki oleh

guru maupun peserta didik karena buku ini diterbitkan oleh Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 2)

oleh Koko K. Arifien terbitan Yrama Widya Bandung.

e. Ruang Khusus yang Telah Disediakan di Bengkel Tekstil

Gambar 4.61. Pompa Air dan Bak untuk Mencuci (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Ruang khusus yang telah disediakan di bengkel tekstil untuk

mempermudah pelaksanaan pembelajaran cetak saring ini adalah: ruang

teori yang digunakan saat pelajaran teori berlangsung, ruang desain yang

di dalamnya terdapat meja gambar khusus untuk para peserta didik saat

mendesain, ruang gelap yang digunakan untuk membuat klise negatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

124

(melakukan proses afdruk), dan bak serta pompa air di luar bengkel tekstil

yang digunakan untuk mencuci.

5. Evaluasi Pembelajaran Cetak saring

Evaluasi pembelajaran merupakan hasil pengukuran kemampuan

peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan

saat pelaksanaan pembelajaran cetak saring di kelas XI Program Keahlian

Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yaitu evaluasi proses pembelajaran

cetak saring dan evaluasi hasil belajar cetak saring.

Alat evaluasi yang digunakan oleh guru untuk mengetahui daya serap

terhadap materi teori adalah berupa test tertulis dan test lisan. Test tertulis

yang digunakan berupa: 1) Test pilihan ganda, dalam test pilihan ganda ini

alternatif jawaban ada lima butir. 2) test isian, soal dalam test ini merupakan

suatu pernyataan yang belum lengkap, peserta didik harus melengkapi

pernyataan tersebut. 3) Test essai, merupakan pertanyaan yang menghendaki

jawaban berupa uraian yang mendalam dan relatif panjang.

Contoh soal untuk test essai yang tertulis di RPP pada pertemuan

pertama: 1) Jelaskan pengertian dari cetak saring! 2) Mengapa teknik cetak

saring dapat berkembang dengan cepat menjadi industri kecil yang mandiri?

3) Sebut dan jelaskan secara singkat 3 saja alat-alat yang diperlukan dalam

proses cetak saring! 4) Sebut dan jelaskan secara singkat 3 saja bahan-bahan

yang diperlukan dalam proses cetak saring!

Pada pelajaran praktek, guru melakukan evaluasi dengan cara observasi

atau mengamati kegiatan peserta didik selama melakukan parktik cetak saring

dan melihat hasil kerja (hasil karya) peserta didik selama praktik. Hasil kerja

(hasil karya) yang dibuat oleh peserta didik merupakan hasil akhir

pembelajaran cetak saring selama satu semester. Aspek dalam penilaian hasil

kerja (hasil karya) diperoleh dari beberapa aspek yaitu: 1) Aspek persiapan

kerja, memiliki bobot penilaian 15 %, yang terdiri dari: a) Persiapan tempat

karja yang memiliki bobot penilaian 5%, b) Persiapan alat dan bahan kerja

yang memiliki bobot penilaian 5%, c) Persiapan sumber dan acuan kerja yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

125

memiliki bobot penilaian 5%. 2) Aspek proses kerja, memiliki bobot

penilaian 25 %, yang terdiri dari: a) Sikap kerja peserta didik yang memiliki

bobot penilaian 5%, b) langkah kerja peserta didik yang memiliki bobot

penilaian 5%, c) Kemandirian kerja peserta didik yang memiliki bobot

penilaian 5%, d) Kerjasama kelompok yang memiliki bobot penilaian 5%, e)

Efisien dan efektifitas kerja peserts didik yang memiliki bobot penilaian 5%.

3) Aspek hasil karya, memiliki bobot penilaian 60%, yang terdiri dari: a)

Kreativitas peserta didik yang memiliki bobot penilaian 25%, b) Kebersihan

dan kerapian hasil karya yang memiliki bobot penilaian 15%, c) Ketepatan

waktu yang memiliki bobot penilaian 5%, d) Finishing karya yang memiliki

bobot penilaian 15%. Berikut adalah tabel penilaian hasil karya peserta didik

saat melakukan kegiatan praktek:

Tabel 4.1. Aspek dan Bobot Penilaian Hasil Karya Peserta Didik No. Aspek Indikator Penilaian Bobot

1. Persiapan (15 %) Tempat Kerja 5%

Alat dan Bahan 5%

Sumber atau Acuan 5%

2. Proses Kerja (25%) Sikap Kerja 5%

Langkah Kerja 5%

Kemandirian Kerja 5%

Kerjasama Kelompok 5%

Efisien dan Efektifitas Kerja 5%

3. Hasil Karya (60%) Kreativitas 25%

Kebersihan dan Kerapian 15%

Ketepatan Waktu 5%

Finishing karya 15%

Batas kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran produktif cetak saring

adalah 75.00. Peserta didik yang nilainya kurang dari 75.00 dianggap belum

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (belum kompeten) dan peserta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

126

didik tersebut diberikan kesempatan oleh guru untuk menempuh perbaikan

atau remidi. Berikut adalah hasil analisis nilai kompetensi mata pelajaran

produktif cetak saring kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri

9 Surakarta:

Hasil Analisis

Program Keahlian : Kriya Tekstil

Mata Pelajaran : Cetak Saring

Kelas / Semester : XI / IV

Tahun Pelajaran : 2011/2012

Ketuntasan Pembelajaran

Perorangan:

Banyak peserta didik seluruhnya: 32 peserta didik.

Banyak peserta didik yang tuntas belajar: 30 peserta didik.

Presentase banyak peserta didik yang tuntas belajar: 94%.

Presentase banyak peserta didik yang belum tuntas belajar: 6%.

Klasikal: Tuntas / Tidak Tuntas.

Kesimpulan

Perlu perbaikan secara klasikal untuk nomor soal: Ada / Tidak ada.

Perlu perbaikan secara individual: Ada / Tidak ada.

Keterangan

Daya serap perorangan:

Seorang peserta didik telah tuntas belajar apabila ia telah mencapai

nilai 75,00.

Daya serap klasikal:

Suatu klasikal telah tuntas belajar apabila kelas tersebut telah

terdapat 75 % yang telah mencapai daya serap 75%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

127

Hasil analisis tersebut diperoleh berdasarkan penghitungan sebagai

berikut:

a. Presentase peserta didik yang tuntas belajar diperoleh dari:

Peserta didik yang tuntas belajar x 100% = 30 x 100% = 94% Jumlah peserta didik seluruhnya 32

b. Persentase peserta didik yang belum tuntas belajar diperoleh dari:

Peserta didik yang belum tuntas belajar = 2 x 100% = 6% Jumlah peserta didik seluruhnya 32

c. Nilai akhir (hasil belajar) peserta didik diperoleh dari:

Nilai UH + Nilai UTS + Nilai HK + Nilai UUKK = Nilai Akhir 4

Keterangan: 1) UH = Ulangan Harian 2) UTS = Ulangan Tengah Semester 3) HK = Hasil Karya 4) UUKK = Ulangan Umum Kenaikan Kelas

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa di kelas XI

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta berjumlah 32

orang. Peserta didik yang telah mencapai standar KKM berjumlah 30 orang

dan yang belum tuntas belajar atau belum memenuhi standar KKM berjumlah

2 orang. Kedua peserta didik yang belum tuntas belajar tersebut diberikan

kesempatan untuk mengikuti perbaikan atau remidi. Presentase banyak

peserta didik yang telah tuntas belajar adalah 94% sedangkan presentase

banyak peserta didik yang belum tuntas belajar adalah 6%.

Berkaitan dengan batas kriteria ketuntasan minimal, Bapak Drs. Dalut

Heri Prasetyoko, selaku salah satu guru mata pelajaran produktif kriya tekstil

mengemukakan bahwa:

dianggap telah lulus dalam mata pelajaran produktif cetak saring ini atau dengan kata lain telah memenuhi standar kompetensi pembelajara, karena KKM setiap mata pelajaran produktif adalah 75. Secara klasikalpun demikian, sebuah kelas telah dianggap memenuhi standar kompetensi suatu mata pelajaran produktuf jika telah terdapat 75%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

128

siswa atau lebih yang memperoleh nilai 75 atau mencapai daya serap

Penuturan Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn dan Bapak Drs. Budi

Susanto mengenai sistem penilaian untuk mata pelajaran cetak saring adalah

sebagai berikut:

Kami selaku guru dalam melakukan penilaian selain melihat hasil karya siswa, juga memperhatikan aspek-aspek lainnya, misalnya sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, kedisiplinan siswa, persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, ketepatan mengumpulkan tugas, dan lain sebagainya. Jadi kami selaku guru selalu memperhatikan siswa-siswa saat mengikuti pelajaran, baik saat pelajaran teori maupun pelajaran praktek. Saat pelajaran teori, apakah ada siswa yang tidur atau mengobrol waktu kami memberikan materi. Saat pelajaran praktek, apakah siswa sudah bisa memegang rakel dan menyaputnya ke screen, apakah desain-desain yang dibuat oleh siswa adalah murni dari ide siswa sendiri atau merupakan pengembangan dari desain-desain yang sudah ada atau justru siswa 100% meniru desain-desain yang sudah ada

(12 Mei 2012).

aling bagus mungkin sampai 85. Kami tidak akan memberikan nilai 100 kepada siswa karena mata pelajaran cetak saring adalah mata pelajaran produktif, bukan mata pelajaran normatif dan adaptif. Misalkan dalam membuat desain motif, para siswa masih dibimbing oleh guru, mereka masih mengkonsultasikan desain yang mereka buat kepada guru; begitu pula saat melakukan proses pembuatan klise diapositif, proses afdruk, proses pencetakan, fiksasi warna dan pengemasan. Bimbingan dari guru masih mereka butuhkan sebagai upaya meningkatkan ketrampilan mer

Sebagian besar peserta didik berpendapat bahwa nilai yang mereka

peroleh cukup memuaskan namun dalam bekerja mereka masih merasa belum

sungguh-sungguh.

C. Penilaian Hasil Karya Cetak Saring

Hasil karya akhir dari pembelajaran cetak saring ini adalah membuat karya

kriya tekstil dengan teknik cetak saring. Saat materi pembelajaran mendesain,

peserta didik diberikan tugas untuk membuat desain t-shirt, syal, dan sapu tangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

129

(slayer). Setiap peserta didik diharuskan membuat beberapa alternatif desain yang

akan dicetak pada bahan tersebut. Beberapa desain yang dibuat oleh peserta didik

itu dikonsultasikan kepada guru untuk diberi masukan. Guru hanya menyetujui

satu desain terbaik dari beberapa desain yang dibuat oleh seorang peserta didik.

Setiap peserta didik memiliki sebuah desain yang telah disetujui oleh guru. Desain

tersebut kemudian dibuat klise diapositifnya. Saat materi memasuki proses afdruk,

dibentuklah tujuh kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat

sampai eman anggota. Tiap kelompok diwajibkan melakukan diskusi untuk

menentukan sebuah desain yang akan mereka cetak. Saat diskusi selesai dan tiap

kelompok mempunyai satu desain yang akan dicetak maka materi dilanjutkan ke

proses afdruk, proses cetak, dan fiksasi warna. Berikut adalah nilai hasil karya

cetak saring tiap-tiap kelompok.

1. Hasil Karya Kelompok 1

Kelompok 1 beranggotakan: Eko Siti Wahyuni, Indri Mayarita,

Wahyuti, dan Wika. Hasil karya dari kelompok 1 adalah sebuah sapu tangan

(slayer). Desain yang disablon dalam kelompok ini adalah desain buatan Eko

Siti Wahyuni yang merupakan desain kaki dengan tipografi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

130

Gambar 4.62. Hasil Karya Kelompok 1 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Tabel 4.2. Penilaian Hasil Karya Kelompok 1 No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 80 4.00

Alat dan Bahan 5% 85 4.25

Sumber atau Acuan 5% 80 4.00

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 85 4.00

Kemandirian Kerja 5% 85 4.25

Kerjasama Kelompok 5% 80 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 85 4.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

131

3. HK (60%) Kreativitas 25% 80 20.00

Kebersihan dan Kerapian 15% 80 12.00

Ketepatan Waktu 5% 80 4.00

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 81.00

2. Hasil Karya Kelompok 2

Kelompok 2 beranggotakan: Eka Maryana, Erna Duwyani, Septika Furi

Etikawati, dan Tutik Kurnia Sari. Hasil karya dari kelompok 2 adalah sebuah

sapu tangan (slayer). Desain yang disablon dalam kelompok ini adalah desain

buatan Eka Maryana yang berupa desain Shaun The Sheep yang diberikan

background pemandangan beserta tipografi bertuliskan

sesuai kreativitasnya.

Gambar 4.63. Hasil Karya Kelompok 2 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

132

Tabel 4.3. Penilaian Hasil Karya Kelompok 2

No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 70 3.50

Alat dan Bahan 5% 80 4.00

Sumber atau Acuan 5% 70 3.50

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 80 4.00

Kemandirian Kerja 5% 75 3.75

Kerjasama Kelompok 5% 80 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 70 3.50

3. HK (60%) Kreativitas 25% 80 20.00

Kebersihan dan Kerapian 15% 80 12.00

Ketepatan Waktu 5% 70 3.50

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 78.00

3. Hasil Karya Kelompok 3

Kelompok 3 beranggotakan: Ika Rahmawati, Fajar Wijiyanti S,

Jatmini, Rini Puji Lestari, dan Tyas Ayu Dyah Tuti. Hasil karya dari

kelompok 3 adalah sebuah sapu tangan (slayer). Desain yang disablon

dalam kelompok ini adalah desain buatan Ika Rahmawati yang berupa

desain kartun dengan tipografi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

133

Gambar 4.64. Hasil Karya Kelompok 3 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Tabel 4.4. Penilaian Hasil Karya Kelompok 3

No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 80 4.00

Alat dan Bahan 5% 80 4.00

Sumber atau Acuan 5% 75 3.75

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 80 4.00

Kemandirian Kerja 5% 75 3.75

Kerjasama Kelompok 5% 80 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 75 3.75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

134

3. HK (60%) Kreativitas 25% 85 21.25

Kebersihan dan Kerapian 15% 80 12.00

Ketepatan Waktu 5% 80 4.00

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 80.75

4. Hasil Karya Kelompok 4

Kelompok 4 beranggotakan: Lilis Suyanti, Melati Woro AW,

Mulyaningsih, dan Noliskawati. Hasil karya dari kelompok 4 adalah

sebuah sapu tangan (slayer). Desain yang disablon dalam kelompok ini

adalah desain buatan Melati Woro AW. yang berupa desain Hati dengan

tipografi

Gambar 4.65. Hasil Karya Kelompok 4 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

135

Tabel 4.5. Penilaian Hasil Karya Kelompok 4:

No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 70 3.50

Alat dan Bahan 5% 80 4.00

Sumber atau Acuan 5% 70 3.50

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 75 4.00

Kemandirian Kerja 5% 80 3.75

Kerjasama Kelompok 5% 80 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 70 3.50

3. HK (60%) Kreativitas 25% 80 20.00

Kebersihan dan Kerapian 15% 80 12.00

Ketepatan Waktu 5% 70 3.50

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 78.00

5. Hasil Karya Kelompok 5

Kelompok 5 beranggotakan: Elena Dea Rivera, Endah Puspitosari,

Martiana Sari, dan Putri Cahya Suci. Hasil karya dari kelompok 5 adalah

sebuah t-shirt (kaos). Desain yang disablon dalam kelompok ini adalah

desain buatan Putri Cahya Suci yang betema lingkungan hidup dengan

tipografi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

136

Gambar 4.66. Hasil Karya Kelompok 5 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Tabel 4.6. Penilaian Hasil Karya Kelompok 5

No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 80 4.00

Alat dan Bahan 5% 85 4.25

Sumber atau Acuan 5% 80 4.00

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 85 4.25

Kemandirian Kerja 5% 80 4.00

Kerjasama Kelompok 5% 85 4.25

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 75 3.75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

137

3. HK (60%) Kreativitas 25% 85 21.25

Kebersihan dan Kerapian 15% 85 12.75

Ketepatan Waktu 5% 80 3.75

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 80.25

6. Hasil Karya Kelompok 6

Kelompok 6 beranggotakan: Luluk Setia Wardani, Maria Dwi

Rahayu, Novi Nur Afitasari, dan Nurul Qoyyimah. Hasil karya dari

kelompok 6 adalah sebuah t-shirt (kaos). Desain yang disablon dalam

kelompok ini adalah desain buatan Nurul Qoyyimah yang berupa desain

batik dengan tipografi berupa kanji jepang dan bahasa inggris Solo

Child

Gambar 4.67. Hasil Karya Kelompok 6 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 161: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

138

Tabel 4.7. Penilaian Hasil karya Kelompok 6:

No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 80 4.00

Alat dan Bahan 5% 85 4.25

Sumber atau Acuan 5% 80 4.00

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 85 4.25

Langkah Kerja 5% 85 4.25

Kemandirian Kerja 5% 75 4.00

Kerjasama Kelompok 5% 80 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 80 3.75

3. HK (60%) Kreativitas 25% 85 20.00

Kebersihan dan Kerapian 15% 80 12.00

Ketepatan Waktu 5% 75 3.75

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 80.25

7. Hasil Karya Kelompok 7

Kelompok 7 beranggotakan: Ani Rukmana, Ayu Heni Puspitasari,

Diah Ayu Safitri, Eva Wahyu Wulandari, Nuri Yulaikhah, dan

Rochayatun. Hasil karya dari kelompok 7 adalah sebuah sapu tangan

(slayer). Desain yang disablon dalam kelompok ini adalah desain buatan

Eva Wahyu Wulandari yang berupa desain bambu dengan tipografi

bertuliskan Hasil karya kelompok ini sudah menggunakan dua

warna meskipun sebenarnya guru hanya menugaskan mencetak dengan

satu warna tunggal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 162: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

139

Gambar 4.68. Hasil karya Kelompok 7 (Dokumentasi: Aslam Hariyadi, 2012)

Tabel 4.8. Penilaian Hasil karya Kelompok 7 No. Aspek Indikator Penilaian Bobot Skor

(0-100)

Nilai

1. P (15%) Tempat Kerja 5% 80 4.00

Alat dan Bahan 5% 85 4.25

Sumber atau Acuan 5% 80 4.00

2. PK (25%) Sikap Kerja 5% 80 4.25

Langkah Kerja 5% 85 4.00

Kemandirian Kerja 5% 85 4.25

Kerjasama Kelompok 5% 85 4.00

Efisien & Efektifitas Kerja 5% 80 4.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 163: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

140

3. HK (60%) Kreativitas 25% 80 20.00

Kebersihan dan Kerapian 15% 85 12.00

Ketepatan Waktu 5% 80 4.00

Finishing karya 15% 80 12.00

Nilai Akhir Hasil Karya 81.00

D. Hasil Belajar Cetak Saring

Hasil belajar dari pembelajaran cetak saring adalah berupa nilai akhir yang

diperoleh dari :

Tabel 4.8. Daftar Nilai Akhir Mata Pelajaran Cetak Saring Siswa Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

No Nama Siswa L/P UH UTS HK UUKK N.A L/TL

1 Ani Rukmana P 76 80 81 78 78.75 L

2 Ayu Heni P. P 75 79 81 78 78.25 L

3 Diah Ayu Safitri P 75 78 81 77 77.75 L

4 Eka Maryana P 76 77 78 77 77.00 L

5 Eko Siti Wahyuni P 82 83 81 85 82.75 L

6 Elena Dea Rivera P 75 77 80 77 77.25 L

7 Endah Puspitosari P 76 77 80 79 78.00 L

8 Eni Rahayu P 76 78 - - 38.50 TL

9 Erna Duwyani P 77 79 78 77 77.75 L

N.A. = Nilai UH + Nilai UTS + Nilai HK + Nilai UUKK

4

Keterangan: 1) NA = Nilai Akhir 2) UH = Ulangan Harian 3) UTS = Ulangan Tengah Semester 4) HK = Hasil Karya 5) UUKK = Ulangan Umum Kenaikan Kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 164: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

141

10 Eva Wahyu W. P 81 82 81 83 81.75 L

11 Fajar Wijiyanti S. P 73 71 81 72 74.45 TL

12 Ika Rahmawati P 78 78 81 77 78.50 L

13 Indri Mayarita P 76 78 81 80 78.75 L

14 Jatmini P 76 76 81 79 78.00 L

15 Lilis Suyanti P 76 79 78 79 78.00 L

16 Luluk Setia W. P 77 78 80 77 78.00 L

17 Maria Dwi R. P 76 80 80 78 78.50 L

18 Martiana Sari P 78 78 80 77 78.25 L

19 Melati Woro AW. P 77 79 78 79 78.25 L

20 Mulyaningsih P 78 80 78 79 78.75 L

21 Noliskawati P 78 79 78 77 78.00 L

22 Novi Nur A. P 76 79 80 77 78.00 L

23 Nuri Yulaikhah P 76 77 81 78 78.00 L

24 Nurul Qoyyimah P 80 83 80 85 82.00 L

25 Putri Cahya Suci P 83 84 80 85 83.00 L

26 Rini Puji Lestari P 79 80 81 78 80.75 L

27 Rochayatun P 78 80 81 83 80.50 L

28 Septika Furi E. P 76 78 78 80 78.00 L

29 Tutik Kurnia Sari P 76 79 78 78 77.75 L

30 Tyas Ayu Dyah T P 78 78 81 77 78.75 L

31 Wahyuti P 78 79 81 78 79.00 L

32 Wika P 77 80 81 77 78.75 L

Nilai Rata-rata 77.50

Berdasarkan hasil belajar peserta didik selama satu semester saat

mengikuti mata pelajaran cetak saring, maka dapat disimpulkan bahwa siswa

Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstik SMK Negeri 9 Surakarta sebagian

besar telah mencapai nilai standart kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan

nilai tertinggi yaitu 83.00 dan nilai terendah yaitu 38.50. Terdapat dua peserta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 165: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

142

didik yang belun memenuhi nilai standart kriteria ketuntasan mininal, dengan nilai

yang dicapai 38.50 dan 74.45. Berdasarkan hasil tersebut, maka presentase jumlah

peserta didik yang telah memenuhi nilai standart kriteria ketuntasan minimal

adalah 94% sedangkan yang belum adalah 6%. Secara klasikal maka Kelas XI

Program Keahlian Kriya Tekstil telah memenuhi standart kriteria ketuntasan

minimal dengan nilai rata-rata kelas yaitu 77.50.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 166: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

143

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil studi tentang pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program

Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tujuan pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta adalah peserta didik mampu: a) Menjelaskan

dan memahami rambu-rambu tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

b) Menjelaskan dan memahami jenis, sifat dan fungsi dari alat serta bahan

yang digunakan. c) Menjelaskan dan memahami pengertian desain. d)

Menjelaskan dan memahami unsur-unsur desain. e) Menjelaskan dan

memahami prinsip-prinsip desain. f) Menjelaskan dan memahami contoh-

contoh desain yang sesuai pedoman. g) Membuat desain cetak saring untuk t-

shirt, syal, dan sapu tangan. h) Menjelaskan dan memahami cara membuat

diapositif. i) Membuat diapositif dari desain yang telah dibuat. j) Menjelaskan

dan memahami langkah-langkah proses afdruk. k) Melakukan proses afdruk

dengan benar (sesuai prosedur). l) Menjelaskan dan memahami langkah-

langkah proses pencetakan. m) Melakukan proses mencetakan dengan benar

(sesuai prosedur). n) Melakukan kegiatan fiksasi warna dengan benar (sesuai

prosedur). o) Membuat kemasan, jahitan, assesoris, bingkai, atau label

identitas karya.

2. Materi pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta adalah: a) Rambu-rambu tentang kesehatan

dan keselamatan kerja (K3). b) Jenis, sifat, dan fungsi dari alat dan bahan

yang digunakan. c) Pembuatan desain cetak saring. d) Pembuatan diapositif.

e) Proses afdruk. f) Proses pencetakan. g) Fiksasi warna. h) Pengemasan.

3. Metode yang digunakan oleh Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn., Bapak Drs.

Budi Susanto, dan Bapak Drs. Purwanto Joko Sulistyono selaku guru mata

pelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 167: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

144

Negeri 9 Surakarta adalah: a) Metode ceramah digunakan untuk

menyampaikan materi teori pengantar praktek. Saat metode ini digunakan,

sebagian peserta didik memperhatikan namun sebagian ada pula yang

berbicara sendiri dengan teman disampingnya. b) Metode tanya jawab

digunakan untuk menanyakan kepada peserta didik terkait materi yang telah

disampaikan. Hanya sebagian peserta didik yang menanyakan materi

pembelajaran yang belum dimengerti, begitu pula sebaliknya, hanya sebagian

yang berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c) Metode

diskusi digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh

peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Metode ini digunakan untuk

menentukan desain yang akan disablon dalam satu kelompok. d) Metode

instruksi (penberian tugas) diberikan kepada peserta didik saat materi teori

maupun praktek berlangsung. e) Metode demonstrasi digunakan untuk

memperagakan suatu proses kepada peserta didik, yaitu proses membuat

diapositif, proses afdruk, proses pencetakan, proses fiksasi warna, dan proses

pengemasan. f) Metode mengajar beregu (team teaching), dengan

menggunakan metode ini, Bapak Joko Agus Pambudi, S.Sn., Bapak Drs. Budi

Susanto, dan Bapak Drs. Purwanto Joko Sulistyono selaku guru mata

pelajaran cetak saring bekerja sama untuk menyampaikan materi dan

memberikan tugas kepada peserta didik dari pertemuan pertama sampai

terakhir.

4. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat pembelajaran cetak

saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta

adalah: a) Media audio dan visual, yang terdiri dari: LCD (Proyektor) yang

digantungkan di langit-langit serta laptop pribadi Bapak Joko Agus Pambudi,

S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, maupun Bapak Drs. Purwanto Joko

Sulistyono, papan tulis (white board) berukuran 240 x 120 cm, spidol (board

maker) dengan merk dagang Snowman, penghapus papan tulis, dan poster

hasil print out, b) Material collections, yang terdiri dari dokumentasi atau

hasil karya cetak saring yang dibuat oleh para peserta didik yang telah naik ke

kelas XII dan t-shirt yang sengaja dibeli oleh Bapak Joko Agus Pambudi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 168: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

145

S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, dan Bapak Drs. Purwanto Joko Sulistyono,

c) Benda-benda tiga dimensi, yaitu alat dan bahan yang diperlukan dalam

proses praktikum cetak saring, antara lain: alat dan bahan untuk mendesain

yaitu: pensil, karet penghapus, kertas HVS, kertas gambar ukuran A4, dan

pensil warna; alat dan bahan untuk membuat diapositif yaitu: mika transparan

ukuran A4 (21 x 29,7 cm), opaque ink, pen kodok, meja gambar, staples,

tempat air mineral yang difungsikan sebagai palet, dan bedak bayi dengan

alat dan bahan untuk proses afdruk yaitu: screen berjenis

polister multifilamen dengan kerapatan pori-pori 62 T dan berukuran 40 x 60

cm, busur, diapositif, larutan emulsi dan sensitizer (obat peka cahaya) dengan

hair dryer, meja afdruk, hand sprayer, busa dengan

ketebalan 5 cm dan berukuran 40 x 60 cm, triplek berukuran 40 x 60 cm, dan

kain hitam dengan ukuran 128 x 80 cm; serta alat dan bahan untuk proses

pencetakan yaitu: kain katun berwarna putih, klise negatif, textile screen ink

(Binder NF dan NF Medium SP), rakel berujung lancip, mangkuk plastik,

sendok plastik, lakban, setrika beserta meja setrika, dan pigmen berwarna

putih, hitam, merah, biru, kuning, d) Sumber pembelajaran yang berupa buku

atau modul dengan judul: usun oleh

Budiyono, dkk. terbitan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional dan

terbitan Yrama Widya Bandung.

e) Ruang khusus yang telah disediakan di bengkel tekstil yang terdiri dari:

ruang teori yang digunakan saat pelajaran teori berlangsung, ruang desain

yang di dalamnya terdapat meja gambar khusus untuk para peserta didik saat

mendesain, ruang gelap yang digunakan untuk membuat klise negatif dan bak

serta pompa air di luar bengkel tekstil yang digunakan untuk mencuci.

5. Evaluasi pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya

Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta yang digunakan oleh Bapak Joko Agus

Pambudi, S.Sn., Bapak Drs. Budi Susanto, dan Bapak Drs. Purwanto Joko

Sulistyono untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi teori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 169: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

146

yaitu berupa: test tertulis dan test lisan sedangkan pada pelajaran praktek,

evaluasi dilakukan dengan cara observasi atau mengamati sikap dan kegiatan

peserta didik selama melakukan parktek cetak saring dan melihat hasil kerja

(hasil karya) peserta didik selama praktek. Penilaian hasil kerja (hasil karya)

diperoleh dari beberapa aspek yaitu: a) Aspek persiapan kerja, memiliki

bobot penilaian 15 %, yang terdiri dari: 1) Persiapan tempat kerja yang

memiliki bobot penilaian 5%, 2) Persiapan alat dan bahan kerja yang

memiliki bobot penilaian 5%, 3) Persiapan sumber dan acuan kerja yang

memiliki bobot penilaian 5%. b) Aspek proses kerja, memiliki bobot

penilaian 25%, yang terdiri dari: 1) Sikap kerja peserta didik yang memiliki

bobot penilaian 5%, 2) langkah kerja peserta didik yang memiliki bobot

penilaian 5%, 3) Kemandirian kerja peserta didik yang memiliki bobot

penilaian 5%, 4) Kerjasama kelompok yang memiliki bobot penilaian 5%, 5)

Efisien dan efektifitas kerja peserts didik yang memiliki bobot penilaian 5%.

c) Aspek hasil karya, memiliki bobot penilaian 60%, yang terdiri dari: 1)

Kreativitas peserta didik yang memiliki bobot penilaian 25%, 2) Kebersihan

dan kerapian hasil karya yang memiliki bobot penilaian 15%, 3) Ketepatan

waktu yang memiliki bobot penilaian 5%, 4) Finishing karya yang memiliki

bobot penilaian 15%.

6. Hasil belajar cetak saring di Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil SMK

Negeri 9 Surakarta selama satu semester dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar peserta didik telah mencapai nilai standart kriteria ketuntasan minimal

(KKM) dengan nilai tertinggi yaitu 83.00 dan nilai terendah yaitu 38.50.

Terdapat dua peserta didik yang belun memenuhi nilai standart kriteria

ketuntasan mininal, dengan nilai yang dicapai 38.50 dan 74.45. Berdasarkan

hasil tersebut, maka presentase jumlah peserta didik yang telah memenuhi

nilai standart kriteria ketuntasan minimal adalah 94% sedangkan yang belum

adalah 6%. Secara klasikal maka Kelas XI Program Keahlian Kriya Tekstil

SMK Negeri 9 Surakarta telah memenuhi standart kriteria ketuntasan

minimal dengan nilai rata-rata kelas yaitu 77.50.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 170: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

147

B. Implikasi

Implikasi dari studi tentang pembelajaran cetak saring di Kelas XI Program

Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dapat mengetahui masalah penjadwalan pembelajaran yang

dilaksanakan di bengkel tekstil sehingga dapat mengupayakan pembelajaran

yang berlangsung di bengkel tekstil agar tidak bertabrakan antara kelas yang

satu dengan kelas yang lainnya.

2. Bagi para guru mata pelajaran produktif cetak saring, dapat mengetahui

bahwa dalam menerapkan metode mengajar beregu (team teaching) harus

didiskusikan terlebih dahulu sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

persepsi antar guru yang satu dengan yang lainnya tidak bertentangan dan

para peserta didik tidak binggung untuk menentukan pandangan mana yang

harus mereka ikuti serta dapat mengetahui kurangnya perencanaan

pembelajaran yang mengakibatkan tidak semua materi pembelajaran

disampaikan kepada peserta didik.

3. Bagi peserta didik, dapat mengetahui kurangnya kreativitas dalam membuat

desain untuk cetak saring.

C. Saran

Berdasarkan hasil studi tentang pembelajaran cetak saring di Kelas XI

Program Keahlian Kriya Tekstil SMK Negeri 9 Surakarta, penulis dapat

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran bagi pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan ruang belajar

sekaligus praktek untuk peserta didik program keahlian kriya tekstil,

khususnya kelas XI. Saat pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran produktif

kriya tekstil, semua peserta didik program keahlian kriya tekstil mulai dari

kelas X sampai XII bersama-sama menggunakan bengkel tekstil. Penggunaan

bengkel tekstil yang bersamaan ini tentunya mengganggu pelaksanaan

pembelajaran kelas yang lainnya, terlebih lagi saat pelajaran teori karena

antara ruang teori pertama dengan ruang teori kedua tidak memiliki sekat.

Diharapkan pihak sekolah dapat mengatur jadwal pembelajaran tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 171: STUDI TENTANG PEMBELAJARAN CETAK SARING DI …/Studi... · studi tentang pembelajaran cetak saring di kelas xi program keahlian kriya tekstil smk negeri 9 surakarta skripsi oleh :

148

sehingga pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di bengkel tekstil

dapat berjalan dengan efektif.

2. Saran bagi pihak guru mata pelajaran cetak saring, hendaknya dapat

meningkatkan lagi motivasi dan kreativitas peserta didik untuk berkarya,

khususnya dalam hal membuat desain cetak saring sehingga peserta didik

mampu membuat desain yang original hasil kreativitas mereka sendiri. Para

guru juga harus mencoba untuk menyamakan persepsi sebagai team teaching,

persepsi guru yang berbeda-beda dapat membuat peserta didik merasa

bingung untuk menentukan pandangan siapa yang harus mereka ikuti. Selain

itu juga hendaknya agar lebih teliti dalam merancang dan menganalisa

program pembelajaran agar semua materi pembelajaran dapat diberikan

kepada peserta didik.

3. Saran bagi para peserta didik, hendaknya menggunakan kreativitas yang

mereka miliki untuk membuat desain cetak saring. Peserta didik dalam

mendesain hendaknya tidak menjiplak desain-desain yang telah ada, paling

tidak mereka harus dapat mengubah dan mengembangkan desain yang telah

ada tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user